Anda di halaman 1dari 126

SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN


TINGKAT KEHADIRAN REMAJA DI POSYANDU
REMAJA DESA BEDIKULON KABUPATEN PONOROGO

Oleh :
ENDANG LESTARI
NIM : 201503016

PEMINATAN PROMOSI KESEHATAN


PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN
MASYARAKAT
STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
2019
i
SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN


TINGKAT KEHADIRAN REMAJA DI POSYANDU
REMAJA DESA BEDIKULON KABUPATEN PONOROGO

Diajukan untuk memenuhi


Salah satu persyaratan dalam mencapai
gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.KM)

Oleh :

ENDANG LESTARI
NIM : 201503016

PEMINATAN PROMOSI KESEHATAN


PROGRAM STUDI KESEHATAN
MASYARAKAT STIKES BHAKTI HUSADA
MULIA MADIUN 2019

i
i
v
Lembar Persembahan

“Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan) dan tetaplah
bekerja keras (untuk urusan yang lain)
(QS. Al-Insyiroh: 7)

Skripsi ini saya persembahkan kepada:


1. Kedua orang tua saya, Ayah Marjuki, Ibu Tri Wulandari, yang selalu

menyebut nama ini dalam sujud dan do’a nya, dan juga menjadi motivator

dalam pencapaian hidup ini.

2. Untuk adik dan saudara-saudara sepupu, terima kasih untuk dukungan moril,

materil, dan do’a.

3. Untuk sahabat-sahabat saya, Ndari, Farrah, Karin, dan Wanda, terima kasih

atas dukungan, semangat, serta do’a nya.

4. Untuk teman-teman saya, Nuvri, Desty, Mimin, Nini dan Annisa, terima

kasih atas dukungan, semangat, serta telah membantu dalam pengumpulan

data, pelaksanaan penelitian, hingga ujian.

5. Teman – teman S1 Kesehatan masyarakat Angkatan 2015

6. Serta tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada seluruh dosen yang

membantu, membimbing, dan memberi dukungan dalam penyelesaian skripsi

ini.

v
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Endang Lestari


Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat Tanggal Lahir : Madiun, 31Mei 1994
Agama : Islam
Alamat :Desa Glonggong RT/24 RW/02 Kecamatan Dolopo
Kabupaten Madiun
Email : specialpark31@gmail.com
Riwayat Pendidikan : 1. Lulusan TK PGRI Glonggong Tahun 2001
2. Lulusan SD Negeri Glonggong 1 Tahun 2007
3. Lulusan SMP Negeri 1 Dolopo Tahun2010
4. Lulusan SMK Katolik Bina Farma Tahun 2013
5. STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun
Tahun 2015-sekarang

vi
Program Studi Kesehatan
Masyarakat Stikes Bhakti Husada

ABSTRAK

Endang Lestari

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT


KEHADIRAN REMAJA DI POSYANDU REMAJA DESA BEDIKULON
KABUPATEN PONOROGO

75 Halaman +16 tabel + 3 gambar +14 lampiran

Latar belakang: Posyandu Remaja merupakan pos pelayanan terpadu untuk


remaja yang digerakan oleh remaja dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan
kesehatan. Cakupan pelayanan di Posyandu Remaja Desa Bedikulon tahun 2018-
2019 yaitu ± 35%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah faktor-faktor
yang berhubungan dengan tingkat kehadiran remaja di Posyandu Remaja Desa
Bedikulon Kabupaten Ponorogo.
Metode Penelitian: Jenis penelitian ini adalah kuantitatif analitik dengan
pendekatan cross-sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan simple
random sampling sebanyak 82 responden. Teknik analisis data menggunakan uji
statistik chi-square.
Hasil:Hasil penelitian menyatakan bahwaada hubungan antara pengetahuan (p-
value 0,022); jarak (p-value 0,049); dukungan teman sebaya (p-value 0,010)
dengan tingkat kehadiran remaja. Tidak ada hubungan antara dukungan keluarga
(p-value 0,068) dengan tingkat kehadiran remaja di Posyandu Remaja Desa
Bedikulon Kabupaten Ponorogo.
Saran: Kader menyebarluaskan informasi tentang kegiatan-kegiatan posyandu ke
seluruh remaja, agar dapat meningkatkan pengetahuan tentang Posyandu Remaja.

Kata kunci : Tingkat Kehadiran, Remaja, Teman Sebaya, Keluarga

Kepustakaan : 20 (2003-2018)

i
Program Studi Kesehatan
Masyarakat Stikes Bhakti Husada

ABSTRACT

Endang Lestari

FACTORS RELATED TO ADOLESCENT ATTENDANCE RATES AT


POSYANDU REMAJA BEDIKULON, PONOROGO

75 Pages +16 tables + 3 pictures +14 attachments


Background:PosyanduRemaja is an integrated service center for adolescents
mobilized by adolescents where they can get health services. The scope of services
in the Posyandu Remaja Bedikulon in 2018-2019 is± 35%. This study aimed to
determine whether there are factors related to the adolescent attendance rates at
the PosyanduRemaja Bedikulon, Ponorogo.
Research Method: The type of this research wasan analytical quantitative type
with cross-sectional approach. The sampling technique used simple random
sampling of 82 respondents. The data analysis technique used the chi-square
statistical test.
Results:The results of the study stated that there was a relationship between
knowledge (p-value of 0.022); distance (p-value of 0.049); peer support (p-value
of 0.010) and the adolescent attendance rates. There was no relationship between
family support (p-value of 0.068) and the adolescent attendance rates in the
Posyandu Remaja Bedikulon, Ponorogo.
Suggestions:Cadres spread the information about Posyandu activities to all
adolescents in order to increase the knowledge about PosyanduRemaja.

Keywords: Attendance Rate, Adolescent, Peer, Family

Literatures: 20 (2003-2018)

x
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala limpahan Rahmat, Ridho’ dan Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi dengan baik dan lancar.
Dalam penyusunan proposal skripsi ini banyak pihak yang memberi
dukungan sebagai penyempurnaan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapakan terima kasih yang sebesarnya kepada :
1. Bapak Zaenal Abidin, S.KM., M.Kes (Epid) selaku Ketua STIKES Bhakti
Husada Mulia Madiun dan pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan dan motivasi dalam penyusunan skripsi.
2. Ibu Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Prodi S1
Kesehatan Masyarakat STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun yang telah
memberikan sarana dan prasarana untuk peneliti.
3. Ibu Hanifah Ardiani, S.KM., M.KM selaku pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan dan motivasi dalam penyusunan skripsi.
4. Ibu Riska Ratnawati, S.KM., M.Kes selaku Ketua Dewan Penguji skripsi.
5. Seluruh anggota Posyandu Remaja Desa Bedikulon yang telah menerima
dan membantu saya dalam melakukan pengumpulan data.
6. Teman-teman yang telah memberikan mendukung dan membantu dalam
menyelesaikan skripsi ini.
Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna dan
memberikan manfaat bagi pembaca serta perkembangan dunia pendidikan
kesehatan di masa yang akan datang.

Madiun, 3 Mei 2018

Penulis

xi
DAFTAR ISI

Sampul Depan.....................................................................................................i
Sampul Dalam.....................................................................................................ii
Lembar Persetujuan..........................................................................................iii
Lembar Pengesahan...........................................................................................iv
Lembar Persembahan.........................................................................................v
Halaman Pernyataan.........................................................................................vi
Daftar Riwayat Hidup.......................................................................................vii
Abstrak...............................................................................................................viii
Abstract................................................................................................................ix
Kata Pengantar...................................................................................................x
Daftar Isi.............................................................................................................xi
Daftar Tabel......................................................................................................xiv
Daftar Gambar..................................................................................................xv
Daftar Lampiran...............................................................................................xvi
Daftar Singkatan..............................................................................................xvii
Daftar Istilah....................................................................................................xviii

BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................5
C. Tujuan Penelitian...........................................................................................5
1. Tujuan Umum.........................................................................................5
2. Tujuan Khusus........................................................................................5
D. Manfaat Penelitian.........................................................................................6
E. Keaslian Penelitian........................................................................................8

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


A. Perilaku.........................................................................................................10
1. Pengertian Perilaku.................................................................................10
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku.........................................11
3. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Tingkat Kehadiran
Remaja di Posyandu Remaja Desa Bedikulon.......................................12
a. Faktor Predisposisi...........................................................................12
b. Faktor Pemungkin (Enabling Factors).............................................17
c. Faktor Penguat (Reinforcing Factors)..............................................19
B. Remaja..........................................................................................................24
1. Aspek Perubahan pada Remaja..............................................................25
a. Perubahan Fisik (Pubertas)...............................................................25

x
b. Perubahan Psikologis.......................................................................26
2. Determinan Perkembangan Remaja.......................................................27
C. Posyandu Remaja.........................................................................................27
1. Pengertian Posyandu..............................................................................27
2. Posyandu Remaja...................................................................................28
3. Tujuan Posyandu Remaja.......................................................................28
4. Pelaksanaan Posyandu Remaja..............................................................29
5. Sasaran Posyandu Remaja......................................................................32
6. Manfaat Posyandu Remaja.....................................................................32
7. Kegiatan Posyandu Remaja....................................................................34
D. Kerangka Teori.............................................................................................39

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL dan HIPOTESIS PENELITIAN


A. Kerangka Konseptual...................................................................................40
B. Hipotesa Penelitian.......................................................................................41

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN


A. Desain Penelitian..........................................................................................42
B. Populasi dan Sampel....................................................................................43
1. Populasi....................................................................................................43
2. Sampel.....................................................................................................44
C. Teknik Sampling..........................................................................................45
D. Kerangka Kerja Penelitian............................................................................46
E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional..............................................47
1. Variabel Bebas (Independent).................................................................48
2. Variabel Terikat (Dependent)..................................................................48
F. Definisi Operasional.....................................................................................48
G. Instrumen Penelitian.....................................................................................51
H. Lokasi dan Waktu Penelitian........................................................................52
I. Prosedur Pengumpulan Data........................................................................52
1. Cara Pengumpulan Data..........................................................................52
2. Sumber Data............................................................................................53
J. Etika Penelitian.............................................................................................58
1. Informed Consent/ Lembar Persetujuan..................................................58
2. Confidentially/ Kerahasiaan....................................................................58
3. Anonimity/ Tanpa Nama.........................................................................58

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Gambaran Umum dan Lokasi Pnelitian........................................................60
B. Hasil Analiis Univariat.................................................................................60

1. Distribusi Responden................................................................................60
2. Variabel Responden..................................................................................61
x
C. Hasil Analisis Bivariat..................................................................................63
D. Pembahasan...................................................................................................68
E. Keterbatasan Penelitian.................................................................................74

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan...................................................................................................75
B. Saran.............................................................................................................75

DAFTAR PUSTAKA

x
DAFTAR

Tabel 1.1 Penelitian-Penelitian Terdahulu............................................................8


Tabel 4.1 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel........................49
Tab2l 4.2 Uji Validitas........................................................................................52
Tabel 4.3 Uji Reliabilitas.....................................................................................52
Tabel 4.4 Waktu Kegiatan...................................................................................53
Tabel 4.5 Coding Data.........................................................................................55
Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur...........................................60
Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin..............................61
Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan..................................61
Tabel 5.4 Pengetahuan remaja tentang Posyandu Remaja..................................62
Tabel 5.5 Jarak ke tempat pelaksanaan Posyandu Remaja..................................62
Tabel 5.6 Dukungan teman sebaya terhadap Posyandu Remaja.........................62
Tabel 5.7 Dukungan keluarga terhadap Posyandu Remaja.................................63
Tabel 5.8 Tingkat kehadran remaja di Posyandu Remaja...................................63
Tabel5.9 Hubungan Pengetahuan Remaja Dengan Tingkat Kehadiran
Remaja di Posyandu Remaja Desa Bedikulon Kabupaten
Ponorogo.............................................................................................64
Tabel 5.10 Hubungan Jarak Dengan Tingkat Kehadiran Remaja di
Posyandu Remaja Desa Bedikulon Kabupaten Ponorogo...................65
Tabel 5.11 Hubungan Dukungan Teman Sebaya Dengan Tingkat Kehadiran
Remaja di Posyandu Remaja Desa Bedikulon Kabupaten
Ponorogo.............................................................................................66
Tabel 5.12 Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Kehadiran
Remaja di Posyandu Remaja Desa Bedikulon Kabupaten
Ponorogo.............................................................................................67

x
DAFTAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori................................................................. 39


Gambar 3.1 Kerangka Konsep ............................................................. 40
Gambar 4.1 Skema Rancangan Penelitian Cross Sectional ................... 43
Gambar 4.2 Kerangka Kerja Penelitian ................................................ 47

x
DAFTAR

Lampiran 1 Surat Izin Pengambilan Data Awal ................................... 80


Lampiran 2 Surat Izin Validitas dan Reliabilitas................................... 82
Lampiran 3 Izini Penelitian .................................................................. 84
Lampiran 4 Surat Selesai Penelitian ..................................................... 86
Lampiran 5 Form Bimbingan ............................................................... 87
Lampiran 6 Lembar Permohonan Menjadi Responden ......................... 88
Lampiran 7Pernyataan Persetujuan (Informed Consent) ....................... 89
Lampiran 8 Intsrumen Penelitian.......................................................... 90
Lampiran 9Lembar Kuisioner Penelitian .............................................. 91
Lampiran 10 Tabulasi Uji Validitas dan Reliabilitas............................. 94
Lampiran 11 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas.................................. 95
Lampiran 12 Tabulasi SPSS Penelitian ................................................ 99
Lampiran 13 Hasil Uji Chi-Square ....................................................... 103
Lampiran 14 Dokumentasi Penelitian................................................... 108

xv
DAFTAR

AIDS : Acquired Immuno Deficiency Syndrom


BB : Berat Badan
CERDIK : Cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin
aktivitas fisik, Diet sehat dengan kalori seimbang, Istirahat
cukup, Kelola stres
CI : Confidence Interval
HIV : Human Immunodeficiency Virus
KB : Keluarga Berncana
KEK : Kurang Energi Kronis
KEMENKES : Kementerian Kesehatan
KIE : Komunikasi, Informasi, Edukasi
LILA : Lingkar Lengan Atas
MMD : Musyawarah Masyarakat Desa
NAPZA : Narkotika Psikotropika Zat Adiktif
PKHS : Pendidikan Ketrampilan Hidup
Sehat PKPR : Pelayanan Kesahatan Peduli Remaja
PPKS :Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera
PSC : Pediatric Symtom Checklist
PTM : Penyakit Tidak Menular
RI : Republik Indonesia
RP :Ratio Prevalensi
SMD : Survei Mawas Diri
TB : Tinggi Badan
TD : Tekanan Darah
TTD : Tablet Tambah Darah
UKBM : Upaya Kesehatan Bersumber Daya
Masyarakat VCT : Voluntary Counseling and Testing
WHO : World Health Organization

xvi
DAFTAR

Coding : Kode
Confidentially : Kerahasiaan
Covert : Tertutup
Dependen : Terikat
Editing : Memperbaiki
Editting : Memperbaiki
Enabling factor : Faktor Pemungkin
Mammae : Dada
Mean : Rata-rata
Median : Nilai Tengah
Menarche : Haid Pertama
Non Behavior Cause : Faktor Non Perilaku
Overt : Terbuka
Predisposing Factor : Faktor Predisposing
Protector : Pelindung
Reinforcing Factor : Faktor Penguat
Soft Skill : Ketrampilan
Tabulating : Menyusun

xi
BAB
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa remaja merupakan masa storm and stress, karena remaja

mengalami banyak tantangan baik dari diri mereka sendiri (biopsychosocial

factors) ataupun lingkungan (environmental factors). Apabila remaja tidak

memiliki kemampuan untuk menghadapi berbagai tantangan tersebut, mereka

dapat berakhir pada berbagai masalah kesehatan yang begitu kompleks

sebagai akibat dari perilaku berisiko yang mereka lakukan. (Kemenkes RI,

2018)

Berbagai masalah yang dialami oleh remaja diantaranya adalah merokok,

pergaulan bebas, hingga penyalahgunaan narkoba. Masalah-masalah tersebut

timbul akibat remaja yang masih sulit untuk mengendalikan diri sehingga

mudah terpengaruh oleh lingkungan.

Hasil Survey Kesehatan Berbasis Sekolah tahun 2015 menunjukkan hasil

perilaku merokok pada pelajar usia 12-18 tahun sebanyak 41,8% laki-laki

dan 4,1% perempuan. Data yang sama juga menunjukkan 14,4% laki-laki

dan 5,6% perempuan pernah mengkonsumsi alkohol, lalu juga didapatkan

2,6% laki-laki pernah mengkonsumsi narkoba. Gambaran faktor risiko

kesehatan lainnya adalah perilaku seksual di mana didapatkan 8,26% pelajar

laki-laki dan 4,17% pelajar perempuan usia 12-18 tahun pernah melakukan

hubungan seksual. (Kemenkes RI, 2018). Kantor Kementerian Agama

1
2

Kabupaten Ponorogo menyatakan angka pernikahan usia dini selama

2017 terdapat 67 pernikahan dan 39pernikahan selama enam bulan pertama

2018. Sedangkan untuk kecelakaan lalu lintas yang melibatkan pelajar data

dari Satuan Lalu Lintas Kepolisian ResorPonorogo menyatakan pada tahun

2017 sebanyak 162 kasus dan tahun 2018 mencapai 218 kejadian yang

melibatkan pelajar. (Gayuh Satria, 2018)

Kompleksnya permasalahan pada remaja, tentunya memerlukan

penanganan yang komprehensif dan terintegrasi yang melibatkan semua

unsur dari lintas program dan sektor terkait. Kementarian Kesehatan telah

mengembangkan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) di Puskesmas,

dengan paket pelayanan komprehensif untuk kesehatan remaja meliputi KIE,

konseling, pembinaan konselor sebaya, layanan klinis / medis dan rujukan

termasuk pemberdayaan masyarakat. Selain di Puskesmas, pelayanan

komprehensif untuk kesehatan remaja juga dapat diakses melalui UKS di

sekolah, klinik kesehatan, dan yang terbaru adanya program Posyandu

Remaja. Posyandu remaja diharapkan menjadi sebuah wadah masyarakat

yang memfasilitasi remaja dalam memahami permasalahan kesehatan

mereka, memperluas jangkauan Puskesmas PKPR dalam memberikan

pelayanan promotif dan preventif kepada sasaran remaja. (Kemenkes RI,

2018)

Puskesmas Pembantu Desa Bedikulon bersama Karang Taruna Radjawali

Desa Bedikulon membentuk Posyandu Remaja, untuk mengurangi adanya

masalah-masalah pada remaja di Desa Bedikulon. Namun, hampir satu tahun


3

dibentuk rata-rata kehadiran remaja di Posyandu Remaja Desa Bedikulon

hanya mencapai 30% dari target yang ditentukan yaitu 70% dengan

persentase kehadiran tertinggi hanya 50%. Rendahnya tingkat kehadiran

remaja di Posyandu Remaja Desa Bedikulon jika disesuaikan dengan

teoriLawrence W. Green (1974) dipengaruhi oleh predisposing factor yaitu

faktor pengetahuan, sikap, nilai, dan keyakinan. Enabling factor yaitu faktor

ketersediaan sarana, jarak, dan kemudahan mengakses sarana.Dan reinforcing

factor yaitu faktor dukungan keluarga, dukungan teman sebaya, dan peran

petugas kesehatan. (Notoadmodjo, 2011)

Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah

seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Wawan

(2010) mengemukakan bahwa salah satu faktor yang dapat mempengaruhi

sikap adalah pengetahuan.Pernyataan ini didukung oleh penelitian Intan

Lestari, Elis Hartati, dan Mutia Galuh tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi minat remaja ke posbindu menunjukan bahwa tingkat

pengetahuan pada responden dalam penelitian ini tergolong dalam kategori

baik yaitu 69,9%. Responden mendapatkan informasi dari dalam kehidupan

sehari – hari dan juga dari internet. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa

pengetahuan para remaja tentang Posyandu Remaja masih rendah, sehingga

perilaku kunjungan di posyandu juga rendah.

