Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pendidikan, Vol. 4 No.

1 Juni 2017, p-ISSN: 2355-4983; e-ISSN: 2407-7488

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PADA KOMPETENSI AUTOCAD


SISWA SMK

Afriandi Siahaan
Guru SMK Negeri 1 Lubuk Pakam, Sumatera Utara
Afriandi.siahaan@gmail.com

Abstrak: Penelitian ini bertujuan (1) menghasilkan modul pembelajaran autocad jurusan teknik
gambar bangunan siswa tingkat dua di SMK Negeri 1 Lubuk Pakam, (2) melihat efektifitas modul
hasil pengembangan untuk pembelajaran Autocad jurusan Teknik Gambar Bangunan siswa tingkat
dua SMK Negeri 1 Lubuk Pakam. Metode penelitian yang digunakan adalah Research and
Development. Pengembangan bahan ajar dilakukan dengan dilakukan dengan menggunakan
model Dick and Carey, pengembangan modul mengacu pada teori Mourdel. Pengumpulan Data
menggunakan angket, observasi, interview, dokumentasi, dan data hasil belajar menggunakan
pretes dan postes. Analisis data observasi, angket, interview menggunakan pendekatan kualitatif
sedangkan analisis data hasil belajar dilakukan dengan menggunakan analisis kuantitatif. Untuk
melihat efektifitas pembelajaran dengan menggunakan modul dilakukan dengan uji t : antara data
hasil belajar menggunakan modul hasil pengembangan dengan pembelajaran metode
konvensional. Subjek penelitian adalah 2 orang guru, 31 orang siswa kelas XI Teknik Gambar
Bangunan A sebagai kelas modul (eksperimen), dan 31 orang siswa kelas XI Teknik Gambar
Bangunan B SMK Negeri 1 Lubuk Pakam sebagai kelas metode konvensional.

Kata Kunci: Pengembangan modul pembelajaran, hasil belajar autocad

Abstract: This research was aimed to (1) produce the module of study of autocad of technique
majors draw the student building mount two in SMK Negeri 1 Lubuk Pakam, (2) see the effektivitas
module of result of development for the study of autocad of technique majors draws the student
building mount two in SMK Negeri 1 Lubuk Pakam. The research method used was Research and
Development model by Borg & Gall which is known as R & D Cycle. To develop the instructional
material of the modul used Mourdel’s model. The data collecting instrument were field study,
observation, interview and questionnaire as long as development activity and post test to know the
affect of the modul by using objectif test. To see the effekticnes of modul to haiger the instructional
outcomes or mastering the competency done by differentiating outcomes between modul group and
convensional method group. The differentiation analisis by using t-test to find out significances.
The subject research was 2 teachers, 31 students of XI TGB A as class modul (Class experiment),
and 31 students of XI TGB B as class convensional (Class control) class at SMK Negeri 1 Lubuk
Pakam.

Keywords: The Development of Instructional Modul, the result of learning Autocad

PENDAHULUAN Untuk dapat memenuhi tujuan tersebut


Secara khusus tujuan kompetensi Autocad adalah salah satu mata diklat produktif
keahlian teknik gambar bangunan adalah yang harus dikuasai siswa SMK Kompetensi
membekali peserta didik dengan keterampilan, Keahlian Teknik Bangunan, yang bergelut
pengetahuan, dan sikap agar kompeten: (a) dengan gambar-gambar dan menuntut ketelitian
melakukan pekerjaan sebagai drafter/juru dalam ukuran, diharapkan dengan ketelitian
gambar dalam pekerjaan perencanaan tersebut gambar dapat mewakili suatu objek
bangunan, (b) melakukan pekerjaan sebagai yang akan dikerjakan.
drafter/juru gambar dalam pekerjaan Untuk menyiapkan lulusannya menjadi
pelaksanaan bangunan, (c) melakukan tenaga produktif, adaptif, normatif SMK Negeri
pekerjaan jasa penggambaran bangunan secara 1 Lubuk Pakam setelah melakukan berbagai hal
mandiri/berwiraswasta di studio gambar. antara lain: (1) melengkapi peralatan
laboratorium Autocad berupa komputer dan
13
Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pendidikan, Vol. 4 No. 1 Juni 2017, p-ISSN: 2355-4983; e-ISSN: 2407-7488

