Anda di halaman 1dari 14

UNIVERSITAS INDONESIA

PERUBAHAN ANGGARAN DASAR PERSEROAN TERTUTUP MENJADI


ANGGARAN DASAR PERSEROAN TERBUKA
Diajukan sebagai Tugas Hukum Surat Berharga dan Pasar Modal

KELOMPOK 8:

Nurvannisa Fajrimustika (2106801144 )

Rahimah Syamsi (2106801200)

Shannon ( )

Sally (2106801264)

FAKULTAS HUKUM

PROGRAM MAGISTER KENOTARIATAN

SALEMBA

2022
DEADLINE SENIN KELAR DAN PPT
ABSTRAK
Perubahan status perusahaan tertutup menjadi perusahaan terbuka adalah bertujuan
untuk mengembangkan dan mempertahankan eksistensi perusahaan tersebut.
Perubahan status perusahaan tertutup menjadi terbuka ini harus melalui proses yang
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yaitu perubahan informasi atau identitas
dari suatu perseroan dimuat dalam suatu akta notariil yang mengacu pada ketentuan
dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 67/POJK.04/2017. Penelitian ini
membahas mengenai mekanisme perubahan Anggaran Dasar Perseroan Terbatas
Tertutup menjadi Anggaran Dasar Perseroan Terbatas Terbuka sesuai peraturan
perundang-undangan dan peran notaris dalam keabsahan akta perubahan Anggaran
Dasar Perseroan Terbatas Tertutup menjadi Anggaran Dasar Perseroan Terbatas
Terbuka berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 67/POJK.04/2017.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis normatif yaitu
suatu penelitian untuk mengetahui dan menganalisis peraturan perundang-undangan
serta norma-norma hukum.

Kata Kunci: Perseroan Terbatas; Pasar Modal; Anggaran Dasar Perseroan Terbatas

ABSTRACT
The change in the status of a private company to a public company is aimed at
developing and maintaining the existence of the company. The change in the status of
the private company to a public company must go through a process that is in
accordance with the laws and regulations, namely the change of information or
identity of a company is contained in a notarial deed which refers to the provisions of
the Financial Services Authority Regulation Number 67/POJK.04/2017. This study
discusses the mechanism for changing the Articles of Association of a Closed Limited
Liability Company to the Articles of Association of a Limited Liability Company in
accordance with the laws and regulations and the role of a notary in the validity of
the deed of changing the Articles of Association of a Closed Limited Liability
Company to the Articles of Association of a Limited Liability Company based on the
Regulation of the Financial Services Authority Number 67/POJK. 04/2017. The
research method used in this research is normative juridical, which is a study to find
out and analyze laws and regulations and legal norms.

Keywords: Limited Company; Capital Market; Articles of Association of the Limited


Liability Company.

1. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Seringkali Perseroan Tertutup mengubah status perusahaannya menjadi
Perseroan Terbuka. Hal ini disebabkan, perusahaan tersebut ingin melebarkan
usahanya namun juga membutuhkan dana agar kegiatan operasional perusahaan dapat
berjalan dengan baik.
Menurut Pasal 1 Angka 13 Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar
Modal (selanjutnya disebut UUPM), bahwa pasar modal adalah kegiatan yang
bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan Efek, Perusahaan Publik
yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang
berkaitan dengan Efek.1 Perseroan Terbatas (PT) merupakan suatu badan hukum yang

1 Hendy M. Fakhruddin, Go Public Strategi Pendanaan dan Peningkatan Nilai Perusahaan), (Jakarta:
PT Elex Media Komputindo, 2008), Hlm. 76.
memiliki kegiatan usaha untuk mencari laba sebanyak-banyaknya, yang modalnya
terdiri dari saham-saham dan besaran modal tersebut tercantum dalam Anggaran
Dasar (AD).
Seiring perkembangan ekonomi yang pesat, banyak perseroan yang merasa
terpacu untuk mengembangkan usahanya, menjadi perusahaan yang memiliki
kredibilitas dan prestasi yang baik di mata masyarakat dan untuk teteap
mempertahankan eksistensinya, maka salah satu strategi yang dapat dilakukan adalah
dengan melakukan pengembangan produksi yang menarik minat masyarakat pula.
Namun, untuk melakukan pengembangan produksi tersebut membutuhkan pendanaan
yang memadai. Tak dapat dielakkan bahwa masalah yang banyak dihadapi perusahaan
adalah terbatasnya sumber dapat perusahaan dan akses kepada perbankan guna
memperoleh tambahan dana. Dana yang didapatkan dari pendiri ataupun pihak ketiga
tidak akan cukup seiring makin berkembangnya perusahaan. Perusahaan yang
memiliki potensi baik dan sudah berkembang tentunya membutuhkan dana yang lebih
besar. Mengubah status perusahaan dari perusahaan tertutup menjadi perusahaan
terbuka merupakan solusi pasar modal yang tepat dalam hal pendanaan.2
Perusahaan terbuka menjual sahamnya kepada publik atau melakukan
penawaran umum (go public) sesuai dengan ketentuan yang telah diatur dalam
UUPM dan peraturan pelaksanaanya dan siap untuk dinilai secara terbuka oleh publik.
Go public merupakan kegiatan penawaran saham atau efek lain yang dilakukan oleh
emiten untuk menjual saham atau efek kepada masyarakat sesuai dengan ketentuan
UU Pasar Modal dan peraturan pelaksanaannya.3
Selain untuk mendapatkan dana untuk mengembangkan usahanya, dengan go
publicnya perusahaan akan menaikkan nilai perusahaan itu sendiri. Hal itu akan
terlihat pada saat terjadi tawar menawar saham kepada publik. Nilai saham akan
tinggi jika sebuah perusahaan dilihat memiliki prospek yang baik. Perusahaan swasta
merupakan emiten terbanyak yang mencatatkan bursanya dibanding perusahaan milik
pemerintah. Hal ini berarti perusahaan swasta ingin memanfaatkan pasar modal
sebagai sarana untuk meningkatkan citra atau imagenya terkait dengan saham yang
ditawarkan kepada publik.4
Untuk melakukan hal tersebut, perseroan harus melakukan aksi korporasi
berupa penawaran terlebih dahulu atau “go public” atau “Initial Public Offering”
(IPO) yang merupakan kegiatan penawaran efek untuk menjual efek kepada
masyarakat. Sesuai dengan Pasal 1 Angka 15, bahwa penawaran umum adalah
kegiatan penawaran efek yang dilakukan oleh emiten untuk menjual efek kepada
masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur dalam undang-undang ini dan peraturan
pelaksanaannya.5 Setelah itu, apabila perseroan menghendaki dan memenuhi
persyaratan, maka perseroan dapat mencatatkan sahamnya di daftar efek yang tercatat
di bursa (listing).6
Dengan demikian, pasar modal merupakan alternatif pembiayaan yang sangat
potensial dan tepat bagi perseroan. Pasar modal merupakan wadah yang digunakan
untuk menghimpun dana dalam jangka panjang dan dapat mencerminkan apakah
2 Ibid.,
3 William Halim, “Peran Notaris Pasar Modal Dalam Proses Pelaksanaan Go Private Sebuah Perseroan
Terbatas”, Premise Law Journal 2016, hlm. 2.
4 Vivi Erisa, “Peran Notaris Terhadap Rencana Go Private Perseroan Terbuka (Studi Kasus PT. X
Tbk),” (Tesis Magister Universitas Indonesia, Depok, 2009), hlm. 49
5 Khirurridho Al Qeis, “Perubahan Anggaran Dasar Perseroan Terbatas Tertutup Menjadi Anggaran
Dasar Perseroan Terbatas Terbuka,” Jurnal Kertha Semaya, Vol. 10 No. 6 (2022), hlm. 1276.
6 Indonesia, Undang-Undang Pasar Modal, UU No. 8 Tahun 1995, LN No. 64 Tahun 1995,
Tambahan No. 3608, Ps. 1 Angka 13.
sebuah perseroan mampu memaksimalkan aset dan dana yang tersedia untuk
meningkatkan kesejahteraan perseran tersebut. Dengan tindakan go public perseroan
diharapkan dapat meningkatkan kinerja dan kondisinya.
Perseoran yang melakukan proses go public harus terbuka atas informasi
mengenai informasi yang berkaitan dengan perusahaan emiten, baik sebelum maupun
sesudah melakukan IPO. Menurut pasal 1 ayat 6 UUPM , emiten atau investee adalah
pihak utama yang menerbitkan saham. Emiten memiliki peran dalam proses Initial
Public Offering (IPO) atau Penawaran Umum.7 Keterbukaan informasi itu dibutuhkan
karena pada umumnya pemilik modal (investor) belum memiliki informasi secara
detail mengenai perusahaan emiten melainkan hanya informasi terbatas yang
dipaparkan di dalam prospektus.
Dengan adanya perubahan status ini, maka AD juga harus diubah terkait
perubahan informasi atau identitas dari suatu perseroan dimuat dalam suatu akta
notariil yang dilakukan oleh pejabat yang berwenang seperti notaris dan Kementerian
Hukum dan HAM (Kemenkumham). Perubahan AD melibatkan seorang direksi, yang
mana tugas dari direksi adalah bertanggung jawab untuk melakukan tugas yang
berkaitan dengan urusan perseroan, contohnya seperti Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS). Ditjen AHU memerintahkan kepada Notaris, apabila terdapat perseroan yang
belum menyelesaikan anggaran dasarnya sesuai dengan yang berlaku di Undang-
Undang Nomor 40 tahun 2007, maka notaris wajib untuk memberikan peringatan dan
saran agar perseroan tersebut melakukan penyesuaian anggaran dasarnya terlebih
dahulu. 8

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana mekanisme perubahan Anggaran Dasar Perseroan Terbatas
Tertutup menjadi Anggaran Dasar Perseroan Terbatas Terbuka sesuai
peraturan perundang-undangan?
2. Bagaimana peran notaris dalam keabsahan akta perubahan Anggaran Dasar
Perseroan Terbatas Tertutup menjadi Anggaran Dasar Perseroan Terbatas
Terbuka berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor
67/POJK.04/2017?

1.3. Tujuan Penulisan


Tujuan Penulisan ini adalah untuk menganalisis mekanisme perubahan
Anggaran Dasar Perseroan Terbatas Tertutup menjadi Anggaran Dasar Perseroan
Terbatas Terbuka sesuai peraturan perundang-undangan. Kemudian, menganalisis
peran notaris dalam keabsahan akta perubahan Anggaran Dasar Perseroan Terbatas
Tertutup menjadi Anggaran Dasar Perseroan Terbatas Terbuka berdasarkan
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 67/POJK.04/2017.

2. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis normatif
yaitu suatu penelitian untuk mengetahui dan menganalisis peraturan perundang-
undangan serta norma-norma hukum. Pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan
perundang-undangan dan pendekatan konseptual. permasalahan yang terjadi tersebut
dikaji dengan menganalisa aturan-aturan hukum mana saja yang berhubungan
dengan permasalahan yang dikaji. Penelitian ini memiliki sumber data yang berasal
dari data sekunder yang terdiri dari:
7 Indonesia, Undang-Undang Pasar Modal, Ps. 1 Angka 15.
8 Khirurridho Al Qeis, “Perubahan Anggaran Dasar…,” hlm. 1277
1) Bahan hukum memiliki sifat yang mengikat atau pada umumnya dikenal
sebagai bahan hukum primer, adapun contoh bahan hukum ini adalah Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata, Undang-Undang Perseroan Terbatas, dan
Undang-Undang Pasar Modal;
2) Bahan hukum yang memiliki kaitan dengan sumber bahan hukum primer dan
biasanya menjelaskan lebih detail tentang bahan hukum primer sering disebut
sebagai bahan hukum sekunder, seperti buku, jurnal, dan doktrin;
3) bahan hukum yang memiliki fungsi sebagai penambah informasi data terhadap
sumber bahan hukum yang bersifat primer maupun sekunder seperti artikel,
KBBI, dan koran.

