Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

TOKOH PSIKOLOGI ‘‘ SIGMUND FREUD ’’

Diajukan untuk memenuhi penugasan peserta ‘‘Lulus Bersyarat’’ Psycho Leader Orientation 2022

Disusun Oleh :

NAMA : HASNA GHAZIYAH WIJAYA


NIM : 20220810014
KELOMPOK : NURSALA

PROGAM STUDI S1-PSIKOLOGI


FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS HANG TUAH SURABAYA

2022
A. BIOGRAFI TOKOH

Sigmund Freud adalah ahli saraf dan ilmuwan psikologi asal Austria yang dikenal
sebagai Bapak Psikoanalisis. Semasa hidup, ia banyak melahirkan teori yang tidak hanya
berpengaruh dalam kajian psikologi, tetapi juga psikoterapi, psikiatri, serta seluruh bidang
humaniora. Di sisi lain, tidak sedikit teori Sigmund Freud yang ditentang beberapa ahli
psikologi dan membuatnya menjadi sosok kontroversial. Kendati demikian, Sigmund Freud
tetap diakui sebagai salah satu tokoh paling berpengaruh pada abad ke-20, di mana
pemikirannya berkontribusi banyak bagi berbagai bidang keilmuan.

Pendidikan Sigmund Freud Sigmund Freud lahir di Freiberg, Austria, pada 6 Mei
1856 dengan nama Sigismund Schlomo Freud. Ia merupakan putra dari Jakob Freud dan
Amalia, sebuah keluarga keturunan Yahudi yang miskin. Saat Sigmund Freud berusia tiga
tahun, keluarganya pindah ke Leipzig, sebelum akhirnya menetap di Wina dalam waktu yang
lama. Pada 1865, ia berhasil masuk ke Leopoldstadter Kommunal-Realgymnasium, salah satu
sekolah terkemuka. Sigmund Freud merupakan siswa yang pandai dan lulus pada 1873
dengan predikat sangat memuaskan. Ia banyak belajar sastra, menguasai bahasa Jerman,
Perancis, Italia, Spanyol, Inggris, Ibrani, Latin, dan Yunani, serta penggemar karya-karya
William Shakespeare. Di usia 17 Tahun, Freud masuk Jurusan Kedokteran Universitas Wina
dan mendapatkan gelar doktor of medicine pada 1881.

Perjalanan karier Sigmund Freud memulai karier media pada 1882 di Rumah Sakit
Umum Wina dan diangkat sebagai dosen neuropatologi di Universitas Wina satu tahun
kemudian. Di samping itu, ia banyak menghabiskan waktu di klinik kejiwaan Theodor
Meynert untuk mengikuti ketertarikannya dalam pekerjaan klinis. Pada 1886, Freud sempat
pergi ke Paris untuk belajar kepada Jean-Martin Charcot, seorang ahli saraf yang sedang
melakukan penelitian tentang hipnotis dan histeria. Pengalaman inilah yang mengantarkannya
ke arah praktik psikopatologi medis Pada 1886, Freud bekerja sebagai psikiatri gangguan
saraf di sebuah lembaga swasta yang didirikannya bersama Joseph Breuer. Dari situlah Freud
melakukan banyak eksperimen dan menghasilkan banyak penemuan besarnya.
B. TEORI TOKOH

Teori Sigmund Freud Sebagian besar teori psikologi Sigmund Freud banyak diilhami
oleh drama Shakespeare. Berikut beberapa teori yang dilahirkan Sigmund Freud, yaitu

1. TEORI PSIKOANALISIS

Kepribadian adalah keterampilan atau kecakapan sosial dan kesan menonjol yang
dimiliki seseorang terhadap orang lain. kepribadian berasal dari kata personality yang berarti
penggambaran tingkah laku secara deskriptif yang biasanya digambarkan dalam karakteristik
perilaku manusia. Misalnya, tingkat kepercayaan diri seseorang, kemampuan bersosialisasi
dalam lingkungan, cara mempertahankan diri, dan kemampuan beradaptasi.
Dalam teori tersebut, Freud membagi kepribadian manusia menjadi tiga unsur yang saling
berinteraksi, yakni id, superego dan ego. Adapun penjelasan dari masing-masing unsur
tersebut adalah sebagai berikut:
A. ID
Unsur ini adalah aspek biologis dalam diri manusia yang sudah ada sejak lahir.
Contoh unsur id adalah insting, impuls, dan keinginan. Unsur ini beroperasi pada daerah tidak
sadar yang mendorong kebutuhan fisiologi manusia seperti rasa lapar, haus, dan nafsu.
Misalnya, ketika seseorang merasa lapar, dia akan terdorong untuk mencari makanan demi
memenuhi rasa lapar tersebut. Dalam teori psikologi, pergerakan atau dorongan tersebut
dibagi menjadi dua jenis, yakni refleks dan proses primer. Refleks adalah ketika seseorang
langsung mengambil aksi atas keinginannya. Sedangkan proses primer ialah proses
membayangkan sebelum melakukan aksi. Misalnya, sebelum seseorang mencari makanan, ia
akan membayangkan wujud makanan itu terlebih dahulu.
B. SUPEREGO
Unsur ini merupakan aspek psikologis pada diri manusia yang menggambarkan sifat
manusia untuk tunduk dan patuh terhadap norma sosial, etika, dan nilai nilai masyarakat.
Sama seperti unsur id, superego merupakan unsur yang tidak disadari oleh manusia.
Superego adalah kecenderungan sifat manusia yang selalu ingin berbuat baik sesuai dengan
norma, etika, serta aturan aturan yang ada di masyarakat. Superego kerap dianggap sebagai
unsur yang kerap dianggap sebagai unsur yang berfungsi untuk mengurangi atau menekan
nafsu biologis yang ada dalam diri manusia. Misalnya, ketika seseorang melakukan
kesalahan, secara tidak sadar akan muncul perasaan bersalah dan malu. Dari sinilah, unsur
superego bekerja menekan unsur id atau nafsu biologis pada manusia agar tidak mengulangi
kesalahan yang sama lagi
C. EGO

Ego merupakan unsur yang bisa disadari dan dikontrol oleh manusia. Unsur ini
berfungsi menjadi penengah antara id dan superego. Unsur ini adalah penyeimbang antara
apa yang ingin dipenuhi oleh id dan apa yang dituntut oleh superego agar sesuai dengan
norma sosial. Berdasarkan ketiga unsur diatas, dapat disimpulkan bahwa ketiga komponen
tersebut saling berkaitan dalam membentuk kepribadian manusia. Jika ketiganya saling
berkaitan dengan seimbang, maka akan terbentuk kepribadian yang baik pada seseorang.
Tahap-tahap Perkembangan Kepribadian Menurut Freud, kepribadian individu telah
terbentuk. Selanjutnya Freud menyatakan bahwa perkembangan kepribadian berlangsung
melalui 5 fase, yang berhubungan dengan kepekaan pada daerah-daerah erogen atau bagian
tubuh tertentu yang sensitive terhadap rangsangan. Kelima fase perkembangan kepribadian
adalah sebagai berikut:
1. FASE ORAL
Tahap Oral (0–1 Tahun) Pada tahap ini, bayi mendapatkan kesenangan dari mulutnya.
Selain menyusui, bayi akan terus memainkan mulutnya dengan jari misalnya, dan terus
mengeksplor bagian tersebut dengan memasukkan segala jenis benda ke dalam mulutnya.
Menurut Freud, selama tahap pertama perkembangan ini, libido manusia terletak di mulutnya.
Artinya mulut adalah sumber utama kesenangan. “Tahap ini terkait dengan menyusui,
menggigit, mengisap, dan menjelajahi dunia dengan memasukkan sesuatu ke dalam mulut,”
kata Dana. Mengunyah permen karet berlebihan, menggigit kuku, dan mengisap jempol bisa
terjadi bila bila kepuasan oral anak terlalu sedikit atau bahkan terlalu banyak pada tahapan
ini.“Makan berlebihan dan merokok juga berakar pada perkembangan yang buruk dari tahap
pertama ini,” tambahnya.

2. FASE ANAL
Pada tahap ini, kesenangan anak tidak diperoleh dari memasukkan sesuatu ke dalam
tubuh, melainkan mendorong keluar dari anus. Ya, itu kode untuk buang air besar Moms.
Freud percaya bahwa selama tahap ini, menerapkan toilet training serta belajar
mengendalikan buang air besar dan kandung kemih adalah sumber utama kesenangan dan
ketegangan. Teori tersebut mengatakan bahwa pendekatan orang tua terhadap proses toilet
training akan memengaruhi bagaimana seorang anak berinteraksi seiring bertambahnya usia.
Misalnya, toilet training yang keras dianggap menyebabkan orang dewasa menjadi retensi
anal, yakni perfeksionis dan terobsesi dengan kebersihan.
3. FASE FHALIC
Fase perkembangan ini terjadi saat anak berusia 3–6 tahun. Seorang anak akan suka
mengamati dan menyentuh alat kelaminnya. Hal tersebut terjadi karena zona sensitif seksual
terletak di alat kelamin, dan fase ini lebih sering terjadi pada anak laki-laki.
Pada tahap ini, anak mulai menyadari jenis kelaminnya sendiri. Mereka mengenal diri mereka
sendiri baik sebagai laki-laki atau perempuan dari visi mereka sendiri tentang alat kelamin
maupun dari pendidikan seks yang diajarkan oleh orang tua tentang gender. Orang tua tidak
perlu khawatir jika pada fase ini anak cenderung menyentuh alat kelaminnya, karena
perilakunya didasari oleh rasa ingin tahu dan kecenderungan anak untuk mengeksplorasi
tubuhnya. Ini tidak didasarkan pada hasrat seksual, sebab di usia ini, hasrat seksual anak
sudah pasti belum terbentuk. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Alice Sterling Honig,
dari Syracuse University mencatat bahwa anak-anak prasekolah sering bingung dengan
perbedaan anatomi seksual. Bahwa anak-anak membutuhkan nama untuk bagian tubuh
seksual, sehingga menyentuh alat kelamin mereka sesekali adalah hal yang normal.

