Anda di halaman 1dari 9

Kematian dan Persiapan sebelum kematian

Secara umum, pengertian mati adalah keluarnya roh dari jasad manusia. Secara ilmu medis,
manusia dikatakan mati apabila jantungnya sudah tidak berdetak. Sementara menurut Islam,
kematian adalah proses kembali kepada Allah dan mempertanggungjawabkan apa yang telah
dilakukannya di dunia. Kematian adalah babak baru kehidupan yang kekal di mana surga dan
neraka akan menanti kita di depan. Ada waktu di mana kita akan kembali dibangkitkan untuk
mempertanggungjawabkan segala perbuatan kita.
Sebagai manusia yang masih bernafas, tidak ada salahnya mengingat kematian dan mengingat
hidup setelah mati. Dengan begitu, kita akan takut berbuat buruk karena perbuatan kita akan
dipertanggungjawabkan.
Kita bisa mendefiniskan kematian melalui beberapa petikan ayat Alquran berikut ini.
1. Al Mukmin Ayat 10 – 11
Semasa hidup, mungkin kita hanya tahu bahwa hidup dan mati itu hanya sekali. Akan tetapi,
nanti setelah kita ada di akhirat, kita baru mengerti bahwa hidup dan mati sebenarnya adalah
dua kali. Manusia yang telah mati di dunia nantinya akan dibangunkan kembali pada hari
kiamat dan dikumpal di Padang Mahsyar. Pada saat itu, akan terlihat jelas perbedaan antara
orang kafir dan orang islam. Penjelasan ini bisa Anda temukan di Quran Surat Al Mukmin ayat
10 – 11.
2. Al A’raaf Ayat 172
Dalam ayat selanjutnya, allah menjelaskan bahwa Allah menciptakan manusia awalnya berupa
janin dalam rahim seorang ibu. Ketika janin berusia 120 hari, Allah akan meniupkan ruh ke
dalam janin. Itulah awal kehidupan manusia yang pertama kali. Kemudian ketika telah sampai
pada waktunya, Allah akan kembali memanggil hambanya ke sisinya.
3. Surat Yasin Ayat 51-52
Kematian merupakan awal menuju babak kehidupan yang baru. Hal ini dijelaskan dalam surat
Yasin ayat 51-52. Ketika terompet sangkakala telah ditiupkan, maka mereka yang telah mati
akan dibangkitkan kembali. Pada saat inilah sebagian besar manusia akan merasa menyesal
karena semasa hidup tidak berbakti kepada Allah SWT.

Apa perbedaan mati dan hidup??


Orang mati tidak lagi makan, minum, mendengar, mengenal, berfikir, tidak merasa apa yang
ada menurut pandanan kita, tidak berkembang, tidak bernafas, tidak menikah, tidak melahirkan
anak. Orang hidup sebaliknya.
Kematian itu juga ternyata ada ujian, sebagaimana diisyaratkan dalam firman Allah azza
wajalla:
)2( ‫) الَّذِي َخلَقَ ْال َم ْوتَ َو ْال َح َيا َة لِ َي ْبلُ َو ُك ْم َأ ُّي ُك ْم َأحْ َسنُ َع َماًل َوه َُو ْال َع ِزي ُز ْالغَ فُو ُر‬1( ‫ك َوه َُو َعلَى ُك ِّل َشيْ ٍء َقدِي ٌر‬
ُ ‫ك الَّذِي ِب َي ِد ِه ْالم ُْل‬ َ ‫َت َب‬
َ ‫ار‬
Maha suci Allah yang menguasai (segala) kerajan, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu,
yang menciptakan mati dan hidup untuk menguji kamu, siapa di antara yang lebih baik
amalnya. Dan dia maha perkasa lagi Maha Pengampum. (Qs. Al-Mulk : 1-2)
 
Maka dari itu, merupakan keharusan bagi setiap yang hidup untuk mempersiapkan diri
menghadapi kematian. Bahkan, persiapan itu dilakukan harus secara optimal. Mengapa? paling
tidak ada dua alasan :
Pertama, kematian itu sesuatu yang pasti datangnya. kematian itu datangnya secara tiba-tiba,
dan tak seorang pun yang mengetahui kapan kedatangannya. Ia adalah bagian dari perkara
ghaib yang hanya Allah saja yang mengetahuinya kapan kedatangannya, di mana saja seorang
tengah berada mungkin ia datang secara tiba-tiba. Allah azza wajalla mengabarkan:
ُ ‫َأ ْي َن َما َت ُكو ُنوا ي ُْد ِر ْك ُك ُم ْال َم ْو‬
ٍ ‫ت َولَ ْو ُك ْن ُت ْم فِي ُبر‬
‫ُوج ُم َشيَّدَ ٍة‬
Di mana pun kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu berada di
dalam benteng yang tinggi dan kokoh. (Qs. An-Nisa : 78)
 
‫ُوت ِإنَّ هَّللا َ َعلِي ٌم‬ ٍ ْ‫ْث َو َيعْ لَ ُم َما فِي اَأْلرْ َح ِام َو َما َت ْد ِري َن ْفسٌ َم َاذا َت ْكسِ بُ َغ ًدا َو َما َت ْد ِري َن ْفسٌ ِبَأيِّ َأر‬
ُ ‫ض َتم‬ َ ‫ِإنَّ هَّللا َ عِ ْندَ هُ عِ ْل ُم الس‬
َ ‫َّاع ِة َو ُي َن ِّز ُل ْالغَ ي‬
‫َخ ِبي ٌر‬
Sesungguhnya hanya di sisi Allah ilmu tentang Hari Kiamat; dan Dia menurunkan hujan, dan
mengetahui apa yang ada di dalam rahim. Dan tak seorang pun yang dapat mengetahui
(dengan pasti) apa yang akan dikerjakannya besok. Dan tidak ada seorang pun yang dapat
mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sungguh Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Mengenal. (Qs. Luqman : 34)
Kedua, kematian merupakan perjalanan yang panjang. Perjalanan yang hanya Allah yang tahu
secara pasti berapa lamanya. Bahkan itu adalah perjalanan menuju kehidupan yang kekal
abadi. Allah azza wajallaberfirman:
َ ‫َّار اآْل خ َِر َة لَ ِه َي ْال َح َي َوانُ َل ْو َكا ُنوا َيعْ لَم‬
‫ُون‬ َ ‫َو َما َه ِذ ِه ْال َح َياةُ ال ُّد ْن َيا ِإاَّل لَهْوٌ َولَ ِعبٌ َوِإنَّ الد‬
Dan Tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya
akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui.(Qs. Al-Ankabut : 64)
 
Persiapan Setiap Saat
Oleh karena itu, maka persiapan harus dilakukan setiap saat, tidak mengenal waktu karena
kematian itu juga tidak kenal waktu dan tempat kedatangannya, ia menjemput kapan saja dan
dimana saja hanya Allah yang tahu saatnya dan tempatnya. Oleh karenanya, Rasulullah –
shallallahu ‘alahi wasallam– mengisyaratkan hal ini di dalam hadisnya:
َ ‫ك َق ْب َل ه َِر ِم‬
،‫ك‬ َ ‫ َش َبا َب‬:‫ْس‬
ٍ ‫اغ َت ِن ْم َخ ْمسًا َق ْب َل َخم‬ ُ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ل َِرج ٍُل َوه َُو َيع‬
ْ ” :ُ‫ِظه‬ َ ِ ‫ َقا َل َرسُو ُل هَّللا‬:‫ َرضِ َي هَّللا ُ َع ْن ُه َما َقا َل‬،‫َّاس‬
ٍ ‫ْن َعب‬
ِ ‫َع ِن اب‬
َ ‫ك َق ْب َل َم ْوت‬
“ ‫ِك‬ ُ ‫اغَك َق ْب َل‬
َ ِ‫ش ْغل‬
َ ‫ َو َح َيا َت‬،‫ك‬ َ ‫ك َق ْب َل َف ْق ِر‬
َ ‫ َو َف َر‬،‫ك‬ َ ‫ َوغِ َنا َء‬،‫ك‬
َ ‫ك َق ْب َل َس َق ِم‬
َ ‫َوصِ حَّ َت‬
Dari Ibnu Abbas- semoga Allah meridhonya-, ia berkata, Rasulullah-shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda kepada seorang lelaki dan beliau memberikan wejangan kepadanya, “manfaatkallah
sebaik mungkin lima perkara sebelum (datang) lima perkara ; (yaitu) masa mudamu sebelum
tiba masa tuamu, masa sehatmu sebelum datang masa sakitmu, masa kayamu sebelum
datang masa miskinmu, masa luangmu sebelum datang masa sibukmu dan masa hidupmu
sebelum datang kematianmu. (HR. Al-Hakim di dalam al-Mustadrak, no.7846).
 
Dan, untuk mendorong serta mengingatkan manusia agar selalu mempersiapkan diri
menghadapi kematian dan kehidupan setelahnya, maka Nabi –shallallahu ‘alaihi wasallam–
sering memerintahkan agar banyak mengingat kematian itu sendiri. Karena dengannya seorang
turus teringatkan dengan kehidupan hakiki lagi abadi setelah kehidupan fana di dunia ini
sehingga ia pun akan termotivasi dan terdorong untuk mempersiapakan dirinya dengan
mengumpulkan bekal-bekal perjalanannya sebanyak mungkin.
. ))ِ‫ َأ ْك ِثرُوا ذ ِْك َر َهاذ ِِم اللَّ َّذات‬:-‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬
َ - ِ ‫ (( َقا َل َرسُو ُل هَّللا‬:‫َعنْ َأ ِبي ه َُري َْر َة َقا َل‬
Dari Abu Hurairah-semoga Allah meridhainya-, ia berkata, adalah Rasulullah –shallallahu ‘alaihi
wasallam– sering mengatakan, “perbanyaklah oleh kalian mengingat
penghancur(pemutus) kenikmatan/kelezatan. (HR. Ibnu Hibban di dalam Shahihnya, no.2995).
Penghancur/pemutus kelezatan yang dimaksud yaitu kematian. Tidak diragukan bahwa
kematian itu akan memutus kelezatan kehidupan di dunia. Ini adalah fakta yang tak
terbantahkan.
Apa bekal yang harus dipersiapan?
Pembaca yang budiman, lalu apa bekal yang harus dipersiapkan untuk menghadapi kematian
dan perjalanan yang panjang setelahnya sehingga ia akan sampai pada tujuannya dengan
aman dan merengkuh kehidupan yang membahagiaan di tempat tujuannya?
Amal Shaleh yang dilandasi dengan keimanan yang benar kepada Allah itulah bekalnya yang
harus dipersiapkan. Itu merupakan bentuk nyata dari ketakwaan yang merupakan sebaik-baik
bekal dalam mengarungi kehidupan. Allah azza wajalla berfirman,
َ ُ‫صالِحً ا مِنْ َذ َك ٍر َأ ْو ُأ ْن َثى َوه َُو مُْؤ ِمنٌ َفلَ ُنحْ ِي َي َّن ُه َح َيا ًة َط ِّي َب ًة َولَ َنجْ ِز َي َّن ُه ْم َأجْ َر ُه ْم ِبَأحْ َس ِن َما َكا ُنوا َيعْ َمل‬
‫ون‬ َ ‫َمنْ َع ِم َل‬
Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan
beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan
sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa
yang telah mereka kerjakan. (Qs. An-Nahl : 97)
 
Semakin banyak amal shaleh yang dilakukannya, timbangan amal baiknya di akhirat kelak
semakin berat pula. Semakin berat timbangan kebaikannya, semakin ringan timbangan
keburukannya, maka orang yang demikian ini keadaannya, ia akan mendapatkan
keberuntungan, Allah azza wajalla berfirman,
َ ‫ِين َخسِ رُوا َأ ْنفُ َس ُه ْم ِب َما َكا ُنوا ِبآ َيا ِت َنا َي ْظلِم‬
.‫ُون‬ َ َ‫ازي ُن ُه َفُأول‬
َ ‫ِئك الَّذ‬ ْ ‫ َو َمنْ َخ َّف‬.‫ُون‬
ِ ‫ت َم َو‬ َ َ‫ازي ُن ُه َفُأول‬
َ ‫ِئك ُه ُم ْال ُم ْفلِح‬ ْ َ‫َو ْال َو ْزنُ َي ْومَِئ ٍذ ْال َح ُّق َف َمنْ َثقُل‬
ِ ‫ت َم َو‬
Timbangan pada hari itu ialah kebenaran (keadilan), maka barangsiapa berat timbangan
kebaikannya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung. Dan siapa yang ringan
timbangan kebaikannya, maka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, disebabkan
mereka selalu mengingkari ayat-ayat kami. (Qs. Al-A’raf : 8-9)
 
َ ‫ِين َخسِ رُوا َأ ْنفُ َس ُه ْم فِي َج َه َّن َم َخالِد‬
.‫ُون‬ َ ‫ازي ُن ُه َفُأولَِئ‬
َ ‫ك الَّذ‬ ْ ‫ َو َمنْ َخ َّف‬.‫ُون‬
ِ ‫ت َم َو‬ َ َ‫ازي ُن ُه َفُأول‬
َ ‫ِئك ُه ُم ْال ُم ْفلِح‬ ْ َ‫َف َمنْ َثقُل‬
ِ ‫ت َم َو‬
Barangsiapa yang berat timbangan (kebaikan)nya, maka mereka itulah orang-orang yang dapat
keberuntungan. Dan barangsiapa yang ringan timbangannya, maka mereka itulah orang-orang
yang merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di dalam neraka Jahannam. (Qs. Al-Mukminun :
102-103)
 
.‫او َي ٌة‬ ‫ُأ‬ ْ ‫ َوَأمَّا َمنْ َخ َّف‬.ٍ‫ َفه َُو فِي عِ ي َش ٍة َراضِ َية‬.ُ‫ازي ُنه‬ ْ َ‫َفَأمَّا َمنْ َثقُل‬
ِ ‫ َف ُّم ُه َه‬.ُ‫ازي ُنه‬
ِ ‫ت َم َو‬ ِ ‫ت َم َو‬
Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan)nya, maka ia berada dalam
kehidupan yang memuaskan. Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan
(kebaikan)nya, maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah (Qs. Al-Qari’ah : 6-9)
Bagaimana salafus sholeh mengingat kematian
Umais al-Qarni berkata, “Jadikanlah kematian sebagai bantalmu saat kamu tidur dan jadikan ia
pelupuk matamu. Jika kamu bangun berdoalah pada Allah untuk memperbaiki hati dan niatmu.
Kamu tidak akan pernah mampu mengobati sesuatu yang lebih berat daripada hati dan niat.
Adakalanya niatmu malah berpaling darimu dan adakalanya hatimu berpaling namun niatmu
datang menghampiri. Dan janganlah kamu melihat kepada kecilnya dosa tetapi lihatlah kepada
keagungan Dzat yang kamu maksiati.
Ibnu Muthi memandang rumahnya terkagum-kagum dengan keindahannya lalu ia menangis
dan berkata Demi Allah jika tidak ada kematian niscaya aku senang denganmu. Jika kamu bisa
menjadi penolong dari sempitnya kuburan niscaya kami senang dengan kehidupan duni
kemudian ia menangis dengan keras
Muadz bin Jabal saat kematian mendatanginya diwaktu sahur, ia bertutur kepada putranya,
“Keluarlah, apakah fajar telah terbit? Setelah anaknya itu melihat di langit, ia menjawab,
“Belum. “Jawab puttranya. Apakah fajar telah terbit? Setelah anaknya itu melihat lagnit, ia
menjawab, “Ya, fajar sudah terbut.” Maka ia berkata. “Ya, fajar sudah terbit. Maka ia berkata,
“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari subuh menuju ke neraka. Ya
Allah, Engkau mengetahui bahwa aku menyukai hidup bukan karena bercocok tanam, juga
bukan karena mengalirkan sungai, atau membangun istana. Tetapi untuk apa engkau menyukai
hidup, hai Abdurrahman Muadz bin Jabal? Aku menyukai hidup karena tiga hal; puasa di siang
hari yang panas, qiyamulail dan berkumpul dengan orang-orang alim di majelis zikir.
Ruh hin Mudrik berkata, “Sekarang berbuat baiklah sebelum kamu sakit sehingga ringgkih
(lemah), kamu tua sehingga rapuh, kamu mati lalu terlupakan kamu dikubur sehingga hancur,
kamu dibangkitkan dan hidup kembali, kemudian kamu dihapadapkan dan diadili, menunggu
dan menerima keputusan, atas apa yang kamu perbuat dan lakukan, kamu menghilangkan dan
memusnahkan sesuatu yang merusak kejelakan-kejelekanmu syahfatmu. Sekarang berbuat
baiklah saat kamu dalam keadaan sehat sejahtera.

