Anda di halaman 1dari 34

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ANALISIS DATA

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

4.2 Deskripsi Populasi

4.3 Profil Responden

4.4 Pengujian Instrumen Penelitian

Sebagaimana disebutkan pada bab sebelumnya, instrument utama dalam

penelitian ini adalah berupa kuesioner / daftar pertanyaan. Bentuk kuesioner yang

disajikan menggunakan sistem tertutup, yaitu setiap item atau butir pertanyaan

telah diberikan 5 ( lima ) alternatif jawaban, yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S),

Ragu–ragu (RR), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS), dengan

interval jawaban yang telah ditetapkan. Selanjutnya agar instrumen penelitian

yang digunakan bermutu baik, maka dilakukan pengujian instrumen dengan

menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas instrumen penelitian.

Menurut Singarimbun dan Effendi (1995),validitas menunjukkan sejauh

mana alat pengukur tersebut dapat mengukur apa yang di ukur. Suatu angket

ataukuesioner dikatakan valid (sahih) jika pertanyaan/pernyataan di suatu angket

atau kuesioner dapat mengungkapkan sesuatu yang akan di ukur oleh kuesioner

1
tersebut. Instrumen yang valid mempunyai validitas yang tinggi, sebaliknya bila

instrumen tersebut kurang valid, maka validitasnya pun rendah. Pada penelitian

ini digunakan pengujian validitas dengan menggunakan korelasi Product Moment.

Angka koefisien korelasi yang diperoleh dari perhitungan tersebut kemudian

dibandingkan dengan angka kritik tabel korelasi r tabel dengan derajat bebas n-2.

Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

 Bila nilai r hitung ≥ r tabel maka butir tersebut valid.

 Bila nilai r hitung < r tabel maka butir tersebut tidak valid.

4.4.1 Uji Validitas

VariabelPendidikan ( X1 )

Variabel Pendidikan dibangun dari 10 butir pernyataan yang ditanyakan

kepada 30 responden.Tabel xx menampilkan nilai penghitungan r-hitung dari tiap-

tiap butir pernyataan dan nilai kritis dari r-tabel dengan derajat bebas n – 2 = 30 –

2 = 28 dan tingkat signifikansi 0,05 yaitu sebesar 0.3610.

Tabel xx
Uji Validitas Variabel Pendidikan

Butir r-hitung r-tabel Keterangan


X1.1 0.759 0.3610 Valid
X1.2 0.525 0.3610 Valid
X1.3 0.759 0.3610 Valid
X1.4 0.000 0.3610 Tidak Valid
X1.5 0.723 0.3610 Valid
X1.6 0.426 0.3610 Valid
X1.7 0.486 0.3610 Valid

2
X1.8 0.549 0.3610 Valid
X1.9 0.715 0.3610 Valid
X1.10 0.838 0.3610 Valid
Sumber : Data penelitian yang diolah, 2020

Dari Tabel xx tersebut terlihat ada satu butir pernyataan yang tidak valid

yaitu butir pernyataan nomor 4. Karena ada butir yang tidak valid, maka

dilakukan pengolahan ulang pada uji validitas dengan tidak menyertakan butir

nomor 4 ini.

Tabel xx
Uji Validitas UlanganVariabel Pendidikan

Butir r-hitung r-tabel Keterangan


X1.1 0.759 0.3610 Valid
X1.2 0.525 0.3610 Valid
X1.3 0.759 0.3610 Valid
X1.5 0.723 0.3610 Valid
X1.6 0.426 0.3610 Valid
X1.7 0.486 0.3610 Valid
X1.8 0.549 0.3610 Valid
X1.9 0.715 0.3610 Valid
X1.10 0.838 0.3610 Valid

Sumber : Data penelitian yang diolah, 2020


Tabel xx menyajikan hasil pengolahan ulang tanpa butir pernyataan nomor

4 dan terlihat sekarang semua butir pernyataan telah valid semua. Dari hasil

penghitungan r-hitung dan nilai r-tabel dengan menggunakan 9 butir pernyataan

diperoleh hasil bahwa semua butir pernyataan telah valid dalam mengukur

Pendidikan.

3
Variabel Motivasi Kerja (X2)

Variabelmotivasi kerjadibangun dari 10 butir pernyataan yang ditanyakan

kepada 30 responden. Tabel xx menampilkan nilai penghitungan r-hitung dari

tiap-tiap butir pernyataan dan nilai kritis dari r-tabel dengan derajat bebas n – 2 =

30 – 2 = 28 dan tingkat signifikansi sebesar 0,05 yaitu sebesar 0.3610. Dari Tabel

xx tersebut berarti 10 butir pernyataan yang sudah digunakan adalah valid

sehingga bisa digunakan untuk mengukur motivasi kerja.

Tabel xx
Uji Validitas Variabel Motivasi Kerja

Item r-hitung r-tabel Keterangan


X2.1 0.394 0.3610 Valid
X2.2 0.755 0.3610 Valid
X2.3 0.552 0.3610 Valid
X2.4 0.671 0.3610 Valid
X2.5 0.767 0.3610 Valid
X2.6 0.758 0.3610 Valid
X2.7 0.704 0.3610 Valid
X2.8 0.691 0.3610 Valid
X2.9 0.792 0.3610 Valid
X2.10 0.865 0.3610 Valid
Sumber : Data penelitian yang diolah, 2020

Variabel Komitmenorganisasional( X3 )

Variabel komitmen organisasional dibangun dari 10 butir pernyataan yang

ditanyakan kepada 30 responden. Tabel xx menampilkan nilai penghitungan r-

4
hitung dari tiap-tiap butir pernyataan dan nilai kritis dari r-tabel dengan derajat

bebas n – 2 = 56 – 2 = 54 dan tingkat signifikansi 0,05 yaitu sebesar 0.3610

Tabel xx
Uji Validitas Variabel Komitmen Organisasional

Item r-hitung r-tabel Keterangan


X3.1 0.608 0.3610 Valid
X3.2 0.538 0.3610 Valid
X3.3 0.652 0.3610 Valid
X3.4 0.599 0.3610 Valid
X3.5 0.893 0.3610 Valid
X3.6 0.821 0.3610 Valid
X3.7 0.830 0.3610 Valid
X3.8 0.442 0.3610 Valid
X3.9 0.830 0.3610 Valid
X3.10 0.103 0.3610 Tidak Valid
Sumber : Data penelitian yang diolah, 2020

Dari Tabel xx tersebut terlihat ada satu butir pernyataan yang tidak valid

yaitu butir pernyataan nomor 10. Karena ada butir yang tidak valid, maka

dilakukan pengolahan ulang pada uji validitas dengan tidak menyertakan butir

nomor 10 ini.

Tabel xx
Uji Validitas UlanganVariabel Komitmen Organisasi

Item r-hitung r-tabel Keterangan


X3.1 0.608 0.3610 Valid
X3.2 0.538 0.3610 Valid
X3.3 0.652 0.3610 Valid
X3.4 0.599 0.3610 Valid
X3.5 0.893 0.3610 Valid
X3.6 0.821 0.3610 Valid

5
X3.7 0.830 0.3610 Valid
X3.8 0.442 0.3610 Valid
X3.9 0.830 0.3610 Valid

Sumber : Data penelitian yang diolah, 2020


Tabel xx menyajikan hasil pengolahan ulang tanpa butir pernyataan nomor

10 dan terlihat sekarang semua butir pernyataan telah valid semua. Dari hasil

penghitungan r-hitung dan nilai r-tabel dengan menggunakan 9 butir pernyataan

diperoleh hasil bahwa semua butir pernyataan telah valid dalam mengukur

Komitmen Organisasional.

Variabel Profesionalisme Pegawai ( Z )

Variabel Profesionalisme Pegawai diukur dari 10 butir pernyataan yang

ditanyakan kepada 30 responden. Tabel xx menampilkan nilai penghitungan r-

hitung dari tiap-tiap butir pernyataan dan nilai kritis dari r-tabel dengan derajat

bebas n – 2 = 30 – 2 = 28 dan tingkat signifikansi 0,05 yaitu sebesar 0.3610. Dari

Tabel xx tersebut terlihat bahwa 10 butir pernyataan yang sudah digunakan adalah

valid sehingga bisa digunakan untuk mengukur profesionalisme pegawai.

Tabel xx
Uji Validitas Variabel Profesionalisme Pegawai

Item r-hitung r-tabel Keterangan


Z1 0.832 0.3610 Valid
Z2 0.615 0.3610 Valid
Z3 0.449 0.3610 Valid
Z4 0.443 0.3610 Valid
Z5 0.718 0.3610 Valid

6
Z6 0.283 0.3610 Tidak Valid
Z7 0.856 0.3610 Valid
Z8 0.441 0.3610 Valid
Z9 0.684 0.3610 Valid
Z10 0.884 0.3610 Valid
Sumber : Data penelitian yang diolah, 2020

Dari Tabel xx tersebut terlihat ada satu butir pernyataan yang tidak valid

yaitu butir pernyataan nomor 6. Karena ada butir yang tidak valid, maka

dilakukan pengolahan ulang pada uji validitas dengan tidak menyertakan butir

nomor 6 ini.

Tabel xx
Uji Validitas UlanganVariabel Profesionalisme Pegawai

Item r-hitung r-tabel Keterangan


Z1 0.832 0.3610 Valid
Z2 0.615 0.3610 Valid
Z3 0.449 0.3610 Valid
Z4 0.443 0.3610 Valid
Z5 0.718 0.3610 Valid
Z7 0.856 0.3610 Valid
Z8 0.441 0.3610 Valid
Z9 0.684 0.3610 Valid
Z10 0.884 0.3610 Valid

Sumber : Data penelitian yang diolah, 2020


Tabel xx menyajikan hasil pengolahan ulang tanpa butir pernyataan nomor

6 dan terlihat sekarang semua butir pernyataan telah valid semua. Dari hasil

penghitungan r-hitung dan nilai r-tabel dengan menggunakan 9 butir pernyataan

diperoleh hasil bahwa semua butir pernyataan telah valid dalam mengukur

Profesionalisme Pegawai.

7
Variabel Kepuasan Pasien ( Y )

Variabel kinerja diukur dari 10 butir pernyataan yang ditanyakan kepada 30

responden. Tabel xx menampilkan nilai penghitungan r-hitung dari tiap-tiap butir

pernyataan dan nilai kritis dari r-tabel dengan derajat bebas n – 2 = 30 – 2 = 28

dan tingkat signifikansi 0,05 yaitu sebesar 0.3610. Dari Tabel xx tersebut terlihat

bahwa 10 butir pernyataan yang sudah digunakan adalah valid sehingga bisa

digunakan untuk mengukur kepuasan pasien.

Tabel xx
Uji Validitas Variabel Kepuasan Pasien

Item r-hitung r-tabel Keterangan


Y1 0.851 0.3610 Valid
Y2 0.859 0.3610 Valid
Y3 0.891 0.3610 Valid
Y4 0.804 0.3610 Valid
Y5 0.825 0.3610 Valid
Y6 0.769 0.3610 Valid
Y7 0.778 0.3610 Valid
Y8 0.788 0.3610 Valid
Y9 0.845 0.3610 Valid
Y10 0.854 0.3610 Valid
Sumber : Data penelitian yang diolah, 2020

4.4.2 Uji Reliabilitas

Menurut Singarimbun dan Effendi (1995), reliabilitas adalah indeks yang

menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat

8
diandalkan. Artinya, bila suatu alat pengukur dipakai dua kali untuk mengukur

gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat

pengukur tersebut reliabel. Instrumen yang reliabel berarti instrumen tersebut

dapat digunakan untuk mengukur obyek yang sama beberapa kali dengan

menghasilkan data yang sama. Pada penelitian ini, metode yang digunakan adalah

metode alpha cronbach (𝛼’). Metode ini dipilih karena bisa digunakan untuk

mengukur instrumen yang skornya berupa rentangan beberapa nilai atau

berbentuk skala.Jika nilai cronbach’s alpha lebih besar dari 0,60 maka

disimpulkan bahwa pernyataan – pernyataan dalam instrumen tersebut reliabel

tinggi. Jika lebih dari 0,8 dikatakan reliabel sangat tinggi.

Tabel xx
Hasil pengujian Reliabilitas

Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan


Pendidikan 0.785 Reliabeltinggi
Motivasi kerja 0.882 Reliabel sangat tinggi
Komitmen
0.852 Reliabel sangat tinggi
Organisasional
Profesionalisme
0.826 Reliabel sangat tinggi
Pegawai
Kepuasan Pasien 0.947 Reliabel sangat tinggi

Dari Tabel xx dapat dikatakan bahwa sebagian besar variabel yang

digunakan dalam penelitian ini memiliki reliabilitas dengan kategori yang sangat

tinggi. Dari hasil uji validitas dan reliabilitas yang sudah dilakukan maka dapat

disimpulkan bahwa instrumen pengukuran yang dibuat layak digunakan sebagai

alat pengumpulan data dalam penelitian ini.

9
4.5 Metode Analisis

4.5.1. Analisis Deskripsi

Analisis deskriptif digunakan untuk melihat gambaran mengenai hasil

temuan penelitian yang berkaitan dengan deskripsi masing–masing variabel

penelitian. Tabel xx menjelaskan bahwa nilai rata–rata dari variabel pendidikan

menunjukkan nilai sebesar 4,1926. Nilai ini apabila ditransformasikan dalam

skala interval menunjukkan nilai pada kategori lebih dari 4.1 yang berarti berada

pada kriteria penilaiaan “ Sangat Baik “. Dengan demikian, dari data tersebut

dapat menjelaskan secara umum bahwa Pendidikan telah sangat baik dan dapat

mendukung pencapaiaan tujuan – tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

Tabel xx
Analisis Deskripsi Variabel-Variabel Penelitian
Deviasi
  N Minimum Maksimum Rata-rata standar
Pendidikan 30 3.00 4.89 4.1926 0.37246
(X1)
Motivasi 30 2.90 4.90 4.1300 0.45117
Kerja (X2)
Komitmen 30 2.67 4.89 3.9704 0.43762
Organisasion
al (X3)
Profesional 30 2.56 5.00 4.0000 0.45298
Pegawai (Z)
Kepuasan 30 1.10 5.00 3.8833 0.70029
Pasien
Sumber : Data penelitian yang diolah, 2020

10
Untuk variabelmotivasi kerja, nilai rata – rata yang didapatkan adalah

sebesar 4.130. Nilai ini apabila ditransformasikan dalam skala interval

menunjukkan nilai pada kategori lebih dari 4.1 yang berarti berada pada kriteria

penilaiaan “ Sangat Baik “. Dengan demikian, dari data tersebut dapat

menjelaskan secara umum bahwa motivasi kerja bisa diterima dengan sangat baik

oleh responden sehingga dapat mendukung kinerja sekaligus peningkatan

pencapaiaan tujuan – tujuan organisasi.

Untuk variabel komitmen organisasional menunjukkan nilai sebesar 3.9704.

Nilai ini apabila ditransformasikan dalam skala interval menunjukkan nilai pada

kategori antara 3.4 – 4.1 yang berarti berada pada kriteria penilaian “ Baik “.

Dengan demikian, dari data tersebut dapat menjelaskan secara umum bahwa

komitmen organisasional dari responden telah berjalan dengan baik dan dapat

mendukung peningkatan pencapaiaan tujuan–tujuan organisasi yang telah

ditetapkan.

Nilai rata–rata variabel profesional pegawai menunjukkan nilai sebesar

4.0000. Nilai ini apabila ditarnsformasikan dalam skala interval menunjukkan

nilai pada kategori lebih dari 3.4 - 4.1 yang berarti berada pada kriteria penilaiaan

“ Baik “. Dengan demikian, dari data tersebut dapat menjelaskan secara umum

bahwa profesional pegawai telah berjalan dengan baik dan dapat mendukung

peningkatan pencapaiaan tujuan – tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

Data pada Tabel xx menjelaskan bahwa nilai rata–rata variabel Kepuasan

Pasien menunjukkan nilai sebesar 3.8833. Nilai ini apabila ditarnsformasikan

11
dalam skala interval menunjukkan nilai pada kategori lebih dari 3.4 - 4.1 yang

berarti berada pada kriteria penilaiaan “ Baik “. Dengan demikian, dari data

tersebut dapat menjelaskan secara umum bahwa kepuasan pasien telah berjalan

dengan baik.

4.5.2. Analisis Regresi Untuk pendidikan, Motivasi kerja, Komitmen

Organisasional terhadap Profesional pegawai

4.5.2.1. Pengujian Asumsi Klasik

4.5.2.1.1. Uji Normalitas

Uji normalitasbertujuan untuk menguji apakah dalam residual memiliki

distribusi normal. Normalitas residual dapat dilihat dengan menggunakan grafik

normal P-P plot. Data yang terdistribusikan secara normal adalah jika data

menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Gambar xx

memperlihatkan bahwa titik–titik pada grafik normal P-P Plot menyebar di sekitar

garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Hal ini menunjukkan bahwa

model regresi memenuhi asumsi normalitas.

12
Sumber : Data penelitian yang diolah, 2020
Gambar 4.1
P-P Plot Normalitas

4.5.1 Uji Heteroskedastisitas

Salah satu asumsi regresi linier yang harus dipenuhi adalah homogenitas

varians error (homoskedastisitas).Homoskedastisitas berarti varians error bersifat

konstan atau tetap atau identik. Kebalikannya, bila ternyata diperoleh kondisi

varians error tidak identik, maka disebut terjadi kasus heteroskedastisitas.

Dalam penelitian ini digunakan metodescatterplot antara nilai prediksi dan

nilai residual dari regresi untuk melihat apakah terjadi heteroskedastisitas atau

tidak. Jika scatterplot tidak menunjukkan pola tertentu atau menunjukkan pola

yang acak, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

13
Gambar xx. Scatterplot antara nilai prediksi dan residual

Gambar xx menunjukkan bahwa scatterplot memperlihatkan perpotongan

antara nilai residual dan prediksi relative menyebar secara acak diatas dan

dibawah titik origin serta tidak membentuk pola tertentu. Hal ini dapat dikatakan

bahwa analisis regresi ganda tidak memiliki masalah heteroskedastisitas.

4.5.2 Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada

korelasi antara residual pada satu periode dengan periode sebelumnya atau dari

14
individu dengan individu sebelumnya. Dalam penelitian ini digunakan statistik uji

Durbin Watson (D-W).

Nilai statistik D–W dari hasil perhitungan adalah sebesar D-W =

1,609.Berdasarkan nilai kritisTabel D-W diperoleh nilai DL = 1,214 dan DU =

1,650. Karena nilai D-W = 1,609 diantara DL = 1,214 dan DU = 1,650, maka tidak

bisa diambil suatu kesimpulan. Perlu dilakukan transformasi, agar asumsi

autokorelasi terpenuhi.

4.5.3 Uji Multikolinieritas

Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik

adalah model yang antar variabel independennya tidak terjadi korelasi.Untuk

melihat ada tidaknya korelasi antar variabel independen, dalam penelitian ini

digunakan nilai dari Variance Inflation Factor (VIF).

Tabel 4.xx
Nilai VIF Variabel Independen

Variabel Independen VIF

Pendidikan 3.391

Motivasi kerja 3.219

Komitmen Organisasional 2.291

15
Tabel xxmemperlihatkan nilai VIF yang diperoleh dari hasil perhitungan.

Nilai VIF dari Tabel xx tersebut menunjukkan tidak ada yang bernilai lebih dari

10 sehingga bisa dikatakan tidak terjadi multikolinieritas diantara variabel

independent yang digunakan dalam penelitian ini.

Dari penjelasan yang sudah disampaikan dapat disimpulkan bahwa asumsi

untuk bisa dilakukannya analisis regresi, untuk normalitas, heteroskedastisitas dan

multikolinieritas sudah terpenuhi, akan tetapi untuk asumsi autokorelasi belum

terpenuhi. Permasalahan tidak terpenuhinya asumsi autokorelasi dapat diatasi

diantaranya dengan menggunakan Transformasi Cochrane-Orcutt Lag (2) (Two

step Method).

4.5.3. Pengujian Asumsi Klasik setelah dilakukan Transformasi Cochrane-

Orcutt Lag (2) (Two step Method).

4.5.3.1. Uji Asumsi Klasik

Uji Normalitas

Gambar xx memperlihatkan bahwa titik–titik pada grafik normal P-P Plot

menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Hal ini

menunjukkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas.

16
Sumber : Data penelitian yang diolah, 2020
Gambar 4.1
P-P Plot Normalitas

Uji Heteroskedastisitas

Gambar xx menunjukkan bahwa scatterplot memperlihatkan perpotongan

antara nilai residual dan prediksi relative menyebar secara acak di atas dan di

bawah titik origin serta tidak membentuk pola tertentu. Hal ini dapat dikatakan

bahwa analisis regresi ganda tidak memiliki masalah heteroskedastisitas.

17
Gambar xx. Scatterplot antara nilai prediksi dan residual

Uji Autokorelasi

Nilai statistik D–W dari hasil perhitungan setelah dilakukan

transformasiadalah sebesar D-W = 1,756.Berdasarkan nilai kritisTabel D-W

diperoleh nilai DL = 1,214 dan DU = 1,650. Karena nilai D-W = 1,756>DU =

1,650, maka hipotesis nol tidak ditolak atau tidak terjadi autokorelasi. Hal ini

dapat disimpulkan bahwa analisis regresi linier berganda yang dilakukan tidak

memiliki masalah autokorelasi.

Uji Multikolinieritas

18
Tabel xxmemperlihatkan nilai VIF yang diperoleh dari hasil perhitungan.

Nilai VIF dari Tabel xx tersebut menunjukkan tidak ada yang bernilai lebih dari

10 sehingga bisa dikatakan tidak terjadi multikolinieritas diantara variabel

independent yang digunakan dalam penelitian ini.

Tabel 4.xx
Nilai VIF Variabel Independen Setelah Transformasi Cochrane-Orcut

Variabel Independen VIF

Pendidikan 3.598

Motivasi kerja 3.540

Komitmen Organisasional 2.156

Dari penjelasan yang sudah disampaikan dapat disimpulkan bahwa semua asumsi

untuk bisa dilakukannya analisis regresi sudah terpenuhi setelah dilakukan

Transformasi Cochrane-Orcutt Lag (2) (Two step Method). Karena persyaratan

analisis (asumsi klasik) telah terpenuhi, yaitu memenuhi normalitas, tidak terjadi

autokorelasi, tidak terjadi multikolinieritas, tidak terjadi heteroskedastisitas maka

analisis regresi linier ganda dapat dilanjutkan.

4.5.3.2. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis inferensia yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

regresi linier berganda. Analisis ini bertujuan mengetahui pengaruh dari

pendidikan, motivasi kerja, dan komitmen organisasional terhadap Profesional

19
Pegawai.Proses pengolahan data untuk menghasilkan model regresi linier

berganda adalah dengan menggunakan software SPSS dengan metode Enter.

Uji Simultan

Uji simultan bertujuan untuk mengetahui apakah variabele independen yang

digunakan dalam penelitian berpengaruh terhadap variabel terikat secara serentak

atau bersama–sama atau tidak. Adapun hipotesis yang digunakan pada uji

simultan ini adalah

H0 : Pendidikan, motivasi kerja, dan komitmen organisasional secara

bersama-sama tidak berpengaruh signifikan terhadap profesionalisme

Pegawai.

H1 : Pendidikan, motivasi kerja, dan komitmen organisasional secara

bersama-samaberpengaruh signifikan terhadap Profesionalisme

Pegawai.

Pemberian keputusan terhadap hasil pengujian ini dilakukan dengan cara

membandingkan nilai statistic uji F terhadap F-table atau membandingkan p-value

dengan tingkat signifikansi yang digunakan. Nilai F-hitung ataupun p-valuehasil

penghitungan dapat diperoleh dari Tabel Anova berikut.

Tabel 4.xx Anova

Sumber Jumlah Mean


Variasi Kuadrat db Square F-hitung p-value
Regression 305.851 3 101.950 22.677 0.000
Residual 112.395 25 4.496
Total 418.247 28

20
Sumber : Data penelitian yang diolah, 2018

Pada pengujian ini diperoleh nilai statistik uji F atau F-hitung sebesar

22.677 dan p-value sebesar 0,000. Karena tingkat signifikansi pada penelitian ini

adalah α = 0,05, maka keputusan yang diambil pada pengujian ini adalah hipotesis

nol ditolak karena p-value = 0,000<α = 0,05. Kesimpulan yang bisa diambil

adalah bahwa variabel Pendidikan (X1), Motivasi kerja (X2), dan komitmen

organisasional (X3) secara bersama–sama berpengaruh secara signifikan terhadap

variabel Profesionalisme Pegawai ( Z ). Hasil ini adalah menjawab hipotesis 4

pada bab 2.

Uji Parsial

Setelah dilakukan pengujian secara simultan, tahap selanjutnya adalah

melakukan pengujian secara parsial. Tujuannya adalah mengetahui pengaruh

masing-masing variabel independen terhadap variabel terikat. Statistik uji yang

digunakan pada pengujian ini adalah statistic uji t dengan tingkat signifikansi

sebesar 0,05. Apabila p-value bernilai kurang dari tingkat signifikansi yang

digunakan maka hipotesis nol ditolak sehingga dikatakan suatu varibel bebas

secara parsial mempengharui variabel terikat. Berdasarkan perhitungan regresi

linier berganda, maka pengujian secara parsial dapat ditunjukkan pada Tabel xx.

Tabel 4.xx Estimasi Parameter Regresi

Std.
Model B Error t p-value

21
Konstanta/Intersep -1.626 3.516 -0.462 0.648

Pendidikan 0.587 0.241 2.436 0.022

Motivasi kerja 0.265 0.173 1.533 0.138

Komitmen 0.143 0.155 0.927 0.363


Organisasional

Berdasarkan Tabel xx dapat diketahui secara jelas hasil uji parsial. Hasil uji

parsial ini juga sekaligus digunakan untuk menjawab hipotesis-hipotesis pada Bab

2 yaitu hipotesis 1, hipotesis 2, dan hipotesis 3.

1. Variabel pendidikan

H1 : Pendidikanberpengaruh signifikan terhadap Profesionalisme Pegawai.

Berdasarkan hasil uji t diperoleh p-value = 0.022. Karena p-value = 0,022<

α = 0,05 maka H0 ditolak ataumendukung H1. Hal ini berarti bahwa

variabel pendidikanberpengaruh terhadap Profesionalisme pegawai.

2. Variabel Motivasi kerja

H1 : Motivasi kerjaberpengaruh signifikan terhadap Profesionalisme

Pegawai.

Berdasarkan hasil uji t diperoleh p-value = 0.138. Karena p-value = 0,138>

α = 0,05 maka H0 tidak ditolak atau tidak mendukung H1 sehingga

dikatakan bahwa variabel motivasi kerja tidak berpengaruh

terhadapprofesionalisme pegawai.

3. Variabel komitmen organisasional

22
H1 : Komitmen organisasional berpengaruh signifikan terhadap

profesionalisme pegawai.

Berdasarkan hasil uji t diperoleh p-value = 0.363. Karena p-value = 0,363>

α = 0,05 maka H0tidak ditolak atau tidak mendukung H1 sehingga dapat

dikatakan bahwa variabel komitmen organisasionaltidak berpengaruh

terhadap Profesionalisme pegawai.

Persamaan Regresi Linier

Berdasarkan koefisien regresi dari masing-masing variabel bebas yang

masuk dalam model untuk sampel yang digunakan dalam penelitian ini, maka

dapat dijelaskan bahwa variabel Pendidikanberpengaruh positif

terhadapprofesionalisme pegawai, sedangkan variabel motivasi kerja dan variabel

komitmen organisasionaladalah tidak signifikan.Persamaan regresi linier berganda

yang diperoleh berdasarkan nilai koefisien regresi dari masing-masing variabel

bebas yang masuk dalam model untuk sampel dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

= -1.626+ 0,587X1 + 0,265X2 + 0,143X3

Interpretasi dai persamaan regresi diatas adalah sebagai berikut :

 Nilai intersep atau konstanta dari persamaan regresi adalah sebesar -1,626.

Hal ini bisa diartikan bahwa apabila variabel X 1 (pendidikan), X2 (motivasi

kerja) dan variabel X3 (komitmen organisasional) memiliki nilai 0, maka

secara rata-rata nilai Profesionalisme pegawai adalah sebesar -1,626.

23
 Variabel X1 (pendidikan) mempunyai koefisien regresi sebesar 0.587. Nilai

koefisien ini bisa diartikan apabila pendidikanmeningkat satu satuan, maka

profesionalisme pegawaiakan meningkat sebesar sebesar 0,587.

 Variabel X2 (motivasi kerja) mempunyai koefisien regresi sebesar 0,265.

Nilai koefisien ini tidak bisa diinterpretasikan secara linier karena variabel

motivasi kerja tidak signifikan mempengaruhi profesionalisme pegawai.

Hubungan antara variabelmotivasi kerja dan Profesionalisme pegawai

adalah hubungan yang tidak linier.

 Variabel X3 (komitmen organisasional) mempunyai nilai koefisien regresi

sebesar 0,143. Nilai koefisien ini tidak bisa diinterpretasikan secara linier

karena variabel komitmen organisasional tidak signifikan mempengaruhi

profesionalisme pegawai. Sama seperti variabel motivasi kerja, hubungan

antara variabel komitmen organisasional dan Profesionalisme pegawai

adalah hubungan yang tidak linier.

Koefisien Determinasi

Koefisien Determinasi ( R2 ) digunakan untuk melihat seberapa besar variasi

pada variabel terikat (profesionalisme pegawai) bisa dijelaskan oleh adanya

variabel bebas (pendidikan, motivasi kerja dan komitmen organisasional) atau

dengan kata lain seberapa besar variabel bebas yang ada mempengaruhi variabel

terikat.

24
Dari hasil pengolahan pada Lampiran xx, diperoleh nilai koefisien

determinasi sebesar 0,731 yang mempunyai arti bahwa Variabel Independent yang

digunakan dalam penelitian ini mempunyai pengaruh sebesar 73,1% terhadap

variabel terikat. Sedangkan sisanya sebesar 26,9% dipengaruhi oleh variabel-

variabel lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini.

4.5.4. Analisis Regresi Profesionalisme pegawai terhadap Kepuasan Pasien

4.5.4.1. Pengujian Asumsi Klasik

Uji Normalitas

Gambar xx memperlihatkan bahwa titik–titik pada grafik normal P-P Plot

menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Hal ini

menunjukkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas.

25
Sumber : Data penelitian yang diolah, 2020
Gambar 4.1
P-P Plot Normalitas

Uji Heteroskedastisitas

Gambar xx menunjukkan bahwa scatterplot memperlihatkan perpotongan

antara nilai residual dan prediksi relative menyebar secara acak diatas dan

dibawah titik origin serta tidak membentuk pola tertentu. Hal ini dapat dikatakan

bahwa analisis regresi ganda tidak memiliki masalah heteroskedastisitas.

26
Gambar xx. Scatterplot antara nilai prediksi dan residual

Uji Autokorelasi

Berdasarkaon output SPSS, Nilai statistik D–W dari hasil perhitungan

adalah sebesar D-W = 1,983.Berdasarkan nilai kritisTabel D-W diperoleh nilai DL

= 1,3520 dan DU = 1,4894. Karena nilai D-W = 1,983> DU = 1,4894, maka

hipotesis nol tidak ditolak atau tidak terjadi autokorelasi. Hal ini dapat

disimpulkan bahwa analisis regresi linier berganda yang dilakukan tidak memiliki

masalah autokorelasi.

Uji Multikolinieritas

Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik

27
adalah model yang antar variabel independennya tidak terjadi korelasi.Untuk

melihat ada tidaknya korelasi antar variabel independen, dalam penelitian ini

digunakan nilai dari Variance Inflation Factor (VIF).

Tabel 4.xx
Nilai VIF Variabel Independen

Variabel Independen VIF

Profesionalisme Pegawai 1.000

Tabel xxmemperlihatkan nilai VIF yang diperoleh dari hasil perhitungan.

Nilai VIF dari Tabel xx tersebut menunjukkan tidak ada yang bernilai lebih dari

10 sehingga bisa dikatakan tidak terjadi multikolinieritas diantara variabel

independent yang digunakan dalam penelitian ini.

Dari penjelasan yang sudah disampaikan dapat disimpulkan bahwa semua

asumsi untuk bisa dilakukannya analisis regresi sudah terpenuhi. Karena

persyaratan analisis (asumsi klasik) telah terpenuhi, yaitu memenuhi normalitas,

tidak terjadi autokorelasi, tidak terjadi multikolinieritas, tidak terjadi

heteroskedastisitas maka analisis regresi linier ganda dapat dilanjutkan.

4.5.4.2. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis inferensia yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

regresi linier berganda. Analisis ini bertujuan mengetahui pengaruh dari

Profesional Pegawai terhadap Kepuasan Pasien. Proses pengolahan data untuk

28
menghasilkan model regresi linier berganda adalah dengan menggunakan

software SPSS dengan metode Enter.

Uji Simultan

Adapun hipotesis yang digunakan pada uji simultan ini adalah

H0 : Profesionalisme pegawai secara bersama-sama tidak berpengaruh

signifikan terhadap kepuasan pegawai.

H1 : Profesionalisme pegawai secara bersama-samaberpengaruh signifikan

terhadap kepuasan pegawai.

Pemberian keputusan terhadap hasil pengujian ini dilakukan dengan cara

membandingkan nilai statistic uji F terhadap F-table atau membandingkan p-value

dengan tingkat signifikansi yang digunakan. Nilai F-hitung ataupun p-value hasil

penghitungan dapat diperoleh dari Tabel Anova berikut.

Tabel 4.xx Anova

Sumber Jumlah Mean


Variasi Kuadrat db Square F-hitung p-value
Regression 32.938 1 32.938 0.664 0.422
Residual 1389.229 28 49.615
Total 1422.167 29

Sumber : Data penelitian yang diolah, 2018

29
Pada pengujian ini diperoleh nilai statistik uji F atau F-hitung sebesar

0,664dan p-value sebesar 0,422. Karena tingkat signifikansi pada penelitian ini

adalah α = 0,05, maka keputusan yang diambil pada pengujian ini adalah hipotesis

nol ditolak karena p-value = 0,422> α = 0,05. Kesimpulan yang bisa diambil

adalah bahwa variabelProfesionalisme Pegawai (Z)secara bersama–sama tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap variabel kepuasan pasien (Y). Hasil ini

adalah menjawab hipotesis 5 pada bab 2.

Uji Parsial

Berdasarkan perhitungan regresi linier berganda, maka pengujian secara

parsial dapat ditunjukkan pada Tabel xx.

Tabel 4.xx Estimasi Parameter Regresi

Std.
Model B Error t p-value
Konstanta/Intersep 29.423 11.622 2.532 0.017

Profesionalisme pegawai 0.261 0.321 0.815 0.422

Berdasarkan Tabel xx dapat diketahui secara jelas hasil uji parsial. Hasil uji

parsial ini juga sekaligus digunakan untuk menjawab hipotesis pada Bab 2 yaitu

hipotesis 5.

Variabel Profesionalisme pegawai

30
H1 : Profesionalisme pegawaiberpengaruh signifikan terhadap Kepuasan

pasien.

Berdasarkan hasil uji t diperoleh p-value = 0.422. Karena p-value = 0,422>

α = 0,05 maka H0 tidak ditolak atau tidak mendukung H1. Hal ini berarti

bahwa variabelProfesionalisme pegawaitidak berpengaruh signifikan

terhadap Kepuasan pasien.

Persamaan Regresi Linier

Berdasarkan koefisien regresi dari masing-masing variabel bebas yang

masuk dalam model untuk sampel yang digunakan dalam penelitian ini, maka

dapat dijelaskan bahwa variabel Profesionalisme pegawai tidak berpengaruh

terhadap Kepuasan Pasien.Persamaan regresi linier berganda yang diperoleh

berdasarkan nilai koefisien regresi dari masing-masing variabel bebas yang masuk

dalam model untuk sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Interpretasi dai persamaan regresi di atas adalah sebagai berikut :

 Nilai intersep atau konstanta dari persamaan regresi adalah sebesar 29,423

Hal ini bisa diartikan bahwa apabila profesionalisme pegawai memiliki nilai

0, maka secara rata-rata nilai kepuasan pasien adalah sebesar 29,423.

 Variabel Z (Profesionalisme Pegawai) mempunyai koefisien regresi sebesar

0,261. Nilai koefisien ini tidak bisa diinterpretasikan secara linier karena

variabel profesionalisme pegawai tidak signifikan mempengaruhi kepuasan

31
pasien. Hubungan antara variabel Profesionalisme pegawai dan kepuasan

pasien adalah hubungan yang tidak linier.

Koefisien Determinasi

Koefisien Determinasi ( R2 ) digunakan untuk melihat seberapa besar varisi

pada variabel terikat (kepuasan pasien) bisa dijelaskan oleh adanya variabel bebas

(profesionalisme pegawai) atau dengan kata lain seberapa besar variabel bebas

yang ada mempengaruhi variabel terikat.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat

ditarik disimpulkan beberapa hal sebagai berikut.

32
1. Dari skala likert antara 1 – 5, setiap variabel secara rata-rata berada di

kisaran skala 4 yang berarti baik. Nilai minimum yang paling kecil dari

variabel-variabel yang digunakan, yang paling kecil berada

padavariabelkepuasan pasien dan komitmen organisasional yaitu sebesar

3,00 sedangkan nilai maksimum yang digunakan yaitu 5 berada pada

variabel profesionalisme pegawai (Z) dan Kepuasan pasien (Y).

2. Hasil analisis terhadap datadiperoleh bahwa pendidikan dan pelatihan,

motivasi kerja dan komitmen organisasional secara bersama–sama

mempunyai pengaruh terhadapprofesionalisme pegawai. Dengan demikian

minimal ada satu diantara tiga variabel tersebut yang berpengaruh terhadap

profesionalisme pegawai.

3. Secara parsial variabel pendidikan dan pelatihan berpengaruh terhadap

profesionalisme organisasi.

4. Kemampuan menjelaskan dari ketiga variabel bebas terhadap

profesionalisme pegawai adalah sebesar 73,1% sedangkan sisanya

dipengaruhi oleh variabel bebas lain yang tidak disertakan dalam penelitian.

5. Profesionalisme pegawai baik secara simultan ataupun secara parsial tidak

berpengaruh terhadap kepuasan pasien

5.2 Saran

33
Sebagai upaya untuk meningkatkan profesionalisme pegawai dan kepuasan

pasien,maka berdasarkan hasil dan kesimpulan diatas penulis dapat memberikan

saran-saran sebagai berikut.

1. Untukmeningkatkan profesionalisme pegawai, pendidikan dan pelatihan

yang ada sekarang ini perlu dipertahankan bahkan klo bisa ditingkatkan lagi,

kemudia motivasi kerja dan komitmen terhadap organisasional perlu

ditingkatkan lagi agar profesionalisme pegawai terus meningkat.

2. Profesionalisme pegawai perlu ditingkatkan agar kepuasan pasien terus

meningkat

3. Perlu dilakukan penelitian untuk melihat variabel lain yang berpengaruh

terhadap profesionalisme dan kepuasan pasien diluar ketiga variabel yang

sudah digunakan.

34

Anda mungkin juga menyukai