108-112) ~
~ RESENSI BUKU ~
MEMBUKA PIKIRAN MENUJU KETERPADUAN
Nurdinah Hanifah
Buku bertajuk Pembelajaran Tematik Terpadu diuraikan dengan tuntas oleh lulusan
ini hadir untuk memberikan alternatif sumber Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.
referensi mengenai sosok pembelajaran tematik. Seperti yang ditegaskan dalam kata pengantar
Buku yang terdiri dari sembilan bab pada buku ini bahawa penulis mencoba
menyuguhkan tulisan yang muat materi buku membahas dan menyajikan tentang
mulai dari kajian teori sampai dengan bagaimana pembelajaran tematik terpadu mulai dari konsep
aplikasi pembelajaran tematik terpadu dengan dasar teori sampai pada aplikasi
merujuk pada peraturan pemerintah mengenai pengembangannya dengan meruju pada
pembelajaran tematik terpadu kurikulum 2013
Publikasi Online: http://jurnal.upi.edu/mimbar-sekolah-dasar/ ~ 1 ~
~ Nurdinah Hanifah, Resensi Buku: Membuka Pikiran Menuju Keterpaduan ~
topic yang ada dan saling tumpang tindih. buku ini penulis membahas sisi pembelajaran
Dalam beberapa buku istilah pendekatan yang tematik dengan tema yang ada dalam kurikulum
digunakan terdapat perbedaan, walaupun secara 2013. Penulis mengatakan bahawa pada
esensi sama, misalnya untuki pendekatanh dasarnya bagi siswa keterpaduan pemahaman
interdisiplin, pendekatan ini memiliki nama lain selalu berlangsung secara vertical dan horizontal.
pendekatan tematik, atau jarring laba-laba atau Keterpaduan bersifat bertikal berlangsung
webbed. maulai materi kelas 1 sampai kelas 6m dan
Pendekatan intradisiplin nama lainnya adalah bahkan keterpaduan ppemahaman berlangsung
pendekatan connected, sedangkan pendekatan dari TK sampai jenjang pendidikan yang lebih
multidispliner nama lainnya adalah pendekatan tinggi, seperti sekolah lanjutan. Pemahaman
integrated atau keterpaduan, Walaupun melulu pada konsep kelas 1 diharapkan dapat menjadi
mengupas teori, tapi jika dicermati tulisan ini dasar memahami konsep kelas 2 dan begitu
akan memunculkan rasa ingin tahu lebih lanjut, seterusnya. Dengan demikian pemahaman
mengenai kurikulum 2013, yaitu, pendekatan konsep selalu bersinergi melalui keperpaduan
apa yang digunakan oleh kurikulum 2013 dalam pemahaman.
mengembangkan proses pembelajarannya. Keterpaduan pemahaman secara horizontal
Pada bab III dilihat penulis masih berkutat merupakan keterpaduan tentang keluasan dan
ditataran teori begitupun di bab IV, penulis kedalam materi pembelajaran dalam satu mata
mulai masuk pada bahasan mengenai konsep pelajaran. Ketika mata pelajaran disajikan guru
dasar pembelajaran tematik. Sama seperti buku dan dipahami siswa secara terpisah, diharapkan
yang lainnya, diawali dengan rasionalitas dari supaya dampak keterpaduan pemahaman
pembelajaran tematik. Yang dimulai dengan kumulatif akan berkembang menjadi dasar
pendefinisian dari pembelajaran tematik., yang pemahaman topic/konsep yang terkait pada
dimaknakan sebagai suatu pembelajaran terpadu masa mendatang. Selanjutnya menulis juga
yang menggunakan suatu tema untuk menguraikanbagaimana suatu tema mendasari
mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga suatu pengembangan pembelajaran mulai dari
dapat memberikan pengalaman bermakna pemetaan, menetapkan jaringan tema KD,
kepada murid. Sepertinya penulis mencoba penyusunan silabus, sampai dengan penyusunan
untuk memadupadankan istilah tematik dengan penilaian. Jika ditilik lebih lanjut disini penulis
terpadu mengingat tokoh pembelajaran tematik memcoba menjalin suatu teori dan bagaimana
yang diangkat oleh penulis yang berhubungan implementasinya, karena setiap sub materi ada
dengan kurikulum terpadu ada adalah Jacob sumber referensi yang dijadikan penguat
(1989) dan Fogarty (1991). Jacob mengistilahkan pendapatnya.
