Anda di halaman 1dari 71

DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 04.04.

04
RUMAH SAKIT TK.III SLAMET RIYADI

KEPUTUSAN KEPALA RUMKIT TK III SLAMET RIYADI


NOMOR : KEP / 172 / I / 2019

TENTANG

KEBIJAKAN TENTANG PELAYANAN HEMODIALISA


RUMAH SAKIT TK.III SLAMET RIYADI
KEPALA RUMKIT RUMAH SAKIT TK.III SLAMET RIYADI

Menimbang : a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumkit TK III


Slamet Riyadi, maka diperlukan penyelenggaraan pelayanan
hemodialisa yang bermutu.

b. Bahwa agar pelayanan hemodialisa di Rumah Sakit TK III Slamet


Riyadi dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya kebijakan Kepala
Rumah Sakit TK III Slamet Riyadi sebagai landasan bagi
penyelenggaraan pelayanan hemodialisa Rumah Sakit TK III Slamet
Riyadi.

c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a


dan b perlu ditetapkan dengan Keputusan Kepala Rumah Sakit TK III
Slamet Riyadi.

Mengingat : 1. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang


Rumah Sakit.
2. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 .tentang
Kesehatan.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1438/MENKES/PER/IX/2010 tentang Standar Pelayanan Kedokteran.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
290/MENKES/PER/IX/2008 tentang Persetujuan Tindakan
Kedokteran.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
812/MENKES/PER/VII/2010 tentang Penyelenggaraan Pelayanan
Dialisa.
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :

Kesatu : KEPUTUSAN KEPALA RUMAH SAKIT TK III SLAMET RIYADI


TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN HEMODIALISA DI RUMAH
SAKIT TK III SLAMET RIYADI.

Kedua : Kebijakan pelayanan hemodialisa di Rumkit Tk. III Slamet Riyadi


sebagaimana tercantum dalam lampiran keputusan ini.

Ketiga : Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pelayanan hemodialisa


di Rumkit TK III Slamet Riyadi dilaksanakan oleh Dokter Penanggung
Jawab Pelayanan Haemodialisa yang ditunjuk oleh Kepala Rumkit Tk.
III Slamet Riyadi
Keempat : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya dan apabila di
kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Surakarta
Pada tanggal Januari 2019
Kepala Rumkit Tk III Slamet Riyadi

dr. Oedjang Setijawan.,Msi-Med.,SpB


Letnan Kolonel Ckm NRP 11020002030772
Lampiran
Keputusan Kepala Rumkit Tk III Slamet Riyadi
Nomor : KEP / 172 / I / 2019
Tanggal : 21 Januari 2019

KEBIJAKAN PELAYANAN HEMODIALISA


RUMKIT TK III SLAMET RIYADI

Kebijakan Umum

1. Peralatan di unit hemodialisa harus selalu dilakukan pemeliharaan dan kalibrasi


sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2. Pelayanan di unit hemodialisa harus selalu berorientasi kepada mutu dan
keselamatan pasien.
3. Semua petugas unit hemodialisa wajib memiliki izin sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
4. Dalam melaksanakan tugasnya setiap petugas wajib mematuhi ketentuan dalam K3
( Keselamatan dan Kesehatan Kerja ).
5. Setiap petugas harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar prosedur
operasional yang berlaku, etika profesi dan menghormati hak pasien.
6. Pelayanan unit dilaksanakan dalam 24 jam.
7. Penyediaan tenaga harus mengacu kepada pola ketenagaan.
8. Untuk melakukan koordinasi dan evaluasi wajib dilaksanakan rapat rutin bulanan
minimal satu bulan sekali.
9. Setiap bulan wajib membuat laporan.

Kebijakan Khusus
1. Setiap pasien yang akan dilakukan dialisa harus dikaji dan ditangani oleh Dokter
Penanggung Jawab Pasien Hemodialisa untuk menentukan indikasi dilakukan
dialisa.
2. Pasien yang akan dilakukan hemodialisa harus menjalankan skrening atau
beberapa pemeriksaan dasar sebelum dilakukan hemodialisa pertama,.
Pemeriksaan tersebut adalah : pemeriksaan HBsAG, anti HIV dan anti HCV dengan
metode kuantitatif.
3. Hemodialisa yang dilakukan pada pasien dilakukan oleh petugas terlatih.
4. Tindakan hemodialisa harus atas persetujuan pasien.
5. Tindakan hemodialisa harus tercatat di catatan perawatan pasien.
6. Pengelolaan limbah dilakukan sesuai persyaratan dan aturan.
7. Penggunaan dializer berulang pelaksanaannya diatur sesuai ikatan Nefrologi
sebanyak 7 kali ulang.
8. Pasien di kaji ulang setiap akan dilakukan hemodialisa dan diberikan pelayanan
sesuai hasil kajian ulang.
9. Pasien yang di hemodialisa mendapatkan pelayanan sesuai kemampuan rumah
sakit dalam pemenuhan fasilitas dan sumber daya berdasarkan syarat pemerintah

Kepala Rumkit Tk III Slamet Riyadi

dr. Oedjang Setijawan.,Msi-Med.,SpB


Letnan Kolonel Ckm NRP 11020002030772
PENGISIAN SURAT IZIN TINDAKAN

No. Dokumen No Revisi Halaman


RUMKIT TK II PUTRI HIJAU SK/PP/159/XI/2014
KESDAM I/BB 0 1/2

Ditetapkan Oleh :
STANDAR PROSEDUR Kepala RS Tk.III Slamet Riyadi
OPERASIONAL Tanggal terbit
(SPO)
Dr.Oedjang Setijawan.,Msi-Med.,SpB
Letkol Ckm NRP11020002030772

PENGERTIAN 1. Surat Persetujuan Tindakan Hemodialisa adalah surat yang


berisi pernyataan pemberian persetujuan untuk dilakukan
suatu tindakan haemodialisa.
2. Pasien adalah orang yang akan dilakukan tindakan
haemodialisa.
3. Keluarga adalah orang terdekat pasien ( suami, istri, bapak
kandung, ibu kandung, anak kandung, saudara kandung ).

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk petugas dalam


pengisian surat izin tindakan guna menjamin keselamatan pasien
dan operator yang menggunakan.

KEBIJAKAN Surat Keputusan Kepala Rumah Sakit TK II Putri Hijau Nomor :


SK/45/XI/2014 tentang pelayanan Haemodialisa di Rumkit TK II
Putri Hijau

PROSEDUR 1. Peralatan :
a. Catatan medik.
b. Catatan hasil pemeriksaan penunjang medis.
c. Surat Pernyataan Persetujuan Tindakan Haemodialisa.

2. Prosedur :
a. Setelah pasien dinyatakan menderita penyakit yang
memerlukan tindakan Haemodialisa yang bersifat cito (bisa
mengancam jiwa) atau terencana.
PENGISIAN SURAT IZIN TINDAKAN

No. Dokumen No Revisi Halaman


RUMKIT TK II PUTRI HIJAU
KESDAM I/BB 0 2/2

PROSEDUR b. Dokter yang menangani wajib menjelaskan kepada pasien,


mengenai :
1) Mengapa harus dilakukan tindakan Haemodialisa?
2) Berapa lama tindakan tersebut berlangsung?
3) Bagaimana prosedur tindakan tersebut dilakukan?
4) Alternatif tindakan yang lain?
5) Prognosa dari tindakan yang akan dilakukan?
c. Setelah penderita dan keluarga memperoleh penjelasan
tersebut, bila keluarga dan pasien setuju maka harus
mengisi formulir surat pernyataan persetujuan tindakan
secara lengkap.
d. Pasien yang memiliki jadwal rutin haemodialisa di Rumkit
Tk II Putri Hijau harus memperbaharui Surat Pernyataan
Persetujuan Tindakan setiap satu bulan, kecuali jika tidak
menyetujui dilakukan tindakan haemodialisa.

UNIT TERKAIT - Unit Haemodialisa Rumkit Tk II Putri Hijau.


AKSES AV SHUNT

No. Dokumen No Revisi Halaman


RUMKIT TK II PUTRI HIJAU SK/PP/160/XI/2014
KESDAM I/BB 0 1/2

Ditetapkan Oleh :
STANDAR PROSEDUR Kepala Rumkit Tk II Putri Hijau
OPERASIONAL Tanggal terbit
(SPO) 10 November 2014

dr. Sukirman, Sp. KK, M.Kes


Letnan Kolonel Ckm NRP 32977

PENGERTIAN Akses AV Shunt adalah suatu persiapan dan tindakan untuk


mendapatkan hubungan sirkulasi dengan cara menusukkan
jarum AV Fistula pada daerah AV Shunt.

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk perawatan


dalam melakukan akses AV Shunt guna menjamin keselamatan
pasien dan perawat yang melakukan.

KEBIJAKAN Surat Keputusan Kepala Rumah Sakit TK II Putri Hijau Nomor :


SK/45/XI/2014 tentang pelayanan Haemodialisa di Rumkit TK II
Putri Hijau

PROSEDUR 1. Siapkan alat dan bahan


a. Bak Instrumen steril yang berisi :
 Duk biasa 1 buah, spuit 5 cc atau 10 cc 1 buah
 Kom kecil berisi Nacl 0,9% yang sudah berisi Heparin
1000 iu- 2000 iu
 Kassa 2 lembar, Depper 3 buah
b. Jarum Fistula ukuran 1 inch 2 buah
c. Sarung tangan steril
d. Set Desinfektan, berisi :
1) Kom berisi alkohol 70%
2) Kom berisi betadin 10%
3) Nierbekken (bengkok)
AKSES AV SHUNT

No. Dokumen No Revisi Halaman


RUMKIT TK II PUTRI HIJAU SK/PP/160/XI/2014 0 2/2
KESDAM I/BB

PROSEDUR e. Plester
f. Masker
2. Perawat cuci tangan dan memakai masker
3. Identifikasi pasien
4. Timbang berat badan
5. Atur posisi pasien senyaman mungkin
6. Periksa TTV
7. Dekatkan semua alat yang akan dipakai
8. Tentukan lokasi inlet dan outlet
9. Jelaskan kepasien bahwa tindakan akan dimulai
10. Pasang duk sebagai alas lengan pasien
11. Isi spuit 5cc/10cc dengan cairan Nacl 0,9% yang telah diberi
heparin 2000 iu di dalam kom, lalu hubungkan spuit 5cc
tersebut dengan jarum AV Fistula ukuran 1 inch lalu dorong
sampai Nacl 0,9% terisi pada jarum AV Fistula dan pastikan
tidak ada udara
12. Pakai sarung tangan steril
13. Desinfektan lokasi yang akan diakses dengan depper
betadine 10% kemudian dibersihkan dengan depper alkohol
70% dengan cara memutar dari dalam keluar
14. Lakukan akses outlet terlebih dahulu kemudian inlet dan cek
apakah aliran darah lancar dengan cara diaspirasi kemudian
fiksasi dengan plester
15. Lepas spuit 5cc/10cc dari AV Fistula outlet kemudian tutup
16. Lakukan langkah ke 14, 15 untuk akses inlet
17. Lakukan SPO memulai haemodialisa
18. Alat-alat dirapikan kembali, tutup dan simpan bak instrumen
steril untuk tindakan mengakhiri haemodialisis
19. Lepaskan sarung tangan
20. Perawat cuci tangan
21. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan
UNIT TERKAIT - Unit Haemodialisa Rumkit Tk II Putri Hijau.
AKSES DOUBLE LUMEN CATETER

No. Dokumen No Revisi Halaman


RUMKIT TK II PUTRI HIJAU
KESDAM I/BB SK/PP/161/XI/2014 0 1/2

Ditetapkan Oleh :
STANDAR PROSEDUR Kepala Rumkit Tk II Putri Hijau
OPERASIONAL Tanggal terbit
(SPO) 10 November 2014

dr. Sukirman, Sp. KK, M.Kes


Letnan Kolonel Ckm NRP 32977

PENGERTIAN 1. Double Lumen Cateter adalah cateter yang digunakan untuk


akses Vena sentral.
2. Akses double lumen cateter adalah memastikan aliran darah
akses vaskuler pada pasien yang sudah dipasang double
lumen cateter.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk perawatan
dalam melakukan akses AV Shunt guna menjamin keselamatan
pasien dan perawat yang melakukan.
KEBIJAKAN Surat Keputusan Kepala Rumah Sakit TK II Putri Hijau Nomor :
SK/45/XI/2014 tentang pelayanan Haemodialisa di Rumkit TK II
Putri Hijau
PROSEDUR 1. Siapkan alat dan bahan :
a. Bak instrumen steril yang berisi :
1) Spuit 10cc 1 buah
2) Kassa 7 lembar
3) Duk bolong
4) Kom kecil berisi Nacl 0,9% yang sudah diisi heparin
2000 iu /kp
b. Set Desinfektan :
1) Kom berisi alkohol 70%
2) Kom berisi betadine 10%
3) Nierbekken (bengkok)
c. Sarung tangan steril
d. Plester
AKSES DOUBLE LUMEN CATETER

No. Dokumen No Revisi Halaman


RUMKIT TK II PUTRI HIJAU
KESDAM I/BB SK/PP/161/XI/2014 0 2/2

PROSEDUR 2. Perawat cuci tangan dan memakai masker


3. Atur posisi pasien senyaman mungkin
4. Periksa Tanda Tanda Vital
5. Dekatkan semua alat yang akan dipakai
6. Desinfeksi pada daerah sekitar dobel lumen cateter dan pada
ujung dobel lumen cateter mula-mula dengan betadine
kemudian dengan alkohol
7. Pakai sarung tangan steril
8. Buka tutup doubel lumen cateter dan letakkan dalam kom
alkohol 70%
9. Buang yang terdapat pada inlet double lumen cateter ke
dalam nierbekken kurang lebih 3cc (dengan spuit 3cc) untuk
mencegah masuknya bekuan darah ke dalam tubuh pasien
10. Isi spuit 10cc dengan Nacl 0,9% yang sudah berisi heparin
2000 iu
11. Bilas inlet dengan satu arah mendorong saja pada double
lumen cateter. Bila heparin sudah masuk darah tidak boleh
ditarik lagi
12. Lakukan hal yang sama dengan nomor 9,10,11 untuk outlet
dobel lumen cateter
13. Lakukan SPO memulai haemodialisa
14. Alat-alat dirapikan kembali, tutup dan simpan bak instrumen
steril untuk tindakan mengakhiri haemodialisa
15. Lepaskan sarung tangan
16. Perawat cuci tangan
17. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan

UNIT TERKAIT - Unit Haemodialisa Rumkit Tk II Putri Hijau.