3. Hasil dan Pembahasan


3.1. Mekanisme Perubahan AD PT Tertutup Menjadi AD PT Terbuka Sesuai
Peraturan Perundang-undangan
Kualifikasi sebuah PT Tertutup mengubah status menjadi PT Terbuka adalah
ketika modal dan jumlah pemegang sahamnya telah cukup sesuai dengan peraturan
yang berlaku. PT Tertutup yang telah memenuhi kualifikasi untuk menjadi PT
Terbuka wajib mengubah anggaran dasar dari perusahaan tersebut. Hal ini diatur
dalam Pasal 24 ayat (1) Undang-Undang Perseroan Terbatas. Batas waktu
penggantian anggaran dasar PT adalah 30 hari terhitung sejak terpenuhinya
kualifikasi tersebut. Pengubahan anggaran dasar suatu perusahaan berdampak pada
akta pendirian dari perusahaan tersebut.9 Perubahan anggaran dasar wajib dilakukan
dengan persetujuan RUPS dan dinyatakan dalam akta notaris.
Bagian dari anggaran dasar yang perlu diubah apabila status dari suatu
Perseroan Terbatas Tertutup diubah menjadi Perseroan Terbatas Terbuka adalah
sebagai berikut:
1. Nama Perusahaan.
Sebuah perusahaan memiliki nama yang menjadi identitas utama dari
perusahaan tersebut. Pasal 5 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomoe
43 Tahun 2021 Tentang Cara Pengajuan dan Pemakaian Nama Perseroan
Terbatas menyebutkan persyaratan nama Perseroan Terbatas sebagai berikut:
a. Ditulis dengan huruf latin
b. Tidak sama dengan nama perseroan lain
c. Tidak bertentangan dengan ketertiban umum dan/atau kesusilaan
d. Tidak sama atau tidak mirip dengan nama lembaga negara, lembaga
pemerintah, atau lembaga internasional kecuali mendapat izin dari
lembaga yang bersangkutan
e. Tidak terdiri atas angka atau rangkaian huruf yang tidak membentuk
kata
f. Tidak mempunyai arti sebagai perseroan, badan hukum, atau
persekutuan perdata
g. Tidak hanya menggunakan maksud dan tujuan serta kegiatan usaha
sebagai nama perseroan
h. Sesuai dengan maksud dan tujuan serta kegiatan usaha Perseroan,
dalam hal maksud dan tujuan serta kegiatan usaha kana digunakan
sebagai bagian dari Nama Perseroan.
Dalam pengubahan status menjadi Perseroan Terbuka, maka nama perseroan
yang telah memenuhi ketentuan diatas tidak diubah secara keseluruhan, hanya
ditambahkan singkatan “Tbk” pada akhir nama perseroan.
9 Indonesia, Undang-Undang Pasar Modal…, Ps. 1 Ayat (6).
2. Maksud, Tujuan, Serta Kegiatan Usaha
Pada bagian maksud, tujuan, serta kegiatan usaha pada Perseroan
Terbatas Terbuka, harus dijelaskan lebih detil agar dapat memberikan
gambaran jelas mengenai perusahaan terhadap masyarakat yang membaca dan
calon pembeli saham perusahaan tersebut.
3. Perubahan Modal Dasar dan Modal Disetor
Ketentuan mengenai modal dasar dan modal disetor dari PT Tertutup
dan PT Terbuka berbeda, sehingga harus diubah dalam anggaran dasar
perusahaan. Modal dasar dari PT Terbuka minimal 3 milyar dengan jumlah
minimal pemegang saham 300 orang.
4. Cara Pengeluaran Saham
Ketentuan mengenai cara pengeluaran saham antara PT Tertutup dan
PT Terbuka berbeda. Bagi PT Terbuka, maka cara pengeluaran sahamnya
adalah dengan mengikuti aturan yang telah ditentukan dalam anggaran dasar,
peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal, dan peraturan bursa di
tempat saham perusahaan dicatatkan.
5. Jumlah dan Klasifikasi Sahan Penitipan Kolektif
Jumlah dan klasifikasi saham penitipan kolektif tidak diatur dalam PT
Tertutup, namun dalam PT Terbuka diatur. Pasal penitipan kolektif mengatur
hal-hal yang berkaitan dengan saham dan Lembaga Penyimpanan dan
Penyelesaian, Bank Kustodian, Perusahaan Efek, serta Manajer Investasi.
6. Pengeluaran Efek yang Bersifat Ekuitas
Perusahaan yang ingin menjual sahamnya di pasar modal perlu
menjelaskan secara rinci berapa jumlah saham yang diperdagangkan di pasar
modal dalam anggaran dasarnya.
7. Cara Pemindahan Hak Atas Saham
Anggaran dasar dari PT Tertutup dan PT Terbuka menjelaskan
mengenai cara pemindahan hak atas saham, namun pengaturan dari keduanya
memiliki perbedaan. Perbedaan tersebut dapat ditemukan pada adanya peran
bursa efek dalam pemindahan hak atas saham. Pemindahan hak atas saham
pada PT Terbuka harus mengikuti ketentuan dari Bursa Efek Indonesia.
8. Ketentuan Mengenai Rapat Umum Pemegang Sahan atau RUPS
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 15/POJK.04/2020 tentang
Rencana dan Penyelenggaran RUPS PT Terbuka menjadi pedoman dari RUPS
dalam anggaran dasar PT Terbuka. Peraturan ini merupakan hal yang perlu
disesuaikan karena merupakan peraturan di bidang pasar modal yang berlaku.
9. Direksi dan Komisaris
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33/POJK.04/2014 tentang
Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik menjadi
pedoman untuk menentukan peraturan mengenai direksi dan komisaris dalam
anggaran dasar PT Terbuka.
10. Hal-hal Lain Menyesuaikan Dengan Kondisi Perusahaan
Hal-hal lain yang perlu disesuaikan diatur dalam anggaran dasar
perusahaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di
bidang pasar modal. Hal yang dimaksud dapat berupa penggunaan dana
cadangan, penggunaan laba, penggabungan, pembagian dividen, pembubaran,
peleburan, likuidasi, pengambilalihan, dan lainnya.
Perusahaan yang sudah memenuhi kriteria sebagai perusahaan terbuka dapat
mengajukan pernyataan pendaftaran ke OJK untuk melakukan penawaran umum.
Dengan menjadi perseroan terbuka maka perseroan wajib melakukan keterbukaan
informasi ke publik khususnya investor yang telah membeli saham perseroan 10,
karena usaha atau efeknya dapat berpengaruh terhadap keputusan pemodal terhadap
efek atau harga dari efek tersebut. Hal ini sesuai dengan Pasal 86 Ayat (1) UUPM
yang menyatakan bahwa keterbukaan informasi yang harus dilaksanakan oleh
perseroan terbuka. Dari pasal ini, dapat dilihat ada beberapa kewajiban yang harus
dilakukan oleh perseroan terbuka yaitu wajib untuk:
a. menyampaikan laporan secara berkala kepada Bapepam dan
mengumumkan laporan tersebut kepada masyarakat; dan
b. menyampaikan laporan kepada Bapepam dan mengumumkan kepada
masyarakat tentang peristiwa material yang dapat mempengaruhi harga efek
selambat-lambatnya pada akhir hari kerja ke-2 (kedua) setelah terjadinya
peristiwa tersebut.
Agar keterbukaan informasi terjamin bagi investor, maka harus dibuat
prospektus yang merupakan dokumen penawaran efek yang disarikan dan mewakili
dokumen-dokumen yang menyertai suatu pernyataan pendaftaran. Tujuan dari
dibuatnya prospektus adalah agar pemodal dapat membaca informasi dengan mudah
dalam rangka untuk membeli efek yang ditawarkan. Adapun jenis-jenis prospektus
adalah prospektus ringkas, prospektus awal, dan prospektus final.
Untuk memenuhi kewajiban keterbukaan informasi tersebut, diperlukan biaya
sehubungan dengan aksi yang dilakukan perseroan terbuka seperti penyelenggaraan
RUPS Tahunan untuk mencetak laporan tahunan, biaya sewa ruangan rapat, serta
pengumuman akan diselenggarakannya RUPS Tahunan dan hasil keputusan RUPS
Tahunan di media massa. Selanjutnya, aksi korporasi ini diperlukan biaya untuk jasa
konsultan hukum, jasa penilai, jasa notaris, jasa akuntan publik yang telah
mengaudit laporan keuangan, dana untuk pengumuman akan diselenggarakan RUPS
Luar biasa dan hasil keputusan RUPS Luar Biasa, serta pengumuman prospektus
ringkas dan pengumuman lainnya di media massa.11 Selain itu, ada juga dana rutin
yang dikeluarkan Perseroan Terbuka, yaitu dana untuk analis efek, jasa Biro
Administrasi Efek (BAE), serta biaya-biaya lainnya dalam rangka memenuhi
ketentuan dalam bidang Pasar Modal dan memenuhi kewajibannya sebagai
Perseroan Terbuka.12
Umumnya perseroan yang melakukan penawaran umum melakukan
pencatatan (listing) saham di Bursa yang menjadikan status Perseroan tersebut
menjadi Perusahaan Tercatat di Bursa yang menyebabkan kewajiban perseroan
bertambah karena perseroan selain harus memenuhi kewajibannya sebagai Perseroan
Terbuka juga harus memenuhi kewajibannya sebagai Perusahaan Tercatat.
keuntungan perusahaan yang listing adalah saham perusahaan tersebut dapat
diperdagangkan di bursa efek13