peralatan multimedia, (2) mengirim guru karakterisik individu dan mata diklat,
praktek untuk mengikuti diklat kompetensi. keterbatasan sumber-sumber belajar dan
Berdasarkan hasil studi pendahuluan di keterbatasan peralatan praktek. Variabel yang
SMK Negeri 1 Lubuk Pakam di dapat hasil penting dari semua variabel ini adalah sumber
angket analisis kebutuhan yang disebarkan oleh belajar, karena sumber belajar dapat
guru dan siswa diperoleh kesimpulan sebagai dimanipulasi agar dapat mempengaruhi
berikut; (1) Sebagian besar guru maupun siswa perubahan tingkah laku dari berbagai
(81%) menyatakan belum mengenal modul karakteristik siswa yang berbda-beda.
pembelajaran, hanya sebagian kecil (19%) guru Karakteristik penting dari sumber belajar antara
dan siswa yang menyatakan telah mengenal lain adalah ketersediaan informasi yang lengkap
modul, (2) Sebagian besar guru (83%) berkaitan dengan pengetahuan yang hendak
menyatakan tidak menggunakan modul dikuasai sehingga siswa memiliki pengetahuan
pembelajaran dalam proses pembelajaran dan dan keterampilan.
siswa (100%) menyatakan tidak pernah Tren desain bangunan dewasa ini telah
mengguanakan modul, (3) Sebagian besar guru beralih kepenggunaan teknologi komputer
(83%) menyatakan memerlukan modul karena mampu menutupi kelemahan teknik
pembelajaran dalam proses pembelajaran dan konvensional yang umum digunakan, terutama
seluruh siswa (100%) menyatakan memerlukan dalam hal menampilkan efek realistik dalam
modul pembelajaran dalam proses pembelajaran penyajiannya. Untuk itu dibutuhkan sebuah
Pengembangan pengalaman belajar sarana yang tepat untuk lebih menunjang
perlu untuk dikembangkan melalui upaya penyampaian gagasan yang akan
penyediaan sarana pendidikan, metode dipresentasikan. Autocad merupakan program
pengajaran yang relevan serta strategi yang sangat andal yang dipergunakan untuk
pembelajaran yang tepat. Proses pembelajaran menolah gambar teknik pada bidang desain
yang dirancang dengan baik akan meningkatkan bangunan, mesin, furniture, dan pemetaan
kualitas hasil belajar. Variabel yang (Sugianto, 2010:1) Perkembangan Autocad
mempengaruhi perilaku belajar adalah kondisi sangat cepat, hampir setiap tahun Launching.
pembelajaran, metode pembelajaran dan hasil Pada setiap versinya Autocad memberikan
belajar. banyak kemudahan dalam penyajian gambar
Berbagai strategi, metode, serta model teknik. Autocad merupakan salah satu produk
pembelajaran telah ditemukan dan telah Computer Aided Design (CAD) yang paling
diterapkan dan dibelajarkan kepada calon guru banyak dipergunakan dewasa ini. CAD adalah
maupun guru, namun kenyataan sampai saat ini alat bantu merancang menggunakan komputer
secara umum guru masih menggunakan cara dengan tujuan untuk menghasilkan output
lama yang terfokus pada metode ceramah dan rancangan yang memiliki tingkat akurasi tinggi
tanya jawab. Penyajian materi pelajaran dan dirancang dalam waktu singkat.
dilakukan secara klasikal, kurang Autocad merupakan salah satu produk
memperhatikan kemampuan individu siswa, Computer Adided Desaign (CAD) yang paling
bersifat teori dan kurang memperhatikan banyak digunakan dewasa ini. Autocad adalah
keseimbangan antara pengetahuan dan alat bantu merancang, menggunakan komputer
keterampilan. Perbaikan kualitas pembelajaran dengan tujuan untuk menghasilkan output
dapat dimulai dari rancangan pembelajaran rancangan yang memiliki tingkat akurasi tinggi
karena melalui perancangan akan dilakukan dan di rancang dalam waktu singkat.
langkah-langkah sistematis untuk memberikan Defenisi terbaru teknologi pendidikan AECT
pengalaman belajar kepada siswa sehingga (2004: 21-22) adalah studi dan etika praktek
tujuan pembelajaran dapat tercapai. Dalam dalam upaya memfasilitasi pembelajaran dan
perancangan dan pelaksanaan pembelajaran di meningkatkan kinerja dengan cara
SMK Teknologi, beberapa variabel seperti menciptakan, menggunakan atau memanfaatkan
ketersediaan alat dan bahan praktek, dan mengelola proses dan sumber-sumber
ketersediaan buku, dan kurikulum yang teknologi yang tepat. Dengan demikian
menentukan kualitas pembelajaran harus tujuannya masih tetap untuk memfasilitasi
diterima sebagaimana adanya oleh guru. Tujuan pembelajaran agar lebih efektif, efisien dan
mata diklat umpamanya, tidak dapat menyenangkan serta meningkatkan kinerja.
dimanipulasi oleh guru karena sudah ditetapkan Berdasarkan definisi-definisi di atas
dalam kurikulum. Demikian pula halnya dengan dapat disimpulkan bahwa: (1) teknologi
14
Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pendidikan, Vol. 4 No. 1 Juni 2017, p-ISSN: 2355-4983; e-ISSN: 2407-7488

pembelajaran adalah suatu disiplin ilmu atau (5) latihan, berisikan tes yang digunakan untuk
bidnag garapan dan profesi, (2) istilah teknologi menilai ketercapaian tujuan yang telah
pembelajaran dipakai bergantian dengan istilah dirumuskan. Modul adalah suatu alat
teknologi pendidikan, (3) tujuan utama pembelajaran yang didasrkan pada metode
teknologi pembelajaran adalah (a) untuk belajar sendiri yang dilakukan dengan
memecahkan masalah belajar atau memfasilitas seperangkat pembelajaran yang berisikan:
pembelajaran; dan (b) untuk meningkatkan petunjuk melakukan, pengetahuan yang bersifat
kinerja, (4) menggunakan pendekatan sistemik teroi dan praktek dan evaluasi.
(holistic atau menyeluruh), (5) kawasan Pengajaran modul juga memberi
teknologi pembelajaran dapat meliputi kegiatan kesempatan bagi peserta didik untuk belajar
yang berkaitan dengan analisis, desain, menurut cara masing-masing, menggunakan
pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, teknik yang berbeda-beda untuk memecahkan
implementasi dan evaluasi baik proses-proses masalah tertentu berdasarkan latar belakang
maupun sumber-sumber belajar, (6) teknologi pengetahuan dan kebiasan masing-masing.
pembelajaran tidak hanya bergerak di dunia Pengerjaan modul yang baik memberikan aneka
pendidikan tapi juga dalam semua aktivitas ragam kegiatan instruksional.
manusia (seperti perusahaan, keluarga, Pembelajaran modul sebagai suatu
organisasi masyarakat, dll) sejauh berkaitan pendekatan pembelajaran mandiri yang
dengan upaya memecahkan masalah belajar dan berfokuskan penguasaan kompetensi dari bahan
peningkatan kinerja, (7) teknologi diartikan kajian yang dipelajari peserta didik dengan
secara luas, bukan hanya teknologi fisik waktu tertentu sesuai dengan potensi dan
(hardtech) tapi juga teknologi lunak (softtech). kondisinya. Pembelajaran modul memiliki
Teknologi pembelajaran sebagai suatu fungsi untuk memastikan semua peserta didik
profesi berakar dari penelitian, teori, dan menguasai kompetensi yang diharapkan dalam
praktek. Suatu profesi harus mempunyai suatu materi ajar sebelum pindah ke materi ajar
landasan pengetahuan yang menunjang praktek. selanjutnya melalui pengajaran mandiri. Selain
Tiap kawasan teknologi pembelajaran itu pembelajaran modul bertujuan untuk
mengandung kerangka pengetahuan yang menjawab keragaman kecepatan belajar dari
didasarkan pada hasil penelitian dan peserta didik agar mencapai suatu tingkat
pengalaman. Hubungan antara teori dan praktek pencapaian kompetensi tertentu sesuai dengan
semakin mantap dengan matangnya bidang tujuan pembelajaran yang telah disusun secara
garapan. Teori terdiri dari konsep, bangunan sistematis dan terstruktur.
(konstruk), prinsip, dan proposisi yang member Finch dan Crunkilton dalam Sibuea
sumbangan terhadap khasanah pengetahuan. (2000) mengatakan modul pembelajaran dapat
Sedangkan praktek merupakan penerapan didefinisikan sebagai suatu paket serba lengkap
pengetahuan tersebut dalam memecahkan yang mencakup serangkaian rencana
permasalahan. Dalam teknologi pembelajaran pengalaman-pengalaman belajar yang
baik teori maupun praktek, banyak dirancang untuk membantu siswa mencapai
menggunakan model. tujuan khusus. Oleh sebab itu modul harus
Menurut Nasution (2008:205) modul yaitu: (1) ada bagian modul yang diisi sendiri
merupakan suatu unit lengkap yang berdiri oleh siswa dan tidak perlu bertanya kepada guru
sendiri dan tertulis atas suatu rangkaian apa yang harus dikerjakan berikutnya, (2) dapat
kegiatan belajar yang disusun untuk membantu digunakan belajar sendiri sesuai dengan
warga belajr mencapai sejumlah tujuan yang karakteristik siswa agar dapat maju sesuai
dirumuskan secara khusus dan jelas. Modul kecepatan siswa, menerima penilaian kemajuan
merupakan suatu unit program belajar mengajar melalui masing-masing modul, fokus untuk
terkecil yang secara rinci menggariskan: (1) mencapai tujuan khusus yang dapat diukur
petunjuk penggunaan yang memberi penjelasan dalam tiap-tiap modul, (3) paket lengkap, (4)
tentang cara warga belajar menggunakan berisikan tujuan dan pengalaman belajar, (5)
modul, (2) tujuan penggunaan modul, berisi berisikan mekanisme untuk menilai apakah
tujuan yang akan dicapai setelah mempelajari siswa sudah mencapai tujuan. Dalam
modul, (3) materi pelajaran yang akan dicapai mengembangkan modul ada 7 hal yang harus
warga belajar, (4) lembar kegiatan warga dipenuhi yaitu: (1) ada pendahuluan, (2)
belajar, berisikan kegiatan yang akan dilakukan dinyatakan tujuan pelajaran, (3) dilakukan
baik teori maupun mengadakan percobaan, dan penilaian awal dan akhir (4) terdapat
15
Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pendidikan, Vol. 4 No. 1 Juni 2017, p-ISSN: 2355-4983; e-ISSN: 2407-7488

