Anda di halaman 1dari 3

Uji Kompetensi 1

1. Jelaskan tentang Konsep Trilogi Pembangunan!


2. Jelaskan alasan diadakannya referendum di Timor Timur!

Jawaban:

1. Konsep Trilogi Pembangunan

Trilogi Pembangunan merupakan suatu rencana pembangunan nasional yang


dilaksanakan pada masa pemerintahan orde baru di bawah pimpinan Presiden Soeharto.
Konsep Trilogi Pembangunan ini dibuat sebagai pedoman bagi pemerintah untuk
menentukan kebijakan politik, sosial maupun ekonomi dalam melaksanakan pembangunan
nasional di Indonesia.

Konsep Trilogi Pembangunan terdiri dari 3 (tiga) poin utama, yaitu:

1. Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya

Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya berarti bahwa pembangunan itu harus


dilaksanaan secara merata di seluruh wilayah tanah air, serta hasil-hasilnya harus dapat
dirasakan oleh seluruh rakyat secara adil dan merata. Adil dan merata mengandung arti
bahwa setiap warga negara harus menerima hasil-hasil pembangunan sesuai dengan nilai-
nilai kemanusiaan, dan bagi yang mampu berperan lebih, harus menerima hasilnya sesuai
dengan darma bhaktinya kepada bangsa dan negara.

2. Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi

Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi dalam trilogi pembangunan mengandung makna
bahwa :

 Pertumbuhan ekonomi harus lebih tinggi dari angka laju pertumbuhan penduduk.
 Upaya mengejar pertumbuhan ekonomi harus tetap memperhatikan keadilan dan
pemerataan.
 Harus tetap dijaga keselarasan, keserasian, dan keseimbangan dengan bidang-bidang
pembangunan lainnya.

3. Stabilitas nasional yang sehat dan dinamis, dimaksudkan agar dalam pelaksanaan
pembangunan:
 Terdapat kondisi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang aman,
tentram dan tertib yang tercipta karena berlakunya aturan yang disepakati bersama.
 Dalam kondisi stabilitas nasional terdapat iklim yang mendorong berkembangnya
kreativitas masyarakat dalam pembangunan bangsa dan negara.

Upaya pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya tidak mungkin tercapai/ terwujud


tanpa adanya pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, sedangkan pertumbuhan ekonomi
yang cukup tinggi tidak mungkin dapat dicapai apabila tanpa adanya stabilitas nasional yang
sehat dan dinamis. Hal ini tercermin bahwa unsur-unsur dalam trilogi pembangunan harus
dikembangkan secara selaras, serasi, terpadu, dan saling mengait.

2. Alasan diadakannya referendum di Timor Timur

Alasan diadakannya referendum di timor timur yaitu karena perjuangan warga timor
timur semakin menguat dan mendapat dukungan PBB dari negara-negara barat sampai
akhirnya berhasil merdeka setelah mengadakan referendum pada tanggan 30 agustus 1999.

Pada saat itu kekuasaan Soeharto sebagai Presiden Republik Indonesia diruntuhkan
dan era reformasi dimulai pada masa pemerintahan B.J Habiebie. Gerakan reformasi
dilakukan sebagai ungkapan rasa kekecewaan yang dirasakan oleh rakyat Indonesia pada saat
terjadi krisis multidimensi di Indonesia. Momentum reformasi itu persoalan status timor
timur yang sudah ada pada masa pemerintahan Soeharto menarik perhatian PBB negara-
negara barat dan masayarkat Internasional berharap mendapatkan kejelasan. Tetapi pada
akhirnya Timor Timur lepas juga dari NKRI.

Pada bulan-bulan sebelumnya, Presiden Habibie telah membuat berbagai pernyataan


publik di mana ia menyebutkan bahwa biaya mempertahankan subsidi moneter untuk
mendukung provinsi tidak diimbangi oleh manfaat terukur bagi Indonesia. Karena analisis
untung-rugi yang tidak menguntungkan ini, keputusan yang paling rasional adalah untuk
provinsi yang bukan bagian dari batas asli sejak kemerdekaan 1945 di Indonesia, untuk
diberikan pilihan demokratis apakah mereka ingin tetap berada di Indonesia atau tidak.
Pilihan ini juga sejalan dengan program demokratisasi umum Habibie setelah era Presiden
Soeharto.

Sebagai langkah tindak lanjut atas permintaan Habibie, PBB menyelenggarakan


pertemuan antara pemerintah Indonesia dan pemerintah Portugis (sebagai otoritas kolonial
sebelumnya atas Timor Timur). Pada tanggal 5 Mei 1999, pembicaraan ini menghasilkan
“Persetujuan antara Republik Indonesia dan Republik Portugis tentang Masalah Timor
Timur” yang menjabarkan rincian dari referendum yang diminta. Referendum harus diadakan
untuk menentukan apakah Timor Timur akan tetap menjadi bagian dari Indonesia, sebagai
Daerah Otonomi Khusus, atau terpisah dari Indonesia. Referendum itu diorganisir dan
dipantau oleh UNAMET dan 450.000 orang terdaftar untuk memilih termasuk 13.000 orang
di luar Timor Timur.

Usulan otonomi khusus


Kesepakatan antara pemerintah Indonesia dan Portugal termasuk "Kerangka
Konstitusi untuk otonomi khusus bagi Timor Timur" sebagai sebuah aneksasi. Kerangka ini
akan membentuk "Daerah Otonomi Khusus Timor Timur" (DOK Timor Timur) dalam negara
kesatuan Republik Indonesia.

Lembaga-lembaga Daerah Otonomi Khusus Timor-Timur akan mencakup cabang


eksekutif yang terdiri dari seorang gubernur (dipilih oleh dewan legislatif) dan dewan
penasehat, cabang legislatif, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, peradilan independen
termasuk Pengadilan negeri, Pengadilan banding, Pengadilan banding akhir dan Kantor jaksa
penuntut umum, dan kepolisian daerah.

Pemerintah Indonesia tetap memegang kendali atas pertahanan, hukum


ketenagakerjaan, kebijakan ekonomi dan fiskal serta hubungan luar negeri, sementara hukum
Indonesia akan memiliki kesinambungan di wilayah itu. Pemerintah otonom akan memiliki
kompetensi atas semua hal yang tidak disediakan untuk Pemerintah Indonesia, termasuk hak
untuk mengadopsi lambang sebagai simbol identitas. Pemerintah otonom dapat menunjuk
orang-orang sebagai "identitas Timor" dan dapat membatasi hak kepemilikan tanah bagi
orang-orang tanpa identitas ini. Kode sipil tradisional juga bisa diadopsi. DOK Timor Timur
dapat mengadakan perjanjian dengan pemerintah kota dan pemerintah daerah untuk tujuan
ekonomi, budaya dan pendidikan. DOK Timor Timur akan berhak berpartisipasi dalam
organisasi budaya dan olahraga di mana entitas non-negara lain berpartisipasi.

Anda mungkin juga menyukai