3.2. peran notaris dalam keabsahan akta perubahan AD PT tertutup menjadi


AD PT terbuka berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor
67/POJK.04/2017
10 Ristika Nayang Sari, “Proses Pelaksanaan Go Public Bagi Perusahaan Pada Pasar Modal (Studi
Pada PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul),” (Skripsi Universitas Negeri Semarang, Oktober 2017), hlm.
2.
11 Agus Salim Harahap, Proses Initial Public Offering (IPO) di Pasar Modal Indonesia, Forum
Ilmiah 2011, hlm. 133.
12 Ibid.,
13 Niru Anita Sinaga, “Hal-Hal Pokok Pendirian Perseroang Terbatas di Indonesia”, Jurnal Ilmiah
Hukum Dirgantara-Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma, Vol. 8, No. 2, Maret 2018,
hlm. 37.
Dalam Pasal 1 Angka 1 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 Tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris,
yang disebut dengan profesi notaris yaitu pejabat umum yang berwenang untuk
membuat akta autentik dan memiliki kewenangan lainnya sebagaimana dimaksud
dalam undang-undang ini atau berdasarkan undang-undang lainnya, termasuk Akta
di bidang Pasar Modal. dalam hal ini, dalam bidang pasar modal, seorang notaris
dimaksudkan untuk membuat akta berdasarkan ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang ini. Adapun yang dimaksud dengan kewenangan lainnya
yaitu dapat berupa membuat akta otentik dalam pasar modal, misalnya perubahan
anggaran dasar perusahaan yang semula tertutup menjadi perusahaan yang anggaran
dasarnya terbuka.
Dalam ketentuan lainnya, yaitu dalam Pasal 1 Angka 1 Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan Nomor 67/POJK.04/2017 tentang Notaris yang Melakukan Kegiatan Di
Pasar Modal, Notaris adalah pejabat umum yang berwenang untuk membuat akta
autentik dan memiliki kewenangan lainnya sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang mengenai jabatan notaris yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan sebagai
profesi penunjang pasar modal untuk membuat akta autentik yang dipersyaratkan
dalam peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal. Notaris Yang
Melakukan Kegiatan di Pasar Modal wajib terdaftar di OJK dan menaati kode etik
dan standar profesi yang ditetapkan oleh asosiasi profesi masing masing sepanjang
tidak bertentangan dengan Undang-undang ini dan atau peraturan pelaksanaannya.
Akta yang dibuat oleh notaris dalam dunia pasar modal yaitu dapat berupa
membuat berita acara Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan menyusun
pernyataan keputusan- keputusan RUPS, baik untuk persiapan go public maupun
RUPS setelah Initial Public Offering (IPO) atau penawaran saham perdana, meneliti
keabsahan hal-hal yang menyangkut penyelenggaraan RUPS, seperti kesesuaian
dengan anggaran dasar perusahaan, tata cara pemanggilan untuk RUPS dan
keabsahan dari pemegang saham atau kuasanya untuk menghadiri RUPS. Selain itu
juga, Notaris juga meneliti perubahan Anggaran Dasar (AD) agar tidak terdapat
materi pasal-pasal dalam AD, yang bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Bahkan diperlukan untuk melakukan penyesuaian-
penyesuaian pasal-pasal dalam AD, agar sejalan dan memenuhi ketentuan menurut
peraturan di bidang pasar modal dalam rangka melindungi investor dan masyarakat.
selain itu juga, Dalam hal terjadi perubahan substansi dalam anggaran dasar, PT
melakukan perubahan Anggaran Dasar, PT melakukan perubahan Anggaran Dasar
yang ditetapkan oleh RUPS.
Notaris yang dapat berperan sebagai profesi penunjang di pasar modal harus
terlebih dahulu terdaftar dan memenuhi beberapa persyaratan yang telah diatur
dalam peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 67/POJK.04/2017 tentang Notaris
Yang Melakukan Kegiatan Di Pasar Modal.
Adapun mengenai Persyaratan Pendaftaran Notaris diatur dalam Pasal 2 dan 3
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 67/POJK.04/2017 tentang Notaris Yang
Melakukan Kegiatan di Pasar Modal mengatur bahwa: “Notaris yang melakukan
kegiatan di bidang pasar modal wajib terlebih dahulu terdaftar di Otoritas Jasa
Keuangan dan memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dalam Peraturan Otoritas
Jasa Keuangan ini” Permohonan pendaftaran notaris sebagai profesi penunjang pasar
modal diajukan kepada Otoritas Jasa Keuangan selain harus memenuhi syarat diatas
juga harus disertai denga dokumen formulir Permohonan Pendaftaran Notaris
sebagaimana tercantum dalam yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam
peraturan OJK ini.32 Dalam menjadi Notaris di Pasar Modal selain tata cara/
prosedur yang harus diikuti dan dilengkapi sesuai ketentuan Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan Nomor 67/POJK.04/2017 Tentang Notaris Yang Melakukan Kegiatan Di
Pasar Modal yang menjadi payung hukum bagi semua Notaris yang melakukan
kegiatan di pasar modal. Sehingga, jika ketentuan Notaris Pasar Modal dalam POJK
Nomor 67/POJK.04/2017 belum dipenuhi, maka akta perubahan anggaran dasar
yang dibuat sebagai tahap menjadi Perusahaan Terbuka menjadi tidak sah. Untuk
membuat dokumen pendukung sehubungan dengan kegiatan Penawaran Umum,
yang salah satunya perubahan AD yang disesuaikan dengan POJK Nomor 2
/POJK.04/2019 adalah Notaris Pasar Modal.
Dalam menjalankan kegiatannya, Notaris Pasar Modal harus memahami dan
memenuhi ketentuan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Perubahan
Atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris serta Undang-
Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal.
Pada dasarnya, Dalam Pembuatan Akta Pendirian Perseroan Terbatas (untuk
selanjutnya disebut PT) Notaris berperan meresmikan atau verleden Akta serta
memberikan penyuluhan hukum kepada para pendiri perseroan.
Anggaran Dasar (“AD”) memegang peranan yang sangat penting sebagai
pedoman yang harus diikuti Perseroan Terbatas Persekutuan Modal (“PT”) selama
menjalankan kegiatan usahanya. Untuk itu, jika PT berencana melakukan
perubahan-perubahan tertentu, misalnya mengubah besarnya modal dasar, nama PT,
atau status PT dari tertutup menjadi terbuka, maka harus dilakukan perubahan AD.
Perubahan AD PT tersebut harus dilakukan sesuai koridor hukum,
sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Nomor 21 Tahun 2021 tentang Syarat dan Tata Cara Pendaftaran Pendirian,
Perubahan, dan Pembubaran Badan Hukum Perseroan Terbatas. AD PT wajib
didaftarkan kepada Menteri Hukum dan HAM (“Menteri”), di antaranya meliputi:
a. nama dan/atau tempat kedudukan PT;
b. maksud dan tujuan serta kegiatan usaha PT;
c. jangka waktu berdirinya PT;
d. besarnya modal dasar;
e. pengurangan modal ditempatkan dan disetor;
f. status PT tertutup menjadi PT terbuka, dan perubahan-perubahan lainnya.
2. Perlu diperhatikan, perubahan AD ditetapkan melalui Rapat Umum Pemegang
Saham (“RUPS”).

