Pada Pra Fornas (5-6 Mei 2001) di UGM, Yogyakarta, pertemuan ini dihadiri oleh 8 LDFK
(Lembaga Dakwah Fakultas Kedokteran) yaitu :
3. Berbagai persamaan baik dalam metode dakwah maupun permasalahan yang ada an-
tar LDFK
Hasil dari Pertemuan ke 8 LDFK tersebut berhasil menyepakati Visi dan Misi, yakni:
Misi :
5. Terlibat aktif merespon dan membentuk opini umat yang berkaitan dengan masalah kese-
hatan
Struktur Organisasi
Kepengurusan di pusat disebut dengan Dewan Eksekutif Pusat (DEP), sedangkan untuk
wilayah disebut Dewan Eksekutif Wilayah (DEW). Adapula Dewan Penasehat Organisasi
(DPO). DEP dipilih dan ditetapkan oleh Musyawarah Nasional sedangkan DEW dipilih dan
ditetapkan oleh Musyawarah Wilayah. DEP terdiri dari Ketua Umum, Sekretaris Umum,
Bendaharan Umum, Ketua-Ketua Departemen Pusat, dan Ketua Wilayah. DEW terdiri dari
Ketua Wilayah, Sekretaris Wilayah, Bendahara Wilayah, dan Ketua-Ketua Departemen
Wilayah .
Struktur wilayah
1. Wilayah 1 : Sumatera
2. Wilayah 2 : Kalimantan, Sulawesi
Catatan : Papua dan maluku berada dibawah tanggung jawab DEP saat itu, namun di
Kepengurusan dr. Radietya Alvarabie, Maluku dan Papua mulai di masukkan di DEW 5.
Tujuan : Memberikan pelayanan kepada ummat dalam bidang sosial kesehatan dan men-
sosialisasikan FULDFK
Saat ini, FULDFK memiliki visi: Memperjuangkan Islam demi kemashlatan umat yang
berbasis kompetensi. Untuk mencapai visi tersebut FULDFK mempunyai 7 misi yakni:
5. Berperan aktif merespon dan membentuk opini masyarakat yang berkaitan dengan masalah
kesehatan.
7. Menjalin kerjasama dengan lembaga-lembaga yang ada baik medis maupun non medis
dalam skala nasional maupun internasional.
2. Kontemplasi Ide,
Saat ini di Indonesia terdapat 73 Fakultas Kedokteran, dan dengan hampir 50 diantaranya
Alhamdulillah sudah memiliki LDFK yang mempunyai tujuan utama yang sama yaitu
menjadikan Agama Allah sebagai ruh utama di ranah dakwah profesi kedokteran. Sehingga
diharapkan kelak setiap lulusan Fakultas Kedokteran menggenggam dengan teguh akidahnya
dalam bidang keprofesian yang ia tekuni. Kondisi setiap LDFK di Indonesia tidaklah sama,
ada yang sudah sangat mapan ada juga yang baru berdiri bahkan ada yang masih berjuang un-
tuk mendirikan LDFK. Maka disinilah peran strategif FULDFK dalam menyehatkan LDFK-
LDFK yang ada. LDFK yang sudah mapan bisa berbagi kiat-kiatnya pada LDFK yang baru
terbentuk, bahkan LDFK yang mapan sampai menjalankan program visitasi dan memasukkan
upaya penyehatan LDFK yang belum mapan, kedalam program kerja yang harus mereka
capai. Dalam proses ini FULDFK terutama Departemen P&K (Pengembangan LDFK dan
Kaderisasi) sebagai penanggungjawabnya, dan progresnya terus dilaporkan dalam setiap
pertemuan FULDFK juga tentunya kepada Ketua Umum, sehingga kontinuitasnya dapat
terjaga.
Silaturahim antar keluarga besar FULDFK dapat melalui perjumpaan langsung berbagai
macam kegiatan FULDFK baik dalam tingkat Wilayah ataupun Nasional. Hampir dalam se-
tiap tender nasional ataupun wilayah selalu ada waktu untuk sharing LDFK. Hal ini
bermanfaat guna memperkuat kelindan ukhuwah dan saling berkontemplasi untuk problem
solving antar LDFK serta menumbuh-suburkan inisiatif-inisiatif segar untuk program kerja
dan strategi yang lebih masif. Sedangkan di dunia maya ada Net Meeting berupa Forum
Mas’ul, Forum Kadep Kaderisasi, Forum Syiar, Net Meeting pengurus Dewan Eksekutif
Pusat (DEP), Dewan Eksekutif Wilayah (DEW), dan Dewan Penasehat Organisasi (DPO).
Hal ini dilakukan FULDFK untuk memfasilitiasi Pengurus FULDFK dan LDFK agar bisa
berbagi manfaat dan agar bisa saling memahami kondisi di luar LDFK-nya,
mengkontemplasikan ide, karena sudah menjadi keharusan setiap muslim itu bersatu, berpe-
gang teguh pada tali agama Allah dan menjadi nikmat yang tak ternilai harganya bahwa se-
tiap muslim itu bersaudara. Terikat dalam satu akidah, visi, dan ranah keprofesian yang sama.
Silaturahim inilah obat utama bagi segala permasalahan yang ada. Agar bisa saling menumpu
dan beramal jama’i.
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu
bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa
Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu jadilah kamu karena
nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka,
lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-
Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.” (QS. Ali-Imran : 103)
Urgensi FULDFK berikutnya adalah sebagai wadah penyehatan dan standarisasi LDFK.
Dikarenakan banyaknya fakultas kedokteran yang baru terbentuk dan maka perlu diper-
juangkan adanya LDFK yang baru. Tentu sudah menjadi tugas FULDFK untuk membantu
dari proses pelahiran sampai pemapanannya. Selain itu ternyata bukan hanya LDFK yang
baru yang masih belum mapan, LDFK yang sudah lama berdiripun ternyata masih banyak
yang perlu terus digenjot untuk tetap masif bergerak.
LDFK sebagai sebuah lembaga dan organisasi haruslah mapan. Tidak hanya sekedar
memiliki struktur dan program kerja. LDFK haruslah mempunyai arah gerak dan standar
kerja yang hanif. Sebab LDFK mapan akan memungkinkan kegiatan kaderisasi, pembinaan,
syiar, finansial mandiri, administrasi dan kesemuanya berlangsung dengan baik, yang berarti
dakwah islam di Fakultas Kedokteran akan lebih efektif dan lebih efisien. Sehingga lebih
banyak mahasiswa maupun lingkungan kampus yang terpapar dengan dakwah islam dengan
kualitas penyampaian dan muatan materi yang lebih baik. Melalui hal ini amat diharapkan
terlahir lulusan fakultas kedokteran yang menyadari kemuliaan agamanya dan mengembanya
sebagai ruh dalam menjalankan profesinya.
Selain itu, masyarakat kampus selain mahasiswa, baik Dosen dan Karyawan, bahkan jajaran
Dekan danRektorat, juga merupakan objek dakwah kita, sebab merekalah para pendidik
calon-calon dokter yang juga pemegang kebijakan kampus. Jalinan hubungan yang baik
dengan mereka, sudah merupakan bentuk dakwah, berikutnya libatkanlah mereka dalam
setiap kegiatan LDFK, paparkan program kerja kita, jadilah organisasi yang transparan dan
akuntabel, serta profesional. Dukungan mereka amat besar dampaknya bagi sehatnya sebuah
LDFK. Hubungan baik ini juga menjadi warisan bagi penerus-penerus kita, juga agar
kebijakan kampus dan pola perkuliahan tidak berbenturan dengan nilai dan syariat Islam. Ini
adalah cita-cita besar dan amat mulia yang tentu diperlukan keseriusan dan usaha yang besar
dari setiap LDFK di Indonesia untuk mewujudkannya. InsyaAllah hal ini bisa terwujud den-
gan baiknya koordinasi FULDFK-LDFK. Profesionalisme dalam dakwah ini sesuai dengan
firman Allah SWT
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang
yang beruntung.” (QS. Ali-Imran :104)
FULDFK sebagai sebuah wadah bagi LDFK-LDFK di Indonesia, juga amat berperan
meningkatkan Bargain atau nilai tawar. Nilai tawar di sini maksudnya adalah jika ada suatu
isu yang perlu ditanggapi terkait kebijakan publik dan isu yang muncul di masyarakat, maka
FULDFK sebagai persatuan seluruh LDFK di Indonesia, memiliki bargain yang lebih kuat
dalam memberi tanggapan maupun tuntutan, dibandingkan hanya 1 LDFK saja yang memberi
tanggapan atau pernyataan atas suatu isu. Contoh isue yang pernah masuk dalam kajian
FULDFK adalah pelarangan jilbab di OK, pelarangan foto ijazah dengan menggunakan jil-
bab, advokasi pendirian LDFK, isu tentang tembakau, dan masih banyak lagi. Persatuan
LDFK dengan wadah LDFK itu menjadi suatu hal yang sangat penting sebagai bargain kita
di tingkat nasional. Semoga kita termasuk orang-orang dengan perkataan yang terbaik, seba-
gaiamana difirmankan oleh Allah SWT :
“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah,
mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang
menyerah diri?” (QS. Fushshilat : 33)
Sejarah terbentuknya FULDFK salah satunya dilatarbelakangi oleh sistem pendidikan kedok-
teran yang sayangnya sebagianya berseberangan dengan nilai-nilai Islam. Contohnya; dila-
rangnya penggunaan jilbab di ruang operasi (OK: Operatie Kamer). Selain itu juga masifnya
gerakan dakwah dari umat beragama lain dan kesibukan dunia kedokteran yang menjadikan
orang-orang yang bergelut di dalamnya menjadi teralienasi dari nilai Islam, yang seharusnya
menjadi nilai tertinggi dan ruh utama dalam segala aktifitas profesi mereka. Berangkat dari
kepedulian inilah FULDFK berdiri.
Kita sadari betul bahwa keberadaan LDFK amat penting. Tentu saja masing-masing LDFK
sudah memiliki strateginya sendiri-sendiri berdasarkan lingkungan kampus yang jadi medan
dakwah mereka. FULDFK hadir untuk proyek visi yang lebih luas dari itu. FULDFK memi-
liki jargon: “Berukhuwah Menjawab Tantangan”. Dari sini FULDFK mengajak seluruh
LDFK di Indonesia untuk bergabung dalam satu barisan dakwah profesi kedokteran, untuk
meng-counter segala tantangan dan isu yang muncul yang berseberangan dengan nilai keisla-
man terutama dalam lingkup dunia profesi kedokteran.
Permasalahan Tembakau, Jilbab, Rokok Herbal, KB (Keluarga Berencana), Kebijakan terkait
penanganan HIV, ATM kondom, tidak bisa kita diamkan begitu saja, atau kita serahkan
sepenuhnya ke masing-masing LDFK untuk menyuarakan di kampus masing-masing. Kita
perlu suatu Forum Bersama. Agar arah gerak kita seiring, agar masyarakat tercerahkan, dan
agar seluruh LDFK aware dan bersepadu dalam satu komitmen, juga agar bargaining posi-
tion kita kuat dan menggema di ranah nasional. Konkritnya, FULDFK pernah menjalin kerja
sama dengan ISMKI (Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia) saat hari Anti Tem-
bakau Nasional, saat itu KKIA (Kajian Kedokteran Islam dan Advokasi) dibagi menjadi 2 di-
visi: KKI dan Kajian Strategis dan Advokasi. Divisi Advokasi yang diketuai dr. Sitti Fatmah
Rumalean, berandil besar dalam proyek ini. Alhamdulillah kita bisa memberikan pernyataan
sikap kita di level nasional terkait kebijakan tembakau. FULDFK sebagai sebuah Lembaga
bertaraf Nasional yang mempunyai ruh dakwah profesi kedokteran, harus sadar mengede-
pankan betul bahwa pernyataan sikap yang kita berikan dan program-program kerja yang kita
usung, bersih dari kepentingan politik manapun, dan murni berangkat dari pandangan dan
pertimbangan seorang dokter muslim, yang muda, taqwa, dan cendekia. Insya Allah.
