KELOMPOK 8:
FAKULTAS HUKUM
SALEMBA
2022
ABSTRAK
Perubahan status perusahaan tertutup menjadi perusahaan terbuka adalah bertujuan
untuk mengembangkan dan mempertahankan eksistensi perusahaan tersebut.
Perubahan status perusahaan tertutup menjadi terbuka ini harus melalui proses yang
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yaitu perubahan informasi atau identitas
dari suatu perseroan dimuat dalam suatu akta notariil yang mengacu pada ketentuan
dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 67/POJK.04/2017. Penelitian ini
membahas mengenai mekanisme perubahan Anggaran Dasar Perseroan Terbatas
Tertutup menjadi Anggaran Dasar Perseroan Terbatas Terbuka sesuai peraturan
perundang-undangan dan peran notaris dalam keabsahan akta perubahan Anggaran
Dasar Perseroan Terbatas Tertutup menjadi Anggaran Dasar Perseroan Terbatas
Terbuka berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 67/POJK.04/2017.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis normatif yaitu
suatu penelitian untuk mengetahui dan menganalisis peraturan perundang-undangan
serta norma-norma hukum.
Kata Kunci: Perseroan Terbatas; Pasar Modal; Anggaran Dasar Perseroan Terbatas
ABSTRACT
The change in the status of a private company to a public company is aimed at
developing and maintaining the existence of the company. The change in the status of
the private company to a public company must go through a process that is in
accordance with the laws and regulations, namely the change of information or
identity of a company is contained in a notarial deed which refers to the provisions of
the Financial Services Authority Regulation Number 67/POJK.04/2017. This study
discusses the mechanism for changing the Articles of Association of a Closed Limited
Liability Company to the Articles of Association of a Limited Liability Company in
accordance with the laws and regulations and the role of a notary in the validity of
the deed of changing the Articles of Association of a Closed Limited Liability
Company to the Articles of Association of a Limited Liability Company based on the
Regulation of the Financial Services Authority Number 67/POJK. 04/2017. The
research method used in this research is normative juridical, which is a study to find
out and analyze laws and regulations and legal norms.
1. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Seringkali Perseroan Tertutup mengubah status perusahaannya menjadi
Perseroan Terbuka. Hal ini disebabkan, perusahaan tersebut ingin melebarkan
usahanya namun juga membutuhkan dana agar kegiatan operasional perusahaan dapat
berjalan dengan baik.
Menurut Pasal 1 Angka 13 Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar
Modal (selanjutnya disebut UUPM), bahwa pasar modal adalah kegiatan yang
bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan Efek, Perusahaan Publik
yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang
berkaitan dengan Efek.1 Perseroan Terbatas (PT) merupakan suatu badan hukum yang
memiliki kegiatan usaha untuk mencari laba sebanyak-banyaknya, yang modalnya
1 Hendy M. Fakhruddin, Go Public Strategi Pendanaan dan Peningkatan Nilai Perusahaan), (Jakarta:
PT Elex Media Komputindo, 2008), Hlm. 76.
terdiri dari saham-saham dan besaran modal tersebut tercantum dalam Anggaran
Dasar (AD).
Seiring perkembangan ekonomi yang pesat, banyak perseroan yang merasa
terpacu untuk mengembangkan usahanya, menjadi perusahaan yang memiliki
kredibilitas dan prestasi yang baik di mata masyarakat dan untuk tetap
mempertahankan eksistensinya, maka salah satu strategi yang dapat dilakukan adalah
dengan melakukan pengembangan produksi yang menarik minat masyarakat pula.
Namun, untuk melakukan pengembangan produksi tersebut membutuhkan pendanaan
yang memadai. Tak dapat dielakkan bahwa masalah yang banyak dihadapi perusahaan
adalah terbatasnya sumber dapat perusahaan dan akses kepada perbankan guna
memperoleh tambahan dana. Dana yang didapatkan dari pendiri ataupun pihak ketiga
tidak akan cukup seiring makin berkembangnya perusahaan. Perusahaan yang
memiliki potensi baik dan sudah berkembang tentunya membutuhkan dana yang lebih
besar. Mengubah status perusahaan dari perusahaan tertutup menjadi perusahaan
terbuka merupakan solusi pasar modal yang tepat dalam hal pendanaan.2
Perusahaan terbuka menjual sahamnya kepada publik atau melakukan
penawaran umum (go public) sesuai dengan ketentuan yang telah diatur dalam
UUPM dan peraturan pelaksanaanya dan siap untuk dinilai secara terbuka oleh publik.
Go public merupakan kegiatan penawaran saham atau efek lain yang dilakukan oleh
emiten untuk menjual saham atau efek kepada masyarakat sesuai dengan ketentuan
UU Pasar Modal dan peraturan pelaksanaannya.3
Selain untuk mendapatkan dana untuk mengembangkan usahanya, dengan go
publicnya perusahaan akan menaikkan nilai perusahaan itu sendiri. Hal itu akan
terlihat pada saat terjadi tawar menawar saham kepada publik. Nilai saham akan
tinggi jika sebuah perusahaan dilihat memiliki prospek yang baik. Perusahaan swasta
merupakan emiten terbanyak yang mencatatkan bursanya dibanding perusahaan milik
pemerintah. Hal ini berarti perusahaan swasta ingin memanfaatkan pasar modal
sebagai sarana untuk meningkatkan citra atau imagenya terkait dengan saham yang
ditawarkan kepada publik.4
Untuk melakukan hal tersebut, perseroan harus melakukan aksi korporasi
berupa penawaran terlebih dahulu atau “go public” atau “Initial Public Offering”
(IPO) yang merupakan kegiatan penawaran efek untuk menjual efek kepada
masyarakat. Sesuai dengan Pasal 1 Angka 15, bahwa penawaran umum adalah
kegiatan penawaran efek yang dilakukan oleh emiten untuk menjual efek kepada
masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur dalam undang-undang ini dan peraturan
pelaksanaannya.5 Setelah itu, apabila perseroan menghendaki dan memenuhi
persyaratan, maka perseroan dapat mencatatkan sahamnya di daftar efek yang tercatat
di bursa (listing).6
Dengan demikian, pasar modal merupakan alternatif pembiayaan yang sangat
potensial dan tepat bagi perseroan. Pasar modal merupakan wadah yang digunakan
untuk menghimpun dana dalam jangka panjang dan dapat mencerminkan apakah
sebuah perseroan mampu memaksimalkan aset dan dana yang tersedia untuk
2 Ibid.,
3 William Halim, “Peran Notaris Pasar Modal Dalam Proses Pelaksanaan Go Private Sebuah Perseroan
Terbatas”, Premise Law Journal 2016, hlm. 2.
4 Vivi Erisa, “Peran Notaris Terhadap Rencana Go Private Perseroan Terbuka (Studi Kasus PT. X
Tbk),” (Tesis Magister Universitas Indonesia, Depok, 2009), hlm. 49
5 Khirurridho Al Qeis, “Perubahan Anggaran Dasar Perseroan Terbatas Tertutup Menjadi Anggaran
Dasar Perseroan Terbatas Terbuka,” Jurnal Kertha Semaya, Vol. 10 No. 6 (2022), hlm. 1276.
6 Indonesia, Undang-Undang Pasar Modal, UU No. 8 Tahun 1995, LN No. 64 Tahun 1995,
Tambahan No. 3608, Ps. 1 Angka 13.
meningkatkan kesejahteraan perseroan tersebut. Dengan tindakan go public perseroan
diharapkan dapat meningkatkan kinerja dan kondisinya.
Perseroan yang melakukan proses go public harus terbuka atas informasi
mengenai informasi yang berkaitan dengan perusahaan emiten, baik sebelum maupun
sesudah melakukan IPO. Menurut pasal 1 ayat 6 UUPM , emiten atau investee adalah
pihak utama yang menerbitkan saham. Emiten memiliki peran dalam proses Initial
Public Offering (IPO) atau Penawaran Umum.7 Keterbukaan informasi itu dibutuhkan
karena pada umumnya pemilik modal (investor) belum memiliki informasi secara
detail mengenai perusahaan emiten melainkan hanya informasi terbatas yang
dipaparkan di dalam prospektus.
Dengan adanya perubahan status ini, maka AD juga harus diubah terkait
perubahan informasi atau identitas dari suatu perseroan dimuat dalam suatu akta
notariil yang dilakukan oleh pejabat yang berwenang seperti notaris dan Kementerian
Hukum dan HAM (Kemenkumham). Perubahan AD melibatkan seorang direksi, yang
mana tugas dari direksi adalah bertanggung jawab untuk melakukan tugas yang
berkaitan dengan urusan perseroan, contohnya seperti Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS). Ditjen AHU memerintahkan kepada Notaris, apabila terdapat perseroan yang
belum menyelesaikan anggaran dasarnya sesuai dengan yang berlaku di Undang-
Undang Nomor 40 tahun 2007, maka notaris wajib untuk memberikan peringatan dan
saran agar perseroan tersebut melakukan penyesuaian anggaran dasarnya terlebih
dahulu. 8
2. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis normatif
yaitu suatu penelitian untuk mengetahui dan menganalisis peraturan perundang-
undangan serta norma-norma hukum. Pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan
perundang-undangan dan pendekatan konseptual. permasalahan yang terjadi tersebut
dikaji dengan menganalisa aturan-aturan hukum mana saja yang berhubungan
dengan permasalahan yang dikaji. Penelitian ini memiliki sumber data yang berasal
dari data sekunder yang terdiri dari:
13 Niru Anita Sinaga, “Hal-Hal Pokok Pendirian Perseroang Terbatas di Indonesia”, Jurnal Ilmiah
Hukum Dirgantara-Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma, Vol. 8, No. 2, Maret 2018,
hlm. 37.
adalah dengan mengikuti aturan yang telah ditentukan dalam anggaran dasar,
peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal, dan peraturan bursa di
tempat saham perusahaan dicatatkan.
5. Jumlah dan Klasifikasi Saham Penitipan Kolektif
Jumlah dan klasifikasi saham penitipan kolektif tidak diatur dalam PT
Tertutup, namun dalam PT Terbuka diatur. Pasal penitipan kolektif mengatur
hal-hal yang berkaitan dengan saham dan Lembaga Penyimpanan dan
Penyelesaian, Bank Kustodian, Perusahaan Efek, serta Manajer Investasi.
6. Pengeluaran Efek yang Bersifat Ekuitas
Perusahaan yang ingin menjual sahamnya di pasar modal perlu
menjelaskan secara rinci berapa jumlah saham yang diperdagangkan di pasar
modal dalam anggaran dasarnya.
7. Cara Pemindahan Hak Atas Saham
Anggaran dasar dari PT Tertutup dan PT Terbuka menjelaskan
mengenai cara pemindahan hak atas saham, namun pengaturan dari keduanya
memiliki perbedaan. Perbedaan tersebut dapat ditemukan pada adanya peran
bursa efek dalam pemindahan hak atas saham. Pemindahan hak atas saham
pada PT Terbuka harus mengikuti ketentuan dari Bursa Efek Indonesia.
8. Ketentuan Mengenai Rapat Umum Pemegang Saham atau RUPS
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 15/POJK.04/2020 tentang
Rencana dan Penyelenggaraan RUPS PT Terbuka menjadi pedoman dari
RUPS dalam anggaran dasar PT Terbuka. Peraturan ini merupakan hal yang
perlu disesuaikan karena merupakan peraturan di bidang pasar modal yang
berlaku.
9. Direksi dan Komisaris
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33/POJK.04/2014 tentang
Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik menjadi
pedoman untuk menentukan peraturan mengenai direksi dan komisaris dalam
anggaran dasar PT Terbuka.
10. Hal-hal Lain Menyesuaikan Dengan Kondisi Perusahaan
Hal-hal lain yang perlu disesuaikan diatur dalam anggaran dasar
perusahaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di
bidang pasar modal. Hal yang dimaksud dapat berupa penggunaan dana
cadangan, penggunaan laba, penggabungan, pembagian dividen, pembubaran,
peleburan, likuidasi, pengambilalihan, dan lainnya.
Perusahaan yang sudah memenuhi kriteria sebagai perusahaan terbuka dapat
mengajukan pernyataan pendaftaran ke OJK untuk melakukan penawaran umum.
Dengan menjadi perseroan terbuka maka perseroan wajib melakukan keterbukaan
informasi ke publik khususnya investor yang telah membeli saham perseroan 14,
karena usaha atau efeknya dapat berpengaruh terhadap keputusan pemodal terhadap
efek atau harga dari efek tersebut. Hal ini sesuai dengan Pasal 86 Ayat (1) UUPM
yang menyatakan bahwa keterbukaan informasi yang harus dilaksanakan oleh
perseroan terbuka. Dari pasal ini, dapat dilihat ada beberapa kewajiban yang harus
dilakukan oleh perseroan terbuka yaitu wajib untuk:
a. menyampaikan laporan secara berkala kepada Bapepam dan
mengumumkan laporan tersebut kepada masyarakat; dan
20 Indonesia, Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 2/POJK.04/2019 Tentang Cara Pemberian
Persetujuan Anggaarn Dasar Bursa Efek. Ps. 3.
yang salah satunya perubahan AD yang disesuaikan dengan POJK Nomor 2
/POJK.04/2019 adalah Notaris Pasar Modal.
Dalam menjalankan kegiatannya, Notaris Pasar Modal harus memahami dan
memenuhi ketentuan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Perubahan
Atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris serta Undang-
Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal.
Pada dasarnya, Dalam Pembuatan Akta Pendirian Perseroan Terbatas (untuk
selanjutnya disebut PT) Notaris berperan meresmikan atau verleden Akta serta
memberikan penyuluhan hukum kepada para pendiri perseroan.
Anggaran Dasar (“AD”) memegang peranan yang sangat penting sebagai
pedoman yang harus diikuti Perseroan Terbatas Persekutuan Modal (“PT”) selama
menjalankan kegiatan usahanya. Untuk itu, jika PT berencana melakukan
perubahan-perubahan tertentu, misalnya mengubah besarnya modal dasar, nama PT,
atau status PT dari tertutup menjadi terbuka, maka harus dilakukan perubahan AD.
Perubahan AD PT tersebut harus dilakukan sesuai koridor hukum,
sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Nomor 21 Tahun 2021 tentang Syarat dan Tata Cara Pendaftaran Pendirian,
Perubahan, dan Pembubaran Badan Hukum Perseroan Terbatas. AD PT wajib
didaftarkan kepada Menteri Hukum dan HAM (“Menteri”), di antaranya meliputi:
a. nama dan/atau tempat kedudukan PT;
b. maksud dan tujuan serta kegiatan usaha PT;
c. jangka waktu berdirinya PT;
d. besarnya modal dasar;
e. pengurangan modal ditempatkan dan disetor;
f. status PT tertutup menjadi PT terbuka, dan perubahan-perubahan lainnya.
Hal yang perlu diperhatikan yaitu perubahan AD ditetapkan melalui Rapat Umum
Pemegang Saham (“RUPS”). Perubahan AD tersebut kemudian dimuat atau
dinyatakan dalam akta notaris dalam bahasa Indonesia. Perubahan AD yang tidak
dimuat dalam akta berita acara rapat yang dibuat notaris harus dinyatakan dalam
akta notaris dalam jangka waktu maksimal 30 hari terhitung sejak tanggal
keputusan RUPS. Jika lewat dari 30 hari, perubahan AD tidak boleh dinyatakan
dalam akta notaris.
Dalam prakteknya, banyak faktor yang sering menjadi kendala dalam proses
perubahan anggaran dasar suatu Perseroan terbatas (PT). faktor faktor kendala yang
sering terjadi di dalam praktek adalah sebagai berikut :
Dalam menghadapai kendala tersebut ada banyak cara yang dapat dilakukan
untuk menyelesaikan masalah akta yang telah lewat batasan waktu. Hal ini sudah
tentu dapat mengakibatkan ketidakpastian hukum. kemudian akan menjadi lebih rumit
apabila RUPS Luar Biasa tersebut diadakan dalam agenda jual beli saham dan para
pemegang saham yang lama merasa sudah tidak berkepentingan lagi dengan
Perseroan dimaksud karena sudah menjual sahamnya sehingga tidak mau hadir.
a. Perbuatan Hukumnya
b. Perbuatan Administratifnya
Apabila suatu akta RUPS misalnya yang sudah dibuat secara sah, memenuhi
tata cara pemanggilan yang sah sesuai dengan Undang- Undang, dan memenuhi
jumlah kuorum yang dipersyaratkan, maka akta tersebut adalah sah dan tetap berlaku
(mengikat para pihak). akta tersebut memiliki fungsi konstitutif yang merupakan alat
bukti telah terjadinya suatu perbuatan hukum, meskipun batas waktu pengajuannya
menjadi berakhir akibat masalah administratis. jadi apabila waktu pengajuannya telah
berakhir, hanya syarat administratif yang tidak terpenuhi, maka akta tersebut tetap sah
dan tidak batal begitu saja. jika harus dibuatkan RUPS baru, maka akta yang dibuat
adalah akta yang berdasarkan hasil RUPS yang menegaskan keputusan RUPS
sebelumnya, dengan mencantumkan alasan dibuatnya RUPS tersebut.
4. untuk penyesuaian anggaran dasar yang diikuti dengan materi rapat yang
membutuhkan pemberitahuan kepada Menteri, seperti; perubahan susunan pengurus
ataupun perubahan susunan pemegang saham, dahulu harus dilakukan akses DIAN-2
yang dilanjutkan dengan DIAN-3. hal ini sering mengakibatkan ditolaknya tanggal
akta oleh sistem, karena berakhirnya jangka waktu. padahal untuk mengakses DIAN-3
tersebut, notaris harus menunggu DIAN-2 memperoleh Tidak Keberatan Menteri
(TKM). sekarang, untuk mencegah hal tersebut terjadi dan mempermudah dari sisi
administrasi, maka cukup dilakukan satu kali akses saja pada DIN-2. ini merupakan
dasar, dapat sekaligus mengesahkan perubahan susunan pengurus ataupun perubahan
susunan pemegang saham tersebut.
pada upgrading dan Kongres Ikatan Notaris Indonesia di Surabaya tanggal 28 januari
2009 dijelaskan pula mengenai nakta perubahan anggaran dasar Perseroan Terbatas
baik yang akan diproses atau ditanda tangan, dalam mengatasi apabila akta sudah
terlanjur diproses atau ditanda tangan. dalam mengatasi apabila akta sudah melewati
batas waktu akibat adanya kendala dari sistem sedangkan para pemegang saham
sudah tidak bisa hadir lagi untuk rapat, maka pada setiap RUPS harus menyebutkan
kuasa kepada direksi untuk membuat perubahan, pengukuhan kembali acara rapat
untuk mengajukan permohonan kepada departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia.
kuasa tersebut akan lebih sempurna lagi jika dapat dibuat terpisah dalam bentuk
lampiran. jadi, setiap lewat 30 hari, direksi tinggal membuat pengukuhan kembali atas
RUPS yang sebelumnya. demikian pula jika RUPS yang terlewatkan terdiri dari
beberapa RUPS (misalnya RUPS pertama tentang peningkatan modal, kedua tentang
perubahan maksud dan tujuan dan RUPS ketiga tentang perubahan pengurus). untuk
hal demikian maka direksi cukup membuat satu kali lagi RUPS baru yang sekaligus
mengukuhkan semua mata acara RUPS pertama, RUPS kedua dan RUPS ketiga
tersebut, sekaligus mengesahkan seluruh perbuatan hukum yang dilakukan oleh
Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan sebelum mendapatkan persetujuan atau
penerimaan pemberitahuan dari Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia. jadi
kalimat pada akhir RUPS sebaiknya ditambahkan berupa:
“memberikan kuasa dengan hak subtitusi kepada Direksi Perseroan untuk menyatakan
kembali keputusan sebagaimana tersebut diatas ke dalam akta notaris, dan untuk
selanjutnya memberitahukan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia serta melakukan segala sesuatu yang diisyaratkan oleh hukum dan
ketentuan Perundang- Undangan.
Menyetujui, dalam hal keputusan yang telah diambil dalam rapat ini dikarenakan satu
dan lain tidak dapat dinyatakan dalam akta Notaris dan/ ataau tidak dapat diajukan
kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam jangka
waktu sebagaimana ditetapkan dalam UU No.40 tahun 2007 tentang Perseroan
terbatas, maka masing- masing pemegang saham Perseroan memberikan kuasa
dengan Hak Subtitusi kepada Direksi dan untuk bertindak baik bersama- sama
maupun masing- masing untuk dan atas nama serta mewakili masing- masing
pemegang saham Perseroan yang hadir dalam dan menyetujui keputusan Rapat ini
khusus untuk mengadakan, menghadiri serta mengambil keputusan RUPS atau
menanda- tangani suatu keputusan di luar RUPS yang memutuskan dan mengukuhkan
kembali keputusan yang telah diambil dalam rapat ini (bentuk dan isi surat kuasa
sebagaimana terlampir) dan berkenaan dengan hal tersebut melakukan segala tindakan
yang diperlukan tanpa ada yang dikecualikan demikian dengan memperhatikan
ketentuan Perundang- Undangan.
4. Penutup
4.1. Simpulan
1. Dalam menentukan pengubahan suatu status perseroan terbatas tertutup
menjadi perseroan terbatas terbuka perlu dilakukan dengan mengadakan RUPS
yang mana hasil dari RUPS tersebut dinyatakan dalam bentuk akta notaris.
Notaris dalam melakukan peran dan wewenangnya di pasar modal sedikit
kemungkinan untuk melakukan pelanggaran, sebab notaris melakukan
perannya sesuai dengan yang di wewenangkan dalam peraturan khususnya
peraturan otoritas jasa keuangan dan undang-undang jabatan notaris terkait
akta autentik yang dibuatnya. Pengubahan status perseroan perlu disesuaikan
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Peran notaris dalam menghadapi masalah akta perubahan anggaran dasar dari
tertutup menjadi anggaran dasar terbuka adalah notaris harus tetap berpegang
pada Ketentuan Peraturan Perundang- Undangan yang berlaku dengan
menyarankan kepada pihak perseroan untuk melakukan penegasan kembali
mengenai hasil keputusan- keputusan tersebut melalui RUPS. dalam hal ini
notaris tidak serta merta memformulasikan segala sesuatu yang dibicarakan
dalam RUPS dan kemudian menuangkannya dalam suatu akta otentik, akan
tetapi notaris sebagai pejabat umum yang diberikan kewenangan dan
kepercayaan oleh Undang- Undang harus lebih teliti dan berhati- hati dalam
mencermati segala sesuatu hal yang berkenaan dengan keabsahan prosedur
pengajuan permohonan persetujuan atau pemberitahuan perubahan anggaran
dasar kepada Menteri.
4.2. Saran
1. Menurut Penulis sebaiknya perusahaan dapat mengikuti proses pengubahan
status perseroan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Lalu, untuk Notaris
sebaiknya melaksanakan profesinya sesuai dengan Undang-Undang Jabatan
Notaris (UUJN)
2. Notaris harus lebih hati- hati dalam penerapan ketentuan Perundang-
Undangan yang berlaku, karena notaris sebagai pihak yang dianggap lebih
mengetahui hukum dan harus mampu mengantisipasi beberapa kemungkinan
yang terjadi mengenai akta yang sedang atau telah dibuatnya. Notaris juga
mulai harus sadar akan pentingnya kualitas pelayanan yang tidak akan
melanggar koridor Kode Etik Notaris yang telah ditetapkan oleh Peraturan
Perundang- Undangan yang berlaku.
Daftar Pustaka
Buku
M. Fakhruddin, Hendy. Go Public Strategi Pendanaan dan Peningkatan Nilai
Perusahaan. Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2008.
Jurnal
Al Qeis, Khirurridho. “Perubahan Anggaran Dasar Perseroan Terbatas Tertutup
Menjadi Anggaran Dasar Perseroan Terbatas Terbuka.” Jurnal Kertha Semaya,
Vol. 10 No. 6 (2022), hlm. 1274-1296.
Halim, William. “Peran Notaris Pasar Modal Dalam Proses Pelaksanaan Go Private
Sebuah Perseroan Terbatas.” Premise Law Journal, 2016.
Harahap, Agus Salim. Proses Initial Public Offering (IPO) di Pasar Modal Indonesia.
Forum Ilmiah (2011). hlm. 133-140.
Sinaga, Niru Anita. “Hal-Hal Pokok Pendirian Perseroan Terbatas di Indonesia”.
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara-Fakultas Hukum Universitas Dirgantara
Marsekal Suryadarma. Vol. 8, No. 2, Maret (2018). hlm. 37.
Skripsi/Tesis
Erisa, Vivi. “Peran Notaris Terhadap Rencana Go Private Perseroan Terbuka (Studi
Kasus PT. X Tbk).” Tesis Magister Universitas Indonesia. Depok, 2009.
Sari, Ristika Nayang. “Proses Pelaksanaan Go Public Bagi Perusahaan Pada Pasar
Modal (Studi Pada PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul).” Skripsi
Universitas Negeri Semarang, 2017.
Peraturan Perundang-Undangan
Indonesia. Undang-Undang Pasar Modal. UU No. 8 Tahun 1995. LN No. 64 Tahun
1995. Tambahan No. 3608.
________. Undang-Undang tentang Jabatan Notaris, UU Nomor 2 Tahun 2014
tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan
Notaris. LN No.117 Tahun 2004. Tambahan No. 4432.
________. Undang-Undang Perseroan Terbatas. UU No. 40 Tahun 2007.
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 2/POJK.04/2019 Tentang Cara Pemberian
Persetujuan Anggaran Dasar Bursa Efek. LN No. 24 tahun 2019, Tambahan No.
6309.
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan, Peraturan tentang Notaris yang melakukan
kegiatan di Pasar Modal Nomor 67 / POJK.04/2017. LN No. 111 tahun 2011,
Tambahan No. 5253.
Internet
Diandra, Hukum Online. “Perubahan anggaran dasar pt wajib didaftarkan”, dalam
https://www.easybiz.id/perubahan-anggaran-dasar-pt-wajib-didaftarkan-ini-
ketentuannya. Diakses 08 September 2022.