3. Perubahan AD tersebut kemudian dimuat atau dinyatakan dalam akta notaris


dalam bahasa Indonesia.

4. Perubahan AD yang tidak dimuat dalam akta berita acara rapat yang dibuat
notaris harus dinyatakan dalam akta notaris dalam jangka waktu maksimal 30 hari
terhitung sejak tanggal keputusan RUPS. Jika lewat dari 30 hari, perubahan AD
tidak boleh dinyatakan dalam akta notaris.

5. Permohonan perubahan AD diajukan secara elektronik melalui Sistem


Administrasi Badan Hukum (“SABH”) dengan cara mengisi format perubahan
dilengkapi pernyataan secara elektronik dari pemohon mengenai dokumen
perubahan AD yang telah lengkap serta mengunggah dokumen berupa salinan akta
perubahan AD PT. Adapun dokumen perubahan AD disimpan oleh Notaris,
meliputi:
a. akta tentang perubahan AD yang dibuat notaris;
b. notula RUPS perubahan AD/keputusan pemegang saham di luar RUPS;
c. akta tentang penggabungan, pengambilalihan, dan pemisahan yang dibuat
Notaris, dengan melampirkan: akta tentang persetujuan penggabungan,
pengambilalihan, dan pemisahan serta rancangan penggabungan,
pengambilalihan, dan pemisahan dari PT; salinan laporan keuangan yang
meliputi 3 tahun buku terakhir dari setiap PT yang akan melakukan
penggabungan, peleburan, pengambilalihan, dan pemisahan; dan bukti
pengumuman dalam 1 surat kabar mengenai ringkasan rancangan
penggabungan, peleburan, pengambilalihan, dan pemisahan PT.
d. salinan nomor pokok wajib pajak (“NPWP”);
e. bukti pembayaran biaya perubahan AD dan biaya pengumuman dalam
Tambahan Berita Negara Republik Indonesia.
f. bukti setor modal PT dari bank atas nama PT, neraca PT tahun buku
berjalan, atau bukti setor dalam bentuk lain, jika perubahan AD mengenai
peningkatan modal ditempatkan dan disetor PT;
g. bukti pengumuman dalam surat kabar, jika perubahan AD mengenai
pengurangan modal;
h. salinan surat keterangan mengenai alamat lengkap PT dari pengelola
gedung/instansi yang berwenang atau asli surat pernyataan mengenai
alamat lengkap PT yang ditandatangani oleh direksi PT; dan
i. salinan dokumen pendukung dari instansi terkait sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.14

Dalam prakteknya, banyak faktor yang sering menjadi kendala dalam proses
perubahan anggaran dasar suatu Perseroan terbatas (PT). faktor faktor kendala yang
sering terjadi di dalam praktek adalah sebagai berikut :

1. Kendala yang bersumber dari Sistem Administrasi badan Hukum (SABH)


Misalnya permasalahan yang pada timbul pada waktu berhadapan dengan
sistem elektronik dalam SABH.
2. Kendala yang bersumber dari kelalaian pihak notaris
Misalnya ada kelalaian pada saat pengecekan dokumen, atau dapat juga
berupa kelalaian untuk akses data dengan menunda- nunda waktu yang
akhirnya mengakibatkan akta menjadi lewat batas waktu yang akhirnya
mengakibatkan lewat dari yang ditentukan dalam undang- undang.
3. Kendala yang bersumber dari pihak klien atau perseroan
Misalnya akibat pihak perseroan yang tidak mengetahui adanya batas waktu
yang telah ditentukan dalam Peraturan Perundang- Undangan.

Kendala- kendala lainnya dalam prakteknya seringkali terjadi berupa


gabungan diantara kendala seperti yang telah disebutkan diatas. hal ini jelas sangat
mengganggu kinerja para notaris yang haus berhadapan dengan pihak klien atau
Perseroan.

Dalam menghadapai kendala tersebut ada banyak cara yang dapat dilakukan
untuk menyelesaikan masalah akta yang telah lewat batasan waktu. Hal ini sudah

14 “Perubahan anggaran dasar pt wajib didaftarkan”, dalam https://www.easybiz.id/perubahan-anggaran-


dasar-pt-wajib-didaftarkan-ini-ketentuannya. 08/09/2022.
tentu dapat mengakibatkan ketidakpastian hukum. kemudian akan menjadi lebih rumit
apabila RUPS Luar Biasa tersebut diadakan dalam agenda jual beli saham dan para
pemegang saham yang lama merasa sudah tidak berkepentingan lagi dengan
Perseroan dimaksud karena sudah menjual sahamnya sehingga tidak mau hadir.