Hari ini atas keberkahan dari Allah, terutama sejak Kepengurusan dr. Lettu. Abdul Ghafur,
FULDFK menjalin kerja sama dengan FIMA (Federation of Islamic Medical Association)
dan WAMY (World Assembly of Moslem Youth) serta melibatkan IIMA (Indonesia Islamic
Medical Association) yang saat itu Prof. dr. Salamun Sastra, Sp. M menjabat sebagai Sek-
jendnya. Konkritnya kala itu Kepengurusan FULDFK beserta IIMA menyelenggarakan
FIMA Camp di Bogor, Indonesia, program ini diketuai oleh dr. Ali Reza. Alhamdulillah jali-
nan silaturahim dengan FIMA terus terjalin, baik di kepengurusan dr. Ali Reza (selaku Ketua
Umum berikutnya), dr. M. Anang Eko Fachruddin, dr. Radietya Alvarabie, dr. Nesta Enggra,
sampai sekarang. Saat ini FULDFK adalah student chapter resmi dari IIMA. Inilah gerbang
kesempatan FULDFK menjalin kerja sama dan silaturahim dengan saudara-saudara kita dok-
ter muslim dari segenap penjuru dunia. Saling berkontemplasi, menguatkan, dan
menyadarkan bahwa perjuangan dakwah Islam pada profesi kedokteran ini juga sedang ter-
jadi di belahan dunia lain.
Selain dengan FIMA, FULDFK juga menjalin kerja sama dengan BSMI (Bulan Sabit Merah
Indonesia) yang saat itu diketuai oleh dr. Basuki Supartono, Sp. OT, MER-C (Medical Emer-
gency Rescue Committee) saat itu sebagai Ketua Presidiumnya adalah dr. Jose Rizal Jurnalis,
Sp. OT. FULDFK juga berandil besar dalam pembentukan dan pembangunan Rumah Sakit
Pusat Kanker Indonesia- Malaysia, melalui koordinasi dengan Ustadz. Salim A. Fillah, dr.
Radietya Alvarabie, dan Yasjudan Rastrama, S.Ked. FULDFK juga menjajaki kerjasama den-
gan saudara-saudara kita dari TNI dengan menyusun buku tentang ‘Penanganan HIV dari
sudut pandang Islam sebagai pengokoh Pertahanan Negara’, bersama dr. Kol. Flora Eka Sari,
Sp. P, Yasjudan Rastrama, S.Ked, dan dr. Radietya Alvarabie.
Sebagai sebuah organisasi FULDFK tentunya memiliki sistem kaderisasi. Kaderisasi di sini
berlaku baik bagi pengurus di tingkat wilayah, maupun di tingkat pusat (nasional). Selain itu
kaderisasi di sini juga membahas tentang upaya pembentukkan dan pengembangan setiap
LDFK di Indonesia. Di kepengurusan dr. M. Anang Eko Fachruddin di-launching lah sebuah
pilot project yakni MMLC (Moslem Managerial and Leadership Camp), sebagai upaya
kaderisasi dan pelatihan kepemimpinan bagi pengurus FULDFK yang di laksanakan di FK
UNJANI, Cimahi.
Bersamaan dengan MMLC perdana inilah dilaksanakan Pra MUNAS FULDFK di FK UN-
JANI. Dalam Pra MUNAS ini di bahas dan dirumuskan beberapa keputusan yang akan dia-
jukan pada MUNAS FULDFK tahun 2010 di UNMUL, Samarinda. Poin-poin utamanya di
antaranya:
1. FULDFK harus memiliki sarana pelatihan bagi pengurusnya dalam upaya pemasifan
kaderisasi. Konkritnya melalui MMLC
2. FULDFK harus memiliki Badan Hukum, dalam rangka bargaining position FULDFK
di ranah nasional
5. Membentuk standar tata kerja seluruh Tender dan Program Kerja Nasional
Atas dasar 5 hal inilah, kepengurusan FULDFK berikutnya, yakni di masa Kepemimpinan dr.
Radietya Alvarabie, menjabat selama 1 tahun 9 bulan, terkait beberapa targetan FULDFK
yang ingin dicapai. Beberapa perbedaan besar yang akan berpengaruh terhadap langkah
FULDFK ke depan, di antaranya:
3. Tersusunnya Standar Tata Kerja bagi setiap Tender dan Program Kerja Nasional
4. MMLC terdiri dari 2 tahapan, MMLC Wilayah yang dilaksanakan di DEW untuk
membina para calon pengurus DEW dan MMLC Nasional, guna menempa bakal
calon pengurus DEP
6. DPL berubah menjadi Departemen P&K (Pemberdayaan LDFK dan Kaderisasi). Jadi
Kaderisasi yang dimaksud di sini adalah perorangan (tingkat wilayah dan nasional)
serta lembaga, yakni LDFK dalam bentuk pemberdayaan (baik pendirian maupun
pengembangan)
7. Departemen KKIA (Kajian Kedokteran Islam dan Advokasi) memiliki 2 Divisi, yakni
Divisi KKI dan Divisi Kajstrad (Kajian Strategis dan Advokasi)
8. Departemen HUMAS FULDFK menjadi 2 Divisi, yakni: Eksterna dan Interna, pada
Divisi Eksterna, di kepengurusan ini di susun Prosedur Tetap (Protap) tanggap ben-
cana yang di bawahi Divisi Eksterna HUMAS FULDFK.
10. Memulainya penyusunan draft Forum Alumni serta RMDFK (Risalah Manajemen
Dakwah FK Nasional) sebagai panduan dakwah profesi kedokteran di tingkat LDFK,
Wilayah, dan Nasional.
Marhalah Kaderisasi FULDFK
Kader adalah rahasia kehidupan berbagai umat. Sejarah umat adalah sejarah para kader
yang militan dan memiliki kekuatan jiwa serta kehendak. Sesungguhnya kuat lemahnya suatu
umat diukur dari sejauh mana kesuburan umat tersebut dalam menghasilkan kader-kader
yang memiliki sifat-sifat kesatria (Hasan Al Banna)
Forum Alumni
Di usia FULDFK yang sudah memasuki tahun ke delapan, FULDFK sudah memiliki amat
banyak alumni yang berprestasi di bidangnya masing-masing. Berangkat dari potensi alumni
yang beragam, kesadaran akan pentingnya silaturahim, serta kehausan pada pembelajaran se-
jarah FULDFK, kita sesungguhnya amat memerlukan suatu Forum yang bisa menyatukan
seluruh Alumni dalam satu wadah silaturahim. Inilah yang menjadi dasar pemikiran untuk
melahirkan Forum Alumni (FA) FULDFK.
Forum Alumni ini adalah muara bagi para mantan pengurus FULDFK untuk bersilaturahim
dan tetap aktif memasifkan dakwah profesi kedokteran. Meski amat disadari bahwa upaya
pembentukan FA ini tidaklah mudah, upaya pendataan alumni pada tahun ke-7 kepengurusan
FULDFK butuh upaya ekstra. Menghubungi kembali alumni satu persatu. Membongkar kem-
bali jejak-jejak kepengurusan yang lalu. Melihat kembali catatan sejarah yang luar biasa. Atas
nikmat Allah saja ini semua terjadi. Sejarah kepengurusan FULDFK dari masa ke masa,
membaca perjalananya, mengharu biru dalam kenangan amal-amal mulia.
Pembentukkan Forum Alumni saat ini baru sebatas pembentukkan Tim Ad Hoc (Tim
Pendiri). Tim Ad Hoc memiliki kerangka dan fokus kerja. Arah geraknya utamanya untuk
membentuk Pengurus Forum Alumni yang konkrit. Harapanya dalam waktu secepat mungkin
Forum Alumni harus berdiri. Semoga membawa manfaat dan jadi muara kontemplasi ide dan
warisan gayutan sejarah kecemerlangan FULDFK sebagai bekal menapak ke depan.
“Kita di Masa Depan Adalah orang Yang Memiliki Pekerjaan Membanggakan. Suatu Peker-
jaan yang Sempat Menjadi Cita-Cita banyak Orang. Warna Seragam Kita nanti sudah me-
nunjukkan betapa mulia dan berharganya aktivitas kita Dan Siraman Warna Putih itu telah
Membuat Semua Orang Dengan Rela Menyandarkan Kepercayaan pada Kita”
(Eko Prasetyo dalam “Orang Miskin Dilarang Sakit”, Resist book 2004)
Oleh: dr. Radietya Alvarabie (Ketua Tim Ad Hoc Forum Alumni FULDFK)
4. Mengaktifkan media komunikasi Forum Alumni FULDFK melalui FB, Twitter, dan
Medicalzone.
a. Memasifkan isu tentang pendirian Forum Alumni FULDFK pada 3 media di atas
minimal 1 minggu sekali
b. Meng-update data Forum Alumni pada 3 media tadi, agar bisa dikoreksi oleh
khalayak
c. Bersiap menjadi wadah sharing atas pertanyaan-pertanyaan yang muncul terkait
Forum Alumni. Tugas kita bukan untuk menjawab tapi untuk memfasilitasi
diskusi dan tukar pikiran terkait FA ini.
LAMPIRAN II
Tim Penyusun:
Latar Belakang
Implementasi
Tim Tanggap Bencana (TTB) FULDFK adalah tim yang mempunyai tugas pengkajian secara
cepat dan tepat dilokasi bencana dalam waktu tertentu dalam rangka mengidentifikasi
cakupan lokasi bencana, jumlah korban, kerusakan prasarana dan sarana (terutama
kesehatan), gangguan thdp fungsi pelayanan kesehatan serta kemampuan sumber daya alam/
buatan serta saran yang tepat dalam upaya penanganan bencana dan melakukan koordinasi
dgn instansi terkait dalam upaya kelengkapan data yang diperlukan serta mengorganisir dan
menjamin ketersediaan relawan medis dan kebutuhan medis
Visi
Memperjuangkan Islam demi kemaslahatan umat yang berbasis kompetensi kesehatan
Misi
1. Memfasilitasi pengurus FULDFK untuk membantu korban bencana
2. Mendapatkan dan menyebarkan info tentang bencana
3. Berukhuwah dengan tim medis LDFK lainnya.
Fungsi
1. PENGKAJIAN /ASSESSMENT
Melaksanakan pengkajian awal segera setelah terjadi bencana pada saat tanggap daru-
rat:
a. Daftar personil yang dapat dihubungi di daerah bencana.
b. Informasi awal kejadian bencana:
1) Kronologis kejadian (jenis, waktu, lokasi dan penyebab bencana);
2) Korban jiwa (meninggal, luka berat, luka ringan, hilang/hanyut,
pengungsi);
3) Kerusakan (rumah, kantor, sarana kesehatan/ibadah/
sosial, fasilitas pemerintah, fasilitas umum)
4) Upaya penanganan yang telah dilakukan;
5) Sumber daya yang tersedia;
6) Kendala/hambatan;
7) Kebutuhan mendesak
3. EKSEKUSI
A. FULDFK membantu LDFK terdekat dengan bencana untuk:
1. Mengaktivasi Posko FULDFK-LDFK
2. Memperlancar koordinasi dengan seluruh sektor yang terlibat dalam
penanganan bencana.
3. Menyampaikan saran
4. Menyediakan/ memfasilitasi/mengordinasi kebutuhan medis
B. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas secara periodik kepada ketua TTB, ketua
DEW setempat, ketua FULDFK serta seluruh pengurus dan anggota FULDFK:
1. Laporan awal setelah tiba di lokasi bencana.
2. Laporan berkala/perkembangan (harian dan insidentil/khusus).
3. Laporan lengkap/akhir penugasan.
4. Laporan disampaikan lisan (tatap muka/ telpon) dan atau tertulis melalui
website FULDFK dan jarkomnas.
2. Fase Rehabilitasi
Kegiatan:
1. Psikiatri, co: pada PTSD, Olah raga, pengajian, lomba, acara hiburan lain
2. Perawatan luka
3. Pertolongan disabilitas, pada kecacatan permanen dan yg tidak
4. Kesling; Perawatan lingkungan pasca bencana terutama sanitasi fasilitas umumn
5. PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)
6. Rehabilitasi bangunan
Struktur
1) Koordinator--> ketua tim
2) Tim perbekalan/logistik--> mengurusi obat-obatan dan peralatan
3) Tim medis--> tim yg terkonsentrasi memberikan pengobatan di posko/lapangan
4) Tim evakuasi/transportasi--> regu pnyelamat lokasi bncana (lebih fokus ke evakuasi
korban)
5) Tim keamanan--> memberdayakan/koordinasi dengan warga+MAPALA--> jaga
malam
6) Tim informasi/administrasi--> mendata, screening dan melaporkan berkala
perkembangan ke DEP/DEW..
Kebutuhan Tim