Anda di halaman 1dari 11

IMUNISASI TT

SOP No. Dokumen 00


No Revisi
Maylana Widiastuti, A. Md, Keb Tanggal Terbit
Halaman 1 Halaman

Pengertian Melakukan penyuntikan kepada ibu hamil / wus dan calon pengantin
dengan
memasukkan vaksin Tetanus Toxoid kedalam tubuh ibu hamil / wus
dan calon pengantin agar memperoleh kekebalan/daya tahan tubuh.
Tujuan Agar anak mendapatkan daya tahan tubuh / kekebalan terhadap
penyakit Tetanus.
Referensi Modul Pelatihan Tenaga Pelaksana Imunisasi di Puskesmas, tahun
2006. Modul Pelatihan Tenaga Pelaksana Imunisasi di Puskesmas,
tahun 2015.

Prosedur Alat :
1. Disposible 0.5 cc.
2. Kapas Steril dan Air hangat.
3. Vaksin TT
4. Kartu / Buku Imunisasi.
5. Safety Box.

1. Sebelum melakukan imunisasi petugas melakukan konseling


kepada ibu hamil / wus / calon penganti yang akan
diimunisasi ( Jenis vaksin yg diberikan, tujuan pemberian,
efek samping yg mungkun terjadi, hal-hal yg perlu dilakukan
di rumah bila terjadi efek samping ).
2. Petugas memastikan bahwa bumil / wus / catin tersebut belum
atau
pernah mendapatkan vaksin TT sebelumnya dengan
melakukan pertanyaan untuk menentukan status
imunisasi TT-nya.
3. Petugas memastikan vaksin dan spuit yang akan dipakai dalam
keadaan
baik.
4. Petugas mencuci tangan.
5. Ambil vaksin TT 0.5 yang telah disiapkan dengan
terlebih dahulu dikocok agar suspensi menjadi
homogen.
6. Bersihkan lokasi penyuntikan dengan kapas yang telah
dibasahi air
bersih / hangat , jangan menggunakan alkohol/desimfektan lain
sebab akan merusak vaksin.
7. Suntikkan vaksin tesebut pada lengan atas pertengahan
musculus
deltoideus dengan posisi jarum 45 derajat terhadap permukaan
kulit dengan kedalaman penyuntikan tidak lebih dari setengah
inchi.
8. Lakukan aspirasi dulu sebelum vaksin disuntikkan untuk
memastikan
jarum tidak menembus pembuluh darah
Dibuat Oleh : Paraf :
Maylana Widiastuti, A. Md, Keb
IMUNISASI BCG
SOP No. Dokumen 003
No Revisi
Maylana Widiastuti, A. Md, Keb Tanggal Terbit
Halaman 1 Halaman

Pengertian Vaksin BCG atau Bacillus Calmette–Guérin adalah vaksin untuk mencegah
TBC atau tuberkulosis. TBC disebabkan oleh infeksi bakteri
mycobacterium tuberculosis. Vaksin BCG merupakan salah satu jenis
vaksinasi yang wajib diberikan kepada anak

Tujuan untuk mencegah penyakit tuberkulosis (TBC) atau yang sekarang dikenal
dengan sebutan TB
Prosedur 1. Alat dan Bahan:
   Termos vaksin
  Vaksin BCG dan pelarut
  Kapas DTT
  Kartu imunisasi
  Safety box
2.   Prosedur Langkah :
 Petugas imuniasi menerima
kunjungan bayi/ sasaran yang telah
membawa buku KIA/ KMS di ruang
Imuniasi setelah mendaftar di loket
pendaftaran.
Petugas memeriksa status imunisasi dalam
buku KIA/ KMS dan
 menentukan jeniimunisasi yang diberikan.
Petugas menanyakan keadaan bayi kepada
orang tuanya (keadaan bayi  yang
memungkinkan untuk diberikan imunisasi
atau tidak akan di rujuk ke ruang pengobatan)
Petugas menimbang berat bayi
  Petugas menyiapkan alat (spuit 1
ml/0,05 ml, kapas air hangat/DTT).
  Petugas melarutkan vaksin Bcg
  Petugas menyiapkan vaksin yang akan
dipakai 0,05 ml.
 Petugas mencuci tangan.Petugas menyiapkan
sasaran (memberitahukan kepada orang tua
bayi tentang lokasi penyuntikan yaitu 1/3
lengan kanan atas) Petugas memberikan
imuniasi yaitu dengan mendesinfeksi lokasi
suntikan dengan kapas air
hangat/DTT dengan sekali usap,
selanjutnya memberikan suntikan secara
intrakutan (ic) / dibawah kulit tepatnya pada
insertio musculus deltoideus).
  Petugas melakukan KIE tentang efek
samping pasca imunisasi BCG yaitu setelah
beberapa minggu biasanya akan timbul
benjolan/scar di bekas suntikan
  Petugas memberitahukan jadwal imunisasi
bayi selanjutnya.
 Petugas mencuci tangan.
 Petugas mencatat hasil imunisai pada
buku KIA/ KMS dan buku catatan
imunisasi serta rekapitulasi setiap akhir
bulannya. 