pengalaman belajar, (5) dituliskan sumber Angket. Angket diberikan kepada siswa untuk
materi belajaran, dan (6) di uji coba. mengetahui keputusan siswa terhadap modul
Masalah dapat dirumuskan sebagai pembelajaran yang dikembangkan. Angket
berikut: (1) apakah modul pembelajaran pada dibuat dalam skala 1 sampai 5 dengan kriteria 1
mata pelajaran autocad siswa kelas XI Teknik : sangat kurang, 2 : kurang baik, 3 : sedang, 4 :
Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Lubuk baik, 5 : sangat baik. Kisi-kisi angket instrumen
Pakam layak digunakan dalam proses angket dapat dilihat pada lampiran 10.
pembelajaran? dan (2) apakah modul Tes Hasil Belajar. Tes hasil belajar digunakan
pembelajaran yang dikembangkan pada mata untuk melihat efektifitas penerapan modul
pelajaran autocad efektif dapat meningkastkan pembelajaran dengan membandingkan nilai
hasil belajar? pretest dan posttest siswa. Bentuk tes hasil
belajar yang digunakan terdiri dari 25 soal tes
METODE yang sudah valid mencakup kawasan kognitif
Penelitian ini dilaksanakan di SMK C1 (mengingat), C2 (pemahaman), C3
Negeri 1 Lubuk Pakam siswa kelas XI semester (penerapan), C4 (analisis), C5 (evaluasi), C6
4 Kompetensi Keahlian Teknik Gambar (membuat, menciptakan). Setiap jawaban yang
Bangunan. Pengembangan modul pembelajaran benar diberi skor 1 (satu) dan yang salah diberi
dilakukan merujuk pada langkah-langkah skor 0 (nol). Sebelum instrumen digunakan
penelitian pengembangan model Borg and Gall maka diteliti dulu kualitasnya melalui uji coba.
, pengembangan bahan ajar merujuk pada Dick Kualitas instrumen ditujukan oleh kesahian
and Carey. Langkah-langkah yang dilakukan (validitas) dan keterandalannya (reliabilitas)
dalam pengembangan (Borg and Gall) adalah: dalam mengungkapkan apa yang akan dikur,
(1) studi pendahuluan, (2) perencanaan dan taraf kesukaran soal, dan daya beda butir soal.
penyusunan modul, (3) uji modul (validasi). Pengujian Hipotesis. Untuk pengujian
Instrument yang digunakan untuk hipotesis penelitian ini dilakukan dengan
mengumpulkan data yang dipergunakan pada menggunakan rumus uji-t
penelitian pengembangan modul pembelajaran
disesuaikan dengan tahapan penelitian yang
dilakukan yaitu studi pendahuluan, perencanaan thitung = Sudjana,2002:239)
dan pengembangan, dan uji coba modul.
Studi Pendahuluan. Pada tahap ini, instrumen dengan
yang digunakan adalah angket dan observasi. S2 =
Angket digunakan untuk mengetahui proses
pembelajaran yang selama ini dilakukan, Keterangan :
kemampuan guru dalam menerapkan modul dan t = harga perhitungan
pemahaman guru mengenai modul = skor rata-rata kelas eksperimen
pembelajaran. Adapun kisi-kisi instrument = skor rata-rata kelas control
angket untuk guru dapat dilihat pada tabel. n1 = jumlah sampel pada kelas eksperimen
Angket juga diberikan kepada siswa untuk n2 = jumlah sampel pada kelas kontrol
mengetahui kemampuan sisiwa untuk = varian kelompok kelas eksperimen
mengikuti modul pembelajaran yang dilakukan
= varian kelompok kelas kontrol
(Lampiran 7). Observasi dilakukan untuk
mengetahui secara langsung sarana dan S = varians gabungan
prasarana yang ada untuk mendukung modul Hipotesis Statistik
pembelajaran yang akan dikembangkan. Sesuai dengan hipotesis penelitian yang
Perencanaan dan Pengembangan. Pada tahap telah diungkapkan, maka hipotesis statistiknya
ini instrumen yang digunakan adalah angket dapat dirumuskan sebagai berikut :
dan tes hasil belajar. Angket diberikan kepada Ho : µ A1 = A2
ahli materi pembelajaran, ahli desain Ha : µ A1 > µ A2
pembelajaran. Kisi-kisi angket masing-masing Dengan kalimat dapat dituliskan :
instrumen dapat dilihat pada lampiran 9. Ha : Modul pembelajaran yang dikembangkan
Uji Coba Utama. Pada tahap uji coba mampu meningkatkan hasil belajar
instrument yang digunakan adalah angket dan autocad.
tes hasil belajar.

16
Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pendidikan, Vol. 4 No. 1 Juni 2017, p-ISSN: 2355-4983; e-ISSN: 2407-7488

