04
RUMAH SAKIT TK.III SLAMET RIYADI
TENTANG
Ditetapkan di Surakarta
Pada tanggal Januari 2019
Kepala Rumkit Tk III Slamet Riyadi
Kebijakan Umum
Kebijakan Khusus
1. Setiap pasien yang akan dilakukan dialisa harus dikaji dan ditangani oleh Dokter
Penanggung Jawab Pasien Hemodialisa untuk menentukan indikasi dilakukan
dialisa.
2. Pasien yang akan dilakukan hemodialisa harus menjalankan skrening atau
beberapa pemeriksaan dasar sebelum dilakukan hemodialisa pertama,.
Pemeriksaan tersebut adalah : pemeriksaan HBsAG, anti HIV dan anti HCV dengan
metode kuantitatif.
3. Hemodialisa yang dilakukan pada pasien dilakukan oleh petugas terlatih.
4. Tindakan hemodialisa harus atas persetujuan pasien.
5. Tindakan hemodialisa harus tercatat di catatan perawatan pasien.
6. Pengelolaan limbah dilakukan sesuai persyaratan dan aturan.
7. Penggunaan dializer berulang pelaksanaannya diatur sesuai ikatan Nefrologi
sebanyak 7 kali ulang.
8. Pasien di kaji ulang setiap akan dilakukan hemodialisa dan diberikan pelayanan
sesuai hasil kajian ulang.
9. Pasien yang di hemodialisa mendapatkan pelayanan sesuai kemampuan rumah
sakit dalam pemenuhan fasilitas dan sumber daya berdasarkan syarat pemerintah
Ditetapkan Oleh :
STANDAR PROSEDUR Kepala RS Tk.III Slamet Riyadi
OPERASIONAL Tanggal terbit
(SPO)
Dr.Oedjang Setijawan.,Msi-Med.,SpB
Letkol Ckm NRP11020002030772
PROSEDUR 1. Peralatan :
a. Catatan medik.
b. Catatan hasil pemeriksaan penunjang medis.
c. Surat Pernyataan Persetujuan Tindakan Haemodialisa.
2. Prosedur :
a. Setelah pasien dinyatakan menderita penyakit yang
memerlukan tindakan Haemodialisa yang bersifat cito (bisa
mengancam jiwa) atau terencana.
PENGISIAN SURAT IZIN TINDAKAN
Ditetapkan Oleh :
STANDAR PROSEDUR Kepala Rumkit Tk II Putri Hijau
OPERASIONAL Tanggal terbit
(SPO) 10 November 2014
PROSEDUR e. Plester
f. Masker
2. Perawat cuci tangan dan memakai masker
3. Identifikasi pasien
4. Timbang berat badan
5. Atur posisi pasien senyaman mungkin
6. Periksa TTV
7. Dekatkan semua alat yang akan dipakai
8. Tentukan lokasi inlet dan outlet
9. Jelaskan kepasien bahwa tindakan akan dimulai
10. Pasang duk sebagai alas lengan pasien
11. Isi spuit 5cc/10cc dengan cairan Nacl 0,9% yang telah diberi
heparin 2000 iu di dalam kom, lalu hubungkan spuit 5cc
tersebut dengan jarum AV Fistula ukuran 1 inch lalu dorong
sampai Nacl 0,9% terisi pada jarum AV Fistula dan pastikan
tidak ada udara
12. Pakai sarung tangan steril
13. Desinfektan lokasi yang akan diakses dengan depper
betadine 10% kemudian dibersihkan dengan depper alkohol
70% dengan cara memutar dari dalam keluar
14. Lakukan akses outlet terlebih dahulu kemudian inlet dan cek
apakah aliran darah lancar dengan cara diaspirasi kemudian
fiksasi dengan plester
15. Lepas spuit 5cc/10cc dari AV Fistula outlet kemudian tutup
16. Lakukan langkah ke 14, 15 untuk akses inlet
17. Lakukan SPO memulai haemodialisa
18. Alat-alat dirapikan kembali, tutup dan simpan bak instrumen
steril untuk tindakan mengakhiri haemodialisis
19. Lepaskan sarung tangan
20. Perawat cuci tangan
21. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan
UNIT TERKAIT - Unit Haemodialisa Rumkit Tk II Putri Hijau.
