ABSTRAK— Jobsheet merupakan suatu media cetak yang pendidikan yang berkualitas[2]. Tujuan SMK adalah
berisi seperangkat pengarahan dan gambar sebagai pedoman membentuk peserta didik agar memiliki keterampilan kerja
pelaksanaan kegiatan pembelajaran praktik. Tujuan dan potensi yang memadai sesuai tuntutan lapangan kerja[3].
penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan: 1)tingkat Ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang makin
kelayakan jobsheet pembuatan pola gamis secara digital, dan berkembang juga membuat peserta didik dituntut untuk selalu
2)hasil belajar peserta didik pada pembuatan pola gamis mengembangkan potensi diri agar mampu beradaptasi[3].
secara digital menggunakan jobsheet di SMK Negeri 2 Potensi peserta didik dapat berkembang karena peran
Jombang. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan penting seorang pendidik dalam proses pembelajaran[3].
dengan model ADDIE yang terdiri atas analysis (analisis), Untuk menyongsong revolusi industri 4.0 atau cyber physical
design (desain), development (pengembangan), system dan masa mendatang, proses pembelajaran memberi
implementation (implementasi), dan evaluation (evaluasi). ruang untuk berkembangnya keterampilan abad XXI, yaitu
Penelitian dilakukan pada bulan Oktober hingga November kreatif, inovatif, berpikir kritis, pemecahan masalah,
2020 di SMK Negeri 2 Jombang, tepatnya pada semester kolaboratif, dan komunikatif[3]. Teknologi informasi dan
gasal tahun ajaran 2020/2021. Populasi sekaligus sampel komunikasi yang makin besar merupakan salah satu tuntutan
penelitian ini adalah peserta didik kelas XII tata busana 1 abad XXI yang diimplementasikan disemua materi ajar selaras
sebanyak 25 peserta didik. Metode pengumpulan data dengan perkembangan teknologi di industri[4].
menggunakan 1) penilaian kelayakan oleh ahli materi dan Peningkatan peran teknologi dalam industri
ahli bahasa terhadap jobsheet pembuatan pola gamis secara merupakan salah satu forces penting, hal ini karena industri
digital, dan 2) tes kinerja pembuatan pola gamis secara tidak hanya berkompetisi dipasar lokal namun juga di pasar
digital. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah global. Industri garmen memberikan kontribusi persentase
angket validasi oleh ahli materi serta ahli bahasa dan tes yang tinggi dalam total pendapatan Negara[5]. Sektor ini
kinerja peserta didik. Teknik analisis data yang digunakan merupakan salah satu eksportir utama bagi banyak Negara
adalah deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menyatakan: berkembang termasuk di Indonesia, pada tahun 2019 sektor ini
1)tingkat kelayakan jobsheet pembuatan pola gamis secara berkontribusi 11% terhadap total ekspor manufaktur dan 5%
digital mencapai 93,7% dengan kriteria sangat layak, dan terhadap total ekspor dengan 5,2 juta pekerja[6]. Seiring
2)hasil belajar peserta didik mencapai ketuntasan 100% yang berjalannya waktu permintaan pasar terhadap industri garmen
mana telah melampaui kriteria ketuntasan yang berlaku, yaitu semakin meningkat, agar tetap kompetitif dan bertahan di
70 pada kompetensi pembuatan pola gamis secara manual pasar global industri garmen manufaktur yang
dan digital. terdesentralisasikan menantikan solusi perangkat lunak yang
berbeda untuk mensistematisasikan proses dan mengatasi
tantangan pasar[7][5]. Pembuatan pola adalah salah satu
Kata Kunci: pembuatan-pola, digital, jobsheet. langkah paling awal dalam perkembangan garmen[8]. Setelah
dilakukan penelitian ekstensif pembuatan pola mengambil
langkah revolusioner dari kustomisasi ke standardisasi, untuk
I. PENDAHULUAN mencapai tujuan tersebut diperlukan teknologi berbasis
komputer[8].
Pendidikan memiliki peran penting dalam Komputer digunakan oleh perusahaan pakaian sejak
mencerdaskan generasi bangsa. Pendidikan merupakan usaha awal 1980-an[8]. Computer Aided Design (CAD) menjadi alat
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan yang sangat berharga bagi pembuat pola karena dapat
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan menghemat waktu dan fail digital yang lebih tahan lama[8].
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, Pembuatan pola dapat berupa proses 2D dan 3D, software
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, CAD canggih yang digunakan adalah Lectra, Accumark,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, Gerber, Optitex, Tukatech, Richpeace dan lain-lain[8].
bangsa, dan Negara[1]. Adanya CAD mendukung kemajuan dalam pembuatan pola di
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan banyak bidang, diantaranya adalah: 1) mengurangi
salah satu daya upaya pemerintah dalam meningkatkan
kesenjangan desainer dan pembuat pola, 2) penetapan biaya hanya bisa dilakukan ketika pembelajaran tatap muka terbatas.
(costing), 3) optimasi pembuatan marker[9]. Peneliti menggunakan jobsheet untuk menyampaikan materi
Hasil riset mengenai keefektifan software pembuatan pembuatan pola gamis secara digital. Alasannya karena
pola yang dilakukan oleh Archana Puri dengan kajian terhadap jobsheet merupakan media yang sederhana dan ringkas,
data primer maupun sekunder menunjukkan bahwa platform sehingga diharapkan tepat untuk menjadi acuan pembuatan
digital dapat berperan penting dalam pengembangan pakaian pola secara digital ketika pelaksanaan kegiatan pembelajaran
jadi. Penelitian menunjukkan CAD lebih unggul dibandingkan praktik di sekolah.
metode manual, data ini diperoleh melalui ekperimen pada 3 Jobsheet merupakan suatu media cetak yang berisi
model garmen berbeda yang telah dipilih berdasarkan pedoman keterampilan dan gambar untuk menyelesaikan suatu
kesederhanaan hingga kompleksitas[9]. job guna mendukung pendidik dalam pengajaran
Mata pelajaran busana industri mulai diberikan pada keterampilan[13]. Jobsheet juga dilengkapi dengan lembar
peserta didik sejak diterapkannya kurikulum 2013 revisi tahun evaluasi sehingga peserta didik dapat mengukur kemampuan
2017, yang ditujukan agar peserta didik memiliki pengalaman setelah menggunakan media ini[14].
untuk menjadi tenaga industri kreatif fashion. Diterapkannya Penggunaan jobsheet sebagai media memberikan
kurikulum 2013 revisi juga memungkinkan untuk memperluas banyak keuntungan dalam proses pembelajaran, diantaranya
kemampuan peserta didik dalam keterampilan abad XXI adalah: 1) dapat mengurangi pemaparan yang tidak perlu, 2)
dengan menggabungkan teknologi digital[4]. dapat membangun rasa percaya diri peserta didik, 3)
Proses pembuatan pola pada mata pelajaran busana memungkinkan pembelajaran berkelompok dengan tugas yang
industri terdapat dua sistem, yakni secara manual dan berbeda pada setiap peserta didik, 4) merupakan pemantapan
digital[10]. Pembuatan pola secara manual dan digital sama yang sangat baik untuk membentuk kompetensi kerja dalam
baik pada hasil jadi busana, yang membedakan keduanya industri, 5) dapat meningkatkan hasil belajar[13]. Akan tetapi,
adalah dari efisiensi waktu[11]. Pembuatan pola secara digital jobsheet juga memiliki beberapa kekurangan, diantaranya
menggunakan CAD Richpeace dengan media komputer adalah: 1) sulit menampilkan gerak, 2) biaya percetakan lebih
sehingga memiliki waktu yang lebih efisien dibandingkan mahal, 3) proses percetakan yang memakan waktu, 4) setiap
secara manual[11]. unit dalam jobsheet harus disusun seefisien mungkin agar
Berdasarkan hasil observasi peneliti pada bulan tidak membosankan peserta didik, 5) jobsheet akan mudah
Agustus 2020, SMK Negeri 2 Jombang belum menerapkan rusak dan hilang apabila tidak dirawat dengan baik[15].
sistem pembuatan pola secara digital. Sedangkan, pada Jobsheet yang dirancang sederhana dan ringkas
kurikulum 2013 disebutkan bahwa adanya kebutuhan pola mampu mempermudah peserta didik dalam melakukan
digital sesuai kebutuhan dunia industri masa kini[10]. Hasil kegiatan praktik tanpa harus terlalu sering memperoleh
riset terdahulu dilakukan oleh Annisa kusumawardhani di instruksi guru, hal ini karena di dalam jobsheet sudah memuat
SMK Negeri 2 Jombang pada bulan Oktober 2020 mengenai teori dan prosedur pengerjaan praktik[13][16]. Sehingga dapat
program richpeace digital grading system (RP-DGS) yang mengaktifkan peserta didik, melatih kemandirian belajar, dan
diterapkan pada mata pelajaran pembuatan busana industri. membantu peserta didik mengembangkan keterampilan[17].
Berdasarkan hasil wawancara dengan Annisa media yang Karakteristik jobsheet yang mudah dipahami, dibaca,
digunakan pada penelitian tersebut berupa handout yang dan dikerjakan dapat meningkatkan penguasaan peserta didik
diterapkan pada kompetensi dasar pembuatan pola rok secara terhadap materi[15][18]. Jobsheet dapat dikatakan baik
manual dan digital dengan sistem grading[12]. apabila telah memenuhi kriteria kelayakan dari segi bahasa
Peserta didik SMK Negeri 2 Jombang memerlukan maupun materi. Jobsheet pembuatan pola secara digital ini
kompetensi dalam pembuatan pola digital dengan diharapkan mampu meningkatkan efektivitas pembelajaran
menggunakan software CAD Richpeace dengan harapan sehingga hasil belajar peserta didik di SMK keahlian tata
ketika lulus peserta didik memiliki wawasan sebelum terjun busana dapat meningkat.
dalam dunia industri masa kini. Adanya permasalahan tersebut Hasil riset terdahulu mengenai pengembangan
mendukung peneliti untuk menindaklanjuti penelitian yang jobsheet sebagai media pembelajaran dilakukan oleh Ade
dilakukan oleh Annisa dengan menerapkan kompetensi dasar Triana di kelas X BBT SMK Negeri 1 Madiun khususnya
pembuatan pola gamis secara manual dan digital dengan pada mata pelajaran praktik kerja batu, menyatakan bahwa
sistem grading. Peneliti menambahkan marker sebagai materi pengembangan jobsheet yang digunakan layak diterapkan
dengan harapan peserta didik memiliki wawasan lebih luas dalam pembelajaran dengan persentase mencapai 77,23% dan
mengenai pembuatan pola secara digital mulai dari pembuatan hasil belajar peserta didik mencapai 78,4% dengan kriteria
rok, gamis, grading hingga marker. Pada penelitian ini baik[13]. Penelitian yang dilakukan oleh Suryanti Aswad di
pembuatan pola gamis dan grading secara digital SMK II PIRI Yogyakarta dalam KD pembuatan pola dasar
menggunakan software richpeace design grading system(RP- celana membuktikan bahwa jobsheet mampu meningkatkan
DGS) dan pembuatan marker pola menggunakan richpeace kompetensi peserta didik. Data ini diperoleh setelah melewati
garment marker system (RP-GMS). 2 siklus pembelajaran, pada siklus I hasil belajar peserta didik
Berdasarkan hasil observasi peneliti mayoritas dirasa masih belum mencapai target. Pada siklus II
peserta didik di kelas XII busana 1 tidak memiliki laptop, ditambahkan jobsheet sebagai media pembelajaran, dan hasil
sehingga pembelajaran praktik pembuatan pola secara digital belajar peserta didik mencapai ketuntasan klasikal 100%[19].
Hasil riset terdahulu mengenai jobsheet juga dilakukan oleh mengidentifikasi bagian pokok materi yang diajarkan dan
Risa Dwi Lestari pada kompetensi pembuatan saku passepoile disusun secara sistematik. Pada tahap ini peneliti juga
di SMK Negeri Purworejo. Hasil penelitian menunjukkan berkonsultasi pada guru pengajar mata pelajaran busana
peningkatan pada siklus II sebesar 15,07% menjadi 88,94 industri. Pada tahap tujuan pembelajaran, akan dilakukan
dengan ketuntasan klasikal 100%. Data tersebut membuktikan perumusan indikator tujuan pembelajaran yang mengacu pada
bahwa model pembelajaran langsung dengan jobsheet dapat kompetensi dasar (KD), silabus, dan RPP materi pembuatan
meningkatkan hasil kompetensi peserta didik[20]. Penelitian gamis secara digital kelas XII SMK keahlian tata busana.
terdahulu dilakukan oleh Putu Kartika Widya Swari dkk pada Selanjutnya, tujuan pembelajaran akan digunakan sebagai
mata pelajaran pemrograman web, yang menyatakan bahwa kerangka awal dalam penyusunan jobsheet.
hasil belajar peserta didik mencapai ketuntasan klasikal 100%, Peneliti melakukan empat langkah dalam tahap
hal ini membuktikan bahwa diterapkannya jobsheet mampu desain, yaitu: 1) menyusun bahan ajar dengan mengkaji
meningkatkan hasil belajar pemrograman web peserta didik di KIKD, dan indikator, 2) membuat flowchart jobsheet (tampak
sekolah tersebut[21]. pada diagram 1), 3) mengumpulkan materi dan gambar, 4)
Berdasarkan latar belakang di atas tujuan penelitian merancang materi pembelajaran dan alat evaluasi
ini dilakukan untuk: 1) mengetahui tingkat kelayakan jobsheet pembelajaran.
yang diterapkan pada peserta didik kelas XII busana 1 SMK
Negeri 2 Jombang pada pembuatan pola gamis secara digital, Cover
2) mengetahui hasil belajar peserta didik pada pembuatan pola
gamis secara digital menggunakan jobsheet di SMK Negeri 2 Petunjuk jobsheet
Jombang. Materi jobsheet
KD
Tool dasar RP-DGS
II. METODE
Tujuan pembelajaran
Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan Tool dasar RP-DGS yang
sering digunakan Keselamatan kerja
pengembangan. Metode penelitian pengembangan adalah
(lebih rinci)
metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk Teori singkat
tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut[22]. Setting Dasar RP-DGS
Model ADDIE dipilih peneliti sebagai metode Alat dan bahan
pengembangan. Model ini dikembangkan oleh Dick and Carry Setting Dasar RP-GMS
Langkah kerja
yang biasa digunakan untuk berbagai pengembangan produk Prosedur pembuatan pola
pembelajaran[23]. Model ADDIE terdiri dari lima langkah, busana gamis secara digital
yaitu: 1) analysis (analisis), 2) design (desain), 3) development
(pengembangan), 4) implementation (implementasi), 5)
evaluation (evaluasi). Mempersiapkan ukuran
Tahapan analisis meliputi beberapa hal yang perlu Analisis desain
Langkah kerja pembuatan pola
dilakukan, yaitu: 1) analisis kinerja, 2) analisis peserta didik, Grading pola
3) analisis fakta, konsep, prinsip, dan prosedur, 4) analisis Marker pola
pembelajaran [24]. Pada tahap analisis kinerja akan dicari
permasalahan dasar dalam proses pembelajaran di sekolah. Diagram 1. Flowchart jobsheet pembuatan pola secara
Peneliti menemuakan beberapa hal di lapangan, antara lain: 1) digital
berdasarkan kurikulum 2013 revisi peserta didik memerlukan
kompetensi pembuatan pola secara digital sebelum terjun ke Proses pengembangan jobsheet dilakukan peneliti
dunia industri, 2) pembuatan pola secara digital pada mata dengan tahapan sebagai berikut: 1) membuat perangkat
pelajaran busana industri baru diterapkan. Pada tahap analisis pembelajaran yang mendukung penggunaan jobsheet sesuai
peserta didik, peneliti menelaah karakteristik peserta didik tujuan pembelajaran seperti silabus, RPP, dan materi
guna mengenal kemampuan yang beragam. Ketika pembelajaran, 2) membuat jobsheet sesuai dengan tujuan
mengembangkan bahan ajar yang digunakan, hasil analisis pembelajaran, 3) melakukan penilaian kelayakan oleh ahli
peserta didik digunakan sebagai acuan. Berdasarkan materi dan ahli bahasa terhadap jobsheet, dan 4) melakukan
wawancara dengan peserta didik dan guru SMK Negeri 2 revisi pada jobsheet sesuai saran para ahli.
Jombang, pembuatan pola digital merupakan materi ajar yang Jobsheet pembuatan pola secara digital ini dibuat
baru dilaksanakan. Berdasarkan analisis tersebut peneliti ingin dengan bantuan aplikasi yang mendukung antara lain,
melakukan penelitian pengembangan jobsheet khususnya pada Microsoft word, Corel draw, CAD Richpeace(RP-DGS dan
KD pembuatan pola gamis secara digital bagi peserta didik RP-GMS). Langkah dalam pembuatan jobsheet diantaranya
kelas XII SMK keahlian tata busana, guna menunjang adalah: 1) membuat cover jobsheet menggunakan aplikasi
pembelajaran secara mandiri dengan atau tanpa bantuan guru. Corel draw, 2) membuat pola secara digital menggunakan
Pada tahap analisis fakta, konsep, prinsip dan prosedur, aplikasi CAD Richpeace(RP-DGS dan RP-GMS), setiap
peneliti mengidentifikasi materi ajar agar relevan dengan langkah pembuatan pola digital peneliti melakukan tangkapan
pengembangan bahan ajar. Analisis ini bertujuan untuk
layar yang nantinya akan dimasukkan dalam jobsheet (tampak hingga November, semester gasal tahun ajaran 2020\2021
pada gambar 3.1), 3) menyusun jobsheet menggunakan dengan 25 peserta didik kelas XII busana 1. Ketika
Microsoft word berdasarkan komponen yang tampak pada dilaksanakan penelitian SMK Negeri 2 Jombang sedang
diagram 1 (tampak pada gambar 3.2), 4) menggabungkan menerapkan pembelajaran tatap muka terbatas, sehingga
cover yang telah dibuat dengan isi jobsheet yang selesai dalam 1 kelas dibagi menjadi 4 gelombang.
tersusun(tampak pada gambar 3.3). Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah
angket kelayakan ahli materi dan ahli bahasa. Hasil rating
isian validator dihitung dengan rumus sebagai berikut[25].
TABEL I
KRITERIA BOBOT PENILAIAN KELAYAKAN [25]
Nilai Kriteria
81%-100% Sangat layak
Gambar 3.2 Penyusunan jobsheet menggunakan 61%-80% Layak
Microsoft word 41%-60% Cukup
21%-40% Tidak layak
0%-20% Sangat tidak layak