Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH SEMINAR

Makalah ini Diajukan Guna Untuk Memenuhi Tugas


Akhir PKL
2021

Di Susun Oleh:
Nama:
Aji Soekamto XII TKJ 2
Shendy Dwi Septian XII TKJ 2
Nur Kholis XII TKJ 3
Haris Erlangga XII TKJ 2

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT


DINAS PENDIDIKAN
CABANG DINAS PENDIDIKAN WILAYAH X
SMK NEGERI 1 MUNDU
2021
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN
MAKALAH SEMINAR

JUDUL :
Disusun Oleh :
Kelas :

Makalah ini telah disetujui dan disahkan :


Mundu, 2021

Kordinator Kompetensi Keahlian TKJ Guru


Pembimbing

Tatang .S.pd Ade


NIP.19780927 200801 1 008 (NIP)

Mengetahui,
Wakil Kepala Sekolah,
Bidang Hubungan Industri

Rachmat Indrianto,
NIP.19721104 200012 1 002
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO
1.      Semua yang terjadi adalah takdir, namun takdir bisa dirubah dengan cara berusaha dan
berikhtiar semaksimal mungin.
2.      Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai
(dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain.
(Q.S Al-Insyirah 7-8).

PERSEMBAHAN
            Laporan Prakerin Ini Dipersembahkan Kepada :
1.      Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Mundu Cirebon dan Bapak/Ibu Guru yang telah
membimbing saya.
2.      Pembimbing, Guru-guru dan Staf Karyawan SMK Negeri 1 Mundu Cirebon.
3.      Orang tua dan keluarga yang telah mendo’akan, membiayai, mendukung dan
memberikan semangat sampai selesainya pelaksanaan Prakerin.
4.      Pembimbing Instansi dan semua karyawan PT.Bina Informatika Solusi (Bitsnet).
5.      Teman-teman seperjuangan.
6.       Adik-adik kelas semuanya yang akan melaksanakan kegiatan Prakerin untuk program
kegiatan periode selanjutnya.
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
karuniaNya kami masih diberikan kesehatan dan kesempatan untuk
menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini dibuat dengan tujuan memberikan informasi kepada pembaca


tentang VoIP.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini banyak kekurangan,


oleh sebab itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan
semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya
dan umumnya bagi pembaca.

Terimakasih

Penulis
Halaman Judul
Halaman Pengesahan
Motto dan Persembahan
Kata Pengantar
Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
2. Rumusan Masalah
3. Batasan Masalah
4. Tujuan Makalah
BAB II PEMECAHAN MASALAH
1. Landasan Teori
2. Pemecahan Masalaha
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
IDENTITAS SISWA

Lampiran
- Foto-foto kegiatan
- Hasil kegiatan
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah


Voice over Internet Protocol (VoIP) adalah salah satu teknologi
komunikasi yang memanfaatkan jaringan Internet Protocol (IP) sebagai media
transmisi data. Teknologi ini memberikan keuntungan komunikasi dengan
biaya yang lebih murah, dimana komunikasi dapat dilakukan baik dengan
voice call maupun video call. Dari keuntungan tersebut, maka banyak vendor
yang menggunakan jasa VoIP, untuk meningkatkan kualitas jalannya suatu
bisnis. Hal ini dikarenakan, metode yang digunakan pada teknologi VoIP,
efisien digunakan saat ini, yakni packet switching (Hafifi, 2014).
Packet switching adalah metode yang digunakan untuk memindahkan data
dalam internet, dengan memperhatikan prioritas data. Dalam metode ini, data
yang memiliki prioritas lebih tinggi, akan mengalami delivery delay yang
lebih kecil. Data berupa rangkaian potongan kecil, yang dikirim secara
berurutan. Rangkaian potongan inilah yang disebut dengan paket. Setiap
paket melewati jaringan dari satu titik ke titik lain, untuk sampai ke tujuan.
Pada setiap titik, seluruh paket diterima, disimpan, dan dengan cepat
ditransmisikan ke titik berikutnya. Dengan demikian, jalur yang digunakan
menjadi lebih efisien dan dinamis, karena hubungan antar titik dapat
menggunakan jalur tersebut secara bersamaan (Suryadi, 2010). Meskipun
demikian, terdapat kelemahan dari penggunaan packet switching, yakni
ketika suatu jaringan mengalami pelonjakan permintaan layanan, maka proses
pengiriman data menjadi lambat (delivery delay meningkat).
Terlepas dari kelemahan yang ada, teknologi VoIP tetaplah sebuah
terobosan, yang telah membantu banyak perusahaan, dalam menemukan
solusi, terkait media komunikasi efektif. Dengan teknologi ini, perusahaan
dapat melakukan penekanan biaya, hanya saja semakin banyak pengguna
yang memanfaatkan teknologi ini, hal tersebut tidak setimbang dengan
peningkatan infrastruktur telepon yang ada, dalam mendukung fitur baru dari
teknologi VoIP.
Faktor inilah yang menyebabkan, masih adanya celah pada teknologi tersebut,
sehingga rentan terserang cybercrime (Hafifi, 2014).
Untuk mengantisipasi serangan cybercrime, banyak penelitian dilakukan
untuk mengamankan jaringan VoIP, antara lain MPLS-VPN, TLS, kriptografi
RC4, SRTP, segmentasi VLAN, dan metode keamanan lainnya. Dari
sekumpulan metode tersebut, penulis mencoba menggabungkan dua jenis
metode, antara lain MPLS-VPN yang digunakan untuk membangun jaringan
private, yakni jaringan yang dibangun di lingkungan internal, dan segmentasi
VLAN yang di dalamnya terdapat pengaturan firewall, untuk memisahkan
lalu lintas suara dan data dalam jaringan VoIP. Dengan menggabungkan
kedua metode, maka serangan apapun menuju data network, tidak akan
mempengaruhi lalu lintas serta kualitas suara yang datang (Yusro, 2009).
Selain itu, penggunaan kedua metode, membuat pengiriman paket menjadi
lebih cepat dan aman, sebab adanya penggabungan kecepatan switching pada
layer 2 (data link), dengan kemampuan routing pada layer 3 (network), oleh
metode MPLS (Cahyo, 2011), yang disertai dengan kemampuan
authentication oleh VPN, untuk menjamin kerahasiaan data.
Pembahasan terkait fungsi MPLS-VPN, diterangkan dalam hasil penelitian
Mahasiswa Universitas Indonesia, Andi Taufik S. (2010). Dari penelitiannya,
diketahui bahwa metode VPN (Virtual Private Network), dapat memberikan
beberapa keuntungan, yakni menjamin integrity (keutuhan), confidentiality
(kerahasiaan), dan authentication (pengesahan). Kemudian untuk penjelasan
terkait MPLS (Multi Protocol Label Switching), pendapat Andi senada
dengan artikel yang dipublikasikan oleh tiga Mahasiswa SNASTIKOM, yakni
Rizal M., Fardian, dan Taufiq (2012), yang menjelaskan cara kerja MPLS,
adalah dengan menggunakan konsep pelabelan bebas (independent) dan unik,
ketika paket diteruskan. Konsep tersebut yang membantu pengiriman paket
pada jaringan komputer, menjadi lebih cepat.
Dengan mengetahui kelebihan yang dimiliki MPLS-VPN, yakni terkait
pengoptimalan proses pengiriman paket di atas, membuat penulis ingin
mencoba mengombinasikan metode tersebut dengan metode segmentasi
VLAN, yang lebih berorientasi pada pengamanan jaringan, untuk memastikan
bahwa paket terkirim melalui jalurnya masing-masing secara lebih aman.
Penerapan segmentasi VLAN tersebut, dilakukan dengan menambahkan
pengaturan firewall. Tujuannya untuk memisahkan trafik suara dan data,
hingga keduanya benar-benar tidak dapat melakukan komunikasi satu dengan
yang lain. Hanya saja, penerapan firewall justru membuat kemungkinan
traffic flow dapat terjadi, karena cara kerja firewall yang harus memproses
terlebih dahulu paket VoIP yang dibebankan, hal ini berbanding terbalik
dengan kondisi VoIP, yang berupaya menekan supaya tidak terjadi delay
(Yusro, 2009). Itulah mengapa kedua metode saling dihubungkan, agar proses
pengiriman paket menjadi lebih aman, dengan tetap mempertahankan kualitas
transmisi data. Hal ini dapat terjadi karena, metode segmentasi VLAN
memiliki beberapa manfaat, antara lain meningkatkan keamanan lalu lintas
data, menghemat penggunaan bandwidth, mengurangi lalu lintas paket data
yang tidak dibutuhkan, dan mengurangi banyaknya jumlah device, yang ikut
berpartisipasi dalam pembuatan broadcast storm (Prabowo, 2013). Oleh sebab
itu, metode segmentasi VLAN ini direkomendasikan pula oleh Cisco, untuk
meningkatkan keamanan suara dan data pada jaringan VoIP (Cioara dan
Valentine, 2011).

2. Rumusan Masalah
Melihat penjelasan dari latar belakang di atas, maka ditemukan beberapa

rumusan masalah, antara lain:

1. Apa pengaruh yang terjadi pada jaringan, apabila metode MPLS-VPN dan
segmentasi VLAN dijalankan secara terpisah?
2 Apakah keberadaan metode segmentasi VLAN pada jaringan MPLS-VPN,
efektif meningkatkan kualitas transmisi dan keamanan data pada jaringan
VoIP?

3. Batasan Masalah
Batasan masalah yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah
1. Pengujian hanya dilakukan pada jaringan IPv4.
2. Jenis codec yang digunakan untuk pengujian adalah GSM.
3. Range bandwidth yang digunakan untuk mengukur Quality of Service (QoS)
adalah 100 kbps, 512 kbps, 1Mbps dan 3 Mbps. Pemilihan bandwidth ini,
berdasarkan rekomendasi dari surat kabar Phone.com, yakni media yang
berfokus pada pengembangan perangkat digital, salah satunya VoIP. Media
tersebut menyarankan, kecepatan bandwidth yang digunakan untuk
melakukan panggilan, minimumnya 100 kbps dan 3Mbps untuk memperoleh
layanan optimal. Aturan ini digunakan, ketika jumlah panggilan yang datang
secara bersamaan adalah 1 (Maloff, 2014).
4. Untuk pengujiannya, penulis menggunakan dua tahapan pengujian, yakni
pengujian Quality of Service (QoS) dan pengujian keamananan jaringan.
5. Pengujian QoS (monitoring QoS) dilakukan dengan menggunakan software
Wireshark, dengan menggunakan empat parameter, yakni throughput, packet
loss, delay, dan jitter.
6. Pengujian keamanan jaringan, menggunakan beberapa teknik serangan,
yakni ARP poisoning dan VLAN hopping, untuk serangan layer 2 (data
link). IP spoofing dan ping flooding, untuk serangan layer 3 (network), serta
eavesdropping untuk serangan layer 1 (physical). Kelima teknik tersebut,
dijalankan pada Sistem Operasi Backtrack dan akan dijelaskan lebih lanjut
pada bab metodologi penelitian.

4. Tujuan Makalah

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penggabungan


kedua metode, segmentasi VLAN dengan MPLS-VPN, akan lebih baik dalam
meningkatkan kualitas transmisi dan keamanan data atau justru sebaliknya.

BAB II
PEMECAHAN MASALAH

1 Landasan Teori
1. Pengertian VoiP

VOiP (Voice over Internet Protocol ) adalah teknologi yang mampu melewatkan
trafik suara, video dan data yang berbentuk paket melalui jaringan IP.

Teknologi VOiP merupakan teknologi kompunikasi telepon melalui jaringan internet.


Penyelengara Internet dapat menggunakan satu jaringan baik dalam menyalurkan data,
multimedia dan suara (VOiP). Berbeda dengan penyelengara carrier/telekomunikasi
konvensional yang harus mengurus komunikasi data, suara dan multimedia yang terpisah.
Penyelengara konvensional ini harus mengeluarkan anggaran dan harus mempunyai
tenaga ahli untuk menangani setiap bagian tersebut.

Penyelengara VOiP, tidak menggunakan jaringan terpisah untuk menyalurkan data,


video, dan suara. Sehingga VOiP dapat berkonsentrasi untuk satu jaringan data dan
gerbang dari data ke data maupun video dan suara. Titik interkoneksi VOiP dengan
jaringan konvensional adalah didalam gerbang masuk dan gerbang keluar VOiP tersebut.
Penyelengara VOiP tidak perlu memiliki pelanggan digerbang keluar ke jaringan telpon
konvensional. Jaringan konvensional keluar ini dilanggan oleh penyelengara VOiP bukan
oleh pengguna VOiP itu sendiri. Pelanggan VOiP adalah pelanggan di gerbang masuk
VOiP dan gerbang ini bisa dari penyelengara konvensional maupun penyelengara IP
seperti Yahoo, MSN, Skype, Unitec dan lain-lain.

Biaya yang dikeluarkan oleh pengguna VOiP merupakan komponen jasa penggunaan
traffic IP (Internet Protocol) dan “jika ada” koneksi jaringan telpon konvensial (baik di
gerbang masuk ataupun keluar). Dari komponen tersebut jaringan IP merupakan jaringan
yang menghubungkan satu titik komputer (VOiP) keseluruh dunia tanpa perlu dibatasi
oleh batas wilayah (SLJJ) ataupun antar negara (SLI). Setiap titik VOiP yang
menggunakan IP atau ID dan didaftarkan disalah satu penyelengara VOiP baik didalam
maupun luar wilayah Indonesia dapat dihubungi dari penyelengara VOiP lainnya
menggunakan IP atau ID yang didaftarkan tersebut.

Sedangkan PLN P3B di bidang TI menggunakan jenis kabel fiber optic karena daya
jangkauan yang lebih jauh dari 550 meter sampai ratusan kilometer, tahan terhadap
interferensi elektromagnetik dan dapat mengirim data pada kecepatan yang lebih tinggi
dari jenis kabel lainnya dan biayanya murah dibandingkan dengan menggunakan jaringan
konvensional. Fiber optic terdiri dari dua jenis yaitu single mode dan multi mode, PLN
menggunakan kedua jenis fiber optic. Single mode untuk jaringan WAN dan multi mode
untuk jaringan LAN.

2. Kelebihan VoiP

Dengan bertelepon menggunakan VoIP, banyak keuntungan yang dapat diambil.


Diantaranya adalah dari segi biaya, jelas lebih murah dari tarif telepon tradisional, karena
jaringan IP bersifat global sehingga untuk hubungan Internasional dapat ditekan hingga
70%. Selain itu, biaya maintenance dapat di tekan karena voice dan data network
terpisah, sehingga IP Phone dapat ditambah, dipindah dan di ubah. Hal ini karena VoIP
dapat dipasang di sembarang ethernet dan IP address, tidak seperti telepon tradisional
yang harus mempunyai port tersendiri di Sentral atau PBX. 2.1.2. Kelemahan VoiP Sulit
mengirimkan fax, Perlu jalur internet yang cepat, biasanya backbone diharuskan,
menggunakan Fiber optic, Susah untuk menentukan emergency call. Peralatan relatif
mahal. Peralatan VoIP yang menghubungkan antara VoIP dengan PABX (IP telephony
gateway) relatif berharga mahal. Diharapkan dengan makin populernya VoIP ini maka
harga peralatan tersebut juga mulai turun harganya. Berpotensi menyebabkan jaringan
internet terhambat/Stuck. Jika pemakaian VoIP semakin banyak, maka ada potensi
jaringan data yang ada menjadi penuh jika tidak diatur dengan baik. Pengaturan
bandwidth adalah perlu agar jaringan di perusahaan tidak menjadi penuh akibat
pemakaian VoIP. Kelemahan jaringan yang menjadi musuh VoIP : 1. Delay Jaringan
yang berbasis atau dengan backbone Satellite tidak cocok untuk VoIP. Karena delay
satellite yang sangat besar. Sehingga menyebabkan suara kita lama didengar oleh lawan
bicara, Solusi : Backbone fiber optic. 2. Jitter Jitter pada intinya adalah variasi dalam
delay, terjadi karena adanya perubahan terhadap karakteristik dari suatu sinyal sehingga
menyebabkan terjadinya masalah terhadap data yang dibawa oleh sinyal tersebut.
Solusinya : Mengaplikasikan suatu sistem buffer pada pesawat penerima untuk
menstabilkan data suara sebelum ditampilkan. Efek sampingnya akan ada sedikit delay. 3.
Packet Loss Paket loss artinya hilangnya paket data yang sedang dikirimkan. Hilangnya
data ini bisa disebabkan karena Jitter atau karena adanya permasalahan di perangkat-
perangakat jaringan seperti router yang terlalu sibuk, jalur komunikasi yang terlalu padat
penggunanya. Solusi : Peralatan yang lebih bagus dibandingkan peralatan jaringan untuk
internet biasa, kualitas koneksi yang lebih baik dan perhitungan terhadap penggunaan
bandwidth yang lebih baik. 4. Keamanan Karena suara berjalan pada jaringan internet
maka tetap akan ada kemungkinan data suara tersebut disadap oleh pihak-pihak yang
tidak bertanggung jawab. Solusi : Membangun sistem keamanan yang lebih baik, enkripsi
data. 5. Echo Echo atau gema disebabkan oleh kesalahan perangkat pengirim dan
penerima suara dalam mengconversikan atau mengubah data dari suara menjadi digital
atau sebaliknya biasanya karena adanya kesalahan faktor impedansi dalam rangkaian
analog peralatan. Solusi : Melengkapi peralatan dengan rangkaian analog coupling yang
bisa meredam kesalahan faktor impedansi.

Anda mungkin juga menyukai