Masalah notaris untuk pengadaan RUPS dengan agenda mengenai penegasan


kembali dari keputusan RUPS sebelumnya dengan disetujui oleh para pemegang
saham merupakan salah satu solusi, namun pada prakteknya seringkali mendapatkan
kendala sehingga pada akhirnya hanya direksi yang melakukan penegasan dan
dituangkan dalam akta penegasan yang dibuat oleh notaris.

Apabila terjadi kendala, Ikatan Notaris Indonesia (INI) mencoba untuk


menjembatani permasalahan tersebut dengan mengadakan pertemuan dengan para
Notaris yang tergabung dalam organisasi INI dan pihak dari Departemen hukukm dan
Hak Asasi Manusia. Tujuan dari pertemuan tersebut adalah untuk membuat
persamaan persepsi mengenai masalah jangka waktu dalam menghadapi kendala-
kendala yang timbul di lapangan pada proses pendaftaran di Sistem Administrasi
Badan Hukum.
Hasil dari seminar/ pertemuan tersebut, terdapat hal- hal yang disepakati yang
intimnya adalah sebagai berikut:
1. Dalam proses pembuatan akta Notaris sampai dengan pendaftarannya pada
departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia, harus dipisahkan antara:

a. Perbuatan Hukumnya
b. Perbuatan Administratifnya

Apabila suatu akta RUPS misalnya yang sudah dibuat secara sah, memenuhi
tata cara pemanggilan yang sah sesuai dengan Undang- Undang, dan memenuhi
jumlah kuorum yang dipersyaratkan, maka akta tersebut adalah sah dan tetap berlaku
(mengikat para pihak). akta tersebut memiliki fungsi konstitutif yang merupakan alat
bukti telah terjadinya suatu perbuatan hukum, meskipun batas waktu pengajuannya
menjadi berakhir akibat masalah administratis. jadi apabila waktu pengajuannya telah
berakhir, hanya syarat administratif yang tidak terpenuhi, maka akta tersebut tetap sah
dan tidak batal begitu saja. jika harus dibuatkan RUPS baru, maka akta yang dibuat
adalah akta yang berdasarkan hasil RUPS yang menegaskan keputusan RUPS
sebelumnya, dengan mencantumkan alasan dibuatnya RUPS tersebut.

2. Berbeda dengan jangka waktu untuk RUPS perubahan (baik yang


membutuhkan pengesahan atau pemberitahuan) untuk akta pendirian, jika jangka
waktu 60 hari sudah lewat, maka tidak bisa dibuatkan akta penegasan mengenai
pendirian Perseroan terbatas, melainkan harus dibuatkan akta pendirian yang baru. hal
ini disebabkan akta Perseroan Terbatas yang sudah bubar tidak bisa ditegaskan
kembali, sedangkan untuk nama dapat dipakai nama Perseroan terbatas yang
sebelumnya. Dalam pelaksanaannya cukup dilakukan dengan cara pemesanan nama
dan seterusnya seperti halnya pendirian Perseroan Terbatas yang baru.

3. penghitungan batas waktu 30 hari untuk pengajuan akta perubahan suatu PT


yang semula berakhirnya terhitung sejak tanggal diperolehnya DIAn selesai (selesai
melakukan entry data DIAN). namun sejak tanggal 17 Nopember 2008 yang lalu
diubah menjadi berakhirnya terhitung sejak tanggal pengajuan (tanggal akses DIAN).
artinya pada saat notaris sudah mendapat nomor kendali DIAN, maka batas waktu 30
hari tersebut sudah terpenuhi, sehingga selanjutnya tinggal proses administratif saja.

4. untuk penyesuaian anggaran dasar yang diikuti dengan materi rapat yang
membutuhkan pemberitahuan kepada Menteri, seperti; perubahan susunan pengurus
ataupun perubahan susunan pemegang saham, dahulu harus dilakukan akses DIAN-2
yang dilanjutkan dengan DIAN-3. hal ini sering mengakibatkan ditolaknya tanggal
akta oleh sistem, karena berakhirnya jangka waktu. padahal untuk mengakses DIAN-3
tersebut, notaris harus menunggu DIAN-2 memperoleh Tidak Keberatan Menteri
(TKM). sekarang, untuk mencegah hal tersebut terjadi dan mempermudah dari sisi
administrasi, maka cukup dilakukan satu kali akses saja pada DIN-2. ini merupakan
dasar, dapat sekaligus mengesahkan perubahan susunan pengurus ataupun perubahan
susunan pemegang saham tersebut.

pada upgrading dan Kongres Ikatan Notaris Indonesia di Surabaya tanggal 28 januari
2009 dijelaskan pula mengenai nakta perubahan anggaran dasar Perseroan Terbatas
baik yang akan diproses atau ditanda tangan, dalam mengatasi apabila akta sudah
terlanjur diproses atau ditanda tangan. dalam mengatasi apabila akta sudah melewati
batas waktu akibat adanya kendala dari sistem sedangkan para pemegang saham
sudah tidak bisa hadir lagi untuk rapat, maka pada setiap RUPS harus menyebutkan
kuasa kepada direksi untuk membuat perubahan, pengukuhan kembali acara rapat
untuk mengajukan permohonan kepada departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia.
kuasa tersebut akan lebih sempurna lagi jika dapat dibuat terpisah dalam bentuk
lampiran. jadi, setiap lewat 30 hari, direksi tinggal membuat pengukuhan kembali atas
RUPS yang sebelumnya. demikian pula jika RUPS yang terlewatkan terdiri dari
beberapa RUPS (misalnya RUPS pertama tentang peningkatan modal, kedua tentang
perubahan maksud dan tujuan dan RUPS ketiga tentang perubahan pengurus). untuk
hal demikian maka direksi cukup membuat satu kali lagi RUPS baru yang sekaligus
mengukuhkan semua mata acara RUPS pertama, RUPS kedua dan RUPS ketiga
tersebut, sekaligus mengesahkan seluruh perbuatan hukum yang dilakukan oleh
Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan sebelum mendapatkan persetujuan atau
penerimaan pemberitahuan dari Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia. jadi
kalimat pada akhir RUPS sebaiknya ditambahkan berupa:

“memberikan kuasa dengan hak subtitusi kepada Direksi Perseroan untuk menyatakan
kembali keputusan sebagaimana tersebut diatas ke dalam akta notaris, dan untuk
selanjutnya memberitahukan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia serta melakukan segala sesuatu yang diisyaratkan oleh hukum dan
ketentuan Perundang- Undangan.

