Full paper
Keywords: auditor choice, corporate governance, firm size, foreign ownership, leverage
1. Pendahuluan
Pelaporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi yang bermanfaat bagi para pemakai
laporan keuangan dalam mengambil keputusan ekonomi. Berkaitan dengan pelaporan keuangan,
karakteristik kualitatif informasi merupakan satu elemen dari laporan keuangan. Salah satu karakteristik
kualitatif dari informasi akuntansi adalah keandalan. SFAC (Statement of Financial Accounting
Concepts) No.2 menyatakan bahwa informasi dapat dikatakan andal apabila informasi tersebut
faithfulness), dapat diuji kebenarannya (verifiability), dan netral (Ikhsan, Lesmana, & Hayat, 2015).
Cara untuk mempertahankan tingkat keandalan dari laporan keuangan adalah dengan menggunakan
Auditor eksternal sebagai pihak yang independen merupakan bagian dari mekanisme corporate
governance yang berperan sebagai fungsi pengawasan serta menguji kredibilitas dari informasi
akuntansi yang disajikan oleh manajemen (Abdel-khalik, 2002; Ashbaugh & Warfield, 2003). Adanya
skandal akuntansi yang terjadi di Indonesia seperti pada PT Kimia Farma dan KAP Hans Tuanakotta
dan Mustofa selaku auditor yang tidak mampu mendeteksi adanya penggelebungan laba pada laporan
keuangan pada tahun 2001 lalu. Menurut data Biro Hubungan Masyarakat Departemen Keuangan dari
tahun 2004 sampai dengan 2009 telah terjadi 52 kasus pelanggaran yang dilakukan oleh akuntan publik
(Agoes, 2014). Banyaknya kasus yang melibatkan para auditor membuat peran auditor banyak
mendapat kritikan dan menyebabkan kualitas seorang auditor dipertanyakan, sehingga timbul alasan
Auditor sebagai pihak yang bertanggungjawab dalam pelaporan informasi keuangan harus memiliki
kompetensi yang memadai, menjunjung tinggi independensi serta berperilaku profesional dan etis
sehingga hasil pekerjaannya dapat dipercaya relevansi dan keandalannya. Informasi akuntansi yang
tersaji akan diragukan tingkat keandalannya oleh para pengguna laporan keuangan apabila mereka
kurang mempercayai kredibilitas auditor dalam mengaudit (Harini, Wahyudin, & Anisykurlillah, 2010).
Hal tersebut menjadikan auditor eksternal memegang peranan yang penting di dalam menentukan
kredibilitas suatu informasi laporan keuangan, sehingga pemilihan auditor yang akan melaksanakan
audit atas laporan keuangan menjadi suatu keputusan penting yang harus dipertimbangkan oleh
perusahaan.
Menurut data Pusat Pembinaan Profesi Keuangan (PPPK), pada tahun 2016 terdapat 403 kantor
akuntan publik terdaftar di Indonesia. Berdasarkan jumlah KAP yang banyak tersebut, maka kualitas
audit yang disediakan oleh tiap KAP sangat bervariasi. DeAngelo (1981) menyatakan kualitas audit
merupakan probabilitas auditor untuk menemukan kesalahan-kesalahan pada laporan keuangan klien
Kualitas audit merupakan faktor yang sangat sulit untuk di ukur secara langsung, sehingga beberapa
peneliti menggunakan ukuran-ukuran tertentu sebagai alat ukur, salah satunya adalah ukuran kantor
akuntan publik. Pemilihan auditor eksternal dalam penelitian ini dibedakan berdasarkan ukuran KAP,
yaitu KAP Big 4 dan KAP Non Big Ukuran KAP yang besar menjelaskan kemampuan auditor untuk
bersikap independen dan profesional terhadap klien, dan klien kurang dapat memengaruhi opini yang
akan diberikan oleh auditor (Giri, 2010). DeFond (1992), Reed, Trombley, dan Dhaliwal (2002) dalam
Maharani (2012) menyatakan bahwa kantor akuntan publik besar pada umumnya memiliki tingkat
independensi yang lebih tinggi, keahlian industri yang lebih baik serta memiliki kemampuan yang lebih
baik pula dalam menemukan serta melaporkan adanya ketidakwajaran dan salah saji pada pelaporan
keuangan perusahaan.
Berdasarkan penelitian terdahulu ditemukan beberapa faktor yang diduga dapat memengaruhi
pemilihan auditor eksternal oleh perusahaan. Beberapa faktor tersebut yaitu struktur kepemilikan di
perusahaan seperti kepemilikan asing, mekanisme corporate governance melalui peran komisaris
independen dan efektivitas komite audit serta dari karakteristik perusahaan seperti ukuran perusahaan
dan leverage. Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu menunjukkan hasil yang beragam
dan tidak konsisten sehingga peneliti tertarik untuk menguji kembali variabel-variabel tersebut. Tujuan
penelitian ini adalah menguji pengaruh kepemilikan asing, komisaris independen, efektivitas komite
audit, ukuran perusahaan dan leverage terhadap pemilihan auditor eksternal pada perusahaan
Penelitian ini akan menguji kembali penelitian Setiawan, Karsan, Budi, & Armon (2015). Setiawan,
Karsan, Budi, & Armon (2015) melakukan penelitian di Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia tahun 2011-2014. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Setiawan, Karsan, Budi,
& Armon (2015) yaitu pada penelitian ini akan menambahkan satu variabel, yaitu efektivitas komite
audit. Penambahan variabel berdasarkan saran dari Setiawan, Karsan, Budi, & Armon (2015) serta
berdasarkan penelitian terdahulu yaitu Putra (2014), Putra, Puspa, & Herawati (2014) dan Maharani
(2012) yang menunjukkan hasil yang tidak konsisten. Selain itu salah satu peran komite audit yaitu
Peran komite audit yang efektif yang berdasarkan independensi, aktivitas, dan kompetensi diduga juga
Perbedaan lainnya adalah pada waktu pengamatan. Setiawan, Karsan, Budi, & Armon (2015)
meneliti pada tahun 2011-2014, sedangkan penelitian ini adalah pada tahun 2010-2015. Penggunaan
rentang waktu yang lebih lama supaya data yang digunakan bervariasi serta lebih mampu untuk
perusahaan manufaktur relatif banyak dan bisa mewakili perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Selain itu perusahaan manufaktur juga merupakan perusahaan yang menjual produknya yang
dimulai dari proses produksi mulai dari membeli bahan baku, proses pengolahan hingga menjadi produk
yang siap dijual di mana hal tersebut akan membutuhkan dana relatif besar. Perusahaan manufaktur
harus menyediakan laporan keuangan yang dapat diandalkan dimana laporan keuangan merupakan
suatu informasi yang dapat dijadikan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan bagi para investor
dan kreditur sebelum melakukan investasi maupun memberikan pinjaman kepada perusahaan. Alat
analisis yang digunakan adalah analisis regresi logistik dimana data yang digunakan merupakan data
nominal yang hanya ada dua kategori yaitu 1 untuk yang memilih auditor Big 4 dan 0 untuk yang
Bagian ini membahas mengenai teori dan pengembangan hipotesis yang digunakan sebagai dasar
Jensen & Meckling (1976) mendefinisikan hubungan keagenan sebagai suatu kontrak antara satu
orang atau lebih pemilik (principal) yang menyewa orang lain (agent) untuk melakukan beberapa jasa
atas nama pemilik yang meliputi pendelegasian wewenang pengambilan keputusan kepada agent. Teori
agensi menggunakan tiga asumsi sifat manusia, yaitu selalu mementingkan diri sendiri (self interest),
memiliki daya pikir terbatas mengenai persepsi masa mendatang (bounded rationality) dan selalu
menghindari risiko (risk averse). Berdasarkan sifat dasar manusia tersebut maka akan memicu
terjadinya konflik kepentingan antara manajer dan pemegang saham (Ikhsan, Lesmana, & Hayat, 2015).
Masalah keagenan juga dapat terjadi karena adanya asimetri informasi antara principal dan agent.
Asimetri informasi dapat menimbulkan permasalahan yang disebabkan adanya kesulitan principal
untuk memonitor dan melakukan kontrol terhadap tindakan-tindakan agent. Salah satu cara untuk
mengatasi masalah asimetri informasi adalah dengan memberikan informasi yang dimiliki mengenai
perusahaan kepada seluruh pemangku kepentingan dalam bentuk laporan keuangan dengan keandalan
yang dapat dipercaya (Maharani, 2012). Auditor sebagai pihak independen memegang peran yang
penting dalam menilai keandalan laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen.
Auditor eksternal adalah auditor yang berasal dari luar perusahaan yang diaudit. Auditor eksternal
disebut juga auditor independen. Tanggungjawab utama auditor eksternal adalah melakukan fungsi
pengauditan atas laporan keuangan yang diterbitkan entitas (perusahaan dan organisasi lainnya). Audit
yang dilakukan oleh auditor harus sesuai dengan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP).
Pemilihan auditor eksternal adalah proses seleksi yang dilakukan oleh perusahaan untuk memilih
Kantor Akuntan Publik (KAP) diantara banyaknya jumlah yang ada dengan kualitas audit yang berbeda
(Fitriyani & Erawati, 2016). Pemilihan auditor dilakukan untuk menentukan siapa auditor yang
dianggap relevan untuk memberikan penilaian atas kondisi keuangan dan operasi menyeluruh
perusahaan. Audit yang berkualitas telah menjadi sebuah tuntutan bagi investor dan kreditor serta para
pengguna laporan keuangan lainnya (Setiawan, Karsan, Budi, & Armon, 2015). Kualitas audit sulit
untuk diukur secara langsung sehingga beberapa peneliti menggunakan ukuran-ukuran tertentu sebagai
alat ukur, seperti ukuran kantor akuntan publik. DeFond (1992), Reed, Trombley, dan Dhaliwal (2002)
dalam Maharani (2012) menyatakan bahwa kantor akuntan publik besar pada umumnya memiliki
tingkat independensi yang lebih tinggi, keahlian industri yang lebih baik serta memiliki kemampuan
yang lebih baik pula dalam menemukan serta melaporkan adanya ketidakwajaran dan salah saji pada
Kepemilikan asing merupakan jumlah saham yang dimiliki oleh pihak asing yang melakukan
penanaman modal di perusahaan Indonesia. Asimetri informasi yang tinggi diduga terjadi pada para
investor asing, hal ini disebabkan karena adanya hambatan geografis dan bahasa antara mereka dengan
perusahaan tempat mereka berinvestasi, sehingga kualitas informasi keuangan yang disajikan oleh
perusahaan akan menjadi kebutuhan penting bagi mereka. Setiawan, Karsan, Budi, & Armon (2015)
menyatakan bahwa semakin tinggi asimetri informasi, semakin dibutuhkan auditor yang memiliki
keahlian tinggi untuk dapat memberikan jaminan atas kualitas laporan keuangan yang disajikan oleh
perusahaan.
Kebutuhan investor asing mengenai proteksi terhadap saham yang telah mereka investasikan serta
pengungkapan laporan keuangan membuat investor asing diduga mampu mendorong manajemen untuk
lebih transparan dalam mengungkapkan laporan keuangan. Pemegang saham dari pihak asing yang
mempunyai kepemilikan saham yang besar serta memiliki kendali yang kuat terhadap pengawasan
kinerja perusahaan juga dapat memengaruhi perusahaan untuk memilih auditor yang memiliki keahlian
tinggi untuk melakukan audit terhadap laporan keuangan perusahaaan (Liftiani, 2014).
Hasil penelitian Pratama dan Syafruddin (2013) menunjukkan bahwa kepemilikan asing
berpengaruh positif terhadap penggunaan jasa audit dari KAP Big 4. Setiawan, Karsan, Budi, & Armon,
(2015) dan Trisnawati (2015) juga menemukan bahwa dengan tingginya kepemilikan asing maka
semakin besar kecenderungan perusahaan menggunakan auditor besar yaitu KAP Big 4. Berdasarkan
Komisaris independen mempunyai peran penting dalam mekanisme tata kelola perusahaan yang
bertindak sebagai pihak yang bertanggungjawab terhadap pengawasan perusahaan oleh pemilik,
tugasnya sesuai dengan amanah yang diberikan oleh para pemegang saham (Setiawan, Karsan, Budi, &
Armon, 2015). Km, Nofsinger, dan Mohr (2010) dalam Markali dan Rudiawarni (2012) menyatakan
semakin tinggi jumlah komisaris independen maka akan meningkatkan pengawasan dari kualitas
Proporsi komisaris independen di perusahaan yan semakin besar diharapkan semakin efektif
fungsi komisaris independen terhadap implementasi mekanisme tata kelola perusahaan. Ketika
komisaris independen memiliki fungsi pengawasan bagi perusahaan, maka mereka memiliki ekspektasi
yang tinggi bagi manajemen agar memberikan informasi yang andal bagi investor. Komisaris
independen akan menghendaki adanya pengawasan yang lebih baik yang berasal dari pihak independen,
yang diwujudkan dengan pemilihan auditor eksternal yang berkualitas (Setiawan, Karsan, Budi, &
Armon, 2015).
Hasil penelitian oleh Setiawan, Karsan, Budi, & Armon, (2015) dan Putra, Puspa, & Herawati
(2014), menunjukkan bahwa komisaris independen berpengaruh positif terhadap pemilihan auditor
Komite audit merupakan komite yang dibentuk oleh Dewan Komisaris untuk membantu dan
memperkuat fungsi pengawasan, salah satunya dalam menjalankan proses pengawasan atas proses
pelaporan keuangan (Effendi, 2009). Komite audit berperan penting dalam hal menjaga kredibilitas
proses penyusunan laporan keuangan (Rahmawati, 2012). Salah satu tugas komite audit adalah
memberikan rekomendasi mengenai penunjukkan auditor eksternal kepada Dewan Komisaris, untuk
kemudian dipertimbangkan dan disetujui melalui RUPS. Efektivitas komite audit dipengaruhi oleh
beberapa karakteristik yaitu aktivitas, ukuran dan kompetensi. Ketika perusahaan memiliki skor
efektivitas komite audit yang tinggi maka mereka diduga akan merekomendasikan auditor yang
menyediakan jasa audit dengan kualitas yang tinggi kepada dewan Komisaris untuk meningkatkan
Hasil penelitian Maharani (2014) dan Putra (2014) menunjukkan bahwa efektivitas komite audit
berpengaruh positif terhadap pemilihan auditor eksternal. Berdasarkan uraian tersebut, diajukan
H3. Efektivitas komite audit berpengaruh positif terhadap pemilihan auditor eksternal.
Ukuran perusahaan menunjukkan besar kecilnya skala perusahaan. Besar kecilnya perusahaan
akan berdampak pada kebutuhan audit. Masalah keagenanan akan meningkat sebanding dengan ukuran
dan kompleksitas perusahaan yang semakin besar karena dapat meningkatkan risiko terjadinya moral
hazard di perusahaan (Trisnawati, 2015). Moral hazard merupakan masalah yang muncul ketika
manajer tidak melaksanakan hal-hal yang telah disepakati bersama dengan pemegang saham.
Pada perusahaan besar yang dapat dilihat berdasarkan banyaknya jumlah aset yang dimiliki oleh
perusahaan, menunjukkan bahwa manajer telah dibebani tanggung jawab untuk mengelola sumber daya
di perusahaan dengan baik. Akan tetapi, manajer diduga akan bertindak tidak sesuai dengan
kepentingan pemegang saham dalam hal pengelolaan aset perusahaan. Oleh karena itu, ketika
perusahaan semakin besar pemilik perusahaan akan semakin sulit untuk mengendalikan perusahaannya,
sehingga perusahaan akan membutuhkan fungsi pengawasan melalui auditor eksternal yang memiliki
keahlian yang tinggi untuk mengurangi risiko terjadinya kecurangan dalam hal penyajian laporan
keuangan oleh perusahaan (Trisnawati, 2015). Penelitian Fitriyani dan Erawati (2016), Setiawan,
Karsan, Budi, & Armon (2015), Trisnawati (2015), Maharani (2012) dan Markali & Rudiawarni (2012)
menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap pemilihan auditor eksternal.
Leverage menggambarkan seberapa besar aset perusahaan dibiayai dari utang. Perusahaan yang
memiliki pinjaman kepada kreditor dapat menimbulkan masalah keagenan antara pemegang saham
saham dan kreditor yang disebabkan oleh kemungkinan terjadinya pelanggaran perjanjian utang
(Trisnawati, 2015). Perusahaan yang memiliki leverage tinggi memilih auditor yang dapat memberikan
jasa audit yang berkualitas untuk memberikan jaminan kualitas informasi bahwa informasi keuangan
dapat diandalkan sehingga akan meningkatkan kepercayaan para kreditor (Setiawan, Karsan, Budi, &
Armon, 2015). Perusahaan yang memiliki leverage tinggi ingin memitigasi kecurigaan pasar terhadap
performa mereka sehingga perusahaan akan memilih auditor yang berkualitas (Maharani, 2012).
Penelitian yang dilakukan Suparlan (2015) dan Maharani (2012) menunjukkan bahwa leverage
berpengaruh positif pada pemilihan auditor eksternal. Berdasarkan uraian tersebut, diajukan hipotesis
Berdasarkan argumentansi penurunan hipotesis maka model penelitian yang akan dianalisis dapat
Pemilihan Auditor
Efektivitas Komite Audit (X3)
Eksternal (Y)
Leverage (X5)
Gambar 1
Model Penelitian
Sumber : Diolah Peneliti (2016)
2.7.
3. Metode Penelitian
Bagin ini membahas mengenai pengumpulan dan pemilihan data, definisi operasional dan
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik dokumentasi. Jenis penelitian
ini merupakan penelitian asosiatif. Menurut Ulum & Juanda (2016:78) “penelitian asosiatif adalah jenis
penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara suatu variabel dengan variabel lain”.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia dari tahun 2010 sampai tahun 2015. Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan
metode purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan mempertimbangkan kriteria
Tabel 1
Penentuan Sampel Penelitian
No Kriteria Jumlah
Perusahaan Manufaktur di BEI selama 2010-2015 151
Perusahaan Manufaktur yang tidak terdaftar berturut-turut di BEI
1 (37)
selama 2010-2015
Perusahaan tidak mempublikasikan laporan tahunan dan laporan
2 (31)
keuangan yang telah diaudit selama 2010-2015
Perusahaan yang menyajikan laporan keuangan menggunakan
3 (21)
mata uang selain rupiah.
Perusahaan yang saham beredarnya tidak dimiliki oleh investor
4 (22)
asing
Jumlah Sampel 40
Periode Penelitian (tahun) 6
Total Sampel Selama Periode Penelitian 240
Sumber : Diolah Peneliti (2017)
Definisi operasional dan pengukuran variabel dalam penelitian ini akan diuraikan sebagai berikut:
Pemilihan auditor eksternal dalam penelitian ini menggunakan proksi kualitas audit. Kualitas audit
pada penelitian ini diukur berdasarkan ukuran KAP mengikuti penelitian Setiawan, Karsan, Budi
& Armon (2015). Pemilihan auditor eksternal memisahkan antara auditor eksternal yang berafiliasi
Data Kantor Akuntan Publik yang berafiliasi dengan Big 4: 1) Pricewaterhouse Coopers (PwC)
berafiliasi dengan KAP berafiliasi dengan KAP Tanudireja, Wibisana, Rintis & Rekan; 2) Deloitte
Touche Tohmatsu (Deloitte) yang berafiliasi dengan KAP Osman Bing Satrio & Eny; 3) Erns &
Young (EY) yang berafiliasi dengan KAP KAP Purwantono, Sungkoro & Surja; 4) Klynveld Peat
Marwick Goerdeler (KPMG) yang berafiliasi dengan KAP Siddharta & Widjaja. Pengukuran
variabel pemilihan auditor menggunakan dummy 1 untuk perusahaan yang memilih auditor Big 4
b. Kepemilikan Asing
Kepemilikan asing diukur dengan menggunakan skala rasio yaitu kepemilikan saham oleh pihak
c. Komisaris Independen
Variabel Komisaris independen diukur dengan menggunakan skala rasio yaitu jumlah komisaris
Variabel efektivitas komite audit di ukur menggunakan checklist yang dikembangkan oleh
Hermawan (2009) yang meliputi faktor-faktor aktivitas, jumlah anggota, dan kompetensi komite
audit.
e. Ukuran Perusahaan
Variabel ukuran perusahaan diproksikan dengan nilai logaritma dari total aset.
f. Leverage
Leverage dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala rasio yaitu debt to asset ratio,
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi logistik (logistic
regression). Model regresi yang akan terbentuk dalam penelitian ini berdasarkan analisis regresi logistik
adalah:
𝑃
𝐿𝑛 = Β0+β1FOREIGN+ β2COMIND+ β3AUDCOM+ β4SIZE + β5LEV + e
1−𝑃
Keterangan:
4. Hasil Penelitian
Bagian ini membahas mengenai deskripsi data variabel penelitian, hasil penelitian, dan pembahasan
hasil penelitan.
Analisis statistik deskriptif menunjukkan nilai minimum, nilai maksimum dan rata-rata (mean)
masing-masing variabel pada sampel penelitian. Tabel 2 berikut menunjukkan hasil statistik frekuensi
Tabel 2
Statistik Frekuensi Variabel Pemilihan Auditor Eksternal
Pemilihan Auditor Jumlah Persentase
Non Big 4 141 58,75
Big 4 99 41,25
Total 240 100
Sumber: Data Diolah (2017)
Berdasarkan Tabel 2, selama tahun 2010 sampai dengan tahun 2015, jumlah perusahaan sampel
yang diaudit oleh Kantor Akuntan Publik yang berafiliasi dengan Big 4 adalah sebanyak 99 perusahaan
atau 41,25 % dari jumlah seluruh data sampel. Sisanya, yaitu 141 perusahaan atau 58,75%
Tabel 3
Statistik Deskriptif
Variabel Minimum Maximum Mean
Kepemilikan Asing 0,011054 0,991403 0,56083964
Komisaris Independen 0,250000 0,800000 0,42496287
Efektivitas Komite Audit 11 28 22,37
Ukuran Perusahaan (dalam jutaan rupiah) 78.200 245.435.000 7.648.616,94
Leverage 0,037232 1,292094 0,43302884
Sumber : Data Diolah (2017)
Pengujian menunjukkan nilai -2 Log Likelihood (block number=0) sebesar 325,323. Nilai 325,323
merupakan nilai sebelum dimasukkan variabel independen. Penambahan lima variabel independen
mengakibatkan nilai -2 Log Likelihood (block number = 1) menurun menjadi sebesar 117,604.
Penurunan nilai -2 Log Likelihood menunjukkan bahwa regresi sudah baik atau dengan kata lain model
Berdasarkan hasil uji Hosmer and Lemeshow menunjukkan nilai chi-square sebesar 13,275 dengan
taraf signifikansi sebesar 0,103. Nilai tersebut menunjukkan bahwa model mampu untuk memprediksi
nilai observasinya atau model dapat diterima karena cocok dengan data observasinya.
Hasil uji koefisien determinasi memberikan informasi bahwa nilai Nagelkerke R Square sebesar
78%. Hal ini berarti variasi variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen sebesar
78%, sedangkan sisanya 22% dijelaskan oleh variabel lain di luar model penelitian. Hasil uji pengaruh
Tabel 4
Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis
Variabel Koefisien Sig. Keputusan
Kepemilikan Asing 6,866 0,000 H1 diterima
Komisaris Independen -,244 0,914 H2 ditolak
Efektivitas Komite Audit 0,108 0,158 H3 ditolak
Ukuran Perusahaan 3,178 0,000 H4 diterima
Leverage -5,516 0,000 H5 ditolak
Sumber : Data Diolah (2017)
Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa variabel kepemilikan asing mempunyai koefisien
regresi positif sebesar 6,866 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000. Hasil pengujian menunjukkan
bahwa hipotesis pertama (H1) diterima. Artinya, semakin besar jumlah saham yang dimiliki oleh
investor asing di perusahaan, maka perusahaan tersebut akan memiliki kemungkinan yang lebih besar
untuk memilih auditor Big 4. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Setiawan, Karsan, Budi, & Armon (2015), Trisnawati (2015) dan Pratama & Syafruddin
(2013) yang menunjukkan hasil bahwa kepemilikan asing berpengaruh positif terhadap pemilihan
auditor eksternal.
Investor asing memiliki asimetri informasi yang tinggi yang dikarenakan oleh perbedaan geografis
dan bahasa. Menurut Setiawan, Karsan, Budi, & Armon (2015) ketika asimetri informasi yang terjadi
di perusahaan semakin besar maka akan semakin dibutuhkan auditor yang menyediakan jasa audit yang
berkualitas untuk memberikan jaminan atas kualitas laporan keuangan. Berdasarkan data dalam
penelitian ini rata-rata kepemilikan saham oleh pihak asing pada perusahaan yang menjadi sampel
dalam penelitian ini adalah sebesar 56,08%. Hal ini menunjukkan bahwa kepemilikan saham asing
mempunyai prosentase yang cukup besar dalam struktur kepemilikan di perusahaan. Hal ini tentu saja
dapat membuat pemegang saham dari pihak asing mempunyai kendali yang kuat untuk memengaruhi
perusahaan khususnya dalam keputusan untuk memilih auditor eksternal yang dapat memberikan
Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa variabel komisaris independen yang diukur dengan
koefisien regresi negatif -0,244 dengan tingkat signifikansi variabel ini adalah 0,914, lebih besar dari α
= 0,05. Hasil pengujian menunjukkan bahwa hipotesis pertama (H2) ditolak. Hasil penelitian ini
mendukung hasil penelitian Markali & Rudiawarni (2012) yang menyatakan bahwa komisaris
Varibel komisaris independen yang tidak berpengaruh dalam penelitian ini diduga karena dalam
pengambilan keputusan penting seperti pemilihan auditor eksternal untuk perusahaan, bukan hanya
berdasarkan pertimbangan dari proporsi komisaris independen saja. Menurut Strandberg (2005), faktor
lain seperti kemampuan (skill), pengetahuan, latar belakang dan kompetensi dari komisaris independen
juga penting. Faktor-faktor tersebut dapat meningkatkan kualitas pengambilan keputusan pada tingkat
komisaris seperti keputusan terkait auditor yang akan dipilih untuk melakukan audit atas laporan
keuangan perusahaan.
Begitu juga menurut Carson (2007) dalam Restuningdiah (2011), kualitas dan latar belakang
pendidikan anggota dewan komisaris lebih bisa menentukan kualitas fungsi pengawasan dewan
dibandingkan komposisi dan independensinya. Hal ini berarti besar kecilnya proporsi komisaris
independen tidak dapat mengukur seberapa efektif fungsi pengawasan komisaris independen terhadap
kualitas pelaporan keuangan perusahaan, sehingga mereka diduga tidak dapat memengaruhi keputusan
untuk melibatkan auditor yang mempunyai keahlian dan kualitas audit yang tinggi yaitu KAP Big 4
Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa variabel efektivitas komite audit mempunyai
koefisien regresi positif sebesar 0,108 dengan tingkat signifikansi variabel ini adalah 0,158 dan lebih
besar dari α = 0,05, maka hipotesis 3 tidak berhasil didukung. Artinya variabel efektivitas komite audit
yang diukur berdasarkan checklist yang dikembangkan oleh Hermawan (2009) tidak berpengaruh
terhadap pemilihan auditor eksternal yang berafiliasi dengan KAP Big 4. Hasil penelitian ini
mendukung hasil penelitian Putra, Puspa, & Herawati (2014) yang menunjukkan hasil bahwa efektivitas
Hasil penelitian menunjukkan peran efektivitas komite audit tidak menjadi faktor penyebab
perusahaan memilih auditor eksternal dari KAP Big 4. Menurut Maharani (2012) semakin efektif peran
komite audit yang dilihat dari karakteristik aktivitas, ukuran, dan kompetensinya maka komite audit
akan menunjuk auditor eksternal yang semakin berkualitas. Namun demikian, hasil penelitian
menunjukkan efektivitas komite audit tidak memengaruhi perusahaan untuk memilih auditor dari KAP
Big 4. Komite audit dalam melaksanakan tugasnya mengawasi proses pelaporan keuangan dan
mengajukan auditor eksternal tidak hanya berfokus pada KAP Big 4 saja. Hal ini menunjukkan bahwa
komite audit tetap ingin melaksanakan tanggung jawabnya dalam memberi rekomendasi penunjukan
auditor kepada Dewan Komisaris. Selain itu, berdasarkan data pada perusahaan sampel, banyak
perusahaan yang tidak melakukan pergantian KAP, sehingga hal ini membuat komite audit tidak
Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa ukuran perusahaan mempunyai koefisien regresi
positif sebesar 3,178 dengan tingkat signifikansi variabel ini adalah 0,000. Karena tingkat
signifikansinya lebih kecil dari α = 0,05, maka hipotesis 4 berhasil didukung. Artinya Penelitian ini
berhasil membuktikan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap pemilihan auditor
eksternal. Semakin besar ukuran perusahaan yang diukur berdasarkan total aset yang dimiliki, maka
perusahaan tersebut akan memiliki kemungkinan yang lebih tinggi untuk memilih auditor Big 4. Hasil
penelitian ini mendukung hasil penelitian Maharani (2012), Markali & Rudiawarni (2012), Setiawan,
Karsan, Budi, & Armon (2015) dan Trisnawati (2015), yang menunjukkan hasil bahwa ukuran
Perusahaan yang semakin besar juga akan berdampak pada kebutuhan audit yang semakin baik.
Menurut Maharani (2012) perusahaan yang besar biasanya akan memiliki operasi yang lebih rumit dan
kompleks, sehingga perusahaan membutuhkan auditor dengan tingkat keahlian yang tinggi, yang
biasanya disediakan oleh kantor akuntan publik besar seperti KAP Big 4. Berdasarkan teori agensi
semakin besar perusahaan maka masalah keagenan yang terjadi juga akan semakin meningkat seperti
manajer yang tidak melaksanakan tugasnya sesuai dengan kontrak yang telah disepakati bersama
dengan pemilik perusahaan. Ketika suatu perusahaan semakin besar maka semakin dibutuhkan
pengawasan yang semakin baik kepada manajer yang telah dibebani tanggungjawab untuk mengelola
sumber daya perusahaan (Dewi & Ratnadi, 2014). Hal tersebut akan berimplikasi pada kebutuhan akan
pengawasan melalui auditor eksternal yang memiliki keahlian dan menyediakan jasa audit yang
berkualitas agar dapat mengurangi risiko terjadinya kecurangan dalam penyajian laporan keuangan
Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa leverage mempunyai koefisien regresi negatif -
5,516 dengan tingkat signifikansi variabel ini adalah 0,000 Arah hubungan yang ditunjukkan adalah
hubungan negatif dan berbeda dengan hipotesis awal yang menyatakan bahwa leverage diduga
berpengaruh positif. Penelitian ini tidak berhasil membuktikan bahwa leverage memiliki pengaruh yang
positif terhadap pemilihan auditor eksternal. Hasil pengujian membuktikan bahwa leverage yang
semakin tinggi tidak memengaruhi perusahaan untuk memilih auditor dari KAP Big 4 (H5 ditolak).
Perusahaan yang memiliki rasio leverage yang tinggi maka diduga perusahaan cenderung akan
memilih auditor dari KAP Big 4. Hal ini dilakukan perusahaan untuk dapat memberikan jaminan
kualitas informasi keuangan dapat diandalkan sehingga akan meningkatkan kepercayaan para kreditor.
Namun hasil penelitian menunjukkan leverage yang tinggi tidak mendorong perusahaan untuk memilih
auditor eksternal dari KAP Big 4. Menurut Setiawan, Karsan, Budi, & Armon (2015) tuntutan para
kreditor di Indonesia diduga tidak terlalu besar terhadap perusahaan dalam melibatkan auditor dari KAP
Big 4 dalam memberikan jaminan terhadap kualitas informasi keuangan. Hal ini berarti ketika leverage
perusahaan tinggi meskipun bukan diaudit oleh KAP Big 4, kreditor tetap memercayai laporan
keuangan auditan perusahaan. Selain itu, pihak kreditor sebelum mengambil keputusan untuk
memberikan pinjaman kepada perusahaan, terlebih dahulu melihat kemampuan perusahaan untuk
membayarnya. Kreditor tidak ingin perusahaan mengalami kegagalan dalam hal pembayaran kembali
pinjaman dan bunganya. Kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban yang segera jatuh tempo
Berikut ini akan diuraikan mengenai kesimpulan, implikasi penelitian, keterbatasan penelitian dan
5.1. Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel kepemilikan asing dan ukuran perusahaan
berpengaruh positif terhadap pemilihan auditor eksternal (KAP Big 4). Hal ini berarti ketika
semakin tinggi kepemilikan saham dari pihak asing pada perusahaan dan semakin besar suatu
perusahaan, maka perusahaan cenderung akan memilih auditor eksternal dari KAP Big 4.
Sementara itu, komisaris independen, efektivitas komite audit dan leverage tidak terbukti
mendorong perusahaan untuk cenderung memilih auditor eksternal dari KAP Big 4.
5.2. Implikasi Penelitian
Beberapa implikasi yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah: dapat menambah ilmu
perusahaan memilih auditor eksternal dari KAP Big 4. Bagi investor, hasil penelitian ini
diharapkan dapat memberikan informasi mengenai pemilihan auditor eksternal yang dilakukan
oleh perusahaan sehingga dapat membantu keputusan investasi. Bagi kantor akuntan publik,
hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai faktor-faktor yang
mendorong perusahaan dalam melakukan pemilihan kantor akuntan publik, sehingga dapat
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang mungkin dapat melemahkan hasil
penelitian. Keterbatasan dalam penelitian ini yaitu: Pengukuran variabel komisaris independen
hanya diukur berdasarkan proporsi dari jumlah komisaris independen dibandingkan dengan
jumlah dewan komisaris, sehingga fungsi pengawasan dari komisaris independen belum dapat
di ukur efektivitasnya. Pengukuran variabel efektivitas komite audit dilakukan berdasarkan
scoring yang sangat tergantung pada adanya informasi dalam pengungkapan laporan tahunan
yang disajikan perusahaan. Saran bagi penelitian selanjutnya yang menggunakan mekanisme
Good Corporate Governance (GCG) sebagai variabel penelitian sebaiknya menggunakan skor
pemeringkatan penerapan GCG (Corporate Governance Perception Index) perusahaan yang
diselenggarakan oleh IICG (The Indonesian Institute of Corporate Governance), supaya
pengukuran variabelnya lebih akurat dan terpercaya.
Penelitian selanjutnya juga disarankan untuk memperluas objek penelitian dan
menggunakan variabel independen lain seperti kepemilikan kepemilikan manajerial,
kepemilikan institusional, kebutuhan pendanaan eksternal, fee audit maupun profitabilitas.
Proksi untuk kualitas audit juga disarankan berdasarkan jumlah partner yang dimiliki KAP
serta spesialisasi auditor.
DAFTAR PUSTAKA
Abdel-khalik, A. R. (2002). Reforming Corporate Governance after Enron: Shareholders' Board of Trustees
and the Auditor. Journal of Accounting Public Policy, 97-103.
Agoes, S. (2014). Auditing: Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan Publik. Jakarta: Salemba Empat.
Ashbaugh, H., & Warfield, T. D. (2003). Audits as a Corporate Governance Mechnism: Evidence from German
Market. Journal of International Accounting Research Vol 2, 1-21.
DeAngelo, L. E. (1981). Auditor Size and Audit Quality. Journal of Accounting and Economics 3, 183-199.
Dewi, C. R., & Ratnadi, N. D. (2014). Faktor-Fator yang Mempengaruhi Pemilihan Kantor Akuntan Publik pada
Industri Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. E-Jurnal Universitas Udayana 8.1, 187-199.
Effendi, M. A. (2009). The Power of Good Corporate Governance:Teori dan Implementasi. Jakarta: Salemba
Empat.
Fitriyani, N. D., & Erawati, N. A. (2016). Good Corporate Governance dan Karakteristik Perusahaan pada
Pemilihan Auditor Eksternal. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 229-256.
Giri, E. F. (2010). Pengaruh Tenur Kantor Akuntan Publik dan Reputasi KAP terhadap Kualitas Audit: Kasus
Rotasi Wajib Auditor di Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi XIII Purwokerto.
Hanggraeni, D. (2015). Manajemen Risiko Perusahaan Terintegrasi (Enterprise Risk Management) dan Good
Corporate Governance:Pengujian Pentingnya Penerapan Enterprise Risk Management Terhadap
Peningkatan Praktik GCG dan Kinerja Perusahaan. Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press).
Harini, D., Wahyudin, A., & Anisykurlillah, I. (2010). Analisis Penerimaan Auditor atas Dysfunctional Audit
Behavior: Sebuah Pendekatan Karakteristik Personal Auditor. Simposium Nasional Akuntansi XIII
Purwokerto.
Ikatan Akuntan Publik Indonesia. (2011). Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta: Salemba Empat.
Ikhsan, A., Lesmana, S., & Hayat, A. (2015). Teori Akuntansi. Bandung: Citapustaka Media.
Jensen, M. C., & Meckling, W. H. (1976). Theory of Firm: Managerial Behavior, Agency Costs and Ownership
Structure. Journal of Financial Economics V.3 No.4, 305-360.
Kasmir. (2015). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers
Liftiani, M. (2014). Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Asing dan Kepemilikan Institusional
terhadap Kecenderungan Pemilihan Auditor Berkualitas. Skripsi Univesitas Diponegoro.
Maharani, D. (2012). Analisis Mekanisme Corporate Governance Perusahaan pada Pemilihan Auditor Eksternal.
Simposium Nasional Akuntansi XV.
Markali, O. E., & Rudiawarni, F. A. (2012). Hubungan Mekanisme Corporate Governance dengan Pemilihan
Auditor pada Badan Usaha Sektor Keuangan yang Go Public. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas
Surabaya Vol 1 No. 1.
Pratama, B., & Syafruddin, M. (2013). Pengaruh Struktur Kepemilikan Perusahaan terhadap Kualitas Audit.
Diponegoro Journal of Accounting Volume 2 No 2, 1-13.
Putra, D. (2014). Pengaruh Mekanisme Corporate Governance terhadap Pemilihan Auditor Eksternal. Proseding
Seminar Binis dan Teknologi.
Putra, T., Puspa, D. F., & Herawati. (2014). Analisis Mekanisme Corporate Governance dan Karakteristik
Kepemilikan Perusahaan terhadap Pemilihan Auditor Eksternal. Ejurnal Bung Hatta Vol 4 No 1.
Restuningdiah, N. (2011). Komisaris Independen, Komite Audit, Internal Audit dan Risk Management Committe
terhadap Manajemen Laba. Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol 15 No.3, 351-362.
Setiawan, A. S., Karsan, Y. W., Budi, I. S., & Armon, D. (2015). Pengaruh Kepemilikan Asing, Komisaris
Independen dan Leverage terhadap Pemilihan Auditor di Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi
XVIII.
Strandberg, C. (2005). The Convergence of Corporate Governance and Corporate Social Responsibilty: Though-
Leader Study. www.corostranberg.com
Suparlan. (2015). Analisis Good Corporate Governance, ROE, Leverage terhadap Kualitas Audit dan Pergantian
Kantor Akuntan Publik. GaneC Swara Vol.9 No.2.
Trisnawati, I. (2015). Faktor Determinan Pemilihan Auditor Eksternal yang Berkualitas. Jurnal Bisnis dan
Akuntansi Vol.17 No.2, 112-124.
Ulum, I., & Juanda, A. (2016). Metodologi Penelitian Akuntansi. Malang: Aditya Media Publishing.