Anda di halaman 1dari 196

Modul ke-2 dari 7

DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM


KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

TEORI BELAJAR & PRINSIP-PRINSIP


PEMBELAJARAN YG MENDIDIK

(PED0200000-00)

DIKLAT PEDAGOGIK (PED)

PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA


KEPENDIDIKAN BIDANG OTOMOTIF DAN ELEKTRONIKA (PPPPTK BOE)
DIREKTORAT GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
MALANG
Program Keahlian : 2015
Level : Tanggal: PRO20TI02103
Teknik Komputer & Informatika Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Instalasi Sistem Operasi Teknologi Informasi 1
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

KATA PENGANTAR

Modul mata diklat “Teori Belajar dan Prinsip-Prinsip Pembelajaran yang


Mendidik” ini susun oleh Astu Widodo dan Tutik Rachmawati, widyaiswara PPPPTK
BOE Malang. Modul ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu referensi bagi
individu guru SMK atau lembaga Diklat pada lembaga yang terkait pada program
“Diklat Kompetensi Pedagogik”.
Modul ini merupakan modul kedua dari 7 (tujuh) modul yang harus dipelajari
oleh peserta Diklat. Modul ini memberikan pengetahuan, ketrampilan dan latihan
antara lain adalah teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik serta
berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang mendidik
Saya sampaikan penghargaan yang tinggi kepada penyusun atas dihasilkannya modul
ini dalam rangka meningkatkan kompetensi guru sehingga dapat meningkatkan mutu
pendidikan di sekolah dan menghasilkan lulusan yang cerdas, kreatif, inovatif, berpikir
kritis, cakap menyelesaikan masalah, dan bernaluri kewirausahaan.
Akhirnya semoga Allah SWT mencurahkan segala rahmad dan selalu meridhoi usaha
kita semua.
Amin.

25 Mei 2015,
Kepala PPPPTK BOE Malang,

Drs Suwarno, MM
NIP. 19571126 198403 1 003

Program Keahlian : Level : Tanggal: PRO20TI02103


Teknik Komputer & Informatika Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Instalasi Sistem Operasi Teknologi Informasi i
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

DAFTAR ISI

Hlm
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR GAMBAR iv
DAFTAR TABEL v
DAFTAR LAMPIRAN vi
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL vii
A. PETUNJUK BAGI PESERTA DIKLAT vii
B. PETUNJUK BAGI WIDYAISWARA/INSTRUKTUR vii

PETA KOMPETENSI ix

PENDAHULUAN 1
A. LATAR BELAKANG 1
B. DESKRIPSI PEMBELAJARAN 1
C. TUJUAN PEMBELAJARAN 2
1. Kompetensi Dasar 2
2. Indikator Keberhasilan 2
D. MATERI POKOK DAN SUB MATERI POKOK 3

KEGIATAN PEMBELAJARAN 1. TEORI BELAJAR DAN PRINSIP 5


PEMBELAJARAN
A. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR 5
B. TUJUAN PEMBELAJARAN
C. URAIAN MATERI 5
Teori Belajar 6
Prinsip Pembelajaran yang mendidik 43
D. AKTIVITAS PEMBELAJARAN 65
E. RANGKUMAN 66
F. LATIHAN/KASUS/TUGAS 68
G. BALIKAN DAN TINDAK LANJUT 73

KEGIATAN PEMBELAJARAN 2. 74
A. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR KEBERHASILAN 74
B. TUJUAN PEMBELAJARAN 75
C. URAIAN MATERI 75
Pendekatan Pembelajaran 75

Program Keahlian : Level : Tanggal: PRO20TI02103


Teknik Komputer & Informatika Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Instalasi Sistem Operasi Teknologi Informasi ii
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

Strategi Pembelajaran 95
Metode dan Teknik Pembelajaran 105
D. AKTIVITAS PEMBELAJARAN 157
E. RANGKUMAN 158
F. LATIHAN/KASUS/TUGAS 160
G. BALIKAN DAN TINDAK LANJUT 170

PENUTUP 171
A. KESIMPULAN 171
B. TINDAK LANJUT 172

KUNCI JAWABAN 173

DAFTAR PUSTAKA 175

Program Keahlian : Level : Tanggal: PRO20TI02103


Teknik Komputer & Informatika Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Instalasi Sistem Operasi Teknologi Informasi iii
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 1. Posisi Intervening Variable 8


Gambar 2. Stimulus Diskriminatif dan Perampatan Stimulus 14
Gambar 3. Shaping 16
Gambar 4. Bentuk-bentuk Belajar (menurut Ratna Wilis Dahar, 1996) 27
Gambar 5. Hierarki kebutuhan Maslow 37

Program Keahlian : Level : Tanggal: PRO20TI02103


Teknik Komputer & Informatika Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Instalasi Sistem Operasi Teknologi Informasi iv
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 1. Fase Kehidupan dari Buhler 36


Tabel 2. Perbedaan Teacher Centered dan Student Centered 78
Tabel 3. Karakteristik Teacher Centered dan Student Centered 80
Tabel 4. Deskripsi Langkah Pembelajaran 87

Program Keahlian : Level : Tanggal: PRO20TI02103


Teknik Komputer & Informatika Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Instalasi Sistem Operasi Teknologi Informasi v
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

A. PETUNJUK BAGI PESERTA DIKLAT

Untuk memperoleh hasil belajar secara maksimal, langkah-langkah yang perlu


dilaksanakan dalam menggunakan modul ini adalah :

a. Bacalah dengan seksama uraian-uraian materi yang ada pada masing-masing


materi pokok. Bila ada materi yang kurang jelas, peserta Diklat dapat bertanya
pada instruktur/fasilitator pengampu materi.
b. Kerjakan tugas dan latihan untuk mengetahui tingkat pemahaman terhadap materi
yang dibahas.
c. Untuk kegiatan belajar yang terdiri dari teori dan praktik, perhatikanlah hal-hal
berikut:
1) Perhatikan petunjuk-petunjuk keselamatan kerja yang berlaku.
2) Pahami setiap langkah kerja (prosedur praktikum) dengan baik.
3) Sebelum melaksanakan praktikum, lakukan identifikasi peralatan dan bahan
yang diperlukan.
4) Gunakan alat sesuai prosedur pemakaian yang benar.
5) Bila kegiatan praktikum belum jelas, silahkan bertanya pada instruktur
pengampu materi.
6) Setelah selesai, kembalikan alat dan bahan ke tempat semula
7) Jika belum menguasai materi yang diharapkan, lakukan pengulangan pada
materi pokok sebelumnya atau bertanya kepada instruktur yang mengampu
materi.

B. PETUNJUK BAGI WIDYAISWARA


Dalam setiap kegiatan belajar guru atau instruktur berperan untuk :

Program Keahlian : Level : Tanggal: PRO20TI02103


Teknik Komputer & Informatika Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Instalasi Sistem Operasi Teknologi Informasi vi
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

a. Membantu peserta diklat dalam merencanakan proses belajar


b. Membimbing peserta diklat melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam
tahap belajar
c. Membantu peserta diklat dalam memahami konsep, praktik baru, dan menjawab
pertanyaan peserta diklat mengenai proses belajar peserta diklat
d. Membantu peserta diklat untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan
lain yang diperlukan untuk belajar.
e. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan

Program Keahlian : Level : Tanggal: PRO20TI02103


Teknik Komputer & Informatika Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Instalasi Sistem Operasi Teknologi Informasi vii
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

PETA KOMPETENSI

POSISI MODUL

KODE UNIT
NAMA UNIT KOMPETENSI WAKTU
KOMPETENSI

PED0100000-00 Pengembangan Peserta Didik 4 JP

PED0200000-00 Teori Belajar dan Prinsip Pembelajaran yang 8 JP


mendidik

PED0300000-00 Pengembangan Kurikulum 8 JP

PED0400000-00 Pembelajaran Yang Mendidik 10 JP

PED0500000-00 Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi 2 JP


dalam Pembelajaran

PED0600000-00 Pengembangan potensi peserta didik 4 JP

PED0700000-00 Komunikasi efektif 2 JP

PED0800000-00 Penilaian dan evaluasi pembelajaran 5 JP

PED0900000-00 Pemanfaataan hasil penilaian dan evaluasi 4 JP


pembelajaran

PED0100000-00 Tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas 8 JP


pembelajaran.

Program Keahlian : Level : Tanggal: PRO20TI02103


Teknik Komputer & Informatika Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Instalasi Sistem Operasi Teknologi Informasi viii
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Belajar dapat didefinisikan sebagai kegiatan atau aktifitas kompleks manusia untuk
memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki sikap dan
perilaku serta mengokohkan kepribadian dengan tujuan untuk mengembangkan
pribadi seutuhnya. Tugas pokok seorang guru adalah mengajar, sehingga guru
tersebut diwajibkan untuk menguasai empat kompetensi yaitu kompetensi
pedagogik, kompetensi sosial, kompetensi kepribadian dan kompetensi profesional.
Kompetensi yang berkaitan dengan pelaksanaan proses pembelajaran adalah
kompetensi pedagogik. Agar proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru
berjalan dengan baik dan lancar serta tujuan dapat tercapai secara optimal, maka
diperlukan dasar-dasar teori yang dapat menunjang pelaksanaan pembelajaran.
Salah satu teori yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam mengimplementasikan
kegiatan pembelajaran adalah teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang
mendidik serta berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran
yang mendidik secara kreatif dalam mata pelajaran yang diampu. Oleh karena itu
teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik serta berbagai
pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif
merupakan salah satu mata diklat yang diberikan dalam diklat kompetensi
pedagogik.

B. DESKRIPSI PEMBELAJARAN

Modul teori belajar dan prinsip pembelajaran yang mendidik ini berisi tentang materi
yang berkaitan dengan berbagai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang
mendidik yang terdiri dari teori belajar behavioristik, cognitivisme, contructivisme,
teori belajar humanistic dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik. Disamping

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 1
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

itu juga berisi berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang
mendidik yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran.

C. TUJUAN PEMBELAJARAN

Secara umum tujuan pembelajaran ini memahamkan kepada peserta pembelajaran


tentang teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik. Kompetensi
dasar dan indikator yang akan dicapai antara lain sebagai berikut:

1. Kompetensi Dasar

a. Memahami berbagai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang


mendidik terkait dengan mata pelajaran yang diampu.

b. Menerapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran


yang mendidik secara kreatif dalam mata pelajaran yang diampu.

2. Indikator Keberhasilan

a. Berbagai teori belajar (behaviorisme, kognitifisme, konstruktifisme, dan


Humanisme) dijelaskan dengan benar
b. Berbagai teori belajar (behaviorisme, kognitifisme, konstruktifisme, dan
Humanisme) dipilih sesuai dengan tujuan belajar.
c. Prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik menurut Rothwal dijelaskan dengan
tepat.
d. Pendekatan pembelajaran teacher center dan student center dijelaskan dengan
tepat .
e. Pendekatan pembelajaran saintifik diterapkan sesuai dengan karakteristik
materi yang akan diajarkan
f. Berbagai strategi/model pembalajaran (Problem based learning, Project based
learning, Discovery learning dan inquiry learning) dibedakan dengan tepat.

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 2
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

g. Berbagai strategi/model pembalajaran (Problem based learning, Project based


learning, Discovery learning dan inquiry learning) diterapkan sesuai dengan
karakteristik materi pelajaran.
h. Berbagai metoda dan teknik pembalajaran dijelaskan dengan benar
i. Berbagai metoda dan teknik pembelajaran diterapkan sesuai dengan tujuan
pembelajaran.

D. MATERI POKOK DAN SUBMATERI POKOK

Modul teori belajar & prinsip pembelajaran yang mendidik disajikan secara ringkas
sbb:
I. TEORI BELAJAR DAN PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN YANG MENDIDIK
1. Teori belajar :
a. Teori belajar behavioristik
b. Teori belajar Cognitivisme
c. Teori belajar Contructivisme
d. Teori belajar Humanistik
2. Prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik
a. Prinsip pembelajaran
b. Implikasi prinsip pembelajaran dalam proses belajar mengajar
c. Prinsip pembelajaran berdasarkan peraturan yang berlaku

II. PENDEKATAN, STRATEGI, METODE, DAN TEKNIK PEMBELAJARAN


YANG MENDIDIK
1. Pendekatan Pembelajaran
a. Pengertian
b. Jenis Pendekatan Pembelajaran
c. Perbedaan Teacher Centered Approach dan Student Centered Approach
d. Kelebihan dan Kekurangan Student Centered Approach & Teacher
Centered Approach

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 3
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

e. Pendekatan Ilmiah (Saintifik)


2. Strategi Pembelajaran
a. Pengertian Strategi Pembelajaran
b. Jenis Strategi Pembelajaran
c. Faktor Yang Mempengaruhi Strategi Pembelajaran
d. Prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran
3. Metode dan Teknik Pembelajaran
a. Pengertian
b. Macam Metode Pembelajaran
c. Ciri Metode Pembelajaran Efektif dan Faktor Pemilihannya
d. Teknik Pembelajaran

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 4
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

KEGIATAN PEMBELAJARAN 1

TEORI BELAJAR DAN PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN YANG MENDIDIK

A. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR KEBERHASILAN

Kompetensi Dasar

Memahami berbagai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik


terkait dengan mata pelajaran yang diampu.

Indikator keberhasilan

1. Berbagai teori belajar (behaviorisme, kognitifisme, konstruktifisme, dan


Humanisme) dijelaskan dengan benar

2. Berbagai teori belajar (behaviorisme, kognitifisme, konstruktifisme, dan


Humanisme) dipilih sesuai dengan tujuan belajar.

3. Prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik menurut Rothwal dijelaskan dengan


tepat.

B. TUJUAN PEMBELAJARAN

Kegiatan pembelajaran 1 ini secara umum bertujuan agar peserta dapat memahami
tentang: teori pembelajaran khususnya teori belajar Behaviorisme, teori belajar
Kognitifisme, teori belajar Konstruktifisme, dan teori belajar Humanisme; serta prinsip-
prinsip belajar yang mendidik menurut Rothwal.

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 5
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

C. URAIAN MATERI

1. TEORI BELAJAR

Manusia memang terus berkembang dan memiliki rasa ingin tahu yang kuat. Hal inilah
yang mendorong manusia untuk terus belajar. Oleh karena itu, belajar dapat
didefinisikan sebagai, kegiatan psiko-fisik-sosio menuju ke perkembangan pribadi
seutuhnya (Suprijono, 2011). Definisi lain mengenai belajar dikemukakan oleh Suyono
dan Hariyanto (2011) yaitu belajar merupakan suatu aktifitas atau proses untuk
memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap,
dan mengokohkan kepribadian. Sedangkan menurut Dimyati dan Mudjiono (2009, 7),
belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Dari ketiga pandangan
tersebut, dapat disimpulkan bahwa belajar dapat didefinisikan sebagai kegiatan atau
aktifitas kompleks manusia untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan
keterampilan, memperbaiki sikap dan perilaku serta mengokohkan kepribadian dengan
tujuan untuk mengembangkan pribadi seutuhnya.

Sedangkan terdapat perbedaan definisi belajar yang dikemukakan oleh beberapa ahli.
Skinner berpandangan bahwa belajar merupakan suatu proses adaptasi atau
penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progressif (Sagala, 2012). Menurut
Gagne belajar merupakan kegiatan yang kompleks dan hasil belajar berupa kapabilitas
yang disebabkan oleh stimulus yang berasal dari lingkungan dan proses kognitif yang
dilakukan oleh pelajar (Dimyati dan Mudjiono, 2009). Pendapat berbeda dikemukan
oleh Carl. R. Gogers yaitu praktek pendidikan menitikberatkan pada segi pengajaran,
bukan pada siswa yang belajar (Sagala, 2012). Piaget berpendapat bahwa
pengetahuan dibentuk individu dari hasil interaksi terus menerus dengan lingkungan
(Dimyati dan Mudjiono, 2009).

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 6
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

Dari pandangan-pandangan belajar dari beberapa ahli tersebut, munculah teori belajar.
Teori belajar merupakan upaya untuk mendeskripsikan bagaimana manusia belajar,
sehingga membantu kita semua memahami proses inhern yang kompleks dari belajar.
Dalam panduan aplikasi teori-teori belajar dinyatakan bahwa konsep-konsep dan
prinsip-prinsip belajar yang bersifat teoritis dan telah teruji kebenarannya melalui
eksperimen disebut sebagai teori belajar (Cahyon Agus, 2013). Ada beberapa
perspektif dalam teori belajar, yaitu Behaviorisme, Kognitivisme, Konstruktivisme dan
Humanistik.

a. Teori Belajar Behavioristik

Teori Belajar Classical Conditioning dari Pavlov, Connectionisin dari Thorndike, dan
Behaviorism dari Watson merupakan teori-teori dasar dari aliran perilaku yang menjadi
tonggak sejarah aliran perilaku dalam teori belajar. Teori-teori ini kemudian
dikembangkan dan atau dimodifikasi oleh berbagai ahli menjadi beragam teori-teori
baru dalam aliran perilaku, yang kemudian disebut aliran perilaku baru (neo-
Behaviorism). Tercatat ahli-ahli yang tergabung dalam aliran perilaku baru antara lain,
Clark Hull dengan teori Sistem Perilaku, Edwin Guthrie dergan teori "Contiguity", dan
B.F. Skinner dengan teori "Operant Conditioning", dan lain-lain.

Pada dasarnya, sebagaimana teori-teori belajar dalam aliran perilaku, teori-teori dari
Hull, Guthrie, dan Skinner memiliki premis dasar yang sama dengan teori-teori
pendahulunya, yaitu sama-sama berlandaskan pada interaksi antara stimulus dan
respons. Namun demikian, teori-teori Hull, Guthrie dan Skinner berbeda dengan teori-
teori pendahulunya dalam hal identifikasi terhadap faktor-faktor khusus yang dianggap
berpengaruh terhadap belajar. Teori-teori Hull, Guthrie, dan Skinner relatif banyak
mempengaruhi proses pembelajaran dalam dunia pendidikan sekarang ini karena
kemutakhirannya.

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 7
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

1). Teori Systematic Behavior - Clark Hull

Clark L. Hull (1884-1952) sangat mengagumi Teori Refleks Terkondisi dari Pavlov.
Berangkat dari teori Pavlov, Hull kemudian menerbitkan makalah-makalah teoretis
yang memodifikasi teori Pavlov. Konsep utama dari teori Hull adalah kebiasaan,
yang disimpulkan dari berbagai penelitian tentang kebiasaan dan respons terkondisi
yang dilakukan Hull melalui percobaan terhadap binatang. Perilaku yang kompleks,
menurut Hull, diasumsikan berasal dari hasil belajar terhadap bentuk-bentuk
perilaku yang sederhana. Dalam upaya mematangkan teorinya, Hull juga
menggunakan dalil sebab-akibat dari Thorndike lalu menggabungkannya dengan
hasil temuannya.

Pada dasarnya dalam teorinya, Hull menyatakan bahwa interaksi antara stimulus
dan respons tidaklah sederhana sebagaimana adanya. Menurut Hull, ada proses
lain dalam diri seseorang (atau organisme) yang mempengaruhi interaksi antara
stimulus dan respons. Proses tersebut disebut oleh Hull sebagai variabel
"intervening" (yang berpengaruh).

Posisi "intervening variable" dalam mempengaruhi terjadinya respons, digambarkan


Hull sebagai berikut.

Variabel Input Intervening Variabel Variabel Output

Kekurangan air
Makan kue asin Jumlah air yg diminum
Upaya mencari air
Haus

Kekeringan Jumlah yg akan dibayar untuk memperoleh air

Gambar 1. Posisi Intervening Variable

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 8
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

Hull memberi contoh rasa haus sebagai salah satu "intervening variable". Menurut
Hull, situasinya adalah binatang diberi makanan yang asin, atau tidak diberi minum
untuk sekian lama. Situasi ini merupakan "input variable". Rasa haus timbul akibat
dari situasi tersebut. Kemudian, untuk mengatasi rasa haus, binatang akan
melakukan bermacam-macum aksi, seperti mengais, mencari-cari air, dan lain-lain,
bahkan binatang akan melakukan hal-hal lain apa saja untuk memperoleh air
(sebagai imbalan atas air yang diperolehnya).

Hull percaya bahwa dalam asosiasi antara stimulus terhadap respons, ada faktor
kebiasaan sebagai "intervening variable". Intensitas kebiasaan tersebut menentukan
intensitas asosiasi yang terjadi. Proses belajar menurut Hull merupakan upaya
menumbuhkan kebiasaan melalui serangkaian percobaan. Untuk dapat memperoleh
kebiasaan diperlukan adanya penguatan dalam proses percobaan. Namun, Hull
juga menyatakah bahwa penguatan bukan satu-satunya faktor yang menentukan
dalam pengembangan kebiasaan, karena pengembangan kebiasaan lebih utama
dipengaruhi oleh banyaknya percobaan yang dilakukan. Di samping itu, proses
belajar juga dipengaruhi oleh berbagai faktor lain (non-learning factors) yang
berinteraksi langsung terhadap reaksi potensial yang timbul.

Pada akhirnya, Hull mengembangkan teorinya menjadi suatu teori yang sangat
kuantitatif. Hull mencoba mengukur intensitas respons dalam bentuk nilai kuantitatif,
dan mencoba menentukan nilai numerik yang tepat untuk membuat persamaan
tentang hubungan antara "intervening variable" terhadap variabel bebas maupun
variabel terikat. Upaya kuantifikasi ini dilakukan Hull dalam rangka memprediksi
secara kuantitatif hasil dari percobaan terhadap perilaku. Dengan kata lain, respons
dan atau kebiasaan dapat diprediksi secara kuantitatif dan tepat melalui rumus-
rumus tentang interaksi berbagai faktor yang mempengaruhinya.

Walaupun banyak kritik terhadap teori Systematic Behavior dari Hull, namun tak
dapat disangkal bahwa teori Hull merupakan karya dan pencapaian terbesar pada
masanya. Teori Hull sangat lengkap, menyeluruh, dan detil sehingga dengan mudah

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 9
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

terlihat kelebihan dan kekurangannya. Teori Hull juga mempunyai banyak pengikut
antara lain adalah murid-muridnya, yang telah mengembangkan teori Hull
sedemikian rupa sehingga menjadi karya yang paling berpengaruh dalam dunia
psikologi belajar sejak tahun 1940-an.

2). Teori Contiguity - Edwin R. Guthrie

Teori Contiguity dari Edwin R. Guthrie (1886-1959) dikenal juga dengan nama teori
Contiguous Conditioning. Teori ini berangkat dari dua teori dasar dalam aliran
perilaku, yaitu teori Thorndike dan teori Pavlov, namun juga sangat dipengaruhi oleh
teori Watson.

Menurut Thorndike ada dua jenis proses belajar, yaitu: 1) proses pemilihan respons
(respons selection) dan mengaitkannya dengan stimulus, sesuai dengan dalil sebab
akibat, dan 2) perampatan stimulus (associative shifting) di mana respons terhadap
stimulus yang satu akan dimunculkan terhadap stimulus lain yang dipasangkan
bersama. Bagi Thorndike prinsip utama adalah proses pemilihan respons dan
pengaitan dengan stimulus yang terjadi dalam proses coba-coba, sedangkan proses
perampatan merupakan prinsip tambahan saja. Namun, bagi Guthrie, proses
perampatan stimulus justru menjadi titik fokus utama dalam teorinya. Guthrie relatif
tidak menerima dalil sebab akibat sebagaimana pandangan Thorndike. Hal-hal
tersebut yang menjadi perbedaan utama antara teori Thorndike dan teori Guthrie.

Dalil Guthrie yang pertama tentang proses belajar adalah kombinasi stimulus yang
diikuti dengan suatu gerakan, pada saat pengulangan berikutnya cenderung diikuti
lagi oleh gerakan tersebut. Dalil yang kedua menyatakan bahwa pola stimulus
mempunyai korelasi dan atau keterkaitan yang tinggi dengan respons yang
ditimbulkannya pertama kali. Dalil-dalil tersebut menjadi landasan bagi prinsip
kemutakhiran (recency principle), yang menyatakan bahwa jika belajar terjadi dalam

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 10
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

suatu proses coba-coba maka proses yang terakhir terjadi yang akan muncul
(terulang) lagi seandainya kombinasi stimulus yang sama dihadirkan kembali.

Berdasarkan teori Contiguity dari Guthrie, setiap individu mempunyai kapasitas


belajar yang berbeda. Dari hasil penelitiannya terhadap sejumlah binatang, Guthrie
menyatakan bahwa tidak semua binatang mempunyai tingkat sensitivitas yang
sama terhadap satu stimulus, dan tidak semua binatang memiliki indra yang sama
untuk menerima informasi. Di samping itu, menurut Guthrie, latihan akan
mengakomodasikan ataupun menghilangkan respons tertentu sehingga atas
kombinasi stimulus yang muncul dapat dihasilkan suatu respons yang menyeluruh
sebagaimana yang diharapkan yang dapat disebut sebagai suatu kinerja yang
berhasil. Guthrie percaya bahwa keterampilan mewakili sejumlah kebiasaan, oleh
karena itu belajar dapat dicapai sebagai akumulasi dari pengulangan-pengulangan.
Guthrie juga menyatakan bahwa motivasi mempengaruhi belajar secara tidak
langsung, yang terlihat melalui penyebab atau alasan individu melakukan sesuatu
(merespons). Reward atau penghargaan/pujian menurut Guthrie merupakan prinsip
yang sekunder. Penghargaan dapat berhasil dengan baik jika binatang memang
tidak dihadapkan pada situasi lain selain yang akan menghasilkan respons yang
benar. Penghargaan juga tidak memberi penguatan terhadap respons yang benar,
tetapi diakui bahwa penghargaan menghindari terjadinya pengurangan respons
yang benar. Sama dengan penguatan, hukuman juga berpengaruh terhadap belajar,
dan sangat ditentukan oleh alasan individu melakukan sesuatu. Secara umum,
Guthrie percaya bahwa alat prediksi yang paling baik terhadap belajar adalah
respons yang muncul terhadap stimulus dalam suatu proses yang terakhir terjadi.
Oeh karena itu proses belajar dapat dijelaskan melalui reaksi terkondisi yang akan
muncul berdasarkan pengalaman masa lalu, dan sesuai dengan prinsip asosiasi.

Perampatan belajar dapat terjadi dalam situasi yang baru karena adanya kesamaan
elemen atau komponen antara situasi/stimulus yang lama dengan situasi/stimulus
yang baru. Penekanan Guthrie terhadap konsep yang dikenal dengan nama

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 11
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

"movement-produced stimuli" atau stimulus yang menghasilkan gerakan terkondisi


merupakan modifikasi dari teori Thorndike. Namun demikian, menurut Guthrie, hasil
belajar yang diperoleh dipercaya bersifat permanen, sampai terjadi proses belajar
yang baru. Oleh karena itu, lupa dapat terjadi karena respons yang muncul dalam
proses belajar yang baru menggantikan hasil belajar yang sebelumnya. Proses lupa
ini terjadi secara bertahap, sama seperti hasil belajar juga diperoleh secara
bertahap melalui serangkaian proses belajar yang berulang.

Satu hal yang menjadi kritik terhadap teori Guthrie adalah bahwa Guthrie mencoba
memberikan jawaban yang relatif bersifat pasti terhadap segala permasalahan
dalam belajar, tanpa ada perubahan selama hampir lima puluh tahun. Dengan kata
lain, teori Guthrie lebih merupakan teori klasik yang tidak berkembang. Walaupun
demikian, harus diakui bahwa teori Guthrie memiliki kemampuan untuk menjelaskan
beragam fenomena belajar secara luas

3). Teori Operant Conditioning - Skinner

Walaupun menganut aliran perilaku, B.F. Skinner sama sekali tidak setuju dengan
teori reflek terkondisi dalam hubungan antara Stimulus-Respons dari Pavlov.
Menurut Skinner, penjelasan Pavlov atas hubungan antara stimulus dan respons
yang menghasilkan perubahan tingkah laku merupakan penjelasan yang tidak
lengkap. Skinner menyatakan bahwa teori Pavlov hanya berlaku bagi interaksi
antara stimulus dan respons yang sederhana saja. Padahal manusia dalam
menjalankan fungsinya memerlukan perilaku yang kompleks yang
mempersyaratkan terjadinya interaksi stimulus dan respons yang kompleks pula.
Dengan demikian, interaksi stimulus-respons dalam diri seorang individu tidaklah
sesederhana itu. Pada dasarnya setiap stimulus yang dimunculkan akan
berinteraksi satu dengan lainnya, dan interaksi ini yang akhirnya mempengaruhi
respons yang dihasilkan. Respons yang dihasilkan tersebut juga memiliki berbagai
konsekuensi (akibat) yang akhirnya akan mempengaruhi lagi perilaku individu. Oleh

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 12
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

sebab itu, menurut Skinner, kunci untuk memahami perilaku individu terletak pada
pemahaman kita terhadap hubungan antara stimulus satu dengan stimulus lainnya,
respons yang dimunculkan, dan juga berbagai konsekuensi yang diakibatkan oleh
respons tersebut.

Sebagai penganut aliran perilaku, Skinner setuju dengan pendapat Watson yang
mengatakan bahwa belajar merupakan proses perubahan perilaku. Ada enam
asumsi dasar dari teori Operant Conditioning, yaitu:

a) Hasil belajar merupakan perilaku yang dapat diamati;


b) Perubahan perilaku sebagai hasil belajar secara fungsional berhubungan
dengan perubahan situasi dalam lingkungan atau suatu kondisi;
c) Hubungan antara perilaku dan lingkungan dapat ditentukan hanya jika elemen-
elemen perilaku dan kondisi percobaan diukur secara fisik dan diamati
perubahannya dalam situasi yang terkontrol ketat;
d) Data yang dihasilkan oleh percobaan-percobaan terhadap perilaku merupakan
satu-satunya data yang dapat digunakan untuk mengkaji alasan munculnya
suatu perilaku;
e) Sumber data yang paling tepat adalah perilaku dari masing-masing individu;
f) Dinamika interaksi antara individu dengan lingkungannya bersifat relatif sama
untuk semua jenis makhluk hidup.

Pada awalnya, asumsi-asumsi tersebut digunakan sebagai landasan dari penelitian


yang dilakukan Skinner dalam bentuk serangkaian percobaan menggunakan tikus
dan merpati. Namun, pada akhirnya, keenam asumsi dasar tersebut menjadi
kesimpulan yang diambil oleh Skinner atas hasil percobaan yang dilakukannya.
Bahkan, Skinner menyatakan bahwa penelitian yang dilakukannya dalam situasi
laboratorium, ternyata dapat diaplikasikan kepada situasi perilaku manusia secara
umum.

Komponen proses belajar menurut Skinner terdiri dari stimulus yang diskriminatif
(discriminative stimulus) dan penguatan (positif dan negatif, serta hukuman) untuk

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 13
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

menghasilkan respons (perubahan tingkah laku). Stimulus yang diskriminatif


menurut Skinner merupakan stimulus yang selalu hadir untuk pemunculan suatu
respons. Kunci berwarna merah merupakan stimulus yang diskriminatif dalam
percobaan Skinner terhadap burung merpati. Jika merpati mematuk kunci merah
maka merpati akan memperoleh makanan. Setelah beberapa kali pengulangan, jika
kunci diganti warna maka merpati tidak akan mematuk. Makanan dalam hal ini
berfungsi sebagai faktor penguatan. Kemungkinan pemunculan respons dapat
dimaksimalkan dengan kehadiran stimulus yang diskriminatif. Jika ada stimulus lain
yang memiliki persamaan dengan stimulu-diskriminatif maka respons dapat
dimunculkan kembali. Misalnya, merpati akan mematuk tongkat bercahaya merah,
dan lain-lain Hal ini yang sering disebut sebagai perampatan stimulus (stimulus
generalization).

Gambar 2.
Stimulus Diskriminatif dan Perampatan Stimulus

Jika dalam teori Thorndike dikenal konsep reward maka dalam teori Skinner
digunakan istilah penguatan (reinforcement) yang berarti segala konsekuensi yang
mengikuti pemunculan suatu perilaku.

Konsekuensi ini memperkuat kemungkinan munculnya perilaku yang diharapkan.


Misalnya, jika merpati memperoleh makanan sebagai akibat mematuk kunci maka

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 14
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

merpati akan berusaha untuk selalu mematuk kunci (frekuensi mematuk kunci akan
meningkat). Untuk dapat menjadi efektif, penguatan, menurut Skinner, harus
diberikan langsung setelah pemunculan respons yang diharapkan.

Setiap penguatan yang memperkuat pemunculan respons yang benar disebut


penguatan yang positif, menurut Skinner. Namun demikian, ada jenis-jenis
penguatan yang melalui penghilangannya, justru memperkuat pemunculan respons
yang benar. Misalnya penguatan yang menggunakan kejut listrik, panas atau dingin
yang tinggi, dan juga tes mendadak di kelas. Tes mendadak di kelas diberikan
kepada siswa untuk meningkatkan proses belajar siswa. Jika tes mendadak tidak
diberikan lagi, dan pemahaman siswa terhadap pelajaran terus meningkat maka tes
mendadak tersebut berfungsi sebagai penguatan negatif.

Penggunaan penguatan negatif sering kali menghasiikan dampak pengiring berupa


emosi yang dikenal dengan nama anxiety (kecemasan) dan atau takut. Kecemasan
dan atau takut dapat diwujudkan secara operasional dengan hilangnya perhatian
dan minat terhadap kegiatan yang sedang berlangsung, dan atau secara fisik pergi
atau lari dari situasi yang dihadapi. Misalnya anak yang selalu dimarahi karena tidak
merapikan mainannya menjadi cemas dan atau takut pada saat orang tuanya
pulang kerja.

Penguatan positif merupakan stimulus yang merangsang pemunculan respons yang


benar, sedangkan penguatan negatif memperkuat pemunculan respons yang benar
melalui penghilangannya. Di samping penguatan, ada , hukuman, yang menurut
Skinner melibatkan proses pengurangan/penghilangan penguatan positif, dan atau
penambahan penguatan negatif. Skinner menekankan bahwa hukuman dapat
menghasilkan tiga dampak yang tidak diharapkan, yaitu hukuman hanya bersifat
sementara dalam menghilangkan respons yang tak diinginkan, hukuman dapat
mengakibatkan timbulnya perasaan yang tidak mengenakan, seperti malu, rasa
bersalah, dan lain-lain, dan yang terakhir, hukuman dapat meningkatkan
pemunculan perilaku yang dianggap mengurangi hadirnya stimulus yang tidak

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 15
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

menyenangkan (Misalnya, anak kecil berpura-pura sakit karena tidak mau mengikuti
tes mendadak). Secara umum, hukuman tidak menghasilkan perilaku yang positif.
Oleh sebab itu, Skinner lebih menganjurkan penggunaan penguatan daripada
hukuman jika ingin memperoleh respons yang benar.

Teori Skinner tidak hanya mencakup penjelasan terhadap proses belajar sederhana,
namun juga proses belajar kompleks, yang dikenal dengan nama "shaping"
(pembentukan). Proses "shaping" yang dilakukan secara bertahap akan
menghasilkan penguasaan terhadap perilaku yang kompleks melalui perancangan
(manipulasi) stimulus yang diskriminatif dan penguatan. Menurut Skinner, proses
"shaping" dapat menghasilkan perilaku yang kompleks yang tidak memiliki
kemungkinan untuk diperoleh secara alamiah atau dengan sendirinya. "Shaping"
yang berkelanjutan yang dilakukan untuk memperoleh perilaku kompleks, disebut
sebagai "program" oleh Skinner.

Kesimpulan yang diperoleh Skinner setelah melakukan serangkaian percobaannya


ialah bahwa: 1) setiap langkah dalam proses belajar perlu dibuat pendek-pendek,
berdasarkan tingkah laku yang pernah dipelajari sebelumnya; 2) untuk setiap
langkah yang pendek tersebut disediakan penguatan yang dikontrol dengan hati-
hati; 3) penguatan harus diberikan sesegera mungkin setelah respons yang benar
dimunculkan; 4) stimulus diskriminatif perlu dirancang sedemikian rupa agar dapat
diperoleh perampatan stimulus dan peningkatan keberhasilan belajar.

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 16
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

Gambar 3. Shaping

Skinner kemudian melanjutkan upayanya dalam mengkaji perilaku manusia dalam


serangkaian penelitian tentang teaching machine dan programmed instruction
(pembelajaran terprogram). Menggunakan konsep pembelajaran terprogram,
Skinner juga meneliti proses pembelajaran bagi anak-anak dengan keterbelakangan
mental dan proses pembelajaran bahasa. Dalam konsep pembelajaran terprogram
implisit adalah konsep kontrol yang oleh Skinner diupayakan agar berada di tangan
anak yang belajar. Oleh karena itu, bagi Skinner, konsep self-attriGutiorea dan self-
awareness (pengenalan diri sendiri - untuk kemudian dapat melakukan kontrol atas
program pembelajaran) menjadi sangat penting.

Dasar teori Skinner dan perkembangan teorinya selanjutnya menjadikan Skinner


seorang penganut aliran perilaku yang mempunyai nama dan pengaruh yang sangat
besar terhadap perkembangan teori belajar dalam aliran perilaku. Teori Operant
Conditioning dari Skinner percaya bahwa setiap individu harus diidentifikasi
karakteristik maupun perilaku awalnya untuk suatu proses shaping. Skinner
menyatakan, bahwa perilaku dapat dibentuk (dan juga dihilangkan) sehingga
(hampir) semua orang yang memperoleh latihan yang layak akan dapat memiliki
perilaku tertentu yang diinginkan. Di samping itu, teori Skinner percaya bahwa

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 17
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

pengkondisian suatu respons sangat tergantung kepada penguatan yang dilakukan


berulang-ulang secara berkesinambungan. Dengan demikian, latihan, termasuk
komponen penguatan di dalamnya, menjadi sangat penting dalam proses
pengkondisian.