AKSES DOUBLE LUMEN CATETER
Ditetapkan Oleh :
STANDAR PROSEDUR Kepala Rumkit Tk II Putri Hijau
OPERASIONAL Tanggal terbit
(SPO) 10 November 2014
Ditetapkan Oleh :
STANDAR PROSEDUR Kepala Rumkit Tk II Putri Hijau
OPERASIONAL Tanggal terbit
(SPO) 10 November 2014
PROSEDUR b. Isi spuit 10 cc dengan cairan Nacl 0,9 % yang telah diberi
heparin 2000 iu di dalam kom, lalu hubungkan spuit 10 cc
tersebut dengan jarum AV fistula ukuran 1 ¼ inch lalu
dorong sampai Nacl 0,9 % terisi pada jarum AV fistula dan
pastikan tidak ada udara.
c. Lakukan akses dan cek apakah aliran darah lancar dengan
cara di aspirasi kemudian fiksasi dengan plester.
d. Lepas spuit 10cc dari jarum AV fistula inlet kemudian
tutup.
13. Lakukan SPO memulai haemodialisa.
14. Alat-alat dirapikan kembali, tutup dan simpan bak instrumen
steril untuk tindakan mengakhiri haemodialisa.
15. Lepaskan sarung tangan.
16. Perawat cuci tangan.
17. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan.
Ditetapkan Oleh :
STANDAR PROSEDUR Kepala Rumkit Tk II Putri Hijau
OPERASIONAL Tanggal terbit
(SPO) 10 November 2014
.
No Revisi Halaman
RUMKIT TK II PUTRI HIJAU
KESDAM I/BB 0 2/3
Ditetapkan Oleh :
STANDAR PROSEDUR Kepala Rumkit Tk II Putri Hijau
OPERASIONAL Tanggal terbit
(SPO) 10 November 2014
Ditetapkan Oleh :
STANDAR PROSEDUR Kepala Rumkit Tk II Putri Hijau
OPERASIONAL Tanggal terbit
(SPO) 10 November 2014
Ditetapkan Oleh :
STANDAR PROSEDUR Kepala Rumkit Tk II Putri Hijau
OPERASIONAL Tanggal terbit
(SPO) 10 November 2014
Ditetapkan Oleh :
STANDAR PROSEDUR Kepala Rumkit Tk II Putri Hijau
OPERASIONAL Tanggal terbit
(SPO) 10 November 2014
Ditetapkan Oleh :
STANDAR PROSEDUR Kepala Rumkit Tk II Putri Hijau
OPERASIONAL Tanggal terbit
(SPO) 10 November 2014
Ditetapkan Oleh :
STANDAR PROSEDUR Kepala Rumkit Tk II Putri Hijau
OPERASIONAL Tanggal terbit
(SPO) 10 November 2014
PENGERTIAN Clotting Dializer adalah darah yang membeku dan berada pada
dializer bagian kompartemen darah.
Ditetapkan Oleh :
STANDAR PROSEDUR Kepala Rumkit Tk II Putri Hijau
OPERASIONAL Tanggal terbit
(SPO) 10 November 2014
Ditetapkan Oleh :
STANDAR PROSEDUR Kepala Rumkit Tk II Putri Hijau
OPERASIONAL Tanggal terbit
(SPO) 10 November 2014
Ditetapkan Oleh :
STANDAR PROSEDUR Kepala Rumkit TK II Putri Hijau
OPERASIONAL Tanggal terbit
(SPO) 10 November 2014
PENGERTIAN Mati aliran listrik adalah terputusnya aliran listrik dari sumber
listrik ke mesin haemodialisa.
