Anda di halaman 1dari 2

NAMA : Ande Weka Kusuma

NIM : 200710101277

KELAS : PERADILAN MILITER (F)

4. Asas hukum keseimbangan antara Rechmatigheid (Kepentingan Hukum) dengan Doelmatigheid


(Kegunaan/Tujuan Hukum).

Dalam penegakkan dominan Faktor Doelmatigheid. Negara yang berdasarkan kekuasaaan belaka atau
dalam Negara totaliter mungkin saja berlaku prinsip “tujuan menghalalkan segala cara” (het doel heilight
alle middelen). Indonesia tidak menganut prinsip tersebut karena Negara Indonesia berdasarkan atas
Hukum (Rechtstaat), sesuai penjelasan UUD 1945. Jadi yang dijelaskan di sini bahwa antara tujuan dengan
cara yang dilakukan untuk mencapainya haruslah ada keseimbangan.

5. Asas pertanggungjawaban mutlak (the principle of absoluteeness of responsibility)

Yang dimaksud dengan pertanggungjawaban mutlak di sini ialah bahwa setiap militer yang melimpahkan
atau mendelegasikan kekuasaan atau wewenang yang dimilikinya kepada bawahannya tetap memikul
tanggung jawab sepenuhnya terhadap hasil pelaksanaan atau pelimpahan atau pendelegasian tersebut.

6. Asas komandan tidak boleh membiarkan bawahannya melakukan pelanggaran atau kejahatan

TNI adalah pelindung rakyat. Demikianlah hampir di sepanjang adanya doktrin tentang angkatan bersenjata
yang senantiasa dimaksudkan untuk melindungi rakyat dari bahaya-bahaya, baik yang datang dari luar
maupun dalam negeri. Namun demikian, dalam setiap kurun waktu dari sejarah ada kalanya terjadi
peristiwa yang menunjukkan betapa rakyat dengan susah payah berusaha melindungi dirinya dari tindakan-
tindakan para pelindungnya sendiri. Dengan adanya norma sebagai penjabaran dari asas tersebut di atas
akan merupakan salah satu jaminan objektif dalam rangka sistem perlindungan bagi para anggota
masyarakat.

7. Asas Mendidik

Dalam hal ini misalnya tentang jenis-jenis hukuman beserta pelaksananya hendaklah bersifat mendidik,
menyadarkan terhukum atas kekeliruannya bukan sebagai pembalasan, hal mana sesuai dengan teori
modern tentang hukuman (modern penology).
8. Asas Kesederhanaan

Hendaknya hukuman displin militer bersifat sederhana, baik dalam rumusan-rumusannya maupun dalam
tata cara pelaksanaannya.

9. Asas Cepat

Salah satu hukum militer adalah sifat cepat tetapi tanpa mengurangi ketepatan dalam mencapai tujuan. Hal
ini hendaknya tercermin pada proses penanganan serta pelaksanaan. Dengan bertitik tolak dari asas tersebut
dibedakan pula cara penanganan di daerah medan pertempuran dan di daerah bukan medan pertempuran.

10. Asas Perwira Penyerah Perkara

Perwira Penyerah Perkara yang selanjutnya disebut Papera adalah perwira yang oleh atau atas dasar
undang- undang mempunyai wewenang untuk menentukan suatu perkara pidana yang dilakukan oleh
prajurit Tentara Nasional Indonesia yang berada di bawah wewenang komandonya diserahkan kepada atau
diselesaikan di luar pengadilan dalam lingkungan peradilan Militer atau pengadilan dalam lingkungan
peradilan umum.

Anda mungkin juga menyukai