ACARA 1
PENGENALAN ALAT-ALAT DAN PENGGUNAANNYA
Disusun Oleh :
Erwin Luhut P.S
NIM 2203036061
i
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan pada Tuhan Yesus,Tuhan semesta alam yang
memegang kekuasaan di bumi dan di langit. Tuhan yang selalu melimpahkan
Rahmat, Kasih, Kemurahan dan Anugerah-Nya yang melimpah sehingga peneliti
dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “Pengenalan alat-alat dan kegunaan
nya”. Saya sangat bersyukur kepada Tuhan Yesus atas masih diberikannya
kesehatan dan kesempatan hingga dapat menyelesaikan laporan kimia acara satu
ini dengan baik adanya.
Peneliti menyadari ini masih banyak terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna, untuk itu saran dan kritik yang membangun senantiasa peneliti
harapkan untuk perbaikan kedepannya. Akhirnya, semoga laporan kimia acara satu
ini bermanfaat bagi peneliti khususnya dan para pembaca pada umumnya. Semoga
Tuhan Yesus berkenan menjadikannya sebagai amal baik.
Samarinda, 25 September 2022
ix
x
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................i
MOTTO.................................................................................................................iv
HALAMAN PERSEMBAHAN.............................................................................v
ABSTRAK.............................................................................................................vi
KATA PENGANTAR..........................................................................................vii
DAFTAR ISI.......................................................................................................viii
DAFTAR TABEL...................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................xi
DAFTAR PERSAMAAN...................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................4
C. Tujuan Penelitian............................................................................................4
D. Manfaat Penelitian..........................................................................................5
E. Definisi Operasional.......................................................................................5
x
x
BAB V PENUTUP................................................................................................60
A. Kesimpulan...................................................................................................60
B. Saran.............................................................................................................60
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................61
xi
x
DAFTAR TABEL
Tabel 3.2. Nilai Minimum Kriteria CVR untuk Berbagai Jumlah Validator
................................................................................................................................39
Tabel 3.3. Skor Pilihan Jawaban Angket Respon Guru dan Siswa.................40
xii
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiii
xiii
Gambar 4.6 Keterangan Nama Alat dan Cara Penggunaan Alat sebelum
Revisi.....................................................................................................................52
Gambar 4.7 Keterangan Nama Alat dan Cara Penggunaan Alat setelah
Revisi.....................................................................................................................52
xiv
xv
xv
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A Pra-Penelitian
xvii
xviii
xviii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
2
plat tetes, rak tabung, spatula, statif, serta tabung reaksi. Namun diketahui bahwa
pemanfaatan laboratorium dalam pembelajaran kimia belum maksimal,
gurumata pelajaran hanya melakukan praktikum di laboratorium pada materi
yang dianggap penting dan mudah dilakukan, seperti elektrolit dan non
elektrolit, serta asam basa. Hal ini disebabkan kendala saat melakukan kegiatan
praktikum.Kegiatan praktikum tidak dapat dikelola dengan baik karena guru
harus membimbing siswa secara intensif tanpa bantuan laboran. Sikap siswa
yang kurang disiplin, tidak memperhatikan, dan bermain-main menyebabkan
kegiatan praktikum membutuhkan waktu yang lama, dan konsep tidak
tersampaikan secara optimal. Dampak permasalahan ini adalah guru jarang
melakukan kegiatan praktikum, menurut Sulistiyawati (2015) jarangnya
melakukan kegiatan praktikum di laboratorium akan mempengaruhi tingkat
pengetahuan siswa mengenai peralatan laboratorium kimia.
Hasil wawancara dengan enam siswa berkemampuan tinggi, sedang, dan
rendah pada tanggal 3 Februari 2017 (Lampiran A-3), menunjukkan
bahwatingkat pengetahuan tentang peralatan laboratorium kimia masih
rendah, siswa tidak mengetahui nama, fungsi, dan cara penggunaannya
ketika ditunjukkangambar labu erlenmeyer, labu ukur, dan buret. Informasi ini
diperkuat dari hasil pengamatan pada tanggal 11 Januari 2017 (Lampiran A-4)
saat melakukan praktikum larutan elektrolit dan nonelektrolit siswa lebih
memilih mencatat data daripada mengoperasikan alat, karena tidak mengetahui
cara menggunakannya. Pengetahuan siswa tentang penggunaan alat sangat
minim sehingga dalam praktikum selalu didominasi oleh sebagian siswa.
