Sop Pelyanan Resusitasi
Sop Pelyanan Resusitasi
04
RUMAH SAKIT TK III SLAMET RIYADI
TENTANG
Menimbang: a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit TKIII
Slamet Riyadi , maka diperlukan penyelenggaraan pelayanan resusitasi yang
seragam.
b. Bahwa agar pelayanan resusitasi yang seragam di Rumah Sakit TKIII Slamet
Riyadidapat terlaksana dengan baik, perlu adanya kebijakan Kepala Rumah
Sakit TKIII Slamet Riyadisebagai landasan bagi penyelenggaraan pelayanan
Rumah Sakit Tk III Slamet Riyadi.
Mengingat : 1. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit.
KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya dan apabila dikemudian hari
ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya.
Ditetapkan diSurakarta
Pada Tanggal17 Juli 2018
KepalaRumah Sakit Tk. III Slamet
Riyadi,
Kebijakan Umum
1. Peralatan di unit harus selalu dilakukan pemeliharaan dan kalibrasi sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
2. Pelayanan di unit harus seialu berorientasi kepada mutu dan keselamatan pasien.
3. Semua petugas unit wajib memiliki izin sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
4. Dalam melaksanakan tugasnya setiap petugas wajib mematuhi ketentuan dalam K3
(Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
5. Setiap petugas harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar prosedur operasional
yang berlaku, etika profesidan menghormati hak pasien.
6. Pelayanan unit dilaksanakan dalam 24 jam.
7. Penyediaan tenaga harus mengacu kepada pola ketenagaan.
8. Untuk melaksanakan koordinasi dan evaluasi wajib dilaksanakan rapat rutin bulanan minimal
satu bulan sekaii.
9. Setiap bulan wajib membuat laporan.
Kebijakan Khusus
1. Setiap orang yang bisa melakukan tindakan BHD, dalam hal ini petugas medis atau petugas
Iain yang telah memiliki sertifikat dapat melakukan tindakan BHD
2. Ada 4 kunci dalam melakukan resusitasi yaitu: Segera mengenali pasien dengan gangguan
napas dan sirkulasi, aktifkan Code Blue, segera lakukan Resusitasi jantung Paru (RJP)
sampai bantuan datang dan lakukan tindakan terintegrasi setelah pasien dinyatakan henti
jantung/ "Cardiac Arrest".
3. Sumber: 2010 America Heart Association Guidelines for CPR and ECG, 2010 Handbook of
Emergency Cardiovascular Care For Healthcare Provider.
4. Setiap kegawatdaruratan henti nafas dan atau hehti jantung pada pasien yang memungkinkan
untuk dapat ditolong ditangani dengan mengaktifkan "Code Blue"
5. Tim Code Blue terdiri dari:
a. Dokter Anestesi sebagai coordinator tim Code Blue
b. Dokter umum sebagai Anggota tim Code Blue
c. Perawat 1,2 dan 3 sebagai anggota tim Code Blue
d. Code blue kit yang terdiri dari :
1) Ambu bag dewasa dan anak
2) Sungkup ambu bag dewasa, anak dan neonates
3) Stetoskop ABN
4) Oksigen tabung kecil 2 liter
5) Laringoskop dewasa & anak
6) Endotrakealtube dewasa & anak
(no. 3-3,5-4-4,5-5,5-6-6,5-7)
7) Mandarin
8) Selang suction
9) Selang O2
10)Mayo (no. 1-2-3-4-5)
11) Plester
12) Cairan infus : RL 1 flabot
13) Infus transfuse set 14)Abbocath
No. 18 – 20 – 22 – 24
15) Tourniquet
16) Spuit 1cc – 3cc – 5cc – 10cc
17) Nasal kanul, masker, NRM
18) Masker APD
19) Handscoon Steril ( No. 6 – 6,5 – 7 – 7,5)
20) Tensimeter jarum
21) Thermometer
22) Oksimetri
23) Penlight/senter
24) Obat-obatan emergency :
- Epinephrine
- Sulfas Atropin
- Amiodaron
- Diazepam sup & ampul
25) Alat cek GDS & stik GDS
26) D40% 2 flush
27) Elektroda
28) Gel
29) Hepafix
30) Alkoholpad
6. Untuk pasien yang dinyatakan “Do Not Resuscitation" (DNR) dinyatakan dengan pengisian
Informed Consent oleh keluarga yang diketahui oleh DPJP dan "Case Manager".
7. Petugas medis (perawat, dokter, dan spesialis) penemu pertama pasien ancaman gangguan
napas dan sirkulasi dapat melakukan tindakan bantuan hidup dasar (BHD), kemudian
petugas lainnya mengaktifkan "Code Blue"
3. Persiapan alat :
3 helai kain (handuk, selimut)
Alat penghisap lendir de lee dalam kotak alat steril
Alat resusitasi tabung dan sungkup dalam kotak alat steril
Jam/pencatat waktu (stop watch)
Handscoen
Menggelar kain ke 1 di perut ibu/dekat perineum ibu untuk
mengeringkan bayi
Menggelar kain ke 2 ditempat resusitasi untuk
membungkus bayi
Menggulung kain ke 3 untuk ganjal bahu bayi, dibawah kain
ke 2
Meletakkan kotak alat dekat tempat resusitasi
4. Persiapan diri
Mengenakan alat pelindung diri sebelum persalinan
Mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun lalu keringkan
PROSEDUR Mengenakan handscoen menjelang kelahiran
B. PENILAIAN BBL
1. Penilaian resusitasi BBL : sesudah ketuban pecah, sebelum bayi
lahir
2. Memastikan apakah air ketuban bercampur mekonium (letak
kepala)
3. Sesudah bayi dilahikan : menilai nafas bayi (menangis teratur,
megap-megap, atau tidak bernafas)
4. Keputusan resusitasi BBL :
Memutuskan resusitasi bila bayi tak bernafas atau megap-
mega
Memutuskan resusitasi bila ketuban bercampur
mekonium
DENKESYAH 04.04.04 RESUSITASI BAYI BARU LAHIR
RS TK III SLAMET RIYADI
1. Tim “Code Blue” sama dengan tim resusitasi yang terdiri dari :
a. Ketua tim : dokter penanggung jawab Anastesi atau dokter jaga
atau dokter yang menggantikan pada saat dokter penanggung
jawab tidak berdinas
PENGERTIAN b. Perawat jaga 24 jam (Koordinator dan Unit)
c. Perawat 2 orang
2. DPJP Utama adalah dokter yang bertanggung jawab terhadap pasien
di ruangan tersebut