PROSEDUR 8. Dorong darah pada blood line merah dengan Nacl 0,9%,
kemudian tutup klem blood line merah.
9. Dorong darah pada selang outlet dengan Nacl 0,9% dengan
cara memutar pompa darah searah jarum jam sampai semua
darah masuk ke tubuh pasien.
10. Bila aliran listrik sudah pasti normal kembali, nyalakan mesin
biarkan sampai conductivity dan suhu stabil.
11. Lakukan TEST dan priming ulang bila dibutuhkan.
12. Lakukan proses memulai haemodialisa .
13. Lanjutkan kembali program haemodialisa yang belum
terlaksana.
Ditetapkan Oleh :
STANDAR PROSEDUR Kepala Rumkit Tk II Putri Hijau
OPERASIONAL Tanggal terbit
(SPO) 10 November 2014
Ditetapkan Oleh :
STANDAR PROSEDUR Kepala Rumkit Tk II Putri Hijau
OPERASIONAL Tanggal terbit
(SPO) 10 November 2014
Ditetapkan Oleh :
STANDAR PROSEDUR Kepala Rumkit Tk II Putri Hijau
OPERASIONAL Tanggal terbit
(SPO) 10 November 2014
Ditetapkan Oleh :
STANDAR PROSEDUR Kepala Rumkit Tk II Putri Hijau
OPERASIONAL Tanggal terbit
(SPO) 10 November 2014
Ditetapkan Oleh :
STANDAR PROSEDUR Kepala Rumkit Tk II Putri Hijau
OPERASIONAL Tanggal terbit
(SPO) 10 November 2014
PENGERTIAN Kejang otot (kram) adalah timbulnya kejang otot pada pasien
yang sedang menjalani hemodialisis atau sesudah nya.
Penyebab Kejang otot:
1. Penarikan cairan (ultrafiltrasi) melebihi berat badan kering.
2. Penarikan cairan (ultrafiltrasi) dalam waktu cepat meskipun
berat badan kering belum tercapai.
3. Hipokalsemia.
Ditetapkan Oleh :
STANDAR PROSEDUR Kepala Rumkit Tk II Putri Hijau
OPERASIONAL Tanggal terbit
(SPO) 10 November 2014
Ditetapkan Oleh :
STANDAR PROSEDUR Kepala Rumkit Tk II Putri Hijau
OPERASIONAL Tanggal terbit
(SPO) 10 November 2014
Ditetapkan Oleh :
STANDAR PROSEDUR Kepala Rumkit Tk II Putri Hijau
OPERASIONAL Tanggal terbit
(SPO) 10 November 2014
Ditetapkan Oleh :
STANDAR PROSEDUR Kepala Rumkit Tk II Putri Hijau
OPERASIONAL Tanggal terbit
(SPO) 10 November 2014
PROSEDUR 6. Blood pump dimatikan, tutup klem fistula inlet dan arterial line.
7. Lepaskan arterial line dari fistula inlet kemudian sambungkan
dengan selang infus NaCI.
8. Buka klem yang terpasang pada arterial line dan roll klem
selang infus.
9. Blood pump dinyalakan dan dinaikkan sampai QB 100 – 150
ml/menit dan masukan darah yang ada di blood line sampai
bersih.
10. Masukan darah yang ada pada fistula inlet dengan cara
didorong dengan NaCI 0,9 %.
11. Lepaskan blood line dari fistula outlet.
12. Ukur tekanan darah pasien.
13. Lepaskan fistula inlet, tekan luka dengan depper selama 10 –
15 menit atau sesuai dengan kondisi pasien. Simpan fistula
pada bak instrumen.
14. Lepaskan fistula outlet, tekan luka pada depper 5 – 10 menit
sesuai dengan kondisi.