Umar bin Abdul Aziz melewati kuburan. Maka ia berkata, “Wahai kematian, apa yang engkau
perbuat terhadap orang-orang yang dicintai? Manakah para kekasih tercinta itu? Mana dia
rekan dan teman? Mana dia saudara dan ikhwan? Manakah pendampign dan pengawal…?
Wahai maut apa engkau lakukan terhadap orang-orang yang kami cintai? Tidak ada seorang
pun yang hadir menjawab. Lalu dia berkata dengan air mata bercucuran. “Tahukah kalian apa
yang diucapkan oleh kematian? Orang-orang menjawab, “Tidak.” Umar berkata, “Kematian
menyatakan; aku memakan kedua bola mata, aku melumatkan dua mata, aku telah memishkan
telapak tangan dari lengan, dan aku telah memisahkan lengan dari bahu tangan”
Rabi’ ibn Khutsaim menggali sebuah kuburan di halaman rumahnya. Setiap kali merasa hatinya
keras, dia langsung memasuki kuburan itu dan berbaring di dalamnya untuk beberapa lama
berulang-ulang mengatakan,…ya Tuhanku kembalikan aku ke dunia mudah-mudahan aku
selalu beramal shalih selama Engkau hidupkan aku (QS Al-Mu’minun 99-100) akhirnya dia
berkata, “Hari Rabi’, kamu telah kebali ke dunia maka beramallah! Dia juga pernah berkata,
“Seandainya ingatan tentang kematian pergi menginggalkan hatiku sesaat saja, nicaya hatiku
hancur!
Bisyr bin al-Haristz al-hafi suatu saat ada yang menegur, “Tidakkah engkau beristirahat karena
Allah dimalam hari walau sejenak? Beliau menjawab, “Rasulullah melaksanakan sholat kaki
sampai bengkak-bengkak padahal beliau diampuni dosanya yang dulu dan yang kemudian, lalu
bagaimana aku bisa tidur sedangkan aku tidak tahu, apakah Allah mengampuni dosaku atau
tidak meski hanya satu? Beliau ditanya kenapa tidak tidur! Jawabny, “Aku takut kematian
menjemputku saat tidur. Beliau berkata, “Bersegeralah-bersegerlah, sesungguhnya setiap saat
diwaktu pagi dan malam pergi membawa umur!
Agar ingat dengan kematian :
1. Memberisihkan hatinya dari semua kesibukan duniawi Tidak terlalu bahagia dengan
kemewahan dunia atau dengan sesuatu yang didapatkannya, serta jangan terlalu bersedih
dengan problematika dunia yang dihadapi atau musibah yang menimpanya, bersikap wajar
saja. Seperti dalam firman Allah,
Kami beritahukan semua ini agar kalian tidak berputus asa karena gagal meraih sesuatu
atau berbangga diri karena berhasil medapatkan apa yang Allah berikan kepada kalian.
(QS Al-Hadid[57]23)
2.Membiasakan dirinya untuk melayat jenazah, menziarahi kubur untuk mendapatkan nasehat
dan mengingat kematian. Membiaakan dirinya untuk melhat mayat ketika dikubur dalam liang
kuburnya. Karena itu akan memberikan bekas bagi orang yang mempunyai hati.
Rasulullah saw bersabda, “Dahulu aku melarangmu untuk menziarahi kubur. Namun
sekarang, ziarahilah kubur karena hal tersebut dapt melembutkan hati, meneteskan air
mata, dan mengingatkan kepada akhirat (HR Bukhari & Muslim)
3. Merenungi orang yang sudah meninggal dunia dan mereka meninggalkan harta warisan
yang banyak. Namun, harta yang diwariskannya ini tidak bermanfaat baginya seteleh
kematianya kecuali harta yang disedekahkan
Rasulullah saw bersabda, “Siapkah di antara kamu yang lebih suka kepada harta yang
diwariskan daripada hartanya yang sudah di sedekahkan. Para sahabat berkata “Ya
Rasulullah, tidak ada satupun dari kamu yang lebih cinta kecuali kepada harta sendiri.”
Rasul berkata, “Sesungguhnya harta yang dimiliki memberikan manfaat adalah harta
yang telah disedekahkan. Sedangkan harta warisan adalah harta yang ditinggalkannya
Beliau juga bersabda, “Jika manusia mati maka segala amalnya terputus kecuali tiga
perkara yaitu shadawah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak shaleh yang
mendokannya (HR Bukhari)
Dalam hadis yang lain, “Orang yang meninggal dunia diikuti oleh tiga perkara; sanaak
keluarganya, hartanya dan amalnya. Makayang dua perkara kembali dan yang tersisa
tinggal satu perkara. Sanak keluarga dan hartanya akan kembali dan yang tertinggal
hanya amalnya (HR Muslim)
4. Untuk mempersiapkan kematian maka di mulai dengan melakukan sedeka jariyah dan
mengamalkan ilmu yang diketahui.
Ibnu Jauzi memberi nasehat, “Hendaklah seseorang berusaha memiliki anak yang akan
berdzikir kepada Allah sepeninggalannya, sehingga pahalanya juga dapat ia rasakan. Atau
hendaklah ia menulis kitab atau buku tentang ilmu. Sebab menulis ilmu ibarat anaknya yang
akan tetap kekal. Dari kitabnya akan dinukil orang lain. Inilah yang tak pernah mati. Suatu kaum
telah meninggal mereka masih hidup
5. Mengingat-ngingat dan membayangkan teman-temanya yang sudah meninggal dunia. Dan
bertanya kepada dirinya sendiri, kapan akan berjumpa dengan mereka dan dengan keadaan
bagaiamana dirinya
6. Di antara cara mengingat menulis sebuah kalimat diatas kertas kemudian ditempelkan di
hadapannya atau tempat yang bisa selalu dilihatnya. Abu Ishaq saar meninggal di bawah
bantalnya ada tulisan secarik kertas yang berbunyi, “Seseorang membisikkan, “Perbaikilah
amalmu, sungguh telah dekat ajalmu ”Anaknya berkata, bila ayahmya merasa malas beramal ia
mengeluarkan kertasnya di bacanya lagi lalu muncul kembali semangatnya.

