Anda di halaman 1dari 22

 Latar Belakang

Jual beli merupakan salah satu alternatif yang sering digunakan dalam transaksi untuk

mempermudah pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Bentuk jual beli dalam masyarakat sangat

beragam, hal ini dapat dilihat sejak zaman dahulu hingga masa sekarang bentuknya berubah

seiring dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan akan tetapi untuk tujuannya

hampir sama. Praktik jual beli zaman dahulu pada awalnya hanya dengan cara yang sangat

sederhana seperti halnya tukar menukar barang (barter).

Jual beli yang pada awalnya selalu bersifat transaksi fisik ini, mulai berubah seiring

kuatnya pengaruh dunia modern sehingga berdampak juga dalam sektor ekonomi, yang

mengantar sistem jual beli memiliki banyak jenis transaksi yang bukan lagi hanya transaksi fisik,

namun juga transaksi online. Jenis barang yang di perdagangkan pun semakin beragam,

tergantung pada permintaan pasar baik pasar nasional maupun pasar internasional.

Dalam perekonomian modern, peranan uang bertambah selaras dengan bertambah

fungsinya. Uang tidak lagi sekedar sebagai alat pertukaran, tetapi juga berfungsi sebagai satuan

hitung atau pengukur nilai (unit of accounts), alat penimbun kekayaan (store of value), dan

standar pembayaran tundaan (standart of deferred payments), dan bahkan pada masa sekarang

uang bisa berfungsi sebagai barang komoditi yang diperjual belikan secara bebas.

Seperti halnya dengan transaksi trading Forex yang merupakan suatu jenis perdagangan

atau transaksi yang memperdagangkan mata uang suatu negara terhadap mata uang negara

lainnya yang melibatkan pasar-pasar uang utama di dunia selama 24 jam secara

berkesinambungan, ini berarti bahwa sistem forex menerapkan transaksi online. Bank, bank

sentral, korporasi, dan pedagang individu menukar mata uang asing dengan berbagai alasan,

seperti menyeimbangkan pasar, memfasilitasi perdagangan dan pariwisata internasional, atau

menghasilkan keuntungan. Dalam perkembangan sejarahnya, bank sentral milik negara-negara


dengan cadangan mata uang asing yang terbesar sekalipun dapat dikalahkan oleh kekuatan

pasar valuta asing yang bebas.

Trading Forex masuk dalam ruang lingkup perdagangan berjangka komoditi. Untuk itu,

dalam upaya untuk lebih menjamin kepastian hukum, keadilan, transparansi dan akuntabilitas

pelayanan publik, untuk mendukung upaya peningkatan dan pengembangan perekonomian

nasional yang berkaitan dengan perdagangan global, serta agar perdagangan berjangka

komoditi yang bertujuan meningkatkan kegiatan usaha komoditi dapat terselenggara secara

teratur, wajar, efisien, efektif, dan terlindunginya masyarakat dari tindakan yang merugikan

serta memberikan kepastian hukum kepada semua pihak yang melakukan kegiatan

perdagangan berjangka komoditi. Ini berarti bahwa trader harus mendapat pengajaran,

perlindungan, serta pendampingan dalam segala mekanisme bertransaksi di trading Forex. Itu

semua merupakan bentuk penerapan dari Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2011 tentang

Perdagangan Berjangka Komoditi.

Pasar valuta asing (Forex, FX, atau pasar mata uang) merupakan pasar terdesentralisasi

atau over-the-counter (OTC) global untuk perdagangan mata uang. Pasar ini menentukan nilai

tukar mata uang asing untuk setiap mata uang. Ini termasuk semua aspek pembelian,

penjualan, dan pertukaran mata uang dengan harga saat ini atau ditentukan.

Ada tiga ketentuan atau rumus terkait jual beli atau tukar menukar antara mata uang

yang sama atau berbeda (valuta asing). Ketentuan pertama, apabila ada tukar menukar (jual

beli) antara mata uang yang sama, maka harus tunai dan sama nominal serta nilainya. Kedua,

apabila ada penukaran mata uang yang berbeda atau valuta asing, maka syaratnya hanya satu,

yaitu tunai. Ketiga, apabila ada jual beli antara mata uang dengan komoditas (sil’ah) maka yang

menjadi referensi adalah kesepakatan antara penjual dan pembeli.


‫ والمِل ُح‬. ‫ والت ْم ُر بالتمْ ِر‬. ‫ِير‬ َّ ِ‫ والفض َُّة بالف‬. ‫ب‬ َّ ُ‫الذهب‬ َّ
ِ ‫ والشعِي ُر بالشع‬. ِّ‫ والبُرُّ بالبُر‬. ‫ض ِة‬ ِ ‫بالذه‬
‫كيف شْئ ُت ْم‬ ْ ‫فإذا‬
‫ فبيعوا‬، ُ‫اخ َتلَ َفت هذ ِه األصْ َناف‬ ْ
َ . ‫ مِثْاًل ِبمِث ٍل‬. ‫ِلح‬
َ . ‫ ًيدا ِب َي ٍد‬. ‫سوا ًء ِب َسوا ٍء‬
َ ِ ‫ بالم‬،
َ ‫إ َذا‬
‫كان ًيدا ِب َي ٍد‬
Artinya:
“(Juallah) emas dengan emas, perak dengan perak, gandum dengan gandum, syair
dengan syair, kurma dengan kurma, dan garam dengan garam (dengan syarat harus) sama dan
sejenis serta secara tunai. Jika jenisnya berbeda, juallah sekehendakmu jika dilakukan secara
tunai.” (HR. Muslim, Abu Daud, Nasa’I, dan Ibn Majah)

Untuk melakukan interaksi antara manusia yang satu dengan yang lainnya, yang menjadi

objeknya adalah harta (mal). Dalam jual beli misalnya, yang menjadi objeknya adalah barang

yang dijual (al-mabi’) dan uang harga barang (ats-tsaman). Baik al-mabi’ maupun ats-tsaman,

kedua-duanya adalah harta (mal).