15. Pasien setelah dipastikan kondisi pasien dalam keadaan baik.
Simpan fistula pada bak instrumen.
16. Setelah darah berhenti, fiksasi depper menggunakan plaster.
17. Lepaskan blood line dari mesin hemodialisis.
18. Simpan fistula dan blood line pada tempat yang disediakan.
19. Lepaskan sarung tangan.
20. Perawat cuci tangan.
21. Timbang berat badan pasien sesudah hemodialisa.
22. Pasien diperbolehkan pulang setelah diberikan petunjuk
perawatan luka dirumah.
23. Dokumentasikan tindakan yang dilakukan.
Catatan :
Perawatan luka akses AV Shunt di Rumah :
a. Luka dijaga tetap kering dan bersih.
b. Tidak dipakai mengangkat berat badan
MENGAKHIRI HAEMODIALISIS PADA AKSES AV SHUNT
Ditetapkan Oleh :
STANDAR PROSEDUR Kepala Rumkit Tk II Putri Hijau
OPERASIONAL Tanggal terbit
(SPO) 10 November 2014
PROSEDUR d. Alkohol 70 %
e. Betadin 10 %
f. Plester
2. Perawat mencuci tangan.
3. Pakai sarung tangan.
4. Identifikasi pasien.
5. Lepaskan selang infuse NaCI 0,9% dari blood line kemudian
beri sambungan.
6. Stop pompa darah.
7. Tutup klem blood line inlet dan klem dobel lumen inlet.
8. Lepaskan blood line inlet dari dobel lumen inlet.
9. Sambungan blood line inlet dengan selang infuse NaCl 0,9%
10. Buka klem blood line inlet dan roll klem selang infus NaCl 0,9%
11. Jalankan pompa darah 100-150 ml/menit, masukan darah
kedalam tubuh pasien sampai bersih
12. Stop pompa darah
13. Tutup klem blood line outlet dan klem double lument outlet
14. Tutup klem blood line inlet dan roll klem selang infuse NaCl
0,9%
15. Ukur tekanan darah pasien
16. Lepaskan blood line outlet dari double lumen outlet
17. Ganti sarung tangan dengan yang steril
18. Bersihkan ujung doubel lumen dengan kassa alkohol
19. Masukan NaCl 0,9% + heparin ke dalam inlet dan outlet double
lumen sampai bersih dengan spuit 5cc setelah cairan NaCl
0,9% masuk, darah tidak boleh ditarik lagi (gerakan 1 arah
mendorong saja)
20. Pasang tutup double lumen
21. Lepaskan klem double lumen
22. Balut double lumen dengan kassa steril
23. Simpan blood line pada tempat yang sudah disediakan
24. Rapihkan alat-alat
25. Lepaskan sarung tangan
PROSEDUR MENGAKHIRI HEMODIALISIS PADA AKSES
DOUBLE LUMEN CATETER
Ditetapkan Oleh :
Kepala Rumkit Tk II Putri Hijau
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL Tanggal terbit
(SPO) 10 November 2014
dr. Sukirman, Sp. KK, M.Kes
Letnan Kolonel Ckm NRP 32977
PROSEDUR komputer.
7. Selesai HD pasien dijemput kembali oleh perawat / petugas
ruangan tempat pasien dirawat.
8. Bila sarana HD saat itu penuh, tetap menjalani terapi
konservatif sambil menunggu pelayanan HD berikutnya.
9. Biaya tindakan HD cito sesuai dengan pola tarif yang berlaku.
10. Dokter jaga / perawat ruangan menghubungi ruang HD untuk
pelayanan HD cito.
11. Bila tempat tersedia, perawat ruang HD menyiapkan tempat,
alat dan sarana pasien HD cito.
12. Perawat HD memanggil pasien dan memberikan pelayanan
HD.
13. Billing atau perawat menginput pelayanan tindakan HD cito di
komputer.
