Anda di halaman 1dari 124

TRANSPARANSI PENGELOLAAN LAPORAN

KEUANGAN BUMDES TERHADAP PELAPORAN DANA


DESA
(Pada BUMDes Berkah Desa Pa’lalakkang Kecamatan

SKRIPSI

Oleh
YUNI YULIANA BURHAN
NIM 105731115116

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN
BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2020
TRANSPARANSI PENGELOLAAN LAPORAN
KEUANGAN BUMDES TERHADAP PELAPORAN DANA
DESA
(Pada BUMDes Berkah Desa Pa’lalakkang Kecamatan

SKRIPSI

Oleh
YUNI YULIANA BURHAN
NIM 105731115116

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh


Gelar Sarjana Akuntansi (S.Ak) pada Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN
BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2020

i
HALAMAN

Kupersembahkan Karya ini untuk :

Ibunda tercinta dan terkasih

Sebagai tanda hormat dan bakti ananda,

Buat adikku tersayang, keluarga, dosen-dosenku

yang telah memberikan support

serta sahabat-sahabatku semoga mereka

selalu dalam lindungan Sang Maha Kuasa Allah Azza Wa Jalla

MOTTO

Kebanggaan terbesar dalam hidup bukan karena tidak pernah


merasakan kegagalan,
namun mampu bangkit dan berjuang setelah gagal berkali-kali

“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”


(Q.S Al-Insyirah : 5)

i
iv
v
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur terucapkan Alhamdulillah atas kehadirat Allah SWT untuk segala

rahmat dan limpahan kasih sayang-NYA yang tiada henti diberikan kepada hamba-NYA.

Tidak lupa pula shalawat dan salam penulis hantarkan kepada Baginda Nabi Muhammad

SAW beserta para keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Suatu kesyukuran yang tiada

ternilai bagi penulis manakala penulisan dan penyusunan skripsi yang berjudul

“Transparansi Pengelolaan Laporan Keuangan BUMDes Terhadap

Pelaporan Dana Desa (Pada BUMDes Berkah Desa Pa’lalakkang Kecamatan

Galesong Kabupaten Takalar)”.

Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam

menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada Ibunda

Hasmida Djafar yang senantiasa memberikan harapan, semangat, perhatian, kasih

sayang dan doa yang senantiasa selalu mengiringi langkah penulis dan tanpa pamrih.

Serta untuk adikku tercinta Hainul Intan Berlian yang senantiasa memberikan

dukungan do’a hingga akhir studi ini. Dan untuk seluruh keluarga, sahabat dan teman-

teman untuk segala dukungan dan do’a yang telah diberikan demi keberhasilan penulis

menuntut ilmu. Semoga apa yang telah Ibunda dan para keluarga korbankan kepada

penulis akan bernilai ibadah dan menjadi cahaya penerang di dunia maupun di akhirat.

v
Penulis menyadari bahwa segala penulisan maupun penyusunan skripsi ini tidak

akan menjadi terselesaikan tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak.

Maka dengan ini penulis memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya dan ucapan

terima kasih disampaikan dengan hormat kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse M.Ag. Rektor Universitas Muhammadiyah

Makassar.

2. Bapak Ismail Rasulong, SE., MM., Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak Dr. Ismail Badollahi, SE.,M.Si.Ak.CA.CSP selaku Ketua Program Studi

Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Bapak Dr. H. Ansyarif Khalid, SE.,M.Si.Ak.CA selaku Pembimbing I yang

senantiasa meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan penulis,

sehingga skripsi ini bisa selesai dengan baik.

5. Bapak Samsul Rizal, SE.,MM selaku pembimbing II yang telah berkenan

membantu selama dalam penyusunan proposal sampai skripsi dan terselesaikan

dengan baik.

6. Bapak/Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah

Makassar yang telah banyak menuangkan ilmunya kepada penulis selama mengikuti

perkuliahan.

7. Segenap Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar.

8. Teman-teman Akuntansi D angkatan 2016 yang kurun waktu 4 tahun berjuang dan

berbagi cerita suka dan duka, teruslah menjadi manusia yang membumi sahabat dan

jangan pernah letih untuk berjuang.


9. Pimpinan serta pegawai kantor Desa Pa’lalakkang Kecamatan Galesong Kabupaten

Takalar yang telah memberikan izin meneliti.

10. Pimpinan serta pegawai BUMDes Berkah Desa Pa’lalakkang Kecamatan Galesong

Kabupaten Takalar, yang telah banyak memberikan kontribusi selama penelitian

sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusanan skripsi

11. Dan terima kasih banyak untuk semua pihak yang tidak bisa penulis tulis satu

persatu, yang telah memberikan semangat, motivasi dan do’a sehingga penulis bisa

menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

Akhir kata, penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari

kata kesempurnaan maka dari itu, kepada semua pihak terutamanya para pembaca yang

budiman, penulis senantiasa mengharapkan saran dan kritikan yang membangun agar

kedepannya penulis bisa menyusun skripsi dengan lebih baik.

Mudah-mudahan skripsi yang teramat sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua

pihak utamanya kepada Almamater Kampus Biru Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penulis juga mengucapkan permohonan maaf yang sedalam-dalamnya kepada para

pembaca maupun pihak terkait jika di dalam skripsi ini ada kata-kata yang menyingggung

tidak ada unsur kesengajaan dari penulis sesungguhnya kesempurnaan hanya milik Allah

SWT.

Billahi Fii Sabilil Haq Fastabiqul Kahirat

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Makassar, 21 Agustus 2020

Ttd

Yuni Yuliana Burhan

i
ABSTRAK

Yuni Yuliana Burhan, Tahun 2020, Transparansi Pengelolaan Laporan Keuangan


BUMDes Terhadap Pelaporan Dana Desa (Pada BUMDes Berkah Desa Pa’lalakkang
Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar). Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Pembimbing I Bapak
Ansyarif Khalid dan Pembimbing II Bapak Samsul Rizal.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana transparansi pengelolaan


laporan keuangan BUMDes terhadap pelaporan dana desa. Penelitian ini menggunakan
menggunakan metode kualitatif deskriptif dan narasumber penelitian ini adalah pihak
pengelola BUMDes, aparat desa, pihak BPD dan masyarakat di desa Pa’lalakkang. Untuk
penyusunan laporan keuangan di BUMDes Berkah menggunakan sistem dengan aplikasi
My BUMDes.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa transparansi pengelolaan laporan


keuangan BUMDes terhadap pelaporan dana desa adalah pada saat penyajian laporan
akhir yang akan diserahkan pada pihak aparat desa, BPD, Inspektorat dan masyarakat
untuk melihat apakah data yang dilaporkan pada BUMDes sudah sesuai dengan
pelaporan dana desa baik dari segi penyertaan modal untuk BUMDes ataupun setoran
pendapatan asli desa yang diperoleh dari keuntungan pengelolaan BUMDes. Hal ini diliat
dan disesuaikan pada laporan neraca BUMDes dan laporan realisasi anggaran desa.
BUMDes Berkah saat ini baru aktif beroperasi lagi jadi untuk Pendapatan Asli Desa
(PAD) belum terlaksana. Jika BUMDes tidak transparansi dalam mengelola laporan
keuangan maka tidak akan terjadi korelasi penyajian data laporan antara BUMDes Berkah
dengan pihak Aparat Desa Pa’lalakkang.

Kata Kunci : Pelaporan, Kantor Desa, BUMDes, Dana Desa.

x
ABSTRACT

Yuni Yuliana Burhan, 2020, Transparency of Vilage Owned Enterprises Financial


Report Management of Vilage Fund Reporting (In Village Owned Enterprises Blessing of
Pa’lalakkang Vilage, Galesong District, Takalar Regency). Thesis in Accounting Department,
Faculty of Economics and Business, University of Muhammadiyah Makassar. Supervised by
Supervisor I Mr. Ansyarif Khalid and Supervisor II Mr. Samsul Rizal.

This study aims to determine how the transparency of village owned


enterprises financial report management on village fund reporting. This study
uses descriptive qualitative methods and the sources of this research are the
village owned enterprises managers, village officials, BPD and the community in
the village of Pa'lalakkang. For the preparation of financial reports at village
owned enterprises Berkah using the system with the My BUMDes application.

The results of this study indicate that the transparency of village owned
enterprises financial report management on village fund reporting is when the
final report is presented which will be submitted to the village apparatus, BPD,
the Inspectorate and the community to see whether the data reported on village
owned enterprises is in accordance with the reporting of village funds both in
terms of capital participation for village owned enterprises or deposit of village
original income obtained from the profits of village owned enterprises
management. This is seen and adjusted to the village owned enterprises balance
report and village budget realization reports. village owned enterprises Berkah is
currently only actively operating again so village original income has not been
implemented. If village owned enterprises is not transparent in managing financial
reports, there will be no correlation in the presentation of the report data between
village owned enterprises Berkah and the Pa'lalakkang Village Officials.

Keywords : Reporting, Village Office, Village Owned Enterprises, Village Fund.

x
DAFTAR ISI

SAMPUL PENELITIAN ---------------------------------------------------------- i


HALAMAN JUDUL --------------------------------------------------------------- ii
HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO------------------------------- iii
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ---------------------------------------- iv
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI------------------------------------------ v
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ---------------------------- vi
KATA PENGANTAR ------------------------------------------------------------- vii
ABSTRAK BAHASA INDONESIA ------------------------------------------- x
ABSTRACT------------------------------------------------------------------------- xi
DAFTAR ISI ------------------------------------------------------------------------ xii
DAFTAR TABEL ------------------------------------------------------------------ xv
DAFTAR GAMBAR/BAGAN--------------------------------------------------- xvi
DAFTAR LAMPIRAN----------------------------------------------------------------xvii

BAB I PENDAHULUAN ----------------------------------------------------- 18


A. Latar Belakang 18
B. Rumusan Masalah 21
C. Tujuan Penelitian 21
D. Manfaat Penelitian 21
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ---------------------------------------------- 22
A. Transparansi 22
1. Pengertian Transparansi --------------------------------- 22
2. Teori Dasar Prinsip Transparansi ---------------------- 23
a. Informatif 23
b. Disclosure (pengungkapan) -------------------------- 24
3. Tujuan Transparansi--------------------------------------- 25
4. Prinsip-prinsip Transparansi ----------------------------- 26
5. Indikator-indikator Transparansi ------------------------ 27

x
B. Laporan Keuangan 28
1. Pengertian Laporan Keuangan --------------------------- 28
2. Penggunaan dan Tujuan Laporan Keuangan--------- 30
C. Asas–asas Pengelolaan Keuangan Desa ---------------- 32
D. Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) ------------------------ 32
1. Tujuan Pendirian BUMDes -------------------------------- 35
2. Bentuk Transparansi Laporan Keuangan BUMDes - 35
E. Akuntansi Pelaporan Dana Desa dan Akuntansi
BUMDes 37
F. Tinjauan Empiris 40
G. Kerangka Pikir 44
BAB III METODE PENELITIAN--------------------------------------------- 46
A. Jenis Penelitian 46
B. Lokasi dan Waktu Penelitian---------------------------------- 47
C. Metode Pengumpulan Data ---------------------------------- 47
D. Jenis dan Sumber Data ---------------------------------------- 48
E. Metode Analisis Data 49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ------------------ 52
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian --------------------- 52
1. Gambaran Umum Kabupaten Takalar ----------------- 52
a. Kondisi Geografis 52
b. Jumlah Penduduk -------------------------------------- 53
2. Gambaran Umum Desa Pa’lalakkang ----------------- 54
a. Kondisi geografis 54
b. Jumlah Penduduk -------------------------------------- 55
c. Struktur Organisasi Desa Pa’lalakkang ----------- 55
d. Sumberdaya Manusia dan Mata Pencaharian -- 58
3. Gambaran Umum BUMDes Berkah -------------------- 59
a. Profil BUMDes Berkah -------------------------------- 59
b. Visi dan Misi BUMDes Berkah ---------------------- 60
c. Struktur Organisasi BUMDes Berkah-------------- 60

x
d. Kegiatan Usaha BUMDes Berkah ------------------ 63
B. Deskripsi Narasumber -------------------------------------------- 64
C. Hasil Penelitian------------------------------------------------------ 65
1. Transparansi Pengelolaan BUMDes Berkah ------------- 65
2. Laporan Keuangan 72
3. Pelaporan Dana Desa------------------------------------------ 79
D. Pembahasan --------------------------------------------------------- 87
1. Informatif 87
a. Tepat waktu 87
b. Memadai 88
c. Mudah diakses 89
2. Disclosure (pengungkapan) ---------------------------------- 89
a. Kondisi keuangan 89
b. Susunan pengurus 90
BAB V PENUTUP ------------------------------------------------------------- 93
A. Kesimpulan 93
B. Saran 94
DAFTAR PUSTAKA-------------------------------------------------------------- 96
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Populasi Penduduk Kabupater Takalar Tahun 2015-----------------------------53

Tabel 4.2 Mata Pencaharian Warga Desa Pa’lalakkang-------------------------------------58

Tabel 4.3 Informan Penelitian 64

x
DAFTAR GAMBAR/BAGAN

Bagan 2.1 Skema Landasan Berdirinya BUMDes------------------------ 34

Bagan 2.2 Kerangka Pikir 45

Gambar 4.1 Kondisi Geografis Kab. Takalar --------------------------------- 51

Gambar 4.2 Kondisi Geografis Desa Pa’lalakkang ------------------------- 54

Gambar 4.3 Struktur Organisasi Desa Pa’lalakkang ----------------------- 55

Gambar 4.4 Struktur Organisasi BUMDes Berkah-------------------------- 60

Gambar 4.5 Laporan Posisi Keuangan BUMDes Berkah ----------------- 67

Gambar 4.6 Laporan Laba/Rugi BUMDes Berkah -------------------------- 74

Gambar 4.7 Laporan Realisasi Anggaran Desa Pa’lalakkang----------- 84

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Pedoman Wawancara ----------------------------------------------------- 100

Lampiran 2. Transkip Jawaban Wawancara ----------------------------------------- 101

Lampiran 3. Laporan Realisasi Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan

Belanja Desa Pa’lalakkang tahun 2015------------------------------- 112

Lampiran 4. Laporan BUMDes Berkah ------------------------------------------------ 113

Lampiran 5. Penetapan Kepengurusan BUMDes Berkah ------------------------ 115

Lampiran 6. Balasan Surat Meneliti----------------------------------------------------- 116

Lampiran 7. Dokumentasi Wawancara ------------------------------------------------ 118

Lampiran 8. Hasil Uji Turnitin 121

Biografi Penulis 122

x
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Desa seringkali identik dengan keterbelakangan pendidikan, pertumbuhan

ekonomi yang rendah, kolot serta tradisionalis (Furqaini Astri, 2009). Berdasarkan

hal tersebut, maka perlu upaya untuk melakukan pengembangan pembangunan desa

guna meningkatkan kesejahteraan kehidupan masyarakat, bangsa dan negara demi

tercapainya tujuan nasional yang tercantum pada sila kelima pancasila.

Salah satu langkah pemerintah untuk melakukan pemberdayaan masyarakat

desa yaitu dengan mendirikan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). BUMDes

inilah yang menjadi upaya untuk memperkuat perekonomian yang ada di desa

dengan mengelola potensi-potensi yang menguntungkan. BUMDes dibentuk

berdasarkan UU No 4 tahun 2015 tentang pendirian, pengurusan, pengelolaan serta

pembubaran BUMDes.

Dalam pengelolaan BUMDes maka hal yang paling penting ialah

pelaporan. Kita ketahui bahwa laporan keuangan sektor publik adalah komponen

penting dalam menciptakan akuntanbilitas. Sangat diharapkan dalam penyampaian

laporan keuangan sektor publik bisa secara transparansi agar dapat diakses oleh

siapa saja. Karena salah satu prinsip pendirian dari BUMDes yaitu bersifat

transparansi atau terbuka dalam pemberian Informasi mengenai pengelolaannya

tersebut.

Anik (2016) menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan salah satu

bentuk pertanggungjawaban atas pengelolaan sumber daya ekonomi yang dimiliki

oleh suatu entitas. Namun laporan keuangan perlu disusun

1
1

sesuai dengan format akuntansi yang berlaku agar laporan keuangan tersebut dapat

dibandingkan dengan laporan keuangan sebelumnya serta dapat

dipertanggungjawabkan.

Transparansi juga diartikan sebagai bentuk pemberian layanan publik yang

bersifat terbuka serta mudah diakses oleh semua pihak yang membutuhkan.

Transparansi juga memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada

masyarakat berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk

mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas pertanggungjawaban pemerintah

dalam pengelolaan sumber daya manusia yang dipercayakan kepadanya dan

ketaatannya pada UU No. 6 Tahun 2014 dimana desa harus menjalankan tugas dan

fungsinya sesuai konsitusi yang berlaku (Noordiawan, 2007).

Maka dalam hal ini, BUMDes juga membutuhkan laporan keuangan yang

bertujuan untuk menyajikan informasi mengenai posisi keuangan, realisasi

anggaran, arus kas dan kinerja keuangan suatu entitas pelaporan yang bermanfaat

bagi para pengguna dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi

sumber daya. Tujuan dari pelaporan keuangan pemerintah adalah menyajikan

informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan untuk menunjukkan

akuntabilitas entitas pelaporan sumber daya yang dipercaya kepadanya (Nurlan,

2008).

Kasus temuan dan investigasi LSM LPK-2 Sulawesi Selatan yang

mengindikasi lemahnya sistem pengawasan instansi sehingga membuka ruang dan

celah bagi kepala desa nakal untuk memainkan Anggaran Dana Desa (ADD).

Nampak dari 11 desa yang menjadi fokus pemantauan, ada 10 desa diantaranya

diduga kuat melakukan tindak penggunaan ADD secara


2

nyata, sehingga hal ini bisa menjadi bahan acuan bahwa sistem pengawasan yang

ada pada instansi pemerintahan sangat rendah, padahal jika kita tinjau secara

langsung banyak sekali desa yang memerlukan pembangunan untuk kepentingan

masyarakat umum, jika hal ini terus berlanjut maka Negara Indonesia akan tetap

menjadi negara yang berkembang dan sulit untuk mengembangkan potensi. (Ampa,

2014).

Berdasarkan fenomena di atas yang terkait pengelolaan dana desa belum

efisiensi, maka pada akhirnya pemerintah desa digugat untuk bertugas lebih secara

transparan dan akuntabel. Hal ini dikarenakan jika potensi pengelolaan keuangan

desa dilakukan secara efisiensi maka kecukupan ekonomi dalam kehidupan

masyarakat akan menjadi filosofi yang tepat untuk berperilaku sesuai dengan

tingkatan kehidupan masyarakat dan hal ini berlaku untuk strategi pembangunan

yang seimbang bagi Negara Indonesia (Chomariyah et al, 2016).

Pengelolaan dana desa maupun BUMDes yang efektif dan efisien sangat

penting bagi kelangsungan dan perkembangan suatu organisasi. Maka dari berbagai

permasalahan dan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul Transparansi Pengelolaan Laporan Keuangan BUMDes

Terhadap Pelaporan Dana Desa (Pada BUMDes Berkah Desa

Pa’lalakkang Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar) untuk mewujudkan

good governance pada desa tersebut demi kemajuan perekonomian desa yang

lebih baik.
2

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada uraian latar belakang di atas maka pokok permasalahan

yang akan dibahas yaitu bagaimanakah transparansi laporan keuangan BUMDes

pada pelaporan dana Desa Pa’lalakkang ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui transparansi laporan keuangan

BUMDes pada pelaporan dana Desa Pa’lalakkang .

D. Manfaat Penelitian

1. Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran akan pentingnya transparansi

pelaporan keuangan khususnya dalam segi BUMDes dan dana desa.

2. Sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Transparansi

1. Pengertian Transparansi

Transparansi dalam sektor publik adalah sebuah sifat keterbukaan

pemerintah dalam mengambil kebijakan–kebijakan agar informasi tersebut

dapat diketahui oleh masyarakat luas. Pada dasarnya transparansi akan

menciptakan akuntanbilitas antara pihak pemerintah dengan masyarakat luas

atau penyedia informasi keuangan yang bersifat terbuka karena pemerintah

yang menyelenggarakan bentuk pelaporan keuangan yang transparansi

terhadap masyarakat (Didjaja, 2003).

Transparansi juga dapat merupakan sebuah prinsip yang menjamin

akan sebuah kebebasan setiap orang untuk mendapatkan informasi akan

kegiatan penyelenggaraan pemerintah yang memuat akan kebijakan, proses

pembuatan, serta hasil akhir yang telah dicapai, terbuka dan jujur kepada

masyarakat yang memiliki hak untuk mengetahui secara menyeluruh dan

terperinci akan pertanggungjawaban pemerintah dalam melakukan

pengelolaan sumber daya sesuai dengan ketaatannya terhadap peraturan

perundang-undangan yang terkait (Krina P, 2003).

Dalam pelaksanaan transparansi pemerintah, media massa baik secara

online maupun offline mempunyai peranan yang sangat penting, karena

merupakan sebuah wadah untuk memudahkan berkomunikasi dengan publik,

memudahkan mengakses informasi

22
2

akan perilaku aparat birokrasi yang menyimpang. Agar semuanya dapat

berjalan dengan baik, media membutuhkan kebebasan pers agar pihak media

terbebas dari intervensi pemerintah maupun pengaruh dalam segi kepentingan

bisnis (Wiranto, 2012).

2. Teori Dasar Prinsip Transparansi

Adapun fokus teori pada penelitian ini yaitu pada teori transparansi

keuangan yang pernah dikemukakan oleh Prof. Mardiasmo pada tahun (2009).

Prinsip-prinsip transparansi keuangan adalah sebagai berikut :

a. Informatif

Informatif adalah pemberian arus informasi, berita, penjelasan,

mekanisme, prosedur, data, fakta, kepada stakeholder yang

membutuhkan informasi secara jelas dan akurat. Adapun indikator dari

informatif :

1) Tepat waktu, laporan keuangan harus disajikan tepat waktu agar

dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan ekonomi,

sosial, politik serta untuk menghindari tertundanya pengambilan

keputusan tersebut.

2) Memadai, penyajian laporan keuangan sesuai dengan prinsip

akuntansi yang berlaku secara umum di indonesia mencakup

dimuatnya pengungkapan informatif yang memadai atas hal-hal

material

3) Jelas, informasi harus jelas sehingga tidak menimbulkan

kesalahpahaman.
2

4) Akurat, informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak

menyesatkan bagi pengguna yang menerima dan informasi tersebut.

Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan maksudnya.

5) Dapat diperbandingkan, laporan keuangan hendaknya dapat

diperbandingkan antar periode waktu dan dengan instansi yang

sejenis.

