Anda di halaman 1dari 6

TUGAS MATA KULIAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

“ RESUME”

Nama : Afif Al Gafari


Bp : 21101152600002
Jurusan : D3 Manajemen Informatika
Dosen : vivi puspita sari S.Ip, M.Pd

1. pengertian hakekat dan kedudukan wawasan nusantara

a. pengertian
Dikutip dari buku Wawasan Nusantara, Sri Widayarti (2020: 2) penertian wawasan nusantara
adalah cara pandang bangsa Indonesia terhadap lingukungan sekitarnya. Dalam mewujudkan
kepulauan Nusantara sebagai satu kesatuan politik, sosial budaya, ekonomi, pertahanan dan
keamanan. Wawasan nusantara ini dijabarkan dari dasar falsafah dan sejarah bangs aitu sesuai
dengan posisi dan kondisi geografi negaranya untuk mencapai tujuan dan cota-cita nasionalnya.

b. Hakekat
Dalam buku Wawasan Nusantara yang ditulis oleh Sri Widayarti dijelaskan bahwa hakikat wawasan
nusantara adalah penjabaran dari Pancasila sebagai falsafah, pandangan hidup, ideologi bangsa
Indonesia berdasarkan pengalaman sejarah, kondisi geografi, dan kehidupan sosial budaya bangsa
Indonesia.

Dijelaskan lebih lanjut, wawasan nusantara pada hakikatnya selaras dengan Pancasila dan UUD
1945 dan tidak hanya berkaitan dengan kepentingan nasional saja. Wawasan nusantara ini juga
memiliki tanggung jawab dalam memperhatikan lingkungan dan pembinaan ketertiban dan
perdamaian dunia.

C.Kedudukan

Kedudukan wawasan nusantara sangat penting dalam rangka mewujudkan tujuan nasional.
Wawasan nusantara menjadi sebuah wawasan nasional bagi bangsa Indonesia, dan merupakan
ajaran yang diyakini kebenarannya oleh seluruh rakyat Indonesia supaya tidak terjadi penyesatan
atau penyimpangan dalam upaya mewujudkan cita-cita serta tujuan nasional. Adanya kedudukan
wawasan nusantara menjadi salah satu landasan untuk menyelenggarakan kehidupan nasional
dalam berbangsa dan bernegara.
2. Tujuan Wawasan Nusantara

Tujuan wawasan nusantara merupakan tingkatkan rasa cinta terhadap tanak air serta bangsa tanpa
memandang perbandingan latar balik orang, kelompok, ras, agama, suku, wilayah, serta kalangan.
Perihal ini secara penuh pemahaman bisa diimplementasikan dalam bermacam aspek kehidupan
segala masyarakat negeri yang terdapat di Indonesia.

Perihal tersebut bukan berarti melenyapkan kepentingan- kepentingan orang, kelompok, suku
bangsa ataupun wilayah. Melainkan senantiasa menghargai seluruh perbandingan dengan metode
berlagak toleransi, menyangka kalau tiap budaya, ketentuan, ataupun adat istiadat di bermacam
wilayah itu berarti untuk masing- masing kalangan. Dan, kebenaran bukan sesuatu perihal yang
tunggal melainkan suatu yang relatif untuk masing- masing orang ataupun kelompok, arti
kebenaran mempunyai banyak definisi.

Hingga, berpikir buat jadi masyarakat yang egois semacam mementingkan diri sendiri serta
menyangka kalau golongannya yang sangat benar tidaklah bagian dari implementasi pengetahuan
nusantara. Seperti itu esensi yang sepatutnya disadari oleh segala warga di negeri ini supaya
terbentuk kesejahteraan sosial sebab hidup berdekatan dengan orang- orang yang berbeda secara
kultural.

3.unsur dasar wawasan nusantara

a. Wadah (Contour)
Wadah kehidupan bermasyarakat, berbangsa serta bernegara meliputi segala daerah
Indonesia yang memilliki watak serba nusantara dengan kekayaan alam serta penduduk dan aneka
macam budaya yakni bangsa Indonesia serta segala turnpah darah Indonesia. Sehabis menegara
dalam Negeri Kesatuan Republik Indonesia, bangsa Indonesia memilliki organisasi kenegaraan
yang ialah wadah selaku aktivitas kenegaraan dalam bentuk supra struktur politik, sebaliknya
wadah dalam kehidupan bermasyarakat merupakan selaku kelembagaan dalam bentuk infra
struktur politik.

b. Isi (Content)
Isi merupakan aspirasi bangsa yang tumbuh di rnasyarakat serta cita- cita dan tujuan nasional
yang ada dalam Pernbukaan UUD 1945. Menyadari kalau buat menggapai aspirasi yang tumbuh di
rnasyarakat ataupun cita- cita serta tujuan nasional semacam tersebut di atas bangsa Indonesia
wajib sanggup menghasilkan persatuan serta kesatuan dalam kebhinekaan dalam kehidupan
nasional yang berbentuk politik, ekonomi, sosial budaya serta hankam. Oleh sebab itu Isi
menyangkut 2 perihal yang esensial, ialah:
1) Realisasi aspirasi bangsa selaku konvensi bersama, serta perwujudannya, pencapaian cita- cita
serta tujuan nasional.

2) Persatuan serta kesatuan dalam kebhinekaan yang meliputi seluruh aspek kehidupan nasional.
c. Tata Laku (Conduct)
Tata laku ialah hasil interaksi antara” wadah" serta” isi" yang terdiri dari tata laku bathiniah serta
lahiriah. Tata laku bathiniah mencerminkan jiwa, semangat serta mentalitas yang baik dari bangsa
Indonesia, sebaliknya Tata laku lahiriah tercermin dalam aksi, perbuatan serta sikap dari bangsa
Indonesia, yang kedua perihal tersebut hendak mencerminkan bukti diri jatidiri ataupun karakter
bangsa Indonesia bersumber pada kekeluargaan serta kebersamaan yang memilliki rasa bangga
serta cinta terhadap bangsa serta tanah airnya sehingga meningkatkan nasionalisme yang besar
dalam seluruh aspek kehidupan nasional.

4. Latar belakang konsepsi wawasan nusantara


Latar belakang yang mempengaruhi timbulnya konsepsi wawasan nusantara di bagi
dalam tiga faktor diantaranya:

A. Aspek Historis atau Sejarah


Dari segi sejarah, bahwa bangsa Indonesia menginginkan menjadi bangsa yang bersatu
dengan wilayah yang utuh adalah dua hal, yaitu:
a. Bangsa Indonesia pernah mengalami kehidupan sebagai bangsa yang terjajah dan
terpecah;
b. Bangsa Indonesia mengalami memiliki wilayah yang terpisah-pisah.
Bangsa Indonesia sebagaimana bangsa lain terutama di benua Asia dan Afrika pernah
mengalami masa penjajahan bangsa Barat. Bangsa Barat yang pernah menjajah Indonesia
adalah Spanyol, Portugis, Inggris, Belanda dan Jepang. Penjajah juga menciptakan
perpecahan dalam diri bangsa Indonesia. Politik pecah belah penjajah terhadap bangsa
Indonesia dikenal dengan politik
140 Devide et impera. Dengan adanya politik pecah belah ini  orang-orang Indonesia justru
melawan bangsanya sendiri.
Secara historis, wilayah Indonesia adalah wilayah bekas jajahan Belanda atau wilayah eks
Belanda. Wilayah Hindia Belanda  yang berbentuk kepulauan merupakan wilayah yang
terpisahkan oleh laut bebas. Hal ini dapat dibuktikan dengan digunakannya ketentuan
bahwa laut teritorial Hindia Belanda adalah selebar 3 mil, berdasarkan Territoriale, Zee en
Maritime Kringen Ordonantie tahun  1939 disingkat Ordonansi 1939. Dengan adanya
Ordonansi 1939 tersebut, laut atau perariran yang berada di dalam wilayah yang lebih dari 3
mil adalah di luar wilayah teritorial. Perairan itu menjadi lautan bebas dan berlaku sebagai
perairan internasional.
Sebagai bangsa yang terjajah dan terpecah-pecah serta memiliki wilayah yang terpisah-
pisah, jelas merupakan kerugian besar bagi bangsa Indonesia. Keadaan tersebut tidak
mendukung upaya kita mewujudkan bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat, dan untuk
menuju bangsa yang adil dan makmur sebagaimana yang tertuang dalam Pembukaan UUD
1945. Berdasarkan keadaan historis demikian, bangsa Indonesia berupaya mengembangkan
konsepsi tentang visi bangsa, yaitu sebagai bangsa yang bersatu serta dalam wilayah utuh.
Konsepsi tersebut dalam kurun waktu berikutnya terumuskan dalam Wawasan Nusantara.
141 Upaya untuk menjadikan wilayah Indonesia sebagai wilayah yang utuh tidak lagi
terpisah adalah dengan mengganti Territoriale  Zee en Maritime Kringen Ordonnantie tahun
1939. Pada saat kita  merdeka tahun 1945, wilayah Indonesia masih dalam keadaan
terpisah-pisah disebabkan masih berlakunya Ordonansi tahun 1939. Baru setelah 12 tahun
kemudian, yaitu tahun 1957 terjadi perubahan pada wilayah teritorial Indonesia.
Perdana Menteri Juanda pada tanggal 13 Desember 1957 mengeluarkan pernyataan
selanjutnya dikenal dengan Deklarasi Juanda 1957. Isi pokok Deklarasi Juanda adalah
menyatakan laut teritorial Indonesia adalah selebar 12 mil tidak lagi 3 mil berdasarkan point
to point theory. Deklarasi Juanda dinyatakan  sebagai pengganti Territoriale Zee en Maritime
Kringen Ordonnantie  tahun 1939 dengan tujuan:
a. Perwujudan bentuk wilayah negara kesatuan Republik Indonesia yang utuh dan bulat;
b. Penentuan batas-batas wilayah negara Indonesia disesuaikan dengan asas negara
kepulauan;
c. Pengaturan lalu lintas damai pelayaran yang lebih menjamin keselamatan dan keamanan
negara kesatuan Republik Indonesia.
Deklarasi Juanda dikukuhkan dalam Undang-undang Nomor 4/Prp Tahun 1960 tentang
Perairan Indonesia yang berisi:
142 a. Perairan Indonesia adalah laut wilayah Indonesia beserta
perairan pedalaman Indonesia;
b. Laut wilayah Indonesia adalah jalur 12 mil laut;
c. Perairan pedalaman Indonesia adalah semua perairan yang terletak pada sisi dalam garis
dasar.
Keluarnya deklarasi Juanda 1957 tersebut melahirkan konsepsi wawasan nusantara di mana
laut tidak lagi sebagai pemisah, tetapi sebagai penghubung. Wawasan Nusantara dibangun
dari konsepsi kewilayahan. Negara Indonesia adalah satu kesatuan wilayah yang berciri
nusantara. Undang-undang mengenai perairan Indonesia selanjutnya diperbaharui dengan
Undang-undang No.6 Tahun 1996 tentang Perairan Indonesia.
Deklarasi Juanda diperjuangkan terus dalam forum internasional agar pengakuan Indonesia
atas wilayah teritorial tersebut mendapat pengukuhan sekaligus kekuatan hukum di mata
internasional. Melalui perjuangan panjang akhirnya Konsferensi PBB tanggal 30 April 1982
menerima “The United Nation Convention  on the Law of the Sea” (UNCLOS). Berdasarkan
Konvensi Hukum  Laut Tahun 1982 tersebut negara termasuk kepualauan atau archipelago
state. Berdasarkan Undang-undang No.17 Tahun 1985,  Indonesia meratifikasi UNCLOS
tersebut.
143 Pada tahun 1969 negara Indonesia mengeluarkan mengeluarkan Deklarasi tentang
landas kontinen Indonesia.
Deklarasi itu berintikan:
a. kekayaan alam di landas kontinen adalah milik negara bersangkutan;
b. batas landas kontinen yang terletak di antara dua negara adalah garis tengahnya.
Tentang landas kontinen dikuatkan dengan Undang-undang No.1 Tahun 1973 tentang
Landas Kontinen Indonesia. Selanjutnya pada tahun 1980 pemerintah Indonesia
mengeluarkan pengumuman tentang Zone Ekonomi Eksekutif (ZEE) Indonesia.
ZEE berintikan:
a. Lebar Zone Eksklusif Indonesia 200 mil diukur dari garis pangkal laut wilayah Indonesia.
b. Hak berdaulat untuk menguasai kekayaan sumber alam di ZEEI.
c. Lautan di ZEEI tetap merupakan lautan bebas untuk pelayaran Internasional. ZEEI diterima
hampir oleh hampir seluruh peserta konsferensi Hukum Laut Internasional di Jamaika tahun
1982 dan dikukuhkan oleh Pemerintah RI dengan Undang-undang No.5 tahun 1983.
2. Segi Geografis dan Sosial Budaya
Dari segi geografis dan sosial budaya, Indonesia merupakan negara bangsa dengan wilayah
dan posisi yang unik serta bangsa yang
144 heterogen. Keunikan wilayah dan heterogenitas bangsa menjadikan bangsa Indonesia
perlu memiliki visi untuk menjadi bangsa yang bersatu dan utuh. Posisi Indonesia yang
demikian ini sering dinyatakan memiliki posisi yang strategis karena terletak pada garis
khatulistiwa dan terletak di anatar dua benua dan dua samudera.
Selain itu, Indonesia kaya akan flora, fauna, dan sumber daya alam, serta memiliki beragam
etnik yang terdiri dari berbagai suku dan budaya. Keunikan wilayah heterogenitas bangsa
membuka dua peluang. Secara positif dapat dijadikan modal memperkuat bangsa menuju
cita-cita. Secara negatif, mudah menimbulkan perpecahan serta infiltrasi pihak luar. Peluang
ke arah gerak sentrifugal (memecah) perlu ditanggulangi, sedangkan peluang gerak
sentripental (menyatu) perlu diupayakan secara terus-menerus.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan mengembangkan konsepsi Wawasan
Nusantara.
3. Segi Geopilitik dan Kepentingan Nasional
Geopolitik adalah istilah yang pertama kai dikemukakan oleh Frederich Ratzel sebagai Ilmu
Bumi Politik. Sebagai ilmu, geopolitik mempelajari fenomena politik dari aspek geografi.
Bahwa politik suatu negara dipengaruhi oleh konstelasi geografi negara yang bersangkutan.
Geopolitik memaparkan dasar pertimbangan dari aspek geografi dalam menentukan
kebijakan nasional untuk mewujukan suatu tujuan. Prinsip-prinsip geopolitik suatu negara
5. Penerapan Wawasan Nusantara
1) Di Bidang Ekonomi

1. Wilayah nusantara mempunyai potensi ekonomi yang tinggi, seperti posisi khatulistiwa,
wilayah laut yang luas, hutan tropis yang besar, hasil tambang dan minyak yang besar, serta
memeliki penduduk dalam jumlah cukup besar. Oleh karena itu, penerapan dalam
kehidupan ekonomi harus berorientasi pada sektor pemerintahan, pertanian, dan
perindustrian.
2. Pembangunan ekonomi harus memperhatikan keadilan dan keseimbangan antardaerah.
Oleh karena itu, dengan adanya otonomi daerah dapat menciptakan upaya dalam keadilan
ekonomi.
3. Pembangunan ekonomi harus melibatkan partisipasi rakyat, seperti dengan memberikan
fasilitas kredit mikro dalam pengembangan usaha kecil.

2) Di Bidang Sosial

1. Mengembangkan kehidupan bangsa yang serasi antara masyarakat yang berbeda, dari segi
budaya, status sosial, maupun daerah.
2. Pengembangan budaya Indonesia, untuk melestarikan kekayaan Indonesia, serta dapat
dijadikan kegiatan pariwisata yang memberikan sumber pendapatan nasional maupun
daerah.

Anda mungkin juga menyukai