Pada sub bab ini akan sedikit dijelaskan mengenai profil perusahaan dari
PT. Ria Sarana Perdana Engineering, dimulai dari sejarah berdirinya hingga saat
ini, dan visi, misi perusahaan yang diterapkan untuk memajukan perusahaan setiap
waktunya.
PT. Ria Sarana Perdana Engineering adalah perusahaan kecil yang bergerak
dalam bidang pembuatan mesin-mesin produksi plastik pada masanya yang berdiri
tahun 1980 oleh Charlie Chandra. Pada saat itu perusahaan sedikit demi sedikit
merakit sebuah mesin yang dapat mengolah suatu bahan mentah dan akhirnya
perusahaan berhasil menciptakan sebuah mesin yang dapat mengolah bahan mentah
Pada tahun 1989 PT. Ria Sarana Perdana Engineering mulai berkembang
dalam bidang pembuatan mesin-mesin produski terutama mesin yang mengolah biji-
biji plastik, biji plastik yang dimaksud pada awalnya adalah limbah-limbah plastik
bekas dari sisa produksi yang kemudian diolah kembali menjadi plastik, contohnya
seperti botol-botol plastik minuman yang biasa kita minum, botol-botol tersebut
diolah menjadi biji plastik kemudian menghasilkan plastik yaitu kantong plastik,
50
51
yang signifikan tepatnya pada tahun 1992 dalam menciptakan mesin-mesin yang
dapat mengolah biji-biji plastik. Pada saat tahun 1998 PT Ria Sarana Perdana
karyawan yang mengundurkan diri karena mereka takut tenaganya tidak dibayarkan
oleh perusahaan padahal pada masa itu PT. Ria Sarana Perdana Engineering tetap
berdiri dan berjalan bahkan masih dapat membayarkan gaji karyawan meskipun ada
Tahun 2002 PT. Ria Sarana Perdana Engineering mulai berkembang dengan
membangun anak perusahaan yaitu PT. Roda Perdana Utama Karya yang masih
berhubungan dibidang produksi hanya saja PT. Roda Perdana Utama Karya sebagai
jasa yang menerima pengolahan limbah-limbah plastik dari perusahaan lain. Hingga
saat ini PT. Ria Sarana Perdana Engineering terus meningkat produksinya dan
PT. Ria Sarana Perdana Engineering memiliki Visi dan Misi untuk terus
maju dan berkembang hingga dapat bersaing baik skla nasional maupun skala
Visi
Menjadi perusahaan yang terdepan dalam bidang Industri Mesin, terbaik dan
inovatif di dalam maupun luar negeri dengan teknologi mutakhir dan hasil
52
berkualitas demi terwujudnya perusahaan yang sehat, mandiri dan dapat memajukan
industri Indonesia.
Misi
- Menciptakan sistem kerja yang berdisiplin tinggi dan lingkungan kerja yang
harmonis.
- Maju tumbuh besar hingga dapat bersaing dengan para kompetitor dibidang
responden berdasarkan jenis kelamin, usia, dan lama bekerja mereka. Berikut ini
2. Usia Responden
orang, usia 36-50 tahun sebanyak 18 orang, dan usia diatas 50 tahun
successive interval) untuk melakukan transformasi data skala ordinal menjadi data
berikut :
- (S) Setuju = 4
berikut:
1. Hasil transformasi data ordinal menjadi data interval pada variabel Job
2 2,068
3 2,847
4 3,546
5 4,566
2. Hasil transformasi data ordinal menjadi data interval pada variabel Job
1 1,000
2 1,630
3 2,323
4 3,215
5 4,414
2 1,657
3 2,337
4 3,199
5 4,379
2 1,736
3 2,495
4 3.339
5 4.440
berikut ini:
58
Karena masih ada butir pernyataan yang tidak valid, maka dilakukan
pengujian kembali setelah mengeluarkan butir pernyataan yang tidak valid, yaitu
Karena masih ada juga butir pernyataan yang tidak valid, maka dilakukan
pengujian kembali setelah mengeluarkan butir pernyataan yang tidak valid, yaitu
berikut ini:
apabila nilai Cronbach’s Alpha > 0.60 maka data dinyatakan reliable. Hasil
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
sebagai berikut:
Jika Sig. > 0,05 maka H0 diterima, berarti data berdistribusi normal
Jika Sig. < 0,05 maka H0 ditolak, berarti data berdistribusi tidak normal
Keputusan
berdistribusi normal.
63
dan mengikuti arah garis diagonal. Dengan demikian data variabel Job Enrichment
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
sebagai berikut:
Jika Sig. > 0,05 maka H0 diterima, berarti data berdistribusi normal
Jika Sig. < 0,05 maka H0 ditolak, berarti data berdistribusi tidak normal
Keputusan
berdistribusi normal.
dan mengikuti arah garis diagonal. Dengan demikian data variabel Job Enlargement
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
sebagai berikut:
Jika Sig. > 0,05 maka H0 diterima, berarti data berdistribusi normal
Jika Sig. < 0,05 maka H0 ditolak, berarti data berdistribusi tidak normal
Keputusan
berdistribusi normal.
dan mengikuti arah garis diagonal. Dengan demikian data variabel Kinerja
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
sebagai berikut:
Jika Sig. > 0,05 maka H0 diterima, berarti data berdistribusi normal
Jika Sig. < 0,05 maka H0 ditolak, berarti data berdistribusi tidak normal
Keputusan
dan mengikuti arah garis diagonal. Dengan demikian data variabel Kepuasan
melakukan analisis korelasi untuk mengetahui sifat hubungan antara setiap variabel
yang diteliti.
69
4.3.4.1 Analisis Korelasi Antara Job Enrichment (X1) dan Job Enlargement
(X2)
Tabel 4.16 Korelasi Job Enrichment (X1) dan Job Enlargement (X2)
Correlations
job_enrichment job_enlargement
**
job_enrichment Pearson Correlation 1 .408
N 69 69
**
job_enlargement Pearson Correlation .408 1
N 69 69
Enrichment (X1) dan Job Enlargement (X2) adalah sebesar 0.408. Hal ini
menunjukkan hubungan antar variabel yang cukup kuat dan positif. Selanjutnya,
Hipotesis:
- Jika nilai Sig. ≥ 0,05 maka H0 diterima, artinya hubungan antar variabel
tidak signifikan.
- Jika nilai Sig. ≤ 0,05 maka H0 ditolak, artinya hubungan antar variabel
signifikan.
Keputusan:
Simpulan:
Ada hubungan yang signifikan antara variabel Job Enrichment (X1) dengan
4.3.4.2 Analisis Korelasi Antara Job Enrichment (X1) dan Kinerja Karyawan
(Y)
Tabel 4.17 Korelasi Job Enrichment (X1) dan Kinerja Karyawan (Y)
Correlations
kinerja_karyawa
job_enrichment n
N 69 69
**
kinerja_karyawan Pearson Correlation .362 1
N 69 69
Enrichment (X1) dan Kinerja Karyawan (Y) adalah sebesar 0.362. Hal ini
menunjukkan hubungan antar variabel yang rendah dan positif. Selanjutnya, akan
Hipotesis:
- Jika nilai Sig. ≥ 0,05 maka H0 diterima, artinya hubungan antar variabel
tidak signifikan.
- Jika nilai Sig. ≤ 0,05 maka H0 ditolak, artinya hubungan antar variabel
signifikan.
Keputusan:
Simpulan:
4.3.4.3 Analisis Korelasi Antara Job Enlargement (X2) dan Kinerja Karyawan
(Y)
Tabel 4.18 Korelasi Job Enlargement (X2) dan Kinerja Karyawan (Y)
Correlations
kinerja_karyawa
job_enlargement n
**
job_enlargement Pearson Correlation 1 .980
N 69 69
**
kinerja_karyawan Pearson Correlation .980 1
N 69 69
Enlargement (X2) dan Kinerja Karyawan (Y) adalah sebesar 0.980. Hal ini
menunjukkan hubungan antar variabel yang sangat kuat dan positif. Selanjutnya,
Hipotesis:
- Jika nilai Sig. ≥ 0,05 maka H0 diterima, artinya hubungan antar variabel
tidak signifikan.
- Jika nilai Sig. ≤ 0,05 maka H0 ditolak, artinya hubungan antar variabel
signifikan.
Keputusan:
Simpulan:
4.3.4.4 Korelasi Antara Job Enrichment (X1) dan Kepuasan Karyawan (Z)
Tabel 4.19 Korelasi Job Enrichment (X1) dan Kepuasan Karyawan (Z)
Correlations
kepuasan_karya
job_enrichment wan
**
job_enrichment Pearson Correlation 1 .638
N 69 69
**
kepuasan_karyawan Pearson Correlation .638 1
N 69 69
Enrichment (X1) terhadap Kepuasan Karyawan (Z) adalah sebesar 0.638. Hal ini
menunjukkan hubungan antar variabel yang kuat dan positif. Selanjutnya, akan
Hipotesis:
- Jika nilai Sig. ≥ 0,05 maka H0 diterima, artinya hubungan antar variabel
tidak signifikan.
- Jika nilai Sig. ≤ 0,05 maka H0 ditolak, artinya hubungan antar variabel
signifikan.
Keputusan:
Simpulan:
4.3.4.5 Korelasi Antara Job Enlargement (X2) dan Kepuasan Karyawan (Z)
Correlations
kepuasan_karya
job_enlargement wan
**
job_enlargement Pearson Correlation 1 .538
N 69 69
**
kepuasan_karyawan Pearson Correlation .538 1
N 69 69
Enlargement (X2) terhadap Kepuasan Karyawan (Z) adalah sebesar 0.538. Hal ini
menunjukkan hubungan antar variabel yang cukup kuat dan positif. Selanjutnya,
Hipotesis:
- Jika nilai Sig. ≥ 0,05 maka H0 diterima, artinya hubungan antar variabel
tidak signifikan.
- Jika nilai Sig. ≤ 0,05 maka H0 ditolak, artinya hubungan antar variabel
signifikan.
Keputusan:
Simpulan:
4.3.4.6 Korelasi Antara Kinerja Karyawan (Y) dan Kepuasan Karyawan (Z)
Tabel 4.21 Korelasi Kinerja Karyawan (Y) dan Kepuasan Karyawan (Z)
Correlations
kinerja_karyawa kepuasan_karya
n wan
N 69 69
**
kepuasan_karyawan Pearson Correlation .509 1
N 69 69
Karyawan (Y) terhadap Kepuasan Karyawan (Z) adalah sebesar 0.509. Hal ini
menunjukkan hubungan antar variabel yang cukup kuat dan positif. Selanjutnya,
Hipotesis:
- Jika nilai Sig. ≥ 0,05 maka H0 diterima, artinya hubungan antar variabel
tidak signifikan.
- Jika nilai Sig. ≤ 0,05 maka H0 ditolak, artinya hubungan antar variabel
signifikan.
Keputusan:
Simpulan:
Berdasarkan seluruh uji korelasi dan uji signifikansi yang dilakukan, dapat
hubungan kausalitas antara variabel Job Enrichment (X1), Job Enlargement (X2),
Kinerja Karyawan (Y), dan Kepuasan Karyawan (Z) yang diajukan penulis
Untuk melakukan analisa jalur (path analysis), maka struktur hubungan pada
Job Enlargement (X2), dan Kepuasan Karyawan (Y). Berikut ini grafik sub-
struktur 1:
Job Enlargement (X2), Kinera Karyawan (Y), dan Kepuasan Karyawan (Z).
hasil uji statistik deskriptif pada variabel Job Enrichment (X1), Job Enlargement
terlebih dahulu ditentukan jumlah kelas sebanyak 5 kelas, yang terdiri dari kelas
pertama “sangat tidak baik”, kelas kedua “tidak baik”, kelas ketiga “cukup baik”,
skala interval dari variabel X1, X2, Y, dan Z. Berikut ini adalah hasil penghitungan
X1 X2
4,56 sampai 3,85 Sangat Baik 4,14 sampai 3,51 Sangat Baik
3,12 sampai 2,41 Cukup Baik 2,86 sampai 2,23 Cukup Baik
2,40 sampai 1,69 Tidak Baik 2,22 sampai 1,59 Tidak Baik
1,68 sampai 1,00 Sangat Tidak Baik 1,50 sampai 1,00 Sangat Tidak Baik
Y
Z
4,37 sampai 3,69 Sangat Baik 4,44 sampai 3,75 Sangat Baik
2,99 sampai 2,31 Cukup Baik 3,06 sampai 2,37 Cukup Baik
2,30 sampai 1,62 Tidak Baik 2,36 sampai 1,67 Tidak Baik
82
1,61 sampai 1,00 Sangat Tidak Baik 1,66 sampai 1,00 Sangat Tidak Baik
Selanjutnya, data statistik deskriptif yang diperoleh dari output SPSS adalah
sebagai berikut:
Descriptive Statistics
c
ANOVA
Total 21.378 68
Hipotesis:
terhadap variabel Y.
terhadap variabel Y.
Keputusan:
Simpulan:
secara simultan dan signifikan terhadap variabel Kinerja Karyawan (Y). Sehingga,
a
1 .981 .962 .961 .11055
Diketahui nilai RSquare sebesar 0.962 atau sama dengan 96,2%. Jadi,
sebesar 3,8% dipengaruhi variabel lain diluar penelitian ini. Sementara itu, besarnya
koefisien jalur bagi variabel lain diluar penelitian adalah sebesar (pYε1) = √ 1 – R²
= √ 1 – 0,962 = 0,1949
a
Coefficients
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Hipotesis:
Keputusan:
Hipotesis:
Keputusan:
X1
0,046 0,1949
0,408 Y
0,999
X2
sebagai berikut:
Y = ρyX1 + ρyX2 + ε1
Dimana R² = 0,962
- Kinerja Karyawan (Y) dipengaruhi oleh Job Enrichment (X1) dan Job
Enlargement (X2) secara simultan dan signifikan sebesar 96,2% dan sisanya
- Semakin baik Job Enrichment (X1) yang diterima dan dikerjakan oleh
karyawan, maka Kinerja Karyawan (Y) juga akan semakin tinggi. Begitu
juga sebaliknya, semakin buruk Job Enrichment (X1) yang diterima dan
dikerjakan oleh karyawan, maka Kinerja Karyawan (Y) juga akan semakin
rendah.
- Semakin baik Job Enlargement (X2) yang diterima dan dikerjakan oleh
karyawan, maka Kinerja Karyawan (Y) juga akan semakin tinggi. Begitu
juga sebaliknya, semakin buruk Job Enlargement (X2) yang diterima dan
dikerjakan oleh karyawan, maka Kinerja Karyawan (Y) juga akan semakin
rendah.
88
a
ANOVA
Total 19.811 68
Hipotesis:
Ho: Variabel X1, X2, dan Y tidak berkontribusi secara simultan dan
Ha: Variabel X1, X2, dan Y berkontribusi secara simultan dan signifikan
terhadap variabel Z.
Keputusan:
Simpulan:
d
Model Summary
Diketahui nilai RSquare sebesar 0.500 atau sama dengan 50%. Jadi,
sebesar 50% dipengaruhi variabel lain diluar penelitian ini. Sementara itu, besarnya
koefisien jalur bagi variabel lain diluar penelitian adalah sebesar (pYε2) = √ 1 – R²
= √ 1 – 0,500 = 0,7071
90
a
Coefficients
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Hipotesis:
Keputusan:
Hipotesis:
Keputusan:
Hipotesis:
Keputusan:
X1
0,504 0,7071
0,271
Y Z
0,308
X2
sebagai berikut:
Dimana R² = 0,500
signifikan sebesar 50% dan sisanya sebesar 50% dipengaruhi oleh variabel-
- Semakin baik Job Enrichment (X1) yang diterima dan dikerjakan karyawan,
maka tingkat Kepuasan Karyawan (Z) juga akan semakin tinggi. Begitu juga
semakin rendah.
karyawan, maka tingkat Kepuasan Karyawan (Z) juga akan semakin tinggi.
Begitu juga sebaliknya, semakin buruk Job Enlargement (X2) yang diterima
dan dikerjakan karyawan, maka tingkat Kepuasan Karyawan (Z) juga akan
semakin rendah.
- Semakin tinggi tingkat Kinerja Karyawan (Y), maka akan diikuti dengan
tingkat Kepuasan Karyawan (Z) yang dirasakan saat bekerja. Begitu juga
94
menggunakan angka Standar Error of Estimate yang diperoleh dari tabel Model
Summary, dan angka standar deviasi yang diperoleh dari tabel Descriptive Statistic.
eksogen yang digunakan untuk memprediksi variabel endogen adalah sudah tepat
dan benar.
95
eksogen yang digunakan untuk memprediksi variabel endogen adalah sudah tepat
dan benar.
96
Jadi, keseluruhan pengaruh kausalitas variabel Job Enrichment (X1) dan Job
Kepuasan Karyawan (Z) secara simultan dengan garis yang berwarna biru dapat
X1 0,504
0,046
0,1949 0,7071
0,962 0,271
Y Z
0,500
0,999
X2 0,308
dapat diketahui Pengaruh Kausal Langsung (PKL) dan Pengaruh Kausal Tidak
Langsung (PKTL) dari setiap variabel yang diteliti. Berikut ini hasil tersebut yang
X1 dan X2 - - - 0,962
Terhadap Y
ε1 0,1949 0,1949 - -
ε2 0,7071 0,7071 - -
Berdasarkan tabel 4.31 diatas, dapat disimpulkan hasil analisis jalur sebagai
berikut:
(Y).
berikut:
total)
total)
diketahui Job Enrichment (X1) dan Job Enlargement (X2) dapat mempengaruhi
tingkat Kinerja Karyawan (Y) secara positif dan signifikan. Serta Job Enrichment
(X1) dan Job Enlargement (X2) melalui Kinerja Karyawan (Y) terbukti
mempengaruhi tingkat Kepuasan Karyawan (Z) sebesar 50% secara positif dan
dilakukan uji pengaruh secara individual dan diperoleh hasil sebagai berikut:
Karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa adanya Job Enrichment tidak dapat
Job Enrichment dan Kinerja Karyawan menunjukkan hasil yang baik, itu
signifikan.
artinya dengan adanya Job Enlargement karyawan merasa bahwa tidak ada
4.5 Pembahasan
X1
\ 0,504
0,271 0,271
Y Z
0,999
0,308
X2
Trimming pada hasil model analisis jalur tidak dilakukan karena hasil yang
terjadi perubahan koefisien jalur yang dapat dilihat pada tabel berikut:
X2 Terhadap Y 0,638
X1 Terhadap Z 0,980
Y Terhadap Z 0,509
paling kecil sebesar 3,058 pada butir 7 dalam dimensi “melakukan pekerjaan
vertikal” yaitu indikator “penambahan beban kerja vertikal” yang dijawab oleh
karyawan divisi produksi PT. Ria Sarana Perdana Engineering. Job Enrichment
memberikan beban kerja kepada karyawan dalam hal kualitas atau kompleksitasnya
yaitu tolak ukur yang berkaitan dengan kemampuan, skill ataupun kecerdasan,
misalnya staff produksi yang bekerja mengontrol mesin-mesin baru diminta untuk
segala macam kegiatan mulai dari perencanaa hingga pembelian bahan baku. Itu
103
artinya karyawan diberi tugas yang levelnya diatas pekerjaan pokoknya saat ini,
maka dari itu karyawan memberikan penilaian terhadap Job Enrichment yang
kepada karyawan memiliki hasil rata-rata terkecil sebesar 3,110 pada butir 8 dalam
Setiap pekerjaan yang dikerjakan oleh karyawan, tentunya karyawan itu bisa
mendapatkan umpan balik dari perusahaan berupa hasil kinerja mereka yang baik
ataupun kurang baik dalam menjalankan pekerjaanya. Dalam hal ini perusahaan
kurang memberikan umpan balik kepada karyawan mengenai hasil kinerja mereka
bekerja sesuai keinginan perusahaan tanpa memberikan umpan balik terhadap hasil
kerja karyawan.
Adapun hasil jawaban yang memiliki hasil rata-rata paling tertinggi sebesar
3,757 pada butir 1 dalam dimensi “menggabungkan tugas” yaitu indikator “sifat
kerja yang lebih menantang”. Bahwa karyawan menjawab Job Enrichment selain
sebagai beban kerja juga merupakan suatu tantangan pekerjaan dimana karyawan
pengayaan pekerjaan.
104
paling kecil sebesar 3,120 pada butir 8 dalam dimensi “Job Enlargement membuat
pekerjaan tidak begitu efektif” yaitu indikator “tekanan kerja”. Bahwa adanya Job
untuk mampu menjalankan pekerjaan yang lebih luas dalam bentuk kuantitas yaitu
tolak ukur yang berkaitan dengan jumlah pekerjaan yang masih dalam satu level
diminta untuk mengecek hasil akhir dari mesin yang sudah jadi. Hal tersebut
merupakan ekspansi pekerjaan secara horizontal dan hasil ini disebut juga
kerja kepada karyawan namun tidak semua dapat melaksanakan Job Enlargement
karena karyawan diharapkan memiliki tanggung jawab yang lebih besar, jika tidak
kepada karyawan memiliki hasil rata-rata terkecil sebesar 3,168 pada butir 6 dalam
dimensi “Job Enlargement membuat pekerjaan tidak begitu efektif” yaitu indikator
“menurunkan motivasi”. Pemberian tugas dan tanggung jawab yang lebih besar
peluang untuk menghasilkan kinerja yang baik. Namun pada karyawan divisi
produksi PT. Ria Sarana Perdana Engineering mereka kurang termotivasi karena
menurut karyawan Job Enlargement adalah bentuk pekerjaan tambahan yang masih
dalam level yang sama sehingga hanya meningkatkan jumlah pekerjaan yang
mereka lakukan dan tanggung jawabnya menjadi lebih besar, maka dari itu Job
Adapun jawaban yang memiliki hasil rata-rata paling tinggi sebesar 3,633
pada butir 11 dalam dimensi “tingkat aktivasi Job Enlargement” yaitu indikator
yang lebih besar namun dalam proses pengerjaannya perlu kedisiplinan untuk
Sarana Perdana Engineering bahwa mereka memiliki kedisiplinan tinggi baik dalam
benar menerapkan kedisiplinan yang tinggi demi terciptanya hasil kerja yang baik.