Menyetujui, dalam hal keputusan yang telah diambil dalam rapat ini dikarenakan satu
dan lain tidak dapat dinyatakan dalam akta Notaris dan/ ataau tidak dapat diajukan
kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam jangka
waktu sebagaimana ditetapkan dalam UU No.40 tahun 2007 tentang Perseroan
terbatas, maka masing- masing pemegang saham Perseroan memberikan kuasa
dengan Hak Subtitusi kepada Direksi dan untuk bertindak baik bersama- sama
maupun masing- masing untuk dan atas nama serta mewakili masing- masing
pemegang saham Perseroan yang hadir dalam dan menyetujui keputusan Rapat ini
khusus untuk mengadakan, menghadiri serta mengambil keputusan RUPS atau
menanda- tangani suatu keputusan di luar RUPS yang memutuskan dan mengukuhkan
kembali keputusan yang telah diambil dalam rapat ini (bentuk dan isi surat kuasa
sebagaimana terlampir) dan berkenaan dengan hal tersebut melakukan segala tindakan
yang diperlukan tanpa ada yang dikecualikan demikian dengan memperhatikan
ketentuan Perundang- Undangan.

4. Penutup
4.1. Simpulan
1. Dalam menentukan pengubahan suatu status perseroan terbatas tertutup
menjadi perseroan terbatas terbuka perlu dilakukan dengan mengadakan RUPS
yang mana hasil dari RUPS tersebut dinyatakan dalam bentuk akta notaris.
Notaris dalam melakukan peran dan wewenangnya di pasar modal sedikit
kemungkinan untuk melakukan pelanggaran, sebab notaris melakukan
perannya sesuai dengan yang di wewenangkan dalam peraturan khususnya
peraturan otoritas jasa keuangan dan undang-undang jabatan notaris terkait
akta autentik yang dibuatnya. Pengubahan status perseroan perlu disesuaikan
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. ….

4.2. Saran
1. Menurut Penulis sebaiknya perusahaan dapat mengikuti proses
pengubahan status perseroan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Lalu, untuk Notaris sebaiknya melaksanakan profesinya sesuai dengan
Undang-Undang Jabatan Notaris (UUJN)
2. ……….

Daftar Pustaka
Buku
M. Fakhruddin, Hendy. Go Public Strategi Pendanaan dan Peningkatan Nilai
Perusahaan. Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2008.

Jurnal/Artikel
Halim, William. “Peran Notaris Pasar Modal Dalam Proses Pelaksanaan Go Private
Sebuah Perseroan Terbatas.” Premise Law Journal 2016,
Harahap, Agus Salim. “Proses Initial Public Offering (IPO) di Pasar Modal
Indonesia”, Forum Ilmiah 2011, hlm. 133.
Al Qeis, Khirurridho. “Perubahan Anggaran Dasar Perseroan Terbatas Tertutup
Menjadi Anggaran Dasar Perseroan Terbatas Terbuka.” Jurnal Kertha Semaya,
Vol. 10 No. 6 (2022), hlm. 1274-1296.
Harahap, Agus Salim. Proses Initial Public Offering (IPO) di Pasar Modal Indonesia.
Forum Ilmiah (2011). hlm. 133-140.
Sinaga, Niru Anita. “Hal-Hal Pokok Pendirian Perseroan Terbatas di Indonesia”.
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara-Fakultas Hukum Universitas Dirgantara
Marsekal Suryadarma. Vol. 8, No. 2, Maret (2018). hlm. 37.
Diandra, Hukum Online. “Perubahan anggaran dasar pt wajib didaftarkan”,
dalam https://www.easybiz.id/perubahan-anggaran-dasar-pt-wajib-didaftarkan-ini-
ketentuannya.08/09/2022.
Skripsi/Tesis
Erisa, Vivi. “Peran Notaris Terhadap Rencana Go Private Perseroan Terbuka (Studi
Kasus PT. X Tbk).” Tesis Magister Universitas Indonesia. Depok, 2009.
Sari, Ristika Nayang. “Proses Pelaksanaan Go Public Bagi Perusahaan Pada Pasar
Modal (Studi Pada PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul).” Skripsi
Universitas Negeri Semarang, 2017.

Peraturan Perundang-Undangan
Indonesia, Undang-Undang Pasar Modal, UU No. 8 Tahun 1995, LN No. 64 Tahun
1995, Tambahan No. 3608.
Indonesia, Undang-Undang tentang Jabatan Notaris, UU Nomor 2 Tahun 2014
tentang Perubahan Atas Undang- Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang
Jabatan Notaris, LN No.117 Tahun 2004, Tambahan No. 4432.
Indonesia, Peraturan Otoritas jasa Keuangan, Peraturan tentang
Notaris yang melakukan kegiatan di Pasar Modal Nomor 67 / POJK.04/2017,
LN No. 111 tahun 2011, Tambahan No. 5253

Anda mungkin juga menyukai