Anda di halaman 1dari 39

Ketahanan Nasional

Daru Putri Kusumaningtyas, S.E., M.Han


Pengertian Ketahanan Nasional

Secara etimologi,
Ketahanan berasal dari kata “tahan” yang berarti tabah, kuat, dapat
menguasai diri, gigih, dan tidak mengenal menyerah.
Ketahanan memiliki makna mampu, tahan, dan kuat menghadapi segala
bentuk tantangan dan ancaman yang ada guna menjamin kelangsungan
hidupnya

Sedangkan kata “nasional” berasal dari kata nation yang berarti bangsa
sebagai pengertian politik.
Bangsa dalam pengertian politik adalah persekutuan hidup dari orang–
orang yang telah menegara.
Ketahanan nasional secara etimologi dapat
diartikan sebagai mampu, kuat, dan tangguh
dari sebuah bangsa dalam pengertian politik.
Menurut salah seorang ahli ketahanan nasional
Indonesia, GPH S. Suryomataraman,
ketahanan nasional memiliki lebih dari satu
wajah, dengan perkataan lain ketahanan
nasional berwajah ganda, yakni ketahanan
nasional sebagai konsepsi, ketahanan nasional
sebagai kondisi, dan ketahanan nasional
sebagai strategi (Himpunan Lemhanas, 1980).
Berdasar pendapat di atas, terdapat tiga pengertian ketahanan nasional atau
disebut sebagai wajah ketahanan nasional yakni:
Ketahanan nasional sebagai konsepsi atau
01 doktrin

02 Ketahanan nasional sebagai kondisi

Ketahanan nasional sebagai strategi, cara


03 atau pendekatan
Ketahanan nasional sebagai konsepsi atau doktrin
• Ketahanan nasional adalah suatu konsepsi khas bangsa
Indonesia yang digunakan untuk dapat menanggulangi segala
bentuk dan macam ancaman yang ada. Konsepsi ini dibuat
dengan menggunakan ajaran “Asta Gatra”. Oleh karena itu,
konsepsi ini dapat dinamakan “Ketahanan nasional Indonesia
berlandaskan pada ajaran Asta Gatra”.
• Apabila bangsa Indonesia tidak hanya menganggap
ketahanan nasional sebagai konsepsi tetapi sudah merupakan
suatu kebenaran yang dapat dipergunakan sebagai pedoman
dalam menentukan kebijakan, maka ketahanan nasional telah
dianggap sebagai doktrin.
Ketahanan nasional sebagai kondisi
• Pengertian kedua, sebagai ilustrasi, apabila kita mengatakan
bahwa ketahanan nasional Indonesia pada masa kini lebih
tinggi tingkatannya dibanding tahun lalu. Kondisi Indonesia
tersebut diukur dengan menggunakan konsepsi ketahanan
nasional Indonesia yakni ajaran Asta Gatra. Ketahanan
nasional nasional dirumuskan sebagai kondisi yang dinamis,
sebab kondisi itu memang senantiasa berubah dalam arti
dapat meningkat atau menurun. Jadi kondisi itu tidak bersifat
statis.
Ketahanan nasional sebagai strategi, cara atau
pendekatan
• Ketahanan nasional dipandang sebagai cara atau
pendekataan dengan menggunakan ajaran Asta Gatra, yang
berarti mengikutsertakan segala aspek alamiah dan sosial
guna diperhitungkan dalam menanggulangi ancaman yang
ada.
Tentang tiga wajah ketahanan nasional ini selanjutnya berkembang dan
terumuskan dalam dokumen kenegaraan, misalnya pada naskah
GarisGaris Besar Haluan Negara (GBHN). Pada naskah GBHN tahun
1998 dikemukakan definisi ketahanan nasional, sebagai berikut:

• Untuk tetap memungkinkan berjalannya pembangunan


nasional yang selalu harus menuju ke tujuan yang ingin
dicapai dan agar dapat secara efektif dielakkan dari
hambatan, tantangan, ancaman dan gangguan yang timbul
baik dari luar maupun dari dalam maka pembangunan
1 nasional diselenggarakan melalui pendekatan Ketahanan
Nasional yang mencerminkan keterpaduan antara segala
aspek kehidupan nasional bangsa secara utuh dan
menyeluruh.
• Ketahanan nasional adalah kondisi dinamis yang
merupakan integrasi dari kondisi tiap aspek kehidupan
bangsa dan negara. Pada hakikatnya ketahanan nasional
adalah kemampuan dan ketangguhan suatu bangsa untuk
dapat menjamin kelangsungan hidup menuju kejayaan
2 bangsa dan negara. Berhasilnya pembangunan nasional
akan meningkatkan ketahanan nasional. Selanjutnya
Ketahanan Nasional yang tangguh akan mendorong
pembangunan nasional
• Ketahanan nasional meliputi ketahanan
ideologi, ketahanan politik, ketahanan
ekonomi, ketahanan sosial budaya, dan
3 ketahanan pertahanan keamanan.
Perihal adanya tiga wajah atau pengertian ketahanan nasional diperkuat kembali
oleh Basrie (2002) bahwa ketahanan nasional itu memiliki wajah sebagai
Kondisi,sebagai Doktrin, dan sebagai Metode.

Tannas sebagai kondisi adalah sesuai dengan rumusan


ketahanan nasional pada umumnya.

Tannas sebagai doktrin berisi pengaturan penyelenggaraan


keamanan dan kesejahteraan dalam kehidupan nasional.

Tannas sebagai metode adalah pendekatan pemecahan


masalah yang bersifat integral komprehensif menggunakan
ajaran Asta Gatra.
Dimensi Ketahanan Nasional
Ketahanan
Ideologi

Ketahanan Ketahanan
Budaya Politik

Ketahanan
Nasional

Ketahanan Ketahanan
Sosial Ekonomi
Konsep ketahanan nasional
berlapis, artinya ketahanan
nasional sebagai kondisi yang
kokoh dan tangguh dari sebuah
bangsa tentu tidak terwujud jika
tidak dimulai dari ketahanan
pada lapisan-lapisan di
bawahnya. Terwujudnya
ketahanan pada tingkat
nasional (ketahanan nasional)
bermula dari adanya ketahanan
diri/individu, berlanjut pada
ketahanan keluarga, ketahanan
wilayah, ketahanan regional lalu
berpuncak pada ketahanan
nasional
Sumber Historis tentang Ketahanan Nasional

Secara historis, gagasan tentang ketahanan nasional bermula


pada awal tahun 1960-an di kalangan militer angkatan darat di
SSKAD yang sekarang bernama SESKOAD (Sunardi, 1997)
Esensi Ketahanan Nasional

Morgenthau dalam bukunya “Politics Among Nations: The Struggle for


Power and Peace”, mengemukakan bahwa menurutnya ada dua faktor
yang memberikan kekuatan bagi suatu negara, yakni:
Faktor-faktor yang relatif stabil (stable Faktor-faktor yang relatif berubah
factors) (dinamic factors)

• Geografi • Kemampuan industri


• Sumber daya alam • Militer
• Demografi
• Karakter nasional
• Moral nasional
• Kualitas diplomasi
• Kualitas pemerintah
Alfred Thayer Mahan dalam bukunya The Influence Seapower on
History, mengatakan bahwa kekuatan nasional suatu bangsa dapat
dipenuhi apabila bangsa tersebut memenuhi unsur-unsur:

Sifat
Watak pemerin-
nasional tahan
Jumlah
penduduk
Luas
Bentuk wilayah
Letak atau
geografi wujud
bumi
Menurut Mahan, kekuatan suatu negara tidak hanya
tergantung luas wilayah daratan, akan tetapi
tergantung pula pada faktor luasnya akses ke laut dan
bentuk pantai dari wilayah negara.
Sebagaimana diketahui Alferd T. Mahan termasuk
pengembang teori geopolitik tentang penguasaan laut
sebagai dasar bagi penguasaan dunia.
Barang siapa menguasai lautan akan menguasai
kekayaan dunia
Cline dalam bukunya World Power Assesment, A Calculus of
Strategic Drift, melihat suatu negara dari luar sebagaimana
dipersepsikan oleh negara lain. Kekuatan sebuah negara
sebagaimana dipersepsikan oleh negara lain merupakan
akumulasi dari faktor-faktor sebagai berikut:
Kemauan nasional
Sinergi antara atau tekad rakyat
potensi demografi Kemampuan untuk mewujudkan
dengan geografi ekonomi strategi nasional