6) Mudah diakses, informasi harus mudah diakses oleh semua pihak

b. Disclosure (pengungkapan)

Pengungkapan kepada masyarakat atau publik (stakeholder)

atas aktivitas dan kinerja financial. Adapun indikator dari pengungkapan

adalah :

1) Kondisi keuangan, suatu tampilan atau keadaan secara utuh atas

keuangan organisasi selama periode atau kurun waktu tertentu.

2) Susunan pengurus, komponen-komponen (unit-unit kerja) dalam

organisasi. Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian

kerja dan menunjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan yang

berbeda-beda tersebut diintegrasikan (koordinasi).

3) Bentuk perencanaan dan hasil dari kegiatan, serangkaian tindakan

untuk mencapai hasil yang diinginkan.


2

3. Tujuan Transparansi

Agustinus Salle (2017) menyebutkan bahwa transparansi memiliki tiga

tujuan yaitu : pertama, untuk meningkatkan rasa kepercayaan (trust).

Pemerintah yang terbuka dalam menyampaikan informasi akan pelaporan

keuangan kepada publik akan lebih dipercaya ketimbang pemerintah yang

relatif lebih tertutup. Pemerintah yang lebih cenderung tertutup akan informasi

keuangan akan dinilai oleh masyarakat bahwa melakukan penyelewengan

terhadap pengelolaan keuangan sehingga dianggap bahwa pemerintah kurang

berkompoten dalam mengelola dan melaporkan keuangan.

Kedua, guna meningkatkan pengawasan (controlling). Dalam

mengefektifkan pelaksanaan pembangunan warga maka perlu disertakan

dalam pengawasan. Namun pemerintah memiliki keterbatasan dalam

melakukan pengawasan program maupun kegiatan sehingga pemerintah

membutuhkan kerjasama masyarakat dalam memberikan penilaian ataupun

masukan untuk kekurangan atau kelalaian dalam pelaksanaan kegiatan jika

pemerintah tidak transparan dalam menyampaikan informasi keuangan pada

program atau kegiatan yang akan atau yang telah terlaksana.

Ketiga, masyarakat memiliki hak untuk memperoleh informasi dan hak

untuk mengetahui. Masyarakat berhak untuk memperoleh informasi guna

mengetahui kebijakan, program dan kegiatan pemerintah yang secara

langsung maupun tidak langsung akan berdampak pada kehidupan

masyarakat. Sehingga masyarakat dapat


2

menilai kecukupan atau kekurangan untuk membiayai kebijakan, program dan

kegiatan.

4. Prinsip-prinsip Transparansi

Werimon, dkk (2007) mengemukakan bahwa transparansi merupakan

salah satu prinsip good governance. Prinsip transparansi meliputi dua aspek,

yaitu : komunikasi publik oleh pemerintah hak masyarakat akan akses

terhadap informasi tersebut. Hingga saat ini, pemerintah masih diharapkan

mampu membangun komunikasi yang luas dengan masyarakat yang berkaitan

dengan berbagai hal dalam ranah pembangunan, kerangka konseptual dalam

membangun transparansi dalam sektor publik terdiri dari empat komponen,

yaitu :

1. Adanya sistem pelaporan keuangan.

2. Adanya sistem pengukuran kinerja.

3. Adanya kegiatan auditing sektor publik.

4. Berjalannya sistem saluran akuntanbilitas publik.

Selanjutnya, dikatakan bahwa anggaran yang disusun oleh pihak

eksekutif akan dikatakan transparan jika telah memenuhi beberapa kriteria,

yaitu :

1. Terdapat pengumuman kebijakan anggaran.

2. Tersedia akan dokumen anggaran dan mudah diakses.

3. Tersedia laporan keuangan pertanggungjawaban yang tepat waktu.

4. Suara rakyat bisa terakomodisir dengan tepat.

5. Adanya sistem pemberian akan informasi kepada publik.


2

Menurut Rahmanurrasjid (2008) transparansi penyelenggaraan

pemerintah daerah akan memiliki hubungan yang selaras dengan masyarakat

jika lebih ditekankan perhatian akan :

1. Dilakukan publikasi serta sosialisasi akan kebijakan-kebijakan pemerintah

daerah dalam penyelenggaran pemerintah daerah yang transparansi.

2. Pelaksanaan publikasi dan sosialiasi tentang prosedur dan tata kerja dari

pemerintah daerah harus dilaksanakan.

3. Pelaksanaan akan publikasi dan sosialisasi akan prosedur, serta tata cara

kerja dari pihak pemerintah daerah.

4. Pelaksanaan transparansi dalam penawaran akan penetapan kontrak

proyek-proyek pemerintah daerah antara pihak ketiga.

5. Kesempatan kepada masyarakat untuk mengakses informasi yang jujur,

benar, akurat serta tidak diskriminatif dari pihak pemerintah daerah dalam

menyelenggarakan kegiatan pemerintah daerah.

5. Indikator-indikator Transparansi

Menurut Rahmanurrasjid (2008), mengemukakan bahwa prinsip

transparansi di atas dapat diukur melalui sejumlah indikator, seperti berikut di

bawah ini :

1. Proses mekanisme yang bisa menjamin sistem akan keterbukaan serta

standarisasi dari semua proses-proses pelayanan publik.

2. Adanya mekanisme yang mampu memfasilitasi pertanyaan- pertanyaan

dari publik mengenai kebijakan serta pelayanan publik maupun proses-

proses kegiatan di dalam sektor publik.


2

3. Mekanisme yang memfasilitasi pelaporan maupun penyebaran informasi

ataupun tindakan yang meyimpang oleh aparat publik dalam melayani

masyarakat.

B. Laporan Keuangan

1. Pengertian Laporan Keuangan

Menurut Firdaus (2016) dalam sektor publik (instansi pemerintahan)

laporan keuangan dinyatakan dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 24 tahun

2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dimana dalam PP tersebut

menyatakan bahwa laporan keuangan adalah suatu penyajian data keuangan

yang termasuk catatan yang dimaksudkan untuk mengkomunikasikan sumber

daya ekonomi (aktiva) dan kewajiban suatu pemerintah pada saat tertentu atau

perubahan atas aktiva dan kewajiban selama suatu periode tertentu. Komponen

yang terdapat dalam laporan keuangan sebagai berikut :

1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA) yang menyediakan informasi mengenai

anggaran dan realisasi pendapatan LRA, belanja, transfer, surplus/deficit-

LRA dan pembiayaan dari suatu entitas pelaporan. Informasi tersebut

berguna bagi para pengguna laporan dalam mengevaluasi keputusan

mengenai alokasi sumber-sumber daya ekonomi, akuntabilitas dan ketaatan

entitas pelaporan terhadap anggaran karena menyediakan informasi sebagai

berikut :

a. Informasi mengenai sumber, alokasi dan penggunaan sumber daya

ekonomi.
2

b. Informasi mengenai realisasi anggaran secara menyeluruh yang berguna

untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam hal efisiensi dan

efektivitas pengguna anggaran.

2. Neraca (Balance Sheet) merupakan sebuah laporan yang sistematis tentang

posisi aktiva, kewajiban dan modal perusahaan periode tertentu. Dalam

neraca, setiap entitas mengklasifikasikan asetnya dalam asset lancar dan

asset tetap serta mengklasifikasikan kewajibannya yang menjadi kewajiban

jangka pendek dan jangka panjang. Tujuan neraca adalah untuk

menggambarkan posisi keuangan perusahaan.

3. Laporan Arus Kas (Statement of Cash Flow) ialah sebuah laporan yang

menggambarkan arus kas masuk dan arus kas keluar secara terperinci dari

masing-masing aktivitas, mulai dari aktivitas operasi, aktivitas investasi,

sampai pada aktivitas pendanaan atau pembiayaan untuk satu periode waktu

tertentu. Laporan arus kas menunjukkan besarnya kenaikan dan penurunan

bersih kas dari seluruh aktivitas selama periode berjalan serta saldo kas yang

dimiliki perusahaan sampai dengan akhir periode.

4. Catatan atas Laporan Keuangan (Notes to The Financial Statement)

merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari komponen

laporan keuangan lainnya. Tujuan catatan ini adalah untuk memberikan

penjelasan yang lebih lengkap mengenai informasi yang disajikan dalam

laporan keuangan. Laporan keuangan seperti yang tersebut di atas dapat

dikatakan sebagai “laporan-laporan untuk tujuan umum”.


3

Menurut Nurlan (2008) laporan keuangan merupakan lampiran

informasi tambahan mengenai kinerja sebuah instansi pemerintah.

Pengungkapan informasi kinerja ini relevan dengan perubahan paradigma

akan pengganggaran pemerintah yang ditetapkan dengan cara

mengindentifikasi secara jelas bentuk keluaran (output) dari setiap

rangkaian kegiatan beserta hasil dari kegiatan yang telah dilakukan

(income) yang tertera pada laporan keuangan (Mardiasmo, 2009). Laporan

keuangan sektor publik bertujuan agar dapat menyajikan informasi yang bisa

berguna dalam menyajikan informasi untuk sebagai dasar pengambilan

keputusan, serta menunjukkan akuntanbilitas entitas pelaporan atas kegiatan

pengelolaan sumber daya yang telah dipercayakan untuk dikelola.

Menurut Suwarjono (2006), pelaporan keuangan merupakan struktur

dan proses akuntansi yang menampilkan suatu informasi keuangan yang

dilaporkan maupun disajikan guna mencapai tujuan ekonomi dan sosial

negara. Sedangkan dalam ranah keuangan publik, dijelaskan dalam UU

Nomor 17 Tahun 2004 mengenai keuangan negara yang diharuskan adanya

transparansi dan akuntanbilitas dalam keuangan publik. Karena laporan

keuangan merupakan sebuah hasil yang menunjukkan adanya rasa

tanggungjawab dalam pengelolaan keuangan.

2. Penggunaan dan Tujuan Laporan Keuangan

Menurut Martiani, dkk (2016) penggunaan laporan keuangan meliputi

investor, calon investor, pemberi pinjaman, karyawan, pemasok, kreditur

lainnya, pelanggan, lembaga dan masyarakat. Penggunaan


3

tersebut menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi kebutuhan informasi

yang berbeda, diantaranya sebagai berikut :

1. Investor : menilai entitas dan kemampuan entitas membayar deviden

dimasa mendatang, investor dapat memutuskan untuk membeli atau

menjual saham entitas tersebut.

2. Karyawan : kemampuan memberi balas jasa, manfaat pensiun dan

kesempatan kerja.

3. Pemberi pinjaman : kemampuan membayar utang dan bunga yang akan

mempenggaruhi keputusan apakah akan memberi pinjaman.

4. Pemasok dan kreditur lain : kemampuan entitas membayar liabilitas pada

saat jatuh tempo.

5. Pelanggan : kemampuan entitas menjamin kelangsungan hidupnya.

6. Pemerintah : menilai bagaimana alokasi sumber daya.

7. Masyarakat : menilai tren dan perkembangan kemakmuran entitas.

Menurut kerangka konseptual IFRS, tujuan laporan keuangan adalah

menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta

perubahan posisi keuangan yang bermanfaat bagi sebagian besar pemakai dalam

pengambilan keputusan ekonomi. Informasi keuangan ditujukan unutk

memenuhi sebagian besar pemakai. Laporan keuangan menyajikan informasi

perubahan posisi keuangan dan tidak diwajibkan menyediakan informasi

nonkeuangan. Laporan keuangan menunjukkan apa yang telah dilakukan

manajemen (stewardship) dan pertanggungjawaban sumber daya entitas yang

telah dipercayakan kedepannya (Martiani dkk : 2016)


3

C. Asas-asas Pengelolaan Keuangan Desa

Asas-asas pengelolaan keuangan desa sebagaimana yang telah dijelaskan

dalam Permendagri Nomor 113 Tahun 2014 yaitu transparan, akuntabel,

partisipatif yang dilakukan dengan tertib dan disiplin anggaran (Emirzon, 2011)

dengan uraian sebagai berikut :

a. Transparan suatu prinsip keterbukaan yang memungkinkan masyarakat untuk

mengetahui dan mendapatkan kemudahan akses informasi seluas-luasnya

tentang keuangan desa yang benar, jujur dan tidak diskriminatif tentang

penyelenggaraan serta tetap memperhatikan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

b. Akuntabel ialah suatu kewajiban untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan

serta pengendalian sumber daya dan pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan

dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

c. Partisipatif kegiatan penyelenggaraan pemerintahan desa yang

mengikutsertakan semua kelembagaan desa dan unsur masyarakat desa.

d. Tertib dan disiplin anggaran yaitu kegiatan pengelolaan keuangan desa yang

harus mengacu pada aturan atau pedoman yang melandasinya.

D. Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)

Pendirian BUMDes dilandasi pada UU No. 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah Pasal 213 ayat (1) yang disebutkan bahwa “Desa dapat

mendirikan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) sesuai dengan kebutuhan dan

potensi desa”. Pendirian Badan Usaha Milik Desa


3

(BUMDes) ini disertai dengan upaya penguatan kapasitas yang didukung oleh

kebijakan daerah (Kabupaten/Kota) yang harus ikut serta mewadahi dan

melindungi unit usaha masyarakat desa dari ancaman persaingan para pemilik

modal besar.

Menurut Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan

Transmigrasi Republik Indonesia No 4 Tahun 2015 mengatakan bahwa Badan

Usaha Milik Desa, selanjutnya disebut dengan BUMDes adalah badan usaha yang

seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh desa melalui penyertaan secara

langsung yang berasal dari kekayaan desa yang dipisahkan guna mengelola aset,

jasa pelayanan dan usaha lainnya untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat

desa.

Di dalam UU No. 6 Tahun 2014 ada empat pasal yang menjelaskan

mengenai BUMDes yang terdiri atas :

1. Pasal 87 mengenai semangat yang melandasi akan pendirian dan pengelolaan

BUMDes.

2. Pasal 88 mengenai pendirian BUMDes.

3. Pasal 89 mengenai manfaat berdirinya BUMDes.

4. Pasal 90 mengenai arah pengembangan bisnis BUMDes yang bermanfaat bagi

masyarakat desa.

Berikut ini merupakan skema peraturan perundang-undangan mengenai

BUMDes dari 2004 (UU No. 32 Tahun 2004 sebagai landasan berdirinya

BUMDes) hingga saat ini (Permendesa No. 4 Tahun 2015).


3

Bagan 2.1
Skema Landasan Berdirinya BUMDes

BUMDes

UU No. UU No. 28/2004 UMKM


32/2004
Pemerintahan Desa

PP No. 72/2006 UU 1/2013


Desa Lembaga Keuangan Mikro

SKB Menkeu, Mendagri, MenegKap & UKM, Gubernur BI 2009 Strategi Pengembangan LKM

Permendagri No. 39/2010


BUMDes

Pemda Kab.

UU No. 6 PP No. 43/2014 Permendagri No.


/2014 berubah PP 47/2015 113/2014
Tentang Penunjuk
Desa pelaksana UU No. 6 2014
Keuangan Desa

Permendagri No. 4/2015


BUMDes
PP No. 60/2014
berubah PP 22/2015 Dana Desa

Dengan adanya Permendesa terbaru mengenai BUMDes diharapkan

mampu memperkuat eksistensi BUMDes sebagai penopang perekonomian

masyarakat desa dan dapat mengelola sumber daya desa untuk hasilnya yang

lebih optimal demi kesejahteraan masyarakat desa yang lebih baik. Ini merupakan

sesuatu yang penting untuk dilakukan mengingat semakin gencarnya ekspansi

perusahaan dari dalam maupun luar negeri untuk memonopoli potensi desa yang

bisa dikomersilkan untuk


3

kepentingan pribadi tanpa memikirkan kesejahteraan masyarakat sekitar (Sofyan,

2015).

1. Tujuan Pendirian BUMDes

Menurut Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal

dan Transmigrasi Republik Indonesia No 4 Tahun 2015 pasal 3 mengatakan

bahwa, pendirian BUMDes bertujuan :

a. Meningkatkatkan perekonomian desa

b. Mengoptimalkan asset desa agar bermanfaat untuk kesejahteraan desa.

c. Meningkatkan usaha masyarakat dalam pengelolaan potensi

ekonomi desa.

d. Mengembangkan rencana kerja sama usaha antar desa atau dengan

pihak ketiga.

e. Menciptakan peluang dan jaringan pasar yang mendukung

kebutuhan pelayanan umum warga.

f. Membuka lapangan kerja.

g. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui perbaikan

pelayanan umum, pertumbuhan dan pemerataan ekonomi desa.

h. Meningkatkan pendapatan masyarakat desa dan pendapatan asli desa.

2. Bentuk Transparansi Laporan Keuangan Badan Usaha Milik Desa

(BUMDes)

Pelaksanaan pembuatan laporan pertanggungjawaban BUMDes

dilakukan selama satu periode yang telah dilakukan yaitu selama 12 bulan

dalam bentuk dokumen tertulis. Kegiatan tersebut berupa


3

pelaporan dari ketua BUMDes berupa seluruh kegiatan yang telah

dilaksanakan, semua kendala dalam program kerja dan saran yang diberikan.

Pelaporan sekertaris berupa jadwal agenda rapat, yang telah terlaksana selama

prakegiatan, hasil rapat yang telah terlaksana, jumlah proposal yang dikirim.

Bendahara juga harus melaporkan kegiatan selama satu periode berupa seluruh

keuangan mulai dari sumber dana, tambahan dana yang diperoleh dan

pengeluaran dana yang dipergunakan (Faradilla Ananda Safitri, 2016).

Kegiatan pembuatan laporan yang telah dibuat maka perlu

disampaikan kepada tingkat atas, hal ini bertujuan sebagai bentuk

pertanggungjawaban atas kegiatan yang telah terlaksana. Ada 3 tahap

penyampaian laporan pertanggungjawaban BUMDes dalam pasal 31

PERMENDES Nomor 4 Tahun 2015 menyebutkan mengenai

pertanggungjawaban BUMDes, yang berbunyi :

1. Pelaksana operasional melaporkan pertanggungjawaban pelaksanaan

BUMDes kepada penasihat yang secara ex-officio dijabat oleh kepala desa.

2. BPD melakukan pengawasan terhadap kinerja pemerintah desa dalam

membina pengelolaan BUMDes.

3. Pemerintah desa mempertanggungjawabkan tugas pembinaan terhadap

BUMDes kepada BPD yang disampaikan melalui musyawarah desa.


3

E. Akuntansi Pelaporan Dana Desa dan Akuntansi BUMDes

Keuangan desa yang merupakan semua hak dan kewajiban desa yang dapat

dinilai dengan uang serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang berhubungan

dengan pelaksanaan hak dan kewajiban desa, dikelola dengan transparan dan

bertanggung jawab. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang

desa, pemerintah melakukan pembinaan dan pengawasan dengan memberikan

pedoman dan standar pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan desa. Dalam

rangka penyelenggaraan pemerintahan desa khususnya dalam pengelolaan

keuangan desa yang transparan dan bertanggungjawab, diperlukan pengaturan

mengenai pertanggungjawaban keuangan desa.

Pertanggungjawaban pelaksanaan keuangan desa diwujudkan dalam

laporan keuangan pemerintahan desa. Untuk mewujudkan pertanggungjawaban

keuangan desa yang memadai, laporan keuangan pemerintahan desa disusun dan

disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan Desa (SAPDesa).

SAPDesa tersebut disusun oleh Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP)

yang independen dan ditetapkan dengan peraturan pemerintah setelah terlebih

dahulu mendapat pertimbangan dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

Penyusunan SAPDesa dilakukan oleh KSAP melalui proses baku penyusunan (due

process). Proses baku penyusunan SAP tersebut merupakan pertanggungjawaban

profesional KSAP.

Penyusunan SAPDesa dilatarbelakangi oleh kebutuhan akan akuntabilitas

dan transparansi keuangan desa yang saat ini menjadi signifikan setelah adanya

dana desa. Kebutuhan inilah yang ditangkap


3

pada rapat pleno KSAP dengan Komite Konsultatif Standar Akuntansi

Pemerintahan. Setelah melalui High Level Meeting lintas kementerian, sebagai

tindak lanjut rapat dengan Komite Konsultatif, KSAP sebagai standard

setter dipercaya untuk mengemban amanah sebagai penyusun SAPDesa.

Mengingat kebutuhan yang sangat mendesak, KSAP tidak berlambat-lambat dan

segera mulai menyusun SAPDesa. Segala persiapan dilakukan oleh KSAP secara

maraton. Penyiapan kajian pendahuluan, kajian dasar hukum, penyusunan draft

kasar dan pembahasan-pembahasan intern KSAP dilakukan dalam tahapan

penyiapan konsep publikasian SAPDesa. Limited Hearing dan Public Hearing

dilakukan dalam rangka mendapat masukan dari para pemangku kepentingan.

Hasilnya terbitlah Keppres 20 tahun 2017 yang mengamanatkan

penyusunan SAPDesa dalam program legislasi nasional tahun 2017; perluasan

kewenangan KSAP dalam menyusun SAPDesa juga dalam proses; Penunjukan tim

panitia antar kementerian sebagai penyusun RPP tentang SAPDesa dan terkait

substansi, Menteri Keuangan meminta pertimbangan BPK RI atas draft SAPDesa

yang telah dirampungkan oleh KSAP. Sebagai bentuk perpanjangan tangan dari

pemerintah desa kepada BUMDes selain sebagai wadah bagi masyarakat untuk

meningkatkan perekonomiannya, sehingga program pemerintah pusat yg

mengharapkan pertumbuhan ekonomi tak hanya ada di kota namun desa dapat

memberikan kontribusi yang cukup signifikan bagi perekonomian negara.

Sama halnya dengan badan usaha lainnya, BUMDes merupakan suatu

lembaga ekonomi dengan modal usahanya dibangun atas inisiatif


3

masyarakat desa dan menganut asas mandiri. Hal ini berarti modal utama BUMDes

berasal dari masyarakat sendiri, modal yang berasal dari masyarakat ini yaitu dana

yang bersumber desa untuk masyarakat yang dipergunakan untuk pembentukan

BUMDes dan tidak menutup kemungkinan bagi pihak-pihak lainnya yang ikut

berkontribusi dalam pengelolaan BUMDes. Salah satu indikator terlaksananya

penerapan prinsip akuntansi yang tepat. BUMDes adalah melalui penyelenggaraan

akuntansi secara tepat dan benar. Sebagai badan usaha yang dibackup langsung

oleh pemerintah maka BUMDes memiliki identitas dan hukum. Oleh karena itu,

penerapan akuntansi dan penyusunan laporan keuangannya juga harus berpedoman

pada standar keuangan sehingga laporan keuangan yang disajikan memiliki

kepercayaan dari semua pihak.

BUMDes dalam melaksanakan penyusunan laporan keuangan harus

memperhatikan dengan sungguh-sungguh standar keuangan yang di gunakan.