14. Selesai HD pasien dijemput kembali oleh perawat / petugas
ruangan tempat pasien dirawat.
Ditetapkan Oleh :
STANDAR PROSEDUR Kepala Rumkit Tk II Putri Hijau
OPERASIONAL Tanggal terbit
(SPO) 10 November 2014
2. Prosedur.
a. Setelah pasien dinyatakan menderita penyakit yang
memerlukan tindakan Hemodialisa yang bersifat Cito (Bisa
mengancam jiwa) atau terencana.
PENGISIAN SURAT PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIS
HAEMODIALISA UNTUK PASIEN YANG TIDAK PUNYA
JADWAL
Ditetapkan Oleh :
STANDAR PROSEDUR Kepala Rumkit Tk II Putri Hijau
OPERASIONAL Tanggal terbit
(SPO) 10 November 2014
PROSEDUR k. Jika jumlah air < 80% dari jumlah volume dializer baru,
maka dializer tersebut tidak boleh digunakan kembali ke
pasien.
l. Keringkan dializer dengan cara simpan secara vertikal
untuk mengeluarkan sisa air R.O.
m. Sambungkan selang formalin pada kompartemen darah
inlet nyalakan pompa dengan kecepatan 200cc/menit
isikan formalin 3 - 5 % sampai penuh (tidak keluar lagi
gelembung), matikan pompa kemudian tutup rapat ujung
inlet dan outlet kompartemen darah.
n. Sambungkan selang formalin pada kompartemen
dialysate nyalakan pompa dengan kecepatan 200/menit,
isikan formalin 3 – 5% sampai penuh (tidak keluar lagi
gelembung), matikan pompa kemudian tutup rapat ujung
inlet dan outlet kompartemen dialysate.
o. Letakkan dializer di lemari tertutup yang tidak terkena
sinar matahari.
p. Letakkan posisi kompartemen dialisat kearah atas.
q. Catat dalam buku Re – use sebagai dokumentasi
1) Tanggal Re – use.
2) Kode (Re – use dializer yang keberapa)
3) Jumlah total volume dalam dializer.
4) Nama petugas yang melakukan Re – use dializer.
r. Dialyzer dipakai paling banyak sampai dengan 6kali Re-
use (7 kali penggunaan ) atau volume priming minimal
80%
s. Jika dializer Re-use tidak digunakan lebih dari 3 bulan
maka dializer tersebut harus dibuang.
UNIT TERKAIT - Unit Haemodialisa Rumkit Tk II Putri Hijau
PROSEDUR RINSING
Ditetapkan Oleh :
STANDAR PROSEDUR Kepala Rumkit Tk II Putri Hijau
OPERASIONAL Tanggal terbit
(SPO) 10 November 2014
PROSEDUR RINSING
Ditetapkan Oleh :
STANDAR PROSEDUR Kepala Rumkit Tk II Putri Hijau
OPERASIONAL Tanggal terbit
(SPO) 10 November 2014
Ditetapkan Oleh :
STANDAR PROSEDUR Kepala RS TK.III Slamet Riyadi
OPERASIONAL Tanggal terbit
(SPO)
Ditetapkan Oleh :
STANDAR PROSEDUR Kepala RS TK.III Slamet Riyadi
OPERASIONAL Tanggal terbit
(SPO)
Ditetapkan Oleh :
STANDAR PROSEDUR Kepala RS TK.III Slamet Riyadi
OPERASIONAL Tanggal terbit
(SPO) 21 Januari 2019
1. PETUGAS HEMODIALISA
PROSEDUR a. Pakaian seragam petugas hanya digunakan hanya di
ruangan
b. Pakaian seragam petugas tidak boleh menutupi telapak
tangan dan lantai
c. Pakailah kacamata,masker, sarung tangan saat
menolong pasien
d. Cuci tangan sebelum dan sesudah menolon pasien
e. Jangan menggunakan perhiasan di tangan saat di
ruang HD
f. Periksa darah terhadap hepatitis B,C,HIV
2. MENCUCI TANGAN
a. Wastafel harus terlihat jelas oleh petugas, pasien, dan
keluarga pasien.
