Anda di halaman 1dari 29

MODUL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

TEKNOLOGI TEPAT GUNA BERBASIS RAMAH


LINGKUNGAN DESA GALENGDOWO

Oleh:
Kusuma Wardhani Mas’udah. S.Si., M.Si. (UPPERCASE)
NIDN. 0705059101

Alief Faza Anugrah [19013010006]


Resa Nabilla Zartaleily A. [19043010326]
R. Vanji Abdillah Ubaiyi [19032010153]
Agung Budi Wicaksono [19013010246]
Detta Anugrah Heni [19025010196]
Alvina Aryanti [19042010039]
Salmadina Putri Purnama Sari [19044010006]
Adinda Solinaputri Nurfadhila [19051010080]
Andri Setiawan [19071010144]
Putu Nandhika Pratama Artana [19081010143]

KELOMPOK 91 KKNT MBKM


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA
TIMUR
SURABAYA
2022
HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul Modul : MODUL PENGABDIAN KEPADA


MASYARAKAT
TEKNOLOGI TEPAT GUNA
BERBASIS RAMAH LINGKUNGAN
DESA GALENGDOWO
2. Pemanfaatan Ipteks : .....
3. Nama Dosen Pembimbing Lapangan
a. Nama Lengkap : Kusuma Wardhani Mas’udah. S.Si.,
M.Si.
b. NIDN : 0705059101
c. Jabatan Fungsional : (BELUM TAHU)
d. Program Studi : Teknik Mesin
e. Nomor HP : 081330701145
f. Alamat e-mail : kusuma.w.fisika@upnjatim.ac.id
g. Perguruan Tinggi : UPN "Veteran" Jawa Timur
4. Lokasi Kegiatan : Kelurahan Galengdowo, Kecamatan
Wonosalam, Kabupaten Jombang,
Jawa Timur
5. Anggota :
1. Nama Lengkap : Alief Faza Anugrah
NPM : 19013010006
Prodi : Akuntansi
2. Nama Lengkap : Resa Nabilla Zartaleily A.
NPM : 19043010326
Prodi : Ilmu Komunikasi
3. Nama Lengkap : R. Vanji Abdillah Ubaiyi
NPM : 19032010153
Prodi : Teknik Industri
4. Nama Lengkap : Agung Budi Wicaksono
NPM : 19013010246
Prodi : Akuntansi
5. Nama Lengkap : Detta Anugrah Heni
NPM : 19025010196
Prodi : Agroteknologi
6. Nama Lengkap : Alvina Aryanti
NPM : 19042010039
Prodi : Administrasi Bisnis
7. Nama Lengkap : Salmadina
Putri Purnama Sari
NPM : 19044010006
Prodi : Hubungan
Internasional
8. Nama Lengkap : Adinda
Solinaputri Nurfadhila
NPM : 19051010080
Prodi : Arsitektur
9. Nama Lengkap : Andri Setiawan
NPM : 19071010144
Prodi : Hukum
10. Nama Lengkap : Putu Nandhika Pratama Artana
NPM : 19081010143
Prodi : Informatika

Surabaya, 12 April 2022


Menyetujui DPL Ketua Kelompok,

Kusuma Wardhani Mas’udah. Alief Faza Anugerah


S.Si., M.Si. NPM. 19013010006
NIP/NPT. 0705059101
Mengetahui,

Ka. LPPM Kapusdimas dan KKN

Dr. Ir. Yenny Wuryandari, MP. Dr. Z. Abidin Achmad, M.Si.,


NIP. 19660114 199203 2 001 M.Ed.
NPT. 373059901701
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha pengasih, atas


berkah dan rahmat Nya, penulis dapat menyelesaikan penulisan
Modul Pengabdian Masyarakat dengan tema Teknologi Tepat
Guna Berbasis Ramah Lingkungan Desa Galengdowo ini dengan
baik. Modul ini dibuat dengan tujuan awal “Pengembangan Desa
Wisata Kelurahan Galengdowo, Kecamatan Wonosalam,
Kabupaten Jombang”. Pengabdian Masyarakat dengan tema
Teknologi Tepat Guna Berbasis Ramah Lingkungan Desa
Galengdowo 2022 ini kami laksanakan sesuai dengan arahan dan
petunjuk yang diberikan oleh Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur, dan arahan Kepala Desa Kelurahan
Galengdowo, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang,
61476.
Dalam pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik
Merdeka Belajar Kampus Merdeka 2022 ini, penulis telah dibantu
oleh berbagai pihak, maka dari itu disampaikan terima kasih
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Akhmad Fauzi, M.MT, IPU. Selaku
Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur.
2. Dr. Ir. Yenny Wuryandari, MP. Selaku Ketua LPPM
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa
Timur.
3. Ibu Kusuma Wardhani Mas’udah.S.Si., M.Si. Selaku
Dosen Pembimbing Lapang (DPL) Kelompok 91
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa
Timur.
4. Dr. Zainal Abidin Achmad, M.Si., M.Ed selaku
Kapusdimas LPPM Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur.
5. Bapak Wartomo, S.Sos. dan Seluruh Staf Pegawai. Selaku
Kepala Desa/ Lurah di Desa Galengdowo yang telah
bersedia memberikan bimbingan dan arahan selama
kegiatan KKN berlangsung.Keluarga Besar Kelurahan
Galengdowo, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten
Jombang. Selaku pihak terkait dan berkepentingan yang
telah membantu penyusunan Modul Penataan Ulang Bumi
Perkemahan di Desa Galengdowo 2022 ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan
dalam penyusunan modul pada pelaksanaan KKN Tematik
MBKM ini, baik dalam segi penulisan maupun teknik
penyajiannya, mengingat keterbatasan kemampuan penulis. Kritik
bersifat membangun dari berbagai pihak sangat diharapkan oleh
penulis.

Jombang, 12 April 2022

Kusuma Wardhani Mas’udah.S.Si., M.Si.


NIDN. 0705059101
DAFTAR ISI
TEKNOLOGI TEPAT GUNA BERBASIS RAMAH
LINGKUNGAN DESA GALENGDOWO

Detta Anugrah Heni; Adinda Solinaputri Nurfadhila; Resa Nabilla


Zartaleily A. ; Salmadina Putri P.S; Alvina Aryanti; Alief Faza
Anugerah; Agung Budi Wicaksono; R. Vanji Abdillah U. ; Andri
Setiawan; Putu Nandhika P.A.

E-Mail : kusuma.w.fisika@upnjatim.ac.id

(Penulis Pertama: Kusuma Wardhani Mas’udah. S.Si., M.Si.,


Detta Anugrah Heni; Adinda Solinaputri Nurfadhila; Resa
Nabilla Zartaleily A. ; Salmadina Putri P.S; Alvina Aryanti; Alief
Faza Anugerah; Agung Budi Wicaksono; R. Vanji Abdillah U. ;
Andri Setiawan; Putu Nandhika P.A.)

1. PENDAHULUAN
Teknologi tepat guna umumnya dikenal sebagai pilihan
teknologi beserta aplikasinya yang mempunyai karakteristik
terdesentralisasi, berskala relatif kecil, padat karya, hemat energi,
dan berhubungan erat dengan kondisi lokal. Adanya wisata
peternakan sapi di Desa Galengdowo menghasilkan beragam
pengelolaan sebagai sumber ekonomi, pariwisata seperti hasil
olahan susu, dan pengelolaan limbah kotoran ternak.
Contoh TTG yang sesuai dengan kondisi lokal Desa
Galengdowo salah satunya adalah Bio Airator Kotoran Hewan
atau yang disingkat sebagai “Biotor KOHE”, Biotor kohe
merupakan pengelolaan limbah kotoran hewan terutamanya sapi.
Manfaat dari pengolahan Biotor Kohe mampu memenuhi
pengembangan Desa sebagai tambahan sumber ekonomi yang
berbasis ramah lingkungan.
Pupuk kandang merupakan salah satu sumber dari bahan
organik tanah. Bahan organik memiliki peranan dalam
merangsang granulasi, menurunkan plastisitas dan kohesi tanah,
memperbaiki struktur tanah menjadi lebih remah, dan
meningkatkan daya tanah dalam menahan air sehingga drainase
tidak berlebihan, kelembaban dan temperatur tanah menjadi lebih
stabil (Pertanian et al., 2016). Bahan atau pupuk organik dapat
berperan dalam pengikatan butiran primer menjadi butiran
sekunder tanah dalam pembentukan agregat yang tepat. Hal
tersebut akan berpengaruh terhadap porositas, penyimpanan dan
penyediaan air, aerasi tanah, dan suhu tanah (Nita et al., 2015) dan
(Ilmiah & Pertanian, 2020).
Penggunaan pupuk kandang umumnya lebih bersifat
sebagai pembenah tanah salah satunya pada tanah salin dan
pemberian gypsum pada tanah salin dapat menurunkan kadar
salinitas tanah sehingga mengurangi dampak negatif pada tanah
salin dalam pertumbuhan dan produksi tanaman (Susianto et al.,
2016). Pemberian pupuk kandang pada tanah salin yang bertekstur
lempung membantu perbaikan struktur tanah menjadi tidak berat,
mempunyai kandungan nitrogen (1.67 %) dan bahan organik
(52.14 %) yang tinggi dapat menjadi sumber ketersediaan unsur
hara sehingga pertumbuhan daun dapat meningkat dan bahan
kering tanaman dapat meningkat pula. Penambahan pupuk
kandang dapat meningkatkan bahan organik, berat segar dan berat
kering tanaman. Penambahan pupuk kandang dapat menyediakan
berbagai macam unsur hara (N, P dan S), sekaligus dapat
memperbaiki sifat fisik dan biologi tanah (Purbajanti et al., 2017).
Peserta KKNT-MBKM Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur diharapkan mampu
mengembangkan kreativitas, dan inovasi, juga memberikan solusi
dari permasalahan yang ada di Wonosalam, Dusun Pengajaran.
Selain itu warga mampu mempertahankan, menjaga, serta
menerapkan ide Teknologi Tepat Guna hasil pengembangan
peserta KKNT-MBKM Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur.

2. TINJAUAN PUSTAKA
Dengan pengetahuan Iptek yang diperoleh untuk mengolah
sampah rumah tangga menjadi pupuk/kompos dan, dengan
menyediakan energi yang lebih murah dan sekaligus untuk
mengurangi ketergantungan akan bahan bakar terutama minyak.
Proses ini juga dapat menjadikan kandungan nutrien hasil sisa
proses/slud menjadi lebih baik untuk digunakan sebagai pupuk
karena mengandung hampir semua nutrient essensial yang lebih
stabil yang dibutuhkan oleh tanaman (Yetri et al., 2018).
Pada tahun 2010 muncul wacana global nasional dari
pemerintah untuk kembali ke alam (back to nature) pada sektor
pertanian, diantaranya dengan pemanfaatan bahan baku alam
(bahan baku hayati) dan limbah rumah tangga sebagai komposisi
penyusun pupuk dan pestisida (pengendali hama dan penyakit)
yang terkenal dengan sistem pertanian organik yang ramah
lingkungan. Pupuk yang dihasilkan dalam pertanian ini adalah
pupuk organik yang tidak berpengaruh negatif bagi lingkungan.
Saat ini banyak dijual di pasaran berbagai macam pupuk organik
dengan harga yang sangat bervariasi, ada yang paling murah
sampai dengan harga yang paling mahal. Pupuk organik tersebut
dibuat dari bahan baku alami, seperti feses binatang, urine sapi,
kambing, dedaunan, sedangkan bahan baku dari limbah rumah
tangga seperti air cucian beras, potongan sayur dan buah. Semua
bahan baku alami tersebut sangat mudah ditemukan di lingkungan
sekitar petani, sehingga mampu menghemat biaya produksi dan
memperbaiki struktur tanah yang telah jenuh dengan pupuk dan
pestisida kimiawi, dan akhirnya dapat meningkatkan produksi
petani dan pendapatan petani.
Setiap lokasi daerah pertanian pasti mempunyai potensi
bahan baku hayati yang berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai
pupuk organik dan pestisida nabati yang kedepannya bisa
meningkatkan kesejahteraan petani di daerah tersebut. Sumber
Daya Alam hayati merupakan bagian atau unsur dari lingkungan
hidup, yang meliputi keanekaragaman atau kekayaan hayati yang
terdapat di suatu wilayah.
Banyak bahan baku hayati yang melimpah di lingkungan
sekitar petani yang dapat dijadikan bahan pupuk organik dan
pestisida nabati. Pembuatan pupuk cair kaya nitrogen dan dari air
kelapa, daun wedusan, dan bintil kacang tanah, sedangkan pupuk
organik akar kacang tanah, sedangkan pupuk organik cair kaya
unsur P dapat dibuat dari batang pohon pisang dan nira atau tetes.
Selain itu, pupuk organik cair yang unsur K juga dapat dibuat dari
bahan-bahan yang banyak terdapat di lingkungan sekitar petani,
yaitu sabut kelapa. Pupuk organik cair ini dapat digunakan untuk
tanaman padi, tanaman palawija, dan sayuran (Abidin & Rohman,
2020).
Pupuk organik cair (POC) adalah larutan yang sebagian
besar atau seluruhnya terdiri atas bahan organik yang berasal dari
sisa tanaman dan kotoran hewan yang berbentuk padat dan mudah
larut, serta berisi satu atau lebih pembawa unsur yang dibutuhkan
tanaman. POC kebanyakan diaplikasikan melalui daun atau
disebut sebagai pupuk cair foliar yang mengandung hara makro
dan mikro esensial seperti N, P, K, S, Ca, Mg, B, Mo, Cu, Fe, Mn,
dan bahan organik (Prasetyawati et al., 2019).
Pupuk organik adalah pupuk yang diproses dari limbah
organik seperti kotoran hewan, sampah, sisa tanaman, serbuk
gergajian kayu, lumpur aktif, yang kualitasnya tergantung dari
proses atau tindakan yang diberikan. Nisbah karbon nitrogen(C/N)
tanah harus selalu dipertahankan setiap waktu karena nisbah
kedua unsur tersebut merupakan salah satu kunci penilaian
kesuburan tanah (Widari et al., 2020).
Lamtoro, petai cina, atau petai selong adalah sejenis perdu
dari suku Fabaceae (Legummosae, polong-polongan), yang kerap
digunakan dalam penghijauan lahan atau pencegahan erosi.
Berasal dari Amerika tropis, tumbuhan ini sudah ratusan tahun
diperkenalkan ke Jawa untuk kepentingan pertanian dan
kehutanan dan kemudian menyebar pula ke pulau-pulau yang lam
di Indonesia (Pary, 2015).
Pupuk kandang sapi adalah pupuk yang berasal dari sisa
bahan makanan ternak sapi yang telah bercampur dengan
kotorannya, baik dalam bentuk cair maupun padat. Pupuk
kandang sapi dapat berguna sebagai pembawa mikroorganisme,
sebagai sumber humus, sumber unsur hara makro dan mikro,
sebagai pemacu pertumbuhan, memperbaiki struktur tanah
(Amnah & Friska, 2019).
Pupuk kandang sapi dan EM4 mengandung sejumlah
mikroba dekomposer yang dapat menguraikan bahan organik
untuk mempercepat proses pengomposan. Hasil pengomposan
dapat digunakan sebagai pupuk organik atau sumber hara bagi
tanaman budidaya (Friska, 2019).
Fermentasi merupakan suatu proses perubahan kimia pada
suatu substrat organik melalui aktivitas enzim yang dihasilkan
oleh mikroorganisme. Proses fermentasi dibutuhkan starter
sebagai mikroorganisme yang akan ditumbuhkan dalam substrat.
Starter merupakan populasi mikroba dalam jumlah banyak
(Widari et al., 2020).
3. GAMBARAN UMUM LOKASI
Galengdowo adalah sebuah desa di wilayah Kecamatan
Wonosalam, Kabupaten Jombang, Provinsi Jawa Timur yang
berada di kaki gunung Anjasmoro. Arti nama Galengdowo
Galengdowo berasal dari kata galang dan dowo. galengdowo
artinya pematang sawah yang panjang. Desa ini memang panjang,
panjangnya sekitar 12.6 km.

(Sumber: Google Maps 2022)


Gambar 1. Peta Desa Galengdowo
Gambar 1. Peta Desa Galengdowo Desa Galengdowo telah ada
sejak zaman Majapahit, karena letaknya di pegunungan,
galengdowo mempunyai beberapa sumber mata air yang bisa
diminum langsung airnya.
Desa ini memiliki 5 dusun, yaitu
1. Galengdowo
2. Pengajaran
3. Plumpung
4. Sanggar
5. Wates
Salah satu wisata di desa ini adalah Air Terjun Tretes di
Dusun Pengajaran. Hasil perkebunan di desa ini beragam, antara
lain cengkih, kopi, beberapa jenis rempah - rempah lain, dll.
Sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani.
Hasil tani di desa ini contohnya padi, cabai, durian, dll.
Desa ini terletak pada bagian paling selatan (sekitar 10
kilometer) dari pusat pemerintahan Kecamatan Wonosalam, dan
terletak paling tenggara dari Kabupaten Jombang. Berbatasan
langsung dengan Kabupaten Kediri dengan sebuah sungai pada
bagian selatan. Secara administratif, pusat pemerintahan desa ini
berada di Dusun Plumpung, karena kantor kepala desa terletak
pada dusun tersebut. Dusun Plumpung ini sebagai jalur
penghubung antara Kandangan, Kediri dan Bareng Selatan
menuju ke pusat pemerintahan Kecamatan Wonosalam. Di dusun
tersebut pula terdapat pasar Desa Galengdowo, atau karena
terletak di Dusun Plumpung, masyarakat lebih sering
menyebutnya dengan Pasar Plumpung. Pasar ini terletak pada
pertigaan antara Kandangan Kediri, Bareng dan pusat
pemerintahan Kecamatan Wonosalam.

Batas Wilayah
1. Sebelah utara adalah Desa Jarak dan Desa Wonomerto
2. Sebelah Timur adalah Kabupaten
Mojokerto dan Kabupaten Malang
3. Sebelah Selatan adalah Desa Medowo, Kecamatan
Kandangan, Kabupaten Kediri
4. Sebelah Barat adalah Desa Karangan, Kecamatan Bareng
Pendidikan
Desa Galengdowo memiliki 2 Sekolah Dasar Negeri dan 1
Madrasah Ibtidaiyah, yaitu:
1. SDN Galengdowo 1, terletak di Dusun Plumpung
2. SDN Galengdowo 2, terletak di Dusun Galengdowo
3. MI Sunan Ampel, terletak di Dusun Pengajaran
Terdapat pula Taman Kanak - Kanak (TK), yaitu:
1. TK Mawar PGRI, terletak di Dusun Plumpung
2. TK Dahlia, terletak di Dusun Galengdowo

Religi
Sebagian besar masyarakat Desa Galengdowo beragama Islam,
yang lainnya adalah Kristen dan Hindu

Jumlah tempat ibadah


1. Masjid: 4
2. Gereja: 2
3. Pura: 1

Pariwisata
Wisata utama dan andalan desa ini adalah Air Terjun Tretes yang
berada di Dusun Pengajaran. Dengan tinggi lebih dari 100 meter,
maka air terjun ini menjadi air terjun tertinggi di Kabupaten
Jombang
4. METODOLOGI PEMBUATAN
Alat-Alat:
1. Tong air (bebas) ± 45 lt
2. Airator + selang
3. Pemberat batu (menyesuaikan)
4. Karung goni
5. Tali rafia
6. Drum cat tanggung (menyesuaikan)
7. Pengaduk
8. Pisau
9. Gelas ukur

Bahan-Bahan:
1. Air bersih 5 lt
2. Air cucian beras 2.5 lt
3. Kotoran hewan 2 kg
4. EM4 / Starter bonggol pisang Starter 250 ml
5. Molase / Gula 250 ml
6. Terasi / Tepung 100 gr

Langkah Kerja:
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Memasukkan air bersih 5 lt
3. Memasukkan air cucian beras 2.5 lt
4. Menambahkan terasi 100 gr
5. Menambahkan air gula/molase 250 ml
6. Menambahkan MOL / starter bonggol pisang 250 ml
7. Memasukkan kotoran hewan sebanyak 2 kg kedalam
karung goni
8. Mengikat karung goni berisi kotoran dengan tali rafia
9. Mengaduk hingga homogen
10. Mencelupkan karung goni kedalam tong berisi
11. Memasang airator kedalam tong berisi
12. Menyalakan tombol on airator

Pengaplikasian:
1. Pada daun 1 lt/10 lt air bersih
2. Pada tanah / tanaman dewasa 1 lt/20 lt air bersih
5. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Pembahasan 1
Pada dasarnya, tanaman dalam pertumbuhan dan
perkembangannya memerlukan dua jenis unsur hara, yaitu unsur
hara makro dan mikro. Kedua unsur hara yang diperlukan oleh
tanaman tersebut dapat terpenuhi melalui pemupukan yang tepat
dan berimbang.
Kelebihan maupun kekurangan unsur hara baik mikro
maupun makro dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman
menjadi kurang optimal. Unsur hara makro meliputi nitrogen (N),
fosfor (P), kalium (K), karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O),
sulfur (S), kalsium (Ca), serta magnesium (Mg) diperlukan
tanaman dalam jumlah relatif lebih besar dibandingkan unsur hara
mikro, yang meliputi besi (Fe), boron (B), mangan (Mn), tembaga
(Cu), seng (Zn), moledinum (Mo), dan klor (Cl). Unsur hara
makro yang dibutuhkan oleh tanaman berkisar antara 0,5-3% dari
berat tubuh tanaman, sedangkan unsur hara mikro dibutuhkan
dalam jumlah kecil, yaitu beberapa ppm dari berat kering
tanaman. Dari keseluruhan unsur makro dan mikro yang harus
tersedia bagi tanaman, hanya unsur N, P, dan K yang dibutuhkan
tanaman dalam jumlah yang lebih besar dibandingkan unsur-unsur
lainnya. Oleh karenanya, ketiga unsur tersebut sering disebut
unsur hara makro utama (primer) (Sahabat Petani, 2013; Rina,
2015). Salah satu jenis pupuk yang dapat memenuhi kebutuhan
unsur hara N, P, dan K dan ramah lingkungan adalah pupuk
organik cair, yang diperoleh dari proses pengomposan
(dekomposisi) bahan-bahan organik di dalam wadah komposter
(Hadisuwito, 2007).
Penyediaan pupuk organik penting untuk diupayakan
untuk menjaga keseimbangan pemakaian pupuk anorganik dan
organik. Beberapa manfaat pupuk organik bagi tanah adalah
meningkatkan kesuburan tanah, memperbaiki struktur dan
porositas tanah. Selain itu, pupuk organik juga dapat merangsang
pertumbuhan mikroorganisme tanah yang menguntungkan, Bagi
tanaman, pupuk organik bermanfaat dalam meningkatkan
produksi tanaman serta dapat mengendalikan penyakit tanaman.
Penggunaan pupuk organik juga aman bagi manusia dan
lingkungan (Sentana, 2010 dan Roidah, 2013).

Gambar 3. Produk Teknologi Tepat Guna

Mikroorganisme dari bahan-bahan alami sebagai media


hidup dan berkembangnya mikroorganisme yang berguna untuk
mempercepat penghancuran bahan organik. Mikroorganisme
dapat berfungsi sebagai perombak bahan organik dan sebagai
pupuk cair melalui proses fermentasi.
5.2 Pembahasan 2 (Manfaat Biotor Kohe)
Pupuk organik cair mempunyai beberapa manfaat,
diantaranya dapat mendorong dan meningkatkan pembentukan
klorofil daun, dan pembentukan bintil akar pada tanaman
leguminosae, sehingga meningkatkan kemampuan fotosintesis
tanaman dan penyerapan nitrogen dari udara, dapat meningkatkan
vigor tanaman sehingga tanaman menjadi kokoh dan kuat,
meningkatkan daya tahan tanaman terhadap kekeringan, cekaman
cuaca dan serangan patogen penyebab penyakit, merangsang
pertumbuhan cabang produksi, serta meningkatkan pembentukan
bunga dan bakal buah, serta mengurangi gugurnya daun, bunga
dan bakal buah (Prasetyawati et al., 2019).
Pembuatan pupuk organik cair berguna untuk
menyuburkan tanaman. Menurut Nurmayulis dkk (2014), pupuk
organik cair mempunyai beberapa manfaat di antaranya dapat
mendorong dan meningkatkan pembentukan klorofil daun
sehingga meningkatkan kemampuan fotosintesis tanaman dan
penyerapan nitrogen dari udara, meningkatkan vigor tanaman
sehingga tanaman menjadi kokoh dan kuat, meningkatkan daya
tahan tanaman terhadap kekeringan, merangsang pertumbuhan
cabang produksi, serta meningkatkan pembentukan bunga dan
mengurangi gugurnya daun, bunga, dan bakal buah.
Lamtoro (Leucaena leucocephala) mengandung unsur hara
2,0-4,3% nitrogen, 0,2- 0,4% fosfor, dan 1,3-4,0% kalium.
Lamtoro juga merupakan salah satu leguminosa pohon yang
mengandung protein tinggi dan karotenoid yang sangat potensial.
Kandungan lamtoro adalah bahan kering 90,02%, protein kasar
22,69%, lemak 2,55%, serat kasar 16,77%, abu 11,25% Ca 1,92
dan P 0,25% (Sulham & Retno Wulandari, 2020).
Daun Angsana memiliki kandungan protein sebesar
16,01% . Sampah daun Angsana setiap harinya selalu
berguguran dan menumpuk sebagai sampah perkotaan.
Kandungan kimia dalam kompos daun angsana didapatkan C-
Organik: 18,630, N: 2,60, C/N: 7,175 sehingga penggunaan
kompos daun angsana lebih baik dibandingkan bahan-bahan lain
seperti daun gamal, kotoran sapi dan kambing (Rosariawari &
Susanti, 2021).
Untuk mempercepat proses pengomposan dibutuhkan
perlakuan-perlakuan khusus antara lain dengan pemberian
inokulan pengurai dalam bentuk kultur campuran (EM-4).
Pembuatan kompos selama ini hanya dengan cara menimbun
tanpa menggunakan peralatan yang efektif, sehingga proses
pembuatannya menjadi lebih lama. Oleh karena itu diperlukan
peralatan yang memadai yang dapat mempercepat proses
pembentukan kompos dengan cara menambahkan EM-4 agar
menghasilkan produk yang lebih baik, waktu yang diperlukan
lebih cepat, ramah lingkungan, tidak merugikan kesehatan dan
tidak mencemari lingkungan (Marniza & Febriza, 2020).

Gambar 4. Label Nama Produk Teknologi Tepat Guna


Proses fermentasi mikroorganisme tumbuh dan
berkembang secara aktif dan merubah bahan yang difermentasi
menjadi produk yang diinginkan untuk meningkatkan efektivitas
proses fermentasi ada beberapa faktor yang harus diperhatikan
diantaranya adalah suhu fermentasi, pH awal fermentasi,
inokulum, substrat serta kandungan nutrisi medium (Widari et al.,
2020).
Dalam EM4 terdapat mikroorganisme yang bekerja efektif
menambah unsur hara apabila bahan organik dalam keadaan
cukup. Bahan organik tersebut merupakan bahan makanan yang
mengandung nitrogen (N), fosfor (P) dan kalium (K) akan
didekomposisi oleh mikroba yang ada pada EM4. Menurut
(Widari, NS, 2019) menyatakan bahwa selain menggunakan EM4
dapat juga menggunakan kotoran sapi yang bernilai ekonomis
rendah sebagai sumber mikroorganisme untuk mendegradasi
senyawa senyawa organik yang terkandung didalam limbah cair
industri.
Derajat keasaman pada pembuatan pupuk cair terus
mengalami perubahan hingga konstan pada pH netral. Pada tahap
awal proses fermentasi, pH akan mengalami penurunan karena
sejumlah mikroorganisme yang terlibat dalam fermentasi
mengubah bahan organik menjadi asam organik. Pada proses
selanjutnya, bakteri metanogen akan mengkonversikan asam
organik menjadi senyawa yang lebih sederhana seperti metana,
amonia, dan karbondioksida (CO2) yang terbentuk sehingga
bahan memiliki derajat keasaman yang tinggi dan mendekati
normal (Prahesti dan Dwipayanti, 2011). Aktivitas mikroba dalam
mendekomposisi bahan organik menurut Hadisuwito (2012) akan
menghasilkan gas CO2. Gas ini CO2 akan membentuk asam
karbonat (H2CO3) yang mudah terurai menjadi ion H+ dan
HCO3-. Ion H+ ini akan mempengaruhi keasaman sehingga pH
larutan menurun (keasaman meningkat). Berdasarkan pengamatan
yang telah dilakukan pH pupuk cair ini sudah berada pada range
yang tepat, hal ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh
Permentan (2011) bahwa kisaran pH pupuk organik cair yaitu
sekitar 4-9,5.

Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu Rata-


1 2 3 4 5 rata

Jumlah 9 11 16 19 13,75
Tunas
Pada
Tanam
an
Kontrol

Jumlah 4 10 15 22 12,75
Tunas
Pada
Tanam
an A

Gambar 5. Tabel Data Laju Pertumbuhan Tunas

Berdasarkan hasil pembuatan ide Teknologi Tepat Guna


“Taurus KOHE (Kotoran Hewan)” aerator digunakan sebagai
sumber oksigen mikroorganisme Salmonella typhi dan
Escherichia coli. Oleh karena itu, dalam proses fermentasi sering
diberi tambahan tepung atau terasi sebagai sumber makanan
mikroorganisme, dan penyimpanan didalam ruangan kedap
udara/tertutup. Sedangkan faktor suhu sangat berpengaruh
terhadap proses pengomposan karena berhubungan dengan jenis
pengomposan adalah 40-60°C. Bila suhu terlalu tinggi
mikroorganisme akan mati. Bila suhu relatif rendah
mikroorganisme belum dapat bekerja atau dalam keadaan dorman.
Menurut Fitria (2013) Ciri fisik pupuk cair yang baik adalah
berwarna kuning kecoklatan, pH netral, tidak berbau, dan
memiliki kandungan unsur hara tinggi. Perubahan terhadap hasil
parameter yang diamati dapat terjadi karena pengaruh dari bahan
bahan yang digunakan dalam pembuatan pupuk cair serta adanya
aktivitas mikroorganisme yang terkandung didalam bahan organik
yang digunakan dalam pembuatan pupuk cair, selain itu juga
dipengaruhi oleh faktor lingkungan yang berdampak pada suhu
dan pH pupuk cair yang dihasilkan.

Gambar 6. Grafik Data Implementasi Pertumbuhan Tunas

Kondisi lingkungan sekitar sangat mempengaruhi kualitas


dalam pembuatan pupuk cair, salah satunya yaitu suhu dan pH.
Suhu pupuk cair dipengaruhi oleh faktor penyinaran sinar
matahari dan proses dekomposisi yang terjadi. Menurut
Handayani (2015) suhu mempunyai pengaruh baik karena mampu
menurunkan patogen (mikroba atau gulma) yang berbahaya. Jika
suhu dalam proses pembuatan pupuk cair hanya berkisar kurang
dari 20°C maka pupuk organik cair dinyatakan gagal, sehingga
perlu diulang kembali. Pupuk organik cair yang telah dihasilkan
memiliki nilai suhu yang telah sesuai dengan standar SNI pupuk
organik 19-7030-2004, yakni berkisar antara 29-31°C pada
rentang temperatur tersebut mikroorganisme dapat mendegradasi
substrat dengan optimal di dalam bahan yang digunakan.
Pupuk organic cair, dengan label naman (Taurus KOHE)
yang terbuat dari kotoran hewan ternak memiliki keunggulan
bermutu tinggi, mengandung unsur hara yang paling lengkap,
lebih cepat diserap tanaman, mengandung hormon tumbuh,
meningkatkan mikroorganisme tanah, sehingga membantu
pelarutan, dan penyediaan unsur hara untuk tanaman, kaya
berbagai mikroba menguntungkan (Salmonella typhi dan
Escherichia coli), proses pembuatan sangat cepat 1-3 hari, ramah
lingkungan
6. PENUTUP

Biotor kohe merupakan pengelolaan limbah kotoran


hewan berupa pupuk yang dapat digunakan warga sebagai salah
satu sumber ekonomi masyarakat. Bahan-bahan yang dibutuhkan
dapat dengan mudah ditemukan di sekeliling masyarakat sehingga
pembuatan pupuk tidak sulit untuk diolah. Komponen-komponen
pupuk

Masyarakat diharapkan mampu meningkatkan


perekonomian dan mengolah limbah tersebut sebaik mungkin
supaya Desa Galengdowo mampu terbebas dari limbah kotoran
yang menjadi salah satu keresahan masyarakat.
7. DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Z., & Rohman, M. (2020). Pemberdayaan Kelompok Tani


Dalam Pembuatan Pupuk Organik Berbahan Baku Limbah
Rumah Tangga. Community Development Journal : Jurnal
Pengabdian Masyarakat, 1(Vol 1, No 2 (2020): Juni 2020),
89–94.
Fitria, Yulya. 2013.Pembuatan Pupuk Organik Cair dari Limbah
Cair Industri Perikanan Menggunakan Asam Asetat dan EM4
(Effective microorganisme 4). Pp 72. Bogor: Institut Pertanian
Bogor.
Hadisuwito, S. 2007. Membuat Pupuk Kompos Cair. Redaksi
AgroMedia Pustaka. Jakarta. ISSBN 979-006116-1.
Handayani, S. H. (2015). Uji Kualitas Pupuk Organik Cair dari
Berbagai Macam
Mikroorganisme Lokal (MOL)
Nurmayulis, Fatmawaty, A. A., & Andini, D. 2014. Pertumbuhan
dan Hasil Tanaman Buncis Tegak (Phaseolus vulgaris L.)
Akibat Pemberian Pupuk Kotoran Hewan dan Beberapa Pupuk
Organik Cair. Jurnal Agrologia. 3 (2) : 91-96.
Prahesti R.Y. dan N.U. Dwipayanti. 2011. Pengaruh penambahan
nasi basi dan gula merah terhadap kualitas kompos dengan
proses anaerobik; studi kasus pada sampah domestik
lingkungan Banjar Sari, Kelurahan Ubung, Denpasar Utara:
497-506
Prasetyawati, M., Casban, C., Nelfiyanti, N., & Kosasih, K.
(2019). Pelatihan Pembuatan Pupuk Cair Dari Bahan Sampah
Organik di RPTRA Kelurahan Penggilingan. Seminar
Nasional Pengabdian Masyarakat LPPM UMJ, September
2019, 1–6.
Rina D. 2015. Manfaat Unsur N, P, dan K bagi Tanaman. BPTP
Kaltim (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan
Timur) diakses Tanggal 16 Oktober 2017.
Sentana, S. 2010. Pupuk Organik, Peluang dan Kendalanya
Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia “Kejuangan”
Pengembangan Teknologi Kimia untuk Pengolahan Sumber
Daya Alam Indonesia Yogyakarta. ISSN 1693–4393.
Watts, D. B., & Dick, W. A. (2014). Sustainable Uses of FGD
Gypsum in Agricultural Systems: Introduction. Journal of
Environmental Quality, 43(1), 246–252.
Widari, N. S., Rasmito, A., & Rovidatama, G. (2020).
Optimalisasi Pemakaian Starter Em4 Dan Lamanya Fermentasi
Pada Pembuatan Pupuk Organik Berbahan Limbah Cair
Industri Tahu. Jurnal Teknik Kimia, 15(1), 1–7.
Widari, NS., Agung R. 2019. The Influence of Effect Flow Rate
and Total Time Provides in Improving the Quality of Waste
Liquid Industry Waste. IJSER Publication , Vulume 10, Issue
12 December 2019: 1272 – 1278.
Yetri, Y., Nur, I., & Hidayati, R. (2018). Produksi Pupuk Kompos
Dari Sampah Rumah Tangga. Jurnal Katalisator, 3(2), 77.

Anda mungkin juga menyukai