Anda di halaman 1dari 63

KESEHATAN

REPRODUKSI REMAJA DALAM


HUBUNGANNYA DENGAN STUNTING

Dr. (H.C) dr. Hasto wardoyo, sp.Og (k)

Kepala bkkbn RI

Disampaikan pada lokakarya
penguatan intervensi remaja untuk percepatan pencegahan stunting
Jakarta 6 oktober 2020

bkkbn Baru
Dengan Cara Baru, Untuk Generasi Baru , Menuju Era Baru
BKKBN Baru dengan Cara Baru
untuk generasi Baru Hadir di
Tengah Keluargamu

Sahabat
Remaja
WONG CILIK

§  Miskin (+)
§  Pendidikan (-)
§  Di Pelosok
BKKBN
Baru
Sahabat Sahabat
Keluarga Keluarga
Balita Lansia
BKKBN harus memberikan
perhatian yang besar dan
memprioritaskan program
untuk warga yang terisolir
Arah Pembangunan Kependudukan
Remaja
1 Menjadi Fokus Perhatian
Penting

63,4 Juta
Pemuda*) di Indonesia
24,3% dari total penduduk
(Statistik Pemuda Indonesia, BPS, 2017)
Kualitas SDM : Adolescent Menjadi Prasyarat
Penentu memetik Bonus Demografi

Stunting
2 Menjadi Remaja
Yang Sehat Reproduksi

Healthy friendship

No child marriage

Everything is planned
2 Menjadi Remaja
Yang Sehat Reproduksi

Healthy friendship

No child marriage

Everything is planned
Toxic : Racun….

9
Target Audiens

10
Toxic
Relationship….

11
Hati-Hati Bergaul
Dilingkungan Kita Banyak Orang
Eror
10
15
20
25

0
5
Sulteng
Gorontalo

19.8
NTT
Banten
Malut
Sumbar
NTB
Sulsel
Jabar
Sumut
Maluku
Pabar
Babel
Sultra
Kalbar
Sulut
Riau
2013

Kaltara
DKI
2018
Balitbangkes, 071118

DIY
6

INDONESIA
9.8

Kaltim
Aceh
Sulbar
Papua
Bali
Kalsel
Jateng
Bengkulu
Kalteng
Jatim
BERUMUR > 15 TAHUN MENURUT PROVINSI, 2013-2018

Sumsel
Lampung
Kepri
PREVALENSI GANGGUAN MENTAL EMOSIONAL PADA PENDUDUK

Jambi
3.6

103
%
10

2
4
6
8

0
7
Sulteng
Kaltara
Gorontalo
Sulsel
Sumbar
Banten
DKI
DIY
Maluku
Kaltim
Babel
Kalsel
Bali
NTT
Sultra
Malut
Sumut
Sulut
Balitbangkes, 071118

INDONESIA
3.3

Jatim
Papua
Riau
Bengkulu
Jateng
Jabar
NTB
Kalbar
Pabar
Kepri
Kalteng
Aceh
Sumsel
Jambi
Lampung
PROPORSI DISABILITAS ANAK 5-17 TAHUN MENURUT PROVINSI, 2018

Sulbar
1.4
!

0
5
10
15
20
25
Bali

11.0
DIY
NTB
Aceh
Jateng
Sulsel
Sumbar
Kalbar
Sulbar
Sulteng
Sumsel
Babel
DKI
Gorontalo
INDONESIA
7.0

Jambi
Kaltara
Pabar
Balitbangkes, 071118

Sulut
Banten
Jatim
ODGJ

Lampung
Riau
Sultra
Sumut
Bengkulu
Jabar
Kalsel
Kaltim
Malut
SKIZOFRENIA/PSIKOSIS MENURUT PROVINSI, 2018 (PER MIL)

Papua
PREVALENSI RUMAH TANGGA DENGAN ART GANGGUAN JIWA

Kalteng
Maluku
98

NTT
Kepri
3.0
Menjadi Remaja
3 Yang Sehat Reproduksi

Healthy friendship

No child marriage
Everything is planning
Pernikahan Dini
Lebih Menjadi Beban
Perempuan dan Bayi
DATA KEHAMILAN REMAJA

• 

Ø  Angka fertilitas kelompok umur muda (ASFR


15-19) pada tahun 2017 yaitu 36 per 1000
wanita
Ø  Target yang ditetapkan tahun 2019 yakni 38
kelahiran per 1000 wanita.
Target RPJMN 2019: ASFR 15-19 th = 38

ditkespro@bkkbn.go.id
Risiko Kehamilan & Persalinan
Pada Usia Muda
Kawin Muda Moobiditas & Mortalitas
Ibu dan Bayi

Dewasa : 10 Cm
Diameter Biparietal Janin Aterm : 9- 10
Cm
Perdarahan : Pada Kehamilan & Persalinan
Hamil : Tulang Berhenti
Tumbuh
KARAKTERISTIK IBU HAMIL DAN KAITANNYA DENGAN
KEJADIAN STUNTING PADA BALITA DI KECAMATAN
Karakateristik Bumil
TAMANSARI KOTA TASIKMALAYA
Dan Kaitannya Dengan Stunting
CHARACTERISTICS OF PREGNANT WOMAN WITH STUNTING
Media Informasi AMONG TODDLER IN TAMANSARI SUB-DISTRICT
Volume 15 nomor 1 Tahun 2019 TASIKMALAYA CITY Halaman 13

Irma Nuraeni1*, Helmi Diana2


1,2
Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya, Indonesia
1* 2
email: irma_nuraeni20@yahoo.com, ibundaaby@gmail.com

Tabel 3. Nilai Crude Odds Rasio (COR) dan Interval Konfidensi 95 Karakteristik Ibu Hamil
ABSTRAK
di pada
Stunting Kelurahan Mulyasari
balita merupakan Kecamatan
salah Tamansari
satu permasalahan Kota pada
kesehatan Tasikmalaya
balita di Indonesia
diantara masalah lainnya. Prevalensi stunting menurut data Riset Kesehatan Dasar 2013
termasuk kategori tinggi yaitu sebesar 37.2%.Tujuan
Variabel penelitian untuk mengetahui
Stunting COR karakteristik
p-value
ibu hamil dan kaitannya dengan kejadian stunting pada balita di Kelurahan Mulyasari
Status Karakteristik Ibu
Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya. Ya Jenis penelitian observasional
Tidak dengan desain case-
Hamil
control pada 105 pasangan ibu-balita stunting dan 105 non-stunting. Variabel karakteristik Ibu
hamil diantaranya adalah: usia ibu n %
pada saat hamil, umur N %
kehamilan, jarak kelahiran, dan tinggi
badan ibu. Data dianalisis secara statistik menggunakan chi square dan regresi logistik
Usiasederhana.
Ibu padaHasilsaatpenelitian
hamil menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan variabel usia ibu
pada
< 20 tahunsaat hamil, umur kehamilan, 8dan jarak66,7
kelahiran antara
4 balita 33,3
stunting dan2,08
non-stunting, 0,234
sedangkan tinggi badan ibu secara signifikan merupakan faktor risiko stunting pada balita usia
≥ 20 tahun 97 48,9 101 51,0 1.00 (ref)
0-59 bulan (p value = 0,000; α < 0,05). Simpulan diketahui tinggi badan ibu < 145 cm berisiko
Tinggi Badan
terjadinya Ibu pada balita sebesar 5,712 kali dibandingkan dengan ibu dengan tinggi badan
stunting
≥ 145
< 145 cm cm. Perlu adanya upaya pencegahan
27 peningkatan 6
81,8 faktor risiko lainnya terhadap
18,2 5,71 stunting0.000
disamping maternal faktor.
≥ 145 cm 78 44,1 99 55,9 1.00 (ref)
Umur Kehamilan
Kata Kunci : Karakteristik Ibu Hamil, Stunting, Balita, Tinggi Badan
≤ 37 minggu 27 58,7 19 41,3 1,56 0,182
> 37 minggu 78 ABSTRACT
47,6 86 52,4 1.00 (ref)
Stunting among toddlers is one of the health problem health in Indonesia. The prevalence of
Jarak Kelahiran
stunting according to Health Research of Ministry of Health Data 2013, the prevalance was high
Dekat < 1 tahun
37.2%. The purpose of this study2 was to determine
66,7 the1 characteristics
33,3 of pregnant
0,49 woman 1,000
associated with stunting
Tdk ada+Jauh ≥ 1 Tahun among toddlers
103 in Mulyasari
49,8 Urban
104 Village,
50,2Tamansari sub-district, (ref)
1,00
Tasikmalaya City. The type of this study was observational with case-control design on mother
and toddler mates 105 stunting and 105 non-stunting. Variable of characteristics is maternal
age, gestational age, birth spacing and height of mother. Data were analyzed statistically using
PEMBAHASAN
Hindari “4 T”

Terlalu Tua
Terlalu Muda

Terlalu Dekat Terlalu Banyak


Hindari Problem Remaja dan PUS Muda
Sex diluar nikah
Kawin Percintaan patologis
Muda Putus Sekolah

Abortus Ilegal
Hamil tidak Stunting
dikehendaki Kematian IBU & Bayi

Anak terlantar
Perceraian Anak jalanan
KDRT
3 Persiapan Membangun Keluarga
Menjadi Pasangan Usia Subur (PUS)

Healthy friendship

No child marriage

Everything is planned
Menyiapkan
Pasangan Usia Subur

Psikologi

Ekonomi

Biologi
Perbaiki “Pabrik” SDM

Kalau kita ingin punya Pemuda yang unggul, maka


yang harus disentuh adalah “pabriknya” SDM, yaitu
Pasangan Usia Subur.

Ibarat mobil, kalau kita ingin mobil yang berkualitas,
maka perbaikan harus dimulai dari proses produksi
di pabriknya, bukan di bengkelnya.

Pasangan usia subur harus diberi pengetahuan
bagaimana bisa melahirkan Pemuda berkualitas.
STUNTING: ancaman utama
kualitas Pemuda

Anak yang stunting (gagal tumbuh) bukan hanya


terganggu pertumbuhan fisiknya, melainkan juga
terganggu perkembangan otaknya, yang akan sangat
mempengaruhi kemampuan dan prestasi di sekolah,
serta produktivitas dan kreativitas di usia-usia
produktif.

Perempuan yang pada masa remajanya tidak


tercukupi kebutuhan gizinya dan hamil/melahirkan
di usia muda memiliki potensi untuk melahirkan
anak yang stunting.
Pre
wedding Pre Konsepsi
We are the
winners
Chorionic villus sampling
Chorionic villus sampling
Overview
Overview

Chorionic villus sampling


Overview
Neural Tubes Defects

Cranium Bifidum Spina Bifida

or Encephalocele

http://www.wakefieldcam.freeserve.co.uk/extremedeformities.htm
Manusia Diciptakan Dengan Cepat Dan Sempurna
Pertumbuhan Otak dalam Kandungan

• Setelah usia
kehamilan 3 minggu
otak beserta sel-sel
saraf akan tumbuh
dan berkembang
hingga mencapai
berat 360-380 gram
ketika lahir
• Pertumbuhan otak
tercepat terjadi pada
trimester III
kehamilan
Gizi Ibu Hamil

Asam Folat : penting untuk pertumbuhan otak, mencegah kelainan


organ

DHA : pembentukan membran sel saraf

Vit D-3 : membantu pembentukan plasenta

Fe (zat besi) : mencegah anemia

Vitamin B6 : mengurangi mual muntah, mencegah anemia
Faktor yangFaktor Yang Mempengaruhi
mempengaruhi tumbuh
Perkembangan Otak dan Pertumbuhan Janin/Stunting
kembang otak prenatal
Infeksi Stres

infeksi
stres

Gizi

gizi ibu Radiasi

radiasi

Hormon
hormon
Toksin
toksin/zat
kimia

Kehamilan Harus
Terencana
3 Jangan 4 Terlalu
Jangan Hamil kalau Terlalu Muda
tidak terencana
Terlalu Tua
Jangan terlantarkan
kehamilan anda
Terlalu Sering
Jangan bikin anak Terlalu Banyak
hanya tersia-sia
Hal Lain
Kesehatan Reproduksi
4 Penting Diketahui
to-pregnancy intervals were increased to 3 years, 2.0 1.81

Adjusted Relati
1.49
1.6 million under-5 deaths could be prevented annu- 1.5 1.22 1.14
1.00 0.96 0.92 1.05
ally. This brief recommends three key programmatic 1.0
actions to strengthen family planning as an essential 0.5
intervention for child survival.
0
<6 6–11 12–17 18–23 24–29 30–35 36–47* 45–59 60–95 96+
Healthy Timing and Spacing of Pregnancies:
1. Educate families on family planning’s role in A Family
Birth-to-Pregnancy Intervals
Planning Investment Strategy for Accelerating
Peran ASI & Jarak Kehamilan
Source: Rutstein, 2008
ensuring pregnancies occur at the healthiest *Ref Group
the Pace of Improvements in Child Survival
times in a woman’s life. This helps avoid
Figure
Healthy Timing and Spacing 2: Child Undernutrition Risk by Birth-to-Pregnancy Intervals
of Pregnancies:
high-risk pregnancies. Healthy for
A Family Planning Investment Strategy timing and spacing of pregnancies helps
Accelerating Figure 1: Under-5 Mortality Risk by Birth-to-Pregnan
Intervals from 52 Demographic and Health Surveyswomen bear children at healthy times in their lives.
the Pace of Improvements 1.4 in Child Survival
1.30 and infants are then more likely to survive 3.5
1.25 Mothers 1.12 2.97
and stay healthy. A U.S. 1.16 Agency for International 3.0

Healthy times for a pregnancy are:


Breast feeding 1.2 1.29 1.11

Adjusted Relative Risk


Healthy timing and spacing of pregnancies helps Figure 1: Under-5 Mortality Risk by Birth-to-Pregnancy
Development (USAID) analysis found that if all birth- 2.22
women bear children at healthy times in their1.22 Intervals from 52 Demographic and Health Surveys 1.07 2.5
lives.
to-pregnancy1.19 intervals were increased to 3 years,
1.13 1.00 1.81
• At least 24 months after a live birth* – thisMothers and infants are then more likely to survive 1.11
3.5

0.90
2.0
0.95

Adjusted Relative Risk


1.0 2.97
1.6 million under-5 deaths could be prevented 1.06 annu- 1.49
0.82
3.0
and stay healthy. A U.S. Agency for International 1.5 1.22 1.14
1.00 1.00 0.96

Adjusted Relative Risk


interval is consistent with the WHO/UNICEF
2.22
Development (USAID) analysis found that if all birth- ally. This brief recommends three key programmatic 2.5
1.0
to-pregnancy intervals were increased to 3 years,
0.8 actions to strengthen family planning as an essential
2.0 1.81
0.90 0.89
1.6 million under-5 deaths could be prevented annu-
1.49 0.5
0.82
recommendation of breastfeeding for 2 years
1.5 1.22 1.14
ally. This brief recommends three key programmatic intervention for child survival. 1.00 0.96 0.92 1.05

ASI
1.0 0
actions to strengthen family planning0.6
as an essential <6 6–11 12–17 18–23 24–29 30–35 36–47* 45–59

• Between ages 18 and 34


0.5
intervention for child survival.
1. Educate families on family planning’s role in 0
<6 6–11 12–17 18–23 24–29 30–35 36–47* 45–59 60–95 96+ Source: Rutstein, 2008
Birth-to-Pregnancy Intervals

0.4 role in ensuring pregnancies occur at the healthiest *Ref Group

• At least 6 months after a miscarriage 1. Educate families on family planning’s Birth-to-Pregnancy Intervals
Source: Rutstein, 2008
ensuring pregnancies occur at the healthiest times in a woman’s life. This helps avoid *Ref Group

times in a woman’s life. This helps avoid Figure 2: Child Undernutrition Risk by Birth-to-Preg
0.2 high-risk
Figure 2: Childpregnancies.
Stunted Undernutrition Risk by Birth-to-Pregnancy Intervals
high-risk pregnancies. 1.4
Underweight
1.4
1.25 1.30 1.12
1.25 1.30
1.12
Multiple studies show that when families recognize
1.16
Healthy times for a pregnancy are: Healthy
1.2 times
1.29 for a 1.11
1.16
pregnancy
1.29 are:1.11 1.07 1.2
0
• At least 24 months after a live birth* – this
1.22 1.22
1.19 1.13
1.07
1.00
1.19 1.13 1.00
• At
1.0 least 24 months after1.00
1.11 1.06
a live
96+ birth*
0.90 0.95
1.11 1.06 – this 36–47*
0.82 30–35
interval is consistent with the WHO/UNICEF <6 6–11 12–17 45–59 60–9518–23 24–29