pembelajaran tematik dengan konsep Mengakhiri bab V menulis menghadiahkan
pembelajaran interdisipliner sedangkan Fogarty pembaca dengan suatu contoh sederhana dari
mengistilahkan dengan konsep pembelajaran rencana pembelajaran. Walaupun memang
terpadu. banyak terdapat perbedaan dari pengembangan
RPP tematik jika mengacu pada apa yang
*** disuratkan kurikulum 2013, diantaranya, alokasi
waktu tidak muncul, setidaknya ada suatu
Bab V mulai terlihat adanya keinginan gambaran bagi para pemerhati pendidikan
penulis untuk dapat menelaah sisi praktis dari mengenai bentuk RRP tematik.
beberapa teori yang sebelumnya sudah dibahas,
terlihat pada judul yang digunakan yaitu ***
tahapan pembelajaran tematik. Sebenarnya
dalam buku lain juga dikupas tentang tahapan Bab VI penulis memaparkan mengenai
pembelajaran terpadu dalam bahasa yang strategi dan metode pembelajaran tematik,
berbeda yaitu prosedur pembelajaran terpadu, sebenarnya pada bab ini sudah banyak buku
hal yang paling tidak dapat dijadikan sebagai yang khusus membahas mengenai strategi atau
pembedakan dengan buku yang lainnya dan metode pembelajaran, jadi sepertinya bab ini
menjadi ciri khas dari buku ini adalah dalam merupakan pengulangan dari beberapa buku
yang memang khusus membahas mengenai keterampilan dan pengetahuan peserta didik.
strategi dan metode suatu pembelajaran, strategi Dalam pendekatan atau proses kerja yang
dan metode yang dibahas diantaranya adalah memenuhi kriteria ilmiah, para ilmuwan lebih
metode ceramah, metode kelompok, tanya mengedepankan penalaran induktif ketimbang
jawab, metode tugas dan resitasi, diskusi, inkuiri, penalaran deduktif. Selanjutnya penulis juga
karyawisata, problem solving, metode latihan menguraikan dengan tuntas langkah-langkah
(drill), yang kemudian diakhiri dengan yang diharapkan muncul dalam pendekatan
pembelajaran kontekstual. saintifik yang bercirikan penonjolan dimensi
pengamatan, penalaran, penemuan,
*** pengabsahan, dan penjelasan tentang suatu
kebenaran. Uraian perlangkah dalam
Mengenai implikasi dari pembelajaran pendekatan saintifik disertai dengan makna dari
tematik dibahas Abdul Majid pada bab VII, yang setiap tahapan beserta contoh pelaksanaannnya,
memberikan suatu warning bahwa selayaknya sehingga akan memudahkan para pembaca
guru harus selalu mencipatkan suasan kelas terutama pemerhati kurikulum 2013 yang
yang kondusif. Suasana kelas harus demokratis, memiliki keinginan untuk bisa mengaplikasikan
tidak tegang, tapi harus tetap tertib, agar semua dalam kegiatan pembelajaran.
siswa bisa optimal menyimak, berbicara dan
mengekspresikan dirinya. Selanjutkan mengenai ***
implikasi pembelajaran terpadu, penulis
mencoba memaparkan komponen yang terkait Bab IX penulis mengakhiri hasil tulisan
langsung dalam pembelajaran terpadu bukunya dengan pemaparkan penilaian yang
mengingat pembelajaran merupakan suatu dapat digunakan dalam pembelajaran tematik.
