Anda di halaman 1dari 3

Joya Amanda Putri

2011221024

Nilai-Nilai Filsafat Pancasila dan Aktualisasinya dalam Kehidupan Sehari-hari

Filsafat Pancasila adalah penggunaan nilai-nilai pancasila sebagai dasar negara dan


pandangan hidup bernegara. Dalam prinsipnya, Pancasila sebagai filsafat merupakan
perluasan manfaat dari yang bermula sebagai dasar dan ideologi, merambah hingga filsafat
(falsafah). Pancasila sebagai produk filsafat berarti digunakan sebagai pandangan hidup
dalam kegiatan praktis. Ini berarti Filsafat Pancasila mempunyai fungsi dan peranan sebagai
pedoman dan pegangan dalam sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam kehidupan sehari-hari
baik dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara bagi bangsa Indonesia. Pancasila
sebagai filsafat juga berarti bahwa pancasila mengandung pandangan, nilai, dan pemikiran
yang dapat menjadi substansi dan isi pembentukan ideologi Pancasila.

Pancasila sebagai sistem filsafat memiliki esensi, antara lain:

1. Hakikat Sila Ketuhanan terletak pada keyakinan bahwa Tuhan adalah prinsip utama dalam
kehidupan semua makhluk. Setiap orang memiliki kebebasan yang bertanggungjawab.

2. Hakikat Sila Kemanusiaan terletak pada manusia monopluralis, yang terdiri dari susunan
kodrat (jiwa, raga), sifat kodrat (makhluk individu, sosial), dan kedudukan kodrat (makhluk
pribadi yang otonom dan makhluk Tuhan).

3. Hakikat Sila Persatuan terletak pada semangat kebangsaan. Rasa kebangsaan terwujud
dalam bentuk cinta tanah air, yang dibedakan ke dalam 3 jenis, yaitu tanah air real, tanah air
formal, dan tanah air mental. Tanah air real adalah bumi tempat orang dilahirkan dan
dibesarkan, bersuka, dan berduka, yang dialami secara fisik sehari-hari. Tanah air formal
adalah Negara bangsa yang berundang-undang dasar, yang Anda, manusia Indonesia,
menjadi salah seorang warganya, yang membuat undang-undang, menggariskan hukum dan
peraturan, menata, mengatur dan memberikan hak serta kewajiban,
mengesahkan atau membatalkan, memberikan perlindungan, dan menghukum, memberikan
paspor atau surat pengenal lainnya. Tanah air mental bukan bersifat teritorial karena tidak
dibatasi oleh ruang dan waktu, melainkan imajinasi yang dibentuk dan dibina oleh ideologi
atau seperangkat gagasan vital.

4. Hakikat Sila Kerakyatan terletak pada prinsip musyawarah. Artinya, keputusan yang
diambil lebih didasarkan atas semangat musyawarah untuk mufakat, bukan membenarkan
begitu saja pendapat mayoritas tanpa peduli pendapat minoritas.

5. Hakikat Sila Keadilan terwujud dalam tiga aspek, yaitu keadilan distributif, legal, dan
komutatif. Keadilan distributif adalah keadilan bersifat membagi dari negara kepada warga
negara. Keadilan legal adalah kewajiban warga negara terhadap negara atau dinamakan
keadilan bertaat. Keadilan komutatif adalah keadilan antara sesama warga negara.
Aktualisasi nilai-nilai sila pancasila sebagai sistem filsafat adalah sebagai berikut:

1. Sila pertama (Ketuhanan yang Maha Esa) :


 Keyakinan bahwa mempercayai adanya Tuhan sebagai prisip utama yang menjadi
landasan adanya tanggung jawab.
 Percaya akan adanya Tuhan Yang Maha Esa serta menjalankan perintah dan menjauhi
larangan-Nya sesuai dengan kepercayaan masing-masing.
 Saling menghormati pemeluk agama lain.
 Memiliki toleransi antar umat beragama.
 Tidak memaksakan kehendak antar umat beragama.
 Tidak mencemooh atau mengejek kepercayaan orang lain.
2. Sila kedua (Kemanusiaan yang adil dan beradab) :
 Sifat kodrat lahiriah dari manusia, bahwa manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat
hidup secara individu.
 Menjunjung tinggi asas kemanusiaan dan tata karma sesuai kepribadian bangsa
Indonesia
 Semua rakyat Indonesia memiliki hak yang sama di mata hukum, agama, masyarakat
dan lainnya.
 Tidak ada perbedaan antara ras satu dengan yang lainnya antar sesama rakyat
Indonesia.
 Sikap tenggang rasa dan saling tolong menolong harus diutamakan.
 Nilai kemanusiaan antar rakyat Indonesia harus dijunjung tinggi.
 Saling menghargai pendapat masing-masing.
3. Sila ketiga (Persatuan Indonesia) :
 Semangat kebangsaan, rasa cinta tanah air yang tertanam di hati masyarakat Indonesia
demi menjaga persatuan bangsa Indonesia.
 Menggunakan bahasa persatuan Indonesia antar daerah.
 Memperjuangkan nama harum bangsa Indonesia.
 Cinta kepada tanah air Indonesia.
 Mengutamakan persatuan dan kesatuan daripada kepentingan pribadi.
 Berjiwa patriotisme dimanapun berada.
4. Sila keempat (Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksaan dalam
permusyawaratan dan perwakilan) :
 Keputusan yang diambil ketika menemui suatu permasalahan melalui musyawarah
mufakat yang disepakati dan dijalankan semua anggota. Bukan mengambil pendapat
mayoritas dan mengesampingkan pendapat minoritas. Menghargai semua usul yang
ada dan mengambil keputusan sebagai jalan terbaik atas permasalahan yang ada.
 Pemimpin bangsa Indonesia haruslah bijaksana.
 Kekeluargaan harus diutamakan.
 Kedaulatan bangsa ada di tangan rakyat.
 Kebijaksanaan dalam mengambil solusi.
 Keputusan yang diambil harus berdasarkan musyawarah sampai mencapai
kesepakatan bersama.
 Tidak memaksakan kehendak orang lain
5. Sila kelima (Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia) :
 tinggi keadilan dalam berbagai aspek demi menegakkan hukum tanpa memandang
bulu.
 Perilaku yang adil harus diterapkan baik di bidang ekonomi, sosial dan politik.
 Hak dan kewajiban setiap orang harus dihormati.
 Perwujudan keadilan sosial bagi bangsa Indonesia.
 Tujuan rakyat Indonesia yang adil dan makmur.
 Mendukung kemajuan dan pembangunan negara Indonesia

Anda mungkin juga menyukai