Anda di halaman 1dari 7

DESAIN BESAR OLAHRAGA NASIONAL

RESUME

OLEH
YASIN ILMANSYAH HAKIM
1604619044
DBON merupakan dokumen rencana induk yang berisikan arah kebijakan
pembinaan dan pengembangan keolahragaan nasional yang dilakukan
secara efektif, efisien, unggul, terukur, sistematis, akuntabel, dan
berkelanjutan dalam lingkup olahraga pendidikan, olahraga rekreasi,
olahraga prestasi, dan industri olahraga.

Adapun tujuan dari DBON adalah untuk meningkatkan budaya olahraga di


masyarakat; meningkatkan kapasitas, sinergitas, dan produktivitas olahraga
prestasi nasional; serta memajukan perekonomian nasional berbasis
olahraga.

“DBON berfungsi untuk memberikan pedoman bagi pemerintah pusat,


pemerintah daerah provinsi, pemerintah daerah kabupaten/kota, organisasi
olahraga, induk organisasi cabang olahraga, dunia usaha dan industri,
akademisi, media, dan masyarakat dalam penyelenggaraan keolahragaan
nasional sehingga pembangunan keolahragaan nasional dapat berjalan
secara efektif, efisien, unggul, terukur, akuntabel, sistematis, dan
berkelanjutan,” demikian disebutkan dalam Pasal 2 ayat (2).
Dalam DBON ini tertuang lima hal.
Pertama visi yang memuat gambaran umum mengenai penyelenggaraan
DBON yang efektif, efisien, unggul, terukur, akuntabel, sistematis, dan
berkelanjutan serta misi yang memuat upaya yang akan dilaksanakan untuk
mewujudkan visi tersebut.

Selanjutnya terdapat juga prinsip, tujuan dan sasaran, kebijakan dan strategi,
serta peta jalan DBON.

Peta jalan DBON disusun dalam lima tahapan periode tahun 2021-2045
berdasarkan periode DBON, yaitu 2021-2024, 2025-2029, 2030-2034, 2035-
2039, dan terakhir 2040-2045.

“DBON sebagaimana dimaksud tercantum dalam lampiran yang merupakan


bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Presiden ini,” dijelaskan dalam
Perpres.
Lalu, dalam aturan ini ditegaskan bahwa penyelenggaraan DBON
dilaksanakan oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah provinsi, dan
pemerintah daerah kabupaten/kota secara sinergis dengan organisasi
olahraga, dunia usaha dan industri, masyarakat, perseorangan, akademisi,
serta media.

“Penyelenggaraan DBON sebagaimana dimaksud meliputi perencanaan,


supervisi, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan,” bunyi Pasal
5 ayat (2).

Dalam rangka menyelenggarakan DBON, di tingkat pusat dibentuk Tim


Koordinasi Pusat.

Tim ini bertugas melakukan koordinasi, sinkronisasi, dan integrasi


penyelenggaraan DBON; mengoordinasikan perencanaan, supervisi,
pelaksanaan, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan DBON;
dan mengoordinasikan peningkatan kapasitas kelembagaan pemerintah
daerah provinsi dan pemerintah daerah kabupaten/kota dalam
penyelenggaraan DBON.
Selanjutnya, di tingkat daerah dibentuk Tim Koordinasi Provinsi dan Tim
Koordinasi Kabupaten/Kota, yang bertugas melakukan koordinasi, integrasi,
dan sinkronisasi penyelenggaraan DBON serta mengoordinasikan
perencanaan, supervisi, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan
pelaksanaan DBON di daerah.

Khusus untuk Tim Koordinasi Provinsi bertugas mengoordinasikan


peningkatan kapasitas kelembagaan pemerintah daerah kabupaten/kota
dalam penyelenggaraan DBON.

Lalu, khusus untuk Tim Koordinasi Kabupaten/Kota bertugas melaksanakan


program dan kegiatan berdasarkan DBON sesuai dengan kebutuhan dan
potensi olahraga di daerah kabupaten/kota serta menyelesaikan masalah
terkait pelaksanaan DBON di daerah kabupaten/kota.
Selanjutnya, dalam aturan ini juga dituangkan mengenai pendanaan yang
diperlukan bagi pelaksanaan DBON.

Pendanaan tersebut dapat bersumber dari anggaran pendapatan dan


belanja negara (APBN), anggaran pendapatan dan belanja (APBD),
dan/atau sumber lain yang sah dan tidak mengikat, sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pendanaan olahraga prestasi disalurkan oleh menteri kepada induk


organisasi cabang olahraga dan Komite Paralimpik Nasional Indonesia
atau NPC

Perpres 86/2021 ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan oleh


Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna H. Laoly pada tanggal 9
September 2021.*
TERIMAKSIH

Anda mungkin juga menyukai