Anda di halaman 1dari 23

Judul singkat maksimal 8 kata

Pengaruh Kompetisi Politik, IPM, Dan Leverage


Terhadap Ketersediaan Dan Keteraksesan
Informasi Keuangan Daerah

Fika Fikrotul Hanifah Trisni Suryarini


Universitas Negeri Semarang Universitas Negeri Semarang
fikafikrotul_hanifah@yahoo.com trisnisuryarini15@gmail.com

Hasan Mukibad
Universitas Negeri Semarang
hasanmukibad@mail.unnes.ac.id

Abstract
This study aims to determine the effect of political competition, human development index and
leverage to the availability and accessibility of regional financial information on local
government website. The population of this study is 542 of local government with purposive
sampling and documentation method. The research sample as many as 51 local government.
Research data analysis using descriptive analysis statistical and multiple regression analysis
with SPSS version 21. The result of this research showed that human development index and
leverage gives effect to regional financial information availability on the first research model.
Beside it, the political competition has not give effect on regional financial information
availability. The second research model result are human development index and leverage
gives effect to regional financial information accessibility. Then, the political competition has
not give effect on accessibility of regional financial information. Based on the research result
can be conclude that influence factors of availability and accessibility of regional financial
information on local government website are human development index and leverage.
Keywords: availability; accessibility; political competition; human development index;
leverage

Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kompetisi politik, indeks pembangunan
manusia, dan leverage terhadap ketersediaan dan keteraksesan informasi keuangan daerah
pada website resmi pemerintah daerah. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
pemerintah daerah di Indonesia yang berjumlah 542 dengan menggunakan purposive
sampling dan metode dokumentasi. Sampel penelitian sebanyak 51 pemerintah daerah.
Analisis data menggunakan analisis statistik deskriptif dan analisis regresi berganda dengan
program SPSS versi 21. Hasil penelitian model penelitian I menunjukkan bahwa indeks
pembangunan manusia dan leverage berpengaruh terhadap ketersediaan informasi keuangan
daerah, sedangkan kompetisi politik tidak berpengaruh terhadap ketersediaan informasi
keuangan daerah. Hasil model penelitian II adalah indeks pembangunan manusia dan
leverage berpengaruh terhadap keteraksesan informasi keuangan daerah, sedangkan
kompetisi politik tidak berpengaruh terhadap keteraksesan informasi keuangan daerah.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi

Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017 1


Judul singkat maksimal 8 kata

ketersediaan dan keteraksesan informasi keuangan daerah pada website resmi pemerintah
daerah yaitu indeks pembangunan manusia dan leverage.
Kata Kunci: ketersediaan; keteraksesan; kompetisi politik; indeks pembangunan manusia;
leverage

1. Pendahuluan

Pengelolaan keuangan daerah telah mengalami perubahan sejak diterapkannya otonomi daerah pada

tahun 2001 dengan tujuan untuk menjadikan pemerintah daerah lebih mandiri serta dapat mengatur

pembiayaan dan pengelolaan keuangan daerah dengan baik agar tidak selalu bergantung kepada

pemerintah pusat. Mardiasmo (2009:18) menyatakan bahwa terdapat tiga hal yang dapat diperankan

oleh pemerintah dalam membentuk good governance yaitu penciptaan transparansi, akuntabilitas

publik, dan value for money. Transparansi menjadi isu dalam pemerintahan di Indonesia. Pemerintah

semakin dituntut untuk meningkatkan transparansi dalam mengungkapkan dan menyajikan berbagai

informasi mengenai anggaran dan keuangan. Perhatian terhadap transparansi dapat dibuktikan dengan

dikeluarkannya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2008 tentang keterbukaan

informasi yang mengatur seluruh jajaran pejabat publik menjadi lebih transparan, bertanggungjawab,

dan berorientasi pada pelayanan rakyat yang sebaik-baiknya.

Pemerintah mengeluarkan Instruksi Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor

188.52/1797/SJ Tahun 2012 tentang peningkatan transparansi pengelolaan anggaran daerah yang

menginstrusikan kepala daerah untuk menyiapkan nama konten dengan nama “Transparansi

Pengelolaan Anggaran Daerah” dalam website resmi pemerintah daerah. Peraturan tersebut belum

dilaksanakan oleh seluruh pemerintah daerah karena sampai akhir tahun 2016 hanya 57,4% dari seluruh

pemerintah daerah di Indonesia yang telah melaksanakan peraturan tersebut. Open Budget Index (OBI)

2015 yang diluncurkan oleh International Budget Partnership (IBP) dan Forum Indonesia untuk

Transparansi Anggaran (FITRA) menunjukan bahwa indeks transparansi anggaran di Indonesia

mengalami penurunan nilai dari skor 62 pada tahun 2012 menjadi 59 pada tahun 2015. Laporan

keuangan merupakan laporan yang terstruktur mengenai posisi keuangan dan transaksi-transaksi yang

dilakukan oleh suatu entitas pelaporan. Hasil pemeriksaan LKPD tahun 2015 BPK memberikan opini

Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017 2


Judul singkat maksimal 8 kata

Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) kepada 312 LKPD (58%) yang berarti telah mengalami kenaikan

sebesar 11% yaitu dari 47% menjadi 58%.

Perkembangan teknologi informasi telah mempengaruhi perkembangan perekonomian yang

ditandai dengan proses pertukaran informasi melalui internet. Internet digunakan sebagai bentuk

pertanggunggungjawaban dan transparansi informasi kepada masyarakat dengan cara penyediaan

informasi keuangan daerah oleh pemerintah daerah kepada pihak yang berkepentingan. Penyampaian

informasi keuangan daerah melalui internet (internet financial reporting) merupakan cara yang paling

mudah dan dengan biaya yang efektif bagi lembaga pemerintah daerah untuk menyebarkan dan

menyajikan informasi mengenai pengelolaan keuangan daerah (Styles dan Tennyson 2007).

Penggunaan Internet Financial Reporting (IFR) oleh pemerintah daerah dapat

meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah dengan melihat

karakteristik wilayah Indonesia yang memiliki kondisi geografis yang sangat luas. IFR

dirasakan dapat memudahkan keteraksesan informasi keuangan daerah bagi masyarakat,

namun belum ada regulasi yang mengatur mengenai penggunaan IFR dalam rangka

mewujudkan transparansi. Febri Medina (2012) menyatakan bahwa peningkatan transparansi

pemerintah daerah dapat dilihat dari ketersediaan suatu informasi dan kemudahan dalam

memperoleh informasi tersebut oleh masyarakat. Praktik pelaporan keuangan pemerintah

daerah melalui internet (IFR) menurut teori institusional dapat dipandang sebagai suatu adopsi

praktik-praktik yang dapat diterima secara sosial dalam rangka memperoleh legitimasi dari

konstitusionalnya, sehingga pemerintah daerah mempunyai komitmen dan kemampuan

penegelolaan keuangan yang baik.

