Disusun oleh :
Simon Reza Pasaribu (NIM : 193303030024)
Medan
2020
Kata Pengantar
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmatNya kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan saya membuat makalah ini yaitu untuk melaksanakan
tugas yang diberikan oleh Bapak Saut Siregar selaku dosen mata kuliah Fisika
Instrumensi, selain itu saya juga berharap agar makalah ini bermanfaat dan
dapat menambah wawasan pembaca tentang Fisika Instrumensi.
Selain menambah wawasan dan pengetahuan penyusun, makalah ini
membahas tentang Hukum Gauss dan Distribusi Muatan Listrik.
Saya ucapkan terimakasih kepada dosen Fisika Intrumensi yang telah
memberikan tugas makalah ini.
Ibarat pribahasa tak ada gading yang tak retak, saya selaku penyusun dari
makalah ini menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata kesempurnaan
baik dari bentuk penyusunan maupun materi yang diangkat. Kritik dan saran dari
pembaca sangat saya harapkan untuk penyempurnaan makalah-makalah
selanjutnya.
Daftar Isi
A.Latar Belakang
Manusia tidak lepas dari kegiatan berkomunikasi, dengan komunikasi kita
semua dapat berhubungan satu sama lain. Seseorang yang mempunyai
kemampuan berkomunikasi yang baik akan lebih mudah bergaul terutama
dengan lingkungan masyarakat.
Keteerampilan berbahasa merupakan modal utama dalam komunikasi yang
terdiri dari 4 aspek yaitu: menyimak atau mendengarkan, berbicara, membaca
dan menulis.
Komunikasi pula tidak lepas dari kegatan berbicara, maka dari itu keterampila
berbicara dapat menunjang dalam berkomunikasi. Maka salah satu aspek
berbahasa yang harus dikuasai oleh sisa adalah berbicara, sebab keterampilan
berbicara menunjang ketearampilan lainnya
B.Rumusan Masalah
Dengan melihat yang ada dala latar maka, penulis dapat menyimpulkan bahwa
rumusan masalah yang dapat diambil adalah:
a) Apakah yang dimaksud berbicara?
b) Apa sajakah tujuan berbicara?
c) Apa sajakah faktor penunjang kegiatan berbicara?
d) Apa sajakah faktor penghambat kegiatan berbiara?
C.Tujuan Penulisan
a) Untuk mengetahui apa yang dimaksud berbicara
b) Untuk mengetahui apa tujuan berbicara
c) Untuk mengetahui apa faktr penunjang kegiatan berbucara
d) Untuk mengetahui apa faktor penghambat kegiatan berbicara
BAB II
PEMBAHASAN
1. Medan Listrik
A. Hukum Gauss
Hukum Gauss merupakan salahsatu hukum dasar elektromagnetisme.
Hukum Gauss menyatakan bahwa total flukslistrik 𝜓 yang melalui suatu
permukaan tertutup adalah sama dengan total muatan listrik yang terlingkupi
oleh permukaan tersebut.
Jadi, 𝜓 = 𝑄𝑒𝑛𝑐
.
Yakni , 𝜓 = ∮ 𝑑𝜓 = ∮𝑠 𝐷. 𝑑𝑆
= total muatan yang terlingkupi Q=∫ 𝜌𝑣 𝑑𝑣
Atau
. .
Q= ∮𝑠 𝐷. 𝑑𝑆 = ∮𝑠 𝜌𝑣 𝑑𝑣
E D.dS q V dV
S v volume
Teorema Divergensi
= ax ay az
x y z
Divergensi vektor D, ditulis div D, adalah produk skalar antara operator vektor
derivatif dan vektor D :
Div D = .D a x ay a z ( Dxax+ Dyay + Dzaz )
x y z
Dx D y Dz
=
x y z
D.dS DdV
S luas V volume
D.dS dD dS
D a D y a y Dz a z
Dimana : dD = x x dx dy a z dz dan
x y z
D qv
Dx D y Dz
D = = qv
x y z
Catatan:
1. Persamaan 11 dan 13 padadasarnyamenyatakanHukum Gauss dalamcara
yang berbeda; pers. 11 adalah bentuk integral, sedangkan pers.13 adalah
bentuk diferensial atau bentuk titik dari hukum Gauss.
2. Hukum Gauss adalah pernyataan alternative dari hukum Coulomb;
penerapan yang tepat dari teorema divergensi terhadap hukum Coulomb
menghasilkan hukum Gauss.
3. Hukum Gauss memberikan kemudahan dalam mencari E atau D untuk
distribusi muatan yang simetris seperti muatan titik, muatan garis tak
terhingga, muatan permukaan silinder tak-terhingga dan muatan yang
terdistribusi dengan bentuk bola. Distribusi muatan Kontinyu memilik simetri
jika distribusi tersebut hanya bergantung pada x (atau y atau z), simetri
silinder jika hanya bergantung pada 𝜌, atau simetri bola jika hanya
bergantung pada r (tidak bergantung pada 𝜃 𝑎𝑡𝑎𝑢 Φ). Perlu ditekankan di
sini bahwa apakah distribusi muatan simetris atau tidak, hukum Gauss tetap
berlaku.
b. MuatanGarisTak -Terhingga
Perhatikan bola dengan jejari a dan kerapatan muatan seragam 𝜌𝑣 𝐶/𝑚3. Untuk
menentukan D di setiap titik, akan dibangun permukaan Gauss untuk 𝑟 ≤ 𝑎 dan
𝑟 ≥ 𝑎 secara terpisah. Karena muatan memiliki simetri bola, sangat jelas bahwa
permukaan bola merupakan permukaan Gauss yang sesuai.
4
=𝜌𝑣 3 𝜋𝑟 3
2Π 𝜋
Dan 𝜓 = ∮ 𝐷. 𝑑𝑆 = 𝐷𝑟 ∮ 𝑑𝑆 = 𝐷𝑟 ∫𝜙=0 ∫𝜃=0 𝑟 2 𝑠𝑖𝑛𝜃 𝑑𝑟 𝑑𝜃 𝑑𝜙
= 𝐷𝑟 4𝜋𝑟 2
Oleh karenanya, 𝜓 = 𝑄𝑒𝑛𝑐 memberikan
4
𝐷𝑟 4𝜋𝑟 2 = 𝜌𝑣 𝜋𝑟 3
3
𝑟
Dan 𝐷 = 3 𝜌𝑣 𝑎𝑟 0 < 𝑟 ≤ 𝑎 (18)
4
=𝜌𝑣 3 𝜋𝑎3
Sedangkan 𝜓 = ∮ 𝐷 . 𝑑𝑆 = 𝐷𝑟 4𝜋𝑟 2
Seperti halnya dalam persamaan.. Oleh karenanya
4
𝐷𝑟 4𝜋𝑟 2 = 𝜌𝑣 𝜋𝑎3
3
𝑎3
Atau 𝐷 = 𝜌𝑣 𝑎𝑟 𝑟 ≥ 𝑎 (19)
3𝑟 2
**Contoh soal
Dua muatan titik masing-masing sebesar 0,05 μC dipisahkan pada jarak 10 cm.
Tentukan (a) besarnya gaya yang dilakukan oleh satu muatan pada muatan
lainnya dan (b) Jumlah satuan muatan dasar pada masing-masing muatan.
**Penyelesaian:
Total muatan Q yang terdapat pada muatan garis, luasan, dan volume adalah:
Apa itu medan listrik ? ialah akibat yang ditimbulkan oleh adanya muatan listrik,
misalnya elektron, ion maupun proton dalam ruangan yang ada di sekelilingnya.
Medan ini mempunyai satuan N/C (Newton/Coulomb). Dan biasanya medan ini
dituntut dalam bidang ilmu fisika dan bidang terkait dan menurut secara
langsung juga di bidang elektronika yang sudah menggunakan medan listrik ini
dalam kawat konduktor.
medan listrik
Medan ini juga dapat didefinisikan sebagai suatu medan yang disebabkan oleh
adanya muatan listrik yang representasi dalam dalam kehidupan sehari-hari
berupa medan yang disebabkan oleh suatu benda yang bertegangan. Hal ini
dengan jelas diterangkan dalam persamaan Maxwell I yang diturunkan
dari hokum Gauss untuk medan listrik dan medan magnetik.
V ⋅ε ⋅ E = ρ
Rumus V ⋅D = ρ
V⋅B=0
Lalu, Kuat medan listrik di rumuskan sebagai besarnya gaya Coulomb untuk
setiap satuan muatan. Secara matematis rumus medan listrik yaitu:
Rumus
Dari arah kuat medan listrik yang dialami muatan uji bergantung pada jenis
muatan uji dan muatan sumber. Jika positif dan negatif bertemu maka akan tarik
menarik namun jika jenis muatannya sama akan tolak menolak. Berikut ilustrasi
selengkapnya:
Q = bermuatan positif
q = bermuatan negatif
Q = bermuatan positif
q = bermuatan positif
Q = bermuatan negatif
q = bermuatan positif
Q = bermuatan negatif
q = bermuatan negatif
Rumus
Maka rumus medan listrik berubah menjadi :
E = kuat mendan litrik (N/C)
Keterangan Q = muatan sumber (C)
r = . Jarak muatan uji dengan muatan sumber (m)
Vector medan listrik di sebuah titik titik, , tangensial tangensial terhadap garis garisgaris
medan listrik listrik.
Jumlah garis persatuan pada luas permukaan yang berbentuk tegak lurus dan sebanding
dengan medan listrik di daerah tersebut.
Besaran medan listrik dari sebuah benda yang dialiri listrik disebut dengan kuat medan
listrik. Apabila pada sebuah muatan uji q’ dimasukkan kedalam medan listrik dari sebuah
benda , kuat medan listrik E benda tersebut ialah besar gaya listrik F yang timbul di
antara keduanya dibagi besar muatan uji. Jadi, dituliskan
F = E q’
D. Medan listrik oleh Muatan Listrik
Muatan listrik adalah sifat atau muatan dasar yang dibawa partikel dasar
sehingga menyebabkan partikel dasar tersebut mengalami gaya tarik menarik
dan tolak menolak. Muatan listrik suatu partikel dasar dapar berjenis positif dan
negatif. Jika dua benda memiliki muatan yang sama akan tolak menolak dan
kedua benda akan tarik menarik jika memiliki muatan yang berbeda jenis. Perlu
diketahui, partikel dasar dan subatomik seperti elektron dan proton memiliki
muatan listrik. Elektron bermuatan negatif dan proton bermuatan positif.
Muatan listrik adalah muatan dasar yang dimiliki suatu benda, yang membuatnya
mengalami gaya pada benda lain yang berdekatan dan juga memiliki muatan
listrik. Simbol Q sering digunakan untuk menggambarkan muatan. Sistem Satuan
Internasional (SI) dari satuan Q adalah coulomb, yang merupakan 6.24 x
1018 muatan dasar.
Muatan listrik suatu benda ditentukan oleh jumlah proton dan elektron yang
dikandung benda tersebut.
a. Muatan listrik yang sejenis akan saling tolak menolak dan muatan tidak sejenis
akan saling tarik menarik.
b. Muatan Listrik merupakan besaran pokok fisika yang diukur dalam satuan
coulomb disimbolkan dengan (C). Satu coulomb sama dengan 6.24 x 10 18 e (e =
muatan proton). Sehingga mautan yang dikandung oleh proton adalah 1,602 x
10-19 coulomb. Elektron memiliki muatan yang sama dengan proton namun
berbeda jenis (-)1,602 x 10-19 coulomb.
c. Muatan listrik memiliki hukum kekekalan muatan. Gaya yang ditimbulkan dua
muatan memiliki karakter yang sama seperti gaya gravitasi yang ditumbulkan dua
buah benda dengan massa tertentu. Gaya antar muatan juga bersifat konservatif
dan terpusat.
“Gaya tarik menarik atau gaya tolak menolak antara dua muatan listrik sebanding
dengan muatan-muatannya dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak yang
memisahkan kedua muatan tersebut.”
Keterangan:
Hal tersebut dikarenakan nilai permisivitas listrik pada medium bukan udara
lebih besar. Permisivitas εo diganti dengan ε yaitu
ε = εr εo
Dalam vakum nilai εr adalah 1, sedangkan dalam udara εr adalah 1,0006. Dengan
demikian gaya coloumb dalam medium rumusnya yaitu:
2. Medan Magnet
A. Percobaan Oersted
Jika muatan listrik mengalir melalui kawat penghantar konduktor, maka akan
timbul pengaruh magnetik di sekitar kawar berarus tersebut. Pengaruh magnetik
ini mampu menarik bahan magnetik lainnya. Jika serbuk besi diletakkan disekitar
kawat berarus maka serbuk besi tersebut akan berarah secara teratur. Hans
Christian Oersted, pada tahun 1820, mengadakan penelitian tentang pengaruh
medan magnet disekitar kawat berarus. Susunan percobaan Oersted tersusun
seperti gambar di bawah ini.
Dalam kawat penghantar yang dilewati arus listrik disekitarnya akan timbul
garis gaya magnet.
Arus listrik menghasilkan gaya yang dapat memutar magnet yang ada di
dekatnya.
Kawat berarus akan menimbulkan jarum pada kompas bergerak.
Simpangan jarum kompas tergantung arah arus pada kawat dan letaknya.
Pada penghantar yang arah arus listriknya mengalir menurut arah selatan ke
utara, jika magnet
jarum diletakkan di bawah kawat maka kutub utara magnet jarum akan
berputar ke kiri
Pada penghantar yang arah arus listriknya mengalir menurut arah selatan ke
utara, jika magnet jarum diletakkan di atas kawat maka kutub utara magnet
jarum akan berputar ke kanan
Efek ini akan berlaku kebalikan jika arah arus listrik pada penghantar mengalir
menurut arah Utara ke Selatan.
Gejala ini pertama kali dikaji oleh Hans Christian Oersted. Melalui percobaan, ia
berhasil mengungkap hubungan antara listrik dan magnet. Ia berhasil
membuktikan bahwa penghantar yang berarus listrik dapat menghasilkan medan
magnetik.
Kumparan kawat berinti besi yang dialiri listrik dapat menarik besi dan baja. Hal
ini menunjukkan bahwa kumparan kawat berarus listrik dapat menghasilkan
medan magnet. Medan magnet juga dapat ditimbulkan oleh kawat penghantar
lurus yang dialiri listrik. Berdasarkan hasil percobaan tersebut terbukti bahwa
arus listrik yang mengaliri dalam kawat penghantar ini menghasilkan medan
magnetik, atau disekitar kawat berarus listrik terdapat medan magnetik.
Pada saat arus listrik yang mengalir dalam penghantar diperbesar, ternyata kutub
utara jarum kompas menyimpang lebih jauh. Hal ini berarti semakin besar arus
listrik yang digunakan semakin besar medan magnetik yang dihasilkan.
ditentukan dengan kaidah tangan kanan. Jika arah ibu jari menunjukkan
arah arus listrik (I), maka arah keempat jari yang lain menunjukkan arah medan
magnetik (B). Kaidah tangan kanan ini juga dapat digunakan untuk menemukan
arah medan magnetik pada penghantar berbentuk lingkaran yang dialiri listrik.
Apabila kawat itu berada di depan inti besi, letakkan telapak tangan menghadap
ke depan, kemudian genggam kumparan yang berinti besi.
Letak kutub utara magnet ditunjukkan oleh arah ibu jari, sedangkan arah
sebaliknya menunjukkan kutub selatan.
Jika kawat penghantar yang pertama kali teraliri arus listrik berada di belakang
inti besi, maka hadapkan telapak tangan ke belakang, kemudian genggam
kumparan kawat itu.
Dengan cara yang sama kita dapat juga menentukan letak kutub utara, dan kutub
selatan magnet.
Ternyata penghantar berarus listrik yang ditempatkan dalam medan magnet
juga mengalami gaya magnet. Hal ini ditemukan pertama kali oleh Hendrik
Antoon Lorentz. Gaya Lorentz terjadi apabila kawat penghantar berarus listrik
berada di dalam medan magnetik. Besar gaya Lorentz bergantung pada besar
medan magnetik, panjang penghantar, dan besar arus listrik yang mengalir
dalam kawat penghantar. Untuk arah aliran arus listrik tegak lurus terhadap arah
medan magnet, gaya Lorentz dapat dinyatakan dengan:
F=BxIxl
Keterangan:
F = gaya Lorentz pada kawat (N)
B = medan magnet (Tesla)
I = arus listrik (A)
l = panjang kawat (m)
Gaya Lorentz sudah banyak diterapkan dalam peralatan sehari-hari, antara lain:
C. Kumparan
PENGERTIAN KUMPARAN
Kumparan adalah sebuah gulungan kawat berisolator untuk di aliri arus listrik atau
suatu gulungan kawat diatas suatu inti. Kumparan merupakan ukuan bagi arus yang
dibawa oleh kumparan tersebut. Sebuah cermin yang dipasang pada kumparan
menyimpangkan seberkas cahaya dan menyebabkan sebuah bintik cahaya yang telah
diperkuat bergerak di atas skala pada suatu jarak dari instrument. Fek optiknya adalah
sebuah jarum penunjuk yang panjang tetapi massanya nol. Dengan demikian
penyimpangan kumparan merupakan ukuan bagi arus yang dibawa oleh kumparan
tersebut.
JENIS-JENIS KUMPARAN
Ciri-ciri:
- Menciptakan medan magnet
- Penampang kawatnya besar
- Jumlah gulungan sedikit ( +/- 400 gulungan )
• Kumparan Sekunder.
Adalah bagian dari coil yang berupa lilitan kabel yang jumlah lilitannya lebih banyak
daripada kumparan primer.
Ciriciri:
- Merubah induksi menjadi tegangan tinggi
- Penampang kawat kecil
- Jumlah gulungan banyak ( +/- 30.000 gulungan)
Hubungan antara tegangan primer, jumlah lilitan primer, tegangan sekunder, dan jumlah
lilitan sekunder, dapat dinyatakan dalam persamaan:
PENGGUNAAN KUMPARAN
TRAFO
Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah
energy listrik satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain, melalui suatu
gendeng magnet berdasarkan prinsip induksi-elektromagnet. Kumparan transformator
adalah beberapa lilitan kawat berisolasi yang membentuk suatu kumparan.Kumparan
tersebut terdiri dari kumparan primer dan sekunder yang berisolasi baik terhadap inti
besi maupun terhadap antar kumparan dengan isolasi padat seperti karton dll.
Kumparan tersebut berfungsi sebagai alat transformasi tegangan dan arus.
PENAMPANG TRAFO
Prinsip kerja transformator:
2.Step-down
IGNITION COIL
Pengertian:
Coil adalah sebuah kumparan elektomagnetik (transformator) yang terdiri dari sebuah
kabel tembaga terisolasi yang solid (kawat tembaga/email) dan inti besi yang terdiri atas
kumparan primer dan kumparan sekunder. Coil merupakan transformator step-up yang
berfungsi menaikan tegangan kecil 12 V dari kumparan primer menjadi tegangan tinggi
15.000 V pada kumparan sekunder.
Fungsi:
Ignition coil berfungsi merubah arus listrik 12 V yang diterima dari baterai menjadi
tegangan tinggi (10 KV atau lebih) untuk menghasilkan loncatan bunga api yang kuat
pada celah busi.Pada ignition coil,kumparan primer dan sekunder di gulung pada suatu
inti besi. Kumparan-kumparan ini akan menaikan tegangan yang deterima dari baterai
menjadi tegangan yang sangat tinggi dengan cara induksi panas.
Kontruksi:
Inti besi (core), yang dikelilingi oleh kumparan terbuat dari baja slicon tipis yang
digulung ketat. Kumparan sekunder terbuat dari kawat tembaga tipis yang digulung
15.000 sampai 30.000 kali lilitan pada inti besi, sedangkan kumparan primer terbuat dari
kawat tembaga relatif tebal yang digulung 150-300 kali lilitan mengelilingi kumparan
sekunder.
Cara kerja:
Cara kerja coil yang saya bahas berikut ini adalah pada rangkaian sistem pengapian
pada mobil menggunakan platina:
- Pada saat arus listrik mengalir ke terminal positif,maka lilitan primer akan dialiriarus
listrik.Hal ini akan menyebabkan kemagnetan pada lilitan primer.Arus listrik akan
mengalir darililitan primer menuju terminal negatif.
- Pada saat platina membuka maka hubungan antara terminal negatif ke massa akan
terputus.Arus listrik dari terminal positif tidak akan mengalir kelilitan primer .Hal ini
akan mengakibatkan kemagnetan pada lilitan primer menghilang.Dengan hilangnya
kemagnetan padalilitan primer ,maka timbulah induksipada lilitan sekunder.Dimana
lilitan sekunder akan menghasilkan listrik dengan tegangan yang sangat tinggi. Listrik
yang di hasilkan pada lilitan sekunder ini akan dialirkan ke terminal sekunder untuk
diteruskan ke kabeltegangan tinggi.
PENGGUNAAN LAIN
Tergantung pada kebutuhan,yang banyak digunakan pada radio adalah inti ferrite. Coil
juga disebut inductora ,nilai induksinya dinyatakan dalambesaran henry [H].
- Sebagai filter
Toroida
Induksi magnetik tetap berada di dalam toroida, dan besarnya dapat diketahui
dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
B = μ0 .I.n
3. GGL Induuksi
A
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
A. Kesimpulan
· Berbicara merupakan instrumen yang mengungkapkan kepada penyimak
hampir-hampir secara langsung apakah sang pembicara memahami atau tidak
baik bahan pembicaraan maupun para penyimaknya, apakah dia bersikap tenang
serta dapat menyesuaikan diri atau tidak, pada saat dia bersikap tenang serta
dapat menyesuaikan diri atau tidak, pada saat dia mengkombinasikan gagasan-
gagasannya apakah dia waspada serta antusias ataukah tidak.
· Tujuan berbicara dibagi menjadi 5 golongan, yaitu:
(1) menghibur,
(2) menginformasikan,
(3) menstimulasi,
(4) meyakinkan, dan
5) menggerakkan.
Saran
Untuk para pembaca yang membaca karya tulis ini, dimohon mengajukan kritik
dan saran kepada penulis demi peningkatan karya tulis yang penulis buat
kedepannya, semoga karya tulis ini bermanfaat.
Daftar Pustaka
https://contohsoal.co.id/medan-listrik/
http://blog.ub.ac.id/hamu/2013/10/23/distribusi-muatan-pada-medan-elektrostatis-
rev/
https://www.pelajaran.co.id/2018/21/pengertian-jenis-sifat-rumus-dan-contoh-soal-
muatan-listrik.html
https://sumberbelajar.belajar.kemdikbud.go.id/sumberbelajar/tampil/Medan-
Magnetik-2015/konten5.html
https://artikelnesia.com/2012/09/18/medan-magnet-di-sekitar-kawat-berarus-listrik/
http://uzlivatuljanah018.blogspot.com/2013/05/makalah-kumparan.html
https://teknikelektronika.com/pengertian-solenoida-cara-kerja-jenis-solenoid/
https://sainsmini.blogspot.com/2015/10/induksi-magnetik-pada-sumbu-solenoida.html