sistem, yaitu mulai dari siswa; sarana prasarana, Guna menyelaraskan dengan kondisi di
sumber belajaran dan media; pengaturan lapangan, penulis penetapkan judul pada bab ini
ruangan; pemilihan metode; penilaian. adalah penilaian otentik. Meskipun bukan hal
yang baru tapi dapat dijadikan sebagai referensi
*** bagi mahasiswa ataupun calon guru yang
bergerak dibidang pendidikan ketika akan
Sepertinya pada Bab VIII ini mulai mengembangkan suatu karya ilmiah yang
menampakkan ciri pembeda lain dari buku bertema penilaian otentik. Dikatakan oleh
Abdul Majid dengan buku yang lain, bertajuk penulis kurikulum 2013 menuntut siswa
pendekatan saintifik (ilmiah) dalam pembelajara mendemontrasikan apa yang sudah mereka
tematik terpadu, penulis mulai merambah sisi pelajari dengan berbagai cara, siswa harus
kontekstual dari pembelajaran tematik, mendemonstrasikan kompetensi atau kemajuan
mengingat pendekatan saintifik, merupakan satu mereka ke arah kompetensi yang tidak selalu
pendekatan yang memang digunakan dalam dapat dilakukan dengan menggunakan tes
mengembangkan kegiatan pembelajaran tertulis. Oleh karena itu diperlukan cara-cara
berdasar kurikulum 2013. Dikatakan bahwa baru untuk melakukan suatu penilaian dalam hal
kondisi pembelajaran saat ini diharapklan ini adalah penilaian otentik.
diarahkan agar peserta didik mampu Mengenai penilaian otentik, penulis
merumuskan masalah (dengan banyak sepertinya mencoba untuk mengembangkan
menanya), bukan hanya menyelesaikan masalah suatu bab yang berbeda, karena setiap sub materi
dengan menjawab saja, proses pembelajaran dimulai dengan membubuhkan suatu
diharapkan diarahkan untuk melatih berpikir pertanyaan. Selain itu dalam pengembangannya
analitis (peserta didik diajarkan bagaimana setiap bentuk penilaian otentik penulis sisipkan
mengambil keputusan) bukan berpikir contoh dari bentuk penilaian yang dimaksud.
mekanistis (rutin dengan hanya mendengarkan Misalnya ketika membahas tentang penilaian
semata). proyek, selain mengulas definisi dari penilaian
Pendekatan saintifik diyakini sebagai titian proyek, contoh penilaian proyek, dan format
emas perkembangan dan pengembangan sikap, penilaian proyek. Adapun bentuk penilaian
otentik yang dipaparkannya adalah mulai dari yang tentukan untuk point ini memberikan suatu
penilaian proyek, penilaian kinerja, penilaian informasi yang sangat bermanfaat bagi praktisi
portofolio, jurnal, penilaian tertulis, penilaian di bidang pendidikan. Satu hal yang
sikap atau karakter siswa, penilaian diri. Jika disayangkan dalam buku ini penggunaan kata
dipandang diari sisi kebermanfaatan pada bab subjek pebelajar tidak konsisten, kadang
ini akan memberikan banyak kontribusi kepada digunakan kata siswa, dan dibeberapa bab lain
pembaca mengenai penilaian otentik, mengingat muncul kata peserta didik. Selain itu masih
contoh yang dibuat oleh penulis sangat lengkap ditemukan beberapa kesalahan dalam
dan detail, sehingga dapat membuka wawasan menuliskan kata diantaranya muncul di halaman
pendidikan yang sama sekali sulit dalam 211, 214.
memahami bagaimana cara mengembangkan Terlepas dari beberapa kekurangan yang
penilaian otentik. Hanya saja, penulis ditemukan tak pelak lagi buku ini patut dimiliki
mengembangkan penilaian otentik secara parsial dan dibaca khususnya mahasiswa calon guru
dalam arti tidak mengintegrasikan dalam suatu dan guru yang ingin mengetahui lebih dalam
tema. Mengingat kurikulum 2013 berfokus pada lagi mengenai pembelajaran tematik terpadu,
tema, jadi disini penilaian otentik yang dimaksud karena bahasa yang disajikan mudah disimak,
tentunya penilaian otentik berdasarkan suatu dan dipraktikkan.
tema. Terlepas dari itu paling tidak dapat ***
dijadikan sebagai bahan referensi.
***