AKSES HAEMODIALISA VENA FEMORALIS

No. Dokumen No Revisi Halaman


RUMKIT TK II PUTRI HIJAU
KESDAM I/BB SK/PP/162/XI/2014 0 1/3

Ditetapkan Oleh :
STANDAR PROSEDUR Kepala Rumkit Tk II Putri Hijau
OPERASIONAL Tanggal terbit
(SPO) 10 November 2014

dr. Sukirman, Sp. KK, M.Kes


Letnan Kolonel Ckm NRP 32977

PENGERTIAN Akses vena femoralis adalah suatu tindakan untuk mendapatkan


hubungan sirkulasi darah dengan cara menusukkan jarum AV
fistula pada vena femoralis yang digunakan sebagai inlet.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk perawat dalam
melakukan akses femoralis guna menjamin keselamatan pasien
dan perawat yang melakukan.
KEBIJAKAN Surat Keputusan Kepala Rumah Sakit TK II Putri Hijau Nomor :
SK/45/XI/2014 tentang pelayanan Haemodialisa di Rumkit TK II
Putri Hijau
PROSEDUR 1. Alat dan Bahan
a. Bak instrumen steril yang berisi :
1) Duk bolong 1 buah
2) Duk biasa 1 buah
3) Spuit 10cc 1 buah
4) Kom kecil berisi Nacl 0,9% yang sudah diisi heparin
2000 iu
5) Kassa 2 lembar
6) Depper 3 buah
b. Jarum fistula ukuran 1 inch
c. Jarum fistula ukuran 1 ¼ inch
d. Sarung tangan steril
e. Set Desinfektan, berisi :
AKSES HAEMODIALISA VENA FEMORALIS

No. Dokumen No Revisi Halaman


RUMKIT TK II PUTRI HIJAU
KESDAM I/BB SK/PP/162/XI/2014 0 2/3

PROSEDUR 1) Kom berisi alkohol 70%


2) Kom berisi betadine 10%
3) Nierbekken (bengkok)
f. Plester
g. Masker
h. Lidocain 2%
2. Penatalaksanaan.
3. Perawat cuci tangan dan memakai masker.
4. Atur posisi pasien senyaman mungkin.
5. Periksa tanda tanda vital.
6. Dekatkan semua alat yang akan dipakai.
7. Tentukan lokasi akses inlet, cari arteri femoralis sebagai
patokan. Apabila arteri femoralis sudah teraba tentukan
daerah vena femoralis ± 1 cm ke arah medial dari arteri
femoralis.
8. Desinfeksi lokasi yang akan di akses dengan depper alkohol
70% kemudian dibersihkan dengan depper betadine 10%
dengan cara memutar dari dalam ke luar.
9. Pakai sarung tangan steril .
10. Pasang duk bolong dia area akses femoralis (inlet) dan duk
biasa di area outlet.
11. Lakukan akses outlet :
a. Isi spuit 10cc dengan cairan Nacl 0,9% yang telah diberi
heparin 500-1000 iu di dalam kom, lalu hubungkan spuit
10 cc tersebut dengan jarum AV fistula ukuran 1 inch lalu
dorong sampai Nacl 0,9% terisi pada jarum AV fistula dan
pastikan tidak ada udara.
b. Lakukan akses dan cek apakah aliran darah lancar dengan
cara di aspirasi kemudian fiksasi dengan plester.
c. Lepas spuit 10cc dari AV fistula outlet kemudian tutup.
12. Lakukan akses inlet :
a. Lakukan anastesi lokal dengan menggunakan lidocain 2%
di daerah vena femoralis
AKSES HAEMODIALISA VENA FEMORALIS

No. Dokumen No Revisi Halaman


RUMKIT TK II PUTRI HIJAU
KESDAM I/BB SK/PP/162/XI/2014 0 3/3

PROSEDUR b. Isi spuit 10 cc dengan cairan Nacl 0,9 % yang telah diberi
heparin 2000 iu di dalam kom, lalu hubungkan spuit 10 cc
tersebut dengan jarum AV fistula ukuran 1 ¼ inch lalu
dorong sampai Nacl 0,9 % terisi pada jarum AV fistula dan
pastikan tidak ada udara.
c. Lakukan akses dan cek apakah aliran darah lancar dengan
cara di aspirasi kemudian fiksasi dengan plester.
d. Lepas spuit 10cc dari jarum AV fistula inlet kemudian
tutup.
13. Lakukan SPO memulai haemodialisa.
14. Alat-alat dirapikan kembali, tutup dan simpan bak instrumen
steril untuk tindakan mengakhiri haemodialisa.
15. Lepaskan sarung tangan.
16. Perawat cuci tangan.
17. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan.

UNIT TERKAIT - Unit Haemodialisa Rumkit Tk II Putri Hijau.


PROSEDUR MEMULAI HAEMODIALISA PADA AKSES AV
SHUNT, FEMORALIS DAN DOUBLE LUMEN CATETER

No. Dokumen No Revisi Halaman


RUMKIT TK II PUTRI HIJAU
KESDAM I/BB SK/PP/163/XI/2014 0 1/3

Ditetapkan Oleh :
STANDAR PROSEDUR Kepala Rumkit Tk II Putri Hijau
OPERASIONAL Tanggal terbit
(SPO) 10 November 2014

dr. Sukirman, Sp. KK, M.Kes


Letnan Kolonel Ckm NRP 32977
PENGERTIAN Memulai haemodialisa adalah menghubungkan sirkulasi darah
pasien dengan sirkulasi ekstra korporeal untuk melaksanakan
tindakan haemodialisa.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk petugas dalam
memulai haemodialisa guna menjamin keselamatan pasien dan
operator yang melakukan.
KEBIJAKAN Surat Keputusan Kepala Rumah Sakit TK II Putri Hijau Nomor :
SK/45/XI/2014 tentang pelayanan Haemodialisa di Rumkit TK II
Putri Hijau
PROSEDUR 1. Siapkan alat dan bahan
a. Mesin haemodialisa yang sudah siap dipergunakan
b. Gelas ukur
c. Kassa
2. Identifikasi pasien, pastikan identitas pasien sama dengan
identitas dializer.
3. Lihat status harian haemodialisa yang lalu untuk program
haemodialisa saat ini.
4. Tanyakan keluhan dan riwayat haemodialisa yang lalu.
5. Pastikan pasien sudah dilakukan akses vascular (lihat SPO
akses vascular Cimino/Femoral/DLC).
6. Pakai sarung tangan.
7. Cek mesin haemodialisa, terdiri dari :
a. QD 500 mL/menit (standar) atau sesuai kebutuhan
b. QB 200 mL/menit (standar) atau sesuai kebutuhan
PROSEDUR MEMULAI HAEMODIALISA PADA AKSES AV
SHUNT, FEMORALIS DAN DOUBLE LUMEN CATETER

.
No Revisi Halaman
RUMKIT TK II PUTRI HIJAU
KESDAM I/BB 0 2/3

PROSEDUR c. Temperatur 36-37 0C.


d. Natrium base 139 mEq (standar) atau sesuai kebutuhan.
8. Set program haemodialisa sesuai resep haemodialis.
a. Set waktu haemodialisa.
b. Set ultrafiltrasi sesuai dengan kebutuhan atau sampai
tercapai berat badan kering ( dry weight) .
c. Set program profilling ultrafiltrasi / natrium bila diperlukan.
9. Matikan pompa darah.
10. Tutup klem blood laine merah yang terhubung dengan selang
Nacl 0,9%.
11. Tutup klem blood laine merah dan biru. Lepaskan sambungan
blood line merah dan biru.
12. Blood line merah dihubungkan dengan akses inlet pasien
( dengan menggunakan kassa steril sebagai alas ).
13. Ujung blood line biru dihubungkan dengan gelas ukur.
14. Buka klem blood line merah dan klem akses inlet pasien.
15. Jalankan pompa darah dengan kecepatan 100-150 ml/menit.
16. Tampung cairan priming di gelas ukur.
17. Apabila darah sudah mencapai blood line biru, matikan pompa
darah dan tutup klem blood line biru secara bersamaan.
18. Ujung blood line biru dihubungkan dengan akses outlet pasien
( dengan menggunakan kassa steril sebagai alas, pastikan
tidak ada gelembung udara yang masuk ).
19. Buka klem blood line biru dan klem akses outlet.
20. Blood line merah dan biru difiksasi sesuai dengan kebutuhan
( tidak menyulitkan dan aman bagi pergerakkan pasien ).
21. Buka klem arterial dan venous pressure.
22. Naikan kecepatan pompa darah perlahan-lahan sampai
kecepatan 200-250 ml/menit.
23. Balikkan posisi dializer merah diatas dan biru dibawah.
24. Bebaskan udara yang timbul saat membalik dialiser .
25. Berikan heparin jam ke 1 ( dosis sesuai kebutuhan ).
26. Lepaskan sarung tangan
PROSEDUR MEMULAI HAEMODIALISA PADA AKSES AV
SHUNT, FEMORALIS DAN DOUBLE LUMEN CATETER

No. Dokumen No Revisi Halaman


RUMKIT TK II PUTRI HIJAU SK/PP/163/XI/2014
KESDAM I/BB 0 3/3

PROSEDUR 27. Perawat cuci tangan.


28. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan.

UNIT TERKAIT - Unit Haemodialisa Rumkit Tk II Putri Hijau


PROSEDUR OBSERVASI SELAMA HAEMODIALISA

No. Dokumen No Revisi Halaman


RUMKIT TK II PUTRI HIJAU
KESDAM I/BB SK/PP/164/XI/2014 0 1/2

Ditetapkan Oleh :
STANDAR PROSEDUR Kepala Rumkit Tk II Putri Hijau
OPERASIONAL Tanggal terbit
(SPO) 10 November 2014

dr. Sukirman, Sp. KK, M.Kes


Letnan Kolonel Ckm NRP 32977

PENGERTIAN Observasi selama haemodialisa adalah melakukan pemantauan


terhadap pasien, mesin haemodialisa peralatan haemodialisa
lainnya.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk petugas dalam
melakukan observasi selama haemodialisa guna menjamin
keselamatan pasien dan petugas.
KEBIJAKAN Surat Keputusan Kepala Rumah Sakit TK II Putri Hijau Nomor :
SK/45/XI/2014 tentang pelayanan Haemodialisa di Rumkit TK II
Putri Hijau
PROSEDUR 1. Perawat mencuci tangan.
2. Identifikasi pasien.
3. Lakukan observasi terhadap pasien setiap jam :
a. Observasi keadaan umum dan tanda-tanda vital : tekanan
darah, nadi, respirasi tiap jam dan suhu sesuai kebutuhan
b. Observasi posisi, kebocoran pada akses inlet maupun
outlet tiap jam.
c. Observasi keluhan pasien serta komplikasi yang mungkin
timbul.
4. Mesin dan peralatan :
a. Blood monitor
1) Pompa darah atau blood flow ( QB )
2) Arterial pressure
3) Venous pressure
PROSEDUR OBSERVASI SELAMA HAEMODIALISA

No. Dokumen No Revisi Halaman


RUMKIT TK II PUTRI HIJAU
KESDAM I/BB SK/PP/164/XI/2014 0 2/2

PROSEDUR 4) Air detector


5) Heparin pump/heparin intermiten
b. Dialisat monitor
1) Dialisat flow ( QD )
2) Blood leak detector
3) TMP
4) Temperatur dialysat
5) Conductivity
5. Dokumentasikan semua tindakan yang dilakukan
6. Perawat mencuci tangan

UNIT TERKAIT - Unit Haemodialisa Rumkit Tk II Putri Hijau.


