1 WILAYAH S
RUMAH SAKIT TINGKAT III BRAWIJAYA
Jl. Kesatrian No 17 Surabaya
PANDUAN
RUJUKAN PASIEN
RUMAH SAKIT TINGKAT III BRAWIJAYA
MEMUTUSKAN:
Menetapkan
1. Keputusan Kepala Rumah Sakit Tingkat III
:
Dr.R.Soeharsono tentang Skrining Pasien di Rumah Sakit.
2. Lampiran Keputusan Kepala Rumah sakit tentang
Kebijakan rujukan di Rumah Sakit Tingkat III Dr.R.Soeharsono
sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.
3. Keputusan ini berlaku sejak tanggal ini ditetapkan.
Ditetapkan : di Banjarmasin
Pada tanggal : 25 September 2019
DAFTAR ISI
Keputusan Kepala Rumah Sakit Tingkat III Dr.R.Soeharsono Nomor Kep / 128 / I / tanggal
25 September 2019 tantang Rujukan Pasien Rumah Sakit
BAB I DEFINISI....................................................................................................1
1. Latar Belakang.....................................................................................1
2. Pengertian............................................................................................1
BAB IV DOKUMENTASI......................................................................................12
Daftar Pustaka.....................................................................................................13
51
1. Latar Belakang
Rujukan pasien dapat dilakukan apabila kondisi pasien layak untuk di rujukan.
Prinsip dalam melakukan rujukan pasien adalah memastikan keselamatan dan keamanan
pasien saat menjalani rujukan. Pelaksanaan rujukan pasien dapat dilakukan intra rumah
sakit atau antar rumah sakit.
Rujukan pasien dimulai dengan melakukan koordinasi dan komunikasi pra
transportasi pasien, menentukan SDM yang akan mendampingi pasien, menyiapkan
peralatan yang disertakan saat rujukan dan monitoring pasien selama rujukan. Rujukan
pasien hanya boleh dilakukan oleh staf medis dan staf keperawatan yang kompeten serta
petugas profesional lainnya yang sudah terlatih.
2. Pengertian
a. Sistem Rujukan
Sistem Rujukan adalah suatu sistem penyelenggaraan pelayanan kesehatan
yang melaksanakan pelimpahan tanggung jawab timbal balik terhadap suatu kasus
penyakit atau masalah kesehatan secara vertical (dari unit yang lebih mampu
menangani) atau secara horisintal (antar unit-unit yang setingkat kemampuannya).
b. Rujukan Pasien
Pengalihan tanggung jawab pelayanan kesehatan pasien sedini mungkin
untuk konsultasi, pemeriksaan diagnostik, perawatan dan pengobatan lebih lanjut
ke tenaga kesehatan atau sarana pelayanan kesehatan yang lebih mampu secara
timbal balik.
c. Rujukan Spesimen
Pengalihan tanggung jawab pemeriksaan bahan spesimen jaringan tubuh
pasien ke laboratorium atau fasilitas penunjang diagnostik lain yang lebih mampu
untuk menghasilkan pemeriksaan diagnostik yang lebih akurat dalam asuhan
pelayanan pasien.
2
6
BAB II
RUANG LINGKUP
3. Ruang lingkup
Ruang lingkup dalam Panduan Rujukan pasien meliputi pengaturan tentang:
a. Rujukan pasien dari Rumah Sakit Tk.III Dr.R.Soeharsono ke rumah sakit lain
atau sebaliknya
b. Rujukan pasien dari Rumah Sakit Tk.III Dr.R.Soeharsono ke fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya, termasuk fasilitas pelayanan kesehatan primer atau
perorangan.
c. Stabillisasi sebelum merujuk
d. Pendampingan pasien selama merujuk
e. Kompetensi pendamping pasien dan peralatan yang harus dibawa selama
rujukan
f. Peralatan Medis Dan Obat-Obatan
Peralatan Transfer Minimal Untuk Antar Rumah Sakit
a. Manajemen jalan napas/oksigenasi (dewasa dan anak)
1) Sistem bag-valve dewasa dan anak dengan reservoir oksigen
2) Sungkup dewasa dan anak
3) Penghubung sistem bag-valve dengan endotracheal (ETT)/
tracheostomy tube
4) Monitor end-tidal carbon dioxide (dewasa dan anak)
5) Laringoskop Miller
6) Stilet/mandrin ETT (dewasa dan anak)
7) Forceps Magil (dewasa dan anak)
8) Selang ETT (5.0, 5.5, 6.0, 6.5, 7.0, 7.5, 8.0)
9) Pegangan laringoskop (dewasa dan anak)
10) Baterai cadangan dan bola lampu laringoskop
11) Nasopharyngeal airways (NPA)/Oropharyngeal airways (OPA)
12) Pisau bedah (scalpel)
13) Alat krikotiroidotomi
14) Pelumas/gel
15) Nasal kanul (dewasa dan anak)
16) Lem perekat
17) Nebulizer
53
d. Transportasi Rujukan
1) Gunakan mobil ambulan. Mobil dilengkapi soket listrik 12 V,
suplai oksigen, monitor, dan peralatan lainnya
2) Sebelum melakukan transfer, pastikan kebutuhan-
kebutuhan untuk mentransfer pasien terpenuhi (seperti suplai oksigen,
baterai cadangan, dll).
3) Standar Peralatan di Ambulan
a) Suplai oksigen
b) Baterai cadangan
c) Syringe/infusion pumps (tinggi pompa sebaiknya tidak melebihi
posisi pasien
d) Alat kejut jantung (defibrillator)
4) Tim transfer/ SDM pendamping dapat memberi saran mengenai
kecepatan ambulan yang diperlukan, dengan mempertimbangkan kondisi
klinis pasien.
5) Keputusan untuk menggunakan sirene diserahkan kepada supir
ambulans. Tujuannya adalah untuk memfasilitasi transfer yang lancar dan
segera dengan akselerasi dan deselerasi yang minimal.
6) Petugas harus tetap duduk selama transfer dan menggunakan sabuk
pengaman.
7) Jika terdapat kegawatdaruratan medis dan pasien membutuhkan
intervensi segera, berhentikan ambulan di tempat yang aman dan lakukan
tindakan yang diperlukan.
711
BAB III
TATA LAKSANA
Rumah Sakit Tk. III Dr.R.Soeharsono tidak memiliki tim khusus rujukan, oleh
karena itu pasien yang dinyatakan oleh DPJP harus dirujuk ke RS lain maka perawat
pendamping adalah masing-masing ruangan tempat pasien dirawat.
dengan tekanan darah tidak stabil atau berpotensi menjadi tidak stabil; atau pada
pasien dengan inotropik).
g. Kateterisasi vena sentral tidak wajib tetapi membantu memantau filling
status (status volume pembuluh darah) pasien sebelum transfer. Akses vena
sentral diperlukan dalam pemberian obat inotropic dan vasopressor.
h. Pemantauan tekanan intrakranial mungkin diperlukan pada pasien-pasien
tertentu.
i. Pada pasien dengan pemasangan ventilator, lakukan pemantauan suplai
oksigen, tekanan pernapasan (airway pressure), dan pengaturan ventilator.2
j. Tim transfer yang terlibat harus memastikan ketersediaan obat-obatan yang
diperlukan, antara lain: (sebaiknya obat-obatan ini sudah disiapkan di dalam jarum
suntik)
1) Obat resusitasi dasar: epinefrin, anti-aritmia3
2) Obat sedasi
3) Analgesik
4) Relaksans otot
5) Obat inotropik
k. Hindari penggunaan tiang dengan selang infus yang terlalu banyak agar
akses terhadap pasien tidak terhalang dan stabilitas brankar terjaga dengan baik.
l. Semua infus harus diberikan melalui syringe pumps.
m. Penggunaan tabung oksigen tambahan harus aman dan terpasang dengan
baik.
n. Petugas transfer harus familiar dengan seluruh peralatan yang ada di
ambulans.
o. Pertahankan temperature pasien, lindungi telinga dan mata pasien selama
transfer.
p. Seluruh peralatan harus kokoh, tahan lama, dan ringan.
q. Peralatan listrik harus dapat berfungsi dengan menggunakan baterai (saat
tidak disambungkan dengan stop kontak/listrik).
r. Baterai tambahan harus dibawa (untuk mengantisipasi terjadinya mati listrik)
s. Monitor yang portabel harus mempunyai layar yang jernih dan terang dan
dapat memperlihatkan elektrokardiogram (EKG), saturasi oksigen arteri,
pengukuran tekanan darah (non-invasif), kapnografi, dan temperatur.
15
11
BAB IV
DOKUMENTAS
I
DAFTAR PUSTAKA
1. Buku Standar Akreditasi Rumah Sakit terbaru- Versi JCI ( Internet )
Bersumber dari http : // jci – akreditasi rumah sakit . blogspot,com. Diakses 20 Mei
2014.
2. Identifikasi pasien ( Internet ) Bersumber dari https // Ansherbnasilfa.
3. Wordpress com di akses tanggal 20 Mei 2014
4. Republik Indonesia ( 2017 ). Peraturan Menteri Kesehatan No 11 tahun 2017
tentang Keselamatan pasien. Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia