Anda di halaman 1dari 16

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI

2018

PANDUAN
BMHP PPI DI RS

RSMN BITUNG
BAB I

DEFINISI

Rumah sakit adalah suatu unit yang memiliki organisasi yang teratur, tempat
pencegahan dan penyembuhan penyakit, peningkatan dan pemulihan kesehatan penderita yang
dilakukan secara multi disiplin oleh berbagai kelompok profesional terdidik dan terlatih yang
menggunakan prasarana dan sarana fisik, perbekalan farmasi dan alat kesehatan. Rumah sakit
memiliki karakteristik tersendiri dalam melaksanakan fungsinya, salah satunya rumah sakit
merupakan sebuah institusi besar yang sarat dengan peralatan berteknologi canggih yang
dioperasionalkan oleh sekumpulan orang dengan keahlian dan bakat sesuai yang diperlukan.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.220/Men.Kes/Per/IX/1976 tertanggal 6 September
1976, yang dimaksud dengan alat kesehatan adalah barang, instrumen atau apparat yang
digunakan untuk:
a. Pemeliharaan dan perawatan kesehatan dan alat Kesehatan
b. Dipakai untuk menentukan diagnosa
c. Untuk membantu/ mencegah kerusakan lebih lanjut
d. Untuk penyembuhan, pencegahan penyakit, atau kelainan yang menganggu Kesehatan
e. Pemulihan, perbaikan, atau perubahan suatu fungsi badan/ struktur badan manusia
f. Diagnosa kehamilan atau pemeliharaan selama kehamilan dan setelah kehamilan
termasuk pemeliharaan bayi
g. Usaha mencegah kehamilan pada manusia, tidak termasuk golongan obat
h. Sebagai media invasif.

Penggolongan alat kesehatan antara lain:


a. Menurut Fungsi
1) Peralatan medis, seperti:
a) EGC monitor/ alat-alat yang digunakan di ICU/ ICCU
b) Emergency set, oksigen set, dan alat di kamar operasi
c) Alat-alat penunjang diagnosa seperti otoskop, rinoskop, termometer dan tensimeter
d) Utensilien seperti bak bengkok/ nierbeken, urinal, bad pan, dan kateter
2) Peralatan non-medis seperti alat dapur, generator, peralatan cucian, dan sendok
b. Menurut Sifat Pemakaian
a) Consumable/ disposable/ sekali pakai seperti spuit, kateter, mag slang, dan kondom
b) Peralatan tahan lama yang dipakai terus-menerus seperti instrumen operasi, bengkok,
dan otoskop
c. Menurut Kegunaannya
1) Sistem gastrointestinal seperti kateter canul dan NGT
2) THT seperti otoskop dan rinoskop
3) Sistem reproduksi seperti kateter, bougic aparat, hegar dan, speculum vagina/
instrument ginekologi
4) Dentalog/ alat gigi
5) Kardiovaskuler seperti ECG, layar monitor dan venulon dengan banyak jenisnya
6) Sistem ambulans/ bantu gerak seperti kursi beroda dan kruk
7) Untuk terapi seperti lampu merah, blue life, dan alat fisioterapi
8) Perlindungan sistem integumen seperti wind ring/ bantal angin

d. Menurut Keputusan Menkes RI No.116/SK/1979


1) Preparat untuk pemeliharaan dan perawatan Kesehatan
2) Peptisidan dan insektisida pembasmi hama manusia dan binatang piaraan
3) Alat perawatan yang digunakan di salon kecantikan
4) Wadah penampung yang terbuat dari plastik atau kaca untuk penyimpanan obat atau
penampung, juga karet penutup botol
5) Peralatan obstetrik dan ginekologi
6) Peralatan anestetika
7) Peralatan dan kelengkapan kedokteran gigi
8) Peralatan dan kelengkapan THT
9) Peralatan dan perlengkapan THT
10) Peralatan perlengkapan rumah sakit umumnya
e. Menurut Sifat Bahan
1) Bahan dasar logam seperti pinset, gunting, dan jarum heating
2) Bahan dasar karet atau plastik seperti kateter, sarung tangan, dan NGT
3) Bahan dasar linen seperti sprei, sarung bantal, dan selimut
4) Bahan dasar kaca seperti termometer dan tabung reaksi
5) Bahan dasar kertas seperti status pasien
f. Menurut Umur Instrumen
1) Consumable/ disposable seperti spuit, jarum, kateter, dan NGT
2) Yang dapat dicuci/ disterilkan seperti gunting, pinset dan selimut
3) Alat-alat penting dan mahal, umur lebih dari 5 tahun seperti x-ray, sterilisator, dan alat
ECG.

Beberapa peralatan dapat digunakan berkali-kali, tetapi ada juga yang harus dipakai satu
kali (single-use) karena bila digunakan lebih dari satu kali, akan menimbulkan resiko infeksi.
Dampak negatif dari peralatan single-use adalah menambah kuantitas (jumlah) limbah. Rumah
sakit sebagai institusi yang tugasnya memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat,
tidak terlepas dari tanggung jawab terhadap kesehatan lingkungan di sekitarnya yaitu mengelola
limbah medis dengan benar (sesuai persyaratan). Elemen penting dalam pengelolaan limbah
rumah sakit menurut WHO yaitu minimalisasi limbah, pemilahan, pengumpulan,
pengangkutan, penampungan, hingga tahap pemusnahan dan pembuangan akhir. Upaya yang
menjadi prioritas utama adalah dengan minimalisai limbah berupa reduksi limbah pada
sumbernya dan upaya pemanfaatan limbah. Minimalisasi limbah adalah upaya yang dilakukan
rumah sakit untuk mengurangi jumlah limbah yang dihasilkan dengan cara mengurangi bahan
(reduce), menggunakan kembali limbah (reuse) dan daur ulang limbah (recycle).
BAB II

RUANG LINGKUP

a. Alat dan materil yang dapat dipakai Kembali


1. Pengertian
 Peralatan MedisRe-use (PMR) adalah setiap peralatan medis habis pakai yang dirancang
oleh produsen untuk digunakan kembali untuk beberapa pasien. Semua PMR harus
disertai dengan instruksi penggunaan kembali sesuai prosedur yang disediakan oleh
produsen.
 Pemrosesan Kembali adalah pembersihan, desinfeksi, sterilisasi, dan persiapan
peralatan untuk kesiapan penuh/siap pakai untuk penggunaan selanjutnya.

2. Berikut adalah peralatan medik yang dapat di re-use :

 Peralatan medik yang terdapat ketentuan dapat digunakan kembali oleh produsen dan
tertera dengan jelas pada kemasan, dengan memperhatikan jumlah maksimal suatu
peralatan dapat digunakan kembali.
 Peralatan medik yang tidak berbahaya bila digunakan ulang dan dipastikan tidak
menyebabkan infeksi silang setelah dilakukan sterilisasi dan dengan syarat masih layak
digunakan kembali.

No Alat dan Material yang dapat digunakan kembali


1 Linen
2 Pispot
3 Peralatan Makan
4 Bengkok (Nierbekken)
5 Geals Kaca Gelas Ukur
6 Tabung Reaksi
7 Kontainer
8 Stetoscope
9 Tensimeter digital
10 Termometer digital
11 BVM dewasa
12 BVM anak
13 BVM bayi
14 Refleks hammer
15 Suction
16 Jackson rees
17 Spatel
18 Pinset Anatomis
19 Pinset sirugis
20 Gunting jaringan
21 Oxymetri
22 Gunting tali pusat
23 Pinset
24 Klem sirugis
25 Klem anatomis
26 Gunting tajam/tumpul
29 Vacum extractor
30 Perlak
31 Mata Kauter
32 Hag Besar
33 Hag Kecil
34 Langenbek
35 Klem Elis
36 Klem Duk
37 Klem Kecil Lurus
38 Klem Kecil Bengkok
39 Koheer
40 Naldfuder
41 Gunting Benang
42 Pisau Dan Gagang
43 Kom Kecil
44 Doek Besar
45 Doek Kecil
46 Doek Split
47 Placenta Kuret
48 Gagang Pisau
49 Gunting Jaringan
50 Gunting Benang
51 Klem Arteri Kecil Bengkok
52 Klem Arteri Sedang Bengkok
53 Klem Bengkok Besar
54 Klem Lurus Kecil
55 Klem. lurus sedang
56 Klem lurus besar
57 Klem kohger bengkok dan lurus
58 Elis Klem
59 Lanen Bag
60 Bebkop
61 Hak Tajam
62 Liver Hag
63 Ring Tang
64 Doek Klem
65 Kanul Suction Stenlis
66 Gunting AFF heaacting kecil
67 Klem bengkok kecil
68 Klem lurus sedang

b. Jumlah maksimum pemakaian ulang dari setiap alat


Berikut alat dan material yang dapat digunakan ulang serta jumlah maksimum pemakaian
ulang
No Nama Peralatan Medik Maks Pemakaian Jenis
Medical Equipment Max of Use (times) Peralatan
1 Linen Non Critical
2 Pispot Sampai tidak layak Non Critical
3 Peralatan Makan Sampai tidak layak Non Critical
4 Bengkok (Nierbekken) Sampai tidak layak Non Critical
5 Geals Kaca Gelas Ukur Non Critical
6 Tabung Reaksi Non Critical
7 Kontainer Critical
8 Stetoscope Sampai tidak layak Semi Critical
9 Tensimeter digital Sampai tidak layak Semi Critical
10 Termometer digital Sampai tidak layak Non Critical
11 BVM (mask) dewasa 7 kali pemakaian Non Critical
12 BVM (mask) anak 7 kali pemakaian Non Critical
13 BVM (mask) bayi 7 kali pemakaian Non Critical
14 Refleks hammer Non Critical
15 Suction Semi Critical
16 Jackson rees Semi Critical
17 Spatel Sampai tidak layak Critical
18 Pinset Anatomis Sampai tidak layak Critical
19 Pinset Chirurgiu Sampai tidak layak Critical
20 Gunting jaringan Sampai tidak layak Critical
21 Oxymetri Non Critical
22 Gunting tali pusat Sampai tidak layak Critical
23 Pinset Sampai tidak layak Critical
24 Klem sirugis Sampai tidak layak Critical
25 Klem anatomis Sampai tidak layak Critical
26 Gunting tajam/tumpul Sampai tidak layak Critical
29 Vacum extractor Sampai tidak layak Critical
30 Perlak Sampai tidak layak Non Critical
31 Mata Kauter Sampai tidak layak Critical
32 Hag Besar Sampai tidak layak Critical
33 Hag Kecil Sampai tidak layak Critical
34 Langenbek Sampai tidak layak Critical
35 Klem Elis Sampai tidak layak Critical
36 Klem Duk Sampai tidak layak Critical
37 Klem Kecil Lurus Sampai tidak layak Critical
38 Klem Kecil Bengkok Sampai tidak layak Critical
39 Koheer Sampai tidak layak Critical
40 Naldfuder Sampai tidak layak Critical
41 Gunting Benang Sampai tidak layak Critical
42 Pisau Dan Gagang Sampai tidak layak Critical
43 Kom Kecil Sampai tidak layak Critical
44 Doek Besar Critical
45 Doek Kecil Critical
46 Doek Split Critical
47 Placenta Kuret Sampai tidak layak Critical
48 Gagang Pisau Sampai tidak layak
49 Gunting Jaringan Sampai tidak layak Critical
50 Gunting Benang Sampai tidak layak Critical
51 Klem Arteri Kecil Bengkok Sampai tidak layak Critical
52 Klem Arteri Sedang Bengkok Sampai tidak layak Critical
53 Klem Bengkok Besar Sampai tidak layak Critical
54 Klem Lurus Kecil Sampai tidak layak Critical
55 Klem. lurus sedang Sampai tidak layak Critical
56 Klem lurus besar Sampai tidak layak Critical
57 Klem kohger bengkok dan lurus Sampai tidak layak Critical
58 Elis Klem Sampai tidak layak Critical
59 Lanen Bag Sampai tidak layak Critical
60 Bebkop Sampai tidak layak Critical
61 Hak Tajam Sampai tidak layak Critical
62 Liver Hag Sampai tidak layak Critical
63 Ring Tang Sampai tidak layak Critical
64 Doek Klem Sampai tidak layak Critical
65 Kanul Suction Stenlis Sampai tidak layak Critical
66 Gunting AFF heaacting kecil Sampai tidak layak Critical
67 Klem bengkok kecil Sampai tidak layak Critical
68 Klem lurus sedang Sampai tidak layak Critical