4. FASE LATEN
Tahap Laten (7–10 Tahun) Sigmund Freud berpendapat bahwa ini adalah saat energi
seksual disalurkan ke aktivitas aseksual lain seperti belajar, melakukan hobi, dan
berhubungan sosial dengan yang lain. Dia merasa bahwa tahap ini adalah saat seseorang
mengembangkan keterampilan sosial dan komunikasi yang sehat. Sigmund Freud
berpendapat bahwa ini adalah saat energi seksual disalurkan ke aktifitas aseksual lain seperti
belajar, hobi, dan hubungan sosial. Dia merasa bahwa tahap ini adalah saat orang
mengembangkan keterampilan sosial dan komunikasi yang sehat. Anak-anak dapat
mengembangkan keterampilan sosial, nilai-nilai dan hubungan dengan teman sebaya dan
orang dewasa di luar keluarga.

5. FASE GENITAL
Tahap Genital (12 Tahun ke Atas) Memasuki masa pubertas menyebabkan libido
menjadi aktif kembali. Selama tahap perkembangan psikoseksual akhir ini, individu dapat
mengembangkan minat seksual yang kuat pada lawan jenis. Tahap ini dimulai selama masa
pubertas tetapi dapat berlangsung sepanjang sisa hidup seseorang. Menurut Sigmund Freud,
tahap perkembangan psikoseksual ini ditandai dengan matangnya organ reproduksi anak. Ini
akan memberikan dampak yang beragam bagi perkembangan karakter anak nantinya. Jika
anak mampu melewati tahapan perkembangan psikoseksualnya ini dengan baik, maka anak
akan memiliki kepribadian yang sehat.
C. KESIMPULAN
Dalam tahap perkembangan,freud menyatakan bahwa manusia melalui lima tahap
perkembangan dan bahwa disetiap tahap kita mengalami kesenangan disalah satu bagian
tubuh lebih dari pada bagian tubuh lain. Tahapan-tahapannya ini disebut dengan teori
perkembangan psikoseksual yang merangkum lima tahap yaitu: Oral,Anal,Phallic,Latents,Genital.
Yang akan kami jelaskan secara singkat mengenai tahap tersebut tahap Oral yait, terjadi pada
anak dari lahir hingga usia ½ tahun, dimana kesenangan bayi terpusat disekitar mulut seperti
mengunyah,menghisap,dan mengigit. Tahap Anal yaitu terjadi pada anak usia ½ hingga 3
tahun, dimana kesenangan anak terpusat anus sebagai fungsi pembuangan yang berhubungan
dengannya. Tahap phallic yaitu, terjadi pada anak usia 3-6 tahun, dimana kesenangan anak
terpusat pada alat kelamin saat anak laki-laki dan perempuan menyadari bahwa manipulasi
diri itu menyenangkan seperti pada kasus Oedipus, Oidepus seorang anak raja Thebes
Latency yaitu terjadi pada anak 6 tahun hingga pada masa pubernya, dimana sianak menekan
seluruh minat seksual dan mengembangkan keteranpilan sosial dan intelektual. Tahap Genital
yaitu, terjadi pada anak dalam masa puber hingga kesenangan seksual sekarang didapat dari
seseorang diluar keluargaa. Si anak mampu mengembangkan hubungan cinta yang matang
dan mampu bertindak secara mandiri sebagai orang dewasa

DAFTAR PUSTAKA
https://www.kompas.com/stori/read/2022/09/21/160000579/biografi-sigmund-freud-bapak-
psikoanalisis?page=all
https://kumparan.com/berita-hari-ini/teori-kepribadian-menurut-sigmund-freud-
1ww5oCJ3oJu
https://www.orami.co.id/magazine/perkembangan-psikoseksual

Anda mungkin juga menyukai