Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Indonesia Secara Umum

Indonesia adalah negara di Asia Tenggara yang dilintasi garis


khatulistiwa dan berada di antara benua Asia dan Australia
serta antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Indonesia
adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari
17.504 pulau besar dan kecil sekitar 6.000 di antaranya tidak
berpenghuni. yang menyebar disekitar khatulistiwa, yang
memberikan cuaca tropis. Posisi Indonesia terletak pada
koordinat 6°LU - 11°08'LS dan dari 95°'BT - 141°45'BT serta
terletak di antara dua benua yaitu benua Asia dan benua
Australia/Oseania . nama alternatif yang biasa dipakai adalah
Nusantara. Dengan populasi lebih dari 263.846.946 juta jiwa
pada tahun 2016. Indonesia adalah negara berpenduduk
terbesar keempat di dunia dan negara yang berpenduduk
Muslim terbesar di dunia, dengan lebih dari 220 juta jiwa.
Bentuk pemerintahan Indonesia adalah republik, dengan
Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan
Presiden yang dipilih secara langsung.

Wilayah Indonesia terbentang sepanjang 3.977 mil di antara


Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Luas daratan Indonesia
adalah 1.922.570 km² dan luas perairannya 3.257.483 km².
Pulau terpadat penduduknya adalah pulau Jawa, di mana
setengah populasi Indonesia bermukim. Indonesia terdiri dari 5
pulau besar, yaitu: Jawa dengan luas 132.107 km², Sumatera
dengan luas 473.606 km², Kalimantan dengan luas 539.460
km², Sulawesi dengan luas 189.216 km², dan Papua dengan
luas 421.981 km². Batas wilayah Indonesia diukur dari
kepulauan dengan menggunakan territorial laut: 12 mil laut
serta zona ekonomi eksklusif: 200 mil laut, searah penjuru
mata angin.
Ibu kota negara Indonesia adalah Jakarta. Indonesia
berbatasan darat dengan Malaysia di Pulau Kalimantan,
dengan Papua Nugini di Pulau Papua dan dengan Timor Leste
di Pulau Timor. Negara tetangga lainnya adalah Singapura,
Filipina, Australia, dan wilayah persatuan Kepulauan Andaman
dan Nikobar di India.

Sejarah Indonesia banyak dipengaruhi oleh bangsa lainnya.


Kepulauan Indonesia menjadi wilayah perdagangan penting
setidaknya sejak abad ke-7, yaitu ketika Kerajaan Sriwijaya di
Palembang menjalin hubungan agama dan perdagangan
dengan Tiongkok dan India. Kerajaan-kerajaan Hindu dan
Buddha telah tumbuh pada awal abad Masehi, diikuti para
pedagang yang membawa agama Islam, serta berbagai
kekuatan Eropa yang saling bertempur untuk memonopoli
perdagangan rempah-rempah Maluku semasa era
penjelajahan samudra. Setelah berada di bawah penjajahan
Belanda, Indonesia yang saat itu bernama Hindia Belanda
menyatakan kemerdekaannya di akhir Perang Dunia II.
Selanjutnya Indonesia mendapat berbagai hambatan, ancaman
dan tantangan dari bencana alam, korupsi, separatisme,
proses demokratisasi dan periode perubahan ekonomi yang
pesat.

Dari Sabang sampai Merauke, Indonesia terdiri dari berbagai


suku bangsa, bahasa, dan agama. Berdasarkan rumpun bangsa
(ras), Indonesia terdiri atas bangsa asli pribumi yakni
Mongoloid Selatan/Austronesia dan Melanesia di mana bangsa
Austronesia yang terbesar jumlahnya dan lebih banyak
mendiami Indonesia bagian barat. Secara lebih spesifik, suku
bangsa Jawa adalah suku bangsa terbesar dengan populasi
mencapai 41,7% dari seluruh penduduk Indonesia. Semboyan
nasional Indonesia, "Bhinneka tunggal ika" ("Berbeda-beda
namun tetap satu"), berarti keberagaman yang membentuk
negara. Selain memiliki populasi padat dan wilayah yang luas,
Indonesia memiliki wilayah alam yang mendukung tingkat
keanekaragaman hayati terbesar kedua di dunia.
BAB II

A. Jakarta

Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta) adalah ibu


kota negara dan kota terbesar di Indonesia. Jakarta
merupakan satu-satunya kota di Indonesia yang memiliki
status setingkat provinsi. Jakarta terletak di pesisir bagian
barat laut Pulau Jawa. Dahulu pernah dikenal dengan
beberapa nama di antaranya Sunda Kelapa, Jayakarta, dan
Batavia. Di dunia internasional Jakarta juga mempunyai
julukan J-Town,[9] atau lebih populer lagi The Big Durian
karena dianggap kota yang sebanding New York City (Big
Apple) di Indonesia. Jakarta memiliki luas sekitar 661,52
km² (lautan: 6.977,5 km²), dengan penduduk berjumlah
10.187.595 jiwa (2011). Wilayah metropolitan Jakarta
(Jabodetabek) yang berpenduduk sekitar 28 juta jiwa,[8]
merupakan metropolitan terbesar di Asia Tenggara atau
urutan kedua di dunia.

Sebagai pusat bisnis, politik, dan kebudayaan, Jakarta


merupakan tempat berdirinya kantor-kantor pusat BUMN,
perusahaan swasta, dan perusahaan asing. Kota ini juga
menjadi tempat kedudukan lembaga-lembaga
pemerintahan dan kantor sekretariat ASEAN. Jakarta
dilayani oleh dua bandar udara, yakni Bandara Soekarno–
Hatta dan Bandara Halim Perdanakusuma, serta tiga
pelabuhan laut di Tanjung Priok, Sunda Kelapa, dan Ancol.

Nama Jakarta sudah digunakan sejak masa pendudukan


Jepang tahun 1942, untuk menyebut wilayah bekas
Gemeente Batavia yang diresmikan pemerintah Hindia
Belanda pada tahun 1905. Nama ini dianggap sebagai
kependekan dari kata Jayakarta (Dewanagari जयकृत), yang
diberikan oleh orang-orang Demak dan Cirebon di bawah
pimpinan Fatahillah (Faletehan) setelah menyerang dan
menduduki pelabuhan Sunda Kelapa pada tanggal 22 Juni
1527.

1.1. Objek Wisata Jakarta


1.2.1. Monumen Nasional (Monas)
Monumen Nasional atau yang populer disingkat
dengan Monas atau Tugu Monas adalah monumen
peringatan setinggi 132 meter (433 kaki) yang didirikan
untuk mengenang perlawanan dan perjuangan rakyat
Indonesia untuk merebut kemerdekaan dari
pemerintahan kolonial Hindia Belanda. Pembangunan
monumen ini dimulai pada tanggal 17 Agustus 1961 di
bawah perintah presiden Sukarno, dan dibuka untuk
umum pada tanggal 12 Juli 1975. Tugu ini dimahkotai
lidah api yang dilapisi lembaran emas yang
melambangkan semangat perjuangan yang menyala-
nyala. Monumen Nasional terletak tepat di tengah
Lapangan Medan Merdeka, Jakarta Pusat. Monumen
dan museum ini dibuka setiap hari mulai pukul 08.00 -
15.00 WIB. Pada hari Senin pekan terakhir setiap
bulannya ditutup untuk umum.

Pembangunan terdiri atas tiga tahap. Tahap


pertama, kurun 1961/1962 - 1964/1965 dimulai dengan
dimulainya secara resmi pembangunan pada tanggal 17
Agustus 1961 dengan Sukarno secara seremonial
menancapkan pasak beton pertama.
Total 284 pasak beton digunakan sebagai fondasi
bangunan. Sebanyak 360 pasak bumi ditanamkan untuk
fondasi museum sejarah nasional. Keseluruhan
pemancangan fondasi rampung pada bulan Maret
1962. Dinding museum di dasar bangunan selesai pada
bulan Oktober. Pembangunan obelisk kemudian
dimulai dan akhirnya rampung pada bulan Agustus
1963. Pembangunan tahap kedua berlangsung pada
kurun 1966 hingga 1968 akibat terjadinya Gerakan 30
September sehingga tahap ini sempat tertunda. Tahap
akhir berlangsung pada tahun 1969-1976 dengan
menambahkan diorama pada museum sejarah.
Meskipun pembangunan telah rampung, masalah
masih saja terjadi, antara lain kebocoran air yang
menggenangi museum.
Monumen secara resmi dibuka untuk umum dan
diresmikan pada tanggal 12 Juli 1975 oleh Presiden
Republik Indonesia Soeharto.[4][5] Lokasi
pembangunan monumen ini dikenal dengan nama
Medan Merdeka. Lapangan Monas mengalami lima kali
penggantian nama yaitu Lapangan Gambir, Lapangan
Ikada, Lapangan Merdeka, Lapangan Monas, dan
Taman Monas. Di sekeliling tugu terdapat taman, dua
buah kolam dan beberapa lapangan terbuka tempat
berolahraga.

1.3.1. Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Taman Mini


Taman Mini Indonesia Indah (TMII) merupakan
suatu kawasan taman wisata bertema budaya
Indonesia di Jakarta Timur. Area seluas kurang lebih
150 hektare[1] atau 1,5 kilometer persegi ini terletak
pada koordinat 6°18′6.8″LS,106°53′47.2″BT. Taman ini
merupakan rangkuman kebudayaan bangsa Indonesia,
yang mencakup berbagai aspek kehidupan sehari-hari
masyarakat 26 provinsi Indonesia (pada tahun 1975)
yang ditampilkan dalam anjungan daerah berarsitektur
tradisional, serta menampilkan aneka busana, tarian,
dan tradisi daerah.
Di samping itu, di tengah-tengah TMII terdapat sebuah
danau yang menggambarkan miniatur kepulauan
Indonesia di tengahnya, kereta gantung, berbagai
museum, dan Teater IMAX Keong Mas dan Teater
Tanah Airku), berbagai sarana rekreasi ini menjadikan
TMIII sebagai salah satu kawasan wisata terkemuka di
ibu kota.

TMII mulai dibangun tahun 1972 dan diresmikan


pada tanggal 20 April 1975. Berbagai aspek kekayaan
alam dan budaya Indonesia sampai pemanfaatan
teknologi modern diperagakan di areal seluas 150
hektare. Aslinya topografi TMII agak berbukit, tetapi ini
sesuai dengan keinginan perancangnya. Tim perancang
memanfaatkan ketinggian tanah yang tidak rata ini
untuk menciptakan bentang alam dan lansekap yang
kaya, menggambarkan berbagai jenis lingkungan hidup
di Indonesia. Gagasan pembangunan suatu miniatur
yang memuat kelengkapan Indonesia dengan segala
isinya ini dicetuskan oleh Ibu Negara, Siti Hartinah,
yang lebih dikenal dengan sebutan Ibu Tien Soeharto.
Gagasan ini tercetus pada suatu pertemuan di Jalan
Cendana no. 8 Jakarta pada tanggal 13 Maret 1970.
Melalui miniatur ini diharapkan dapat membangkitkan
rasa bangga dan rasa cinta tanah air pada seluruh
bangsa Indonesia.[2] Maka dimulailah suatu proyek
yang disebut Proyek Miniatur Indonesia "Indonesia
Indah", yang dilaksanakan oleh Yayasan Harapan Kita.

1.4.1. Kepulauan Seribu


Kepulauan Seribu adalah sebuah kabupaten
administrasi di Daerah Khusus Ibukota Jakarta,
Indonesia. Wilayahnya meliputi gugusan kepulauan di
Teluk Jakarta.Bupatinya saat ini adalah Drs. Irmansyah,
M.Sc. Sebelum menjadi kabupaten, wilayah Kepulauan
Seribu merupakan salah satu kecamatan di Kota
Administrasi Jakarta Utara.Pusat pemerintahan
kabupaten ini terletak di Pulau Pramuka yang mulai
difungsikan sebagai pusat pemerintahan kabupaten
sejak tahun 2003. Terdapat dua Kecamatan di
Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu yakni
Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan dan Kecamatan
Kepulauan Seribu Utara.Kecamatan Kepulauan Seribu
Selatan membawahi tiga kelurahan yaitu Kelurahan
Pulau Tidung, Kelurahan Pulau Pari, dan Kelurahan
Pulau Untung Jawa. Kecamatan Kepulauan Seribu Utara
membawahi tiga kelurahan juga yaitu Kelurahan Pulau
Kelapa, Kelurahan Pulau Harapan, dan Kelurahan Pulau
Panggang.

Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu mempunyai


jumlah penduduk sebanyak lebih kurang 27.041 jiwa
(2016) yang tersebar di sebelas pulau-pulau kecil
berpenghuni. Kesebelas pulau tersebut di antaranya
Pulau Untung Jawa, Pulau Pari, Pulau Lancang, Pulau
Tidung Besar, Pulau Tidung Kecil, Pulau Pramuka, Pulau
Panggang, Pulau Harapan, Pulau Kelapa, Pulau Kelapa
Dua, dan Pulau Sebira. Selain pulau-pulau berpenghuni,
terdapat pula beberapa pulau yang dijadikan sebagai
pulau wisata, seperti Pulau Bidadari, Pulau Onrust,
Pulau Kotok Besar, Pulau Puteri, Pulau Matahari, Pulau
Sepa, dan sebagainya.

Di wilayah kabupaten ini terdapat pula sebuah zona


konservasi berupa taman nasional laut bernama Taman
Nasional Laut Kepulauan Seribu (TNKS). Sebagai daerah
yang sebagian besar wilayahnya merupakan perairan
dan di dalamnya juga terdapat zona konservasi, maka
tidaklah mengherankan bilamana pengembangan
wilayah kabupaten ini lebih ditekankan pada
pengembangan budidaya laut dan pariwisata. Dua
sektor ini diharapkan menjadi prime-mover
pembangunan masyarakat dan wilayah Kabupaten
Administratif Kepulauan Seribu.

Anda mungkin juga menyukai