Anda di halaman 1dari 3

Nama : Gerardus M Rambak

Kelas : PS

MK : Pemikiran politik timor leste

Semester :V

A. Masa UNTAET

Melalui Resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa/PBB Nomor 384 dengan


tanggal 22 Desember 1975 dan Nomor 389 dengan tanggal 22 April 1976 tentang Timor Leste
sebagai Provinsi atau wilayah administrasi kekuasaannya bangsa Portugis sehingga keberadaan
bangsa Indonesia di Timor Leste di anggap tidak menhormati wilayah kekuasaan administrasinya bangsa
Portugis di Timor Leste sehingga keberadaan bangsa Indonesia di Timor Leste selama 24 tahun (07
Desember 1975-21 September1999) dianggap pendudukan.

Mulai dari tahun 1975 sampai 1999 permasalahan Timor Leste masih dipersoalkan oleh bangsa
Portugis sehingga PBB belum menhapus persoalan Timor Leste dari agenda Dewan Keamanan PBB.
Pemerintahan UNTAET (United Nations Transitional Administration in East Timor/Pemerintahan
Transisi Perserikatan Bangsa-Bangsa di Timor Timur) di Timor Leste bersumber dari Resolusi
Dewan Keamanan PBB Nomor 1272 dengan tanggal 25 Oktober 1999 tentang pembentukan
UNTAET sebagai pemerintahan transisi di Timor Leste dan mempunyai tugas untuk mempersiapkan
Timor Leste sebagai negara yang merdeka dan berdaulat sehingga pada tanggal 20 Mei 2002 (24
Oktober 1999-20 Mei 2002) pemerintahan UNTAET menyerahkan kekuasaan sepenuhnya kepada
pemerintah Timor Leste yang berdasarkan hasil pemilihan umum.

Selama pemerintahan UNTAET di Timor Leste lembaga yang bertugas untuk melihat
masalah pertanahan di Timor Leste adalah The National Directirate for Land and Property/DNTP
UNTAET dan pemerintah UNTAET juga mengeluarkan berbagai Regulasi yang bertujuan untuk
mengatur pertanahan di Timor Leste sebagai berikut:

1. Regulasi UNTAET Nomor 1 Tahun 1999 pada tanggal 27 November

1999 tentang Wewenang Pemerintahan Transisi UNTAET di TimorLeste.

2. Regulasi UNTAET Nomor 27 Tahun 2000 tentang Larangan Sementara Terhadap dijual belinya
Tanah di Timor Lorosa'e oleh Warga Republik Indonesia yang Tidak Tetap Tinggal di Timor Lorosa'e,
Serta Badan Hukum Indonesia.

Regulasi yang di buat oleh pemerintahan UNTAET di Timor Leste hanya berlaku pada saat masa
pemerintahannya karena setelah penyerahan kekuasaan dari UNTAET ke Pemerintahan Timor Leste pada
tanggal 20 Mei 2002.
A. Setelah Kemerdekaan Timor Leste.

Permasalahan Tanah pada massa Kemerdekaan semakin kompleks karena hal ini terjadi tidak
terlepas dari 2 Pemerintahan dahulu yakni: penjajah bangsa Portugis dan pendudukan bangsa Indonesia di
Timor Leste dengan terjadinya operasi September kelabu 1999 oleh Milisi dan TNI akibat dari hasil jajak
pendapat yang dilakukan di Timor Leste oleh UNAMET. Pada waktu Timor Leste dibawah Pemerintah
sementara PBB melalui misi UNTAET yang bertugas mempersiapkan pemerintahan Timor Leste menjadi
Negara yang merdeka maka pada tanggal 20 Mei 2002 Timor Leste mendapat pengakuan oleh komonitas
internasional dengan hari kemerdekannya adalah 28 November 1975.

Pada massa UNTAET di Timor Leste permasalahan tanah di kelola oleh lembaga yang dibentuk: The
National Directorate for Land and Property/DNTP. Lembaga ini mempunyai fungsi dan tujuan untuk
mengatur dan menyelesaikan konflik yang terjadi pada massa pemerintahan UNTAET di Timor Leste.

B. Pengakuan internasional

Setelah Timor Leste memperoleh pengakuan dari Komonitas Internasional pada tanggal 20
Mei 2002 maka pemerintah membentuk suatu lembaga yang dibawah Kementerian Kehakiman, yakni
Lembaga: Direcção Nacional de Terras, Propriedades e Serviços Cadastrais/DNTPSC (BPNnya
Timor Leste). sehingga lembaga ini berfungsi untuk mendaftarkan tanah, mengeluarkan sertifikat serta
melakukan penyelesaian komplik pertanahan yang terjadi di Timor Leste berdasarkan hukum yang
berlaku di Timor Leste.

Dasar hukum yang mengatur tentang hukum pertanahan di Timor Leste bersumber pada Pasal 54
dan Pasal 141 Konstitusi RDTL sehingga pada masa kemerdekaan dari tahun 2002 sampai sekarang
peraturan perundang-undangan yang telah dibuat oleh pemerintah di Timor Leste

Melihat pada dasar hukum yang ada di Negara Timor Leste yakni Konstitusi Republica Democratica de
Timor Leste sebagai hukum yang tertinggi mengatur tentang pertanahan adalah Pasal 54 dan Pasal 141.

Pasal 54 menentukan bahwa:

1. Setiap individu negara mempunyai hak milik pribadi, yang dapat dialihkan kepada orang lain,
selama masih hidup atau pada saat meninggal dunia, sesuai dengan undang-undang.

2. Milik pribadi mesti tidak digunakan dengan cara yang merugikan fungsi sosialnya.

3. Penuntutan resmi dan pengambilan alih kepemilikan untuk kepentingan umum hanya dapat dilakukan
setelah ganti rugi yang layak dibayar, sesuai dengan undang-undang.

4. Hanya warga negara nasional yang mempunyai hak milik atas tanah.

Hak milik Pribadi yang dimaksudkan disini menpunyai cakupan yang luas yakni: mulai dari harta
kekayaan yang dimiliki diperoleh seseorang selama masa hidupnya. Harta milik pribadi dapat berupa
benda bergerak dan benda tidak bergerak, Harta benda tersebut pemiliknya dapat diwariskan kepada
keturunannya atau menhibahkan kepada kepada seseorang yang dianggap layak secara hukum.
Pasal 141 menentukan bahwa:

Kepemilikan, penggunaan dan pembangunan tanah, sebagai salah satu unsur dari penghasilan
ekonomi, akan diatur dengan undang-undang. Berdasarkan ketentuan hukum di atas tanah sebagai suatu
hal yang tidak terlepas dengan segala kegiatan yang dilakukan oleh manusia dalam kehidupan
sehari-harinya sehingga, Pasal 141 sebagai sesuatu unsur untuk mendapatkan keuntungan secara
ekomonis dan dapat dipergunakan untuk pembangungan tempat tinggal dan pembangungan disegala
sektor yang akan dilakukan oleh pemerintah.

Anda mungkin juga menyukai