Dukunga keluarga adalah sikap, tindakan dan penerimaan keluarga

terhadap anggotanya, dan bersifat mendukung serta siap memberikan

pertolongan dan bantuan jika diperlukan. Pernyataan ini didukung oleh


4

penelitian Kadek Winda Arpyani dan dr. I Made Sutarga menunjukkan hasil

bahwa responden dengan dukungan keluarga kurang baik memiliki persentase

kehadiran rendah yang lebih tinggi (86,36%) dibandingkan responden dengan

dukungan keluarga baik (56,25%). Nilai p = 0,001 (p<0,005) yang berarti

secara statistikdukungan keluarga mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap kehadiran lansia. Di desa Bedikulon, para remaja yang menjadi

peserta Posyandu Remaja sebagian besar kurang mendapat dukungan

keluarga untuk rutin hadir di posyandu.

Kelompok teman sebaya sebagai lingkungan sosial bagi remaja

mempunyai peranan penting bagi perkembangan kepribadiannya dan dapat

mempengaruhi perilaku. Pengaruh tersebut dapat berupa pengaruh positif dan

dapat pula berupa pengaruh negatif. Pernyataan ini didukung oleh penelitian

Dara Agnis Septiyuni, Dasim Budimansyah, dan Wilodati menunjukkan

bahwa pengaruh kelompok teman sebaya memiliki nilai korelasi 0,360 dan p

< 0,05. Remaja desa Bedikulon yang tidak rutin datang ke posyandu sebagian

diantaranya karena dukungan teman sebaya yang bersifat negatif.

Sarana kesehatan merupakan tempat bagi masyarakat yang ingin

mendapatkan pelayanan kesehatan. Jauhnya jarak sarana kesehatan

berpengaruh dalam mencari bantuan kesehatan. Semakin jauh jarak pusat

kesehatan dari rumah maka mereka tidak pergi ke tempat pelayanan

kesehatan tersebut. Pernyataan ini didukung oleh penelitian Nana Aldriana

dan Romayani Daulay menunjukkan bahwa responden yang jarak rumahnya

jauh dari posyandu lansia sebanyak 177 orang (83.5%) tidak melakukan
5

kunjungan posyandu secara rutin. Posyandu Remaja di Desa Bedikulon

dilaksanakan di kantor desa, tetapi remaja yang jarak rumahnya dengan

kantor desa cukup jauh enggan untuk hadir di posyandu.

Rendahnya tingkat kehadiran remaja di Posyandu Remaja dapat

mengakibatkan terhambatnya proses pelaksanaan pemberdayaan remaja yang

merupakan tujuan utama dari Posyandu Remaja. Masalah yang sudah

dijelaskan diatas belum pernah diteliti sebelumnya, hal inilah yang membuat

peneliti tertarik untuk meneliti faktor-faktor apa saja yang berhubungan

tingkat kehadiran remaja di Posyandu Remaja Desa Bedikulon.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah faktor-faktor apa sajakah yang berhubungan dengan tingkat kehadiran

remaja di Posyandu Remaja Desa Bedikulon ?

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat kehadiran

remaja di Posyandu Remaja Desa Bedikulon.

2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dari penelitian ini antara lain adalah:

a. Menanalisis hubungan pengetahuan dengan tingkat kehadiran remaja

di Posyandu Remaja Desa Bedikulon.


6

b. Menganalisis hubungan jarakdengan tingkat kehadiran remaja di

Posyandu Remaja Desa Bedikulon.

c. Menganalisishubungandukungan teman sebaya dengan tingkat

kehadiran remaja di Posyandu Remaja Desa Bedikulon.

d. Menganalisis hubungan dukungan keluarga dengan tingkat

kehadiran remaja di Posyandu Remaja Desa Bedikulon.

D. Manfaat

1. Manfaat Bagi Posyandu Remaja Desa Bedikulon

Manfaat yang diperoleh Posyandu Remaja Desa Bedikulon dari kegiatan

peneitian ini antara lain:

a. Menjadi bahan masukan atau rekomendasi bagi Posyandu Remaja

dalam meningkatkan pencapaian program-program yang sudah ada

maupun yang sedang terencana.

b. Menciptakan kerjasama yang saling menguntungkan dan bermanfaat

antara tempat penelitian yaitu Posyandu Remaja Desa Bedikulon

dengan STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun.

2. Manfaat Bagi STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun

Manfaat yang diperoleh STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun dari

kegiatan praktek peminatan antara lain :

a. Memperkenalkan program kepada tempat pelayanan kesehatan yaitu

Posyandu Remaja Desa Bedikulon.


7

b. Terbinanya kerjasama dengan institusi dalam upaya meningkatkan

keterkaitan dan kesepadanan antara akademik dengan pengetahuan

dan keterampilan sumber daya manusia yang dibutuhkan dalam

pembangunan Kesehatan Masyarakat.

3. Manfaat Bagi Peneliti

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan

bagi peneliti dalam penyusunan tugas akhir kuliah sebagai syarat

untuk mendapatkan gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat.

b. Peneliti mampu mengaplikasikan disiplin ilmu yang telah di dapat

dari proses pendidikan maupun dari hasil penelitian ini nantinya

untuk diimplementasikan dalam dunia kerja.


E. Keaslian Penelitian

Berikut merupakan penelitian terdahulu tentang tingkat kehadiran di Posyandu :

Tabel 1.1 : Penelitian-Penelitian Terdahulu


No Judul Penelitian Nama Peneliti, Tempat Rancangan Variabel Hasil Penelitian
Tahun Penelitian Penelitian Penelitian
1 Faktor-faktor yang Intan Lestari, Tlogosari Penelitian Variabel terikat: Hasil menunjukkan:
Mempengaruhi Minat Elis Hartati, Kulon RW 16 kuantitatif dengan Kunjungan Dukungan keluarga
Kunjungan Remaja ke Mutia Galuh, Kota Semarang menggunakan remaja kurang pada 18
Posbindu di Wilayah 2017 survey deskriptif Variabel bebas: responden (60%)
Tlogosari Kulon RW Dukungan Pengetahuan baik
16 Semarang keluarga, dimiliki 21 responden
pengetahuan, (69,9%)
dukungan tokoh Dukungan tokoh
masyarakat, masyarakat (33,3%)
dukungan kader Dukungan kader
63,3%

2 Faktor yang Kadek Windha Desa Penelitian analitik Variabel terikat: Hasil analisis dengan
Mempengaruhi Arpyani, dr. I Sekardadi, dengan pendekatan Tingkat menggunakan uji chi-
Rendahnya Kehadiran Made Sutarga, Kabupaten cross sectional Kehadiran Lansia square menunjukan:
Lansia Mengikuti M.Kes, 2018 Bangli Varibel bebas: (dengan p<0,05)
Posyandu Lansia di Umur, jenis Umur :
Desa Sekardadi kelamin, p = 0,101
pendidikan, Jenis kelamin: p =
pekerjaan, 0,009
pengetahuan, Pendidikan:

8
Lanjutan tabel 1.1: Penelitian-Penelitian
jarak rumah, p = 0,003
dukungan Pekerjaan: p = 0,032
keluarga, peranan Pengetahuan: p =
kader dan petugas 0,001
kesehatan. Jarak: p = 0,002
Dukungan keluarga:
p = 0,001
Peranan kader: p =
0,003

Beberapa hal yang membedakan penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya adalah:

1. Variabel yang berbeda dengan penelitian sebelumnya yaitu variabel terikat tingkat kehadiran Posyandu Remaja.

2. Tahun pelaksanaan penelitian yaitu tahun 2019.

3. Tempat penelitian yaitu Posyandu Remaja Desa Bedikulon.

9
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Perilaku

1. Pengertian Perilaku

Perilaku yaitu suatu respon seseorang yang dikarenakan adanya

suatu stimulus/ rangsangan dari luar (Notoatmodjo, 2012). Perilaku

dibedakan menjadi dua yaitu perilaku tertutup (covert behavior) dan

perilaku terbuka (overt behavior). Perilaku tertutup merupakan respon

seseorang yang belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.

Sedangkan perilaku terbuka merupakan respon dari seseorang dalam

bentuk tindakan yang nyata sehingga dapat diamati lebih jelas dan mudah

(Fitriani, 2011).

Perilaku kesehatan merupakan suatu respon dari seseorang berkaitan

dengan masalah kesehatan, penggunaan pelayanan kesehatan, pola hidup,

maupun lingkungan sekitar yang mempengaruhi (Notoatmodjo, 2007).

Menurut Becker, 1979 yang dikutip dalam Notoatmodjo (2012),

perilaku kesehatan diklasifikasikan menjadi tiga :

a. Perilaku hidup sehat (healthy life style)

Merupakan perilaku yang berhubungan dengan usaha-usaha

untuk meningkatkan kesehatan dengan gaya hidup sehat yang

meliputi makan menu seimbang, olahraga yang teratur, tidak

10
1

merokok, istirahat cukup, menjaga perilaku yang positif bagi

kesehatan.

b. Perilaku sakit (illness behavior)

Merupakan perilaku yang terbentuk karena adanya respon

terhadap suatu penyakit. Perilaku dapat meliputi pengetahuan

tentang penyakit serta upaya pengobatannya.

c. Perilaku peran sakit (the sick role behavior)

Merupakan perilaku seseorang ketika sakit. Perilaku ini

mencakup upaya untuk menyembuhkan penyakitnya.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku

Lawrence Green (1980) menganalisis perilaku manusia dari tingkat

kesehatan. Kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh 2

faktor pokok, yakni faktor perilaku (behavior cause) dan faktor non

perilaku (non behaviour cause). Selanjutnya perilaku dipengaruhi oleh 3

faktor utama, yang dirangkum dalam akronim PRECEDE: Predisposing,

Reinforcing, Enabling, Couses in Educational/Ecological Diagnosis and

Evaluation. Precede merupakan fase diagnosis masalah. Sedangkan

PROCEED merupakan arahan dalam perencanaan, implementasi,

evaluasi sebuah program kesehatan. (Notoadmodjo, 2010)

Berikut merupakan penjelasan dari 3 faktor utama pembentuk

perilaku:
1

a. Predisposing factors (faktor predisposisi)

b. Enabling factors (faktor pemungkin)

c. Reinforcing factors (faktor penguat)

3. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Tingkat Kehadiran

Remaja di Posyandu Remaja Desa Bedikulon

Berikut faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku remaja dan

berhubungan dengan tingkat kehadiran remaja menurut Green dalam

Notoadmodjo, 2011 diantaranya dipengaruhi oleh faktor predisposisi,

enabling, dan reinforcing:

a. Faktor Predisposisi

Yaitu faktor sebelum terjadinya suatu perilaku, yang

menjelaskan alasan dan motivasi untuk berperilaku termasuk dalam

faktor predisposisi adalah pengetahuan, keyakinan, nilai, sikap, dan

demografi (umur, jenis kelamin, pekerjaan)

1) Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil dari suatu proses pembelajaran

seseorang terhadap sesuatu baik itu yang didengar maupun

dilihat (Fitriani, 2011). Dengan sendirinya, pada waktu

penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat

dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap

objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui

indera pendengaran (telinga), dan indera penglihatan (mata).


1

Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas

atau tingkat yang berbeda-beda.

Pengetahuan remaja akan manfaat posyandu ini dapat

diperoleh dari pengalaman pribadi dalam kehidupan sehari-

harinya. Dengan menghadiri kegiatan posyandu, remaja akan

mendapatkan penyuluhan tentang bagaimana cara hidup sehat.

Dengan pengalaman ini, pengetahuan remaja menjadi

meningkat, yang menjadi dasar pembentukan sikap dan dapat

mendorong minat mereka untuk selalu mengikuti posyandu.

Hasil penelitian Aplonia Amaral, Joko Wiyono, Erlisa

Candrawati (2017) tentang analisa faktor kehairan lansia dalam

mengikuti posyandu di desa Pagersari Kabupaten Malang,

menunjukkan kurang dari separuh (39,5%) lansia mengalami

pengetahuan kurang tentang posyandu lansia sehingga lansia

tidak aktif mengikuti posyandu. Disebabkan oleh beberapa

faktor seperti lansia kurang berusaha untuk mencari informasi

kesehatan, lansia tidak memiliki pengalaman pribadi dalam

mengikuti posyandu atau lansia sendiri tidak berbagi cerita

dengan lansia lain yang sudah memiliki pengetahuan dan

pengalaman dalam mengikuti posyandu.

Salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah

pendidikan, pernyataan ini sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Mariyatul Qiftiyah (2017) menyatakan


1

Pendidikan yang berpengaruh pada pola pikir seseorang dimana

yang pendidikan dasar/ rendah kemungkinan pengetahuannya

terbatas.

2) Sikap

Sikap adalah merespon tertutup seseorang terhadap stimulus

atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan

emosi yang bersangkutan (senang – tidak senang, setuju –tidak

setuju, baik – tidak baik, dan sebagainya). Newcomb, salah

seorang ahli psikologi sosial menyatakan bahwa sikap

merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan

merupakan pelaksanaan motif tertentu. Dalam kata lain, fungsi

sikap belum merupakan tindakan (reaksi terbuka) atau aktivitas,

akan tetapi merupakan faktor predisposisi perilaku (reaksi

tertutup) (Notoatmodjo, 2011).

Sikap remaja terhadap keberadaan posyandu remaja dapat

dipengaruhi oleh beberapah hal diataranya pengalaman remaja

dalam mengikuti posyandu, pengaruh dari lingkungan, dan

faktor emosional remaja.

Penelitian Aswadi, Sukfitriyanti Syahrir, Andi Syamsiah

Adha (2018) menyatakan bahwa responden dengan sikap positif

berupa pernyataan tentang posyandu yang baik dan petugas

yang ramah serta penyuluhan yang diberikan dapat diterima oleh

masyarakat akan rutin menghadiri posyandu. Sikap berpengaruh


1

langsung terhadap perilaku, lebih berupa predisposisi perilaku

yang hanya akan direalisasikan apabila kondisi dan situasi

memungkinkan. Sikap akan berubah dengan akses terhadap

informasi melalui persuasif dan tekanan dari kelompok sosial,

seseorang sering bertindak bertentangan dengan sikap.

Kemudian penelitian Wahidin (2016) menunjukkan hasil yang

signifikan terhadap hubungan sikap dan tingkat kunjungan ibu

balita ke posyandu. Kelompok ibu yang sikapnya terhadap

pelaksanaan posyandu baik maka tingkat partisipasinya atau

tingkat kunjungan ke posyandu akan jauh lebih baik dibanding

ibu yang sikapnya terhadap pelaksanaan posyandu masih

rendah.

3) Umur

Usia adalah umur individu yang terhitung mulai dari

dilahirkan sampai berulang tahun (Elisabeth BH, dikutip dari

Nursalam, 2003), semakin cukup umur, tingkat kematangan dan

kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir.

Umur remaja yang menjadi sasaran posyandu remaja

diantara 10-20 tahun, semakin meningkat usianya semakin

meningkat pula kemampuan berfikir remaja terhadap informasi

tentang posyandu remaja. Sehingga mereka dapat menentukan

sikap untuk dapat mengikuti kegiatan posyandu. Sikap tersebut


1

dapat berupa sikap yang bersifat positif yaitu hadir dalam

kegiatan dan sebaliknya.

Penelitian Kadek Windha Arpyani dr. I Made Sutarga

tentang faktor yang mempengaruhi rendahnya kehadiran lansia

mengikuti posyandu lansia menunjukan bahwa responden

dengan umur ≥ 65 tahun memiliki persentase kehadiran rendah

yang lebih tinggi (81,54%) dibandingkan dengan responden

umur < 65 tahun (66,67%). Nilai p = 0,101 (p>0,05) yang

berarti secara statistik faktor umur tidak memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap kehadiran lansia dalam mengikuti

posyandu lansia

4) Jenis kelamin

Jenis kelamin berkaitan dengan peran kehidupan dan

perilaku yang berbeda antara laki-laki dan perempuan dalam

masyarakat. Dalam hal menjaga kesehatan, biasanya kaum

perempuan lebih memperhatikan kesehatanya dibandingkan

dengan laki-laki. Perbedaan pola perilaku sakit juga dipengaruhi

oleh jenis kelamin, perempuan lebih sering mengobatkan dirinya

dibandingkan dengan laki-laki (Notoatmodjo, 2010).

Penelitian Kadek Windha Arpyani dr. I Made Sutarga

tentang faktor yang mempengaruhi rendahnya kehadiran lansia

mengikuti posyandu lansia menunjukan bahwa faktor jenis

kelamin laki-laki mempunyai peluang 6,44 kali lebih besar


1

untuk tidak menghadiri posyandu lansia. Berdasarkan nilai CI

95% (1,66-24,92) menunjukan bahwa apabila penelitian ini

dilakukan secara berulang akan mendapatkan nilai OR jenis

kelamin dengan interval 1,66-24,92 terhadap kehadiran lansia

mengikuti posyandu lansia. Didukung juga secara statistik oleh

nilai p= 0,007 (p<0,05) yang berarti jenis kelamin mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap kehadiran lansia mengikuti

posyandu lansia.

b. Faktor Pemungkin (Enabling Factors)

Enablingmemungkinkan motivasi dapat terlaksana, faktor ini

mencakup ketersediaan sarana/fasilitas kesehatan, kemudahan

mencapai pelayanan termasuk biaya, jarak, ketersediaan transportasi,

pelayanan kesehatan dan ketrampilan petugas kesehatan.

1) Jarak Posyandu

Sarana kesehatan merupakan tempat bagi masyarakat untuk

mendapatkan pelayanan kesehatan yan dibutuhkan. Jauhnya

jaraksarana kesehatan berpengaruh dalam mencari bantuan

kesehatan. Semakin jauh jarak pusat kesehatan dari rumah maka

mereka tidak pergi ke tempat pelayanan kesehatan tersebut,

masyarakat lebih memilih mengobati sendiri ataupun pergi ke

dukun atau orang pintar lainnya.

Hubungan jarak dengan tingkat kehadiran dapat dilihat dari

hasil penelitian Wahidin (2016) menunjukkan ada hubungan


1

antara jarak rumah ke posyandu dengan tingkat kunjungan ibu

dalam penimbangan balita ke posyandu. Besaran nilai koefisien

korellasi sebesar 0.065 menunjukan hubungan yang terjadi

bersifat lemah. Tetapi hasil penelitian Nana Aldriana, Romayani

Daulay (2015) menunjukkan hasil yang signifikan, didapat nilai

p value = 0,0001 (P < 0,05) maka dapat disimpulkan ada

hubungan yang signifikan antara jarak dan transportasi dengan

rendahnya kunjungan lansia ke posyandu lansia.

2) Ketersediaan Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Menurut teori Green, 1980 dalam faktor pemungkin untuk

seseorang berperilaku sehat yaitu berdasarkan ketersediaan

fasilitaspelayanan kesehatan. Fasilitas pelayanan kesehatan

adalah suatu tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan

upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif

maupun rehabilitative yang dilakukan oleh pemerintah,

pemerintah daerah, dan atau masyarakat. Fasilitas Pelayanan

Kesehatan Tingkat Pertama adalah fasilitas pelayanan kesehatan

yang memberikan pelayanan kesehatan dasar seperti Posyandu.

Ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan yang memadai

dapat meningkatkan kunjungan masyarakat untuk mendapatkan

pelayanan kesehatan yang diinginkan.

Penelitian Wahidin tentang analisis faktor-faktor yang

memengaruhi tingkat kunjungan ibu dengan anak balita ke


1

posyandu dalam kegiatan penimbanganmenunjukan koefisien

korellasi dtemukan sebesar 0.474. Kesimpulannya adalah ada

hubungan yang signifikan antara kelengkapan peralatan dan

sarana dengan tingkat partisipasi ibu dalam penimbangan balita

ke posyandu.

c. Faktor Penguat (Reinforcing Factors)

Yang termasuk faktor penguat adalah sikap dan perilaku tokoh

masyarakat, tokok agama, para petugas termasuk petugas kesehatan,

dukungan keluarga, dan dukungan teman sebaya. Dalam berperilaku

sehat tidak hanya butuh pengetahuan dan sikap positif saja tetapi

masyarakat juga perlu contoh aplikasi dari para tokoh masyarakat,

tokoh agama, dan para petugas kesehatan.

1) Dukungan Teman Sebaya

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, teman sebaya

diartikan sebagai kawan, sahabat atau orang yang sama-sama

bekerja atau berbuat (Anonim, 2002 : 1164). Sementara dalam

Mu’tadin (2002:1) menjelaskan bahwa teman sebaya adalah

kelompok orang-orang yang seumur dan mempunyai kelompok

sosial yang sama, seperti teman sekolah atau teman sekerja.

Teman sebaya (peer) sebagai sebuah kelompok sosial sering

didefinisikan sebagai semua orang yang memiliki kesamaan ciri-

ciri seperti kesamaan tingkat usia.


2

Pergaulan teman sebaya dapat mempengaruhi perilaku.

Pengaruh tersebut dapat berupa pengaruh positif dan dapat pula

berupa pengaruh negatif. Pengaruh positif yang dimaksud

adalah ketika individu bersama teman-teman sebayanya

melakukan aktifitas yang bermanfaat seperti membentuk

kelompok belajar dan patuh pada norma-norma dalam

masyarakat. Frekuensi interaksi teman sebaya yang dilakukan

selama bertahun-tahun baik positif maupun negatif terjadi cukup

signifikan. (Santrock, 2011:122, dalam Pamela 2018)

Hubungan pengaruh teman sebaya terhadap tingkat

kehadiran dapat dilihat dari hasil penelitian Dara Agnis

Septiyuni, Dasim Budimansyah, Wilodati (2012) dalam

perhitungan statistik menunjukkan bahwa korelasi antara

kelompok teman sebaya dan perilaku adalah positif dan

signifikan dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,360 dan nilai

ρ < 0,05. Pada dasarnya manusia memiliki dua hasrat utama

yaitu keinginan untuk bersatu dengan masyarakat dan keinginan

untuk bersatu dengan alam sekitarnya, oleh karena itu kemudian

dibentuklah kelompok-kelompok sosial yang menempatkan

individu bersama dengan orang-orang disekelilingnya untuk

memenuhi keinginan tersebut. Kelompok teman sebaya sebagai

lingkungan sosial bagi remaja (siswa) mempunyai peranan

penting bagi perkembangan kepribadiannya, salah satunya untuk


2

mengembangkan identitas diri serta mengembangkan

kemampuan komunikasi interpersonal dalam pergaulan dengan

kelompok teman sebaya.

2) Dukungan Keluarga

Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang

tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau

pengangkatan dan mereka hidup dalam satu rumah tangga,

berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-

masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan

(Friedman, 2010 dalam Pamela 2018). Sedangkan menurut Ali

(2010) dalam Pamela (2018), keluarga adalah dua atau lebih

individu yang bergabung karena hubungan darah, perkawinan

dan adopsi dalam satu rumah tangga, yang berinteraksi satu

dengan lainnya dalam peran dan menciptakan serta

mempertahankan suatu budaya. Friedman (1998) dalam Pamela

(2018) menyatakan dukungan keluarga adalah sikap, tindakan

dan penerimaan keluarga terhadap anggotanya. Anggota

keluarga dipandang sebagai bagian yang tidak terpisahkan

dalam lingkungan keluarga. Anggota keluarga memandang

bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan

pertolongan dan bantuan jika diperlukan.

Dukungan keluarga yang bersifat positif dapat

meningkatkan tingkat kehadiran remaja untuk mengikuti


2

kegiatan Posyandu Remaja secara rutin. Dukungan keluarga

dapat berupa mengingatkan untuk datang ke posyandu dan

memfasilitasi untuk datang ke posyandu.

Penelitian Aplonia Amaral, Joko Wiyono, Erlisa Candawati

(2017) menunjukkan bahwa dukungan keluarga yang kurang

dalam memberi motivasi untuk mengikuti posyandu

menyebabkan lansia tidak aktif mengikuti posyandu lansia.

Keluarga merupakan sumber dukungan sosial yang memliki

ikatan emosional yang paling besar dan terdekat dengan lansia.

Peranan keluarga dalam hal ini meliputi antar jemput lansia ke

posyandu dan meningkatkan jadwal kegiatan posyandu.

Kemudian penelitian Nana Aldriana, Romayani Daulay

menunjukkan yang hampir sama, yaitu analisis bivariat

hubungan antara faktor dukungan keluarga dengan rendahnya

kunjungan lansia didapat nilai p value = 0,0001 (P < 0,05) maka

dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara

dukungan keluarga dengan rendahnya kunjungan lansia ke

posyandu lansia.

3) Peran Petugas Kesehatan (Kader Posyandu Remaja)

Definisi Peran adalah perilaku individu yang diharapkan

sesuai dengan posisi yang dimiliki. Peran yaitu suatu pola

tingkah laku, kepercayaan, nilai, dan sikap yang diharapkan

dapat menggambarkan perilaku yang seharusnya diperlihatkan


2

oleh individu pemegang peran tersebut dalam situasi yang

umumnya terjadi. Peran merupakan suatu kegiatan yang

bermanfaat untuk mempelajari interaksi antara individu sebagai

pelaku (actors) yang menjalankan berbagai macam peranan di

dalam hidupnya, seperti dokter, perawat, bidan atau petugas

kesehatan lain yang mempunyai kewajiban untuk menjalankan

tugas atau kegiatan yang sesuai dengan peranannya masing-

masing (Muzaham, 2007). Tenaga kesehatan juga memiliki

peranan penting untuk meningkatkan kualitas pelayanan

kesehatan yang maksimal kepada masyarakat agar masyarakat

mampu meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan

hidup sehat sehingga mampu mewujudkan derajat kesehatan

yang setinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan

sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomi.

(Sarwono, 2012 dalam Pamela 2018).

Penelitian Laksmita Dwi (2018) menunjukkan bahwa peran

kader yang baik dapat meningkatkan kehadiran balita ke

posyandu lebih tinggi daripada peran kader yang kurang. Peran

kader dalam kegiatan posyandu sangat penting karena sebagian

besar kegiatan posyandu dijalankan oleh kader. Peran kader

yang baik dalam kegiatan posyandu seperti memberikan

informasi tentang posyandu sangat mempengaruhi tingkat

kehadiran. Kemudian penelitian Nana Aldriana, Romayani


2

Daulay (2015) menunjukkan hasil analisis bivariat hubungan

antara faktor peran kader dengan rendahnya kunjungan lansia

didapat nilai p value = 0,0001 (P < 0,05) maka dapat

disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara peran kader

dengan rendahnya kunjungan lansia ke posyandu lansia. Dari

hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar reponden

tidak mendapatkan peran kader dalam pemanfaatan posyandu

lansia. Sehingga sangat sedikit responden yang memanfaatkan

posyandu lansia.

B. Remaja

Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia.

Masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak

ke masa dewasa yang meliputi perubahan biologis, perubahan psikologis, dan

perubahan sosial. Di sebagian besar masyarakat dan budaya, masa remaja

pada umumnya dimulai pada usia 10-13 tahun dan berakhir pada usia 18-22

tahun. Sedangkan menurut World Health Ogaanization (WHO) remaja

merupakan individu yang sedang mengalami masa peralihan yang secara

beragsur-angsur mencapai kematangan seksual, mengalami perubahan jiwa

dari jiwa kanak-kanak menjadi dewasa, dan mengalami perubahan keadaan

ekonomi dari ketergantungan menjadi relatif mandiri. (Notoadmodjo, 2011)

Mohammad (1994) mengemukakan bahwa remaja adalah anak berusia

13-25 tahun, dimana usia 13 tahun merupakan batas usia pubertas pada
2

umumnya, yaitu ketika secara biologis sudah mengalami kematangan seksual

dan usia 25 tahun adalah usia ketika mereka pada umumnya secara sosial dan

psikologis mampu mandiri. Berdasarkan uraian diatas ada dua hal penting

menyangkut batasan remaja, yaitu mereka sedang mengalami perubahan dari

masa kanak-kanak ke masa dewasa dan perubahan tersebut menyangkut

perubahan fisik dan psikologis.

1. Aspek Perubahan pada Remaja

Dua aspek pokok dalam perubahan pada remaja, yakni perubahan

fisik atau biologis dan perubahan psikologis.

a. Perubahan Fisik (Pubertas)

Masa remaja diawali dengan pertumbuhan yang sangat cepat

dan biasanya disebut pubertas. Dengan adanya perubahan yang

sangat cepat itu terjadilah perubahan fisik yang dapat diamati seperti

pertambahan tinggi dan berat badan pada remaja atau biasa disebut

‘pertumbuhan’ dan kematangan seksual sebagai hasil dari perubahan

hormonal.

Antara remaja putra dan remaja putri kematangan seksual terjadi

dalam usia yang agak berbeda. Coleman and Hendry (1990) dan

Walton(1994) mengatakan bahwa kematangan seksual pada remaja

pria biasanya terjadi pada usia 10,0-13,5 tahun sedangkan pada

remaja putri terjadi pada usia 9,0-15,9 tahun. Bagi anak laki-laki

perubahan itu ditandai oleh perkembangan pada organ seksual, mulai

tumbuhnya rambut kemaluan, perubahan suara, dan juga ejakulasi


2

pertama melalui mimpi basah. Sedangkan pada remaja putri pubertas

ditandai dengan menarche (haid pertama), perubahan pada dada

(mammae), tumbuhnya rambut kemalauan, dan juga pembesaran

panggul. Usia menarche rata-rata juga bervariasi dengan rentan umur

10 hingga 16,5 tahun. (Notoadmodjo, 2011).

b. Perubahan Psikologis

Masa remaja merupakan masa transisi antara masa kanak-kanak

dan masa dewasa. Masa transisi sering kali menghadapkan individu

yang bersangkutan pada situasi yang membingungkan, di satu pihak

ia masih kanak-kanak dan di pihak lain ia harus bertingkah laku

seperti orang dewasa. Situasi-situasi yang menimbulkan konflik itu

sering menyebabkan banyak tingkah laku yang aneh, canggung, fan

kalau tidak dikontrol bisa menimblkan masalah.

Pada masa remaja, labilnya emosi erat kaitannya dengan

perubahan hormon dalam tubuh. Sering terjadi letusan emosi dalam

bentuk amarah, sensitif, bahkan perbuatan nekad. Ketidakstabilan

emosi menyebabkan mereka mempunyai rasa ingin tahu dan

dorongan untuk mencari tahu. Pertumbuhan kemampuan intelektual

pada remaja cenderung membuat mereka bersikap kritis, tersalur

melalui perbuatan-perbuatan yang sifatnya eksperimen dan

eksploratif. Tindakan dan sikap seperti ini jika dibimbing dan

diarahkan dengan baik tentu berakibat konstruktif dan berguna.


2

2. Determinan Perkembangan Remaja

Pada bagian ini juga penting diketahui aspek atau faktor-faktor yang

berhubungan atau yang mempengaruhi kehidupan remaja. Keluarga,

sekolah, dan tetangga merupakan aspek yang secara langsung

mempengaruhi kehidupan remaja. Sedangkan struktur sosial, ekonomi,

politik, dan budaya lingkungan merupakan aspek yang memberikan

pengaruh secara tidak langsung terhadap kehidupan remaja. Secara garis

besarnya ada dua tekanan pokok yang berhubungan dengan kehidupan

remaja, yaitu internal pressure (tekanan dari dalam diri remaja) dan

external pressure (tekanan dari luar diri remaja). Tekanan dari dalam

merupakan tekanan psikologis dan emosional. Sedangka teman sebaya,

orang tua, guru, dan masyarakat merupakan sumber dari luar.

C. Posyandu Remaja

1. Pengertian Posyandu

Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber

Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh,

untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan

kesehatan, guna memperdayakan masyarakat dan memberikan

kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan

dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan anak.

UKBM adalah wahana pemberdayaan masyarakat, yang dibentuk atas

dasar kebutuhan masyarakat, dikelola oleh, dari, untuk dan bersama


2

masyarakat, dengan bimbingan dari petugas Puskesmas, lintas sektor dan

lembaga terkait lainnya. (Kemenkes RI, 2018).

2. Posyandu Remaja

Posyandu remaja merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan

Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan

diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat termasuk

remaja dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna

memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan dalam

memperoleh pelayanan kesehatan bagi remaja untuk meningkatkan

derajat kesehatan dan keterampilan hidup sehat remaja. Pelayanan

kesehatan remaja di Posyandu adalah pelayanan kesehatan yang peduli

remaja, mencakup upaya promotif dan preventif, meliputi: Keterampilan

Hidup Sehat (PKHS), kesehatan reproduksi remaja, kesehatan jiwa dan

pencegahan penyalahgunaan Napza, gizi, aktifitas fisik, pencegahan

Penyakit Tidak Menular (PTM) dan pencegahan kekerasan pada remaja.

(Kemenkes RI, 2018).

3. Tujuan Posyandu Remaja

Tujuan kegiatan Posyandu Remaja adalah sebagai berikut:

a. Tujuan umum

Mendekatkan akses dan meningkatkan cakupan layanan kesehatan

bagi remaja.

b. Tujuan khusus
2

1) Meningkatkan peran remaja dalam perencanaan, pelaksanaan

dan evaluasi posyandu remaja

2) Meningkatkan Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat (PKHS)

3) Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan remaja tentang

kesehatan reproduksi bagi remaja

4) Meningkatkan pengetahuan terkait kesehatan jiwa dan

pencegahan penyalahgunaan Napza

5) Mempercepat upaya perbaikan gizi remaja

6) Mendorong remaja untuk melakukan aktifitas fisik

7) Melakukan deteksi dini dan pencegahan Penyakit Tidak

Menular (PTM)

8) Meningkatkan kesadaran remaja dalam pencegahan kekerasan

4. Pelaksanaan Posyandu Remaja

Posyandu Remaja diselenggarakan dan digerakkan oleh Kader

Posyandu Remaja dengan bimbingan teknis dari Puskesmas dan sektor

terkait. Kader Kesehatan Remaja yang dimaksud adalah remaja yang

dipilih/secara sukarela mengajukan diri dan dilatih untuk ikut

melaksanakan upaya pelayanan kesehatan remaja bagi diri sendiri, teman

sebaya, keluarga, serta masyarakat. Pada saat penyelenggaraan Posyandu

Remaja minimal jumlah kader adalah 5 (lima) orang untuk memenuhi 5

langkah kegiatan yang diselenggarakan. (Kemenkes RI, 2018).

Langkah-langkah yang dilaksanakan pada posyandu remaja adalah

sebagai berikut.
3

a. Langkah Pertama (Pendaftaran)

Kegiatan yang dilakukan sebagai berikut:

1) Pengisian daftar hadir

2) Untuk kunjungan pertama kali, remaja mengisi formulir data diri

dan pengisian form atau kuesioner kecerdasan majemuk

b. Langkah Kedua (Pengukuran)

Kegiatan yang dilakukan sebagai berikut:

1) Penimbangan Berat Badan (BB)

2) Pengukuran Tinggi Badan (TB)

3) Pengukuran Tekanan darah (TD) dan

4) Lingkar Lengan Atas (LILA) dan Lingkar Perut

5) Pengecekan anemia untuk remaja putri secara klinis, apabila ada

tanda klinis anemia dirujuk ke fasilitas kesehatan.

c. Langkah Ketiga (Pencatatan)

Kader melakukan pencatatan hasil pengukuran ke dalam buku

register dan Buku Pemantauan Kesehatan Remaja.

d. Langkah Keempat (Pelayanan Kesehatan)

Pelayanan kesehatan diberikan sesuai dengan permasalahan antara

lain:

1) Konseling sesuai permasalahan yang dialami remaja, dapat

menggunakan anamnesis HEEADSSS

2) Pemberian tablet tambah darah atau Vitamin


3

3) Memberikan konseling atau menjelaskan hasil pengisian

kuesioner kecerdasan majemuk

4) Merujuk remaja ke fasilitas kesehatan jika diperlukan

e. Langkah Kelima (Komunikasi, Informasi, dan

Edukasi) Kegiatan dilakukan secara bersama-sama

seperti :

1) Kegiatan penyuluhan, pemutaran film, bedah buku, dll

2) Pengembangan keterampilan (soft skill) seperti ketrampilan

membuat kerajinan tangan, ketrampilan berwirausaha dan lain

sebagainya.

3) Senam atau peregangan

Posyandu Remaja dilaksanakan sekali setiap bulan. Hari dan waktu

pelaksanaan kegiatan sesuai dengan hasil kesepakatan. Apabila

memungkinkan, kegiatan Posyandu Remaja dapat diintegrasikan dengan

penyelenggaraan posbindu, PPKS (Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera),

pertemuan karang taruna, atau kegiatan remaja lainnya. Tempat

penyelenggaraan tersebut dapat di salah satu rumah warga, halaman

rumah, balai desa/kelurahan, balai RW/RT/dusun, tempat Karang Taruna

atau tempat khusus yang dibangun secara swadaya oleh masyarakat.

5. Sasaran Posyandu Remaja

a. Sasaran Kegiatan Posyandu Remaja:

Remaja usia 10-18 tahun, laki-laki dan perempuan dengan tidak

memandang status pendidikan dan perkawinan termasuk remaja

dengan disabilitas.
3

b. Sasaran Petunjuk Pelaksanaan:

1) Petugas kesehatan

2) Pemerintah desa/kelurahan, tokoh masyarakat, tokoh agama,

organisasi kemasyarakatan lainnya

3) Pengelola program remaja

4) Keluarga dan masyarakat

5) Kader Kesehatan Remaja

6. Manfaat Posyandu Remaja

Manfaat diadakannya Posyandu Remaja sebagai berikut:

a. Bagi Remaja

1) Memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang meliputi:

kesehatan reproduksi remaja, masalah kesehatan jiwa dan

pencegahan penyalahgunaan Napza, gizi, aktifitas fisik,

pencegahan Penyakit Tidak Menular (PTM), pencegahan

kekerasan pada remaja

2) Mempersiapkan remaja untuk memiliki ketrampilan Hidup sehat

melalui PKHS

3) Aktualisasi diri dalam kegiatan peningkatan derajat kesehatan

remaja

b. Petugas Kesehatan

1) Mendekatkan akses pelayanan kesehatan dasar pada masyarakat

terutama remaja
3

2) Membantu remaja dalam memecahkan masalah kesehatan

spesifik sesuai dengan keluhan yang dialaminya

c. Pemerintah desa/kelurahan, tokoh masyarakat, tokoh agama,

organisasi kemasyarakatan lainnya untuk meningkatkan koordinasi

dalam pemberian pelayanan secara terpadu sesuai dengan tugas,

pokok, fungsi (tupoksi) masing-masing sektor.

d. Keluarga dan masyarakat

1) Membantu keluarga dan masyarakat dalam membentuk anak

yang mampu berperilaku hidup bersih dan sehat

2) Membantu keluarga dan masyarakat dalam membentuk anak

yang memiliki keterampilan hidup sehat

3) Membantu keluarga dan masyarakat dalam membentuk anak

yang memiliki keterampilan sosial yang baik sehingga dapat

belajar, tumbuh dan berkembang secara harmonis dan optimal

menjadi sumber daya manusia yang berkualitas.

7. Kegiatan Posyandu Remaja

Jenis kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di Posyandu Remaja

(Kemenkes RI, 2018) adalah sebagai berikut:

a. Kegiatan Utama

Dalam pelaksanaan Posyandu Remaja, kegiatan utama yang

harus ada adalah:

1) Pendidikan Ketrampilan Hidup Sehat (PKHS), kegiatannya

berupa:
3

a) Memberikan informasi dan pengetahuan tentang kecerdasan

majemuk.

b) Melakukan sosialisasi dan penanaman 10 kompetensi

PKHS yaitu kesadaran diri, empati, pengambilan keputusan,

pemecahan masalah, berpikir kritis, berpikir kreatif,

komunikasi efektif, hubungan interpersonal, pengendalian

emosi, dan mengatasi stres.

c) Memberikan pelayanan kesehatan berupa identifikasi dan

pengembangan kecerdasan majemuk bagi remaja yang

pertama kali datang.

d) Konseling

2) Kesehatan reproduksi remaja, kegiatannya berupa:

a) Pemberian informasi tentang organ reproduksi remaja,

pubertas, proses kehamilan, menstruasai, KB, penyakit

menular seksual, infeksi menular seksual, gender dan

pendewasaan usia perkawinan.

b) Pemberian informasi seputar penularan, pencegahan dan

gejala HIV dan AIDS

c) Konseling tentang kesehatan reproduksi (masalah atau

gangguan haid, pubertas, dll)

d) Konseling HIV&AIDS

e) VCT jika diperlukan

f) Merujuk ke fasilitas kesehatan jika diperlukan


3

3) Masalah kesehatan jiwa dan pencegahan penyalahgunaan

NAPZA, kegiatan yang dilakukan berupa:

a) Pemberian informasi masalah kesehatan jiwa dan NAPZA

pada remaja

b) Skrining masalah psikososial remaja dengan menggunakan

instrumen Pediatric Symtom Checklist (PSC)

c) Konseling masalah kesehatan jiwa dan penyalahgunaan

NAPZA

d) Merujuk ke fasilitas kesehatan apabila didapatkan

permasalahan kesehatan jiwa dan penyalahgunaan NAPZA

4) Pelayanan gizi, kegiatan yang dilakukan berupa:

a) Memberikan informasi tentang gizi seimbang bagi remaja

b) Pencegahan masalah gizi pada remaja (KEK, obesitas,

anemia)

c) Pengukuran Antropometri (BB, TB, LP, LILA)

d) Penilaian status gizi berdasarkan MT/Umur

e) Penilaian anemia pada remaja terutama remaja putri

menggunakan pemeriksaan tanda klinis dan apabila

memungkinkan dapat dilakukan pemeriksaan kadar Hb

secara laboratorium sederhana

f) Pemberian tablet tambah darah (TTD) bagi remaja putri

g) Penyuluhan dan konseling gizi

h) Merujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan jika diperlukan


3

5) Aktivitas fisik pada remaja, kegiatan yang dilakukan berupa:

a) Memberikan informasi tentang pentingnya melakukan

aktivitas fisik setiap hari dan jenis aktivitas fisik yang dapat

dilakukan setiap hari

b) Kegiatan aktivitas fisik yang dapat dilakukan di Posyandu

Remaja antara lain peregangan atau senam sehat bugar

secara bersama-sama, kegiatan ini bertujuan untuk memicu

remaja melakukan aktifitas fisik setiap harinya.

6) Pencegahan Penyakit Tidak Menular, kegiatan yang dilakukan

berupa:

a) Memberikan informasi tentang jenis Penyakit Tidak

Menular (PTM), dampak, dan upaya pencegahannya

melalui CERDIK

b) Deteksi dini faktor resiko Penyakit Tidak Menular

c) Konseling faktor resiko PTM

d) Merujuk ke fasilitas kesehatan bila ditemukan atu atau lebih

faktor resiko PTM

7) Pencegahan kekerasan pada remaja, kegiatan yang dilakukan

berupa:

a) Pemberian informasi tentang faktor risiko kekerasan,

dampak dan pencegahan tindak kekerasan.

b) Melakukan rujukan ke fasilitas kesehatan pada remaja yang

diduga mengalami tindak kekerasan.


3

c) Melakukan pendampingan korban kekerasan sebelum dan

sesudah rehabilitasi bersama pihak terkait (petugas

Puskesmas, jaringan layanan pusat perlindungan anak misal

polisi, rumah aman, LKSA/Panti, P2TP2A, dll)

8) Penyuluhan lain terkait isu kesehatan lain, misalnya:

a) Kecelakaan Lalu Lintas

b) Penyakit menular yang sedang terjadi di masyarakat, dll.

b. Kegiatan Pengembangan atau Tambahan

Kegiatan pengembangan dilakukan apabila masyarakat di

wilayah tersebut merasa ada masalah kesehatan di luar 8 kegiatan

utama yang juga perlu diselesaikan. Penetapan kegiatan harus

mendapat dukungan dari seluruh masyarakat yang tercermin dari

hasil Survey Mawas Diri (SMD) dan disepakati melalui forum

Musyawarah Masyarakat Desa (MMD). Penambahan kegiatan

pengembangan dilakukan apabila 8 kegiatan utama telah

dilaksanakan dengan baik, dan tersedia sumber daya serta sumber

dana yang mendukung.


3

D. Kerangka Teori
PENGETAHUAN

FAKTOR PREDISPOSISI SIKAP

UMUR

JENIS KELAMIN

TINGKAT KEHADIRA N REMAJA DI POSYAND


FAKTOR PEMUNGKINJARAK

KETERSEDIAAN SARANA

DUKUNGAN TEMAN SEBAYA

FAKTOR PENGUAT
DUKUNGAN KELUARGA

PERAN PETUGAS KESEHATAN (KADER)

Gambar 2.1 Kerangka Teori


Sumber: Teori Lawrence Green dalam Notoatmodjo, 2010
BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESA PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Tahap yang paling penting dari suatu penelitian adalah kerangka konsep.

Kerangka konsep adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan atau kaitan

antara konsep suatu terhadap konsep yang lainya, atau antara variabel satu

dengan variabel yang lainya dari masalah yang ingin di teliti

(Notoadmojo,2012)

VARIABEL BEBAS VARIABEL TERIKAT

PENGETAHUAN

JARAK SARANA
TINGKAT KEHADIRAN DI POSYANDU REMA

DUKUNGAN TEMAN
SEBAYA

DUKUNGAN KELUARGA

Bagan 3.1 Kerangka Konsep

40
41

B. Hipotesis Penelitian

Hipotesis atau dugaan (bukti) sementara diperlukan untuk memandu

jalan pikiran ke arah tujuan yang di capai. Dengan hipotesis, peneliti akan di

pandu jalan pikiranya ke arah mana penelitianya akan di analisis

(Notoadmojo,2012).

Hasil suatu penelitian pada hakikatnya adalah suatu jawaban atas

pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan dalam perencanaan penelitian.

Untuk mengarahkan kepada hasil penelitian ini maka dalam perencanaan

penelitian perlu dirumuskan jawaban sementara dari penelitian tersebut

(Notoadmojo,2010)

Hipotesis dari penelitian adalah :

H1 :

a. Ada hubungan pengetahuan dengan tingkat kehadiran remaja di

Posyandu Remaja Desa Bedikulon.

b. Ada hubungan jarak sarana dengan tingkat kehadiran remaja di Posyandu

Remaja Desa Bedikulon.

c. Ada hubungan dukungan teman sebaya dengan tingkat kehadiran remaja

di Posyandu Remaja.

d. Ada hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kehadiran remaja di

Posyandu Remaja Desa Bedikulon.


BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

Meotode penelitian merupakan urutan langkah dalam melakukan penelitian.

Yang termasuk dalam metode penelitian adalah desain penelitian, kerangka kerja

penelitian, jumlah sampel yang diperlukan, teknik sampling yang digunakan, cara

mengdentifikasi dan definisi oprasional, cara pengumpulan datan, metode analisis,

keterbatasan penelitian, dan etika penelitian (Hidayat Alimul, 2012).

A. Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif.

Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang

digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Teknik

pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan

data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat

kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah

ditetapkan (Sugiyono, 2012). Desain penelitian yang digunakan peneliti

adalah observasional analitik, yaitu penelitian yang menjelaskan adanya

hubungan antara variabel melalui pengujian hipotesis dan mengestimasi

besarnya pengaruh paparan terhadap penyakitdandengan menggunakan

rancangan penelitian cross sectional yaitu penelitian analitik yang bertujuan

untuk mengetahui hubungan antar variabel dimana variabel independen dan

42
4

variabel dependen diidentifikasi pada satu satuan waktu (Dharma, 2011).

Survey cross sectional ialah suatu penelitian yang mempelajari dinamika

korelasi antara faktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan observasi

atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach) yang

artinya setiap subjek penelitian hanya di observasi satu kali saja dan

pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variabel subjek pada saat

pemeriksaan (Murti,2013 dalam Pamela 2018).

Berikut merupakan skema rancangan penelitian cross sectional :


POPULASI (SAMPEL)

TINGKAT KEHADIRAN ( - ) TINGKAT KEHADIRAN ( + )

EFEK (+) EFEK (-) EFEK (+) EFEK (-)

Gambar 4.1 Skema Rancangan Penelitian Cross Sectional

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang akan di teliti

(Notoadmojo,2010). Populasi penelitian ini adalah remaja di Posyandu

Remaja Desa Bedikulon Kabupaten Ponorogo dengan jumlah 103

remaja.
4

2. Sampel

Sampel penelitian adalah sebagian dari keseluruhan objek yang di

teliti dan di anggap mewakili seluruh populasi. Sampel adalah bagian

atau sejumlah cuplikan tertentu yang dapat diambil dari suatu populasi

dan diteliti secara rinci (Sujarweni, 2015). Dan jumlah sampel dalam

penelitian ini adalah :

𝑁
n=
1 + 𝑁(𝑑)2

Keterangan:

n = jumlah sampel

N = jumlah populasi

d = tingkat signifikasi

(p) Maka:

𝑁
n=
1 + 𝑁(𝑑)2

103
n=
1 + 103 (0,05)2

103
n=
1 + 103 (0,0025)

103
n=
1 + 0,26

103
n=
1,26

n = 82

Sehingga dengan menggunakan rumus diatas maka besar sampel

yang diperlukan untuk kelompok remaja di posyandu remaja desa


4

Bedikulon jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 82 responden.

Beberapa kriteria sampel sebagai berikut:

a. Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang harus dipenuhi

setiap masing-masing anggota populasi yang akan dijadikan sampel

(Notoatmodjo, 2012).

1) Responden yang mampu berkomunikasi dengan baik.

b. Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi adalah kriteria atau ciri-ciri anggota populasi

yang tidak bisa dijadikan sebagai sampel penelitian (Notoatmodjo,

2012).

1) Responden sakit atau tidak ada ditempat saat sedang diadakan

pengambilan data.

2) Responden tidak bersedia untuk dijadikan sebagai responden.

C. Teknik Sampling

Teknik sampling merupakan cara-cara yang ditempuh dalam

pengambilan sampel, agar memperoleh sampel yang benar-benar sesuai

dengan keseluruhan subjek penelitian. Teknik sampling yang digunakan

dalam penelitian ini adalah simple random sampling, yaitu pengambilan

sampel secara proporsi dilakukan dengan mengambil banyak subyek dari

wilayah tersebut dengan cara mengambil lotre secara acak. Proses

randomisasi yang dilakukan adalah sebagai berikut:


4

1. Mendata populasi penelitian dan membuat kode/nomor mulai dari 1-103.

2. Memasukkan kertas gulungan yang sudah diberikan kode/nomor kedalam

kotak dengan sebaik-baiknya.

3. Mengundi gulungan kertas sampai memperoleh 82 nama sebagai sampel

penelitian, sedangkan sisanya yang tidak terpilih tidak dijadikan sampel.

D. Kerangka Kerja

Kerangka kerja atau operasional adalah kegiatan penelitian yang akan

dilakukan untuk mengumpulkan data yang akan diteliti untuk mencapai

tujuan penelitian (Nursalam, 2013). Adapun kerangka kerja dari penelitian ini

adalah sebagai berikut:


4

Populasi
Semua remaja di Posyandu Remaja Desa Bedikulon Kabupaten
Ponorogo yaitu 103 0rang.

Sampel
Remaja di Posyandu Remaja Desa Bedikulon Kabupaten Ponorogo
yaitu 82 orang.
Gambar 4.1 Kerangka Kerja Penelitian
Teknik Sampling
Simple Random Sampling
E. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah ukuran atau


Pengumpulan ciri yang dimiliki oleh anggota-
Data
Data yang
anggota suatu dikumpulkan
kelompok yaitu wawancara
yang berada dandimiliki
dengan yang kuesioner
oleh kelompok

Pengolah Data
Editing, entry, coding,cleaning, tabulating

Analisa data chi square

Hasil Penelitian

Kesimpulan
4

lain (Notoatmodjo, 2010). Dibedakan menjadi dua yaitu varibael independent

(bebas) dan variabel dependent (terikat):

1. Variabel Independen (bebas)

Variabel independen (bebas) merupakan varibel yang mempengaruhi

atau menadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependent

(terikat) (sugiyono, 2014 dalam Kusuma, 2018). Variabel independent

dalam penelitian ini adalah pengetahuan, jarak sarana, dukungan teman

sebaya, dan dukungan keluarga.

2. Variabel Dependen (terikat)

Variabel dependen (terikat) merupakan variabel yang di pengaruhi

atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono,

2013).Variabel dependent dalam penelitian ini adalah tingkat kehadiran

remaja di Posyandu Remaja Desa Bedikulon Kabupaten Ponorogo.

F. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah menjelaskan semua variabel dan semua

istilah yang akan digunakan dalam penelitian secara optimal, sehingga

mempermudah pembaca, penguji dalam mengartikan makna penelitian

(Nursalam, 2008). Adapun definisi operasional penelitian ini akan diuraikan

dalam tabel berikut:


Tabel 4.1 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel
No Variabel Definisi Indikator Alat Ukur Kriteria/Skor Skala Data
1. Variabel Jumlah kehadiran Kunjungan remaja ke Daftar hadir Kriteria: Nominal
dependen: remaja di Posyandu Posyandu Remaja dalam kunjungan - Tidak rutin kunjungan ≤
Kunjungan Remaja kurun waktu 1 tahun remaja 7 x hadir dalam 10
Remaja pertemuan terakhir
- Rutin kunjungan ≥ 7 x
hadir dalam 10
pertemuan terakhir

Skor:
1 = Rutin kunjunga
2 = Tidak rutin kunjungan
2. Variabel Informasi yang Pengetahuan remaja Kuesioner 1 = Baik, jika nilai total ≥ Nominal
independen: dimiliki remaja tentang manfaat median
Pengetahuan tentang program posyandu, tujuan 2 = Kurang Baik, jika nilai
remaja posyandu remaja. posyandu, pelayanan total < median
posyandu
Kategori :
Data berdistribusi normal :
1. Kurang baik, jika total skor
≤ mean.
2. Baik, jika total skor >
meanjika tidak
normal,maka:
3. Jarak sarana Jarak yang ditempuh Jarak dari rumah Kuesioner 1 = Dekat Nominal
untuk menuju responden dengan 2= Jauh
pelayanan kesehatan Posyandu Remaja dalam

4
Lanjutan tabel 4.1Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel

(Posyandu Remaja). m. Dekat jika ≤ 1


km, jauh jika > 1 km
4. Dukungan teman Keterlibatan teman Dukungan informatif Kuesioner 1 = Baik, jika nilai total ≥ Nominal
sebaya sebaya dalam berupa informasi, median
kunjungan ke nasihat, dan saran untuk 2 = Kurang Baik, jika nilai
posyandu rutin berkunjung. Jika total < median
remaja rutin berkunjung Kategori :
ke Posyandu maka Data berdistribusi normal :
dukungan teman sebaya 1. Kurang baik, jika total
bersifat positif, dan skor ≤ mean.
sebaliknya. 2. Baik, jika total skor >
mean
5.. Dukungan Keterlibatan keluarga Dukungan keluarga Kuesioner 1 = Baik, jika nilai total ≥ Nominal
Keluarga dalam memotivasi dalam kunjungan median
remaja untuk rutin remaja untuk mengikuti 2 = Kurang Baik, jika nilai
berkunjung ke kegiatan posyandu total < median
posyandu remaja remaja berupa
dukungan informasi, Kategori :
dukungan penilaian, Data berdistribusi normal :
dukungan instrumental, 1. Kurang baik, jika total
dan dukungan skor ≤ mean.
emosional. 2. Baik, jika total skor >
mean.

5
5

G. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk pengumpulan

data. Instrument penelitian tersebut berupa kuesioner, formulir observasi,

formulir-formulir lain yang berkaitan dengan pencatatan data dan

sebagaianya (Notoatmodjo, 2012). Dalam penelitian ini pengumpulan data

menggunakan lembar kuesioner dan wawancara. Untuk mengetahui apakah

kuesioner “valid” dan “reliable” dilakukan uji validitas dan reliabilitas

(Notoatmodjo, 2010 dalam Puspita, 2016).

1. Uji Validitas

Uji validitas kuisioner dilakukan pada remaja di Posyandu Remaja

Desa Klangon Kecamatan Saradan Kabupaten Madiun, karena kelompok

tersebut memiliki karakteristik yang sama dengan sampel penelitian.

Jumlah sampel pada uji validitas kuisioner sebanyak 10 responden.

Uji validitas kuesioner pada penelitian ini menggunakan software

SPSS fo windows dengan rumus product moment pearson untuk

mengetahui apakah item-item pertanyaan tersebut valid atau tidak. Nilai

r-tabel dapat diperoleh melalui r-tabel product moment dengan df (degree

of freedom) = n-2, jadi jika responden sejumlah 10 orang maka df = 10-2

= 8. Dengan taraf signiikan 5% maka diketahui bahwa r table product

moment pearson sebesar 0.5494. Hasil menunjukan bahwa item yang

dinyatakan valid dengan menggunakan computer, didapatkan hasil

validitas kuesioner yaitu:


5

Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas


No r Hitung r Tabel Keterngan
Item
1 0.948 0.5494 Valid
2 0.926 0.5494 Valid
3 0.857 0.5494 Valid
4 0.693 0.5494 Valid
5 0.792 0.5494 Valid
6 0.753 0.5494 Valid
7 0.926 0.5494 Valid
8 0.857 0.5494 Valid
9 0.926 0.5494 Valid
10 0.704 0.5494 Valid
11 0.926 0.5494 Valid
12 0.926 0.5494 Valid
13 0.704 0.5494 Valid
14 0.693 0.5494 Valid
15 0.792 0.5494 Valid
16 0.704 0.5494 Valid
17 0.926 0.5494 Valid
18 0.857 0.5494 Valid
19 0.948 0.5494 Valid
20 0.792 0.5494 Valid
21 0.857 0.5494 Valid
22 0.926 0.5494 Valid
23 0.792 0.5494 Valid

2. Uji Reliabilitas

Setelah dilakukan uji validitas, selanjutnya dilakukan uji reliabilitas.

Reabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Notoatmodjo, 2012).

Uji reliabilitas dapat dilihat dari nilai cronbach alpha. Jika nilai alpha

>0,60 maka kontruk pertanyaan yang merupakan dimensi variabel adalah

reliabel.

Tabel 4.3 Uji Reliabilitas


No Cronbach Alpha Simpulan
1 0.766 Reliabel
5

H. Lokasi dan Waktu Peneliltian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Posyandu Remaja Desa Bedikulon

Kecamatan Bungkal Kabupaten Ponorogo.

2. Waktu Penelitian

Tabel 4.4 Waktu Kegiatan


no Kegiatan Waktu
1 Pengajuan judul 13 Februari 2018
2 Penyusunan dan konsultasi 18 Februari- 25 April 2018
proposal skripsi
3 Seminar proposal skripsi 07 Mei 2018
4 Revisi ujian seminar 14 Mei 2018
proposal skripsi
5 Pengambilan dan 19 juni 2018-
pengolahan data penelitian
6 Penyusunan dan konsultasi 24 juli 2019
skripsi
7 Sidang skripsi 16 Agustus 2019
8 Revisi skripsi 17 Agustus – 24 Agustus 2019

I. Prosedur Pengumpulan Data

1. Cara Pengumpulan Data

a. Mengurus surat perijinan kepada ketua STIKES Bhakti Husada

Mulia Madiun.
5

b. Mengurus surat pengambilan data awal kepada Kepala

KESBANGPOL Kabupaten Ponorogo.

c. Mengurus surat pengambilan data awal kepada Kepala Desa

Bedikulon Kecamatan Bungkal Kabupaten Ponorogo.

d. Mengurus surat pengambilan data awal kepada Ketua Posyandu

Remaja Desa Bedikulon Kecamatan Bungkal Kabupaten Ponorogo.

2. Sumber Data

a. Data Primer

Data primer pada penelitian ini diperoleh dari survey ke lokasi

di Posyandu Remaja Desa Bedikulon Kabupaten Ponoogo dan

wawancara kepada responden secara langsung.

b. Data Sekunder

Data sekunder pada penilitian ini adalah jumlah remaja yang

mengikuti Posyandu Remaja Desa Bedikulon Kabupaten Ponorogo

dan didapatkan dari penanggung jawab program posyandu di

Puskesmas Bungkal.

c. Pengolahan Data

Proses pengolahan data dilakukan melalui tahap-tahap sebagai

berikut:

1) Editing

Editing merupakan kegiatan pengecekan isi kuesioner

apakah kuesioner sudah diisi dengan lengkap, jelas jawaban dari

responden, relevan jawaban dengan pertanyaan, dan konsisten.


5

Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data,

pengisiian kuesioner, dan setelah data terkumpul

(Notoadmodjo,2010).

2) Coding

Coding merupakan kegiatan merubah data berbentuk huruf

menjadi data berbentuk angka atau bilangan. Pemberian kode

bertujuan untuk mempermudah analisis data dan entry data

(Puspita, 2016).

Tabel 4.5Coding variabel penelitian


No Variabel Coding Kategori
1 Pengetahuan 1 Baik
2 Kurang baik
2 Jarak rumah 1 Dekat
2 Jauh
3 Dukungan 1 Baik
teman sebaya 2 Kurang baik
4 Dukungan 1 Baik
keluarga 2 Kurang baik
5 Tingkat 1 Rutin kunjungan
Kehadiran 2 Tidak rutin
kunjungan

3) Entry

Mengisi masing-masing jawaban dari responden dalam

bentuk code dimasukkan ke dalam program atau kolom-kolom

lembar code (Notoadmodjo, 2010).

4) Clearning

Cleaning merupakan kegiatan pengecekan kembali untuk

melihat kemungkinan-kemungkinan adanya kesalahan


5

kesalahan kode, ketidak lengkapan, kemudian dilakukan

pembetulan atau koreksi (Notoatmodjo, 2010).

5) Tabulating

Tabulasi yaitu membuat tabel yang berisikan data yang

telah diberi kode, sesuai dengan analisa yang dibutuhkan. Tabel

ini terdiri atas kolom dan baris. Kolom pertama yang terletak

paling kiri digunakan untuk nomer urut atau kode responden.

Kolom yang kedua dan selanjutnya digunakan untuk variable

yang terdapat dalam dokumentasi. Baris digunakan untuk setiap

responden (Notoatmodjo, 2010).

d. Analisis Data

1) Analisis Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Bentuk

analisis univariat tergantung dari jenis datanya. Untuk data

numeric digunakan nilai mean (rata-rata), median, dan standart

deviasi. Pada umumnya dalam analisis univariat hanya

menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase dari tiap

variabel. Fata hasil penelitian dideskripsikan dalam bentuk tabel,

grafik maupun narasi, untuk mengevaluasi besarnya proporsi

dari masing-masing variabel bebas yang diteliti (Notoatmodjo

2010, dalam Puspita 2016).


5

2) Analisis Bivariat

Analisis bivariat digunakan terhadap dua variabel yang

diduga berhubungan atau berkolerasi yaitu antara variabel bebas

dan variabel terikat. Analisis ini digunakan untuk mengetahui

hubungan pengetahuan, jarak sarana, dukungan teman sebaya,

dan dukungan keluarga dalam tingkat kehadiran remaja di

Posyandu Remaja Desa Bedikulon Kabupaten Ponorogo.

Analisis untuk membuktikan kebenaran hipotesis dengan

menggunakan uji statistic chi-square, karena penelitian ini

menggunakan data kategorik, jenis penelitian analitik, desan

cross sectional, skala pengukuran ordinal dan nominal. Dan

perhitungan Confidence Interval (CI) digunakan taraf

signifikansi 95% dengan nilai kesalahan 5%. Dasar pengambilan

hipotesis penelitian berdasarkan pada tingkat signifikan dengan

derajat kepercayaan (α = 0,05), hubungan dikatakan bermaksa

apabila nilai p < 0,05 (Sujarweni, 2014).

Syarat-syarat yang terdapat pada uji chi square adalah

sebagai berikut:

a) Sampel dipilih secara acak

b) Tidak ada sel yang mempunyai nilai expected kurang dari 5,

maksimal 20% dari jumlah sel

c) Besar sampel sebaiknya >40


5

Syarat yang terdapat pada uji chi square apabila tidak

memenuhi syarat digunakan uji alternatif yaitu uji fisher exact

(Dahlan, 2017).

Analisis data dilakukan menggunakan proses SPSS.

Keputusan hasil uji statistik dengan membandingkan nilai p (p-

value) dan nilai α (0,05), ketentuan yang berlaku adalah sebagai

berikut:

a) Jila p-value ≤ 0,05 berarti H0 ditolak, sehingga antara kedua

variabel ada hubungan yang bermakna.

b) Jika p-value> 0,05 berarti H0 diterima, sehingga antara

kedua variabel tidak ada hubungan yang bermakna.

Untuk melihat keeratan digunakan uji RP (Ratio

Prevalensi) dengan melihat dinilai, sebagai berikut:

a) RP (Ratio Prevalensi) < 1, artinya faktor yang diteliti

merupakan faktor protektif resiko untuk kejadian efek.

b) RP (Ratio Prevalensi) > 1, artinya faktor yang dteliti

merupakan faktor resiko.

c) RP (Ratio Prevalensi) = 1, artinya faktor yang diteliti bukan

merupakan faktor resiko.

d) Derajat kepercayaan (Confident Interval 95%), batas

kemaknaan α = 0,05 (5%).

1) Jika CI melewati angka 1 artinya faktor yang diteliti

merupakan bukan faktor resiko.


5

2) Jika CI tidak melewati angka 1 artinya faktor yang diteliti faktor

resiko

J. Etika Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian khususnya jika yang menjadi subyek

penelitian adalah manusia, maka peneliti harus memahami hak dasar

manusia.Manusia memiliki kebebasan dalam menentukan dirinya, sehingga

penelitian yang akan dilaksanakan benar-benar menjunjung tinggi kebebasan

manusia (Hidayat, 2012). Etika yang harus diperhatikan antara lain :

1. Informed Consent (Lembar Persetujuan)

Informed Consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti

dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan.

Informed Consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan

dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden.

2. Confidentially (Kerahasiaan)

Semua informasi yang telah diberikan oleh responden dijamin

kerahasiaannya oleh peneliti, hanya sekelompok dua tertentu yang

berhubungan dengan penelitian ini dilaporkan pada hasil riset.

3. Anomity (Tanpa Nama)

Selama untuk menjaga kerahasiaannya identitas nama responden

tidak dicantumkan pada lembar pengumpulan data. Lembar tersebut

hanya diberikan kode tertentu (Hidayat, 2012).


BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum dan Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian di posyandu remaja wilayah kerja Puskesmas Bungkal

yang terletak di Desa Bedikulon, Kecamatan Bungkal, Kabupaten Ponorogo.

Pelayanan kesehatan yang dilaksanakan dalam Posyandu Remaja wilayah

kerja Puskesmas Bungkal dikoordinir oleh bidan desa dan beberapa kader

remaja yang diadakan setiap 1 bulan sekali. Kegiatan pelayanan kesehatan

yang dilakukan di posyandu remaja berupa pengukuran tinggi badan, berat

badan, lingkar kepala, lingkar lengan atas, dan pemberian penyuluhan oleh

kader atau bidan desa.

B. Hasil Analisis Univariat

1. Distribusi Karakteristik Responden

Berikut adalah hasil analisis univariat yang menyajikan karakteristik

responden berdasarkan umur, jenis kelamin, dan pendidikan remaja di

Posyandu Remaja Desa Bedikulon.

a. Umur

Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur


No Umur F %
1 Remaja awal (12-16) 65 79,3
2 Remaja akhir (17-25) 17 20,7
Jumlah 82 100,0
Sumber : Data Primer, 2019

60
6

Tabel menunjukkan bahwa responden terbanyak berasal dari

kelompok umur remaja awal yaitu 79,3%. Sedangkan sisanya berasal

dari kelompok umur remaja akhir yaitu 20,7%.

b. Jenis Kelamin

Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin


No Jenis Kelamin F %
1 Laki-laki 12 14,6
2 Perempuan 70 85,4
Jumlah 82 100,0
Sumber : Data Primer, 2019

Tabel menunjukkan bahwa sebagian besar responden berjenis

kelamin perempuan dengan prosentase 85,4% dan sisanya 14,6%

adalah responden laki-laki.

c. Pendidikan

Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan


No Pendidikan F %
1 Pendidikan Dasar 57 69,5
2 Pendidikan Menengah 23 28
3 Pendidikan Tinggi 2 2,4
Jumlah 82 100,0
Sumber : Data Primer, 2019

Tabel menunjukkan bahwa responden terbanyak berasal dari

tingkat pendidikan dasar yaitu 69,5%. Sedangkan responden paling

sedikit berasal dari tingkat pendidikan tinggi yaitu 2,4%.

2. Variabel Responden

Berikut adalah hasil analisis univariat pada penelitian ini yang

meliputi 4 variabel bebas dan 1 variabel terikat, yaitu pengetahuan

remaja tentang posyandu remaja, jarak ke tempat pelaksanaan posyandu

remaja, dukungan teman sebaya terhadap posyandu remaja, dukungan


6

keluarga terhadap posyandu remaja, dan tingkat kehadiran remaja di

posyandu remaja.

a. Pengetahuan remaja tentang Posyandu Remaja

Tabel 5.4 Pengetahuan remaja tentang Posyandu Remaja


No Pengetahuan F %
1 Baik 37 45,1
2 Kurang Baik 45 54,9
Jumlah 82 100,0
Sumber : Data Primer, 2019

Tabel meunjukkan responden yang memiliki pengetahuan baik

tentang posyandu remaja lebih sedikit daripada responden yang

memiliki pengetahuan kurang baik, yaitu sebesar 45,1%.

b. Jarak ke tempat pelaksanaan Posyandu Remaja

Tabel 5.5 Jarak ke tempat pelaksaan Posyandu Remaja


No Jarak F %
1 Dekat 31 37,8
2 Jauh 51 62,2
Jumlah 82 100,0
Sumber : Data Primer, 2019

Tabel menunjukkan sebagian besar responden memiliki jarak

yang jauh ke tempat pelaksanaan posyandu remaja dengan

prosentase 62,2%, dan hanya 37,8% responden saja yang jarak ke

tempat pelaksaan posyandu remaja dekat.

c. Dukungan teman sebaya terhadap Posyandu Remaja

Tabel 5.6 Dukungan teman sebaya terhadap Posyandu Remaja


No Dukungan teman sebaya F %
1 Baik 38 46,3
2 Kurang Baik 44 53,7
Jumlah 82 100,0
Sumber : Data Primer, 2019
6

Tabel menunjukkan sebagian besar responden memiliki

dukungan teman sebaya yang kurang baik terhadap posyandu remaja

yaitu sebesar 53,7%.

d. Dukungan keluarga terhadap Posyandu Remaja

Tabel 5.7 Dukungan keluarga terhadap Posyandu Remaja


No Dukungan keluarga F %
1 Baik 37 45,1
2 Kurang Baik 45 54,9
Jumlah 82 100,0
Sumber : Data Primer, 2019

Tabel menunjukkan sebagian besar responden memiliki

dukungan keluarga yang kurang baik terhadap posyandu remaja

yaitu sebesar 54,9%.

e. Tingkat kehadiran remaja di Posyandu Remaja

Tabel 5.8 Tingkat kehadiran remaja di Posyandu Remaja


No Tingkat Kehadiran F %
1 Rutin kunjungan 30 36,6
2 Tidak rutin kunjungan 52 63,4
Jumlah 82 100,0
Sumber : Data Primer, 2019

Tabel menunjukkan responden yang rutin kunjungan jumlahnya

lebih sedikit, yaitu 30 remaja atau 36,6% dari total sampel yang

diteliti.

C. Hasil Analisis Bivariat

Analisis bivariat ini digunakan untuk mengetahui besarnya nilai Ratio

Prevalen (RP) dan mencari pengaruh variabel independent terhadap variabel


6

dependent menggunakan uji statistik Chi – Square dan penentuan Ratio

Prevalen dengan taraf kepercayaan (CI) 95% serta tingkat kemaknaan 0,05.

Berikut hasil analisis bivariat dari variabel independent (pengetahuan

remaja tentang posyandu remaja, jarak ke tempat pelaksanaan posyandu

remaja, dukungan teman sebaya terhadap posyandu remaja, dan dukungan

keluarga terhadap posyandu remaja) dengan variabel dependent (tingkat

kehadiran remaja di posyandu remaja).

1. Hubungan pengetahuan remaja dengan tingkat kehadiran remaja di

Posyandu Remaja

Hubungan pengetahuan remaja dengan tingkat kehadiran remaja di

Posyandu Remaja dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 5.9 Hubungan Pengetahuan Remaja Dengan Tingkat Kehadiran


Remaja di Posyandu Remaja Desa Bedikulon Kabupaten
Ponorogo
Tingkat Kehadiran
Rutin Tidak Rutin 95%
Pengetahuan Total RP P
Kunjungan Kunjungan CI
n % n % n %
Baik 19 51,4 18 48,6 37 100 3,3 1,278- 0,022
Kurang Baik 11 24,4 34 75,6 45 100 8,327
Sumber : Data Primer, 2019

Responden yang rutin kunjungan ke posyandu remaja ada pada

kelompok dengan pengetahuan baik yaitu sebanyak 19 (51,4%)

responden, sedangkan responden yang memiliki pengetahuan kurang

baik namun rutin kunjungan ke posyandu remaja sebanyak 11 (24,4%).

Hasil uji statistik dapat dikatakan bahwa ada hubungan Pengetahuan

Remaja Dengan Tingkat Kehadiran Remaja di Posyandu Remaja Desa

Bedikulon Kabupaten Ponorogo dengan nilai p = 0,022 <0,05. Hasil


6

perhitungan resiko didapatkan RP = 3,263 (95% CI1,278-8,327), atau

RP> 1 yang artinya pengetahuan yang baik memiliki peluang untuk rutin

hadir pada kegiatan posyandu sebesar 3,3 kali daripada pengetahuan

yang kurang baik.

2. Hubungan jarak dengan tingkat kehadiran remaja di Posyandu Remaja

Hubungan jarak dengan tingkat kehadiran remaja di Posyandu Remaja

dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 5.10 Hubungan Jarak Dengan Tingkat Kehadiran Remaja di


Posyandu Remaja Desa Bedikulon Kabupaten Ponorogo
Tingkat Kehadiran
Rutin Tidak Rutin 95%
Jarak Total RP P
Kunjungan Kunjungan CI
n % n % n %
Dekat 16 51,6 15 48,4 31 100 2,8 1,107- 0,049
Jauh 14 27,5 37 72,5 51 100 7,181
Sumber : Data Primer, 2019

Responden yang rutin kunjungan ke posyandu remaja ada pada

kelompok dengan jarak dekat yaitu sebanyak 16 (51,6%) responden,

sedangkan responden dengan jarak yang jauh namun rutin kunjungan ke

posyandu remaja sebanyak 14 (27,5%) responden.

Hasil uji statistik dapat dikatakan bahwa ada hubungan Jarak Dengan

Tingkat Kehadiran Remaja di Posyandu Remaja Desa Bedikulon

Kabupaten Ponorogo dengan nilai p = 0,049 < 0,05. Hasil perhitungan

resiko didapatkan RP = 2,819 (95% CI1,107-7,181), atau RP> 1 yang

artinya jarak yang dekat memiliki peluang untuk rutin mengikuti kegiatan

posyandu remaja sebesar 2,8 kali daripada responden dengan jarak yang

jauh.
6

3. Hubungan dukungan teman sebaya dengan tingkat kehadiran remaja di

Posyandu Remaja

Hubungan dukungan teman sebaya dengan tingkat kehadiran remaja di

Posyandu Remaja dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 5.11 Hubungan Dukungan Teman Sebaya Dengan Tingkat


Kehadiran Remaja di Posyandu Remaja Desa Bedikulon
Kabupaten Ponorogo
Tingkat Kehadiran
Dukungan Rutin Tidak Rutin 95%
Total RP P
Teman Sebaya Kunjungan Kunjungan CI
n % n % n %
Baik 20 52,6 18 47,4 38 100 3,8 1,461- 0,010
Kurang baik 10 22,7 34 77,3 44 100 9,769
Sumber : Data Primer, 2019

Responden yang rutin kunjungan ke posyandu remaja ada pada

kelompok dengan dukunganteman sebaya yang baik yaitu sebanyak 20

(52,6%) responden, sedangkan responden yang memiliki dukungan

teman sebaya yang kurang baik namun rutin kunjungan ke posyandu

remaja sebanyak 10 (22,7%) responden.

Hasil uji statistik dapat dikatakan bahwa ada hubungan Dukungan

Teman Sebaya Dengan Tingkat Kehadiran Remaja di Posyandu Remaja

Desa Bedikulon Kabupaten Ponorogo dengan nilai p = 0,010 < 0,05.

Hasil perhitungan resiko didapatkan RP = 3,8 (95% CI 1,461-9,769), atau

RP> 1 yang artinya responden dukungan teman sebaya yang baik

memiliki peluang 3,8 kali rutin mengikuti kegiatan posyandu daripada

responden dengan dukungan teman sebaya yang kurang baik.


6

4. Hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kehadiran remaja di

Posyandu Remaja

Hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kehadiran remaja di

Posyandu Remaja dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 5.12 Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Kehadiran


Remaja di Posyandu Remaja Desa Bedikulon Kabupaten
Ponorogo
Tingkat Kehadiran
Dukungan Rutin Tidak Rutin 95%
Total RP P
Keluarga Kunjungan Kunjungan CI
n % n % N %
Baik 18 48,6 19 51,4 37 100 2,6 1,035- 0,068
Kurang baik 12 26,7 33 73,3 45 100 6,558
Sumber : Data Primer, 2019

Responden yang rutin kunjungan ke posyandu remaja ada pada

kelompok dengan dukungan keluarga yang baik yaitu sebanyak 18

(48,6%) responden, sedangkan responden yang memiliki dukungan

keluarga yang kurang baik namun rutin kunjungan ke posyandu remaja

sebanyak 12 (26,7%) responden.

Hasil uji statistik dapat dikatakan bahwa tidak ada hubungan

Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Kehadiran Remaja di Posyandu

Remaja Desa Bedikulon Kabupaten Ponorogo dengan nilai p = 0,068 >

0,05.
6

D. Pembahasan

1. Hubungan Pengetahuan Remaja Dengan Tingkat Kehadiran

Remaja di Posyandu Remaja Desa Bedikulon Kabupaten Ponorogo

Berdasarkan hasil analisis bivariat menggunakan Chi – Square untuk

mengetahui hubungan antara variabel pengetahuan dengan tingkat

kehadiran remaja di posyandu remaja Desa Bedikulon Kabupaten

Ponorogo diperoleh nilai p (0,022) < α (0,05) yang diartikan bahwa ada

hubungan antara pengetahuan dengan tingkat kehadiran remajadi

posyandu remaja. Dengan frekuensi responden yang rutin kunjungan

sebanyak 51,4% lebih besar daripada yang tidak rutin yaitu sebesar

48,6%. Dan hasil nilai RP= 3,3 yang berarti responden dengan

pengetahuan baik memiliki 3,3 kali peluang untuk rutin berkunjung ke

posyandu remaja.

Adanya hubungan pengetahuan dengan tingkat kehadiran ini sesuai

dengan teori (Notoadmodjo, 2012) yang menyatakan bahwa pengetahuan

merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan

pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Selain itu pengetahuan juga

merupakan faktor predisposisi yang menentukan perilaku seseorang.

Minat seseorang untuk melakukan perilaku tertentu dipengaruhi oleh

keyakinan yang mendukung aspek pengetahuan. Artinya stimulus yang

diterima individu membentuk keyakinan dalam diri individu yang

bersangkutan untuk berperilaku tertentu.


6

Pengetahuan remaja akan manfaat posyandu ini dapat diperoleh dari

pengalaman pribadi dalam kehidupan sehari-harinya. Dengan menghadiri

kegiatan posyandu, remaja akan mendapatkan penyuluhan tentang

bagaimana cara hidup sehat. Dengan pengalaman ini, pengetahuan

remaja menjadi meningkat, yang menjadi dasar pembentukan sikap dan

dapat mendorong minat mereka untuk selalu mengikuti posyandu. Hal ini

sesuai dengan penelitian Intan Lestari, Elis Hartati, dan Mutia Galuh

tahun 2017 yang membuktikan adanya hubungan antara pengetahuan

dengan minat kunjungan remaja ke posbindu, dalam penelitian tersebut

remaja dengan tingkat pengetahuan yang baik memiliki minat untuk

berkunjung secara rutin ke posbindu.

Menurut peneliti, pengetahuan responden tentang posyandu remaja

tidak hanya berasal dari kader yang sering memberitahukan kegiatan

posyandu saja, namun juga dapat berasal dari sumber lain (teman sebaya)

yang dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan pemahaman

responden tentang kegiatan-kegiatan posyandu remaja. Pada penelitian

ini sebagian besar responden sudah memiliki pengetahuan yang baik

tentang posyandu remaja dan rutin berkunjung, tetapi ada responden

yang memiliki pengetahuan yang baik tapi tidak rutin berkunjung.

Sebagian besar peserta posyandu remaja adalah remaja dengan tingkat

pendidikan dasar (SD/SMP). Kurangnya sosialisasi di sekolah-sekolah

tentang posyandu remaja menjadi salah satu faktor kurangnya

pengetahuan remaja tentang posyandu remaja. Hampir semua peserta


7

posyandu remaja adalah anak sekolah, sebagian besar responden yang

tidak rutin berkunjung adalah responden yang memiliki kegiatan sekolah

pada saat diadakan posyandu remaja.

2. Hubungan Jarak Dengan Tingkat Kehadiran Remaja di Posyandu

Remaja Desa Bedikulon Kabupaten Ponorogo

Hasil tabulasi silang jarak dengan tingkat kehadiran menunjukan

bahwa 16 (51,6%) responden yang jarak tempat tinggal dengan tempat

pelaksanaan posyandu dekat dan rutin berkunjung ke posyandu remaja,

sedangkan yang tidak rutin berkunjung sebanyak 15 (48,4%) responden,

nilai p (0,049) < α (0,05) yang diartikan bahwa ada hubungan antara

jarak dengan tingkat kehadiran remajadi posyandu remaja. Hal ini sesuai

dengan teori (Notoadmodjo, 2018) bahwa salah satu faktor yang

mempengaruhi perilaku yang termasuk dalam enabling factors adalah

jarak sarana kesehatan dengan tempat tinggal. Sarana kesehatan

merupakan tempat bagi masyarakat untuk mendapatkan pelayanan

kesehatan yan dibutuhkan. Jauhnya jaraksarana kesehatan berpengaruh

dalam mencari bantuan kesehatan. Semakin jauh jarak pusat kesehatan

dari rumah maka mereka tidak pergi ke tempat pelayanan kesehatan

tersebut.

Adanya hubungan jarak dengan tingkat kehadiran dapat dilihat dari

hasil penelitian Nana Aldriana (2016) yang membuktikan bahwa ada

hubungan antara jarak dengan rendahnya kunjungan lansia ke posyandu

lansia dengan nilai p = 0,0001, dalam penelitian tersebut menyatakan


7

bahwa sebagian besar responden rumahnya jauh sehinnga sangat sedikit

responden yang mau memanfaatkan posyandu lansia. Menurut peneliti,

sebagian besar remaja yang tidak rutin berkunjung ke posyandu remaja

karena merasa malas untuk mengikuti kegiatan posyandu karena jarak

tempat pelaksaan dengan tempat tinggal yang jauh. Berdasarkan studi

pendahuluan yang dilakukan peneliti pada kader yang bertanggung jawab

di Posyandu Remaja Desa Bedikulon menyatakan bahwa sebagian besar

peserta tidak datang ke posyandu karena merasa jarak posyandu yang

dilakukan dibalai desa jauh dengan sarana dan prasarana yang belum

memadai. Responden yang rutin berkunjung meskipun jarak rumah yang

jauh karena responden tersebut memiliki dukungan teman sebaya yang

baik, sehingga dapat mempengaruhi responden untuk rutin berkunjung.

Sebagian besar responden yang rutin berkunjung adalah responden

dengan tingkat pendidika dasar (SMP).

3. Hubungan Dukungan Teman Sebaya Dengan Tingkat Kehadiran

Remaja di Posyandu Remaja Desa Bedikulon Kabupaten Ponorogo

Hasil tabulasi silang dukungan teman sebaya dengan tingkat

kehadiran menunjukan bahwa 20 (52,6%) responden memiiki dukungan

teman sebaya yang baik dan rutin berkunjung ke posyandu remaja,

sedangkan responden yang tidak rutin berkunjung ke posyandu sebanyak

18 (47,4%) responden dengan nilai p = 0,010 yang berarti ada hubungan

antara dukungan teman sebaya dengan tingkat kehadiran. Nilai RP

menunjukan 3,8, yang berarti responden dengan dukungan teman sebaya


7

yang baik memliki peluang 3,8 kali untuk rutin berkunjung ke posyandu

remaja. Hal ini sesuai dengan teori (Santrock, 2011:122, dalam Pamela

2018) yang menyebutkan bahwa pergaulan teman sebaya dapat

mempengaruhi perilaku. Pengaruh tersebut dapat berupa pengaruh positif

dan dapat pula berupa pengaruh negatif. Pengaruh positif yang dimaksud

adalah ketika individu bersama teman-teman sebayanya melakukan

aktifitas yang bermanfaat seperti membentuk kelompok belajar dan patuh

pada norma-norma dalam masyarakat. Frekuensi interaksi teman sebaya

yang dilakukan selama bertahun-tahun baik positif maupun negatif

terjadi cukup signifikan.

Adanya hubungan antara dukungan teman sebaya dengan tingkat

kehadiran dapat dilihat dari hasil penelitian Dara Agnis Septiyuni, Dasim

Budimansyah, Wilodati (2012) yang dalam perhitungan statistik

menunjukkan bahwa korelasi antara kelompok teman sebaya dan

perilaku adalah positif dan signifikan dengan nilai koefisien korelasi

sebesar 0,360 dan nilai ρ < 0,05.

Menurut peneliti, dukungan teman sebaya sangat diperlukan karena

dapat mempengaruhi perilaku responden dalam mengikuti kegiatan

posyandu remaja secara rutin. Sebagian besar peserta posyandu remaja

yang merupakan kelompok usia remaja awal cenderung lebih senang

berkelompok atau membentuk kelompok dengan teman yang seusianya.

Karakter responden tersebut yang merupakan faktor utama yang

membentuk perilaku responden, dapat berbentuk perilaku yang bersifat


7

positif yaitu dengan rutin berkunjung dan perilaku yang bersifat negatif

yaitu tidak rutin mengikuti kegiatan posyandu remaja.

4. Pengaruh Dukungan Keluarga Terhadap Tingkat Kehadiran

Remaja di Posyandu Remaja Desa Bedikulon Kabupaten Ponorogo

Hasil tabulasi silang dukungan keluarga dengan tingkat kehadiran

remaja di posyandu remaja menunjukan bahwa responden dengan

dukungan keluarga yang baik dan rutin berkunjung ke posyandu remaja

sebanyak 18 (48,6%) responden, sedangkan yang tidak rutin berkunjung

ke posyandu remaja sebanyak 19 (51,4%) responden, dengan nilai p =

0,068 yang berarti tidak ada hubungan antara dukungan keluarga dengan

tingkat kehadiran remaja di posyandu remaja. Dukungan keluarga dapat

berupa mengingatkan untuk datang ke posyandu dan memfasilitasi untuk

datang ke posyandu. Meskipun responden memiliki dukungan keluarga

yang baik, tetapi tidak dapat mempengaruhi perilaku respoden untuk

rutin berkunjung karena sifat remaja yang masih labil dan mudah

terpengaruh oleh lingkungan sekitar (teman sebaya).

Tidak adanya hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat

kehadiran juga dapat dilihat dari penelitian Mariyatul Qiftiyah (2017)

yang meyatakan sebagian besar kunjungan tidak rutin mendapat

dukungan keluarga yang cukup.

Hasil penelitian di lapangan, pelaksanaan kegiatan posyandu remaja

yang rutin diadakan setiap bulan disebarluaskan informasinya kepada

seluruh peserta dengan menggunakan undangan tertulis. Undangan


7

tersebut disampaikan oleh kader kepada orang tua peserta, agar dapat

menyampaikannya kepada peserta. Respon dari orang tua peserta cukup

baik, sehingga undangan posyandu pasti disampaikan ke peserta, tetapi

maksud dan tujuan dari kegiatan posyandu remaja yang masih kurang

dipahami oleh orang tua sehingga orang tua kurang mampu menjelaskan

maanfaat dari kegiatan. Hal inilah yang menjadikan dukungan keluarga

yang baik tetapi tidak dapat mempengaruhi perilaku responden untuk

rutin berkunjung ke posyandu remaja.

E. Keterbatasan Penelitian

Berikut beberapa keterbatasan yang dialami peneliti saat melakasanakan

penelitian yang mungkin dapat mempengaruhi hasil penelitian:

1. Pengukuran jarak tempat pelaksanaan posyandu remaja memiliki

kelemahan akan terjadinya bias informasi yaitu bias yang muncul karena

informasi yang dikumpulkan dari responden salah atau kurang tepat. Hal

ini bisa terjadi karena responden hanya mengira-ngira seberapa jauh jarak

rumah dengan tempat pelaksanaan posyandu remaja sehingga kerjasama

dan kejujuran responden sangat menentukan hasil yang diperoleh.


BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang faktor-faktor yang

berhubungan dengan tingkat kehadiran remaja di Posyandu Remaja Desa

Bedikulon Kabupaten Ponorogo maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Dari karakteristik responden dapat disimpulkan bahwa remaja peserta

posyandu remaja Desa Bedikulon belum memiliki pengetahuan yang

baik tentang posyandu remaja.

2. Dari karakteristik responden dapat disimpulkan bahwa remaja peserta

posyandu remaja Desa Bedikulon sebagian besar bertempat tinggal jauh

dari tempat pelaksanaan posyandu remaja.

3. Dari karakteristik responden dapat disimpulkan bahwa sebagian besar

remaja peserta posyandu remaja Desa Bedikulon memiliki dukungan

teman sebaya yang kurang baik.

4. Dari karakteristik responden dapat disimpulkan bahwa sebagian besar

remaja peserta posyandu remaja Desa Bedikulon memiliki dukungan

keluarga yang kurang baik.

B. Saran

1. Bagi Remaja

a. Diharapkan untuk remaja selalu menambah pengetahuan tentang

kegiatan-kegiatan yang ada di posyandu remaja.

75
76

b. Dapat menyebarluaskan informasi atau ilmu yang telah didapat dari

kegiatan posyandu remaja ke sesama remaja yang lain.

2. Bagi Posyandu Remaja Desa Bedikulon

a. Meningkatkan pelaksanaan kegiatan posyandu agar dapat berfungsi

secara maksimal.

b. Lebih sering mengadakan kegiatan-kegiatan yang dapat menarik

minat remaja yang tidak rutin kunjungan.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan dapat melakukan penelitian dengan variabel yang berbeda

seperti sikap, keyakinan, peran organisasi setempat, dan peran kader

posyandu remaja, sehingga dapat diketahui faktor lain yang

mempengaruhi tingkat kehadiran remaja di posyandu remaja.


DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Berita Jatim. 11 Oktober 2018. Anak TKI Dominasi Jumlah Kasus Nikah
Dini di Ponorogo. http://beritajatim.com/dev2018/hukum-
kriminal/Anak_TKI_Dominasi_Jumlah_Kasus_Nikah_Dini_di_Ponorogo

Aplonia Amaral Joko Wiyono Erlisa Candawati. 2017. Analisis Faktor Kehadiran
Lansia Dalam Mengikuti Posyandu di Desa Pagersari Kecamatan
Ngantang Kabupaten Malang.

Aswadi Sukfitriyanti Syahrir ndi Syamsiah Adha. 2018.Perilaku Ibu Terhadap


Pemanfaatan Posyandu Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Tarakan Kota
Makassar.

Dahlan, Sopiyudin. 2017. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan:Deskriptif,


Bivariat, dan Multivariat Dilengkapi Aplikasi Menggunakan SPSS. Jakarta:
Epidemilogi Indonesia

Dara Agnis Septiuni Dasim Budimansyah Wilodati. 2015. Pengaruh kelompok


teman sebaya terhadap perilaku bullying siswa di sekolah.

Edberg, Mark. 2010. Kesehatan Masyarakat:Teori Sosial dan Perilaku.Jakarta:


Penerbit Buku Kedokteran EGC

Fitriani, S. 2011. Promosi Kesehatan. Cetakan 1. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Gayuh Satria. Jatimnet. 2 Januari 2019. Kecelakaan Lalu Lintas Masih Tingi Di
Ponorogo.https://jatimnet.com/p-kecelakaan-lalu-lintas-masih-tinggi-di-
ponorogo-p&hl=id-ID

Intan Lestari Elis Hartati Mutia Galu. 2017. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Minat Kunjungan Remaja ke Posbindu di Wilayah Tlogosari Kulon RW 16
Kota Tangerang.

Lakmita Dwi Intan Permatasari. 2018.Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan


Tingkat Kehadiran Balita di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Sngkrah.

Kadek Windha Arpyani dr I Made Sutarga, Mkes. 2018. Faktor yang


mempengaruhi rendahnya kehadiran lansia mengikuti posyandu lansia di
desa Sekardadi.

Kemenkes RI.Ditjen Kesehatan Masyarakat dan Kesehatan Keluarga: Petunjuk


teknis Posyandu Remaja. 2018.
Mariyatul Qiftiyah. 2017.Gambaran Faktor Status Pekerjaan, Pendidikan Dan
Dukungan Keluarga Terhadap Kunjungan Posyandu Balita Usia 0-5 Tahun
di Posyandu Pepaya Dukuh Karangrejo Desa Tegalrejo Kecamatan
Merakurak Kabupaten Tuban.

Nana Aldriana Romayani Daulay. 2016.Faktor-faktor yang berhubungan dengan


rendahnya kunjungan lansia ke Posyandu Lansia di Desa Rambah.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2018. Promosi kesehatan dan Perilaku Kesehatan.


Jakarta: Rineka cipta.

Nursalam, 2003. Konsep dan penemerapan Metodologi Penelitian dan


Keperawatan. Jakarta : Salmeba Medika

Pamela, Daniar Dwi Ayu. 2018. Pengaruh Faktor Host dan Lingkungan
Terhadap Kepatuhan Voluntary Counseling and Testing (VCT) Pada Waria
di Kabupaen Madiun. Skripsi, STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun.

Puspita, Exa. 2016. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan


Penderita Hipertensi dalam Menjalani Pengobatan (Studi Kasus di
Puskesmas Gunungpati kota Semarang). Skripsi, Universitas Negeri
Semarang.

Sugiyono, 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R&D. Bandung:


Afabeta.

Wahidin. 2016. Analisis faktor-faktor yang memengaruhi tingkat kunjungan ibu


dengan anak balita ke posyandu dalam kegiatan penimbangan di wilayah
kerja puskesmas Suradita.
8

Lampiran 1
Surat Izin Pengambilan Data Awal
8
8

Lampiran 2
Surat Izin Validitas dan Reliabilitas (Kampus STIKES Bhakti Husada Mulia
Madiun)
8

Surat Izin Validitas dan Reliabilitas (Posyandu Remaja Desa Klangon)


8

Lampiran 3
Surat Izin Penelitian (Kampus STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun)
8

Surat Izin Penelitian (Kesbangpol Kabupaten Ponorogo)


8

Lampiran 4
Surat Selesai Penelitian
8

Lampiran 5
Form Bimbingan Penelitian
8

Lampiran 6
Lembar Permohonan Menjadi Responden

SURAT PERMOHONAN RESPONDEN

Assalamualaikum Wr.Wb.
Saya Endang Lstari, mahasiswi jurusan Kesehatan Masyarakat peminatan
Kesehatan Lingkungan bermaksud akan melakukan penelitian tentang “Faktor-
Faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat Kehadiran Remaja Di Posyandu
Remaja Desa Bedikulon Kabupaten Ponorogo”. Penelitian ini merupakan tugas
akhir untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat
di STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun. Pada penelitian ini, peneliti akan
bertanya kepada remaja yang hadir di Posyandu Remaja Desa Bedikulon
Ponorogo Kuesioner ini berisikan pertanyaan-pertanyaan yang dapat diisi selama
2-4 menit serta pengukuran selama 60 menit. Responden diharapkan menjawab
setiap pertanyaan dengan sejujur-jujurnya. Setiap jawaban Anda akan dijaga
kerahasiaannya dari siapapun dan tidak akan mempengaruhi penilaian terhadap
kinerja Anda, kemudian kuesioner akan disimpan oleh peneliti. Akhir kata, saya
mengucapkan terimakasih untuk kesediaan dan kerjasama Anda menjadi
responden pada penelitian ini.
Wassalamuálaikum Wr. Wb

Madiun, Mei 2019


Peneliti,

Endang Lestari
NIM. 201503016
8

Lampiran 7
Pernyataan Persetujuan (Informed Consent)

LEMBAR KUISIONER PENELITIAN


FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT
KEHADIRAN REMAJA DI POSYANDU REMAJA DESA BEDIKULON
KABUPATEN PONOROGO

Informed Consent

Assalamualaikum wr.wb.
Saya, Endang Lestari mahasiswa peminatan Promosi Kesehatan Program Studi S1
Kesehatan Masyarakat STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun sedang melakukan
penelitian terkait denganFaktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat
Kehadiran Remaja Di Posyandu Remaja Desa Bedikulon Kabupaten Ponorogo.
Dalam penelitian ini saudara terpilih sebagai responden. Saudara diharapkan dapat
memberikan informasi yang benar, sesuai, dan apa adanya. Informasi yang
saudara berikan akan kami jaga kerahasiaannya. Jika saudara bersedia dimohon
untuk menandatangani lembar persetujuan yang telah disediakan. Atas perhatian
saudara, kami ucapkan terimakasih.

Madiun,........Mei 2019

( )
9

Lampiran 8

INSTRUMEN PENELITIAN

IDENTITAS RESPONDEN

1. NOMOR RESPONDEN :
2. USIA : TAHUN
3. PENDIDIKAN : SD
SMP
SMA
PT

4. JENIS KELAMIN LAKI-LAKI


:
PEREMPUAN
9

Lampiran 9

LEMBAR KUISIONER PENELITIAN


A. Pengetahuan

Petunjuk pengisian:
Pilihlah jawaban yang menurut anda paling sesuai, dengan cara
memberi tanda checklist (√) pada kolom jawaban yang telah tersedia.
Keterangan : B = Benar
S = Salah
NO PERNYATAAN PILIHAN JAWABAN
B S
1. Posyandu Remaja adalah suatu wadah
pelayanan kesehatan dan pembinaan
kesehatan remaja untuk meningkatkan
derajat kesehatan dan keterampilan
hidup
sehat remaja
2. Manfaat dari Posyandu Remaja adalah
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
remaja dalam mengatasi masalah kesehatan
yang dialami.
3. Jenis kegiatan di Posyandu Remaja antara
lain pemberian makanan tambahan,
penyuluhan tentang cara belajar, pelatihan
salah satu cabang olahraga.
4. Pengukuran tinggi badan, berat badan, linkar
pinggang dan lingkar lengan adalah untuk
menilai bentuk tubuh.
5. Tujuan dari Posyandu Remaja adalah untuk
meningkatkan pendidikan keterampilan
hidup sehat pada remaja.
6. Manfaat Posyandu Remaja bagi keluarga
adalah untuk membantuk keluarga dalam
membentuk anak yang sopan dan santun.
7. Sasaran dari Posyandu Remaja adalah remaja
usia 10-18 tahun.
8. Posyandu Remaja membantu remaja
meningkatkan pengetahuan tentang
kesehatan jiwa dan peyalahgunaan NAPZA.
9. Kader Posyandu Remaja yang sudah tidak
berusia remaja bisa tetap bergabung dengan
kegiatan posyandu.
10. Konseling tentang masalah kesehatan dapat
dilakukan di Posyandu Remaja.
9

B. Jarak ke Sarana Pelayanan (Posyandu Remaja)

Petunjuk pengisian:
Pilihlah jawaban yang menurut anda paling sesuai dengan cara memberi
tanda checklist(√) pada kolom jawaban yang telah tersedia.
Pertanyaan:

1. Berapakah jarak rumah saudara ke tempat pelaksanaan


Posyandu Remaja?
. . . . . . . . . . . . .meter (m)

C. Dukungan Teman Sebaya

Pilihlah salah satu jawaban di bawah ini yang menurut anda benar.
1. Teman saya mau mengingatkan tentang jadwal pelaksanaan
Posyandu Remaja.
a. Ya b. Tidak
2. Teman saya tidak tertarik/peduli dengan adanya kegiatan
Posyandu Remaja.
a. Ya b. Tidak
3. Teman saya memberi nasehat untuk rutin berkunjung ke
Posyandu Remaja.
a. Ya b. Tidak
4. Teman saya tidak membagikan informasi tentang kegiatan-kegiatan yang
ada di Posyandu Remaja.
a. Ya b. Tidak
5. Teman saya mau mengajak untuk datang ke Posyandu Remaja.
a. Ya b. Tidak
6. Teman saya menjelaskan manfaat dari kegiatan di Posyandu Remaja.
a. Ya b. Tidak
9

D. Dukungan Keluarga

Pilihlah salah satu jawaban di bawah ini yang menurut anda benar.
1. Keluarga mengetahui informasi tentang adanya kegiatan
Posyandu Remaja.
a. Ya b. Tidak
2. Keluarga menjelaskan tentang manfaat Posyandu Remaja.
a. Ya b. Tidak
3. Keluarga mengingatkan jadwal dilaksanakannya Posyandu Remaja.
a. Ya b. Tidak
4. Keluarga menanyakan tentang kegiatan apa saja yang sudah dilakukan di
Posyandu Remaja.
a. Ya b. Tidak
5. Keluarga memfasilitasi atau mengantarkan saat kegiatan
Posyandu Remaja.
a. Ya b. Tidak
6. Keluarga selalu mendorong dan memotivasi dalam mengunjungi
kegiatan Posyandu.
a. Ya b. Tida
Lampiran 10
Tabulasi Uji Validitas dan Reliabilitas

2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 1 42
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 46
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 23
2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 43
1 2 1 2 1 1 2 1 2 1 2 2 1 2 1 1 2 1 1 1 1 2 1 32
2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 44
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 23
2 2 1 2 2 2 2 1 2 1 2 2 1 2 2 1 2 1 2 2 1 2 2 39
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 23
1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24

9
Lampiran 11
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Correlations
item1 item2 item3 item4 item5 item6 item7 item8 item9 item10 item11 item12 item13 item14 item15 item16 item17 item18 item19 item20 item21 item22 item23 total
item_1 Pearson
1 .816 **
.816 **
.600 .816 **
.816 **
.816**
.816 **
.816**
.655 *
.816**
.816**
.655 *
.600 .816**
.655 *
.816**
.816**
1.000**
.816**
.816**
.816**
.816**
.948**
Correlation
Sig. (2-tailed) .004 .004 .067 .004 .004 .004 .004 .004 .040 .004 .004 .040 .067 .004 .040 .004 .004 .000 .004 .004 .004 .004 .000
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
item_2 Pearson
.816 **
1 .667 *
.816 **
.667 *
.583 1.000 *
.667 *
1.000 *
.535 1.000 *
1.000 *
.535 .816**
.667 *
.535 1.000 *
.667 *
.816 **
.667 *
.667 1.000 * *
.667 *
.926**
Correlation * * * * * *

Sig. (2-tailed) .004 .035 .004 .035 .077 .000 .035 .000 .111 .000 .000 .111 .004 .035 .111 .000 .035 .004 .035 .035 .000 .035 .000
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
item_3 Pearson
.816 **
.667 *
1 .408 .583 .667 *
.667 1.000
* **
.667 *
.802**
.667 *
.667 *
.802**
.408 .583 .802**
.667 *
1.000 *
.816 **
.583 1.000 *
.667 *
.583 .857**
Correlation * *

Sig. (2-tailed) .004 .035 .242 .077 .035 .035 .000 .035 .005 .035 .035 .005 .242 .077 .005 .035 .000 .004 .077 .000 .035 .077 .002
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
item_4 Pearson
.600 .816** .408 1 .408 .408 .816** .408 .816** .218 .816** .816** .218 1.000** .408 .218 .816** .408 .600 .408 .408 .816** .408 .693*
Correlation
Sig. (2-tailed) .067 .004 .242 .242 .242 .004 .242 .004 .545 .004 .004 .545 .000 .242 .545 .004 .242 .067 .242 .242 .004 .242 .026
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
item_5 Pearson
.816** .667* .583 .408 1 .667* .667* .583 .667* .356 .667* .667* .356 .408 1.000** .356 .667* .583 .816** 1.000** .583 .667* 1.000** .792**
Correlation
Sig. (2-tailed) .004 .035 .077 .242 .035 .035 .077 .035 .312 .035 .035 .312 .242 .000 .312 .035 .077 .004 .000 .077 .035 .000 .006
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
item_6 Pearson
.816** .583 .667* .408 .667* 1 .583 .667* .583 .535 .583 .583 .535 .408 .667* .535 .583 .667* .816** .667* .667* .583 .667* .753*
Correlation
Sig. (2-tailed) .004 .077 .035 .242 .035 .077 .035 .077 .111 .077 .077 .111 .242 .035 .111 .077 .035 .004 .035 .035 .077 .035 .012
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
item_7 Pearson
.816** 1.000** .667* .816** .667* .583 1 .667* 1.000* .535 1.000* 1.000* .535 .816** .667* .535 1.000* .667* .816** .667* .667* 1.000* .667* .926**
Correlation * * * * *

Sig. (2-tailed) .004 .000 .035 .004 .035 .077 .035 .000 .111 .000 .000 .111 .004 .035 .111 .000 .035 .004 .035 .035 .000 .035 .000

9
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
item_8 Pearson
.816** .667* 1.000** .408 .583 .667* .667* 1 .667* .802** .667* .667* .802** .408 .583 .802** .667* 1.000** .816** .583 1.000** .667* .583 .857**
Correlation
Sig. (2-tailed) .004 .035 .000 .242 .077 .035 .035 .035 .005 .035 .035 .005 .242 .077 .005 .035 .000 .004 .077 .000 .035 .077 .002
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
item_9 Pearson
.816** 1.000** .667* .816** .667* .583 1.000** .667* 1 .535 1.000** 1.000** .535 .816** .667* .535 1.000** .667* .816** .667* .667* 1.000** .667* .926**
Correlation
Sig. (2-tailed) .004 .000 .035 .004 .035 .077 .000 .035 .111 .000 .000 .111 .004 .035 .111 .000 .035 .004 .035 .035 .000 .035 .000
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
item_1 Pearson
.655* .535 .802** .218 .356 .535 .535 .802** .535 1 .535 .535 1.000** .218 .356 1.000** .535 .802** .655* .356 .802** .535 .356 .704
0 Correlation
Sig. (2-tailed) .040 .111 .005 .545 .312 .111 .111 .005 .111 .111 .111 .000 .545 .312 .000 .111 .005 .040 .312 .005 .111 .312 .023
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
item_1 Pearson
.816**
1.000**
.667 *
.816**
.667 *
.583 1.000 **
.667 *
1.000**
.535 1 1.000 **
.535 .816**
.667*
.535 1.000 **
.667 *
.816**
.667 *
.667 1.000
* **
.667 *
.926**
1 Correlation
Sig. (2-tailed) .004 .000 .035 .004 .035 .077 .000 .035 .000 .111 .000 .111 .004 .035 .111 .000 .035 .004 .035 .035 .000 .035 .000
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
item_1 Pearson
.816**
1.000**
.667 *
.816**
.667 *
.583 1.000 **
.667 *
1.000**
.535 1.000 **
1 .535 .816**
.667*
.535 1.000 **
.667 *
.816**
.667 *
.667 1.000
* **
.667 *
.926**
2 Correlation
Sig. (2-tailed) .004 .000 .035 .004 .035 .077 .000 .035 .000 .111 .000 .111 .004 .035 .111 .000 .035 .004 .035 .035 .000 .035 .000
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
item_1 Pearson
.655 *
.535 .802**
.218 .356 .535 .535 .802**
.535 1.000 **
.535 .535 1 .218 .356 1.000 **
.535 .802**
.655 *
.356 .802**
.535 .356 .704
3 Correlation
Sig. (2-tailed) .040 .111 .005 .545 .312 .111 .111 .005 .111 .000 .111 .111 .545 .312 .000 .111 .005 .040 .312 .005 .111 .312 .023
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
item_1 Pearson
.600 .816**
.408 1.000 **
.408 .408 .816**
.408 .816**
.218 .816**
.816**
.218 1 .408 .218 .816**
.408 .600 .408 .408 .816**
.408 .693
4 Correlation
Sig. (2-tailed) .067 .004 .242 .000 .242 .242 .004 .242 .004 .545 .004 .004 .545 .242 .545 .004 .242 .067 .242 .242 .004 .242 .026
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
item_1 Pearson
.816**
.667 *
.583 .408 1.000 **
.667*
.667 *
.583 .667 *
.356 .667 *
.667 *
.356 .408 1 .356 .667 *
.583 .816**
1.000**
.583 .667 *
1.000**
.792**
5 Correlation
Sig. (2-tailed) .004 .035 .077 .242 .000 .035 .035 .077 .035 .312 .035 .035 .312 .242 .312 .035 .077 .004 .000 .077 .035 .000 .006

