Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari topik per topik dalam bab ini, mahasiswa diharapkan :
Dapat menyebutkan definisi fluks listrik, teorema divergensi dan hukum Gauss
Mampu menganalisis fluks listrik, teorema divergensi dan hukum Gauss
Dapat menjelaskan fluks listrik, teorema divergensi dan hukum Gauss
PENDAHULUAN
Fluks listrik yang dipancarkan dari suatu permukaan tertutup dengan luas permukaan
tertentu adalah sama dengan muatan listrik yang dicakup oleh permukaan tertutup itu sehingga
satuan dari fluks listrik adalah sama dengan satuan muatan listrik. Fluks listrik yang dipancarkan
dari suatu permukaan tertutup seluas S dapat dihitung dengan menggunakan hukum Gauss.
Formula hukum Gauss ini dapat dikembangkan menjadi teorema divergensi yang
mengubah bentuk integral permukaan tertutup menjadi integral volume. Dalam hal ini
diperlukan divergensi dari vector rapat fluks D yang ditampilkan dalam system koordinat
kartesian, silinder, atau bola, sesuai dengan persoalan yang ditemukan di lapangan. Dari
teorema divergensi dapat diperoleh formula untuk mendapatkan muatan ruang didalam satu
kubus atau bola.
Fluks Listrik
yang didalamnya mengandung muatan listrik sebesar q Coulomb. Besarnya fluks listrik ( ) yang
Fluks listrik sebesar q Coulomb dipancarkan dari suatu permukaan tertutup seluas S
E = D.dS q Coulomb
dipancarkan dari permukaan tertutup ini dijelaskan oleh hukum Gauss
Dimana
Berdasarkan definisi muatan q Coulomb yang menempati volume V dengan kerapatan muatan
ruang qv yang terdisribusi merata diberikan oleh
q= q
V
V dV
E D.dS q
maka, kita peroleh :
V dV
S vvolume
Teorema Divergensi
Operator del didefinisikan sebagai operator vektor derivatif :
= ax ay az
x y z
Divergensi vektor D, ditulis div D, adalah produk skalar antara operator vektor derivatif dan
vektor D :
Div D = .D a x ay a z ( Dxax+ Dyay + Dzaz )
x y z
Dx D y Dz
x y z
=
Teorema divergensi menurut teori kalkulus ádalah mengubah bentuk integral luas menjadi
D.dS DdV
bentuk integral volume :
S lua s V volume
D.dS dD dS
Sisi kiri Persamaan dapat ditulis
D a D y a y Dz a z
Dimana : dD = x x dx dy a z dz dan
x y z
dS = dydzax + dxdzay +dxdyaz, maka persamaan menjadi
Dx D y Dz
D
S lua s
.dS
x
y
z
dxdydz .DdV
vvolume
HUKUM GAUSS
Hukum Gauss adalah sebuah alternatif untuk menjelaskan bagaimana muatan listrik dan
medan listrik berperilaku. Satah satu konsekuensi dari hukum ini adalah bahwa muatan statik
pada konduktor terdapat pada permukaan konduktor itu, bukan di bagian dalamnya. Seringkali,
ada dua cara, yaitu cara yang mudah dan cara yang sukar untuk melakukan sebuah pekerjaan;
cara mudah itu melibatkan tak lebih daripada penggunaan alat-alat yang tepat. Dalam fisika,
sebuah alat penting untuk menyederhanakan soal adalah penggunaan sifat-sifat simetri dari
sistem. Banyak sistem fisika mempunyai simetri; contohnya, sebuah silinder tidak kelihatan
berbeda setelah Anda merotasikannya mengelilingi sumbunya, dan sebuah bola logam
bermuatan keliliatan sama saja setelah Anda memutarkannya terhadap sebarang sumbunya
yang melalui pusatnya.
Hukum Gauss adalah bagian dari kunci penggunaan pertimbangan simetri untuk
menyederhanakan perhitungan medan-listrik. Misalnya, medan distribusi muatan garis lurus
atau distribusi muatan lembar bidang, dengan menggunakan beberapa integrasi yang sangat
rumit, dapat diperoleh dalam beberapa baris dengan bantuan hukum Gauss. Sebagai tambahan
untuk membuat perhitungan tertentu lebih mudah, hukum Gauss akan memberikan juga
kepada kita pandangan ke dalam (insight) mengenai bagaimana muatan listrik mendistribusikan
dirinya pada benda penghantar (konduktor). Berikut ini diterangkan tentang apa sebenarnya
hukum Gauss itu. Jika ada suatu distribusi muatan yang umum, kita mengelilinginya dengan
sebuah permukaan khayal yang mencakup muatan itu. Kemudian kita perhatikan medan listrik
di berbagai titik pada permukaan khayal ini.
Pada bagian ini membahas tentang suatu teknik sederhana untuk menentukan kuat medan
listrik bagi distribusi muatan kontinu yang dikembangkan oleh Karl Frieadrich Gauss ( 1777 –
1855 ). Beliau adalah salah seorang matematikawan terbesar sepanjang masa. Banyak bidang
hukum matematika yang dipengaruhinya dan dia membuat kontribusi yang sama pentingnya
untuk fisika teoritis.Gauss menurunkan hukumnya berdasar berdasar pada konsep garis – garis
medan listrik yang telah di pelajari sebelumnya. Mari kita mulai dengan membahas konsep fluks
listrik. Fluks listrik Φ a a : phi didefinisikan sebagai jumlah garis – garis medan listrik yang
menembus tegak lurus suatu bidang.
Dengan penggambaran medan seperti itu (garis), maka fluks listrik dapat digambarkan sebagai
banyaknya garis medan yang menembus suatu permukaan. Perhatikan gambar di bawah:
permukaan tertutup tersebut dapat sembarang. Hukum Gauss ini didasarkan pada konsep
garis-garis medan listrik yang mempunyai arah atau anak panah seperti pada gambar
Dengan,
Φ = Fluks List ik We e
q = Muatan Listrik (Coloumb)
ɛ0 = Permitivitas ruang hampa = 8,85 x 10-12 c2 N2 m2
Untuk memahami hukum Gauss yang dinyatakan oleh persamaan diatas dapat dikembangkan
ke sistem yang mengandung lebih dari satu muatan titik. Pada permukaan tertutup melingkupi
q1 dan q2, sedang q3 berada diluar permukaan tertutup.
Fluks listrik menembus permukaan akibat muatan q1 adalah q1/ɛ0 , akibat muatan q2 adalah
q2/ɛ0 . Fluks listrik total yang menembus permukaan adalah q1+q2/ɛ0, yang mungkin postif,
negatif, atau nol, bergantung pada tanda dan besar kedua muatan.
r dari muatan tersebut dan dalam suatu ruang yang memiliki permitivitas dielektrik medium ,
Besarnya intensitas medan listrik yang dihasilkan muatan titik q, pada suatu posisi yang berjarak
E.dS q
dapat diturunkan dari ukum Gauss.
Contoh Soal
1. Tentukan kerapatan muatan ruang qv di titik P(3,4,5) m untuk masing-masing vektor rapat
fluks listrik di bawah ini.
2 2 C / m2
ax ay az
D= 2
x y z
Solusi
Dx Dy Dz
qv = D
x y z
3 3
2 2 2
=- 3
x y z
2 2
= x10 C / m
6
2
3
27 64 125
= -0,121 C / m3
2.
Dengan menggunakan hukum Gauss dan teoerema divergensi, tentukanlah : fluks listrik
D.dS
Dengan menggunakan hukum Gauss kita peroleh fluks
E
s lua s
1
+ 2 ( x) 22 ( z) 22 + 0.( x) 2 2 ( y) 22
2
y 2
2 2
2 2
= 0.( y) ( x)
= 0 + 0 +0
=0
Dengan menggunakan teorema divergensi kita peroleh fluks
Maka fluks listriknya adalah
dD y
Div D = ; (satu dimensi)
dy
= 3
1
y
E Div D dV
Maka fluks listriknya adalah
1 dx y3 z2
x 2 y 2 z 2
1
dy dz
x 2 y 2
0
10
3. Diketahui vektor rapat fluks listrik D =
2
a z nC / m2 serba sama. Tentukan fluks listrik yang
a. Hukum gauss
b. Teorema divergensi
solusi
E D.ds
Dengan menggunakan hukum Gauss, kita peroleh fluks listrik
S = luas
y 4 z 4
x 4 z 4 x 4 y 4
= Dx dydz + D y dxdz + D y dxdy
y 4 z 4 x 4 z 4 x 4 y 4
10
= 0 + 0+ 2 ( x) 44 ( y) 44 x 10-9 = 0 nC
4
z 4
a. Dengan menggunakan teorema divergensi
dD z
Div D = ; (satu dimensi)
dz
= 3
20
z
E Div D dV
Maka fluks listriknya adalah
dx
x 4 y 4 z 4
20
1
dy dz
x 4 y 4 z 4
z3
1 1
(20)(1 / 2)(8)(8)
16 16
0
4. Jika terdapat persegi dengan panjang sisi 20 cm, lalu bila sebuah medan listrik homogen
sebesar 200 N/C ditembakkan ke arahnya dengan arah yang tegak lurus bidang persegi
tersebut, berapa jumlah garis medan listrik yang menembus bidang persegi tersebut (fluks
listrik)?
solusi :
Luas Persegi = 20 x 20 = 400 cm2 = 4 x 10-2 m2