Dalam hal motivasi, Skinner sangat percaya akan peran penguatan yang
memantapkan pemunculan suatu respons yang diharapkan dan juga peran
hukuman yang secara umum dapat menghilangkan pemunculan respons yang tidak
diharapkan. Skinner juga mengemukakan bahwa manusia dapat diajar untuk
"berpikir" atau "menjadi kreatif' melalui metode pemecahan masalah yang
melibatkan proses identifikasi masalah secara tepat (labeling), dan proses
mengaktifkan strategi (rule and or sequence) untuk memanipulasi variabel dalam
masalah tersebut sehingga diperoleh pemecahan masalahnya. Terakhir, teori
Operant Conditioning dari Skinner juga sangat percaya akan proses perampatan
hasil belajar. Dengan menggunakan istilah induksi, Skinner menjelaskan bahwa
perampatan terjadi berlandaskan pada proses induksi terhadap stimulus yang
derajat kompleksitasnya dan karakteristiknya mempunyai kesamaan dengan
stimulus diskriminatif yang sudah dipelajari.

b. Teori Belajar Kognitif

1) Pengertian Teori Kognitif

Istilah “Cognitive” berasal dari kata cognition artinya adalah pengertian, mengerti.
Pengertian yang luasnya cognition (kognisi) adalah perolehan, penataan, dan
penggunaan pengetahuan. Dalam pekembangan selanjutnya, kemudian istilah
kognitif ini menjadi populer sebagai salah satu wilayah psikologi manusia / satu
konsep umum yang mencakup semua bentuk pengenalan yang meliputi setiap
perilaku mental yang berhubungan dengan masalah pemahaman, memperhatikan,
memberikan, menyangka, pertimbangan, pengolahan informasi, pemecahan
masalah, pertimbangan, membayangkan, memperkirakan, berpikir dan keyakinan.

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 18
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

Termasuk kejiwaan yang berpusat di otak ini juga berhubungan dengan konasi
(kehendak) dan afeksi (perasaan) yang bertalian dengan rasa. Menurut para ahli
jiwa aliran kognitifis, tingkah laku seseorang itu senantiasa didasarkan pada
kognisi, yaitu tindakan mengenal atau memikirkan situasi dimana tingkah laku itu
terjadi.

Teori belajar kognitiv lebih mementingkan proses belajar dari pada hasil belajar itu
sendiri. Belajar tidak sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan respon,
lebih dari itu belajar melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks. Belajar
adalah perubahan persepsi dan pemahaman. Perubahan persepsi dan
pemahaman tidak selalu berbentuk perubahan tingkah laku yang bisa diamati.

2) Tokoh-tokoh Teori Belajar Kognitif

a).Jean Piaget Dengan Teori “Cognitive Developmental”

Dalam teorinya, Piaget memandang bahwa proses berpikir sebagai aktivitas


gradual dan fungsi intelektual dari konkret menuju abstrak. Dalam teorinya,
Piaget memandang bahwa proses berpikir sebagai aktivitas gradual dari fungsi
intelektual dari konkret menuju abstrak. Piaget adalah ahli psikolog
developmentat karena penelitiannya mengenai tahap tahap perkembangan
pribadi serta perubahan umur yang mempengaruhi kemampuan belajar individu.
Menurut Piaget, pertumbuhan kapasitas mental memberikan kemampuan-
kemapuan mental yang sebelumnya tidak ada. Pertumbuhan intelektuan adalah
tidak kuantitatif, melainkan kualitatif. Dengan kata lain, daya berpikir atau
kekuatan mental anak yang berbeda usia akan berbeda pula secara kualitatif.
Menurut Suhaidi Jean Piaget mengklasifikasikan perkembangan kognitif anak
menjadi empat tahap:

(1). Tahap sensory – motor : yaitu tahap perkembangan ranah kognitif yang terjadi
pada usia 0 - 2 tahun. Tahap ini diidentikkan dengan kegiatan motorik dan

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 19
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

persepsi yang masih sederhana.

(2). Tahap pre–operational, yaitu tahap perkembangan ranah kognitif yang


terjadi pada usia 2 - 7 tahun. Tahap ini diidentikkan dengan mulai digunakannya
symbol atau bahasa tanda, dan telah dapat memperoleh pengetahuan
berdasarkan pada kesan yang agak abstrak.

(3). Tahap concrete–operational, yaitu tahap perkembangan ranah kognitif


yang terjadi pada usia 7 - 11 tahun. Tahap ini dicirikan dengan anak sudah
mulai menggunakan aturan-aturan yang jelas dan logis. Anak sudah tidak
memusatkan diri pada karakteristik perseptual pasif.

(4). Tahap formal–operational, yaitu tahap perkembangan ranah kognitif yang


terjadi pada usia 11-15 tahun. Ciri pokok tahap yang terahir ini adalah anak
sudah mampu berpikir abstrak dan logis dengan menggunakan pola pikir
“kemungkinan”. Dalam pandangan Piaget, proses adaptasi seseorang dengan
lingkungannya terjadi secara simultan melalui dua bentuk proses, asimilasi dan
akomodasi. Asimilasi terjadi jika pengetahuan baru yang diterima seseorang
cocok dengan struktur kognitif yang telah dimiliki seseorang tersebut.
Sebaliknya, akomodasi terjadi jika struktur kognitif yang telah dimiliki seseorang
harus direkonstruksi/di kode ulang disesuaikan dengan informasi yang baru
diterima. Dalam teori perkembangan kognitif ini Piaget juga menekankan
pentingnya penyeimbangan (equilibrasi) agar seseorang dapat terus
mengembangkan dan menambah pengetahuan sekaligus menjaga stabilitas
mentalnya. Equilibrasi ini dapat dimaknai sebagai sebuah keseimbangan antara
asimilasi dan akomodasi sehingga seseorang dapat menyatukan pengalaman
luar dengan struktur dalamya. Proses perkembangan intelek seseorang berjalan
dari disequilibrium menuju equilibrium melalui asimilasi dan akomodasi

b). Jerome Bruner Dengan Teori “Discovery Learning”

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 20
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

Jerome Bruner dilahirkan dalam tahun 1915. Jerome Bruner, seorang ahli
psikologi yang terkenal telah banyak menyumbang dalam penulisan teori
pembelajaran, proses pengajaran dan falsafah pendidikan. Bruner setuju
dengan Piaget bahawa perkembangan kognitif kanak-kanak adalah melalui
peringkat-peringkat tertentu.

Pendewasaan pertumbuhan intelektual atau pertumbuhan kognitif seseorang


(Bruner dalam Dahar, 1989) adalah sebagai berikut :

(1) Pertumbuhan intlektual ditunjukan oleh bertambahnya ketidaktergantungan


respons dari sifat stimulus. Dalam pertumbuhan intlektual ini, adakalanya
kita melihat bahwa seorang anak mempertahankan suatu respons dalam
lingkungan stimulus yang berubah-ubah, atau belajar mengubah
responsnya dalam lingkungan stimulus yang tidak berubah. Sehingga
melalui pertumbuhan seseorang dapat memperoleh kebebasan dari
pengontrolan stimulus melalui proses–proses perantara yang mengubah
stimulus sebelum respons.
(2) Pertumbuhan intlektual tergantung pada bagaimana seseorang
menginternalisasikan peristiwa–peristiwa menjadi suatu system
penyimpanan (storage system) yang sesuai dengan lingkungan.
(3) Pertumbuhan intlektual menyangkut peningkatan kemampuan seseorang
untuk berkata pada dirinya sendiri atau kepada orang lain, dengan
pertolongan kata–kata dan symbol–symbol, apa yang telah dilakukannya
atau akan dilakukannya.

Bruner menekankan bahwa proses belajar akan berjalan dengan baik dan
kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan
suatu konsep, teori, aturan, atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia
jumpai dalam kehidupan. Bruner meyakini bahwa pembelajaran tersebut bisa
muncul dalam tiga cara atau bentuk, yaitu: enactive, iconic dan simbolic.

(1). Pembelajaran enaktif mengandung sebuah kesamaan dengan kecerdasan

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 21
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

inderawi dalam teori Piaget. Pengetahuan enaktif adalah mempelajari


sesuatu dengan memanipulasi objek–melakukan pengetahuan tersebut dari
pada hanya memahaminya. Anak didik sangat mungkin paham bagaimana
cara melakukan lompat tali („melakukan‟ kecakapan tersebut), namun tidak
terlalu paham bagaimana menggambarkan aktifitas tersebut dalam kata-
kata, bahkan ketika mereka harus menggambarkan dalam pikiran.
(2). Pembelajaran ikonik merupakan pembelajaran yang melalui gambaran;
dalam bentuk ini, anak-anak mempresentasikan pengetahuan melalui
sebuah gambar dalam benak mereka. Anak-anak sangat mungkin mampu
menciptakan gambaran tentang pohon mangga dikebun dalam benak
mereka, meskipun mereka masih kesulitan untuk menjelaskan dalam kata-
kata.
(3). Pembelajaran simbolik, ini merupakan pembelajaran yang dilakukan
melalui representasi pengalaman abstrak (seperti bahasa) yang sama sekali
tidak memiliki kesamaan fisik dengan pengalaman tersebut. Sebagaimana
namanya, membutuhkan pengetahuan yang abstrak, dan karena simbolik
pembelajaran yang satu ini serupa dengan operasional formal dalam proses
berpikir dalam teori Piaget.
Dalam model intruksional, Bruner memperkenalkan model yang dikenal
dengan nama belajar penemuan (Discovery learning). Dalam belajar
penemuan ini peserta didik akan berperan lebih aktif. Peserta didik
berusaha sendiri memecahkan masalah dan memperoleh pengetahuan
tertentu. Dengan cara ini akan memperoleh pengetahuan yang benar–benar
bermakna.

Menurut Dahar, pengetahuan yang diperoleh dengan belajar penemuan


mempunyai beberapa kebaikan, yakni :

(a). Pengetahuan itu bertahan lama atau lama dapat diingat atau lebih mudah
diingat, bila dibandingkan dengan pengetahuan yang dipelajari dengan

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 22
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

cara–cara lain.
(b). Hasil belajar penemuan mempunyai efek transfer yang lebih baik dari pada
prinsip belajar lainnya. Dengan kata lain, konsep dan prinsip yang dijadikan
milik kognitif seseorang lebih mudah diterapkan pada situasi baru.
(c). Secara menyeluruh belajar penemuan meningkatkan penalaran siswa dan
kemampuan untuk berfikir secara bebas. Secara khusus belajar penemuan
melatih ketrampilan kognitif siswa untuk menemukan dan memecahkan
masalah tanpa pertolongan orang lain.

Ciri khas Teori Pembelajaran Menurut Bruner

Ciri khas Teori Pembelajaran Menurut Bruner adalah :

1) Empat Tema tentang Pendidikan

(a). Tema pertama mengemukakan “pentingnya arti struktur pengetahuan”.


Hal ini perlu karena dengan struktur pengetahuan kita menolong siswa
untuk melihat, bagaimana fakta-fakta yang kelihatannya tidak ada
hubungan, dapat dihubungkan satu dengan yang lain.
(b). Tema kedua adalah tentang “kesiapan untuk belajar”. Menurut Bruner
kesiapan terdiri atas penguasaan keterampilan yang lebih sederhana
yang dapat mengizinkan seseorang untuk mencapai keterampilan yang
lebih tinggi.
(c). Tema ketiga adalah menekankan “nilai intuisi dalam proses pendidikan”.
Dengan intuisi, teknik-teknik intelektual untuk sampai pada formulasi
tentatif tanpa melalui langkah-langkah analitis untuk mengetahui apakah
formulasi itu merupakan kesimpulan yang sahih atau tidak.
(d). Tema keempat adalah tentang “motivasi atau keingianan untuk belajar
dan cara-cara yang tersedia pada para guru untuk merangsang motivasi
itu”.

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 23
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

2) Model dan Kategori


Pendekatan Bruner terhadap belajar didasarkan pada dua asumsi.
(a). Asumsi pertama adalah bahwa perolehan pengetahuan merupakan
suatu proses interaktif. Bruner yakin bahwa orang yang belajar
berinteraksi dengan lingkungannya secara aktif, perubahan tidak
hanya terjadi di lingkungan tetapi juga dalam diri orang itu sendiri.
(b). Asumsi kedua adalah bahwa orang mengkontruksi pengetahuannya
dengan menghubungkan informasi yang masuk dengan informasi yang
disimpan yang diperoleh sebelumnya, suatu model alam (model of the
world). Model Bruner ini mendekati sekali struktur kognitif Aussubel.
Setiap model seseorang khas bagi dirinya. Dengan menghadapi
berbagai aspek dari lingkungan kita, kita akan membentuk suatu
struktur atau model yang mengizinkan kita untuk mengelompokkan
hal-hal tertentu atau membangun suatu hubungan antara hal-hal yang
diketahui.

3). Belajar sebagai Proses Kognitif


Bruner mengemukakan bahwa belajar melibatkan tiga proses yang
berlangsung hampir bersamaan. Ketiga proses itu adalah
(a). memperoleh informasi baru,
(b). transformasi informasi dan
(c). menguji relevansi dan ketepatan pengetahuan.
Informasi baru dapat merupakan penghalusan dari informasi sebelumnya
yang dimiliki seseorang atau informasi itu dapat bersifat sedemikian rupa
sehingga berlawanan dengan informasi sebelumnya yang dimiliki
seseorang. Dalam transformasi pengetahuan seseorang mempelakukan
pengetahuan agar cocok dengan tugas baru. Jadi, transformasi
menyangkut cara kita memperlakukan pengetahuan, apakah dengan cara
ekstrapolasi atau dengan mengubah bentuk lain.

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 24
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

Ciri khas Teori Bruner dan perbedaannya dengan teori yang lain

Teori Bruner mempunyai ciri khas daripada teori belajar yang lain yaitu tentang
”discovery” yaitu belajar dengan menemukan konsep sendiri. Disamping itu,
karena teori Bruner ini banyak menuntut pengulangan-pengulangan, maka
desain yang berulang-ulang itu disebut ”kurikulum spiral”. Secara singkat,
kurikulum spiral menuntut guru untuk memberi materi pelajaran setahap demi
setahap dari yang sederhana ke yang kompleks, dimana materi yang
sebelumnya sudah diberikan suatu saat muncul kembali secara terintegrasi di
dalam suatu materi baru yang lebih kompleks. Demikian seterusnya sehingga
siswa telah mempelajari suatu ilmu pengetahuan secara utuh.

Bruner berpendapat bahwa seorang murid belajar dengan cara menemui


struktur konsep-konsep yang dipelajari. Anak-anak membentuk konsep dengan
melihat benda-benda berdasarkan ciri-ciri persamaan dan perbedaan. Selain itu,
pembelajaran didasarkan untuk merangsang siswa menemukan konsep yang
baru dengan menghubungkan kepada konsep yang lama melalui pembelajaran
penemuan.

c). David Ausubel Dengan Teori “Belajar Bermakna” (meaningful learning).


David Ausubel banyak mencurahkan perhatiannya pada pentingnya
mengembangkan potensi kognitif siswa melalui proses belajar bermakna
(meaningful learning) dan belajar verbal yang dikenal dengan expository
learning. Pandangan Ausubel tentang belajar ini sangat bertentangan dengan
ahli psikologi kognitif lainnya, yaitu Bruner dan Piaget. Menurut Ausubel, pada
dasarnya orang memperoleh pengetahuan melalui penerimaan, bukan melalui
penemuan. Konsep-konsep, prinsip, dan ide-ide yang disajikan pada siswa akan
diterima oleh siswa. Dapat juga konsep ini ditemukan sendiri oleh siswa. Suatu

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 25
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

konsep mempunyai arti bila sama dengan ide yang telah dimiliki, yang ada
dalam struktur kognitifnya. Agar konsep yang diajarkan berarti, harus ada
sesuatu di dalam kesadaran siswa yang bisa disamakan. Sesuatu itu adalah
"struktur kognitif'. Belajar bermakna adalah belajar yang disertai dengan
pengertian. Belajar bermakna akan terjadi apabila informasi yang baru diterima
siswa mempunyai kaitan erat dengan konsep yang sudah ada/diterima
sebelumnya dan tersimpan dalam struktur kognitifnya. Informasi baru ini juga
dapat diterima atau pelajari siswa tanpa menghubungkannya dengan konsep
atau pengetahuan yang sudah ada. Cara belajar seperti ini disebut belajar
menghafal. Untuk lebih jelas tentang bentuk-bentuk belajar menurut Ratna Wilis
lihat pada gambar 4.

Struktur Kognitif

Struktur kognitif didefinisikan sebagai struktur organisasional yang ada dalam


ingatan seseorang yang mengintegrasikan unsur-unsur pengetahuan yang
terpisah ke dalam suatu unit konseptual. Struktur kognitif berisi konsep-konsep
yang telah tersusun secara hierarki dan tetap berada dalam kesadaran siswa.
Konsep yang paling inklusif terletak di atas lalu berangsur-angsur pada konsep
yang spesifik sampai pada yang terakhir. Sehubungan dengan itu agar bahan
pelajaran mudah dipelajari, Ausubel (1963) berpendapat bahwa pengetahuan
diorganisasikan dalam ingatan seseorang secara hierarki. Oleh karena itu, ia
menyarankan supaya materi pelajaran disusun secara berurutan dari atas ke
bawah, dari yang paling inklusif/umum/abstrak hingga yang paling spesifik
(terinci); pembelajaran harus berjalan dari yang paling umum dan inklusif hingga
rinci, disertai contoh yang khas. Dengan pandangannya itu, Ausubel menolak
pendapat yang mengatakan bahwa belajar verbal akan mendorong siswa untuk
cenderung menghapal (bersifat verbalisme) atau mengulang-ulang hapalan
secara rutin. ini berisi konsep atau ide yang diberikan kepada siswa jauh
sebelum materi pelajaran yang sesungguhnya diberikan. Berdasarkan suatu

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 26
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

penelitian, pengaturan awal dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap


berbagai macam materi pelajaran. Pengaturan awal sangat berguna dalam
mengajarkan materi pelajaran yang sudah mempunyai struktur yang teratur.

Ada tiga hal yang dapat dicapai dengan menggunakan pengaturan awal, yaitu:

a) Pengaturan awal memberikan kerangka konseptual untuk belajar yang


bakal terjadi berikutnya;
b) Menjadi penghubung antara informasi yang sudah dimiliki siswa saat ini
dengan informasi baru yang akan diterima/dipelajari;
c) Berfungsi sebagai jembatan penghubung sehingga memperlancar proses
pengkodean pada siswa.

Pengaturan awal itu bermacam-macam bentuknya tetapi fungsinya sama, yaitu


meningkatkan kemampuan siswa untuk mengorganisasikan materi, belajar, dan
mengingat. Kebanyakan advance organizer berisi materi lama yang sudah
dikenal, baik oleh siswa namun masih mempunyai hubungan dengan materi
yang baru.

Ada dua bentuk organizer, yaitu :

a) Expository organizer : menyajikan gambar konsep yang relevan


b) Comparative organizer : menyajikan persamaan dan perbedaan antara dua
materi dari struktur kognitif yang sudah dimiliki.

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 27
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

Belajar dapat

Hafalan Bermakna

Materi disajikan Materi disajikan


dalam bentuk dalam bentuk
final final

Secara
penerimaan
Siswa menghafal Siswa
materi yang memasukkan
disajikan materi ke dalam
struktur kognitif
Siswa dapat
mengasimilasi
materi
pembelajaran
Materi ditemukan Siswa
oleh siswa menemukan
materi
Secara
penemuan
Siswa menghafal siswa
materi memasukkan
materi ke dalam
struktur kognitifi

Gambar 4: Bentuk-bentuk Belajar (menurut Ratna Wilis Dahar, 1996)

1) Progressive differentiation.

Menurut Ausubel pengembangan konsep berlangsung paling baik bila


dimulai dengan cara menjelaskan terlebih dahulu hal-hal yang umum terus
sampai kepada hal-hal yang khusus dan rinci disertai dengan pemberian
contoh-contoh. Untuk menerapkan strategi mengajar atau menyajikan
materi seperti ini perlu dilakukan analisis konsep. Analisis konsep dilakukan

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 28
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

untuk menemukan kemudian menghubungkan konsep utama dari mata


pelajaran sehingga dapat diketahui mana konsep yang paling utama dan
superordinat dan mana konsep yang lebih khusus dan subordinat. Konsep
yang diajarkan kepada siswa akan diterima dan diasosiasikan dengan
konsep yang ada dalam struktur kognitifnya, kemudian konsep ini akan
mengalami diferensiasi.

2) Rekonsiliasi integratif (integrative reconciliation).

Guru menjelaskan dan menunjukkan secara jelas perbedaan dan


persamaan materi yang baru dengan materi yang telah dijelaskan terlebih
dahulu yang telah dikuasai siswa. Dengan demikian siswa akan mengetahui
alasan dan manfaat matode yang akan dijelaskan tersebut.

3) Konsolidasi (consolidation).

Guru memberikan pemantapan atas materi pelajaran yang telah diberikan


untuk memudahkan siswa memahami dan mempelajari materi selanjutnya.

c. Teori Belajar Konstruktivisme

Konstruktivisme adalah sebuah filosofi pembelajaran yang dilandasi premis bahwa


dengan merefleksi pengalaman, kita membangun, mengkonstruksi pengetahuan kita
tentang dunia tempat kita hidup (Suyono dan Hariyanto, 2011). Sedangkan menurut
Cahyo (2013) konstruktivisme merupakan salah satu filsafat pengetahuan yang
menekan bahwa pengetahuan adalah buatan kita sendiri sebagai hasil konstruksi
kognitif melalui kegiatan individu dengan membuat struktur, kategori, konsep, dan
skema yang diperlukan untuk membangun pengetahuan tersebut. Trianto (2007) juga
berpendapat bahwa teori pembelajaran konstruktivisme merupakan teori pembelajaran

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 29
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

cognitive baru dalam psikologi pendidikan yang menyatakan bahwa siswa harus
menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi
baru dengan aturan-aturan lama dan merevisi apabila aturan-aturan itu tidak sesuai
lagi.

Dari ketiga definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa teori belajar kontruktivisme
merupakan teori belajar yang menuntut peserta didik mengkonstruksi kegiatan belajar
dan mentransformasikan informasi kompleks untuk membangun pengetahuan secara
mandiri.

Teori belajar konstruktivisme dibagi menjadi dua sudut pandang, yaitu menurut Piaget
dan Vygotsky.

1). Teori Belajar Konstruktivisme Piaget

Teori Piaget berlandaskan gagasan bahwa perkembangan anak bermakna


membangun struktur kognitif atau peta mentalnya yang diistilahkan
“schema/skema” atau konsep jejaring untuk memahami dan menanggapi
pengalaman fisik dalam lingkungan di sekeilingnya (Suyono dan Hariyanto, 2011).
Sedangkan menurut piaget, manusia memiliki struktur pengetahuan dalam
otaknya, seperti sebuah kota-kotak yang masing mempunyai makna berbeda-
beda. Dalam proses belajar terjadi dua proses yaitu proses organisasi informasi
dan adaptasi. Proses organisasi adalah proses ketika manusia menghubungkan
informasi yang diterima nya dengan struktur pengetahuan yang sudah disimpan
atau sudah ada sebelumnya dalam otak. Sedangkan proses adaptasi adalah
proses yang berisi dua kegiatan (Cahyo, 2013) yaitu: Pertama, menghubungkan
atau mengintegrasikan pengetahuan yang diterima manusia atau disebut asimilasi.
Kedua, mengubah struktur pengetahuan baru sehingga akan terjadi
kesinambungan (equilibrium).

Proses mengkonstruksi, sebagaimana dijelaskan Piaget, adalah sebagai berikut:

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 30
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

Skemata

Skema adalah suatu struktur mental atau kognitif yang dengannya seseorang
secara intelektual beradaptasi dan mengkoordinasi lingkungan sekitarnya. Skema
itu akan beradaptasi dan berubah selama perkembangan mental anak. Skema
bukanlah benda nyata yang dapat dilihat, melainkan suatu rangkaian proses dalam
sistem kesadaran orang, maka tidak memiliki bentuk fisik dan tidak dapat dilihat.
Skema adalah hasil kesimpulan atau bentukan mental, konstruksi hipotesis, seperti
intelek, kreativitas, kemampuan, dan naluri. Skema tidak pernah berhenti berubah
atau menjadi lebih rinci. Skema seorang anak berkembang menjadi skema orang
dewasa. Gambaran dalam pikiran anak menjadi semakin berkembang dan
lengkap. Misalnya anak yang sedang berjalan dengan ibunya melihat seekor kuda.
Lalu ibunya bertanya, “Apa nama binatang itu nak?” Karena anak tersebut baru
kali itu melihat kuda dan sudah sering melihat sapi, maka ia menjawab “Itu sapi”.
Anak tersebut melihat ada sesuatu yang sama antara kuda dengan konsep sapi
yang ia punyai, yaitu berkaki empat, bermata dua, bertelinga dua, dan berjalan
merangkak. Anak tersebut belum dapat melihat perbedaannya, melainkan melihat
kesamaannya antara sapi dengan kuda. Bila anak mampu melihat perbedaannya,
ia akan mengembangkan skemanya tentang kuda, tidak sebagai sapi lagi.

Asimilasi

Asimilasi adalah proses kognitif yang dengannya seseorang mengintegrasikan


persepsi, konsep, atau pengalaman baru ke dalam skema atau pola yang sudah
ada dalam pikirannya. Asimilasi dapat dipandang sebagai suatu proses kognitif
yang menempatkan dan mengklasifikasikan kejadian atau rangsangan yang baru
dalam skema yang telah ada. Asimilasi tidak menyebabkan perubahan skema,
melainkan memperkembangkan skema. Misalnya, seseorang yang baru mengenal
konsep balon, maka dalam pikiran orang itu memiliki skema “balon”. Kalau ia
mengempeskan balon itu kemudian meniupnya lagi sampai besar dan meletus

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 31
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

atau mengisinya dengan air sampai besar, ia tetap memiliki skema tentang balon.
Perbedaannya adalah skemanya tentang balon diperluas dan terici lebih lengkap,
bukan hanya sebagai balon yang menggelembung karena terisi udara, melainkan
balon dengan macam-macam sifatnya. Asimilasi merupakan salah satu proses
individu dalam mengadaptasikan dan mengoirganisasikan diri dengan lingkungan
baru sehingga pengertian orang itu berkembang.

Akomodasi

Seseorang dalam menghadapi rangsangan atau pengalaman yang baru, tidak


dapat mengasimilasikan pengalaman yang baru itu dengan skema yang telah ia
punyai. Pengalaman yang baru itu bisa jadi sama sekali tidak cocok dengan skema
yang telah ada. Dalam keadaan seperti ini orang itu akan mengadakan akomodasi,
yaitu (a) membentuk skema baru yang dapat cocok dengan rangsangan yang baru
atau (b) memodifikasi skema yang ada sehingga cocok dengan rangsangan itu.
Misalnya, seorang anak memiliki skema bahwa semua binatang berkaki dua atau
empat. Skema itu didapat dari abstraksinya terhadap binatang yang pernah
dijumpainya. Pada suatu ketika ia berjalan ke sawah dan menemukan banyak
binatang yang kakinya lebih dari empat. Anak tersebut merasakan bahwa skema
lamanya tidak cocok lagi dan terjadi konflik dalam pikirannya. Ia harus
mengadakan perubahan terhadap skema lamanya. Ia mengadakan akomodasi
dengan membentuk skema baru bahwa binatang dapat berkaki dua, empat, dan
atau lebih dari empat.

Skema seseorang dibentuk dengan pengalaman sepanjang waktu. Skema


menunjukkan taraf pengertian dan pengetahuan seseorang sekarang tentang
dunia sekitarnya. Karena skema itu suatu konstruksi, maka bukan tiruan dari
kenyataan dunia yang ada. Menurut Piaget, proses asimilasi dan akomodasi ini
terus berjalan dalam diri seseorang. Dalam contoh pengalaman anak di atas, ia

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 32
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

akan terus mengembangkan skemanya tentang kaki binatang bila dijumpainya


pengalaman yang berbeda, misalnya bahwa ada juga binatang yang tidak berkaki.

Equilibration

Proses asimilasi dan akomodasi perlu untuk perkembangan kognitif seseorang.


Dalam perkembangan intelek seseorang diperlukan keseimbangan antara
asimilasi dengan akomodasi. Proses ini disebut equilibrium, yaitu pengaturan diri
secara mekanis untuk mengatur keseimbangan proses asimilasi dan akomodasi.
Disequilibrium adalah keadaan tidak seimbang antara asimilasi dan akomodasi.
Equilibration adalah proses dari disequilibrium ke equilibrium. Proses tersebut
berjalan terus dalam diri individu melalui asimilasi dan akomodasi. Equilibration
membuat seseorang dapat menyatukan pengalaman luar dengan struktur
dalamnya (skema). Bila terjadi ketidakseimbangan, maka seseorang terpacu untuk
mencari keseimbangan dengan jalan asimilasi atau akomodasi.

Zone Of Proximal Development


Piaget dan Vygotsky merupakan dua tokoh utama konstruktivisme. Kedua tokoh ini
memandang bahwa peningkatan pengetahuan merupakan hasil konstruksi
pembelajaran dari pembelajar, bukan sesuatu yang “disuapkan” dari orang lain.
Kedua tokoh ini juga berpendapat bahwa belajar bukan semata pengaruh dari luar,
tetapi ada juga kekuatan atau potensi dari dalam individu yang belajar.

Meskipun memiliki kesamaan pandangan kedua tokoh ini juga memiliki perbedaan,
yaitu : 1) Piaget memandang pentahapan kognitif anak berdasarkan umur yang
kaku, semetara Vygotsky menyatakan bahwa dalam setiap tahapan itu terdapat
perbedaan kemampuan anak, 2) Piaget lebih menekankan pada perkembangan
kognitif anak sebagai manusia individu yang mandiri, sementara Vygotsky
mementingkan perkembangan kognitif anak sebagai makhluk sosial, dan
merupakan bagian integral dari masyarakat, dan 3) Piaget menamai potensi diri

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 33
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

anak sebagai skemata, sementara Vygotsky menyebutnya sebagai “Zone of


Proximal Development”.

Menurut konsep Zone of Proximal Development (ZPD), perkembangan psikologi


bergantung pada kekuatan sosial luar sekaligus pada kekuatan batin (inner
resources). Asumsi konsep dasar ini adalah bahwa perkembangan psikologis dan
pembelajaran tertanam secara sosial, dan untuk memahaminya kita harus
menganalisis masyarakat sekitar dan hubungan-hubungan sosialnya. Vygotsky
menyatakan bahwa anak mampu meniru tindakan yang melampaui kapasitasnya,
namun hanya dalam batas-batas tertentu. Ketika sedang meniru, anak sanggup
melakukan secara lebih baik bila dibimbing oleh orang dewasa dari pada
dilakukannya sendiri. Vygotsky (https://penembushayalan.wordpress.com.)
mendefinisikan ZPD sebagai jarak antara “tingkat perkembangan actual yang
tampak dari kemampuannya menyelesaikan tugas-tugas atau memecahkan
masalah secara mandiri, dan tingkat perkembangan potensial yang tampak dari
kemampuan seseorang dalam menyelesaikan tugas atau pemecahan masalah
dibawah bimbingan orang dewasa”. Oleh karena itu ZPD, merupakan perangkat
analitik yang diperlukan untuk merencanakan pembelajaran dan pembelajaran
yang berhasil harus menciptakan ZPD yang merangsang serangkaian proses
perkembangan batiniah.

Konsep sentral lain dalam karya Vygotsky adalah “pembicaraan batin” (inner
speech). Konsep ini muncul dari penjelajahan Vygotsky untuk menemukan
hubungan antara tindakan pikiran yang tidak terlihat dengan bahasa sebagai
fenomena kebudayaan, yang bisa dijelaskan dengan analisis obyektif.
Pembicaraan batin atau pembicaraan dengan diri sendiri merupakan masalah
utama dalam persoalan hubungan antara pikiran dan bahasa. Para behavioris
menyatakan bahwa pikiran hanyalah pembicaran subvocal, pembicaraan lahiriah
yang tumbuh sangat kecil. Vigotsky bertentangan dengan behavioris, menegaskan
bahwa pikiran berkembang untuk merefleksikan kenyataan sosial. Proses

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 34
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

komunikasi dengan orang lain menghasilkan perkembangan makna kata yang


kemudian membentuk struktur kesadaran. Pembicaraan batiniah tidak mungkin
ada tanpa interaksi sosial. Namun sama dengan Piaget, sumber belajar terutama
emerge from within (muncul dari dalam)

2). Teori Belajar Konstruktivisme Vygotsky

Menurut Vygotsky bahwa pembelajaran terjadi apabila anak bekerja atau belaja
menangani tugas-tugas yang belum dipelajari namun tugas-tugas itu masih berada
dalam jangkauan kemampuan atau tugas-tugas tersebut berada dalam zone of
proximal development (Trianto, 2007).

a). Ciri dan Prinsip Teori Belajar Konstruktivisme

Ciri-ciri pembelajaran secara konstruktivisme menurut Cahyo (2013) adalah


menekakan pada proses belajar, mendorong terjadinya kemandirian dan inisiatif
belajar pada siswa, berpandangan bahwa belajar merupakan suatu proses bukan
menekankan pada hasil, mendorong siswa untuk mampu melakukan penyelidikan,
mendorong berkembangnya rasa ingin tahu secara alami, penilaian belajar lebih
menekankan pada kinerja dan pemahaman siswa, sangat mendukung terjadinya
belajar kooperatif, banyak menggunakan terminology kognitif untuk menjelaskan
proses pembelajaran, seperti: prediksi, inferensi, kreasi, dan analisis, dll.

Sedangkan prinsip-prinsip konstruktivisme yang diterapkan dalam proses belajar-


mengajar adalah pengetahuan dibangun oleh siswa, pengetahuan tidak dapat
dipindahkan dari guru ke murid kecuali hanya dengan keaktifan murid itu sendiri,
murid aktif mengontruksi secara terus menerus sehingga terjadi perubahan konsep
ilmiah, guru sekedar membantu menyediakan saran dan situasi agar proses
konstruksi berjalan lancar, mencari dan menilai pendapat siswa, dan
menyesuaikan kurikulum untuk menanggapi anggapan siswa.

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 35
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

b). Implikasi Konstruktivisme terhadap Pembelajaran

Pendekatan konstruktivisme mementingkan pengembangan lingkungan belajar


yang meningkatkan pembentukan pengertian dari prespektif ganda, dan informasi
yang efektif atau control eksternal yang teliti dari peristiwa-peristiwa yang ketat,
dihindari sama sekali. Untuk maksud tersebut, guru perlu melalukan hal-hal
berikut: menyajikan masalah-masalah aktual kepada siswa dalam konteks yang
sesuai dengan tingkat perkembangan siswa, pembelajaran distruktur di sekitar
konsep-konsep primer, memberi dorongan kepada siswa untuk mengajukan
pertanyaan sendiri, memberikan siswa untuk menemukan jawaban dari
pertanyaan sendiri, memberanikan siswa mengemukakan pandapat dan
menghargai sudut pandangnya, menganjurkan siswa bekerja dalam kelompok,
dan menilai proses dan hasil belajar siswa dalam konteks pembelajaran.

d. Teori Belajar Humanistik

Humanistic theory telah dilukiskan sebagai angkatan ketiga dalam psikologi modern.
Teori ini menolak determinisme Freud dari instink dan determinisme lingkungan dari
teori pembelajaran. Pendukung humanis memiliki pandangan yang sangat positif dan
optimis tentang kodrat manusia. Pandangan humanistik menyatakan bahwa manusia
adalah agen yang bebas dengan kemampuan superior untuk menggunakan simbol-
simbol dan berpikir secara abstrak. Jadi, orang mampu membuat pilihan yang cerdas,
untuk ber-tanggungjawab atas perbuatannya, dan menyadari potensi penuhnya
sebagai orang yang mengaktualisasikan diri. Humanist memiliki pandangan holistik
mengenai perkembangan manusia, yang melihat setiap orang sebagai makhluk
keseluruhan yang unik dengan nilai independen. Dalam pandangan holistik, seseorang
lebih dari sekedar kumpulan dorongan, instink, dan pengalaman yang dipelajari. Tiga
tokoh terkemuka Psikologi humanistik adalah Charlotte Buhler (1893–1974), Abraham
Maslow (1908–1970), dan Carl Rogers (1902–1987).

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 36
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

1). Teori Tahap Perkembangan Buhler

Charlotte Buhler, seorang psikolog Wina, adalah ketua pertama dari Asosiasi
Psikologi Humanistik. Buhler menolak anggapan dari para psikoanalis bahwa pemulihan
homeostasis psikologis (keseimbangan) melalui pelepasan ketegangan
merupakan tujuan dari manusia. Menurut teori Buhler, tujuan riil/nyata dari
manusia adalah pemenuhan yang dapat mereka capai dengan
pencapaian/prestasi dalam diri mereka dan di dunia. Kecenderungan dasar
manusia adalah aktualisasi diri, atau realisasi diri, sehingga pengalaman puncak
dari kehidupan muncul melalui kreativitas. Buhler menekankan peran aktif yang
manusia mainkan melalui inisiatif mereka sendiri dalam memenuhi tujuan. Tabel 1
menjelaskan fase yang diuraikan oleh Buhler. Dalam tahap terakhir dari
kehidupan, banyak manusia mengevaluasi total eksistensi mereka dalam hal
pencapaian atau kegagalan.

Tabel 1. Fase Kehidupan dari Buhler

Fase Perkembangan

Fase 1 : 0 – 15 th Pertumbuhan biologis progresif; anak di rumah; hidup


berpusat pada kepentingan yang sempit, sekolah,
keluarga

Fase 2 : 16 – 27 th Pertumbuhan biologis lanjut, kedewasaan seksual;


perluasan aktivitas, penentuan diri; meninggalkan
keluarga, memasuki kegiatan independen dan relasi
personal

Fase 3 : 28 – 47 th Stabilitas biologis; periode puncak; periode yang lebih


baik dari pekerjaan profesional dan kreatif; banyak

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 37
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

hubungan personal dan sosial

Fase 4 : 48 – 62 th Kehilangan fungsi produktif, penurunan kemampuan;


penurunan dalam aktivitas; kehilangan personal,
keluarga, ekonomi; transisi ke fase ini ditandai oleh krisis
psikologis; periode instrospeksi

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 38
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

Fase Perkembangan

Fase 5 : 63 th & > Penurunan biologis, meningkatnya penyakit;


pengunduran diri dari profesi; penurunan dalam
sosialisasi, tapi meningkat dalam hobi, pencarian individu;
periode retrospeksi, perasaan pemenuhan atau
kegagalan.

