Anda di halaman 1dari 3

JIWA MUDA: INDAHNYA KESABARAN BAGI GENERASI MILENIAL

SAAT INI

Oleh

Assalamualaikum, wr.wb

Innal hamdalilah wasolatu wasalamu ala rosulillah syaidina Muhammad ibni


abdilah waala alihi wahbihi wamawalah (amma ba'du).

Segala puji kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmatnya yang
telah diberikan kepada kita semua. Nikmat sehat, nikmat taufik hidayah inayah, dan
nikmat yang paling besar adalah nikmat Iman & Islam. Shalawat serta salam tak lupa
kita sanjungkan keharibaan nabi besar Muhammad SAW.

Teman-teman semua, selamat pagi. Gimana kabarnya hari ini? Baik?


Alhamdulillah. Semangat jiwa muda!!

Ngomong-ngomong tentang jiwa muda, pada kesempatan kali ini saya akan
membahas sedikit mengenai keutamaan bersyukur dan sabar dalam menghadapi
berbagai situasi. Mengingat, generasi muda saat ini yang memiliki energik sangat
besar disusul dengan perkembangan teknologi menjadikan rasa syukur dan sabar
merupakan sebuah keutamaan yang istimewa.

Anak muda atau sering disebut dengan anak milenial jaman sekarang,
memiliki perbedaan yang begitu mencolok dari generasi sebelumnya, dengan semakin
berkembangnya jaman dan semakin canggihnya teknologi yang membuat semuanya
menjadi serba praktis. Meskipun demikian, membentuk karakter yang baik pada
remaja tentu saja tidak lah mudah. Kebanyakan remaja saat ini memiliki semangat
juang yang rendah dan cenderung menginginkan sesuatu yang serba praktis. Hal
tersebut dapat menjadikan lemahnya mental dan pola pikir mereka.

Berbeda dengan kondisi pada generasi-generasi sebelumnya yang memang


pada saat itu teknologi belum secanggih sekarang, namun semangat juang yang
mereka miliki jauh lebih tinggi. Rata-rata generasi sebelumnya juga lebih produktif
dan kreatif, bukti nyata yang dapat kita rasakan bersama adalah teknologi yang saat
ini kita nikmati. Semua itu merupakan usaha dan kerja keras generasi-generasi
sebelumnya setelah berulang kali mengalami kegagalan. Namun mari kita lihat
remaja saat ini.

Apakah generasi muda saat ini lebih produktif? nyatanya masih banyak
remaja yang cenderung berjiwa konsumtif. Tidak hanya itu, moral yang mereka
miliki kian memudar . Entah karena ketidaksiapan mereka menerima budaya dari luar
ataupun kelalaian pengawasan dari orang tua. Banyak remaja yang kini lebih memilih
hasil yang instan dibandingkan dengan by process.

Sebagai contoh, terdapat remaja yang memilih untuk melakukan judi online
dengan hasil yang cepat dibandingkan dengan bekerja keras. Selain itu, saat mereka
berkendara di jalan kemudian melewati sebuah lampu yang menyala kuning. Apa
yang terjadi? Ya, kebanyakan dari mereka tidak berhenti dan justru menambah
kecepatannya. Padahal mereka sudah mengetahui aturan dalam berkendara, namun
memang sifat kebanyakan remaja saat ini mengalami krisis sabar.

Padahal Rosul telah mengajarkan pada kita apa arti tentang sebuah kesabaran.
Hidup di dunia ini hanya sementara, sisanya? akan kita jumpai nanti di hari kiamat.
Sungguh beruntung bagi orang-orang yang dapat menahan hawa nafsunya selama di
dunia, dan sungguh merugi bagi orang-orang yang tidak mau bersabar. Hal ini
dijelaskan dalam firman Allah pada surat As-Syam ayat 9

‫خاب َم ْن َدسَّاها‬
َ ‫قَ ْد َأ ْفلَ َح َم ْن َز َّكاها َوقَ ْد‬

Artinya: Sungguh beruntung orang yang menyucikan jiwanya (jiwa itu), dan sungguh
rugi orang yang mengotorinya.

Ayat tersebut mengandung makna dimana sungguh beruntung orang yang


membersihkan jiwa itu dan menyucikannya dari segala kekotoran seperti syirik,
kufur, takabur, iri, dengki, kikir, tamak, dan sebagainya, lalu menghiasinya dengan
sifat-sifat baik seperti iman, ikhlas, sabar, syukur, dan sebagainya.
Dari penjelasan ini tentunya dapat kita ambil sendiri kesimpulan bahwa
makna dari sabar yaitu dapat menahan emosi dan keinginan dalam kondisi sesulit
apapun. Sabar ada dua jenis, sabar saat mendapat kenikmatan dan sabar saat
mendapat cobaan. Loh, kenapa begitu? kenapa saat mendapat kenikmatan kita harus
bersabar?

Ada sebuah hadist yang menjelaskan bahwa saat kita mendapat kenikmatan,
sebenarnya Allah sedang menguji kita. Apakah dengan kenikmatan tersebut kita akan
tetap ingat kepada Allah atau justru dapat melalaikan pada beribadah kepada Allah.

Sebagaimana ditegaskan Rasulullah SAW dalam hadis yang diriwayatkan


Uqbah bin 'Aamir RA. “Apabila engkau melihat Allah memberi seorang hamba
kelimpahan dunia atas maksiat-maksiatnya, apa yang ia suka, maka ingatlah,
sesungguhnya hal itu adalah istidraj.”

Umumnya manusia hanya ingat dan merasa butuh pada Allah hanya saat
tertimpa musibah saja, bagaimana dengan Allah? bukankah Allah tidak pernah
berhenti memberikan kenikmatan kepada kita? Kita masih bisa bernafas, masih dapat
bergerak, masih dapat makan juga merupakan kenikmatan dari Allah SWT yang patut
kita syukuri. Jadi, ayolah generasi muda.

Stop mengeluh, stop menyia-nyiakan masa muda kita. Masih ada banyak hal
yang dapat kita kerjakan untuk persiapan kita di masa yang akan datang dan di akhirat
nanti.

Gunakan masa mudamu dengan sebaik-baiknya dan jagan sampai menyesal,


seandainya menyesalpun setidaknya kita pernah berjuang bukan?

Akhir kata, Wassalamu'alaikum Warohmatullaahi Wabarokatuh

Anda mungkin juga menyukai