Anda di halaman 1dari 19

INDONESIA DAN 65

TAHUN DEKLARASI
DJUANDA
SUTARYO
LAUT YANG MENSEJAHTERAKAN
MEMBENTUK PERADABAN
MEMBENTUK PERADABAN
PENDAHULUAN

Indonesia negara maritim


1. Sejak sebelum abad I sampai era Sriwijaya dan Majapahit
kejayaan Nusantara karena menguasai maritim.
2. “Sirna ilang kertaning bumi” ( Sirna hilang kesejahteraan bumi) di akhir Majapahit
karena perpecahan.
3. Datang era penjajahan “orang laut” Belanda. Orientasi maritim menjadi orientasi
daratan. Sampai sekarang.

4. Melalui Teritoriale Zee en Maritieme Kringen Ordonantie tahun


1939 (TZMKO-1939), wilayah kedaulatan maritim yang diakui hanya sejauh 3 mil
laut dari titik terluar suatu pulau, sehingga dengan jarak antar pulau lebih dari 6
mil laut akan terdapat perairan internasional di tengahnya.
MENGAPA ADA DEKLARASI DJUANDA 1957 (1)

 1945 -1957 laut memisahkan = politik kolonialisme – imperialisme


 13 Desember 1957 Deklarasi Djuanda. Laut menyatukan.
 Indonesia menjadi archipelagic state atau negara kepulauan
 Kedaulatan mutlak Indonesia atas seluruh wilayah perairan yang menghubungkan
pulau-pulau di Indonesia dan memastikan tidak adanya perairan internasional
didalamnya.
 CITA CITA NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA.
 Luas wilayah laut Indonesia yang sebelumnya 2.027.087 km² menjadi 5.193.250
km².
MENGAPA ADA DEKLARASI DJUANDA 1957 ? (2)

Kedaulatan maritim memiliki TIGA MAKNA (Djalal, 1990).


 Simbolis, model kedaulatan teritorial yang dinyatakan dalam Deklarasi
Djuanda menunjukkan adanya kesatuan antar wilayah (pulau) yang sesuai dengan
konsepsi Negara Kesatuan Republik Indonesia.
 Strategis, penguasaan atas wilayah laut secara utuh dan mutlak memberikan
akses kontrol atas pelayaran dunia yang melintasi wilayah tersebut, terutama
kapal perang.
 Ekonomis, berkorelasi erat dengan hak untuk melakukan eksplorasi dan
eksploitasi di kawasan lepas pantai yang sebelumnya merupakan perairan
internasional.
MENGAPA ADA DEKARASI DJUANDA 1957 ? (3)
= CITA CITA VISIONER DAN REVOLUSIONER

 17 Agustus 1945 Proklamasi Kemerdekaan , Negara Kesatuan dari SABANG


sampai MERAUKE.
 1945 – 1949 Perang Kemerdekaan
 20 Desember 1949 Kabinet Republik Indonesia Serikat = Kabinet Hatta III,
terdiri atas 16 Negara Bagian
ADA MASALAH DENGAN IRIAN BARAT – belum diserahkan Belanda
Program kerja Kabinet RIS menyelesaikan masalah Irian Barat
Kembali ke pangkuan RI 1 Mei 1963 (perjuangan 14 tahun).
 17 Agustus 1951, Negara Kesatuan
MENGAPA ADA DEKARASI DJUANDA 1957 ? (4)

 18 April -24 April 1955 Konferensi Asia Afrika : 29 Negara, Dasasila Bandung
(Deklarasi Bandung)
 Didahului Konferensi Pancanegara Indonesia, India, Pakistan, Burma, Sri Langka,
Konferensi Colombo 13-18 April 1954, Konferensi Bogor 28-30 Desember 1954
 Pemilu 1955 – Sidang Konstituante untuk membentuk UUD Baru, macet
KABINET DJUANDA (KABINET KERJA)
9 April 1957 – 10 Juli 1959

 Perdana Menteri IR Djuanda.


 Program kerja kabinet :
1. Membentuk Dewan Nasional
2. Normalisasi Keadaan Indonesia

3. Melanjutkan pembatalan KMB


4. Perjuangan Irian Barat
5. Mempercepat pembangunan
BERANI

 Deklarasi Djuanda (yang kemudian diikuti dengan Perppu No. 4 tentang Perairan
Indonesia) merupakan suatu langkah politik yang sangat berani dengan berbagai
implikasi internasional yang melingkupinya.
 Sampai sekarang.
LETAK STRATEGIS INDONESIA SECARA
GEOPOLITIK
LANGKAH TAKTIS

 Para pemimpin negara dan diplomat Indonesia ketika itu yang


dengan jeli mampu membaca peta konstelasi politik global dan
posisi Indonesia dalam konstelasi tersebut. Berbagai langkah politik
yang dilakukan Indonesia, seperti keterlibatan dalam pembuatan
Gerakan Non Blok maupun KTT Asia Afrika dengan cukup jelas
menunjukkan bagaimana posisi Indonesia di tengah gejolak
pertarungan antara blok komunis dan kapitalis ketika itu
DARI DEKLARASI JUANDA SAMPAI
UNCLOS
 Konvensi Hukum Laut PBB atau yang dikenal dengan United Nation Convention
on The Law of The Sea (UNCLOS) di Teluk Montego Jamaika 10 Desember 1982
 Perjuangan 25 tahun
MAKNA STRATEGIS DAN
EKONOMIS
 Geopolitik Indonesia sebagai Negara Kepulauan
 Indonesia secara geopolitik memiliki posisi yang sangat strategis dalam tatanan
internasional. Secara geografis, Indonesia terletak di persimpangan samudera
antarbenua yang berimplikasi langsung sebagai perlintasan pelayaran dunia dan
memiliki kekayaan alam laut yang sangat besar.
Pengertian ALKI
Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) adalah Alur laut yang ditetapkan sebagai alur untuk
pelaksanaan Hak Lintas Alur Laut Kepulauan berdasarkan konvensi hukum laut internasional. Alur ini
merupakan alur untuk pelayaran dan penerbangan yang dapat dimanfaatkan oleh kapal atau pesawat
udara asing diatas laut tersebut untuk dilaksanakan pelayaran dan penerbangan damai dengan cara
normal.

Penetapan ALKI dimaksudkan agar pelayaran dan penerbangan internasional dapat


terselenggara secara terus menerus, langsung dan secepat mungkin serta tidak terhalang oleh
perairan dan ruang udara teritorial Indonesia.

ALKI ditetapkan untuk menghubungkan dua perairan bebas, yaitu Samudra Hindia dan
Samudra Pasifik. Semua kapal dan pesawat udara asing yang mau melintas ke utara atau ke
selatan harus melalui ALKI.

Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) menjadi jalur pelayaran bagi perekonomian dunia
rentan terhadap kriminalitas di lautan, seperti perompakan terhadap kapal-kapal dagang dan
kapal yang bermuatan ekonomis lainnya
Pembagian Jalur AKLI

Jalur Pelayaran ALKI (Alur Laut Kepulauan Indonesia) :


• ALKI I : Selat Sunda – Selat Karimata – Laut Natuna – Laut Cina Selatan
• ALKI II : Selat Lombok – Selat Makassar – Laut Sulawesi
• ALKI III A : Laut Sawu – Selat Ombai – Laut Banda – Laut Seram – Laut Maluku – Samudera
Pasifik
• ALKI III B : Laut Timor – Selat Leti – Laut Banda – Laut Seram – Laut Maluku – Samudera
Pasifik
• ALKI III C : Laut Arafuru – Laut Banda – Laut Seram – Laut Maluku – Samudera Pasifik.
KESIMPULAN

 Deklarasi Djuanda merupakan landasan pijak bagi kedaulatan Indonesia, terutama


pada sektor maritim.
 Deklarasi Djuanda mempunyai :
 Makna simbolis politis, strategis dan ekonomis.
 Semangat Negara Kesatuan Republik Indonesia, Laut Menyatukan.
 Perlu reorientasi dari wawasan continental ke wawasan bahari
 Deklarasi Djuanda sebagai landasan untuk kesejahteraan rakyat “Bumi dan air
dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan
dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat” sesuai yang termaktub
dalam Pasal 33 Ayat (3) UUD 1945.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai