Anda di halaman 1dari 16

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Profil Perusahaan


PT Pupuk Iskandar Muda merupakan perusahaan yang bergerak dibidang
industri pupuk urea dan merupakan perusahaan berskala besar. PT Pupuk Iskandar
Muda terletak di Jalan Medan-Banda Aceh Desa Krueng Geukueh, Kec.
Dewantara, Kabupaten Aceh Utara Provinsi Aceh. Jumlah karyawan pada tahun
2017 adalah 583 karyawan . PT Pupuk Iskandar Muda telah beroperasi lebih dari
30 tahun, untuk itu perusahaan melakukan berbagai pendekatan yang mendukung
pencapaian strategi perusahaan dengan mengelola karyawan agar berdaya guna
terhadap pencapaian visi dan misi perusahaan.
Unit pabrik dan sarana produksi dari PT Pupuk Iskandar Muda terdiri dari
beberapa bagian, yaitu unit utilitas, ammonia, urea, penyimpanan produk utama,
pelabuhan, penunjang produksi dan pemasaran. Produk utama PT Pupuk Iskandar
Muda adalah urea prill yang dihasilkan oleh Pabrik Urea-1 dan urea granull yang
dihasilkan oleh Pabrik Urea-2. Sedangkan produk samping dari pembuatan urea
adalah produksi amonia dan gas nitrogen serta CO2. Sebagian besar produk urea
yang dihasilkan oleh PT Pupuk Iskandar Muda dijual dalam bentuk pupuk urea
bersubsidi. Sesuai Keputusan PT Pupuk Indonesia (Persero) tanggal 11 Agustus
2011 Nomor : U-909/A00000. UM.2011 memberikan penugasan kepada PT PIM
untuk menyalurkan pupuk urea bersubsidi di 5 wilayah meliputi: Aceh, Sumut,
Sumbar, Riau dan Kepri dan Kalimantan Barat. Sebagian pupuk juga dijual ke
luar negeri sebagai pupuk non-subsidi dengan izin pemerintah.

4.2 Data Penelitian


4.2.1 Jumlah Karyawan
Pada penelitian ini, jumlah karyawan yang merupakan populasi hanya
terdiri dari beberapa departemen. Hal ini dikarenakan ada batasan jumlah dari

54
55

pihak perusahaan dalam pengisian kuesioner, sehingga hanya 5 departemen saja


yang akan dijadikan objek penelitian. Berikut jumlah karyawan dari 5 departemen
tersebut seperti tampak pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Jumlah Karyawan


Departemen Jumlah Karyawan

Rancang Bangun 12

Humas dan Tanggap Darurat 8

Riset, Teknologi dan Pengembangan Produk 6

Personalia dan Benefit 12

Adm. Rendal SAR dan Promosi 11

Total 49

Sumber: Data Primer (2017)

4.2.2 Penentuan Jumlah Sampel


Metode yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel adalah
menggunakan rumus Slovin sebagai berikut :

Jumlah karyawan yang ada di 5 departemen di PT. Pupuk Iskandar Muda


adalah sebanyak 49 karyawan. Dengan tingkat kesalahan yang digunakan adalah
10% dimana nilai akurasinya adalah 90%.

Maka jumlah sampel dapat dihitung sebagai berikut:

= 32,8 (dibulatkan menjadi 32)


56

Dari hasil perhitungan maka diperoleh jumlah sampel sebanyak 32 sampel.


Dengan begitu jumlah kuesioner yang harus disebar adalah 32 kuesioner untuk
karyawan pada departemen yang bersangkutan secara acak.

4.2.3 Uji Validitas


Pengujian validitas dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen
penelitian yang digunakan (terdapat pada Lampiran 1) mampu mengukur apa
yang seharusnya diukur. Item pernyataan instrumen dikatakan valid apabila nilai
r-hitung lebih besar atau sama dengan r-tabel, begitu pula sebaliknya. Perhitungan
validitas dibantu dengan program SPSS versi 16. Berdasarkan tabel r product
moment, dimana jumlah data sebanyak 32 maka derajat kebebasan (dk = N-2).
Oleh karena itu diperoleh hasil untuk dk = 32 – 2 = 30, dengan tingkat
kepercayaan (confident level) sebasar 90%, maka nilai r-tabel adalah 0,361 .
Berikut merupakan hasil uji validitas menggunakan spss yang dapat dilihat pada
Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas


Item
Variabel r- hitung r- tabel kesimpulan
Pernyataan
KT 1 0,415 0,361 Valid
KT 2 0,597 0,361 Valid
Keterampilan Teknis
KT 3 0,623 0,361 Valid
KT 4 0,716 0,361 Valid
KMT 5 0,397 0,361 Valid

Keterampilan KMT 6 0,371 0,361 Valid


Mengurus Tugas KMT 7 0,406 0,361 Valid
KMT 8 0,573 0,361 Valid
HK 9 0,511 0,361 Valid
HK 10 0,504 0,361 Valid
Hubungan Kerja
HK 11 0,410 0,361 Valid
HK 12 0,570 0,361 Valid
57

Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas (lanjutan)


SS 13 0,488 0,361 Valid
SS 14 0,439 0,361 Valid
Soft Skills SS 15 0,581 0,361 Valid
SS 16 0,471 0,361 Valid
SS 17 0,593 0,361 Valid
H 18 0,370 0,361 Valid
Histori Jabatan H 19 0,702 0,361 Valid
H 20 0,747 0,361 Valid
PP 21 0,485 0,361 Valid
Pendidikan & PP 22 0,407 0,361 Valid
Pelatihan PP 23 0,598 0,361 Valid
PP 24 0,660 0,361 Valid
A 25 0,365 0,361 Valid
A 26 0,472 0,361 Valid
Achievment
A 27 0,580 0,361 Valid
A 28 0,550 0,361 Valid
Sumber : Pengolahan Data (2017)
Dari uraian diatas dapat dilhat bahwa semua item pernyataan yang valid.
Oleh sebab itu,tidak perlu dilakukan uji validitas kembali terhadap item
pernyataan tersebut.

4.2.4 Uji Reliabilitas


Uji reliabilitas adalah menukur keandalan suatu instrumen, pada penelitian
ini digunakan koefisien Alpha Cronbach menyatakan bahwa nilai suatu instrumen
dikatakan reliable apabila nilai Alpha Cronbach ≥ 0,60 . Adapun hasil uji
reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 4.3
Tabel 4.3 Hasil Uji Reliabilitas
Item
Variabel r- hitung r- tabel kesimpulan
Pernyataan
KT 1 0,733 0,60 Reliable
KT 2 0,731 0,60 Reliable
Keterampilan Teknis
KT 3 0,730 0,60 Reliable
KT 4 0,727 0,60 Reliable
58

Tabel 4.3 Hasil Uji Reliabilitas (lanjutan)


KMT 5 0,735 0,60 Reliable
Keterampilan KMT 6 0,735 0,60 Reliable
Mengurus Tugas KMT 7 0,734 0,60 Reliable
KMT 8 0,739 0,60 Reliable
HK 9 0,732 0,60 Reliable
HK 10 0,732 0,60 Reliable
Hubungan Kerja
HK 11 0,733 0,60 Reliable
HK 12 0,731 0,60 Reliable
SS 13 0,732 0,60 Reliable
SS 14 0,733 0,60 Reliable
Soft Skills SS 15 0,731 0,60 Reliable
SS 16 0,736 0,60 Reliable
SS 17 0,730 0,60 Reliable
H 18 0,732 0,60 Reliable
Histori Jabatan H 19 0,723 0,60 Reliable
H 20 0,721 0,60 Reliable
PP 21 0,725 0,60 Reliable
Pendidikan & PP 22 0,730 0,60 Reliable
Pelatihan PP 23 0,730 0,60 Reliable
PP 24 0,730 0,60 Reliable
A 25 0,733 0,60 Reliable
A 26 0,728 0,60 Reliable
Achievment
A 27 0,721 0,60 Reliable
A 28 0,724 0,60 Reliable
Sumber : Pengolahan Data (2017)
Berdasarkan hasil dari uji reliabilitas diketahui bahwa kuesioner yang
dibuat adalah reliable untuk digunakan sebagai alat penelitian. Oleh karena itu,
kuesioner yang telah disediakan oleh peneliti tidak perlu dilakukan perubahan
pada atributnya.

4.2.5 Identifikasi Kuesioner


Adapun Identifikasi dari setiap atribut kuesioner yang akan digunakan
untuk penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.4.
59

Tabel 4.4 Identifikasi Kuesioner


Dimensi Atribut
Mampu menyelesaikan tugas sesuai dengan yang ditargetkan
Memiliki pengetahuan tentang teknis pelaksanaan pekerjaan
dengan baik dan benar
Keterampilan
Teknis (X1) Memahami intruksi yang diberikan
Mampu mengoperasikan peralatan kerja dalam melakukan
sesuatu pekerjaan
Bekerja sesuai dengan aturan yang ditetapkan perusahaan
Memiliki sikap tanggung jawab terhadap pekerjaan yang
Keterampilam dilakukan
Melaksanakan
Memiliki kreativitas dan inisiatif dalam melakukan
Tugas (X2)
pekerjaan
Datang dan pulang tepat waktu
Mampu berkomunikasi secara baik dan benar dengan atasan
Mampu berkomunikasi secara baik dan benar teman
sederajat
Hubungan
Kerja (X3) Mampu berkomunikasi secara baik dan benar dengan
bawahan
Mampu bekerja sama dengan teman sederajat dan bawahan
Memiliki sikap jujur dalam bekerja
Memiliki sikap disiplin yang tinggi

Soft Skills (X4) Mempunyai loyalitas dan komitmen terhadap perusahaan


Dalam berpenampilan selalu bersih dan rapi
Memiliki sikap fleksibel dan mampu mengendalikan diri
Tidak pernah memiliki masalah selama menduduki jabatan
tertentu
Histori Jabatan
(X5) Pernah menjadi pimpinan pada tempat bekerja sebelumnya
Pernah dipromosikan menjadi pimpinan
60

Tabel 4.4 Identifikasi Kuesioner (lanjutan)


Memiliki pendidikan yang lebih tinggi (S1, S2 maupaun S3)
Mengikuti pelatihan mengenai leadership dan pelatihan
lainnya yang di tujukan kepada karyawan
Pendidikan dan Mengaplikasikan dengan baik ilmu yang didapatkan setelah
Pelatihan (X6)
mengikuti pelatihan
Mengaplikasikan ilmu (teori & praktek) yang didapat ketika
menjalani pendidikan yang difasilitasi oleh perusahaan
Pernah menjadi karyawan berprestasi
Pernah mendapat penghargaan dari perusahaan
Pernah mendapat penghargaan dari luar dengan membawa
Achievment
(X7) nama perusahaan
Mampu bersaing dengan karyawan lain terhadap skill yang
dimiliki

4.2.6 Hasil Perhitungan Kuesioner Rating Scale


Berikut merupakan hasil perhitungan kuesioner menggunakan rating scale
yang telah diisi. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
Total = Σ hasil kuesioner (skala likert)
=5(17) + 4(14)
= 141
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Kuesioner
Tingkat harapan
Dimensi Atribut SS S KS TS STS Total
(5) (4) (3) (2) (1)
KT 1 17 14 141
Keterampilan KT 2 11 20 135
Teknis (X1) KT 3 13 18 137
KT 4 15 15 1 138
KMT 5 17 14 141
Keterampilam
KMT 6 21 10 145
Melaksanakan
KMT 7 14 12 5 133
Tugas (X2)
KMT 8 7 17 5 2 122
61

Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Kuesioner (lanjutan)


HK 9 14 15 130
Hubungan Kerja HK 10 15 14 131
(X3) HK 11 14 16 134
HK 12 14 16 134
SS 13 17 14 141
SS 14 18 12 138
Soft Skills (X4) SS 15 20 11 144
SS 16 13 18 137
SS 17 15 16 139
H 18 10 17 3 127
Histori Jabatan
H 19 5 15 8 2 113
(X5)
H 20 4 15 9 2 111
PP 21 6 14 6 2 2 110
Pendidikan dan PP 22 9 18 3 1 127
Pelatihan (X6) PP 23 10 18 1 125
PP 24 9 21 129
A 25 4 18 9 1 120
A 26 6 16 7 1 1 116
Achievment (X7)
A 27 7 15 7 3 116
A 28 9 20 1 1 128
Sumber: pengolahan data (2017)

Keterangan:
STS = Sangat Tidak Setuju
TS = Tidak Setuju
KS = Kurang Setuju
S = Setuju
SS = Sangat Setuju

Berdasarkan Tabel 4.6 hasil Perhitungan kuesioner Rating Scale dapat


dilihat bahwa poin yang banyak diisi adalah nilai 4 dan 5 dari masing-masing
atribut. Oleh Karena itu dapat disimpulkan bahwa atribut yang ada pada kuesioner
dapat dijadikan kriteria untuk analisis dalam proses promosi jabatan.
62

4.4 Analisis Kuesioner ANP dan Rating Scale


4.4.1 Metode Analytic Network Process
4.4.1.1 Langkah-Langkah Perhitungan Analytical Network Process
Adapun tahapan yang digunakan pada metode Analytical Network Process
adalah sebagai berikut:
1. Membuat model jaringan hirarki penilaian kinerja karyawan. Adapun
bentuk dari jaringan hirarki tersebut dapat dilihat pada lampiran 12. Untuk
jaringan feed back dapat dilihat pada lampiran 13.
2. Membuat perbandingan berpasangan antara sub criteria. Adapun
perbandingan pasangan terebut digunakan pada kuesioner ANP yang di isi
oleh Manager yang bersangkutan di PT. Pupuk Iskandar Muda. Bentuk
dari kuesioner yang akan diisi dapat dilihat pada Lampiran 2.
3. Tahap selanjutnya merekap nilai perbandingan berpasangan sesuai dengan
kuesioner yang telah di isi. Adapun rekapitulasi kuesioner ANP
berdasarkan kuesioner yang telah diisi seperti tampak pada Tabel 4.8.

Tabel 4.8 Nilai Perbandingan pada Cluster Sub Kriteria Histori Jabatan
Tidak pernah memiliki Pernah
Pernah menjadi
masalah selama dipromosikan
Pernyataan pimpinan pada tempat
menduduki jabatan menjadi
bekerja sebelumnya
tertentu pimpinan
Tidak pernah
memiliki masalah
1 3 4
selama menduduki
jabatan tertentu
Pernah menjadi
pimpinan pada
1/3 1 6
tempat bekerja
sebelumnya
Pernah dipromosikan
1/4 1/6 1
menjadi pimpinan
Sumber: Hasil pengisian kuesioner (2017)

Nilai pada tabel diatas merupakan hasil penilaian dari responden yang diisi
berdasarkan angka pada skala dalam ANP. Apabila perbandingan antara
sub kriteria satu dengan sub kriteria dua diberi nilai 6, maka kebalikan
perbandingannya diberi nilai 1/6. Adapun rekapitulasi hasil pengisian
kuesioner secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 4.
63

4. Setelah kuesioner di isi maka langkah selanjutnya adalah perhitungan


bobot setiap elemen. Perhitungan dilakukan dengan menjumlahkan semua
kolom matriks berdasarkan nilai perbandingan yang terdapat pada tabel
4.8 yang diubah menjadi pecahan desimal dan merupakan nilai matriks.
Seperti perbandingan sub kriteria dua dengan sub kriteria 1 itu diberi nilai
1/3, maka dalam pecahan desimal menjadi 0,3333. Berikut merupakan
rekapitulasi perhitungan bobot elemen seperti tampak pada Tabel 4.9.

Tabel 4.9 Penjumlahan Matriks Perbandingan Sub Kriteria Histori Jabatan


Tidak pernah Pernah menjadi Pernah
memiliki masalah pimpinan pada dipromosikan
Pernyataan
selama menduduki tempat bekerja menjadi
jabatan tertentu sebelumnya pimpinan
Tidak pernah
memiliki masalah
selama 1,0000 3,0000 4,0000
menduduki
jabatan tertentu
Pernah menjadi
pimpinan pada
0,3333 1,0000 6,0000
tempat bekerja
sebelumnya
Pernah
dipromosikan 0,2500 0,1667 1,0000
menjadi pimpinan
Total 1,5833 4,1667 11,0000
Sumber: Pengolahan Data (2017)
Adapun rekapitulasi hasil penjumlahan matriks perbandingan sub kriteria
secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 5.
5. Menghitung bobot parsial berdasarkan hasil rekapitulasi perhitungan bobot
elemen. Berikut merupakan tahapan perhitungan bobot parsial,yaitu
dengan cara nilai pada baris dan kolom satu di bagi dengan total.
Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut:

1,0000
 0,6316
1,5833
64

Semua nilai yang ada pada tiap baris dan kolom di hitung dengan cara
diatas, selanjutnya hasil dari tiap baris dijumlahkan sehingga didapatkan
nilai bobot parsialnya.

Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut:


Bobot parsial = (0,6316 + 0,7200 +0,3636) / 3
= 0,6356
Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Bobot Parsial
Tidak pernah Pernah
Pernah
memiliki menjadi
dipromosik Bobot
Pernyataan masalah selama pimpinan pada
an menjadi Parsial
menduduki tempat bekerja
pimpinan
jabatan tertentu sebelumnya
Tidak pernah
memiliki
masalah
selama 0,6316 0,7200 0,3636 0,5717
menduduki
jabatan
tertentu
Pernah
menjadi
pimpinan
0,2105 0,2400 0,5455 0,3320
pada tempat
bekerja
sebelumnya
Pernah
dipromosikan
0,1579 0,0400 0,0909 0,0963
menjadi
pimpinan
1,0000 1,0000 1,0000 1,0000
Sumber: Pengolahan Data (2017)

Nilai yang ada pada tabel diperoleh berdasarkan hasil perhitungan


yang telah dijabarkan diatas dan merupakan nilai bobot parsial untuk
setiap baris matriks. Adapun hasil bobot parsial untuk sub kriteria lainnya
secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 6.
6. Perhitungan rasio konsistensi
Ada beberapa tahap yang dilakukan untuk melakukan perhitungan rasio
konsistensi.
65

Adapun tahap-tahapnya adalah sebagai berikut:


a. Perkalian matriks
1,0000 3,0000 4,0000 0,5717 1,9582 
 0,3333 1,0000 6,0000 0,3320   1,1002 
    
0,2500 0,1667 1,0000  0,0963 0,2945

b. Setelah dilakukan perkalian matriks, dilakukan perhitungan


Consistency Vector sebagai berikut:
1,9582 : 0,5717 = 3,4155
1,1002 : 0,3320 = 3,3139
0,2945 : 0,0963 = 3,0595
3,4155  3,3139  3,0595
maks   3,2630
3
Kemudian dihitung nilai CI dengan n=3
maks  n
CI 
n 1
3,2630  3
CI   0,0877
3 1
CI
CR 
RCI
0,0877
CR   0,0783
1,12
Tabel 4.11 Hasil Rekapitulasi Nilai Consistency Ratio
Responden Nilai Consistency Ratio
1 0,0783
2 0,0312
3 0,0494
4 0,0720
5 0,0848
6 0,0501
7 0,0705
8 0,0399
Sumber: Pengolahan Data (2017)
66

