Di Susun Oleh :
Imam Mujahidin
119 STYC 19
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat,
inayah, taufik dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dalam bentuk maupun isinya sangat sederhana. Semoga makalah ini
dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi
pembaca tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan covid 19..
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya
miliki masih kurang, oleh karena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Berawal dari kasus lokal, Covid-19 menyebar ke seluruh dunia silih berganti
dengan cara penularan yang disebut kasus impor dari luar wilayah asal atau
transmisi lokal antarpenduduk. Sejauh ini, berbagai peristiwa yang pertama kali
terjadi berkaitan dengan Covid-19
Virus ini juga lebih rentan menyebabkan kematian pada penduduk usia lanjut.
Namun, ada juga penduduk di kelompok usia ini yang berhasil sembuh dan
seorang bayi juga meninggal karena Covid-19.Rangkaian peristiwa pertama juga
menunjukkan upaya para ahli untuk menemukan antivirus ini secepat mungkin.
Sejauh ini, upaya tersebut belum memberikan hasil sesuai harapan.
B. TUJUAN
1. TUJUAN UMUM
Untuk Memahhami Teoritis dan Asuhan Keperawatan pada pasien dengan
covid 19
2. TUJUAN KHUSUS
a. Untuk memahami teoritis dari covid 19 ( Defenisi, Etiologi,
Patofisiologi, Manifestasi Klinis, Komplikasi, Pemeriksaan Fisik )
b. Untuk memahami dan mengetahui asuhan keperawatan yang tepat
untuk penderita covid 19
c. Untuk memahami tugas yang diberikan dosen pembimbing
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Coronavirus 2019 (COVID-19) adalah coronavirus jenis baru yang
dapat menyebabkan penyakit pernapasan mulai dari flu biasa hingga
penyakit yang lebih parah seperti pneumonia dan pada akhirnya dapat
menyebabkan kematian terutama pada kelompok yang rentan seperti orang
tua, ana-anak, dan orang-orang dengan kondisi kesehatan yang kurang
adekuat.
Coronavirus atau virus corona merupakan keluarga besar virus
yang menyebabkan infeksi saluran pernapasan atas ringan hingga sedang,
seperti penyakit flu. Banyak orang terinfeksi virus ini, setidaknya satu kali
dalam hidupnya.(halodoc.2020/5/17)
Corona virus 2019 adalah virus jenis baru yang merupakan
keluarga besar virus yang menyebabkan infeksi saluran napas yang dapat
menyebabkan kematian terutama pada kelompok rendan seperti orang tua
anak-anak.
Intubasi dan ventilasi adalah salah satu modalitas pada pasien acute
respiratory distress syndrome (ARDS) dengan COVID-19. Walaupun
sebagian besar pasien COVID-19 mengalami sakit ringan
atau uncomplicated berupa gejala infeksi saluran pernapasan bagian atas
seperti batuk, pilek, myalgia, nyeri kepala, dan nyeri menelan. Sebanyak
14% pasien mengalami gejala lebih berat seperti sesak napas berat yang
memerlukan rawat inap.
Data terkini di Wuhan dan Italia bagian utara menyatakan bahwa
setidaknya 10% kasus positif COVID-19 memerlukan perawatan intensif,
dan banyak di antaranya memerlukan intubasi darurat akibat hipoksia berat
yang berlangsung mendadak. Salah satu diagnosis klinis tersering pada
kasus COVID-19 yang berat merupakan pneumonia. Salah satu komplikasi
COVID-19 adalah acute respiratory distress syndrome. Informasi terbatas
tersedia untuk menandai spektrum penyakit klinis yang terkait dengan
COVID-19.
B. Patofisiologi
C. ETIOLOGI
D. Manifestasi Klinis
Virus corona bisa menimbulkan beragam gejala pada pengidapnya. Gejala yang
muncul ini bergantung pada jenis virus corona yang menyerang, dan seberapa
serius infeksi yang terjadi. Berikut beberapa gejala virus corona yang terbilang
ringan:
Hidung beringus.
Sakit kepala.
Batuk.
Sakit tenggorokan.
Demam.
Merasa tidak enak badan.
Hal yang perlu ditegaskan, beberapa virus corona dapat menyebabkan gejala
yang parah. Infeksinya dapat berubah menjadi bronkitis dan pneumonia
(disebabkan oleh COVID-19), yang mengakibatkan gejala seperti:
E. Penatalakasanaan
tidak ada perawatan khusus untuk mengatasi infeksi virus corona. Umumnya
pengidap akan pulih dengan sendirinya. Namun, ada beberapa upaya yang bisa
dilakukan untuk meredakan gejala infeksi virus corona. Contohnya:
Minum obat yang dijual bebas untuk mengurangi rasa sakit, demam, dan
batuk. Namun, jangan berikan aspirin pada anak-anak. Selain itu, jangan
berikan obat batuk pada anak di bawah empat tahun.
Perbanyak istirahat.
Perbanyak asupan cairan tubuh.
Jika merasa khawatir dengan gejala yang dialami, segeralah hubungi
penyedia layanan kesehatan terdekat.
Khusus untuk virus corona yang menyebabkan penyakit serius, seperti SARS,
MERS, atau infeksi COVID-19, penanganannya akan disesuaikan dengan
penyakit yang diidap dan kondisi pasien.
Bila pasien mengidap infeksi novel coronavirus, dokter akan merujuk ke RS
Rujukan yang telah ditunjuk oleh Dinkes (Dinas Kesehatan) setempat. Bila tidak
bisa dirujuk karena beberapa alasan, dokter akan melakukan:
Isolasi
Serial foto toraks sesuai indikasi.
Terapi simptomatik.
Terapi cairan.
Ventilator mekanik (bila gagal napas)
Bila ada disertai infeksi bakteri, dapat diberikan antibiotik
F. Pemeriksaan penunjang
Dilansir dari situs The Guardian, metode PCR dapat menemukan partikel virus
pada tubuh setiap individu dan menempatkan urutan gen Coronavirus tertentu.
Metode PCR dilakukan oleh para petugas kesehatan dengan menyeka bagian
hidung atau belakang tenggorokan. Hal ini sebagai upaya untuk mengambil
sampel air liur, atau mengumpulkan sampel cairan dari saluran pernapasan
bawah
2. Rapid Test
Jika metode PCR dilakukan dengan mengambil lendir pada tubuh seseorang,
berbeda dengan rapid test yang menggunakan sampel darah untuk menguji
apakah seseorang positif COVID-19. Rapid test bekerja dengan mendeteksi
immunoglobulin. Dalam hal ini, seseorang yang terinfeksi akan membentuk
antibodi yang disebut immunoglobulin, yang bisa dideteksi di
darah. Hasil rapid test dapat keluar hanya dalam waktu 15-20 menit dan bisa
dilakukan dimana saja.
Jenis tes ini biasa digunakan untuk pasien penyakit tuberkolosis (TB). Dengan
metode TCM, pemeriksaan akan menggunakan antigen. Lebih lanjut,
pemeriksaan pada TCM dilakukan dengan menggunakan dahak dengan
amplifikasi asam nukleat berbasis cartridge.
Tes ini akan mengidentifikasi RNA pada virus corona pada mesin yang
menggunakan cartridge khusus yang bisa mendeteksi virus corona. Hasil tes
TCM ini dapat diketahui dalam waktu kurang dari dua jam, untuk menentukan
pasien positif maupun negatif. Saat ini mesin pemeriksaan tes TCM ini sudah
tersedia di 132 rumah sakit dan beberapa puskesmas. Nantinya tes pemeriksaan
ini tidak perlu melakukan pemeriksaan spesimen ke laboratorium seperti PCR.
I. Manajemen Farmakologis
Walaupun sampai saat ini tidak ada kesepakatan prosedur intubasi dan
ventilasi, secara empiris pasien dengan ARDS memerlukan ventilasi mekanik
untuk memperbaiki keadaan pasien serta menurunkan angka kematian.
Akan tetapi, Meng et al. juga mengatakan sampai saat ini belum ada
nilai rujukan khusus yang lebih superior dibandingkan yang lainnya dalam
memberikan ventilasi.[7]