Ho : Modul pembelajaran yang dikembangkan kelas A sebanyak 31 siswa dan kelas B senyak
tidak mampu meningkatkan hasil belajar 31 siswa. Uji coba lapangan dilakukan di
autocad. laboratorium computer yang dilengkapi
Untuk melihat nilai keefektifan modul komputer berjumlah 35 buah. Setiap siswa
pembelajaran yang dieksperimenkan digunakan masing-masing menggunakan 1 unit komputer.
rumus perhitungan efektifitas berikut Uji coba lapangan menghasilkan data-data yang
(Sugiyono, 2011 : 411): nantinya akan mengukur kelayakan dari produk
X = x yang dikembangkan, serta untuk mengetahui
manfaat produk tersebut bagi pemakainya.
100% Pada uji coba lapangan pada 62 siswa
Jurusan teknik Gambar Bangunan SMK Negeri
HASIL PENELITIAN 1 Lubuk Pakam secara umum siswa
Data Hasil Uji Coba Lapangan menyatakan bahwa modul pembelajaran yang
Uji coba lapangan dilaksanakan dengan dikembangkan sangat baik, dan tidak terdapat
terlebih dahulu memperbaiki kekurangan- masalah yang harus diperbaiki. Dengan
kekurangan yang sudah ditemukan pada uji demikian tidak diadakan revisi pada uji coba
coba produk awal, perorangan dan uji coba lapangan, yang berarti modul pembelajaran
kelompok kecil. Uji coba lapangan telah siap diuji keefektifannya. Hasil evaluasi
dilaksanakan di SMK Negeri 1 Lubuk Pakam uji coba lapangan dapat dilihat pada tabel 1.
Kelas XI Jurusan Teknik Gambar Bangunan
yang berjumlah 62 orang siswa yang terdiri dari

Tabel 1. Data Hasil Angket Setelah Uji Coba Lapangan


Skor
Indikator Rata-rata Kriteria
1 2 3 4 5
Kesesuaian Materi 2 6 54 97,42% Sangat Baik
Kejelasan petunjuk belajar 3 8 51 96,46% Sangat Baik
Kemudahan memahami
7 8 47 95,17% Sangat Baik
kalimat pada teks
Kemudahan memahami teks 9 8 45 94,53% Sangat Baik
Ketepatan urutan penyajian 9 9 44 94,2% Sangat Baik
Kecukupan latihan 9 8 45 94,53% Sangat Baik
Rata-rata 95,39% Sangat Baik
Keindahan tampilan 5 8 49 95,81% Sangat Baik
Keterangan teks 6 9 47 95,17% Sangat Baik
Kualitas gambar 3 9 8 40 93,56% Sangat Baik
Keterbacaan teks 3 9 9 46 93,24% Sangat Baik
Mudah digunakan 8 5 55 95,81% Sangat Baik
Membantu lebih mudah
7 6 53 95,81% Sangat Baik
belajar
Rat-rata 94,9% Sangat Baik

Berdasarkan hasil data penilaian siswa terhadap modul pembelajaran yang dikembangkan
yang ditunjukkan pada tabel 1 di atas dapat disimpulkan bahwa modul pembelajaran dalam kriteria
“Sangat Baik” dengan presentase 94,9%.

a. Analisis Uji Coba Kelompok Kecil


Tabel 2. Persentase Rata-rata Hasil Penilaian Pada Uji Coba Kelompok Kecil
Persentase
No. Kategorisasi Kriteria
rata-rata
1 Aspek Materi Pembelajaran 88,89% Sangat Baik
2 Aspek Kualitas Penyajian 94,08% Sangat Baik
Rata-rata 91,49% Sangat Baik

17
Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pendidikan, Vol. 4 No. 1 Juni 2017, p-ISSN: 2355-4983; e-ISSN: 2407-7488

Tabel di atas menunjukkan persentase rata-rata msaing kategori sangat baik. Persentase rata-
dari hasil penilaian terhadap modul rata dari hasil penilaian terhadap modul
pembelajaran pada mata diklat autocad pada uji pembelajaran pada mata diklat autocad pada uji
coba kelompok kecil di SMK Negeri 1 Lubuk coba kelompok kecil terhadap aspek materi
Pakam terhadap aspek kualitas materi pembelajaran dan aspek kualitas penyajian
pembelajaran adalah sebesar 88,89% dan aspek dapat dilihat pada gambar berikut ini:
kualitas penyajian sebesar 94,08%, dan masing-

Gambar 1. Diagram presentase rata-rata hasil penilaian uji coba kelompok kecil

b. Analisis Data uji Coba Lapangan


Tabel 3. Persentase Rata-rata Hasil Penilaian Pada Uji Coba Lapangan
Persentase
No. Kategorisasi Kriteria
rata-rata
1 Aspek Kualitas Materi 95,39% Sangat Baik
2 Aspek Kualitas Penyajian 94,9% Sangat Baik
Rata-rata 95,15% Sangat Baik

Tabel di atas menunjukkan persentase kategori sangat baik. Persentase rata-rata dari
rata-rata dari hasil penilaian terhadap modul hasil penilaian terhadap modul pembelajaran
pembelajaran pada mata diklat autocad pada uji pada mata diklat autocad pada uji coba
coba lapangan di SMK Negeri 1 Lubuk Pakam kelompok kecil terhadap aspek materi
terhadap aspek kualitas materi pembelajaran pembelajaran dan aspek kualitas penyajian
adalah sebesar 95,39% dan aspek kualitas dapat dilihat pada gambar berikut ini:
penyajian sebesar 94,9% dan masing-msaing

18
Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pendidikan, Vol. 4 No. 1 Juni 2017, p-ISSN: 2355-4983; e-ISSN: 2407-7488

Gambar 2. Diagram presentase rata-rata hasil penilaian uji coba lapangan

Hasil penilaian terhadap modul pembelajaran Berdasarkan penelitian yang telah


mata diklat autocad pada uji coba lapangan 62 dilakukan terhadap hasil belajar Autocad pada
orang siswa semester genap Jurusan Teknik siswa yang dibelajarkan dengan modul
Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Lubuk pembelajaran, ditemukan bahwa skor hasil
Pakam bahwa produk yang dikembangkan belajar siswa dari 31 responden tersebar pada
sangat baik atau layak digunakan dan tidak ada rentang 60 – 100. Dari hasil perhitungan
saran perbaikan yang disampaikan pada uji menunjukan bahwa skor terendah 60 dan
coba lapangan ini sehingga tidak dilakukan tertinggi 100, mean 82,19, median 104,36, dan
revisi. standar deviasi 10,22. Secara lengkap gambaran
tentang hasil belajar autocad siswa dengan
Hasil Penelitian Uji Keefektifan Produk menggunakan modul pembelajaran ditunjukkan
1. Deskripsi Data Penelitian pada tabel 4. berikut ini:
a. Hasil Belajar Mata Pelajaran Autocad
yang Dibelajarkan Dengan
Menggunakan Modul Pembelajaran

Tabel 4. Frekuensi Nilai Hasil Belajar yang Dibelajarkan Dengan Menggunakan Modul
No. Skor Frekuensi Frekuensi Relatif (%)
1 61 - 64 1 3,23
2 65 - 68 4 12,9
3 69 - 72 0 0
4 73 - 76 7 22,58
5 77 - 80 5 16,13
6 81 - 84 1 3,23
7 85 - 88 4 12,9
8 89 - 92 6 19,35
9 93 - 96 1 3,23
10 97 - 100 2 6,45
Total 31 100

Tabel 4 menunjukkan data hasil belajar autocad siswa yang dibelajarkan dengan
menggunakan modul. Selanjutnya di atas disusun dalam bentuk histogram seperti pada gambar 3
berikut ini:

19
Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pendidikan, Vol. 4 No. 1 Juni 2017, p-ISSN: 2355-4983; e-ISSN: 2407-7488

Gambar 3. Histogram Frekuensi Nilai Pembelajaran dengan Modul

b. Hasil Belajar Mata Pelajaran Autocad Dari hasil perhitungan menunjukan bahwa skor
yang Dibelajarkan Tanpa terendah 45 dan tertinggi 100, mean 72,13,
Menggunakan Modul Pembelajaran median 178,65, dan standar deviasi 13,34.
Berdasarkan penelitian yang telah Secara lengkap gambaran tentang hasil belajar
dilakukan terhadap hasil belajar Autocad pada autocad siswa dengan menggunakan modul
siswa yang dibelajarkan tanpa modul, pembelajaran ditunjukkan pada tabel 5. berikut
ditemukan bahwa skor hasil belajar siswa dari ini:
31 responden tersebar pada rentang 45 – 100.

Tabel 5. Frekuensi Nilai Hasil Belajar yang Dibelajarkan Dengan Menggunakan Modul
No. Skor Frekuensi Frekuensi Relatif (%)
1 45 - 48 1 3,23
2 49 - 52 2 6,45
3 53 - 56 3 9,68
4 57 - 60 3 9,68
5 65 - 68 6 19,35
6 73 - 76 4 12,9
7 77 - 80 6 19,35
8 81 - 84 1 3,23
9 85 - 88 2 6,45
10 89 - 92 2 6,45
11 97 - 100 1 3,23
Rata-rata 31 100

Tabel 5. menunjukkan data hasil belajar autocad siswa yang dibelajarkan dengan
menggunakan modul. Selanjutnya datas disusun dalam bentuk histogram seperti pada gambar 9
berikut ini:

20
Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pendidikan, Vol. 4 No. 1 Juni 2017, p-ISSN: 2355-4983; e-ISSN: 2407-7488

