5.1. PENDAHULUAN
5.1.1. PENGENALAN BIM
5.1.2. IMPLEMENTASI BIM
5.2. APLIKASI YANG TERINTREGASI BIM
5.3. TAHAP PERENCANAAN BANGUNAN
5.3.1. MERANCANG DENGAN CARA KONVENSIONAL
5.3.2. MERANCANG DENGAN MENGGUNAKAN APLIKASI
Judul Elemen Building Information Modelling (BIM)
LAMPIRAN
PETA KONSEP
MATERI
5.1 PENDAHULUAN
Era Revolusi industri sudah terjadi 4 kali yakni
Literasi yang harus dimiliki pada era Industri 4.0 ini adalah
Yang dimaksud dengan literasi manusia adalah kemampuan kepemimpinan, bekerja dalam
tim, adaptasi dalam lingkungan kerja, entrepreneurship. Literatur teknologi adalah kemampuan
dalam memahami dan menguasai cara kerja mesin dan aplikasi teknologi (hardware and software),
sedangkan literasi data adalah kemampuan yang diperlukan dalam membaca, melakukan analisa
dan menggunakan informasi (Big Data) di dunia digital.
Pada era digital ini, dalam bidang konstruksi perlu adanya transformasi, sehingga adanya
pengembangan penyelanggaraan jasa konstruksi melibatkan inovasi teknologi untuk peningkatan
daya saing nasional, dan bersaing di pasar global, dengan kebijakan bidang konstruksi harus lebih
cepat, lebih murah dan lebih baik. Sebagaimana Dalam tahapan proyek konstruksi ada 3 tahapan
yaitu tahap perencanaan, tahap konstruksi, dan tahap operasi dan pemeliharaan. Agar terwujudnya
kebijakan tersebut, Oleh karena itu diterapkannya BIM di dalam Industri Konstruksi.
b. Tujuan BIM
- Menggambarkan dan mensimulasi proyek secara 3D – 7D selama tahap pra konstruksi
agar mempermudah pemahaman terhadap rencana bangunan/rumah yang akan
dibangun
- Untuk peningkatan mutu pengendalian biaya dan manajemen waktu
- Kolaborasi dan komunikasi antar stakeholder konstruksi maksudnya adalah
koordinasi antara kontraktor dengan owner / konsultan dengan mudah di
manapun dan kapanpun. BIM akan di upload pada layanan komputer awan
yang bisa diakses oleh owner. Owner akan memeriksa gambar melalui
layanan komputer awan dan memberikan Marking apabila ada yang Salah.
- Clash Detection artinya kita bisa mengetahui apakah gambar rencana 2D ini
apabila akan diterapkan di lapangan terjadi ketidaksesuaian atau sesuai
terutama antara gambar Struktur, arsitektur, dan MEP (Mechanical,
electrical and Plumbing).
- Kontraktor dan owner aktif memberikan persetujuan, memonitor dan mengawasi
proses konstruksi
c. Manfaat BIM
- Peningkatan produktivitas dan efisiensi proses konstruksi
- Proses desain dan konstruksi lebih sedikit dan transparan
- Ketepatan dalam perhitungan serta mengurangi biaya konstruksi
- Menghindari kesalahan mulai dari tahap perencanaan hingga tahap pelaksanaan serta
mengecilkan resiko
- Memudahkan penjadwalan serta mempercepat waktu pelaksanaan dan meningkatkan
keamanan proses konstruksi
SOAL LATIHAN 1
1. Menurut pendapatmu apa yang dimaksud konstruksi?
2. Jelaskan bagaimana pemahaman kamu tentang pengertian dari BIM!
3. Jelaskan dengan bahasa kamu sendiri bagaimana cara kerja BIM!
4. Coba jelaskan menurut kamu sudahkah dilingkungan kamu proses pembangunan
sudah memakai BIM? Mengapa?
LEMBAR AKTIVITAS 1
Instruksi :
1. Kerjakan secara berkelompok yang terdiri dari 3 orang !
2. Masing-masing kelompok mencari tempat yang ada kegiatan Membangun
Rumah/gedung disekitar lingkungan kalian, amati proses pekerjaan tersebut, ambil
beberapa foto, dan coba buat video selama proses mengamati!
3. Tuliskan kegiatan yang kalian amati dan Diskusikan informasi yang diperoleh,
susunlah dengan baik dan tuangkan dalam bentuk presentasi power point
4. Siapkan kelompok untuk mempresentasikan di depan kelas
LEMBAR AKTIVITAS 2
Instruksi :
1. Kerjakan secara berkelompok yang terdiri dari 2 orang !
2. Masing-masing kelompok akan diberi tempat dari implementasi BIM dan aplikasi
BIM yang berbeda sesuai undian.
3. Tugasnya adalah mencari informasi mengenai hal tersebut, kemudian Diskusikan
informasi yang diperoleh, dan susunlah dengan baik dan tuangkan dalam bentuk
presentasi power point
4. Siapkan kelompok untuk mempresentasikan di depan kelas
5.3 TAHAPAN PERENCANAAN BANGUNAN
Alur proyek konstruksi di tahapan awal yang harus dilakukan adalah
perencanaan. Dalam proses perencanaan ada perencanaan gambar , perencanaan
struktur, perencanaan anggaran biaya. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai
perencanaan struktur yakni merancang dengan menggunakan cara konvensional dan
merancang menggunakan aplikasi.
5.3.1. Merancang dengan Cara Konvensional
Merancang dengan cara konvensional (tanpa menggunakan komputer) secara umum dibagi
menjadi 2 tahap yaitu
a. Analisis mekanika teknik (MT)
b. Desain struktur konstruksi sesuai bahan yang akan direncanakan seperti baja, beton,
kayu, atau yang lain.
Analisis MT sendiri bisa menggunakan berbagai metode misalnya Clayperon, cross,
Matrix, Takabeya, dan lain-lain.
Secara garis besar, semua metode tersebut melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:
a. Menentukan geometri model struktur
b. Menetapkan beban yang bekerja pada model struktur
c. Menentukan angka kekakuan berdasarkan pada modulus elastisitas (E) bahan dan
momen inersia (I) yang tergantung dari ukuran dan posisi penampang
d. Menghitung momen primer
e. Analisis struktur dengan metode tertentu
f. Menghitung momen pada perletakan sendi-rol
g. Menghitung momen maksimum
h. Menggambarkan bidang momen, geser dan aksial.
Salah satu kelemahan dari perancangan secara konvensional adalah banyak hal yang perlu
dilakukan dengan penuh ketelitian tinggi melalui perhitungan yang rumit terutama pada bagian
analisis struktur. Dalam analisis struktur diperlukan juga menghitung momen pada perletakan,
momen maksimum, dan gambar bidang, yang hal tersebut dapat dianalisis konstruksi. Analisis
konstruksi dibedakan menjadi 2 jenis yakni analisis konstruksi statis tertentu dan analisis
konstruksi statis tak tentu.
A. Analisis konstruksi statis tertentu
Dalam mencari gaya reaksi pada konstruksi statis tertentu dapat ditentukan
dengan syarat-syarat keseimbangan yaitu SH=0, S V=0 dan S M=0
Dimana :
SH = Jumlah Gaya yang bekerja Horizotal pada balok harus sama dengan 0.
SV = Jumlah Gaya yang bekerja Vertikal pada balok harus sama dengan 0.
SM = Jumlah Momen gaya bekerja pada balok harus sama dengan 0.
Untuk mempermudah dan mempercepat dalam mengetahuijenis konstruksi
dalam sebuah bangunan dapat menggunakan persamaan :
R =B+2
Keterangan :
R = Jumlah reaksi yang akan ditentukan
B = Jumlah Batang
Dengan ketentuan Bila R > B + 2, berarti konstruksi statis tak tentu.
Contoh :
Gambar diatas merupakan konstruksi rol dan sendi terdapat tiga buah gaya yang harus
ditentukan, sedang jumlah batang = 1.
Menurut persamaan diatas maka,
R=B+2=1+2=3
3 = 3 --------------= sama ,
Jadi Konstruksi diatas adalah Konstruksi Statis Tertentu. Sehingga untuk menentukan
gaya reaksi dapat menggunakan persamaan syarat2 keseimbangan.
LEMBAR AKTIVITAS 3
INSTRUKSI
1. Masing-masing siswa membuat 5 pertanyaan mengenai materi yang telah diberikan
dan siapkan jawaban yang benar, ditulis pada lembar yang berbeda dengan nama
pembuat pertanyaan.
2. Setelah selesai membuat, antar siswa saling tukar-menukar lembar pertanyaan, lalu
pertanyaan yang diperoleh tersebut, dijawab.
3. Siswa mengkoreksi jawaban temannya yang mendapatkan pertanyaan.
1. Konstruksi :
Sebuah Kegiatan/ pekerjaan membangun bangunan
2. Kolaborasi :
Bersama-sama, bekerja sama
3. Simulasi :
Suatu proses peniruan dari sesuatu yang nyata yang berada disekeilingnya..
4. Terintegrasi :
Adanya saling keterkaitan antar sub sistem sehingga data dari satu sistem secara rutin dapat
melintas, menuju atau diambil oleh satu atau lebih sistem yang lain
RUBRIK ASESMEN PRESENTASI HASIL L E M B A R AKTIVITAS 1, 2,3
INSTRUMEN PENILAIAN: PROSES DAN PRODUK
ASPEK Belum Kompeten (0-6) Cukup Kompeten (6-7) Kompeten (8-9) Sangat Kompeten (10)
Proses Peserta didik tidak Peserta didik terlibat Peserta didik terlibat dalam Peserta didik terlibat dalam
penyusunan terlibat dalam dalam penyusunan penyusunan presentasi secara penyusunan presentasi
presentasi penyusunan presentasi presentasi namun kurang aktif tetapi menutup diri secara aktif dan terbuka
aktif untuk diskusi untuk diskusi
Proses Peserta didik tidak Peserta didik mampu Peserta didik mampu Peserta didik mampu
presentasi mampu mempresentasikan hasil mempresentasikan hasil mempresentasikan hasil
mempresentasikan hasil penyusunan namun penyusunan dengan sikap penyusunan dengan sikap
penyusunan dengan sikap yang kurang yang baik namun tidak yang baik dan mampu
baik mampu berdiskusi berdiskusi
Hasil Peserta didik Peserta didik kurang Peserta didik mampu Peserta didik mampu
penyusunan tidak menyusun mampu mengidentifikasi mengidentifikasi mengidentifikasi
presentasi presentasi permasalahan dan kurang permasalahan tetapi tidak permasalahan dan menyusun
mampu menyusun mampu menyusun presentasi presentasi dengan baik
presentasi dengan baik dengan baik atau sebaliknya
Keterangan :
Siswa yang belum kompeten maka harus mengikuti pembelajaran remediasi.
Siswa yang cukup kompeten diperbolehkan untuk memperbaiki pekerjaannya sehingga mencapai level kompeten
SOAL ULANGAN HARIAN SISWA