Anda di halaman 1dari 12

Tugas Kajian Iptek dan Media Massa Olahraga

Dosen Pengampu
Prof. Dr. Hari Setiono, M.Pd

Oleh:

Grace Kharisma Tambunan


0601622023

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2022
DBON merupakan dokumen rencana induk yang berisikan arah kebijakan
pembinaan dan pengembangan keolahragaan nasional yang dilakukan secara efektif,
efisien, unggul, terukur, sistematis, akuntabel, dan berkelanjutan dalam lingkup
olahraga pendidikan, olahraga rekreasi, olahraga prestasi, dan industri olahraga.
Dokumen yang merupakan lampiran dari Perpres 86/2021 ini memuat visi, misi,
prinsip, tujuan, dan sasaran; kebijakan, strategi, dan penyelenggaraan; serta peta jalan
DBON. Dimana DBON mempunyai misi;

a. mewujudkan masyarakat Indonesia yang berpartisipasi aktif berolahraga


dengan tingkat kebugaran jasmani baik.

b. mewujudkan peserta didik pada satuan pendidikan yang berpartisipasi aktif


berolahraga sehingga berkarakter unggul, memiliki kecakapan gerak, dan
tingkat kebugaran jasmani baik.

c. mencetak atlet-atlet berprestasi dunia dengan pembinaan atlet jangka panjang


yang berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan sebagai faktor
pendukung utama.

d. mengembangkan industri olahraga yang mendukung pembinaan dan


pengembangan olahraga nasional serta berkontribusi kepada pertumbuhan
ekonomi nasional.

e. mewujudkan tata kelola pembinaan dan pengembangan olahraga nasional


yang modern, sistematis, sinergi, akuntabel, berjenjang, dan berkelanjutan.

Dalam menjalankan misi dan mewujudkan tujuan, DBONmenggunakan prinsip EMAS


atau Excellence, Measurable, Accountable, dan Systematic and Suistainable. Excellence
atau unggul, artinya seluruh program dan kegiatan yang dilaksanakan harus dilakukan
dengan upaya yang terbaik untuk menghasilkan mutu setinggi-tingginya. Measurable atau
terukur, artinya pelaksanaan DBON yang dirancang harus dilakukan secara terukur dan
jelas target, sasaran, serta waktu pencapaiannya. Sedangkan, accountable atau dapat
dipertanggungjawabkan artinya DBON harus dilakukan sesuai dengan tugas dan fungsi
kewenangannya serta dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Kemudian, systematic and suistainable atau sistematis dan
berkelanjutan artinya program dan kegiatan yang harus dilaksanakan secara sistematis,
konsisten, dan berkelanjutan pada semua tingkatan pelaksanaan. DBON bertujuan untuk
meningkatkan budaya olahraga di masyarakat; meningkatkan kapasitas, sinergitas, dan
produktivitas olahraga prestasi nasional; dan memajukan perekonomian nasional berbasis
olahraga.
Adapun fungsi DBON adalah untuk memberikan pedoman bagi pemerintah pusat,
pemerintah daerah (pemda) baik provinsi maupun kabupaten/kota, organisasi olahraga,
induk organisasi cabang olahraga, dunia usaha dan industri, akademisi, media, dan
masyarakat dalam penyelenggaraan keolahragaan nasional sehingga pembangunan
keolahragaan nasional dapat berjalan secara efektif, efisien, unggul, terukur, akuntabel,
sistematis, dan berkelanjutan.
Acuan pencapaian tujuan DBON dalam periode tahun 2021-2045 adalah sebagai
berikut:
a. Terwujudnya partisipasi aktif masyarakat berolahraga berusia sepuluh tahun ke
atas, dapat diukur dari persentase masyarakat yang berpartisipasi aktif
berolahraga sebanyak tiga kali seminggu dengan durasi waktu minimal 60 menit per
aktivitas. Pada tahun 2045 sebanyak 70 persen masyarakat berpartisipasi aktif
berolahraga, sehingga diharapkan 60 persen memiliki tingkat kebugaran jasmani baik.
b. Terwujudnya partisipasi siswa dan mahasiswa yang aktif berolahraga berusia
tujuh tahun ke atas, dapat diukur dari persentase pendidikan jasmani olahraga
dan kesehatan sebanyak tiga kali seminggu dengan durasi waktu minimal 60
menit per pertemuan. Pada tahun 2045 sebanyak 70 persen siswa dan mahasiswa
berpartisipasi aktif berolahraga, sehingga diharapkan 30 persen memiliki tingkat
kebugaran jasmani baik.
c. Terwujudnya prestasi olahraga dunia melalui program pembinaan atlet jangka
panjang secara sistematis, berjenjang, dan berkelanjutan berbasis ilmu
pengetahuan dan teknologi keolahragaan yang didukung oleh tenaga
keolahragaan yang berkualitas, prasarana dan sarana, dan big data keolahragaan
mulai dari tahun 2021 sampai dengan 2045 dalam rangka mencapai target
meraih peringkat ke-5 pada Olimpiade atau Olympic Games dan Paralimpiade
atau Paralympic Games tahun 2044.
d. Terwujudnya perkembangan industri olahraga meliputi industri barang, industri
jasa, dan industri pariwisata yang berkualitas, jumlah cabang olahraga yang
dibina oleh badan usaha, jumlah kuantitas dan kualitas event, dan destinasi wisata
olahraga sebagai konsekuensi logis dari meningkatnya partisipasi masyarakat
berolahraga, sehingga industri olahraga mampu berkontribusi kepada
pertumbuhan ekonomi dan berperan aktif mendukung pembinaan dan
pengembangan olahraga prestasi nasional.
e. Terwujudnya tata kelola pembinaan dan pengembangan olahraga nasional yang
modern, sistematis, sinergi, akuntabel, berjenjang, dan berkelanjutan mulai dari
tingkat kabupaten/kota, tingkat provinsi, hingga ke tingkat nasional, dengan
didukung ketersediaan data yang terintegrasi dalam satu sistem informasi
keolahragaan nasional yang profesional. Fokus pembinaan dan pengembangan
olahraga pada cabang olahraga unggulan Olimpiade dan Paralimpiade serta
cabang olahraga yang digemari masyarakat.

Kebijakan DBON difokuskan pada:


a. Meningkatkan partisipasi aktif berolahraga dan tingkat kebugaran jasmani
masyarakat.

b. Meningkatkan partisipasi aktif berolahraga dan tingkat kebugaran jasmani


peserta didik pada satuan pendidikan.

c. Meningkatkan pencapaian prestasi olahraga dunia fokus pada capaian peringkat


pada Olimpiade dan Paralimpiade.

d. Melakukan pembinaan dan pengembangan industri olahraga nasional serta


optimalisasi penggunaan produk dalam negeri sehingga industri olahraga
nasionai mampu berperan aktif dalam pembinaan dan pengembangan olahraga
nasional serta berkontribusi padapertumbuhan ekonomi nasional; dan

e. Memperkuat tata kelola pembinaan dan pengembangan olahraga nasional yang


modern, sistematis, sinergi, akuntabel, berjenjang, dan berkelanjutan antara
pemerintah pusat, pemda, organisasi olahraga, dunia usaha dan industri, dan
masyarakat yang didukung oleh big data analytics olahraga nasional.

Adapun strategi penyelenggaraan DBON, meliputi:

a. Peningkatan partisipasi aktif berolahraga dan tingkat kebugaran jasmani


masyarakat melalui promosi/kampanye/ajakan aktivitas berolahraga disertai
penyediaan fasilitas dan akses berolahraga, prasarana olahraga rekreasi, pusat
kebugaran, tenaga keolahragaan, dan event olahraga rekreasi.

b. peningkatan partisipasi aktif berolahraga dan tingkat kebugaran jasmani


peserta didik pada satuan pendidikan melalui penambahan jam pelajaran
pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan, pemassalan senam kesegaran
jasmani, dan aktivitas fisik dengan metode dan media pembelajaran yang
menarik.

c. Peningkatan prestasi olahraga nasional untuk menuju prestasi


dunia/internasional dilakukan melalui pembinaan dan pengembangan fokus
pada cabang olahraga unggulan Olimpiade dan Paralimpiade, penerapan
sistem promosi dan degradasi kepada 14 cabang olahraga unggulan,
penerapan sistem pembinaan, pengembangan, dan peningkatan prestasi
olahraga, pembinaan dan pengembangan olahraga nasional dengan
menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi, peningkatan kualitas dan
kuantitas tenaga keolahragaan berstandar internasional; penyelenggaraan
kompetisi olahraga, partisipasi pada kompetisi single/multi event olahraga
internasional, penerapan revitalisasi pelaku organisasi dan sumber daya
manusia, penataan kelembagaan, dan pengembangan peran dunia usaha.

d. Peningkatan peran serta industri olahraga dalam pembinaan dan


pengembangan olahraga melalui upaya memperbanyak event olahraga
berbasis wisata olahraga, pemanfaatan produk dalam negeri, membangun, dan
memfasilitasi sentra-sentra usaha mikro, kecil, dan menengah industri
olahraga, mendorong pemda untuk membangun dan mengembangkan
industri olahraga, menciptakan sumber daya manusia industri olahraga yang
berkualitas, penerapan standardisasi produk industri olahraga, melakukan
promosi produk industri olahraga, dan membangun kolaborasi lintas
stakeholder.

e. Peningkatan kualitas tata kelola pembinaan dan pengembangan olahraga


nasional yang modern, sistematis, sinergi, akuntabel, berjenjang, dan
berkelanjutan antara pemerintah pusat, pemda, organisasi olahraga, dunia
usaha dan industri, dan masyarakat melalui pelatihan dan bimbingan teknis
organisasi olahraga, restrukturisasi organisasi, serta penataan sistem
manajemen.

Penyelenggaraan DBON meliputi:


a. Perencanaan DBON sebagai pedoman menyusun perencanaan pembinaan dan
pengembangan olahraga pendidikan, oahraga rekreasi, olahraga prestasi, dan
industri olahraga baik di tingkat nasional maupun daerah.

b. Supervisi DBON dilakukan melalui program-program yang berorientasi pada


hasil atau outcomes oriented program. Tim Koordinasi Pusat melibatkan tim
pakar yang berperan dalam memberikan masukan terkait arah dan kebijakan
serta supervisi penyelenggaraan DBON di tingkat nasional, provinsi, dan
kabupaten/kota.

c. Pelaksanaan Pengorganisasian pelaksanaan DBON merupakan sinergi antara


pemerintah pusat, pemerintah daerah provinsi, pemerintah daerah
kabupaten/kota dengan organisasi olahraga, dunia usaha dan industri,
masyarakat, perseorangan, akademisi, dan media.

d. Pemantauan, Evaluasi, dan Pelaporan Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan


DBON di tingkat pusat dan daerah dilakukan oleh menteri selaku ketua
pelaksana Tim Koordinasi Pusat. Pemantauan pelaksanaan DBON dilakukan
paling sedikit satu kali dalam enam bulan dan evaluasi dilakukan paling
sedikit satu kali dalam setahun atau sewaktu-waktu jika diperlukan.

Peta jalan DBON meliputi periode tahun 2021-2045 untuk memberikan


arah pelaksanaan pengelolaan olahraga pendidikan, olahraga rekreasi, olahraga
prestasi, dan industri olahraga pada pemerintah pusat, pemerintah daerah,
organisasi olahraga, dunia usaha dan industri, dan masyarakat agar berjalan secara
efektif, efisien, unggul, terukur, akuntabel, sistematis, dan berkelanjutan. Peta jalan
DBON disusun dalam lima tahapan periode tahun 2021-2045 berdasarkan periode
DBON, yaitu Tahap ke-1 (2021-2024), Tahap ke-2 (2025- 2029), Tahap ke-
3 (2030- 2034), Tahap ke-4 (2035-2039), dan terakhir Tahap ke- 5 (2040-2045).
Tahap ke-1, peta jalan tahapan pembangunan difokuskan kepada pembangunan
fondasi penyelenggaraan DBON melalui penguatan regulasi, penyusunan norma,
standar, prosedur, dan kriteria (NSPK). Tahap ke-2, peta jalan tahapan penguatan
difokuskan kepada penguatan fondasi penyelenggaraan DBON yang sudah
terbangun pada tahap ke- 1 melalui pembinaan dan pengembangan olahraga secara
sistematis dan berjenjang dari tingkat daerah ke tingkat nasional. Tahap ke-3, peta
jalan tahapan pengembangan difokuskan kepada pengembangan dan inovasi
penyelenggaraan DBON sebagai keberlangsungan pada tahap ke-2 melalui
inovasi pembinaan dan pengembangan olahraga berbasiskan ilmu pengetahuan dan
teknologi keolahragaan. Tahap ke-4, peta jalan tahapan pemantapan difokuskan
kepada pemantapan penyelenggaraan DBON sebagai keberlangsungan pada tahap
ke-3 melalui penerapan pembinaan dan pengembangan olahraga berbasiskan ilmu
pengetahuan dan teknologi keolahragaan dan berkelanjutan. Tahap ke-5, peta jalan
tahapan keberlanjutan difokuskan penyelenggaraan DBON sebagai
keberlangsungan pada tahap ke-4 melalui sistem pembinaan dan pengembangan
olahraga berbasiskan ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan terbaru dan
berkelanjutan.
2. Kajian secara akademik tentang kasus Kanjuruhan

Sepak bola adalah suatu cabang olahraga yang sangat digemari dan diminati semua
lapisan masyarakat di Indonesia maupun di Dunia. Pengertian sepak bola adalah suatu
olahraga yang dilakukan secara beregu dan beranggotakan 11 orang pemain, dimana
terdiri dari 1 orang penjaga gawang dan 10 pemain yang masing-masing mempunyai
posisi sebagai penyerang, pemain tengah dan pemain bertahan.
Konflik merupakan gejala serba hadir dalam masyarakat atau istilah lainnya
dikenal dengan “everday to life” seperti tidak ada individu atau masyarakat tanpa
konflik. Konflik sudah menjadi bagian keseharian hidup manusia. Seiring dengan itu,
pemikir Karl Marx dan Thomas Hobbes juga menekankan konflik-konflik secara
mendasar melekat dalam sifat manusia.
Ada empat persyaratan agar dapat dikategorikan konflik dalam masyarakat, 1).
Terdapat dua atau lebih pihak (individu/kelompok) yang terlibat, 2). Mereka terlibat
dalam tindakan yang saling memusuhi, 3). Mereka menggunakan perlakuan kekerasan
yang bertujuan untuk menghancurkan, melukai, dan menghalang–halangi lawannya, dan
4). Reaksi pertentangan bersifat terbuka sehingga dapat dideteksi dengan mudah oleh
orang lain.
Pate, Rotela dan Mc. Clenaghan mendefinisikan suporter adalah orang yang
fanatik menjadi “teman baik” apabila berpenampilan baik dan menjadi “musuh paling
jahat” apabila tidak tampil baik.
Fanatik adalah suatu istilah yang digunakan untuk menyebut suatu keyakinan
atau suatu pandangan tentang sesuatu yang positif atau yang negatif, pandangan mana
tidak memiliki sandaran teori atau pijakan kenyataan, tetapi dianut secara mendalam
sehingga sulit diluruskan atau diubah. Menurut Duning, mendefinisikan fanatisme
sebagai bentuk kebudayaan baru yang menyediakan pilihan simbolisasi nilai–nilai
kekuasaan, maskulinitas, konflik bahkan politik. Fanatisme menjadi daya tarik bagi anak
muda untuk berduyun–duyun ke stadiun, mengorbankan semua hal dan siap untuk
berdarah membela panji kesebelasan. Perayaan kemenangan, ataupun ejekan terhadap
pendukung tim lawan adalah penyebab terjadinya kerusuhan yang membuat jatuhnya
korban. Perilaku mereka menjadi tidak terkontrol. Potensi kerusuhan semakin besar
ketika tim yang didukungnya menang.
Secara umum konflik merupakan aktualisasi dari perbedaan dan pertentangan
antara dua pihak atau lebih sehingga wujud konflik dan kompetisi direpresentasikan
tidak hanya oleh dua puluh dua orang di lapangan, tetapi juga melibatkan seluruh
komponen tim, baik official ataupun suporter masing-masing.
Hak dan kewajiban suporter dalam UU SKN. Pasal 55 UU 11/2022 yang
mengatur tentang suporter.

-Ayat (1) Pasal 55 UU 11/2022 berbunyi, "Dalam penyelenggaraan kejuaraan


Olahraga terdapat Suporter Olahraga yang berperan aktif memberikan semangat,
motivasi, dan dukungan baik di dalam maupun di luar pertandingan Olahraga.

-Ayat (2) Suporter olahraga membentuk organisasi atau badan hukum suporter
olahraga dengan mendapat rekomendasi dari klub atau induk organisasi cabang
olahraga.

-Ayat (3) Organisasi atau badan hukum Suporter Olahraga sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) memiliki anggaran dasar/anggaran rumah tangga dan anggota yang
terdaftar.

-Ayat (4) Pengurus organisasi atau badan hukum suporter olahraga sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) bertanggung jawab melakukan pengelolaan dan
pembinaan terhadap anggotanya.

-Ayat (5) UU 11/2022, Suporter olahraga memiliki hak: mendapatkan


perlindungan hukum, baik di dalam maupun di luar pertandingan olahraga;
mendapatkan pembinaan dari organisasi atau badan hukum suporter olahraga
yang menaunginya; mendapatkan kesempatan prioritas memiliki klub melalui
kepemilikan saham sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
memberikan dukungan langsung atau tidaklangsung, baik di dalam maupun di luar
pertandingan olahraga.

-Ayat (6) Suporter olahraga memiliki sejumlah kewajiban, yaitu: mendaftarkan


diri menjadi anggota organisasi atau badan hukum suporter olahraga tertentu; dan
menjaga ketertiban dan keamanan, baik di dalam maupun di luar pertandingan
olahraga.

-Ayat (7) Suporter olahraga dapat berperan serta mendukung pengembangan


industri olahraga dengan pelaku industri olahraga melalui pola kemitraan yang
saling menguntungkan.

Tindak kekerasan, kerusuhan, dan jatuhnya korban baik luka, tewas, rusak dan
terganggunya ketertiban merupakan, pranata sosial sampai prasarana umum merupakan
citra buruk yang melekat pada Suporter Sepak Bola Indonesia. Kerusuhan suporter yang
terjadi di Indonesia sebenarnya bukan isu baru, karena sejak lama sebenarnya sudah
sering terjadi. Penyebab utama terjadinya Konflik suporter Aremania dengan pasukan
pengamanan stadion (polisi) dimulai pada saat suporter fanatik AREMA INDONESIA
turun dari tribun penonton dan kemudian masuk ke lapangan hal ini disebabkan
kecewaan suporter fanatik arema indonesia kecewa akan kekalahan tim kesayangannya
tidak pernah kalah selama 23 tahun bertanding di kandang sendiri, melawan persebaya
surabaya dalam derby jawa timur di stadion KANJURUAN dengan skor 2-3. Kekalahan
tersebut menyebabkan suporter arema indonesia turun dari dari tribun penonton
sebanyak 3000 orang,lalu turun ke tengah lapangan dan berusaha mencari para pemain
dan ofisial untuk melampiaskan kekecewaannya. Kemudian berlanjut pada terjadinya
kerusuhan yang melibatkan Suporter AREMA INDONESIA dengan pasukan
pengamanan Stadion kanjuruan yang diawali melakukan upaya-upaya pencegahan dan
melakukan pengalihan supaya mereka tidak masuk ke dalam lapangan mengincar para
pemain. pasukan pengamanan stadion (polisi) menembakkan gas air mata serta mengejar
para pendukung tersebut dalam upaya memulihkan ketertiban. Para petugas polisi itu
menggunakan senjata tongkat dan perisai, di karenakan para suporter Aremania mulai
anarkis,menyerang petugas kepolisian hingga merusak sejumlah fasilitas stadion. Selain
itu, keputusan polisi untuk menembakkan gas air mata hanya akan membuat orang-orang
yang ada di stadion itu panik dan situasi semakin kacau.Terlebih lagi, stadion
Kanjuruhan hanya memiliki satu pintu keluar (yang juga merupakan pintu masuk).
Biasanya, dalam pertandingan olahraga yang kompetitif, emosi penonton mudah
meningkat. Jadi, tidak heran bila hiruk pikuk kerumunan penonton yang bergegas ingin
keluar stadion melalui hanya satu pintu keluar rentan menyebabkan kematian dan cedera.
Kita harusnya bisa belajar dari tragedi Hillsborough yang terjadi pada 1989, di
Inggris dan tragedi festival musik Love Parade di Jerman pada 2010. Kedua acara
tersebut berakhir sebagai tragedi kelam sebagai akibat dari kombinasi tindakan polisi,
komunikasi yang buruk, serta akses jalan keluar yang buruk bagi penonton. Di luar itu,
para penggemar sepak bola di Indonesia dikenal dengan rasa antusiasme yang tinggi.
Sehingga, risiko kerusuhan yang tidak terkendali harus diantisipasi. Salah satu cara
mengantisipasinya adalah dengan memisahkan penonton ke beberapa zona yang berbeda
– teknik ini digunakan dalam pertandingan Piala Dunia. Cara ini dapat mengurangi
ketegangan di stadion karena akan meminimalisir kemungkinan para penggemar dari
tim yang berbeda bertemu satu sama lain.
Polisi juga dapat membentuk barikade penghalang – namun jangan terlihat
konfrontatif menjelang akhir pertandingan, untuk memberi sinyal kepada kerumunan
penonton bahwa polisi ada di sana untuk mengamankan situasi. Yang terpenting, polisi
tidak perlu dipersenjatai. Di Inggris, polisi cenderung pendekatan yang “lunak” dalam
menangani kerumunan, dan cara itu sukses besar. Aparat polisi juga kerap mengenakan
topi bisbol dan hoodies, bukan perlengkapan anti huru-hara seperti yang terjadi di
Malang, dan hal itu telah terbukti dapan melunakkan respon massa, sehingga
memungkinkan polisi untuk menerobos dan membubarkan bentrokan kecil sebelum
situasi semakin panas.

Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) telah menetapkan dalam peraturan


keselamatannya bahwa penggunaan senjata api atau “gas pengendali massa” oleh
petugas keamanan atau polisi tidak diperkenankan. Penggunaan gas air mata dapat
mengiritasi mata dan merangsang reseptor rasa sakit, sehingga dapat menyebabkan
kepanikan. Di Malang, penggunaan gas air mata dalam situasi yang sudah meningkat
secara emosional telah memperparah kepanikan dan berujung pada kekacauan.
Penggunaan gas air mata adalah keputusan yang buruk dan telah memperburuk situasi.
Presiden FIFA Gianni Infantino menyebut peristiwa ini sebagai “hari kelam bagi semua
yang pihak terlibat dalam persepakbolaan dan tragedi yang sulit dipahami”.

Baru PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) seolah tutup telinga dengan kritikan-
kritikan banyak pihak terhadap jadwal pertandingan Liga 1. Mereka beberapa kali
diminta untuk mengubah jadwal pertandingan agar tidak terlalu malam. Pertandingan
terlalu malam akan mempersulit proses evakuasi jika terhadi hal diinginkan. Laga Piala
Presiden 2022 antara Persib Bandung kontra Persebaya di Stadion Gelora Bandung
Lautan Api (GBLA) sebelum musim ini bergulir sudah menjadi bukti. Namun PT LIB
seolah tidak belajar dari kejadian pilu di GBLA tersebut. Laga dengan risiko tinggi tetap
digelar pada malam hari.

Tragedi Kanjuruhan sebetulnya hanyalah bom waktu karena PSSI tidak pernah
mau belajar dari kesalahan. Permasalahan korban tewas di sepak bola Indonesia sudah
terjadi sejak beberapa tahun silam. Selama ini, PSSI selalu memberikan solusi yang itu-
itu saja. Sanksi yang tidak jauh berbeda terus ditujukkan kepada klub atau panpel yang
terlibat. Namun alih-alih menimbulkan efek jera, kejadian serupa masih terus berulang
di banyak tempat. Bahkan semakin marak, dan semakin besar jumlah korbannya. PSSI
seolah enggan memikirkan solusi lain untuk setidaknya mencegah tragedi.

Upaya meningkatkan prestasi Olahraga Indonesia adalah bagian dari strategi


membangun karakter dan harga diri bangsa. prosesnya membutuhkan ketekunan,
konsistensi, kerja keras dan kerja cerdas, serta komitmen dan sinergi antar seluruh
pemangku kepentingan Olahraga nasional. Pembinaan dan pengembangan Olahraga
nasional merupakan suatu proses jangka panjang yang terencana, sistematis, berjenjang,
dan berkelanjutan. Pondasinya dibangun di atas partisipasi aktif dan derajat kebugaran
jasmani, Prestasi olahraga akan memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan
ekonomi melalui bangkitnya Industri Olahraga. DBON diperlukan sebagai rencana
induk yang berisi arah kebijakan pembinaan dan pengembangan olahraga yang
dilaksanakan secara efektif, efsien, unggul, terukur, akuntabel, sistematis, dan
berkelanjutan dalam ruang lingkup Olahraga Pendidikan, olahraga Rekreasi, olahraga
Prestasi,dan Industri Olahraga.

Tragedi di stadion kanjuruan malang adalah salah satu tragedi terburuk di dunia
sepakbola indonesia dalam pencegahan kerusuhan di dalam stadion. Tragedi di stadion
kanjuruan merupakan salah satu contoh permasalahan bahwa olahraga sepakbola
indonesia masih jauh dari kata olahraga yang maju dan modern. pssi selaku induk
organisasi hendaknya memberikan pembekalan terhadap pihak terkait di dalam dunia
olahraga sepakbola indonesia. Dan hendaknya pihak-pihak terkait agar mau
mengevaluasi dan intropeksi diri agar tragedi stadion kanjuruan tidak terulang kembal

Anda mungkin juga menyukai