7 PERSIAPAN MANUSIA UNTUK MENGHADAPI DATANGNYA KEMATIAN.

1. Memperbanyakkan Bertaubat Dan Beristighfar Kepada Allah SWT.


Rasulullah SAW pernah menasihati umatnya agar sentiasa bertaubat kepada Allah SWT :
"Sesungguhnya Allah SWT masih menerima taubat hamba-Nya sebelum rohnya sampai ke
tenggorokan " (HR at-Tirmidzi).
Sabda Rasulullah SAW yang lain bermaksud :
"Orang yang bertaubat dari dosanya adalah seperti orang yang tidak punya dosa". (HR. Ibnu
Majah) .

2. Betulkan Ibadah Sholat Kita Dan Belajar Untuk Lebih Khusyuk.


Jangan kita selalu melambat-lambatkan sholat bagi lelaki cuba sholat berjemaah di masjid atu
di surau. Sholat adalah amalan yg pertama disemak di hari akhirat nanti jika sholat diterima
maka amalan lain juga akan diterima.
Daripada Abu Hurairah, katanya bahawa Rasulullah SAW bermaksud:
"Sesungguhnya amalan yang mula-mula sekali dihisabkan seseorang pada hari kiamat
mengenainya ialah solatnya, jika solatnya diterima, maka sesungguhnya beruntung dan
berjayalah ia. Jika solatnya tidak diterima, maka kecewa dan rugilah ia. Jika terkurang
daripadanya solat fardu sesuatu. Allah SWT berfirman: 'Periksalah, adakah hambaku itu
mempunyai sholat-sholat sunat untuk dicukupkan dengannya apa yang terkurang daripada
solat fardu. Demikianlah keadaan amalan lain."(HR At-Tirmidzi).

