Anda di halaman 1dari 5

Contoh Sederhana Analisis Citra Digital

Oleh: Ismail Adha Kesuma

A. Citra Digital
Sebuah citra diubah ke bentuk digital agar dapat disimpan dalam memori komputer atau media
lain. Proses mengubah citra ke bentuk digital bisa dilakukan dengan beberapa perangkat, misalnya
scanner, kamera digital, dan handycam. Ketika sebuah citra sudah diubah ke dalam bentuk digital
(selanjutnya disebut citra digital), bermacam-macam proses pengolahan citra dapat diperlakukan terhadap
citra tersebut.
Citra digital merupakan fungsi intensitas cahaya f(x,y), dimana harga x dan y merupakan
koordinat spasial dan harga fungsi tersebut pada setiap titik (x,y) merupakan tingkat kecemerlangan citra
pada titik tersebut.

B. Analisis Citra
Analisis citra adalah kegiatan menganalisis citra sehingga menghasilkan informasi untuk
menetapkan keputusan. Beberapa hal yang dapat diidentifikasi dari sebuah citra seperti format file citra,
ukuran file citra, jumlah pixel, dimensi citra, resolusi citra, dan lain-lain.
Ada berbagai macam perangkat lunak yang dapat kita gunakan untuk memperoleh informasi dari
sebuah citra seperti Microsoft Paint, Microsoft Office Picture Manager, Adobe Photoshop, Gimp,
Digimizer, Image Analyzer, dan lain sebagainya.
Berikut adalah contoh memperoleh beberapa informasi penting dari sebuah citra menggunakan
Image Analyzer. Misalkan gambar yang akan dianalisis adalah sebagai berikut:

Gambar 1. Citra awal

Maka ada beberapa informasi dari citra tersebut yang dapat kita ketahui sebagai berikut:
• File name: DSC00280.JPG
File tersebut bernama DSC00280 dengan format file JPG (Joint Photographic Experts
Group)
• Image dimension: 314 x 235 (Dimensi citra)
• Pixel format: 24 bit
• Total number of pixel: 73.790
• Number of color used: 39.612
• File size: 64 kb (sebelumnya sudah mengalami modifikasi)
• File date: 2/13/2010
• Photo date: 2008:03:29 14:54:51
2008:03:29 (Tanggal pengambilan objek), 14:54:51 (waktu pengambilan objek)
• Make (Model): SONY (DSC-W120)
Objek diambil dengan kamera digital Sony DSC-W120
• Exposure time: 10/1250 sec
Adalah kecepatan cahaya alat pemoret.
• Focal length: 21,40 mm
• FNumber: F5.8
• ISO: 160
• Flash: No (kondisi lampu kilat/flash kamera dalam status mati/off)

Selain informasi diatas, ada beberapa informasi lain yang menjadi dasar-dasar dalam pengolahan
citra digital seperti tampilan histogram, citra brightness, contrast, histogram equalization (perataan
histogram), dan lain-lain.

• Histogram
Histogram adalah suatu fungsi yang menunjukkan jumlah titik yang ada dalam suatu citra untuk
setiap tingkat keabuan. Sumbu X (absis) menunjukkan tingkat warna, sedangkan sumbu Y
(ordinat) menunjukkan frekuensi kemunculan titik.

Mean = 89,17
Gambar 2. Citra asli dengan histogram citra gray-scale

(a) Mean = 75,96 (b) Mean = 104,46 (c) Mean = 87,10


Gambar 3. Histogram masing-masing komponen warna primer dengan nilai rata-ratanya:
(a) Blue; (b) Green; (c) Red

Untuk citra berwarna yang mempunyai nilai matrik masing-masing R, G, B menjadi citra gray
scale dengan nilai S, maka konversi dapat dilakukan dengan mengambil rata-rata dari nilai R, G,
dan B sehingga dapat ditulis menjadi:


3

• Brightness
Brightness adalah proses penambahan kecerahan dari nilai derajat keabuan. Proses brightness ini
dilakukan dengan menambahkan nilai derajat keabuan dengan suatu nilai penambah.

 

di mana x = nilai derajat keabuan


b = nilai penambahan
xb = hasil brightness
Untuk citra normal, harga b adalah 0. Nilai 0 adalah nilai acuan kecerahan citra.

Mean = 190,92
Gambar 4. Hasil citra brightness dengan penambahan kecerahan sebesar 50

Gambar 5. Hasil citra brightness dengan penambahan kecerahan sebesar -40

Dari kedua hasil diatas, terlihat bahwa brightness adalah suatu pergeseran histogram ke kiri dan
ke kanan untuk menurunkan atau menaikkan tingkat kecerahan pada citra. Pergeseran ke kanan
akan menyebabkan citra lebih putih dan pergeseran ke kiri akan menyebabkan citra lebih gelap.

• Contrast
Kontras dari suatu citra adalah proses pengaturan nilai range interval pada setiap nilai derajat
keabuan. Didefinisikan dengan:
 ·
di mana x = nilai derajat keabuan
k = nlai kontras
xk = nilai setelah pengaturan kontras
Untuk citra normal, harga k adalah 0. Nilai 0 adalah nilai acuan kontras citra.

Gambar 6. Hasil citra dengan nilai kontras sebesar 50

Gambar 7. Hasil citra dengan nilai kontras sebesar -60


Dari kedua gambar diatas, terlihat kontras adalah mengubah range pada histogram, atau dengan
kata lain kontras adalah melebarkan atau menyempitkan range histogram.

• Histogram Equalization
Histogram equalization adalah suatu proses perataan histogram, di mana distribusi nilai derajat
keabuan pada suatu citra dibuat rata. Untuk dapat melakukan histogram equalization ini
diperlukan suatu fungsi distribusi kumulatif yang merupakan kumulatif dari histogram.
Gambar 8. Hasil citra setelah perataan histogram

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai