Anda di halaman 1dari 17

ISU-ISU HAM DALAM DEKLARASI KAIRO

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hukum Islam dan Hak
Asasi Manusia

Dosen Pengampu: Assoc. Prof. Dr. KH. Mujar Ibnu Syarif, SH, MA

Disusun Oleh:

Dewi Marta Ayuni (11190454000004)

Tania Florensia (11190454000020)

Anissa Djuarni Siti Ningrum (11190454000043)

PROGRAM STUDI HUKUM PIDANA ISLAM

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2022
DAFTAR ISI

A. Deklarasi HAM Kairo atau The Cairo Declaration of Human Rights


(CDHR)...................................................................................................................1

B. Isu-Isu HAM dalam Deklarasi Kairo...........................................................3

1. Hak Untuk Hidup..........................................................................................3

2. Hak Untuk Memperoleh Kebebasan dan Perlindungan................................4

3. Hak Wanita Sederajat dengan Pria................................................................6

4. Hak Untuk Memperoleh Keadilan................................................................7

5. Hak Anak......................................................................................................8

6. Hak Mengemukakan Pendapat......................................................................9

7. Hak Memperoleh Pendidikan dan Berperan serta dalam Perkembangan


Ilmu Pengetahuan...............................................................................................10

8. Hak Untuk Bekerja......................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................15

i
A. Deklarasi HAM Kairo atau The Cairo Declaration of Human Rights
(CDHR)
Pada tahun 1991 di Kairo, dalam pertemuan internasional negara-negara
Islam di Kairo yang dihadiri oleh para menteri luar negeri, telah disahkan
Deklarasi Kairo yang sebagai bentuk tandingan dari Deklarasi Universal
HAM dari PBB tahun 1948. Yang sebelum Deklarasi Kairo ini terdapat
Deklarasi Universal HAM dalam Islam tahun 1981, kedua Deklarasi ini
terinspirasi dari Piagam Madinah yang dibuat oleh Muhammad Saw.
Dalam sejarahnya akan terlihat pola seperti ini, Abad 7 M Piagam
Madinah, Khutbatul Wada’, Hadits-Hadits Nabawy. Pada tahun 1948
Deklarasi Universal HAM PBB lahir, Tahun 1990 Deklarasi Kairo HAM
dalam Islam. Deklarasi Kairo ini hadir bukan saja sebagai saingan atas
dokumen HAM yang diproduksi oleh PBB atas dasar universalitasnya,
namun juga mengakomodir umat Islam, sebab di dalam Islam sendiri
HAM terlebih khusus penghargaan terhadap perempuan dan hak-hak anak
sangat dijunjung tinggi. Ajaran HAM dalam Islam hadir jauh sebelum
dokumen PBB lahir1.

Deklarasi Kairo merupakan instrumen pengaturan hak asasi manusia yang


berlandaskan pada hukum Islam. Deklarasi ini dikeluarkan oleh OKI
(Organisasi Kerjasama Islam) yang merupakan organisasi internasional
antar negara yang beranggotakan negara Islam atau penduduknya
mayoritas beragama Islam. Deklarasi ini ditandatangani oleh 54 negara
anggota OKI pada 5 Agustus 1990. Adapun bunyi dari pembukaan
deklarasi Kairo adalah sebagai berikut2:

1
Agus Dedi Putrawan, “MEMBUMIKAN “DEKLARASI KAIRO” DI INDONESIA: Perlindungan
Terhadap Hak Anak dan Keluarga”, Tasâmuh Vol. 13, No. 2, Juni 2016, h. 184-185.
2
Syahrul Fauzul Kabir, Skripsi: “Hak Kebebasan Beragama Atau Berkeyakinan Berdasarkan
Hukum Hak Asasi Manusia Internasional Dan Implementasinya di Indonesia” (Bandung:
Universitas Islam Bandung, 2016), h. 68-96.

1
"Wishing to contribute to the efforts of mankind to assert human rights, to
protect man from exploitation and persecution, and to affirm his freedom
and right to a dignified life in accordance with the Islamic Shari'ah"

Pembukaan di atas menjelaskan bahwa tujuan dibentuknya Deklarasi


Kairo adalah untuk memberikan sumbangan terhadap perlindungan hak
asasi manusia yang sesuai dengan syariah Islam. Hal ini dikarenakan
adanya satu perdebatan yang mendapatkan perhatian antara blok Islam dan
blok lain tentang Pasal 18 DUHAM, yaitu tentang kebebasan beragama
atau berkeyakinan. Hak asasi manusia dalam Islam, menurut Deklarasi
Kairo, mengakui otoritas dan peran Tuhan, dan karena itu tidak mentolerir
anti-agama, ateisme, dan pindah agama (dari Islam).

Deklarasi Kairo yang dibuat pada tahun 1990 dalam pertemuan


internasional negara-negara Islam di Kairo oleh para menteri luar negeri.
menjadi salah satu dokumen penting yang dibuat untuk memahami Hak
Asasi Manusia dalam Islam selain Universal HAM dalam Islam tahun
1981 dan Deklarasi Madinah yang merupakan kesepakatan dari berbagai
kelompok masyarakat yang ada di Madinah pada waktu itu khususnya
untuk kaum muslimin dengan orang-orang Yahudi yang sudah ada
sebelum kedatangan Rasul. 3

Deklarasi Kairo yang terdiri dari 25 Pasal yang meliputi hak individu,
sosial, ekonomi dan politik. Seluruh hak dan kebebasan yang diterapkan
dalam Deklarasi Kairo ini merupakan subjek syari’ah Islam. Walaupun
baru dideklarasikan pada 5 Agustus 1990 namun sumber dan referensinya
telah ada empat belas abad sebelumnya4

3
Ricky Santoso Muharram, “Membangun Toleransi Umat Beragama Di Indonesia Berdasarkan
Konsep Deklarasi Kairo (Creating Religion Tolerance In Indonesia Based On The Declaration Of
Cairo Concept)”, Jurnal HAM, Vol.11, No.2, Agustus 2020, h.279
4
Washil, dkk“HAM Islam dan Duham PBB: Sebuah Ikhtiar Mencari Titik Temu”, MIQOT: Jurnal
Ilmu-ilmu Keislaman XLI, No. 2, 2017, h. 428–450

2
B. Isu-Isu HAM dalam Deklarasi Kairo
Hak asasi dan kebebasan universal dalam Islam merupakan bagian tak
terpisahkan dari agama Islam, dan tak seorang pun, secara prinsip,
memiliki hak untuk melarang hak dan kebebasan tersebut sebagian atau
keseluruhan, atau melanggar atau mengacuhkan mereka sejauh hak dan
kebebasan itu merupakan aturan Ilahi yang mengikat, seperti termaktub
dalam Kitabullah dan diwahyukan kepada penutup para nabiNya untuk
menggenapkan risalah-risalah Ilahi sebelumnya sehingga membuat
kepatuhan pada mereka merupakan ibadah dan mengabaikan atau
melanggar mereka merupakan dosa berat, dan karenanya, setiap insan
bertanggung jawab secara pribadi, dan Ummah ini secara kolektif
bertanggung jawab, melindungi mereka.

Berdasarkan prinsip diatas dapat ditemukan beberapa isu HAM yang


penulis temukan dalam Deklarasi Kairo diantaranya:

1. Hak Untuk Hidup


Agama manapun tidak ada kiranya yang menghalalkan melakukan
pelanggaran terhadap nyawa seseorang. Setiap agama pasti
membela harkat dan martabat serta nyawa setiap manusia,
termasuk agama Islam. Dalam agama Islam kehidupan adalah
karunia. Jiwa manusia sangat dihargai dan dijunjung tinggi, ia
adalah makhluk mulia dan mahkluk ciptaan Allah yang paling
terbaik5

Dalam Deklarasi Kairo Pasal 2 huruf a disebutkan bahwa,

“Life is a God-given gift and the right to life is guaranteed to every


human being. It is the duty of individuals, societies and states to
protect this right from any violation, and it is prohibited to take
away life except for a Shari'ah prescribed reason.”

5
Endrika Widdia Putri, “Memahami Hak Untuk Hidup Dalam Islam Berdasarkan Deklarasi Kairo”,
Legalite : Jurnal Perundang Undangan dan Hukum Pidana Islam, Vol. 5 Edisi 1 2020, h. 5

3
Artinya: “Kehidupan adalah karunia Allah dan dijamin untuk
setiap manusia. Tugas individu, masyarakat dan negara
melindungi hak ini terhadap setiap pelanggaran, dan dilarang
mengambil nyawa tanpa alasan yang ditentukan syari'at6.”

Semulia ini setiap jiwa manusia sehingga melakukan pembunuh


terhadapnya nyawanya adalah kesalahan manusia yang lupa
menggunakan akal dan kalbunya. Dianggap sangat tidak
manusiawi dan bukan tindakan yang mulia ketika manusia
menghabisi nyawa sesamanya. Dalam al-Quran Surat al-Isra [17]:
33, Allah berfirman

‫ظلُوْ ًما فَقَ ْد َج َع ْلنَا لِ َولِي ِّٖه س ُْل ٰطنًا فَاَل‬ ِّ ۗ ‫س الَّتِ ْي َح َّر َم هّٰللا ُ اِاَّل بِ ْال َح‬
ْ ‫ق َو َم ْن قُتِ َل َم‬ َ ‫َواَل تَ ْقتُلُوا النَّ ْف‬
‫ف فِّى ْالقَ ْت ۗ ِل اِنَّهٗ َكانَ َم ْنصُوْ رًا‬ ْ ‫ْر‬ ِ ‫يُس‬

Artinya: Dan janganlah kamu membunuh orang yang diharamkan


Allah (membunuhnya), kecuali dengan suatu (alasan) yang benar.
Dan barang siapa dibunuh secara zalim, maka sungguh, Kami
telah memberi kekuasaan kepada walinya, tetapi janganlah
walinya itu melampaui batas dalam pembunuhan. Sesungguhnya
dia adalah orang yang mendapat pertolongan.

2. Hak Untuk Memperoleh Kebebasan dan Perlindungan


Hal ini menjadi acuan bagi negara-negara OKI untuk menjamin
kebebasan bagi rakyatnya, tanpa terkecuali, khususnya dalam
kebebasan beragama, karena tidak ada kekuasaan yang bisa
memaksa ataupun memperbudak orang lain atas dasar apapun7.
Dalam Deklarasi Kairo Pasal 10 menyatakan bahwa,

“Islam is the religion of unspoiled nature. It is prohibited to


exercise any form of compulsion on man or to exploit his poverty

6
Mashood A. Baderin, “Hukum Internasional Hak Asasi Manusia & Hukum Islam”, (Jakarta:
Oxford University Press, 2003) h. 246.
7
Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, (Jakarta: Gramedia, 2008) h. 241

4
or ignorance in order to convert him to another religion or to
atheism.”

Artinya: “Islam adalah agama fitrah. Terlaranglah segala bentuk


pemaksaan pada manusia atau pengeksploitasian kemiskinan dan
kebodohannya demi memurtadkan dia pada agama lain atau
ateisme8.”

Begitupun dalam hal keyakinan beragama, rakyat harus


dibebaskan, bahkan termasuk dibebaskan dalam memilih
pembimbing spiritual. Dalam al-Quran Surat al-Baqarah [2]: 256,
Allah berfirman,

َ ‫ت َويُْؤ ِم ۢ ْن بِاهّٰلل ِ فَقَ ِد ا ْستَ ْم َس‬


‫ك‬ ِ ْ‫ٓاَل ِا ْك َراهَ فِى ال ِّد ْي ۗ ِن قَ ْد تَّبَيَّنَ الرُّ ْش ُد ِمنَ ْال َغ ِّي ۚ فَ َم ْن يَّ ْكفُرْ بِالطَّا ُغو‬
‫صا َم لَهَا ۗ َوهّٰللا ُ َس ِم ْي ٌع َعلِ ْي ٌم‬
َ ِ‫بِ ْالعُرْ َو ِة ْال ُو ْث ٰقى اَل ا ْنف‬

Artinya: Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam),


sesungguhnya telah jelas (perbedaan) antara jalan yang benar
dengan jalan yang sesat. Barang siapa ingkar kepada Tagut dan
beriman kepada Allah, maka sungguh, dia telah berpegang (teguh)
pada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus. Allah Maha
Mendengar, Maha Mengetahui.

Konsekuensi langsung dari kebebasan beragama adalah negara


harus menjamin keselamatan dan memberikan perlindungan
kepada setiap pemeluk agama seperti yang disebutkan dalam al-
Quran Surat al-An’am [6] Ayat 108,

‫َواَل تَ ُسبُّوا الَّ ِذ ْينَ يَ ْد ُعوْ نَ ِم ْن ُدوْ ِن هّٰللا ِ فَيَ ُسبُّوا هّٰللا َ َع ْد ًو ۢا بِ َغي ِْر ِع ْل ۗ ٍم َك ٰذلِكَ زَ يَّنَّا لِ ُك ِّل اُ َّم ٍة َع َملَهُ ۖ ْم‬
َ‫ثُ َّم اِ ٰلى َربِّ ِه ْم َّمرْ ِج ُعهُ ْم فَيُنَبُِّئهُ ْم بِ َما َكانُوْ ا يَ ْع َملُوْ ن‬

Artinya: Dan janganlah kamu memaki sesembahan yang mereka


sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah
dengan melampaui batas tanpa dasar pengetahuan. Demikianlah,
8
Mashood A. Baderin, “Hukum Internasional Hak Asasi Manusia & Hukum Islam”, (Jakarta:
Oxford University Press, 2003) h. 248.

5
Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka.
Kemudian kepada Tuhan tempat kembali mereka, lalu Dia akan
memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan.

Dalam Deklarasi Kairo disebutkan hak untuk memperoleh


perlindungan pada Pasal 2 huruf c dan d yaitu,

(c) The preservation of human life throughout the term of time w


illed by God is a duty prescribed by Shari'ah.

(d) Safety from bodily harm is a guaranteed right. It is the duty of


the state to safeguard it, and it is prohibited to breach it w ithout a
Sharia prescribed reason.

Artinya:

c) Perlindungan atas jiwa manusia sampai ajal yang ditentukan


oleh Allah merupakan tugas yang diembankan oleh Syariat.

d) Keselamatan dari cedera badan merupakan hak yang dijamin.


Negara memiliki kewajiban untuk menjaganya, dan dilarang
melanggarnya tanpa alasan Syariat.

3. Hak Wanita Sederajat dengan Pria


Al-quran hanya mengenal satu kriterium yang menjadikan
seseorang lebih tinggi dari yang lain, yaitu kelebihan taqwanya.
Perbedaan atas dasar ke turunan, kesukuan, warna kulit, atau tanah
air tidak relevan9. Deklarasi Kairo menyamakan perihal
kehormatan manusia antara perempuan dan laki-laki dalam pasal 6
huruf a dan b.

(a) Woman is equal to man in human dignity, and has rights to


enjoy as w ell as duties to perform; she has her ow n civil entity
and financial independence, and the right to retain her name and
lineage.
9
Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, (Jakarta: Gramedia, 2008) h. 240.

6
(b) The husband is responsible for the support and w elfare of the
family.

Artinya:

a) Perempuan setara dengan laki-laki dalam hal kehormatan


manusia, serta mempunyai hak-hak untuk digunakan dan
kewajiban-kewajiban untuk dilaksanakan. Perempuan memiliki
gatra sipilnya sendiri dan kemerdekaan inansial, serta hak untuk
mempertahankan nama dan nasabnya.

b) Suami berkewajiban untuk membantu dan menghidupi keluarga.

Pasal ini didasarkan pada ayat al-quran surah Al-hujurat [49] Ayat
13,
‫ٰيٓاَيُّها النَّاسُ انَّا َخلَ ْق ٰن ُكم م ْن َذ َكر َّواُ ْن ٰثى وجع ْل ٰن ُكم ُشعُوْ بًا َّوقَب ۤاىل لتَعارفُوْ ا ۚ ا َّن اَ ْكرم ُكم ع ْن َد هّٰللا‬
ِ ِ ْ َ َ ِ َ َ ِ َ ِٕ َ ْ َ َ َ ٍ ِّ ْ ِ َ
‫هّٰللا‬
‫اَ ْت ٰقى ُك ْم ۗاِ َّن َ َعلِ ْي ٌم َخبِ ْي ٌر‬

Artinya: “Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan


kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian
Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar
kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara
kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh,
Allah Maha Mengetahui, Maha teliti.”

4. Hak Untuk Memperoleh Keadilan


Tugas Nabi yang utama dan pertama adalah menegakkan keadilan
dan tugas ini sebenarnya juga merupakan tanggung jawab bagi
seluruh masyarakat dan badan-badan pemerintahan. Al-quran
dalam surah Al-Maidah [5] Ayat 8 Allah SWT berfirman,

‫ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوْ ا ُكوْ نُوْ ا قَوَّا ِم ْينَ هّٰلِل ِ ُشهَد َۤا َء بِ ْالقِ ْس ِۖط َواَل يَجْ ِر َمنَّ ُك ْم َشن َٰانُ قَوْ ٍم ع َٰلٓى اَاَّل تَ ْع ِدلُوْ ا‬
َ‫ۗاِ ْع ِدلُوْ ۗا ه َُو اَ ْق َربُ لِلتَّ ْق ٰو ۖى َواتَّقُوا هّٰللا َ ۗاِ َّن هّٰللا َ خَ بِ ْي ۢ ٌر بِ َما تَ ْع َملُوْ ن‬

7
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu sebagai
penegak keadilan karena Allah, (ketika) menjadi saksi dengan
adil. Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum
mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah.
Karena (adil) itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah
kepada Allah, sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu
kerjakan.

Ayat diatas menjadi dasar dari adanya pasal 19 yang berbunyi,

(a) All individuals are equal before the law, without distinction
between the ruler and the ruled.

(b) The right to resort to justice is guaranteed to everyone.

Artinya:

a) Semua individu setara di hadapan hukum, tanpa perbedaan


antara penguasa dan yang dikuasai.

b) Hak untuk mendapatkan keadilan dijamin untuk semua orang.

5. Hak Anak
Ajaran HAM dalam Islam hadir jauh sebelum dokumen PBB lahir.
Islam membebaskan anak dari pembunuhan (mengubur hiduphidup
anak perempuan), diskriminasi, sebab anak adalah amanah dari
Allah SWT, yang dengannya melekat tanggung jawab orangtua.
Anak adalah generasi penerus di masa depan peradaban manusia
dipertaruhkan. Hak anak sendiri terdapat dalam Deklarasi Kairo
Pasal 7 Ayat 1 yaitu10:
(1) As of the moment of birth, every child has rights due from the
parents, society and the state to be accorded proper nursing,
education and material, hygienic and moral care. Both the fetus
and the mother must be protected and accorded special care.
10
Agus Dedi Putrawan, “MEMBUMIKAN “DEKLARASI KAIRO” DI INDONESIA: Perlindungan
Terhadap Hak Anak dan Keluarga”, Jurnal Tasimuh, Vol.13, No.2, Juni 2016, h. 184-185.

8
Artinya: Sejak dilahirkan, setiap anak berhak mendapatkan
perawatan, pendidikan dan materi yang memadai, perawatan
higienis dan moral dari orangtuanya, masyarakat, dan negara. Baik
si janin maupun sang ibu harus dilindungi dan diberikan perawatan
khusus.
Dalam Al-Qur’an sendiri Hak Anak terdapat dalam surah Al-
Baqarah ayat 233 yaitu:

‫َّضا َعةَ ۗ َو َعلَى‬


َ ‫ض ْعنَ اَوْ اَل َده َُّن َحوْ لَي ِْن َكا ِملَ ْي ِن لِ َم ْن اَ َرا َد اَ ْن يُّتِ َّم الر‬
ِ ْ‫ت يُر‬ ُ ‫َو ْال ٰولِ ٰد‬
§ِ ْ‫ْال َموْ لُوْ ِ§د لَهٗ ِر ْزقُه َُّن َو ِك ْس َوتُه َُّن بِ ْال َم ْعرُو‬
‫ف‬

Artinya: “Dan ibu-ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama


dua tahun penuh, bagi yang ingin menyusui secara sempurna. Dan
kewajiban ayah menanggung nafkah dan pakaian mereka dengan
cara yang patut”

6. Hak Mengemukakan Pendapat


Keberanian untuk mengungkapkan pendapat dan kebenaran adalah
sebuah pembuktian dalam keimanan, oleh karena itu demokrasi
yang menjamin kebebasan seseroang untuk berbicara dan
berpendapat selayaknya selaras dengan Islam. Dalam surah An-
Nisa [4] Ayat 135, Allah SWT bersabda,

‫ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوْ ا ُكوْ نُوْ ا قَ َّوا ِم ْينَ بِ ْالقِ ْس ِط ُشهَد َۤا َء هّٰلِل ِ َولَوْ ع َٰلٓى اَ ْنفُ ِس ُك ْم اَ ِو ْال َوالِ َدي ِْن‬
ۚ §‫َوااْل َ ْق َربِ ْينَ ۚ اِ ْن يَّ ُك ْن َغنِيًّا اَوْ فَقِ ْيرًا فَاهّٰلل ُ اَوْ ٰلى بِ ِه َم ۗا فَاَل تَتَّبِعُوا ْالهَ ٰ ٓوى اَ ْن تَ ْع ِدلُوْ ا‬
‫ْرضُوْ ا فَاِ َّن هّٰللا َ َكانَ بِ َما تَ ْع َملُوْ نَ َخبِ ْيرًا‬ ِ ‫َواِ ْن ت َْل ٗ ٓوا اَوْ تُع‬
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu penegak
keadilan, menjadi saksi karena Allah, walaupun terhadap dirimu
sendiri atau terhadap ibu bapak dan kaum kerabatmu. Jika dia
(yang terdakwa) kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu
kemaslahatan (kebaikannya). Maka janganlah kamu mengikuti
hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika

9
kamu memutarbalikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi,
maka ketahuilah Allah Maha teliti terhadap segala apa yang kamu
kerjakan.

Berdasarkan ayat diatas dibuatlah Pasal 22 Deklarasi Kairo yang


berisi,

a) Setiap orang memiliki hak untuk mengungkapkan pendapatnya


secara bebas sedemikian sehingga tidak bertentangan dengan aturan-
aturan Syariat.

b) Setiap orang memiliki hak untuk mengadvokasikan apa yang


dianggap benar, dan mendakwahkan apa yang dianggap baik, dan
mengingatkan apa yang salah dan munkar menurut norma-norma
Syariat Islam.

c) Informasi merupakan kebutuhan vital masyarakat. Ia tidak boleh


dieksploitasi atau disalahgunakan dengan cara sedemikian sehingga
bisa menodai kesucian dan kehormatan para nabi, merendahkan nilai-
nilai moral dan etika, atau memecah, merusak, atau melukai
masyarakat atau melemahkan iman mereka.

d) Dilarang membangkitkan kebencian kebangsaan atau doktrinal atau


melakukan apapun yang mungkin menghasut kepada segala bentuk
diskriminasi rasial.

Dalam pasal tersebut dijelaskan bahwa setiap orang memiliki hak


untuk mengemukakan pendapatnya sejauh tidak bertentangan
dengan syariat dan setiap orang juga berhak untuk memberikan
kebenaran, informasi dalam bentuk apapun dengan selalu
memperhatikan ketentuan syariat.

7. Hak Memperoleh Pendidikan dan Berperan serta dalam


Perkembangan Ilmu Pengetahuan
Satu hal yang pasti, balam konteks HAM, pendidikan adalah hak
asasi manusia yang harus dihormati, dipenuhi, dan dilindungi.

10
Negara harus menjamin setiap warga negaranya untuk mendapat
pendidikan. Negara harus menciptakan iklim yang kondusif agar
warga negaranya dapat memperoleh pendidikan.11 Hak memperoleh
pendidikan dan berperan serta dalam perkembangan ilmu
pengetahuan terdapat dalam Pasal 9 ayat a dan b yaitu sebagai
berikut :

(a) The question for know ledge is an obligation and the provision
of education is a duty for society and the State. The State shall
ensure the availability of w ays and means to acquire education
and shall guarantee educational diversity in the interest of society
so as to enable man to be acquainted w ith the religion of Islam
and the facts of the Universe for the benefit of mankind.

(b) Every human being has the right to receive both religious and
w orldly education from the various institutions of, education and
guidance, including the family, the school, the university, the
media, etc., and in such an integrated and balanced manner as to
develop his personality, strengthen his faith in God and promote
his respect for and defense of both rights and obligations.
Artinya :
a) Mencari ilmu merupakan kewajiban sedang penyediaan
pendidikan merupakan tugas masyarakat dan negara. Negara mesti
menjamin ketersediaan sarana dan prasarana untuk mendapatkan
pendidikan dan menjamin keberagaman pendidikan demi
kepentingan masyarakat sehingga memungkinkan orang
memahami agama Islam dan fakta-fakta alam raya untuk
kemakmuran manusia.

11
M. Khusnul Khuluq, “Islam dan Hukum Hak Asasi Manusia dalam Konteks Pendidikan (Right To
Education)”, SmartJudges, https://smartjudges.id/id/articles/islam-dan-hukum-hak-asasi-
manusia-dalam-konteks-pendidikan-%28right-to-education%29#, diakses pada 24 Mei 2022
19:33 WIB

11
b) Setiap manusia memiliki hak menerima pendidikan dunia dan
agama dari beragam institusi pendidikan dan bimbingan, termasuk
keluarga, sekolah, universitas, media, dan sebagainya, serta dengan
pola terintegrasi dan seimbang sehingga bisa mengembangkan
kepribadiannya, menguatkan keimanannya pada Allah, dan
memajukan penghargaan dan pembelaannya terhadap hak dan
kewajiban.

Dalam Al-Quran Hak memperoleh pendidikan ini terdapat dalam


Surah At-Taunah ayat 122 yaitu :

‫َو َما َكانَ ْال ُمْؤ ِمنُوْ نَ لِيَ ْنفِرُوْ ا َك ۤافَّ ۗةً فَلَوْ اَل نَفَ َر ِم ْن ُك ِّل فِرْ قَ ٍة ِّم ْنهُ ْم طَ ۤا ِٕىفَةٌ لِّيَتَفَقَّهُوْ ا فِى ال ِّدي ِْن‬
َ‫َولِيُ ْن ِذرُوْ ا قَوْ َمهُ ْم اِ َذا َر َجع ُْٓوا اِلَ ْي ِه ْم لَ َعلَّهُ ْم يَحْ َذرُوْ ن‬

Artinya: “Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu


semuanya pergi (ke medan perang). Mengapa sebagian dari setiap
golongan di antara mereka tidak pergi untuk memperdalam
pengetahuan agama mereka dan untuk memberi peringatan
kepada kaumnya apabila mereka telah kembali, agar mereka
dapat menjaga dirinya.”

8. Hak Untuk Bekerja


Setiap orang Islam berkewajiban memperoleh pendapatan dan
penghasilan secara legal. Dan juga memberikan sumbangan kepada
dana umum yang disediakan bagi orang-orang yang membutuhkan.
Setiap orang Islam harus mendapat kesempatan kerja dan mendapat
imbalan yang adil atas pekerjaan yang dilakukannya itu.12 Hak
untuk Bekerja sendiri terdapat dalam Pasal 13 Deklarasi Kairo
yaitu :
“Work is a right guaranteed by the State and Society for each
person able to w ork. Everyone shall be free to choose the w ork
that suits him best and w hich serves his interests and those of

12
Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, (Jakarta: Gramedia, 2008) h. 242

12
society. The employee shall have the right to safety and security as
w ell as to all other social guarantees. He may neither be assigned
w ork beyond his capacity nor be subjected to compulsion or
exploited or harmed in any w ay. He shall be entitled - w ithout any
discrimination betw een males and females - to fair w ages for his
w ork w ithout delay, as w ell as to the holidays allow ances and
promotions w hich he deserves. For his part, he shall be required
to be dedicated and meticulous in his w ork. Should w orkers and
employers disagree on any matter, the State shall intervene to
settle the dispute and have the grievances redressed, the rights
confirmed and justice enforced w ithout bias.”
Artinya : Pekerjaan adalah hak yang dijamin oleh negara dan
masyarakat bagi setiap orang yang mampu bekerja. Setiap orang
bebas memilih pekerjaan yang dianggapnya paling cocok serta
memenuhi kepentingannya dan kepentingan masyarakat. Pekerja
memiliki hak atas keselamatan dan keamanan serta jaminan sosial
lainnya. Dia tidak boleh diberi pekerjaan di luar kemampuannya
atau dipaksa atau dimanfaatkan atau disakiti dengan cara apapun.
Dia berhak mendapatkan gaji atas pekerjaannya, secepat-cepatnya,
secara adil tanpa diskrimasi laki-laki dan perempuan, serta
mendapatkan tunjangan liburan dan kenaikan jabatan yang pantas
diterima. Dari pihaknya, dia mesti bersungguh-sungguh dan teliti
dalam bekerja. Apabila pekerja dan majikan berselisih tentang
masalah apapun, negara akan turun tangan menyelesaikan
pertikaian dan membahas keluhan, memastikan hak, serta
menegakkan keadilan tanpa bias.
Dalam Al-Qur’an Hak untuk Bekerja terdapat dalam Surah At-
Taubah ayat 105 yaitu:

ِ ‫وا فَ َسيَ َرى ٱهَّلل ُ َع َملَ ُك ْم َو َرسُولُهۥُ َو ْٱل ُمْؤ ِمنُونَ ۖ َو َستُ َر ُّدونَ ِإلَ ٰى ٰ َعلِ ِم ْٱل َغ ْي‬
‫ب‬ ۟ ُ‫َوقُ ِل ٱ ْعمل‬
َ
َ‫َوٱل َّش ٰهَ َد ِة فَيُنَبُِّئ ُكم§ بِ َما ُكنتُ ْم تَ ْع َملُون‬

13
Artinya : "Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan
Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu
itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui
akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada
kamu apa yang telah kamu kerjakan."

14
DAFTAR PUSTAKA

Baderin, M. A. (2003). Hukum Internasional Hak Asasi Manusia & Hukum Islam.
Jakarta: Oxford University Press.

Budiarjo, M. (2008). Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia.

Kabir, S. F. (2016). HAK KEBEBASAN BERAGAMA ATAU


BERKEYAKINAN BERDASARKAN HUKUM HAK ASASI
MANUSIA INTERNASIONAL. Universitas Islam Bandung, 68-96.

Khuluq, M. K. (2022, May 24). Islam dan Hukum Hak Asasi Manusia dalam
Konteks Pendidikan (Right To Education). Retrieved from Smartjudges:
https://smartjudges.id/id/articles/islam-dan-hukum-hak-asasi-manusia-
dalam-konteks-pendidikan-%28right-to-education%29#,

Muharram, R. S. (2020). Membangun Toleransi Umat Beragama di Indonesia


Berdasarkan Konsep Deklarasi Kairo (Creating Religion Tolerance in
Indonesia Based On The Declaration Of Cairo Concept. Jurnal HAM, 279.

Putrawan, A. D. (2021). MEMBUMIKAN "DEKLARASI KAIRO"DI


INDONESIA: Perlindungan Terhadap Hak Anak dan Keluarga.
TASAMUH, 181-196.

Washil, I. d. (2017). HAM ISLAM DAN DUHAM PBB: Sebuah Ikhtiar Mencari
Titik Temu. MIQOT: Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman, 428-450.

15

Anda mungkin juga menyukai