Upaya peningkatan transparansi pengelolaan anggaran daerah serta aksi pencegahan

dan pemberantasan korupsi adalah pemerintah mengeluarkan Instruksi Menteri Dalam Negeri

Republik Indonesia Nomor 188.52/1797/SJ Tahun 2012 tentang peningkatan transparansi

pengelolaan anggaran daerah. Peraturan ini menginstrusikan kepala daerah untuk menyiapkan

nama konten dengan nama “Transparansi Pengelolaan Anggaran Daerah” dalam website resmi

Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017 3


Judul singkat maksimal 8 kata

pemerintah daerah. Peraturan tersebut juga menginstrusikan kepala daerah untuk

mempublikasikan data mutakhir di dalam menu konten tersebut.

Tabel 1. Penggunaan Website Pemerintah Daerah Tahun 2016

Tidak Memiki Menu


Memiki Menu Transparansi
Tidak
Pemerintah Perbaikan Transparansi Pengelolaan
Jumlah Memiliki
Daerah Website Pengelolaan Anggaran
Website
Anggaran Daerah
Daerah
Pemerintah
34 0 1 4 29
Provinsi
Pemerintah
415 28 32 137 218
Kabupaten
Pemerintah
93 4 5 20 64
Kota
Jumlah 542 32 38 161 311
Persentase 100% 5,9% 7% 29,7% 57,4%

Sumber: Data primer, diolah 2016

Tabel di atas mengasumsikan bahwa 57,4% pemerintah daerah di Indonesia sudah

melakukan transparansi informasi keuangan daerah pada website masing-masing pemerintah

daerah. 42,6% pemerintah daerah belum menyediakan informasi keuangan daerah pada

website resminya. Pemerintah daerah menyediakan link atau menu transparansi sebagai media

penyediaan informasi keuangan daerah. Jumlah pemerintah daerah di Indonesia yang belum

melakukan transparansi informasi keuangan daerah didominasi oleh pemerintah kabupaten.

Pemerintah daerah yang tidak melaksanakan transparansi menjadi pertanyaan mengenai

pengelolaan keuangan daerah. Asumsi lain mengenai pemerintah daerah tidak seluruhnya

menyediakan informasi keuangan daerah pada website resminya adalah website pemerintah

hanya sekedar profil statis yang hanya untuk memenuhi kewajiban melakukan keterbukaan

informasi publik sesuai dengan UU Nomor 14 Tahun 2008. Website pemerintah daerah diakses

per tanggal 31 Desember 2016 untuk melihat transparansi informasi keuangan daerah

(LKPD/APBD) tahun 2015.

Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017 4


Judul singkat maksimal 8 kata

Pemanfaatan internet sebagai media dalam penyampaian informasi keuangan oleh

pemerintah daerah belum maksimal. Sofia dan Husen (2013) menjelaskan bahwa rata-rata

indeks tingkat pengungkapan informasi keuangan sangat rendah yaitu 9,9. Hal ini

menunjukkan bahwa pemerintah daerah di Indonesia sebagian besar masih belum memasukkan

fitur informasi keuangan dalam websitenya. Rata-rata indeks pengungkapan non keuangan

relatif lebih baik dibandingkan dengan indeks keuangan yaitu 59,1 sehingga dapat disimpulkan

bahwa cukup banyak pemerintah daerah yang sudah memasukkan fitur informasi non

keuangan. Hal tersebut membuktikan bahwa banyak pemerintah daerah yang belum optimal

dalam mengembangkan website-nya karena pemerintah daerah hanya bertujuan untuk

memenuhi kewajiban mempunyai website. Pemerintah daerah hanya mengungkapkan

informasi dalam website yang dianggap aman, sehingga sebagian pemerintah daerah lebih

berminat untuk mempublikasikan informasi yang tergolong non keuangan daripada informasi

keuangan.

Transparansi dan akuntabilitas merupakan konsekuensi dari masalah keagenan. Tidak adanya

transparansi publik akan menimbulkan dampak negatif yang merugikan masyarakat yaitu timbulnya

penyimpangan sumber daya, ketidakadilan bagi masyarakat, meningkatkan praktik korupsi, dan

penyalahgunaan wewenang (Rahmawati 2015). Tingkat korupsi di Indonesia semakin meningkat

dengan melihat skor Corruption Perceptions Indeks (CPI) pada tahun 2013 sebesar 32 menjadi 34 di

tahun 2014. Permasalahan tersebut menjadi gambaran adanya problema politik dan rendahnya

transparansi di Indonesia.

Pemilukada merupakan suatu bentuk kompetisi politik di tengah masyarakat.

Kompetisi politik merupakan kompetisi untuk mendapatkan kekuasaan mengendalikan

pemerintahan dan mengalokasikan sumber daya yang tersedia untuk kepentingan politik dan

kepentingan masyarakat (Bahrdhan dan Yang 2004). Partai politik dalam pemilukada

mempunyai peran yang sangat besar karena partai politik berhak mengusung calon kepala

daerah dan wakil kepala daerah untuk para calon yang bukan berasal dari calon perseorangan.

Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017 5


Judul singkat maksimal 8 kata

Pernyataan tersebut memberitahukan bahwa partai politik terlibat dalam kompetisi politik

kepala daerah. Dewi dan Aziz (2016) menyebutkan bahwa partai politik yang berpeluang

mengusung calon kepala daerah dan wakil kepala daerah diduga menjadikan pemilukada

sebagai kesempatan untuk memperoleh sejumlah uang. Hal tersebut diduga sebagai alasan

terjadinya kasus korupsi yang dilakukan oleh kepala daerah. Jumlah partai politik di Indonesia

pada tahun 2016 sejumlah 73 partai politik. 7 (tujuh) partai politik terbesar dan terkuat di

Indonesia berdasarkan dari hasil perolehan suara masing masing parpol pada pemilu terakhir

tahun 2014 serta jumlah kursi yang didapat di DPR yaitu Partai Demokrasi Indonesia

Perjuangan (PDIP), Partai Golongan Karya (Golkar), Partai Gerakan Indonesia Raya

(Gerindra), Partai Demokrat, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Amanat Nasional

(PAN), dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Partai politik tersebut membuktikan bahwa

mereka memang sangat solid dan memiliki jumlah pengikut/masa yang besar.

Sumber daya manusia yang baik menjadi faktor penerapan good governace. Tata kelola

pemerintahan yang baik mensyaratkan adanya keberadaan masyarakat yang tingkat

pembangunannya baik pula. Hasil pengujian yang dilakukan oleh Setyowati (2016)

menunjukkan bahwa pembangunan manusia berpengaruh positif terhadap pengungkapan

laporan keuangan pemerintah daerah. Tingginya pembangunan masyarakat, maka semakin

beragam keinginan masyarakat yang ingin terpenuhi yang akhirnya akan menimbulkan

berbagai tuntutan yang lebih dari masyarakat kepada pemerintah. Transparansi informasi

keuangan daerah menjadi salah satu tuntutan masyarakat untuk mengetahui kondisi keuangan

dan hasil pengelolaan keuangan oleh pemerintah daerah.

Kualitas sumber daya manusia pada suatu daerah dapat dilihat dari indeks

pembangunan manusia pada daerah tersebut. Pemerintah daerah yang memiliki indeks

pembangunan manusia tinggi mencerminkan kinerja pembangunan manusia terutama upaya

pemberdayaan dan kualitas sumber daya manusia dan partisipasinya dalam pembangunan yang

Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017 6


Judul singkat maksimal 8 kata

tinggi. Teknologi menjadi salah satu perkembangan di dunia pendidikan sebagai akibat adanya

globalisasi. Kualitas sumber daya manusia yang baik akan mudah untuk menyerap

perkembangan teknologi seperti penggunaan internet. Semakin luas pengetahuan masyarakat

mengenai internet menjadi alasan pemerintah untuk mewajibkan setiap pemerintah daerah

memiliki website resmi. Tantangan baru bagi pemerintah daerah untuk memenuhi tuntutan

masyarakat yaitu penyediaan informasi keuangan daerah pada website resmi sebagai wujud

transparansi anggaran daerah.

Kewajiban merupakan utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang

penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah. Utang

digunakan oleh pemerintah untuk membiayai kegiatan masyarakat. Utang daerah dapat

bersumber dari pemerintah pusat, pemerintah daerah lain, lembaga keuangan bank, lembaga

keuangan bukan bank, dan masyarakat. Leverage adalah kemampuan perusahaan dalam

menjamin dana yang dipinjam menggunakan jumlah aset yang dimiliki. Leverage

mengindikasikan sejauhmana dana yang dipinjam digunakan untuk mendanai aset yang

dimiliki oleh pemerintah daerah (Sinaga dan Prabowo 2011). Tingkat leverage yang semakin

kecil, maka semakin besar kemampuan entitas dalam membiayai biaya operasional melaui

dana internalnya dan semakin besar leverage semakin menunjukkan entitas tidak mampu

dalam membiayai biaya operasionalnya sendiri karena membutuhkan dana dari pihak eksternal

(Diani 2016). Berdasarkan teori keagenan, besarnya utang suatu organisasi menjadi suatu

keputusan bagi manajemen organisasi untuk melakukan transparansi keuangan daerah.

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris mengenai pengaruh kompetisi politik,

indeks pembangunan manusia, dan leverage terhadap ketersediaan dan keteraksesan informasi

keuangan daerah pada website resmi pemerintah daerah di Indonesia. Wau (2015) melakukan penelitian

yang menunjukan hasil bahwa kompetisi politik tidak berpengaruh terhadap ketersediaan maupun

keteraksesan IFR pada website pemerintah daerah. Penelitian lainnya dilakukan Nosihana dan Yaya

Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017 7


Judul singkat maksimal 8 kata

(2016) yang memberikan hasil berbeda yaitu kompetisi politik berpengaruh terhadap publikasi laporan

keuangan melalui internet.

2. Kerangka Pemikiran Teoritis dan Pengembangan Hipotesis

Teori yang mendasari penelitian ini adalah teori institusional dan teori keagenan. Teori

keagenan menjelaskan adanya asimetri informasi terjadi karena perbedaan informasi antara pemerintah

(agent) dan masyarakat (principal). Diakui atau tidak pada pemerintahan terdapat hubungan dan

masalah keagenan (Halim dan Abdullah 2006). Pemerintah memiliki banyak informasi sehubungan

dengan tugasnya dalam melaksanakan penyelenggaraan urusan pemerintahan, sehingga berkewajiban

untuk melaporkan hasil pelaksanaan urusan pemerintahannya.

Praktik pelaporan keuangan pemerintah daerah melalui internet (IFR) menurut teori

institusional dapat dipandang sebagai suatu adopsi praktik-praktik yang dapat diterima secara sosial

dalam rangka memperoleh legitimasi dari konstitusionalnya, sehingga pemerintah daerah mempunyai

komitmen dan kemampuan pengelolaan keuangan yang baik (DiMaggio dan Powell 1983). Cara untuk

memfasilitasi terciptanya transparansi informasi keuangan daerah yaitu menyediakan LKPD dan APBD

serta memberikan kemudahan akses informasi keuangan bagi pihak yang berkepentingan. Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) merupakan instrumen kebijakan yang utama bagi pemerintah

daerah. APBD menduduki posisi sentral dalam upaya pengembangan kapabilitas, efisiensi, dan

efektivitas pemerintah daerah (Noviyanti dan Kiswanto 2016). Bertot (2010) menyebutkan bahwa

dengan kemudahan mendapatkan informasi seperti publikasi LKPD melalui internet, maka dapat

meningkatkan pengawasan dari masyarakat.

Pemilukada merupakan suatu bentuk kompetisi politik di tengah masyarakat. Kompetisi politik

merupakan kompetisi untuk mendapatkan kekuasaan mengendalikan pemerintahan dan

mengalokasikan sumber daya yang tersedia untuk kepentingan politik dan kepentingan masyarakat

(Bahrdhan dan Yang 2004 dalam Nairobi 2014). Partai politik dalam pemilukada mempunyai peran

yang sangat besar, karena partai politik berhak mengusung calon kepala daerah dan wakil kepala daerah

Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017 8


Judul singkat maksimal 8 kata

untuk para calon yang bukan berasal dari calon perseorangan. Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa

partai politik terlibat dalam kompetisi politik kepala daerah.

Teori keagenan menyatakan bahwa pemerintah daerah cenderung mengutamakan kepentingan

pribadi dan partai politik, sehingga memunculkan terjadinya asimetri informasi. Teori institusional juga

menyatakan bahwa entitas yang memiliki kompetisi politik yang besar akan semakin publicly visible

dan mendapatkan tekanan yang lebih besar dalam menyediakan informasi keuangan daerah pada

website resmi pemerintah daerah.

Peningkatan kompetisi politik akan memunculkan pengawasan dari pihak lain dan masyarakat

dalam memantau pejabat yang kadang lupa dengan janji-janji yang dibuatnya pada saat pemilu dulu

(Nosihana dan Yahya 2016). Tingkat kompetisi politik yang tinggi maka akan mendorong pemerintah

daerah untuk menyediakan informasi keuangan daerah pada website resminya, sehingga dapat

memenuhi kepentingan berbagai pihak. Tingkat kompetisi politik yang tinggi diharapkan akan

meningkatkan keteraksesan informasi keuangan daerah pada website resmi pemerintah daerah.

Pemerintah daerah yang memiliki kompetisi politik tinggi akan mempunyai insentif yang lebih kuat

untuk meningkatkan reputasi dan public image mereka melalui penyediaan informasi keuangan daerah

dan pemberian kemudahan dalam mengakses informasi keuangan daerah pada website resminya.

Berdasarkan uraian tersebut maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

H1a : Kompetisi politik berpengaruh terhadap ketersediaan informasi keuangan daerah pada

website resmi pemerintah daerah.

H1b : Kompetisi politik berpengaruh terhadap keteraksesan informasi keuangan daerah pada

website resmi pemerintah daerah.

Sumber daya manusia yang baik menjadi faktor penerapan good governace. Kualitas sumber

daya manusia pada suatu daerah dapat dilihat dari indeks pembangunan manusia pada daerah tersebut.

Indeks pembangunan manusia merupakan suatu indikator yang dapat menggambarkan perkembangan

pembangunan manusia secara terukur dan representatif. Pengukuran capaian pembangunan manusia

berbasis sejumlah komponen dasar kualitas hidup pada suatu daerah dapat dilihat dari IPM daerah

tersebut.

Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017 9


Judul singkat maksimal 8 kata

Tingkat pembangunan masyarakat menunjukkan tingkat kemajuan yang dicapai suatu

masyarakat (Setyowati 2016). Semakin tinggi pembangunan masyarakat, maka kualitas sumber daya

manusia juga semakin baik sehingga keinginan masyarakat untuk memiliki informasi yang lebih luas

mengenai pengelolaan anggaran daerah juga akan semakin meningkat. Pemenuhan tuntutan tersebut

dapat dilakukan oleh pemerintah daerah dengan cara menyediakan informasi keuangan daerah yang

lebih lengkap dan memberikan kemudahan akses terhadap informasi yang disediakan dalam website

resmi agar masyarakat memandang bahwa pengelolaan pemerintahannya berjalan dengan baik. Nilai

IPM yang tinggi akan meningkatkan pemerintah daerah dalam penyediaan informasi dan kemudahan

akses terhadap informasi yang disediakan dalam website resmi

Styles dan Tennyson (2007) mengungkapkan bahwa internet adalah media yang mudah

dijangkau oleh masyarakat dan sarana yang efektif bagi pemerintah untuk mempublikasikan informasi

keuangannya secara online. Kualitas sumber daya manusia yang baik akan mudah untuk menyerap

perkembangan teknologi seperti penggunaan internet. Hasil pengujian yang dilakukan oleh Setyowati

(2016) menunjukkan bahwa pembangunan manusia berpengaruh positif terhadap pengungkapan

laporan keuangan pemerintah daerah.

Berdasarkan uraian tersebut maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

H2a : Indeks pembangunan manusia berpengaruh terhadap ketersediaan informasi keuangan

daerah pada website resmi pemerintah daerah.

H2b : Indeks pembangunan manusia berpengaruh terhadap keteraksesan informasi keuangan

daerah pada website resmi pemerintah daerah.

Kewajiban merupakan utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya

mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah. Utang digunakan oleh pemerintah

untuk membiayai kegiatan masyarakat. Leverage mengindikasikan sejauh mana dana yang dipinjam

digunakan untuk mendanai aset yang dimiliki oleh pemerintah daerah (Sinaga dan Prabowo 2011).

Tingkat leverage yang semakin kecil, maka semakin besar kemampuan entitas dalam membiayai biaya

operasional melaui dana internalnya dan semakin besar leverage semakin menunjukkan entitas tidak

mampu dalam membiayai biaya operasionalnya sendiri karena membutuhkan dana dari pihak eksternal

(Diani 2016).

Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017 10


Judul singkat maksimal 8 kata

Styles & Tennyson (2007) berpendapat bahwa pembiayaan terhadap pengeluaran-pengeluaran

pemerintah saat ini akan memberikan dampak pada kemampuan pemerintah dalam memberikan

pelayanan dan program terpadu bagi masyarakat dimasa mendatang. Utang yang digunakan untuk

membiayai kegiatan masyarakat menyediakan insentif bagi kepala daerah untuk mengurangi biaya

utang (Zimmerman 1977 dalam Laswad dkk. 2005). Pemerintah daerah tidak ingin menjadi sorotan

perhatian para pemberi pinjaman (Sinaga dan Prabowo 2011). Justifikasi atas pengaruh leverage

terhadap ketersediaan informasi keuangan daerah pada website resmi pemerintah daerah diberikan oleh

teori keagenan yang menyatakan bahwa besarnya hutang menjadi bahan pertimbangan bagi pemerintah

untuk menyediakan informasi keuangan daerah.

Teori keagenan menjelaskan informasi yang dimiliki oleh pemerintah lebih banyak termasuk

informasi mengenai besarnya hutang pemerintah daerah. Pemerintah lebih berhati-hati dalam

menyediakan informasi mengenai hutang yang dimiliki karena tidak ingin kinerjanya dinilai buruk.

Penjelasan tersebut dapat diasumsikan bahwa semakin tinggi nilai leverage pemerintah daerah, maka

semakin rendah pemerintah daerah dalam menyediakan informasi keuangan daerah dan memberikan

kemudahan akses informasi keuangan daerah pada website resmi pemerintah daerah.

Berdasarkan uraian tersebut maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

H3a : Leverage berpengaruh terhadap ketersediaan informasi keuangan daerah pada website resmi

pemerintah daerah.

H3b : Leverage berpengaruh terhadap keteraksesan informasi keuangan daerah pada website resmi

pemerintah daerah.

Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017 11


Judul singkat maksimal 8 kata

Berdasarkan latar belakang dan penelitian yang mendasari penelitian ini, kerangka pemikiran

dari penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Kompetisi Politik H1a

H1b Ketersediaan
Informasi
Indeks H2a Keuangan Daerah
Pembangunan
Manusia
H2b
Keteraksesan
H3a Informasi
Keuangan
Daerah
Leverage
H3b
Gambar 1. Kerangka Pemikiran

3. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain penelitian hypothesis testing

study, untuk menguji pengaruh antar variabel yang dihipotesiskan dalam penelitian. Populasi yang

digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh pemerintah daerah baik pemerintah provinsi, pemerintah

kota, dan pemerintah kabupaten di Indonesia yaitu sejumlah 542 pemerintah daerah. Teknik

pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik sampling bertujuan (purposive sampling). Sampel

yang digunakan dalam penelitian ini harus memiliki semua kriteria-kriteria tertentu berdasarkan

ketersediaan data-data pendukung variabel independen dan variabel dependen penelitian. pemerintah

daerah di Indonesia. Kriteria-kriteria atas sampel yang ditetapkan adalah:

Tabel 2. Penentuan Jumlah Sampel

Pemerintah Daerah di Indonesia 542


Pemerintah Daerah yang tidak memiliki website resmi 32
Pemerintah Daerah yang website resminya dalam masa perbaikan 38
dari tanggal 31 Oktober 2016 sampai 31 Desember 2016
Pemerintah Daerah yang tidak memiliki menu transparansi 161
pengelolaan anggaran daerah pada website resmi pemerintah daerah
Pemerintah Daerah yang tidak menyediakan LKPD dan APBD 260
tahun 2015 dalam website resminya
Sampel Terkumpul 51

Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017 12


Judul singkat maksimal 8 kata

Sumber: Data primer, diolah 2016

Sampel akhir yang digunakan pada penelitian ini dan memenuhi kriteria yang telah ditentukan yaitu

sebanyak 51

Tabel 3. Definisi Operasional Variabel

Variabel Penelitian Definisi Pengukuran/Indikator


Ketersediaan Tingkat ketersediaan dokumen-dokumen Jumlah komponen Laporan
Informasi Keuangan laporan keuangan secara online di website Keuangan Pemerintah
Daerah pada Website pemerintah daerah. (Styles dan Tennyson Daerah (LKPD) serta
Resmi Pemerintah 2007) Anggaran Pendapatan dan
Daerah Belanja Daerah (APBD)
tahun 2015 yang
dipublikasikan pada website
resmi pemerintah daerah per
31 Desember 2016

Keteraksesan Tingkat kemudahan pengguna dapat Indeks keteraksesan


Informasi Keuangan menemukan dan melihat laporan keuangan informasi keuangan daerah
Daerah pada Website di website pemerintah daerah. (Styles dan
Resmi Pemerintah Tennyson 2007)
Daerah

Kompetisi Politik Kompetisi untuk mendapatkan kekuasaan Jumlah partai politik


atas sumber daya yang tersedia untuk pendukung kepala daerah
kepentingan politik dan kepentingan yang sedang menjabat
masyarakat. (Nairobi 2014)
Indeks Pembangunan Indeks yang digunakan untuk mengukur Indeks pembangunan
Manusia kualitas sumber daya manusia suatu manusia (data statistik BPS)
daerah. (Saputra 2011)
Leverage Proporsi yang menggambarkan besarnya Total kewajiban
utang dari pihak eksternal dibandingkan Total ekuitas
dengan modal sendiri. (Medina 2012)

Sumber: Rangkuman Penulis

Tabel 4 menyajikan ukuran atau skor untuk melihat ketersrdiaan infomasi keuangan daerah

Tabel 4. Indeks Keteraksesan Informasi Keuangan Daerah

Skor Syarat
+1 Jika website resmi pemerintah daerah muncul pada halaman pertama pencarian google
dengan mengetik nama pemerintah daerah
+1 Jika hanya diperlukan satu kali klik untuk melihat IKD dalam website pemerintah daerah
+1 Jika data informasi keuangan daerah dapat diunduh
+1 Jika terdapat informasi keuangan daerah tahun sebelumnya dalam website pemerintah
daerah
+1 Jika terdapat link transparansi data informasi keuangan daerah (LKPD/APBD)
+8 Jika terdapat komponen LKPD (Neraca, LPE, LO, LRA, LPSE, LAK, CALK) dan APBD

Sumber: Wau (2015), dengan modifikasi

Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017 13


Judul singkat maksimal 8 kata

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi. Data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Penelitian ini menggunakan data laporan

keuangan pemerintah daerah yang tersedia dalam website resmi pemerintah daerah di Indonesia, data

indeks pembangunan manusia diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS), data jumlah partai politik

diperoleh dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) serta Direktorat Jenderal Otonomi Daerah, dan leverage

diperoleh dari neraca pemerintah daerah. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

analisis regresi berganda dengan menggunakan bantuan SPSS versi 21 pada tingkat signifikansi 5%

(0,05). Penelitian ini juga menggunakan uji asumsi klasik sebelum melakukan uji hipotesis.

4. Hasil

Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistik yang harus dipenuhi pada analisis regresi linear

berganda. Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji normalitas, uji linearitas, uji

multikolonieritas, dan uji heteroskedastisitas. Penelitian ini telah memenuhi persyaratan semua uji

asumsi klasik. Penelitian ini tidak melakukan uji autokorelasi karena menggunakan data cross section,

sehingga tidak diperlukan untuk melakukan uji autokorelasi.

Tabel 5. Hasil Analisis Regresi Berganda Model Penelitian I

Model B t Sig.
(Constant) -.630 -.191 .850
POLCOMP -.037 -.391 .697
IPM .100 2.166 .035
LEV -40.460 -2.098 .041

Sumber: Output SPSS 21, diolah 2016

Y = -0,630 - 0,037X1 + 0,100X2 – 40,460X3 + e

Perhitungan diatas menunjukkan bahwa 2 (dua) variabel independen berpengaruh terhadap

variabel ketersediaan informasi keuangan daerah, yaitu variabel indeks pembangunan manusia (X2)

dan leverage (X3), sedangkan variabel kompetisi politik (X1) tidak berpengaruh terhadap variabel

Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017 14


Judul singkat maksimal 8 kata

ketersediaan informasi keuangan daerah. Diantara kedua variabel independen yang berpengaruh

terhadap variabel ketersediaan informasi keuangan daerah dapat diketahui bahwa variabel indeks

pembangunan manusia memiliki pengaruh sebesar 0,288 atau 28,8% dan variabel leverage memiliki

pengaruh sebesar -0,280 atau 28%.

Tabel 6. Hasil Analisis Regresi Berganda Model Penelitian II


Model B t Sig.
(Constant) 4.658 1.608 .115
POLCOMP .007 .080 .937
IPM .088 2.173 .035
LEV -43.203 -2.552 .014

Sumber: Output SPSS 21, diolah 2016

Y = 4,658 + 0,007X1 + 0,088X2 - 43,203X3 + e

Perhitungan diatas menunjukkan bahwa 2 (dua) variabel independen berpengaruh terhadap

variabel keteraksesan informasi keuangan daerah, yaitu variabel indeks pembangunan manusia (X2)

dan leverage (X3), sedangkan variabel kompetisi politik (X1) tidak berpengaruh terhadap variabel

keteraksesan informasi keuangan daerah. Diantara kedua variabel independen yang berpengaruh

terhadap variabel keteraksesan informasi keuangan daerah dapat diketahui bahwa variabel indeks

pembangunan manusia memiliki pengaruh sebesar 0,285 atau 28,5% dan variabel leverage memiliki

pengaruh sebesar -0,335 atau 33,5%.

Tabel 7. Uji Hipotesis

No. Hipotesis β Sig α Hasil


1. H1a: Kompetisi politik berpengaruh secara -0,037 0,697 0,05 Ditolak
signifikan terhadap ketersediaan informasi
keuangan daerah.
2. H1b: Kompetisi politik berpengaruh secara 0,007 0,937 0,05 Ditolak
signifikan terhadap keteraksesan informasi
keuangan daerah.
3. H2a: Indeks pembangunan manusia berpengaruh 0,100 0,035 0,05 Diterima
secara signifikan terhadap ketersediaan informasi
keuangan daerah.
4. H2b: Indeks pembangunan manusia berpengaruh 0,088 0,035 0,05 Diterima
secara signifikan terhadap keteraksesan informasi
keuangan daerah.
5. H3a: Leverage berpengaruh secara signifikan -40,460 0,041 0,05 Diterima
terhadap ketersediaan informasi keuangan
daerah.

Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017 15


Judul singkat maksimal 8 kata

6. H3b: Leverage berpengaruh secara signifikan -43,203 0,014 0,05 Diterima


terhadap keteraksesan informasi keuangan
daerah.
Sumber: Data primer, diolah 2017

Kompetisi Politik terhadap Ketersediaan Informasi Keuangan Daerah pada Website Resmi

Pemerintah Daerah

Kompetisi politik tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ketersediaan informasi

keuangan daerah. Kompetisi politik adalah suatu kompetisi yang dilakukan dengan tujuan memperoleh

kekuasaan sehingga dapat mengendalikan sumber daya yang tersedia baik untuk kepentingan politik

maupun kepentingan masyarakat. Tujuan kompetisi politik pada suatu daerah yaitu untuk mendapatkan

suara terbanyak dalam pemilukada sehingga dapat memenangkan kompetisi tersebut dan menjadi

kepala daerah.

Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa pemerintah kurang termotivasi untuk menyediakan

informasi keuangan daerah karena rendahnya tuntutan dari pihak lain. Hasil penelitian ini sejalan

dengan penelitian Wau dan Ratmono (2015), yang menunjukkan bahwa kompetisi politik tidak

berpengaruh terhadap ketersediaan Internet Financial Reporting (IFR) oleh pemerintah daerah.

Kompetisi politik tidak memiliki pengaruh terhadap intensi pemerintah dalam menyediakan informasi

keuangan melalui internet sebagai cost effective. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian

Nosihana dan Yaya (2016) yang menyatakan bahwa kompetisi politik berpengaruh terhadap publikasi

laporan keuangan melalui internet.

Teori keagenan mengasumsikan bahwa semua individu bertindak atas kepentingan mereka

sendiri. Banyaknya jumlah partai politik yang mengusung kepala daerah menyebabkan meningkatnya

biaya yang dikeluarkan oleh kepala daerah tersebut. Partai politik juga menuntut agar kepala daerah

dapat memenuhi kepentingan partai politik tersebut sehingga terkadang mengabaikan kepentingan

publik. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori keagenan yang menyatakan bahwa semakin

tingginya tingkat kompetisi politik maka semakin tinggi pula motivasi kepala daerah dan pejabat

pemerintah daerah untuk menyediakan informasi keuangan daerah berupa laporan keuangan pemerintah

daerah serta anggaran pendapatan dan belanja daerah pada website resminya.

Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017 16


Judul singkat maksimal 8 kata

Penelitian ini dapat membuktikan bahwa banyaknya jumlah partai politik yang mengusung

kepala daerah pada saat pemilukada tidak mempengaruhi motivasi maupun kebijakan kepala daerah

dan pejabat pemerintah daerah dalam menyediakan informasi keuangan daerah pada website resminya.

Tingkat ketersediaan informasi keuangan daerah pada website resmi antara pemerintah daerah yang

kepala daerahnya diusung oleh banyak koalisi partai politik sama dengan tingkat ketersediaan informasi

keuangan daerah pada website resmi pada pemerintah daerah yang kepala daerahnya hanya diusung

oleh sedikit koalisi partai politik. Indikasi yang menjadi penyebab tidak berpengaruhnya kompetisi

politik terhadap ketersediaan informasi keuangan daerah adalah kompetisi politik yang rendah

menunjukkan koalisi partai politik yang mengusung kepala daerah pada saat pemilukada juga rendah.

Data penelitian menunjukkan bahwa partai politik yang berkoalisi untuk mengusung kepala daerah pada

saat pemilukada sebagian besar dilakukan oleh partai politik yang dominan, sehingga kompetisi politik

yang terdapat pada beberapa daerah masih tergolong rendah.

Kompetisi Politik terhadap Keteraksesan Informasi Keuangan Daerah pada Website Resmi

Pemerintah Daerah

Kompetisi politik tidak berpengaruh secara signifikan terhadap keteraksesan informasi

keuangan daerah. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa banyaknya partai politik pendukung kepala

daerah pada saat pemilukada belum tentu memberikan motivasi pemerintah daerah untuk memberikan

akses yang mudah kepada masyarakat dalam memperoleh informasi keuangan daerah pada website

resmi pemerintah daerah. Kompetisi politik yang rendah menunjukkan bahwa persaingan politik di

Indonesia tidak cukup kompetitif. Koalisi partai politik yang mengusung kepala daerah masih dilakukan

oleh partai politik yang dominan saja, sehingga hanya beberapa partai politik yang melakukan koalisi

dengan partai politik lainnya. Partai politik lainnya yang belum menjadi partai politik besar masih

enggan untuk berkoalisi dengan partai politik lainnya. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Wau

dan Ratmono (2015) yang menunjukkan bahwa kompetisi politik tidak berpengaruh terhadap

ketersediaan Internet Financial Reporting (IFR) pada website pemerintah daerah.

Hasil penelitian ini sejalan dengan teori keagenan yang menyatakan bahwa pemerintah daerah

semakin meningkatkan kemudahan masyarakat dalam mengakses informasi keuangan daerah apabila

tingkat kompetisi politik juga semakin tinggi. Penelitian ini membuktikan bahwa kompetisi politik tidak

Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017 17


Judul singkat maksimal 8 kata

mempengaruhi motivasi dan kebijakan kepala daerah maupun pejabat pemerintah dalam memberikan

kemudahan masyarakat maupun pihak yang berkepentingan untuk mengakses LKPD dan APBD.

Hal yang dimungkinkan menjadi indikasi penyebab tidak berpengaruhnya kompetisi politik

terhadap keteraksesan informasi keuangan daerah adalah masih kurang maksimalnya kompetisi politik

yang telah diselenggarakan oleh pemerintah daerah. Hal ini diketahui dari jumlah partai politik yang

melakukan koalisi untuk mengusung calon kepala daerah pada saat pemilukada masih sedikit. Keadaan

kompetisi politik yang lemah menyebabkan pemerintah daerah tidak termotivasi untuk memberikan

kemudahan dalam mengakses informasi keuangan daerah sebagai bentuk tanggung jawab dan

transparansi kepada masyarakat dan pihak-pihak yang berkepentingan.

Indeks Pembangunan Manusia terhadap Ketersediaan Informasi Keuangan Daerah pada

Website Resmi Pemerintah Daerah

Indeks pembangunan manusia berpengaruh secara signifikan terhadap ketersediaan informasi

keuangan daerah. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) mengukur kualitas sumber daya manusia yang

dilihat dari komponen dasar kualitas hidup. Nilai indeks pembangunan manusia yang tinggi

menunjukkan kualitas sumber daya manusianya tinggi. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa

semakin tinggi nilai indeks pembangunan manusia maka semakin tinggi pemerintah dalam

menyediakan informasi keuangan daerah pada website resmi pemerintah daerah.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Setyowati (2016) yang

menunjukkan bahwa pembangunan manusia berpengaruh positif terhadap pengungkapan laporan

keuangan pemerintah daerah. Semakin tinggi pembangunan masyarakat akan menimbulkan tuntutan

masyarakat kepada pemerintah sehingga pemerintah harus memberikan pengungkapan laporan

keuangan yang lebih rinci sebagai perwujudan bahwa pemerintah daerah juga memperhatikan tuntutan

dan kepentingan masyarakat.

Hal ini sesuai dengan teori institusional yaitu pemerintah daerah dituntut oleh pemerintah pusat,

pemerintah daerah lain, masyarakat, dan pihak lain yang berkepentingan agar menyediakan informasi

keuangan daerah pada website resmi pemerintah daerah. Masyarakat berkeinginan agar pemerintah

daerah dapat memenuhi kepentingan masyarakat umum. Masyarakat semakin sadar untuk

melaksanakan perannya kepada pemerintah yang salah satunya adalah mengawasi jalannya

Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017 18


Judul singkat maksimal 8 kata

pemerintahan. Tingkat kesadaran masyarakat tersebut menunjukkan bahwa kualitas sumber daya

manusia semakin meningkat.

Indeks Pembangunan Manusia terhadap Keteraksesan Informasi Keuangan Daerah pada

Website Resmi Pemerintah Daerah

Indeks pembangunan manusia berpengaruh secara signifikan terhadap keteraksesan informasi

keuangan daerah. Penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai indeks pembangunan manusia

pada suatu daerah maka semakin tinggi pemerintah daerah dalam memberikan kemudahan akses

informasi keuangan daerah pada website resmi pemerintah daerah. Hasil ini sesuai dengan penelitian

yang dilakukan oleh Sandhani (2014) yang menunjukkan bahwa indeks pembangunan manusia

memiliki hubungan positif dan signifikan terhadap tingkat pengungkapan sukarela dalam website

pemerintah daerah di Indonesia. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Liqoana (2016) yang

berpendapat bahwa tidak terdapat hubungan antara indeks pembangunan manusia dengan

pengungkapan informasi secara sukarela dalam website pemerintah daerah.

Teori keagenan menjelaskan bahwa kualitas sumber daya manusia yang tinggi akan

mengakibatkan masyarakat semakin menyadari bahwa mereka memiliki peran pada pemerintah daerah

sehingga akan menuntut agar pemerintah daerah dapat memberikan kemudahan kepada masyarakat

untuk memperoleh informasi. Kemudahan masyarakat dalam mengakses informasi khususnya

informasi keuangan daerah membuktikan adanya pemenuhan kepentingan masyarakat yang dilakukan

oleh pemerintah daerah. Hal ini sesuai dengan teori institusional yang menyatakan bahwa pemerintah

daerah memberikan kemudahan akses informasi keuangan daerah pada website resminya sebagai bukti

bahwa mereka juga memperhatikan kepentingan masyarakat agar dapat memperoleh informasi

keuangan daerah dengan mudah.

Peningkatan transparansi informasi keuangan daerah pada website resmi pemerintah daerah

dapat didukung dengan kemudahan masyarakat dalam mengakses informasi keuangan daerah tersebut.

Masyarakat menuntut pemerintah daerah tidak hanya menyediakan informasi keuangan daerah pada

website resminya tetapi juga memperhatikan kemudahan dalam mengaksesnya. Tuntutan dari

masyarakat tersebut menjadikan pemerintah daerah semakin kreatif dalam mengelola informasi

Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017 19


Judul singkat maksimal 8 kata

keuangan melalui website, sehingga pemerintah daerah semakin terdorong untuk memperbaiki website

resminya agar lebih mudah diakses oleh masyarakat.

Leverage terhadap Ketersediaan Informasi Keuangan Daerah pada Website Resmi Pemerintah

Daerah

Rasio pembiayaan utang (leverage) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan pemerintah untuk melunasi kewajibannya. Leverage berpengaruh secara signifikan

terhadap ketersediaan informasi keuangan daerah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin

rendah nilai leverage pemerintah daerah maka pemerintah daerah semakin meningkatkan ketersediaan

informasi keuangan daerah pada website resmi pemerintah daerah. Hal ini sesuai dengan teori keagenan

yaitu pemerintah akan semakin meningkatkan ketersediaan informasi keuangan daerah apabila nilai

leverage rendah. Pemerintah daerah yang memiliki nilai leverage tinggi cenderung enggan untuk

mempublikasikan informasi keuangan daerah karena masyarakat akan memberikan persepsi bahwa

kinerja pemerintah daerah kurang baik.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian penelitian yang dilakukan oleh Rahman dkk.

(2013) yang menemukan bukti bahwa rasio pembiayaan utang (leverage) berpengaruh terhadap

pelaporan keuangan pemerintah daerah di internet. Penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Medina (2012), Hudoyo dan Mahmud (2014) yang menyatakan bahwa rasio pembiayaan

utang (leverage) tidak berpengaruh terhadap ketersediaan informasi keuangan daerah pada situs resmi

pemerintah daerah.

Pemerintah daerah yang memiliki tingkat rasio pembiayaan utang (leverage) yang rendahlah

yang lebih cenderung melakukan internet financial reporting. Pemerintah daerah yang memiliki tingkat

rasio pembiayaan utang (leverage) yang tinggi akan cenderung untuk tidak mempublikasikan informasi

keuangannya dengan tujuan mengurangi sorotan dari kreditur yang menunjukan bahwa pemerintah

daerah belum sepenuhnya memberikan keterbukaan kepada kreditur.

Leverage terhadap Keteraksesan Informasi Keuangan Daerah pada Website Resmi Pemerintah

Daerah

Leverage berpengaruh secara signifikan terhadap keteraksesan informasi keuangan daerah.

Rasio pembiyaan utang (leverage) pemerintah daerah di Indonesia sudah baik karena pemerintah daerah

Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017 20


Judul singkat maksimal 8 kata

dalam membiayai kegiatannya tidak bergantung pada dana yang berasal dari utang baik dari pemerintah

pusat, pemerintah daerah lain, lembaga keuangan bank, lembaga bukan bank, maupun masyarakat.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Medina (2012) yang menyatakan bahwa leverage

berpengaruh negatif terhadap aksesibilitas informasi keuangan pada situs resmi pemerintah daerah.

Penggunaan utang yang lebih tinggi sebagai sumber pembiayaan daerah akan menunjukkan bahwa

kinerja pemerintah daerah yang rendah. Pemerintah daerah yang memiliki rasio pembiayaan utang yang

tinggi cenderung membatasi akses pengguna ke informasi keuangannya. Pembatasan akses tersebut

akan memberikan dampak bahwa pemerintah daerah kurang transparan atas informasi-informasi yang

dimilikinya. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Laswad et al. (2005) dan Ratmono

(2013) yang menunjukkan bahwa leverage tidak berpengaruh terhadap tingkat keteraksesan Internet

Financial Reporting (IFR). Pemerintah daerah dengan rasio pembiayaan utang (leverage) yang tinggi

dianggap memiliki kinerja yang buruk, akibatnya pemerintah daerah cenderung mengambil keputusan

tidak melaporkan informasi keuangannya di internet.

Teori keagenan menjelaskan bahwa pemerintah daerah (agent) seharusnya melakukan

transparansi informasi keuangan daerah dengan cara memberikan akses yang mudah dalam

memperoleh informasi keuangan daerah kepada masyarakat (principal) dengan tujuan untuk

menghindari terjadinya asimetri informasi terkait dana yang dipinjam oleh pemerintah daerah maupun

kemampuan pemerintah daerah melunasi kewajiban tersebut. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori

institusional yang menyatakan bahwa leverage yang sangat rendah akan semakin meningkatkan

keteraksesan informasi keuangan daerah pada website resmi pemerintah daerah. Hal ini berarti

pemerintah daerah yang memiliki tingkat leverage rendah akan memberikan perhatian yang lebih baik

dibandingkan pemerintah daerah yang memiliki nilai leverage tinggi. Pemerintah daerah melakukan hal

tersebut dengan tujuan untuk menunjukkan bahwa kinerja pemerintahan daerah sudah baik.

5. Simpulan dan Saran

Hasil analisis data dan pembahasan dalam penelitian menjelaskan bahwa kompetisi politik

tidak berpengaruh terhadap ketersediaan informasi keuangan daerah pada website resmi pemerintah

daerah. Indeks pembangunan manusia dan leverage berpengaruh terhadap ketersediaan informasi

Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017 21


Judul singkat maksimal 8 kata

keuangan daerah pada website resmi pemerintah daerah. Kompetisi politik tidak berpengaruh terhadap

keteraksesan informasi keuangan daerah pada website resmi pemerintah daerah. Indeks pembangunan

manusia dan leverage berpengaruh terhadap keteraksesan informasi keuangan daerah pada website

resmi pemerintah daerah.

Saran dalam penelitian ini bagi pihak pemerintah daerah adalah menyediakan informasi

keuangan daerah yang lebih lengkap dan menyediakan berbagai konten yang telah ditentukan oleh

pemerintah pusat sehingga dapat memudahkan masyarakat dalam mengakses informasi tersebut.

Pemerintah pusat diharapkan memaksimalkan kegiatan monitoring terhadap website resmi pemerintah

daerah. Penulis selanjutnya diharapkan agar menambah periode penelitian sehingga dapat menambah

unit analisis agar dapat membandingkan tingkat ketersediaan dan keteraksesan informasi keuangan

daerah dalam website antar periode.

DAFTAR PUSTAKA

Afryansyah, R. D. dan Haryanto. 2013. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Akuntansi
Di Internet oleh Pemerintah Daerah. Journal of Accounting, 2(3),1-11.
Bertot, J. C., Jaeger, P. T., dan Grimes, J. M. 2010. Using ICTs to Create A Culture of Transparency: E-
Government and Social Media as Openness and Anti-Corruption Tools for Societies, Government
Information Quarterly, 27, 264–271.
Diani, R. P. 2016. Analisis Determinan Pelaporan Keuangan Di Internet oleh Pemerintah Daerah Di Indonesia.
Skripsi. Program Studi Akuntansi Universitas Sebelas Maret.
DiMaggio, P. J. dan Powell, W. 1983. The Iron Cage Revisited: Institutional Isomorphism and Collective
Rationality in Organizational Fields. American Sociological Review, 18(2), 147-160.
Ghozali, Imam. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 21 Update PLS Regresi.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hudoyo, Y. T. dan Mahmud, A. 2014. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Pengungkapan Laporan Keuangan
Daerah Di Internet oleh Pemerintah Daerah. Accounting Analysis Journal, 3(4), 485-492.
Instruksi Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 188.52/1797/SJ Tahun 2012 Tentang Peningkatan
Transparansi Pengelolaan Anggaran Daerah.
Jensen, Michael C. dan Meckling, William H. (1976). Theory of the Firm: Managerial Behavior, Agency Costs
and Ownership Structure. Journal of Financial Economic. Volume 3 No. 4 Hal 305-360.
Laswad, F., Fisher, R., dan Oyelere, P. 2005. Determinants of Voluntary Internet Financial Reporting by Local
Government Authorities. Journal of Accounting and Public Policy, 24(2), 101-121.
Liqoana, M. A. 2016. Pengaruh Karakteristik Daerah terhadap Pengungkapan Sukarela dalam Website Pemda Di
Indonesia (Studi Empiris pada Kabupaten/Kota Di Indonesia. Skripsi. Program Studi Akuntansi Universitas
Sebelas Maret.
Mardiasmo. 2009. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: CV. Andi Offset.
Medina, F. 2012. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Transparansi Informasi Keuangan pada Situs Resmi
Pemerintah Daerah Di Indonesia. Skripsi. Program Ekstensi Akuntansi Universitas Indonesia.
Mustofa, A. I. 2012. Pengaruh Penyajian Dan Aksesibilitas Laporan Keuangan terhadap Akuntabilitas
Pengelolaan Keuangan Kabupaten Pemalang, Accounting Analysis Journal, 1(1), 1-6.
Nairobi. 2014. Kompetisi Politik Lokal di Indonesia: Studi dalam Perspektif Ekonomi. Disertasi. Yogyakarta:
Universitas Gajah Mada.
Nosihana, A. dan Yaya, R. 2016. Internet Financial Reporting dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya Pada
Pemerintah Kota dan Kabupaten Di Indonesia. Jurnal Dinamika Akuntansi dan Bisnis, 3(2), 89-104.
Noviyanti, N. A. dan Kiswanto. 2016. Pengaruh Karakteristik Pemerintah Daerah, Temuan Audit BPK terhadap
Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah. Accounting Analysis Journal, 5(1), 1-10.

Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017 22


Judul singkat maksimal 8 kata

Rahman, A., Sutaryo, dan Budiatmanto, A. 2013. Determinan Internet Financial Local Government Reporting di
Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi XVI Manado, 1(26), 1299-1323.
Ramadhani, Y., Taufik, T., dan Anggraini, L. 2015. Pengaruh Penyajian Laporan Keuangan Daerah dan
Aksesibilitas Terhadap Penggunaan Informasi Keuangan Daerah. JOM FEKON, 1(2), 1-15.
Ratmono, D. 2013. Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah Di Internet: Pengujian Teori Institusional dan
Keagenan. Media Ilmiah Akuntansi, 1(2), 28-48.
Sandhani, N. A. 2014. Karakteristik Pemerintah Daerah dan Tingkat pengungkapan Informasi Secara Sukarela
dalam Website Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota Di Indonesia (Studi Empiris pada Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota Di Indonesia. Skripsi. Program Studi Akuntansi Universitas Sebelas Maret.
Saputra, W. A. 2011. Analisis Pengaruh Jumlah Penduduk, PDRB, IPM, Pengangguran terhadap Tingkat
Kemiskinan Di Kabupaten/Kota Jawa Tengah. Skripsi. Program Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan
Universitas Diponegoro.
Setyowati, L. 2016. Determinan yang Mempengaruhi Pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah.
Jurnal Bisnis dan Manajemen, 6(1), 45-62.
Sinaga, Y. F. dan Prabowo, T. J. W. 2011. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pelaporan Keuangan di
Internet Secara Sukarela oleh Pemerintah Daerah. Jurnal Universitas Diponegoro (Online).
http://eprints.undip.ac.id/. (diunduh tanggal 4 Agustus 2016).
Sofia, A. dan Husen, B. 2013. Analisis Transparansi dan Akuntabilitas Pemerintah Daerah Melalui Pengungkapan
Informasi pada Website. Jurnal Manajemen Indonesia, 12(4), 297-308.
Styles, A. dan Tennyson, M. 2007. The Accessibility of Financial Reporting U.S. Municipalities on The Internet.
Journal of Public Budgeting, Accounting, and Financial Management, 19(1), 56-92.
Surastiani, D. P. and Handayani, B. D. 2015. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Informasi
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Jurnal Dinamika Akuntansi, 7(2), 139-149.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor: 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik.
Wahyudin, A. 2015. Metode Penelitian Bisnis dan Pendidikan. Semarang: Badan Penerbit Universitas Negeri
Semarang.
Wau, I. dan Ratmono. 2015. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketersediaan dan Keteraksesan Internet
Financial Reporting oleh Pemerintah Daerah. Journal of Accounting, 4(4), 1-12.

Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017 23

Anda mungkin juga menyukai