Gambar 4. Histogram Frekuensi Nilai Pembelajaran Tanpa Modul

2. Pengajuan Persyaratan Analisis = 0,1591. Ternyata < berarti


a. Uji Normalitas Data sampel berdistribusi normal.
1) Nilai Pretest Berdasarkan uji normalitas kedua
Uji normalitas untuk mencari kenormalan kelas di atas, maka disimpulkan bahwa
dari sampel yang diteliti. Uji normalitas seluruh populasi data penelitian berdistribusi
menggunakan rumus uji liliefors. Setelah normal. Perhitungan selengkapnya dapat
dilakukan perhitungan, untuk kelas dilihat pada lampiran 24.
eksperimen diperoleh nilai = 0,1119.
Setelah membandingkan harga ini dengan b. Uji Normalitas Data
harga Liliefors untuk N = 31 dan taraf nyata Dari perhitungan uji homogenitas
α = 0,05, diperoleh harga = 0,1591. untuk nilai pretes diperoleh diperoleh Fhitung =
1,22 setelah membandingkan harga Fhitung ini
Ternyata < berarti sampel
dengan harga table Ftabel untuk N = 31 dan
berdistribusi normal. taraf nyata α = 0,05. Sehingga diperoleh
Sedangkan uji normalitas nilai Fhitung < Ftabel yaitu 1,22 < 2,33, maka dapat
pretest untuk kelas kontrol diperoleh bahwa disimpulkan bahwa data dari kedua sampel
= 0,1035. Setelah membandingkan harga untuk pretes atau sebelum perlakuan
ini dengan harga Liliefors untuk N = 31 mempunyai varians yang sama.
dan taraf nyata α = 0,05, diperoleh harga Sedangkan dari perhitungan uji
= 0,1591. Ternyata < berarti homogenitas untuk nilai postes diperoleh
Fhitung = 1,71, sedangkan Ftabel diperoleh
sampel berdistribusi normal.
sebesar 2,23, maka dapat disimpulkan bahwa
2) Nilai Postest
data dari kedua sampel untuk postes atau
Setelah dilakukan perhitungan untuk
sesudah perlakuan mempunyai varians yang
kelas eksperimen diperoleh bahwa =
sama atau homogen. Selengkapnya lihat
0,1138. Setelah membandingkan harga ini lampiran 25. Dengan demikian analisis dapat
dengan harga Liliefors untuk N = 31 dan dilakukan.
taraf nyata α = 0,05, diperoleh harga =
0,1591. Ternyata < berarti sampel 3. Pengujian Hipotesis
berdistribusi normal. Uji t dapat digunakan sebagai alat uji
Sedangkan uji normalitas nilai hipotesis karena data penelitian berdistribusi
posttest untuk kelas kontrol diperoleh bahwa normal dan homogen. Hipotesis penelitian ini
= 0,1539. Setelah membandingkan harga adalah sebagai berikut:
Ha : Modul pembelajaran yang
ini dengan harga Liliefors untuk N = 31 dikembangkan mampu meningkatkan
dan taraf nyata α = 0,05, diperoleh harga hasil belajar autocad.

21
Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pendidikan, Vol. 4 No. 1 Juni 2017, p-ISSN: 2355-4983; e-ISSN: 2407-7488

Ho : Modul pembelajaran yang


dikembangkan tidak mampu X = x 100%
meningkatkan hasil belajar autocad.
Dari hasil perhitungan diperoleh X = 82,19 %
bahwa nilai thitung sebesar 13,22 sedangkan t
table untuk df = 62 adalah 1,67. Oleh karena
Nilai keefektifan modul
itu dapat disimpulkan bahwa thitung < t table pembelajaran ini lebih tinggi dari nilai
yang artinya Ha diterima yang berbunyi keefektifan pembelajaran tanpa modul yaitu
“Modul pembelajaran yang dikembangkan sebesar yang diuraikan sebagai berikut:
mampu meningkatkan hasil belajar autocad” X = x 100%
Keefektifan modul pembelajaran
diperoleh dengan cara sebagai berikut: X = x 100%
X = 72,13 %
X = x 100%
PEMBAHASAN pembelajaran maupun kompetensi siswa. Oleh
Dari paparan tentang pengertian hasil sebab itu proses penelitian dilakukan dan
belajar yang dikemukakan diatas dapat diawali dengan, (1) studi pendahuluan, (2)
dimaknai bahwa perubahan-perubahan dalam kemudian mendesain media pembelajaran, (3)
tingkah laku manusia dianggap sebagai hasil melakukan validasi produk dan melakukan
belajar yang mencakup aspek pengetahuan, revisi dan penyempurnaan berdasarkan analisis
keterampilan, sikap, dan nilai. Penilaian data validasi dari ahli materi, (4) ahli desain
perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar pembelajaran yang dilanjutkan dengan ui coba
dapat dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip: (a) perorangan, uji coba kelompok kecil, dan uji
kebutuhan yang ada pada diri organisme yang coba lapangan sehingga dihasilkan modul
memungkinkan tumbuhnya tingkah laku yang pembelajaran yang layak digunakan sesuai
bermotivasi, (b) motivasi yang mendasari dengan karakteristik bidang studi dan siswa
perubahan tingkah laku itu, (c) tujuan yang sebagai pengguna.
mempengaruhi tingkah laku, (d) lingkungan Aspek yang direvisi dan disempurnakan
yang menyediakan kesempatan untuk berdasarkan analisis data dan uji coba serta
melakukan tingkah laku tertentu, (e) proses- masukan dari ahli materi, dan ahli desain
proses yang mempengaruhi tingkah laku itu, (f) pembelajaran, dan siswa selaku pengguna
kapasitas dan kapabilitas yang mempengaruhi modul pembelajaran, bertujuan untuk menggali
tingkah laku itu. beberapa aspek yang lazim dalam proses
Belajar dapat diklasifikasi atas lima, pengembangan suatu produk. Variable-variabel
yaitu kemampuan informasi verbal, modul pembelajaran memiliki nilai rata-rata
keterampilan intelektual, strategi kognitif, sangat baik.
keterampilan motorik, dan sikap. Kemampuan- Dari hasil pengolahan data penelitian
kemampuan itu dihasilkan karena usaha belajar yang dilakukan terhadap perbedaan hasil belajar
dan harus dibuktikan dari hasil belajar, siswa mata diklat autocad antara siswa yang
selalu dituntut untuk memberikan hasil belajar dibelajarkan dengan menggunakan modul
secara nyata. Hasil belajar akan nampak dalam pembelajaran dan siswa yang dibelajarkan
prestasi belajar atau dalam produk yang dengan tanpa menggunakan modul
dihasilkan oleh siswa. pembelajaran yaitu rata-rata hasil belajar
Produk pengembangan modul autocad siswa yang diajarkan dengan
pembelajaran pada mata diklat autocad menggunakan modul pembelajaran lebih tinggi
merupakan materi pembelajaran yang telah dibandingkan dengan siswa yang dibelajarkan
dikembangkan dengan memperhatikan aspek tanpa modul pembelajaran. Hal ini dapat dilihat
pembelajaran. Penelitian pengembangan produk dari hasil rata-rata hasil belajar autocad siswa
yang dilakukan ini diarahkan untuk yang diajar dengan modul yaitu sebesar 82,19
menghasilkan suatu produk berupa modul %, sedangkan hasil nilai rata-rata hasil belajar
pembelajaran pada mata diklat autocad untuk siswa yang diajarkan tanpa modul pembelajaran
siswa SMk Negeri 1 Lubuk pakam Jurusan sebesar 72,13 %. Dari data ini membutikan
Teknik Gambar Bangunan kelas XI semester 4 bahwa penggunaan modul pembelajaran lebih
yang digunakan untuk meningkatkan proses baik dalam meningkatkan kompetensi dan
22
Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pendidikan, Vol. 4 No. 1 Juni 2017, p-ISSN: 2355-4983; e-ISSN: 2407-7488

pengetahuan siswa pada mata diklat autocad Dalyono, M. (2003). Psikologi Pendidikan.
daripada tanpa menggunakan modul Jakarta. Rineka Cipta
pembelajaran. Dick, W. dan Carey, L. (1996). The Systematics
Design Of Instruction. New York :
PENUTUP Longman
1. Hasil menunjukkan bahwa: (1) Hasil Hamalik, O. (1999). Kurikulum dan
validasi dari ahli materi terhadap modul Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
pembelajaran pada mata diklat autocad yang Miarso, Yusufhadi. 2004. Menyemai Benih
dikembangkan secara keseluruhan termasuk Teknologi Pendidikan. Jakarta: Prenada
kategori “Sangat Baik”; (2) Hasil validasi Media dan Pustekkom Diknas.
dari ahli desain pembelajaran terhadap Muhibinsyah. (2010). Psikologi Belajar.
modul pembelajaran pada mata diklat Jakarta: Bumi Aksara.
autocad yang dikembangkan termsasuk Munadi, Y. (2013). Media Pembelajaran
kategori sangat baik sehingga dapat diterima (Sebuah Pendekatan Baru). Jakarta.
dan layak digunakan dalam proses Nasution, S. (2008). Proses Belajar Mengajar.
pembelajaran; (2) Menurut tanggapan siswa Jakarta: Bumi Aksara.
SMK Negeri Lubuk Pakam Jurusan Teknik Rorry, R. (2012). Jurus Kilat Mahir Autocad.
Gambar Bangunan pada uji coba perorangan Bandung. Dunia Komputer
dinyatakan bahwa modul pembelajaran Sanusi, M.(2008). Kreasi Desain Produk Distro
termasuk kategori sangat baik; (3) Menurut dan Fashion 3D. Jakarta. Alex Media
tanggapan siswa SMK Negeri Lubuk Pakam Komputindo.
Jurusan Teknik Gambar Bangunan pada uji Seels, B.B. S. Richey, R.C. 1994. Instruktional
coba kelompok kecil dinyatakan bahwa Technology: The Definition and Domains
modul pembelajaran termasuk kategori of the Field. Washington DC :
sangat baik; (4) Menurut tanggapan siswa Association for Educational
SMK Negeri Lubuk Pakam Jurusan Teknik Communicational and Technology.
Gambar Bangunan pada uji coba lapangan Sibuea, A.M. (2000). Pengajaran Dengan
dinyatakan bahwa modul pembelajaran Modul Berdasarkan Kompetensi. Medan:
termasuk kategori sangat baik. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
2. hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan UNIMED. Vol.6.No.22.Th.VI.
menggunakan modul pembelajaran dengan Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor
hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
metode ceramah. Dan Modul pembelajaran Cipta.
memiliki keefektifan lebih tinggi dari Soekamto, T. (1993). Perancangan dan
keefektifan dengan metodeh ceramah. Pengembangan Sistem Instruksional.
Jakarta: Intermedia.
DAFTAR PUSTAKA Sudjana. (2002). Metode Statika. Bandung:
AECT. (1977). Definisi Teknologi Pendidikan Tarsito.
(Satuan Tugas Definisi & Termitologi Sugianto, M. (2010). Merancang Perkantoran
AECT). Jakarta. Rajawali dan Perumahan Menggunakan Autocad
Chandra, H. (2003). 36 Jam Belajar Komputer 2010. Yogyakarta. Andi.
Dasar-Dasar AutoCAD 2000. Jakarta. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan
Alex Media Komputindo. (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D). Bandung : CV. Alfabeta.

23

Anda mungkin juga menyukai