kecil sebesar 3,109 pada butir 2 dalam dimensi “kemampuan individu” yaitu
indikator “minat”. Bahwa perusahaan melihat dan menilai karyawan mana yang
memiliki minat terhadap pekerjaan yang diberikan, karena masih banyak karyawan
yang kurang baik kinerjanya, salah satu faktor minat lah yang mempengaruhi hal
tersebut dengan hasil rata-rata paling terkecil. Oleh sebab itu perusahaan melihat
dan menilai kinerja karyawan agar karyawan nyaman dan bisa disesuaikan dengan
memiliki hasil rata-rata terkecil sebesar 3,156 pada butir 8 dalam dimensi
diperlukan agar karyawan tetap menjaga tanggung jawab tugasnya. Dalam hal ini
106
tugas baru yang dikerjakan karyawan sehingga karyawan tidak bekerja secara
maksimal sebab pada tugas tambahan yang berada diatas level pekerjaan pokoknya
bisa dengan mudah mengerjakan tugasnya yang berada dilevel atas dari pekerjaan
Adapun jawaban yang memiliki hasil rata-rata paling tinggi sebesar 3.554
pada butir 5 dalam dimensi “usaha yang dicurahkan” yaitu indikator “kehadiran”.
Hal ini karena masing-masing karyawan memiliki motivasi yang berbeda mengenai
penting karena dari rajinnya karyawan bekerja maka karyawan dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya. Namun pada karyawan yang malas bekerja mereka akan
mendapatkan hasil kerja yang kurang memuaskan dan akan sulit untuk memenuhi
kebutuhannya.
paling kecil sebesar 2,976 pada butir 1 dalam dimensi “pembayaran gaji dan
berharap akan kebijakan perusahaan yang memberikan promosi jabatan secara adil
kepada karyawan yang berpotensi, karena selama ini jika ada karyawan yang resign
maka atasan hanya menunjuk karyawan yang dekat dengan atasan lah yang akan
menempatkan posisi tersebut tanpa melihat karyawan itu berpotensi atau tidak.
107
Sementara karyawan lain yang berpotensi tidak memiliki kesempatan itu, padahal
banyak karyawan berpotensi yang tepat untuk menerima promosi jabatan tersebut
secara adil. Maka hal ini yang menyebabkan karyawan merasa perusahaan tidak adil
menduduki posisi yang lebih tinggi dalam perusahaan, posisi tersebut misalnya
seperti posisi sebagai manajer produksi atau kepala bagian dari divisi produksi.
rata terkecil sebesar 3,030 pada butir 2 dalam dimensi “pembayaran gaji dan
divisi produksi PT. Ria Sarana Perdana Engineering merasa tidak puas terhadap
pemberian gaji yang diterima karena karyawan divisi produksi diberikan tugas
tambahan namun gaji yang mereka terima tidak sesuai, gaji mereka sebagai
karyawan divisi produksi sama dengan karyawan divisi lain yang tidak diberikan
tugas tambahan. Hal ini yang menyebabkan karyawan divisi produksi tidak puas
terhadap pemberian gaji yang tidak adil sehingga berdampak pada kinerja mereka.
dengan rekan kerja” yaitu indikator “adanya suasan kekeluargaan antar rekan kerja”
yang memiliki hasil rata-rata paling tinggi sebesar 3,568. Salah satu faktor yang
mendukung karyawan dalam bekerja adalah rekan kerja, bahwa karyawan bisa
bekerja sama, saling membantu, kompak dalam hal yang pekerjaan, dapat menjalin
hubungan yang harmonis ketika bekerja karyawan satu dan karyawan lainnya
sehingga sesama karyawan akan merasa senang ketika bekerja dalam lingkungan
dan meningkatkan terus Kepuasan Karyawan saat bekerja, maka perusahaan perlu
produksi. Terutama pada Job Enrichment, karena unsur Job Enrichment tersebut
Job Enrichemnt berkontribusi secara positif namun tidak signifikan untuk dapat
bahwa Job Enrichment dapat mempengaruhi Kepuasan Karyawan secara positif dan
signifikan, sehingga Kinerja Karyawan dan Kepuasan Karyawan lah yang sebaiknya
bertanggung jawab dan bekerja dengan baik atas Job Enrichment dan Job