Dibuat Oleh : Paraf :


Maylana Widiastuti, A. Md, Keb
IMUNISASI POLIO
SOP No. Dokumen 00
No Revisi
Maylana Widiastuti, A. Md, Keb Tanggal Terbit
Halaman 1 Halaman

Pengertian Vaksin polio adalah vaksin yang diberikan untuk mencegah penyakit polio.
Terdapat dua jenis vaksin polio, yaitu vaksin yang berisi virus polio yang
tidak aktif yang disuntikkan ke dalam tubuh atau vaksin berisi virus polio
yang sudah dilemahkan yang diberikan lewat mulut.
Tujuan Mencegah penyakit polio
Referensi https://sinkarkes.kemkes.go.id/uploads/imgreference/
20160312181048.pdf
Prosedur A. Sebelum digunakan pipet penetes
harus dipasangkan pada vial vaksin.
B. Diberikan secara oral (melalui
mulut). Satu dosis adalah dua tetes.
C. Setiap membuka vial baru harus
menggunakan penetes (dropper)
yang baru
D. Di unit pelayanan statis, vaksin
Polio yang telah dibuka hanya boleh
digunakan selama 2 minggu dengan
ketentuan:
1) Vaksin belum kadaluarsa
2) Vaksin disimpan dalam suhu 2°C
s/d 8°C
3) Tidak pernah terendam air
4) Sterilitasnya terjaga
5) VVM masih dalam kondisi A atau
Dibuat Oleh : Paraf :
Maylana Widiastuti, A. Md, Keb
IMUNISASI DPT
SOP No. Dokumen 00
No Revisi
Maylana Widiastuti, A. Md, Keb Tanggal Terbit
Halaman 1 Halaman

Pengertian vaksin DTP-HB-Hib digunakan untuk pencegahan


terhadap difteri, tetanus, pertusis (batuk rejan),

hepatitis B, dan infeksi Haemophilus influenzae tipe b

secara simultan.
Tujuan Melindungi dan mencegah difteri pertussis dan tetanus
Referensi http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/
2017/10/03Buku-Ajar-Imunisasi-06-10-2015
Prosedur Alat :
1. Disposible 0.5 cc.
2. Kapas Steril DTT
3. Vaksin DPT
4. Kartu / Buku Imunisasi.
5. Safety Box.

Cara pemberian dan dosis:


• Vaksin harus disuntikkan secara intramuskular pada
anterolateral paha atas.
• Satu dosis anak adalah 0,5 ml.
Dibuat Oleh : Paraf :
Maylana Widiastuti, A. Md, Keb
IMUNISASI HEPATITIS
SOP No. Dokumen 00
No Revisi
Maylana Widiastuti, A. Md, Keb Tanggal Terbit
Halaman 1 Halaman

Pengertian Vaksin hepatitis B adalah vaksin untuk mencegah infeksi virus


hepatitis B (HBV). Vaksin hepatitis B merupakan salah satu jenis
vaksinasi yang wajib pada anak. Vaksin hepatitis B mengandung
antigen permukaan virus hepatitis B (HBsAg) yang sudah
dinonaktifkan.

Tujuan Mencegah infeksi virus hepatitis B


Referensi http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/
2017/10/03Buku-Ajar-Imunisasi
Prosedur
Alat :
1. Disposible 0.5 cc.
2. Kapas Steril DTT
3. Vaksin hepatitis
4. Kartu / Buku Imunisasi.
5. Safety Box.

Cara pemberian dan dosis:


• Dosis 0,5 ml atau 1 (buah) HB PID, secara intramuskuler,
sebaiknya pada anterolateral paha.
• Pemberian sebanyak 3 dosis.

