Anda di halaman 1dari 3

Pengertian Upacara Adat dan Peringatan Kematian

Upacara Adat adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan karena kebiasan. Sedangkan Upacara
Peringatan adalah upacara atau serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk memperingati suatu
kejadian yang dianggap penting. Ada beberapa upacara peringatan dalam adat istiadat sunda salah
satunya adalah upacara kematian. Upacara kematian adat istiadat sunda memiliki banyak pengaruh dari
faktor agama yaitu agama islam. Faktor tersebut ada karena sebagian besar suku sunda menganut
agama islam. Faktor-faktor agama lain pun berpengaruh karena sebelum menganut agama islam suku
sunda menganut agama yang lain seperti ajaran nenek moyang yaitu animisme dan dinamisme. Dalam
islam, memandikan mayat adalah fardhu kifayah atau wajib hukumnya untuk yang masih hidup. Pada
garis besarnya, upacara adat dan upacara peringatan kematian adat sunda terdiri dari:

Memandikan mayat

Memandikan mayat dilakukan untuk membersihkan seluruh anggota badan (tidak terkecuali) dari najis-
najis yang melekat pada anggota badan tersebut. Ada kalanya mayat tidak dimandikan karena keadaan
anggota badan mayat rusak, misalnya karena kecelakaan. Jika kejadian itu terjadi mayat hanya di
tayamum kan saja. Tapi, apabila kondisi memungkinkan untuk dimandikan adalah wajib hukumnya.
Selain dimandikan mayat juga di wudhu kan agar keadaan mayat dalam keadaan suci.

Mengkafani mayat

Mengkafani mayat adalah kegiatan membungkus seluruh anggota badan pada mayat dengan kain kafan.
Sebelum mayat dikafani seluruh lubang anggota badan pada mayat ditutupi dengan kapas dan dikamper
supaya tidak menimbulkan bau yang lain. Kemudian mayat diikat pada bagian atas kepala, leher, badan,
dan pada bagian kaki.

Menyolatkan mayat

Sebelum mayat dikuburkan, mayat tersebut harus dalam keadaan suci(berwudhu) dan harus sudah
disholatkan terlebih dahulu. Pada saat disholatkan mayat berada di depan imam dan makmumnya.
Sholat mayat sendiri berbeda dengan sholat-sholat fardhu yang kita lakukan sehari-hari. Sholat mayat
mempunyai dua niat yang tergantung pada jenis kelamin mayat. Kemudian sholatnya pun hanya berdiri,
niat, takbiartul ihram, membaca alfatihah dan do’a-do’a lain dan salam. Di daerah bogor, setelah sholat
mayat dilaksanakan, ada adat istiadat/kebiasaan bahwa setiap orang yang sudah menyolatkan mayat
diberikan amplop oleh keluarga yang bersangkutan. Uang tersebut berasal dari uang ta’jiah dan uang
keluarga. Ada beberapa pertentangan mengenai uang tersebut ? karena jika ada orang yang miskin lalu
meninggal bagaimana? Ada beberapa ahli menyebutkan bahwa hal tersebut hanya bersifat sedekah
kepada orang-orang yang sudah menyolatkan dan mendo’akan sang mayat yang dilakukan oleh orang
yang mampu. Jika tidak ada, tidak apa-apa.

Menguburkan mayat

Pada tahap menguburkan mayat, sebelum mayat dikuburkan ada beberapa tata cara yang dilakukan
seperti membuka tali ikatan yang mengikat mayat yang ada pada bagian atas kepala leher dan kaki.
Kemudian mayat di adzan kan. Setelah itu mayat dihadapkan ke kiblat kemudian dikuburkan.

Mendo’akan mayat

Mendoa’kan mayat yaitu pembacaan do’a dan dzikir kepada Allah SWT setelah menguburkan mayat
agar arwah orang yang baru meninggal dunia itu diampuni segala dosanya dan diterima amal ibadahnya,
juga mendo’kan agar keluarga yang ditinggalkannya tetap tabah dan beriman dalam menghadapi
cobaan.

Tahlilan

Tahlilan adalah kegiatan pembacaan do’a dan dzikir kepada Allah SWT yang dilakukan di kediaman
almarhum. Tahlilan ini di bedakan menjadi beberapa bagian berdasarkan waktu. Satu minggu selama
berturut-turut setelah kematian almarhum merupakan tahlilan pertama yang harus dilakukan oleh
keluarga almarhum. Di daerah bogor tahlilan merupakan hal yang wajib yang harus dilakukan agar
almarhum dimudahkan dalam perjalanannya menuju akhirat. Kemudian ada matang puluh/empat puluh
hari yaitu tahlilan pada hari ke 40 setelah kematian. Kemudaian ada natus yaitu tahlilaln yang dilakukan
100 hari setelah kematian. Lalu ada mendak taun/haul yaitu tahlilaln yang dilakukan 1 tahun setelah
kematian. Kemudaian ada newu / 1000 hari yaitu tahlilaln yang dilakukan pada hari ke seribu setelah
kematian.
Sumber dan referensi :

http://salangit.wordpress.com/adat-istiadat-3/upacara-adat-sunda/

Anda mungkin juga menyukai