Artinya dalam hal penyusunan laporan keuangan maka BUMDes harus mengacu

pada pedoman umum yaitu standar akuntansi keuangan Entitas Tanpa Akuntan

Publik (SAK ETAP). Dalam SAK ETAP (2013) pada bab 3 tentang penyajian

laporan keuangan lengkap suatu entitas terdiri dari neraca, laporan laba rugi,

laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Ini

artinya bahwa BUMDes harus menyusun laporan keuangan secara lengkap sesuai

dengan pedoman SAK ETAP. Dalam pengelolaan keuangan pada BUMDes di

desa-desa masih banyak yang belum memakai standar akuntansi keuangan entitas

tanpa akuntan publik. Penerapan akuntansi dalam penyajian laporan keuangan


4

menjadi salah satu hal mutlak yang harus dimiliki, jika BUMDes ingin terus

mengembangkan usahanya.

F. Tinjauan Empiris

Penelitian yang mengkaji terkait transparansi pengelolaan laporan

keuangan BUMDes terhadap pelaporan dana desa menunjukkan hasil yang

berbeda–beda, yang telah dirangkum oleh peneliti dari berbagai sumber dan lokasi

penelitian seperti di bawah ini :

Irawati (2017), meneliti tentang “Transparansi Pengelolaan Laporan

Keuangan Bumdes Terhadap Pelaporan Aset Desa (Studi Fenomenologi Pada

BUMDes Karangbendo Kec. Ponggok, Kab. Blitar)” yaitu : pengelolaan laporan

keuangan ini sangat menentukan seberapa besar informasi yang ada di dalam

laporan keuangan yang sangat diperlukan untuk mencerminkan suatu kondisi suatu

instansi. Kondisi yang digambarkan dalam laporan keuangan mengedentifikasikan

pengeluaran dan pemasukan selama periode tertentu, pengidentifikasian ini dapat

digunakan dalam pengambilan keputusan yang akan menunjang kondisi keuangan

suatu instansi. Laporan keuangan ini membantu suatu instansi dalam pengambilan

keputusan baik secara jangka panjang. Pengambilan keputusan ini yang akan

menentukan kondisi kedepan instansi. Begitu pula dengan Badan Usaha Milik

Desa (BUMDes) dalam melaporkan kekayaannya yang dimiliki BUMDes

membutuhkan laporan keuangan untuk mencerminkan kondisinya selama periode

tertentu.

Nafi'atul (2019) meneliti tentang “Pola Pengelolaan Badan Usaha Milik

Desa (BUMDes) Amanah Pada Unit Usaha Desa Karangsuko


4

Kecamatan Pagelaran Kabupaten Malang”. Yang kemudian hasil

penelitiannya adalah disarankan pengelolaan BUMDes Amanah

ditingkatkan sesuai dengan fungsi manajemen dan prinsip BUMDes. Upaya ini

harus melibatkan semua pihak seperti komisaris, direktur beserta stafnya, kepala

unit usaha serta masyarakat yang terlibat dalam unit usaha. Mahmudah (2018)

yang meneliti tentang “Akuntabilitas Laporan Keuangan Badan Usaha Milik

Desa (Studi Kasus : BUMDes Sungon Legowo Bungah Gresik)”. Yang kemudian

hasil penelitiannya adalah : unit kegiatan BUMDes desa Sungon Legowo sudah

berkembang cukup pesat meski ada 2 kegiatan yang baru memulai karena masih

relatif baru yaitu PPOB dan simpan pinjam. Laporan keuangan yang dihasilkan

masih sederhana berupa catatan pemasukan dan pengeluaran, sedangkan

laporan keuangan konsolidasi yang sesuai PSAK belum bisa dihasilkan

dikarenakan keterbatasan data yang ada, sistem pengendalian intern masih

terlalu lemah karena pengurus juga seorang pekerja yang mempunyai

tanggungjawab di tempat lain, unit kegiatan BUMDes ini masih bisa berkembang

lebih pesat lagi karena kegiatan ini murni dari warga oleh

warga dan untuk warga.

Agustinus Salle (2017) yang meneliti tentang “Makna Transparansi Dalam

Pengelolaan Keuangan Daerah”. Yang kemudian hasil penelitiannya adalah :

transparansi keuangan merupakan proses penyampaian informasi keuangan secara

terbuka oleh pemerintah daerah kepada prinsipal (warga masyarakat); Transparansi

keuangan antara lain bertujuan untuk menilai kinerja keuangan Pemda,

meningkatkan pengawasan dan partisipasi warga dalam pembangunan;

Transparansi telah diatur dalam sejumlah


4

regulasi dan perlu mendapat diperhatikan dan dipatuhi pemerintah daerah;

Transparansi keuangan dan kebijakan publik perlu terus dikembangkan dan

ditingkatkan untuk menjaga kepercayaan publik kepada pemerintah daerah.

Zulkifli Umar (2018) yang meneliti tentang “Pengaruh Akuntabilitas dan

Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah Terhadap Kinerja Instansi Inspektorat

Aceh”. Yang kemudian hasil penelitiannya adalah : hasil penelitian membuktikan

bahwa akuntabilitas dan transparansi secara bersama-sama berpengaruh terhadap

kinerja instansi Kantor Inspektorat Aceh; Akuntabilitas secara parsial berpengaruh

terhadap kinerja instansi Kantor Inspektorat Aceh dengan nilai koefisien regresi

sebesar 0,155. Hasil penelitian ini akan memberikan dampak bahwa akuntabilitas

akan memberikan dampak nyata terhadap peningkatan kinerja instansi Kantor

Inspektorat Aceh; Transparansi berpengaruh secara parsial terhadap kinerja

instansi para auditor pada Kantor Inspektorat Aceh dengan nilai koefisien regresi

sebesar 0,137. Hasil penelitian ini memberikan implikasi bahwa dengan

transparansi yang dimiliki oleh auditor akan memberikan pengaruh nyata dalam

meningkatkan kinerja instansi bagi auditor Kantor Inspektorat Aceh.

Dari beberapa penelitian terdahulu di atas peneliti melakukan

perbandingan dengan penelitian yang akan dilakukan dengan tujuan agar terjadinya

improvement supaya referensi penelitian yang terkait lebih meluas lagi. Ada pun

penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai acuan dan bahan pertimbangan

adalah sebagai berikut :


4

No. Nama Peneliti Irawati (2017)


Judul penelitian Transparansi Pengelolaan Laporan Keuangan
Bumdes Terhadap Pelaporan Aset Desa (Studi
Fenomenologi Pada BUMDes Karangbendo
Kec. Ponggok, Kab. Blitar)”
Variabel X1 = Laporan Keuangan Desa, Y1=Aset Desa
Kondisi yang digambarkan dalam laporan keuangan
mengedentifikasikan pengeluaran dan pemasukan
selama periode tertentu, pengidentifikasian ini dapat
digunakan dalam pengambilan keputusan yang akan
menunjang kondisi keuangan suatu instansi. Begitu
Hasil penelitian pula dengan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)
1.
dalam melaporkan kekayaannya yang dimiliki
BUMDes membutuhkan laporan keuangan untuk
mencerminkan kondisinya selama periode
tertentu.

Pada penelitian di atas mengambil fokus keterkaitan


BUMDes dengan aset desa sedangkan pada penilitian
Perbedaan yang dilakukan oleh peneliti adalah keterkaitan
Penelitian transparansi pengelolaan laporan keuangan
BUMDes pada
pelaporan dana desa.
No. Nama Peneliti Nafi'atul (2019)
Pola Pengelolaan BUMDes Amanah Pada Unit
Judul Penelitian Usaha Desa Karangsuko Kecamatan Pagelaran Kab.
Malang”.
Variabel X= Pola Manajemen Pengelolaan, Y = BUMDes
Agar pengelolaan BUMDes Amanah ditingkatkan
sesuai dengan fungsi manajemen dan prinsip
BUMDes. Upaya ini harus melibatkan semua pihak
Hasil Penelitian
2. seperti komisaris, direktur beserta stafnya, kepala
unit usaha serta
masyarakat yang terlibat dalam unit usaha.
Pada Penelitian Nafi’atul ini hanya membahas Pola
Manajemen BUMDesa, Sedangkan pada penelitian
Perbedaan
yang dilakukan penelitia saat ini berfokus pada
Penelitian
keterkaitan BUMDes dengan
Desa
4

G. Kerangka Pikir

Kerangka pemikiran penelitian ini dimulai dengan pembahasan mengenai

pemerintahan Desa Pa’lalakkang Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar yang

merupakan salah satu desa dengan kegiatan BUMDes yang cukup aktif. Sesuai

dengan PERMENDAGRI PDTT No.4 Tahun 2015 tentang Pendirian, Pengurusan,

Pengelolaan dan Pembubaran BUMDes yang bertujuan untuk meningkatkan

perekonomian masyarakat desa, terkhususnya masyarakat Desa Pa’lalakkang .

Dalam proses pengelolaan BUMDes tersebut haruslah memiliki 6 prinsip

yaitu salah satunya transparan. Transparan merupakan aktivitas yang berpengaruh

terhadap kepentingan masyarakat umum harus dapat diketahui oleh segenap

lapangan masyarakat dengan mudah dan terbuka. Menurut Mardiasmo (2009). Ada

2 poin utama dalam indikator transparan yaitu: 1. Publikasi/transparansi laporan

pertanggungjawaban 2. Penyaluran aspirasi.

Dana pengelolaan BUMDes sebagian besar atau seluruhnya berasal dari

dana desa yang dimana sebuah laporan keuangan pengelolaan BUMDes, akan

mempengaruhi pelaporan dana desa dalam suatu periode anggaran. Transparansi

pengelolaan keuangan ini dapat tergambar dilaporan keuangan akhir periode atau

akhir tahun. Seperti laporan laba/rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan posisi

keuangan, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Peneliti akan

mendapatkan hasil mengenai Transparansi Pengelolaan Laporan

Keuangan BUMDes Terhadap Pelaporan Dana Desa.


4

Bagan 2.2
(Kerangka Pikir)

Pemerintah Desa Pa’lalakkang Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar

BUMDes Berkah

Penyaluran Aspirasi
Transparansi LPJ

Laporan Keuangan BUMDes

Hasil/Laporan Dana Desa

Kerangka pikir di atas dimulai dengan meneliti pada kantor desa

Pa’lalakkang kemudian meneliti di BUMDes berkah, untuk indikator transparansi

LPJ peneliti ingin melihat bagaimana penyampaian informasi pengelolaan

BUMDes maupun laporan kinerja/keuangan. Sedangkan untuk indikator

penyaluran aspirasi adalah kontribusi masyarakat dalam pengelolaan BUMDes

dengan memberikan ide, kritikan maupun saran- saran. Selanjutnya meminta dan

menganlisis laporan keuangan BUMDes untuk dicocokkan data yang ada di

pelaporan dana desa.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan metode kualitatif.

Penelitian kualitatif merupakan salah satu prosedur penelitian yang akan

menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku manusia,

instansi maupun badan usaha yang diteliti. Analisis kualitatif terdiri atas

pengukuran data yang dibuat berdasarkan pada pandangan sementara yang

dibentuk secara spesifik, teori tidak mutlak mendominasi dan lebih cenderung

bersifat induktif. Menurut Sugiyono (2013) metode penelitian kualitatif sering juga

disebut sebagai metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada

saat kondisi yang alamiah (natural setting) : disebut juga metode etnografi, karena

pada awalnya metode ini lebih banyak digunakan untuk penelitian pada bidang

antropologi budaya : disebut metode kualitatif karena data yang terkumpul dan

analisisnya lebih bersifat kualitatif.

Penelitian kualiatif didasarkan pada dua alasan yaitu, pertama

permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini yang membutuhkan sejumlah

data lapangan bersifat aktual dan konstektual. Kedua, pemilihan pendekatan ini

berdasarkan pada keterkaitan masalah yang akan dikaji dan tidak dapat dipisahkan

dengan fakta alaminya. Penelitian kualitatif sering disebut juga sebagai penelitian

naturalistik, karena situasi lapangan penelitian bersifat wajar sebagaimana

faktanya, tanpa manipulasi diatur dengan eksperimen atau percobaan (Rahmat,

2009). Penelitian kualitatif interpretatif adalah metode yang digunakan untuk

melihat sebuah fakta

46
4

yang menarik dalam memahami makna sosial. Paradigma interpretatif yang

digunakan terfokus pada sifat subjektif dari social world dan berusaha untuk

memahami dari kerangka berpikir objek yang sedang diteliti.

B. Waktu dan Lokasi Penelitian

Adapun yang menjadi waktu dan lokasi dalam penelitian “Transparansi

Pengelolaan Laporan Keuangan BUMDes Terhadap Pelaporan Dana

Desa (Pada BUMDes Berkah Desa Pa’lalakkang Kecamatan Galesong

Kabupaten Takalar)”

1. Waktu, dalam penelitian ini waktu yang digunakan yaitu pada bulan Juni

– Juli 2020.

2. Lokasi, tempat tujuan penelitian ini yaitu di Desa Pa’lalakkang,

Kecamatan Galesong, Kabupaten Takalar.

C. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan dua metode yaitu

metode primer dan metode sekunder. Adapun metode pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Wawancara

Wawancara merupakan percakapan tatap muka (face to face) antara peneliti

dengan narasumber, dimana peneliti memberikan pertanyaan tentang objek

yang diteliti dan telah dirancang (Yusuf, 2014). Wawancara ini dilakukan

secara langsung dengan narasumber secara terpisah di lingkungannya masing-

masing. Wawancara dilakukan dengan narasumber yang dianggap berkompeten

dan mewakili.

2. Studi Dokumentasi
4

Studi dokumentasi yaitu pengumpulan data-data sekunder yang berupa

dokumen-dokumen yang diperlukan yaitu laporan keuangan BUMDes dan

laporan realisasi anggaran.

D. Jenis dan Sumber Data Penelitian

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan

sekunder. Indriantoro, dkk (2013) mengungkapkan bahwa data primer ialah data

yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti secara langsung dari sumber

datanya. Indriantoro dan Supomo (2013) juga mengatakan bahwa data sekunder

yaitu sumber data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung atau melalui

media perantara.

Dalam penelitian ini, sumber data primer diperoleh langsung dari

narasumber melalui wawancara (data hasil wawancara) sedangkan data sekunder

adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber yang

telah ada seperti buku-buku ataupun dokumen terkait yang relevan dengan

transparansi laporan keuangan BUMDes dan pengelolaan dana desa. (peneliti

sebagai tangan kedua).

1. Informan Penelitian

Isitilah subjek dalam penelitian ini adalah informan atau narasumber.

Penentuan narasumber dilakukan secara purposive sampling dengan memiliki

5 kriteria narasumber yang dianggap memiliki pengetahuan yang cukup

memadai terhadap objek penelitian. Narasumber yang dipilih memiliki kriteria

mempunyai pengalaman dan pengetahuan tentang pengelolaan keuangan desa.

Yaitu Pengelola BUMDes, penyusun laporan keuangan BUMDes, aparat desa,

BPD dan masyarakat. Kriteria narasumber terdiri atas : Narasumber kunci,

yang
4

mengetahui serta memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam

penelitian atau mengetahui permasalahan yang sedang diteliti. Informan kunci

adalah Kepala Desa Pa’lalakkang. Adapun narasumber pendukung yaitu :

a) Narasumber utama, yaitu terlibat secara langsung dalam interaksi sosial yang

diteliti. Narasumber utama adalah : Ketua BUMDes, Kaur Keuangan Desa

Pa’lalakkang, Sekertaris BUMDes Berkah, Ketua BPD.

b) Narasumber tambahan, yaitu dapat memberikan informasi walaupun tidak

secara langsung terlibat dalam interaksi sosial yang sedang diteliti.

Narasumber tambahan adalah : Masyarakat.

E. Metode Analisis Data

Metode analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara

sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan

dokumentasi dengan cara mengelompokkan data berdasarkan kategori,

menjabarkan ke dalam unit-unit, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang

penting dan yang akan dipelajari serta membuat kesimpulan sehingga mudah

dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Proses analisis data dimulai dengan

menelaah seluruh data yang diperoleh dari hasil penggalian data (Nazir, 1998).

Penelitian ini menggunakan metode analisis data deskriptif kualitatif yang

merupakan jenis penelitian yang digunakan untuk mengkaji informasi dari

narasumber baik dalam bentuk tulisan maupun lisan. Sehingga penelitian ini

menafsirkan serta menguraikan data yang bersangkutan dengan situasi lokasi

penelitian, sikap serta pandangan yang terjadi dalam


5

suatu masyarakat yang terkait akan objek penelitian kemudian akan menghasilkan

pertentangan antara dua variabel yang timbul, perbedaan antara fakta yang ada

serta pengaruhnya terhadap suatu kondisi dan hal- hal lain yang dapat terjadi.

Menurut Sugiyono (2005) tujuan dari penelitian deskriptif kualitatif ini

searah dengan rumusan masalah serta pertanyaan-pertanyaan peneliti yang terkait

akan masalah penelitian atau lebih tepatnya menjawab dan menarik kesimpulan

dari rumusan masalah. Untuk mencapai tujuan dari penelitian ini ada empat tahap

proses analisis yang dilakukan, yaitu :

1. Pengumpulan Data (Data Collection)

Data yang telah diperoleh dari hasil wawancara, observasi serta dokumentasi

kemudian dicatat dalam catatan lapangan yang terdiri dari dua bagian yaitu

deskriptif dan reflektif. Catatan deskriptif merupakan catatan alami, (catatan

tentang apa yang dilihat, didengar, disaksikan dan dialami sendiri oleh peneliti

tanpa adanya pendapat dan penafsiran dari peneliti terhadap fenomena yang

dialami). Catatan reflektif ialah catatan yang berisi kesan, komentar, pendapat

dan tafsiran peneliti tentang temuan yang dijumpai yang merupakan bahan

rencana pengumpulan data untuk tahap berikutnya.

2. Reduksi Data (Data Reduction)

Setelah data terkumpul, kemudian dibuat reduksi data, untuk memilih data yang

relevan dan bermakna, serta memfokuskan data yang mengarah pada

pemecahan masalah, penemuan, pemaknaan atau untuk menjawab pertanyaan

penelitian. Setelah itu, menyederhanakan dan menyusun secara sistematis dan

menjabarkan hal-hal penting


5

tentang hasil temuan dan maknanya. Pada proses reduksi data, hanya temuan

data atau temuan yang berkenaan dengan permasalahan penelitian saja yang

direduksi. Sedangkan data yang tidak berkaitan dengan masalah penelitian

diarsipkan.

3. Penyajian Data (data Display)

Penyajian data dapat berupa bentuk tulisan atau kata-kata, gambar, grafik dan

tabel. Tujuan penyajian data ini untuk menggabungkan informasi sehingga

dapat menggambarkan keadaan yang terjadi.

4. Penarikan Kesimpulan (Verification)

Penarikan kesimpulan dilakukan selama proses penelitian berlangsung seperti

halnya proses reduksi data, setelah data terkumpul cukup memadai maka

selanjutnya diambil kesimpulan sementara kemudian setelah data benar-benar

sudah lengkap maka ditarik kesimpulan akhir.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Pada gambaran penelitian ini menyajikan gambaran secara umum mengenai

Kabupaten Takalar yang lebih spesifikasi membahas mengenai keseluruhan

jumlah desa yang dinaungi, selanjutnya gambaran mengenai Desa Pa’lalakkang

yang lebih memfokuskan membahas akan keadaan geografis dan jumlah

penduduk desa sedangkan gambaran umum yang terakhir adalah BUMDes

Berkah yang akan memaparkan mengenai pendiriannya, unit usaha, struktur

organisasi serta visi dan misi.

1. Gambaran Umum Kabupaten Takalar

a. Kondisi Geografis

Berdasarkan pada peraturan

kebijakan yang ditunjukkan pada

gambar 4.1 disamping yang

menunjukkan mengenai penataan

ruang nasional (PP.

26 Tahun 2008 membahas KSN

perkotaan Mamminasata. Kabupaten Takalar merupakan

kabupaten di Indonesia yang terletak pada Provinsi Sulawesi Selatan

yang letak astronomis berada pada posisi 5º3’ - 5º38’ Lintang Selatan dan

119º22’ - 119º39’ Bujur Timur, luas wilayah kurang lebih 566,51 Km².

Secara administrasi Kabupaten Takalar memiliki sembilan kecamatan

yaitu Pattallassang, Polongbangkeng Selatan, Polongbangkeng

Utara, Galesong,

52
5

Galesong Selatan, Galesong Utara, Sandrobone, Mappakasunggu dan

Manggarabombang, kesembilan kecamatan ini membawahi sejumlah 82

Desa/Kelurahan dengan luas wilayah 566,51 km² dan berpenduduk

sebanyak ± 252.275 jiwa (Wahyuni, 2018).

b. Jumlah Penduduk
Kabupaten Takalar berpenduduk sebanyak 286.906 jiwa. Yang dimana

Kabupaten Takalar mempunyai 9 kecamatan dimana terdapat 24

kelurahan, serta 76 Desa. (Buku Putih Sanitasi Kabupaten Takalar,

2013).

Tabel 4.1
Populasi penduduk Kabupaten Takalar Tahun
2015

Penduduk Penduduk
No. Kecamatan
(Jiwa) (%)
1. Galesong Selatan 25395 8,85
2. Galesong Utara 38721 13,50
3. Galesong 40012 13,95
4. Mangarabombang 38381 13,38
5. Mappakasunggu 15887 5,54
6. Polombangkeng Selatan 28070 9,78
7. Polombangkeng Utara 48766 17,00
8. Pattallassang 37809 13,18
9. Sanrobone 13865 4,83
5

2. Gambaran Umum Desa Pa’lalakkang

a. Kondisi Geografis
Berdasarkan gambar 4.2 disamping yang menunjukkan peta Desa Pa’lalakkang (desa induk)
174 Ha/1,74 km2. Selanjutnya dilakukan pemekaran yaitu Desa Pa’lalakkang dengan luas
km2 dengan di dukung 3 Dusun yaitu

87 Ha / 0,87 Km2 yang di dukung oleh

Dusun Masamaturu dan Desa Kampung Beru yang memiliki luas 3

Dusun yaitu Dusun Kampung Beru, Dusun Maccini Ayo dan Dusun

Lambutoa. Desa Pa’lalakkang sebagai lokasi penelitian, merupakan

salah satu desa pesisir yang ada di Kecamatan Galesong dengan jarak

19 km dari wilayah Ibukota Kabupaten Takalar. Kecamatan Galesong

identik dengan daerah pesisir yang berada di sepanjang pantai selat

Makassar dengan batas wilayah terdiri dari sebelah timur merupakan

Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten Gowa,

sebelah barat merupakan Selat Makassar, sebelah

selatan terbagi atas Kecamatan Galesong Selatan dan sebelah utara

Kecamatan Galesong Utara. Maka bisa disimpulkan bahwa

Kecamatan Galesong menempati sepanjang pantai Selat

Makassar. Jarak ibukota Kecamatan ± 1 km dan jarak dari ibukota

Kabupaten ± 20 km. jika menggunakan kendaraan bermotor maka

jarak tempuh ke Kota Kecamatan ± 15 menit, dan ± 1 jam menuju Ibu

Kota Kabupaten.
5

b. Jumlah Penduduk
Dari data desa induk yang memiliki jumlah penduduk

keseluruhan yaitu 1.610 KK dengan 6.258 jiwa dan berdasarkan pada

penelusuran data dari panitia, maka diketahui jumlah penduduk Desa

Pa’lalakkang yaitu :

 Jumlah Penduduk : 3.027 Jiwa

 Laki-Laki : 1.552 Jiwa

 Perempuan : 1.475 Jiwa

 Kepala Keluarga : 829 KK

c. Struktur Organisasi Desa Pa’lalakkang

Gambar 4.3
Struktur Organisasi Desa Pa’lalakkang

Dari bagian struktur organisasi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut

1) BPD

Badan Permusyarawatan Desa (BPD) merupakan perwujudan

demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintah desa guna

mengawasi segala aktivitas yang meliputi penyelenggaraan desa

maupun BUMDes. Yang memiliki wewenang sebagai ketua BPD

adalah Larigau S. Sos.