2). Teori Hierarkhi Kebutuhan Maslow

Abraham Maslow adalah salah satu tokoh paling berpengaruh dalam psikologi
humanistik. Dilahirkan dalam keluarga Yahudi Ortodok di New York, ia
memperoleh gelar Ph.D dalam Psikologi dari Columbia University di tahun 1934.
Menurutnya, perilaku manusia dapat dijelaskan sebagai motivasi untuk memenuhi
kebutuhan.

Gambar 5. Hierarki kebutuhan Maslow.

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 39
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

Dalam teori Maslow kebutuhan manusia dibagi mejadi beberapa tingkatan sebagai
berikut:

a) Fisiologis

Kebutuhan fisiologis merupakan hirarki kebutuhan manusia yang paling dasar


yang merupakan kebutuhan untuk dapat hidup seperti makan, minum,
perumahan, oksigen, tidur dan sebagainya.

b) Rasa Aman

Apabila kebutuhan fisiologis relatif sudah terpuaskan, maka muncul kebutuhan


yang kedua yaitu kebutuhan akan rasa aman. Kebutuhan akan rasa aman ini
meliputi keamanan akan perlindungan dari bahaya kecelakaan kerja, jaminan
akan kelangsungan pekerjaannya dan jaminan akan hari tuanya pada saat
mereka tidak lagi bekerja.

c) Sosial

Jika kebutuhan fisiologis dan rasa aman telah terpuaskan secara minimal,
maka akan muncul kebutuhan sosial, yaitu kebutuhan untuk persahabatan,
afiliasi dana interaksi yang lebih erat dengan orang lain. Dalam organisasi
akan berkaitan dengan kebutuhan akan adanya kelompok kerja yang kompak,
supervisi yang baik, rekreasi bersama dan sebagainya.

d) Penghargaan

Kebutuhan ini meliputi kebutuhan keinginan untuk dihormati, dihargai atas


prestasi seseorang, pengakuan atas kemampuan dan keahlian seseorang
serta efektifitas kerja seseorang.

e) Aktualisasi diri

Aktualisasi diri merupakan hirarki kebutuhan dari Maslow yang paling tinggi.
Aktualisasi diri berkaitan dengan proses pengembangan potensi yang
sesungguhnya dari seseorang. Kebutuhan untuk menunjukkan kemampuan,

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 40
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

keahlian dan potensi yang dimiliki seseorang. Malahan kebutuhan akan


aktualisasi diri ada kecenderungan potensinya yang meningkat karena orang
mengaktualisasikan perilakunya. Seseorang yang didominasi oleh kebutuhan
akan aktualisasi diri senang akan tugas-tugas yang menantang kemampuan
dan keahliannya.

Teori Maslow mengasumsikan bahwa orang berkuasa memenuhi kebutuhan


yang lebih pokok (fisiologis) sebelum mengarahkan perilaku memenuhi
kebutuhan yang lebih tinggi (perwujudan diri). Kebutuhan yang lebih rendah
harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum kebutuhan yang lebih tinggi seperti
perwujudan diri mulai mengembalikan perilaku seseorang. Hal yang penting
dalam pemikiran Maslow ini bahwa kebutuhan yang telah dipenuhi memberi
motivasi. Apabila seseorang memutuskan bahwa ia menerima uang yang
cukup untuk pekerjaan dari organisasi tempat ia bekerja, maka uang tidak
mempunyai daya intensitasnya lagi. Jadi bila suatu kebutuhan mencapai
puncaknya, kebutuhan itu akan berhenti menjadi motivasi utama dari perilaku.
Kemudian kebutuhan kedua mendominasi, tetapi walaupun kebutuhan telah
terpuaskan, kebutuhan itu masih mempengaruhi perilaku hanya intensitasnya
yang lebih kecil.

3) Teori Pertumbuhan Personal Rogers

Carl Rogers dibesarkan dalam keluarga yang sangat religius di daerah midwest
dan menjadi pendeta Protestan, yang lulus dari Union Theological Seminary di
New York. Selama karirnya sebagai pendeta, Rogers menjadi semakin tertarik
dengan konseling dan terapi sebagai cara melayani orang yang mengalami
masalah, dari siapa ia mengembangkan bentuk khusus terapi yang disebut client-
centered therapy. Teorinya didasarkan pada prinsip humanistik bahwa jika orang
diberi kebebasan dan dukungan emosional untuk bertumbuh, mereka bisa
berkembang menjadi manusia yang berfungsi secara penuh. Tanpa kesamaan

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 41
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

atau pengarahan, tetapi didorong dengan lingkungan yang menerima dan


memahami situasi terapeutik, orang akan memecahkan masalahnya sendiri dan
berkembang menjadi jenis individu yang mereka inginkan.

Rogers mengatakan bahwa tiap-tiap dari kita memiliki dua self/diri : diri yang kita
rasakan sendiri (“I” atau “me” yang merupakan persepsi kita tentang diri kita
sesungguhnya “real self”) dan diri kita yang ideal/diinginkan “self ideal” (yang kita
inginkan). Rogers menggambarkan pribadi yang berfungsi sepenuhnya adalah
pribadi yang mengalami penghargaan positif tanpa syarat. Ini berarti dia dihargai,
dicintai karena nilai adanya diri sendiri sebagai person sehingga ia tidak bersifat
defensif namun cenderung untuk menerima diri dengan penuh kepercayaan
(http://kristianawidi.blogspot.co.id). Selanjutnya Rogers mengajarkan bahwa
masing-masing dari kita adalah korban dari conditional positive regard
(memberikan cinta, pujian, dan penerimaan jika individu mematuhi norma orang
tua atau norma sosial) yang orang lain tunjukkan kepada kita. Kita tidak bisa
mendapatkan cinta dan persetujuan orang tua atau orang lain kecuali bila
mematuhi norma sosial dan aturan orang tua yang keras. Kita diperintahkan untuk
melakukan apa yang harus kita lakukan dan kita pikirkan. Kita dicela, disebutkan
nama, ditolak, atau dihukum jika kita tidak menjalani norma dari orang lain. Sering
kali kita gagal, dengan akibat kita mengembangkan penghargaan diri yang rendah,
menilai rendah diri sendiri, dan melupakan siapa diri kita sebenarnya.

Rogers mengatakan bahwa jika kita memiliki citra diri yang sangat buruk atau
berperilaku buruk, kita memerlukan cinta, persetujuan, persahabatan, dan
dukungan orang lain. Kita memerlukan unconditional positive regard (memberikan
dukungan dan apresiasi individu tanpa menghiraukan perilaku yang tak pantas
secara sosial), bukan karena kita pantas mendapatkannya, tapi karena kita adalah
manusia yang berharga dan mulia. Dengan itu semua, kita bisa menemukan harga
diri dan kemampuan mencapai ideal-self kita sendiri. Tanpa unconditional positive

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 42
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

regard kita tidak bisa mengatasi kekurangan kita dan menjadi orang yang
berfungsi sepenuhnya.

Rogers mengajarkan bahwa individu yang sehat, orang yang berfungsi


sepenuhnya, adalah orang yang telah mencapai keselarasan antara diri yang riil
(real self) dan diri yang dicitakan/diidamkan (ideal self), suatu situasi yang
menghasilkan kebebasan dari konflik internal dan kegelisahan. Jika ada
penggabungan antara apa yang orang rasakan tentang bagaimana dirinya dan apa
yang mereka inginkan, mereka mampu menerima dirinya, menjadi diri sendiri, dan
hidup sebagai diri sendiri tanpa konflik.

Teori ini mengajarkan orang untuk percaya pada diri sendiri dan menerima tanggungjawab
untuk pengembangan potensi penuhnya. Humanis juga menekankan bahwa orang
memiliki kebutuhan manusia yang nyata yang harus terpenuhi untuk pertumbuhan
dan perkembangan.

4). Teori Motivasi Prestasi Mc. Clelland

Konsep penting lain dari teori motivasi yang didasarkan dari kekuatan yang ada
pada diri manusia adalah motivasi prestasi. Menurut Mc Clelland seseorang
dianggap mempunyai apabila dia mempunyai keinginan berprestasi lebih baik dari
pada yang lain pada banyak situasi. Mc. Clelland (dalam Reksohadiprojo dan
Handoko, 1996) menguatkan pada tiga kebutuhan yaitu :

a) Kebutuhan prestasi tercermin dari keinginan mengambil tugas yang dapat


dipertanggung jawabkan secara pribadi atas perbuatan-perbuatannya. Ia
menentukan tujuan yang wajar dapat memperhitungkan resiko dan ia
berusaha melakukan sesuatu secara kreatif dan inovatif.
b) Kebutuhan afiliasi, kebutuhan ini ditujukan dengan adanya bersahabat.

c) Kebutuhan kekuasaan, kebutuhan ini tercermin pada seseorang yang ingin


mempunyai pengaruh atas orang lain, dia peka terhadap struktur pengaruh

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 43
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

antar pribadi dan ia mencoba menguasai orang lain dengan mengatur


perilakunya dan membuat orang lain terkesan kepadanya, serta selalu
menjaga reputasi dan kedudukannya.

5). Mc. Gregor : Teori X dan Y

Teori motivasi yang menggabungkan teori internal dan teori eksternal dikembangkan
oleh Mc. Gregor. Mc. Gregor merumuskan dua perbedaan dasar mengenai perilaku
manusia. Kedua teori tersebut disebut teori X dan Y.

Teori X :

a) Rata-rata karyawan malas tak suka bekerja


b) Karyawan cenderung tak berambisi meraih prestasi optimal dan menghindar
dari tanggung jawab.
c) Karyawan suka dibimbing, diperintah, diawasi dalam bekerja
d) Karyawan lebih mementingkan diri sendiri dari pada tujuan organisasi.

Teori Y:
a) Karyawan rata-rata rajin bekerja dan merasa kesal kalau tak bekerja
b) Umumnya karyawan suka memikul tanggung jawab dan mencari metode kerja
yang terbaik.
c) Umumnya karyawan berusaha mewujudkan tujuan organisasi, dengan
memberi kontribusi sebesar-besarnya dalam pencapaian tujuan.

6).Teori Motivasi F. Herzberg

Teori motivasi yang dikemukakan oleh Herzberg dan kelompoknya. Teori ini sering
disebut teori dua faktor. Kepuasan kerja diartikan sebagai perasaan seseorang
terhadap pekerjaannya sebagai penilaian seberapa jauh pekerjaannya memuaskan
kebutuhannya (Hoppeck). Kepuasan kerja berkaitan erat dengan sikap karyawan,

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 44
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

situasi kerja dan unsur kerjasama sehingga dapat menimbulkan hal-hal puas dan tidak
puas di dalam kerja.

a) Sumber kepuasan kerja (satisfier atau motivator) antara lain :


- Prestasi kerja
- Penghargaan/pengakuan
- Pekerjaan itu sendiri
- Tanggung jawab
- Kemajuan
- Pengembangan potensi individu
- dan lain sebagainya.

b) Sumber ketidak puasan kerja adalah :


- Kebijakan (policy) organisasi dan administrasi
- Cara-cara pengawasan
- Upah
- Hubungan
- Kondisi kerja
- Keamanan kerja
- Status
- dan lain sebagainya

2. PRINSIP PEMBELAJARAN YANG MENDIDIK

a. Prinsip Pembelajaran

Pembelajaran adalah proses interaksi antar peserta didik, antara peserta didik dengan
tenaga pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Prinsip belajar
adalah konsep-konsep yang harus diterapkan didalam proses belajar mengajar .

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 45
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik apabila ia dapat
menerapkan cara mengajar yang sesuai dengan prinsip-prinsip orang belajar. Dalam
perencanaan pembelajaran, prinsip-prinsip belajar dapat mengungkap batas-batas
kemungkinan dalam pembelajaran. Dalam melaksanakan pembelajaran, pengetahuan
tentang teori dan prinsip-prinsip belajar dapat membantu guru dalam memilih tindakan
yang tepat. Banyak teori dan prinsip-prinsip belajar yang dikemukakan oleh para ahli
yang satu dengan yang lain memiliki persamaan dan perbedaan. Dari berbagai prinsip
belajar tersebut terdapat beberapa prinsip yang relatif berlaku umum yang dapat
digunakan sebagai dasar dalam upaya pembelajaran. Prinsip-prinsip itu adalah :

1) Perhatian dan Motivasi

Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar. Dari kajian
teori belajar pengolahan informasi terungkap bahwa tanpa adanya perhatian tidak
mungkin terjadi belajar. Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada peserta
didik, apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhannya. Apabila bahan
pelajaran itu dirasakan sebagai sesuatu yang dibutuhkan, diperlukan untuk belajar
lebih lanjut atau diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, akan membangkitkan
perhatian dan juga motivasi untuk mempelajarinya. Apabila dalam diri peserta didik
tidak ada perhatian terhadap pelajaran yang dipelajari, maka siswa tersebut perlu
dibangkitkan perhatiannya. Dalam proses pembelajaran, perhatian merupakan
faktor yang besar pengaruhnya, kalau peserta didik mempunyai perhatian yang
besar mengenai apa yang dipelajari, peserta didik dapat menerima dan memilih
stimuli yang relevan untuk diproses lebih lanjut di antara sekian banyak stimuli
yang datang dari luar. Perhatian dapat membuat peserta didik untuk mengarahkan
diri pada tugas yang akan diberikan; melihat masalah-masalah yang akan
diberikan; memilih dan memberikan fokus pada masalah yang harus diselesaikan.
Di samping perhatian, motivasi mempunyai peranan penting dalam kegiatan
belajar. Motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 46
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

seseorang. Motivasi mempunyai kaitan yang erat dengan minat. Siswa yang
memiliki minat terhadap bidang studi tertentu cenderung tertarik perhatiannya
sehingga timbul motivasi untuk mempelajarinya. Misalnya, peserta didik yang
menyukai pelajaran matematika akan merasa senang belajar matematika dan
terdorong untuk belajar lebih giat, karenanya adalah kewajiban guru untuk bisa
menanamkan sikap positif pada diri siswa terhadap mata pelajaran yang menjadi
tanggung jawabnya. Motivasi dapat diartikan sebagai tenaga pendorong yang
menyebabkan adanya tingkah laku ke arah tujuan tertentu. Ada tidaknya motivasi
dalam diri peserta didik dapat diamati dari tingkah lakunya. Apabila peserta didik
mempunyai motivasi, ia akan bersungguh-sungguh menunjukkan minat,
mempunyai perhatian, dan rasa ingin tahu yang kuat untuk ikut serta dalam
kegiatan belajar; berusaha keras dan memberikan waktu yang cukup untuk
melakukan kegiatan tersebut; dan terus bekerja sampai tugas-tugas tersebut
terselesaikan.

2) Keaktifan

Menurut pandangan psikologi, anak adalah makhluk yang aktif. Anak mempunyai
dorongan untuk berbuat sesuatu, mempunyai kemauan dan aspirasinya sendiri.
Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak mengalami sendiri. John Dewey
mengemukakan bahwa belajar adalah menyangkut apa yang harus dikerjakan
siswa untuk dirinya sendiri, maka inisiatif harus datang dari dirinya sendiri, guru
hanya sebagai pembimbing dan pengarah. Menurut teori kognitif, belajar
menunjukkan adanya jiwa yang aktif, jiwa mengolah informasi yang kita terima,
tidak hanya menyimpan saja tanpa mengadakan tansformasi. Menurut teori ini
anak memiliki sifat aktif, konstruktif, dan mampu merencanakan sesuatu. Anak
mampu mencari, menemukan dan menggunakan pengetahuan yang telah
diperolehnya. Thordike mengemukakan keaktifan peserta didik dalam belajar
dengan hukum "law of exercise"-nya yang menyatakan bahwa belajar memerlukan

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 47
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

adanya latihan-latihan. Hubungan stimulus dan respon akan bertambah erat jika
sering dipakai dan akan berkurang bahkan lenyap jika tidak pernah digunakan.
Artinya dalam kegiatan belajar diperlukan adanya latihan dan pembiasaan agar
apa yang dipelajari dapat diingat lebih lama. Semakin sering berlatih maka akan
semakin paham. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Mc.Keachie bahwa
individu merupakan "manusia belajar yang aktif selalu ingin tahu". Dalam proses
belajar, peserta didik harus menampakkan keaktifan. Keaktifan itu dapat berupa
kegiatan fisik yang mudah diamati maupun kegiatan psikis yang sulit diamati.
Kegiatan fisik bisa berupa membaca, mendengar, menulis, berlatih keterampilan
dan sebaginya. Kegiatan psikis misalnya menggunakan pengetahuan yang dimiliki
dalam memecahkan masalah yang dihadapi, membandingkan suatu konsep
dengan yang lain, menyimpulkan hasil percobaan dan lain sebagainya.

3) Keterlibatan Langsung/Berpengalaman

Belajar haruslah dilakukan sendiri oleh siswa, belajar adalah mengalami dan tidak
bisa dilimpahkan pada orang lain. Edgar Dale dalam penggolongan pengalaman
belajar mengemukakan bahwa belajar yang paling baik adalah belajar melalui
pengalaman langsung. Dalam belajar melalui pengalaman langsung peserta didik
tidak hanya mengamati, tetapi ia harus menghayati, terlibat langsung dalam
perbuatan dan bertanggung jawab terhadap hasilnya. Pembelajaran yang efektif
adalah pembelajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau
melakukan aktivitas sendiri. Dalam konteks ini, peserta didik belajar sambil
bekerja, karena dengan bekerja mereka memperoleh pengetahuan, pemahaman,
pengalaman serta dapat mengembangkan keterampilan yang bermakna untuk
hidup di masyarakat. Hal ini juga sebagaimana yang di ungkapkan Jean Jacques
Rousseau bahwa anak memiliki potensi yang masih terpendam, melalui belajar
anak harus diberi kesempatan mengembangkan atau mengaktualkan potensi
tersebut. Sesungguhnya anak mempunyai kekuatan sendiri untuk mencari,

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 48
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

mencoba, menemukan dan mengembangkan dirinya sendiri. Dengan demikian,


segala pengetahuan itu harus diperoleh dengan pengamatan sendiri, pengalaman
sendiri, penyelidikan sendiri, bekerja sendiri, dengan fasilitas yang diciptakan
sendiri. Pembelajaran itu akan lebih bermakna jika siswa "mengalami sendiri apa
yang dipelajarinya" bukan "mengetahui" dari informasi yang disampaikan guru.
Dari berbagai pandangan para ahli tersebut menunjukkan betapa pentingnya
keterlibatan siswa secara langsung dalam proses pembelajaran. Pentingnya
keterlibatan langsung dalam belajar dikemukakan oleh John Dewey dengan
"learning by doing"-nya. Belajar sebaiknya dialami melalui perbuatan langsung dan
harus dilakukan oleh peserta didik secara aktif. Prinsip ini didasarkan pada asumsi
bahwa peserta didik dapat memperoleh lebih banyak pengalaman dengan cara
keterlibatan secara aktif dan proporsional, dibandingkan dengan bila mereka
hanya melihat materi/konsep. Modus Pengalaman belajar adalah sebagai berikut:
kita belajar 10% dari apa yang kita baca, 20% dari apa yang kita dengar, 30% dari
apa yang kita lihat, 50% dari apa yang kita lihat dan dengar, 70% dari apa yang
kita katakan, dan 90% dari apa yang kita katakan dan lakukan. Hal ini
menunjukkan bahwa jika guru mengajar dengan banyak ceramah, maka peserta
didik akan mengingat hanya 20% karena mereka hanya mendengarkan.
Sebaliknya, jika guru meminta peserta didik untuk melakukan sesuatu dan
melaporkan nya, maka mereka akan mengingat sebanyak 90%. Hal ini ada
kaitannya dengan pendapat yang dikemukakan oleh seorang filsof Cina Confocius,
bahwa:“ apa yang saya dengar, saya lupa; apa yang saya lihat, saya ingat; dan
apa yang saya lakukan saya paham”. Dari kata-kata bijak ini kita dapat mengetahui
betapa pentingnya keterlibatan langsung dalam pembelajaran.

4) Pengulangan

Prinsip belajar yang menekankan perlunya pengulangan adalah teori psikologi


daya. Menurut teori ini belajar adalah melatih daya-daya yang ada pada manusia

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 49
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

yang terdiri atas daya mengamati, menanggap, mengingat, mengkhayal,


merasakan, berfikir dan sebagainya. Dengan mengadakan pengulangan maka
daya-daya tersebut akan berkembang, seperti halnya pisau yang selalu diasah
akan menjadi tajam, maka daya yang dilatih dengan pengadaan pengulangan-
pengulangan akan sempurna. Dalam proses belajar, semakin sering materi
pelajaran diulangi maka semakin ingat dan melekat pelajaran itu dalam diri
seseorang.

Mengulang besar pengaruhnya dalam belajar, karena dengan adanya


pengulangan "bahan yang belum begitu dikuasai serta mudah terlupakan" akan
tetap tertanam dalam otak seseorang. Mengulang dapat secara langsung sesudah
membaca, tetapi juga bahkan lebih penting adalah mempelajari kembali bahan
pelajaran yang sudah dipelajari misalnya dengan membuat ringkasan. Teori lain
yang menekankan prinsip pengulangan adalah teori koneksionisme-nya Thordike.
Dalam teori koneksionisme, ia mengemukakan bahwa belajar ialah pembentukan
hubungan antara stimulus dan respon, dan pengulangan terhadap pengalaman-
pengalaman itu memperbesar peluang timbulnya respon benar.

5) Tantangan

Teori medan (Field Theory) dari Kurt Lewin mengemukakan bahwa siswa dalam
belajar berada dalam suatu medan. Dalam situasi belajar siswa menghadapi suatu
tujuan yang ingin dicapai, tetapi selalu terdapat hambatan dalam mempelajari
bahan belajar, maka timbullah motif untuk mengatasi hambatan itu dengan
mempelajari bahan belajar tersebut. Apabila hambatan itu telah diatasi, artinya
tujuan belajar telah tercapai, maka ia akan dalam medan baru dan tujuan baru,
demikian seterusnya. Menurut teori ini belajar adalah berusaha mengatasi
hambatan-hambatan untuk mencapai tujuan. Agar pada diri anak timbul motif yang
kuat untuk mengatasi hambatan dengan baik, maka bahan pelajaran harus
menantang. Tantangan yang dihadapi dalam bahan belajar membuat siswa

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 50
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

bersemangat untuk mengatasinya. Bahan pelajaran yang baru yang banyak


mengandung masalah yang perlu dipecahkan membuat siswa tertantang untuk
mempelajarinya. Penggunaan metode eksperimen, inquiri, discovery juga
memberikan tantangan bagi siswa untuk belajar secara lebih giat dan sungguh-
sungguh. Penguatan positif dan negatif juga akan menantang siswa dan
menimbulkan motif untuk memperoleh ganjaran atau terhindar dari hukuman yang
tidak menyenangkan.

6) Balikan dan Penguatan

Prinsip belajar yang berkaiatan dengan balikan dan penguatan adalah teori belajar
“operant conditioning” dari B.F. Skinner. Kunci dari teori ini adalah hukum effeknya
Thordike, hubungan stimulus dan respon akan bertambah erat, jika disertai
perasaan senang atau puas dan sebaliknya bisa lenyap jika disertai perasaan tidak
senang. Artinya jika suatu perbuatan itu menimbulkan efek baik, maka perbuatan
itu cenderung diulangi. Sebaliknya jika perbuatan itu menimbulkan efek negatif,
maka cenderung untuk ditinggalkan atau tidak diulangi lagi. Siswa akan belajar
lebih semangat apabila mengetahui dan mendapat hasil yang baik. Apabila
hasilnya baik akan menjadi balikan yang menyenangkan dan berpengaruh baik
bagi usaha belajar selanjutnya. Namun dorongan belajar itu tidak saja dari
penguatan yang menyenangkan tetapi juga yang tidak menyenangkan, atau
dengan kata lain adanya penguatan positif maupun negatif dapat memperkuat
belajar. Siswa yang belajar sungguh-sungguh akan mendapat nilai yang baik
dalam ulangan. Nilai yang baik itu mendorong anak untuk belajar lebih giat lagi.
Nilai yang baik dapat merupakan operan conditioning atau penguatan positif.
Sebaliknya, anak yang mendapat nilai yang jelek pada waktu ulangan akan
merasa takut tidak naik kelas, karena takut tidak naik kelas ia terdorong untuk
belajar yang lebih giat. Di sini nilai jelek dan takut tidak naik kelas juga bisa
mendorong anak untuk belajar lebih giat, inilah yang disebut penguatan negatif.

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 51
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

7) Perbedaan Indiviual

Siswa merupakan makhluk individu yang unik yang mana masing-masing


mempunyai perbedaan yang khas, seperti perbedaan intelegensi, minat, bakat,
hobi, tingkah laku maupun sikap, mereka berbeda pula dalam hal latar belakang
kebudayaan, sosial, ekonomi dan keadaan orang tuanya. Guru harus memahami
perbedaan peserta didik secara individu, agar dapat melayani pendidikan yang
sesuai dengan perbedaannya itu. Peserta didik akan berkembang sesuai dengan
kemampuannya masing-masing. Setiap peserta didik memiliki tempo
perkembangan sendiri-sendiri, maka guru dapat memberi pelajaran sesuai dengan
temponya masing-masing. Perbedaan individual ini berpengaruh pada cara dan
hasil belajar peserta didik . Karenanya, perbedaan individu perlu diperhatikan oleh
guru dalam upaya pembelajaran. Sistem pendidikan klasik yang dilakukan di
sekolah kita kurang memperhatikan masalah perbedaan individual, umumnya
pelaksanaan pembelajaran di kelas dengan melihat peserta didik sebagai individu
dengan kemampuan rata-rata, kebiasaan yang kurang lebih sama, demikian pula
dengan pengetahuannya.

Implikasi prinsip belajar dalam proses belajar mengajar tersebut adalah :

No Prinsip Belajar Implikasi Bagi Siswa Implikasi Bagi Guru

untuk Merangsang atau


1. Perhatian dan Siswa dituntut
Motivasi memberikan perhatian menyiapkan bahan ajar yang
terhadap semua rangsang menarik. Mengkondi sikan

an yang mengarah kearah proses belajar aktif.

tujuan Adanya Mengupayakan pemenuh an


belajar.
tuntutan untuk selalu kebutuhan siswa di dalam
memberikan perhatian ini, belajar (misalnya kebutuhan

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 52
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

menyebabkan siswa harus untuk dihargai, tidak merasa


membangkitkan perhatian tertekan)
nya kepada segala pesan
yang dipelajarinya.

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 53
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

No Prinsip Belajar Implikasi Bagi Siswa Implikasi Bagi Guru

2. Keaktifan Berwujud perilaku-perilaku Memberikan kesempatan


seperti mencari sumber melakukan pengamatan,
informasi yang dibutuhkan, penyelidikkan atau inkuiri dan
menganalisis hasil percoba eksperimen. Serta member
an, ingin tahu hasil dari kan tugas indivi dual dan
suatu reaksi kimia, karya kelompok melalui control
tulis, membuat klipping guru.
dan perilaku lainnya

3. Keterlibatan Dengan keterlibatan Menggunakan media secara


Langsung/ langsung ini secara logis langsung dan melibatkan
Berpengalaman akan menyebabkan peserta didik untuk
peserta didik memperoleh melakukan berbagai per
pengala man. Contohnya cobaan atau eksperimen
peserta didik melakukan
reaksi kimia pada suatu
zat

4. Pengulangan Implikasi adanya prinsip Merancang kegiatan peng


pengulangan bagi peserta ulangan dan mengem
didik adalah kesadaran bangkan soal-soal latihan
peserta didik untuk dan bervariasi.
bersedia mengerjakan
latihan-latihan yang
berulang untuk satu
macam permasalahan.
Dan semoga siswa tidak
merasa bosan dalam
melakukan pengulangan

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 54
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 55
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

No Prinsip Belajar Implikasi Bagi Siswa Implikasi Bagi Guru

5. Tantangan Implikasi prinsip tantang Memberikan tugas-tugas


an bagi peserta didik pemecah masalah kepada
adalah tuntutan yang siswa.
dimiliki dan kesadaran
pada diri peserta didik
akan adanya kebutuhan
untuk selalu memperoleh,
memproses, dan mengo
lah pesan. peserta didik
juga harus memiliki
keingintahuan yang besar
terhadap segala permasa
lahan yang dihadapi.

6. Balikan atau Segera mencocokkan Memberikan kepada pesertya


Penguatan jawaban dengan kunci didik jawaban yang benar,
jawaban, dan menerima serta mengoreksi sekaligus
ke-nyataan terhadap nilai membahas pekerjaan siswa.
yang dicapai

7. Perbedaan Menentukan tempat du Peserta didik harus terus


Individual duk di kelas, menyusun didorong dalam memaha mi
jadwal pelajaran potensi dirinya dan untuk
selanjutnya mampu meren
canakan dan melaksanakan
suatu kegiatan

b. Prinsip-prinsip belajar menurut Rothwal

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 56
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

Prinsip-prinsip belajar menurut Rothwal adalah :


1). Prinsip Kesiapan (Readiness)
Proses belajar dipengaruhi kesiapan peserta didik. Yang dimaksud dengan
kesiapan atau readiness ialah kondisi individu yang memungkinkan ia dapat
belajar. Berkenaan dengan hal itu terdapat berbagai macam taraf kesiapan belajar
untuk suatu tugas khusus. Peserta didik yang belum siap untuk melaksanakan
suatu tugas dalam belajar akan mengalami kesulitan atau malah putus asa. Yang
termasuk kesiapan ini ialah kematangan dan pertumbuhan fisik, intelegensi latar
belakang pengalaman, hasil belajar yang baku, motivasi, persepsi dan faktor-faktor
lain yang memungkinkan seseorang dapat belajar.

Berdasarkan dengan prinsip kesiapan ini dapat dikemukakan hal-hal sebagai


berikut:

a). Seorang individu akan dapat belajar dengan sebaik-baiknya bila tugas-tugas
yang diberikan kepadanya erat hubungannya dengan kemampuan, minat dan
latar belakangnya.
b). Kesiapan untuk belajar harus dikaji bahkan diduga. Hal ini mengandung arti
bila seseorang guru ingin mendapat gambaran kesiapan peserta didiknya
untuk mempelajari sesuatu, ia harus melakukan pengetesan kesiapan.
c). Jika individu kurang memiliki kesiapan untuk sesuatu tugas, kemudian tugas
itu seyogyanya ditunda sampai dapat dikembangkannya kesiapan itu atau guru
sengaja menata tugas itu sesuai dengan kesiapan peserta didik
d). Kesiapan untuk belajar mencerminkan jenis dan taraf kesiapan, misalnya dua
orang peserta didik yang memiliki kecerdasan yang sama mungkin amat
berbeda dalam pola kemampuan mentalnya.
e). Bahan-bahan, kegiatan dan tugas seyogyanya divariasikan sesuai dengan
faktor kesiapan kognitif, afektif dan psikomotor dari berbagai individu.

2). Prinsip Motivasi (Motivation)

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 57
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

Tujuan dalam belajar diperlukan untuk suatu proses yang terarah. Motivasi adalah
suatu kondisi dari pelajar untuk memprakarsai kegiatan, mengatur arah kegiatan
itu dan memelihara kesungguhan. Secara alami peserta didik selalu ingin tahu dan
melakukan kegiatan penjajagan dalam lingkungannya. Rasa ingin tahu ini
seyogyanya didorong dan bukan dihambat dengan memberikan aturan yang sama
untuk semua anak.

Berkenaan dengan motivasi ini ada beberapa prinsip yang seyogyanya kita
perhatikan.

a).Individu bukan hanya didorong oleh kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan


biologi, soaial dan emosional. Tetapi disamping itu ia dapat diberi dorongan
untuk mencapai sesuatu yang lebih dari yang dimiliki saat ini.
b).Pengetahuan tentang kemajuan yang dicapai dalam memenuhi tujuan
mendorong terjadinya peningkatan usaha. Pengalaman tentang kegagalan
yang tidak merusak citra diri peserta didik dapat memperkuat kemampuan
memelihara kesungguhannya dalam belajar.
c). Dorongan yang mengatur perilaku tidak selalu jelas bagi para peserta didik.
Contohnya seorang pelajar yang mengharapkan bantuan dari gurunya bisa
berubah lebih dari itu, karena kebutuhan emosi terpenuhi daripada karena
keinginan untuk mencapai sesuatu.
d).Motivasi dipengaruhi oleh unsur-unsur kepribadian seperti rasa rendah diri, atau
keyakinan diri. Seorang anak yang temasuk pandai atau kurang juga bisa
menghadapi masalah.
e).Rasa aman dan keberhasilan dalam mencapai tujuan cenderung meningkatkan
motivasi belajar. Kegagalan dapat meningkatkan atau menurunkan motivasi
tergantung pada berbagai faktor. Tidak bisa setiap peserta didik diberi
dorongan yang sama untuk melakukan sesuatu.
f). Motivasi bertambah bila para pelajar memiliki alasan untuk percaya bahwa
sebagian besar dari kebutuhannya dapat dipenuhi.

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 58
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

g).Kajian dan penguatan guru, orang tua dan teman seusia berpengaruh terhadap
motivasi dan perilaku.
h).Insentif dan hadiah material kadang-kadang berguna dalam situasi kelas,
memang ada bahayanya bila anak bekerja karena ingin mendapat hadiah dan
bukan karena ingin belajar.
i). Kompetisi dan insentif bisa efektif dalam memberi motivasi, tapi bila
kesempatan untuk menang begitu kecil kompetisi dapat mengurangi motivasi
dalam mencapai tujuan.
j). Sikap yang baik untuk belajar dapat dicapai oleh kebanyakan individu dalam
suasana belajar yang memuaskan.
k). Proses belajar dan kegiatan yang dikaitkan kepada minat pelajar saat itu dapat
mempertinggi motivasi.

3). Prinsip Persepsi

“Seseorang cenderung untuk percaya sesuai dengan bagaimana ia memahami


situasi”. Persepsi adalah interpretasi tentang situasi yang hidup. Setiap individu
melihat dunia dengan caranya sendiri yang berbeda dari yang lain. Persepsi ini
mempengaruhi perilaku individu. Seseorang guru akan dapat memahami murid-
muridnya lebih baik bila ia peka terhadap bagaimana cara seseorang melihat suatu
situasi tertentu.

Berkenaan dengan persepsi ini ada beberapa hal-hal penting yang harus kita
perhatikan:

a). Setiap peserta didik melihat dunia berbeda satu dari yang lainnya karena
setiap pelajar memiliki lingkungan yang berbeda. Semua peserta didik tidak
dapat melihat lingkungan yang sama dengan cara yang sama.
b). Seseorang menafsirkan lingkungan sesuai dengan tujuan, sikap, alasan,
pengalaman, kesehatan, perasaan dan kemampuannya.

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 59
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

c). Cara bagaimana seseorang melihat dirinya berpengaruh terhadap perilakunya.


Dalam situasi tertentu, peserta didik cenderung bertindak sesuai dengan cara
ia melihat dirinya sendiri.
d). Para peserta didik dapat dibantu dengan cara memberi kesempatan menilai
dirinya sendiri. Guru dapat menjadi contoh hidup. Perilaku yang baik
bergantung pada persepsi yang cermat dan nyata mengenai suatu situasi.
Guru dan pihak lain dapat membantu peserta didik menilai persepsinya.
e). Persepsi dapat berlanjut dengan memberi para peserta didik pandangan
bagaimana hal itu dapat dilihat.
f). Kecermatan persepsi harus sering dicek. Diskusi kelompok dapat dijadikan
sarana untuk mengklasifikasi persepsi mereka.
g). Tingkat perkembangan dan pertumbuhan para peserta didik akan
mempengaruhi pandangannya terhadap dirinya.

4). Prinsip Tujuan

“ Tujuan harus tergambar jelas dalam pikiran dan diterima oleh peserta didik pada
saat proses belajar terjadi”. Tujuan ialah sasaran khusus yang hendak dicapai oleh
seseorang. Untuk itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:

a). Tujuan seyogianya mewadahi kemampuan yang harus dicapai.


b). Dalam menetapkan tujuan seyogianya mempertimbangkan kebutuhan individu
dan masyarakat
c). Peserta didik akan dapat menerima tujuan yang dirasakan akan dapat
memenuhi kebutuhannya.
d). Tujuan guru dan murid seyogianya sesuai
e). Aturan-aturan atau ukuran-ukuran yang ditetapkan oleh masyarakat dan
pemerintah biasanya akan mempengaruhi perilaku.
f). Tingkat keterlibatan pelajar secara aktif mempengaruhi tujuan yang
dicanangkannya dan yang dapat ia capai.

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 60
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

g). Perasaan pelajar mengenai manfaat dan kemampuannya dapat


mempengaruhi perilaku. Jika ia gagal mencapai tujuan ia akan merasa rendah
diri atau prestasinya menurun.
h). Tujuan harus ditetapkan dalam rangka memenuhi tujuan yang nampak untuk
para pelajar. Karena guru harus dapat merumuskan tujuan dengan jelas dan
dapat diterima para pelajar.

5). Prinsip Perbedaan Individual

“Proses belajar bercorak ragam bagi setiap orang”. Proses pengajaran


seyogyanya memperhatikan perbedaan individual dalam kelas sehingga dapat
memberi kemudahan pencapaian tujuan belajar yang setinggi-tingginya.
Pengajaran yang hanya memperhatikan satu tingkatan sasaran akan gagal
memenuhi kebutuhan seluruh peserta didik. Karena itu seorang guru perlu
memperhatikan latar belakang, emosi, dorongan dan kemampuan individu dan
menyesuaikan materi pelajaran dan tugas-tugas belajar kepada aspek-aspek
tersebut.

Berkenaan dengan perbedaan individual ada beberapa hal yang perlu diingat:

a).Peserta didik harus dapat dibantu dalam memahami kekuatan dan kelemahan
dirinya dan selanjutnya mendapat perlakuan dan pelayanan kegiatan, tugas
belajar dan pemenuhan kebutuhan yang berbeda-beda.
b).Peserta didik perlu mengenal potensinya dan seyogyanya dibantu untuk
merencanakan dan melaksanakan kegiatannya sendiri.
c). Peserta didik membutuhkan variasi tugas, bahan dan metode yang sesuai
dengan tujuan , minat dan latar belakangnya.
d).Peserta didik cenderung memilih pengalaman belajar yang sesuai dengan
pengalamannya masa lampau yang ia rasakan bermakna untuknya. Setiap
peserta didik biasanya memberi respon yang berbeda-beda karena memang
setiap orang memiliki persepsi yang berbeda mengenai pengalamannya.

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 61
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

e).Kesempatan-kesempatan yang tersedia untuk belajar lebih diperkuat bila


individu tidak merasa terancam lingkungannya, sehingga ia merasa merdeka
untuk turut ambil bagian secara aktif dalam kegiatan belajar. Manakala peserta
didik memiliki kemerdekaan untuk berpikir dan berbuat sebagai individu, upaya
untuk memecahkan masalah motivasi dan kreativitas akan lebih meningkat.
f). Peserta didik yang didorong untuk mengembangkan kekuatannya akan mau
belajar lebih giat dan sungguh-sungguh. Tetapi sebaliknya bila kelemahannya
yang lebih ditekankan maka ia akan menunjukkan ketidak puasannya terhadap
belajar.

6). Prinsip Transfer dan Retensi

“Belajar dianggap bermanfaat bila seseorang dapat menyimpan dan menerapkan hasil
belajar dalam situasi baru”.

Apa pun yang dipelajari dalam suatu situasi pada akhirnya akan digunakan dalam
situasi yang lain. Prosesa tersebut dikenal dengan proses transfer, kemampuan
seseorang untuk menggunakan lagi hasil belajar disebut retensi. Bahan-bahan yang
dipelajari dan diserap dapat digunakan oleh peserta didik dalam situasi baru.

Berkenaan dengan proses transfer dan retensi ada beberapa prinsip yang harus kita
ingat.

a).Tujuan belajar dan daya ingat dapat memperkuat retensi. Usaha yang aktif
untuk mengingat atau menugaskan suatu latihan untuk dipelajari dapat
meningkatkan retensi.
b).Bahan yang bermakna bagi peserta didik dapat diserap lebih baik.
c). Retensi seseorang dipengaruhi oleh kondisi fisik dan psikis dimana proses
belajar itu terjadi. Karena itu latihan seyogyanya dilakukan dalam suasana
yang nyata.

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 62
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

d).Latihan yang terbagi-bagi memungkinkan retensi yang baik. Suasana belajar


yang dibagi ke dalam unit-unit kecil waktu dapat menghasilkan proses belajar
dengan retensi yang lebih baik dari pada proses belajar yang berkepanjangan.
Waktu belajar dapat ditentukan oleh struktur-struktur logis dari materi dan
kebutuhan para peserta didik.
e).Penelaahan bahan-bahan yang faktual, keterampilan dan konsep dapat
meningkatkan retensi dan nilai transfer.
f). Proses belajar cenderung terjadi bila kegiatan-kegiatan yang dilakukan dapat
memberikan hasil yang memuaskan.
g).Sikap pribadi, perasaan atau suasana emosi peserta didik dapat menghasilkan
proses pelupaan hal-hal tertentu. Karena itu bahan-bahan yang tidak
disepakati tidak akan dapat diserap sebaik bahan-bahan yang menyenangkan.
h).Proses saling mempengaruhi dalam belajar akan terjadi bila bahan baru yang
sama dipelajari mengikuti bahan yang lalu. Kemungkinan lupa terhadap bahan
yang lama dapat terjadi bila bahan baru yang sama yang dituntut.
i). Pengetahuan tentang konsep, prinsip dan generalisasi dapat diserap dengan
baik dan dapat diterapkan lebih berhasil dengan cara menghubung-hubungkan
penerapan prinsip yang dipelajari dan dengan memberikan illustrasi unsur-
unsur yang serupa.
j). Transfer hasil belajar dalam situasi baru dapat lebih mendapat kemudahan bila
hubungan-hubungan yang bermanfaat dalam situasi yang khas dan dalam
situasi yang agak sama dibuat.
k). Tahap akhir proses seyogyanya memasukkan usaha untuk menarik
generalisasi, yang pada gilirannya nanti dapat lebih memperkuat retensi dan
transfer.

7). Prinsip Belajar Kognitif

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 63
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

“Belajar kognitif melibatkan proses pengenalan dan atau penemuan”. Belajar


kognitif mencakup asosiasi antar unsur, pembentukan konsep, penemuan
masalah, dan keterampilan memecahkan masalah yang selanjutnya membentuk
perilaku baru, berpikir, menalar, menilai dan berimajinasi merupakan aktivitas
mental yang berkaitan dengan proses belajar kognitif. Proses belajar itu dapat
terjadi pada berbagai tingkat kesukaran dan menuntut berbagai aktivitas mental.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam belajar kognitif.

a) Perhatian harus dipusatkan kepada aspek-aspek lingkungan yang relevan


sebelum proses-proses belajar kognitif terjadi. Dalam hubungan ini peserta
didik perlu mengarahkan perhatian yang penuh agar proses belajar kognitif
benar-benar terjadi.

b) Hasil belajar kognitif akan bervariasi sesuai dengan taraf dan jenis perbedaan
individual yang ada.

c) Bentuk-bentuk kesiapan perbendaharaan kata, kemampuan membaca,


kecakapan dan pengalaman berpengaruh langsung terhadap proses belajar
kognitif.

d) Pengalaman belajar harus diorganisasikan ke dalam satuan-satauan atau unit-


unit yang sesuai.

e) Bila menyajikan konsep, kebermaknaan dari konsep amatlah penting Perilaku


mencari, penerapan, pendefinisian resmi dan penilaian sangat diperlukan
untuk menguji bahwa suatu konsep benar-benar bermakna.

f) Dalam pemecahan masalah para pelajar harus dibantu untuk mendefinisikan


dan membatasi lingkup masalah, menemukan informasi yang sesuai,
menafsirkan dan menganalisis masalah dan memungkinkan berpikir menyebar
(divergent thinking).

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 64
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

g) Perhatian terhadap proses mental yang lebih dari pada terhadap hasil kognitif
dan afektif akan lebih memungkinkan terjadimya proses pemecahan masalah,
analisis, sintesis dan penalaran.

8). Prinsip Belajar Afektif

“Proses belajar afektif seseorang menentukn bagaimana ia menghubungkan


dirinya dengan pengalaman baru”.

Belajar afektif mencakup nilai emosi, dorongan, minat dan sikap. Dalam banyak
hal pelajar mungkin tidak menyadari belajar afektif. Sesungguhnya proses belajar
afektif meliputi dasar yang asli untuk dan merupakan bentuk dari sikap, emosi
dorongan, minat dan sikap individu.

Berkenaan dengan hal-hal tersebut diatas, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam proses belajar afektif.

a).Hampir semua aspek kehidupan mengandung aspek afektif.


b).Bagaimana para peserta didik menyesuaikan diri dan memberi reaksi terhadap
situasi akan memberi dampak dan pengaruh terhadap proses belajar afektif.
c). Suatu waktu, nilai-nilai yang penting yang diperoleh pada masa kanak-kanak
akan melekat sepanjang hayat. Nilai, sikap dan perasaan yang tidak berubah
akan tetap melekat pada keseluruhan proses perkembangan.
d).Sikap dan nilai sering diperoleh melalui proses identifikasi dari orang lain dan
bukan hasil dari belajar langsung.
e).Sikap lebih mudah dibentuk karena pengalaman yang menyenangkan.
f). Nilai-nilai yang ada pada diri individu dipengaruhi oleh standar perilaku
kelompok.
g).Proses belajar di sekolah dan kesehatan mental memiliki hubungan yang erat.
Pelajar yang memiliki kesehatan mental yang baik akan dapat belajar lebih
mudah dari pada yang memiliki masalah.

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 65
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

h).Belajar afektif dapat dikembangkan atau diubah melalui interaksi guru dengan
kelas.
i). Pelajar dapat dibantu agar lebih matang dengan cara membantu mereka
mengenal dan memahami sikap, peranan dan emosi. Penghargaan terhadap
sikap, perasaan dan frustasi sangat perlu untuk membantu peserta didik
memperoleh pengertian diri dan kematangannya.

9). Prinsip Belajar Psikomotor

Prinsip belajar psikomotor individu menentukan bagaimana ia mampu


mengendalikan aktivitas ragawinya. Belajar psikomotor mengandung aspek mental
dan fisik. Berkenaan dengan hal itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.

a).Didalam tugas suatu kelompok akan menunjukkan variasi dalam kemampuan


dasar psikomotor.
b).Perkembangan psikomotor anak tertentu terjadi tidak beraturan.
c). Struktur ragawi dan sistem syaraf individu membantu menentukan taraf
penampilan psikomotor.
d).Melalui bermain dan aktivitas non formal para peserta didik akan memperoleh
kemampuan mengontrol gerakannya lebih baik.
e).Dengan kematangan fisik dan mental kemampuan peserta didik untuk
memadukan dan memperhalus gerakannya akan lebih dapat diperkuat.
f). Faktor lingkungan memberi pengaruh terhadap bentuk dan cakupan penampilan
psikomotor individu.
g).Penjelasan yang baik, demonstrasi dan partisipasi aktif peserta didik dapat
menambah efisiensi belajar psikomotor.
h).Latihan yang cukup yang diberi dalam rentan waktu tertentu dapat membantu
proses belajar psikomotor. Latihan yang bermakna seyogyanya mencakup
semua urutan lengkap aktivitas psikomotor dan tempo tidak bisa hanya
didasarkan pada faktor waktu semata-mata.

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 66
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

i). Tugas-tugas psikomotor yang terlalu sukar bagi peserta didik dapat
menimbulkan frustasi (keputusasaan) dan kelelahan yang lebih cepat.

10). Prinsip Evaluasi

Jenis cakupan dan validitas evaluasi dapat mempengaruhi proses belajar saat ini
dan selanjutnya. Pelaksanaan latihan evaluasi memungkinkan bagi individu untuk
menguji kemajuan dalam pencapaian tujuan. Penilaian individu terhadap proses
belajarnya dipengaruhi oleh kebebasan untuk menilai. Evaluasi mencakup
kesadaran individu mengenai penampilan, motivasi belajar dan kesiapan untuk
belajar. Individu yang berinteraksi dengan yang lain pada dasarnya ia mengkaji
pengalaman belajarnya dan hal ini pada gilirannya akan dapat meningkatkan
kemampuannya untuk menilai pengalamannya.

Berkenaan dengan evaluasi ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.

a).Evaluasi memberi arti pada proses belajar dan memberi arah baru pada peserta
didik.
b).Bila tujuan dikaitkan dengan evaluasi maka peran evaluasi begitu penting bagi
peserta didik..
c). Latihan penilaian guru dapat mempengaruhi bagaimana peserta didik terlibat
dalam evaluasi dan belajar.
d).Evaluasi terhadap kemajuan pencapaian tujuan akan lebih mantap bila guru dan
peserta didik saling bertukar dan menerima pikiran, perasaan dan
pengamatan.
e).Kekurangan atau ketidak lengkapan evaluasi dapat mengurangi kemampuan
guru dalam melayani peserta didiknya. Sebaliknya evaluasi yang menyeluruh
dapat memperkuat kemampuan peserta didik untuk menilai dirinya.

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 67
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

f). Jika tekanan evaluasi guru diberikan terus menerus terhadap penampilan
peserta didik, pola ketergantungan penghindaran dan kekerasan akan
berkembang.
g).Kelompok teman sebaya berguna dalam evaluasi.

Dengan memahami prinsip-prinsip yang berkenaan dengan proses belajar dan


pengajaran, maka seorang guru akan dapat memahami dan menerapkan prinsip-
prinsip itu lebih jauh dan menerapkannya di dalam pembelajaran.

c. Prinsip pembelajaran berdasarkan peraturan yang berlaku

Berdasarkan Permendikbud No. 103 Tahun 2014 tentang Pedoman Pelaksanaan


Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah bahwa untuk
mencapai kualitas yang telah dirancang dalam dokumen kurikulum, kegiatan
pembelajaran perlu menggunakan prinsip sebagai berikut:

1) Peserta didik difasilitasi untuk mencari tahu;


2) Peserta didik belajar dari berbagai sumber belajar;
3) Proses pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah;
4) Pembelajaran berbasis kompetensi;
5) Pembelajaran terpadu;
6) Pembelajaran yang menekankan pada jawaban divergen yang memiliki
kebenaran multi dimensi;
7) Pembelajaran berbasis keterampilan aplikatif;
8) Peningkatan keseimbangan, kesinambungan, dan keterkaitan antara hard-
skills dan soft-skills;
9) Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan
peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat;
10) Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing
ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 68
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut


wuri handayani);
11) Pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat;
12) Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas pembelajaran;
13) Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta
didik; dan
14) Suasana belajar menyenangkan dan menantang.

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 69
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

D. AKTIVITAS PEMBELAJARAN

Pengkondisian & Pemahaman Materi

1. Membaca materi pembelajaran secara individu.


2. Pemahaman Materi Teori Belajar Dan Prinsip-Prinsip Pembelajaran Yang
Mendidik secara individu/kelompok.
3. Sharing pemahaman di kelompok, untuk menyimpulkan hasil kelompok dan
selanjutnya mempersiapkan bahan untuk dipresentasikan (sharing hasil antar
kelompok).

Focus group discusion (FGD) tentang Teori Belajar Dan Prinsip-Prinsip


Pembelajaran Yang Mendidik:

1. Bagilah kelas menjadi lima kelompok, setiap kelompok beranggotakan 4


sampai 6 orang.
2. Cermati dan bacalah uraian materi pada kegiatan belajar 1.
3. Diskusikan “bagaimana implementasi teori belajar berkaitan dengan teori
behaviorisme, kognitivisme, konstruktivisme dan humanistik dalam
pembelajaran !
4. Waktu diskusi masing-masing kelompok 45 menit.
5. Buat persiapan utnuk presntasi dalam bentuk slide, kertas plakat.
6. Presentasikan hasil diskusi kelompok dalam kelas, maksimum 10 menit setiap
kelompok.
7. Perbaiki hasil kelompok berdasarkan masukan-masukan dan simpulkan
rumusan hasilnya.

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 70
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

E. RANGKUMAN

Teori belajar dapat diartikan sebagai konsep-konsep dan prinsip-prinsip belajar yang
bersifat teoritis dan telah teruji kebenarannya melalui eksperiment. Menurut teori
belajar behavioristik belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
pengalaman. Belajar sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon.
Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan
perilakunya. Faktor lain yg dianggap penting oleh aliran ini adalah faktor penguatan.
Bila penguatan ditambahkan (positive reinforcement), maka respon akan semakin
kuat, begitu pula jika respon dikurangi / dihilangkan (negative reinforcement) maka
responpun akan semakin kuat.

Menurut aliran kognitif bahwa tingkah laku seseorang itu senantiasa didasarkan pada
kognisi, yaitu tindakan mengenal atau memikirkan situasi dimana tingkah laku itu
terjadi. Teori belajar kognitiv lebih mementingkan proses belajar dari pada hasil belajar
itu sendiri. Belajar tidak sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan respon,
lebih dari itu belajar melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks. Belajar adalah
perubahan persepsi dan pemahaman. Perubahan persepsi dan pemahaman tidak
selalu berbentuk perubahan tingkah laku yang bisa diamati.

Teori belajar kontruktivisme merupakan teori belajar yang menuntut peserta didik
mengkonstruksi kegiatan belajar dan mentransformasikan informasi kompleks untuk
membangun pengetahuan secara mandiri.

Teori belajar humanistik berpendapat bahwa motivasi dasar manusia adalah mencapai
aktualisasi diri. Proses belajar harus terjadi dalam suasana bebas, diprakarsai sendiri
dan percaya pada diri sendiri (self initiated and self reliant learning). Dalam teori
belajar ini, belajar dianggap berhasil jika si pelajar memahami lingkungannya dan
dirinya sendiri. Peserta didik dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambat
laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya. Teori belajar ini

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 71
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut
pandang pengamatnya.

Dalam melaksanakam proses belajar mengajar selain memperhatikan berbagai teori


belajar juga memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran yg mendidik. Secara umum
prinsip-prinsip pembelajaran itu adalah prinsip perhatian & motivasi, keaktifan,
keterlibatan langsung / berpengalaman, pengulangan, tantangan, balikan & penguatan
serta prinsip perbedaan individual. Sedangkan prinsip pembelajaran menurut Rothwal
adalah kesiapan, motivasi, persepsi, tujuan, perbedaan individual, transfer & retensi,
prinsip kognitif, afektif dan psykhomotor serta prinsip evaluasi. Selain itu pemerintah
juga telah menyiapkan beberapa prinsip pmbelajaran yang harus diterapkan dalam
proes pembelajaran. Prinsip-prinsip tersebut tertuang dalam Permendikbud Nomer 103
Tahun 2014

Beberapa teori belajar tersebut diatas perlu diimplementasikan dalam proses


pembelajaran. Disamping itu proses pembelajarannya harus memperhatikan prinsip-
prinsip pembelajaran agar hasil belajar dapat tercapai secara optimal.

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 72
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

F. LATIHAN/KASUS/TUGAS

Pilihlah jawaban pada soal dibawah ini dengan cara memberikan tanda silang
pada huruf A, B, C atau D pada jawaban yang paling tepat !
1. Interaksi antara stimulus dan respons tidaklah sederhana sebagaimana
adanya, ada proses lain dalam diri seseorang (atau organisme) yang
mempengaruhi interaksi antara stimulus dan respons. Proses tersebut disebut
sebagai variabel "intervening" (yang berpengaruh). Kalimat tersebut
merupakan pernyataan yang berasal dari teori :
a. Teori Systematic Behavior - Clark Hull
b. Teori Contiguity - Edwin R. Guthrie
c. Teori Operant Conditioning - Skinner
d. Teori Connectionisin dari Thorndike

2. Hasil belajar yang diperoleh dipercaya bersifat permanen, sampai terjadi


proses belajar yang baru. Oleh karena itu, lupa dapat terjadi karena respons
yang muncul dalam proses belajar yang baru menggantikan hasil belajar yang
sebelumnya. Proses lupa ini terjadi secara bertahap, sama seperti hasil
belajar juga diperoleh secara bertahap melalui serangkaian proses belajar
yang berulang. Kalimat tersebut merupakan pernyataan yang berasal dari
teori belajar menurut :
a. Teori Systematic Behavior - Clark Hull
b Teori Contiguity - Edwin R. Guthrie

c. Teori Operant Conditioning - Skinner


d. Teori Connectionisin dari Thorndike

3. Setiap individu harus diidentifikasi karakteristik maupun perilaku awalnya

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 73
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

untuk suatu proses shaping. Perilaku dapat dibentuk (dan juga dihilangkan)
sehingga (hampir) semua orang yang memperoleh latihan yang layak akan
dapat memiliki perilaku tertentu yang diinginkan. Di samping itu,
pengkondisian suatu respons sangat tergantung kepada penguatan yang
dilakukan berulang-ulang secara berkesinambungan. Kalimat tersebut
merupakan pernyataan yang berasal dari :
a. Teori Operant Conditioning dari Skinner
b. Teori Contiguity dari Edwin R. Guthrie
c. Teori Systematic Behavior - Clark Hull
d. Teori Connectionisin Thorndike

4. Klasifikasi perkembangan kognitif anak terdiri dari empat tahap yaitu tahap
sensory–motor, tahap pre–operational, tahap concrete–operational, dan tahap
formal–operational. Klasifikasi tersebut merupakan klasifikasi perkembangan
kognitif anak menurut :
a. Jean Piaget Dengan Teori “Cognitive Developmental”
b. Jerome Bruner Dengan Teori “Discovery Learning”
c. David Ausubel Dengan Teori “Belajar Bermakna”
d. Teori Systematic Behavior - Clark Hull

5. Proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan,
atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupan.
Disamping itu pembelajaran bisa muncul dalam tiga cara atau bentuk, yaitu
enactive, iconic dan simbolic. Kalimat tersebut merupakan konsep yang
berasal dari :
a. Jean Piaget Dengan Teori “Cognitive Developmental”
b. David Ausubel Dengan Teori “Belajar Bermakna”
c. Jerome Bruner Dengan Teori “Discovery Learning”

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 74
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

d. Teori Systematic Behavior - Clark Hull

6. Kurikulum spiral menuntut guru untuk memberi materi pelajaran setahap demi
setahap dari yang sederhana ke yang kompleks, dimana materi yang
sebelumnya sudah diberikan suatu saat muncul kembali secara terintegrasi di
dalam suatu materi baru yang lebih kompleks. Demikian seterusnya sehingga
siswa telah mempelajari suatu ilmu pengetahuan secara utuh. Kalimat
tersebut merupakan ciri khas teori belajar menurut :
a. Jean Piaget Dengan Teori “Cognitive Developmental”
b. Jerome Bruner Dengan Teori “Discovery Learning”
c. David Ausubel Dengan Teori “Belajar Bermakna”
d. Teori Systematic Behavior - Clark Hull

7. Tokoh teori belajar yang banyak mencurahkan perhatiannya pada pentingnya


mengembangkan potensi kognitif siswa melalui proses belajar bermakna
(meaningful learning) dan belajar verbal yang dikenal dengan expository
learning adalah :
a. Jean Piaget Dengan Teori “Cognitive Developmental”
b. Jerome Bruner Dengan Teori “Discovery Learning”
c. David Ausubel Dengan Teori “Belajar Bermakna”
d. Teori Systematic Behavior - Clark Hull

8. Teori belajar yang menuntut siswa mengkonstruksi kegiatan belajar dan


mentransformasikan informasi kompleks untuk membangun pengetahuan
secara mandiri dan inisiatif dinamakan dengan :
a. Teori belajar Behavioristik
b. Teori belajar Cognitivisme
c. Teori belajar Humanistik
d. Teori belajar Konstruktivisme

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 75
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

9 Asumsi yang menyatakan bahwa orang berkuasa memenuhi kebutuhan yang


lebih pokok (fisiologis) sebelum mengarahkan perilaku memenuhi kebutuhan
yang lebih tinggi (perwujudan diri). Kebutuhan yang lebih rendah harus
dipenuhi terlebih dahulu sebelum kebutuhan yang lebih tinggi. Pernyataan
tersebut merupakan asumsi dari :
a. Teori Hierarkhi Kebutuhan menurut Maslow
b. Teori Pertumbuhan Personal menurut Carl Rogers
c. Teori Motivasi Prestasi Mc. Clelland
d. Teori X dan Y menurut Mc. Gregor

10 Rata-rata karyawan malas tak suka bekerja, cenderung tak berambisi meraih
prestasi optimal & menghindar dari tanggung jawab, suka dibimbing,
diperintah, diawasi dalam bekerja dan lebih mementingkan diri sendiri dari
pada tujuan organisasi. Kalimat tersebut merupakan rumusan dari :
a. Maslow dengan teori “Hierarkhi Kebutuhan”
b. Mc. Gregor dengan teori “X dan Y”
c. Mc. Clelland dengan teori “Motivasi Prestasi”
d. Carl Rogers dengan teori “Pertumbuhan Personal”

11 Kesadaran peserta didik untuk bersedia mengerjakan latihan-latihan yang


berulang untuk satu macam permasalahan. Dan siswa tidak merasa bosan
dalam melakukan pengulangan tersebut. Pernyataan tersebut merupakan
implikasi dari :
a. Prinsip pembelajaran keaktifan
b. Prinsip pembelajaran pengulangan
c. Prinsip pembelajaran keterlibatan langsung/berpengalaman
d. Prinsip pembelajaran tantangan

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 76
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

12 Prinsip-prinsip pembelajaran yang harus dilakukan oleh guru pada saat


mengajar diatur dalam sebuah peraturan. Peraturan yang membahas tentang
prinsip pembelajaran tersebut adalah :
a. Permendikbud Nomer 60 Tahun 2014
b. Permendikbud Nomer 61 Tahun 2014
c. Permendikbud Nomer 104 Tahun 2014
d. Permendikbud Nomer 103 Tahun 2014

13 Sesuai dengan Permendikbud tersebut diatas, jumlah prinsip pembelajaran


yang harus dilakukan oleh guru pada saat mengajar adalah :
a. 11 prinsip
b. 12 prinsip
c. 13 prinsip
d. 14 prinsip

14 Prinsip pembelajaran yang terdiri dari prinsip kesiapan, motivasi, persepsi,


tujuan, perbedaan individual, transfer & retensi, prinsip kognitif, afektif dan
psykhomotor serta prinsip evaluasi merupakan prinsip pembelajaran menurut :
a. Permendikbud Nomer 103 Tahun 2014
b. Jerome Bruner
c. Rothwal
d. David Ausubel Dengan

15 Peserta didik terus didorong dalam memahami potensi dirinya dan untuk
selanjutnya mampu merencanakan dan melaksanakan suatu kegiatan.
Pernyataan tersebut merupakan implikasi dari :
a. Prinsip Kesiapan
b. Prinsip Motivasi
c. Prinsip Transfer & Retensi

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 77
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

d. Prinsip Perbedaan Individual

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 78
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

G. BALIKAN DAN TINDAK LANJUT

1. Balikan

a. Hal-hal apa saja yg sudah saudara kuasai berdasarkan pemahaman dan


pengalaman yang berkaitan dengan materi pokok teori belajar dan prinsip-
prinsip pembelajaran yang mendidik ?

b. Hal-hal apa saja yg masih belum saudara kuasai berdasarkan pemahaman


dan pengalaman yang berkaitan dengan materi pokok teori belajar dan
prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik ?

c. Saran apa yang dapat saudara sampaikan terkait dengan proses


pembahasan materi pokok teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran
yang mendidik agar kegiatan berikutnya lebih baik / lebih berhasil ?

2. Tindak lanjut

Peserta dinyatakan berhasil dalam mempelajari modul ini apabila telah mampu
menjawab soal-soal evaluasi / latihan dalam modul ini, tanpa melihat atau
membuka materi dengan nilai minimal 80. Bagi yang belum mencapai nilai
minimal 80 diharapkan untuk lebih giat mendalami lagi sehingga dapat
memperoleh nilai minimal 80.

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 79
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

KEGIATAN PEMBELAJARAN 2

PENDEKATAN, STRATEGI DAN MODEL, METODE DAN TEKNIK


PEMBELAJARAN

A. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR

Kompetensi Dasar

Menerapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang


mendidik secara kreatif dalam mata pelajaran yang diampu.

Indikator
1. Pendekatan pembelajaran teacher center dan student center dijelaskan dengan
tepat
2. Pendekatan pembelajaran saintifik diterapkan sesuai dengan karakteristik
materi yang akan diajarkan
3. Berbagai strategi dan model pembalajaran (Problem based learning, Project
based learning, Discovery learning dan inquiry learning) dibedakan dengan
tepat
4. Berbagai strategi/model pembalajaran (Problem based learning, Project based
learning, Discovery learning dan inquiry learning) diterapkan sesuai dengan
karakteristik materi pelajaran
5. Berbagai metode dan teknik pembalajaran dijelaskan dengan benar
6. Berbagai metode dan teknik pembelajaran diterapkan sesuai dengan tujuan
pembelajaran

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 80
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

B. TUJUAN PEMBELAJARAN

Kegiatan pembelajaran 2 ini secara umum bertujuan agar peserta dapat memahami
tentang: pendekatan pembelajaran khususnya berkaitan dengan saintifik, strategi dan
model-model pembelajaran, serta berbagai metode dan teknik pembelajaran.

C. URAIAN MATERI

1. PENDEKATAN PEMBELAJARAN

a. Pengertian

Pembelajaran dalam dunia pendidikan tidak akan ada habisnya untuk dibahas selama
peradaban manusia melalui pendidikan masih berlangsung. Proses pembelajaran
dalam pendidikan sebenarnya dibedakan menjadi dua pendekatan yaitu berpusat pada
peserta didik dan berpusat pada pendidik atau pengajar. Istilah pendekatan berasal
dari bahasa Inggris approach yang salah satu artinya adalah “Pendekatan”. Dalam
pengajaran, approach diartikan sebagai a way of beginning something ‘cara memulai
sesuatu’. Karena itu, pengertian pendekatan dapat diartikan cara memulai
pembelajaran. Dan lebih luas lagi, pendekatan berarti seperangkat asumsi mengenai
cara belajar-mengajar. Pendekatan merupakan titik awal dalam memandang sesuatu,
suatu filsafat, atau keyakinan yang kadang kala sulit membuktikannya. Pendekatan ini
bersifat aksiomatis. Aksiomatis berarti bahwa kebenaran teori yang digunakan tidak
dipersoalkan lagi.

Menurut pendapat Wahjoedi, pendekatan pembelajaran adalah cara mengelola


kegiatan belajar dan perilaku peserta didik agar ia dapat aktif melakukan tugas belajar
sehingga dapat memperoleh hasil belajar secara optimal. Sedangkan menurut Sanjaya

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 81
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita
terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya
suatu proses yang sifatnya masih sangat umum. Di dalamnya mewadahi,
menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan
teoretis tertentu. Berdasarkan kajian terhadap pendapat ini, maka pendekatan
merupakan langkah awal pembentukan suatu ide dalam memandang suatu masalah
atau obyek kajian. Pendekatan ini akan menentukan arah pelaksanaan ide tersebut
untuk menggambarkan perlakuan yang diterapkan terhadap masalah atau obyek
kajian yang akan ditangani. Sedangkan menurut Sanjaya (Sanjaya dan Wina, 2008)
pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita
terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya
suatu proses yang sifatnya masih sangat umum.

Roy Killen (1998) misalnya mencatat ada dua pendekatan dalam pembelajaran, yaitu
pendekatan yang berpusat pada guru (teacher-centred approaches) dan pendekatan
yang berpusat pada peserta didik (student-centred approaches). Pendekatan yang
berpusat pada guru menurunkan strategi pembelajaran langsung (direct instruction),
pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositori. Sedangkan, pendekatan
pembelajaran yang berpusat pada peserta didik menurunkan strategi pembelajaran
discovery dan inkuiri serta strategi pembelajaran induktif.

Dengan demikian dalam pembelajaran sendiri mengenal pendekatan pembelajaran


dalam dua jenis yaitu pendekatan yang berpusat pada peserta didik dan pendekatan
yang berpusat pada pengajar. Dari kedua jenis pendekatan ini tentunya memiliki
keunggulan dan kelemahan masing–masing. Yang perlu dilihat adalah mana yang
cocok untuk diterapkan pada proses pembelajaran. Kebanyakan proses pembelajaran
diorientasikan justru berpusat pada guru ketimbang pada peserta didik. Hal ini
disebabkan guru lebih aman untuk menyampaikan substansi materi dengan cara
terpusat padanya ketimbang memberikan peluang kepada peserta didiknya untuk

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 82
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

mencari sumber-sumber sendiri yang tentu memakan waktu pencapaiannya lebih lama
daripada langsung disampaikan oleh guru.

a. Jenis Pendekatan Pembelajaran

Variabel utama dalam kegiatan pembelajaran adalah guru dan peserta didik.
Berdasarkan hal tersebut, maka pendekatan dalam pembelajaran secara umum dibagi
menjadi dua, yaitu pendekatan pembelajaran berorientasi pada guru (teacher centered
approaches) dan pendekatan pembelajaran berorientasi pada peserta didik (student
centered approaches). Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Roy Killen
dalam bukunya yang berjudul Effective Teaching Strategies (Sanjaya, 2008)
mengemukakan bahwa ada dua pendekatan dalam kegiatan pembelajaran yaitu:

1) Pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada guru (teacher centered


approach)

Pendekatan pembelajaran berorientasi pada guru yaitu pembelajaran yang


menempatkan peserta didik sebagai objek dalam belajar dan kegiatan belajar
bersifat klasik. Dalam pendekatan ini guru menempatkan diri sebagai orang yang
serba tahu dan sebagai satu-satunya sumber belajar.

Pendekatan pembelajaran yang berpusat pada guru memiliki ciri bahwa


manajemen dan pengelolaan pembelajaran ditentukan sepenuhnya oleh guru.
Peran peserta didik pada pendekatan ini hanya melakukan aktivitas sesuai dengan
petunjuk guru. Peserta didik hampir tidak memiliki kesempatan untuk melakukan
aktivitas sesuai dengan minat dan keinginannya.

Selanjutnya pendekatan pembelajaran yang berpusat pada guru menurunkan


strategi pembelajaran langsung (direct instruction), pembelajaran deduktif atau
pembelajaran ekspositori. Pada strategi ini peran guru sangat menentukan baik
dalam pilihan isi atau materi pelajaran maupun penentuan proses pembelajaran.

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 83
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

2) Pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada peserta didik (student


centered approach).

Pendekatan pembelajaran berorientasi pada peserta didik adalah pendekatan


pembelajaran yang menempatkan peserta didik sebagai subjek belajar dan
kegiatan belajar bersifat modern. Pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada
peserta didik, menejemen, dan pengelolaannya ditentukan oleh peserta didik. Pada
pendekatan ini peserta didik memiliki kesempatan yang terbuka untuk melakukan
kreatifitas dan mengembangkan potensinya melalui aktifitas secara langsung
sesuai dengan minat dan keinginannya.

Pendekatan ini selanjutnya menurunkan strategi pembelajaran discovery dan


inkuiry serta strategi pembelajaran induktif, yaitu pembelajaran yang berpusat pada
peserta didik. Pada strategi ini peran guru lebih menempatkan diri sebagai
fasilitator, pembimbing sehingga kegiatan belajar peserta didik menjadi lebih
terarah. Jadi fungsi Pendekatan Pembelajaran adalah sebagai pedoman umum
dalam menyusun langkah-Iangkah metode pengajaran yang akan digunakan.

b. Perbedaan Teacher Centered Approach Dan Student Centered Approach

Perubahan dari TCL (Teacher Centered Learning) menuju SCL (Student-Centered


Learning) merupakan tantangan terhadap pemimpin pembelajaran, pengajar, dan
peserta didik. Tantangan tersebut bersumber pada berbagai perbedaan yang ada
sebagai akibat dari perubahan sistem pembelajaran. Perbedaan antara TCL (Teacher
Centered Learning) menuju SCL (Student-Centered Learning) dapat dilihat pada Tabel
2 di bawah.

Tabel 2. Perbedaan Teacher Centered dan Student Centered

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 84
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

Teacher Centered Student Centered

 Guru berperan sebagai otoritas  Guru berperan sebagai fasilitator,


formal motivator

 Guru memberi pelajaran kepada  Peserta didik bertanggung jawab atas


peserta didik pembelajarannya

 Belajar adalah kegiatan individualis  Peserta didik belajar dalam suasana


dan kompetitif kolaboratif

 Aktivitas peserta didik bersifat pasif  Aktivitas bersifat aktif

 Isi tidak bersifat kontekstual  Isi bersifat kontekstual dan relevan

 Materi pelajaran merupakan bagian  Proses belajar dan isi yang dipelajari
terpenting merupakan dua hal yang penting

 Pengetahuan diberikan secara  Peserta didik dihadapkan pada


terpisah oleh beberapa guru masalah yang otentik dan terintegrasi

 Waktu yang digunakan lebih  Waktu yang digunakan cukup lama


singkat

c. Kelebihan Dan Kekurangan Student Centered Approach & Teacher Centered


Approach

Student centered approach adalah pendekatan pembelajaran dimana fokus utamanya


adalah peserta didik, ini berarti peserta didik yang harus aktif, guru hanya akan
membimbing peserta didik. Sedangkan pendekatan teacher centered adalah
pendekatan dimana guru yang aktif, peserta didik hanya menjadi pendengar yang baik.

Kedua pendekatan pembelajaran ini memiliki kelemahan dan kelebihannya masing


masing. Kebanyakan sekolah saat ini ingin menggunakan pendekatan student
centered namun apakah pendekatan student centered jauh lebih baik dari pada

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 85
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

teacher centered?. Berikut akan dijelaskan dijelaskan karakteristik kedua pendekatan


tersebut (seperti terlihat pada Tabel 3).

Tabel 3. Karakteristik Teacher Centered dan Student Centered

Teacher Centered Student Centered

 Terfokus pada guru, guru yang  Terfokus pada peserta didik, peserta
berperan aktif didik yang berperan aktif

 Lebih terikat pada tata bahasa  Kurang terikat dengan tata bahasa,
(peserta didik menggunakan peserta didik memakai kata kata
pengertian sesuai dengan sesuai dengan pengertiannya
penegertian dari guru)

 Guru yang berperan aktif, peserta  Guru hanya sebagai pembimbing,


didik menjadi pendengar yang baik. peserta didik yang aktif

 Peserta didik mengerjakan tugas  Peserta didik mengerjakan tugas


sendiri secara berkelompok, berpasagan
ataupun sendiri tergantung
keadaaan

 Guru memperhatikan perkembangan  Peserta didik memecahkan masalah


peserta didik dengan seksama sendiri, guru hanya akan
memberikan feed back dan
memjelaskan persoalan persoalan
yang melenceng

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 86
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

 Karena guru sangat berperan dalam  Guru hanya sebagai pembimbing


keberhasilan peserta didik, maka guru sehingga guru yang kurang
yang tidak berkualitas akan sangat berkualitas tidak begitu
mempengaruhi kepandaian peserta mempengaruhi kepandaian peserta
didik didik

 Guru yang menentukan topik yang  Peserta didik yang menentukan topik
ingin dipelajari yang ingin di bahas

 Guru mengevaluasi pembelajaran  Peserta didik mengevaluasi


peserta didik pembelajarannya namun guru juga
ikut mengevaluasi

 Kelas tenang  Kelas bising

Berdasarkan teori J. Peaget dan Vygotsky pembelajaran student centered learning


dapat dirancang/didesain di kelas (http://zanuraini.blogspot.com.) sebagai berikut:

 Pembelajaran berdasarkan pemusatan kepada peserta didik memberikan


kesempatan kepada peserta didik untuk mengungkapkan gagasan secara
eksplisit dengan menggunakan bahasa peserta didik sendiri, berbagi gagasan
dengan temannya, dan mendorong peserta didik memberikan penjelasan
tentang gagasannya.
 pembelajaran berdasarkan pemusatan kepada peserta didik memberi
pengalaman yang berhubungan dengan gagasan yang telah dimiliki peserta
didik atau rancangan kegiatan disesuaikan dengan gagasan awal peserta didik
agar peserta didik memperluas pengetahuan mereka tentang fenomena dan
memiliki kesempatan untuk merangkai fenomena, sehingga peserta didik
terdorong untuk membedakan dan memadukan gagasan tentang fenomena
yang menantang peserta didik.
 Pembelajaran berdasarkan pemusatan kepada peserta didik memberi peserta
didik kesempatan untuk berpikir tentang pengalamannya. Ini dapat mendorong

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 87
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

peserta didik berpikir kreatif, imajinatif, mendorong refleksi tentang model dan
teori, mengenalkan gagasan-gagasanpada saat yang tepat.
 pembelajaran berdasarkan pemusatan kepada peserta didik memberi
kesempatan kepada peserta didik untuk mencoba gagasan baru agar peserta
didik terdorong untuk memperoleh kepercayaan diri dengan menggunakan
berbagai konteks, baik yang telah dikenal maupun yang baru dan akhirnya
memotivasi peserta didik untuk menggunakan berbagai strategi belajar.
 Pembelajaran berdasarkan pemusatan kepada peserta didik mendorong
peserta didik untuk memikirkan perubahan gagasan merka setelah menyadari
kemajuan mereka serta memberi kesempatan peserta didik untuk
mengidentifikasi perubahan gagasan mereka.
 Pembelajaran berdasarkan pemusatan kepada peserta didik memberikan
lingkungan belajar yang kondusif yang mendukung peserta didik
mengungkapkan gagasan, saling menyimak, dan menghindari kesan selalu ada
satu jawaban yang benar.

Kedua pendekatan pembelajaran ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Pendekatan


teacher centered lebih menekankan guru yang berperan aktif, peserta didik menjadi
pendengar yang baik. Pendekatan ini membuat peserta didik lebih paham dalam
menerima materi pelajaran bila dibandingkan dengan student centered. Penelitian di
Amerika yang dilakukan kepada peserta didik SMA telah membuktikan bahwa setelah
diteliti ternyata peserta didik dengan pendekatan teacher centered menghasilkan nilai
yang lebih bagus dari pada peserta didik dengan pendekatan learner centered. Namun
walaupun mendapat nilai yang lebih bagus peserta didik yang menggunakan
pendekatan learner centered lebih mampu menghadapi masalah, karena mereka
terbiasa memecahkan masalah sendiri sehingga membuat mereka lebih mandiri.

Kelebihan student centered approach sebagai berikut:

 Mengefektifkan proses pembelajaran; dengan pembelajaran yang berpusat


kepada peserta didik, mereka akan bertanggungjawab pada dirinya sendiri

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 88
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

dalam mencapai tujuan pembelajarannya. Sehingga mereka akan lebih cepat


dalam menerima dan memahami sesuatu dengan proaktif dalam belajar.
 Memperkuat daya ingatan peserta didik ; ketika peserta didik dituntut untuk aktif
dalam proses belajarnya, dalam artian tidak lagi hanya terpusat pada guru,
mereka akan lebih kuat daya ingatannya. Karena mereka mendapatkan ilmu
secara langsung untuk dipraktekkan, dalam arti tidak hanya sekedar
mendengarkan dari satu sumber.
 Mengikis rasa bosan peserta didik ; rasa bosan akan timbul ketika mahapeserta
didik tidak dianggap ada di dalam kelas. Mereka hanya dijadikan objek
pendengar yang setia dari ceramah guru. Akibatnya peserta didik akan merasa
bosan dan akan juga mempengaruhi keinginannya untuk terus giat dalam
menggali ilmu.
 Memberikan rasa percaya diri bagi mereka yang mempunyai kekurangan dalam
akademis; SCL memberikan kesempatan pada siapapun untuk proaktif dalam
proses belajar mengajar. Tidak ada tekanan yang dapat memutuskan bahwa
pendapat ini benar dan pendapat itu salah. Karena yang terlibat dalam diskusi
tersebut mereka sendiri yaitu semua peserta didik. Jadi bagi mereka yang
selama ini jarang berpartisipasi dalam kegiatan KBM akan merasa lebih percaya
diri dalam mengikutinya.
 Peserta didik menjadi lebih mandiri, kreatif dan aktif ; peserta didik akan dapat
merasakan bahwa pembelajaran menjadi miliknya sendiri karena mereka diberi
kesempatan yang luas untuk berpartisipasi. mahapeserta didik memiliki motivasi
yang kuat untuk mengikuti kegiatan pembelajaran tumbuhnya suasana
demokratis dalam pembelajara sehingga akan terjadi dialog dan diskusi untuk
saling belajar-membelajarkan di antara peserta didik; dan dapat menambah
wawasan pikiran dan pengetahuan bagi dosen atau pendidik karena sesuatu
yang dialami dan disampaikan mahapeserta didikmungkin belum diketahui
sebelumnya oleh dosen. Keunggulan-keunggulan yang dimiliki

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 89
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

modelpembelajaran SCL tersebut akan mampu mendukung upaya ke arah


pembelajaran yang efektif dan efisien (Harsono, 2009; Sudjana, 1995).

Kekurangan student centered approach sebagai berikut:

 Peserta didik mengkonstruksi pengetahuannya sendiri, tidak jarang bahwa hasil


konstruksi peserta didik tidak cocok dengan hasil konstruksi para ilmuan
sehingga menyebabkan miskonsepsi.
 Pemusatan pembelajaran pada peserta didik menanamkan agar peserta didik
membangun pengetahuannya sendiri, hal ini pasti membutuhkan waktu yang
lama dan setiap peserta didik memerlukan penanganan yang berbeda-beda.
 Situasi dan kondisi tiap sekolah tidak sama, karena tidak semua sekolah
memiliki sarana prasarana yang dapat membantu keaktifan dan kreatifitas
peserta didik.

Dari kelebihan dan kekurangan di atas, tentunya dapat diambil benang merahnya,
bahwa pendekatan student-centered inilah yang diharapkan saat ini untuk diterapkan,
karena pendekatan pembelajaran ini diarahkan pada integrasi knowledge management
system sehingga diharapkan menghasilkan intellectual capital yang bermanfaat.
Dengan konsep pendekatan pembelajaran berfokus pada peserta didik, peserta didik
bukan lagi sebagai obyek dari pengembangan ilmu pengetahuan namun diharapkan
menjadi pelaku aktif dari pengisi content di dalam proses pembelajaran. Sedangkan
guru hanya berperan sebagai fasilitator dan motivator. Hal ini tentunya akan lebih
menekankan pada minat, kebutuhan dan kemampuan individu. Selain itu pendekatan
pembelajaran yang berfokus pada peserta didik menggali motivasi intrinsik untuk
membangun masyarakat yang suka dan selalu belajar. Pendekatan pembelajaran ini
sekaligus dapat mengembangkan kualitas sumber daya manusia yang dibutuhkan
masyarakat seperti kreativitas, kepemimpinan, rasa percaya diri, kemandirian,
kedisiplinan, kekritisan dalam berpikir, kemampuan berkomunikasi dan bekerja dalam
tim, keahlian teknis, serta wawasan global untuk dapat selalu beradaptasi terhadap
perubahan dan perkembangan (Direktorat Tenaga Kependidikan, 2008).

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 90
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

d. Pendekatan Ilmiah (Saintifik)

1). Esensi Pendekatan Saintifik/Pendekatan Ilmiah

Proses pembelajaran dapat dipadankan dengan suatu proses ilmiah, karena itu
Kurikulum 2013 mengamanatkan esensi pendekatan saintifik dalam pembelajaran.
Pendekatan saintifik diyakini sebagai titian emas perkembangan dan
pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Dalam
pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah, para ilmuan lebih
mengedepankan penalararan induktif (inductive reasoning) dibandingkan dengan
penalaran deduktif (deductive reasoning).

Penalaran induktif memandang fenomena atau situasi spesifik untuk kemudian


menarik simpulan secara keseluruhan. Sejatinya, penalaran induktif menempatkan
bukti-bukti spesifik ke dalam relasi idea yang lebih luas. Metode ilmiah umumnya
menempatkan fenomena unik dengan kajian spesifik dan detail untuk kemudian
merumuskan simpulan umum. Metode ilmiah merujuk pada teknik-teknik investigasi
atas suatu atau beberapa fenomena atau gejala, memperoleh pengetahuan baru,
atau mengoreksi dan memadukan pengetahuan sebelumnya. Untuk dapat disebut
ilmiah, metode pencarian (method of inquiry) harus berbasis pada bukti-bukti dari
objek yang dapat diobservasi, empiris, dan terukur dengan prinsip-prinsip
penalaran yang spesifik. Karena itu, metode ilmiah umumnya memuat serangkaian
aktivitas pengumpulan data melalui observasi atau ekperimen, mengolah informasi
atau data, menganalisis, kemudian memformulasi, dan menguji hipotesis.

Pembelajaran dengan pendekatan saintifik dapat didefinisikan sebagai


pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga peserta didik secara aktif
mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati
(untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah,
mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 91
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep,


hukum atau prinsip yang “ditemukan”.

Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran melibatkan keterampilan


proses seperti mengamati, mengklasifikasi, mengukur, meramalkan, menjelaskan,
dan menyimpulkan. Dalam melaksanakan proses-proses tersebut, bantuan guru
diperlukan. Akan tetapi bantuan guru tersebut harus semakin berkurang dengan
semakin bertambah dewasanya peserta didik atau semakin tingginya kelas peserta
didik.

Tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik didasarkan pada keunggulan


pendekatan tersebut. Beberapa tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik
adalah:

 untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan berpikir


tingkat tinggi peserta didik.
 untuk membentuk kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan suatu
masalah secara sistematik.
 terciptanya kondisi pembelajaran dimana peserta didik merasa bahwa belajar itu
merupakan suatu kebutuhan.
 diperolehnya hasil belajar yang tinggi.
 untuk melatih peserta didik dalam mengomunikasikan ide-ide, khususnya dalam
menulis artikel ilmiah.
 untuk mengembangkan karakter peserta didik.

Beberapa prinsip pembelajaran dengan pendekatan saintifik, yaitu:

 pembelajaran berpusat pada peserta didik


 pembelajaran membentuk students’ self concept
 pembelajaran terhindar dari verbalisme
 pembelajaran memberikan kesempatan pada peserta didik untuk
mengasimilasi dan mengakomodasi konsep, hukum, dan prinsip

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 92
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

 pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan berpikir peserta


didik
 pembelajaran meningkatkan motivasi belajar peserta didik dan motivasi
mengajar guru
 memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melatih kemampuan
dalam komunikasi
 adanya proses validasi terhadap konsep, hukum, dan prinsip yang
dikonstruksi peserta didik dalam struktur kognitifnya.

2). Langkah-langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Ilmiah

Langkah pembelajaran berpendekatan ilmiah didasarkan pada Permendikbud No


103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah.

Tabel 4: Deskripsi Langkah Pembelajaran

Langkah Deskripsi Kegiatan Bentuk Hasil Belajar


Pembelajaran

Mengamati mengamati dengan indra perhatian pada waktu mengamati


(observing) (membaca, mendengar, suatu objek/membaca suatu
menyimak, melihat, menonton, tulisan/mendengar suatu
dan sebagainya) dengan atau penjelasan, catatan yang dibuat
tanpa alat tentang yang diamati, kesabaran,
waktu (on task) yang digunakan
untuk mengamati.

Menanya Membuat dan mengajukan Jenis, kualitas, dan jumlah

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 93
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

(questioning) pertanyaan, tanya jawab, pertanyaan yang diajukan peserta


berdiskusi tentang informasi didik (pertanyaan faktual,
yang belum dipahami, konseptual, prosedural, dan
informasi tambahan yang ingin hipotetik).
diketahui, atau sebagai
klarifikasi.

Mengumpulkan Mengeksplorasi, mencoba, Jumlah dan kualitas sumber yang


informasi / berdiskusi, dikaji/digunakan, kelengkapan
mencoba mendemonstrasikan, meniru informasi, validitas informasi yang
(experimenting) bentuk/gerak, melakukan dikumpulkan, dan instrumen/alat
eksperimen, membaca yang digunakan untuk
sumber lain selain buku teks, mengumpulkan data.
mengumpulkan data dari nara
sumber melalui angket,
wawancara, dan memodifikasi/
menambahi/mengem-bangkan

Menalar / Mengolah informasi yang Mengembangkan interpretasi,


Mengasosiasi sudah dikumpulkan, argumentasi dan kesimpulan
(associating) menganalisis data dalam mengenai keterkaitan informasi
bentuk membuat kategori, dari dua fakta/konsep, interpretasi
mengasosiasi atau argumentasi dan kesimpulan
menghubungkan mengenai keterkaitan lebih dari
fenomena/informasi yang dua fakta/konsep/teori,
terkait dalam rangka menyintesis dan argumentasi serta
menemukan suatu pola, dan kesimpulan keterkaitan
menyimpulkan. antarberbagai jenis
fakta/konsep/teori/ pendapat;

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 94
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

mengembangkan interpretasi,
struktur baru, argumentasi, dan
kesimpulan yang menunjukkan
hubungan fakta/konsep/teori dari
dua sumber atau lebih yang tidak
bertentangan; mengembangkan
interpretasi, struktur baru,
argumentasi dan kesimpulan dari
konsep/teori/penda-pat yang
berbeda dari berbagai jenis
sumber.

Mengomunikasi- menyajikan laporan dalam Menyajikan hasil kajian (dari


kan bentuk bagan, diagram, atau mengamati sampai menalar)
(communicating) grafik; menyusun laporan dalam bentuk tulisan, grafis, media
tertulis; dan menyajikan elektronik, multi media dan lain-
laporan meliputi proses, hasil, lain.
dan kesimpulan secara lisan.

(1). Mengamati

Kegiatan belajar yang dilakukan dalam proses mengamati adalah: membaca,


mendengar, menyimak, melihat (tanpa atau dengan alat). Kompetensi yang
dikembangkan adalah: melatih kesungguhan, ketelitian, mencari informasi.

Metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta
didik, sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi. Dengan
metode observasi peserta didik menemukan fakta bahwa ada hubungan antara

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 95
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

objek yang dianalisis dengan materi pembelajaran yang digunakan oleh guru.
Kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan sebagai berikut:

 Menentukan objek apa yang akan diobservasi;


 Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan
diobservasi;
 Menentukan secara jelas data-data apa yang perlu diobservasi, baik primer
maupun sekunder;
 Menentukan di mana tempat objek yang akan diobservasi;
 Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan untuk
mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar;
 Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil observasi , seperti
menggunakan buku catatan, kamera, tape recorder, video perekam, dan alat-
alat tulis lainnya.

Praktik mengamati (observasi) dalam pembelajaran hanya akan efektif jika peserta
didik dan guru melengkapi diri dengan dengan alat-alat pencatatan dan alat-alat
lain. Secara lebih luas, alat atau instrumen yang digunakan dalam melakukan
observasi, dapat berupa daftar cek (checklist), skala rentang (rating scale), catatan
anecdotal (anecdotal record), catatan berkala, dan alat mekanikal (mechanical
device). Daftar cek dapat berupa suatu daftar yang berisikan nama-nama subjek,
objek, atau factor-faktor yang akan diamati. Skala rentang, berupa alat untuk
mencatat gejala atau fenomena menurut tingkatannya. Catatan anekdotal berupa
catatan yang dibuat oleh peserta didik dan guru mengenai kelakuan-kelakuan luar
biasa yang ditampilkan oleh subjek atau objek yang diamati. Catatan anekdotal
merupakan alat perekam observasi secara berkala terhadap suatu peristiwa atau
kejadian penting (perilaku keseharian yang terjadi tidak umum, misal membolos,
berkelahi, menyontek, dsb.) yang menggambarkan perilaku dan kepribadian
seseorang dalam bentuk pernyataan singkat dan obyektif.

(2). Menanya

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 96
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

Kegiatan belajar menanya dilakukan dengan cara: mengajukan pertanyaan


tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan
untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari
pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik). Kompetensi
yang dikembangkan adalah mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu,
kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu
untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat

Istilah “pertanyaan” tidak selalu dalam bentuk “kalimat tanya”, melainkan juga
dapat dalam bentuk pernyataan, asalkan keduanya menginginkan tanggapan
verbal. Hal yang perlu diperhatikan dalam menanya ini adalah masalah atau
kesulitan yang dialami peserta didik dan bukan berawal dari pertanyaan guru
berkaitan dengan substasi materi. Namun guru dapat mengarahkan atau
memancing peserta didik agar mereka menanyakan hal yang belum jelas
berkaitan dengan permasalahan yang dibahas.

(3). Mengumpulkan informasi atau mencoba (eksperimen)

Mengumpulkan informasi/eksperimen kegiatan pembelajarannya antara lain:

 melakukan eksperimen;
 membaca sumber lain selain buku teks;
 mengamati objek/kejadian/aktivitas; dan

 wawancara dengan narasumber.

Kompetensi esensi yang dikembangkan dalam proses mengumpulkan informasi


atau eksperimen non substansial adalah mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan,
menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan
kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari,
mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 97
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

Untuk memperoleh hasil belajar yang nyata atau autentik, peserta didik harus
mencoba atau melakukan percobaan, terutama untuk materi atau substansi yang
sesuai. Peserta didik pun harus memiliki keterampilan proses untuk
mengembangkan pengetahuan tentang alam sekitar, serta mampu menggunakan
metode ilmiah dan bersikap ilmiah untuk memecahkan masalah-masalah yang
dihadapinya sehari-hari.

Agar pelaksanaan pengumpulan informasi atau percobaan dapat berjalan lancar


guru hendaknya merumuskan tujuan yang akan dilaksanakan peserta didik, guru
bersama peserta didik mempersiapkan perlengkapan yang dipergunakan, tempat
dan waktu perlu diperhitungkan, guru menyediakan kertas kerja untuk pengarahan
kegiatan peserta didik, guru membicarakan masalah yang akan dijadikan
eksperimen, peserta didik bekerja sesuai dengan kertas kerja dengan bimbingan
guru, dan guru mengumpulkan hasil kerja murid dan mengevaluasinya, bila
dianggap perlu didiskusikan maka dapat dilakukan secara klasikal.

(4). Mengasosiasi atau mengolah informasi

Kegiatan belajar yang dilakukan dalam proses mengasosiasi / mengolah informasi


adalah sebagai berikut.

a) mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan
mengumpulkan/eksperimen mau pun hasil dari kegiatan mengamati dan
kegiatan mengumpulkan informasi.

b) Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah


keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat
mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda
sampai kepada yang bertentangan.

Kompetensi yang dikembangkan dalam proses mengasosiasi/mengolah inofrmasi


adalah Mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras,

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 98
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif


dalam menyimpulkan.

Dalam kegiatan mengasosiasi/mengolah informasi terdapat kegiatan menalar.


Istilah “menalar” dalam kerangka proses pembelajaran dengan pendekatan ilmiah
yang dianut dalam Kurikulum 2013 untuk menggambarkan bahwa guru dan
peserta didik merupakan pelaku aktif. Titik tekannya tentu dalam banyak hal dan
situasi peserta didik harus lebih aktif daripada guru. Penalaran adalah proses
berfikir yang logis dan sistematis atas fakta-kata empiris yang dapat diobservasi
untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan.

Penalaran dimaksud merupakan penalaran ilmiah, meski penakaran nonilmiah


tidak selalu tidak bermanfaat.Istilah menalar di sini merupakan padanan dari
associating; bukan merupakan terjemanan dari reasonsing, meski istilah ini juga
bermakna menalar atau penalaran.Karena itu, istilah aktivitas menalar dalam
konteks pembelajaran pada Kurikulum 2013 dengan pendekatan ilmiah banyak
merujuk pada teori belajar asosiasi atau pembelajaran asosiatif. Istilah asosiasi
dalam pembelajaran merujuk pada kemamuan mengelompokkan beragam ide dan
mengasosiasikan beragam peristiwa untuk kemudian memasukannya menjadi
penggalan memori.

Bagaimana aplikasinya dalam proses pembelajaran? Aplikasi pengembangan


aktivitas pembelajaran untuk meningkatkan daya menalar peserta didik dapat
dilakukan dengan cara berikut:

1) Guru menyusun bahan pembelajaran dalam bentuk yang sudah siap sesuai
dengan tuntutan kurikulum;
2) Guru tidak banyak menerapkan metode ceramah atau metode kuliah. Tugas
utama guru adalah memberi instruksi singkat tapi jelas dengan disertai contoh-
contoh, baik dilakukan sendiri maupun dengan cara simulasi;

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 99
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

3) Bahan pembelajaran disusun secara berjenjang atau hierarkis, dimulai dari


yang sederhana (persyaratan rendah) sampai pada yang kompleks
(persyaratan tinggi);
4) Kegiatan pembelajaran berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan diamati;
5) Seriap kesalahan harus segera dikoreksi atau diperbaiki;
6) Perlu dilakukan pengulangan dan latihan agar perilaku yang diinginkan dapat
menjadi kebiasaan atau pelaziman;
7) Evaluasi atau penilaian didasari atas perilaku yang nyata atau otentik.

Guru mencatat semua kemajuan peserta didik untuk kemungkinan memberikan


tindakan pembelajaran perbaikan.

(5). Mengomunikasikan

Kegiatan belajar mengkomunikasikan adalah menyampaikan hasil pengamatan,


kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya.
Kompetesi yang dikembangkan dalam tahapan mengkomunikasikan adalah
Mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis,
mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan
kemampuan berbahasa yang baik dan benar.

Dalam kegiatan mengkomunikasikan dapat dilakukan pembelajaran kolaboratif.


Pembelajaran kolaboratif merupakan suatu filsafat personal, lebih dari sekadar
teknik pembelajaran di kelas-kelas sekolah. Kolaborasi esensinya merupakan
filsafat interaksi dan gaya hidup manusia yang menempatkan dan memaknai kerja
sama sebagai struktur interaksi yang dirancang secara baik dan disengaja rupa
untuk memudahkan usaha kolektif untuk mencapai tujuan bersama.

Contoh Pembelajaran Kolaboratif

Guru ingin mengajarkan tentang konsep, penggolongan sifat, fakta, atau


mengulangi informasi tentang objek. Untuk keperluan pembelajaran ini dia

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 100
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

menggunakan media sortir kartu (card sort). Prosedurnya dapat dilakukan seperti
berikut:

 Kepada peserta didik diberikan kartu indeks yang memuat informasi atau
contoh yang cocok dengan satu atau lebih katagori;
 Peserta didik diminta untuk mencari temannya dan menemukan orang yang
memiliki kartu dengan katagori yang sama;
 Berikan kepada peserta didik yang kartu katagorinya sama menyajikan
sendiri kepada rekanhya;
 Selama masing-masing katagori dipresentasikan oleh peserta didik, buatlah
catatan dengan kata kunci (point) dari pembelajaran tersebut yang dirasakan
penting.

Pemanfaatan Internet dalam pembelajaran kolaboratif

Pemanfaatan internet sangat dianjurkan dalam pembelajaran atau kelas


kolaboratif. Karena memang, internet merupakan salah satu jejaring
pembelajaran dengan akses dan ketersediaan informasi yang luas dan mudah.
Saat ini internet telah menyediakan diri sebagai referensi yang murah dan
mudah bagi peserta didik atau siapa saja yang hendak mengubah wajah dunia.

Penggunaan internet disarankan makin mendesak sejalan dengan


perkembangan pengetahuan terjadi secara eksponensial. Masa depan adalah
milik peserta didik yang memiliki akses hampir ke seluruh informasi tanpa batas
dan mereka yang mampu memanfaatkan informasi diterima secepat mungkin.

2. STRATEGI PEMBELAJARAN

Strategi pembelajaran merupakan hal yang perlu diperhatikan dalam proses


pembelajaran. Pemilihan strategi pembelajaran yang tepat akan sangat membantu
dalam menunjang keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran, menciptakan

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 101
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

suasana pembelajaran yang menyenangkan dan menggairahkan serta membangun


iklim pembelajaran yang positif yang mampu meningkatkan peran aktif peserta didik
dalam belajar. Suasana pembelajaran yang menyenangkan sebagai dampak dari
kemampuan guru dalam memilih strategi pembelajaran yang tepat akan memunculkan
semangat peserta didik untuk belajar lebih lanjut dan mendorong mereka untuk
mengembangkan kebiasaan belajar sepanjang hayat dimana pun mereka berada.
Berikut ini dibahas strategi pembelajaran meliputi pengertian, jenis, faktor yang
mempengaruhi, dan prinsip penggunaannya.

a. Pengertian Strategi Pembelajaran

Dalam dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai plan, method, or series of activities
designed to achieves a particular educational goal. Jadi, dengan demikian strategi
pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian
kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan (Martinis Yamin, 2009).
Strategi berbeda dengan metode. Strategi menunjuk pada sebuah perencanaan untuk
mencapai untuk mencapai sesuatu, sedangkan metode adalah cara yang dapat
digunakan untuk melaksanakan strategi

Hamzah B. Uno mengartikannya, Strategi pembelajaran merupakan hal yang perlu


diperhatikan guru dalam proses pembelajaran. Paling tidak ada tiga jenis strategi
pembelajaran yang berkaitan dengan pembelajaran, yakni (1) strategi
pengorganisasian pembelajaran, (2) strategi penyampaian pembelajaran, (3) strategi
pengelolaan pembelajaran. Strategi penyampaian menekankan pada media apa yang
dipakai untuk menyampaikan pembelajaran, kegiatan apa yang dilakukan peserta
didik, dan bagaimana struktur pembelajaran. Strategi pengelolaan menekankan pada
penjadwalan penggunaan setiap komponen strategi pengorganisasian dan strategi
penyampaian, termasuk pula membuat catatan kemajuan belajar peserta didik.

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 102
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

Dick dan Carey mengatakan bahwa strategi pembelajaran adalah komponen-


komponen dari suatu set materi termasuk aktifitas sebelum pembelajaran, dan
partisipasi peserta didik yang merupakan prosedur pembelajaran yang digunakan
kegiatan selanjutnya (Dick, 2005).

Menurut Rowntree (Sanjaya, 2008) ditinjau dari penyajiannya dan cara pengolahannya
strategi pembelajaran dapat di kelompokan menjadi dua yaitu strategi pembelajaran
deduktif dan strategi pembelajaran induktif. Contoh dari strategi pembelajaran sendiri
seperti Strategi Cooperative Learning , dan Strategi Active Learning.

Strategi pembelajaran merupakan perpaduan dari urutan kegiatan, cara


mengorganisasikan materi pelajaran peserta didik, peralatan dan bahan, dan waktu
yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran
yang telah ditentukan (Suparman, 1997)

Strategi pembelajaran meliputi kegiatan atau pemakaian teknik yang dilakukan oleh
pengajar mulai dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan, sampai ke tahap evaluasi,
serta program tindak lanjut yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai
tujuan tertentu (Dadang Sunendar, 2008)

Ada dua hal yang patut kita cermati dari beberapa pengertian di atas. Pertama, strategi
pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk
penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan dalam
pembelajaran. Kedua, strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Artinya arah
dari semua keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan. Dengan
demikian langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatan berbagai fasilitas dan sumber
belajar semuanya diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan

Berdasarkan teori-teori tersebut dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran yang


menggunakan urutan kegiatan pembelajaran secara sistematis, memiliki potensi untuk
memudahkan kegiatan belajar peserta didik.

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 103
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

b. Jenis Strategi Pembelajaran

Menurut Rowntree dalam Wina Sanjaya ada beberapa strategi pembelajaran yang
dapat digunakan. Rowntree mengelompokkan ke dalam strategi penyampaian
penemuan (exposition-discovery learning), strategi pembelajaran kelompok, dan
strategi pembelajaran individual (groups-individual learning).

Dalam strategi exposition, bahan pembelajaran diberikan kepada peserta didik dalam
bentuk jadi, peserta didik dituntut untuk menguasai bahan tersebut, guru berfungsi
sebagai penyampai informasi. Sedangkan dalam strategi discovery bahan pelajaran
dicari dan ditemukan sendiri oleh peserta didik melalui kegiatan berbagai aktivitas,
guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing.

Strategi pembelajaran individual dilakukan oleh peserta didik secara mandiri.


Kecepatan, kelambatan dan keberhasilan pembelajaran peserta didik ditentukan oleh
individu peserta didik yang bersangkutan, bentuk kegiatan belajar dapat dilakukan
melalui modul, kaset, CD, VCD dan lain sebagainya. Sedangkan dalam pembelajaran
cooperative, kegiatan belajar dilakukan secara beregu, dibimbing oleh seorang atau
beberapa orang guru, peserta didik belajar dalam kelompok kecil atau besar, setiap
individu dianggap memiliki kemampuan yang sama.

1) Strategi Penyampaian (exposition)

Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan


kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada
sekelompok peserta didik dengan maksud agar peserta didik dapat menguasai
materi pelajaran secara optimal

Berbeda dengan strategi discovery, yang mana bahan pelajaran dicari dan
ditemukan sendiri oleh peserta didik melalui berbagai aktifitas, sehingga tugas
pendidik lebih banyak sebagai fasilitator dan pembimbing. Karena sifatnya yang
demikian strategi ini sering disebut juga sebagai strategi pembelajaran tidak
langsung.

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 104
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

2) Strategi Kelompok

Belajar kelompok dilakukan secara beregu. Bentuk belajar kelompok ini bisa dalam
pembelajaran kelompok besar atau klasikal; atau bisa juga dalam kelompok-
kelompok kecil. Strategi ini tidak memperhatikan kecepatan belajar individual,
semua dianggap sama. Oleh karena itu, dalam belajar kelompok dapat terjadi
peserta didik yang memiliki kemampuan tinggi akan terhambat oleh peserta didik
yang kemampuannya biasa-biasa saja. Begitu pula sebaliknya, peserta didik yang
memiliki kemampuan kurang akan merasa tergusur oleh peserta didik yang
kemampuannya tinggi.

3) Strategi Pembelajaran Individual (groups-individual learning)

Strategi pembelajaran individual dilakukan peserta didik secara mandiri.


Kecepatan, kelambatan, dan keberhasilan peserta didik sangat ditentukan oleh
kemampuan individu peserta didik yang bersangkutan. Bahan pelajaran serta
bagaimana mempelajarinya didesain untuk belajar sendiri. Contoh dari strategi
pembelajaran ini adalah belajar melalui modul atau melalui kaset audio.

Strategi pembelajaran merupakan kegiatan yang dipilih oleh pengajar dalam proses
pembelajaran yang dapat membantu dan memudahkan peserta didik ke arah
tercapainya tujuan pengajaran tertentu. Jenis-jenis strategi pembelajaran dapat dipilah
berdasarkan karakteristik sebagai berikut:

1) Berdasarkan rasio pendidik dan peserta didik yang terlibat dalam pembelajaran

Berdasarkan rasio pendidik dan peserta didik yang terlibat dalam pembelajaran,
terdapat lima jenis strategi pembelajaran, yaitu:

a) Pembelajaran oleh seorang pendidik dengan sekelompok besar (satu kelas)


peserta didik.
b) Pembelajaran oleh seorang pendidik dengan sekelompok kecil (5-7 orang)
peserta didik.
c) Pembelajaran oleh seorang pendidik terhadap seorang peserta didik.

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 105
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

d) Pembelajaran oleh satu tim pendidik terhadap sekelompok besar (satu kelas)
peserta didik.
e) Pembelajaran oleh satu tim pendidik terhadap sekelompok kecil (5-7 orang)
peserta didik.

2) Berdasarkan pola hubungan pendidik dan peserta didik dalam pembelajaran

Berdasarkan pola hubungan pendidik dan peserta didik dalam pembelajaran,


terdapat tiga jenis strategi pembelajaran, yaitu:

a) Pembelajaran tatap muka


b) Pembelajaran melalui media
c) Pembelajaran tatap muka dan melalui media.

3) Berdasarkan peranan pendidik dan peserta didik dalam pengelolaan pembelajaran

Ditinjau berdasarkan peranan pendidik dan peserta didik dalam pengelolaan


pembelajaran, pada umumnya ada dua jenis strategi pembelajaran, yaitu:

a) Pembelajaran yang berpusat pada pendidik (teacher centre). Strategi


pembelajaran yang berpusat pada pendidik merupakan strategi yang paling tua,
disebut juga strategi pembelajaran tradisional. Pengajar berlaku sebagai
sumber informasi yang mempunyai posisi sangat dominan. Pengajar harus
berusaha mengalihkan pengetahuan dan menyampaikan informasi sebanyak-
banyaknya kepada peserta didik. Teknik penyajian yang paralel dengan strategi
pembelajaran ini adalah teknik ceramah, teknik sumbangsaran, teknik
demonstrasi
b) Pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student centre). Strategi
pembelajaran yang berpusat kepada peserta didik, atau disebut student center
strategies, bertitik tolak pada sudut pandang yang memberi arti bahwa mengajar
merupakan usaha menciptakan sistem lingkungan yang mengoptimalkan
kegiatan belajar. Dalam proses pembelajaran peserta didik berusaha secara

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 106
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

aktif untuk mengembangkan dirinya di bawah bimbingan pendidik. Teknik


penyajian yang paralel dengan strategi pembelajaran ini adalah teknik inkuiri,
teknik diskusi, teknik kerja kelompok, teknik nondirektif dan teknik penyajian
kasus.

4) Berdasarkan peranan pendidik dan peserta didik dalam mengolah “pesan” atau
materi pembelajaran

Berdasarkan peranan pendidik dan peserta didik dalam mengolah “pesan” atau
materi pembelajaran, terdapat dua jenis strategi pembelajaran, yaitu:

a) Pembelajaran Ekspositorik. Strategi ekspositorik merupakan strategi berbentuk


penguraian, baik berupa bahan tertulis maupun penjelasan atau penyajian
verbal. Pengajar mengolah materi secara tuntas sebelum disampaikan di kelas.
Strategi pembelajaran ini menyiasati agar semua aspek dari komponen-
komponen pembentuk sistem instruksional mengarah pada sampainya isi
pelajaran kepada peserta didik secara langsung. Teknik penyajian yang paralel
dengan strategi ini adalah teknik ceramah, teknik diskusi, teknik interaksi
massa, teknik antardisiplin, teknik simulasi.
b) Pembelajaran Heuristik. Strategi pembelajaran heuristik adalah strategi
pembelajaran yang bertolak belakang dengan strategi pembelajaran
ekspositorik karena dalam strategi ini peserta didik diberi kesempatan untuk
berperan dominan dalam proses pembelajaran. Strategi ini menyiasati agar
aspek-aspek komponen pembentuk sistem instruksional mengarah pada
pengaktifan peserta didik mencari dan menemukan sendiri fakta, prinsip, dan
konsep yang mereka butuhkan. Dalam strategi heuristik pengajar pertama-tama
mengarahkan peserta didik kepada data-data terpilih, selanjutnya peserta didik
merumuskan kesimpulan berdasarkan data-data tersebut. Bila kesimpulan
tepat, tercapailah tujuan strategi. Sebaliknya, bila kesimpulan salah, pengajar

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 107
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

bisa memberikan data baru sampai peserta didik memperoleh kesimpulan yang
tepat.

5) Berdasarkan proses berpikir dalam mengolah “pesan” atau materi pembelajaran

Berdasarkan proses berpikir dalam mengolah “pesan” atau materi pembelajaran,


terdapat tiga strategi pembelajaran, yaitu:

a) Pembelajaran Deduktif. Dalam strategi pembelajaran deduktif, pesan diolah


mulai hal umum menuju kepada hal yang khusus, dari hal-hal yang abstrak
kepada hal-hal yang nyata, dari konsep-konsep yang abstrak kepada contoh-
contoh yang konkret, dari sebuah premis menuju kesimpulan yang logis.
Langkah-langkah dalam strategi deduktif meliputi tiga tahap. Pertama, pengajar
memilih pengetahuan untuk diajarkan. Kedua, pengajar memberikan
pengetahuan kepada peserta didik. Ketiga, pengajar memberikan contoh dan
membuktikannya kepada peserta didik. Teknik penyajian pelajaran yang paralel
dengan strategi pembelajaran deduktif adalah teknik ceramah.
b) Pembelajaran Induktif. Strategi pembelajaran induktif adalah pengolahan pesan
yang dimulai dari hal-hal yang khusus, dari peristiwa-peristiwa yang bersifat
individual menuju generalisasi, dari pengalaman-pengalaman empiris yang
individual menuju kepada konsep yang bersifat umum. Menurut Kenneth B
Anderson ada beberapa langkah untuk menentukan strategi pembelajaran
induksi. Pertama, pengajar memilih bagian dari pengetahuan, aturan umum,
prinsip, konsep yang akan diajarkan. Kedua, pengajar menyajikan contoh-
contoh spesifik untuk dijadikan bagian penyusunan hipotesis. Ketiga, bukti-bukti
disajikan dengan maksud membenarkan atau menyangkal berbagai hipotesis
tersebut. Keempat, menyimpulkan bukti dan contoh-contoh tersebut. Teknik
penyajian yang paralel adalah teknik penemuan, teknik penyajian kasus, dan
teknik nondirektif.

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 108
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

c) Pembelajar deduktif-induktif, strategi pembelajaran ini pengolahan pesan


dilaksanakan secara campuran.

Mengacu pada jenis-jenis strategi pembelajaran yang dikemukakan oleh Rowntree


(dalam Sanjaya, 2008) mengemukakan 8 jenis strategi pembelajaran yang
berkembang pada tahap selanjutnya yaitu: 1) Strategi pembelajaran berorientasi
aktivitas peserta didik (PBAS), 2) Strategi pembelajaran ekspositori (SPE), 3) Strategi
pembelajaran inkuiri (SPI), 4) Strategi pembelajaran berbasis sekolah (SPPKB), 6)
Strategi pembelajaran kooperatif (SPK), 7) Strategi pembelajaran kontekstual (CTL), 8)
Strategi pembelajaran afektif. Kedelapan strategi pembelajaran tersebut memiliki
berbagai prinsip dan karakteristik yang berbeda. Strategi pembelajaran ini dapat dipilih
sesuai dengan tujuan dan kebutuhan masing-masing pembelajaran. Setiap strategi
memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing, sehingga guru perlu memilih
dengan cermat strategi mana yang paling sesuai untuk peserta didik dan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.

c. Faktor Yang Mempengaruhi Strategi Pembelajaran

Pembelajaran pada dasarnya adalah proses penambahan informasi dan kemampuan


baru. Ketika berpikir informasi dan kemampuan apa yang harus dimiliki peserta didik,
maka pada saat itu juga semestinya berpikir strategi apa yang harus dilakukan agar
semua itu dapat tercapai secara efektif dan efisien.

Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan strategi pembelajaran


adalah sebagai berikut:

1) Faktor Tujuan Pembelajaran

Tujuan merupakan faktor yang paling pokok, sebab semua faktor yang ada di
dalam situasi pembelajaran, termasuk strategi pembelajaran, diarahkan dan
diupayakan semata-mata untuk mencapai tujuan. Tujuan pengajaran

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 109
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

menggambarkan tingkah laku yang harus dimiliki mahapeserta didik setelah


proses pembelajaran selesai dilaksanakan. Tingkah laku tersebut dalam
dikeleompokkan ke dalam kelompok pengetahuan (aspek kognitif), keterampilan
(aspek psikomotorik), dan sikap (aspek afektif)

2) Faktor Materi Pembelajaran

Dilihat dari hakikatnya, ilmu atau materi pelajaran memiliki karakteristik yang
berbeda-beda. Karakteristik ilmu atau materi pelajaran membawa implikasi
terhadap penggunaan cara dan teknik dalam pembelajaran. Secara teoritis di
dalam ilmu atau materi terdapat beberapa sifat materi, yaitu fakta, konsep, prinsip,
masalah, prosedur (keterampilan), dan sikap (nilai).

3) Faktor Peserta didik

Peserta didik sebagai pihak yang berkepentingan di dalam proses pembelajaran,


sebab tujuan yang harus dicapai semata-mata untuk mengubah perilaku peserta
didik itu sendiri. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan ialah jumlah peserta
didik yang terlibat di dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini perlu
dipertimbangkan bahwa:

a. Peserta didik sebagai keseluruhan. Dalam arti segala aspek pribadinya


diperhatikan secara utuh.
b. Peserta didik sebagai pribadi tersendiri. Setiap peserta didik memiliki
perbedaan dari yang lain dalam hal kemampuan, cara belajar, kebutuhan, dan
sebagainya, yang berkaitan erat dengan proses pembelajaran.
c. Tingkat perkembangan peserta didik akan mempengaruhi proses
pembelajaran.

4) Faktor waktu

Faktor waktu dapat dibagi dua, yaitu yang menyangkut jumlah waktu dan kondisi
waktu. Hal yang menyangkut jumlah waktu adalah berapa jumlah jam pelajaran

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 110
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

yang tersedia untuk proses pembelajaran. Sedangkan yang menyangkut kondisi


waktu ialah kapan pembelajaran itu dilaksanakan. Pagi, siang, sore atau malam,
kondisinya akan berbeda. Hal tersebut akan berpengaruh terhadap proses
pembelajaran yang terjadi.

5) Faktor guru

Faktor guru, Teknik penyajian yang paralel adalah teknik penemuan, teknik
penyajian kasus, dan teknik nondirektif. Faktor guru adalah salah satu faktor
penentu, pertimbangan semua faktor di atas akan sangat bergantung kepada
kreativitas guru. Dedikasi dan kemampuan gurulah yang pada akhirnya
mempengaruhi proses pembelajaran.

d. Prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran

Strategi pembelajaran perlu bervariasi dan sesuai dengan kompetensi dan hasil belajar
yang akan dicapai serta materi pembelajaran. Sesuai dengan tuntutan kehidupan
masyarakat saat ini hendaknya strategi tidak hanya berguna dalam pencapaian tujuan
pembelajaran saja, tetapi juga memiliki dampak pengiring dalam pertumbuhan
kepribadian individu, sesuai dengan tuntutan pembentukan kompetensi. Untuk itu perlu
digunakan strategi yang sesuai dengan konteks kehidupan nyata, eksplorasi dan
menggunakan pengetahuan yang ada dalam konteks yang baru.

Yang dimaksud dengan prinsip-prinsip dalam bahasan ini adalah hal-hal yang harus
diperhatikan dalam menggunakan strategi pembelajaran. Prinsip umum strategi
pembelajaran adalah bahwa tidak semua strategi pembelajaran cocok digunakan
untuk mencapai semua tujuan dan semua keadaan. Setiap strategi memiliki kekhasan
masing-masing.

Pendidik perlu memahami prinsip-prinsip penggunaan strategi pembelajaran


sebagaimana diungkapkan Wina Sanjaya (2008) sebagai berikut:

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 111
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

1) Berorientasi pada Tujuan. Dalam sistem pembelajaran tujuan merupakan


komponen yang utama. Segala aktivitas pembelajaran, mestilah diupayakan untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan.
2) Aktivitas. Strategi pembelajaran harus dapat mendorong aktivitas peserta didik.
Aktivitas tidak dimaksudkan terbatas pada akivitas fisik, akan tetapi juga meliputi
aktivitas yang bersifat psikis seperti aktivitas mental.
3) Individualitas, Mengajar adalah usaha mengembangkan setiap individu peserta
didik. meskipun mengajar pada sekelompok peserta didik, namun pada hakikatnya
yang ingin dicapai oleh pendidik adalah perubahan perilaku setiap peserta didik.
4) Integritas. Mengajar bukan hanya mengembangkan kemampuan kognitif saja,
akan tetapi juga meliputi pengembangan aspek afektif dan psikomotor. Sehingga,
strategi pembelajaran harus dapat mengembangkan seluruh aspek kepribadian
peserta didik secara terintegrasi.

3. METODE DAN TEKNIK PEMBELAJARAN

a. Pengertian

Istilah metode dapat digunakan dalam berbagai bidang kehidupan, sebab secara
umum menurut kamus Besar Bahasa Indonesia, metode adalah cara yang telah teratur
dan terfikir baik-baik untuk mencapai sesuatu maksud. Sedangkan menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia, metode adalah cara kerja yang bersistem untuk
memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.
Metode berasal dari kata method (Inggris), artinya melalui, melewati, jalan atau cara
untuk memeroleh sesuatu.

Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah
disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal
(Sanjaya, 2008). Ini berarti metode digunakan untuk merealisasikan proses belajar

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 112
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

mengajar yang telah ditetapkan. Sedangkan menurut Abdurrahman Ginting, metode


pembelajaran dapat diartikan cara atau pola yang khas dalam memanfaatkan berbagai
prinsip dasar pendidikan serta berbagai teknik dan sumberdaya terkait lainnya agar
terjadi proses pemblajaran pada diri pembelajar. Dengan kata lain metode
pembelajaran adalah teknik penyajian yang dikuasai oleh seorang guru untuk
menyajikan materi pelajaran kepada murid di dalam kelas baik secara individual atau
secara kelompok agar materi pelajaran dapat diserap, dipahami dan dimanfaatkan
oleh murid dengan baik (Ginting, 2008).

Berdasarkan pengertian tersebut di atas jelas bahwa pengertian metode pada


prinsipnya sama yaitu merupakan suatu cara dalam rangka pencapaian tujuan, dalam
hal ini dapat menyangkut dalam kehidupan ekonomi, sosial, politik, maupun
keagamaan. Unsur–unsur metode dapat mencakup prosedur, sistimatik, logis,
terencana dan aktivitas untuk mencapai tujuan. Adapun metode dalam pembahasan ini
yaitu metode yang digunakan dalam proses pembelajaran. Pembelajaran dapat
diartikan sebagai setiap upaya yang sistimatik dan disengaja untuk menciptakan
kondisi-kondisi agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien.
Dalam kegiatan pembelajaran tersebut tidak dapat lepas dari interaksi antara sumber
belajar dengan warga belajar, sehingga untuk melaksanakan interaksi tersebut
diperlukan berbagai cara dalam pelaksanaannya. Interaksi dalam pembelajaran
tersebut dapat diciptakan interaksi satu arah, dua arah atau banyak arah. Untuk
masing-masing jenis interaksi tersebut maka jelas diperlukan berbagai metode yang
tepat sehingga tujuan akhir dari pembelajaran tersebut dapat tercapai.

Metode dalam pembelajaran tidak hanya berfungsi sebagai cara untuk menyampaikan
materi saja, sebab sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran mempunyai tugas
cakupan yang luas yaitu disamping sebagai penyampai informasi juga mempunyai
tugas untuk mengelola kegiatan pembelajaran sehingga warga belajar dapat belajar
untuk mencapai tujuan belajar secara tepat. Jadi, metode pembelajaran dapat diartikan
sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 113
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan
pembelajaran.

Berdasarkan hal tersebut maka kedudukan metode dalam pembelajaran mempunyai


ruang lingkup sebagai cara dalam:

1) Pemberian dorongan, yaitu cara yang digunakan sumber belajar dalam rangka
memberikan dorongan kepada warga belajar untuk terus mau belajar
2) Pengungkap tumbuhnya minat belajar, yaitu cara dalam menumbuhkan
rangsangan untuk tumbuhnya minat belajar warga belajar yang didasarkan pada
kebutuhannya
3) Penyampaian bahan belajar, yaitu cara yang digunakan sumber belajar dalam
menyampaikan bahan dalam kegiatan pembelajaran
4) Pencipta iklim belajar yang kondusif, yaitu cara untuk menciptakan suasana
belajar yang menyenangkan bagi warga abelajar untuk belajar
5) Tenaga untuk melahirkan kreativitas, yaitu cara untuk menumbuhkan kreativitas
warga belajar sesuai dengan potensi yang dimilikinya
6) Pendorong untuk penilaian diri dalam proses dan hasil belajar, yaitu cara untuk
mengetahui keberhasilan pembelajaran
7) Pendorong dalam melengkapi kelemahan hasil belajar, cara untuk untuk
mencari pemecahan masalah yang dihadapi dalam kegiatan pembelajaran.

Strategi pembelajaran sifatnya masih konseptual dan untuk mengimplementasikan


digunakan berbagai metode pembelajaran tertentu. Dengan kata lain, strategi
merupakan “a plan of operation achieving something” sedangkan metode adalah “a
way in achieving something” (Sanjaya, 2008). Jadi, metode pembelajaran dapat
diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang
sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan
pembelajaran.

Menurut L. James Havery teknik adalah prosedur logis dan rasional untuk merancang
suatu rangkaian komponen yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 114
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

maksud untuk berfungsi sebagai satu kesatuan dalam usaha mencapai suatu tujuan
yang telah ditentukan (http://adityatriastuti.blogspot.com). Teknik pembelajaran
merupakan penjabaran lebih lanjut dari metode, sehingga pengertian teknik
pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu cara yang dilakukan seseorang dalam
mengimplementasikan suatu metode secara spesifik dengan memperhatikan unsur-
unsur yang saling terikat dan berkaitan untuk mencapai tujuan pembelajaran, agar
pembelajaran lebih efisien.

b. MACAM METODE PEMBELAJARAN

Metode pembelajaran sebagai cara mengajar guru di kelas ragamnya sangat banyak.
Sehingga pilihan metode pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru sangat
bergantung pada beberapa pertimbangan. Beberapa metode yang sering digunakan
dan populer bagi para pengajar antara lain: ceramah, diskusi, tanya jawab,
demonstrasi, dan sebagainya. Berikut ini diuraikan secara singkat beberapa metode
pembelajaran dan langkahnya.

1) Metode Ceramah

Metode ceramah yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan
pengetahuan saecara lisan kepada sejumlah peserta didik yang pada umumnya
mengikuti secara pasif. Metode ceramah dapat dikatakan sebagai satu-satunya
metode yang paling ekonomis untuk menyampaikan informasi, dan paling efektif dalam
mengatasi kelangkaan literatur atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya beli
dan paham peserta didik. Metode ini disebut juga dengan metode kuliah atau metode
pidato.

Tahap Persiapan, pada tahap ini yang harus dilakukan adalah:

 Merumuskan tujuan yang ingin dicapai.

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 115
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

 Menentukan pokok-pokok materi yang akan diceramahkan


 Mempersiapkan alat bantu.

Tahap Pelaksanaan, Pada tahap ini ada tiga langkah yang harus dilakukan:

a. Langkah Pembukaan

Langkah pembukaan dalam metode ceramah merupakan langkah yang


menentukan. Keberhasilan pelaksanaan ceramah sangat ditentukan oleh
langkah ini.

b. Langkah Penyajian

Tahap penyajian adalah tahap penyampaian materi pembelajaran dengan cara


bertutur. Agar ceramah berkualitas sebagai metode pembelajaran, maka guru
harus menjaga perhatian peserta didik agar tetap terarah pada materi
pembelajaran yang sedan g disampaikan.

c. Langkah Mengakhiri atau Menutup Ceramah

Ceramah harus ditutup dengan ringkasan pokok-pokok materi, agar materi


pelajaran yang sudah dipahami dan dikuasai peserta didik tidak terbang
kembali. Ciptakanlah kegiatan-kegiatan yang memungkinkan peserta didik tetap
mengingat materi pembelajaran. Perlu diperhatikan, bahwa ceramah akan
berhasil baik, bila didukung oleh metode-metode lainnya, misalnya tanya
jawab,tugas, latihan dan lain-lain. Metode ceramah itu wajar dilakukan bila: (a)
ingin mengajarkan topik baru, (b) tidak ada sumber bahan pelajaran pada
peserta didik, (c) menghadapi sejumlah peserta didik yang cukup banyak.

Kekurangan metode ini adalah:

 Guru lebih aktif sedangkan murid pasif karena perhatian hanya terpusat pada
guru saja.
 Murid seakan diharuskan mengikuti segala apa yang disampaikan oleh guru,
meskipun murid ada yang bersifat kritis karena guru dianggap selalu benar.

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 116
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

 Anak didik yang lebih tanggap dari visi visual akan menjadi rugi dan anak didik
yang lebih tanggap auditifnya dapat lebih besar menerimanya.
 Sukar mengontrol sejauhmana pemerolehan belajar anak didik.
 Kegiatan pengajaran menjadi verbalisme (pengertian kata-kata).
 Bila terlalu lama membosankan.

Beberapa kelebihan metode ceramah adalah :

 Guru mudah menguasai kelas.


 Guru mudah menerangkan bahan pelajaran berjumlah besar
 Dapat diikuti anak didik dalam jumlah besar.
 Mudah dilaksanakan

2) Metode Diskusi

Metode diskusi adalah metode mengajar yang sangat erat hubungannya dengan
memecahkan masalah (problem solving). Metode ini lazim juga disebut sebagai diskusi
kelompok (group discussion) dan resitasi bersama (socialized recitation). Metode
diskusi diaplikasikan dalam proses belajar mengajar untuk:

 Mendorong peserta didik berpikir kritis;


 Mendorong peserta didik mengekspresikan pendapatnya secara bebas;
 Mendorong peserta didik menyumbangkan buah pikirnya untuk memcahkan
masalah bersama;
 Mengambil satu alternatif jawaban atau beberapa alternatif jawaban untuk
memecahkan masalah berdsarkan pertimbangan yang seksama.

Macam-macam diskusi yaitu:

 Diskusi informal
 Diskusi formal
 Diskusi panel

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 117
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

 Diskusi simposium

Langkah-langkah Metode Diskusi:

Langkah Persiapan, Hal-hal yang harus diperhatikan dalam persiapan diskusi di


antaranya:

 Merumuskan tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan yang bersifat umum maupun
tujuan khusus.
 Menentukan jenis diskusi yang dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang
ingin dicapai.
 Menetapkan masalah yang akan dibahas.
 Mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan teknis pelaksanaan
diskusi, misalnya ruang kelas dengan segala fasilitasnya, petugas-petugas
diskusi seperti moderator, notulis, dan tim perumus, manakala diperlukan.

Pelaksanaan Diskusi, beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan


diskusi antara lain:

 Memeriksa segala persiapan yang dianggap dapat memengaruhi kelancaran


diskusi;
 Memberikan pengarahan sebelum dilaksanakan diskusi, misalnya menyajikan
tujuan yang ingin dicapai serta aturan-aturan diskusi sesuai dengan jenis diskusi
yang akan dilaksanakan;
 Melaksanakan diskusi sesuai dengan aturan main yang telah ditetapkan. Dalam
pelaksanaan diskusi hendaklah memerhatikan suasana atau iklim belajar yang
menyenangkan, misalnya tidak tegang, tidak saling menyudutkan, dan lain
sebagainya;
 Memberikan kesempatan yang sama kepada setiap peserta diskusi untuk
mengeluarkan gagasan dan ide-idenya;
 Mengendalikan pembicaraan kepada pokok persoalan yang sedang dibahas;

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 118
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

 Hal ini sangat penting, sebab tanpa pengendalian biasanya arah pembahasan
menjadi melebar dan tidak fokus.

Penutup Diskusi, akhir dari proses pembelajaran dengan menggunakan diskusi


hendaklah dilakuan hal-hal sebagai berikut:

 Membuat pokok-pokok pembahasan sebagai kesimpulan sesuai dengan hasil


diskusi;
 Me-review jalannya diskusi dengan meminta pendapat dari seluruh peserta
sebagai umpan balik untuk perbaikan selanjutnya.

Kelebihan metode diskusi sebagai berikut:

 Menyadarkan anak didik bahwa masalah dapat dipecahkan dengan berbagai


jalan;
 Menyadarkan ank didik bahwa dengan berdiskusi mereka saling
mengemukakan pendapat secara konstruktif sehingga dapat diperoleh
keputusan yang lebih baik.

Membiasakan anak didik untuk mendengarkan pendapat orang lain sekalipun


berbeda dengan pendapatnya dan membiasakan bersikap toleransi.

3) Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi adalah cara pengelolaan pembelajaran dengan memperagakan


atau mempertunjukkan kepada peserta didik suatu proses, situasi, benda, atau cara
kerja suatu produk teknologi yang sedang dipelajari. Demontrasi dapat dilakukan
dengan menunjukkan benda baik yang sebenarnya, model, maupun tiruannya dan
disertai dengan penjelasan lisan. Demonstrasi akan menjadi aktif jika dilakukan
dengan baik oleh guru dan selanjutnya dilakukan oleh peserta didik. Metoda ini dapat
dilakukan untuk kegiatan yang alatnya terbatas tetapi akan dilakukan terus-menerus
dan berulang-ulang oleh peserta didik. Metode demonstrasi dikatakan juga metode

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 119
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja suatu benda
yang berkenaan dengan bahan pelajaran. Manfaat psikologis pedagogis dari metode
demonstrasi adalah:

 Perhatian peserta didik dapat lebih dipusatkan;


 Proses belajar peserta didik lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari;
 Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri
peserta didik.

Langkah-langkah metode Demonstrasi

Perencanaan, hal yang dilakukan adalah:

 Merumuskan tujuan yang jelas baik dari sudut kecakapan atau kegiatan yang
diharapkan dapat ditempuh setelah metode demonstrasi berakhir;

 Menetapkan garis-garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan


dilaksanakan;

 Memperhitungkan waktu yang dibutuhkan;

 Selama demonstrasi berlangsung, seorang guru hendaknya introspeksi diri


apakah:

 Keterangan-keterangannya dapat didengar dengan jelas oleh peserta didik;


 Semua media yang digunakan ditempatkan pada posisi yang baik sehingga
setiap peserta didik dapat melihat;
 Peserta didik disarankan membuat catatan yang dianggap perlu.

 Menetapkan rencana penilaian terhadap kemampuan peserta didik.

Pelaksanaan, hal dilakukan adalah:

 Memeriksa hal-hal di atas untuk kesekian kalinya (terutama memeriksa alat


bantu yang akan digunakan dalam pembelajaran);

 Memberikan penjelasan tentang topik yang akan didemonstrasikan;

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 120
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

 Memulai demonstrasi dengan menarik perhatian peserta didik (Memperhatikan


keadaan peserta didik, apakah semuanya mengikuti demonstrasi dengan baik)

 Mengingatkan pokok-pokok materi yang didemonstrasikan agar demonstrasi


mencapai sasaran;

 Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk aktif memikirkan lebih


lanjut tentang apa yang dilihat dan didengarnya dalam bentuk mengajukan
pertanyaan (memberi peluang kepada peserta didik untuk mencoba sebelum
latihan);

 Memberi penguatan (melalui diskusi, tanya jawab, dan atau latihan) terhadap
hasil demonstrasi;

 Menyimpulkan inti sari dari hal yang telah didiskusikan dengan cara
mengaktifkan peserta didik;

 Sebagai catatan selama pelaksanaan demonstrasi menghindari ketegangan,


oleh karena itu guru hendaknya selalu menciptakan suasana yang harmonis,
dan selalu memperhatikan keamanan dan keselamatan.

Evaluasi,

Sebagai tindak lanjut setelah diadakannya demonstrasi sering diiringi dengan


kegiatan-kegiatan belajar selanjutnya. Kegiatan ini dapat berupa pemberian tugas,
seperti membuat laporan, menjawab pertanyaan, mengadakan latihan lebih lanjut.
Selain itu, guru dan peserta didik mengadakan evaluasi terhadap demonstrasi yang
dilakukan, apakah sudah berjalan efektif sesuai dengan yang diharapkan.

4) Metode Penugasan

Metode pemberian tugas adalah cara mengajar atau penyajian materi melalui
penugasan peserta didik untuk melakukan suatu pekerjaan dengan maksud agar
peserta didik melakukan kegiatan belajjar. Pemberian tugas dapat secara individual

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 121
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

atau kelompok. Pemberian tugas untuk setiap peserta didik atau kelompok dapat sama
dan dapat pula berbeda. Agar pemberian tugas dapat menunjang keberhasilan proses
pembelajaran, maka: 1) tugas harus bisa dikerjakan oleh peserta didik atau kelompok
peserta didik, 2) hasil dari kegiatan ini dapat ditindaklanjuti dengan presentasi oleh
peserta didik dari satu kelompok dan ditanggapi oleh peserta didik dari kelompok yang
lain atau oleh guru yang bersangkutan, serta 3) di akhir kegiatan ada kesimpulan yang
didapat.

Pada metode penugasan ini guru memberikan seperangkat tugas yang harus
dikerjakan peserta didik, dapat pula tugas menyuruh peserta didik untuk mempelajari
lebih dulu topik yang akan dibahas. Metode ini diberikan karena materi pelajaran
banyak, sedang waktu yang tersedia sedikit. Agar materi pelajaran selesai sesuai
dengan waktu yang ditentukan, maka metode inilah yang biasanya digunakan oleh
guru. Tugas ini biasanya bisa dilaksanakan di rumah, di sekolah, di perpustakaan, dan
di tempat lainnya. Tugas atau resitasi merangsang anak untuk aktif belajar, baik
individu maupun kelompok, tugas yang diberikan sangat banyak macamnya
tergantung dari tujuan yang hendak dicapai.

Metode Penugasan mensyaratkan adanya pemberian tugas dan adanya


pertanggungjawaban dari murid. Tugas ini dapat berbentuk suruhan-suruhan guru
seperti contoh-contoh di atas. Tetapi dapat pula timbul atas insiatif murid setelah
disetujui oleh guru. Cara menilai hasil tugas tertulis kadang-kadang menimbulkan
kesukaran.

Langkah-langkah metode penugasan, guru perlu memperhatikan langkah-langkah


sebagai berikut :

 Tugas harus direncanakan secara jelas dan sistematis, terutama tujuan


penugasan dan cara pengerjaannya. Sebaliknya tujuan penugasan dikomuni
kasikan kepada peserta didik (peserta didik) agar tahu arah tugas yang
dikerjakan.

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 122
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

 Tugas yang diberikan harus dapat dipahami peserta didik, kapan


mengerjakannya, bagaimana cara mengerjakannya, berapa lama tugas tersebut
harus dikerjakan, secara individu atau kelompok, dan lain-lain. Hal-hal tersebut
akan sangat menentukan efektivitas penggunaan metode penugasan dalam
pembelajaran.

 Apabila tugas tersebut berupa tugas kelompok, perlu diupayakan agar seluruh
anggota kelompok dapat terlibat secara aktif dalam proses penyelesaian tugas
tersebut, terutama kalau tugas tersebut diselesaikan di luar kelas.

 Perlu diupayakan guru mengontrol proses penyelesaian tugas yang dikerjakan


oleh peserta didik. Jika tugas tersebut diselesaikan di kelas guru berkeliling
mengontrol pekerjaan peserta didik, sambil memberikan motivasi dan
bimbingan terutama bagi peserta didik yang mengalami kesulitan dalam
penyelesaian tugas tersebut. Jika tugas tersebut diselesaikan di luar kelas, guru
bisa mengontrol proses penyelesaian tugas melalui konsultasi dari pada peserta
didik.

 Berikanlah penilaian secara proporsional terhadap tugas-tugas yang dikerjakan


peserta didik. Penilaian yang diberikan sebaiknya tidak hanya menitikberatkan
pada produk, tetapi perlu dipertimbangkan pula bagaimana proses penyelesaian
tugas tersebut. Penilaian hendaknya diberikan secara langsung setelah tugas
diselesaikan, hal ini disamping akan menimbulkan minat dan semangat belajar
peserta didik, juga menghindarkan bertumpuknya pekerjaan peserta didik yang
harus diperiksa.

Kelebihan metode penugasan (resitasi) sebagai berikut:

 Pengetahuan yang anak didik peroleh dari hasil belajar sendiri akan dapat
diingat lebih lama.
 Anak didik berkesempatan memupuk perkembangan dan keberanian
mengambil inisiatif, bertanggung jawab dan berdiri sendiri.

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 123
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

Kekurangan metode penugasan sebagai berikut:

 Terkadang anak didik melakukan penipuan dimana anak didik hanya meniru
hasil pekerjaan temannya tanpa mau bersusah payah mengerjakan sendiri.
 Terkadang tugas dikerjakan oleh orang lain tanpa pengawasan.
 Sukar memberikan tugas yang memenuhi perbedaan individual (Djamarah,
2006).

5) Metode Kerja Kelompok

Metode kerja kelompok adalah metode mengajar dengan mengkondisikan peserta


didik dalam suatu group atau kelompok sebagai satu kesatuan dan diberikan tugas
untuk dibahas dalam kelompok tersebut. Karena itu guru dituntut untuk mampu
menyediakan bahan-bahan pelajaran yang secara manipulasi mampu melibatkan anak
bekerjasama dan berkolaborasi dalam kelompok. Penerapan metode kerja kelompok
menuntut guru untuk dapat mengelompokan peserta didik secara arif dan proporsional.
Pengelompokkan peserta didik dalam suatu kelompok dapat didasarkan pada: (a)
fasilitas yang tersedia; (b) perbedaan individual dalam minat belajar dan kemampuan
belajar; (c) jenis pekerjaan yang diberikan; (d) wilayah tempat tinggal peserta didik; (e)
jenis kelamin; (f) memperbesar partisipasi peserta didik dalam kelompok; dan (g)
berdasarkan pada lotere/random.

Pada umumnya materi pelajaran yang harus dikerjakan secara bersama-sama dalam
kelompok itu diberikan atau disiapkan oleh guru. Materi itu harus cukup kompleks
isinya dan cukup luas ruang lingkupnya sehingga dapat dibagi-bagi menjadi bagian
yang cukup memadai bagi setiap kelompok. Materi hendaknya membutuhkan bahan
dan informasi dari berbagai sumber untuk pemecahannya. Masalah yang bisa
diselesaikan hanya dengan membaca satu sumber saja tentu tidak cocok untuk
ditangani melalui kerja kelompok. Kelompok dapat dibentuk berdasarkan perbedaan
individual dalam kemampuan belajar, perbedaan bakat dan minat belajar, jenis

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 124
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

kegiatan, materi pelajaran, dan tujuan yang ingin dicapai. Berdasarkan tugas yang
harus diselesaikan, peserta didik dapat dibagi atas kelompok paralel yaitu setiap
kelompok menyelesaikan tugas yang sama, dan kelompok komplementer dimana
setiap kelompok berbeda-beda tugas yang harus diselesaikan.

Metode kerja kelompok yang digunakan dalam suatu strategi pembelajaran bertujuan
untuk:

 Memecahkan masalah pembelajaran melalui proses kelompok;


 Mengembangkan kemampuan bekerjasama di dalam kelompok;
 Memupuk kemauan dan kemampuan kerjasama di antara para peserta didik;
 Meningkatkan keterlibatan sosio-emosional dan intelektual para peserta didik
dalam proses belajar mengajar;
 Meningkatkan perhatian terhadap proses dan hasil belajar secara berimbang.

Langkah-langkah kerja kelompok sebagai berikut:

Kegiatan Persiapan

 Merumuskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai


 Menyiapkan materi pembelajaran dan menjabarkan materi tersebut ke dalam
tugas-tugas kelompok.
 Mengidentifikasi sumber-sumber yang akan menjadi sasaran kegiatan kerja
kelompok.
 Menyusun peraturan pembentukan kelompok, cara kerja, saat memulai dan
mengakhiri, dan tata tertib lainnya.

Kegiatan Pelaksanaan

 Kegiatan Membuka Pelajaran.


 Melaksanakan apersepsi, yaitu pertanyaan tentang materi pelajaran
sebelumnya.

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 125
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

 Memotivasi belajar dengan mengemukakan kasus yang ada kaitannya dengan


materi pelajaran yang akan diajarkan.
 Mengemukakan tujuan pelajaran dan berbagai kegiatan yang akan dikerjakan
dalam mencapai tujuan pelajaran itu.

Kegiatan Inti Pelajaran

 Mengemukakan lingkup materi pelajaran yang akan dipelajari.


 Membentuk kelompok.
 Mengemukakan tugas setiap kelompok kepada ketua kelompok atau langsung
kepada semua peserta didik.
 Mengemukakan peraturan dan tata tertib serta saat memulai dan mengakhiri
kegiatan kerja kelompok.
 Mengawasi, memonitor, dan bertindak sebagai fasilitator selama peserta didik
melakukan kerja kelompok.
 Pertemuan klasikal untuk pelaporan hasil kerja kelompok, pemberian balikan
dari kelompok lain atau dari guru.

Kegiatan Mengakhiri Pelajaran

 Meminta peserta didik merangkum isi pelajaran yang telah dikaji melalui kerja
kelompok.
 Melakukan evaluasi hasil dan proses.
 Melaksanakan tindak lanjut baik berupa mengajari ulang materi yang belum
dikuasai peserta didik maupun memberi tugas pengayaan bagi peserta didik
yang telah menguasai materi metode kerja kelompok tersebut.

6) Metode Latihan (drill)

Metode drill atau dikenal juga dengan latihan keterampilan adalah suatu metode
mengajar, dimana peserta didik diajak ke tempat latihan keterampilan untuk melihat

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 126
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

bagaimana cara membuat sesuatu, bagaimana cara menggunakannya, untuk apa


dibuat, apa manfaatnya dan sebagainya. Metode latihan merupakan suatu cara
mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Metode ini
dapat juga digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan
dan keterampilan. Contoh latihan keterampilan membuat tas dari mute/pernik-pernik.

Tujuan dari metode ini adalah:

 Memberikan umpan balik (feedback) kepada guru untuk memperbaiki proses


belajar mengajar;
 Untuk menentukan angka kemajuan atau hasil belajr masing-masing anak didik;
 Menempatkan anak didik dalam situasi belajar mengajra yang tepat;
 Anak dapat mempergunakan daya berfikirnya semakin baik;
 Pengetahuan anak didik agar semakin bertambah dari berbagai segi;
 Perikasaan latihan atau ulangan dapat dilakukan dengan cara secara klasikal,
secara individu;
 Pencocokan dengan kunci jawaban yang telah disediakan sebelumnya.

Langkah-langkahnya :

a. Menjelaskan maksud dan tujuan latihan terbimbing pada peserta didik;

b. Guru harus lebih menekankan pada diagnosa, karena latihan permulaan belum
bisa mengharapkan peserta didik mendapatkan keterampilan yang sempurna;

c. Mengadakan latihan terbimbing sehingga timbul response peserta didik yang


berbeda-beda untuk peningkatan keterampilan dan penyempunaan kecakapan
peserta didik;

d. Memberi waktu untuk mengadakan latihan yang singkat agar tidak meletihkan
dan membosankan dan guru perlu memperhatikan respons peserta didik
apakah telah melakukan latihan dengan tepat dan cepat;

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 127
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

e. Meneliti hambatan atau kesukaran yang dialami peserta didik dengan cara
bertanya kepada peserta didik, serta memperhatikan masa latihan dengan
mengubah situasi sehingga menimbulkan optimisme dan rasa gembira pada
peserta didik yang dapat menghasilkan keterampilan yang baik;

f. Guru dan peserta didik perlu memikirkan dan mengutamakan proses-proses


yang pokok dan tidak banyak terlibat pada hal-hal yang tidak diperlukan;

g. guru perlu memperhatikan perbedaan individual peserta didik, sehingga


kemampuan dan kebutuhan peserta didik masing-masing dapat berkembang.

Kelebihan metode drill sebgaai berikut:

 Dalam waktu yang relatif singkat, dapat diperoleh penguasaan dan ketrampilan
yang diharapkan;
 Akan tertanam pada setiap pribadi anak kebiasaan belajar secara rutin dan
disiplin.

Kekurangan metode drill sebagai berikut:

 Bisa menghambat perkembangan daya inisiatif murid;


 Kurang memperhatikan relevansinya dengan lingkungan;
 Membentuk kebiasaan-kebiasaan yang otomatis dan kaku.

7) Metode Karyawisata

Karyawisata adalah kunjungan ke suatu tempat atau objek dalam rangka memperluas
pengetahuan dalam hubungan dengan pekerjaan seseorang atau sekelompok orang.
Metode karya wisata adalah suatu metode mengajar yang dilakukan dengan cara
berkunjung ke suatu tempat atau objek yang dirancang terlebih dahulu oleh pendidik
dan diharapkan peserta didik membuat laporan dan diskusi bersama dengan peserta
didik yang lain serta didampingi oleh pendidik, yang kemudian hasilnya dituliskan.

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 128
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

Metode karyawisata hampir sama dengan pembelajaran outdoor yaitu aktivitas


pembelajaran sama-sama dilaksanakan di luar kelas. Perbedaannya adalah
karayawisata biasanya bukan sebatas mengajak peserta didik keluar kelas, tetapi lebih
jauh dari kelas atau sekolah dalam rangka mengunjungi tempat-tempat yang ada
hubungannya dengan materi pelajaran. Sedangkan pembelajaran outdoor sifatnya
lebih sederhana dan biasanya lokasi kunjungan masih di sekitar sekolah.

Dalam pelaksanaannya, metode karyawisata lebih disukai peserta didik. Namun yang
sering terjadi di lapangan, peserta didik belum memiliki panduan belajar yang cukup
sehingga hasil dari kegiatan tersebut kurang dirasakan manfaatnya. Disinilah perlunya
peran guru untuk mempersiapkan perencanaan yang baik agar hasil yang dicapai
benar-benar menjadi pengalaman peserta didik yang dapat meningkatkan hasil
belajarnya.

Langkah-langkah metode karya wisata sebagai berikut:

a. Menetapkan kompetensi yang akan dicapai peserta didik


b. Merencanakan tujuan
c. Merumuskan kegiatan yang akan dilakukan
d. Melaksanakan kegiatan
e. Menilai kegiatan
f. Melaporkan hasil kegiatan

Beberapa hal yang harus dimiliki guru dan peserta didik untuk mengoptimalkan metode
karyawisata,

Guru harus:

 Menentukan tempat atau objek wisata yang sesuai dengan tujuan


pembelajaran;
 Merencanakan dan mempersiapkan panduan peserta didik dalam
melaksanakan karyawisata;
 Mempersiapkan peralatan dan bahan yang diperlukan;

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 129
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

 Membimbing dan mengontrol aktivitas peserta didik saat berkaryawisata;


 Menilai hasil kegiatan.

Peserta didik harus:

 Memahami dan melaksanakan panduan peserta didik yang diberikan guru;


 Belajar secara mandiri atau berkelompok;
 Menggunakan peralatan dan bahan yang diperlukan;
 Menyusun laporan hasil karyawisata.

Kelebihan metode karya wisata antara lain:

 Materi pelajaran lebih relevan dengan kenyataan;


 Mendekatkan peserta didik dengan alam;
 Tumbuhnya minat, rasa senang, kreativitas, dan motivasi belajar;
 Memberikan pengalaman nyata, konkret, dan praktis kepada peserta didik;
 Penerapan pembelajaran modern.

Kekurangan metode karya wisata antara lain:

 Memerlukan alokasi waktu yang banyak;


 Memerlukan bimbingan dan pengawasan yang ketat terhadap kreativitas
peserta didik;
 Memerlukan biaya yang mahal;
 Kerap terjadi lebih banyak unsur rekreasi ketimbang studi.

8) Metode Tanya jawab

Metode tanya jawab adalah metode yang digunakan dalam proses belajar mengajar
dengan menggunakan pertanyaan yang diajukan oleh guru kepada peserta didik, yang
mengarahkan peserta didik memahami materi tersebut. Sementara itu metode tanya

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 130
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

jawab ada yang mengartikan suatu cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan
yang harus dijawab, terutama oleh dari guru kepada peserta didik, tetapi dapat pula
dari peserta didik kepada guru (Djamarah, 2006). Metode ini bertujuan untuk
merangsang perhatian peserta didik dan mengukur kemampuan peserta didik terhadap
materi yang dibahas. Metode ini tepat digunakan untuk mengarahkan pengamatan dan
proses berfikir dan digunakan sebagai selingan dalam metode cerita atau ceramah.
Metoda Tanya Jawab akan menjadi efektif bila materi yang menjadi topik bahasan
menarik, menantang dan memiliki nilai aplikasi tinggi. Pertanyaaan yang diajukan
bervariasi, meliputi pertanyaan tertutup (pertanyaan yang jawabannya hanya satu
kemungkinan) dan pertanyaan terbuka (pertanyaan dengan banyak kemungkinan
jawaban), serta disajikan dengan cara yang menarik.

Tujuan dari penggunaan metode tanya jawab sebagai berikut:

 Menyimpulkan materi yang telah lalu. Setelah guru menguraikan suatu


persoalan, kemudian guru mengajukan beberapa pertanyaan. Pertanyaan-
pertanyaan itu dijawab oleh peserta didik, sedangkan hasil jawaban peserta
didik yang betul/benar disusun dengan baik sehingga merupakan ikhtisar
pelajaran yang akan menjadi milik peserta didik.
 Melanjutkan pelajaran yang sudah lalu. Dengan mengulang pelajaran yang
sudah diberikan dalam bentuk pertanyaan, guru akan dapat menarik perhatian
kepada pelajaran yang lalu.
 Menarik perhatian peserta didik untuk menggunakan pengetahuan dan
pengalaman.
 Memimpin pengalaman atau pemikiran peserta didik. Ketika peserta didik
menghadapi suatu persoalan maka pemikiran peserta didik dapat dibimbing
dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan atau seorang peserta didik yang
tidak memperhatikan pembicaraan guru yang dapat meng-usahakan supaya
perhatiannya kepada keterangan-keterangan guru dengan mengejutkan dengan
memberikan dengan memberikan beberapa pertanyaan.

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 131
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

 Menyelangi pembicaraan untuk merangsang perhatian peserta didik dalam


belajar sehingga dengan demikian ada kerjasama antara peserta didik dengan
guru dan dapat menimbulkan semangat peserta didik.
 Meneliti kemampuan peserta didik dalam memahami suatu bacaan yang
dibacanya atau ceramah yang sudah didengarnya.

Langkah-langkah pelaksanaan metode tanya jawab sebagai berikut:

a. Persiapan
 Menentukan topik
 Merumuskan tujuan pembelajaran khusus (TPK)
 Menyusun pertanyaan-pertanyaan secara tepat sesuai dengan TPK tertentu
 Mengidentifikasi pertanyaan-pertanyaan yang mungkin diajukan peserta
didik
b. Pelaksanaan
 menjelaskan kepada peserta didik tujuan pembelajaran khusus (TPK).
 mengkomunikasikan penggunaan metode tanya jawab (peserta didik tidak
hanya bertanya tetapi juga menjawab pertanyaan guru maupun peserta
didik yang lain).
 guru memberikan permasalahan sebagai bahan apersepsi.
 guru mengajukan pertanyaan keseluruh kelas.
 guru harus memberikan waktu yang cukup untuk memikirkan jawabannya,
sehingga dapat merumuskan secara sistematis.
 guru memperhatikan dengan seksama saat peserta didik menjawab atas
pertanyaannya.
 guru menyampaikan status jawaban peserta didik dan memberi penguatan
atau penghapusan atas respon peserta didik (bila jawaban peserta didik
belum tepat dapat dilempar lagi pertanyaan kepada peserta didik yang lain
untuk menjawab).

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 132
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

 Memberi peluang kepada peserta didik untuk bertanya dalam rangka


menggali kejelasan pemahaman.

Kelebihan dari metode tanya jawab (Hendayat, 2005) sebagai berikut:

 Lebih mengaktifkan peserta didik;


 Memberikan kesempatan kepada untuk mengemukakan hal-hal yang belum
jelas;
 Dapat mengetahui perbedaan pendapat peserta didik, sehingga bisa dicari titik
temunya;
 Dapat mengurangi verbalisme;
 Memberikan kesempatan pada guru untuk menjelaskan kembali konsep yang
masih kabur.

Kekurangan dari metode tanya jawab sebagai berikut:

 Apabila terjadi perbedaan pendapat akan banyak untuk menyelesaikannya;


 Kemungkinan akan terjadi penyimpangan perhatian peserta didik, terutama
apabila terdapat jawaban-jawaban yang kebetulan yang menarik perhatiannya,
tetapi bukan sasaran yang dituju;
 Dapat menghambat cara berpikir, apabila guru kurang pandai dalam penyajian
materi pelajaran;
 Situasi persaingan bisa timbul, apabila guru kurang pandai/menguasai teknik
pemakaian metode ini.

9) Metode Eksperimen

Metode eksperimen adalah suatu cara pengelolaan pembelajaran di mana peserta


didik melakukan aktivitas percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri
suatu yang dipelajarinya. Dalam metode ini peserta didik diberi kesempatan untuk

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 133
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

mengalami sendiri atau melakukan sendiri dengan mengikuti suatu proses, mengamati
suatu obyek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang
obyek yang dipelajarinya. Percobaan dapat dilakukan melalui kegiatan individual atau
kelompok. Hal ini tergantung dari tujuan dan makna percobaan atau jumlah alat yang
tersedia. Percobaan ini dapat dilakukan dengan demonstrasi, bila alat yang tersedia
hanya satu atau dua perangkat saja. Dengan demikian, peserta didik dituntut untuk
mengalami sendiri , mencari kebenaran, atau mencoba mencari suatu hukum atau
dalil, dan menarik kesimpulan dari proses yang dialaminya itu. Hal ini selaras dengan
yang diungkapkan oleh satu penulis buku tentang strategi belajar nengajar (Djamarah,
2006) bahwa metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran, di mana peserta
didik melakukan percobaan dengan mengalami sendiri sesuatu yang dipelajari. Dalam
proses belajar mengajar, dengan metode eksperimen, peserta didik diberi kesempatan
untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati
suatu obyek, keadaan atau proses sesuatu.

Agar penggunaan metode eksperimen itu efisien dan efektif, maka perlu diperhatikan
hal-hal sebagai berikut :

 Dalam eksperimen setiap peserta didik harus mengadakan percobaan, maka


jumlah alat dan bahan atau materi percobaan harus cukup bagi tiap peserta
didik;
 Agar eksperimen itu tidak gagal dan peserta didik menemukan bukti yang
meyakinkan, atau mungkin hasilnya tidak membahayakan, maka kondisi alat
dan mutu bahan percobaan yang digunakan harus baik dan bersih;
 dalam eksperimen peserta didik perlu teliti dan konsentrasi dalam mengamati
proses percobaan , maka perlu adanya waktu yang cukup lama, sehingga
mereka menemukan pembuktian kebenaran dari teori yang dipelajari itu;
 Peserta didik dalam eksperimen adalah sedang belajar dan berlatih , maka perlu
diberi petunjuk yang jelas, sebab mereka disamping memperoleh pengetahuan,

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 134
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

pengalaman serta ketrampilan, juga kematangan jiwa dan sikap perlu


diperhitungkan oleh guru dalam memilih obyek eksperimen itu;
 Tidak semua masalah bisa dieksperimenkan, seperti masalah mengenai
kejiwaan, beberapa segi kehidupan social dan keyakinan manusia.
Kemungkinan lain karena sangat terbatasnya suatu alat, sehingga masalah itu
tidak bisa diadakan percobaan karena alatnya belum ada.

Langkah-langkah metode eksperimen

Prosedur eksperimen menurut Roestiyah (2001) sebagai berikut:

 Perlu dijelaskan kepada peserta didik tentang tujuan eksprimen, mereka harus
memahami masalah yang akan dibuktikan melalui eksprimen;
 memberi penjelasan kepada peserta didik tentang alat-alat serta bahan-bahan
yang akan dipergunakan dalam eksperimen, hal-hal yang harus dikontrol
dengan ketat, urutan eksperimen, hal-hal yang perlu dicatat;
 Selama eksperimen berlangsung guru harus mengawasi pekerjaan peserta
didik. Bila perlu memberi saran atau pertanyaan yang menunjang
kesempurnaan jalannya eksperimen;
 Setelah eksperimen selesai guru harus mengumpulkan hasil penelitian peserta
didik, mendiskusikan di kelas, dan mengevaluasi dengan tes atau tanya jawab.

Kelebihan metode eksperimen sebagai berikut:

 Membuat peserta didik lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan


berdasarkan percobaannya;
 dalam membina peserta didik untuk membuat terobosan-terobosan baru dengan
penemuan dari hasil percobaannya dan bermanfaat bagi kehidupan manusia;
 Hasil-hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran
umat manusia;
 Peserta didik dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksplorasi
(menjelajahi) tentang ilmu dan teknologi.

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 135
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

Kekurangan metode eksperimen sebagai berikut:

 Metode ini lebih sesuai untuk bidang-bidang sains dan teknologi;


 Metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalu
mudah diperoleh dan kadangkala mahal;
 Tidak cukupnya alat-alat mengakibatkan tidak setiap anak didik berkesempatan
mengadakan ekperimen;
 Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan karena
mungkin ada factor-faktor tertentu yang berada di luar jangkauan kemampuan
atau pengendalian;
 Jika eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama, anak didik harus
menanti untuk melanjutkan pelajaran.

10) Metode Role Playing

Model Pebelajaran Role Playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan


pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan peserta didik.
Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan peserta didik dengan
memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Permainan ini pada umumnya
dilakukan lebih dari satu orang, hal itu bergantung kepada apa yang diperankan. Model
pembelajaran Role Playing juga dikenal dengan nama model pembelajaran Bermain
Peran. Pengorganisasian kelas secara berkelompok, masing-masing kelompok
memperagakan/menampilkan skenario yang telah disiapkan guru. Peserta didik diberi
kebebasan berimprovisasi namun masih dalam batas-batas skenario dari guru.

Pada metode bermain peranan, titik tekanannya terletak pada keterlibatan emosional
dan pengamatan indera ke dalam suatu situasi masalah yang secara nyata dihadapi.
Murid diperlakukan sebagai subyek pembelajaran, secara aktif melakukan praktik-
praktik berbahasa (bertanya dan menjawab) bersama teman-temannya pada situasi
tertentu. Lebih lanjut prinsip pembelajaran memahami kebebasan berorganisasi, dan

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 136
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

menghargai keputusan bersama, murid akan lebih berhasil jika mereka diberi
kesempatan memainkan peran dalam bermusyawarah, melakukan pemungutan suara
terbanyak dan bersikap mau menerima kekalahan sehingga dengan melakukan
berbagai kegiatan tersebut dan secara aktif berpartisipasi, mereka akan lebih mudah
menguasai apa yang mereka pelajari. Jadi, dalam pembelajaran murid harus aktif,
karena tanpa adanya aktivitas, maka proses pembelajaran tidak mungkin terjadi.

Langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut :

a. Guru menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan;


b. Guru menunjuk beberapa peserta didik untuk mempelajari skenario dalam
waktu beberapa hari sebelum pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar;
c. Guru membentuk kelompok peserta didik dan menetapkan dengan jelas
masalah dan peranannya;
d. Guru memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai;
e. Guru memanggil para peserta didik yang sudah ditunjuk untuk melakonkan
skenario yang sudah dipersiapkan;
f. Masing-masing peserta didik berada di kelompoknya sambil mengamati
skenario yang sedang diperagakan;
g. Setelah selesai ditampilkan, masing-masing peserta didik diberikan lembar kerja
untuk membahas/memberi penilaian dan mendiskusikan atas penampilan
masing-masing kelompok;
h. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya;
i. Guru memberikan kesimpulan secara umum.

Kelebihan metode role play (bermain peran) sebagai berikut:

 Peserta didik melatih dirinya memahami dan mengingat isi bahan yang akan
diperankan. Sebagai pemain harus memahai, menghayati isi cerita secara
keseluruhan, terutama untuk materi yang harus diperankannya. Dengan
demikian daya ingatan peserta didik harus tajam dan tahan lama.

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 137
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

 Peserta didik akan berlatih untuk berinisiatif dan berkreatif. Pada waktu bermain
peran para pemain dituntut untuk mengemukakan pendapatnya sesuai dengan
waktu yang tersedia.
 Bakat yang terdapat pada peserta didik dapat dipupuk sehingga dimungkinkan
akan muncul atau tumbuh bibit seni drama dari sekolah.
 Kerjasama antar pemain dapat ditumbuhkan dan dibina dengan sebaik-baiknya.
 Peserta didik memperoleh kebiasaan untuk menerima dan membagi
tanggungjawab dengan sesamanya.
 Bahasa lisan peserta didik dapat dibina menjadi bahasa yang lebih baik agar
mudah dipahami orang lain

Kekurangan metode role play (bermain peran) sebagai berikut:

 Sebagian anak yang tidak ikut bermainperan menjadi kurang aktif;


 Banyak memakan waktu;
 Memerlukan tempat yang cukup luas;
 Sering kelas lain merasa terganggu oleh suara pemain dan tepuk tangan
penonton/pengamat.

11) Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving)

Metode pemecahan masalah adalah suatu cara menyajikan pelajaran dengan


mendorong peserta didik untuk mencari dan memecahkan suatu masalah/persoalan
dalam rangka pencapaian tujuan pengajaran. Metode ini diciptakan seorang ahli didik
berkebangsaan Amerika yang bernama John Dewey. Metode ini dinamakan Problem
Method. Sedangkan Crow&Crow dalam bukunya Human Development and Learning,
mengemukakan nama metode ini dengan Problem Solving Method
(http://aginista.blogspot.com). Sebagai prinsip dasar dalam metode ini adalah perlunya
aktifitas dalam mempelajari sesuatu. Timbulnya aktivitas peserta didik kalau sekiranya
guru menjelaskan manfaat bahan pelajaran bagi peserta didik dan masyarakat.

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 138
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

John Dewey mengemukakan bahwa keaktifan peserta didik di sekolah harus


bermakna artinya keaktifan yang disesuaikan dengan pekerjaan yang biasa dilakukan
dalam masyarakat. Alasan penggunaan metode problem solving bagi peneliti adalah
dengan penggunaan metode problem solving peserta didik dapat bekerja dan berpikir
sendiri dengan demikian peserta didik akan dapat mengingat pelajarannya dari pada
hanya mendengarkan saja. Untuk memecahkan suatu masalah John Dewey.

Langkah-langkah metode problem solving (Depdiknas, 2008) sebagai berikut:

a. Identifikasi keberadaan masalah yang jelas untuk dipecahkan. Masalah ini harus
tumbuh dari peserta didik sesuai dengan taraf kemampuannya.
b. Mencari dan mengumpulkan data atau keterangan yang dapat digunakan untuk
memecahkan masalah tersebut. Misalnya, dengan jalan membaca buku-buku,
meneliti, bertanya dan lain-lain.
c. Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut. Dugaan jawaban ini
tentu saja didasarkan kepada data yang telah diperoleh, pada langkah kedua di
atas.
d. Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut. Dalam langkah ini peserta
didik harus berusaha memecahkan masalah sehingga betul-betul yakin bahwa
jawaban tersebut itu betul-betul cocok. Apakah sesuai dengan jawaban
sementara atau sama sekali tidak sesuai. Untuk menguji kebenaran jawaban ini
tentu saja diperlukan metode - metode lainnya seperti demonstrasi, tugas,
diskusi, dan lain-lain.
e. Menarik kesimpulan. Artinya peserta didik harus sampai kepada kesimpulan
terakhir tentang jawaban dari masalah tadi.

Kelebihan metode problem solving sebagai berikut:

 Metode ini dapat membuat pendidikan disekolah menjadi lebih relevan dengan
kehidupan;
 Dapat membiasakan para peserta didik menghadapi dan memecahkan masalah
secara terampil;

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 139
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

 Merangsang pengembangan kemampuan berfikir peserta didik secara kreatif


dan menyeluruh, karena dalam proses belajar peserta didik banyak melakukan
mental dengan menyoroti permasalahan dari berbagai segi dan mencari
pemecahan masalah;
 Dapat mendorong peserta didik untuk berfikir secara kritis dalam menghadapi
atau menganalisis sebuah masalah.

Kekurangan metode problem solving sebagai berikut:

 Menentukan suatu masalah yang tingkat kualitasnya sesuai sengan tingkat


berfikir peserta didik, tingkat sekolah dan kelasnya serta pengetahuan dan
pengalamanya yang telah memiliki peserta didik sangat memerlukan
kemampuan dan ketrampilan guru;
 Memerlukan waktu yang cukup banyak dan sering terpaksa mengambil waktu
pelajaran lain;
 Mengubah kebiasaan siawa belajar dengan mendengar dan menerima
informasi dari guru menjadi belajar dengan banyak berfikir memecahkan
permasalahan, kadang-kadang memerlukan berbagai sumber belajar
merupakan kesulitan tersendiri bagi peserta didik.

12) Metode Proyek

Metode proyek berangkat dari pemikiran John Dewey tentang metode pemecahan
masalah yang selanjutnyan dikembangkan oleh Kilpatrick dalam bentuk metode
proyek. Istilah proyek telah dipakai dalam latihan kerja tangan pada awal 1920, dan
menunjuk pada setiap masalah praksis yang melibatkan penggunaan fisik untuk
menghasilkan suatu produk. Pada waktu metode proyek digunakan dalam bidang
pertanian dan kerajinan keluarga, metode proyek tidak hanya sekedar sebuah teknik
canggih, tetapi merupakan sebuah filsafat pendidikan yang diterjemahkan dalam
sebuah metode.

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 140
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

Pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang memberikan


kesempatan pada guru untuk mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan
kerja proyek. Melalui pembelajaran kerja proyek, kreativitas dan motivasi peserta didik
akan meningkat. Metode ini dapat dipandang sebagai bentuk open-ended contextual
activity-bases learning, dan merupakan bagian dari proses pembelajaran yang
memberi penekanan kuat pada pemecahan masalah sebagai suatu usaha kolaboratif,
yang dilakukan dalam proses pembelajaran pada periode tertentu (Made Wena, 2010).
Yang pokok dalam metode proyek ialah “the active purpose of the learner”. Peserta
didik itu sendiri harus menerima proyek itu dan melaksanakannya. Kalau peserta didik
sedang membuat jembatan atas perintah guru, itu bukan suatu proyek. Sebaliknya jika
peserta didik membaca buku didorong oleh keinginan mencari atau memahami
sesuatu, itu termasuk proyek. Sehingga dalam pembelajaran metode proyek dapat
diartikan sebagai salah satu cara pemberian pengalaman belajar dengan
menghadapkan peserta didik pada persoalan sehari-hari yang harus dipecahkan
secara berkelompok.

Langkah-langkah metode proyek dalam pembelajaran sebagai berikut:

Tahap perencanaan

a. Mempelajari pokok bahasan dalam GBPP dari mata pelajaran yang menjadi
tema dari proyek tersebut.
b. Membuat diagram kaitan antara tema dengan pokok bahasan dari mata
pelajaran lain (untuk itu perlu dipelajari GBPP mata pelajaran lain).
c. Merumuskan tujuan pelajaran dengan menggunakan metode proyek tersebut.
d. Menentukan materi pelajaran dari pokok bahasan masing- masing mata
pelajaran yang dikaitkan dengan tema proyek.
e. Menentukan langkah-langkah dalam kegiatan belajar-mengajar, termasuk
metode dan pendekatannya.
f. Merencanakan organisasi kelas sesuai dengan kegiatan belajar-mengajar
(misalnya bekerja dalam kelompok).

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 141
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

g. Bila dalam langkah kegiatan itu ada kunjungan kesitus sejarah atau museum,
maka diadakan perencanaan untuk hal tersebut (misalnya mengadakan
peninjauan lebih dulu kesitus sejarah atau museum).
h. Menyiapkan format- format pengamatan untuk peserta didik.
i. Merencanakan kegiatan-kegiatan tidak lanjut.
j. Menyiapkan penilaian kegiatan belajar-mengajar.

Tahap pelaksanaan

a. Guru mengemukakan tema pokok.


b. Guru mengajak peserta didik menelaah kemungkinan untuk mengkaitkan tema
dengan berbagai bidang studi.
c. Guru berperan sebagai pembimbing dan pengatur jalannya diskusi.
d. Sesudah pengkaitan tema dengan bidang studi yang lain terbentuk, guru
membagi kelas dalam beberapa kelompok sebanyak bidang studi yang ada
(terkait).
e. Setiap kelompok merencanakan bagaimana melakukan kegiatan yang
berhubungan dengan materi yang telah dikaitkan dengan tema.
f. Guru memberi tahukan hal-hal yang penting apa yang perlu diamati oleh
peserta didik.
g. Data informasi yang terkumpul didiskusikan, diolah dan ditulis serta siap untuk
dilaporkan.
h. Sesudah siap untuk melaporkan, maka guru atau peserta didik memimpin
pelaporan. Peserta didik yang lain memberi komentar atau saran dan dicatat
oleh anggota kelompok yang sedang melaporkan. Guru kadang-kadang
memberi saran apabila diskusi kurang lancar.
i. Berdasarkan komentar atau saran maka kelompok mendiskusikan dan bersikap
sepakat untuk menambah atau mengurangi dan menyempurnakan laporan.
j. Suatu hal yang penting, bahwa guru harus membantu para peserta didik dalam
memahami hubungan tema dengan bidang studi yang lain.

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 142
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

Tahap tindak lanjut

Untuk memantapkan hasil kegiatan belajar yang baik untuk diterapkan adalah
pameran. Pameran dapat berkisar antara pameran sederhana sampai pameran
yang lebih luas. Materi pameran dapat menjadi sumber bagi pelajaran lainnya.

Tahap penilaian

Tahap penilaian ini sebenarnya merupakan refleksi dari semua kegiatan yang telah
dilakukan selama proyek berlangsung. Tujuan penilaian adalah dalam rangka untuk
memperbaiki proses belajar-mengajar, mengetahui apa yang telah dipelajari peserta
didik, apakah sikap- sikap dan keterampilan tertentu telah dimiliki oleh peserta didik.

Cara penilaian dapat dilakukan:

 Secara verbal, misalnya tanya jawab dan diskusi;


 Secara tertulis, misalnya berupa laporan, karangan, puisi, dan tes;
 Penilaian hasil karya wisata, seperti gambar, bagan, model, alat sederhana,
diorama, dan market. Penilaian hasil karya wisata dapat ditujukan kepada
individu atau kelompok, misalnya pada waktu hasil karya tiap peserta didik
dipajang di kelas atau pada waktu pameran tiap stand dinilai (nilai kelompok).

Kelebihan metode proyek sebagai berikut:

 Dapat memperluas pemikiran anak didik yang berguna dalam menghadpi


masalah kehidupan;
 Dapat membina anak didik dengan kebiasaan menerapkan pengetahuan sikap,
dan keterampilan dalam kehidupan sehari-hari secara terpadu;
 Metode ini sesuai dengan prinsip-prinsip didaktik modern yang dalam
pengajaran perlu diperhatikan:
 Kemampuan individual peserta didik danm kerja sama dalam keompok;

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 143
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

 Bahan pelajaran tak terlepas dari kehidupan riil sehari-hari yang penuh
dengan masalah;
 Pengembangan aktivitas, kreativitas dan pengalaman peserta didik banyak
dilakukan;
 Agar teori dan praktek, sekolah dan kehidupan masyrakat menjadi satu
kesatuan yang tak terpisahkan.

Kekurangan metode proyek sebagai berikut:

 Kurikulum yang berlaku di Indonesia saat ini, baik secara vertical maupun
horizontal, belum menunjang pelaksanaan metode ini;
 Pemilihan topic unit yang tepat sesuai dengan kebutuhan peserta didik, cukup
fasilitas dan sumber-sumber belajar yang diperlukan, bukanlah merupakan
pekerjaan sehari-hari;
 Bahan pelajaran sering menjadi luar sehungga dapat mengaburkan pokok unit
yang dibahas.

13) Metode brainstorming

Metode brainstorming adalah teknik mengajar yang dilaksanakan guru dengan cara
melontarkan suatu masalah ke kelas oleh guru, kemudian peserta didik menjawab,
menyatakan pendapat, atau memberi komentar dengan tepat tanpa didiskusikan atau
ditanggapi oleh yang lain sehingga memungkinkan masalah tersebut berkembang
menjadi masalah baru. Secara singkat dapat diartikan sebagai satu cara untuk
mendapatkan banyak/berbagai ide dari sekelompok manusia dalam waktu yang
singkat (Roestiyah, 2001).

Metode brainstorming dikenal juga dengan metode sumbang saran atau curah
gagasan bertujuan untuk menghimpun ide, pendapat, informasi, pengalaman semua
peserta didik yang sama atau berbeda. Hasil dari penerapannya dijadikan peta info,
peta pengalaman, atau peta ide (mindmap) untuk evaluasi. Guru melontarkan suatu

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 144
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

masalah ke kelas, kemudian peserta didik menjawab, menyatakan pendapat, atau


memberi komentar. Metode ini menguras habis apa yang dipikirkan para peserta didik
di dalam menanggapi permasalahan yang dilontarkan guru di kelas.

Metode yang dipopulerkan oleh Alex F. Osborn dalam bukunya Applied Imagination itu
disebut juga dengan metode sumbang saran (http://www.gurukelas.com). Beberapa
ahli mengemukakan bahwa metode brainstorming (sumbang saran) merupakan suatu
bentuk metode diskusi guna menghimpun ide/gagasan, pendapat, informasi,
pengetahuan, pengalaman dari semua peserta dengan cepat.

Langkah-langkah metode brain storming sebagai berikut:

a. Pemberian informasi dan motivasi. Pada tahap ini guru menjelaskan masalah
yang akan dibahas dan latar belakangnya, kemudian mengajak peserta didik
agar aktif untuk memberikan tanggapannya.

b. Identifikasi. Peserta didik diajak memberikan sumbang saran pemikiran


sebanyak-banyaknya. Semua saran yang diberikan peserta didik ditampung,
ditulis dan jangan dikritik. Pemimpin kelompok dan peserta dibolehkan
mengajukan pertanyaan hanya untuk meminta penjelasan.

c. Klasifikasi. Mengklasifikasi berdasarkan kriteria yang dibuat dan disepakati


oleh kelompok. Klasifikasi bisa jiga berdasarkan struktur/faktor-faktor lain.

d. Verifikasi. Kelompok secara bersama meninjau kembali sumbang saran yang


telah diklasifikasikan. Setiap sumbang saran diuji relevansinya dengan
permasalahan yang dibahas. Apabila terdapat kesamaan maka yang diambil
adalah salah satunya dan yang tidak relevan dicoret. Namun kepada pemberi
sumbang saran bisa dimintai argumentasinya.

e. Konklusi (penyepakatan). Guru/pimpinan kelompok beserta peserta lain


mencoba menyimpulkan butir-butir alternatif pemecahan masalah yang
disetujui. Setelah semua puas, maka diambil kesepakatan terakhir cara
pemecahan masalah yang dianggap paling tepat.

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 145
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

Kelebihan metode brain storming sebagai berikut:

 Peserta didik berfikir untuk menyatakan pendapat;


 Melatih peserta didik berpikir dengan cepat dan tersusun logis;
 Merangsang peserta didik untuk selalu siap berpendapat yang berhubungan
dengan masalah yang diberikan oleh guru;
 Meningkatkan partisipasi peserta didik dalam menerima pelajaran;
 Peserta didik yang kurang aktif mendapat bantuan dari temannya yang sudah
pandai atau dari guru;
 Terjadi persaingan yang sehat;
 Anak merasa bebas dan gembira;
 Suasana demokratis dan disiplin dapat ditumbuhkan;
 Meningkatkan motivasi belajar.

Kekurangan metode brain storming sebagai berikut:

 Memerlukan waktu yang relatif lama;


 Lebih didominasi oleh peserta didik yang pandai;
 Peserta didik yang kurang pandai (lambat) selalu ketinggalan;
 Hanya menampung tanggapan peserta didik saja;
 Guru tidak pernah merumuskan suatu kesimpulan;
 Peserta didik tidak segera tahu apakah pendapat yang dikemkakannya itu betul
atau salah;
 Tidak menjamin terpecahkannya suatu masalah;
 Masalah bisa melebar ke arah yang kurang diharapkan.

c. Ciri Metode Pembelajaran Efektif Dan Faktor Pemilihannya

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 146
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

Melaksanakan suatu pembelajaran harus diawali dengan kegiatan perencanaan


pembelajaran. Perencanaan memiliki fungsi penting agar pembelajaran menjadi lebih
terarah. Dalam membuat perencanaan pembelajaran, banyak aspek yang harus
dipertimbangkan oleh guru. Oleh karenanya agar pelaksanaan pembelajaran dapat
berjalan dengan baik dan dapat meraih tujuan yang diharapkan, maka dalam
menyusun learning design perlu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi
pemilihan metode pembelajaran.

Dalam proses belajar mengajar guru dalam menentukan metode hendaknya tidak asal
menentukan dan menggunakan, guru dalam menentukan metode harus melalui seleksi
yang sesuai dengan perumusan tujuan pembelajaran. Metode apapun yang dipilih
dalam kegiatan belajar mengajar hendaklah memperhatikan ketepatan (efektivitas)
metode pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar mengajar.

1) Ciri metode pembelajaran efektif

Ketika seorang guru dalam memilih metode pembelajaran untuk digunakan dalam
praktik mengajar, maka harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

 Tidak ada metode yang paling unggul karena semua metode mempunyai
karakteristik yang berbeda-beda dan memiliki kelemahan serta keunggulannya
masing-masing;
 Setiap metode hanya sesuai untuk pembelajaran sejumlah kompetensi tertentu
dan tidak sesuai untuk pembelajaran sejumlah kompetensi lainnya;
 Setiap kompetensi memiliki karakteristik yang umum maupun yang spesifik
sehingga pembelajaran suatu kompetensi membutuhkan metode tertentu yang
mungkin tidak sama dengan kompetensi yang lain;
 Setiap peserta didik memiliki sensitifitas berbeda terhadap metode
pembelajaran;

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 147
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

 Setiap peserta didik memiliki bekal perilaku yang berbeda serta tingkat
kecerdasan yang berbeda pula;
 Setiap materi pembelajaran membutuhkan waktu dan sarana yang berbeda.
 Tidak semua sekolah memiliki sarana dan fasilitas lainnya yang lengkap;
 Setiap guru memiliki kemampuan dan sikap yang berbeda dalam menerapkan
suatu metode pembelajaran.

Banyak metode yang bisa dipilih oleh seorang guru dalam kegiatan belajar mengajar.
Oleh karena itu setiap guru yang akan mengajar diharapkan untuk memilih metode
yang baik. Karena Baik dan tidaknya suatu metode yang akan digunakan dalam
proses belajar mengajar terletak pada ketepatan memilih suatu metode sesuai dengan
tuntutan proses belajar mengajar. Adapun ciri-ciri metode yang baik untuk proses
belajar mengajar adalah sebagai berikut:

 Bersifat luwes, fleksibel dan memiliki daya yang sesuai dengan watak murid dan
materi;
 Bersifat fungsional dalam menyatukan teori dengan praktik dan mengantarkan
murid pada kemampuan praktis;
 Tidak mereduksi materi, bahkan sebaliknya mengembangkan materi;
 Memberikan keleluasaan pada murid untuk menyatakan pendapat;
 Mampu menempatkan guru dalam posisi yang tepat, terhormat dalam
keseluruhan proses pembelajaran.

Sedangkan dalam penggunaan suatu metode pembelajaran harus memperhatikan


beberapa hal berikut:

 Metode yang digunakan dapat membangkitkan motif, minat atau gairah belajar
murid;
 Metode yang digunakan dapat menjamin perkembangan kegiatan kepribadian
murid;

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 148
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

 Metode yang digunakan dapat memberikan kesempatan kepada murid untuk


mewujudkan hasil karya;
 Metode yang digunakan dapat merangsang keinginan peserta didik untuk
belajar lebih lanjut, melakukan eksplorasi dan inovasi;
 Metode yang digunakan dapat mendidik murid dalam teknik belajar sendiri dan
cara memperoleh ilmu pengetahuan melalui usaha pribadi;
 Metode yang digunakan dapat meniadakan penyajian yang bersifat verbalitas
dan menggantinya dengan pengalaman atau situasi yang nyata dan bertujuan;
 Metode yang digunakan dapat menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai
serta sikap-sikap utama yang diharapkan dalam kebiasaan cara bekerja yang
baik dalam kehidupan sehari-hari.

Dari uraian di atas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa suatu metode yang akan
digunakan dalam proses belajar mengajar bisa dikatakan baik jika metode itu bisa
mengembangkan potensi peserta didik. Cara terbaik adalah menggunakan kombinasi
dari metode yang sesuai dengan karakteristik materi yang diajarkan, karakteristik
peserta didik, kompetensi guru dalam metode yang akan digunakan dan ketersediaan
sarana prasarana dan waktu.

2) Faktor pemilihan metode pembelajaran

Berikut ini merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pemilihan metode


pembelajaran, antara lain:

(1). Peserta didik


a. Perbedaan jenjang pendidikan

Pemilihan suatu metode pembelajaran, harus menyesuaikan tingkatan jenjang


pendidikan peserta didik. Pertimbangan yang menekankan pada perbedaan
jenjang pendidikan ini adalah pada kemampuan peserta didik, apakah sudah
mampu untuk berpikir abstrak atau belum. Penerapan suatu metode yang

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 149
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

sederhana dan yang kompleks tentu sangat berbeda, dan keduanya berkaitan
dengan tingkatan kemampuan berpikir dan berperilaku peserta didik pada setiap
jenjangnya.

Sebagai contoh, pemilihan metode pembelajaran untuk anak kelas satu SD


biasanya dengan metode belajar yang sederhana dan menyenangkan, karena
tingkatan berpikirnya masih kongkret. Misalnya saat membahas mengenai
‘saling berbagi’, guru harus menunjukkan dan mengajak peserta didiknya untuk
saling berbagi, dengan cara membagi makanan maupun saling berbagi mainan
dengan cara mempraktekannya. Berbeda pada metode pembelajaran yang
diterapkan pada anak pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi, misalnya SMP
dan SMA. Saat membahas mengenai ‘saling berbagi’ cukup dengan melakukan
diskusi, karena pada tahap ini mereka sudah memiliki kemampuan berpikir
abstrak dan analitis.

Semakin tinggi tingkatan berpikirnya, maka pemilihan metode pembelajaran


yang diterapkan dapat semakin kompleks. Ini berkaitan dengan pemahaman
peserta didik, pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki sebelumnya,
serta kebutuhan akan aktualisasi diri yang bersifat lebih kompleks. Kebutuhan
akan aktualisasi diri yang lebih kompleks menunjuk pada motif peserta didik
dalam tingkatan partisipasi pembelajaran yang dilakukan.

Pada usia anak-anak, aktualisai diri biasanya didasari karena: (1) pujian; (2)
perasaan malu karena teman yang lain aktif, sehingga ia terdorong untuk turut
aktif; (3) perasaan segan maupun takut pada guru; (4) karena memang peserta
didik mampu; (5) perasaan senang terhadap guru maupun mata pelajaran
tertentu; (6) keinginan untuk mendapatkan nilai lebih sebagai hasil pencapaian
belajar. Berbeda dengan motivasi aktualisasi diri pada peserta didik yang
tergolong usia remaja dan dewasa, aktualisasi diri selain dimotivasi hal-hal
diatas bisa didorong oleh alasan yang bersifat lebih kompleks, seperti: (1)
keinginan untuk maju dan meningkatkan kualitas diri; (2) idealisme; (3)

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 150
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

sosialisasi ide atau gagasan sebagai hasil pemikiran; serta (4) keinginan untuk
mendapatkan respons dari warga belajar atas partisipasinya.

b. Latar belakang peserta didik

Latar belakang peserta didik dapat ditelusur dari keluarga, pola didik, pola asuh,
kondisi-kondisi tertentu (ekonomi, sosial, budaya, anak berkebutuhan khusus,
dan lain sebagainya). Prakarsa belajar seseorang sangat dipengaruhi oleh
individual culture yang besangkutan. Individual culture terbentuk dari pola asuh
dan pola didik seseorang dalam lingkungan keluarganya yang dipengaruhi oleh
berbagai faktor perkembangan individu. Meskipun tidak signifikan, atau
pengaruhnya kecil sebagai pertimbangan dalam pemilihan metode
pembelajaran, namun untuk kondisi-kondisi khusus, latar belakang peserta didik
perlu mendapat perhatian yang besar. Contoh, pemilihan metode pembelajaran
bagi anak-anak sekolah luar biasa harus memberikan perlakuan khusus,
sehingga metode pembelajaran yang digunakan akan mampu mencapai tujuan
yang diharapkan.

c. Tingkat intelektualitas

Pada bagian ini yang dimaksud dengan tingkat intelektualitas, mencakup gaya
belajar dan daya serap peserta didik dalam mengolah informasi dan menyerap
substansi pembelajaran yang dilakukan. Gaya belajar yakni, melalui apa peserta
didik mampu menangkap dan memahami pembelajaran. Kategorinya antara lain
gaya belajar audiotori, visual, atau audio-visual. Daya serap, adalah seberapa
cepat dan seberapa besar kemampuan peserta didik dalam menyerap
informasi, dan proses pembelajaran secara keseluruhan. Apakah peserta didik
termasuk cepat, lambat, atau tengah-tengah, dalam menyerap pembelajaran.

Dalam satu kelas tidak menutup kemungkinan terdapat rentang yang terlalu
lebar terkait gaya belajar dan daya serap peserta didik. Rentang yang terlalu
lebar tersebut akan menimbulkan suatu ‘gap’ dalam pelaksanaan pembelajaran.

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 151
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

Sebagian peserta didik mungkin terlalu cepat menangkap informasi namun


sebagian yang lain justru sulit dan lamban dalam menangkap informasi. Oleh
karenanya, pemilihan metode belajar yang mampu mengatasi ‘gap’ dan
menyatukan perbedaan dengan bentangan yang luas menjadi suatu keharusan
bagi guru, dalam menentukan metode pembelajaran yang efektif dan efisien.

(2). Faktor dinamika kelas


a. Jumlah peserta didik

Jumlah peserta didik dalam satu kelas perlu menjadi pertimbangan dalam
pemilihan metode pembelajaran yang tepat. Meskipun pemerintah telah
mengeluarkan aturan baku mengenai standar jumlah peserta didik dalam satu
kelas, namun kenyataannya aturan tersebut masih belum dapat dilaksanakan
sebagaimana mestinya. Kekurangan jumlah peserta didik dalam satu kelas
disebabkan karena minat dan berbagai alasan lain, sehingga terjadi kekurangan
peserta didik. Lain halnya dengan kelas yang jumlah peserta didiknya justru
over capasity. Masih banyak sekolah-sekolah yang menerima murid dalam
jumlah yang besar namun tidak memiliki kapasitas ruang yang memadai,
sehingga dalam satu ruangan kelas dipenuhi oleh jumlah peserta didik yang
melebihi dari 32 orang.

Hal ini berpengaruh pada efektivitas pembelajaran. Dalam kelas yang jumlah
peserta didiknya melampau batas, guru akan kewalahan mengampu
pembelajaran. Pencapaian tujuan belajar akan menjadi lebih sulit karena
ketidakseimbangan antara porsi maksimal perhatian dan penanganan yang
dapat diberikan guru, dengan kondisi besarnya jumlah peserta didik yang akan
menimbulkan berbagai keruwetan. Kelas yang over capasity, cenderung sulit
diatur, gaduh, peserta didik sulit untuk memfokuskan perhatian secara konsisten
terhadap pelaksanaan pembelajaran dan berbagai masalah lainnya.

