TIMOR LESTE
OLEH :
KELAS : VI-B
Timor Leste pernah dijajah Portugis pada abad ke 16 dan dikenal sebagai Timor
Portugis sampai Portugis melepas negara ini. Pada tahun 1975, Timor Leste
memproklamasikan kemerdekaannya, tetapi Indonesia menjadikan wilayah Timor
Leste ini sebagai provinsi ke-27 dengan nama Timor Timur. Setelah referendum
yang diadakan pada tanggal 30 Agustus1999, di bawah perjanjian yang disponsori
oleh PBB antara Indonesia dan Portugal, mayoritas penduduk Timor Timur
memilih merdeka dari Indonesia. Timor Timur menjadi negara berdaulat pertama
pada abad ke-21 yaitu pada tanggal 20 Mei 2002. Ketika menjadi anggota PBB,
mereka memutuskan untuk memakai nama Portugis "Timor Leste" sebagai nama
resmi negara mereka. Timor Leste menjadi salah satu dari dua negara yang
didominasi oleh umat Katolik Roma di Asia Timur setelah Filipina.
Lambang
B Negara
endera
Ibukota Dili
(dan kota terbesar)
Pemerintahan Republik
Didirikan 1702
Diproklamasikan 28 November 1975
Diakui 20 Mei 2002
Luas
Total 15,410 km2
Air (%) Dapat diabaikan
Ketika pasukan Indonesia mendarat di Timor Leste pada tanggal 7 Desember 1975,
FRETILIN didampingi dengan ribuan rakyat mengungsi ke daerah pegunungan
untuk untuk melawan tentara Indonesia. Lebih dari 200.000 orang dari penduduk
ini kemudian mati di hutan karena pemboman dari udara oleh militer Indonesia
serta ada yang mati karena penyakit dan kelaparan. Banyak juga yang mati di kota
setelah menyerahkan diri ke tentara Indonesia, namun Tim Palang Merah
International yang menangani orang-orang ini tidak mampu menyelamatkan
semuanya.
Selama perang saudara di Timor Leste dalam kurun waktu 3 bulan (September-
November 1975) dan selama pendudukan Indonesia selama 24 tahun (1975-1999),
lebih dari 200.000 orang dinyatakan meninggal (60.000 orang secara resmi mati di
tangan FRETILN menurut laporan resmi PBB). Selebihnya mati ditangan Indonesia
saat dan sesudah invasi dan adapula yang mati kelaparan atau penyakit. Hasil
CAVR menyatakan 183.000 mati di tangan tentara Indonesia karena keracunan
bahan kimia dari bom-bom napalm, serta mortir-mortir.
Timor Leste menjadi bagian dari Indonesia tahun 1976 sebagai provinsi ke-27
setelah gubernur jendral Timor Portugis terakhir Mario Lemos Pires melarikan diri
dari Dili setelah tidak mampu menguasai keadaan pada saat terjadi perang
saudara. Portugal juga gagal dalam proses dekolonisasi di Timor Portugis dan
selalu mengklaim Timor Portugis sebagai wilayahnya walaupun meninggalkannya
dan tidak pernah diurus dengan baik.
Amerika Serikat dan Australia "merestui" tindakan Indonesia karena takut Timor
Leste menjadi kantong komunisme terutama karena kekuatan utama di perang
saudara Timor Leste adalah Fretilin yang beraliran Marxis-Komunis. AS dan
Australia khawatir akan efek domino meluasnya pengaruh komunisme di Asia
Tenggara setelah AS lari dari Vietnam dengan jatuhnya Saigon atau Ho Chi Minh
City.
Ti
mor Leste berlokasi di Asia Tenggara, pulau Timor merupakan bagian dari wilayah
Maritim Asia Tenggara, dan merupakan kawasan paling timur di Kepulauan Sunda
Kecil. Letak geografis Timor Leste adalah: Di sebelah utara terdapat Selat
Ombai, Selat Wetar, dan Laut Banda. Di sebelah selatan terdapat Laut Timor dan
Australia. Di sebelah barat terdapat Provinsi Nusa Tenggara Timur yang
merupakan bagian dari Indonesia. Di sebelah timur terdapat Taman Nasional Nino
Konis Santana yang berupa hutan tropis kering. Disana terdapat beberapa spesies
tumbuhan dan hewan unik.
Kebanyakan wilayah Timor Leste berupa pegunungan dan gunung tertinggi di
Timor Leste adalah Gunung Tatamailau yang dikenal sebagai Gunung Ramelau
dengan ketinggian 2.963 meter. Timor Leste beriklim tropis dan umumnya panas
dan lembab. Terdapat dua musim yaitu musim panas dan musim hujan.
Ibukotanya, kota terbesar, dan pelabuhan utama adalah Dulu, dan kota terbesar
kedua adalah Baucau. Letak astronomis Timor Leste adalah antara 8o LS-10o LS
dan 124o BT-128o BT.
Parlemen Timor Leste hanya terdiri dari satu kamar saja dan disebut Parlamento
Nacional. Anggotanya dipilih untuk masa jabatan selama lima tahun. Jumlah kursi
di parlemen antara 52 dan 65 tetapi saat ini berjumlah 65. Undang-Undang Dasar
Timor Leste didasarkan konstitusi Portugal.
Timor Leste menjadi anggota ASEAN pada tahun 2007 dengan dukungan dari
Indonesia.
1. Aileu
2. Ainaro
3. Baucau
4. Bobonaro
5. Cova-Lima (Suai)
6. Dili
7. Ermera
8. Lautem (Lospalos)
9. Liquica
10. Manatuto
11. Manufahi (Same)
12. Oecussi-Ambeno (Pante Makasar)
13. Viqueque (Cabira-Oan)
Nama yang diantara tanda kurung adalah ejaan alternatif yang sering dipakai pada
masa integrasi.
Selain amat tergantung secara politik kepada mantan penjajah Portugal, Timor
Leste mengadopsi mata uang Dolar Amerika Serikat sebagai mata uang yang
mengakibatkan daya beli rakyat jauh menurun dibandingkan ketika masih
menjadi provinsi Indonesia. Pada November 2007, terdapat sebelas kecamatan
dimana kebutuhan makanan harus dipasok oleh bantuan internasional. Belum
ada hukum perlindungan hak cipta di Timor Leste.
Saat ini tiga bank asing memiliki cabang di Dili: ANZ National Bank, Banco
Nacional Ultramarino yang merupakan anak perusahaan dari bank terbesar
Portugal Caixa Geral de Depósitos, dan Bank Mandiri.
Salah satu proyek jangka panjang menjanjikan yang pernah ada adalah
pengembangan dan exploitasi minyak bumi dan gas alam bersama dengan
Australia di sebelah tenggara perairan Timor. Setelah revolusi Anyelir,
pemerintahan kolonial Portugis memberikan konsesi pada Oceanic Exploration
Corporation untuk pengembangan dan exploitasi tersebut. Namun, hal ini gagal
terlaksana dikarenakan oleh Operasi Seroja pada tahun 1976. Kemudian
setelahnya, sumber daya dibagi antara Indonesia dan Australia dengan Perjanjian
Celah Timor pada tahun 1989.
Timor Timur menjadi salah satu dari hanya dua negara yang didominasi oleh umat
Katolik Roma di Asia (bersama Filipina), di beberapa bagian di Indonesia Timur
juga mempunyai mayoritas penduduk beragama Katolik seperti Nusa Tenggara
Timur. Karena mayoritas penduduk beragama Katolik, maka kini terdapat tiga
keuskupan (diosis) yaitu: Diosis Dili, Diosis Baucau dan Diosis Maliana yang baru
didirikan pada tanggal 30 Januari 2010 oleh Paus Benediktus XVI.
Bahasa
Timor Leste mempunyai dua bahasa resmi yaitu Portugis dan Tetun. Bahasa Tetun
termasuk rumpun bahasa Austronesian yang diucapkan di sekitar Asia Tenggara.
Selain itu dalam konstitusi disebutkan pula bahwa Bahasa Inggris dan Bahasa
Indonesia dijadikan bahasa kerja. Selain itu terdapat pula belasan bahasa daerah,
diantaranya: Bekais, Bunak, Dawan, Fataluku, Galoli, Habun, Idalaka, Kawaimina,
Kemak, Lovaia, Makalero, Makasai, Mambai, Tokodede, dan Wetarese.
Terdapat enam bahasa yang hampir punah di Timor Leste yaitu Adabe, Habu,
Kairui-Midiki, Maku'a, Naueti, Waima'a.
Menurut Laporan Pembangunan PBB 2006, hanya kurang dari 5% dari penduduk
Timor berbicara bahasa Portugis secara fasih. Meskipun demikian, validitas
laporan ini dipertanyakan oleh para anggota institut linguistik nasional Timor,
yang mempertahankan pendapat bahwa bahasa Portugis diucapkan hingga 25%
dari penduduk Timor. Seiring dengan bahasa lokal lainnya, bahasa Tetum
merupakan bahasa yang paling umum digunakan untuk berkomunikasi,
sementara itu bahasa Indonesia masih banyak digunakan di media dan sekolah
dari SMA hingga perguruan tinggi. Sebagian besar kata dalam bahasa Tetum
berasal dari bahasa Portugis, tetapi juga terdapat kata-kata serapan dari bahasa
Indonesia, contohnya adalah notasi bilangan.
DI negara ini juga terdapat tradisi puisi yang kuat. Salah satunya adalah Perdana
Menteri Xanana Gusmão. Dalam arsitektur, beberapa bangunan gaya Portugis
ditemukan, rumah tradisional Tetun di bagian timur yang dikenal sebagai uma
lulik (rumah suci), dan lee teinu (rumah panggung) di Fataluku.
Radio adalah media yang paling populer. Stasiun Radio Televisi Timor Leste
diluncurkan pada tahun 2002. Radio publik menjangkau 90% penduduk,
sementara TV publik mempunyai jangkauan yang lebih kecil. Timor Leste
mempunyai 2.300 pengguna internet pada bulan Desember 2011.