9
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
item_1 Pearson
.655* .535 .802** .218 .356 .535 .535 .802** .535 1.000** .535 .535 1.000** .218 .356 1 .535 .802** .655* .356 .802** .535 .356 .704
6 Correlation
Sig. (2-tailed) .040 .111 .005 .545 .312 .111 .111 .005 .111 .000 .111 .111 .000 .545 .312 .111 .005 .040 .312 .005 .111 .312 .023
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
item_1 Pearson
.816** 1.000** .667* .816** .667* .583 1.000** .667* 1.000** .535 1.000** 1.000** .535 .816** .667* .535 1 .667* .816** .667* .667* 1.000** .667* .926**
7 Correlation
Sig. (2-tailed) .004 .000 .035 .004 .035 .077 .000 .035 .000 .111 .000 .000 .111 .004 .035 .111 .035 .004 .035 .035 .000 .035 .000
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
item_1 Pearson
.816** .667* 1.000** .408 .583 .667* .667* 1.000** .667* .802** .667* .667* .802** .408 .583 .802** .667* 1 .816** .583 1.000** .667* .583 .857**
8 Correlation
Sig. (2-tailed) .004 .035 .000 .242 .077 .035 .035 .000 .035 .005 .035 .035 .005 .242 .077 .005 .035 .004 .077 .000 .035 .077 .002
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
item_1 Pearson
1.000**
.816 **
.816**
.600 .816**
.816**
.816**
.816**
.816**
.655 *
.816**
.816**
.655 *
.600 .816**
.655 *
.816**
.816**
1 .816**
.816**
.816**
.816**
.948**
9 Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .004 .004 .067 .004 .004 .004 .004 .004 .040 .004 .004 .040 .067 .004 .040 .004 .004 .004 .004 .004 .004 .000
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
item_2 Pearson
.816 .667
** *
.583 .408 1.000 **
.667 *
.667 *
.583 .667 *
.356 .667 *
.667 *
.356 .408 1.000 **
.356 .667 *
.583 .816**
1 .583 .667 *
1.000**
.792**
0 Correlation
Sig. (2-tailed) .004 .035 .077 .242 .000 .035 .035 .077 .035 .312 .035 .035 .312 .242 .000 .312 .035 .077 .004 .077 .035 .000 .006
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
item_2 Pearson
.816**
.667 *
1.000**
.408 .583 .667 *
.667 1.000
* **
.667 *
.802**
.667 *
.667 *
.802**
.408 .583 .802**
.667 *
1.000**
.816**
.583 1 .667 *
.583 .857**
1 Correlation
Sig. (2-tailed) .004 .035 .000 .242 .077 .035 .035 .000 .035 .005 .035 .035 .005 .242 .077 .005 .035 .000 .004 .077 .035 .077 .002
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
item_2 Pearson
.816**
1.000 **
.667 *
.816**
.667 *
.583 1.000 **
.667 *
1.000**
.535 1.000 **
1.000**
.535 .816**
.667 *
.535 1.000 **
.667 *
.816**
.667 *
.667 *
1 .667 *
.926**
2 Correlation
Sig. (2-tailed) .004 .000 .035 .004 .035 .077 .000 .035 .000 .111 .000 .000 .111 .004 .035 .111 .000 .035 .004 .035 .035 .035 .000
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
item_2 Pearson
.816**
.667 *
.583 .408 1.000 **
.667 *
.667 *
.583 .667 *
.356 .667 *
.667 *
.356 .408 1.000 **
.356 .667 *
.583 .816**
1.000**
.583 .667 *
1 .792**
3 Correlation
Sig. (2-tailed) .004 .035 .077 .242 .000 .035 .035 .077 .035 .312 .035 .035 .312 .242 .000 .312 .035 .077 .004 .000 .077 .035 .006

9
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
total Pearson
.948** .926** .857** .693* .792** .753* .926** .857** .926** .704* .926** .926** .704* .693* .792** .704* .926** .857** .948** .792** .857** .926** .792** 1
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .000 .002 .026 .006 .012 .000 .002 .000 .023 .000 .000 .023 .026 .006 .023 .000 .002 .000 .006 .002 .000 .006
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-
tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-
tailed).

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.766 24

9
Lampiran 12
Tabulasi SPSS Penelitian Chi-Square
Pengetahuan Jarak Dukungan Teman Dukungan Keluarga Tingkat Kehadiran Umur Jenis Pendidikan
Sebaya Kelamin
2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 13,00 2,00 1,00
1,00 1,00 1,00 2,00 1,00 13,00 2,00 1,00
2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 14,00 2,00 1,00
2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 13,00 2,00 1,00
2,00 2,00 1,00 2,00 2,00 13,00 2,00 1,00
2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 15,00 2,00 1,00
1,00 1,00 1,00 2,00 1,00 16,00 2,00 2,00
2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 15,00 2,00 1,00
2,00 1,00 2,00 2,00 2,00 15,00 2,00 1,00
2,00 1,00 2,00 2,00 2,00 16,00 2,00 2,00
1,00 2,00 2,00 2,00 2,00 16,00 2,00 1,00
2,00 2,00 2,00 2,00 1,00 15,00 2,00 1,00
2,00 2,00 2,00 1,00 2,00 15,00 2,00 1,00
2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 15,00 2,00 1,00
2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 15,00 2,00 1,00
2,00 2,00 2,00 1,00 2,00 16,00 2,00 2,00
1,00 1,00 1,00 2,00 1,00 17,00 2,00 2,00
2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 18,00 2,00 2,00
2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 16,00 2,00 1,00
2,00 2,00 1,00 2,00 2,00 14,00 2,00 1,00
2,00 2,00 1,00 2,00 2,00 15,00 2,00 1,00
1,00 2,00 2,00 2,00 1,00 15,00 2,00 1,00
1,00 2,00 2,00 2,00 1,00 15,00 2,00 1,00

9
Pengetahuan Jarak Dukungan Teman Dukungan Keluarga Tingkat Kehadiran Umur Jenis Pendidikan
Sebaya Kelamin
2,00 2,00 2,00 2,00 1,00 15,00 2,00 1,00
2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 15,00 2,00 1,00
2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 15,00 2,00 1,00
1,00 2,00 2,00 1,00 1,00 14,00 2,00 1,00
2,00 2,00 1,00 1,00 2,00 15,00 2,00 1,00
2,00 2,00 1,00 1,00 2,00 14,00 2,00 1,00
1,00 2,00 2,00 1,00 1,00 14,00 2,00 1,00
2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 17,00 2,00 2,00
2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 17,00 1,00 2,00
1,00 1,00 2,00 1,00 1,00 17,00 1,00 2,00
2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 18,00 1,00 2,00
1,00 1,00 2,00 1,00 1,00 18,00 1,00 2,00
2,00 2,00 1,00 2,00 2,00 18,00 2,00 2,00
2,00 1,00 1,00 2,00 2,00 18,00 2,00 2,00
1,00 1,00 2,00 1,00 1,00 16,00 2,00 1,00
2,00 1,00 2,00 1,00 2,00 17,00 2,00 2,00
1,00 1,00 2,00 1,00 1,00 17,00 2,00 2,00
1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 16,00 1,00 1,00
1,00 2,00 1,00 1,00 1,00 16,00 2,00 1,00
2,00 1,00 2,00 1,00 2,00 15,00 2,00 1,00
1,00 2,00 1,00 1,00 1,00 14,00 2,00 1,00
2,00 1,00 1,00 2,00 2,00 17,00 2,00 2,00
1,00 2,00 1,00 1,00 1,00 16,00 2,00 1,00
2,00 2,00 1,00 1,00 1,00 16,00 2,00 1,00
2,00 2,00 1,00 1,00 1,00 15,00 2,00 1,00

1
Pengetahuan Jarak Dukungan Teman Dukungan Keluarga Tingkat Kehadiran Umur Jenis Pendidikan
Sebaya Kelamin
2,00 2,00 1,00 1,00 1,00 18,00 2,00 2,00
2,00 2,00 1,00 1,00 1,00 19,00 1,00 3,00
1,00 1,00 2,00 2,00 2,00 18,00 2,00 2,00
2,00 1,00 1,00 1,00 1,00 16,00 2,00 1,00
1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 16,00 2,00 1,00
2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 15,00 2,00 1,00
2,00 1,00 1,00 1,00 1,00 15,00 2,00 1,00
1,00 2,00 1,00 2,00 1,00 15,00 2,00 1,00
1,00 1,00 2,00 2,00 2,00 14,00 2,00 1,00
1,00 1,00 2,00 2,00 2,00 13,00 2,00 1,00
1,00 1,00 2,00 2,00 2,00 13,00 2,00 1,00
1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 14,00 2,00 1,00
1,00 1,00 2,00 1,00 2,00 15,00 2,00 1,00
1,00 1,00 2,00 1,00 2,00 16,00 2,00 2,00
1,00 1,00 2,00 1,00 2,00 15,00 1,00 1,00
2,00 1,00 1,00 1,00 2,00 15,00 1,00 1,00
1,00 1,00 2,00 1,00 2,00 14,00 1,00 1,00
1,00 2,00 1,00 1,00 2,00 15,00 2,00 1,00
1,00 2,00 1,00 2,00 2,00 15,00 2,00 1,00
2,00 1,00 1,00 2,00 1,00 14,00 2,00 1,00
1,00 2,00 1,00 1,00 2,00 14,00 1,00 1,00
1,00 2,00 2,00 1,00 2,00 15,00 2,00 1,00
1,00 1,00 1,00 2,00 1,00 15,00 2,00 1,00
1,00 2,00 1,00 1,00 2,00 16,00 2,00 2,00
2,00 1,00 1,00 2,00 1,00 16,00 1,00 1,00

1
Pengetahuan Jarak Dukungan Teman Dukungan Keluarga Tingkat Kehadiran Umur Jenis Pendidikan
Sebaya Kelamin
1,00 2,00 2,00 2,00 2,00 16,00 2,00 2,00
1,00 2,00 1,00 2,00 2,00 16,00 2,00 2,00
1,00 2,00 1,00 2,00 2,00 15,00 2,00 1,00
2,00 1,00 1,00 2,00 1,00 16,00 2,00 2,00
1,00 2,00 1,00 2,00 2,00 14,00 2,00 1,00
2,00 1,00 1,00 1,00 1,00 15,00 2,00 1,00
1,00 2,00 1,00 2,00 1,00 15,00 2,00 1,00
1,00 1,00 2,00 2,00 2,00 14,00 2,00 1,00
1,00 1,00 2,00 2,00 2,00 13,00 2,00 1,00
2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 15,00 2,00 1,00
2,00 2,00 1,00 1,00 2,00 14,00 2,00 1,00
2,00 2,00 1,00 1,00 2,00 16,00 2,00 1,00
2,00 2,00 2,00 1,00 2,00 18,00 2,00 2,00
2,00 2,00 2,00 1,00 2,00 19,00 1,00 3,00

1
10

Lampiran 13
Hasil Uji Chi – Square
Pengetahuan
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
pengetahuan * 82 98,8% 1 1,2% 83 100,0%
tingkat_kehadiran
jarak * tingkat_kehadiran 82 98,8% 1 1,2% 83 100,0%
dukungan_teman * 82 98,8% 1 1,2% 83 100,0%
tingkat_kehadiran
dukungan_keluarga * 82 98,8% 1 1,2% 83 100,0%
tingkat_kehadiran

pengetahuan * tingkat_kehadiran
Crosstab
tingkat_kehadiran Total
RUTIN TIDAK RUTIN
KUNJUNGAN KUNJUNGAN
Pengetahuan BAIK Count 19 18 37
Expected Count 13,5 23,5 37,0
% within pengetahuan 51,4% 48,6% 100,0%
KURANG Count 11 34 45
BAIK Expected Count 16,5 28,5 45,0
% within pengetahuan 24,4% 75,6% 100,0%
Total Count 30 52 82
Expected Count 30,0 52,0 82,0
% within pengetahuan 36,6% 63,4% 100,0%

Chi-Square Tests
Value df Asymptotic Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Significance (2- sided) sided)
sided)
Pearson Chi-Square 6,336a 1 ,012
Continuity Correctionb 5,230 1 ,022
Likelihood Ratio 6,381 1 ,012
Fisher's Exact Test ,021 ,011
Linear-by-Linear Association 6,259 1 ,012
N of Valid Cases 82
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 13,54.
b. Computed only for a 2x2 table
10

Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for pengetahuan 3,263 1,278 8,327
(BAIK / KURANG BAIK)
For cohort tingkat_kehadiran = 2,101 1,151 3,835
RUTIN KUNJUNGAN
For cohort tingkat_kehadiran = ,644 ,445 ,933
TIDAK RUTIN KUNJUNGAN
N of Valid Cases 82

Jarak
jarak * tingkat_kehadiran
Crosstab
tingkat_kehadiran Total
RUTIN TIDAK RUTIN
KUNJUNGAN KUNJUNGAN
jarak DEKAT Count 16 15 31
Expected Count 11,3 19,7 31,0
% within jarak 51,6% 48,4% 100,0%
JAUH Count 14 37 51
Expected Count 18,7 32,3 51,0
% within jarak 27,5% 72,5% 100,0%
Total Count 30 52 82
Expected Count 30,0 52,0 82,0
% within jarak 36,6% 63,4% 100,0%

Chi-Square Tests
Value df Asymptotic Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Significance (2- sided) sided)
sided)
Pearson Chi-Square 4,852a 1 ,028
Continuity Correction b
3,866 1 ,049
Likelihood Ratio 4,813 1 ,028
Fisher's Exact Test ,035 ,025
Linear-by-Linear Association 4,792 1 ,029
N of Valid Cases 82
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 11,34.
b. Computed only for a 2x2 table
10

Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for jarak (DEKAT / 2,819 1,107 7,181
JAUH)
For cohort tingkat_kehadiran = 1,880 1,072 3,296
RUTIN KUNJUNGAN
For cohort tingkat_kehadiran = ,667 ,447 ,996
TIDAK RUTIN KUNJUNGAN
N of Valid Cases 82

Dukungan Teman Sebaya

dukungan_teman * tingkat_kehadiran
Crosstab
tingkat_kehadiran Total
RUTIN TIDAK RUTIN
KUNJUNGAN KUNJUNGAN
dukungan_ BAIK Count 20 18 38
teman Expected Count 13,9 24,1 38,0
% within dukungan_teman 52,6% 47,4% 100,0%
KURANG BAIK Count 10 34 44
Expected Count 16,1 27,9 44,0
% within dukungan_teman 22,7% 77,3% 100,0%
Total Count 30 52 82
Expected Count 30,0 52,0 82,0
% within dukungan_teman 36,6% 63,4% 100,0%

Chi-Square Tests
Value df Asymptotic Exact Sig. Exact Sig.
Significance (2- (2-sided) (1-sided)
sided)
Pearson Chi-Square 7,859a 1 ,005
Continuity Correction b
6,623 1 ,010
Likelihood Ratio 7,962 1 ,005
Fisher's Exact Test ,006 ,005
Linear-by-Linear Association 7,764 1 ,005
N of Valid Cases 82
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 13,90.
b. Computed only for a 2x2 table
10

Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for 3,778 1,461 9,769
dukungan_teman (BAIK /
KURANG BAIK)
For cohort tingkat_kehadiran = 2,316 1,242 4,317
RUTIN KUNJUNGAN
For cohort tingkat_kehadiran = ,613 ,423 ,889
TIDAK RUTIN KUNJUNGAN
N of Valid Cases 82

Dukungan Keluarga
dukungan_keluarga * tingkat_kehadiran
Crosstab
tingkat_kehadiran Total
RUTIN TIDAK RUTIN
KUNJUNGAN KUNJUNGAN
dukungan_ BAIK Count 18 19 37
keluarga Expected Count 13,5 23,5 37,0
% within dukungan_keluarga 48,6% 51,4% 100,0
%
KURANG BAIK Count 12 33 45
Expected Count 16,5 28,5 45,0
% within dukungan_keluarga 26,7% 73,3% 100,0
%
Total Count 30 52 82
Expected Count 30,0 52,0 82,0
% within dukungan_keluarga 36,6% 63,4% 100,0
%

Chi-Square Tests
Value df Asymptotic Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Significance (2- sided) sided)
sided)
Pearson Chi-Square 4,229a 1 ,040
Continuity Correction b
3,335 1 ,068
Likelihood Ratio 4,243 1 ,039
Fisher's Exact Test ,065 ,034
Linear-by-Linear Association 4,177 1 ,041
N of Valid Cases 82
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 13,54.
b. Computed only for a 2x2 table
10

Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for 2,605 1,035 6,558
dukungan_keluarga (BAIK /
KURANG BAIK)
For cohort tingkat_kehadiran = 1,824 1,015 3,281
RUTIN KUNJUNGAN
For cohort tingkat_kehadiran = ,700 ,489 1,003
TIDAK RUTIN KUNJUNGAN
N of Valid Cases 82
10

Lampiran 14
Dokumentasi Penelitian

Menjelaskan cara mengisi kuesioner pada responden

Responden mengisi keusioner


cix

Anda mungkin juga menyukai