c. Identifikasi kerusakan akibat pemakaian dan keretakan yang menandakan alat tidak dapat
dipakai.
Proses pemilahan, pengecekan kondisi alat dan materil dapat dilihat dari penampakan
kelayakan yang ada, apabila dianggap sudah tidak layak bahan atau peralatan tersebut
dinyatakn tidak dapat digunakan lagi.

d. Proses pembersihan alat yang segera dilakukan sesudah pemakaian dan mengikuti Protokol
yang jelas
Untuk setiap peralatan atau material yang bisa digunakan kembali, harus melalui proses
desinfeksi dan sterilisasi.

A. Pengertian
1. Dekontaminasi adalah upaya mengurangi dan/ atau menghilangkan kontaminasi oleh
mikroorganisme pada orang, peralatan, bahan, dan ruang melalui desinfeksi dan
sterilisasi dengan cara fisik dan kimiawi.
2. Desinfeksi adalah upaya untuk mengurangi/ menghilangkan jumlah mikroorganisme
patogen penyebab penyakit (tidak termasuk spora) dengan cara fisik dan kimiawi.
3. Sterilisasi adalah upaya untuk menghilangkan semua mikroorganisme dengan cara
fisik dan kimiawi.
B. Persyaratan
1. Suhu pada desinfeksi secara fisik dengan air panas untuk peralatan sanitasi 80°C
dalam waktu 45-60 detik, sedangkan untuk peralatan memasak 80°C dalam waktu 1
menit.
2. Desinfektan harus memenuhi kriteria tidak merusak peralatan maupun orang,
desinfektan mempunyai efek sebagai deterjen dan efektif dalam waktu yang relatif
singkat, tidak terpengaruh oleh kesadahan air atau keberadaan sabun dan protein
yang mungkin ada.
3. Penggunaan desinfektan harus mengikuti petunjuk pabrik.
4. Pada akhir proses desinfeksi terhadap ruang pelayanan medis (ruang operasi dan
ruang isolasi) tingkat kepadatan kuman pada lantai dan dinding 0-5 CFU/cm²,
bebas mikroorganisme patogen dan gas gangren. Untuk ruang penunjang medis
(ruang rawat inap, ruang ICU/ ICCU, kamar bayi, kamar bersalin, ruang perawatan
luka bakar, dan laundry) sebesar 5-10 CFU/cm².
5. Sterilisasi peralatan yang berkaitan dengan perawatan pasien secara fisik dengan
pemanasan pada suhu ±121°C selama 30 menit atau pada suhu 134°C selama 13
menit dan harus mengacu pada petunjuk penggunaan alat sterilisasi yang digunakan.
6. Sterilisasi harus menggunakan desinfektan yang ramah lingkungan.
7. Petugas sterilisasi harus menggunakan alat pelindung diri dan menguasai
prosedur sterilisasi yang aman.
8. Hasil akhir proses sterilisasi untuk ruang operasi dan ruang isolasi harus bebas dari
mikroorganisme hidup.