5

2) PJ Kepala Desa

PJ atau Penjabat Kepala Desa adalah seorang pejabat yang

diangkat oleh pejabat yang berwewenang untuk melaksanakan

tugas, hak dan wewenang Kepala Desa dalam kurun waktu

tertentu atau berarti Pejabat Kepala Desa ialah pejabat sementara

waktu. Dalam hal ini yang bertindak sebagai PJ Kepala Desa

Pa’lalakkang adalah Haeruddin, SE

3) Sekretaris Desa

Adalah perangkat desa yang menjalankan tugas sebagai unsur

pimpinan sekretaris desa yang menjalankan tugas sebagai

koordinator Pelaksana Pengelolaan Keuangan Desa (PPKD). Yang

menjabat sebagai sekertaris desa adalah Fadly Adrian.

Adapun bidang-bidang dari struktur organisasi Desa Pa’lalakkang

adalah :

a) Kasi Pemerintahan

Ketua : Rizal Jaenal

Staf : Amelisa

b) Kasi Pelayanan

Ketua : Mufti Aidin, SH

Staf : Mutmainna, A.md

c) Kasi Kesejahteraan

Ketua : Syaripuddin

Staf : Samsul Rajab


5

d) Kaur Keuangan

Ketua : Musdalifah

Staf : Irnayanti

e) Kaur Perencanaan

Ketua : Fitriani

Staf : Muslindah

Staf : Hasanuddin

f) Kaur Umum

Ketua : Mustari Haris, SH

Staf : Rismawati S.Pd

Staf : Rahmia, A.Md. Keb.

g) Kadus Pa’lalakkang

Ketua : Husain Dg. Lau

h) Kadus Minasanta

Ketua : Baharudding Bombong

i) Kadus Massamaturu

Ketua : Umra Dg. Situju

j) Kadus Kampung Beru

Ketua : Bachtiar Tangnga

k) Kadus Maccini Ayo

Ketua : H. Sahrir Tombong

l) Kadus Lambu Toa

Ketua : Hj. Johrah


5

d. Sumberdaya Manusia dan Mata Pencaharian

Berdasarkan tingkat pendidikan, sumberdaya manusia cukup

memadai untuk mendukung pelaksanaan pembangunan dan kegiatan

pemberdayaan masyarakat lainnya. Hal tersebut menjadi faktor

peningkatan sumberdaya manusia yang berimplikasi pada peningkatan

kesejahteraan. Dari data penduduk dapat disimpulkan bahwa bahwa

tingkat pendidikan pada desa baru didominasi oleh tingkat pendidikan

Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas

dan sudah banyak pula menyandang gelar sarjana. Adapun komposisi

penduduk berdasarkan mata pencaharian adalah sebagai berikut :

Tabel 4.2
Mata Pencaharian Warga Desa Pa’lalakkang

No. Jenis Pekerjaan Jumlah


1 Nelayan 75 %
2 Petani 2%
3 Pedagang kaki lima 8%
4 Wiraswasta 5%
5 Pegawai Negeri Sipil 0,5 %
6 Pelayanan Jasa 3%
7 Usaha Kecil Menengah 5%
8 Lain-lain 1,5 %
5

3. Gambaran Umum BUMDes Berkah

a. Profil BUMDes Berkah

Pemerintah Desa Pa’lalakkang Kecamatan Galesong mendirikan

Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dengan tujuan meningkatkan

pendapatan masyarakat desa sesuai dengan kebutuhan dan potensi desa

yang diberikan nama BUMDes Berkah agar segala aktivitas yang

dilakukan bisa membawa keberkahan bagi banyak orang terutama untuk

masyarakat Desa Pa’lalakkang berada pada Kecamatan Galesong

Kabupaten Takalar.

Adapun pembagian keuntungan BUMDes Berkah berdasarkan

pada proporsi yaitu untuk penambahan modal sebesar 25%, pendapatan

asli desa 30%, insentif pengurus 25%, cadangan pendapatan kapasitas 5%

dan untuk cadangan dana sosial 15%. Modal BUMDes dapat diperoleh

dari modal awal yang bersumber dari APBDesa, penyertaan modal desa

dan penyertaan modal masyarakat desa. Jangka waktu berdirinya

BUMDes sampai batas waktu yang tidak terbatas selama BUMDes

tersebut masih beroperasional dengan semestinya. Bentuk kepemilikan

BUMDes Berkah dimiliki oleh pemerintah desa dan masyarakat dengan

komposisi kepemilikan mayoritas pemerintah desa. Dalam

perkembangannya masyarakat dapat berperan dalam kepemilikan

BUMDes Berkah dengan melalui penyertaan modal.


6

b. Visi dan Misi BUMDes Berkah

1) Visi

Visi dari BUMDes Berkah yaitu terwujudnya desa makmur

keluarga berdaya mandiri sejahtera.

2) Misi

Adapun misi dari BUMDes Berkah yaitu ada empat point :

 Mengembangkan usaha penyediaaan bahan bakar

nelayan

 Mengembangkan usaha penyediaan pembayaran online

(listrik, air, telepon dsb).

 Mengembangkan unit usaha konveksi

 Mengembangkan unit usaha bengkel.

c. Struktur Organisasi BUMDes Berkah

Gambar 4.4
Struktur Organisasi BUMDes Berkah

PENASIHAT PENGAWAS
---

KETUA BUMDES

BENDAHARA SEKERTARIS

MANAGER UNIT USAHA

Berdasarkan pada gambar 4.4 mengenai struktur organisasi BUMDes


UNI UNIT USAHA UNI
Berkah dikelola oleh pengurus yang terdiri dari :
6

1) Penasihat

Penasihat BUMDes dijabat secara ex-oficio oleh Kepala Desa

penasihat akan melakukan tugas untuk melakukan pengawasan dan

memberikan nasihat kepada pelaksana operasional, dalam hal ini yang

bertindak sebagai penasihat BUMDes Berkah adalah Haeruddin SE.

Kepala Desa Pa’lalakkang.

2) Pengawas

Pengawas Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) mewakili kepentingan

masyarakat dalam melakukan pengawasan kinerja Badan Usaha Milik

Desa (BUMDes) sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Peraturan

Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 Tahun 2015 adapun

yang bertindak sebagai pengawas adalah Larigau S.Sos Ketua BPD

Pa’lalakkang.

3) Pelaksana Operasional

Adalah pihak-pihak yang menjalankan operasional BUMDes yang

terdiri dari :

a) Ketua BUMDes

Adalah orang yang memimpin, mengendalikan dan

bertanggungjawab atas keseluruhan aktivitas BUMDes mulai dari

perencanaan usaha, pelaksanaan kegiatan, manajemen dan

keuangan, yang bertindak sebagai Ketua BUMDes adalah H. M

Ali, HS.
6

b) Sekertaris

Sekretaris BUMDes mempunyai tugas melaksanakan fungsi

pengelolaan administrasi Usaha Badan Usaha Milik Desa, yang

ditunjuk sebagai sekertaris BUMDes adalah Muhammad Agung.

c) Bendahara

Mempunyai tugas melaksanakan fungsi pengelolaan keuangan

sumber daya unit BUMDes, yang bertindak sebagai bendahara

adalah Kasmajaya Dg. Nappa

d) Manager Unit Usaha

Kepala atau manajer unit usaha BUMDes mempunyai tugas

membantu direktur dalam mengelola, mengembangkan dan

mengurus usaha-usaha BUMDes yang sesuai dengan potensi desa

dan kebutuhan masyarakat sedangkan untuk manager usaha

dipimpin oleh Muh. Akbar yang mengkontrol setiap unit usaha.

e) Unit Usaha

Usaha adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan tujuan

memperoleh hasil berupa keuntungan, upah, atau laba usaha.

Usaha adalah kegiatan dengan mengerahkan

tenaga, pikiran atau badan untuk mencapai suatu maksud

pekerjaan (perbuatan, prakarsa, ikhtiar, daya upaya) untuk

mencapai sesuatu.
6

d. Kegiatan Usaha BUMDes Berkah

Adapun unit usaha BUMDes yang dapat dijalankan yaitu :

1) BUMDes dapat menjalankan bisnis penyewaan (renting)

2) BUMDes dapat menjalankan bisnis usaha perantara (brokering)

3) BUMDes dapat menjalankan bisnis yang berproduksi atau berdagang

(trading)

4) BUMDes dapat menjalankan bisnis keuangan (financial)

5) BUMDes dapat menjalankan bisnis antar BUMDes (holding)

Namun untuk sekarang, unit usaha yang sedang dijalankan oleh

BUMDes Berkah yaitu usaha konveksi dan usaha bengkel untuk unit

usaha yang lainnya sementara diurus dan diproses agar kedepannya bisa

lebih berinovasi dalam mengembangkan setiap jenis unit bisnis yang

dapat dijalankan pada BUMDes Berkah. Untuk fungsi dari BUMDes

berkah ini selain mengelola sumberdaya juga berfungsi sebagai :

1) BUMDes Berkah berbentuk badan usaha milik desa yang dilegalisasi

melalui peraturan desa.

2) Dengan menjalankan usahanya BUMDes Berkah dapat membentuk

unit usaha yang dapat dilegalisasi dengan akta notaris dalam bentuk

Badan Usaha Perseroan Terbatas (BUPT).

3) BUMDes Berkah berfungsi sebagai lembaga ekonomi desa yang

mengembangkan usaha dalam rangka mewujudkan kesejahteraan

masyarakat khususnya rumah tangga miskin Desa Pa’lalakkang.


6

B. Deskripsi Narasumber

Memiliki 3 kriteria narasumber yang dianggap memiliki pengetahuan yang

cukup memadai terhadap objek penelitian. Narasumber yang dipilih memiliki

kriteria mempunyai pengalaman dan pengetahuan tentang pengelolaan keuangan

desa. Kriteria narasumber terdiri atas : Narasumber kunci, yang mengetahui serta

memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian atau

mengetahui permasalahan yang sedang diteliti. Informan kunci adalah Kepala Desa

Pa’lalakkang. Sedangkan untuk narasumber pendukung yaitu narasumber utama

yaitu Ketua BUMDes Berkah, Kaur Keuangan Desa Pa’lalakkang, Sekertaris

BUMDes Berkah dan Ketua BPD. Untuk narasumber tambahan adalah masyarakat

Desa Pa’lalakkang.

Tabel 4.3
Informan Penelitian

NO. INFORMAN CODING JABATAN


1. H. M Ali, HS. HA Ketua BUMDes Berkah
2. Muhammad Agung MA Sekertaris BUMDes Berkah
3. Larigau S.Sos L Ketua BPD Pa’lalakkang
4. Haeruddin SE. H PJ Kepala Desa Pa’lalakkang
5. Musdalifah M Kaur Keuangan Desa Pa’lalakkang
6. Syahriar S Masyarakat Desa Pa’lalakkang
7. Ribas R Masyarakat Desa Pa’lalakkang
6

C. Hasil Penelitian

Untuk menunjang kinerja pada BUMDes Berkah pihak pengelola

BUMDes Berkah menggunakan aplikasi pencatatan dan penyusunan laporan

keuangan yaitu aplikasi My BUMDes sehingga

Dalam organisasi sector public laporan keuangan memiliki peran utama

dalam menyediakan informasi yang bemanfaat untuk pengambilan keputusan dan

untuk menilai kinerja organisasi sector public. Hal ini dapat terwujudkan jika

menerapkan bahwa transparansi laporan keuangan bertujuan agar semua elemen

masyarakat mengetahui informasi yang ada di dalam laporan keuangan dan

memonitor kegiatan apa saja yang ada di sector public dalam hal ini khususnya

BUMDes dan Desa. Maka dari itu hasil penelitian ini akan dijabarkan sebagai

berikut untuk menilai apakah Pengelola BUMDes Berkah dan Aparat Desa

Pa’lalakkang sudah menjalankan sikap transparansi serta mengevaluasi keterkaitan

antara transparansi laporan keuangan pada BUMDes dengan pelaporan dana desa

berdasarkan hasil wawancara, yaitu :

1. Transparansi Pengelolaan BUMDes Berkah

Menurut Mardiasmo (2009) transparansi adalah keterbukaan dalam

proses perencanaan, penyusunan dan pelaksanaan anggaran daerah.

Transparansi memberikan arti bahwa anggota masyarakat memiliki hak dan

akses yang sama untuk mengetahui proses anggaran karena menyangkut

aspirasi dan kepentingan masyarakat terutama pemenuhan kebutuhan-

kebutuhan masyarakat. Sedangkan transparansi laporan keuangan dalam

BUMDes adalah hal yang sangat penting dan tentunya diperlukan untuk

mengetahui sejauh mana perkembangan


6

usaha BUMDes. Selain itu, transparansi laporan keuangan BUMDes ini

bertujuan untuk menyampaikan perihal laba penjualan, laba dan rugi maupun

struktur permodalan. Prinsip atau asas transparansi memiliki sebuah arti

keterbukaan kepada masyarakat mengenai informasi yang benar, jujur dan tidak

diskriminatif tentang pengelolaan keuangan desa dalam setiap tahapannya, baik

dalam perencanaan dan penganggaran, pelaksanaan anggaran,

pertanggungjawaban maupun hasil pemeriksaan dengan dasar tetap

memperhatikan perlindungan atas hak asasi pribadi, golongan dan rahasia desa.

Hal tersebut diperjelas dengan pernyataan yang disampaikan oleh

narasumber (HA) usia 49 tahun sebagai ketua BUMDes Berkah dengan masa

jabatan 2020-2023 pemaparan beliau mengenai indikator daripada transparansi

yaitu informatif dan pengungkapan dalam pengelolaan BUMDes, berikut

pemaparannya :

“Sebagai ketua BUMDes yang diberikan amanah oleh


masyarakat yang diperantarai Kepala Desa saya beranggapan
bahwa transparansi sangat penting bagi pengelolaan BUMDes
karena bukan hanya untuk hari ini tapi lebih kepada kedepannya,
transparansi ini sebagai bentuk pertanggungjawaban kami dan
agar ada bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan
untuk kegiatan selanjutnya. Pemberian informasi hasil kerja kita
sebagai pengurus akan kami sampaikan disetiap kesempatan
yang tersedia, seperti pada MUSDES di aula Desa, kami di
BUMDes Berkah membukakan pintu selebar-lebarnya bagi
masyarakat yang ingin memberikan ide, gagasan maupun kritikan
dan sejauh ini semenjak berjalannya BUMDes Berkah
Alhamdulilah untuk masalah keterbukaan kami kepada
masyarakat baik itu secara lisan maupun tulisan sudah kami
terapkan dan rencananya kami akan mengadakan forum grup
discussion untuk lebih memudahkan dalam memperoleh suntikan
ide-ide segar dari kaum muda yang ada di Desa Pa’lalakang
sehingga hal ini menjadi pokok pemikiran kita bahwa dana ini dari
rakyat maka sepatutnya rakyat berhak penuh mengetahui kinerja
kita.” (Bapak H. M Ali, HS. Ketua BUMDes Berkah 2 Juli 2020)
6

Sedangkan untuk penyampaian dari nasumber (MA) usia 21 tahun

sebagai Sekertaris BUMDes Pa’lalakkang yang mendukung pernyataan dari

narasumber sebelumnya, berikut penyampaiannya :

“Transparansi adalah sebuah prinsip yang menjamin


seluruh akses informasi atau kebebasan kepada semua pihak
yang terlibat dalam kegiatan kami di BUMDes Berkah ini sebagai
pelayan masyarakat dalam membantu meningkatkan potensi
ekonomi desa yang ada sesuai amanat konsitusi UU No 6. Tahun
2014 serta PERMENDES No 4 tahun 2015 tentang desa dan
BUMDes salah satu prinsip utama dalam pengelolaannya yaitu
transparansi sehingga itulah yang mendasari kami memberikan
keterbukaan informasi dalam mengelola BUMDes ini, selain itu
kami selalu berkordinasi kepada pihak-pihak dalam menjalankan
ini baik itu mereka yang memberikan saran dan kritkan kami akan
sangat respon baik itu lisan maupun tulisan contohnya saja
kemarin dalam pembentukan unit usaha di aula Desa kami
menyampaikan segala hal mengenai BUMDes ini. Alhamdulillah
kami sejauh ini belum mengalami hambatan dalam penyampaian
kinerja kami. Salah satunya kemarin pelaporan terhadap
Inspektorat Kabupaten berjalan lancar karena semua data hasil
kinerja sesuai dengan petunjuk teknis. Adapun untuk pelaporan
hasil kinerja tahunan akan dilaporkan pada akhir tahun. Untuk
sistematika pelaporannya kami sudah membuatnya dengan baik
pada laporan posisi keuangan dimana pada laporan tersebut
sudah dicantumkan berapa besar modal yang diberikan oleh
aparat desa yaitu sebesar Rp. 100.000.000.” (Muhammad Agung
Sekertaris BUMDes Berkah 2 Juli 2020)
Gambar 4.5
Laporan Posisi Keuangan BUMDes Berkah

AKTIVA PASSIVA
AKTIVA LANCAR KEWAJIBAN
KAS Rp. 100.000.000

EKUITAS
MODAL AWAL Rp. 100.000.000

TOTAL AKTIVA Rp. 100.000.000 TOTAL PASSIVA Rp. 100.000.000

Sumber : Laporan Posisi Keuangan BUMDes Berkah 2019-2020

Pada pemaparan narasumber di atas terkait transparansi laporan

keuangan BUMDes, peneliti menyimpulkan bahwa pihak pengelola


6

sudah bersikap transparansi dimana posisi keuangan inilah yang selanjutnya

akan digunakan oleh aparatur desa guna melihat penggunaan dana pada

BUMDes. Selama proses ini lapisan masyarakat mengetahui dengan pasti

terkait dana BUMDes maka dari sinilah proses transparansi terjadi dan tidak ada

hal apapun yang ditutupi oleh masyarakat. Pada laporan posisi keuangan

BUMDes Berkah di atas dapat dilihat bahwa dilaporkan dengan jelas dana yang

diberikan oleh aparat pemerintah Desa Pa’lalakkang untuk dikelola oleh pihak

BUMDes Berkah sebesar Rp. 100.000.000

Struktural pengelolaan BUMDes yang terdapat pada PERMENDES No

4 tahun 2015, selain penasihat dan pelaksana operasi (pengurus) ada juga

pengawas BUMDes yang dipilih oleh masyarakat dalam rangka mengawasi

pengelolaan BUMDes dan untuk menambah informasi mengenai indikator

transparansi yaitu informatif dan pengungkapan, peneliti mengambil informasi

dari (L) Usia 45 Tahun, merupakan pengawas BUMDes berkah sekaligus Ketua

BPD berikut penyampaian jawabannya dari beliau :

“Menurut saya dek transparansi ialah sebuah tindakan


yang harus dilakukan oleh sebuah lembaga atau pun instansi
dalam memberikan informasi tanpa ada unsur yang ditutup-tutupi.
Sejauh ini BUMDes Berkah ini cukup transparan dalam
pengelolaan seperti memberikan informasi kepada masyarakat
dan lembaga desa lainnya, seperti pada saat pembentukan unit
usaha yang dilaksanakan di aula Desa saat itu beberapa
masyarakat antusias memberikan saran dan masukan dalam
pengelolaannya dan sejauh ini yang saya dengar BUMDes Berkah
tidak memiliki hambatan dalam pembuatan laporannya karena
prinsip penyampaian informasinya menyeluruh kepada
masyarakat sehingga tidak ada yang ditutup-tutupi.” (Bapak
Larigau S.Sos Ketua BPD 4 Juli 2020)
6

Sedangkan transparansi menurut narasumber (H) 42 tahun sebagai PJ

Kepala Desa sekaligus Penasihat BUMDes :

“Transparansi merupakan sebuah sikap keterbukaan


kepada masyarakat dan pihak terkait mengenai hasil kerja kita
sebagai pihak pengelola. Adapun jika masyarakat memberikan
saran, kritikan dan masukan kami rasa itu sangat baik dek, karena
selain menjadi acuan kita untuk kedepannya juga sebagai
pembelajaran bagi penerus selanjutnya untuk memperbaiki jika
ada yang salah dalam sebuah sistem. Maka sama juga halnya dek
dengan BUMDes harus diketahui oleh semua pihak agar
masyarakat tahu seperti apa dana desa yang diamanahkan
kepada BUMDes untuk dikelola dan membangun ekonomi desa
dan saya rasa pengurus BUMDes yang baru ini mampu mengajak
masyarakat dalam mengelola BUMDes Berkah ini dengan
mendengar masukan dan pendapat ketika mempunyai kekeliruan,
namun sejauh ini saya belum mendengar ada kendala dihadapi
oleh pengurus BUMDes yang berarti hasil kinerja dari BUMDes
sudah cukup baik, sedangkan untuk pemaparan hasil kinerja akan
disampaikan setiap pemaparan disetiap LPJ yang diadakan di
aula Desa dan pastinya mengikutsertakan masyarakat Desa
Pa’lalakkang.” (Bapak Haeruddin, SE. PJ Kepala Desa
Pa’lalakkang 4 Juli 2020).

Penyampaian jawaban dari (H) Usia 42 tahun sebagai Kepala Desa

sekaligus penasihat BUMDes mengenai indikator transparansi yaitu informatif

dan pengungkapan dalam pengelolaan BUMDes, peneliti beranggapan bahwa

Kepala Desa cukup mengetahui akan sikap transparansi pengelolaan BUMDes

Berkah dengan banyaknya informasi mengenai pengelolaan BUMDes ini

selama 1 semester ini yang pengelola BUMDes selalu menginfokan kepada

Kepala Desa.

