1 SURABAYA
RUMAH SAKIT TINGKAT III BRAWIJAYA
Jl. Kesatrian No 17 Surabaya
PANDUAN
SKRINING PASIEN
RUMAH SAKIT TINGKAT III BRAWIJAYA
tentang
SKRINING PASIEN
Menimbang: a. Bahwa dalam upaya pencapaian Visi dan Misi Rumah Sakit
Tingkat III Brawijaya Surabaya diperlukan Kebijakan Pelayanan yang
berkualitas;
b. Bahwa pasien diterima sebagai pasien rawat inap atau didaftar
untuk layanan rawat jalan berdasarkan kebutuhan perawatan
kesehatan yang teridentifikasi dan disesuaikan dengan sumber daya
Rumah Sakit, skrining bisa dilakukan didalam maupun diluar rumah
sakit termasuk pemeriksaan penunjang yang diperlukan untuk
menetapkan pasien diterima atau dirujuk;
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam a dan b, perlu ditetapkan dengan keputusan Kepala Rumah
Sakit Tingkat III Brawijaya.
MEMUTUSKAN
Ditetapkan : di Surabaya
Pada tanggal :10 Januari
2019
Kepala Rumah Sakit TK III Brawijaya
Keputusan Kepala Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya Nomor Kep / 134 / I / tanggal Januari
2019 tantang Skrining Pasien Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya.
BAB I DEFINISI..................................................................................................5
1. Pengertian.......................................................................................5
2. Latar Belakang................................................................................7
3. Tujuan..............................................................................................7
BAB IV DOKUMENTASI...................................................................................20
Daftar Pustaka..................................................................................................21
5
BAB I
DEFINISI
1. Pengertian
Di dalam panduan ini terdapat istilah-istilah yang berhubungan dengan kesehatan.
Untuk menyamakan persepsi dalam memberikan dan mengartikan istilah-istilah yang ada,
perlu sekali untuk dibahas istilah sebagai berikut adalah:
a. Skrining adalah kegiatan penapisan kebutuhan pasien yang dilakukan
sebelum, segera, dan saat pasien tiba di rumah sakit berdasarkan misi dan sumber
daya rumah sakit, sebagai dasar pengambilan keputusan penerimaan pasien untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan di rumah sakit.
b. Pasien adalah semua pengunjung Rumah Sakit yang membutuhkan
pelayanan medis, baik di Instalasi Gawat Darurat, Instalasi/Unit Rawat Jalan,
Instalasi/Unit Rawat Inap, maupun Instalasi/Unit Penunjang lainnya.
c. TPP (Tempat Pendaftaran Pasien) adalah unit terdepan yang melakukan
penerimaan pasien dan melakukan pendaftaran terhadap pasien yang
membutuhkan layanan kesehatan gawat darurat, rawat jalan, dan rawat inap di
Rumah Sakit.
d. Rujukan Pasien adalah pengalihan tanggung jawab pelayanan kesehatan
pasien sedini mungkin untuk konsultasi, pemeriksaan diagnostik, perawatan dan
pengobatan lebih lanjut ke tenaga kesehatan atau sarana pelayanan kesehatan
yang lebih mampu secara timbal balik.
e. Triase adalah pengelompokan pasien/korban yang berdasarkan atas berat
ringannya trauma/penyakit serta kecepatan penanganan/ pemindahannya.
f. Pasien Gawat Darurat adalah pasien yang tiba-tiba berada dalam keadaan
gawat atau akan menjadi gawat dan terancam nyawanya atau anggota badannya
(akan menjadi cacat) bila tidak mendapat pertolongan secepatnya.
g. Pasien Darurat Tidak Gawat adalah pasien akibat musibah yang datang tiba
tiba tetapi tidak mengancam nyawa dan anggota badannya, misalnya luka sayat
dangkal.
h. Pasien Tidak Gawat Tidak Darurat adalah pasien yang memerlukan
pelayanan kesehatan yang tidak mengancam jiwa dan dapat ditunda
pelayanannya, misalnya pasien dengan ulcus kronis, TBC kulit, dan sebagainya.
6
i. Kecelakaan (accident) adalah suatu kejadian dimana terjadi interaksi
berbagai faktor yang datangnya mendadak, tidak dikehendaki sehingga
menimbulkan cidera fisik, mental dan sosial.
j. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh
alam dan atau manusia yang mengakibatkan korban dan penderitaaan manusia,
kerugian harta benda, kerusakan lingkungan, kerusakan sarana dan prasarana
umum serta menimbulkan gangguan terhadap tata kehidupan masyarakat dan
pembangunan nasional yang memerlukan pertolongan dan bantuan.
k. Kematian dapat terjadi bila seseorang mengalami kerusakan atau
kegagalan dari salah satu sistem/organ di bawah ini, yaitu :
1) Susunan saraf pusat
2) Pernafasan
3) Kardiovaskuler
4) Hati
5) Ginjal
6) Pankreas
l. False Emergency adalah pasien yang tidak dalam keadaan gawat dan
darurat yang berkunjung ke IGD untuk mendapatkan pelayanan pengobatan.