Kemampuan Strategi
militer nasional

Menurutnya, suatu negara akan muncul sebagai kekuatan besar apabila ia


memiliki potensi geografi besar atau negara secara fisik wilayahnya besar, dan
memiliki sumber daya manusia yang besar pula
Suatu negara dalam mewujudkan suatu keinginan untuk
mempertahankan dan mengembangkan eksistensi kehidupannya
perlu adanya pemanfaatan konstelasi geografi atau ruang hidup
melalui geopolitik yang menjadi kebijakan umum sesuai dengan
tujuan nasionalnya.

Cara untuk mencapai atau mewujudkan tujuan nasional (politik)


melalui pemanfaatan ruang negara (dengan isinya) secara tepat
menggunakan seluruh kekuatan nasional yang ada merupakan
manifestasi kesadaran ruang (space conciousness) masyarakat
bangsa secara utuh dan konsisten.
Pembangunan nasional memerlukan pedoman dasar yang dapat
mempersatukan pola pikir, pola sikap, dan pola tindak yang sama demi
terwujudnya cita‐cita nasional melalui pencapaian tujuan nasional sehingga
Bangsa Indonesia dapat mempertahankan dan melangsungkan
kehidupannya di tengah‐tengah bangsa lainnya di dunia yang selalu berubah.

Dalam perjuangan mencapai tujuan yang telah disepakati bersama, senantiasa


akan menghadapi berbagai tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan
dari mana pun datangnya, baik dari luar maupun dari dalam sehingga
diperlukan keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan
mengembangkan kekuatan nasional yang disebut Ketahanan Nasional
(Tannas).
Pengantar Geostrategi Indonesia

Ilmu geografi politik dan ilmu geografi strategi adalah suatu ilmu yang
menempatkan geografi sebagai suatu pembenaran dari tujuan politik atau
pembenaran strategi yang digunakan dalam pencapaian tujuan politik.

Dewasa ini berkembang suatu pemikiran adanya ilmu posmo geopolitik atau
geostrategi yang disesuaikan dengan tuntutan globalisasi, di mana Ilmu
geopolitik/geostrategi dikembangkan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi (iptek), sedangkan ilmu geopolitik/geostrategi melihat negara dari
sudut pandang ruang yang tanpa batas.
Wilayah Indonesia cukup luas jika dibandingkan dengan
jumlah penduduk Indonesia. Wilayah seluas itu merupakan
peluang besar bagi pelaksanaan pembangunan nasional.

Di samping akan merangsang pertumbuhan penduduk,


wilayah itu juga akan memberikan peluang bagi perpindahan
penduduk dari daerah‐daerah yang terlalu padat penduduk
ke daerah‐daerah yang masih kosong atau terlalu jarang
penduduknya sekaligus dapat mendukung upaya
pembangunan.
Secara politis Indonesia merupakan negara kesatuan
meskipun struktur fisiknya terdiri atas pulau‐pulau besar dan
ribuan pulau‐pulau kecil.

Indonesia memiliki bargaining power yang kuat berupa check


point dalam pengendalian lalu lintas lautan yang melewati
Sea Lanes Of Communications (S<OC) dan pengendalian lalu
lintas udara di atasnya.
Pandangan Geostrategi Indonesia

Geopolitik identik dengan pemikiran ruang hidup sebuah bangsa


yaitu mencari penalaran dan membentuk kesadaran terhadap
masalah pertumbuhan penduduk, penurunan persediaan sumber
daya alam, batas ruang hidup karena pengaruh perkembangan dan
pengembangan hidup bangsa dan negara.

Geopolitik adalah pedoman dalam perumusan kebijakan politik


negara yang diterapkan dalam langkah‐langkah strategi yang disebut
geostrategi.
Perkembangan Geopolitik dan Geostrategi di Indonesia berbeda‐beda
tergantung lingkungan strategi pada era pemerintahan masing‐masing.

Pada era Presiden Soekarno politik negara‐negara besar seperti USA dan
Uni Sovyet yaitu perang dingin hingga era Presiden Soeharto.

Tantangan yang dihadapi adalah kapitalisme, imperialisme, komunisme,


kemiskinan, pengangguran dan beberapa pemberontakan.

Pada zaman Presiden Gus Dur, Megawati, SBY dan Jokowi yaitu
globalisasi dan reformasi dengan tantangan neoliberal, imperialisme,
radikalisme, terorisme, kemiskinan, pengangguran, dan keutuhan wilayah.
Geostrategi Indonesia adalah suatu arahan tentang cara yang ditempuh
untuk mewujudkan masa depan yang lebih baik, lebih aman, lebih
sejahtera melalui strategi pembangunan.

Geostrategi Indonesia juga merupakan metode yang dapat digunakan


dalam menganalisis bentuk negara‐bangsa dikaitkan dengan ruang,
kekuasaan, dan budaya yang berbeda.

Dari segi geopolitik dan geostrategi, anasir disintegrasi bangsa dapat


dibedakan menjadi dua, yakni anasir dari luar, seperti pemaksaan
kehendak mereka dalam berbagai aspek kehidupan dan anasir dari
dalam, seperti mulai terabaikannya kesepakatan‐kesepakatan tentang
berdirinya NKRI.
Filosofi Ketahanan Nasional

Dalam menyelenggarakan kehidupan nasionalnya, Bangsa Indonesia didorong oleh


motivasi untuk mencapai tujuan nasional dalam rangka mewujudkan cita‐cita
nasional dan dihadapkan pada lingkungan yang serba berubah merasa perlu
memiliki cara pandang atau wawasan nasional yang dinamakan Wawasan
Nusantara.

Wawasan Nusantara tersebut pada hakikatnya merupakan pancaran dari falsafah


Pancasila yang diterapkan dalam kondisi nyata Indonesia.

Wawasan Nusantara melandasi upaya meningkatkan Tannas berdasarkan dorongan


mewujudkan cita‐cita mencapai tujuan nasional dan menjamin kepentingan nasional.
Konsep Dasar Ketahanan Nasional

Konsepsi Tannas Indonesia merupakan pedoman untuk meningkatkan


keuletan dan ketangguhan bangsa yang mengandung kemampuan
mengembangkan kekuatan nasional dengan pendekatan kesejahteraan dan
keamanan.

Kesejahteraan dapat digambarkan sebagai kemampuan bangsa dalam


menumbuhkan dan mengembangkan nilai‐nilai nasionalnya demi sebesar‐besar
kemakmuran yang adil dan merata rohaniah dan jasmaniah, sedangkan
keamanan adalah kemampuan bangsa melindungi nilai-nilai nasionalnya
terhadap ancaman, baik dari luar maupun dari dalam.
Asas-asas Ketahanan Nasional

Asas‐asas Tannas Indonesia adalah tata laku yang didasari nilai-‐ nilai yang tersusun
berlandaskan Pancasila, UUD NRI 1945 dan Wawasan Nusantara yang terdiri atas
asas sebagai berikut;

Pertama, Kesejahteraan dan keamanan, yakni adanya keseimbangan


antara keduanya;

Kedua, Komprehensif integral, yakni melihat sesuatu secara utuh, menyeluruh,


dan terpadu dalam bentuk perwujudan persatuan dan perpaduan yang
seimbang, serasi, dan selaras dari seluruh aspek kehidupan;
Ketiga, Mawas ke dalam dan ke luar, yaitu untuk menumbuhkan
hakikat, sifat, dan kondisi kehidupan nasional dan dapat
mengantisipasi dan ikut berperan serta menghadapi dan mengatasi
dampak lingkungan strategis luar negeri; dan

Keempat, Kekeluargaan, yaitu adanya pengakuan akan perbedaan--


perbedaan, tetapi perbedaan tersebut harus dapat dikembangkan
secara serasi dalam hubungan kemitraan.
Sifat, Kedudukan dan Fungsi Ketahanan Nasional

Tannas memiliki sifat yang terbentuk dari nilai-‐nilai yang terkandung dalam landasan dan asas-
‐asasnya, yaitu;

Pertama, Mandiri, yaitu percaya pada kemampuan dan kekuatan sendiri dan sebagai prasyarat
untuk menjalin kerja sama;

Kedua, Dinamis, yaitu dipengaruhi oleh situasi dan kondisi internal dan eksternal;

Ketiga, Wibawa, yaitu makin tinggi tingkat Tannas makin tinggi wibawa Bangsa Indonesia; begitu
pula sebaliknya; dan

Keempat, Konsultasi dan kerja sama, yaitu tidak mengutamakan sikap konfrontatif dan antagonistis
serta tidak mengandalkan kekuasaan dan kekuatan fisik.
Adapun kedudukan Tannas, yaitu sebagai ajaran
yang diharapkan dapat diyakini kebenarannya oleh
seluruh Bangsa Indonesia.

Tannas memiliki tiga fungsi, yaitu sebagai doktrin


dasar nasional, sebagai metode pembinaan
kehidupan nasional Indonesia, dan sebagai pola
dasar nasional.
Unsur-unsur ketahanan nasional model Indonesia terdiri atas
delapan unsur yang dinamakan Asta Gatra (delapan gatra)

Asta Gatra

Panca
Tri Gatra
Gatra

Pertahanan
Sosial
Geografi SDA Penduduk Ideologi Politik Ekonomi dan
Budaya
Keamanan
Hubungan antara Trigatra dan Pancagatra terdapat hubungan yang timbal
balik yang erat yang dinamakan korelasi dan interdependensi.

Hubungan antar gatra dalam Trigatra dan Pancagatra adalah bahwa setiap
gatra memberikan kontribusi tertentu pada gatra/gatra lainnya sekaligus
setiap gatra itu sendiri memberikan kontribusi dan menerima kontribusi dari
gatra lain secara terintegrasi.
Implementasi Konsepsi Ketahanan Nasional dalam
Pembangunan Nasional

Implementasi konsepsi Tannas dalam kehidupan bermasyarakat dimulai dari setiap


individu kemudian meningkat ke keluarga, kelompok, dan golongan masyarakat,
serta organisasi kemasyarakatan dengan berpikir, bersikap dan bertindak selalu
mengutamakan persatuan dan kesatuan serta turut memelihara kelestarian
lingkungan hidup.

Implementasi konsepsi Tannas dalam kehidupan berbangsa melalui musyawarah


untuk mufakat, demokratis, tidak memaksakan kehendak, dan tidak adu
kekuasaan atau kekuatan serta lebih mengutamakan kepentingan nasional
daripada kepentingan pribadi dan golongan atau partai politik.
Implementasi konsepsi Tannas dalam kehidupan bernegara
oleh suprastruktur dengan menampung dan mengolah
aspirasi masyarakat, kepentingan golongan, daerah, dan
partai politik mengacu pada landasan idiil Pancasila, landasan
konstitusional UUD 1945, dan landasan visional Wasantara,
serta landasan konseptual Tannas.

Hasilnya menjadi putusan yang dituangkan dalam peraturan


perundang‐undangan dan program‐program pembangunan.
Implementasi dalam era globalisasi ditujukan untuk menghadapi
kompetisi antarbangsa agar Bangsa Indonesia menjadi bangsa yang
berkualitas dan didukung oleh teguhnya pendirian, loyal pada
bangsa dan negara.

Oleh sebab itu yang perlu dipertahankan dan ditingkatkan jatidiri


Bangsa Indonesia sebagai bangsa pejuang dan anti penjajahan;
cinta damai tapi lebih cinta kemerdekaan; berbudaya luhur,
ramah dan bersahabat; serta kesetaraan dan kemandirian.
Thank You!

Anda mungkin juga menyukai