Sedangkan menurut (M) 28 tahun sebagai Kaur Keuangan Desa

Pa’lalakkang memberikan pernyataan yang mendukung pernyataan Kepala

Desa Pa’lalakkang berikut pemaparannya :


7

“Yang saya tahu tentang transparansi itu sebuah


pemberian informasi tanpa ada yang ditutup-tutupi sama
masyarakat kalau untuk BUMDes Berkah ini saya rasa untuk
informasi mengenai pengelolaannya sudah cukup terbuka dan
kalau ada masyarakat yang kasih pendapat sama saran saya liat
pengurus BUMDes care dalam memberikan respon seperti waktu
rapat pembentukan unit usaha kemari yang dilaksanakan di aula
Desa banyak ide dari masyarakat yang ditampung sama
pengelola BUMDes dan peserta dalam rapat kemarin saya rasa
cukup terbuka ada dari beberapa kalangan yang hadir, ada
masyarakat, pihak BPD dan pihak Pemerintah Desa.” (Musdalifah
Kaur Keuangan 4 Juli 2020).

Sebagai objek utama dibentuknya Badan Usah Milik Desa (BUMDes)

yang dimana tujuan utamanya membangun potensi ekonomi desa, dimana

masyarakat yang dengan strata sosial menengah ke bawah bisa terbantu dalam

masalah ekonomi, maka dari itu peneliti mengumpulkan informasi pengelolaan

BUMDes ini kepada salah satu masyarakat Desa Pa’lalakkang mengenai

indikator transparansi yaitu informatif dan pengungkapan, oleh (S) Usia 42 tahun,

berikut pernyataannya :

“Yang saya tau tentang transparansi yaitu terbuka dan jujur


kalau transparansinya ini BUMDes lumayan transparansi karena
saya juga anggota atau unit usahanya yang diberikan kerjasama
juga itu dulu waktu rapat pembentukan banyak solusi yang
disampaikan langsung dan cukup direspon pada saat di aula
kantor desa itu yah baik sekali itu nak kalau sebuah kegiatan
terbuka dengan semua pihak tidak ke pemerintah saja tetapi ke
kita yang masyarakat ini juga sebaiknya tahu perkembangan itu
BUMDes dan menurutku juga nak Ahamdulillah dengan adanya ini
BUMDes bisa membantu-bantu juga orang seperti kita ini untuk
punya pekerjaan dan ada penghasilan”. (Syahriar Masyarakat
Desa Pa’lalakkang 4 Juli 2020)

Dari hasil wawancara narasumber di atas peneliti beranggapan bahwa

BUMDes Berkah telah transparansi dalam pengelolaannya, karena


7

masyarakat tersebut cukup bisa menggambarkan artian transparansi secara

sederhana selain itu untuk penyaluran atau realisasi kerja dari BUMDes cukup

nyata karena sudah tersalurkan kepada masyarakat beliau merasa terbantu dengan

adanya BUMDes ini dan keterbukaannya kepada semua pihak yang selama ini

terkadang informasi hanya sampai kepada pihak tertentu saja.

Selanjutnya pemaparan jawaban dari narasumber (R) 45 tahun. Mengenai

transparansi pengelolaan BUMDes Berkah. Berikut pemaparannya :

“BUMDes ini dibangun untuk bantu-bantu masyarakat yang


ada usahanya tapi tidak ada modalnya atau masyarakat yang
tidak ada pekerjaannya. Selama ini BUMDes selalu undang
masyarakat untuk hadir rapat karena mau sampaikan kegiatannya
itu BUMDes baru jelas juga apa yang BUMDes kerja, itu pegawai
BUMDes kalau ada yang mau dikasih saran mau mereka dengar
dari masyarakat”. (Ribas Masyarakat Desa Pa’lalakkang 4 Juli
2020).

Berdasarkan beberapa informasi yang didapatkan dari narasumber

Pemerintah Desa Pa’lalakkang, Pengelola BUMDes Berkah, Pengawas BUMDes

Berkah dan Masyarakat, peneliti menarik kesimpulan bahwa sifat informatif dan

pengungkapan (pemberian wadah penyampaian pendapat) dalam prinsip

transaparansi pengelolaan BUMDes Berkah yang berada di Desa Pa’lalakkang ini

sudah terlaksana. Misalnya dari sisi informatif dari beberapa narasumber seperti

pengelola BUMDes, Kepala Desa dan Pengawas BUMDes cukup mengetahui

pengertian transparansi secara umum, selain itu para narasumber tersebut juga

mengetahui penyampaian informasi yang dilakukan oleh pengelola BUMDes.

Begitupula pada sisi pengungkapan (penyampaian) pendapat, saran maupun

kritikan,
7

narasumber berpendapat bahwa dalam pengelolaan BUMDes Berkah ini telah

memberikan ruang dalam pengungkapan sebagai prinsip transparansinya.

2. Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan sebuah catatan informasi keuangan pada

suatu lembaga atau perusahaan dalam satu periode akuntansi yang digunakan

untuk menjelaskan sebuah hasil kinerja suatu lembaga atau perusahaan.

Kemajuan teknologi dan perkembangan zaman saat ini hampir semua lembaga

atau kegiatan ekonomi membutuhkan laporan keuangan, baik itu dalam lingkup

swasta maupun pemerintah. Laporan keuangan desa contohnya yang saat ini

menjadi perhatian besar di kalangan publik, berkat adanya kemandirian

ekonomi yang diberikan oleh desa dari pemerintah pusat, membuat para

pemerintah desa harus membuat laporan keuangan sebaik-baiknya.

Sebagaimana yang dijelaskan dalam UU Nomor 17 Tahun 2004

mengenai keuangan negara yang diharuskan adanya transparansi dan

akuntanbilitas dalam keuangan publik. Karena laporan keuangan merupakan

sebuah hasil yang menunjukkan adanya rasa tanggungjawab pengelolaan

keuangan. Untuk standar akuntansi dalam pengelolaan desa digunakan Standar

Akuntansi Publik (SAP) yang berpedoman pada Pernyataan Standar Akuntansi

Publik (PSAP). Sedangkan BUMDes sebagaimana badan usaha lainnya,

menerapkan PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) dalam

pembuatan laporan keuangannya.


7

Sedangkan untuk sektor publik (instansi pemerintahan) laporan

keuangan dinyatakan dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 24 tahun 2005

tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dimana dalam PP tersebut

menyatakan bahwa laporan keuangan adalah suatu penyajian data keuangan

yang termasuk catatan yang dimaksudkan untuk mengkomunikasikan sumber

daya ekonomi (aktiva) dan kewajiban suatu pemerintah pada saat tertentu atau

perubahan atas aktiva dan kewajiban selama suatu periode tertentu.

Transparansi laporan keuangan BUMDes ini diharapkan agar semua

elemen masyarakat dapat mengetahui informasi yang ada di dalam laporan

keuangan. Informasi keuangan bertujuan memberikan informasi kepada publik

serta memberikan informasi yang berguna dalam pertimbangan pengambilan

keputusan dan sebagai bentuk pertanggungjawaban. Selain itu, diharapkan juga

untuk mengkontrol kegiatan apa saja yang ada di BUMDes.

Seperti yang telah diterangkan di atas bahwa BUMDes mengambil

dasar pencatatan akuntansi pada PSAK, karena BUMDes bertujuan memperoleh

laba untuk kemakmuran masyarakat desa. Karena modal yang terbilang cukup

kecil sehingga BUMDes mengambil acuan pada PSAK ETAP (Pernyataan

Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntan Publik). Maka dari itu

peneliti menggali informasi sejauh mana pengetahuan pengelola BUMDes

dalam laporan keuangan BUMDes yaitu kepada narasumber (HA) usia 49 tahun

sebagai Ketua BUMDes Berkah, berikut hasil wawancaranya :

“Laporan keuangan itu yang saya tahu, yaitu sebuah


laporan yang menerangkan hasil usaha suatu perusahaan atau
7

organisasi. Kalau bentuknya laporan keuangan BUMDes Berkah


ini kami sesuai dengan juknis yang ada pada undang-undang
BUMDes. Saya kurang tahu jenis-jenisnya secara lengkap yang
saya tahu itu hanya laporan laba sama neraca kalau transaksinya
itu saya kurang tahu istilahnya dalam ekonomi tapi setiap ada
pemasukan atau pengeluaran dan yang berhubungan dengan
uang, akan langsung dicatat oleh bendahara dan sekertaris
sebagai pembukuan dan untuk yang berhak mengetahui laporan
keuangan kami itu yaitu Kepala Desa karena yang berhak
memutuskan diterimanya laporan pertanggungjawaban kami
nantinya ialah Penasihat BUMDes atau Kepala Desa itu sendiri,
selain itu lembaga-lembaga desa, masyarakat Desa Pa’lalakkang
dan pihak pemerintah terkait lainnya dan Alhamdulillah tren
pencapaian kami selama 4 bulan ini kami telah mendapat
keuntungan sebesar kurang lebih Rp. 13.000.000 yang Insya
Allah akan kami terus tingkatkan sehingga mampu memberikan
hasil yang terbaik bagi Desa Pa’lakkang ini dan sejauh ini juga
kami tidak memiliki hambatan karena ada salah satu pengelola
kami sedikit tahu tentang pelaporan keuangan karena mempelajari
akuntansi di kuliahnya.” (Bapak H. M. Ali, HS. Ketua BUMDes 2
Juli 2020)
Gambar 4.6
Laporan Laba/Rugi BUMDes Berkah

PENDAPATAN
Pendapatan Konveksi R 6,371,000
p
Pendapatan Bengkel R 5,062,000
p
Pendapatan Meubel R 3,542,000
p
Pendapatan PPOB R 660,000
Pendapatan SPBBN p -
Pendapatan Materai R 620,000
TOTAL PENDAPATAN p Rp 16,255,000
R
p
BEBAN
Biaya Operasional Rp 1,500,00
0
Biaya Materai Rp 500,000
Biaya Adm dan Umum Rp 325,000
Biaya Perlengkapan Rp 175,000
TOTAL BEBAN Rp 2,500,000
LABA USAHA Rp 13,755,000
Sumber : Laporan Laba/Rugi BUMDes Berkah 2020

Pada pemaparan jawaban dari narasumber di atas terkait laporan

keuangan dengan menyandingkan data sekunder yang diperoleh, peneliti

beranggapan bahwa sistematika pengelolaan laporan


7

keuangan sudah sesuai dengan juknis yang diterapkan oleh BUMDes Berkah

yaitu sesuai dengan PSAK ETAP, proses transparansi yang dilakukan oleh

pihak pengelola BUMDes sudah sesuai karena pada laporan keuangan sudah

tercantumkan dengan jelas penggunaan dana dari desa. Dan laba usaha yang

ditunjukkan oleh laporan sudah sesuai dengan yang dikatakan oleh narasumber

yaitu sebesar Rp. 13.755.000.

Selanjutnya, pemaparan hasil wawancara narasumber (MA) usia

21 tahun sebagai sekertaris BUMDes Berkah mengenai laporan keuangan

Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), berikut penyampaian jawabannya :

“Menurut saya laporan keuangan ialah sebuah uraian yang


menggambarkan tentang keadaan ekonomi suatu instansi atau
lembaga usaha suatu periode tertentu selain berfungsi sebagai
penggambaran kinerja hasil transaksi keuangan selama periode
akuntansi juga berfungsi sebagai acuan perencanaan anggaran
tahun periode akuntansi tahun berikutnya bentuk laporan
keuangan BUMDes kami itu sama dengan badan usaha lainnya
yang berpotakan pada standar akuntansi keuangan dan
menjadikan dasar PSAK ETAP seperti BUMDes-BUMDes lain.
PSAK ETAP ini kami gunakan karena kami masih terbilang unit
usaha yang belum besar sehingga belum membutuhkan akuntan
publik dalam pemeriksaannya nanti, sesuai dengan PSAK 1
tentang penyajian laporan keuangan dimana laporan keuangan
lengkap meliputi laporan laba/rugi, laporan perubahan ekuitas,
laporan posisi keuangan, laporan arus kas serta catatan atas
laporan keuangan namun laporan keuangan yang biasa disajikan
oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) hanya laporan laba/rugi,
laporan perubahan ekuitas, laporan posisi keuangan dan arus kas
jadi sama halnya dengan kegiatan usaha normal lainnya siklus
akuntansi kami sama yaitu mulai dari jurnal umum buku besar
neraca saldo jurnal penyesuaian (inkondisional) neraca lajur
neraca saldo setelah penyesuaian dan laporan keuangan dan ada
jurnal pembalik kalau ada akun yang perlu dibalik metode yang
kami gunakan itu sama dengan usaha-usaha lainnya yang
melakukan catatan dengan metode double entry dan basic yang
digunakan yaitu akrual sehingga kami dapat meminimalisir
7

kesalahan maupun (fraud) laporan keuangan diakhir periode dan


memberikan kepercayaan pada pihak terkait baik eksternal
maupun internal, pihak internal yaitu seperti penasihat BUMDes,
Pengawas BUMDes serta unit usaha sedangkan pihak eksternal
seperti investor jika ada, pemerintah kabupaten dan masyarakat
luas terkhususnya kepada masyarakat Desa Pa’lalakkang
walaupun kami masih terbilang cukup baru menjabat namun kami
mengusahakan kedisiplinan dalam kelengkapan administrasi
menjadi fokus kami Alhamdulillah tren positif telah kita raih
walaupun belum berbentuk pendapatan asli desa namun kami
menghitung-hitung kami telah memperoleh pendapatan kurang
lebih Rp.13.000.000 juta selama beberapa bulan terakhir hal ini
menambah motivasi kami dalam mengelola BUMDes Berkah ini
menjadi lebih baik kedepannya dan bertambah berkah hasil
usahanya dan Alhamdulillah sejauh ini kami belum menemukan
kesulitan dalam pelaporan karena kelancaran komunikasi menjadi
kunci utama kami.” (Muhammad Agung Sekertaris BUMDes
Berkah 2 Juli 2020).

Selanjutnya, peneliti melakukan wawancara terhadap pengawas

BUMDes Berkah yaitu (L) usia 45 tahun sebagai pengawas BUMDes sekaligus

Ketua BPD, berikut hasil wawancaranya :

“Laporan keuangan menurut saya yaitu penggambaran


mengenai hasil usaha suatu perusahan atau instansi dalam satu
periode tertentu untuk metode pelaporan keuangan BUMDes
kayaknya sama dengan laporan keuangan usaha lainnya tapi
kalau laporan keuangan desa yah harus sesuai dengan aturan
yang berlaku, seperti laporan realisasi anggaran, neraca dan
laporan keuangan lainnya. Walaupun saya belum pernah menjadi
bendahara desa namun saya sedikit tahu mengenai keuangan
desa untuk bentuk laporannya BUMDes sama dengan bentuk
usaha lainnya yaitu ada neraca, laba/rugi, arus kas sedangkan
untuk laporan keuangan desa yaitu harus berpatokan pada
standar akuntansi publik dalam pencatatannya dan juga
dilaporkan pada sistem keuangan desa atau SISKEUDES baik itu
laporan keuangan BUMDes dan laporan keuangan desa harus
sama-sama dipublikasikan kepada masyarakat Desa Pa’lalakkang
terkhususnya dan lembaga-lembaga desa serta pihak pemerintah
yang terkait kalau tren hasil kinerja dari BUMDes, saya rasa belum
ada pendapatan desa yang berikan namun sudah ada
kepercayaan kembali dibangun di kalangan masyarakat.” (Bapak
Larigau S.Sos Ketua BPD 2 Juli 2020)
7

Selanjutnya, peneliti menggali informasi kepada pihak pemerintah desa

tentang pemahaman mengenai laporan keuangan pemerintahan, inilah hasil

wawancara (H) usia 42 tahun sebagai Ketua Desa Pa’lalakkang, berikut

jawabannya :

“Laporan keuangan menurut saya nak yaitu sebuah


laporan yang menggambarkan hasil transaksi keuangan dalam
satu tahun sedangkan untuk laporan keuangan desa ada
beberapa seperti laporan realisasi anggaran, neraca, laporan
penggunaan kas atau arus kas, sama cacatan penting. Kalau
pelaporan dana desa atau laporan keuangan kami itu nak sudah
sesuai dengan aturan atau petunjuk teknis yang berlaku karena
kita di pemerintah desa itu ada sistem komputerisasinya tersendiri
SISKEUDES namanya sistem keuangan desa yang dikerja
Bendahara atau Staff Kaur Keuangan, jadi selain dalam bentuk
manual yang berkas laporan yang diberikan kepada inspektorat
nanti ada juga dalam bentuk laporan elektronik (yang sudah
terkomputerisasi) yang berhak mengetahui laporan keuangan
kami yaitu terkhususnya masyarakat Desa Pa’lalakkang lembaga-
lembaga desa pemerintah yang terkait dan sebagainya jadi
penyampaiannya itu ada yang secara langsung atau lisan yang
disampaikan pada musyawarah desa dan ada juga tulisan yaitu di
papan informasi yang ada di depan kantor desa itu untuk sejauh
ini Alhamdulillah kami melaporkan keuangan penggunaan
anggaran tidak menemui kesulitan, walaupun mungkin
pemerintahan sebelumnya ada sedikit kekeliruan karena ada juga
SILPA dana BUMDes kemarin.” (Bapak Haeruddin SE. Kepala
Desa Pa’lalakkang 4 Juli 2020).

Untuk lebih memperjelas mengenai infomasi terkait laporan keuangan

desa atau pemerintahan desa, maka dari itu peneliti menggali informasi dari

Kaur Keuangan yaitu (M) usia 28 tahun, berikut hasil wawancaranya :

“Menurut saya laporan keuangan yaitu suatu


penggambaran hasil kinerja atau kegiatan instansi maupun
lembaga yang terkait dengan hasil ekonominya bentuk keuangan
Desa Pa’lalakkang ini sama dengan desa lainnya yang
berpedoman pada petunjuk teknis dan standar akuntansi publik
sebagai acuan yang jenis-jenisnya itu ada yang namanya laporan
7

realisasi anggaran dimana laporan ini sebagai patokan dalam


menilai suksesnya program tahunan sebuah desa atau pokjanya,
ada yang namanya neraca dan arus kas sedangkan untuk
publikasinya itu laporan keuangan yaitu kepada masyarakat Desa
Pa’lalakkang, BPD, LPM, Karang Taruna, serta pemerintah yang
terkait, untuk pelaporannya kita paparkan itu di musyawarah desa
dan papan informasi yang terpampang besar di depan kantor
desa, karena sekarang serba teknologi maka laporan keuangan
ada juga sistem komputernya SISKEUDES berkat adanya sistem
ini memudahkan dan meminimalisir kesalahan pencatatan laporan
keuangannya dan yah Alhamduillah kita di Desa Pa’lalakkang ini
tidak mengalami kendala” (Musdalifah kaur Keuangan 4 Juli
2020).

Setelah pihak pengelola BUMDes dan pihak pemerintah desa telah

memberikan informasi mengenai laporan keuangan pengelolaan BUMDes,

selanjutnya peneliti mengggali informasi ke (S) usai 42 tahun, yaitu salah satu

masyarakat Desa Pa’lalakkang sekaligus anggota unit usaha BUMDes Berkah.

Berikut hasil wawancaranya :

“Yang saya dengar-dengar belum ada keuntungan hasil


usaha karena masih baru ini BUMDes Berkah kayaknya baru 4-5
bulan dan banyak saya dengar juga yang BUMDes kemarin
masalah jadi baru ini terbentuk kembali tapi bagus ini BUMDes
Berkah karena mampu membantu perekonomian desa salah
satunya saya ini karena berprofesi sebagai penjahit jadi saya
diajak bergabung menjadi unit usaha dan persyaratannya menurut
saya tidak memberatkan seperti pengusaha kecil seperti kami ini
dan bisa tertolong disituasi kondisi sekarang bentuk laporannya
saya kurang tahu persisnya karena tidak mengerti juga
permasalahan laporan seperti itu yang saya harap yaitu BUMDes
ini mampu mempertahankan dan meningkatkan lagi permodalan
usaha dalam membangun ekonomi masyarakat Desa
Pa’lalakkang ini.” (Syahriar Masyarakat Desa Pa’lalakkang 4 Juli
2020).

Penyampaian jawaban dari narasumber (S) usia 42 tahun sebagai

masyarakat Desa Pa’lalakkang dan juga anggota unit usaha mengenai laporan

keuangan pengelolaan BUMDes Berkah, peneliti beranggapan bahwa beliau

mengerti walaupun dari penjelasannya tidak


7

kompleks sesuai pertanyaan peneliti. Beliau juga menilai bahwa dari pengelola

BUMDes telah hadir dalam membangun perekonomian unit usahanya.

Selanjutnya, penyampaian oleh narasumber (R) usia 45 tahun sebagai

masyarakat Desa Pa’lalakkang mengenai pelaporan keuangan Badan Usaha

Milik Desa (BUMDes), berikut penyampaian jawabannya :

“Saya kurang tahu persoalan keuntungannya karena saya


agak jarang terlibat di desa tapi saya dengar-dengar dari tetangga
juga kalau ada permasalahan desa tapi saya dengar-dengar
bagus ini BUMDes Berkah karena sudah tambahan modal kerja
sama untuk usaha.” (Ribas Masyarakat Desa Pa’lalakkang 4 Juli
2020).

Berdasarkan beberapa informasi yang didapatkan oleh narasumber baik

dari pihak Pemerintah Desa Pa’lalakkang, Pengelola BUMDes Berkah,

Pengawas BUMDes Berkah dan Masyarakat, peneliti menarik garis besar

bahwa hampir semua narasumber mengetahui laporan keuangan Badan Usaha

Milik Desa dan Dana Desa. Seperti informasi yang didapat dari Staff Kaur

Keuangan mengenai laporan keuangan desa, cukup menjelaskan cukup baik

secara seluk beluk dan begitu pula dengan Sekertaris Badan Usaha Milik Desa

(BUMDes) Berkah yang cukup paham dengan laporan keuangan.

3. Pelaporan Dana Desa

Pelaporan ialah suatu aktivitas yang mendasar dalam suatu kegiatan

untuk mengetahui hasil kinerja suatu instansi ataupun organisasi baik individu

maupun kelompok. Desa merupakan salah satu lembaga yang menjadi vital

dalam sebuah laporan hasil kinerjanya , baik itu dana desa maupun hal lainnya,

alokasi dana yang diberikan oleh pemerintah yang berasal dari APBN harus

digunakan secara konsisten


8

dan terkendali. Segala bentuk laporan yang dibuat harus transparan dan dapat

dipertanggungjawabkan.

Seperti yang tertuang dalam UU No 6 Tahun 2014 tentang Desa

dijelaskan pada BAB 1 Ayat 6 bahwa “Badan Usaha Milik Desa yang

selanjutnya disebut BUMDes adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian

besar modalnya dimiliki oleh desa melalui penyertaan secara langsung yang

berasal dari kekayaan desa yang dipisahkan guna mengelola asset, jasa

pelayanan dan usaha lainnya untuk sebesar- besarnya kesejahteraan masyarakat

desa”

Sebuah keharusan dalam suatu lembaga atau badan usaha personal

maupun sumber daya manusia yang terlibat di dalamnya mengetahui informasi

dari kegiatan usahanya, contohnya pelaksana organisasi harus mengetahui

sumber dana yang dipergunakan menjadi modal usaha dalam satu periode yang

dimana sumber pendanaan utama dari BUMDes yaitu dari desa, maka dari itu

peneliti menggali informasi kepada salah satu pelaksana organisasi atau

pengelola BUMDes yaitu (HA) usia 49 tahun sebagai Ketua BUMDes Berkah,

berikut hasil wawancaranya :

“Yang saya tahu mengenai dana desa itu dana yang


diberikan dari pemerintah pusat dipergunakan segala bentuk
pembangunan dan keperluan masyarakat yang ada di desa
sejauh ini komunikasi kami cukup terbangun antara pihak
pemerintah desa dan masyarakat karena kami beranggapan
bahwa komunikasi yang intens akan mengurangi miskomunikasi
antar pihak dan Alhamdulillah dengan pengalaman belasan tahun
di lembaga desa seperti BPD dan LPM yang saya bawahi cukup
berjalan solid dengan pemerintah desa walaupun sejauh ini kami
BUMDes Berkah belum memberikan kontrbusi dalam bentuk PAD
(Pendapatan Asli Desa) namun kami telah mencoba membangun
kepercayaan masyarakat desa kepada BUMDes yang dulunya
sempat tidak aktif, dengan waktu yang kurang lebih 5 bulan ini
8

kami sudah mampu membentuk unit usaha meskipun masih


terhalang dengan adanya pandemi ini. Kontribusi pemerintah desa
kepada kami yah sudah ada walaupun kami masih sangat
membutuhkan beberapa hal seperti pengadaan sarana dan akses
penunjang lainnya dalam mengelola BUMDes Berkah ini.” (Bapak
H. M Ali, HS. Ketua BUMDes 2 Juli 2020)

Selanjutnya, penyampaian oleh narasumber (MA) usia 21 Tahun

sebagai sekertaris BUMDes Berkah masa jabatan 2020-2023 berikut hasil

wawancaranya :

“BUMDes sebagai program pemberdayaan masyarakat


terkhususnya dalam pembangunan potensi ekonomi desa yang
sudah pasti dananya bersumber dari dana desa sesuai yang
tercantum dalam PERMENDES No. 4 Tahun 2015 pasal BAB III
bagian kedua pasal 17 mengenai modal BUMDes. Untuk sejauh
ini komunikasi kami dari pihak pengelola BUMDes Berkah dengan
pemerintah desa dan masyarakat kami selalu jaga agar
terciptanya sinergitas antar pihak, komunikasi yang terbangun
hangat akan memudahkan pengelolaan BUMDes ini contohnya
saja dalam pelaporan keuangan BUMDes kemarin yang kepada
inspektorat kabupaten pemerintah desa membantu dalam hal
informasi keuangan BUMDes sebelumnya begitupun kami
BUMDes Berkah kami kolektif menyampaikan informasi yang real
kepada inspektorat agar pemerintah desa terbantu dalam
pelaporannya selain dari itu sarana dan prasarana sudah
disiapkan oleh pihak pemerintah desa namun masih kurang
menurut kami sedangkan untuk waktu operasional BUMDes
Berkah ini baru beroperasi sekitar 5 Bulan lebih dan belum ada
sumbangsih Pendapatan Asli Desa (PAD) yang dihasilkan namun
kami sudah dapat kepercayaan kembali pada masyarakat dengan
hadirnya BUMDes ini banyak masyarakat yang ingin bekerjasama
dengan kami namun dengan situasi sekarang kami perlahan
terlebih dahulu membentuk unit-unit usaha dan harus selalu
melalui Anggaran Dasar dan Rumah Tangganya kami, yang di
dalamnya sudah ada planning unit-unit usaha yang akan dibangun
terlebih dahulu.” (Muhammad Agung Sekertaris BUMDes Berkah
2 Juli 2020).

Administrasi pelaporan mengenai pengelolaan BUMDes mulai dari

laporankeuangan ataupun kegiatan lainnya harus terjadi kesesuaian data dengan

pelaporan dana desa di akhir tahun anggaran ataupun


8

pada saat kegiatan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (MUSRENBANG)

maka peran dari Sekertaris BUMDes dan Staff Desa Kaur keuangan sangat

berperan dalam hal kesesuaian pelaporan nantinya. Walaupun dalam setiap

jabatan atau posisi masing-masing telah terbagi tugas pokok dan fungsinya,

namun dalam penelitian ini menitikberatkan pada pelaporan hasil kinerja

apalagi BUMDes merupakan organisasi yang dibawahi oleh desa otomatis

setiap pergerakan yang ada di BUMDes pihak Aparat Desa harus mengetahui

inilah yang dinamakan saling bersinergi demi tercapainya tujuan.

Maka dari itu perlu dilakukan pengawasan dalam penggunaan dana

desa terhadap pengelolaan BUMDes dan ini sangat perlu diperhatikan, jadi

peneliti melakukan wawancara terhadap pengawas BUMDes Berkah yaitu (L)

Usia 45 Tahun sebagai pengawas BUMDes sekaligus Ketua BPD, berikut hasil

pemaparan wawancaranya :

“Dana desa ialah dana yang bersumber dari anggaran


pendapatan dan belanja negara yang diperuntukkan untuk
masyarakat desa untuk keterkaitan antara transparansi
pengelolaan laporan keuangan sangat terkait antara pelaporan
dana desa sangat terkait karena sumber utama dari BUMDes ini
dari APBDes walaupun dari pihak luar boleh berkontribusi dalam
menanam modal di BUMDes Berkah ini selaku ketua BPD juga di
desa ini saya menilai BUMDes Berkah sudah ada peningkatan
dibanding BUMDes Pa’lalakkang yang dulu karena yang dulu itu
tidak aktif sehingga anggarannya menjadi SILPA pada laporan
realisasi anggaran tahun 2019 walaupun memang saat ini
BUMDes Berkah belum menyumbang penghasilan kepada Desa
Pa’lalakkang tapi saya rasa sudah ada perkembangan dibanding
BUMDes lalu untuk kontribusi pemerintah desa yang saya tahu
sudah ada namun masih terbengkalai beberapa hal karena
adanya aspek informal dalam pengadaan fasilitas penunjang
pengelolaan BUMDes Berkah ini.” (Bapak Larigau S.Sos Ketua
BPD 2 Juli 2020)
8

Setiap entitas pelaporan yang dalam hal ini pemerintah desa

mempunyai kewajiban melaporkan upaya-upaya yang telah dilakukan serta

hasil yang dicapai dalam pelaksanaan kegiatan secara sistematis dan terstruktur

pada satu periode pelaporan untuk kepentingan yakni : akuntansi, manajemen,

transparansi dan keseimbangan antar generasi. Berdasarkan hal tersebut peneliti

menggali informasi kepada narasumber (H) usia 42 tahun sebagai Ketua Desa

Pa’lalakkang, mengenai pelaporan dana desa berikut pemaparannya :

“Sesuai dengan UU No 6 Tahun 2014 tentang desa bahwa


desa diberikan kemandirian untuk mengatur ekonomi sendiri maka
dari itu dek keterbukaan dari pengelolaan BUMDes ini akan
mempengaruhi hasil laporan kami pada musyawarah desa
nantinya karena BUMDes ini kan dananya dari desa dek jadi kita
dari pihak Aparat Desa dan Pengelola BUMDes itu harus selalu
berkomunikasi dalam kelancarannya ini BUMDes yang selama ini
dibangun walaupun BUMDes Berkah ini baru dan dulunya
BUMDes Pa’lalakkang tidak berkembang karena beberapa hal
itulah menjadi pelajaran kegagalan BUMDes yang dahulu antara
pemerintah desa dan pengelola BUMDes tidak transparan, tidak
lepas dari itu masyarakat juga diajak berpartisipasi kontribusi kami
sejauh ini yah sudah ada walaupun kami akui belum maksimal
karena adanya pandemi ini kami prioritaskan dulu untuk
penanganannya. Untuk masalah kontribusi BUMDes terhadap
desa, kan BUMDes Berkah ini masih terbilang baru belum ada
PAD (Pendapatan Asli Desa) yang disumbangkan tapi
Alhamdulillah sudah banyak masyarakat yang menikmati hasil
pengelolaan unit usaha BUMDes ini seperti usaha konveksi diajak
kerjasama dalam pengadaan alat dan bahannya begitu pun
tukang meubel dan bengkel masih banyak sekali program dari
BUMDes. Keterkaitan pelaporan dana desa dengan sikap
transparansi pengelolaan laporan keuangan BUMDes yah itu
bahwa pelaporan dana desa harus mengalami kecocokan data
dengan laporan keuangan BUMDes diakhir masa tahun anggaran,
kaitannya ini berdasarkan pada segi nilai yang akan dilaporkan
yaitu dari pemberian modal kepada BUMDes maupun penerimaan
PAD oleh BUMDes baik itu pelaporannya kepada masyarakat
pada kegiatan Musyawarah Perencanaan Pembangunan
(MUSRENBANG) maupun pelaporannya kepada inspektorat.
8

Pada tahun 2019 desa memberikan modal kepada BUMDes


sebesar Rp. 100.000.000”. (Bapak Haeruddin SE. Kepala Desa
Pa’lalakkang 4 Juli 2020).

Gambar 4.7
Laporan Realisasi Desa Pa’lalakkang

Sumber Dana : DDS Dana Desa (Dropping APBN) Realisasi s.d 31/12/2019
KODE REK URAIAN ANGGARAN REALISASI LEBIH/KURANG
1 2 (Rp) (Rp) (Rp)
4 PENDAPATAN
4.2. Pendapatan Transfer 1,326,592,000 1,326,592,000 -
4.2.1 Dana Desa 1,326,592,000 1,326,592,000 -
TOTAL PENDAPATAN 1,326,592,000 1,326,592,000 -
5 BELANJA
5.2 Belanja Barang dan Jasa 832,704,800 818,618,700 14,086,100
5.2.1 Belanja Barang Perlengkapan 84,000,000 81,481,900 2,518,100
5.2.2 Belanja Jasa Honorarium 94,800,000 94,800,000 -
5.2.7 Belanja Barang dan Jasa untuk Masyarakat 653,904,800 642,336,800 11,568,000
5.3 Belanja Modal 428,587,200 428,587,200 -
5.3.5 197,877,750 197,877,750 -
Belanja Modal Jalan/Prasarana Jalan
5.3.7 140,709,450 140,709,450 -
Belanja Modal Irigas
5.3.9 90,000,000 90,000,000 -
Belanja Modal Lainnya
TOTAL BELANJA 1,261,292,000 1,247,205,900 14,086,100
SURPLUS/DEFISIT 65,300,000 79,386,100 - 14,086,100
6 PEMBIAYAAN
6.1 Penerimaan Pembiayaan 34,700,000 34,700,000 -
6.1.1 SILPA Tahun Sebelumnya 34,700,000 34,700,000 -
6.2 Pengeluaran Pembiayaan 100,000,000 - 100,000,000
6.2.2 Penyertaan Modal Desa 100,000,000 - 100,000,000
PEMBIAYAAN NETTO - 65,300,000 34,700,000 - 100,000,000
SISA LEBIH/KURANG PERHITUNGAN ANGGARAN - 114,086,100 - 114,086,100

Sumber : Laporan Realisasi Pelaksanaan Anggaran


Pendapatan dan Belanja Desa Per Sumberdana
Pemerintah Desa Pa’lalakkang 2019

Berdasarkan pemaparan narasumber di atas yang kemudian

disandingkan dengan laporan realisasi Desa Pa’lalakkang dapat dilihat bahwa

apa yang diungkapkan dengan Kepala Desa sesuai dengan pelaporan

penggunaan dana desa dalam hal penyertaan modal kepada BUMDes Berkah.

Sehingga peneliti beranggapan bahwa beliau cukup paham dengan pelaporan

dana desa ini karena beliau bisa menerangkan dengan acuan konsitusi yang

berlaku dan menceritakan kendala-kendala yang dialami pengelola BUMDes

Pa’lalakkang sebelumnya atau sebelum BUMDes Berkah dan pemerintah desa

juga telah hadir dalam memfasilitasi pembentukan kembali BUMDes ini.


8

Selanjutnya peneliti menggali informasi dari Kaur Keuangan yaitu (M) usia 28

tahun, berikut hasil wawancaranya :

“Dana desa adalah dana yang bersumber dari APBN yang


diperuntukan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan,
pelakasanaan, pembangunan dan pembinaan masyarakat
keterkaitan antara transparansi laporan keuangan BUMDes
dengan pelaporan dana desa dek saya mengacu pada UU Desa
dana utama dari BUMDes itu berasal dari dana desa apabila
terjadi untung ataupun rugi hasil usaha BUMDes akan muncul di
laporan realisasi anggaran desa juga, untuk hal itu sejauh ini
komunikasi pengelola BUMDes atau pelaksana organisasinya
sering ke kantor desa untuk membicarakan kegiatan-kegiatan
usaha yang sedang dijalankannya seperti usaha konveksi,
bengkel serta PPOB atau pembayaran online seperti pajak dan
listrik jadi, sedangkan untuk sumbangsih pendapatan hasil
usahanya untuk BUMDes berkah ini belum ada namun untuk
pemberdayaan ekonomi di masyarakat desa ini saya liat sudah
ada karena adanya bentuk kerjasama pengembangan UMKM di
desa ini saya berharap semoga BUMDes Berkah ini dapat
menambah hasil positif dari pengelolaannya terutama untuk
ekonomi masyarakat desa.” (Musdalifah Kaur Keuangan 4 Juli
2020)

Setelah pihak Pengelola BUMDes dan pihak Pemerintah Desa telah

memberikan informasi mengenai pelaporan dana desa dan keterkaitannya

dengan pengelolaan laporan keuangan BUMDes, selanjutnya peneliti mengggali

informasi kepada narasumber (S) usai 42 tahun, yaitu salah satu Masyarakat

Desa Pa’lalakkang sekaligus anggota unit usaha BUMDes Berkah. Berikut

hasil wawancaranya :

“Yang saya tahu tentang dana desa itu dana dari


pemerintah pusat sedangkan untuk keterkaitannya dengan
BUMDes ini karena modal dari BUMDes ini berasal dari dana
desa jadi pelaporan hasil penggunaan dananya harus sesuai,
saya pernah bantu di kantor desa jadi saya sedikit tahu mengenai
dananya dek, mungkin kalau komunikasi antara pemerintah desa
dan pengelola BUMDes Berkah terjalin baik karena saya juga
tidak pernah dengar ada salah komunikasi atau salah paham dan
berjalan baik saja ini BUMDes tapi ini BUMDes Berkah baru
8

terbentuk lagi jadi saya rasa belum ada hasil keuntungannya


karena saya sebagai anggota barunya baru merasakan sekitar 5
bulan ini jalan lagi kalau kontribusinya pemerintah desa saya
kurang tahu juga tapi kalau BUMDes Berkah ini walaupun belum
untung ceritanya tapi bersyukur masyarakat di sini dengan
terbentuknya lagi ini BUMDes karena kami masyarakat menengah
ke bawah merasa terbantu dengan bentuk kerja samanya”.
(Syahriar Masyarakat Desa Pa’lalakkang 4 Juli 2020).

Selanjutnya, penyampaian oleh (R) usia 45 tahun sebagai masyarakat

Desa Pa’lalakkang berikut hasil wawancaranya :

“Kalau dana desa yah dek yang saya tahu itu dana dari
pemerintah untuk desa saya kurang tahu juga itu apa
hubungannya desa sama BUMDes tapi kayaknya berhubungan
karena uangnya BUMDes dari desa, kalau kontribusinya kepada
desa saya kurang tahu juga, kalau keuntungannya kayaknya
belum ada karena baru terbentuk kemarin saya dengar, tapi kalau
menurut saya BUMDes Berkah ini sangat membantu masyarakat
dalam ekonominya apalagi diwaktu sekarang yang banyak
pengangguran sama ekonomi melambatki sangat membantu bagi
masyarakat pedagang kecil. Dengan bantuan kerjasama modal
dan lain sebagainya dan semoga bertambah anggotanya dan
lebih banyak masyarakat yang terbantu.” (Ribas Masyarakat Desa
Pa’lalakkang 4 Juli 2020).

Berdasarkan beberapa informasi yang didapatkan oleh narasumber baik

dari pihak Pemerintah Desa Pa’lalakkang, Pengelola BUMDes Berkah,

Pengawas BUMDes Berkah dan Masyarakat, peneliti menyimpulkan bahwa

hampir semua narasumber mengetahui keterkaitan pelaporan dana desa dengan

transparansi pengelolaan laporan keuangan BUMDes. Kehadiran BUMDes

Berkah mendapat hal positif dari semua narasumber karena adanya terbangun

kepercayaan yang jika pada sebelumnya BUMDes Pa’lalakkang tidak aktif

sedangkan untuk BUMDes Berkah ini sudah bisa membantu lebih banyak

masyarakat desa.
8

D. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan jika merujuk pada

prinsip transparansi yang mencakup dua hal yaitu informatif dan pengungkapan

dimana masing-masing memiliki indikator. Yang kemudian peneliti angkat untuk

dikemukakan sebagai alasan dari tercapainya tujuan penelitian adalah sebagai

berikut :

1. Informatif

Informatif adalah pemberian arus informasi, berita, penjelasan, mekanisme,

prosedur, data, fakta, kepada stakeholder yang membutuhkan informasi secara

jelas dan akurat. Adapun indikator dari informatif yang dipilih oleh peneliti

yang mewakili dan mendukung adalah :

a. Tepat Waktu

Bahwa laporan keuangan harus disajikan tepat waktu aga dapat

digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan yang bersifat ekonomi,

sosial, politik serta untuk menghindari tertundanya pengambilan keputusan

tersebut. Berdasarkan dari penjelasan tersebut jika dilihat dari hasil

wawancara dengan narasumber MA pada variabel transparansi pengelolaan

BUMDes Berkah bahwa laporan keuangan BUMDes Berkah dilaporkan

setiap MUSRENBANG dan kepada Inspektorat setiap akhir tahun. Serta

penyampaian dari narasumber (H) pada variabel transparansi pengelolaan

BUMDes Berkah mengatakan bahwa pemaparan hasil kinerja BUMDes

Berkah disampaikan setiap LPJ yang diadakan di Aula Desa yang

mengikutsertakan masyarakat.
8

b. Memadai

Penyajian laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang

berlaku secara umum di Indonesia mencakup dimuatnya pengungkapan

informatif yang memadai atas hal-hal material. Hal ini selaras dengan hasil

wawancara dengan narasumber (HA) pada variabel laporan keuangan bahwa

penyajian laporan keuangan BUMDes Berkah sesuai dengan juknis yang ada

di undang-undang khusus BUMDes misalnya menyajikan laporan L/R dan

laporan neraca dan narasumber dengan jelas menyampaian pencapaian laba

yang diperoleh oleh BUMDes Berkah. Untuk membantu pencatatan dan

pembukuan yang ada di BUMDes Berkah maka pihak pengelola

menggunakan sistem aplikasi My BUMDes agar terjadinya efisiensi kinerja.

Penyampaian narasumber (HA) juga didukung oleh penyampaian

narasumber (L) pada variabel yang sama bahwa laporan keuangan desa

harus memuat seperti laporan realisasi anggaran, neraca dan laporan lainnya,

sedangkan untuk laporan keuangan BUMDes memuat laporan neraca,

laba/rugi dan arus kas. Dari penyampaian dua narasumber di atas maka

diperjelas lagi oleh narasumber (MA) pada variabel yang sama (laporan

keuangan) bahwa laporan keuangan BUMDes berpatokan pada PSAK

ETAP dan laporan keuangan yang disajikan oleh BUMDes adalah laporan

laba/rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan posisi keuangan dan laporan

arus kas. Untuk memperkuat hasil penyampaian dari


8

narasumber maka dibuktikan dengan hasil laporan BUMDes dan Desa sesuai

dengan yang terlampir.

c. Mudah Diakses

Informasi yang dikeluarkan harus mudah diakses oleh semua pihak

yang berkepentingan. Peneliti beranggapan pengelola BUMDes dan aparat

Desa sudah menerapkan hal tersebut karena selama melakukan penelitian,

peneliti tidak menemukan kesulitan mengakses informasi yang dibutuhkan

seperti laporan keuangan BUMDes maupun laporan desa, sebagaimana yang

terlampir. Serta semua narasumber sangat responsive dalam menjawab

pertanyaan peneliti.

2. Disclosure (pengungkapan)

Pengungkapan kepada masyarakat atau publik (stakeholder) atas

aktivitas dan kinerja financial. Adapun indikator dari pengungkapan adalah :

a. Kondisi Keuangan

Adalah suatu tampilan atau keadaan secara utuh atas keuangan

organisasi selama periode atau kurun waktu tertentu. Berdasarkan dari

penelitian hal tersebut dibuktikan dari hasil wawancara dengan narasumber

(MA) pada variabel pertanyaan transparansi pengelolaan BUMDes Berkah

yang menyatakan bahwa pada laporan posisi keuangan dicantumkan modal

yang disertakan oleh desa yaitu sebesar Rp.100.000.000 yang didukung dan

diperkuat oleh bukti laporan posisi keuangan seperti yang terlampir.

Kemudian pernyataan narasumber tersebut diperkuat oleh narasumber (HA)

yang memaparkan hasil dari keuntungan yang


9

diperoleh oleh BUMDes Berkah sebesar Rp. 13.755.000 yang dibuktikan

dengan laporan laba BUMDes Berkah yang terlampir.

b. Susunan Pengurus

Adalah komponen-komponen (unit-unit kerja) dalam organisasi.

Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan

menunjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan yang berbeda-beda

tersebut diintegrasikan (koordinasi). Hal ini dibuktikan dengan

terlampirmya struktur organisasi BUMDes Berkah dan Desa Pa’lalakkang

yang dapat diperoleh dan diakses di Kantor Desa setempat.

Berdasarkan pada pemaparan indikator dari informatif dan pengungkapan

yang dinyatakan oleh Mardiasmo (2009) pada prinsip transparansi maka dapat

disimpulkan bahwa pihak pengelola BUMDes sudah menerapkan sikap

transparansi dalam mengelola laporan keuangannya sehingga dalam hal keterkaitan

transparansi pengelolaan laporan keuangan BUMDes Berkah terhadap pelaporan

dana Desa Pa’lalakkang yang dibuktikan pada hasil wawancara dengan

narasumber

(H) yang mengatakan bahwa pelaporan dana desa harus mengalami kecocokan data

dengan laporan keuangan BUMDes diakhir masa tahun anggaran, kaitannya ini

berdasarkan pada segi nilai yang akan dilaporkan yaitu dari pemberian modal

kepada BUMDes maupun penerimaan PAD oleh BUMDes baik itu pelaporannya

kepada masyarakat pada kegiatan Musyawarah Perencanaan Pembangunan

(MUSRENBANG) maupun pelaporannya kepada inspektorat. Namun karena

BUMDes Berkah saat ini


9

baru aktif beroperasi lagi jadi untuk Pendapatan Asli Desa (PAD) belum

terlaksana.