Selain itu Proses Desinfeksi alat medis dapat dikategorikan menjadi

Tingkat Penerapan Proses Penyimpanan Contoh Alat


Risiko
Critical Alat yang masuk, Sterilisasi Sterilisasi Alat yang
penetrasi dalam steam, sterad harus dijaga: digunakan
jaringan steril, atau DTT - Bungkusan untuk
rongga, aliran darah alat harus tindakan
kering invasif
- Kemasan
tidak robek
- Bungkusan
harus dibuat
dengan
menghambat
bioefektif
selama
penyimpanan
- Simpan alat
steril pada
area steril
guna
melindungi
dari
kontaminasi
lingkungan
- Alat steril
yang tidak di
bungkus
harus segera
dipakai
Semi Alat yang kontak Sterilsasi Simpan pada Alat yang
Critical dengan selaput lendir steam/termal daerah bersih berhubungan
dan dengan dan kering dengan
cairan guna respiratori
desinfektan melindungi
tingkat tinggi dari
kontaminasi
lingkungan

Non Alat yang kontak Bersihkan Simpan dalam Alat non


Critical dengan kulit alat dengan keadaan invasif
menggunakan bersih equipment
detergent dan ditempat yang *Termometer
air .jika kering * Tourniket
menggunakan * Tensi meter
desinfektan
gunakan yang
compatibel

e. Pencantuman identifikasi pasien pada bahan medis habis pakai untuk hemodialis a
f. Pencatatan bahan medis habis pakai yang reuse direkam medis.
g. Evaluasi untuk menurunkan risiko infeksi bahan medis habis pakai yang di reuse.
LAPORAN PENGGUNAAN ALAT SINGLE USE DAN RE USE
RSMN BITUNG

ALAT
PENGGUNAAN
Nama JENIS YANG RUANG
No CM TANGGAL YANG KE
Pasien OPERASI DI RE RAWAT
BERAPA
USE

Bitung, 2022

Mengetahui
LAPORAN KERUSAKAN PENGGUNAAN ALAT RE USE
RSMN BITUNG

PENGGUNAAN YANG
No NAMA ALAT RE USE JENIS KERUSAKAN
KE BERAPA

Bitung, 2022

Mengetahui
BAB III
DOKUMENTASI

Pengendalian Infeksi Nosokomial merupakan suatu upaya penting dalam meningkatkan


mutu pelayanan medis rumah sakit. Hal ini hanya dapat dicapai dengan keterlibatan secara aktif
semua personil rumah sakit, mulai dari petugas kebersihan sampai dengan dokter dan mulai dari
pekerja sampai dengan jajaran Direksi. Kegiatannya dilakukan secara baik dan benar di semua
sarana rumah sakit, peralatan medis dan non-medis, ruang perawatan dan prosedur
serta lingkungan.
Dokumen yang wajib disiapkan adalah sebagai berikut :
1. Dokumen Regulasi
a. Dokumen monitoring dan evaluasi
b. Dokumen hasil pemeriksaan kuman

Demikian buku panduan ini dibuat untuk panduan tentang pemakaian ulang (reuse)
peralatan dan material sehingga berjalan dengan baik dan sesuai standar yang telah ditetapkan
oleh Undang-Undang Kesehatan yang berlaku, dengan terbitnya Buku Panduan Pemakaian
Ulang (Reuse) Peralatan dan Material di RSMN Bitung ini maka segala pelayanan yang
berkaitan dengan pemakaian ulang (reuse) wajib berlandaskan buku pedoman ini terhitung
setelah ditandatangani oleh Direktur RSMN Bitung.

Anda mungkin juga menyukai