3. Menyelesaikan Semua Hutang-hutang.


Roh seorang Mukmin yang beriman atau pun roh seorang syuhada akan tergantung diantara
langit dan bumi kerana hutangnya yg belum diselesaikan. Jangan tangguh-tangguh untuk
membayar hutang. Apabila mempunyai wang yang cukup terus membayarnya.
Salah satu perkara yang sangat menakutkan apabila hutang itu tidak dapat diselesaikan ialah
bilamana orang yang masih menanggung hutang itu mati atau meninggal dunia dalam keadaan
hutang yang belum habis diselesaikan. Anak-anak , isteri dan waris-waris pula tidak tahu
ataupun tidak mahu bertanggung jawab untuk menyelesaikan hutang si mati di mana mengikut
hadis org yg mati sedangkan ia masih berhutang maka rohnya terapung-apung dilangit dan
semua amalannya tergantung.
"Dari Abi Hurairah Radiallahuanhu katanya: Telah bersabda Rasulullah SAW maksudnya : "Roh
seseorang Mukmin itu tergantung-gantung (dihalang daripada tempat yang mulia) dengan
sebab hutangnya sehinggalah hutangnya itu dilunaskan.''(HR. Al-Tarmizi).

4. Perbanyakkan Sedekah Jariah.


Termasuk dalam kategori sedekah jariah ialah harta yang diwaqafkan, termasuk tanah, rumah,
kebun atau lain-lainnya untuk dimanfaatkan oleh orang lain. Misalnya, seseorang mewaqafkan
bangunan untuk dijadikan sekolah, asrama, hospital, masjid dan yang seumpamanya.

Mendirikan bangunan untuk kepentingan awam yang dihalalkan Islam juga dikira sedekah
jariah. Selagi harta benda yang diwaqafkan itu masih wujud dan dinikmati faedahnya olah
umum maka tuan punya harta itu akan mendapat pahalanya berterusan semasa ia hidup dan
sesudah ia mati.
Daripada Abu Hurairah, Rasulullah SAW ada bersabda yang bermaksud: “Apabila seorang
mati, putuslah amalannya kecuali tiga perkara, (iaitu): Sedekah jariah, ilmu yang memberi
faedah kepada orang lain atau anak yang solih yang berdo'a untuknya.” (HR. Bukhari dan
Muslim).

5. Menuntut Ilmu Yang Bermanfaat.


Ilmu yang dapat dimanfaatkan maksudnya ilmu yang diajarkan ketika seseorang itu masih
hidup dan ia kemudiannya dimanfaatkan pula oleh orang lain, maka pahala mengajar itu
berterusan selagi orang yang menerima ilmu itu mengamalkannya.
Pahala diterima oleh mereka yang menyebarkan ilmu berkekalan hingga hari kiamat selagi
manusia dapat manfaat daripada ilmu yang diajarkan itu. Ilmu yang disebarkannya itu, sama
ada melalui syarahan, penulisan kitab, akhbar atau majalah atau apa-apa rakaman yang dapat
dirujuk dalam bentuk cetak dan elektronik maka ia mendapat ganjaran berkekalan.
Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah SAW. bersabda maksudnya :
"Sesiapa yang mengajak ke jalan hidayah, maka baginya dari pahala seperti pahala (sebanyak
pahala) pengikutnya, dengan tidak mengurangi sedikit pun dari pahala mereka. Dan sesiapa
yang mengajak ke jalan sesat, maka menanggung dosa sebanyak dosa-dosa pengikutnya,
dengan tidak mengurangi dari dosa-dosa mereka sedikit pun". (HR. Imam Muslim).

6. Anak Yang Sholeh Yang Mendo'akan Kedua Ibu Bapanya .


Anak yang dididiknya ketika hayatnya hingga menjadi orang soleh dan sentiasa mendo'akan
kesejahteraan ibu bapanya sesudah meninggal dunia.
Do'anya itu bukan sahaja rahmat kepada kedua ibu bapanya yang masih hidup atau yang telah
mati, tetapi akan membawa kebaikan dan pahala yang besar kepada anak itu sendiri.
Sungguh beruntung anak yang sentiasa mengingati kedua ibu bapanya dengan mendoakan
mereka selepas mengerjakan solat dan semasa berada pada hari baik bulan baik atau semasa
berada di tanah suci yang sangat berkat dan mustajab doa padanya.
‫ص ِغيْرً ا‬ ْ ِّ‫رب‬.
َ ‫اغفِرْ لِي َول َِوالِدَيَّ َوارْ َح ْم ُه َما” َك َما َر َّب َيانِي‬ َ
"Ya Tuhanku, ampunilah dosaku dan dosa kedua ibu bapaku serta cucurilah rahmat kepada
mereka berdua sebagaimana mereka telah mencurahkan kasih sayangnya memelihara dan
mendidikku semasa kecil."

Sebab itu eloklah ia mengakhiri doanya dengan menyebut:


‫ِك َيا َأرْ َح َم الرَّ ا ِح ِمي َْن‬ ِ ‫ت اَألحْ َيا ِء ِم ْن ُه ْم َواَألمْ َوا‬
َ ‫ت ِب َرحْ َمت‬ ِ ‫ت َو ْالمُْؤ ِم ِني َْن َو ْالمُْؤ ِم َنا‬
”ِ ‫ول ِْلمُسْ لِ ِمي َْن َو ْالمُسْ لِ َما‬.َ
"Dan ampunilah dosa-dosa orang-orang Islam lelaki dan perempuan; dan dosa orang-orang
yang beriman, lelaki dan perempuan; yang hidup dan yang mati. Dengan kelimpahan rahmat-
Mu wahai Tuhan yang tidak ada taranya tentang limpahan rahmat-Nya.
Di dalam Syurga, seseorang diangkat darjatnya oleh Allah SWT lalu dia bertanya kepada Allah:
“Ya Tuhanku, bagaimana saya mendapat darjat kebesaran ini?”.

Firman Allah SWT bermaksud : “Ini disebabkan do'a anakmu yang memohonkan keampunan
bagimu.” (HR. Imam Ahmad).

7. Meminta Maaf Kepada Semua Orang Yang Kita Pernah Melakukan Kesalahan Kepada
Mereka
Tidak perlu menunggu Hari Raya. Dosa mengumpat, memfitnah, menyakiti hati orang dan
mengambil hak mereka. Jika kita telah terambil hak atau barang-barang mereka maka
pulangkanlah dan memohonnamoun dan maaf kepada orangnya.
Anak segeralah memohon ampun kepada kedua ibu bapa. Isteri hendaklah segera memohon
ampun kepada suami. Murid hendaklah memohon kemaafan kepada guru-guru. Kita hendaklah
memohon maaf kepada saudara-mara, jiran tetangga, sahabat handai, rakan sekerja dan
sesiapa saja yang kita rasa telah melakukan dosa kerana Allah SWT tidak akan
mengampunkan dosa yang dibuat sesama manusia.

Pepatah melayu ada megatakan : "Sediakan payung sebelum hujan" untuk kita menghadapi
saat kematian maka kita perlu sediakan tujuh perkara sebelum kita dipanggil pulang oleh Allah
SWT.

Firman Allah SWT maksudnya : “Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan
hati yang puas lagi direrdhaiNya. Maka masuklah ke dalam jema’ah hamba-hamba-Ku.
Masuklah ke dalam Syurga-Ku” (Surah Al-Fajr ayat 27-30.

Allah SWT berfirman dalam surah Surah Ali-Imran, ayat 185:


‫ُور‬ َ ‫ار َوُأ ْد ِخ َل ْال َج َّن َة َف َق ْد َف‬
ِ ‫از َو َما ْال َح َياةُ ال ُّد ْن َيا ِإاَّل َم َتا ُع ْال ُغر‬ َ ‫ت َوِإ َّن َما ُت َو َّف ْو َن ُأج‬
ِ ‫ُور ُك ْم َي ْو َم ْالقِ َيا َم ِة َف َمن ُزحْ ِز َح َع ِن ال َّن‬ ِ ‫س َذاِئ َق ُة ْال َم ْو‬
ٍ ‫ُك ُّل َن ْف‬
Ertinya:
"Tiap-tiap yang bernyawa akan merasai mati, dan bahawasanya pada hari kiamat sahajalah
akan disempurnakan balasan kamu. Ketika itu sesiapa yang dijauhkan dari neraka dan
dimasukkan ke syurga maka sesungguhnya ia telah berjaya. Dan (ingatlah bahawa) kehidupan
di dunia ini (meliputi segala kemewahannya dan pangkat kebesarannya) tidak lain hanyalah
kesenangan bagi orang-orang yang terpedaya".
Ya Allah jadikan kami hamba yang beriman kepada-Mu. Dan matikan kami sebagai matinya
orang yang beriman kepada-Mu. Mudah-mudahan hidup kami sentiasa mempersiapkan diri
untuk menghadapi datangnya kematian yag akan datang kepada kaki bila-bika masa sahaja.
Aamiinn Yaa Robbal 'Aalamiin !!!!!

Anda mungkin juga menyukai