Transaksi jual beli tentu akan menimbulkan perpindahan kepemilikan suatu objek. Oleh

karena itu, dalam transaksi trading Forex perlu adanya kejelasan terkait kepemilikan (al-Milk)

harta serta objek transaksi tersebut.

Namun trading forex yang ramai saat ini, ternyata masih dalam wilayah perdebatan.

Terdapat beberapa orang yang menentang kedudukan trading forex, namun tidak sedikit juga

yang mendukung kedudukan trading forex dikarenakan keuntungan yang berlimpah.

Trading Forex yang terjadi saat ini menurut peneliti sedikit berbeda dengan sistem

trading Forex yang seharusnya. Dalam sistem Forex, seharusnya orang yang berperan sebagai

trader itu paham akan sistem trading yang merupakan pengetahuan dasar serta harus dipahami

oleh para calon trader maupun trader baru. Namun yang terjadi tidaklah demikian, trader justru

sangat tidak paham mengenai sistem trading, bahkan trader pun tidak memiliki aplikasi trading

yang seharusnya aplikasi itu harus ada dalam melakukan kegiatan trading. Ditambah lagi

trading Forex yang dilakukan broker terkesan merugikan trader jika diamati secara mendalam.

Fenomena inilah yang mengantar timbulnya perdebatan dikalangan para pakar ilmu ekonomi,

yang turut berdampak pada kebingungan trader.


Pro kontra ini meniscayakan berdampak kepada ketidakpastian tentang kedudukan

trading forex. Serta menyebabkab kebingungan terkait baik atau tidak baiknya trading forex.

Salah satu pendapat yang menilai forex adalah suatu hal yang baik yakni Ryan Filbert.

Ryan Filbert mengatakan bahwa “Dalam trading Forex yang paling penting adalah kuasai

medan, artinya setiap orang yang ikut dalam trading Forex harusnya memiliki ilmu yang

mumpuni sehingga dapat menyusun strategi (headging). Karena jika seseorang tidak memiliki

ilmu, maka yang salah bukanlah forex melainkan trader. Inilah yang menjadi sebab tidak sedikit

masyarakat yang rugi dalam setiap transaksi forex, dan ini mengakibatkan tidak sedikit pula

masyarakat yang menjadi clouse minded terhadap dunia Forex.”

Lebih lanjut, Ryan Filbert mengklaim bahwa Forex bukanlah sesuatu yang haram, sebab

kita tidak pernah tau mana rezeki yang sudah Tuhan siapkan untuk setiap hamba-Nya, “Kalau

Tuhan mengatakan bahwa rezeki kita ada disini (trading Forex), yaa makanya kita harus

bersyukur, karena yang namanya rezeki itu dicari bukan datang dengan sendirinya.” Pendapat

ini muncul sebab klaim dari banyak pihak yang mengatakan bahwa trading Forex adalah haram.

Dalam transaksi Forex, trader dan perusahaan broker sebenarnya bertarung, termasuk

juga bursa berjangka yang dalam hal ini sebagai pengelola/pengatur jalannya berjangka

komoditi. Harga yang ditawarkan kepada calon trader hanyalah 1 banding 10. Artinya, saat

trader sudah memenuhi standar yang ditetapkan perusahaan broker maka selanjutnya adalah

giliran broker yang bermain di pasar Forex.

Disisi lain Indra Firmansyah mengungkapkan bahwa mekanisme dalam trading Forex

cenderung merugikan trader, sebab trader yang bermain Forex adalah lawan main broker. Jadi,

adalah keliru jika trader yang bermain Forex melalui perusahaan broker adalah mitra

perusahaan. Indra Firmansyah juga mengungkapkan ada hal unik yang terjadi dalam

perusahaan seperti, jika modal trader begitu besar namun trader berspekulasi di harga rendah,

maka pihak perusahaan cenderung dirugikan, dan pada umumnya perusahaan tidak akan
melayani trader seperti ini. Dalam hal ini, banyak trader Forex tidak mengetahui mekanisme ini.

Sehingga Indra Firmansyah mengkategorikannya haram, karena perusahaan tidak menerapkan

amanah undang-undang yang menekankan harus adanya prinsip keadilan, transparansi serta

pengajaran kepada trader.

Tentu perdebatan mengenai trading forex ini tidak hanya terjadi diantara dua orang

tersebut, melainkan oleh beberapa orang serta di berbagai tempat. Perdebatan atau pro kontra

terkait baik dan buruknya trading forex ini mengantar trader kepada ketidakpastian dan

kebingungan karena kurangnya pemahaman masyarakat mengenai trading forex.

Oleh karena itulah, penelitian ini penting dan menarik untuk diteliti dalam rangka

membedah dan membandingkan lebih lanjut anrgumen masing2 pihak terkait kedudukan forex.

Lebih lanjut penelitian ini akan mendalami lebih lanjut kedudukan uan yang dimiliki oleh trader

forex dalam persfektif al-milk. Sebab kepemilikan ini masih belum jelas dan perlu diklasifikasi

lebih lanjut. Dengan demikian ini akan dipaparkan dan dianalisis lebih lanjut dealam sebuah

penelitian dengan judul….. Pro-Kontra inilah yang menarik untuk ditindaklanjuti dengan

membandingkan argumen masing-masing pihak dalam menilai trading forex. Lebih lanjut juga

mendalami tentang kedudukan kepemilikan uang dan keuntungan yang dikelola melalui trading

Forex dalam persfektif al-Milk. Sebab kepemilikan uang oleh trader serta keuntungan yang

didapatkan oleh broker belum memiliki kejelasan jika dilihat dalam persfektif al-Milk. Untuk itu,

penelitian ini akan berusaha memaparkan serta menganalisis lebih lanjut tentang pro-kontra

tersebut dalam penelitian dengan judul “Pro-Kontra Komoditi Berjangka, Studi Kasus Trading

Forex dalam Persfektif al-Milk.”

 Rumusan Masalah:

Dalam menjawab berbagai fakta yang terjadi, maka dirumuskan beberapa pokok

masalah yang akan dikaji sebagai berikut:


 Bagaimana Argumentasi pihak yang setuju dan pihak yang tidak setuju terhadap

Trading Forex?

 Bagaimana implikasi pro kontra Trading Forex dalam Persfektif al-Milk?

 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini secara umum memiliki tujuan

dan manfaat yang diperinci sebagai berikut:

 Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui serta memberikan pemahaman

kepada masyarakat terkait pro-kontra trading Forex. Agar setidaknya masyarakat memiliki

dasar masing-masing terkait Pro-Kontra trading Forex.

 Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki manfaat sebagai berikut:

 Manfaat Teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai rujukan dalam melakukan pengkajian

dan penelitian di bidang hukum ekonomi syariah maupun study kasus pada komoditi berjangka

kepada calon trader sebelum masuk dalam praktik komoditi berjangka, khususnya dalam

trading Forex.

 Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan kepada trader,

khususnya calon trader maupun trader yang masih awam di kegiatan komoditi berjangka, yakni

kegiatan trading Forex.

 Definisi Operasional dan Ruang Lingkup Penelitian

 Definisi Operasional

Definisi Operasional diperlukan untuk menghindari terjadinya penafsiran lain yang dapat

menimbulkan kesalahpahaman dalam memahami konsep/variable yang terkandung dalam


judul penelitian, sehingga diperlukan penguraian terhadap beberapa istilah yang dirasa penting,

diantaranya sebagi berikut:

 Pro-Kontra

Pro adalah suatu reaksi yang baik, positif, ataupun setuju terhadap sesuatu. Sedangkan

Kontra merupakan reaksi sebaliknya yakni reaksi buruk, negatif, ataupun tidak setuju terhadap

sesuatu. Sehingga pro-kontra berarti sebuah situasi dimana adanya dua kubu yang saling

berbeda pendapat. Adapun maksud dari pro-kontra dalam penelitian ini adalah perdebatan

masing2 pihak terhadap kedudukan trading forex. pro-kontra pada pembahasan Trading Forex.

 Komoditi Berjangka

Komoditi berjangka adalah suatu kegiatan berjangka, transaksi jual beli yang memiliki

rentan waktu dalam serah terimanya. Sedangkan perdagangan berjangka komoditi adalah

segala sesuatu yang berkaitan dengan jual beli komoditi dengan penarikan margin dengan

penyelesaian kemudian berdasarkan kontrak berjangka. Maksud dari komoditi berjangka pada

penelitian ini ialah berfokus pada Trading Forex yang dalam kegiatannya melakukan jual beli

mata uang.

 Trading Forex

Trading Forex (perdagangan valuta asing) adalah jenis strategi investasi di mana setiap

orang memperdagangkan pasangan mata uang untuk membuat uang tumbuh dari waktu ke

waktu. Seperti teknik investasi lainnya, ada tingkat risiko yang terlibat, dan pasar forex bisa

sangat fluktuatif, jadi setiap orang pasti perlu tetap di atas segalanya. Lebih spesifik dalam

penelitian ini yakni perihal interaksi yang dilakukan oleh trader dan broker. Trader adalah orang

yang menginvestasikan uangnya kepada broker (peserta pialang berjangka), sedangkan broker

adalah individu atau perusahaan yang menengahi transaksi antara investor (yang bertindak

sebagai konsumen) dan pasar modal. Dalam aktivitas transaksi pasar modal, ada sekelompok
lembaga dan perusahaan yang bertindak sebagai perantara atau penghubung antara investor

dan pasar modal. Agen ini disebut sebagai broker atau pialang.

 al-Milk

Kepemilikan adalah hubungan antara manusia dengan harta yang ditetapkan oleh

syara’, manusia memiliki kewenangan khusus untuk melakukan transaksi terhadap harta

tersebut, sepanjang tidak ditemukan hal yang melarangnya. Kepemilikan adalah sesuatu yang

dimiliki oleh manusia, baik berupa harta benda (dzat) atau nilai manfaat. Adapun maksud dari

kepemilikan dalam penelitin ini yakni implikasi terhadap kepemilikan uang dan keuntungan

dalam Trading Forex.