Adjusted Relative Risk


0.90

Adjusted Relative Risk


1.0

KB
that family planning supports maternal, newborn, interval
0.8
is consistent with the WHO/UNICEF
0.90 0.89 1.00
0.82
recommendation of breastfeeding for 2 years 0.90 0.8
• Between ages 18 and 34 recommendation
0.6
ofBirth-to-Pregnancy
breastfeeding for 2 years Intervals
and child health, family planning use increases• At least 6 months after a miscarriage Source: Rutstein,
• Between2008 ages 18 and 34 0.4

Stunted
0.6

*Ref Group
• At least 6 months after a miscarriage
0.2
0.4

significantly. Behavior change communication


Underweight
Multiple studies show that when families recognize 0
<6 6–11 12–17 18–23 24–29 30–35 36–47* 45–59 60–95 96+ 0.2 Stunted
that family planning supports maternal, newborn, Birth-to-Pregnancy Intervals Underweight

activities can help families understand that newborns


and child health, family planning use increases Multiple studies show that when families recognize
Figure 3: Perinatal Mortality by Age of Mother
Stunting
Source: Rutstein, 2008
*Ref Group
0
significantly. Behavior change communication <6 6–11 12–17 18–23 24–29 30–35 36–47* 45–59
that family planning supports maternal, newborn,
and children are healthier IMD + ASI Eksklusif : 1.5 s/d 1,9 X mencegah stunting
activities can help families understand that newborns Perinatal Mortality by Mother’s Age at Birth,Adolescent vs.Women 20–29 Figure 3: Perinatal Mortality by Age of Mother Birth-to-Pregnancy Intervals

and children are healthier with longer intervals with longer intervals and child health, family planning use increases
between births. A key message is “after a live birth, significantly. Behavior change communication
Perinatal Mortality by Mother’s Age at Birth,Adolescent vs.Women 20–29 Source: Rutstein, 2008
*Ref Group

Spacing
Bangladesh 2004

between births. A key message is “after a live birth,


wait at least 24 months before attemptingBangladesh
a preg-
nancy”* (see Figures 1 and 2). Programs can also
2004 can help families understand that newborns
activities Figure 3: Perinatal Mortality by Age of Mo
India 2005/2006
Perinatal Mortality by Mother’s Age at Birth,Adolesce
help families understand the risks for newborns whenand children are healthier with longer intervals
wait at least 24 months before attempting a preg-
pregnancy occurs before age 18 (see Figure 3).** between births. A key message is “after a live birth,
Ethiopia 2005
Bangladesh 2004

nancy”* (see Figures 1 and 2). Programs can also ASI Eksklusif merupakan KB Alami (LAM)
India 2005/2006
wait at least 24 months before attempting a preg-
nancy”* (see Figures 1 and 2). Programs can also
*Report of a WHO Technical Consultation on Birth Spacing, Geneva, Switzerland,
Mozambique 2003

Senegal 2005
India 2005/2006
13-15 June, 2005, available at http://www.who.int/maternal_child_adolescent/ Age 20–29

help families understand the risks for newborns when help families understand the risks for newborns when
documents/birth_spacing05/en/index.html
Tanzania 2004 Age < 20 Ethiopia 2005
Ethiopia 2005
pregnancy occurs before age 18 (see Figure 3).**
**WHO is reviewing evidence on pregnancy spacing and health outcomes. The

ASI Eksklusif + Spacing mempengaruhi AUTISME


Child Health Epidemiological Reference Group is reviewing evidence on fertility- 0 20 40 60 80 100

pregnancy occurs before age 18 (see Figure 3).** related, high-risk pregnancies (high/low maternal age, closely spaced, high parity) Perinatal Mortality Rate Mozambique 2003

Dimasa Pandemi Covid-19


and health outcomes. Findings will be disseminated when they become available. Source:WHO, Making Pregnancy Safer, Adolescent Notes, October, 2008.

Mozambique 2003
*Report of a WHO Technical Consultation on Birth Spacing, Geneva, Switzerland,
13-15 June, 2005, available at http://www.who.int/maternal_child_adolescent/
Senegal 2005

Breast feeding + Spacing


documents/birth_spacing05/en/index.html
Tanzania 2004
**WHO is reviewing evidence on pregnancy spacing and health outcomes. The
*Report of a WHO Technical Consultation on Birth Spacing, Geneva, Switzerland, Senegal 2005 0 20 40 60

PENTING 13-15 June, 2005, available at http://www.who.int/maternal_child_adolescent/


Child Health Epidemiological Reference Group is reviewing evidence on fertility-
related, high-risk pregnancies (high/low maternal age, closely spaced, high parity) Perinatal Mortality Rate
and health outcomes. Findings will be disseminated when they become available. Age 20–29
Source:WHO, Making Pregnancy Safer, Adolescent Notes, October, 200
documents/birth_spacing05/en/index.html
Tanzania 2004 Age < 20
**WHO is reviewing evidence on pregnancy spacing and health outcomes. The
Child Health Epidemiological Reference Group is reviewing evidence on fertility- 0 20 40 60 80 100
related, high-risk pregnancies (high/low maternal age, closely spaced, high parity) Perinatal Mortality Rate
and health outcomes. Findings will be disseminated when they become available. Source:WHO, Making Pregnancy Safer, Adolescent Notes, October, 2008.
Memangnya, seberapa banyak jumlah perceraian di Indonesia dan faktor
apa saja yang menyebabkan perceraian tersebut?

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), baik angka pernikahan


dan perceraian di Indonesia dari 2015 hingga 2017 mengalami
peningkatan. Dari data tersebut, bisa ditaksir, terjadi satu perceraian
dalam setiap lima pernikahan.

Angka Pernikahan dan Perceraian


2015-2017

Sasaran Strategis
1,958,394 1,936,934
1,837,185

353,843 365,654 374,516

2015 2016 2017

PUS Tahun

BARU Pernikahan Perceraian

1.6 jt bayi Sumber: BPS Nasional

Kehamilan Pada PUS Baru Angka Pernikahan dan Perceraian


Infogram

Catin 1 Bulan
Berbicara jumlah pernikahan, data BPS menunjukkan, paling banyak
terlaksana di Jawa. Selama tiga tahun berturut-turut, Jawa Barat 25 %
(Jabar), Jawa Tengah (Jateng), dan Jawa Timur (Jatim) menjadi
6 Bulan
penyumbang jumlah pernikahan terbanyak di seluruh Indonesia. 63%
9 Bulan 75%
Stunting
ADVERTISEMENT

12 Bulan 80%
18 Bulan 90%
(MacLennan,1991)

Di Jawa Barat jumlah pernikahan pada 2015 mencapai angka 441.813.

Program BKKBN : “Siap Nikah” Banyak IBU baru (muda) belum bisa menyusui
Walau begitu, trennya sempat turun pada 2016 dan kembali naik pada
2017 ke angka 400.311. Pola serupa juga terjadi di wilayah Jateng dan

Th 2021 : “Siap nikah Paham STUNTING “ Jatim.

Pernikahan di Jabar, Jateng, dan


PUS Baru belum paham stunting
Jatim 2015-2017

400,311
386,242

331,250
327,521

313,150

306,963
300,911

290,225
Perlu Akselerasi dan Perubahan Fundamental
“Zero Penambahan Stunting “ è Pendekatan Hulu

Tren prevalensi stunting Indonesia: 2007-2019 Target penurunan stunting : RPJMN


40 36,8 35,6 37,2 2020-2024
24,1
35
29 29,6 30,8 21,1
30 27,5 27,7 18,4
25 16
14
20
15
Rata- Rata Penurunan Tahunan Rata- Rata Target Penurunan Tahunan
10 Periode 2020 – 2024: 2,5 %
Periode RPJMN 2015 – 2019: 0,3 %
5
Stunting
0
2007 2010 2013 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024
Target Penurunan

Sumber : Pusat Data dan Informasi Kemenkes: - Riskesdas 2018 & - SSGBI 2019 Sumber: Perpres 18/2020 ttg RPJMN 2020-2024
Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian
Stunting
Tidak
Langsung
Intermediate Langsung
•  Sanitasi •  Jarak anak •  Nutrisi
•  Pendidikan •  Jumlah •  ASI Stunting
•  Sosek anak •  Penyakit
•  Kemiskinan •  Umur Ibu

Sensitif (70%) Spesifik (30 %)


Tidak
Langsung
Intermediate Langsung
•  Sanitasi •  Jarak anak •  Nutrisi
•  Pendidikan •  Jumlah
anak
•  ASI Stunting
•  Sosek •  Penyakit
•  Kemiskinan •  Umur Ibu

1000 HPK
Catin atau Hamil + Bayi 730 hari
Pra hamil
Tidak Langsung

• Sanitasi
Turunkan
• Pendidikan Stunting
• Sosek
• Kemiskinan Tetap berjalan seperti sedia kala oleh K/L terkait
Intermediate Langsung

• Jarak anak • Nutrisi


Dibuat Program Khusus
• Jumlah • ASI Percepatan Penurunan
anak • Penyakit Stunting
• Umur Ibu

1000 HPK
Catin atau
Pra hamil
Hamil + Bayi 730 hari
Programnya : Keluarga Berencana Menuju
Kelurga Berkualitas
Berorientasi Pada Penurunan
Stunting

• Tiga bulan sebelum nikah Hamil • Program KB PP dan MAL


• Skrining dan pembekalan • Bina keluarga Baduta/
kespro • ANC : monitor Balita
pertumbuhan janin • PMT bagi kasus stunting
• Nutrisi, vitamin Bumil • Bantuan bagi keluarga
• KIE : perencanaan KB PP resiko tinggi stunting
dan Kespro

Pra Nikah Interfal


Model Peran BKKBN dalam percepatan penurunan stunting (1):
Pendekatan pencegahan & penanganan

Prospektif:
Retrospektif: Mencegah Stunting
Pencegahan
1.  Program siap nikah dan siap hamil
1.  Promosi dan KIE Pengasuhan
cegah stunting (kehamilan
1000 HPK berencana) : 66 jt remaja
2.  Pemantauan & intervensi 2.  Program Pengendalian jarak dan
tumbuh kembang anak usia jumlah kelahiran
0-5 tahun pada 3,6 juta
3.  Penerapan Pola Baru ANC
keluarga melalui 83 ribu
kelompok BKB Penanganan 4.  Edukasi tentang Gizi bayi , kesehatan
reproduksi dan KB kepada 25 juta
Ibu Pasca Persalinan.

Mencegah/menjaga
Menangani sekitar 3,6 Program 4 tahun
Juta Balita Stunting Kedepan
lahirnya (sekitar 20 juta)
bayi jangan stunting
Target : Caten, Ibu Hamil dan Melahirkan/bayi

Yang baru menikah


Unmet need
2 Jt/tahun
80 % hamil di th pertama 11 % PUS PUS lama dengan IA
Sekitar 1.6 juta 5 juta 30 % dari total PUS
30 % hamil di tahun ybs 15 jt
= 1.7 jt Yang fertil (usia 20 – 35 th ) :
4.5 jt
Hamil 30 %
1.5 jt

Dimana yang paling mudah diintervensi ?


Strategi menuju angka 14 % Stunting
tahun 2024
Kondisi awal 27 % x 4.8 jt = 1.296.000 Stunting baru/tahun
KB pasca
Persalinan
Estimasi minimal kelahiran dari PUS Baru di tahun
PUS lama bersamaan menikah : 1,6 jt ( 33,3 % dari 4,8 jt persalinan per
Unmet tahun)
need
Angka stunting 27 % dari 1,6 jt = 432.000 bayi Stunting
PUS Lama
Berencana
Hamil
2021 2022 2023 2024
PUS
Baru 4.85 jt 4.9 jt 5 jt
4.8 jt

Tahun 2024 total ada : 24.35 jt Balita

Maksimal stunting : 14 % = 3,409 jt


Untuk menuju 14 % maka bayi baru lahir rata 2
harus bisa mencapai angka stunting : Dibagi 5 tahun maka per tahun Maksimal
681.800/4.8 jt = 14.20 % stunting baru : 681.800
4
Diperlukan Rencana Aksi Baru
Dalam Implementasi Klinis di Tingkat Bawah
PERUBAHAN PARADIGMA ‘PLATFORM PERCEPATAN’

Kedepan Sistem Baru


Sekarang (berbasis kegiatan)
Berkesinambungan
Pelayanan terpadu dan
berkelanjutan (one stop services)
}  Pelayanan sektoral/frakmentasi (Posyandu Keluarga)
}  Fokus jangkauan pelayanan
Menjangkau seluruh keluarga
terbatas (narrow targeting) pada yang memiliki atau berpotensi
anak stunting melahirkan anak Stunting

}  Merespon masalah yang aktual Wajib Program Siap NIKAH


secara reaktif

}  Fokus pada pelayanan berbasis Pola ANC berubah : orientasi


kegiatan pada masing-masing pada IBU dan Janin, terprogram
dalam sistem pelaporan
Kementerian dan Lembaga
Bisa didukung : Perpres/ Inpres
Model Peran Khusus BKKBN dalam percepatan penurunan stunting (2):
Result based approach

INTERVENSI OUTPUT INTERMEDIATE


OUTCOME

Jumlah Keluarga berpotensi &
Pendekatan HULU melalui: Data keluarga berisiko
1. Stunting (rumah data) memiliki anak stunting /KRT yang
1.  Pendataan keluarga diintervensi
2.  Intervensi mikro: Keluarga
Catin yang mendapat a.  Indikator klasik : TFR,MUKP,ASFR,
Jarak kelahiran, usia pernikahan, 15-19 tahun, mCPR, unmet need dan
2. pembekalan, mencegah
persiapan membentuk keluarga (catin iBangga
Stunting
paham stunting) b.  Indikator baru : Jarak kehamilan
3.  Intervensi komunal: dan persalinan, Persentase Catin
Program KB PP di RS & paham stunting, jumlah stunting
3. Faskes
a.  Melalui faskes (Rumah Sakit/praktek baru, jumlah stunting teratasi
bidan/Puskesmas)
Jumlah dan persentase RS yang
b.  Kampung KB Kebijakan menjalankan program KB PP &
4. Kebijakan makro: Blue print 4. kependudukan spesifik Jumlah PUS pasca persalinan yang
untuk masing 2 daerah ber-KB
pembangunan kependudukan
“Policy rules” (kebijakan yang bersifat mengatur)

A. Pra Nikah (cegah stunting)


v  Pendaftaran bimbingan kespro dan skrening kesehatan calon pengantin
secara on line minimal (paling lambat) 3 bulan sebelum nikah.
v Secara virtual calon pasangan akan mendapatkan pre test terkait kespro
dan dilanjutkan bimbingan secara on line
v Secara virtual catin melaporkan hasil pemeriksaan lab sederhana (menilai
ada tidaknya anemia) dan akan segera mendapat bimbingan secara on line
v Dalam waktu tiga bulan dijamin tidak ada yang gagal nikah, bagi yang
belum memenuhi syarat hamil nikah tetap bisa dilaksanakan tetapi KB dulu
v Jika semua sudah dilakukan diberikan tanda kelulusan yang diserahkan ke
KUA
“Policy rules” (kebijakan yang bersifat mengatur)

B. Selama Kehamilan (cegah stunting)


v Kebijakan bahwa semua bidan yang bertugas sebagai provider dibawah
pemerintah dan atau bidan yang resmi praktek mandiri diberi tugas
mengawasi bumil di wilayah kerjanya. Bumil akan terbagi habis dibawah
pengawasan bidan. (jumlah Bumil 4.8 – 5 jt, jumlah bidan sebagai provider
250.000, Satu bidan bertanggungjawab sebanyak 20 Bumil per tahun)

v Kebijakan bahwa semua bidan dan dokter provider melaporkan secara


khusus data temuan janin tumbuh lambat dan bayi baru lahir yang
ditangani dengan ukuran antropometri dibawah normal
v Kebijakan bahwa semua bidan dan dokter provider wajib membantu
penganan dan pencegahan stunting yang menjadi program pemerintah
“Policy rules” (kebijakan yang bersifat mengatur)

C. Masa Interval (cegah stunting)


v Kebijakan bahwa semua ibu pasca persalinan dilakukan motivasi KB ,
dilayani secara gratis (dengan dana baksos KB ) , BKKBN sudah
menyediakan pil baru POP untuk ibu menyusui

v Kebijakan bahwa semua melahirkan dibimbing dan diarahkan untuk ASI


eksklusif dalam rangka cegah stunting dan menaikkan daya tahan bayi dan
anak dari infeksi Corona-19
v Gerakan aktif dan masif Femily Planing information dan pelayanan
kontrasepsi untuk mencegah stunting dan menjaga jarak kehamilan
TERIMA KASIH
Terima kasih
BKKBN
Jl. Permata No. 1 Halim Perdanakusuma Jakarta Timur

Anda mungkin juga menyukai