PEMAKAIAN BED SIDE MONITOR

No. Dokumen No Revisi Halaman


RUMKIT TK II PUTRI HIJAU SPO/PP/165/XI/2014
KESDAM I/BB 0 1/2

Ditetapkan Oleh :
STANDAR PROSEDUR Kepala Rumkit Tk II Putri Hijau
OPERASIONAL Tanggal terbit
(SPO) 10 November 2014

dr. Sukirman, Sp. KK, M.Kes


Letnan Kolonel Ckm NRP 32977
PENGERTIAN Bed side monitor adalah alat yang digunakan untuk mengukur
dan menampilkan hasil pemeriksaan tanda-tanda vital pasien
diantaranya tekanan darah, gelombang EKG, kecepatan denyut
jantung, kecepatan pernafasan, suhu tubuh dan saturasi oksigen.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk petugas dalam
mengoperasikan dan memelihara alat Bed side monitor guna
menjamin keselamatan pasien dan petugas serta menurunkan
biaya perbaikan.
KEBIJAKAN Surat Keputusan Kepala Rumah Sakit TK II Putri Hijau Nomor :
SK/45/XI/2014 tentang pelayanan Haemodialisa di Rumkit TK II
Putri Hijau Medan
PROSEDUR 1. Siapkan alat pastikan kabel power terhubung ke jaringan
listrik dan kabel ground terpasang terminal grounding, kertas
recorder tersedia, sadapan ECG, sadapan SpO2, sadapan
NIBP, dan sadapan temperatur terpasang ke alat,
elekktroda.
2. Identifikasi pasien
3. Siapkan pasien pada posisi pemeriksaan
4. Pasangkan sadapan pada pasien.
5. Tekan tombol POWER;
6. Display alat akan menampilkan menu utama yang
menunjukkan pengukuran 5 fungsi yaitu ECG, RESP, SpO2,
BP/NIBP, dan TEMP;
7. Tekan tombol RECORDER untuk mencetak hasil
pemeriksaan;
PEMAKAIAN BED SIDE MONITOR

No. Dokumen No Revisi Halaman


RUMKIT TK II PUTRI HIJAU
KESDAM I/BB SPO/PP/165/XI/2014 0 2/2

PROSEDUR 8. Atur waktu pengukuran tekanan darah secara berkala (jika


diperlukan)
9. Tekan dan tahan tombol POWER (Jika selesai digunakan).
10. Alarm Berbunyi apabila :
a. Salah satu probe lepas atau tidak berfungsi
b. Hasil pengukuran salah satu fungsi berada di luar batas
minimum dan maksimum.

UNIT TERKAIT - Unit Haemodialisa Rumkit Tk II Putri Hijau


PENGGUNAAN ELEKTROKARDIOGRAPH

No. Dokumen No Revisi Halaman


RUMKIT TK II PUTRI HIJAU
KESDAM I/BB SPO/PP/166/XI/2014 0 1/2

Ditetapkan Oleh :
STANDAR PROSEDUR Kepala Rumkit Tk II Putri Hijau
OPERASIONAL Tanggal terbit
(SPO) 10 November 2014

dr. Sukirman, Sp. KK, M.Kes


Letnan Kolonel Ckm NRP 32977
PENGERTIAN Elektrokardiograph adalah alat yang digunakan untuk merekam
gelombang kelistrikan jantung.

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk petugas dalam


mengoperasikan dan memelihara elektrokardiograph guna
menjamin keselamatan pasien dan operator yang menggunakan
serta menurunkan biaya perbaikan.
KEBIJAKAN Surat Keputusan Kepala Rumah Sakit TK II Putri Hijau Nomor :
SK/45/XI/2014 tentang pelayanan Haemodialisa di Rumkit TK II
Putri Hijau Medan
PROSEDUR 1. Siapkan alat dan bahan
a. Alat elektrokardiograph lengkap
b. KY jelly
c. Kassa/tissue
2. Lepaskan penutup debu
3. Letakan alat pada ruang tindakan
4. Perawat mencuci tangan
5. Siapkan kabel sadapan, strap elektroda, chest elektroda,
keretas perekam, dan jelly
6. Pasang kabel sadapan pada alat
7. Atur posisi pasien hingga nyaman untuk dilakukan
pemeriksaan
8. Hubungkan alat dengan grounding
9. Hubungkan alat dengan jaringan listrik
PENGGUNAAN ELEKTROKARDIOGRAPH

No. Dokumen No Revisi Halaman


RUMKIT TK II PUTRI HIJAU
KESDAM I/BB 0 2/2

PROSEDUR 10. Hidupkan alat dengan menekan / memutar tombol “ON/OFF”


ke posisi ON
11. Lakukan kalibrasi
12. Atur selector pada posisi standar
13. Oleskan jelly pada pasien secukupnya
14. Pasang strap dan chest elektroda pada kabel sadapan
15. Pasang strap dan chest elektroda pada pasien
16. Pilih program AUTO atau MANUAL kemudian START
17. Lakukan pemeriksaan
18. Tuliskan nama pasien, nomor rekam medik, tanggal, dan
waktu pemeriksaan pada lembar kertas hasil pemeriksaan
19. Matikan alat dengan menekan/memutar tombol ke posisi
OFF
20. Lepaskan alat dari jaringan listrik
21. Lepaskan kabel grounding
22. Lepaskan strap dan chest elektroda
23. Bersihkan sisa jelly pada pasien
24. Bersihkan kabel sadapan, strap elektroda, chest elektroda
25. Simpan kembali pada tempatnya
26. Perawat mencuci tangan

UNIT TERKAIT - Unit Haemodialisa Rumkit Tk II Putri Hijau


PENGGUNAAN INFUSION PUMP

No. Dokumen No Revisi Halaman


RUMKIT TK II PUTRI HIJAU SPO/PP/167/XI/2014
KESDAM I/BB 0 1/2

Ditetapkan Oleh :
STANDAR PROSEDUR Kepala Rumkit Tk II Putri Hijau
OPERASIONAL Tanggal terbit
(SPO) 10 November 2014

dr. Sukirman, Sp. KK, M.Kes


Letnan Kolonel Ckm NRP 32977
PENGERTIAN Infusion pump adalah mesin yang digunakan untuk mengatur
kecepatan aliran cairan infus.

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk petugas dalam


mengoperasikan dan memelihara infusion pump guna menjamin
keselamatan pasien dan operator serta menurunkan biaya
perbaikan.
KEBIJAKAN Surat Keputusan Kepala Rumah Sakit TK II Putri Hijau Nomor :
SK/45/XI/2014 tentang pelayanan Haemodialisa di Rumkit TK II
Putri Hijau Medan
PROSEDUR 1. Siapkan alat dan bahan
a. Infusion pump
b. Set infus
c. Cairan infus
d. Sarung tangan
2. Perawat mencuci tangan
3. Identifikasi pasien
4. Pakai sarung tangan
5. Hubungkan alat dengan jaringan listrik
6. Pasangkan set infuse pada cairan infuse
7. Pasang slang infuse pada pompa infuse di dalam alat
a. Buka pintu alat dengan menggeser handle ke kanan
b. Pasang selang dari atas ke bawah mengikuti alur di dalam
alat
c. Tutup pintu dengan menggeser handle ke kiri hingga
terdengar bunyi KLIK
PENGGUNAAN INFUSION PUMP

No. Dokumen No Revisi Halaman


RUMKIT TK II PUTRI HIJAU
KESDAM I/BB 0 2/2

PROSEDUR 8. Buka roll clamp


9. Tekan tombol switch di belakang alat ke posisi ON
10. Tekan tombol “ON/OFF” ke posisi ON
11. Set pengaturan pemberian cairan infuse, dengan cara :
a. Tekan tombol RESET
b. Set jumlah cairan yang akan diberikan per jam
c. Masukan jarum infuse ke pasien
12. Tekan tombol RESET untuk mulai infuse
13. Lingkaran roda infuse akan mulai berputar
14. Tekan tombol RESET untuk menghentikan infuse jika botol
cairan kosong atau merubah kecepatan aliran infuse, tekan
kembali tombol RESET untuk menjalankan
15. Tanda alarm :
a. Tanda alarm berbunyi jika udara yang terdeteksi, atau
aliran tidak lancer
b. Tekan tombol RESET kemudian periksa masalah yang
terjadi, jika telah selesai tekan kembali tombol RESET
16. Jika sudah selesai Tekan tombol ON/OFF ke posisi OFF
17. Tutup roll clamp
18. Lepaskan jarum infuse pada pasien tutup luka dengan depper
betadin
19. Lepaskan slang infuse dari alat dan rapikan infuse set
20. Lepaskan sarung tangan
21. Tekan tombol switch dibelakang alat ke posisi OFF
22. Lepaskan alat dari jaringan listrik
23. Simpan kembali alat
24. Perawat mencuci tangan

UNIT TERKAIT - Unit Haemodialisa Rumkit Tk II Putri Hijau


PERSIAPAN TERAPI ERITROPOETIN

No. Dokumen No Revisi Halaman


RUMKIT TK II PUTRI HIJAU SPO/PP/168/XI/2014
KESDAM I/BB 0 1/2

Ditetapkan Oleh :
STANDAR PROSEDUR Kepala Rumkit Tk II Putri Hijau
OPERASIONAL Tanggal terbit
(SPO) 10 November 2014

dr. Sukirman, Sp. KK, M.Kes


Letnan Kolonel Ckm NRP 32977
PENGERTIAN Suatu standar yang ditempuh oleh petugas dalam pemberian
terapi hormon eritropoietin dengan benar untuk mencapai hasil
yang optimal.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk petugas dalam
melakukan persiapan terapi eritropoetin guna menjamin
keselamatan pasien dan operator yang menggunakan.
KEBIJAKAN Surat Keputusan Kepala Rumah Sakit TK II Putri Hijau Nomor :
SK/45/XI/2014 tentang pelayanan Haemodialisa di Rumkit TK II
Putri Hijau Medan
PROSEDUR 1. Fase persiapan
a. Periksa darah yang terdiri : Hemoglobin, Hematokrit,
serum ferritin, TIBC, tidak mengalami pendarahan
b. Syarat pemberian terapi hormon eritropoetin adalah :
1) Hemoglobin 8 g/dL ≤ nilai hemoglobin ≤ 12 g/dL
2) Hematokrit ≤ 30%
3) Serum ferritin ≥ 100 ug/L
4) Saturasi darah terkontrol sistol ≤ 160 mmHg dan
diastole ≤ 90 mmHg
c. Jika hasil pemeriksaan ditemukan :
1) Jika nilai hemoglobin kurang dari 8 g/dL maka
memerlukan transfusi darah, jika lebih dari 12 g/dL
maka tidak memerlukan terapi hormon eritropoetin
2) Jika terdapat pendarahan maka perdarahan harus
dihentikan terlebih dahulu
PERSIAPAN TERAPI ERITROPOETIN

No. Dokumen No Revisi Halaman


RUMKIT TK II PUTRI HIJAU SPO/PP/168/XI/2014
KESDAM I/BB 0 2/2

PROSEDUR 3) Serum feritin ≥ 100 ug/L, saturasi transferin< 20% atau


serum feritin < 100 ug/L, saturasi transferin ≥ 20%
berarti terdapat anemia defisiensi besi fungsional maka
harus dilakukan terapi besi
4) Serum feritin < 100 ug/L, saturasi transferin < 20%
berarti terdapat anemia defisiensi besi absolut maka
harus dilakukan terapi besi
5) Lakukan pemeriksaan darah seperti di atas, jika masih
ditemukan masalah lanjutkan fase terapi
2. Face koreksi
a. Target respon terapi eritropoetin adalah :
1) Hematokrit meningkat 2 – 4 % dalam 2 – 4 minggu
Hemoglobin meningkat 1 - 2 g/dL
b. 50 IU/kg bb setiap kali haemodialisa diberikan secara sc /
iv setelah selesai tindakan haemodialisa dalam 4 minggu
c. Bila target belum tercapai lakukan peningkatan dosis
sebanyak 50 % dalam 4 minggu
d. Bila melebihi target ( hemotokrit >8%/4 minggu
e. Bila target tercapai lakukan dosis pemeliharaan
3. Fase pemeliharaan
Pertahankan dosis eritropoetin sampai target respon
(Hb>10 g/dL, Ht>30%)

UNIT TERKAIT - Unit Haemodialisa Rumkit Tk II Putri Hijau.


PROSEDUR PENANGGULANGAN CLOTTING DIALIZER

No. Dokumen No Revisi Halaman


RUMKIT TK II PUTRI HIJAU
KESDAM I/BB SK/PP/169/XI/2014 0 1/2

Ditetapkan Oleh :
STANDAR PROSEDUR Kepala Rumkit Tk II Putri Hijau
OPERASIONAL Tanggal terbit
(SPO) 10 November 2014

dr. Sukirman, Sp. KK, M.Kes


Letnan Kolonel Ckm NRP 32977

PENGERTIAN Clotting Dializer adalah darah yang membeku dan berada pada
dializer bagian kompartemen darah.

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk petugas dalam


melakukan penanggulangan clotting dializer guna menjamin
keselamatan pasien dan operator.
KEBIJAKAN Surat Keputusan Kepala Rumah Sakit TK II Putri Hijau Nomor :
SK/45/XI/2014 tentang pelayanan Haemodialisa di Rumkit TK II
Putri Hijau.
PROSEDUR 1. Siapkan alat dan bahan
a. Dialyzer 1 buah
b. Nacl 0,9 % 1000cc
c. Sarung tangan
d. Heparin 5000 IU
2. Perawat mencuci tangan dan pakai sarung tangan.
3. Identifikasi pasien.
4. Buka klem infuse NaCI 0,9%.
5. Klem blood line merah.
6. Masukan darah ke dalam tubuh pasien dengan kecepatan
100 cc/menit dengan di dorong NaCI 0,9%.
7. Stop pompa darah.
8. Tutup klem fistula outlet dan klem blood line merah
9. Buka klem blood line merah, dorong darah dengan NaCI
0,9% sampai bersih
10. Tutup klem fistula inlet dan klem blood line merah
PROSEDUR PENANGGULANGAN CLOTTING DIALIZER

No. Dokumen No Revisi Halaman


RUMKIT TK II PUTRI HIJAU SK/PP/169/XI/2014
KESDAM I/BB 0 2/2

PROSEDUR 11. Sambungkan ujung blood line merah dan biru.


12. Perhatikan program hemodialisa yang belum terlaksana.
13. Tekan by pass.
14. Tutup semua klem yang ada kemudian lepaskan dialyzer dari
arteri dan vena line.
15. Ganti dengan dializer baru (tuliskan nama, tanggal, nomor
medrec).
16. Lakukan rinsing.
17. Mulai lagi hemodialisa.
18. Lanjutkan program hemodialisa yang belum terlaksana.
19. Alat –alat dirapikan.
20. Lepaskan sarung tangan .
21. Perawat mencuci tangan .
22. Dokumentasi tindakan yang telah dilakukan

UNIT TERKAIT - Unit Haemodialisa Rumkit Tk II Putri Hijau.


PENANGGULANGAN BLOOD LEAK DIALIZER PADA SAAT
HAEMODIALISA

No. Dokumen No Revisi Halaman


RUMKIT TK II PUTRI HIJAU SPO/PP/170/XI/2014
KESDAM I/BB 0 1/2

Ditetapkan Oleh :
STANDAR PROSEDUR Kepala Rumkit Tk II Putri Hijau
OPERASIONAL Tanggal terbit
(SPO) 10 November 2014

dr. Sukirman, Sp. KK, M.Kes


Letnan Kolonel Ckm NRP 32977
PENGERTIAN Blood leak dializer adalah bocornya serabut filter dialyzer
sehingga menyebabkan mengalirnya seluruh komponen darah
dari kompartemen darah ke dalam kompartemen dialisat.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk petugas
dalam melakukan penanggulangan Blood leak dializer guna
menjamin keselamatan pasien dan petugas.
KEBIJAKAN Surat Keeputusan Kepala Rumah Sakit TK II Putri Hijau Nomor :
SK/45/XI/2014 tentang Pelayanan Haemodialisa di Rumkit TK II
Putri Hijau
PROSEDUR 1. Siapkan alat dan bahan
a. Sarung tangan
b. Kassa 1 lembar
c. Dializer baru
2. Perawat mencuci tangan.
3. Identifikasi pasien.
4. Pakai sarung tangan.
5. Matikan alarm/tekan reset.
6. Lihat pada bagian “ Handset conector dializer merah” apakah
terdapat darah samar berwarna kemerahan pada selang
tersebut
7. Pakai sarung tangan ambil 1 lembar kain kassa kering
8. Test cairan dialisat yang keluar dari dializer dengan
menggunakan kain kassa, bila kain kassa berwarna merah
berarti ada kebocoran dari dializer
9. Hentikan pompa darah
PENANGGULANGAN BLOOD LEAK DIALIZER PADA SAAT
HAEMODIALISA

No. Dokumen No Revisi Halaman


RUMKIT TK II PUTRI HIJAU SPO/PP/170/XI/2014
KESDAM I/BB 0 2/2

PROSEDUR 10. Perhatikan program haemodialisa yang belum terlaksana


11. Lepaskan selang infuse NacI 0,9 % dari blood line,
pasangkan sambungan
12. Tekan tombol by pass, klem bagian akses inlet dan blood
13. Sambungkan blood line merah dengan selang infus NaCI 0,9
%
14. Buka roller klem selang infus dan klem blood line merah
15. Jalankan pompa darah
16. Masukan darah ke dalam tubuh pasien dengan didorong NaCI
0,9 % sampai bersih
17. Stop pompa darah
18. Tutup klem blood line biru dan klem akses outlet
19. Lepaskan blood line biru dari akses outlet
20. Lepaskan blood line merah dari selang infuse NaCI 0,9 %
21. Sambungkan blood line merah dengan blood line biru
22. Ambil dializer baru
23. Tuliskan identitas pasien pada dializer baru (nama,tanggal,
nomor medrec)
24. Lepaskan arteri line, vena line dan handset conector dari
dializer yang bocor kemudian sambungkan blood line merah,
blood line biru dan handset conector dengan dializer baru
25. Buang dializer yang bocor ke dalam tempat sampah medis
26. Lakukan proses rinsing dan priming
27. Pastikan kompartemen darah dan kompartemen dialisat terisi
penuh penuh dan bebas memulai haemodialisa
28. Lakukan kembali proses memulai haemodialisa
29. Lanjutkan proses haemodialisa yang belum terlaksana
30. Merapikan alat – alat.
31. Lepaskan sarung tangan.
32. Perawat mencuci tangan.
33. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan.
UNIT TERKAIT - Unit Haemodialisa Rumkit Tk II Putri Hijau.
PENANGANAN DISEQUILIBRIUM DIALISYS SYNDROME

No. Dokumen No Revisi Halaman


RUMKIT TK II PUTRI HIJAU SPO/PP/172/XI/2014
KESDAM I/BB 0 1/2

Ditetapkan Oleh :
STANDAR PROSEDUR Kepala Rumkit Tk II Putri Hijau
OPERASIONAL Tanggal terbit
(SPO) 10 November 2014

dr. Sukirman, Sp. KK, M.Kes


Letnan Kolonel Ckm NRP 32977

PENGERTIAN Dialisis Disequilibrium Syndrome (DOS) adalah kumpulan gejala


sistemik dan neurologik yang berhubungan dengan dialisis.
Tanda dan Gejala :
1. Disequilibrium syndrome ringan Nyeri kepala, muntah –
muntah, kram
2. Disequilibrium syndrome berat : tampak lemah, hipertensi,
disorientasi, pandangan kabur, kejang, penurunan kesadaran
sampai koma.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk petugas
dalam melakukan penanganan disequilibrium syndrome guna
menjamin keselamatan pasien dan operator yang melakukan.
KEBIJAKAN Surat Keputusan Kepala Rumah Sakit TK II Putri Hijau Nomor :
SK/45/XI/2014 tentang pelayanan Haemodialisa di Rumkit TK II
Putri Hijau Medan
PROSEDUR Bila disequilibrium syndrome ringan :
1. Identifikasi pasien
2. Atur posisi tidur pasien
3. Berikan oksigen sesuai kebutuhan dengan nasal canulle
4. Turunkan kecepatan pompa darah < 100 cc/menit
5. Turunkan target ultrafiltrasi
6. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian cairan hipertonis,
misal : dextrose 40 %
7. Dokumentasikan tindakan yang dilakukan
PENANGANAN DISEQUILIBRIUM DIALISYS SYNDROME

No. Dokumen No Revisi Halaman


RUMKIT TK II PUTRI HIJAU SPO/PP/172/XI/2014
KESDAM I/BB 0 2/2

PROSEDUR Bila disequilibrium syndrome berat :


1. Identifikasi pasien
2. Hentikan haemodialisa
3. Beri oksigen sesuai kebutuhan
4. Kolaborasi dengan dokter jaga untuk pemberian cairan
hipertonis dan tindakan kedokteran lainnya
Dokumentasikan tindakan yang dilakukan

UNIT TERKAIT - Unit Haemodialisa Rumkit Tk II Putri Hijau.


PROSEDUR BILA TERJADI MATI ALIRAN LISTRIK SAAT
HAEMODIALISA SEDANG BERLANGSUNG

No. Dokumen No Revisi Halaman


RUMKIT TK II PUTRI HIJAU SPO/PP/171/XI/2014
KESDAM I/BB 0 1/2

Ditetapkan Oleh :
STANDAR PROSEDUR Kepala Rumkit TK II Putri Hijau
OPERASIONAL Tanggal terbit
(SPO) 10 November 2014

dr. Sukirman, Sp. KK, M.Kes


Letnan Kolonel Ckm NRP 32977

PENGERTIAN Mati aliran listrik adalah terputusnya aliran listrik dari sumber
listrik ke mesin haemodialisa.

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk petugas dalam


melakukan penanggulangan bekuan darah pada dializer guna
menjamin keselamatan pasien dan operator yang menggunakan.
KEBIJAKAN Surat Keputusan Kepala Rumah Sakit TK II Putri Hijau Nomor :
SK/45/XI/2014 tentang pelayanan Haemodialisa di Rumkit TK II
Putri Hijau Medan
PROSEDUR 1. Jangan panik
2. Tenangkan pasien dan keluarganya
3. Lepaskan blood line biru dari klem otomatis
4. Bila mesin memiliki cadangan listrik biarkan haemodialisa
terus berlangsung. Bila mesin tidak memiliki cadangan listrik,
buka cover blood pump dan putar sesuai dengan anak panah,
pada saat memutar perhatikan bubble trap jangan terlalu
penuh atau terlalu sedikit
5. Perhatikan jam berapa kejadian mati listrik untuk menentukan
program haemodialisa yang belum terlaksana
6. Pastikan bahwa aliran listrik mati dalam waktu yang tidak
terlalu lama ( tidak lebih dari 10 menit )
7. Hentikan sementara tindakan haemodialisa, bila aliran listrik
mati lebih dari 10 menit dengan cara membuka selang infuse
Nacl 0,9%
PROSEDUR BILA TERJADI MATI ALIRAN LISTRIK SAAT
HAEMODIALISA SEDANG BERLANGSUNG

No. Dokumen No Revisi Halaman


RUMKIT TK II PUTRI HIJAU SPO/PP/171/XI/2014
KESDAM I/BB 0 2/2

PROSEDUR 8. Dorong darah pada blood line merah dengan Nacl 0,9%,
kemudian tutup klem blood line merah.
9. Dorong darah pada selang outlet dengan Nacl 0,9% dengan
cara memutar pompa darah searah jarum jam sampai semua
darah masuk ke tubuh pasien.
10. Bila aliran listrik sudah pasti normal kembali, nyalakan mesin
biarkan sampai conductivity dan suhu stabil.
11. Lakukan TEST dan priming ulang bila dibutuhkan.
12. Lakukan proses memulai haemodialisa .
13. Lanjutkan kembali program haemodialisa yang belum
terlaksana.

UNIT TERKAIT - Unit Haemodialisa Rumkit Tk II Putri Hijau.


PROSEDUR PRIMING ( SIRKULASI TERTUTUP )

No. Dokumen No Revisi Halaman


RUMKIT TK II PUTRI HIJAU SPO/PP/173/XI/2014
KESDAM I/BB 0 1/1

Ditetapkan Oleh :
STANDAR PROSEDUR Kepala Rumkit Tk II Putri Hijau
OPERASIONAL Tanggal terbit
(SPO) 10 November 2014

dr. Sukirman, Sp. KK, M.Kes


Letnan Kolonel Ckm NRP 32977

PENGERTIAN Pengisian cairan fisiologis dengan penambahan anti koagulan


untuk dilakukan sirkulasi tertutup, sebelum haemodialisa
dilaksanakan (lanjutan dari rinsing).
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk
mempermudah proses tindakan priming sehingga menjamin
keselamatan pasien dan operator.
KEBIJAKAN Surat Keputusan Kepala Rumah Sakit TK II Putri Hijau Nomor :
SK/45/XI/2014 tentang pelayanan Haemodialisa di Rumkit TK II
Putri Hijau Medan
PROSEDUR 1. Siapkan alat dan bahan
a. Spuit 1cc
b. Heparin
2. Proses ini merupakan lanjutan dari proses rinsing (sirkulasi
terbuka).
3. Masukkan heparin 5000 unit (sesuai kebutuhan) kedalam
sirkulasi melalui latek blood merah.
4. Jalankan pompa darah dengan kecepatan 200 cc/menit.
5. Perhatikan bubble trap merah dan biru (isi NaCI 0,9% pada
bubble trap ¾ bagian.
6. Untuk proses priming ini diperlukan NaCI 0,9% sebanyak 200
cc.
7. Setelah proses priming selesai, dilanjutkan dengan proses
penyambungan untuk melaksanakan haemodialisis.
UNIT TERKAIT
- Unit Haemodialisa Rumkit Tk II Putri Hijau.
PENANGGULANGAN BLOOD LEAK DIALIZER PALSU PADA
SAAT HAEMODIALISA

No. Dokumen No Revisi Halaman


RUMKIT TK II PUTRI HIJAU SPO/PP/174/XI/2014
KESDAM I/BB 0 1/2

Ditetapkan Oleh :
STANDAR PROSEDUR Kepala Rumkit Tk II Putri Hijau
OPERASIONAL Tanggal terbit
(SPO) 10 November 2014

dr. Sukirman, Sp. KK, M.Kes


Letnan Kolonel Ckm NRP 32977

PENGERTIAN Blood leak dializer palsu adalah mesin memberikan peringatan


blood leak dializer padahal sebenarnya tidak terjadi. Sehingga
menyebabkan seolah – olah terjadi blood leak dializer.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk petugas
dalam melakukan penanggulangan Blood leak dializer palsu
guna menjamin keselamatan pasien dan operator yang
menggunakan.
KEBIJAKAN Surat Keputusan Kepala Rumah Sakit TK II Putri Hijau Nomor :
SK/45/XI/2014 tentang pelayanan Haemodialisa di Rumkit TK II
Putri Hijau Medan
PROSEDUR 1. Siapkan alat dan bahan.
a. Sarung tangan
b. Kassa 3 lembar
2. Matikan alarm/tekan reset.
3. Lihat pada bagian “ Handset conector dialyzer merah” apakah
terdapat darah samar berwarna kemerahan pada selang
tersebut.
4. Test cairan dialisat yang keluar dari dializer dengan
menggunakan kassa. Bila tidak kemerahan berarti blood leak
palsu, mungkin ada kotoran pada sensor.
5. Lepaskan blood line outlet dari klem otomatis.
6. Minta bantuan teman untuk memutar pompa darah secara
manual.
7. Matikan mesin (posisi stand by).
PENANGGULANGAN BLOOD LEAK DIALIZER PALSU PADA
SAAT HAEMODIALISA

No. Dokumen No Revisi Halaman


RUMKIT TK II PUTRI HIJAU SPO/PP/174/XI/2014
KESDAM I/BB 0 2/2

PROSEDUR 8. Pakai sarung tangan.


9. Buka tutup sensor blood leak di bagian belakang mesin.
10. Bersihkan sensor dan bagian dalam penutupnya
menggunakan kain kassa kering.
11. Pasangkan kembali tutup sensor dengan baik.
12. Stop memutar pompa secara manual.
13. Nyalakan mesin.
14. Pasangkan selang outlet pada sensor otomatis.
15. Lanjutkan proses hemodialisa.

UNIT TERKAIT - Unit Haemodialisa Rumkit Tk II Putri Hijau.


PENANGANAN HIPERKALEMI

No. Dokumen No Revisi Halaman


RUMKIT TK II PUTRI HIJAU SPO/PP/175/XI/2014
KESDAM I/BB 0 1/2

Ditetapkan Oleh :
STANDAR PROSEDUR Kepala Rumkit Tk II Putri Hijau
OPERASIONAL Tanggal terbit
(SPO) 10 November 2014

dr. Sukirman, Sp. KK, M.Kes


Letnan Kolonel Ckm NRP 32977
PENGERTIAN Hiperkalemi adalah terjadinya peningkatan jumlah kalium dalam
darah melebihi batas normal (> 5,5 mEq/L)
Tanda dan Gejala hiperkalemi :
1. Aritmia, bradikardia.
2. Asidosis, kusmaul.
3. Perubahan gambaran EKD : peak and tall T wave, gelombang
P menghilang, QRS complex melebar s/d VT, VF sampai
asistol.
4. Kelemahan otot terutama bagian ujung ekstremitas.
5. Kejang otot dinding perut.
6. Gejala lain: mual, hipotensi, dan kesemutan.
Kriteria Diagnostik :
1. Gambaran EKG.
2. Kadar kalium seru > 5,5 mEq/L
3. Ada tanda – tanda dan gejala hiperkalemi.
4. Asidosis.
Hiperkalemi :
1. Ringan : Kalium serum 5,5 – 7 mEq/L Gambaran
EKG : Peak and tall T wave
2. Sedang : Kalium serum 7,1 – 9 mEq/L Gambaran EKG peak
and tall T wave , gelombang P mengecil sampai hilang.
3. Berat : Kalium serum > 9 mEq/L, Gambaran EKG : gambaran
peak and tall T wave , QRS complex melebar s/d VT, VF atau
asistol.
PENANGANAN HIPERKALEMI

No. Dokumen No Revisi Halaman


RUMKIT TK II PUTRI HIJAU SPO/PP/175/XI/2014
KESDAM I/BB 0 2/2

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk petugas


dalam melakukan penanganan hiperkalemi guna menjamin
keselamatan pasien dan operator yang melakukan.
KEBIJAKAN Surat Keputusan Kepala Rumah Sakit TK II Putri Hijau Nomor :
SK/45/XI/2014 tentang pelayanan Haemodialisa di Rumkit TK II
Putri Hijau Medan
PROSEDUR 1. Cek nilai kalium pada hasil pemeriksaan laboratorium
2. Lihat gambaran EKG
3. Tanyakan kepada pasien : “apakah mengkonsumsi makanan
yang mengandung kalium tinggi seperti buah, sayur, santan,
minuman isotonic dll”
4. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat – obatan.
5. Set program hemodialisa dengan profiling Ultrafiltrasi.
6. Pasang bed side monitor bila diperlukan.

UNIT TERKAIT - Unit Haemodialisa Rumkit Tk II Putri Hijau.


PENANGANAN HIPOTENSI

No. Dokumen No Revisi Halaman


RUMKIT TK II PUTRI HIJAU SPO/PP/176/XI/2014
KESDAM I/BB 0 1/2

Ditetapkan Oleh :
STANDAR PROSEDUR Kepala Rumkit Tk II Putri Hijau
OPERASIONAL Tanggal terbit
(SPO) 10 November 2014

dr. Sukirman, Sp. KK, M.Kes


Letnan Kolonel Ckm NRP 32977

PENGERTIAN Hipotensi adalah keadaan dimana tekanan darah systole < 90


mmHg dan atau diastole < 60 mmHg, atau terjadi penurunan
tekanan darah ≥30 mmHg dari tekanan darah sebelumnya.
Penyebab hipotensi :
1. Keadaan yang menyebabkan terganggunya sistem
hemodinamik.
2. Pemakaian obat antihipertensi sebelum HD.
3. Sepsis, dll
Tanda dan gejala :
1. Bisa tanpa keluhan.
2. Pusing, keringat dingin dan tampak pucat.
3. Akral dingi, gelisah sampai penurunan kesadaran.
4. Mual, muntah.
5. Kram otot.
6. Penglihatan gelap.
7. Tekanan darah < 90/60 mmHg
8. Nadi cepat dan kecil sampai tidak taraba atau normal.

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk petugas


dalam melakukan penanganan hipotensi guna menjamin
keselamatan pasien dan operator yang melakukan.

KEBIJAKAN Surat Keputusan Kepala Rumah Sakit TK II Putri Hijau Nomor :


SK/45/XI/2014 tentang pelayanan Haemodialisa di Rumkit TK II
Putri Hijau Medan
PENANGANAN HIPOTENSI

No. Dokumen No Revisi Halaman


RUMKIT TK II PUTRI HIJAU SPO/PP/176/XI/2014
KESDAM I/BB 0 2/2

PROSEDUR 1. Identifikasi pasien.


2. Menempatkan pasien pada posisi trendeleburg.
3. Berikan oksigen 3 L/mnt.
4. Turunkan blood pump sampai kecepatan 120 ml/mnt dan UF
rate sampai 0 atau seminimal mungkin.
5. Berikan cairan NaCI 0,9% 100 cc.
6. Ukur tekanan darah, bila ada peningkatan tekanan darah
lanjutkan pemberian NaCI 0,9%
7. Kalau NaCI 0,9% tidak menolong pertimbangan untuk
memberikan cairan hipertonis : dextrose 40%.
8. Kolaborasi dengan dokter untuk tindakan kedokteran.
9. Tindakan selanjutnya disesuaikan dengan penyebab
hipotensi.

UNIT TERKAIT - Unit Haemodialisa Rumkit Tk II Putri Hijau.


PENANGANAN KEJANG OTOT (KRAM)

No. Dokumen No Revisi Halaman


RUMKIT TK II PUTRI HIJAU
KESDAM I/BB SPO/PP/177/XI/2014 0 1/2

Ditetapkan Oleh :
STANDAR PROSEDUR Kepala Rumkit Tk II Putri Hijau
OPERASIONAL Tanggal terbit
(SPO) 10 November 2014

dr. Sukirman, Sp. KK, M.Kes


Letnan Kolonel Ckm NRP 32977

PENGERTIAN Kejang otot (kram) adalah timbulnya kejang otot pada pasien
yang sedang menjalani hemodialisis atau sesudah nya.
Penyebab Kejang otot:
1. Penarikan cairan (ultrafiltrasi) melebihi berat badan kering.
2. Penarikan cairan (ultrafiltrasi) dalam waktu cepat meskipun
berat badan kering belum tercapai.
3. Hipokalsemia.

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk perawat dalam


melakukan penanganan kejang otot guna menjamin keselamatan
pasien dan perawat.
KEBIJAKAN Surat Keputusan Kepala Rumah Sakit TK II Putri Hijau Nomor :
SK/45/XI/2014 tentang pelayanan Haemodialisa di Rumkit TK II
Putri Hijau.
PROSEDUR 1. Turunkan target ultrafiltrasi seminimal mungkin atau sampai
nol
2. Periksa tekanan darah dan nadi.
3. Bila kram terjadi bersamaan hipotensi berikan NaCI 0,9% 100
cc.
4. Ukur tekanan darah.
5. Bila kram berkurang dan ada kenaikan tekanan darah
lanjutkan pemberian NaCI 0,9% sampai kram teratasi.
6. Pijat dan oleskan obat gosok pada anggota yang kram.
7. Curigai adanya hipokalsemia.
8. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat-obatan.
PENANGANAN KEJANG OTOT (KRAM)

No. Dokumen No Revisi Halaman


RUMKIT TK II PUTRI HIJAU
KESDAM I/BB SPO/PP/177/XI/2014 0 2/2

PROSEDUR 9. Lakukan penyuluhan kepada pasian supaya kenaikan berat


badan interdialitik tidak terlalu besar

UNIT TERKAIT - Unit Haemodialisa Rumkit Tk II Putri Hijau.


PENANGANAN PADA PASIEN MENGGIGIL PADA SAAT
HAEMODIALISA

No. Dokumen No Revisi Halaman


RUMKIT TK II PUTRI HIJAU SPO/PP/178/XI/2014
KESDAM I/BB 0 1/2

Ditetapkan Oleh :
STANDAR PROSEDUR Kepala Rumkit Tk II Putri Hijau
OPERASIONAL Tanggal terbit
(SPO) 10 November 2014

dr. Sukirman, Sp. KK, M.Kes


Letnan Kolonel Ckm NRP 32977

PENGERTIAN Menggigil adalah suatu keadaan dimana tubuh merasa


kedinginan.
Penyebab :
1. Suhu dialisat teralu rendah.
2. Reaksi pirogen akibat RO yang kurang baik.
3. Reuse dializer yang tidak bersih saat priming
4. Infeksi vasculer.
5. Infeksi sistemik.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk petugas
dalam melakukan penanganan pasien menggigil pada saat
haemodialisa guna menjamin keselamatan pasien dan operator
yang menggunakan.
KEBIJAKAN Surat Keputusan Kepala Rumah Sakit TK II Putri Hijau Nomor :
SK/45/XI/2014 tentang pelayanan Haemodialisa di Rumkit TK II
Putri Hijau.
PROSEDUR 1. Periksa ulang suhu dialisat.
2. Periksa suhu pasien.
3. Berikan selimut tambahan, bila perlu beri buli – buli panas.
4. Bila keluhan tidak berkurang, masukan darah ke dalam tubuh
pasien.
5. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat – obatan
antihistamin dan antipiretik.
6. Priming ulang dialyzer dengan NaCI 0,9% sebanyak 1000cc
7. Bila keluhan berkurang lanjutkan haemodialisa.
8. Bila menggigil masih berlanjut, segera hentikan haemodialisa.
PENANGANAN PADA PASIEN MENGGIGIL PADA SAAT
HAEMODIALISA

No. Dokumen No Revisi Halaman


RUMKIT TK II PUTRI HIJAU SPO/PP/178/XI/2014
KESDAM I/BB 0 2/2

UNIT TERKAIT - Unit Haemodialisa Rumkit Tk II Putri Hijau.


PENANGANAN EMBOLI UDARA

No. Dokumen No Revisi Halaman


RUMKIT TK II PUTRI HIJAU SPO/PP/179/XI/2014
KESDAM I/BB 0 1/2

Ditetapkan Oleh :
STANDAR PROSEDUR Kepala Rumkit Tk II Putri Hijau
OPERASIONAL Tanggal terbit
(SPO) 10 November 2014

dr. Sukirman, Sp. KK, M.Kes


Letnan Kolonel Ckm NRP 32977

PENGERTIAN Emboli udara adalah terjadinya penyumbatan pembuluh darah


oleh embulos udara akibat masuknya gelembung udara kedalam
sistem sirkulasi darah pasien yang sedang menjalani
haemodialisis.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk perawat
dalam melakukan penanganan emboli udara guna menjamin
pasien dan perawat.
KEBIJAKAN Surat Keputusan Kepala Rumah Sakit TK II Putri Hijau Nomor :
SK/45/XI/2014 tentang pelayanan Haemodialisa di Rumkit TK II
Putri Hijau.
PROSEDUR 1. Identifikasi pasien.
2. Hentikan pompa darah.
3. Segera atur posisi pasien dalam posisi trendelenburg,
miringkan kekiri.
4. Tepuk – tepuk punggung pasien.
5. Berikan oksigen 100%, bila diperlukan lakukan bantuan hidup
dasar.
6. Pakai sarung tangan.
7. Klem selang inlet dan outlet kemudian lepaskan dari fistula.
8. Sambungkan selang inlet dan outlet dan jelaskan pompa
darah, lakukan sirkulasi tertutup.
9. Observasi ketat tanda – tanda vital.
10. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat – obatan.
PENANGANAN EMBOLI UDARA

No. Dokumen No Revisi Halaman


RUMKIT TK II PUTRI HIJAU SPO/PP/179/XI/2014
KESDAM I/BB 0 2/2

PROSEDUR 11. Bersamaan dengan penatalaksanaan pasien, cari :


a. Sumber masuknya udara.
b. Bebaskan udara dalam blood line dengan sirkulasi tertutup
c. Isi bubble trap jangan terlalu rendah
d. Pastikan sensor udara berfungsi
12. Jika kondisi pasien stabil, haemodialisa dapat dilanjutkan
13. Lepaskan sarung tangan
14. Perawat mencuci tangan
15. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan

UNIT TERKAIT - Unit Haemodialisa Rumkit Tk II Putri Hijau


DESINFEKSI MESIN HEMODIALISA BAXTER ALTHIN/TINA
DENGAN CUKA 5%

No. Dokumen No Revisi Halaman


RUMKIT TK II PUTRI HIJAU SPO/PP/180/XI/2014
KESDAM I/BB 0 1/1

Ditetapkan Oleh :
STANDAR PROSEDUR Kepala Rumkit Tk II Putri Hijau
OPERASIONAL Tanggal terbit
(SPO) 10 November 2014

dr. Sukirman, Sp. KK, M.Kes


Letnan Kolonel Ckm NRP 32977
PENGERTIAN Desinfeksi mesin haemodialisa baxter althin/tina adalah tindakan
membersihkan komponen saluran dialisat yang ada di dalam
mesin haemodialisa merk baxter tipe althin/tina dengan
menggunakan program pemanasan atau cairan kimia.

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk petugas dalam


melakukan desinfeksi mesin haemodialisa baxter althin/tina,
mengoperasikan dan memelihara alat mesin haemodialisa baxter
althin/tina guna menjamin keselamatan pasien dan operator yang
menggunakan serta menurunkan biaya perbaikan.
KEBIJAKAN Surat Keputusan Kepala Rumah Sakit TK II Putri Hijau Nomor :
SK/45/XI/2014 tentang pelayanan Haemodialisa di Rumkit TK II
Putri Hijau.
PROSEDUR 1. Pastikan mesin pada mode RINSE
2. Tuangkan larutan cuka 5% ke dalam gelas ukur sebayak
300cc
3. Cabut tubing Acid (merah) dan tubing Bicarbonat (biru) dari
rinse port kemudian masukan ke dalam larutan cuka 5%, atur
kecepatan QD 500cc/menit, diamkan sekitar 7 menit.
4. Jika larutan cuka sudah habis, masukan kembali tubing acid
dan bicarbonate ke rinse port.

UNIT TERKAIT - Unit Haemodialisa Rumkit Tk II Putri Hijau


MENGAKHIRI HAEMODIALISIS PADA AKSES AV SHUNT

No. Dokumen No Revisi Halaman


RUMKIT TK II PUTRI HIJAU SPO/PP/181/XI/2014
KESDAM I/BB 0 1/3

Ditetapkan Oleh :
STANDAR PROSEDUR Kepala Rumkit Tk II Putri Hijau
OPERASIONAL Tanggal terbit
(SPO) 10 November 2014

dr. Sukirman, Sp. KK, M.Kes


Letnan Kolonel Ckm NRP 32977

PENGERTIAN Mengakhiri haemodialisis pada akses AV shunt adalah


menghentikan tindakan hemodialisis setelah selesai sesuai
dengan program yang di rencanakan atau bila ada komplikasi
pada saat haemodialisis yang menggunakan akses AV shunt.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk petugas
dalam mengakhiri haemodialisa pada akses AV shunt guna
menjamin keselamatan pasien dan petugas.
KEBIJAKAN Surat Keputusan Kepala Rumah Sakit TK II Putri Hijau Nomor :
SK/45/XI/2014 tentang pelayanan Haemodialisa di Rumkit TK II
Putri Hijau.
PROSEDUR 1. Siapkan Alat dan Bahan :
a. Depper.
b. Spuit 10 cc
c. Sarung tangan.
d. NaCI 0,9 %.
e. Nebacetin powder antibiotic
f. Plester.
g. Band Aid (perekat)
h. Masker.
i. Kontainer tempat blood line.
2. Perawat mencuci tangan.
3. Pakai sarung tangan dan masker.
4. Identifikasi pasien.
5. Selang infus NaCI 0,9% dilepaskan dari blood line dan diberi
sambungan.
MENGAKHIRI HAEMODIALISIS PADA AKSES AV SHUNT

No. Dokumen No Revisi Halaman


RUMKIT TK II PUTRI HIJAU SPO/PP/181/XI/2014
KESDAM I/BB 0 2/3

PROSEDUR 6. Blood pump dimatikan, tutup klem fistula inlet dan arterial line.
7. Lepaskan arterial line dari fistula inlet kemudian sambungkan
dengan selang infus NaCI.
8. Buka klem yang terpasang pada arterial line dan roll klem
selang infus.
9. Blood pump dinyalakan dan dinaikkan sampai QB 100 – 150
ml/menit dan masukan darah yang ada di blood line sampai
bersih.
10. Masukan darah yang ada pada fistula inlet dengan cara
didorong dengan NaCI 0,9 %.
11. Lepaskan blood line dari fistula outlet.
12. Ukur tekanan darah pasien.
13. Lepaskan fistula inlet, tekan luka dengan depper selama 10 –
15 menit atau sesuai dengan kondisi pasien. Simpan fistula
pada bak instrumen.
14. Lepaskan fistula outlet, tekan luka pada depper 5 – 10 menit
sesuai dengan kondisi.
15. Pasien setelah dipastikan kondisi pasien dalam keadaan baik.
Simpan fistula pada bak instrumen.
16. Setelah darah berhenti, fiksasi depper menggunakan plaster.
17. Lepaskan blood line dari mesin hemodialisis.
18. Simpan fistula dan blood line pada tempat yang disediakan.
19. Lepaskan sarung tangan.
20. Perawat cuci tangan.
21. Timbang berat badan pasien sesudah hemodialisa.
22. Pasien diperbolehkan pulang setelah diberikan petunjuk
perawatan luka dirumah.
23. Dokumentasikan tindakan yang dilakukan.
Catatan :
Perawatan luka akses AV Shunt di Rumah :
a. Luka dijaga tetap kering dan bersih.
b. Tidak dipakai mengangkat berat badan
MENGAKHIRI HAEMODIALISIS PADA AKSES AV SHUNT

No. Dokumen No Revisi Halaman


RUMKIT TK II PUTRI HIJAU SPO/PP/181/XI/2014
KESDAM I/BB 0 3/3

PROSEDUR c. Apabila terjadi pembengkakkan, nyeri atau


pendarahan,lakukan penekanan pada daerah bekas
tusukan dengan kekuatan secukupnya. Periksakan ke
rumah sakit terdekat.

UNIT TERKAIT - Unit Haemodialisa Rumkit Tk II Putri Hijau


PROSEDUR MENGAKHIRI HEMODIALISIS PADA AKSES
DOUBLE LUMEN CATETER

No. Dokumen No Revisi Halaman


RUMKIT TK II PUTRI HIJAU SPO/PP/182/XI/2014
KESDAM I/BB 0 1/3

Ditetapkan Oleh :
STANDAR PROSEDUR Kepala Rumkit Tk II Putri Hijau
OPERASIONAL Tanggal terbit
(SPO) 10 November 2014

dr. Sukirman, Sp. KK, M.Kes


Letnan Kolonel Ckm NRP 32977
PENGERTIAN Mengakhiri tindakan haemodialisis pada akses double lumen
cateter adalah menghentikan tindakan haemodialisis pada pasien
yang dipasang akses double lumen cateter setelah selesai
sesuai dengan program atau ada komplikasi pada saat
haemodialisa.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk
mempermudah proses mengakhiri tindakan haemodalisa pada
pasien yang dipasang akses double lumen catheter sehingga
menjamin keselamatan pasien dan operator.
KEBIJAKAN Surat Keputusan Kepala Rumah Sakit TK II Putri Hijau Nomor :
SK/45/XI/2014 tentang pelayanan Haemodialisa di Rumkit TK II
Putri Hijau.
PROSEDUR 1. Siapkan Alat dan bahan.
a. Bak instrumen steril yang disimpan disiapkan kembali.
b. Alat dan bahan steril yang diperlukan :
1) Spuit 5 cc
2) Kasa
3) Sarung tangan steril
4) Kom kecil berisi NaCI 0,9% + heparin 5000 IU
5) Kom kecil berisi alkohol 70 % dengan tutup subclavia
didalamnya.
c. Heparin
PROSEDUR MENGAKHIRI HEMODIALISIS PADA AKSES
DOUBLE LUMEN CATETER

No. Dokumen No Revisi Halaman


RUMKIT TK II PUTRI HIJAU
KESDAM I/BB SPO/PP/182/XI/2014 0 2/3

PROSEDUR d. Alkohol 70 %
e. Betadin 10 %
f. Plester
2. Perawat mencuci tangan.
3. Pakai sarung tangan.
4. Identifikasi pasien.
5. Lepaskan selang infuse NaCI 0,9% dari blood line kemudian
beri sambungan.
6. Stop pompa darah.
7. Tutup klem blood line inlet dan klem dobel lumen inlet.
8. Lepaskan blood line inlet dari dobel lumen inlet.
9. Sambungan blood line inlet dengan selang infuse NaCl 0,9%
10. Buka klem blood line inlet dan roll klem selang infus NaCl 0,9%
11. Jalankan pompa darah 100-150 ml/menit, masukan darah
kedalam tubuh pasien sampai bersih
12. Stop pompa darah
13. Tutup klem blood line outlet dan klem double lument outlet
14. Tutup klem blood line inlet dan roll klem selang infuse NaCl
0,9%
15. Ukur tekanan darah pasien
16. Lepaskan blood line outlet dari double lumen outlet
17. Ganti sarung tangan dengan yang steril
18. Bersihkan ujung doubel lumen dengan kassa alkohol
19. Masukan NaCl 0,9% + heparin ke dalam inlet dan outlet double
lumen sampai bersih dengan spuit 5cc setelah cairan NaCl
0,9% masuk, darah tidak boleh ditarik lagi (gerakan 1 arah
mendorong saja)
20. Pasang tutup double lumen
21. Lepaskan klem double lumen
22. Balut double lumen dengan kassa steril
23. Simpan blood line pada tempat yang sudah disediakan
24. Rapihkan alat-alat
25. Lepaskan sarung tangan
PROSEDUR MENGAKHIRI HEMODIALISIS PADA AKSES
DOUBLE LUMEN CATETER

No. Dokumen No Revisi Halaman


RUMKIT TK II PUTRI HIJAU
KESDAM I/BB SPO/PP/182/XI/2014 0 3/3

PROSEDUR 26. Perawat cuci tangan


27. Timbang berat badan pasien
28. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan

UNIT TERKAIT - Unit Haemodialisa Rumkit Tk II Putri Hijau


PELAYANAN PASIEN HAEMODIALISA CITO

No. Dokumen No Revisi Halaman


RUMKIT TK II PUTRI HIJAU
KESDAM I/BB SPO/PP/185/XI/2014 0 1/2

Ditetapkan Oleh :
Kepala Rumkit Tk II Putri Hijau
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL Tanggal terbit
(SPO) 10 November 2014
dr. Sukirman, Sp. KK, M.Kes
Letnan Kolonel Ckm NRP 32977

PENGERTIAN Pelayanan pasien HD Cito adalah pelayanan yang diberikan


kepada pasien yang mengalami gagal ginjal yang terjadwal HD
yang memerlukan pelayanan HD diluar jadwalnya dikarenakan
adanya perburukan kondisi. HD cito dilakukan pada pasien yang
mengalami peningkatan nilai ureum dari kreatinin yang signifikan
dan memerlukan pelayanan HD sesegera mungkin untuk
menyelamatkan jiwa pasien dan mencegah kerusakan ginjal
permanen.
TUJUAN 1. Menyediakan perencanaan pelayanan perawatan.
2. Melakukan koordinasi dengan semua tim pemberi pelayanan.
3. Mengevaluasi hasil pelayanan perawatan pasien agar lebih
efektif dan efisien.
KEBIJAKAN Surat Keputusan Kepala Rumah Sakit TK II Putri Hijau Nomor :
SK/45/XI/2014 tentang pelayanan Haemodialisa di Rumkit TK II
Putri Hijau.
PROSEDUR 1. Bila sarana HD saat itu penuh, tetap menjalani terapi
konservatif sambil menunggu pelayanan HD berikutnya.
2. Biaya tindakan HD cito sesuai dengan pola tarif yang berlaku.
3. Dokter jaga / perawat ruangan menghubungi ruang HD untuk
pelayanan HD cito.
4. Bila tempat tersedia, perawat ruang HD menyiapkan tempat,
alat dan sarana pasien HD cito.
5. Perawat HD memanggil pasien dan memberikan pelayanan
HD.
6. Billing atau perawat menginput pelayanan tindakan HD cito di
PELAYANAN PASIEN HAEMODIALISA CITO

No. Dokumen No Revisi Halaman


RUMKIT TK II PUTRI HIJAU
KESDAM I/BB SPO/PP/185/XI/2014 0 2/2

PROSEDUR komputer.
7. Selesai HD pasien dijemput kembali oleh perawat / petugas
ruangan tempat pasien dirawat.
8. Bila sarana HD saat itu penuh, tetap menjalani terapi
konservatif sambil menunggu pelayanan HD berikutnya.
9. Biaya tindakan HD cito sesuai dengan pola tarif yang berlaku.
10. Dokter jaga / perawat ruangan menghubungi ruang HD untuk
pelayanan HD cito.
11. Bila tempat tersedia, perawat ruang HD menyiapkan tempat,
alat dan sarana pasien HD cito.
12. Perawat HD memanggil pasien dan memberikan pelayanan
HD.
13. Billing atau perawat menginput pelayanan tindakan HD cito di
komputer.
14. Selesai HD pasien dijemput kembali oleh perawat / petugas
ruangan tempat pasien dirawat.

UNIT TERKAIT Komite medik, Siyanmed ( Bagian kedokteran, Bagian


keperawatan) Departemen/SMF/Sub SMF, Instalasi gawat
Darurat, Instalasi kamar Operasi, Instalasi Anestesi dan
Reaminasi, Instalasi Radiologi, Instalasi Patologi, Instalasi Rawat
Inap, Instalasi Rawat Jalan.
PENGISIAN SURAT PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIS
HAEMODIALISA UNTUK PASIEN YANG TIDAK PUNYA
JADWAL

No. Dokumen No Revisi Halaman


RUMKIT TK II PUTRI HIJAU SPO/PP/186/XI/2014
KESDAM I/BB 0 1/2

Ditetapkan Oleh :
STANDAR PROSEDUR Kepala Rumkit Tk II Putri Hijau
OPERASIONAL Tanggal terbit
(SPO) 10 November 2014

dr. Sukirman, Sp. KK, M.Kes


Letnan Kolonel Ckm NRP 32977

PENGERTIAN 1. Surat Persetujuan Tindakan Medis Haemodialisa adalah


Surat yang berisi pernyataan pemberian persetujuan untuk
dilakukan suatu tindakan hemodialisa.
2. Pasien adalah Orang yang akan dilakukan tindakan
hemodialisa.
3. Keluarga adalah Orang terdekat pasien (suami, istri, bapak
kandung, ibu kandung, anak kandung, saudara kandung.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk petugas
dalam pengisian surat persetujuan tindakan yang menjamin
keselamatan pasien dan operator yang menggunakan.
KEBIJAKAN Surat Keputusan Kepala Rumah Sakit TK II Putri Hijau Nomor :
SK/45/XI/2014 tentang pelayanan Haemodialisa di Rumkit TK II
Putri Hijau.
PROSEDUR 1. Peralatan.
a. Catatan medik.
b. Catatan hasil pemeriksaan penunjang medis.
c. Surat pernyataan persetujuan tindakan.

2. Prosedur.
a. Setelah pasien dinyatakan menderita penyakit yang
memerlukan tindakan Hemodialisa yang bersifat Cito (Bisa
mengancam jiwa) atau terencana.
PENGISIAN SURAT PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIS
HAEMODIALISA UNTUK PASIEN YANG TIDAK PUNYA
JADWAL

No. Dokumen No Revisi Halaman


RUMKIT TK II PUTRI HIJAU SPO/PP/186/XI/2014
KESDAM I/BB 0 2/2

PROSEDUR b. Dokter yang menangani wajib menjelaskan kepada pasien


mengenai :
1) Mengapa harus dilakukan tindakan Hemodialisa.
2) Berapa lama tindakan tersebut berlangsung.
3) Bagaimana prosedur tindakan tersebut dilakukan.
4) Alternatif tindakan yang lain.
5) Prognosa dari tindakan yang akan dilakukan.
c. Setelah penderita dan keluarga memperoleh penjelasan
tersebut, bila keluarga dan pasien setuju maka harus
mengisi formulir surat pernyataan persetujuan tindakan
secara lengkap.

UNIT TERKAIT - Unit Haemodialisa Rumkit Tk II Putri Hijau


RE – USE DIALIZER MANUAL

No. Dokumen No Revisi Halaman


RUMKIT TK II PUTRI HIJAU SPO/PP/187/XI/2014
KESDAM I/BB 0 1/3

Ditetapkan Oleh :
STANDAR PROSEDUR Kepala Rumkit Tk II Putri Hijau
OPERASIONAL Tanggal terbit
(SPO) 10 November 2014

dr. Sukirman, Sp. KK, M.Kes


Letnan Kolonel Ckm NRP 32977
PENGERTIAN Re – use dializer manual adalah memproses ulang dializer
dimana seluruh langkah – langkah prosesnya dilakukan secara
manual.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk petugas
dalam melakukan Re – use dializer manual, guna menjamin
keselamatan pasien dan operator yang menggunakannya serta
menurunkan biaya perbaikan.
KEBIJAKAN Surat Keputusan Kepala Rumah Sakit TK II Putri Hijau Nomor :
SK/45/XI/2014 tentang pelayanan Haemodialisa di Rumkit TK II
Putri Hijau.
PROSEDUR 1. Alat dan Bahan.
a. Dialyzer.
b. H2O2 50%.
c. Hipoclorit 1%
d. Formalin cair 50%.
e. Instalasi air R.O
f. Tutup dialyzer untuk kompartemen darah dan
kompartemen dialisat.
g. Spuit 50cc dan needle 1 buah.
h. Gelas ukur ukuran 100cc.
i. Pompa khusus formalin.
j. Arterial blood line 1 buah
2. Alat pelindung diri.
RE – USE DIALIZER MANUAL

No. Dokumen No Revisi Halaman


RUMKIT TK II PUTRI HIJAU SPO/PP/187/XI/2014
KESDAM I/BB 0 2/3
PROSEDUR 3. Penatalaksanaan.
a. Petugas menggunakan alat pelindung diri.
b. Dializer yang akan dilakukan Re – use dikumpulkan dan
dilepaskan dari blood line.
c. Bilas dialyzer dengan air R.O dengan cara memasangkan
handsen conector pada salah satu kompartemen dialysate
dan sambungkan arterial blood line pada kompartemen
darah inlet kemudian buka kedua kran R.O selama 2
menit.
d. Tutup kembali kran R.O lepaskan handsen conector dan
arterial blood line dari dializer.
e. Letakan dializer yang sudah dibilas secara vertikal.
f. Ambil cairan H2O2 50% menggunakan spuit semprotkan
ke dalam Komparteman darah,dan kompartemen dialisat
masing – masing 50 cc, biarkan selama 5 – 10 menit.
g. Bilas kembali dialyzer dengan air R.O (lankah c).
h. Apabila masih ada sisa darah, ambil cairan Hipoclorit
semprotkan ke dalam kompartemen darah dan
kompartemen dialysat masing – masing 50cc biarkan
selama 5 – 10 menit.
i. Bilas kembali dialyzer dengan R.O (langkah c).
j. Ukur total volume.
1) Siapkan gelas ukur.
2) Isi penuh kompartemen darah dengan air R.O tutup
bagian komparten darah outlet dengan jari.
3) Letakkan ujung komparten darah outlet dializer diatas
gelas ukur kemudian lepaskan jari tangan yang
menutupnya.
4) Bebaskan air R.O dalam dializer, dorong dengan udara
melalui ujung kompartemen darah inlet menggunakan
spuit 50cc
5) Pastikan air R.O sudah tidak ada dalam dializer.
6) Lihat dalam gelas ukur, berapa jumlah air yang
terdapat dalam gelas ukur.

RE – USE DIALIZER MANUAL

No. Dokumen No Revisi Halaman


RUMKIT TK II PUTRI HIJAU SPO/PP/187/XI/2014
KESDAM I/BB 0 3/3

PROSEDUR k. Jika jumlah air < 80% dari jumlah volume dializer baru,
maka dializer tersebut tidak boleh digunakan kembali ke
pasien.
l. Keringkan dializer dengan cara simpan secara vertikal
untuk mengeluarkan sisa air R.O.
m. Sambungkan selang formalin pada kompartemen darah
inlet nyalakan pompa dengan kecepatan 200cc/menit
isikan formalin 3 - 5 % sampai penuh (tidak keluar lagi
gelembung), matikan pompa kemudian tutup rapat ujung
inlet dan outlet kompartemen darah.
n. Sambungkan selang formalin pada kompartemen
dialysate nyalakan pompa dengan kecepatan 200/menit,
isikan formalin 3 – 5% sampai penuh (tidak keluar lagi
gelembung), matikan pompa kemudian tutup rapat ujung
inlet dan outlet kompartemen dialysate.
o. Letakkan dializer di lemari tertutup yang tidak terkena
sinar matahari.
p. Letakkan posisi kompartemen dialisat kearah atas.
q. Catat dalam buku Re – use sebagai dokumentasi
1) Tanggal Re – use.
2) Kode (Re – use dializer yang keberapa)
3) Jumlah total volume dalam dializer.
4) Nama petugas yang melakukan Re – use dializer.
r. Dialyzer dipakai paling banyak sampai dengan 6kali Re-
use (7 kali penggunaan ) atau volume priming minimal
80%
s. Jika dializer Re-use tidak digunakan lebih dari 3 bulan
maka dializer tersebut harus dibuang.
UNIT TERKAIT - Unit Haemodialisa Rumkit Tk II Putri Hijau

PROSEDUR RINSING

No. Dokumen No Revisi Halaman


RUMKIT TK II PUTRI HIJAU SPO/PP/188/XI/2014
KESDAM I/BB 0 1/2

Ditetapkan Oleh :
STANDAR PROSEDUR Kepala Rumkit Tk II Putri Hijau
OPERASIONAL Tanggal terbit
(SPO) 10 November 2014

dr. Sukirman, Sp. KK, M.Kes


Letnan Kolonel Ckm NRP 32977

PENGERTIAN Rinsing adalah pembilasan kompartemen darah pada dializer


dengan NaCI 0,9% dan kompartemen dialisat pada dializer
dengan dialisat.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk petugas
dalam melakukan rinsing guna menjamin keselamatan pasien
dan operator yang melakukan.
KEBIJAKAN Surat Keputusan Kepala Rumah Sakit TK II Putri Hijau Nomor :
SK/45/XI/2014 tentang pelayanan Haemodialisa di Rumkit TK II
Putri Hijau.
PROSEDUR 1. Siapkan Alat dan Bahan.
a. Mesin haemodialisis yang siap pakai dan sudah terpasang
blood line.
b. Dializer baru atau reuse.
c. Sarung tangan.
d. Gelas ukur.
e. NaCI 0,9% 500 cc – 1000 cc.
f. Heparin 5000 IU.
2. Perawat mencuci tangan.
3. Pakai sarung tangan
4. Pasangkan hansen conector pada dializer merah diatas biru
dibawah
5. Balikkan posisi dialyzer biru diatas merah dibawah.
6. Sambungkan venous line dan arterial line pada inlet dan
outlet dializer.

PROSEDUR RINSING

No. Dokumen No Revisi Halaman


RUMKIT TK II PUTRI HIJAU SPO/PP/188/XI/2014
KESDAM I/BB 0 2/2

PROSEDUR 7. Tutup klem blood line merah dan biru.


8. Tempatkan ujung blood line biru pada gelas ukur lalu klem
dibuka.
9. Nyalakan pompa darah mulai dari kecepatan 100 mL/menit
s/d 200 mL/menit bilas dializer dengan menggunakan NaCI
0,9% sebanyak 500 cc sampai 1000 cc (proses ini disebut
sirkulasi terbuka).
10. Tepuk – tepuk atau diberi tekanan pada dializer untuk
membebaskan udara, pada saat pembilasan dializer.
11. Matikan pompa darah kemudian ujung blood line merah dan
biru disambungkan, buka seluruh klem.
12. Setelah rinsing selesai lanjutkan dengan proses priming.

UNIT TERKAIT - Unit Haemodialisa Rumkit Tk II Putri Hijau


PROSEDUR SOAKING

No. Dokumen No Revisi Halaman


RUMKIT TK II PUTRI HIJAU SPO/PP/189/XI/2014
KESDAM I/BB 0 1/1

Ditetapkan Oleh :
STANDAR PROSEDUR Kepala Rumkit Tk II Putri Hijau
OPERASIONAL Tanggal terbit
(SPO) 10 November 2014

dr. Sukirman, Sp. KK, M.Kes


Letnan Kolonel Ckm NRP 32977

PENGERTIAN Soaking adalah mengalirkan cairan dialisat ke dalam


kompartemen dialisat pada dializer, bisa dilakukan bersamaan
dengan rinsing.

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk petugas


dalam melakukan soaking guna menjamin keselamatan pasien
dan operator yang melakukan.

KEBIJAKAN Surat Keputusan Kepala Rumah Sakit TK II Putri Hijau Nomor :


SK/45/XI/2014 tentang pelayanan Haemodialisa di Rumkit TK II
Putri Hijau.
PROSEDUR 1. Alat dan bahan
a. Mesin haemodialisis yang siap pakai.
b. Dializer baru atau reuse.
2. Penatalaksanaan.
a. Pasang dializer pada mesin hemodialisa dengan posisi
merah di atas dan biru di bawah.
b. Hubungkan kedua handsen konektor dialisat dengan
dializer, merah ke merah dan biru ke biru.
c. Alirkan dialisat ke dalam dializer selama 10 s/d 15 menit.

UNIT TERKAIT - Unit Haemodialisa Rumkit Tk II Putri Hijau


ADMINISTRASI HEMODIALISA PASIEN BPJS

No. Dokumen No Revisi Halaman


RS TK.III SLAMET RIYADI
0 1/2

Ditetapkan Oleh :
STANDAR PROSEDUR Kepala RS TK.III Slamet Riyadi
OPERASIONAL Tanggal terbit
(SPO)

dr. Oedjang Setijawan.,Msi-Med.,SpB


Letkol Ckm NRP.11020002030772
PENGERTIAN Suatu prose pembayaran tindakan Hemodialisa bagi peserta
BPJS.

TUJUAN Untuk mendapatkan pelayanan administrasi tindakan


Hemodialisa

KEBIJAKAN Surat Keputusan Kepala Rumah Sakit TK.III Slamet Riyadi


Nomor : SK/ / /2019 tentang pelayanan Hemodialisa di Rumkit
TK.III Slamet Riyadi
PROSEDUR 1. Untuk Pasien Baru
a. Sehari sebelum mendaftar menghubungi unit Hemodialisa
(HD) untuk bertanya ketersediaan mesin kosong.
b. Ada surat perintah HD dari DPJP
c. Mendaftar di loket pendaftaran rawat jalan dengan
membawa surat perintah HD, surat rujukan dan kartu BPJS,
serta membawa hasil terbaru untuk HbsAG,anti HIV dan anti
HCV metode kuantitatif.
d. Pasien menuju ruang HD untuk melakukan finger print
supaya keluar Surat Elegibilitas Peserta (SEP),dan menanda
tangani inform consent diatas materai 6000.
e.Pasien masuk ruang tindakan
f. Pasien selesai HD, diberikan surat kontrol untuk HD
selanjutnya.
2. Untuk Pasien Rawat Jalan (Lama)
a. Pasien mendaftar ke pendaftaran rawat jalan
sesuai jadwal HD rutinnya
b. Pasien datang ke unit HD untk finger print supaya
SEP keluar dan menandatangani inform consent
c. Pasien masuk ke ruang tindakan
d. Pasien selesai HD, diberikan surat kontrol untuk
HD selanjutnya.

3. Untuk Pasien Rawat Inap


a. Ada perintah HD dari DPJP
b. Perawat ruangan menghubungi perawat HD untuk
konfirmasi mesin yang tersedia
c. Pasien dibawa ke unit HD dengan membawa
Rekam Medis Pasien, perawat ruangan operan
pasien ke perawat HD
d. Keluarga pasien menanda tangani inform consent
tindakan HD
e. Selesai HD perawat HD menelpon ruangan untuk
menjemput pasien
f. Perawat HD operan ke perawat ruangan,
administrasi bukti tindakan HD dimasukkan ke RM
pasien
g. Pasien dibawa ke ruangan oleh perawat ruangan

-Instalasi Rawat Jalan


-Instalasi Rawat Inap
ADMINISTRASI HEMODIALISA PASIEN UMUM

No. Dokumen No Revisi Halaman


RS TK.III SLAMET RIYADI
0 1/2

Ditetapkan Oleh :
STANDAR PROSEDUR Kepala RS TK.III Slamet Riyadi
OPERASIONAL Tanggal terbit
(SPO)

dr. Oedjang Setijawan.,Msi-Med.,SpB


Letkol Ckm NRP.11020002030772
PENGERTIAN Suatu prose pembayaran tindakan Hemodialisa bagi peserta
umum

TUJUAN Untuk mendapatkan pelayanan administrasi tindakan


Hemodialisa

KEBIJAKAN Surat Keputusan Kepala Rumah Sakit TK.III Slamet Riyadi


Nomor : SK/ / /2019 tentang pelayanan Hemodialisa di Rumkit
TK.III Slamet Riyadi
PROSEDUR 4. Untuk Pasien Baru
a. Sehari sebelum mendaftar menghubungi unit Hemodialisa
(HD) untuk bertanya ketersediaan mesin kosong.
b. Ada surat perintah HD dari DPJP
c. Mendaftar di loket pendaftaran rawat jalan dengan
membawa surat perintah HD, serta membawa hasil terbaru
untuk HbsAG,anti HIV dan anti HCV metode kuantitatif.
d. Pasien menuju ruang HD dan menanda tangani inform
consent diatas materai 6000.
e.Pasien masuk ruang tindakan
f. Pasien selesai HD, diberikan surat kontrol untuk HD
selanjutnya.
5. Untuk Pasien Rawat Jalan (Lama)
e. Pasien mendaftar ke pendaftaran rawat jalan
sesuai jadwal HD rutinnya
f. Pasien datang ke unit HD dan menandatangani
inform consent
g. Pasien masuk ke ruang tindakan
h. Pasien selesai HD, diberikan surat kontrol untuk
HD selanjutnya.

6. Untuk Pasien Rawat Inap


h. Ada perintah HD dari DPJP
i. Perawat ruangan menghubungi perawat HD untuk
konfirmasi mesin yang tersedia
j. Pasien dibawa ke unit HD dengan membawa
Rekam Medis Pasien, perawat ruangan operan
pasien ke perawat HD
k. Keluarga pasien menanda tangani inform consent
tindakan HD
l. Selesai HD perawat HD menelpon ruangan untuk
menjemput pasien
m. Perawat HD operan ke perawat ruangan,
administrasi bukti tindakan HD dimasukkan ke RM
pasien
n. Pasien dibawa ke ruangan oleh perawat ruangan

-Instalasi Rawat Jalan


-Instalasi Rawat Inap
PENCEGAHAN INFEKSI DI RUANG HEMODIALISA

No. Dokumen No Revisi Halaman


RS TK.III SLAMET RIYADI
0/0 1/2

Ditetapkan Oleh :
STANDAR PROSEDUR Kepala RS TK.III Slamet Riyadi
OPERASIONAL Tanggal terbit
(SPO) 21 Januari 2019

dr. Oedjang Setijawan.,Msi-Med.,SpB


Letkol Ckm NRP.11020002030772
PENGERTIAN Mencegah masuknya kuman atau bibit penyakit ke sirkulasi darah yang
menimbulkan tanda-tanda infeksi dan inflamasi pada pasien dan
petugas.
TUJUAN a. Mengerti standar tindakan pencegahan infeksi
b. Menetapkan kebijakan untuk pencegahan infeksi
c. Mencegah penularan melalui petugas ke pasien dan
sebaliknya
d. Peralatan kesehatan yang digunakan harus aseptik
e. Lingkungan kerja (ruangan, linen) dan cara kerja yang baik
f. Mencegah kuman penyakit dan infeksi nosokomial di
ruang HD

KEBIJAKAN Undang-Undang RI No.23 tahun 1992 tentang Kesehatan

1. PETUGAS HEMODIALISA
PROSEDUR a. Pakaian seragam petugas hanya digunakan hanya di
ruangan
b. Pakaian seragam petugas tidak boleh menutupi telapak
tangan dan lantai
c. Pakailah kacamata,masker, sarung tangan saat
menolong pasien
d. Cuci tangan sebelum dan sesudah menolon pasien
e. Jangan menggunakan perhiasan di tangan saat di
ruang HD
f. Periksa darah terhadap hepatitis B,C,HIV
2. MENCUCI TANGAN
a. Wastafel harus terlihat jelas oleh petugas, pasien, dan
keluarga pasien.
b. Wadah cairan desinfectan untuk mencuci tang an
menggunakan cara ditekan.
c. Di setiap washtafel disediakan tissue handuk
d. Tempelkan gambar cuci tangan secara sistematis
diatas wastafel
e. Pasang Hand Rub di setiap Bed tempat tidur pasien
3. LINGKUNGAN TEMPAT KERJA
a. Masukkan alat kotor ke tempat pembuangan yang
tersedia
b. Gunakan cairan desinfectan dalam bentuk spray untuk
membersihkan wilayah ruang dialisis
c. Gunakan sarung tangan non steril setiap
membersihkan area wilayah ruang HD
d. Bersihkan area Hd sebelum dan setelah tindakan HD
e. Bersihkan alat-alat yang digunakan pasien
f. Sediakan tempat sampah sesuai jenisnya
g. Pisahkan linen umum dan terinfeksi

4. ALAT MEDIS
a. Pisahkan mesin untuk kasus-kasus tertentu, jika tidak
mempunyai larutan desinfectan yang tepat
b. Penularan penyakit melalui mesin dialisis, antara lain
pada Coupler Hanson (Hanson Conector), saat
melakukan desinfektan terjadi sirkulasi pada sirkuit
mesin (loop).
c. Lakukan desinfektan mesin setiap selesai tindakan
dialisis (bagian dalam dan luar mesin)
d. Bersihkan alat medis yang digunakan ke pasien
(stetoskop, gunting dll dengan cairan sodium hipoklorit
1;10)
e. Gunakan set HD dalam bentuk single use
f. Setiap memasukkan obat atau mengambil darah dari
blood lines swab dahulu dengan alkohol 70%
g. Gunakan jarum/jarum suntik disposable
5. TEMPAT PEMBERSIHAN DIALISER
a. Manual :
- Pisahkan tempat pembersihan dialiser untuk umum dan yang
terinfeksi
- Siapkan larutan sterilisasi yang tepat sesuai kebutuhan pasien
- Dahulukan pembersihan dialiser umum, kemudian yang
terinfeksi.
b. Otomatis :
- Pisahkan dialiser umum dan terinfeksi
- Dahulukan pembersihan dialiser umum
- Rendam tutup dialiser dengan larutan sterilitas dan larutan
diganti setiap hari.
- Lemari reuse dipisah natar dialiser umum dan terinfeksi
6. PENGAWASAN AIR REVERSE OSMOSIS (RO)
a. Kualitas air diperiksa secara berkala 6 bulan sekali
terhadap bakteri dan endotoksin
b. Sistem pemipaan secara loop ( berputar) untuk
mencegah pertumbuhan bio film (lumut) dan bakteri di
dalam pipa.
c. Tanki air RO dibersihkan / dikuras secara rutin minimal
2 bulan sekali, berikan larutan desinfekstan sodium
hipoklorit 1;100
d. Bilas sampai bersih dan lakukan pengetesan air tangki
terhadap chlorin untuk memastikan apakah air di tanki
produk sudah bebas dari klorin
7. PASIEN
a. Setiap pasien baru atau pasien yang telah berkunjung
dari Rumah Sakit lain, maka wajib diperika ulang
laboratorium terhadap Hepatitis B,C,anti HIV dengan
metode kuantitatif
b. Pemeriksaan ulang seperti diatas minimal 1x/6 bulan
untuk pasien rutin
c. Setiap akan transfusi lakukan screening darah
terhadap Hepatitis B,Hepatitis C, anti HIV pada masing-
masing kantong darah
8.
-Instalasi Rawat Jalan
-Instalasi Rawat Inap

Anda mungkin juga menyukai