 Ruang Lingkup Penelitian

Untuk menghindari terjadinya pembahasan yang terlampau luas maka diperlukan ruang

lingkup penelitian sebagai berikut:


Ruang Lingkup Uraian
Pro-Kontra Komoditi  Argumen pihak yang setuju terhadap
Berjangka (Trading Forex) keberadaan komoditi berjangka (Trading
Forex)
 Argumen pihak yang tidak setuju terhadap
keberadaan komoditi berjangka (Trading
Forex)
Analisis al-Milk  Implikasi pro-kontra keberadaan trading forex
bagi trader dalam persfektif al-Milk
 Implikasi pro-kontra keberadaan trading forex
bagi broker dalam persfektif al-Milk

 Tinjauan Pustaka

Sejauh pengamatan peneliti, terdapat beberapa hasil penelitian terdahulu yang memiliki

judul yang berhubungan serta relevansinya dengan penelitian yang diangkat oleh peneliti,

antara lain:
 Penelitian yang dilakukan oleh Nazriani Anaz dengan judul penelitiannya “Hukum

trasnsaksi forex trading berdasarkan Fatwa DSN nomor 28/DSN-MUI/III/2002 tentang

jual beli mata uang di kota medan.” Penelitian ini adalah penelitian studi lapangan,

penelitian ini bertujuan untuk menetapkan hukum transaksi forex trading yang terjadi di

kota medan yang didasarkan pada Fatwa MUI. Hasil dari penelitian ini dapat

disimpulkan bahwa kedudukan hukum forex trading adalah haram. Namun apa yang

menjadi pembahasan dalam penelitian ini dalam penerapannya di dunia forex tidak lagi

sesuai, dikarenakan transaksi forex sebagaimana yang tercantum dalam fatwa MUI

masih dalam pembahasan transaksi fisik, sedangkan forex masuk dalam kajian komoditi

berjangka yang berarti transaksi dilakukan secara online.

Meski sama-sama menyinggung terkait Trading Forex, tapi tujuan serta sasaran

dari penelitiannya berbeda, karena penelitian yang dilakukan oleh Nazriani Anaz tertuju

pada kesimpulan hukum dari bentuk transaksi trading forex sedangkan yang peneliti

teliti disini adalah tertuju pada kedudukan status kepemilikan uang dan keuntungan

dalam penerapan strategi marketing forex di masyarakat.

 Kemudian skripsi yang ditulis oleh Simon Nicholov Sumantri dengan judul “Analisa teknis

akurasi sinyal jual dan beli dengan indikator relative strength index pada perdagangan

forex.” Penelitian ini membahas tentang mekanisme fluktuasi pasar forex secara lebih

detail dengan berfokus pada dua pasangan mata uang yang diperdagangkan yakni

EUR/USD dan USD/JPY. Penelitian ini adalah penelitian studi pustaka (library research),

metodologi yang digunakan dengan observasi dan experimental. Observasi ditujukan

untuk melakukan pengamatan terhadap pengambilan sample data dari tanggal 1 Januari

2012 sampai denga 31 Desember 2012. Kemudian diimbangi dengan experimental yang

dutujukan untuk melakukan analisis teknikal dengan menggunakan indikator Relative


Strength Index terhadap parameter batas atas dan parameter batas bawah serta time

frame terbaik sesuai hasil pada sample data.

Hasil penelitian ini ditemukan bahwa profit tertinggi ($35,425.91) pada pasangan

mata uang EUR/USD, sedangkan pada pasangan mata uang USD/JPY ditemukan profit

tertinggi di harga ($18,141,66).

Meski sama-sama memiliki subjek penelitian yang sama yaitu forex, namun

penelitin ini berfokus pada mekanisme trading forex sedangkan yang peneliti teliti yakni

fokus pada status kepemilikan uang maupun keuntungan dalam trading forex. Penelitian

yang dilakukan Simon Nicholov Sumantri ini sangat berguna bagi peneliti untuk

memahami bagaimana hasil analisa di pasar trading forex.

 Penelitian yang dilakukan oleh Tamsir dengan judul skripsi “Konstruksi konsep

kepemilikan harta dalam persfektif ekonomi islam.” Penelitian ini fokus pada pada

sistem ekonomi kapitalisme, untuk itu penelitian ini menjadi sumber yang sangat

bermanfaat bagi peneliti untuk memahami secara terperinci terkait siklus pasar trading

forex.

 Kajian Teori

 Teori Trading Forex/Valuta Asing

Mata uang adalah alat pembayaran suatu negara, alat pembayaran tertentu dari logam

atau kertas. Jual beli mata uang adalah jual beli antara suatu mata uang yang sejenis, atau

penukaran mata uang suatu negara dengan mata uang negara lainnya. Jual beli yang dimaksud

dalam penelitian ini yakni mengenai valuta asing atau disebut juga dengan istilah forex.

Dalam dunia ekonomi modern, perdagangan mata uang dikenal dengan Foreign

Exchange, yaitu kepanjangan dari FX atau sering disingkat sebagai Forex. Secara tidak sadar,

setiap orang yang bepergian keluar negeri akan menukar mata uang lokal dengan mata uang

negara yang akan dikunjungi. Kegiatan jenis ini merupakan bagian dari kegiatan forex.
Sedangkan pengertian foreign exchange (forex) seperti dijelaskan oleh para ahli yaitu

sebagai berikut:

 Handri Joni, Andy Nahil Gultom dan Arief (2010:30) adalah “Pembelian atau

penjualan sebuah mata uang terhadap penjualan atau pembelian mata uang

lainnya.”

 Menurut (Frento, 15) mendefinisikan forex sebagai perdagangan mata uang suatu

negara dengan mata uang negara lain. Sebagai contoh, di Eropa menggunakan mata

uang Euro (EUR), dan di Amerika menggunakan Dollar (USD). Pada saat yang

bersamaan para pelaku membeli Euro dan menjual Dollar disingkat EUR/USD.

 Menurut (Adi, 33) mendefinisikan forex sebagai pertukaran dari nilai mata uang yang

berbeda. Misalnya, seseorang hendak bepergian keluar negeri, maka ia harus

menukarkan mata uang negaranya untuk membeli mata uang negara yang dituju.

Berdasarkan definisi-definisi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa, Forex

merupakan suatu mekanisme perdagangan komoditas atas mata uang negara.

 Jual-Beli mata uang dalam ekonomi syariah

Dalam pembahasan ekonomi Islam, transaksi perdagangan mata uang dikenal dengan

istilah al-sharf yaitu sebuah nama penjualan nilai harga al-Muthalaqah (Semua jenis nilai harga)

satu dengan yang lainnya. al-Sharf menurut bahasa memiliki beberapa arti diantaranya yaitu

kelebihan dan tambahan.

Al-Sharf dipahami berasal dari kata shorofa yang berarti membayar dengan

penambahan. Secara istilah, sharf adalah bentuk jual beli naqdain baik sejenis maupun tidak,

yaitu jual beli emas dengan emas, perak dengan perak, atau emas dengan perak dan baik telah

berbentuk perhiasan maupun mata uang.

Adapun pengertian al-sharf secara istilah, para fuqaha mendefinisikan sebagai berikut:
 Menurut mazhab Maliki, sharf adalah jual beli uang dengan jenis berbeda, seperti

emas dengan perak atau sebaliknya ataupun jual beli keduanya (emas dan perak)

dengan uang.

 Menurut mazhab Hanafi, sharf adalah sebuah nama untuk jual beli tsaman mutlak,

apakah tsaman tersebut sama jenisnya atau berbeda.

 Menurut mazhab Syafi’I, sharf adalah jual beli uang dengan uang, sejenis atau

berbeda jenis. Dilihat dari dzahir definisi, yang dimaksud sharf hanya khusus pada

uang yang dicetak (madzrub) yang terbuat dari apapun termasuk selain emas dan

perak, akan tetapi dalam kitab-kitab mazhab Syafi’I dijelaskan bahwa yang dimaksud

naqd (uang) adalah terbatas pada emas dan perak walaupun belum dicetak menjadi

uang, maka termasuk emas batangan dan emas perhiasan.

 Menurut mazhab Hambali, terdapat 2 (dua) riwayat tentang definisi sharf. Pertama,

sama dengan definisi mazhab Hanafi. Kedua, sama dengan definisi madzhab Syafi’i.

Secara istilah, sharf adalah jual beli antara barang sejenis atau antara barang yang tidak

sejenis secara tunai. Seperti memperjualbelikan emas dengan emas atau emas dengan perak

baik berupa perhiasan maupun mata uang. Praktek jual beli antar valuta asing atau penukaran

mata uang yang sejenis.

Dalam kamus istilah fikih, disebutkan bahwa bay’ sharf adalah menjual mata uang

dengan mata uang (emas dengan emas).

Al-Sharf adalah sebuah nama untuk penjualan nilai harga almuthalakah (Semua jenis

nilai harga) satu dengan lainnya atau disebut dengan penukaran uang, baik dengan jenis yang

sama maupun saling berbeda.

Secara teknis, bay’ al-sharf adalah penjualan uang untuk mendapatkan uang. Seperti

penjualan emas untuk mendapatkan emas atau perak untuk mendapatkan perak.

 Dasar Hukum Jual beli mata uang/al-sharf/trading forex


 Ayat al-Qur’an

Artinya:

“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu

dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali dengan jalan perdagangan yang berlaku atas dasar

suka sama suka diantara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah

Maha Penyayang kepadamu. (QS. al-Nisa (4): 29)”

Ayat ini melarang perniagaan atau transaksi-transaksi dalam Muamalah yang dilakuka

secara batil. Ayat ini mengindikasikan bahwa Allah SWT melarang kaum muslimin untuk

memakan harta orang lain secara batil. Secara batil dalam konteks ini mempunyai arti yang

sangat luas, diantaranya melakukan transaksi ekonomi yang bertentangan dengan syara’,

seperti halnya melakukan berbasis riba (tambahan yang tidak wajar), transaksi yang bersifat

maisir (judi), ataupun transaksi yang mengandung unsur gharar (adanya uncertainty, resiko

dalam transaksi, tidak jelas) serta hal-hal lain yang bisa dipersamakan dengan itu.

 Hadis

Diriwayatkan dari Abu Bakrah radiyallahu ‘anhu, dia berkata: Rasulullah shalallahu ‘alaihi

wasallam telah melarang dari penukaran perak dengan perak, emas dengan emas, kecuali sama

jumlahnya. Nabi menyuruh kami agar membeli perak dibayar dengan emas menurut

sekehendak kami dan membeli emas dibayar dengan perak menurut kehendak kami. Seorang

laki-laki bertanya kepada Nabi: “Terus diserah dan diterima?” Abu Bakrah berkata:

“Demikianlah yang aku dengan.” (Muttafaqun ‘Alaih)

 Ijma’

Para Ulama’ sepakat (Ijma’) bahwa akad al-sharf dibolehkan namun perlu disyari’atkan

dengan syarat-syarat tertentu.

 Kaidah-kaidah
Kaidah-kaidah yang membawahi penukaran mata uang al-sharf diantaranya sebagai

berikut:

 Jika ditukar dengan jenis yang sama, maka syaratnya ada 2 (dua), yaitu harus sama

nilainya seta harus diserah terimakan secara langsung.

 Jika satu jenis mata uang ditukar dengan dengan jenis lain, (misal: Dolar dengan

Rupiah, atau rupiah dengan Riyal) maka syaratnya hanya satu yaitu harus diserah

terimakan secara tunai.

 Menolak mafsadah harus didahulukan daripada meraih kemaslahatan.

 Setiap media, sarana untuk terwujud, serta terlaksananya sesuatu, hukumnya sama

dengan tujuannya.

 Hukum asal dalam transaksi adalah keridhaan kedua belah pihak yang bertransaksi,

dan implikasinya adalah berlakunya apa yang diakadkan.

 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2011 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi.

Undang-Undang ini merupakan perubahan atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997

tentang Perdagangan Berjangka Komoditi. Upaya perubahan ini adalah untuk lebih menjamin

kepastian hukum, keadilan, transparansi dan akuntabilitas pelayanan publik, untuk mendukung

upaya peningkatan dan pengembangan perekonomian nasional yang berkaitan dengan

perdagangan global, serta agar perdagangan berjangka komoditi yang bertujuan meningkatkan

kegiatan usaha komoditi dapat terselenggara secara teratur, wajar, efisien, efektif, dan

terlindunginya masyarakat dari tindakan yang merugikan serta memberikan kepastian hukum

kepada semua pihak yang melakukan kegiatan perdagangan berjangka komoditi.

 Fatwa DSN MUI Nomor 82/DSN-MUI/VIII/2011 tentang Perdagangan Komoditi

Berdasarkan Prinsip Syariah di Bursa Komoditi

Fatwa tersebut merupakan sebuah respon terhadap kebutuhan perdagangan komoditi,

bursa memerlukan landasan syariah untuk menyususn peraturan dan tata tertib (PTT) dan
menyediakan sistem yang sesuai dengan prinsip syariah dalam pelaksanaan perdagangan

komoditi.

 Fatwa DSN MUI Nomor 28/DSN-MUI/III/2002 tentang Jual Beli Mata Uang (al-Sharf)

Fatwa tersebut muncul agar kegiatan transaksi jual beli mata uang dilakukan sesuai

dengan ajaran islam, untuk itu DSN memandang perlu menetapkan fatwa tentang al-sharf

untuk dijadikan pedoman.

 Teori Kepemilikan dalam islam (al-milk)

 Pengertian

Kepemilikan dalam KBBI (kamus besar bahasa Indonesia) berasal dari kata milik yang

diartikan sebagai kepunyaan atau hak. Hak juga dapat diartikan sebagai kewenangan atau kuasa

secara legal untuk memiliki, mengelola ataupun memanfaatkan sesuatu. Kepemilikan adalah

kekuasaan yang didukung secara sosial untuk memegang control terhadap sesuatu yang dimiliki

secara eksekutif dan menggunakannya untuk tujuan pribadi.

Barang atau komoditas dalam pengertian ekonomi adalah suatu objek atau jasa yang

memiliki nilai. Nilai suatu barang akan ditentukan karena barang itu mempunyai kemampuan

untuk dapat memenuhi kebutuhan.

Secara etimologi kepemilikan berasal dari bahasa arab milk yang berarti milik. Dari akar

kata “Malaka” yang terjemahnya adalah memiliki, milk juga berarti kepenguasaan orang

terhadap sesuatu (barang atau harta) dan barang tersebut dalam genggamannya baik secara riil

maupun secara hukum.

Secara terminology al-milk berarti:

 Menurut Taqyuddin an-Nabhani kepemilikan adalah hukum syariah yang berlaku

bagi zat ataupun manfaat tertentu, yang mendapat izin dari asy-syar’i hingga

kepemilikan tersebut dapat terwujud. Sebab-sebab kepemilikan mengharuskan

adanya izin asy-syar’i sehingga kepemilikan itu dapat terealisasi (sah), dengan
kepemilikan atas harta tersebut sah. Sebaliknya, apabila sebab syar’i tersebut tidak

ada berarti kepemilikan atas harta tersebut tidak sah meskipun harta tersebut

secara de facto telah diperoleh. Pasalnya, kepemilikan adalah persoalan harta

melalui salah satu sebab syar’i yang di izinkan.

 Menurut Hafidz Abdurrahman kepemilikan (Al-milkiyah) yaitu tatacara yang

digunakan oleh seseorang untuk mendapatkan manfaat yang dihasilkan oleh jasa

atau barang tertentu. Sedangkan pengertian pemilikan, menurut syara’ adalah izin

pembuat syariat untuk manfaat zat. Yang dimaksud dengan izin adalah hukum

syara’, sedang pembuat syariat adalah Allah Swt. Mengenai maksud zat adalah

barang yang dapat dimanfaatkan.

 Ahmad Wardi Muhlich mengemukakan bahwa hak milik merupakan hubungan

antara manusia dan harta yang ditetapkan dan diakui oleh syara’. Karena adanya

hubungan tersebut, ia berhak melakukan berbagai macam tasarruf terhadap harta

yang dimilikinya, selama tidak ada hal-hal yang menghalanginya.

Dari beberapa penjelasan diatas dapat dikatakan bahwa kepemilikan merupakan suatu

kewenangan, hak guna terhadap kekayaan, benda, barang ataupun jasa bernilai yang dimiliki

melalui sebab-sebab kepemilikan yaitu sesuai dengan ketentuan hukum dari pembuat syariat

yaitu Allah Swt.