Padahal peralatanlaboratorium merupakan bagian sangat penting
dalam kegiatanpraktikum, sehingga pengetahuan mengenai
alat, fungsi, dan cara penggunaannya perlu dimiliki siswa. Informasi dari hasil
wawancara (Lampiran A-2) pada tanggal 3 Februari 2017, diperoleh bahwa
dalam pembelajaran kimia oleh guru SMA Negeri 10 Pontianak
menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS). LKS tersebut dilengkapi dengan
petunjuk praktikum, namun tidak dilengkapi penjelasan tentang peralatan
laboratorium kimia, fungsi, dan cara penggunaannya. Pengetahuan
3
tentang alat, fungsi, dan cara penggunaan alat laboratorium kimia merupakan
salah satu keterampilan esensial dan menjadi dasar pengetahuan yang harus
dimiliki siswa ketika akan melakukan praktikum. Pentingnya keterampilan
laboratorium ditekankan oleh Maknun (2012) karena memberikan pengalaman
langsung, pengalaman pertama kepada siswa, sehingga mampu mengubah
persepsi siswa tentang hal penting dalam pelaksanaan praktikum. Oleh karena
itu dibutuhkan sumber belajar lain untuk memperoleh pengetahuan peralatan
laboratorium kimia.
Salah satu sumber belajar yang dapat digunakan untuk memberikan
pengetahuan tentang alat laboratorium, fungsi, dan cara penggunaannya berupa
ensiklopedia sebagai penunjang penuntun praktikum. Menurut Tantriadi (2013)
ensiklopedia mampu memberikan visualisasi yang dapat menarik minat siswa
dalam proses pembelajaran. Sejalan dengan hal tersebut Lambardo (2015)
menyatakan bahwa ensiklopedia adalah sejumlah tulisan yang berisi penjelasan
yang menyimpan informasi secara komprehensif dan cepat dipahami mengenai
keseluruhan cabang ilmu pengetahuan atau khusus dalam satu cabang ilmu
pengetahuan tertentu yang tersusun dalam bagian artikel dengan satu topik
bahasan pada setiap artikel yang disusun berdasarkan abjad.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, permasalahan yang ada pada penelitian
ini adalah:
1. Bagaimana kevalidan hasil pengembangan ensiklopedia peralatan laboratorium
kimia sebagai sumber belajar siswa SMA Negeri 10 Pontianak?
2. Bagaimana kepraktisan hasil pengembangan ensiklopedia peralatan
laboratorium kimia sebagai sumber belajar siswa SMA Negeri 10 Pontianak?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian permasalahan yang ada, maka tujuan pada penelitian
ini adalah untuk mengetahui:
1. Kevalidan hasil pengembangan ensiklopedia peralatan laboratorium kimia
sebagai sumber belajar siswa SMA Negeri 10 Pontianak.
2. Kepraktisan hasil pengembangan ensiklopedia peralatan laboratorium kimia
sebagai sumber belajar siswa SMA Negeri 10 Pontianak.
5
D. Manfaat Penelitian
Penelitian pengembangan ensiklopedia alat dan bahan laboratorium kimia
ini dianggap penting karena diharapkan dapat :
1. Menjadi sumber belajar mandiri bagi siswa SMA Negeri 10 Pontianak
tentang ensiklopedia peralatan laboratorium kimia.
2. Menambah sumber pengetahuan untuk digunakan dalam pembelajaran
praktikum kimia siswa SMA Negeri 10 Pontianak.
3. Membantu guru dalam memberikan pemahaman tentang nama alat, fungsi,
dan cara penggunaan alat laboratorium kimia kepada siswa SMA Negeri 10
Pontianak sehingga mendukung siswa untuk melakukan praktikum kimia
secara benar.
4. Pengembangan ensiklopedia ini diharapkan mampu memberikan kontribusi
dalam tercapainya penggunaan laboratorium kimia yang maksimal di SMA
Negeri 10 Pontianak.
E. Definisi Operasional
Definisi operasional memberikan gambaran yang sama antara penulis
dengan pembaca dalam memahami istilah-istilah yang digunakan
dalampenelitian ini. Agar tidak terjadi kesalahan penafsiran antara peneliti
dengan pembaca. Adapun definisi operasional dalam penelitian ini adalah:
1. Pengembangan
Pengembangan yang digunakan adalah pengembangan model ADDIE,
Prosedur yang digunakan dalam pengembangan produk ini merupakan adaptasi
dan dimodifikasi dari langkah-langkah penelitian dan pengembangan ADDIE
yaitu analisis (analysis), desain (design), pengembangan (development),
implementasi (implementation), evaluasi (evaluation) (Mulyatiningsih,
2012:200). Penelitian ini hanya dibatasi hingga tahap implementasi sepertiyang
dilakukan oleh Saccharosa (2016).
Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah ensiklopedia
peralatan laboratorium kimia yang akan diuji kualitasnya berdasarkan aspek
kevalidan, dan kepraktisan. Ensiklopedia peralatan laboratorium kimia dikatakan
6
valid jika nilai Content Validity Ratio (CVR) hitung lebih besar dari 0,736 (Wilson
et al, 2012). Ensiklopedia yang dikembangkan dikatakan sangat praktis jika rentang
nilai 80,001 – 100 dan dikatakan praktis jika rentang nilai 60,001 – 80 (diadaptasi
dari Akbar, 2013).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Analysis (Analisis)
Pra perencanaan: pemikiran tentang produk (model, metode, media, bahan
ajar) baru yang akan dikembangkan, mengidentifikasi produk yang sesuai dengan
sasaran peserta didik, tujuan belajar, mengidentifikasi isi/materi pembelajaran,
mengidentifikasi lingkungan belajar dan strategi penyampaian dalam pembelajaran.
2. Design (Desain)
Tahap desain dimulai dari merancang konsep produk baru di atas kertas,
merancang perangkat pengembangan produk baru, rancangan ditulis untuk masing-
masing unit pembelajaran, petunjuk penerapan desain atau pembuatan produkditulis
secara rinci.
3. Development (Pengembangan)
Pengembangan dalam model ADDIE berisi kegiatan realisasi rancangan
produk. Mengembangkan perangkat produk (materi/bahan dan alat) yang
diperlukan dalam pengembangan, berbasis pada hasil rancangan produk, pada
tahapini mulai dibuat produknya (materi/bahan, alat) yang sesuai dengan struktur
model, membuat instrumen untuk mengukur kinerja produk.
4. Implementation (Implementasi)
Tahap implementasi yaitu menggunakan produk baru dalam pembelajaran
atau lingkungan yang nyata, melihat kembali tujuan-tujuan pengembangan produk,
interaksi antar peserta didik serta menanyakan umpan balik awal proses evaluasi.
8
5. Evaluation (Evaluasi)
Hasil evaluasi digunakan untuk melihat kembali dampak pembelajaran
dengan cara yang kritis, mengukur ketercapaian tujuan pengembangan produk,
mengukur apa yang telah mampu dicapai oleh sasaran, mencari informasi apa saja
yang dapat membuat siswa mencapai hasil dengan baik.
B. Ensiklopedia
1. Pengertian Ensiklopedia
Ensiklopedia merupakan kumpulan dari penjelasan kata-kata yang berisi
tentang informasi secara luas, lengkap, dan tentunya mudah untuk kita pahami
tentang kumpulan ilmu pengetahuan atau cabang ilmu tertentu yang disusun
berdasarkan huruf atau abjad yang kemudian dicetak ke dalam bentuk buku
(Erawati,2012). Menurut Alfajria (2015) ensiklopedia hampir seperti kamus namun
penjelasanatau pembahasan dalam ensiklopedia biasanya lebih lengkap dan
mendetail serta dilengkapi dengan gambar agar pembaca dapat lebih mengerti dan
memahami informasi yang diperoleh. Ensiklopedia memiliki kemudahan tersendiri
yang memungkinkan pembacanya untuk mendapatkan informasi yang diinginkan
(Sulistiyawati, 2015).
Pada umumnya ensiklopedia terbagi menjadi dalam 2 (dua) kategori, yakni
(Alfajria, 2015):
Cara menggunakan alat uji adalah dengan menyiapkan alat uji, kemudian
kedua elektroda dimasukkan kedalam larutan yang disediakan, catat hasil
pengamatan (Shafwa, 2008).
2) Batang Pengaduk
Batang pengaduk terbuat dari kaca tahan panas, digunakan untuk melakukan
pengadukan pada larutan yang biasanya terdapat pada gelas kimia (Khamidinal,
2009:28).
mengaduk tidak diperbolehkan secara kuat agar tidak terpercik dan wadah tidak
pecah (Widhy, 2008).
3) Botol Semprot
Botol semprot berupa botol tinggi bertutup yang terbuat dari plastik. Berfungsi
sebagai tempat menyimpan aquades (Widhy, 2008).
4) Botol Tetes
Botol tetes terbuat dari gelas dan ada juga yang terbuat dari plastik tahan bahan
kimia. Botol ini dilengkapi dengan penutup yang biasanya terbuat dari polietilen
dan dilengkapi dengan alat tetes. Kegunaan botol tetes adalah untuk menyimpan
larutan indikator yang biasanya digunakan dalam proses analisis kuantitatif
dengan titrasi (Khamidinal, 2009:44).
5) Bunsen
Bunsen terbuat dari kaca yang berisi bahan bakar seperti spirtus
atausemacamnya, dan bagian ujung atasnya terdapat sumbu yang dapat
dinyalakan. Bunsen digunakan untuk pemanasan larutan (Khamidinal, 2009:28).
6) Buret
Buret berbentuk silindris memanjang dengan skala pada sisi luarnya dan terdapat
kran pada sisi bawah. Buret digunakan untuk menambahkan larutan pereaksi
dimana volume penambahan harus diketahui atau dicatat (Khamidinal, 2009:39).
7) Cawan Petri
Cawan petri adalah sebuah wadah yang bentuknya bundar dan terbuat dari plastik
atau kaca yang digunakan untuk membiakan sel. Berfungsi sebagai wadah
menimbang dan menyimpan bahan kimia, mikrobiologi (Widhy, 2008).
Cara menggunakan cawan petri, terlebih dahulu bibir cawan dipanaskan diatas
bunsen, agar mikrobia yang tidak diinginkan mati (Widhy, 2008).
8) Corong Kaca
Corong kaca terbuat dari kaca digunakan untuk memasukan bahan kimia ke dalam
alat yang memiliki lubang kecil yang mana sulit untuk memasukkan bahan kimia
15
tersebut secara langsung dari gelas beaker atau alat lainnya, corong kaca juga
digunakan untuk menyaring endapan yang terdapat dalam larutan. Ukuran corong
kaca yaitu 25 mm, 50 mm, 75 mm, 100 mm, dan 150 mm (Khamidinal, 2009:45).
9) Corong Pisah
Corong pisah terbuat dari gelas tembus pandang (transparan) dengan kaca jenis
boroksilat. Ukuran corong pisah yaitu 125 ml, 250 ml, 500 ml, dan 1000 ml.
Fungsinya untuk memisahkan dua macam pelarut yang tidak saling bercampur
sebagaimana dalam proses ekstraksi cair-cair (Khamidinal, 2009:47).
10) Desikator
Desikator adalah wadah yang terbuat dari bahan gelas yang kedap udara.
Desikator digunakan untuk mengeringkan senyawa yang bersifat higroskopis
(menyerap uap air) (Khamidinal, 2009:114).
Gelas kimia ini digunakan untuk melarutkan suatu padatan, untuk mencampurkan
cairan, untuk memanaskan larutan, dan keperluan lain (Khamidinal, 2009:50).
Cara mengukur volume bahan cair menggunakan gelas ukur adalah sebagai berikut
(Adisendjaja, 2004):
a. Gunakan gelas ukur yang ukurannya sesuai dengan volume bahan yang akan
diukur.
b. Bacalah skala pada gelas ukur dan tentukan harga setiap skala, misalnya tiap
skala 0,1.
c. Gelas ukur diisi dengan bahan yang akan diukur volumenya.
d. Skalanya dibaca sesuai dengan yang diinginkan. Pembacaan skala harus lurus
dengan mata. Perhatikan permukaan zat cair yang diukur. Bila permukaan
cekung dibaca pada bagian terbawah permukaan dan bila permukaannya
cebung bacalah pada permukaan paling atas.
e. Jika volume yang sudah diingkan sudah tepat, tuangkan ke dalam wadah yang
lain .
Cara menggunakan Hot plate yaitu larutan yang akan dipanaskan dimasukkan ke
dalam wadah, umumnya digunakan erlenmeyer ukuran 250 mL. Kemudian
erlenmeyer yang berisi larutan diletakkan di atas piringan panas. Hot plate
dihubungkan dengan sumber arus listrik 220 volt. Kemudian peralatan dinyalakan,
suhu yang dikehendaki dapat diatur dengan menggunakan tombol yang tertera pada
badan peralatan Hot plate (Khamidinal, 2009:114).
19
Cara menggunakan kaki tiga dan kasa yaitu dengan meletakkan kawat kasa atau
kawat segitiga diatas kaki tiga. Kemudian di atas kawat kasa diletakkan gelas kimia
atau erlenmeyer berisi larutan yang akan dipanaskan (Khamidinal, 2009:84).
16) Kasa
Kasa yaitu kawat yang dilapisi dengan asben, digunakan untuk alas gelas beker atau
erlenmeyer pada saat pemanasan dengan lampu spiritus atau kompor listrik
(Khamidinal, 2009:75).
20
17) Klem
Klem terbuat dari besi atau baja yang digunakan sebagai alat penyangga
(Khamidinal, 2009:75).
Klem digunakan bersamaan dengan statif, caranya dengan memasang klem di statif,
kemudian ketinggiannya diatur. Atur baut pengencang pada klem sesuai keperluan
(Khamidinal, 2009:76).
Cara menggunakan labu ukur yaitu dengan mengisi larutan yang akan diencerkan atau
padatan yang akan dilarutkan. Tambahkan cairan yang dipakai sebagai pelarut sampai
setengah labu terisi, kocok kemudian penuhkan labu sampai tanda batas. Sumbat labu,
pegang tutupnya dengan jari, kocok dengan cara membolak-balikkan labu sampai
larutan homogen (Khamidinal, 2009:107).
Cara menggunakan mortal dan pastle yaitu dengan memasukkan bahan yang akan
dihaluskan kedalam mortal kemudian gerus secara perlahan. Dalam proses
penumbukan sebaiknnya menggunakan kedua tangan karena akan mencegah hal-hal
yang tidak diinginkan (Nazali, 2016).
Cara menggunakan neraca analitis sederhana yaitu dengan menggeser lengan yang
ada pada timbangan sampai timbangannya seimbang (Widhy, 2008).
25) Piknometer
Piknometer adalah alat yang terbuat dari kaca, dengan penyumbat ketat dengan pipa
kapiler yang melaluinya sehingga gelumbung udara dapat lolos dari alat tersebut.
Piknometer digunakan untuk menentukan massa jenis zat cair
(Khamidinal,2009:121).
Cara menggunakan pipet tetes yaitu dengan memegang karet penghisap pipet tetes
dengan menggunakan ibu jari dan jari telunjuk. Kemudian karet telunjuk hisap
ditekan dengan kedua jari, kemudian dielupkan hujung pipet tetes tercelup kedalam
larutan atau cairan, maka tekanan karet penghisap dikurangi sedikit demi sedikit
supaya larutan masuk kedalam pipet tetes. Setelah larutan masuk kedalam pipet
tetes tersebut. Bawalah pipet kearah tempat larutan yang baru. Untuk
mengeluarkanlarutan dari dalam pipet, berilah tekanan dengan kedua jari pada karet
pipet sampai larutan yang berada didalam pipet menetes keluar (Khamidinal,
2009:123).
b. S (suction) merupakan katup yang jika ditekan maka cairan dari ujung pipet
akan tersedot ke atas.
Cara menggunakan pipet filler yaitu dengan menyambungkan pipet filler dengan
alat ukur semisal pipet volum atau pipet ukur. Kemudian kosongkan udara pada
pipet filler dengan cara meremas pipet filler sambil menekan katup A (aspirate),
setelah dipastikan telah kosong kemudian tekan katup S (suction) untuk mengambil
cairan. Pastikan meniscus larutan sesuai dengan batas ukur skala yang diperlukan.
Setelah itu tekan E (exhaust) untuk mengeluarkan cairan tersebut hingga habis
(Khamidinal, 2009:125).
Cara menggunakan pipet ukur yaitu dihubungkan dengan pipet filler kemudian
bahan kimia diambil sesuai menincus dan skala yang tertera (Khamidinal,
2009:126).
Cara menggunakan pipet volume adalah dengan menghubungkan ujung atas pipet
volume dengan pipet filler, kemudian larutan disedot sampai tanda batas yang
melingkar di pipa atas badan pipet volume. Selanjutnya pendahkan pipet volume ke
wadah yang baru (Khamidinal, 2009:127).
Cara menggunakan plat tetes yaitu dengan cara mengambil sampel menggunakan
pipet tetes, kemudian diteteskan kebagian plat tetes yang cekung (Laila, 2006).
32) Sentrifuge
Sentrifuge digunakan untuk memisahkan suatu endapan dengan cara cepat
(Khamidinal, 2009:132).
dari putaran rendah terlebih dahulu. Secara perlahan-lahan naikkan kecepatan putaran
sentrifuge sampai dengan putaran tinggi (Khamidinal, 2009:132).
33) Spatula
Spatula terbuat dari bahan logam, dan digunakan untuk alat bantu mengambil bahan
padat atau kristal (Tim Penyusun Petunjuk Praktikum Kimia Dasar 1, 2003).
34) Statif
Statif terbuat dari besi atau baja, berfungsi untuk menopang peralatan gelas dan
digunakan bersama-sama dengan klem (Khamidinal, 2009:83).
35) Stopwatch
Stopwatch berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk mengukur lamanya waktu
yang diperlukan dalam suatu kegiatan (Tim Penyusun Petunjuk Praktikum Kimia
Dasar 1, 2003).
c. Api pemanas diletakkan pada bagian bawah larutan. Posisi tabung ketika
memanaskan cairan agak miring,
d. Tabung reaksi digoyang agar pemanasan merata.
e. Arah mulut tabung reaksi pada tempat yang kosong agar percikannya tidak
mengenai orang lain.
BAB III
METODE PENELITIAN
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2011:118). Sampel penelitian adalah siswa kelas
Xyang diambil dengan menggunakan Purposive Sampling, yaitu teknik
penentuansampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2011:124). Tujuan
pengambilan secara Purposive Sampling adalah untuk mendapatkan sampel yang
memiliki kemampuan pengetahuan tentang peralatan laboratorium yang rendah dan
memiliki sikap yang kurang disiplin. Pertimbangan pengambilan sampel didasarkan
pada hasil diskusi dengan guru kimia SMA Negeri 10 Pontianak. Pengambilan
sampel menggunakan Purposive Sampling, sehingga diperoleh adalah di kelas XE
dengan jumlah 39 siswa.
D. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian dan pengembangan pada penelitian ini menggunakan
model pengembangan ADDIE. Model ADDIE dapat digunakan untuk berbagai
macam bentuk pengembangan produk seperti model, strategi pembelajaran, metode
pembelajaran, media, dan bahan ajar. Prosedur yang digunakan dalam
pengembangan produk ini merupakan adaptasi dan dimodifikasi dari langkah-
langkah penelitian dan pengembangan ADDIE yaitu analisis (analysis), desain
(design), pengembangan (development), implementasi (implementation), evaluasi
(evaluation) (Mulyatiningsih, 2012: 200). Penelitian ini hanya dibatasi sampai tahap
implementasi. Peneliti mengikuti prosedur pengembangan model ADDIE yang
dilakukan oleh Saccharosa (2016). Secara umum, prosedur penelitian dapat dilihat
pada Gambar 3.1.
34
ANALISIS
DESAIN
PENGEMBANGAN PRODUK
Validasi Ahli
Revisi
IMPLEMENTASI
Produk Akhir
2) Aspek Materi
Penilaian pada aspek materi digunakan oleh ahli materi untuk menilai
kelayakan produk yang ditinjau dari segi substansi isi materi. Penilaian pada
aspek ini dilakukan oleh tiga orang dosen Pendidikan Kimia Universitas
Muhammadiyah Pontianak, satu orang guru kimia dari SMA Negeri 10
Pontianak, dan satu orang guru kimia dari SMA Negeri 9 Pontianak.
38
3) Aspek Bahasa
Penilaian pada aspek kebahasaan digunakan oleh ahli bahasa untuk menilai
kelayakan produk yang ditinjau dari segi keterbacaan terhadap bahasa yang
digunakan dalam media. Penilaian pada aspek ini dilakukan oleh satu orang
dosen Universitas Muhammadiyah Pontianak, 3 orang guru bahasa dari SMA
Negeri 10 Pontianak, dan satu orang guru dari SMA Negeri 9 Pontianak.
ne - 𝑁
2
CVR = (Persamaan 3.1)
N/2
Persamaan 3.1, simbol 𝑛% adalah jumlah responden yang menyatakan “Ya” dan N
adalah total responden. Dengan ketentuan CVR bernilai negative jika saat kurang
setengah dari total responden yang menyatakan “Ya”. CVR bernilai nol jika saat
40
setengah dari total responden yang menyatakan “Ya”. CVR bernilai 1,00 jika saat
seluruh responden menyatakan “Ya”. CVR berada antara 0 sampai dengan 0,99 jika
saat jumlah responden yang menyatakan “Ya” lebih dari setengah jumlah total
responden.
Validator atau ahli yang memvalidasi instrumen penilaian para ahli yang
dikembangkan berjumlah lima orang validator. Nilai CVR kritis untuk lima validator
pada tingkat signifikansi 0,05 berdasarkan Tabel Schipper adalah 0,736 (Wilson et al,
2012). Instrumen penilaian para ahli dikatakan valid apabila nilai CVR hitung lebih
besar dari pada nilai CVR kritis. Nilai CVR kritis berdasarkan Tabel Schipper
ditampilkan dalam Tabel 3.2 (Wilson et al, 2012):
Nilai respon guru atau siswa tiap jawaban akan dijumlahkan untuk tiap
butir pertanyaan dan dicari persentase. Kemudian menghitung banyaknya
kriteria sangat lemah, lemah, kuat, dan sangat kuat dari seluruh butir pernyataan.
Selanjutnya membuat kategori untuk seluruh butir pernyataan. Rumus mencari
persentase dapat dilihat pada Persamaan 3.3 (Prasetyo, 2012):
∑ Respon
% Nilai =
× 100%
Nilai Maksimum
(Persamaan 3.3)
=∑𝑅×4
(Persamaan 3.5)
43
Hasil perhitungan dari respon guru dan siswa kemudian dicocokan dengan Tabel
3.5 (diadaptasi dari Akbar, 2013):
Tabel 3.5 Kriteria Presentase
Kepraktisan Persentase (%)
Kriteria
60,001 – 80 Praktis
0 – 20 Tidak Praktis
44
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hal yang dilakukan pada tahap ini adalah merancang prototipe. Persiapan
prototipe diawali dengan melakukan studi pustaka mengenai kriteria ensiklopedia
yang baik. Ensiklopedia peralatan laboratorium kimia disusun dalam bentuk
media cetak menggunakan ukuran standar ISO yaitu A5 (148 x 210 mm) yang
terdiri atas cover, halaman judul, kata pengantar, daftar isi, isi atau materi, dan
daftar pustaka. Ensiklopedia yang dikembangkan menghasilkan gambar dan
tulisan yang jelas, dicetak full color sehingga tampak menarik dan lebih fokus.
Warna merupakan salah satu komponen yang penting dalam penyajian sumber
belajar. Tampilan gambar berwarna dan jelas membuat siswa tertarik dan
termotivasi untuk membaca lebih jauh materi yang disajikan (Mardiansyah dan
Yulkifli, 2013). Kriteria gambar yang digunakan pada ensiklopedia telah sesuai
dengan kriteria gambar yang baik menurut Ayuhanna (2015) yaitu
pemilihangambar dengan tingkat kecerahan baik, tidak buram atau pecah, dan
warna tidak mencolok serta dilengkapi dengan keterangan gambar yang sesuai dan
memiliki kejelasan sumber gambar. Bagian kulit buku menampilkan desain cover
depan dan cover belakang yang memiliki kesatuan utuh dengan pemilihan warna
yang seragam. Selain itu, menggunakan tampilan cover yang menarik dengan
menggunakan warna yang cerah, serta gambar pada cover depan mewakili isi
yang mencerminkan dari materi pada ensiklopedia.
Meteri di dalam ensiklopedia diurutkan secara alfebetis, kemudianreferensi
dikumpulkan dari berbagai sumber di antaranya buku Khamidinal (2009) dengan
judul teknik laboratorium kimia, Widhy (2009) dengan judul alat dan bahan kimia
dalam laboratorium IPA, Nusi (2013) jurnal dengan judul perbandingan suhu
tubuh berdasarkan pengukuran menggunakan termometer air raksa dan
termometer digital pada penderita demam di rumah sakit umum Kandau Manado.
Tampilan cover ensiklopedia ditampilkan pada Gambar 4.1.
47
Validator CVR=
Deskripsi Ket
1 2 3 4 5
Validator CVR=
Deskripsi Ket
1 2 3 45
Keterangan gambar/ilustrasi
yang disajikan sesuai dengan
informasi yang sebenarnya 1 1 1 1 1 (5-(5/2)/(5/2) = 1,00 Valid
menurut literatur yang tepat
serta mudah untuk dicari
Ukuran gambar/ilustrasi yang
digunakan proporsional jika
dibandingkan dengan aslinya
1 1 1 1 1 (5-(5/2)/(5/2) = 1,00 Valid
atau keadaan yang sebenarnya
sehingga menimbulkan minat
baca
Kualitas gambar/ilustrasi
(cetakan gambar jelas dan 1 1 1 1 1 (5-(5/2)/(5/2) = 1,00 Valid
warna gambar sesuai)
Tata letak (layout) ensiklopedia
proporsional dan kombinasi
bentuk-bentuknya (teks dan 1 1 1 1 1 (5-(5/2)/(5/2) = 1,00 Valid
gambar/ilustrasi) tepat sehingga
ensiklopedia terlihat menarik
1) Penggunaan shapes pada keterangan nama alat dan cara penggunaan alat
harus konsisten seperti yang diperlihatkan pada Gambar 4.6 dan Gambar
4.7.
Gambar 4.6 Keterangan Nama Alat dan Cara Penggunaan Alat sebelum Revisi
Gambar 4.7 Keterangan Nama Alat dan Cara Penggunaan Alat setelah Revisi
2) Perbaikan shapes, seperti yang diperlihatkan pada Gambar 4.8 dan Gambar
4.9.
3) Warna tulisan diubah dari warna merah menjadi hitam, seperti yang
diperlihatkan pada Gambar 4.10 dan Gambar 4.11.
Validator CVR=
Deskripsi Ket
1 2 3 4 5
yang penting sebagai daya tarik awal agar siswa tertarik untuk membaca
ensiklopedia. Walaupun mendapatkan hasil yang belum maksimal, namun siswa
tidak memberikan saran terhadap cover ensiklopedia dan guru juga tidak
memberikan komentar terhadap desain cover, sehingga tidak dilakukan revisi.
Aspek lain seperti kemudahan pemahaman, keefektifan dalam belajar, minat
terhadap ensiklopedia, dan penggunaan ensiklopedia sebagai sumber belajar
mandiri dinilai telah baik. Adapun rekapitulasi hasil analisis angket respon guru
dan siswa dapat dilihat pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6 menunjukkan bahwa secara keseluruhan rata-rata respon guru dan
siswa terhadap produk ensiklopedia peralatan laboratorium kimia yang
dikembangkan telah memenuhi aspek kepratisan dalam kriteria sangat praktis.
Hasil akhir pengembangan produk ensiklopedia peralatan laboratorium kimia
yang telah melewati uji kevalidan dan kepraktisan secara keseluruhan telah layak
digunakan sebagai sumber belajar siswa SMA Negeri 10 Pontianak. Selain
memiliki tampilan menarik, produk ensiklopedia memiliki kemudahan untuk
memahami tentang peralatan laboratorium kimia serta menarik minat siswa untuk
melakukan kegiatan praktikum. Penelitian ini memiliki kelemahan yaitu tidak
dilakukannya uji keefektifan, sehingga peneliti tidak mengetahui sejauh mana
peran ensiklopedia peralatan laboratorium kimia dalam membantu siswa untuk
memahami materi tentang peralatan laboratorium kimia.
62
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ensiklopedia peralatan laboratorium kimia SMA Negeri 10 Pontianak
yang dikembangkan pada penelitian ini telah layak digunakan sebagai sumber
belajar mandiri karena telah memenuhi kriteria kevalidan, dan kepraktisan
sebagai berikut:
1. Ensiklopedia telah valid ditinjau dari aspek materi, media, dan bahasa.
Dengan nilai CVR hitung lebih besar dari pada nilai kritis, yaitu 1,00 >
0,736.
2. Ensikopedia telah praktis dengan nilai rata-rata respon, dan respon siswa
sebesar 85,5% dengan kriteria sangat praktis.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa temuan
yang dapat dijadikan sebagai saran, antara lain:
1. Pengembangan ensiklopedia peralatan laboratorium kimia tidak hanya
dikembangkan pada materi alat-alat sederhana saja, namun dapat
menambahkan alat-alat yang lebih modern.
2. Desain cover sebaiknya dibuat lebih menarik dan kreatif sehingga siswa
tertarik untuk membaca ensiklopedia.
3. Sebaiknya pada penelitian ini juga dilakukan uji keefektifan, sehingga
dapat mengetahui sejauh mana peran ensiklopedia peralatanlaboratorium
kimia dalam membantu siswa untuk memahami materi tentang peralatan
laboratorium kimia.
4. Sebaiknya pada pengembangan ensiklopedia peralatan laboratorium
kimia ini dilakukan penelitian lanjutan pada tahap penyebaran.
63
DAFTAR PUSTAKA
Mardiansyah, Y., Asrizal, & Yulkifli. (2013). Pembuatan modul fisika berbasis
TIK untuk mengintegrasikan nilai pendidikan karakter dalam
pembelajaran siswa SMAN 10 Padang Kelas X Semester 1. Pillar Of
Physis Education. 1: 30-38.
Widhy,P. (2009, 21-22 Februari). Alat dan Bahan Kimia dalam Laboratorium
IPA. Pelatihan Penggunaan Alat Laboratorium IPA: Yogyakarta.
66
Wilson, F. R., Pan, W., & Schumsky, D. A. (2012). Recalculation of the critical
values for Lawshe’s content validity ratio. Measurement and Evaluation
in Counseling and Development. Vol 45. Hal: 197–210.