b. Wadah cairan desinfectan untuk mencuci tang an
menggunakan cara ditekan.
c. Di setiap washtafel disediakan tissue handuk
d. Tempelkan gambar cuci tangan secara sistematis
diatas wastafel
e. Pasang Hand Rub di setiap Bed tempat tidur pasien
3. LINGKUNGAN TEMPAT KERJA
a. Masukkan alat kotor ke tempat pembuangan yang
tersedia
b. Gunakan cairan desinfectan dalam bentuk spray untuk
membersihkan wilayah ruang dialisis
c. Gunakan sarung tangan non steril setiap
membersihkan area wilayah ruang HD
d. Bersihkan area Hd sebelum dan setelah tindakan HD
e. Bersihkan alat-alat yang digunakan pasien
f. Sediakan tempat sampah sesuai jenisnya
g. Pisahkan linen umum dan terinfeksi
4. ALAT MEDIS
a. Pisahkan mesin untuk kasus-kasus tertentu, jika tidak
mempunyai larutan desinfectan yang tepat
b. Penularan penyakit melalui mesin dialisis, antara lain
pada Coupler Hanson (Hanson Conector), saat
melakukan desinfektan terjadi sirkulasi pada sirkuit
mesin (loop).
c. Lakukan desinfektan mesin setiap selesai tindakan
dialisis (bagian dalam dan luar mesin)
d. Bersihkan alat medis yang digunakan ke pasien
(stetoskop, gunting dll dengan cairan sodium hipoklorit
1;10)
e. Gunakan set HD dalam bentuk single use
f. Setiap memasukkan obat atau mengambil darah dari
blood lines swab dahulu dengan alkohol 70%
g. Gunakan jarum/jarum suntik disposable
5. TEMPAT PEMBERSIHAN DIALISER
a. Manual :
- Pisahkan tempat pembersihan dialiser untuk umum dan yang
terinfeksi
- Siapkan larutan sterilisasi yang tepat sesuai kebutuhan pasien
- Dahulukan pembersihan dialiser umum, kemudian yang
terinfeksi.
b. Otomatis :
- Pisahkan dialiser umum dan terinfeksi
- Dahulukan pembersihan dialiser umum
- Rendam tutup dialiser dengan larutan sterilitas dan larutan
diganti setiap hari.
- Lemari reuse dipisah natar dialiser umum dan terinfeksi
6. PENGAWASAN AIR REVERSE OSMOSIS (RO)
a. Kualitas air diperiksa secara berkala 6 bulan sekali
terhadap bakteri dan endotoksin
b. Sistem pemipaan secara loop ( berputar) untuk
mencegah pertumbuhan bio film (lumut) dan bakteri di
dalam pipa.
c. Tanki air RO dibersihkan / dikuras secara rutin minimal
2 bulan sekali, berikan larutan desinfekstan sodium
hipoklorit 1;100
d. Bilas sampai bersih dan lakukan pengetesan air tangki
terhadap chlorin untuk memastikan apakah air di tanki
produk sudah bebas dari klorin
7. PASIEN
a. Setiap pasien baru atau pasien yang telah berkunjung
dari Rumah Sakit lain, maka wajib diperika ulang
laboratorium terhadap Hepatitis B,C,anti HIV dengan
metode kuantitatif
b. Pemeriksaan ulang seperti diatas minimal 1x/6 bulan
untuk pasien rutin
c. Setiap akan transfusi lakukan screening darah
terhadap Hepatitis B,Hepatitis C, anti HIV pada masing-
masing kantong darah
8.
-Instalasi Rawat Jalan
-Instalasi Rawat Inap