Anda di halaman 1dari 14

Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut

(PLTGL)

Oleh :

Ali Zaenal Abidin 1921300018 Darul Hasan 1921300030


Moh Nurul Yaqin 1921300014 Moch. Chotibul Umam 1921300013
Yoga Kiani.W.K 1921300004 Feri Febrianto 1921300040
Moh Alvin Aris V 1921300052 Mahmud Priadi 1921300061
Annas Rullah 1921300005 Hendriano Andika Putra 1921300055
Ahmad Albar Ramadhan 1921300007 Ahmad Faizal 1921300060
As’ad Bayu Ramadhan 1921300037 Ahmad Ifandi 1921300054
Aminuddin 1921300072 Mustaqim 1921300048
Misbahul Muniri 1921300010 Rofian Rahmad 1921300053
Ach.Najihuddin 1921300021 Afin febrianto 1921300002

Dosen Pendamping :
Sulistiyanto.MT
(NIDN. 0719117002)

PROGRAM STUDITEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NURUL JADID
2022
1. Latar Belakang

Sejalan dengan perkembangan dan kemajuan ekonomi, permintaan pasokan energi


listrik terus meningkat. Disamping itu juga pemerintah terus berupaya mengurangi
pembangkit atau peralatan yang mempergunakan BBM, karena Indonesia sudah menjadi
"Net Oil Importir Country".

Melihat kond isi tersebut di atas, perlu adanya upaya untuk mengembangkan potensi
energi alternatif, terutama energi baru dan terbarukan (EBT) yang ramah dan akrab
lingkungan sehingga bisa sejalan dengan program CDM sebagai tindak lanjut dari
”Protocol Kiyoto”.

Seperti diketahui bahwa Negara Indonesia terletak dilintang khatulistiwa, disamping


itu juga Negara Indonesia sebagai negara kepulauan, sehingga sangat banyak potensi
energi primer untuk dapat dikembangkan termasuk energi alternatif baru dan terbarukan,
baik itu berupa tenaga air (PLTA), tenaga angin (PLTB), tenaga matahari (PLTS), tenaga
panas- bumi (PLTP) dan tenaga gelombang-laut (PLTGL).

Indonesia sebagai negara kepulauan dengan luas 1.904.556 km2 yang terdiri dari;
17.508 pulau, 5,8 juta km2 lautan dan 81.290 juta km panjang pantai, maka potensi
energ i laut terutama gelombang laut sangat potensial sekali untuk dapat diberdayakan
sebagai energi primer alternatif baru dan terbarukan terutama untuk pembangkit tenaga
listrik.

Pemanfaatan sumber energi terbarukan di negara kita masih pada tingkatan “


komitmen kecil” ini terbukti dengan Keputusan Presiden Nomor 5 Tahun 2006 tentang
Kebijakan Energi Nasional. Dalam keputusan tentang rencana induk penggunaan energi
di Indonesia itu disebutkan bahwa pada 2025 ditargetkan konsumsi energi yang
digunakan di Indonesia, 30 % menggunakan gas alam, 33 % menggunakan batu bara,
20 % menggunakan minyak bumi, 5% menggunakan biofuel (biodiesel dan bioetanol),
5 % panas bumi, 5 % air, dan sisanya sumber energi lainnya. Dapat kita bayangkan
bahwa saat PBB menargetkan pada 2030 dunia harus sudah berganti ke sumber energi
terbarukan, maka Indonesia sampai 2025 masih akan menggantungkan 83 persen
energinya pada sumber-sumber konvensional. Mungkin karena itu pula, kampanye PBB

2
tentang Tahun Internasional Energi Terbarukan gaungnya nyaris tak terdengar di
Indonesia.
2. Gelombang Laut

Gelombang laut umumnya terbentuk secara alami karena adanya angin yang
berhembus pada permukaan laut. Bila digambarkan secara rinci, gelombang selalu
dimulai sebagai riak kecil, tetapi ukurannya bertambah karena masukan energi yang
berkelanjutan dari angin. Angin timbul akibat adanya perbedaaan tekanan sebagai respon
dari perbedaan suhu udara oleh panas matahari. Menurut BMKG, angin yang bergerak
dari wilayah selatan Indonesia mencapai 8-25 knots. Asalkan angin terus bertiup maka
gelombang mencapai batas, setelah itu gelombang tidak dapat terus tumbuh karena
kehilangan energi dan pecah untuk menyeimbangkan masukan energi dari angin

Kecepatan angin ini terpantau oleh BMKG tertinggi di perairan utara Sabang,
perairan selatan Banten, Selat Sunda bagian selatan, Laut Jawa dan Laut Arafuru bagian
timur. Hal ini membentuk gelombang yang cukup berenergi. Pada bagian barat pulau
sumatera dan pantai selatan jawa tercatat memiliki potensi energi gelombang laut
mencapai 40 kW/m.

Data terkait gelombang laut biasanya dikumpulkan oleh statsiun cuaca, ocean buoys,
dan satelit. Sebagian besar data ini memiliki resolusi grid sekitar 20 km kali 20 km yang
membuatnya sesuai untuk menilai. Sementara itu, sifat gelombang bervariasi ketika
batimetri berubah dengan cepat dari daerah lepas pantai ke area pantai. Untuk menilai
energi gelombang di dekat pantai, ada dua faktor penting :

1. Lokasi pembangkit. Properti gelombang meliputi reaksi gelombang dan


Wave shoaling yang terjadi di dekat pantai membentuk titik dengan potensi
energi tinggi saat gelombang bergerak ke wilayah pesisir. Hal ini perlu untuk
diestimastikan untuk memperoleh output energi yang sebesar mungkin.
2. Perubahan sifat gelombang per satuan luas yang jelas. Oleh karena hal ini lebih
banyak data dari tiap titik diperlukan di wilayah tersebut untuk menilai sumber
energi gelombang secara akurat

Informasi terkait dua hal tersebut penting untuk dikumpulkan untuk dapat
mengidentifikasi titik lokasi paling cocok untuk ekstraksi energi gelombang
menggunakan Wave energy converter

3
3. Pengertian Energi gelombang laut

Gelombang laut menyimpan energi kinetik dalam jumlah besar yang dapat
dikonversi menjadi energi listrik. Muka air laut selalu mengalami osilasi (gerakan naik
turun) sehingga energinya dapat dimanfaatkan untuk menggerakkan generator.
Berdasarkan konsep ini, Larasita dan tim menciptakan alat yang diberi nama  Double
Turbine Wave Energy
Pada gelombang laut untuk menggerakkan generator pembangkit listrik. Saat
diletakkan di permukaan laut alat ini akan mendapat tekanan dari permukaan
gelombang laut yang naik. Akibatnya udara di sekitar alat akan terdorong masuk ke
dalam alat. Hal ini dapat terjadi karena alat ini memanfaatkan sistem osscilating water
column yang menggunakan sistem kedap udara di dalamnya. Pada sistem ini, bagian
dalam kolom yang terdapat di dalam alat memiliki tekanan yang lebih rendah sehingga
udara di sekitar dapat terdorong masuk ke dalam alat. Selanjutnya udara yang telah
masuk ke dalam alat akan menggerakkan turbin yang terdapat di dalam alat. Turbin
tersebut telah dihubungkan dengan generator sehingga generator juga akan bekeja
ketika udara masuk ke dalam alat. Dengan demikian, generator dapat menghasilkan
energi listrik.

Gambar 1. Skema Energi Gelombang Laut

Sumber:http://cdsr.pse.ugm.ac.id/news1post.php?id=114

4
4. Wave Energy Converter

Pengonversi energi gelombang atau Wave Energy Converter(WEC) adalah alat yang
digunakan untuk mengubah energi gelombang menjadi energi listrik. WEC dapat
dikalsifikasikan berdasarkan prinsip kerja, cara menangkap energi, dan berdasarkan
lokasi (Offshore,nearshore,shoreline). Prinsip kerja teknologi pengonversi energi
gelombang laut menjadi energi listrik yaitu dengan mengakumulasi energi gelombang
laut yang digunakan untuk menggerakkan turbin. Banyak sekali metode yang dapat
dilakukan untuk mengubah energi gelombang laut menjadi listrik. Namun menurut IEA-
Ocean Energy System,

5. Jenis-Jenis Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut

Menurut IEA-Ocean Energy System, teknologi yang ada saat ini diklasifikasikan
menjadi 3 macam, yaitu :

5.1 Oscillating Water Collumn (OWC)

Oscillating Water Column atau OWC dapat berupa terpancang dan


terapung. Alat ini terbuka di bawah permukaan air laut dimana udara
terperangkap di dalam ruang atau Chamber yang tebruka terhadap atmosfer
melalui lubang yang berisi turbin angin, Udara yang ada di dalam Chamber
terkompresi dan terdekompresi akibat dari perubahan level air dalam chamber
sehingga angin bergerak keluar masuk melalui turbin angin. Turbin yang biasa

5
digunakan adalah wells turbine. Turbin angin ini bergerak satu arah terlepas dari
mana arah udara datang.

Gambar 1 Oscillating Water Collumn

Sumber: Handbook of ocean wave energy

5.2 Oscillating Bodies

Oscillating Bodies atau sistem tubuh berosilasi dapat berupa terapung


maupun terendam. Pada sistem ini setidaknya terdapat dua bagian tubuh atau
rangka yang bergerak relatif terhadap satu sama lain. Misalnya pada saat mode
Heaving akibat gelombang, satu benda naik lebih cepat terhadap dari yang lain
karena sifat hidrodinamika dan massa properti alat.

Pergerakan relatif antara dua benda mendorong mekanisme PTO(Power


take off) generator linear atau sistem hidrolik. Dalam mode rotasi, perangkat
memanfaatkan perambatan gelombang dengan menginduksi rotasi yang dapat
digunakan untuk memompa sistem hidrolik.

Gambar 2 Oscillating Bodies.

Sumber : Wave Energy Converters, Paula B Garcia

5.3 Overtopping

6
Sama halnya dengan OWC, Overtopping ada yang berupa terpancang
maupun floating. Perangkat ini memiliki semacam reservoir yang menampung
dan menangkap air yang berasal dari puncak gelombang atau wave chrest yang
melebihi tinggi perangkat.air yang masuk ke dalam reservoir akan mengalir
kebawah karena adanya gravitasi atau energi yang awalnya berupa energi kinetik
dari gelombang diubah menjadi energi potensial untuk menggerakan turbin hidro

Gambar 3 Overtopping.

Sumber : ikionrenewbaleenergy

6. PLTGL Tipe Point Absorber


Point arsorber merupakan tipe konversi energi gelombang air laut
yang memanfaatkan pelampung di permukaan air sebagai penggerak
generator. Karena pergerakan pelampung secara vertikal ketika dikenai
gelombang air laut, generator yang sesuai dengan keadaan tersebut
menggunakan generator linier. Bentuk dari PLTGL tipe Point Absorber
dapat dilihat pada Gambar 2.1 (Parjiman dkk., 2015).

7
Gambar 2.1. PLTGL Point Absorber(Parjiman dkk, 2015).
Gambar 2.1 menunjukkan pembangkit listrik tenaga gelombang
laut tipe point absorber menggunakan prinsip gaya apung yang
disebabkan oleh gelombang air laut yang diterima oleh pelampung.
Tipe point absorber memiliki kelebihan pada teknologi yang sederhana,
stabilitas, daya tahan, mudah untuk dioperasikan dan dengan efisiensi
yang tinggi. Bentuk dan ukuran dari pelampung sangat mempengaruhi
efesiensi dari point absorber (Nazari, 2013). Selain dari dimensi
pelampung, frekuensi dan amplitudo gelombang air laut juga sagat
mempengaruhi. Untuk mendapatkan amplitudo maksimal redaman yang
diterima oleh PA-WEC harus diatur dengan tepat. Redaman ini dapat
diatur dengan mengatur besarnya frekuensi yang diterima oleh
pelampung (Kara, 2016)

7. Komponen Dasar Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut

Konstruksi pembangkit listrik tenaga (PLT) gelombang terdiri dari mesin


konversi energi gelombang, turbin, generator.

7.1 Mesin konversi energi gelombang laut


Energi gelombang laut dapat dimanfaatkan untuk menggerakkan pesawat-
pesawat yang nantinya bermanfaat demi kesejahteraan manusia. Upaya untuk
memanfaatkan energi gelombang laut telah banyak dilaksanakan baik dengan
konsep yang sederhana maupun yang canggih. Sejumlah percobaan telah
dilaksanakan oleh para ahli di bidang gelombang laut dan telah ditemukan

8
beberapa konsep pemanfaatannya, diantaranya (Pudjanarsa, 2006):
7.1.1 Konsepsi yang sederhana:
 Heaving and pitching bodies
 Cavity resonators
 Pressure device
 Surging wave energy conventors
 Particel motion convertors
 Float wave-power machine
 The dolphin type wave power generators
7.1.2 Konsepsi yang lebih tinggi:
 Salter’s nodding duck
 Cockerell’s rafts
 Russel rectifier
7.2 Turbin
Turbin merupakan bagian penting dalam suatu pembangkit tenaga listrik.
Pada pembangkit listrik tenaga gelombang laut ini jenis turbin yang digunakan
ada dua jenis turbin yang banyak digunakan yaitu turbin air dan turbin udara.
Dimana turbin air menggunakan media air sebagai fluida kerjanya. Sedangkat
turbin udara mengunakan udara sebagai fluida kerjanya. Jenis turbin air
biasanya digunakan pada pembangkit listrik tenaga gelombang laut yang
menggunakan teknologi buoy tipe dan teknologi overtopping devices.
Sedangkan jenis turbin udara dipakai pada pembangkit listrik tenaga
gelombang laut yang menggunakan teknologi oscilatting water column.
Jenis turbin udara (wells turbine) yang digunakan pada PLTGL-OWC ini
adalah uni- directional wells turbine. Dimana turbin ini terdiri dari 2 jenis
ukuran turbin, hal ini disesuaikan dengan prinsip kerja 2 arah pada PLTGL-
OWC. Dua buah turbin ini diatur dengan kemiringan posisi bidang turbin yang
berlawanan, sehingga nantinya pada pergerakan udara keluar masuk chamber
dihasilkan arah putaran yang sama. Kemudian dari perputaran turbin inilah
nantinya akan dikopel dengan generator sehingga dapat menghasilkan daya
listrik

7.3 Generator

komponen utama yang mampu membangkitkan tenaga listrik. Adapun


sumber energi yang digunakan juga bermacam-macam, seperti air, matahari, gas

9
alam, gelombang laut, angin, dan lainnya. Dengan begitu, fungsi generator
membuat kita tidak mudah kehabisan energi listrik.

8 Cara kerja PLT gelombang laut

Dalam sistem pembangkitan tenaga gelombang laut, ada beberapa peralatan penting
yang sangat berperan mulai dari awal proses pembangkitan hingga tenaga listrik
dihasilkan yang nantinya tenaga listrik tersebut akan disalurkan kepada para konsumen.
Peralatan-peralatan tersebut adalah:

8.3 Mesin Konversi Energi Gelombang Laut

Berfungsi untuk menyalurkan energi kinetik yang dihasilkan oleh gelombang laut
yang kemudian dialirkan ke turbin.
8.4 Turbin

Berfungsi untuk mengubah energi kinetik gelombang menjadi energi mekanik yang
dihasilkan oleh perputaran rotor pada turbin.
8.5 Generator

Di dalam generator ini energi mekanik dari turbin dirubah kembali menjadi energi
listrik atau boleh dikatakan generator ini sebagai pembangkit tenaga listrik.

Sistem pembangkitan pada pembangkit listrik tenaga gelombang ini dapat dijelaskan
melalui skema dibawah ini.

Energi Mesin konversi energi Gelombang laut


Turbin
Gelomb
ang laut

Generator

Transmisi/ Beban

Gambar 4 diagram

9 Manfaat Pembangkit Tenaga Listrik Gelombang Laut

10
Pemanfaatan energi gelombang laut bisa menjadi solusi untuk membangun wilayah
pesisir khususnya untuk pulau-pulau terpencil dengan jangkauan listrik yang sulit.
Pemanfaatan energi gelombang laut dapat sangat menguntungkan namun masih perlu
banyak penelitian terkait perangkat WEC dan wilayah yang berpotensi menghasilkan
energi yang maksimal. Sayangnya tarif listrik yang dihasilkan oleh teknologi ini terhitung
masih jauh dari kata ekonomis karena LCOE yang terhitung masih cukup tinggi,
diperlukan pengembangan yang lebih agar potensi yang ada dapat dimanfaatkan dengan
baik.

10 Kelebihan dan Kekurangan Pembangkit Listri Tenaga Gelombang Laut

10.3 Kelebihan Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut

 merupakan sumber energi terbarukan


 sebagai sumber energi bersih & tidak menimbulkan polusi
 Fleksibel dalam pengoperasian
 Masa pembangunan cepat
 memiliki keuntungan dalam predikstabilitasnya,karena ombak
mudah untuk diprediksi
 memiliki energi potensi yg sangat besar yg bermanfaat bagi
pembangkit listrik
 dengan adanya proyek pembangkit listrik yg dibantu dengan
ombak,akan memberikan banyak kesempatan kerja dibidang
konstruksi,operasipemeliharaan.

10.4 Kekurangan Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut

 Spare part mahal


 Biaya perawatan dan pemeriharaan cenderung mahal
 Di Perlukan tenaga ahli
 Karena proyek energi gelombang laut membutuhkan lokasi yang
gelombangnya cukup kuat secara konsisten, instalasi pembangkit

11
listrik tenaga gelombang juga harus dibangun dengan sangat kuat
agar dapat menahan kondisi cuaca yang sangat buruk
 Memanfaatkan energi gelombang laut dapat memiliki beberapa efek
negatif dari sudut pandang lingkungan seperti mengganggu
kehidupan laut, mengganggu pemandangan lanskap, danpolusi suara

Kesimpulan

Indonesia merupakan negara kepulauan di daerah khatulistiwa yang dikelilingi oleh


sejumlah lautan dengan potensi sumberdaya energy kelautan cukup besar termasuk
diantara energi gelombang yang berpotensi menghasilkan listrik dengan memanfaatkan
gelombang laut yang ramah lingkungan bisa bermanfaat ke masyaratkat pesisir, nelayan
yang hidup di daerah terpencil yang tidak di jangkau oleh PLN.

12
DAFTAR PUSAKA

Direktorat jendreal energi baru terbarukan dan konservasi energi ebtke Pengembangan
Energi Arus Laut.
https://ebtke.esdm.go.id/post/2011/04/25/138/pengembangan.energi.arus.laut

https://kumparan.com/mujadid-aldin/teknologi-pemanfaatan-energi-gelombang-laut-di-
wilayah-perairan-pantai-1uY7jASLLaS/full

Arthur Pecher Jens Peter Kofoed Editors, “Handbook of Ocean Wave Energy”

Beyrra Triasdian. 2020. "Potensi energi gelombang laut Indonesia".

Ferial. 2011. “Pengembanagn Energi Arus Laut”. Direktorat Jendral Energi Baru
Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE). Diakses pada :
http://ebtke.esdm.go.id/post/2011/04/25/138/pengembangan.energi.arus.laut#:~:text=Ener
gi%20gelombang%20laut%20adalah%20energi,di%20permukaan%20dan%20di
%20kedalaman

Paula B. Garcia. 2015. “Wave Energy Converter”. Diakses pada :


http://metamorphosisproject.org/paula-b-garcia-rosa-wave-energy-converters/

Susan Lochery. “GENERATOR SELECTION FOR OSCILLATING WATER


COLUMN”. University of Eidenberg. Diakses pada :
http://generatorowc.weebly.com/contact.html

Tunde Ardentino, Hua Li. 2018. “Review :Ocean Wave Energy Converters: Statusand
Challenges”. Mechanical and Industrial Engineering Department, Texas A&M
University-Kingsville.

Parjiman, P. et al. (2015) „Simulasi Gelombang Laut Untuk Pembangkit Listrik


Tenaga Gelombang Laut (PLTGL)‟, Jurnal Teknologi Elektro, 9(2). Available at:
http://publikasi.mercubuana.ac.id/index.php/jte/article/view /4068/2072

13
Inovasi Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut
https://www.itb.ac.id/berita/detail/5511/double-turbine-wave-energy-inovasi-
pembangkit-listrik-tenaga-gelombang-laut

14

Anda mungkin juga menyukai