Pasien ini tidak memerlukan pemeriksaan dan perawatan segera, dapat menunggu
sesuai antrian sambil tetap dilakukan observasi longgar oleh petugas
m. Pasien Rawat Jalan adalah pasien yang mendapatkan pelayanan medis
untuk tujuan pengamatan, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi, dan pelayanan
kesehatan lainnya, tanpa mengharuskan pasien tersebut dirawat inap. Pelayanan
kesehatan dilakukan di poliklinik rawat jalan.
n. Pasien Rawat Inap adalah pasien yang dinyatakan oleh dokter yang
memeriksa, baik yang masuk melalui rawat jalan maupun gawat darurat, untuk
diobservasi dan atau mendapatkan asuhan medis dan perawatan lebih lanjut
sehingga perlu dirawat/opname di ruang rawat inap.
o. Pelayanan Intensif adalah pelayanan yang diberikan bagi pasien dalam
keadaan sakit berat/kritis yang mengalami gangguan fungsi satu atau lebih organ
tubuh yang mengancam nyawa dan potensial dapat disembuhkan. Pasien tersebut
memerlukan perawatan khusus, observasi ketat dan terus menerus, serta tindakan
segera.
p. Pelayanan Patologi Klinik adalah pelayanan jasa laboratorium klinik dengan
memeriksa spesimen yang berasal dari tubuh manusia dan
7
q. Pelayanan Radiologi adalah salah satu sarana penunjang medis yang
memberikan layanan pemeriksaan radiologi dengan hasil pemeriksaan berupa
foto/gambar/imaging yang dapat membantu tenaga medis dalam menegakkan
diagnosa dan merawat pasien.
2. Latar Belakang
Rumah sakit adalah Institusi tempat memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat dengan tujuan penyembuhan penyakit serta terhindar dari kematian atau
kecacatan. Dalam melaksanakan fungsinya rumah sakit harus pula mengendalikan atau
meminimalkan risiko baik klinis maupun non klinis yang mungkin terjadi selama proses
pelayanan kesehatan berlangsung, sehingga terlaksana pelayanan yang aman bagi
pasien. Oleh karena itu keselamatan pasien di rumah sakit merupakan prioritas utama
dalam semua bentuk kegiatan di rumah sakit. Untuk mencapai kondisi pelayanan yang
efektif, efisien dan aman bagi pasien itu diperlukan komitmen dan tanggung jawab yang
tinggi dari seluruh personil pemberi pelayanan di rumah sakit sesuai dengan kompetensi
dan
wewenangnya.
Skrining dilakukan pada kontak pertama di dalam atau di luar Rumah Sakit. Kontak
pertama adalah dimana pasien diterima untuk pertama kalinya di RumahSakit, biasanya
pasien pertama kali dating ke Unit Rawat Jalan ataupun Instalasi Gawat Darurat.
Skrining dalam pengobatan adalah strategi yang di gunakan dalam suatu populas
iuntuk mengidentifikasi suatu penyakit pada individu tanpa tanda-tanda atau penyakit itu.
Tidak seperti apa yang biasanya terjadi dalam kedokteran, tes skrining yang dilakukan
pada pasien tanpa tanda-tanda klinis penyakit.
3. Tujuan
Panduan Skrining ini dibuat untuk tujuan:
a. Memberikan acuan bagi pelaksana unit kerja terdepan dalam melakukan
penapisan kebutuhan pelayanan kesehatan yang diperlukan oleh pasien dan
menyesuaikan dengan kemampuan pelayanan Rumah Sakit
b. Memberikan acuan bagi seluruh karyawan untuk proaktif melakukan penapisan
atas kendala fisik, bahasa dan budaya yang dimiliki pasien dalam mendapatkan
pelayanan di Rumah Sakit dan memberikan bantuan seperlunya
c. Memberikan acuan untuk melakukan penapisan atas kondisi klinis pasien dan
menentukan asuhan pelayanan kesehatan selanjutnya.
8
BAB II
RUANG LINGKUP
Skrining bisa dilakukan saat kontak pertama pasien dan atau berada di luar Rumah
Sakit tempat asal rujukan pasien, pada saat pasien ditransportasi, dan pada saat pasien
tiba di Rumah Sakit (IGD atau Instalasi Rawat Jalan) dengan menyesuaikan dengan misi
dan sumber daya yang ada di rumah sakit.
Hal yang di maksud supaya rumah sakit tidak asal dalam menerima dan memberi
pelayanan kesehatan terhadap pasien.
5. Pelaksana
a. Petugas Pendaftaran
b. Dokter
c. Perawat
d. Bidan
e. Petugas Laboratorium
f. Petugas Radiologi
9
BAB III
TATA LAKSANA
10. Skrining Penerimaan Rawat Inap dalam Pelayanan Preventif, Paliatif, Kuratif
dan Rehabilitatif
Kebutuhan pasien yang berkenaan dengan pelayanan preventif, kuratif,
rehabilitative dan paliatif dan isolasi diprioritaskan. Skrining pasien indikasi rawat inap
dapat dilakukan oleh dokter umum melalui IGD dan oleh dokter spesialis. Pasien akan
masuk pada criteria kuratif, preventif, rehabilitative, pasien indikasi rawat inap,
memerlukan kamar isolasi atau dapat berobat jalan.
1
DIAGNOSA KRITERIA/INDIKASI
1. Perdarahan massif
Epistaksis 2. Hipertensi tak terkontrol
3. observasi perdarahan lanjut
Hipertrofi tonsil 1. Pre operatic treatment
Prolonged pregnancy 1. Hamil ≥ 41 minggu
1. Ukuran myoma uteri ≥ 8 cm
Myoma uteri 2. Telah terjadi perdarahan berulang
3. Hb ≤ 8,0 mg/dl
1. Tekanan darah ≥ 160/110
2. Proteinuria ≥ + 2
3. Terdapat tanda awal kejang
Preeclampsia
4. IUGR
5. Peningkatan SGPT/SGOT
6. Penurunan AT
1. Perdarahan ≥ 150 cc
Abortus 2. Keluar jaringan
3. Syok hemoragis
1. Keton urin +
Hemiparesis gravidarum 2. Keadaan umum lemah
3. Intake makan tidak adekuat
Abnormal urterine bleeding 1. Hb ≤ 8 mg/dl
1. Trombosit < 100.000
2. Tekanan darah < 100/70 mmHg
DHF (presyok)
3. Perdarahan spontan
4. Muntah
1. Muntah
Dyspepsia 2. Nyeri dada karena gastro esophageal
reflux desease
1
3. Dehidrasi
1. Dehidrasi sedang – berat
2. Muntah sampai tidak ada obat yang
Diare
bias masuk
3. Pre-syok TD <100/60
1. Keluhan tidak membaik dengan 2x
Asma nebulizer
2. Respirasi rate >40
1. Suhu tinggi
Periapical abscess without sinus (K04-7) 2. Susah menelan
3. Nadi cepat
1. Suhu tinggi
2. Susah menelan
Periapical abscess with sinus (K04-7)
3. Nadi cepat
4. Nafas terganggu
DIAGNOSA KRITERIA/INDIKASI
1. Edema perifer
2. Dyspneu
3. Pembesaran hati
Congesif heart failure
4. Emboli paru
5. Kardiomiopati
6. Disritmia
1. Mual, muntah berlebihan
2. Perubahan status mental
Chronic kidney disease/CKD
3. Sesak nafas
4. Asidosis
DIAGNOSA KRITERIA/INDIKASI
1. Batuk berdarah
2. Keadaan umum buruk
3. Pneumothoraks
TBC 4. Empiema
5. Efusi pleural massif
6. Sesak nafas berat TB paru milier
7. Meningitis TB
1
1. Demam
2. Pneumonia/sesak nafas berat
Citomegalovirus
3. Takipnea dan dispnea
4. Kerusakan otak
1. Semua grade tetanus indikasi dirawat
Tetanus
inapkan
Indikator mutu dan keselamatan pasien yang digunakan di Rumah Sakit Tingkat III
Brawijaya dalam memberikan pelayanan adalah angka keterlambatan penanganan
kegawatdaruratan dengan dilakukan skrining awal masuk sangat menentukan ketepatan
dan keselamatan dalam pemberian pelayanan kesehatan penderita gawat darurat
maupun rawat jalan Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya.
Dalam pelaksanaan indicator mutu dan skrining awal masuk IGD ataupun rawat
jalan menggunakan kurva harian dalam format tersendiri dan dievaluasi serta dilaporkan
setiap bulan pada panitia mutu dan kepala Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya.
1. Buku Standar Akreditasi Rumah Sakit terbaru- Versi JCI ( Internet ) Bersumber dari
http : // jci – akreditasi rumah sakit . blogspot,com. Diakses 20 Mei 2014.
2. Identifikasi pasien ( Internet ) Bersumber dari https // Ansherbnasilfa.
3. Wordpress com di akses tanggal 20 Mei 2014
4. Republik Indonesia ( 2017 ). Peraturan Menteri Kesehatan No 11 tahun 2017
tentang Keselamatan pasien. Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia