Anda di halaman 1dari 16

DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 04.04.

04
RUMAH SAKIT TK III SLAMET RIYADI

KEPUTUSAN KEPALA RUMAH SAKIT TK III SLAMET RIYADI


NOMOR : KEP/ 185/ VII/2018

TENTANG

KEBIJAKAN TENTANG PELAYANAN RESUSITASI YANG SERAGAM


RUMAH SAKIT TK III SLAMET RIYADI

KEPALA RUMAH SAKIT TK III SLAMET RIYADI

Menimbang: a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit TKIII
Slamet Riyadi , maka diperlukan penyelenggaraan pelayanan resusitasi yang
seragam.

b. Bahwa agar pelayanan resusitasi yang seragam di Rumah Sakit TKIII Slamet
Riyadidapat terlaksana dengan baik, perlu adanya kebijakan Kepala Rumah
Sakit TKIII Slamet Riyadisebagai landasan bagi penyelenggaraan pelayanan
Rumah Sakit Tk III Slamet Riyadi.

c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b perlu


ditetapkan dengan Keputusan Kepala Rumah Sakit TKIII Slamet Riyadi.

Mengingat : 1. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit.

2. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang


Kesehatan.

1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


1438/MENKES/PER/IX/2010 tentang Standar Pelayanan Kedokteran.

2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


290/MENKES/PER/IX/2008 tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran.
MEMUTUSKAN
Menetapkan :

KESATU : KEPUTUSAN KEPALA RUMAH SAKIT TK III SLAMET RIYADI


TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN RESUSITASI YANG SERAGAM
DI RUMAH SAKIT TK III SLAMET RIYADI

KEDUA : Kebijakan pelayanan resusitasidi Rumah SakitTKIII Slamet Riyadi sebagaimana


tercantum dalam lampiran keputusan ini.

KETIGA : Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pelayanan resusitasi yang


seragamdi Rumah Sakit TK III Slamet Riyadi dilaksanakan oleh Kepala
Urusan Pelayanan Medik Rumah Sakit TK III Slamet Riyadi

KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya dan apabila dikemudian hari
ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan diSurakarta
Pada Tanggal17 Juli 2018
KepalaRumah Sakit Tk. III Slamet
Riyadi,

Dr. Ardianto Pramono, Sp.Rad (K) RI


Letnan Kolonel Ckm NRP 11030001600475
Lampiran
Keputusan Kepala Rumah Sakit Tk III Slamet Riyadi
Nomor : KEP/185/VII/2018
Tanggal : 17 Juli 2018

KEBIJAKAN PELAYANAN RESUSITASI YANG SERAGAM


RUMAH SAKIT TK III SLAMET RIYADI

Kebijakan Umum
1. Peralatan di unit harus selalu dilakukan pemeliharaan dan kalibrasi sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
2. Pelayanan di unit harus seialu berorientasi kepada mutu dan keselamatan pasien.
3. Semua petugas unit wajib memiliki izin sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
4. Dalam melaksanakan tugasnya setiap petugas wajib mematuhi ketentuan dalam K3
(Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
5. Setiap petugas harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar prosedur operasional
yang berlaku, etika profesidan menghormati hak pasien.
6. Pelayanan unit dilaksanakan dalam 24 jam.
7. Penyediaan tenaga harus mengacu kepada pola ketenagaan.
8. Untuk melaksanakan koordinasi dan evaluasi wajib dilaksanakan rapat rutin bulanan minimal
satu bulan sekaii.
9. Setiap bulan wajib membuat laporan.

Kebijakan Khusus
1. Setiap orang yang bisa melakukan tindakan BHD, dalam hal ini petugas medis atau petugas
Iain yang telah memiliki sertifikat dapat melakukan tindakan BHD
2. Ada 4 kunci dalam melakukan resusitasi yaitu: Segera mengenali pasien dengan gangguan
napas dan sirkulasi, aktifkan Code Blue, segera lakukan Resusitasi jantung Paru (RJP)
sampai bantuan datang dan lakukan tindakan terintegrasi setelah pasien dinyatakan henti
jantung/ "Cardiac Arrest".
3. Sumber: 2010 America Heart Association Guidelines for CPR and ECG, 2010 Handbook of
Emergency Cardiovascular Care For Healthcare Provider.
4. Setiap kegawatdaruratan henti nafas dan atau hehti jantung pada pasien yang memungkinkan
untuk dapat ditolong ditangani dengan mengaktifkan "Code Blue"
5. Tim Code Blue terdiri dari:
a. Dokter Anestesi sebagai coordinator tim Code Blue
b. Dokter umum sebagai Anggota tim Code Blue
c. Perawat 1,2 dan 3 sebagai anggota tim Code Blue
d. Code blue kit yang terdiri dari :
1) Ambu bag dewasa dan anak
2) Sungkup ambu bag dewasa, anak dan neonates
3) Stetoskop ABN
4) Oksigen tabung kecil 2 liter
5) Laringoskop dewasa & anak
6) Endotrakealtube dewasa & anak
(no. 3-3,5-4-4,5-5,5-6-6,5-7)
7) Mandarin
8) Selang suction
9) Selang O2
10)Mayo (no. 1-2-3-4-5)
11) Plester
12) Cairan infus : RL 1 flabot
13) Infus transfuse set 14)Abbocath
No. 18 – 20 – 22 – 24
15) Tourniquet
16) Spuit 1cc – 3cc – 5cc – 10cc
17) Nasal kanul, masker, NRM
18) Masker APD
19) Handscoon Steril ( No. 6 – 6,5 – 7 – 7,5)
20) Tensimeter jarum
21) Thermometer
22) Oksimetri
23) Penlight/senter
24) Obat-obatan emergency :
- Epinephrine
- Sulfas Atropin
- Amiodaron
- Diazepam sup & ampul
25) Alat cek GDS & stik GDS
26) D40% 2 flush
27) Elektroda
28) Gel
29) Hepafix
30) Alkoholpad
6. Untuk pasien yang dinyatakan “Do Not Resuscitation" (DNR) dinyatakan dengan pengisian
Informed Consent oleh keluarga yang diketahui oleh DPJP dan "Case Manager".
7. Petugas medis (perawat, dokter, dan spesialis) penemu pertama pasien ancaman gangguan
napas dan sirkulasi dapat melakukan tindakan bantuan hidup dasar (BHD), kemudian
petugas lainnya mengaktifkan "Code Blue"

KepalaRumah Sakit Tk. III Slamet Riyadi,

Dr. Ardianto Pramono, Sp.Rad (K) RI


Letnan Kolonel Ckm NRP 11030001600475
DENKESYAH 04.04.04 RESUSITASI JANTUNG PARU
RS TK III SLAMET RIYADI

No. Dokumen No Revisi Halaman

SPO/PAP/119/VII/2018 0/0 1/3

Tanggal terbit Ditetapkan,


STANDAR PROSEDUR Kepala RS Tk.IIISlametRiyadi,
OPERASIONAL
(SPO)
17 Juli 2018

Dr. Ardianto Pramono, Sp.Rad (K) RI


Letnan Kolonel Ckm NRP
11030001600475

Resusitasi jantung paru-paru atau CPR adalah tindakan pertolongan


pertama pada orang yang mengalami henti napas karena sebab-sebab
tertentu. CPR bertujuan untuk membuka kembali jalan napas yang
menyempit atau tertutup sama sekali. CPR sangat dibutuhkan bagi orang
PENGERTIAN
tenggelam terkena serangan jantung, sesak napas karena syok akibat
kecelakaan, terjatuh dan sebagainya.

Memberikan bantuan hidup dasar sebagai pertolongan pertama pada henti


TUJUAN jantung nafas sampai datang bantuan medis.

Keputusan kepala Rumah Sakit Tk III Slamet Riyadi Nomor :


KEP/185/VII/2018 tentang pelayanan resusitasi yang seragam Rumah Sakit
KEBIJAKAN
Tk III Slamet Riyadi

1. Kaji kesadaran pasien


Panggil sambil menepuk korban/ bayi
2. Jika korban tidak merespon
PROSEDUR
a. Panggil bantuan atau hubungi 133
b. Jika sendiri segera lakukan RJP
DENKESYAH 04.04.04 RESUSITASI JANTUNG PARU
RS TK III SLAMET RIYADI

No. Dokumen No Revisi Halaman

SPO/PAP/119/VII/2018 0/0 2/3

c. Posisikan anak atau bayi pada permukaan datar sambil menopang


kepala dan leher bayi
3. Buka jalan napas
a. Lakukan maneuver Head Tilt-Chin Lift
b. Buka mulut korban dan periksa adanya benda asing dan
keluarkan benda asing dengan jari telunjuk hanya jika tampak
4. Berikan bantuan napas
a. Periksa keberadaan napas korban : lihat, dengarkan,
rasakan/detik)
b. Letakkan kuping dan kaji diatas mulut dan hidung korban dan
lihat adanya gerakan dada naik dan turun
c. Dengarkan adanya udara yang keluar saat mengeluarkan napas
dan rasakan hembusan udaranya
5. Kaji nadi branchial
PROSEDUR
a. Raba nadi di bagian carotis selama 10 detik
b. Jika tidak teraba nadi atau tidak pasti nadi teraba maka lakukan
RJP
6. Memposisikan tangan pada dada korban
a. Letakkan jari tengah pada puting susu bayi
b. Buat garis lurus antar puting susu dengan manis, jari tengah dan
jari telunjuk
c. Letakkan ketiga jari pada tulang sternum (breastbone)
d. Posisikan jari-jari tegak
e. Angkat jari telunjuk namun posisikan jari tengah dan jari
manis pada sternum
f. Lakukan kompresi
DENKESYAH 04.04.04 RESUSITASI JANTUNG PARU
RS TK III SLAMET RIYADI

No. Dokumen No Revisi Halaman

SPO/PAP/119/VII/2018 0/0 3/3

7. Tehnik kompresi dada yang benar


a. Tekan dada 4 - 5 cm
b. Sebutkan tehnik perhitungan 1
sampai 30
c. Kompresi dada rata-rata dilakukan 100 per menit
d. Berikan 5 siklus 30 kompresidadadiikuti dengan 2 napas
8. Setelah kira-kira 2 menit RJP, Kaji nadi Jika tidak teraba nadi
lakukan ulang RJP
PROSEDUR
9. Jika nadi ada tetapi napas tidak ada, lakukan napas
bantuan.dg BVM
a. Tiup “ 2 seribu, 3 seribu"
b. Berikan 20 napas bantuan dalam 1 menit
10. Jika napas dan nadi ada, stop RJP
11. Bila napas dan nadi tetap tidak ada lakukan sampai anda lelah
atau bantuan datang

Instalasi Gawat Darurat, Instalasi Rawat Inap, Instaldik, Instalasi


RawatJalan, Instalasi Radiologi, Urusan Administrasi, Instalasi Kamar
UNIT TERKAIT
operasi, Unit Laboratorium.
DENKESYAH 04.04.04 RESUSITASI BAYI BARU LAHIR
RS TK III SLAMET RIYADI

No. Dokumen No Revisi Halaman

SPO/PAP/120/VII/2018 0/0 1/5

Tanggal terbit Ditetapkan,


STANDAR PROSEDUR Kepala RS Tk.IIISlametRiyadi,
OPERASIONAL
(SPO)
17 Juli 2018

Dr. Ardianto Pramono, Sp.Rad (K) RI


Letnan Kolonel Ckm NRP
11030001600475

Adalah tindakan untuk memulihkan kembali kesadaran bayi akibat


PENGERTIAN berhentinya fungsi jantung dan paru yang berorientasi pada otak.

Tujuan utama : melindungi otak secara manual dari kekurangan oksigen


dan melindungi kerusakan sel-sel otak yang berdampak pada kecacatan
bahkan kematian.
Tahap I :Sebagai upaya untuk menyelamatkan kehidupan bayi, dimulai
TUJUAN dengan penilaian BBL dilanjutkan dengan pemberian bantuan hidup dasar
untuk oksigenisasi darurat.
Tahap II : memulai kembali sirkulasi yang spontan Tahap
III : untuk pengelolaan intensif pasca resusitasi

Keputusan Kepala Rumah Sakit tk III Slamet RiyadiNomor :


KEBIJAKAN KEP/185/VII/2018 tentang pelayanan resusitasi yang
seragamRumah Sakit Tk III Slamet Riyadi
A. PERSIAPAN RESUSITASI BBL
Menyiapkan resusitasi BBL sebelum menolong persalinan setiap
persalinan
1. Persiapan keluarga :
Membahas dengan keluarga persiapan persalinan dan resusitasi
PROSEDUR
BBL
2. Persiapan tempat :
 Menyiapkan ruangan yang hangat, tidak dingin
 Menyiapkan tempat resusitasi yang rata, keras, bersih,
kering, hangat
DENKESYAH 04.04.04 RESUSITASI BAYI BARU LAHIR
RS TK III SLAMET RIYADI

No. Dokumen No Revisi Halaman

SPO/PAP/120/VII/2018 0/0 2/5

3. Persiapan alat :
 3 helai kain (handuk, selimut)
 Alat penghisap lendir de lee dalam kotak alat steril
 Alat resusitasi tabung dan sungkup dalam kotak alat steril
 Jam/pencatat waktu (stop watch)
 Handscoen
 Menggelar kain ke 1 di perut ibu/dekat perineum ibu untuk
mengeringkan bayi
 Menggelar kain ke 2 ditempat resusitasi untuk
membungkus bayi
 Menggulung kain ke 3 untuk ganjal bahu bayi, dibawah kain
ke 2
 Meletakkan kotak alat dekat tempat resusitasi
4. Persiapan diri
 Mengenakan alat pelindung diri sebelum persalinan
 Mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun lalu keringkan
PROSEDUR  Mengenakan handscoen menjelang kelahiran

B. PENILAIAN BBL
1. Penilaian resusitasi BBL : sesudah ketuban pecah, sebelum bayi
lahir
2. Memastikan apakah air ketuban bercampur mekonium (letak
kepala)
3. Sesudah bayi dilahikan : menilai nafas bayi (menangis teratur,
megap-megap, atau tidak bernafas)
4. Keputusan resusitasi BBL :
 Memutuskan resusitasi bila bayi tak bernafas atau megap-
mega
 Memutuskan resusitasi bila ketuban bercampur
mekonium
DENKESYAH 04.04.04 RESUSITASI BAYI BARU LAHIR
RS TK III SLAMET RIYADI

No. Dokumen No Revisi Halaman

SPO/PAP/120/VII/2018 0/0 3/5

C. TINDAKAN RESUSITASI BBL : LANGKAH AWAL


Bila bayi tak bernafas atau megap-megap, lakukan langkah berikut
:
1. Memberitahu ibu dan keluarga sambil mulai langkah awal
2. Memotong tali pusat dengan cepat, tidak diikat atau dibubuhi
apapun
Jaga bayi tetap hangat
3. Membungkus bayi dengan kain ke 1 yang ada di
perut/dekat perineum
4. Memindahkan bayi terbungkus ke tempat resusitasi yang
disiapkan
Atur posisi bayi
5. Meletakkan bayi terlentang dengan ganjal kain dibawah
bahunya
6. Mengatur posisi kepala bayi sedikit ekstensi agar jalan nafas
terbuka
Isap Lendir
PROSEDUR 7. Menghisap lendir dengan alat pengisap lendir de lee
8. Melakukan isapan lendir pada mulut dulu, sedalam < 5 cm
9. Melakukan isapan lendir pada hidung sedalam < 3 cm
10. Mengisap lendir waktu menarik keluar tidak waktu
memasukkannya
Keringkan dan rangsang bayi
11. Mengeringkan bayi mulai muka, kepala, tubuh dengan sedikit
tekanan
12. Menepuk atau menyentil telapak kaki bayi
13. Menggosok punggung, perut, dada atau tungkai bayi dengan
telapak tangan
Atur kembali posisi kepala bayi dan bungkus bayi
14. Mengganti kain ke 1 yang basah dengan kain dibawahnya yang
kering
15. Membungkus bayi dengan kain kering, muka dan dada
terbuka
16. Mengatur kembali posisi kepala bayi agar sedikit ekstensi
DENKESYAH 04.04.04 RESUSITASI BAYI BARU LAHIR
RS TK III SLAMET RIYADI

No. Dokumen No Revisi Halaman

SPO/PAP/120/VII/2018 0/0 4/5

Lakukan penilaian bayi


17. Menilai apakah bayi bernafas normal, tidak bernafas atau
megap-megap
18. Memberikan bayi kepada ibu bila bayi bernafas normal
19. Meletakkan bayi ke dada ibu dan menyelimuti bayi
bersama ibunya
20. Menganjurkan ibu segera menyusui bayinya
21. Mulai ventilasi bila bayi tidak bernafas, megap-megap, nafas
lemah
Bila air ketuban bercampur mekonium lakukan
langkah berikut :
Saat kepala bayi lahir, sebelum bahu dilahirkan
22. Menghisap lendir dari mulut lalu hidung bayi di perineum
Setelah seluruh badan bayi lahir
23. Menilai apakah bayi bernafas atau tidak
Bila bayi tidak bernafas
24. Membuka lebar mulut bayi, usap mulut bayi, ulangi
PROSEDUR menghisap lendir
25. Menilai, apakah bayi bernafas atau tidak
Bila bayi bernafas
26. Melanjutkan dengan langkah awal seperti no 1-21

D. ASUHAN PASCA RESUSITASI


Bila resusitasi berhasil, bayi bernafas normal :
1. Konseling
Melakukan konseling kepada ibu/keluarga tentang asuhan BBL
2. Asuhan BBL dan pemantauan
a. Bila nafas bayi dan warna kulit normal, berikan bayi
kepada ibunya
Meletakkan bayi di dada ibu (skin to skin) dan
menyelimutikeduanya
 Menganjurkan ibu segera menyusui bayinya dan
membelainya
 Memberikan Vit K 1mg i.m dan salep mata
DENKESYAH 04.04.04 RESUSITASI BAYI BARU LAHIR
RS TK III SLAMET RIYADI

No. Dokumen No Revisi Halaman

SPO/PAP/120/VII/2018 0/0 5/5

b. Pemantauan seksama bayi pasca resusitasi selama 2 jam


 Memeriksa adanya tarikan dinding dada
 Mengamati apakah nafas bayi megap-megap atau
merintih
 Menghitung frekuensi nafas bayi, apakah <
30/menit atau >60/menit
 Memantau bayi yang berwarna pucat walau
bernafas normal
 Mengamati apakah bayi biru
 Mengamati apakah bayi lemas
PROSEDUR c. Jaga bayi tetap hangat dan kering
3. Pencatatan
Membuat catata identitas, langkah tindakan, hasil
resusitasi, waktu
4. Bila resusitasi tidak berhasil
a. Melakukan konseling kepada ibu/keluarganya untuk
dukungan moral
b. Memantau kondisi ibu nifas dan perawatan payudara
c. Membuat catatan lengkap dan laporan kematian

Unit Obstetri dan Ginekologi, Unit Perinatologi, Instalasi Kamar


UNIT TERKAIT
Operasi
DENKESYAH 04.04.04 PROSEDUR PELAKSANAAN “CODE BLUE DAN
RS TK III SLAMET RIYADI RESUSITASI SAAT DARURAT

No. Dokumen No Revisi Halaman

SPO/PAP/ 121/VII/2018 0/0 1/4

Tanggal terbit Ditetapkan,


STANDAR PROSEDUR Kepala RS Tk.IIISlametRiyadi,
OPERASIONAL
(SPO) 17 Juli 2018

Dr. Ardianto Pramono, Sp.Rad (K) RI


Letnan Kolonel Ckm NRP
11030001600475

1. Tim “Code Blue” sama dengan tim resusitasi yang terdiri dari :
a. Ketua tim : dokter penanggung jawab Anastesi atau dokter jaga
atau dokter yang menggantikan pada saat dokter penanggung
jawab tidak berdinas
PENGERTIAN b. Perawat jaga 24 jam (Koordinator dan Unit)
c. Perawat 2 orang
2. DPJP Utama adalah dokter yang bertanggung jawab terhadap pasien
di ruangan tersebut

1. Menyediakan petugas yang bertanggung jawab untuk melaksanakan


resusitasi pada saat darurat pada pasien dengan kegawatan sistem
organ atau henti jantung-paru pada semua pasien, staf dan orang lain
yang berada di dalam area tugasnya dan berkoordinasi dengan tim
TUJUAN pelayanan rumah sakit sesuai kebutuhan di lapangan.
2. Menyediakan sistem yang selalu siap tanpa batasan waktu yang
langsung merespon jika ada kondisi ”code blue”

Keputusan kepala Rumah Sakit tk III Slamet Riyadi Nomor :


KEBIJAKAN KEP/185/VII/2018 tentang pelayanan resusitasi yang seragam
Rumah Sakit tk Rumah Sakit tk III Slamet Riyadi
DENKESYAH 04.04.04 PROSEDUR PELAKSANAAN “CODE BLUE DAN
RS TK III SLAMET RIYADI RESUSITASI SAAT DARURAT

No. Dokumen No Revisi Halaman

SPO/PAP/ 121/VII/2018 0/0 2/4

Pasien ditemukan pingsan, periksa nadi, pernapasan dan Perawat atau


detak jantung. Periksa apa ada persetujuan DNR pada staf rumah sakit
rekam medis. Bila tidak ada persetujuan DNR maka. yang lain
Aktifkan ”Code Blue” dengan menghubungi “133”
dengan menyebutkan lokasi terjadinya :”Code blue”
Mulakukan bantuan Hidup dasar (BHD) sampai Perawat
tim ”Code Blue” datang
Dorong emergency trolley/tas emergency ke Perawat
ruangan lokasi ”code blue” agar mudah digunakan
jika diperlukan
RESPON TIM ”CODE BLUE”
PROSEDUR
Pengkajian segera dilakukan untuk segera Dokter ketua
melakukan tindakan selanjutnya Tim ”Code
Blue”
PENATALAKSANAAN
Memerintahkan salah satu anggota tim untuk memeriksa Ketua, Kepala
adanya persetujuan DNR Perawat Jaga
hari itu dan Tim
”Code
Blue”
DENKESYAH 04.04.04 PROSEDUR PELAKSANAAN “CODE BLUE DAN RESUSITASI
RS TK III SLAMET RIYADI SAAT DARURAT

No. Dokumen No Revisi Halaman

SPO/PAP/ 121/VII/2018 0/0 3/4


Kaji respon dan kondisi pasien : Anggota Tim
a. Jika pasien tidak berespon, kaji nadi dan ”Code Blue”
kemampuan bernapas
b. Jika tidak ada nadi dan napas spontan dan henti
jantung dan paru terdeteksi lakukan RJP
c. Defibrilasi harus segera dilakukan jika monitor
pasien menunjukkan ventricular
defibrilasi (VT)

Berikan pernapasan bantuan dengan menggunakan Dokter Ketua


oksigen resusictator (ambu bag) dan lakukan tindakan Tim
pemasangan Endotracheal Tube (ETT) intubasi untuk
memberikan pernapasan yang
adekuat.
Kepala perawat jaga berkoordinasi untuk konsultasi ke Anggota Tim
tim pelayanan lain sesuai instruksi ketua tim ”Code ”Code Blue”
PROSEDUR Blue”. Misal konsul intubasi ke anastesi jika tim gagal
melakukan intubasi 3 kali ( kesulitan intubasi, leher
pendek, dll) konsul perawatan ICU
untuk antisipasi pasca resusitasi dan lain-lain
Lakukan kompresi dada jika diperlukan Anggota tim
”Code Blue ”
Pasang monitoring pasien Anggota tim
”Code Blue ”
Lakukan pemasangan infuse untuk memasukkan Anggota tim
obat ”Code Blue ”
Tindakan penyelamatan pasien dilakukan dan salah satu Ketua tim
anggota lain menerangkan pada anggota keluarga pasien
tentang tindakan yang sedang
dilakukan dan tujuan tindakan dilakukan
Semua tindakan dan terapi dicatat dan dilaporkan pada Dokterruanga
ketua tim sampai pasien stabil n, anggotatim
“Code Blue”
DENKESYAH 04.04.04 PROSEDUR PELAKSANAAN “CODE BLUE DAN
RS TK III SLAMET RIYADI RESUSITASI SAAT DARURAT

No. Dokumen No Revisi Halaman

SPO/PAP/121/VII/2018 0/0 4/4

PENGAKTIFAN ”CODE BLUE” PENANGGUN


G
JAWAB
Periksa analisa gas darah dan pemeriksaan darah yang Anggota tim
lain jika diperlukan untuk melakukan pengkajian lebih ”Code Blue ”
lanjut atau kepala
perawat jaga
Hubungi ICU untuk melakukan pemindahan pasien Anggota tim
jika diperlukan ”Code Blue ”
Siapkan kotak emergency yang dapat dibawa berisi obat Perawatruang
emergency, monitor pasien yang dapat dibawa, oksigen an
dorong untuk memindahkan pasien jika pasien dianggap
sudah cukup stabil untuk
PROSEDUR dipindahkan ke ICU
Lakukan pemindahan pasien jika gambaran ekg Tim “Code
sudah berirama teratur dan sirkulas ipasien dan napas Blue”
spontan
RESUSITASI YANG TIDAK BERHASIL
Hentikan RJP setelah diputuskan oleh hasil diskusi antara Ketuatim
dokter ruangan dan ketua tim “Code Blue” bahwa pasien “Code Blue”
tidak berespon terhadap semua
tindakan dan pengobatan
DOKUMENTASI
Catat semua tindakan pada catatan terintegrasi secara Ketuatim
jelas dan bertahap secara lengkap dan teliti. Laporan “Code Blue”
akan ditandatangani oleh ketua tim “Code
Blue”
Komite Medik, Uryanmed, SMF/Sub SMF, Instalasi Gawat Darurat , Instalasi
Bedah dan Anesthesi, Instalasi Radiologi, Instalasi Rawat Inap,
UNIT TERKAIT
InstalasiRawatJalan, ICU, Urusan Administrasi.

Anda mungkin juga menyukai