 Pembagian Hak Milik

Para ulama’ fikih menjabarkan hak milik pada beberapa bagian, diantaranya sebagai

berikut:
Pembagian Hak Bedasarkan Wewenang Kepemilikan
Haq Milkiyah Hak yang memberikan pemiliknya hak wilayah untuk memiliki,
menggunakan, memanfaatkan, dan menghabiskan harta
bendanya sepanjang tidak menimbulkan mudharat bagi pihak
lain.
Haq Irtifaq Hak memanfaatkan benda yang tidak bergerak baik milik
sendiri atau milik orang lain yang terkait dengan kepentingan
umum seperti jalan, sungai, jembatan, dan fasilitas umum
lainnya. Sepanjang tidak menimbulkan kemudharatan baik
untuk pemilik maupun public. Penggunaan bukan untuk
kepentingan public, maka mesti minta izin pemilik. Hak ini
muncul karena adanya kepentingan umum dan adanya
perjajian/komitmen bersama.
Haq Intifa’ Hak untuk memanfaatkan sesuatu yang berada di dalam
kekusaaan dan kepemilikan orang lai antara lain akibat akad
pinjam (i’arah), akad sewa (ijarah), waqf, wasiat dalam bentuk
manfaat, izin untuk memanfaatkan harta pribadi untuk
kepentingan umum dan sebagainya.
Hak Ibtikar Hak seseorang yang menemukan suatu teori atau karya yang
dapat dimanfaatkan orang banyak maka hal tersebut adalah
hak miliknya yang bersifat material. Hal ini disebut juga dengan
hak cipta.
Pembagian Hak Milik Berdasarkan Sifat Kepemilikan
Haq Milk al- Kepemilikan seseorang secara penuh atas suatu harta benda,
Tam (Milik baik secara material maupun manfaat sehingga seluruh hak
sempurna) yang terkait dengan harta benda tersebut berada dibawah
penguasaannya. Kepemilikan jenis ini tidak dibatasi waktu dan
tidak dapat digugurkan oleh pihak lain, misalnya seseorang
yang memiliki rumah secara sempurna maka orang tersebut
berhak menjualnya, menyewakannya, atau mendiaminya.
Haq Milk al- Kepemilikan seseorang secara tidak penuh atas suatu harta,
Naqis (Milik misalnya secara material masih miliknya namun manfaatnya
tidak sudah menjadi hak orang lain karena sudah terjadi akad sewa
sempurna) atau akad pinjam.
Pembagian Hak Milik Berdasarkan Objek kepemilikan
Haq Milk Memiliki semua benda baik benda tetap (manqul) maupun
al-‘aini benda-benda yang dapat dipindahkan (mauqul) seperti
pemilikan atas rumah, kebun, dan mobil.
Haq Milk al- Seseorang hanya memiliki manfaat atas suatu benda seperti
manfaah pada akad sewa, pinjam, dan wakaf.
Haq Milk al- Pemilikan karena adanya utang seperti pada akad utang-
dayn piutang atau pembayaran gant rugi atas barang yang dirusak.
Pembagian Hak Milik Berdasarkan Batasan Harta
Haq Milk al- Sesuatu yang terkait dengan yang lain namun memiliki batasan-
mutamayiz batasan yang jelas yang dapat dipisahkan, misalnya sepetak
tanah yang dapat dipisahkan dengan petakan tanah milik orang
lain.
Haq Milk al- Sesuatu yang terkait dengan yang lain namun batasannya
musya relatif misalnya sepetak tanah yang dimiliki oleh tiga orang,
atau seekor hewan kurban yang dikongsi oleh 7 orang.

 Sebab Timbulnya Kepemilikan

Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kepemilikan dalam syari’ah ada empat

macam, yaitu sebagai berikut:

 Kepengurusan terhadap barang-barang yang dipebolehkan.

 Akad.

 Penggantian

 Turunan dari sesuatu yang dimiliki.

Kepenguasaan terhadap barang-barang yang diperbolehkan, maksudnya adalah barang

dapat juga berupa harta atau kekayaan, yang belum dimiliki oleh seseorang dan tidak ada

larangan syara’ untuk dimiliki air di sumbernya, rumput di padangnya, kayu dan pohon-pohon

di belantaran atau ikan-ikan di sungai dan di laut.

 Metode Pmenelitian

Metode penelitian adalah teknik kerja, mengkaji atau menganalisis sebuah objek

penelitian guna menjawab permasalahan yang muncul dari skripsi ini, maka metode penelitian

yang peneliti gunakan ialah sebagai berikut:

 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan peneliti dalam penyusunan skripsi ini adalah penelitian

pustaka (library research), yaitu penelitian yang data dan informasinya bersumber dari buku-

buku yang berkaitan dengan objek penelitian. Selain itu peneliti juga menggunakan data dan

informasi ilmiah yang bersumber dari skripsi, tesis, jurnal dan lain sebagainya.

 Objek Penelitian

Objek penelitian dalam skripsi ini terletak pada perselisihan terkait trading forex oleh

para pakar ekonomi serta tokoh masyarakat yang mengakibatkan kebingungan pada

masyarakat terhadap baik atau tidaknya trading forex.


 Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kausalitas dan

pendekatan fikih muamalah. Pendekatan kausalias merupakan pendekatan yang berbicara

mengenai sebab-akibat terhadap sesuatu hal yang dalam hal ini sebab-akibat dari perbedaan

pendapat mengenai trading forex. Pendekatan fikih muamalah digunakan untuk melakukan

pemetaan terhadap kedudukan kepemilikan atas uang yang dikelola pada trading forex dalam

persfektif al-milk.

 Sumber Data

 Data Primer

Data primer adalah data awal yang peneliti temukan yan kemudian dijadikan bahan

utama dalam penelitian. Dalam hal ini data awal yang ditemukan secara langsung yakni

bersumber dari proses wawancara terhadap beberapa trader (pelaku trading forex)

 Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang digunakan sebagai bahan pendukung dari data primer.

Data sekunder ini diperoleh dari Webinar, Kajian, Undang-Undang, serta berbagai jenis

penelitian berupa skripsi, tesis, dan jurnal, kemudian buku-buku yang masih ada relasi dengan

penelitian ini.

 Metode Pengumpulan Data

Berhubung jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pustaka (library research)

maka metode pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah sebagai berikut:

Pertama, dengan melakukan observasi pustaka, baik melalui kunjungan-kunjungan ke

perpustakaan yang relevan, kedua melalui searching online melalui website yang membahas

tentang trading forex. Caranya dengan mengumpulkan dan mempelajari data yang dibutuhkan

dalam mencapai tujuan penelitian, yaitu: berupa buku-buku, skripsi, tesis, Perundang-

Undangan, jurnal, artikel-artikel, yang berkaitan dengan penelitian ini.


 Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan upaya atau cara untuk mengelola data menjadi informasi

sehingga karakteristik data tersebut bisa dipahami dan bermanfaat untuk solusi permasalahan,

terutama yang berkaitan dengan penelitian ini. Penelitian ini menggunakan analisis secara

deskriptif kualitatif dengan metode deduktif yaitu metode atau proses penalarannya adalah

menilai dan mengkaji gejala sosial khusus berdasarkan pengetahuan yang sifatnya umum.

Tujuannya untuk menentukan benar atau tidaknya generalisasi dari hasil penelitian dengan

teori yang diuji.

 Outline (Sistematika Penelitian)

Secara umum dalam penulisan proposal skripsi ini, dibagi menjadi 5 (lima) bab

pembahasan, yang masing-masing bab memiliki perincian sebagai berikut:

BAB I: PENDAHULUAN

 Latar Belakang Masalah

 Rumusan Masalah

 Tujuan dan Manfaat Penelitian

 Definisi Operasional dan Ruang Lingkup Penelitian

 Tinjauan Pustaka

 Metode Penelitian

BAB II: KOMODITI BERJANGKA DALAM EKONOMI KONVENSIONAL DAN EKONOMI

SYARIAH

 Komoditi Berjangka dalam Ekonomi Konvensional

 Komoditi berjangka dalam Ekonomi Syariah

 Sejarah Trading Forex

BAB III: KEPEMILIKAN (AL-MILK) DALAM EKONOMI KONVENSIONAL DAN EKONOMI

SYARIAH
 Kepemilikan (al-Milk) dalam Ekonomi Konvensional

 Kepemilikan (al-Milk) dalam Ekonomi Syariah

BAB IV: IMPLIKASI PRO-KONTRA KEBERADAAN TRADING FOREX BAGI TRADER DAN

BROKER PERSFEKTIF AL-MILK

 Implikasi Pro-Kontra Keberadaan Trading Forex bagi Trader

 Implikasi Pro-Kontra Keberadaan Trading Forex bagi Broker

BAB V: PENUTUP

 Kesimpulan

 Saran

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA
Abdullah Husein Abdul at-Tariqi. Ekonomi Islam Prinsip Dasar dan Tujuan (Jakarta: Magistra
Insani Press, 2004)
Abdurahman Hafidz, Diskursus Islam Politik dan Spiritual (Cet. 5: al-Azhar press, 2014)
Anaz Nazriani, Hukum trasnsaksi forex trading berdasarkan Fatwa DSN nomor
28/DSN-MUI/III/2002 tentang jual beli mata uang di kota medan. Skripsi (Medan:
Fakultas Syariah dan hukum Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, 2019)
An-Nabhani Taqiyuddin, Sistem Ekonomi Islam, Edisi Mu’tamadah (Cet 1; Jakarta: Hizbut Tahrir
Indonesia, 2010)
Az-Zuhaily Wahbah, Fiqh Islam Wa Adillatuhu 5 terjemahan Hayyie Al-Kattani dkk, Cet. Ket-1
(Jakarta: Gema Insani, 2011)
Dagun M. Save, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan (Jakarta: Lembaga Pengkajian Kebudayaan
Nusantara, 2006)
Departement agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Jakarta: Departemen Agama,1996)
Dewan Syariah Nasional, Fatwa Dewan Syari’ah Nasional Nomor: 28/DSN-MUI/III/2002,Tentang
jual-beli mata uang (al-sharf)
Djuwaini Dimyauddin, Pengantar Fiqh Muamalah, (Pustaka Belajar: Cetakan 3, 2019)
Hasan Ahmad, Mata Uang Islam (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004)
Ibadalsyah dan Hendri Tanjung, Fiqh Muamalah: Konsep Praktik, (Bogor: Azam Dunya Bogor,
2014)
Kasim Dulsukmi, Kaidah-kaidah Fiqih Muamalah, (Gorontalo: Gunadarma ilmu, 2019)
Mas’adi A. Ghufran, Fiqih Muamalah Kontekstual (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002)
Muhlich Wardi Ahmad, Fiqh Muamalat (Cet. 1; amzah, 2010)
Mujieb M. Abdul, Kamus Istilah Fiqih (Jakarta: PT. Pustaka Firdaus, 1995)
Republik Indonesia “Undang-Undang Republik Indonesia nomor 10 Tahun 2011 Tentang
Perubahan atas Undang-Undang nomor 32 Tahun 1997 Tentang Perdagangan
Berjangka Komoditi.”
Soemitra Andri, Hukum Ekonomi Syariah dan Fiqh Muamalah di Lembaga Keuangan dan Bisnis
Kontemporer, (Edisi Pertama: Prenadamedia group)
Sumantri Nicholov Simon, Analisa teknis akurasi sinyal jual dan beli dengan indikator relative
strength index pada perdagangan forex.” Skripsi (Tangerang: Universitas Multimedia
Nusantara, 2013
Wahyuni Ariska, Konsep kepemilikan menurut Taqiyuddin An-Nabhani dan implikasinya dalam
ekonomi islam, (Skripsi: Fakultas Syariah IAIN Ponorogo)

Anda mungkin juga menyukai