Nilai pada tabel diatas merupakan nilai CR yang diperoleh dari setiap
responden untuk masing-masing kriteria. Adapun nilai CR untuk semua kriteria
pada responden 1 dapat dilihat pada Tabel 4.12.
Tabel 4.12 Nilai CR untuk semua sub kriteria
Kriteria Nilai Consistency Ratio
1 0,0891
2 0,0123
3 0,0350
4 0,0215
5 0,0783
6 0,0205
7 0,0029
Sumber : Pengolahan Data (2017)

Dari hasil perhitungan semua nilai CR yang diperoleh untuk masing-


masing kriteria adalah lebih kecil dari 0,1 ( CR < 0,1). Hal ini menunjukkan
bahwa penilaian responden terhadap kuesinoner ANP itu konsisten. Hasil
rekapitulasi keseluruhan dari nilai CR dari responden 1 sampai 8 dapat dilihat
pada Lampiran 7.
7. Membuat Supermatriks
Tahapan selanjutnya adalah menentukan weighted supermatrix,
selanjutnya menentukan limiting matrix sampai tahap normalisasi limiting
matrix. Adapun bentuk hasil dari normalisasi matriks tersebut dapat dilihat
pada Tabel 4.13 berikut.
Tabel 4.13 Hasil Normalisasi Matriks
KT KTM HK SS HJ PP AC
KT 0.16518 0.16518 0.16518 0.16518 0.16518 0.16518 0.16518
KTM 0.07028 0.07028 0.07028 0.07028 0.07028 0.07028 0.07028
HK 0.02967 0.02967 0.02967 0.02967 0.02967 0.02967 0.02967
SS 0.02454 0.02454 0.02454 0.02454 0.02454 0.02454 0.02454
HJ 0.01807 0.01807 0.01807 0.01807 0.01807 0.01807 0.01807
PP 0.11811 0.11811 0.11811 0.11811 0.11811 0.11811 0.11811
AC 0.02577 0.02577 0.02577 0.02577 0.02577 0.02577 0.02577
67

Dari hasil matriks pada Tabel 4.13 diatas dapat dilihat bahwa bobot pada
setiap kolom memiliki nilai yang sama, ini berarti bahwa limit matriks telah stabil.
Berikut ini adalah hasil pembobotan yang telah dilakukan dengan menggunakan
software superdecisions terhadap 8 responden yang kemudian digunakan rumus
rata-rata geomterik untuk memperoleh nilai bobot dari keseluruhan responden.
Brikut perhitungan menggunakan rumus rata-rata geometrik adalah sebagai
Adapun hasil bobot dan peringkat kriteria promosi jabatan seperti tampak
pada Tabel 4.14 berikut.
Tabel 4.14 Bobot Serta Peringkat Kriteria Promosi Jabatan
Sub
Kriteria Bobot Rangking
Kriteria
KT 1 0,03575 14
Keterampilan KT 2 0,02869 23
Teknis (0,12365) KT 3 0,03697 11
KT 4 0,02224 28
KMT 5 0,04082 6
Keterampilam
KMT 6 0,04157 5
Melaksanakan
KMT 7 0,02426 27
Tugas (0,14141)
KMT 8 0,03476 17
HK 9 0,04651 4
Hubungan Kerja HK 10 0,02979 22
(0,14640) HK 11 0,03192 20
HK 12 0,03818 8
Soft Skills SS 13 0,05074 2
(0,19683) SS 14 0,03620 12
SS 15 0,03241 19
SS 16 0,02783 25
SS 17 0,04965 3
Histori Jabatan H 18 0,03730 10
(0,08991) H 19 0,02450 26
H 20 0,02811 24
Pendidikan dan PP 21 0,05082 1
Pelatihan PP 22 0,03619 13
(0,15336) PP 23 0,03162 21
PP 24 0,03476 16
Achievment A 25 0,03809 9
(0,1468) A 26 0,03507 15
A 27 0,03888 7
A 28 0,03465 18
Sumber: Data Primer yang diolah (2017)
68

Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa peringkat pertama


ditempati oleh faktor pendidikan dan pelatihan yaitu pada sub kriteria yang
pertama yaitu memiliki pendidikan yang lebih tinggi, dan sub kriteria yang
mendapat peringkat terendah adalah mampu mengoperasikan peralatan kerja.
Sedangkan berdasarkan kriteria nilai bobot tertinggi ditempati faktor soft skill, dan
yang memperoleh bobot terendah adalah faktor keterampilan teknis. Hasil ini
dapat menjadi salah satu pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk
dijadikan sebagai acuan atas kriteria yang telah ada berdasarkan bobot yang
didapatkan guna promosi jabatan.

4.4.2 Metode Rating Scale


Pada metode rating scale kinerja karyawan dihitung berdasarkan bobot
kriteria yang telah diperoleh melalui tahapan pada metode ANP. Pada metode
rating scale, skor yang diperoleh merupakan hasil atau nilai dari kinerja
karyawan. Bobot kriteria/sub kriteria yang didapatkan akan dikalikan dengan nilai
dari setiap kriteria/sub kriteria. Perhitungan untuk mendapatkan skor dari tiap
kriteria adalah sebagai berikut:
Skor sub kriteria 1 = bobot pada x nilai kriteria pada kuesioner
= 0,03575 x 4
= 0,14300
Skor sub kriteria 2 = bobot pada x nilai kriteria pada kuesioner
= 0,02869 x 4
= 0,11476
Skor sub kriteria 3 = bobot pada x nilai kriteria pada kuesioner
= 0,03697 x 5
= 0,14788
Skor sub kriteria 4 = bobot pada x nilai kriteria pada kuesioner
= 0,02224 x 4
= 0,08896
69

Tahapan diatas dihitung untuk semua kriteria/sub kriteria pada setiap


responden untuk mendapatkan skor total dari masing-masing responden.
Selanjutnya dihitung nilai prestasi kinerja karyawan dengan rumus:

Σ skor = skor kriteria 1+skor kriteria 2+skor kriteria 3+ sub kriteria 4


= 0,14300 + 0,11476 + 0,14788 + 0,08896
= 0, 49460
Adapun perhitungan lainnya dapat dilihat pada Lampiran 11. Berdasarkan
hasil perhitungan maka telah diperoleh skor untuk kinerja karyawan. Berikut hasil
penilaian kinerja karyawan seperti tampak pada Tabel 4.14.

Tabel 4.14 Hasil Kinerja Karyawan denganRating Scale


No Nama Nilai Skala Keterangan
1 Karyawan 1 4,6935 A Kinerja sangat tinggi
2 Karyawan 2 4,3529 A Kinerja sangat tinggi
3 Karyawan 3 4,1066 A Kinerja sangat tinggi
4 Karyawan 4 4,2771 A Kinerja sangat tinggi
5 Karyawan 5 4,2379 A Kinerja sangat tinggi
6 Karyawan 6 4,4305 A Kinerja sangat tinggi
7 Karyawan 7 4,8457 A Kinerja sangat tinggi
8 Karyawan 8 4,4404 A Kinerja sangat tinggi

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa skala penilaian kinerja


karyawan semua mendapat nilai A dengan keterangan bahwa kinerja sangat
tinggi. namun nilai yang diperoleh oleh setiap karyawan berbeda, dan nilai
tertinggi itu diperoleh oleh karyawan 7 dengan nilai sebesar 4,8457 dan nilai
terendah diperoleh oleh karyawan 3 dengan nilai 4,1066.

Anda mungkin juga menyukai