• Dosis pertama usia 0–7 hari, dosis berikutnya interval


minimum 4 minggu (1 bulan).
Dibuat Oleh : Paraf :
Maylana Widiastuti, A. Md, Keb
CAMPAK
SOP No. Dokumen 00
No Revisi
Maylana Widiastuti, A. Md, Keb Tanggal Terbit
Halaman 1 Halaman

Pengertian Vaksin campak adalah vaksin yang digunakan untuk mencegah


penyakit campak. Vaksin campak termasuk dalam program
imunisasi rutin lengkap yang dianjurkan oleh Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia.
Tujuan Mencegah campak
Referensi http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/
2017/10/03Buku-Ajar-Imunisasi
Prosedur
Alat :
1. Disposible 0.5 cc.
2. Kapas Steril DTT
3. Vaksin campak dan pelarut
4. Kartu / Buku Imunisasi.
5. Safety Box.

Cara pemberian dan dosis:


- Melarutkan vaksin dengan pelarut vaksin campak 5cc
- 0,5 ml disuntikkan secara subkutan pada lengan kiri atas
atau anterolateral paha, pada usia 9-11 bulan

Kontra indikasi:
Individu yang mengidap penyakit immune deficiency atau
individu yang diduga menderita
gangguan respon imun karena leukemia, limfoma.

fek samping:
Hingga 15% pasien dapat mengalami demam ringan dan
kemerahan selama 3 hari yang dapat
terjadi 8–12 hari setelah vaksinas

Penanganan efek samping:


• Orangtua dianjurkan untuk memberikan minum lebih
banyak (ASI atau sari buah).
• Jika demam kenakan pakaian yang tipis.
• Bekas suntikan yang nyeri dapat dikompres air dingin.
• Jika demam berikan paracetamol 15 mg/kgBB setiap 3–4
jam (maksimal 6 kali dalam 24 jam).
• Bayi boleh mandi atau cukup diseka dengan air hangat.
• Jika reaksi tersebut berat dan menetap bawa bayi ke
dokter
Dibuat Oleh : Paraf :
Maylana Widiastuti, A. Md, Keb
IMUNISASI
Vaksin Inactive Polio Vaccine (IPV)
SOP No. Dokumen 00
Maylana Widiastuti, A. Md, Keb No Revisi
Tanggal Terbit
Halaman 1 Halaman

Pengertian Imunisasi IPV bekerja dengan cara menghasilkan antibodi di dalam darah
untuk menangkal virus polio.
Tujuan Tujuannya, untuk melindungi tubuh dari kondisi paralytic poliomyelitis.
Paralisis adalah gejala paling parah yang terkait dengan polio, karena
dapat menyebabkan kecacatan permanen dan kematian.
Referensi http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/
2017/10/03Buku-Ajar-Imunisasi
Prosedur
Alat :
1. Disposible 0.5 cc.
2. Kapas Steril DTT
3. Vaksin hepatitis
4. Kartu / Buku Imunisasi.
5. Safety Box.

Cara pemberian dan dosis:


• Disuntikkan secara intra muskular atau subkutan dalam,
dengan dosis pemberian 0,5 ml.
• Dari usia 2 bulan, 3 suntikan berturut-turut 0,5 ml harus
diberikan pada interval satu atau dua
bulan.
• IPV dapat diberikan setelah usia bayi 6, 10, dan 14,
sesuai dengan rekomendasi dari WHO.
• Bagi orang dewasa yang belum diimunisasi diberikan 2
suntikan berturut-turut dengan interval
satu atau dua bulan.
Kontra indikasi:
• Sedang menderita demam, penyakit akut atau penyakit
kronis pr
Kontra indikasi:
• Sedang menderita demam, penyakit akut atau penyakit
kronis progresif.

• Hipersensitif pada saat pemberian vaksin ini


sebelumnya.
• Penyakit demam akibat infeksi akut: tunggu sampai
sembuh.
• Alergi terhadap Streptomycin.
efek samping:
Reaksi lokal pada tempat penyuntikan: nyeri, kemerahan,
indurasi, dan bengkak bisa terjadi
dalam waktu 48 jam setelah penyuntikan dan bisa
bertahan selama satu atau dua hari.
Penanganan efek samping:
• Orangtua dianjurkan untuk memberikan minum lebih
banyak (ASI).
• Jika demam, kenakan pakaian yang tipis.
• Bekas suntikan yang nyeri dapat dikompres air dingin.
• Jika demam berikan paracetamol 15 mg/kgBB setiap 3–
4 jam (maksimal 6 kali dalam 24 jam)
• Bayi boleh mandi atau cukup diseka

Dibuat Oleh : Paraf :


Maylana Widiastuti, A. Md, Keb

Anda mungkin juga menyukai