Selain itu, pada penelitian ini ditemukan juga data-data pada lapangan

yang kurang mendukung untuk memperoleh hasil penelitian yang maksimal, yaitu

adanya fakta dari hasil perolehan data primer (wawancara) maupun sekunder

(dokumen) yang mengungkapkan bahwa pada Desa Pa’lalakkang kurang efektif

dan efisien dalam pengelolaan BUMDes, karena sebelum BUMDes Berkah

terbentuk pada BUMDes sebelumnya secara pengelolaan baik dari segi laporan

maupun pengelolaan unit bisnis terbilang tidak aktif sehingga anggarannya menjadi

SILPA pada laporan realisasi anggaran tahun 2019. Hal ini dikarenakan pengurus

sebelumnya tidak bisa mengelola modal BUMDes dengan baik sehingga BUMDes

Pa’lalakkang sempat tidak difungsikan atau diaktifkan.

Kemudian dibentuk kembali pada 22 Februari 2020 yang mengalami

perubahan nama menjadi BUMDes Berkah untuk hal ini dilampirkan pada

penetapan kepengurusan BUMDes Berkah Desa Pa’lalakkang. Hal inilah yang

menjadi faktor penghambat untuk mendapatkan data cakupan penelitian yang lebih

luas karena peneliti tidak bisa menyajikan data yang menunjukkan keterkaitan dari

sisi lain selain penyajian laporan misalnya pendapatan asli desa dari keuntungan

BUMDes dikarenakan BUMDes Berkah yang diteliti baru diaktifkan kembali

untuk dikelola. Walaupun dari hasil wawancara sudah ada keuntungan BUMDes

namun dari sisi laporan keuangan BUMDes belum tercantum karena belum masa

pelaporan dan anggaran masih dikelola untuk unit bisnis lainnya.


9

Namun, hal tersebut tidak lantas membuat peneliti tidak bisa memperoleh

hasil penelitian yang sesuai dengan tujuan penelitian yang sudah terstruktur dalam

kerangka penelitian karena hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proses

transparansi yang dilakukan oleh pengelola BUMDes Berkah telah tercantum

dengan jelas dimana pada pelaporan realisasi anggaran dana desa dengan

transparansi laporan keuangan BUMDes mengalami kecocokan data. Adapaun

proses transparansi yang dilakukan oleh pihak pengelola BUMDes Berkah dengan

aparat Desa Pa’lalakkang agar diketahui oleh banyak kalangan masyarakat dan

tidak terjadi kesalahpahaman atas penggunaan dana baik dari sisi Desa

Pa’lalakkang maupun BUMDes Berkah.

Sedangkan untuk secara indikator pengungkapan untuk transparansi

pengelolaan laporan keuangan BUMDes terhadap pelaporan dana desa ialah pada

saat penyusunan masing-masing laporan yang dapat dilihat bahwa pada laporan

posisi keuangan periode anggaran 2019-2020 dilaporkan sebesar Rp. 100.000.000

sebagai modal awal dari desa dan hal tersebut sesuai dengan pelaporan dana desa

pada pelaporan realisasi Desa Pa’lalakkang 2019 yang melaporkan sebesar Rp.

100.000.000 untuk penyertaan modal desa kepada BUMDes. Sehingga bisa

dikatakan bahwa pengelolaan BUMDes sudah secara transparan baik dari sisi

pemberian informasi mengenai kegiatan maupun pengungkapan dalam laporan

pertanggungjawaban atau laporan keuangan setiap periode anggaran.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari uraian dan pembahasan di atas, sesuai dengan hasil penelitian

dan analisis data yang dilakukan maka yang dapat disimpulkan adalah sebagai berikut

1. Bahwa keterkaitan antara transparansi pengelolaan laporan keuangan BUMDes

terhadap pelaporan dana desa adalah pada saat penyajian masing-masing laporan

akhir, apakah data yang dilaporkan pada BUMDes akan sesuai dengan data pada

pelaporan dana desa baik dari segi penyertaan modal untuk BUMDes Berkah

maupun pendapatan asli desa yang diperoleh dari keuntungan BUMDes Berkah

pada Musyawarah Perencanaan Pembangunan (MUSRENBANG) maupun

pelaporannya kepada inspektorat namun untuk hal menyumbang PAD, BUMDes

Berkah belum mencapainya karena baru beroperasi kembali. Pencatatan

transaksi dan penyusunan laporan keuangan BUMDes Berkah menggunakan

aplikasi My BUMDes.

2. Diperoleh data-data penelitian pada lapangan yang memperkuat hasil penelitian

yaitu berupa hasil wawancara yang maksimal, serta kemudahan akses dalam

memperoleh data sekunder atau berupa dokumen laporan- laporan

pertanggungjawaban baik dari BUMDes Berkah maupun dari Desa Pa’lalakkang.

3. Pada penelitian ini diperoleh juga faktor yang menghambat penelitian yaitu

adanya fakta bahwa sebelum BUMDes Berkah terbentuk sebelumnya BUMDes

Pa’lalakkang pengelolaannya tidak efektif sehingga BUMDes

93
9

tidak diaktifkan sementara sampai BUMDes Berkah terbentuk dan diaktifkan

kembali.

4. Pengelolaan BUMDes yang tidak transparansi akan mengakibatkan sistem

pengelolaan yang tidak efektif dan efisien contoh pada tahun pengelolaan 2018-

2019 karena pengelola BUMDes tidak transparansi dalam mengelola BUMDes

sehingga kegiatannya tidak aktif dan mengakibatkan dana BUMDes pada tahun

2018-2019 tersebut Menjadi SILPA (Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran) padahal

anggaran tersebut masih bisa dikelola agar masyarakat bisa terbantu dan

merasakan kehadiran BUMDes.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan, maka saran atau rekomendasi

yang dapat diberikan sehubungan dengan judul yaitu Transparansi Pengelolaan

Laporan Keuangan BUMDes Terhadap Pelaporan Dana Desa (Pada BUMDes Berkah

Desa Pa’lalakkang Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar) adalah sebagai berikut :

1. Pihak pemerintah Desa Pa’lalakkang, Pengelola BUMDes, pihak BPD dan

masyarakat agar senantiasa menjaga hubungan baik.

2. Mempertahankan dan meningkatkan produktivitas kinerja agar

kedepannya bisa lebih baik.

3. Bagi Pengelola BUMDes Berkah Desa Pa’lalakkang agar dapat dijadikan

sebagai referensi dalam mengelola BUMDes kedepannya.

4. Bagi Pemerintah Desa setempat, hendaknya memberikan dukungan yang lebih

kepada Pengelola BUMDes Berkah.


9

5. Bagi Masyarakat Desa Pa’lalakkang agar lebih aktif ikut serta dalam kegiatan

BUMDes maupun Desa dan bisa memberikan sumbangsih, baik berupa tenaga,

saran maupun kritikan untuk kemajuan yang lebih baik.

6. Bagi para akademisi untuk penelitian selanjutnya, diharapkan dapat melakukan

kajian yang lebih mendalam dan lebih luas mengenai Transparansi Pengelolaan

Laporan Keuangan BUMDes Terhadap Pelaporan Dana Desa (Pada BUMDes

Berkah Desa Pa’lalakkang Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar).


DAFTAR PUSTAKA

Anik, P. (2016) Menyibak Pelaporan Aset Bersejarah Berdasarkan PSAP No.07


Tahun 2010. Blitar : Universitas Islam Balitar.

Ampa, A., R. 2014. Sekitar Sepuluh Kadesa yang Diduga Selewengkan Dana
ADD di Kecamatan Marbo Kab. Takalar. http: // www. mediakasus. com/
2014/ 11/ sekitar10- kades-yang- diduga- selewengkan .html. Diakses Rabu,
1 April, 2020, Pukul 13.03 Wita.

Bastian. (2010). Akuntansi Sektor Publik Suatu Pengantar. Jakarta : Erlangga.

Chomariyah, Nurul H, dan Bambang A. 2016. Participation Principle on The 2014


Village Law in Coastal Village. International Journal of Bussiness,
Economics and Law. 10 (4) : 33-40.

Coryanata, I. (2007). Akuntanbilitas, Partisipasi Masyarakat dan Transparansi


Kebijakan Publik Sebagai Pemoderating Hubungan Pengetahuan Dewan
Tentang Anggaran dan Pengawasan Keuangan Daerah (APBD). Simposium
Nasional Akuntansi X (P.99). Makassar. Unhas.

Dedi Noordiawan. (2007). Akuntansi Pemerintahan. Jakarta : Salemba Empat.

Didjaja, M. (2003). Transparansi Pemerintahan. Jakarta : Rineka Cipta.

Dwi, Martiani. (2017). Akuntansi Keuangan Menengah. Edisi 2. Jakarta : Salemba


Empat.

Faradilla Ananda Safitri, d. (2016). Tinjauan Yuridis Terhadap Pengelolaan Dan


Pertanggungjawaban Badan Usaha Milik Desa Yang Belum
Berbadan Hukum. Diponegoro Law Review, 8-10.

Furqaini, A. 2009. Pengelolaan Keuangan Desa dalam Mewujudkan Good


Governance (Studi pada Pemerintahan Desa Kalimo’ok Kecamatan
Kali-anget Kabupaten Sumenep). Tesis. Program S2 Universitas
Pembangunan Nasional”Veteran”. Surabaya

Irawati, D. (2017). Transparansi pengelolaan laporan keuangan BUMDes


terhadap pelaporan aset desa (Studi Fenomenologi Pada BUMDes
Desa Karangbendo Kec. Ponggok, Kab. Blitar). SNAPER-EBIS , 49-
50.

96
9

Krina P, L. (2003). Indikator dan Alat Ukur Prinsip Akuntanbilitas, Transparansi


dan Partisipasi. Jakarta : Sekretariat Good Public Governance Bappens.

Mahmudah, S. (2018). Akuntabilitas laporan keuangan badan usaha milik desa


(studi kasus: BUMDes desa sungon legowo bungah gresik).
Ecopreneur Economic and Business.

Mardiasmo. (2009). Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta : Cetakan Ke-empat, CV


Andi Offset.

Nafi'atul, M. S. (2019). Pola Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)


Amanah Pada Unit Usaha Desa Karangsuko Kecamatan Pagelaran
Kabupaten Malang. UM Institusional Repository , 125.

Nazir, M. 1998. Metode Penelitian, Ghalia. Indonesia : Jakarta.

Nurlan, D. (2008). Akuntansi Keuangan Daerah. Jakarta : Cetakan Pertama. PT Indeks.

Pemerintah Republik Indonesia. 1999. Jakarta. Undang-Undang Nomor 39 tahun 1999.


Tentang Hak Asasi Manusia.

Peraturan Pemerintah Nomor 71. Tahun 2010. Tentang laporan keuangan sektor
publik.

Permendagri Nomor 113. Tahun 2014. Tentang pengelolaan keuangan desa.

Permendesa Nomor 4. Tahun 2015. Tentang Pendirian, Pengurusan dan


Pengelolaan dan Pembubaran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes.

Rahmanurrasjid, A. (2008). Akuntanbilitas dan Transparansi Dalam


Pertanggungjawaban Pemerintah Daerah Untuk Mewujudkan
Pemerintahan Yang Baik di Daerah. Semarang. Program Magister Ilmu
Hukum. Universitas Diponegoro.

Rahmat, S. P. 2009. Penelitian Kualitatif. Equilibrium. 5(9): 1-8

Salle, A. (2017). Makna Transparansi Dalam Pengelolaan Keuangan Daerah.


Kajian Ekonomi dan Keuangan Daerah, 2-3.

Sofyan, A. (2015). Landasan Hukum Pendirian Badan Usaha Milik Desa.


Keuangan Desa.
9

Sugiyono. (2005). Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta.

Sugioyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung : R&D


Pitabeta.

Suwarjono. (2006). Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan.


Yogyakarta : Cetakan Kedua BPFE.

Undang-Undang No. 32. Tahun 2004. Tentang Pemerintahan Daerah Pasal 213
ayat (1).

Undang-Undang No. 6. Tahun 2014. Tentang Desa

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2004. Tentang Keuangan


Negara. Jakarta : Tamita Utama.

Werimon, S. I. (2007). Pengaruh Partisipasi Masyarakat dan Transpransi Kebijakan


Publik Terhadap Hubungan Antara Pengetahuan Dewan Tentang Anggaran
Dengan Pengawasan Keuangan Daerah (APBD). Simposium Nasional
Akuntansi X (pp. 21-23). Makassar : SNA X.

Wiranto, T. (2012). Akuntanbilitas dan Transparansi Dalam Pelayanan Publik.


www. Depkominfo.go.id

Zulkifli Umar, D. (2018). Pengaruh akuntabilitas dan transparansi pengelolaan


keuangan daerah terhadap kinerja instansi inspektorat. Aceh :
Kolegial, 145.
LAMPIRAN

9
Lampiran
PEDOMAN WAWANCARA

NO INDIKATOR TRANSPARANSI (informatif) CODING


Apa yang anda ketahui tentang transparansi ? terutama HA, MA, H, M,
1.1
transparansi dalam pengelolaan BUMDes L, S, R
Siapa sajakah yang berhak mendapatkan informasi
HA, MA, H, M,
1.2 mengenai pengelolaan BUMDes Berkah Desa
L, S, R
Pa’lalakkang?
Dimana tempat penyampaian informasi mengenai HA, MA, H, M, L,
1.3
pengelolaan BUMDes Berkah Desa Pa’lalakkang ? S, R
Bagaimana bentuk penyampaian informasi mengenai HA, MA, H, M, L,
1.4
pengelolaan BUMDes ? S, R
NO INDIKATOR TRANSPARANSI (pengungkapan) CODING
Bagaimana langkah-langkah pengelola BUMDes dalam
HA, MA, H, M,
2.1 meminta saran, kritik maupun pendapat masyarakat
L, S, R
dan dalam memberikan respon ?
Apakah sejauh ini BUMDes Berkah pernah mengalami
kesulitan dalam pengungkapan (laporan HA, MA, H, M,
2.2
pertanggungjawaban) kepada masyarakat dan L, S, R
pemerintah desa ?
NO INDIKATOR LAPORAN KEUANGAN CODING
Apa yang anda ketahui tentang laporan keuangan ? HA, MA, H, M,
3.1
terkhususnya laporan keuangan BUMDes ? L, S, R
Bagaimana bentuk laporan keuangan BUMDes Berkah HA, MA, H, M, L,
3.2
Desa Pa’lalakkang ? Apakah sesuai dengan juknis ? S, R
Jenis metode apa yang digunakan BUMDes Berkah Desa
HA, MA, H, M,
3.3 Pa’lalakkang dalam mencatat transaksi
L, S, R
keuangannya ?
Siapa saja yang dapat mengetahui hasil laporan HA, MA, H, M,
3.4
keuangan BUMDes Berkah Desa Pa’lalakkang ? L, S, R
NO INDIKATOR DANA DESA CODING
HA, MA, H, M, L,
4.1 Apa yang anda ketahui tentang dana desa?
S, R
Bagaimana sejauh ini komunikasi serta relasi yang HA, MA, H, M,
4.2
terbangun antara BUMDes dan pemerintah desa ? L, S, R
Apakah sejauh ini BUMDes Berkah Desa Pa’lalakkang
HA, MA, H, M,
4.3 telah berkontrbusi ke desa ? terkhususnya
L, S, R
menyumbang pendapatan asli desa
Menurut anda, apakah ada keterkaitan antara
HA, MA, H, M,
4.4 transparansi laporan keuangan BUMDes terhadap pelaporan
L, S, R
dana desa Berkah Desa Pa’lalakkang ?

10
Lampiran
TRANSKIP JAWABAN WAWANCARA

NO CODING TRANSKIP JAWABAN


Sebagai ketua BUMDes yang diberikan amanah oleh masyarakat
yang di perantarai Kepala Desa saya beranggapan bahwa
transparansi sangat penting bagi pengelolaan BUMDes karena
HA bukan hanya untuk hari ini tapi lebih kepada kedepannya,
transparansi ini sebagai bentuk pertanggungjawaban kami dan agar
ada bahan pertimbangan
dalam pengambilan keputusan untuk kegiatan selanjutnya.
Transpransi adalah sebuah prinsip yang menjamin seluruh akses
informasi atau kebebasan kepada semua pihak yang terlibat dalam
kegiatan kami di BUMDes Berkah ini sebagai pelayan masyarakat
dalam membantu meningkatan potensi ekonomi desa yang ada
sesuai amanat konsitusi UU No 6. Tahun 2014 serta PERMENDES
MA
No 4 tahun 2015 tentang desa dan BUMDes salah satu prinsip
utama dalam pengelolaannya yaitu transparansi sehingga itulah
yang mendasari kami memberikan keterbukaan informasi dalam
1.1 mengelola BUMDes ini

Transparasi merupakan sebuah sikap keterbukaan kepada


H masyarakat dan pihak terkait mengenai hasil kerja kita sebagai
pihak pengelola
Yang saya tahu tentang transparansi itu sebuah pemberian
M
informasi tanpa ada yang ditutup-tutupi sama masyarakat
Menurut saya dek transparansi ialah sebuah tindakan yang harus
dilakukan oleh sebuah lembaga atau pun instansi dalam
L
memberikan informasi tanpa ada unsur yang ditutup-
tutupi.
Yang saya tahu tentang transparansi yaitu terbuka dan jujur kalau
S transparansinya ini BUMDes kurasa lumayan
transparansi
R Harus mengatakan sejujur-jujurnya apa yang dilakukan.
bahwa dana ini dari rakyat maka sepatutnya rakyat berhak
HA
penuh mengetahui kinerja kita.
kepada pihak-pihak yang menjalankan seperti masyarakat,
MA
BUMDes, Desa, BPD dan Inspektorat.
Harus diketahui oleh semua pihak agar masyarakat tahu
1.2
H seperti apa dana desa yang di amanahkan kepada BUMDes untuk
dikelola dan membangun ekonomi desa
peserta dalam rapat kemarin saya rasa cukup terbuka ada dari
M beberapa kalangan yang hadir, ada masyarakat pihak
BPD dan pihak Pemerintah Desa

10
10

informasi BUMDes kepada masyarakat dan lembaga desa


L
lainnya
baik sekali itu nak kalau sebuah kegiatan terbuka dengan semua
pihak tidak kepada pemerintah saja tetapi ke kita yang masyarakat
S
ini juga sebaiknya tahu perkembangan itu
BUMDes
R Selama ini ada BUMDes selalu undang masyarakat
kami sampaikan disetiap kesempatan yang tersedia, seperti pada
HA musdes di aula desa, kami di BUMDes Berkah
membukakan pintu selebar-lebarnya bagi masyarakat
contohnya saja kemarin dalam pembentukan unit usaha di aula
MA desa kami menyampaikan segala hal mengenai
BUMDesa ini
pemaparan hasil kinerja akan disampaikan setiap pemaparan
disetiap LPJ yang diadakan di aula desa dan pastinya
mengikutsertakan masyarakat Desa Pa’lalakkang, penyampaiannya
H itu ada yang secara langsung atau lisan yang disampaikan pada
1.3 musyawarah desa dan ada juga tulisan yaitu di papan informasi
yang ada di depan kantor
desa
seperti waktu rapat pembentukan unit usaha kemarin yang
M
dilaksanakan di aula desa
seperti pada saat pembentukan unit usaha yang
L
dilaksanakan di aula desa
S pada saat di aula kantor desa
BUMDes selalu undang masyarakat untuk hadir rapat di
R
kantor desa
Pemberian informasi hasil kerja kita sebagai pengurus akan kami
sampaikan disetiap kesempatan yang tersedia, seperti pada musdes,
rencananya kami akan mengadakan forum grup discussion untuk
HA
lebih memudahkan dalam memperoleh suntikan ide-ide segar dari
kaum muda yang ada di Desa
Pa’lalakang
kemarin pelaporan kepada Inspektorat Kabupaten berjalan lancaran
karena semua data hasil kinerja sesuai dengan petunjuk teknis.
Adapun untuk pelaporan hasil kinerja tahunan akan dilaporkan
1.4 MA pada akhir tahun. Untuk sistematika pelaporannya kami sudah
membuatnya dengan baik pada laporan posisi keuangan dimana
pada laporan tersebut sudah dicantumkan berapa besar modal yang
diberikan oleh
Aparat Desa yaitu sebesar Rp. 100.000.000
untuk pemaparan hasil kinerja akan disampaikan setiap pemaparan
H disetiap LPJ yang diadakan di aula desa dan
pastinya mengikutsertakan masyarakat Desa Pa’lalakkang
M seperti waktu rapat pembentukan unit usaha kemarin
L Sejauh ini BUMDes Berkah ini cukup transparan dalam
10

pengelolaan seperti memberikan informasi kepada


masyarakat dan lembaga desa lainnya, seperti pada saat
pembentukan unit usaha yang dilaksanakan di aula desa
dulu waktu rapat pembentukan banyak solusi yang disampaiakan
dan Ahamdulillah dengan adanya ini BUMDes bisa membantu-
S
bantu juga orang seperti kita ini untuk punya
pekerjaan dan ada penghasilan
Selama ini ada BUMDes selalu undang masyarakat untuk
R hadir rapat di kantor desa karena mau sampaikan
kegiatannya itu BUMDes baru jelas juga apa mereka kerja
kami di BUMDes Berkah membukakan pintu selebar-lebarnya bagi
masyarakat yang ingin memberikan ide, gagasan maupun kritikan
dan sejauh ini semenjak berjalannya BUMDes Berkah
Alhamdulilah untuk masalah keterbukaan kami ke masyarakat baik
HA itu secara lisan maupun tulisan sudah kami terapkan dan
rencananya kami akan mengadakan forum grup discussion untuk
lebih memudahkan dalam memperoleh suntikan ide-ide segar dari
kaum muda
yang ada di Desa Pa’lalakang
kami memberikan keterbukaan informasi dalam mengelola
BUMDes ini selain itu kami selalu berkordinasi kepada pihak-
MA pihak dalam menjalankan ini baik itu mereka yang memberikan
saran dan kritkan kami akan sangat respect baik
itu lisan maupun tulisan
saya rasa pengurus BUMDes yang baru ini mampu mengajak
masyarakat dalam mengelola BUMDes Berkah ini dengan
H
2.1 mendengar masukan dan pendapat ketika mempunyai
kekeliruan
kalau ada masyarakat yang kasih pendapat sama saran saya liat
pengurus BUMDes care dalam memberikan respon seperti waktu
M rapat pembentukan unit usaha kemarin yang dilaksanakan di aula
desa banyak ide dari masyarakat yang
di tampung sama pengelola BUMDes
seperti pada saat pembentukan unit usaha yang dilaksanakan di
aula desa saat itu beberapa masyarakat antusias memberikan saran
L
dan masukan dalam
pengelolaannnya BUMDes
dulu waktu rapat pembentukan banyak solusi yang disampaiakan
langsung dan cukup direspon pada saat di aula kantor desa itu
S
yah baik sekali itu nak kalau sebuah
kegiatan terbuka dengan semua pihak
itu pegawai BUMDes kalua ada yang mau dikasih saran mau
R
ji juga na dengar dari masyarakat
sejauh ini juga kami tidak memiliki hambatan karena ada
2.2 HA salah satu pengelola kami sedikit tahu tentang pelaporan keuangan
karena mempelajari akuntansi di kuliahnya.
10

Alhamdulillah kami sejauh ini belum mengalami hambatan dalam


penyampaian kinerja kami. Salah satunya kemarin pelaporan
MA kepada Inspektorat Kabupaten berjalan lancaran karena semua data
hasil kinerja sesuai dengan petunjuk
teknis.
tidak menemui kesulitan, walaupun mungkin pemerintahan
H sebelumnya ada sedikit kekeliruan karena ada juga SILPA dana
BUMDes kemarin.
Saya rasa pengelola BUMDes melaksanakan kewajibannya
M
dengan baik
sejauh ini yang saya dengar BUMDes Berkah tidak memiliki
hambatan dalam pembuatan laporannya karena prinsip
L
penyampaian informasinya menyeluruh kepada masyarakat
sehingga tidak ada yang ditutup-tutupi.
saya kurang tahu juga tapi kalau BUMDes Berkah ini walaupun
belum untung ceritanya tapi bersyukurmi masyarakat disini dengan
S terbentuknya lagi ini BUMDes karena kami masyarakat
menengah ke bawah merasa
terbantu dengan bentuk kerja samanya
Kurang tahu tapi menurut saya BUMDes Berkah ini sangat
membantu masyarakat dalam ekonominya apalagi di waktu
sekarang yang banyak pengangguran sama ekonomi melambatki
R sangat membantu bagi masyarakat pedagang kecil dengan bantuan
kerjasama modal dan lain sebagainya dan semoga bertambah
anggotanya dan lebih banyak
masyarakat yang terbantu.
Laporan keuangan itu yang saya tau, yaitu sebuah laporan yang
HA menerangkan hasil usaha suatu perusahaan atau
organisasi
Menurut saya laporan keuangan ialah sebuah uraian yang
menggambarkan tentang keadaan ekonomi suatu instansi atau
lembaga usaha suatu periode tertentu selain berfungsi sebagai
MA penggambaran kinerja hasil transaksi keuangan selama periode
akuntansi juga berfungsi sebagai acuan perencanaan anggaran
tahun periode akuntansi tahun
berikutnya
3.1
Laporan keuangan menurut saya nak yaitu sebuah laporan yang
H menggambarkan hasil transaksi keuangan dalam satu
tahun
Menurut saya laporan keuangan yaitu suatu penggambaran hasil
M kinerja atau kegiatan instansi maupun lembaga yang
terkait dengan hasil ekonominya
Laporan keuangan menurut saya yaitu penggambaran mengenai
hasil usaha suatu perusahan atau instansi dalam satu periode
L
tertentu untuk metode pelaporan keuangan
BUMDes kayaknya sama dengan laporan keuangan usaha
10

lainnya tapi kalau laporan keuangan desa yah harus sesuai


dengan aturan yang berlaku, seperti laporan realisasi
anggaran, neraca dan laporan keuangan lainnya.
Yang saya dengar-dengar ini belum adapi keuntungan hasil usaha
karena masih baru ini BUMDes Berkah kayaknya baru 4-5 bulan
dan banyak saya dengar juga yang BUMDes kemarin masalah jadi
S
baru ini terbentuk kembali tapi bagus ini BUMDes Berkah karena
mampu membantu perekonomian
desa
Saya kurang tahu persoalan itu karena saya agak jarang
R terlibat di desa tapi saya dengar-dengar dari tetangga saja kalau
ada permasalahan desa
bentuknya laporan keuangan BUMDes Berkah ini kami sesuai
dengan juknis yang ada pada undang-undang BUMDes. Saya
HA
kurang tahu jenis-jenisnya secara lengkap
yang saya tau itu hanya laporan laba sama neraca
bentuk laporan keuangan BUMDes kami itu sama dengan badan
usaha lainnya yang berpotakan pada standar akuntansi keuangan
dan menjadikan dasar PSAK ETAP seperti BUMDes-BUMDes lain
PSAK ETAP ini kami gunakan karena kami masih terbilang unit
usaha yang belum besar sehingga belum membutuhkan akuntan
publik dalam pemeriksaannya nanti, sesuai dengan PSAK 1 tentang
penyajian laporan keuangan dimana laporan keuangan lengkap
meliputi laporan laba/rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan
posisi keuangan, laporan arus kas serta catatan atas laporan
MA keuangan namun laporan keuangan yang biasa disajikan oleh Badan
Usaha Milik Desa (BUMDes) hanya laporan laba/rugi, laporan
perubahan ekuitas, laporan posisi keuangan dan arus kas jadi sama
halnya dengan kegiatan usaha normal lainnya siklus akuntansi kami
3.2
sama yaitu mulai dari jurnal umum buku besar neraca saldo jurnal
penyusuaian (inkondisional) neraca lajur neraca saldo setelah
penyesuaian dan laporan keuangan dan ada jurnal
pembalik kalau ada akun yang perlu di balik

laporan keuangan kami itu nak sudah sesuai dengan aturan atau
petunjuk teknis yang berlaku karena kita di pemerintah desa itu ada
H sistem komputerisasinya tersendiri SISKEUDES namanya sistem
keuangan desa yang dikerja bendahara atau
staff kaur keuangan,
bentuk keuangan Desa Pa’lalakkang ini sama dengan desa lainnya yang
berpedoman pada petunjuk teknis dan standar akuntansi publik sebagai acuan
M yang jenis-jenisnya itu ada yang namanya laporan realisasi anggaran dimana
laporan ini sebagai patokan dalam menilai suksesnya program tahunan sebuah
desa atau pokjanya, ada yang namanya neraca dan arus
kas
10

bentuk laporannya BUMDes sama dengan bentuk usaha lainnya


yaitu ada neraca, laba rugi, arus kas sedangkan untuk laporan
keuangan desa yaitu harus berpatokan pada standar akuntansi
L publik dalam pencatatannya dan juga dilaporkan pada sistem
keuangan desa atau SISKEUDES baik itu laporan keuangan
BUMDes dan laporan keuangan
desa
saya kurang tahu persisnya karena saya tidak mengerti juga
permasalahan laporan seperti itu yang saya harap yaitu BUMDes ini
S mampu mempertahankan dan meningkatkan lagi permodalan usaha
dalam membangun ekonomi masyarakat
Desa Pa’lalakkang ini
Saya kurang tahu persoalan laporan karena saya agak jarang
R
terlibat di desa tapi saya dengar-dengar dari tetangga saja
setiap ada pemasukan atau pengeluaran dan yang
HA berhubungan dengan uang, akan langsung dicatat oleh
bendahara dan sekertaris sebagai pembukuan
metode yang kami gunakan itu sama dengan usaha-usaha lainnya
yang melakukan catatan dengan metode double entry dan basic
MA
yang di gunakan yaitu akrual sehingga kami dapat
meminimalisir kesalahan maupun (fraud)
selain dalam bentuk manual yang berkas laporan yang
H diberikan kepada inspektorat nanti ada juga dalam bentuk
laporan elektronik (yang sudah terkomputerisasi)
berpedoman pada petunjuk teknis dan standar akuntansi publik
sebagai acuan yang jenis-jenisnya itu ada yang namanya laporan
realisasi anggaran dimana laporan ini sebagai patokan dalam
menilai suksesnya program tahunan sebuah desa atau pokjanya, ada
yang namanya neraca dan arus kas sekarang serba teknologi maka
M
3.3 laporan keuangan ada juga sistem komputernya SISKEUDES
berkat adanya sistem ini memudahkan dan meminimalisir kesalahan
pencatatan laporan keuangannya dan yah alhamduillah kita
di Desa Pa’lalakkang ini tidak mengalami kendala

bentuk laporannya BUMDes sama dengan bentuk usaha lainnya


yaitu ada neraca, laba rugi, arus kas sedangkan untuk laporan
keuangan desa yaitu harus berpatokan pada standar akuntansi
L publik dalam pencatatannya dan juga dilaporkan pada sistem
keuangan desa atau SISKEUDES baik itu laporan keuangan
BUMDes dan laporan keuangan
desa
bentuk laporannya saya kurang tahu persisnya karena saya
S
tidak mengerti juga permasalahan laporan seperti itu
Saya kurang tahu untuk masalah seperti tapi saya tahu selalu
R
ada laporannya
3.4 HA untuk yang berhak mengetahui laporan keuangan kami itu
10

yaitu Kepala Desa karena yang berhak memutusakan diterimanya


laporan pertanggungjawaban kami nantinya ialah Penasihat
BUMDes atau Kepala Desa itu sendiri, selain itu lembaga-lembaga
desa, masyarakat Desa Pa’lalakkang dan
pihak pemerintah terkait lainnya
pada pihak terkait baik eksternal maupun internal, pihak internal
yaitu seperti penasihat BUMDes, Pengawas BUMDes serta unit
MA usaha sedangkan pihak eksternal seperti investor jika ada,
pemerintah kabupaten dan masyarakat luas
terkhususnya kepada masyarakat Desa Pa’lalalakkang
laporan keuangan kami yaitu terkhususnya masyarakat Desa
Pa’lalakkang lembaga-lembaga desa pemerintah yang terkait dan
sebagainya jadi penyampaiannya itu ada yang secara langsung atau
H
lisan yang disampaikan pada musyawarah desa dan ada juga tulisan
yaitu di papan informasi yang ada
di depan kantor desa
untuk publikasinya itu laporan keuangan yaitu kepada Masyarakat
Desa Pa’lalakkang, BPD, LPM, Karang Taruna, serta pemerintah
M yang terkait, untuk pelaporannya kita paparkan itu di musyawarah
desa dan papan informasi yang
terpampang besar di depan kantor desa
dipublikasikan kepada masyarakat Desa Pa’lalakkang
L terkhususnya dan lembaga-lembaga desa serta pihak
pemerintah yang terkait
baik sekali itu nak kalau sebuah kegiatan terbuka dengan semua
pihak tidak kepada pemerintah saja tetapi ke kita yang masyarakat
S
ini juga sebaiknya tahu perkembangan itu
BUMDes
R Kepada masyarakat
Yang saya tahu mengenai dana desa itu dana yang diberikan
HA dari pemerintah pusat dipergunakan segala bentuk
pembangunan dan keperluan masyarakat yang ada di desa
BUMDes sebagai program pemberdayaan masyarakat terkhususnya
dalam pembangunan potensi ekonomi desa yang sudah pasti
dananya bersumber dari dana desa sesuai yang tercantum dalam
MA
PERMENDES No. 4 Tahun 2015 pasal BAB III bagian kedua
pasal 17 mengenai Modal
4.1 BUMDesa.
Sesuai dengan UU No 6 Tahun 2014 tentang desa bahwa
H
desa diberikan kemandirian untuk mengatur ekonomi sendiri
Dana desa adalah dana yang bersumber dari APBN yang
diperuntukan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan,
M
pelakasanaan, pembangunan dan pembinaan
masyarakat
Dana desa ialah dana yang bersumber dari anggaran
L
pendapatan dan belanja negara yang diperuntukkan untuk
10

masyarakat desa
Yang saya tahu tentang dana desa itu dana dari pemerintah
S
pusat
Kalau dana desa yah dek yang ku tahu itu dana dari
R
pemerintah untuk desa
sejauh ini komunikasi kami cukup terbangun antara pihak
pemerintah desa dan masyarakat karena kami beranggapan bahwa
komunikasi yang intens akan mengurangi miskomunikasi antar
HA pihak Alhamdulillah dengan pengalaman belasan tahun di lembaga
desa seperti BPD dan LPM yang saya bawahi cukup berjalan solid
dengan
pemerintah desa
Untuk sejauh ini komunikasi kami dari pihak pengelola BUMDesa
Berkah dengan Pemerintah Desa dan masyarakat kami selalu jaga
agar terciptanya sinergitas antar pihak, komunikasi yang terbangun
hangat akan memudahkan pengelolaan BUMDes ini contohnya saja
dalam pelaporan keuangan BUMDes kemarin yang kepada
inspektorat kabupaten pemerintah desa membantu dalam hal
MA
informasi keuangan BUMDes sebelumnya begitupun kami
BUMDes Berkah kami kolektif menyampaikan informasi yang real
kepada inspektorat agar pemerintah desa terbantu dalam
pelaporannya selain dari itu sarana dan prasarana sudah di
siapkan oleh pihak pemerintah desa namun masih kurang

pihak Aparat Desa dan Pengelola BUMDes itu harus selalu


4.2 berkomunikasi dalam kelancarannya ini BUMDes yang selama ini
dibangun walaupun BUMDes Berkah ini baru dan dulunya
BUMDes Pa’lalakkang tidak berkembang karena beberapa hal
H
itulah menjadi pelajaran kegagalan BUMDes yang dahulu antara
pemerintah desa dan pengelola BUMDes tidak transparan, tidak
lepas dari itu masyarakat juga diajak
berpartisipasi
untuk hal itu sejauh ini komunikasi pengelola BUMDes atau
pelaksana organisasinya sering ke kantor desa untuk membicarakan
M kegiatan-kegiatan usaha yang sedang dijalankannya seperti usaha
konveksi, bengkel serta PPOB
atau pembayaran online seperti pajak dan listrik
saya rasa sudah ada perkembangan dibanding BUMDes lalu,
L
untuk kontribusi pemerintah desa
mungkin kalau komunikasi antara pemerintah desa dan pengelola
BUMDes Berkah baik karena saya juga tidak pernah dengar ada
S
salah komunikasi atau salah paham dan
berjalan baik saja ini BUMDes
Bagus sekali jadi ini kita masyarakat bisa merasakan mungkin
R kalau komunikasi antara pemerintah desa dan
pengelola BUMDes Berkah baik karena saya juga tidak
10

pernah dengar ada salah komunikasi atau salah paham dan


berjalan baik saja ini BUMDes
walaupun sejauh ini kami BUMDes Berkah belum memberikan
kontrbusi dalam bentuk PAD (Pendapatan Asli Desa) namun kami
telah mencoba membangun kepercayaan masyarakat desa kepada
HA BUMDes yang dulunya sempat tidak aktif, dengan waktu yang
kurang lebih 5 bulan ini kami sudah mampu membentuk unit
usaha meskipun masih
terhalang dengan adanya pandemi ini.
BUMDes Berkah ini baru beroperasi sekitar 5 Bulan lebih dan
belum ada sumbangsih Pendapatan asli desa yang dihasilkan
namun kami sudah dapat kepercayaan kembali pada masyarakat
dengan hadirnya BUMDes ini banyak masyarakat yang ingin
bekerjasama dengan kami namun dengan situasi sekarang kami
MA
perlahan terlebih dahulu membentuk unit-unit usaha dan harus
selalu melalui Anggaran Dasar dan Rumah Tangganya kami, yang
di dalamnya sudah ada planning unit-unit usaha yang akan
dibangun terlebih dahulu.

kontribusi kami sejauh ini yah sudah ada walaupun kami akui
belum maksimal karena adanya pandemi ini kami prioritaskan dulu
untuk penanganannya. Untuk masalah kontribusi BUMDes
terhadap desa, kan BUMDes Berkah ini masih terbilang baru belum
ada PAD (Pendapatan Asli Desa) yang disumbangkan tapi
4.3 H
Alhamdulillah sudah banyak masyarakat yang menikmati hasil
pengelolaan unit usaha BUMDes ini seperti usaha konveksi diajak
kerjasama dalam pengadaan alat dan bahannya begitu pun tukang
meubel dan bengkel
masih banyak sekali program dari BUMDes.
untuk sumbangsih pendapatan hasil usahanya untuk BUMDes
berkah ini belum ada namun untuk pemberdayaan ekonomi di
masyarakat desa ini saya liat sudah ada karena adanya bentuk
M kerjasama pengembangan UMKM di desa ini saya berharap semoga
BUMDes Berkah ini dapat menambah hasil positif dari
pengelolaannya terutama untuk ekonomi
masyarakat desa.
saat ini BUMDes Berkah belum menyumbang penghasilan kepada
Desa Pa’lalakkang tapi saya rasa sudah ada perkembangan
dibanding BUMDes lalu, untuk kontribusi pemerintah desa yang
L saya tahu sudah ada namun masih terbengkalai beberapa hal karena
adanya aspek informal dalam pengadaan fasilitas penunjang
pengelolaan BUMDes
Berkah ini.
BUMDes Berkah baru terbentuk lagi jadi saya rasa belum
S ada hasil keuntungannya karena saya sebagai anggota barunya
baru merasakan sekitar 5 bulan ini jalan lagi kalau
11

kontribusinya pemerintah desa saya kurang tahu juga tapi kalau


BUMDes Berkah ini walaupun belum untung ceritanya tapi
bersyukurmi masyarakat disini dengan terbentuknya lagi ini
BUMDes karena kami masyarakat menengah ke bawah
merasa terbantu dengan bentuk kerja samanya
kalau kontribusinya kepada desa saya kurang tahu juga, kalau
keuntungannya kayaknya belum ada karena baru terbentuk kemarin
saya dengar, tapi kalau menurut saya BUMDes Berkah ini sangat
membantu masyarakat dalam ekonominya apalagi di waktu
R sekarang yang banyak pengangguran sama ekonomi melambatki
sangat membantu bagi masyarakat pedagang kecil dengan bantuan
kerjasama modal dan lain sebagainya dan semoga bertambah
anggotanya dan lebih banyak masyarakat yang terbantu.

Berpengaruh pada saat penyajian laporannya nanti kepada


HA
masyarakat dan inspektorat
kepada inspektorat kabupaten pemerintah desa membantu dalam hal
informasi keuangan BUMDes sebelumnya begitupun kami
MA BUMDes Berkah kami kolektif menyampaikan informasi yang real
kepada inspektorat agar pemerintah desa
terbantu dalam pelaporannya
BUMDes. Keterkaitan pelaporan dana desa dengan sikap
transparansi pengelolaan laporan keuangan BUMDes yah itu bahwa
pelaporan dana desa harus mengalami kecocokan data dengan
laporan keuangan BUMDes diakhir masa tahun anggaran, kaitannya
ini berdasarkan pada segi nilai yang akan dilaporkan yaitu dari
pemberian modal kepada BUMDes maupun penerimaan PAD oleh
H
BUMDes baik itu pelaporannya kepada masyarakat pada kegiatan
Musyawarah Perencanaan Pembangunan (MUSRENBANG)
maupun pelaporannya kepada inspektorat. Pada tahun 2019 desa
4.4
memberikan modal kepada BUMDes sebesar Rp.
100.000.000

keterkaitan antara transparansi laporan keuangan BUMDes dengan


pelaporan dana desa dek saya mengacu pada UU Desa dana utama
M dari BUMDes itu berasal dari dana desa apabila terjadi untung
ataupun rugi hasil usaha BUMDes
akan muncul di laporan realisasi anggaran desa juga
untuk keterkaitan antara transparansi pengelolaan laporan keuangan
sangat terkait antara pelaporan dana desa sangat terkait karena
sumber utama dari BUMDes ini dari APBDes walaupun dari pihak
luar boleh berkontribusi dalam menanam modal di BUMDes
L
Berkah ini selaku ketua BPD juga di desa ini saya menilai BUMDes
Berkah sudah ada peningkatan di banding BUMDes Pa’lalakkang
yang dulu karena yang dulu
itu tidak aktif sehingga anggarannya menjadi SILPA pada
11

laporan realisasi anggaran tahun 2019


untuk keterkaitannya dengan BUMDes ini karena modal dari
BUMDes ini berasal dari dana desa jadi pelaporan hasil
S
penggunaan dananya harus sesuai, saya pernah bantu di
kantor desa jadi saya sedikit tahu mengenai dananya dek
saya kurang tahu juga itu apa hubungannya desa sama
BUMDes tapi kayaknya berhubungan karena uangnya
R BUMDes dari desa kalau kontribusinya kepada desa saya
kurang tahu juga, kalau keuntungannya kayaknya belum ada
karena baru terbentuk kemarin
Lampiran
Laporan Realisasi Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
Per Sumber dana Desa Pa’lalakkang Tahun 2019

11
Lampiran
Laporan BUMDes Berkah

1. Laporan Laba/Rugi BUMDes Berkah

2. Laporan Perubahan Ekuitas BUMDes Berkah

11
114

3. Laporan Posisi Keuangan


Lampiran
Penetapan Kepengurusan BUMDes Berkah Desa Pa’lalakkang

11
Lampiran
Surat Balasan Meneliti

1. Surat Balasan dari apparat Desa Pa’lalakkang

11
117

2. Surat Balasan dari Pengelola BUMDes Berkah


Lampiran 7
Dokumentasi Wawancara

Wawancara bersama Ketua BUMDes Berkah

Wawancara bersama Sekertaris BUMDes Berkah

1
11

Wawancara bersama Ketua BPD

Wawancara bersama Ketua Desa, Kaur Desa dan


Sekertaris BUMDes
12

Wawancara dengan Masyarakat

Bantuan mesin jahit unit bisnis konveksi


BUMDes Berkah
Lampiran 8
Hasil Uji Turnitin

12
BIOGRAFI PENULIS

Yuni Yuliana Burhan lahir di Barru pada tanggal 21 Juni

1998 dari pasangan Burhan Tahir dan Hasmida Djafar.

Peneliti merupakan anak pertama dari dua orang bersaudara

yakni Hainul Intan Berlian. Saat ini peneliti bertempat

tinggal di Pulau Balang Lompo Kabupaten Pangkajene dan

Kepulauan.

Pendidikan yang telah ditempuh oleh peneliti yaitu pada

tahun 2004 peneliti masuk pada SDN 1 Liukang Tupabbiring dan lulus pada tahun 2010,

kemudian melanjutkan kejenjang SMPN 1 Liukang Tupabbiring dan lulus pada tahun

2013, dan pendidikan di SMAN 1 Liukang Tupabbiring lulus pada tahun 2016 dan

pada tahun yang sama peneliti diterima menjadi mahasiswi Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Sampai dengan penulisan

skripsi ini peniliti masih terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Akuntansi

Universitas Muhammadiyah Makassar.

12

Anda mungkin juga menyukai