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian Keperawatan
B. Diagnosis Keperawatan
C. Intervensi Keperawatan
Tujuan
Setelah diberikan tindakan asuhan keperawatan diharapkan masalah hipertermi
teratasi
a) Kriteria hasil
b) Menunjukkan penurunan suhu tubuh
c) Akral pasien tidak teraba hangat/panas
d) Pasien tampak tidak lemas
e) Mukosa bibir lembab
NO INTERVENSI RASIONAL
1 Manejemen jalan nafas
1. Posisikan pasien untuk
1. Posisikan pasien dengan
memaksimalkan ventilasi
Posisi semi fowler untuk
mengurangi sesak
2. Auskultasi suara nafas, catat area
2. Untuk mengetahui
yang ventilasinya menurun atau tidak
perkembangan status
ada adanya suara nafas buatan
kesehatan pasien dan
3. Kelola pemberian bronkodilator,
mencegah komplkasi
sebagaimana mestinya
lanjutan
3. Bronkodilator adalah
sebuah substansi yang
dapat memperlebar luas
4. Regulasi asupan cairan untuk permukaan bronkus dan
mengoptimalkan keseimbangan cairan bronkiolus pada paru-
5. Posisikan untuk meringankan sesak paru, dan membuat
nafas kapasitas serapan oksigen
6. Monitor status pernafasan dan paru-paru meningkat.
oksigenasi, sebagaimana mestinya. 4. mengoptimalkan
(Hal.186) keseimbangan cairan
b. Monitor pernafasan untuk mencegah
1. Monitor kecepatan, irama,kedalaman komplikasi lanjutan
dan kesulitan bernafas 5. Posisikan pasien dengan
2. Catat pergerakan dada, catat posisi semi fowler
ketidaksimetrisan, penggunaan otot- 6. Untuk mengetahui
otot bantu nafas, dan retraksi pada perkembangan status
otot supraclaviculas dan interkosta kesehatan pasien dan
3. Monitor suara nafas tambahan seperti mencegah komplkasi
ngorok atau mengi lanjutan
4. Monitor pola nafas (misalnya :
bradipneu, takipneu, hiperventilasi,
1. Untuk mengetahui
pernafasan kusmaul, pernafasan 1:1,
perkembangan status
apneustik, respirasi biot, dan pola
kesehatan pasien
ataxic)
2. Untuk mengetahui
5. Monitor sataus oksigen pada pasien
perkembangan status
yang tersedasi (seperti,
kesehatan pasien dan
SaO2,SvO2,SpO2) sesuai dengan
mencegah komplkasi
protocol yang ada
lanjutan
6. Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
N Intervensi Rasional
o
NOC: NIC:
Respiratory status : Ventilation1. Posisikan pasien untuk
- Respiratory status : Gas memaksimalkan ventilasi
exchange 2. Pasang mayo bila perlu
Keseimbangan asam basa3. Lakukan fisioterapi dada jika perlu
elektrolit 4. Keluarkan sekret dengan batuk atau
Vital sign Status suction
Setelah dilakukan tindakan5. Auskultasi suara nafas, catat adanya
keperawatan selama suara tambahan
………..ganguan pertukaran6. Berikan bronkodilator ;
gas pasien teratasi, dibuktikan ………………….
dengan kriteria hasil: 7. Barikan pelembab udara
Mendemonstrasikan8. Atur intake untuk cairan
peningkatan ventilasi dan mengoptimalkan keseimbangan.
oksigenasi yang adekuat 9. Monitor respirasi dan status O2
Memelihara kebersihan paru10. Catat pergerakan dada,amati
paru dan bebas dari tanda kesimetrisan, penggunaan otot
tanda distress pernafasan tambahan, retraksi otot supraclavicular
Mendemonstrasikan batuk dan intercostal
efektif dan suara nafas yang11. Monitor suara nafas, seperti dengkur
bersih, tidak ada sianosis dan12. Monitor pola nafas : bradipena,
dyspnea (mampu takipenia, kussmaul, hiperventilasi,
mengeluarkan sputum, mampu cheyne stokes, biot
bernafas dengan mudah, tidak13. Auskultasi suara nafas, catat area
ada pursed lips) penurunan / tidak
Tanda tanda vital dalam adanya ventilasi dan suara tambahan
rentang normal 14. Monitor TTV, AGD, elektrolit dan
AGD dalam batas normal ststus mental
Status neurologis dalam batas15. Observasi sianosis khususnya
normal membran mukosa
16. Jelaskan pada pasien dan keluarga
tentang persiapan
17. tindakan dan tujuan penggunaan alat
tambahan (O2, Suction, Inhalasi)
D. Implementasi
Di sesuaikan dengan intervensi yang sudah di lakukan
E. Evaluasi
Tujuan keperawatan terpenuhi sebagaimana dibuktikan oleh:
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
COVID-19 adalah penyakit infeksi saluran pernapasan akibat coronavirus.
Salah satu komplikasi COVID-19 adalah acute respiratory distress
syndrome (ARDS). Setidaknya 10% kasus positif COVID-19 memerlukan perawatan
intensif, dan banyak di antaranya memerlukan intubasi darurat akibat hipoksia berat
yang berlangsung mendadak.
B. SARAN
Semoga apa yang penulis sajikan dapat dijadikan sebagai
bahan pertimbangan dan sebagai masukan dalam memberikan asuhan
keperawatan yang lebih baik bagi pasien. Penulis sadar bahwa pembuatan
makalah ini masih jauh dari sempurna sehingga Penulis berharap agar
makalah ini menjadi motivasi bagi teman-teman untuk membuat makalah
yang lebih baik sehingga menambah wawasan bagi kita semua. Penulis juga
berharap agar aplikasi perawatan pasien pemasanagan ventilasi pada covid 19
dapat di laksanakan sesuai dengan tata laksana dalam perawatan pasien.
Daptar pustaka
https://health.grid.id/read/352088718/berbagai-metode-test-covid-19-pcr-rapid-
test-tcm-apa-perbedaannya?page=all
https://mhomecare.co.id/blog/asuhan-keperawatan-pasien-dengan-infeksi-covid-
19/hatan/coronavirus
https://www.halodoc.com/kesehatan/coronavirus
https://www.nerslicious.com/asuhan-keperawatan-covid-19/
https://tirto.id/ketahui-beda-arti-status-otg-odp-dan-pdp-pada-kasus-covid-19-
eJZk
https://www.alomedika.com/intubasi-dan-ventilasi-pada-pasien-ards-dengan-covid-19