Anda di halaman 1dari 3

efektifitas progam gerakan santri sedekah sampah terhadap sistem pengolahan sampah di

madrasah al hikam.

Gerakan Santri Sedekah Sampah di Ponpes Mamba'ul Hikam Jombang

Sebuah pondok pesantren di Jombang mampu mengatasi persoalan sampah plastik yang
menjadi pelik di berbagai tempat. Yaitu melalui gerakan santri sedekah sampah.
Selain mendatangkan cuan, gerakan ini ampuh menjaga kebersihan lingkungan. Gerakan
santri sedekah sampah bergulir di Ponpes Mamba'ul Hikam, Desa Jatirejo, Kecamatan
Diwek, Jombang satu tahun terakhir. Karena bungkus makanan dan minuman selama ini
mencemari lingkungan pesantren.

Pengasuh Ponpes Mamba'ul Hikam, Maftuhah Mustiqowati mengatakan, gerakan santri


sedekah sampah mampu mengumpulkan 30 kg botol dan gelas bekas kemasan minuman tiap
bulannya. Sampah yang terkumpul lantas dijual ke pengepul rongsokan hingga menghasilkan
Rp 500 ribu.

Tidak hanya itu, para santri yang juga siswa MTs Mamba'ul Hikam juga diajari untuk
memanfaatkan sampah plastik bekas bungkus makanan ringan. Setelah dibersihkan, bungkus
makanan dijadikan kerajinan tas untuk belanja. Sampah plastik juga dimanfaatkan untuk
kerajinan ekobrik, seperti meja dan kursi.
Sampah plastik masih menjadi masalah pencemaran lingkungan di berbagai wilayah. Namun,
masalah tersebut mampu diselesaikan oleh para santri di Jombang dengan membuat gerakan
sedekah sampah.Permasalahan sampah plastik mulai dipikirkan oleh para santri di pondok
pesantren (ponpes) Mamba'ul Hikam, Desa Jatirejo, Kecamatan Diwek, Jombang setahun
terakhir. Saat itu sampah-sampah plastik banyak diproduksi dari kiriman makanan wali santri
selama pandemi Covid-19.

Dari situ, pengurus Ponpes Mamba'ul Hikam berinisiatif untuk memecahkan permasalahan


sampah plastik di lingkungan pesantrennya. Cara yang dilakukan adalah sedekah sampah. Para
santri diminta untuk menyedekahkan sampah plastik dari sisa botol bekas minuman hingga
plastik bungkus makanan ke pihak sekolah. 

"Sedekah sampah ini sangat bermanfaat bagi lingkungan. Terutama untuk mengurangi adanya
sampah bekas botol. Sampah ini dari rumah, dari lingkungan pondok pesantren dan lingkungan
sekitar yang sudah tidak dipakai," terangnya kepada JatimTIMES di MTs Mamba'ul Hikam,
Minggu (24/10/2021).

Kepala MTs Mamba'ul Hikam Maftuhah Mustiqowati mengatakan, gerakan sedekah sampah


yang ia inisiasi mampu mengumpulkan hingga 30 Kg sampah plastik setiap bulannya. Sampah
plastik yang dihasilkan para santri itu dikumpulkan ke bank sampah madrasah untuk diolah
hingga didaur ulang. Pengasuh Ponpes Mamba'ul Hikam ini juga mengajak anak didiknya
untuk mengolah sampah-sampah plastik yang berhasil terkumpul dari sisa bungkus makanan
para santri. Sampah plastik dipilah-pilah dan dibersihkan terlebih dahulu sebelum dibuat
kerajinan.

Untuk sampah plastik makanan ia buat menjadi kerajinan tas jinjing yang bisa digunakan untuk
belanja ke pasar. Selain itu, sampah plastik juga dimanfaatkan untuk membuat produk ekobrik
seperti meja dan kursi.

Tidak berhenti di situ, sampah botol plastik juga dikumpulkan untuk dijual ke pengepul sampah
botol. Tidak tanggung-tanggung, sebagian sampah-sampah tersebut mampu menghasilkan cuan
sedikitnya Rp 500 ribu.

Gerakan sedekah sampah yang diinisiasi Ponpes Mamba'ul Hikam ini mulai ditularkan ke 113
madrasah swasta di Kota Santri. Maftuhah juga menyumbangkan tong sampah yang dibuat
oleh para santrinya dari uang hasil pengelolaan sampah. Ia menilai, gerakan sedekah sampah
ini mampu mengurangi pencemaran lingkungan yang ada di Jombang. Terlebih lagi bila
gerakan tersebut dilakukan oleh seluruh madrasah di Kota Santri.

Anda mungkin juga menyukai