Anda di halaman 1dari 5

Nama: Joya Amanda Putri

No.BP: 2011221024

Kelas : Agama 54

Peran dan Tanggung Jawab Ilmuan Muslim

*Ulul Albab; Tema sentral pembinaan ilmuan umat muslim

Di dalam diri saintis ulul albab tercermin integrasi antara kekuatan wahyu dan
kekuatan akal. Integrasi tersebut terbina di atas dasar keimanan yang kukuh dan
intelektualitas yang tinggi. Integrasi ini akan melahirkan gagasan-gagasan baru yang kreatif,
dinamis dan inovatif, untuk dapat diterjemahkan dalam karya praksis yang positif (amal
shaleh). Ulul albab dengan karakteristik dzikr, fikir dan amal shalehakan mampu menyingkap
rahasia alam. Predikat ulul albabhanya dicapai oleh orang-orang yang mampu berfikir tentang
diri, fenomena alam, kejadian dan kehidupan, sehingga mampu menghadirkan fenomena
kehidupan Islam yang kukuh, yang mengintegrasikan unsur ketuhanan dan nilai-nilai
rasionalitas.

Ulul albab merupakan sosok ilmuwan yang memiliki kedalaman spiritual (dzikir),
intelektualitas yang mapan (fikir), kretatifitas dan aktivitas yang positif (amal shaleh).
Sosok ulul albab meyakini bahwa dalam penciptaan alam semesta tersurat dan tersirat
sumber-sumber ilmu pengetahuan. Ada empat karakteristik saintis ulul albab,
Pertama,saintis ulul albab senantiasa mengingat akan Allah Swtdalam segala keadaan dan
aktivitas, Kedua, saintis ulul albab terus-menerus melaklukan aktivitas ilmiah dengan
meneliti dan mempelajari akan penciptaan alam semesta dan segala sesuatu yang
menyertai penciptaan tersebut. Ketiga, dalam setiap akhir aktivitas ilmiahnya selalu
diperoleh kesimpulan akhir bahwa segala seuatu yang diciptakan Allah Swttiada yang
sia-sia, Keempat, saintis ulul albabselalu yakin bahwa akan ada hari esok, oleh karena
itu setelah melalukan perenungan, pemikiran dan penelitian selalu mensucikan Sang
Sencipta seraya memohon supaya dihindarkan dari azab di hari kemudian jika selama
melakukan aktivitas ilmiahnya melalaikan kemahakuasaan Allah Swt atas segala ilmu
pengetahuan.

Tujuan utama dari tema ulul albab ini adalah:

1. Mengingatkan peran akal dan kedudukannya di dalam Islam serta kedudukan ulul albab
(cendekiawan muslim) di dalam al-Qur`an dengan menegaskan keterbatasan akal dalam
menghadapi ghaibiyyat dan menunjukkan perannya yang utama.

2. Untuk mengingatkan mereka agar bertafakkur dan tadabbur terhadap mu’jizat Allah
dan ciptaan Allah berupa kesesuaian akal, pikiran, dan indahnya hubungan penciptaan yang
sempurna dan yang mencengangkan, yang mana orang majnun yang tidak berakal tidak
mungkin memikirkan perkara-perkara ini.
3. Meningkatkan iman dan memperdalam ilmu yang bermanfaat sebab Ulul albab adalah
mereka yang yang mampu mengenal Allah I Pencipta mereka melalui penciptaan mereka dan
semesta. Ibnu Amir berkata: saya katakan kepada Atha` bin Abi Rabah: Wahai abu
Muhammad, apa hal terbaik yang dianugerahkan kepada hamba? Dia menjawab: al-‘Aql
‘anillah (yaitu mengenal Allah) (Rawdhah al-Uqala`, halaman 14)

4. Mengingatkan bahwa Iman tidak bertolak belakan dengan ilmu kauni (sains), justru


semakin tinggi ilmunya seharusnya semakin menguat imannya, karena keagungan Allah bisa
dilihat dari kehebatan makhluk-Nya.

5. Agar hidup sesuai dengan tujuan penciptaannya; zuhud di dunia, membangun akhiratnya.

6. Ulul albab dalam kitab Allah adalah mereka yang menganali hakekat dunia dan hakekat
akhirat.

7. Bahwa akal manusia yang terbuka masih banyak yang berada dalam keadaan tidur dan
pura-pura tidak tahu, maka tema ini menggugahnya dan mendorongnya untuk mencari dan
agar menemukan hal baru dan yang dapat membangkitkan dalam kehidupannya melalui
proses pencariannya. Jika ia tidak sampai pada sebuah hasil maka ia didorong untuk
mengembangkan wasail dan mengembangkanya dinamika amal yang bisa menghasilkan
ilmu, dan pengaturan tahapan-tahapan ilmiah setelah mengkaji ilmu ini.

Jati diri ulul albab dalam al-Qur`an dan al-Sunnah:

1. Ahli Tadabbur alqur`an (ahli membaca dan merenungkan al-Qur`an)

2. Ahli dzikir (mengingat Allah)

3. Ahli tafakkur (memikirkan ciptaan Allah)

4. Bertakwa, melaksanakan perintah Allah  dan menjauhi larangan-Nya

5.Bertauhid, menjauhi Syirik, Selalu mengikuti hidayah dan mengikuti ucapan yang terbaik

6. Mengambil pelajaran dari kisah-kisah al-Quran

7. Mengikut ayat-ayat yang muhkamat (jelas maknanya)

8. Berdakwah, mengagungkan ajaran dan syiar islam

* Pola Hidup Ilmuan Muslim

- Bersungguh2 belajar (QS 3/7). Seorang muslim sangat menyadari akan hakikat semua
aktifitas hidupnya adalah dalam rangka pengabdiannya kepada Allah SWT, sehingga dirinya
haruslah mengoptimalkan semua potensi yang dimilikinya untuk sebesar2nya digunakan
meningkatkan taraf hidup kaum muslimin.

- Berpihak pada kebenaran (QS 5/100). Seorang muslim sangat menyadari bahwa ilmu yang
bermanfaat yang didapatnya itu kesemuanya dari sisi Allah SWT. Allah-lah yang telah
mengajarinya dan membuatnya bisa mengenal alam semesta ini. Sehingga sebagai
konsekuensinya, maka ia haruslah berpihak kepada kebenaran yang telah diturunkan Allah
SWT, tidak peduli ia harus berhadapan dengan para oportunis, dan tidak peduli walaupun
yang berpihak kepada kebenaran itu sangat sedikit. Karena ia tahu bahwa saat menghadap
Allah SWT kelak, masing2 akan mempertanggungjawab kan perbuatannya sendiri2 dan
Allah SWT tidak akan menyia2-kan setiap perbuatan walaupun kecil (QS 99/7-8).

- Kritis dalam belajar (QS 39/18). Setiap muslim mengetahui bahwa kebenaran yang
terkandung dalam ilmu pengetahuan yang dipelajarinya bersifat relatif dan tidak tetap.
Sehingga ia selalu berusaha bersifat kritis dan tidak menelan bulat2 apa yang dipelajarinya
dari berbagai ilmu pengetahuan modern tanpa melakukan suatu pengujian dan eksperimen.
Bisa saja suatu saat nanti teori yang saat ini dianggap benar akan ditinggalkan, karena
kebenaran teori bersifat akumulatif, sehingga dengan semakin berlalunya waktu maka akan
semakin mengalami penyempurnaan. Hal ini berbeda dengan kebenaran al-Qur’an yang
bersifat absolut karena ia diturunkan oleh Yang Maha Mengetahui akan kebenaran.

- Menyampaikan ilmu (QS 14/52). Sifat kaum muslimin yang keempat adalah berusaha
mengamalkan ilmu yang sudah didapatnya dengan berusaha menyampaikannya sedapat
mungkin kepada orang lain. Karena pahala ilmu yang telah dipelajari akan menjadi suatu
amal yang tidak pernah putus walaupun ia telah tiada, jika telah menjadi suatu ilmu yang
bermanfaat.

- Sangat takut pd Allah SWT (QS 65/10). Sifat yang kelima dari seorang ilmuwan muslim
adalah bahwa dengan semakin bertambahnya ilmu pengetahuan yang didapatnya maka ia
merasa semakin takut kepada Allah SWT. Hal ini disebabkan karena dengan semakin
banyaknya ilmunya, maka semakin banyak rahasia alam semesta ini yang diketahuinya dan
semakin yakinlah ia akan kebenaran firman Allah SWT dalam kitab-Nya. Bukan sebaliknya,
semakin pandai maka semakin jauh ia kepada Allah SWT.

- Bangun diwaktu malam (QS 39/9). Ciri seorang ilmuwan muslim yang keenam sebagai
konsekuensi dari ciri kelima diatas adalah bahwa dengan semakin yakinnya ia kepada
penciptanya maka akan semakin banyak ia beribadah kepada-Nya dan sebaik2 ibadah adalah
ibadah yang dilakukan diwaktu malam (QS 32/16).

* Tugas dan Wewenang Ilmuan Muslim

DR. Yusuf Al-Qaradawi menjelaskan ada tujuh sisi tanggung jawab seorang ilmuwan
muslim, yaitu: 1) Bertanggung jawab dalam hal memelihara dan menjaga ilmu, agar ilmu
tetap ada (tidak hilang), 2) Bertanggung jawab dalam hal memperdalam dan meraih
hakekatnya, agar ilmu itu menjadi meningkat, 3) Bertanggung jawab dalam
mengamalkannya, agar ilmu itu berbuah, 4) Bertanggung jawab dalam mengajarkannya
kepada orang yang mencarinya, agar ilmu itu menjadi bersih (terbayar zakatnya), 5)
Bertanggung jawab dalam menyebarluaskan dan mempublikasikannya agar manfaat ilmu itu
semakin luas, 6) Bertanggung jawab dalam menyiapkan generasi yang akan mewarisi dan
memikulkan agar mata rantai ilmu tidak terputus, lalu, terutama, bahkan pertama sekali, 7)
Bertanggung jawab dalam mengikhlaskan ilmunya untuk Allah SWT semata, agar ilmu itu
diterima oleh Allah SWT.
Menurut pendapat saya, Sejatinya ilmu pengetahuan digunakan untuk mempermudah
kegiatan manusia dalam melakukan aktifitas dan kegiatannya. Ilmu pengetahuan merupakan
produk dari kebudayaan enlightenment, pencerahan. Ilmu pengetahuan digunakan sebagai
sarana mempermudah manusia mencapai dan mendapatkan tujuan hidupnya. Selain itu, ilmu
pengetahuan juga berfungsi sebagai fasilitator. Fasilitator yang berupa sandaran untuk
melakukan sesuatu. Karena ilmu pengetahuan adalah jembatan bagi manusia untuk
mempermudah mendapatkan keinginannya dan manusia dapat berbuat banyak. Segala
kegiatan ada konsekuensinya, begitu juga dengan kegiatan dalam perkembangan ilmu
pengetahun ini. Karena sekarang, kita harus menyasuaikan diri dengan kemajuan ilmu, bukan
ilmu yang berkembang seiring perkembangan manusia. Ilmu pengetahuan banyak melupakan
faktor manusia. Selain menimbulkan gejala dehumanisme juga mengubah hakikat
kemanusiaan. Karena itulah peran dari para ilmuan dalam menyikapi hal ini sangat
dibutuhkan.

Peran ilmuwan itu antara lain, mereka harus peka terhadap perubahan sosial dan
berupaya mencari jalan keluar dari permasalahan tersebut. Mereka juga bertanggung jawab
terhadap hasil penelaahan penelitian agar bermanfaaat bagi masyarakat. Teori adanya
komunikasi antar warga dapat menjadi acuan untuk menerapakan masyarakat yang bebas
juga dapat diterapkan. Seorang ilmuan harus membuka diri pada fakta-fakta baru dan
mencoba berusaha memahaminya demi kebahagiaan umat manusia. Meraka juga harus
mempunyai rasa iba yang merupakan implikasi dari rasa cinta yaitu berusaha untuk benar-
benar memahami penderitaan agar mampu menyembuhkannya. Ilmuwan harus bisa
melibatkan diri, selain dalam proses spesialisasi juga dalam seluruh proses self-understanding
masyarakat. Dalam rangka ini ilmuwan harus dapat mengintegrasikan kebudayaan teknik
dengan kepribadian kultural. Tanggung jawab yang utama dari seorang ilmuan bagi dirinya
sendiri, ilmuwan lain, dan masyarakat adalah menjamin kebenaran dan keterandalan
pernyataaan-pernyataan ilmiah yang dibuatanya dan dapat dibuat oleh ilmuwan yang lainnya.
Sebagai seorang yang dianggap lebih oleh masyarakat bahkan ilmuwan lain tidak boleh
memberikan atau memalsukan data. Mereka hanya memberikan pengetahuan sumbangan
pengetahuan baru yang benar yang sudah ada walaupun ada banyak tekanan untuk tidak
melakukan itu, karena tanggung jawab batiniahnya adalah memerangi ketidaktahuan,
prasangka, dan takhayul di kalangan manusia dalam alam semesta ini.

*Cara Menciptakan Ilmuan yang memiliki integritas antara ilmu, iman , dan
amal

Ulul Albab meningkatkan integrasi dan menjaga integrasinya antara berpikir dan berzikir,
antara ilmu dan iman. Intergrasi aspek zikir dan pikir ulul albab diikhtiarkan untuk
diimplementasikan ke dalam tiga level islamisasi:

a. Islamisasi diri, yang ditujukan untuk menjadi manusia yang saleh, termasuk saleh
sosial
b. Islamisasi intitusi, dengan menyuntikkan nilai ke dalam pengambilan keputusan dan
desain pengembangan bisnis.
c. “islamisasi” Ilmu, yang sekarang lebih sering disebut dengan integrasi ilmu
pengetahuan dan nilai-nilai islam.

*Peran dan Tanggung Jawab Ilmuan Muslim dalam Menciptakan Masyarakat yang
Sejahtera

Seorang ilmuwan tidak hanya menunjukan sebuah kemampuan berfikir logis dan
argumentatif, tetapi ia memiliki sebuah pandangan tentang bagaimana ilmu tersebut
digunakan. Beberapa ilmuwan memilih sikap netral dan menyerahkan penggunaan ilmu
pengetahuan sesuai keinginan dan kebutuhan masyarakat. Kelompok ilmuwan lain
memilih untuk memiliki sikap formal dengan memperhitungkan kegunaan ilmu
pengetahuan tersebut dengan nilai-nilai kemanusiaan, mempertimbangkan kelestarian
alam dal memiliki pertimbangan kelestariannya. Ilmuwan memiliki tanggung jawab
terhadap profesinya untuk senantiasa prefesional dan loyal terhadap asas-asas profesi
seperti kejujuran, obyektif, kritis dan rasional. Selain itu ilmuwan memiliki tanggung
jawab sosial terhadap masyarakat untuk senantiasa tertarik dengan permasalahan
masyarakat dan dengan kemampuannya membangun masyarakat tersebut. Untuk itu perlu
dibina komunikasi yang baik antara ilmuwan dan masyarakat.ilmuwan memiliki beberapa
tanggung jawab yang perlu dimiliki, seperti tanggung jawab profesional terhadap dirinya
sendiri, sesama ilmuwan dan masyarakat. Yaitu, menjamin kebenaran dan keterandalan
pernyataan-pernyataan ilmiah yang membuatnya secara formal. Kemudian tanggung
jawab sosial yaitu tanggung jawab ilmuwan terhadap masyarakat yang menyangkut asas
moral dan etika, Kewajiban batiniah seorang ilmuwan ialah memberikan sumbangan
pengetahuan baru yang benar saja ke kumpulan pengetahuan benar yang sudah ada,
walaupun ada tekanan ekonomi atau sosial yang memintanya untuk tidak melakukan hal 2
itu, karena tanggung jawabnya adalah memerangi ketidaktahuan, prasangka, dan mitos
dikalangan masyarakat. Kebenaran ilmiah yang dihasilkan dari pemikiran dan
pengamatan seorang ilmuwan harus dapat dipertanggungjawabkan kepada seluruh umat
manusia.

Anda mungkin juga menyukai