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 152
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

Pemilihan metode yang tepat akan mampu menciptakan suasana pembelajaran


yang memberdayakan. Artinya, dengan penggunaan metode tersebut setiap
peserta didik tidak luput dari perolehan peran dan porsi keterlibatan dalam
pembelajaran. Sebagai contoh, dalam kelas besar, berisi 43 peserta didik, tidak
terdapat rombel sehingga tidak ada team teaching. Kondisi ini mengharuskan
guru benar-benar dalam posisi sebagai ‘single fighter’ menghadapi sekian
banyak peserta didik yang berpotensi menimbulkan kegaduhan. Pada mata
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), materi pembelajaran adalah
mengenai empat sikap politik, yakni: (1) sikap politik radikal; (2) sikap politik
liberal; (3) sikap politik moderat; dan (4) sikap politik status quo. Guru
menggunakan metode pembelajaran individual job–grouping in cluster yang ia
kembangkan sendiri.

Aplikasi metode ini adalah dengan memberikan penjelasan singkat pada


peserta didik mengenai keempat sikap politik tersebut, kemudian menugasi
peserta didik secara individu untuk menuliskan dalam kartu jawab mengenai à
pengertian dan contoh kongkret sikap politik radikal, liberal, moderat, dan status
qou. Satu orang peserta didik memperoleh satu sikap politik. Setelah waktu
yang ditentukan, guru mengelompokkan peserta didik dengan sikap politik
sejenis dalam kelompok-kelompok cluster dengan posisi tempat duduk
memanjang dari depan ke belakang. Diskusi mengenai sikap politik segera
dilakukan. Secara singkat dapat dijelaskan, pada metode ini peserta didik
mengerjakan latihan soal pada awalnya à kemudian dikelompokkan dalam
tugas yang sejenis, dengan kata lain individual learning dikembangkan menjadi
cooperatif learning.

Mengetahui seluk beluk kondisi kelas dan peserta didik tidak hanya sebagai
suatu keharusan bagi guru, tetapi harus dijadikan sebagai prisip pelaksanaan
pembelajaran yang mantap dan profesional. Dengan demikian guru dapat
mengatasi permasalahan yang muncul dalam pembelajaran yang diampunya.

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 153
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

Guru memiliki kebebasan dalam mengembangkan ide-ide dan kreatifitasnya


demi kemajuan kualitas pembelajaran di kelasnya.

b. Karakter kelas

Pemilihan metode pembelajaran harus memperhatikan karakter kelas. Karakter


kelas menyangkut sifat dan sikap peserta didik dalam tataran umum untuk
ruang lingkup kelas. Guru harus memiliki ketajaman pandangan dan mampu
menilai karakter yang dimiliki oleh kelas-kelas yang diampunya. Setiap kelas
memiliki karakternya masing-masing. Salah satu keterampilan wajib seorang
guru adalah dalam hal penguasaan kelas. Penguasaan kelas bukan diartikan
guru dominan dan diktatoris, tapi guru sangat mengenali dan memahami secara
mendalam karakter kelas yang diampunya.

Mengenali dan memahami karakter kelas memerlukan cara tersendiri. Cara


yang bisa dilakukan untuk mengetahui karakter kelas adalah dari sikap yang
paling dominan yang dimiliki kelas tersebut, dimana sikap dominan tersebut
merupakan sikap yang mencirikan (membedakan) kelas tersebut dengan kelas
lainnya. Ini berarti setiap kelas memiliki ciri khas sendiri-sendiri. Sikap dominan
bisa ditelusur dari indikasi-indikasi seperti yang tampak, antara lain:

a) Seberapa kooperatifkah warga belajar

Dalam menjalankan tugasnya, tidak jarang guru mendapatkan reaksi


penolakan dari peserta didik. Reaksi penolakan tersebut biasanya
ditunjukkan dengan sikap tidak senang terhadap mata pelajaran atau tidak
senang pada gurunya, yang diperlihatkan pada saat pembelajaran
berlangsung. Sikap penolakan ini bisa berlangsung sementara atau bahkan
akan terus berlangsung, bilamana guru tidak segera berupaya melakukan
tindakan-tindakan untuk mengatasinya.
Kelas yang kooperatif adalah kelas yang mampu dan bisa ‘diajak’
bekerjasama. Hal ini tampak dari sebagian besar peserta didik mengikuti

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 154
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

pelajaran dengan sungguh-sungguh, sehingga suasana kelas cenderung


kondusif, pembelajaran dapat berjalan dengan sangat baik. Namun jika
keadaan sebaliknya, seperti kegaduhan yang melebihi batas, peserta didik
malas dan enggan menunjukkan partisipasi yang diharapakan dalam proses
pembelajaran, ini tandanya kelas tersebut perlu mendapatkan pendekatan
dari guru agar lebih kooperatif.

Menciptakan kelas yang kooperatif menjadi bagian penting dari tugas guru.
Tujuan pembelajaran dicapai tidak hanya oleh dan untuk peserta didik saja,
tetapi dicapai secara bersama-sama antara guru dan peserta didik.

b) Adakah kelompok dominan dalam kelas tersebut

Seorang guru, pasti pernah menjadi murid. Saat menjadi murid, guru pernah
mengalami masa-masa di sekolah, dimana di kelas selalu saja ada
kelompok teman-teman sekelas yang memiliki ‘power’ sehingga
mendominasi kelas. Berbekal pengalaman tersebut, guru harus memiliki
kejelian dalam memetakan kondisi peserta didiknya secara individu,
maupun secara berkelompok. Mengidentifikasi keberadaan kelompok
dominan dalam kelas akan memudahkan guru memegang kendali kelas.
Tidak berlebihan manakala hukum ‘people sovereignity’ juga terjadi di
ruang-ruang kelas di sekolah. Kelompok dominan di kelas biasanya mampu
mengontrol situasi kelas sesuai yang mereka inginkan. Jika yang
berkembang adalah kelompok dominan dengan kebiasaan negatif, maka
situasi kelas akan tidak kondusif untuk pelaksanaan pembelajaran. Peserta
didik akan cenderung gaduh, tidak kooperatif, bahkan menunjukkan sikap
yang memojokkan guru.

Menghadapi situasi demikian, guru perlu memiliki kemampuan interpersonal


dan ketepatan dalam pemilihan metode pembelajaran yang tepat. Pemilihan
metode belajar yang tepat pada kenyataanya mampu mengatasi masalah
dominasi kelompok tertentu dalam lingkup kelas.

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 155
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

c) Bagaimana performa dan tingkat partisipasinya

Menelusur karakter kelas, juga dapat dilakukan dengan mengamati


performa dan tingkat partisipasi peserta didik baik secara individu maupun
berkelompok, dalam suatu pelaksanaan pembelajaran. Guru biasanya akan
mudah menilai bagaimana performa dan partisipasi peserta didik dalam
pembelajaran. Penilaian tersebut kemudian akan memunculkan pandangan
apakah kelas tersebut termasuk kelas aktif atau kelas pasif. Pemilihan
metode pembelajaran untuk kelas aktif tidak akan menyulitkan guru dalam
menentukan metode mana yang akan digunakan. Berbeda dengan kelas
pasif, guru harus memilih metode mana yang cocok agar dengan metode
tersebut mampu mendorong tingkat partisipasi peserta didik dan
memunculkan performa mereka.

(3). Ketersediaan fasilitas pembelajaran

Fasilitas pembelajaran berfungsi untuk memudahkan proses pembelajaran dan


pemenuhan kebutuhan proses pembelajaran. Bagi sekolah yang telah memiliki
fasilitas pembelajaran yang lengkap, ketersediaan fasilitas belajar bukan lagi
suatu kendala. Namun demikian tidak semua sekolah memiliki fasilitas
pembelajaran dengan standar yang diharapkan. Keadaan tersebut hendaknya
tidak menjadi suatu hambatan bagi guru dalam merancang pembelajaran yang
tetap mampu menjangkau tujuan pembelajaran. Dalam kondisi tertentu, guru-
guru yang memiliki semangat dan komitmen yang kuat tetap mampu
menyelenggarakan pembelajaran yang menarik, menyenangkan, dan mampu
mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Manakala sekolah mengalami keterbatasan dalam penyediaan fasilitas


pembelajaran, pemilihan metode pembelajaran merupakan jalan keluar yang
paling relevan agar pembelajaran tetap menarik, menyenangkan, dan dapat

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 156
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

memberikan goal yang ingin dicapai. Sebagai contoh, dalam mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), peserta didik harus mencari informasi
mengenai pandangan masyarakat terhadap aktor-aktor politik di Indonesia.
Saat ini banyak sekolah-sekolah yang telah dilengkapi dengan fasilitas internet
Wi Fi, sehingga semua warga sekolah dapat mengakses internet dengan
mudah. Tetapi tidak sedikit pula sekolah yang belum memiliki kemampuan
untuk menyediakan fasilitas ini.

Penggunaan perpustakaan sebagai fasilitas subtitusi (pengganti penggunaan


internet) bisa dilakukan. Akan tetapi ada cara yang lebih ‘menghidupkan’
suasana pembelajaran dibandingkan menggunakan perpustakaan. Guru dapat
memilih menggunakan metode pembelajaran wawancara. Peserta didik diminta
mewawancarai warga sekolah untuk menjaring informasi mengenai pendapat
mereka terhadap aktor-aktor politik di Indonesia. Dalam hal ini ketiadaan
fasilitas internet dapat digantikan dengan pemilihan metode pembelajaran yang
tepat. Justru dengan metode ini guru dan peserta didik akan mendapatkan nilai
tambah, yakni adanya pola interaksi langsung antara peserta didik dengan
masyarakat yang diwawancarai. Disamping menambah kepercayaan diri, serta
memupuk keberanian peserta didik. Rasa optimis adalah kunci utama untuk
menciptakan pembelajaran yang berkualitas ditengah-tengah kekurangan yang
ada.

(4). Tujuan pembelajaran yang hendak dicapai

Setiap pelaksanaan pembelajaran tentu memiliki tujuan pembelajaran yang


hendak dicapai. Penyelenggaraan pembelajaran bertujuan agar pesera didik
sebagai warga belajar akan memperoleh pengalaman belajar dan
menunjukkan perubahan perilaku, dimana perubahan tersebut bersifat positif
dan bertahan lama. Kalimat tersebut dapat dimaknai bahwa pembelajaran yang
berhasil adalah pembelajaran yang tidak hanya akan menambah pengetahuan

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 157
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

peserta didik tetapi juga berpengaruh terhadap sikap dan cara pandang
peserta didik terhadap realitas kehidupan.

Pemilihan metode pembelajaran yang tepat akan mampu menjadikan peserta


didik meraih tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Sebagai contoh, pada
mata pelajaran Geografi dirumuskan dua tujuan pembelajaran, antara lain: (1)
agar peserta didik memahami dampak pemanasan global bagi lingkungan; dan
(2) agar peserta didik mampu menunjukkan sikap mencintai lingkungan dan
alam. Demi tercapainya kedua tujuan pembelajaran tersebut, guru
menggunakan metode resitasi. Dalam tugas resitasi ini guru meminta peserta
didik untuk mengumpulkan informasi mengenai dampak pemanasan global
bagi lingkungan, selain itu peserta didik diminta untuk melakukan aksi nyata
kepedulian dan cinta terhadap lingkungan dan alam. Guru menghendaki agar
peserta didik mengumpulkan laporan tugas dan bukti aksi nyata kepedulian
dan cinta peserta didik terhadap lingkungan dan alam.

Dalam jangka waktu yang ditentukan penugasan resitasi telah membuat


peserta didik berhasil menyusun laporan mengenai dampak pemanasan global
terhadap lingkungan. Sebagai aksi nyata sikap peduli dan cinta terhadap
lingkungan dan alam, peserta didik menunjukkan berbagai macam ide maupun
tindakan nyata berkaitan dengan hal tersebut. Terdapat peserta didik yang
secara gencar mensosialisasikan gerakan-gerakan mencintai lingkungan dan
alam dengan memanfaatkan situs jejaring sosial dan membentuk komunitas
pecinta lingkungan dan alam di dunia maya; terdapat peserta didik yang
memanfaatkan sampah di lingkungan tempat tinggalnya melalui gerakan
Reduce-Re-use-Recycle; dan berbagai tindakan nyata lainnya.

Dengan penggunaan metode yang tepat, tujuan pembelajaran yang mencakup


pembangunan individu di ketiga ranah kognitif, afektif, dan psikomotor dapat
dicapai dengan hasil yang memuaskan.

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 158
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

(5). Materi pembelajaran

Pada bagian ini, hal yang perlu diperhatikan dalam materi pembelajaran adalah
apa materinya (what), seberapa banyak (how much), dan bagaimana tingkat
kesulitan (how hard) materi yang hendak dipelajari. Berikut penjelasan masing-
masing:

a. ‘What’, apa materi yang hendak dipelajari

Setiap mata pelajaran memiliki karakternya sendiri-sendiri, salah satunya bisa


ditelusur dari materi yang tercakup dalam mata pelajaran tersebut. Secara
umum, materi (dalam hal ini menunjuk pada content and substancy) antara
mata pelajaran bidang ilmu alam dan bidang ilmu sosial terdapat perbedaan-
perbedaan yang jelas. Pemilihan metode pembelajaran yang tepat salah
satunya harus berbasis pada content dan substancy materi pembelajaran.

Misalnya dalam bidang ilmu alam, untuk mempelajari reaksi kimia dipilih
pendekatan inquiry. Agar menemukan jawaban sendiri, inquiry dilakukan
dengan metode eksperimen dengan melakukan percobaan di laboratorium
untuk mengetahui suatu reaksi kimia tertentu. Secara sederhana diilustrasilan
dalam alur berikut ini:

Mata pelajaran KIMIA à Materi: Reaksi Kimia à Pendekatan: INQUIRY à


Metode: EKSPERIMEN à Uji coba di laboratorium.

Contoh lain, dalam bidang ilmu sosial, untuk mengetahui dampak ekonomi yang
ditimbulkan akibat bencana erupsi gunung Merapi terhadap perekonomian
masyarakat di sekitar kawasan bencana, maka dipilih pendekatan inquiry
dengan metode penelusuran dokumen melalui pemberitaan di berbagai media
massa. Ilustrasi sederhana, dengan alur sebagai berikut: Mata pelajaran
EKONOMI à Materi: Dampak Ekonomi Pasca Bencana Alam à Pendekatan:
INQUIRY à Metode: DOKUMENTASI à Penelusuran dokumen yang
bersumber dari media massa, bisa juga dengan pembuatan kliping.

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 159
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

b. How much, seberapa banyak materi yang hendak dipelajari

Jumlah materi yang akan dipelajari menjadi salah satu dasar pertimbangan
dalam menentukan metode pembelajaran yang akan dipakai. Metode
pembelajaran yang dipilih harus efektif, efisien, praktis dalam aplikasinya
sehingga cakupan materi yang hendak dipelajari dapat dengan tuntas
diselesaikan. Dalam satu kali pertemuan, tidak jarang cakupan materi yang
dipelajari jumlahnya kecil maupun besar. Penggunaan metode pembelajaran
yang tepat akan memudahkan guru dan peserta didik untuk menyelesaikan
jumlah materi yang harus ditempuh.

c. How hard, seberapa sulit materi yang hendak dipelajari

Materi pelajaran memiliki tingkat kedalaman, keluasan, kerumitan yang


berbeda-beda. Materi pembelajaran dengan tingkat kesulitan yang tinggi
biasanya menuntut langkah-langkah analisis dalam tataran yang beragam.
Analisis bisa hanya pada tataran dangkal, sedang, maupun analisis secara
mendalam. Pemilihan metode pembelajaran yang tepat mampu memberikan
arahan praktis untuk mengatasi tingkat kesulitan suatu materi pembelajaran.

(6). Alokasi waktu pembelajaran

Pemilihan metode pembelajaran yang tepat juga harus memperhitungkan


ketersediaan waktu. Rancangan belajar yang baik adalah penggunaan alokasi
waktu yang dihitung secara terperinci, agar pembelajaran berjalan dengan
dinamis, tidak ada waktu terbuang tanpa arti. Kegiatan pembukaan, inti, dan
penutup disusun secara sistematis. Dalam kegiatan inti yang meliputi tahap
eksplorasi–elaborasi–konfirmasi, mengambil bagian waktu dengan porsi
terbesar dibandingkan dengan kegiatan pembuka dan penutup.

Pemilihan metode pembelajaran pada kenyataannya dapat menciptakan suasana


belajar yang dinamis dan praktis dalam penggunaan waktu. Dalam gambaran yang

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 160
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

sederhana, suatu materi pembelajaran yang banyak dapat diselesaikan dalam


waktu yang relatif lebih cepat dengan penggunaan metode cooperatif learning
dengan berbagai variasi dan pengembangannya.

(7). Kesanggupan guru

Guru memang dituntut untuk selalu menunjukkan performa yang selalu prima
dalam setiap pembelajaran yang diampunya. Namun demikian, guru tetaplah
manusia dengan berbagai kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya. Memilih
suatu metode pembelajaran pun harus menimbang kesanggupan guru. Akan
tetapi, hal ini tidak menjadi dalih pembenaran bagi guru untuk menunjukkan
performa yang terlalu apa adanya, dan yang biasa-biasa saja. Tuntutan untuk
senantiasa meningkatkan kapasitas dan kualitas harus selalu diupayakan oleh
setiap pendidik. Faktor kesanggupan guru bukanlah suatu pembatas bagi guru
untuk memunculkan ide, kreativitas, dan inovasi-inovasi segar yang dapat
memunculkan ‘ruh’ dalam pembelajaran yang diselenggarakannya. Dalam
paparan sederhana misalnya, guru yang memiliki ‘sense of humor’ banyak
disukai muridnya, tetapi guru tidak perlu memaksakan diri untuk menjadi ‘orang
lucu’ di depan muridnya agar ia disukai. Cukup dengan penggunaan metode
pembelajaran yang mampu memunculkan antusiasme belajar peserta didik,
maka guru akan menjadi orang yang ‘diterima’ dan disukai peserta didiknya.

Alasan agar disukai murid, juga tidak boleh menjadikan guru terlena, karena
hakikatnya tujuan pembelajaran jauh lebih mulia jika dibandingkan alasan
tersebut. Guru memiliki tugas mulia menhantarkan peserta didiknya meraih cita-
cita di masa depan. Menjadi disukai adalah ‘bonus’ atau kompensasi dari kineja
guru yang dilaksanakan secara profesional dan mantap.

Adapun prinsip-prinsip penentuan metode dalam proses belajar mengajar adalah


sebagai berikut:

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 161
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

 Prinsip motivasi dan tujuan belajar. Motivasi memiliki kekuatan yang sangat
dahsyat dalam proses belajar mengajar. Belajar tanpa motivasi seperti badan
tanpa jiwa. Demikian juga tujuan, proses belajar mengajar yang tidak
mempunyai tujuan yang jelas akan tidak terarah.
 Prinsip kematangan dan perbedaan individual. Semua perkembangan pada
anak memiliki tempo yang berbeda-beda, karena itu setiap guru agar
memperhatikan waktu dan irama perkembangan anak, motif, intelegensi dan
emosi kecepatan menangkap pelajaran, serta pembawaan dan faktor
lingkungan.
 Prinsip penyediaan peluang dan pengalaman praktis. Belajar dengan
memperhatikan peluang sebesar-besarnya bagi partisipasi anak didik dan
pengalaman langsung akan lebih memiliki makna dari pada belajar verbalistik.
 Integrasi pemahaman dan pengalaman. Penyatuan pemahaman dan
pengalaman menghendaki suatu proses pembelajaran yang mampu
menerapkan pengalaman nyata dalam suatu proses belajar mengajar.
 Prinsip fungsional. Belajar merupakan proses pengalaman hidup yang
bermanfaat bagi kehidupan berikutnya. Setiap belajar nampaknya tidak bisa
lepas dari nilai manfaat, sekalipun bisa berupa nilai manfaat teoritis atau praktis
bagi kehidupan sehari-hari.
 Prinsip penggembiraan. Belajar merupakan proses yang terus berlanjut tanpa
henti, tentu seiring kebutuhan dan tuntutan yang terus berkembang. Berkaitan
dengan kepentingan belajar yang terus menerus, maka metode mengajar
jangan sampai memberi kesan memberatkan, sehingga kesadaran pada anak
untuk belajar cepat berakhir.

Dengan memperhatikan prinsip-prinsip penentuan metode pembelajaran di atas,


diharapkan dalam proses belajar mengajar dapat lebih efektif dan efisien dan dapat
mengoptimalkan tercapainya tujuan yang hendak dicapai, karena dengan

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 162
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

memperhatikan prinsip-prinsip tersebut seorang guru bisa mempertimbangkan mana


metode yang sesuai yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar.

Berdasarkan uraian beberapa metode pembelajaran di atas, setiap guru harus


mempertimbangkan beberapa aspek untuk memilih metode mana yang digunakan
dalam proses pembelajarannya. Mengingat setiap metode memiliki kekuatan dan
kelemahan masing-masing, sehingga tidak ada satu metodepun yang paling baik untuk
mengantarkan materi pelajaran atau kompetensi keahlian yang harus dicapai sesuai
dengan tujuan yang difromulasikan. Hal ini perlu ditegaskan bahwa semua metode
adalah baik, namun harus dianalisis berdasarkan faktor-faktor yang menjadi perhatian
dalam pemilihan metode yang tepat dalam mengantarkan substansi materi bahasan
atau pengalaman yang harus di pengaruhkan ke peserta didik.

d. Teknik Pembelajaran

Teknik Pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam
mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan, penggunaan metode
ceramah pada kelas dengan jumlah peserta didik yang relatif banyak membutuhkan
teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan
metode ceramah pada kelas yang jumlah peserta didiknya terbatas. Demikian pula,
dengan penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda pada kelas
yang peserta didiknya tergolong aktif dengan kelas yang peserta didiknya tergolong
pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor
metode yang sama. Hal ini selaras dengan yang diungkapkan oleh L. James Havery
tentang teknik pembelajaran merupakan prosedur logis dan rasional untuk merancang
suatu rangkaian komponen yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan
maksud untuk berfungsi sebagai satu kesatuan dalam usaha mencapai suatu tujuan
yang telah ditentukan (http://adityatriastuti.blogspot.com).

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 163
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

Teknik pembelajaran merupakan penjabaran lebih lanjut dari metode, tidak salah bila
teknik pembelajaran menjadi suatu cara yang digunakan oleh guru untuk mencapai
tujuan pembelajaran, agar pembelajaran lebih efisien. Sehingga teknik pembelajaran
merupakan cara yang ditempuh guru yang sedang menggunakan metode tertentu
namun karena situasi dan kondisi yang dihadapi saat proses berlangsung dan
menginginkan lebih efisien dalam pencapaian tujuan pembelajaran dilakukanlah
penyesuaian tindakan. Seperti halnya prinsip, pendekatan, dan metode, teknik
pembelajaran dapat dibagi atas dua bagian, yaitu teknik umum dan teknik khusus.

1) Teknik Umum, teknik umum merupakan cara-cara yang dapat digunakan untuk
semua bidang studi dan biasanya dikenal dengan metode pembelajaran seperti
yang telah diuraikan di atas, namun wujudnya berbeda. Misalnya ceramah.
Sebagai metode, ceramah mencakup pemilihan, penyusunan, dan penyajian
bahan. Bahkan, metode ceramah juga mencakup bagaimana menyajikan bahan,
dan biasanya teknik ceramah itu hanya salah satu teknik yang dipakai dalam suatu
pertemuan atau kegiatan belajar mengajar.

2) Teknik khusus adalah cara mengajarkan (menyajikan atau memantapkan) bahan-


bahan pelajaran bidang studi tertentu. Teknik khusus pengajaran bahasa
mempunyai ragam dan jumlah yang sangat banyak. Hal ini karena teknik mengacu
kepada penyajian materi dalam lingkup yang kecil. Sebagai contoh, teknik
pengajaran keterampilan berbahasa terdiri atas teknik pembelajaran membaca,
teknik pembelajaran menulis, teknik pembelajaran berbicara, teknik pembelajaran
menyimak, teknik pembelajaran tata bahasa, dan teknik pembelajaran kosa kata.
Pembelajaran membaca terbagi pula atas teknik pembelajaran membaca
permulaan dan teknik pembelajaran membaca lanjut. Masing-masing terdiri pula
atas banyak macam. Begitulah, teknik khusus itu banyak sekali macamnya karena
teknik khusus itu berhubungan dengan rincian bahan pembelajaran.

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 164
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

Dalam setiap kegiatan belajar mengajar, misalnya guru bahasa Indonesia, hanya
menggunakan satu metode, katakanlah metode khusus pembelajaran bahasa (yang
ditunjang sejumlah pendekatan dan prinsip), tetapi menggunakan sejumlah teknik, baik
umum maupun khusus. Teknik ini setiap saat divariasikan untuk mendapatkan
ketepatan dan keefisiensian.

D. AKTIVITAS PEMBELAJARAN

Diskusikan dalam kelompok dan hasilnya silahkan dipresentasikan!

 Baca terlebih dahulu secara seksama secara individu kegiatan pembelajaran 2.


 Sharing informasi dan diskusikan dengan teman sekelompok untuk dan
menjawab pertanyaan di bawah.

Diskusikan dalam kelompok dan presentasikan sehubungan dengan

1. Jelaskan konsepsi pendekatan pembelajaran menurut Roykillen

2. Bagaimana pendekatan belajar berlangsung dalam pembelajaran, simulasikan.

3. Konsepsi strategi pembelajaran menurut Rowntree.

4. Bagaimana strategi pembelajaran tersebut dilakukan oleh seorang pengajar,


simulasikan.

5. Jelaskan 6 metode pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran yang


diampu.

6. Teknik pembelajaran seperti apa yang sesuai untuk 6 metode pembelajaran


yang anda tentukan tersebut, jelaskan dan simulasikan.

7. Simulasikan metode dan teknik pembelajaran tersebut (pilih salah satu metode
untuk disimulasikan!

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 165
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

E. RANGKUMAN

 Pendekatan pembelajaran menurut Roy Killen (dalam Sanjaya, 2008) ada dua
pendekatan dalam pembelajaran, yaitu pendekatan yang berpusat pada guru
(teacher-centred approaches) dan pendekatan yang berpusat pada peserta didik
(student-centred approaches). Pendekatan yang berpusat pada guru menurunkan
strategi pembelajaran langsung (direct instruction), pembelajaran deduktif atau
pembelajaran ekspositori. Sedangkan, pendekatan pembelajaran yang berpusat
pada peserta didik menurunkan strategi pembelajaran discovery dan inkuiri serta
strategi pembelajaran induktif.
 Rowntree mengelompokkan ke dalam strategi penyampaian penemuan
(exposition-discovery learning), strategi pembelajaran kelompok, dan strategi
pembelajaran individual (groups-individual learning). Selanjutnya Rowntree
(Sanjaya, 2008) ditinjau dari proses berpikir dan cara pengolahannya strategi
pembelajaran dapat di kelompokan menjadi dua yaitu strategi pembelajaran
deduktif dan strategi pembelajaran induktif.
 Metode pembelajaran merupakan cara yang digunakan untuk merealisasikan
rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun
tercapai secara optimal (Sanjaya, 2008). Sedangkan meurut Abdurrahman Ginting,
metode pembelajaran dapat diartikan cara atau pola yang khas dalam
memanfaatkan berbagai prinsip dasar pendidikan serta berbagai teknik dan
sumberdaya terkait lainnya agar terjadi proses pemblajaran pada diri pembelajar.
Dengan kata lain metode pembelajaran adalah teknik penyajian yang dikuasai oleh
seorang guru untuk menyajikan materi pelajaran kepada murid di dalam kelas baik
secara individual atau secara kelompok agar materi pelajaran dapat diserap,
dipahami dan dimanfaatkan oleh murid dengan baik (Ginting, 2008).

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 166
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

 Metode pembelajaran sebagai cara mengajar guru di kelas ragamnya sangat


banyak. Sehingga pilihan metode pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru
sangat bergantung pada beberapa pertimbangan. Beberapa metode yang sering
digunakan dan populer bagi para pengajar antara lain: ceramah, diskusi, tanya
jawab, demonstrasi, dan sebagainya.
 Teknik pembelajaran merupakan penjabaran lebih lanjut dari metode, sehingga
pengertian teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu cara yang dilakukan
seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik dengan
memperhatikan unsur-unsur yang saling terikat dan berkaitan untuk mencapai
tujuan pembelajaran, agar pembelajaran lebih efisien.
 Setiap pendekatan, strategi, metode dan teknik pembelajaran tidak ada yang
paling baik, semuanya baik namun tergantung pada beberapa kondisi dan situasi.
Setiap guru harus mempertimbangkan beberapa aspek untuk memilih metode
mana yang digunakan dalam proses pembelajarannya. Mengingat setiap cara
memiliki kekuatan dan kelemahan masing-masing, sehingga tidak ada satu
carapun yang paling baik untuk mengantarkan materi pelajaran atau kompetensi
keahlian yang harus dicapai sesuai dengan tujuan yang difromulasikan. Namun
harus dianalisis berdasarkan beberapa faktor yang menjadi perhatian dalam
pemilihan cara yang tepat dalam mengantarkan substansi materi bahasan atau
pengalaman yang harus di pengaruhkan ke peserta didik.
 Cara tepat untuk memilih pendekatan, strategi, metode dan teknik pembelajaran
yang tepat harus disesuaikan dengan keberadaan peserta didik, karakteristik
substansi, kondisi guru, lingkungan, sarana dan prasarana yang ada, serta waktu yang
memungkinkan.

F. LATIHAN/KASUS/TUGAS

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 167
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

Petunjuk pengerjaan soal

1. Bacalah secara cermat terlebih dahulu soal-soal berikut dalam mengerjakan


2. Silanglah pada pilihan jawaban yang anda anggap paling tepat dari 4 item
pilihan jawaban (A, B, C, D) dari soal di bawah.
3. Bila hendak mengganti pilihan jawaban yang anda sudah tersilang meragukan,
maka lingkarilah jawaban tersebut dan silanglah dengan pilihan jawaban yang
baru, contoh sebagai berikut: A , B , C , D.
4. Waktu 20 menit

SOAL

1. Dua pendekatan dalam pembelajaran menurut Roykillen adalah .....

A. expository dan exposition


B. discovery dan inquiri
C. student-centred approaches dan teacher-centred approaches
D. Problem based learning dan project based learning

2. Pendekatan dalam pembelajaran berpusat pada peserta didik menurunkan


strategi pembelajaran .....

A. Expository
B. strategi pembelajaran deduktif
C. Direct instruction strategy
D. Strategi pembelajaran induktif

3. Pernyataan yang bukan menjadi karateristik student centered approach


adalah .....

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 168
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

A. Guru hanya sebagai pembimbing, peserta didik yang aktif


B. Guru yang berperan aktif, peserta didik menjadi pendengar yang baik.
C. Peserta didik memecahkan masalah sendiri, guru hanya akan
memberikan feed back dan memjelaskan persoalan persoalan yang
melenceng
D. Kelas bising.

4. Dalam pendekatan pembelajaran saintifik seperti yang tertuang dalam


Permendikbud no 103 tahun 2014 dikenal dengan lima M. Hal yang dimaksud
tersebut adalah .....

A. Mengamati, menanya, menalar, mengasosiasi, mengomunikasikan


B. Mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mencoba,
mengomunikasikan
C. Mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi, mengomunikasikan
D. Mengamati, menanya, mengasosiasi, mencoba, mengomunikasikan

5. Kegiatan belajar menanya dilakukan dengan cara .....

A. Peserta didik mengajukan mengajukan pertanyaan tentang materi


pembelajaran yang tidak dipahami
B. Guru mengajukan pertanyaan berkaitan dengan materi pembelajaran yang
telah disampaikan
C. peserta didik mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak
dipahami dari apa yang diamati
D. guru mengajukan pertanyaan tentang kepada peserta didik tentang materi
yang disampaikan guru

6. Strategi pembelajaran menurut Rowntree dikelompokkan sebagai berikut .....

A. Strategi penyampaian, strategi pembelajaran kelompok, dan strategi

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 169
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

pembelajaran individual
B. Strategi penyampaian, strategi pembelajaran, dan strategi pembelajaran
diskusi
C. Strategi penyampaian, strategi penilaian, dan strategi pembelajaran
kolaboratif
D. Strategi penyampaian, strategi penilaian, dan strategi pengadministrasian

7. Pembelajaran oleh seorang pendidik dengan sekelompok besar (satu kelas)


peserta didik; Pembelajaran oleh seorang pendidik dengan sekelompok kecil (5-7
orang) peserta didik, Pembelajaran oleh seorang pendidik terhadap seorang
peserta didik, Pembelajaran oleh satu tim pendidik terhadap sekelompok besar
(satu kelas) peserta didik, Pembelajaran oleh satu tim pendidik terhadap
sekelompok kecil (5-7 orang) peserta didik merupakan karakteristik strategi
pembelajaran berdasarkan .....

A. peranan pendidik dan peserta didik dalam mengolah “pesan” atau materi
B. peranan pendidik dan peserta didik dalam pengelolaan pembelajaran
C. rasio pendidik dan peserta didik yang terlibat
D. pola hubungan pendidik dan peserta didik

8. Strategi yang mengarah pada pengaktifan peserta didik dalam mencari dan
menemukan sendiri fakta, prinsip, dan konsep yang mereka butuhkan, disebut ....

A. Heuristik
B. Deduktif
C. Ekspositorik
D. Deduktif-induktif

9. Strategi pembelajaran berdasarkan pola hubungan pendidik dan peserta didik


dalam pembelajaran, terdapat tiga jenis strategi pembelajaran, yaitu .....

A. Pembelajaran tatap muka, pembelajaran melalui buku, pembelajaran

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 170
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

melalui media elektronik.


B. Pembelajaran tatap muka, pembelajaran melalui tekstual, pembelajaran
tatap muka dan melalui tekstual.
C. Pembelajaran tatap muka, pembelajaran melalui bahan cetak,
pembelajaran melalui media elektronik.
D. Pembelajaran tatap muka, Pembelajaran melalui media, pembelajaran
tatap muka dan melalui media.

10. Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan strategi pembelajaran


adalah sebagai berikut:

A. Tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, peserta didik, guru, media.


B. Tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, peserta didik, waktu, guru.
C. Tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, peserta didik, guru, tempat
belajar.
D. Tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, jumlah rombel, waktu, guru,
biaya.

11. Pengertian metode pembelajaran adalah .....

A. Cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah


disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai
secara optimal
B. Cara yang digunakan untuk mengimplementasikan tatap muka agar
seluruh kompetensi yang ada tidak ada yang mencapai kurang dari KKM
C. Cara yang digunakan untuk melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
materi yang disusun agar hasil belajar sesuai dengan tuntutan
D. Cara yang digunakan untuk merealisasikan pembelajaran tepat waktu,
sehingga seluruh substansi tersampaikan sesuai dengan kurikulum yang
digunakan.

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 171
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

12. Menurut L. James Havery teknik adalah prosedur logis dan rasional untuk
merancang suatu rangkaian komponen yang berhubungan satu dengan yang
lainnya dalam usaha mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan. Teknik
pembelajaran merupakan penjabaran lebih lanjut dari metode, sehingga
pengertian teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai ....

A. suatu cara yang dilakukan seseorang dalam pembelajaran yang lebih


spesifik.
B. suatu cara yang dilakukan guru dalam mengimplementasikan strategi
pembelajaran yang lebih secara spesifik
C. suatu cara yang dilakukan seseorang dalam menyampaikan materi
pembelajaran di dalam kelas
D. suatu cara yang dilakukan guru dalam mengimplementasikan suatu
metode secara spesifik dalam pembelajaran

13. Metode ceramah yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan


informasi dan pengetahuan secara lisan kepada peserta didik. Tahap
pelaksanaan metode ceramah ada tiga langkah yang harus dilakukan .....

A. Langkah persiapan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, penutup


pembelajaran
B. Langkah pembukaan, penyampaian materi pembelajaran, evaluasi
pembelajaran
C. Langkah persiapan, pelaksanaan pembelajaran, refleksi, penutup
D. Langkah pembukaan, penyampaian materi pembelajaran, mengakhiri atau
menutup

14. Metode diskusi adalah metode mengajar yang sangat erat hubungannya dengan
memecahkan masalah (problem solving). Langkah dalam metode diskusi
adalah .....

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 172
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

A. Langkah persiapan, pelaksanaan diskusi, penutup diskusi


B. Memeriksa persiapan, memberi pengarahan, melaksanakan diskusi, dan
mengendalikan pembicaraan
C. Merumuskan tujuan, menentukan masalah yang akan dibahas,
pelaksanaan diskusi, melaporkan hasil diskusi.
D. Pengaturan teknik diskusi, pemanduan diskusi, pelaporan hasil diskusi,
refleksi dan penutup.

15 Langkah metode demonstrasi meliputi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.


Tidakan di bawah berikut ini yang bukan termasuk dalam langkah pelaksanaan
metode demonstrasi adalah .....

A. Memulai demonstrasi dengan menarik perhatian peserta didik (sambil


memperhatikan atensi peserta didik)
B. Memberi tugas sebagi bentuk tindak lanjut dan mengadakan evaluasi
terhadap demonstrasi yang telah dilakukan.
C. Memperhatikan keadaan peserta didik, apakah semuanya mengikuti
demonstrasi dengan baik
D. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk aktif memikirkan
lebih lanjut tentang apa yang dilihat dan didengarnya dalam bentuk
mengajukan pertanyaan.

16. Metode kerja kelompok adalah metode mengajar dengan mengkondisikan


peserta didik dalam suatu group sebagai satu kesatuan dan diberikan tugas untuk
dibahas dalam kelompok. Langkah-langkah metode kerja kelompok sebagai
berikut: .....

A. Kegiatan Persiapan, Kegiatan Pelaksanaan, Kegiatan Mengakhiri

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 173
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

Pelajaran
B. Kegiatan Persiapan, kegiatan Pelaksanaan, Kegiatan Inti Pelajaran,
Kegiatan Mengakhiri Pelajaran
C. Kegiatan pembukaan, kegiatan Pelaksanaan, Kegiatan evaluasi, Kegiatan
penutup
D. Kegiatan pembukaan, kegiatan Pelaksanaan, Kegiatan penutup, Kegiatan
evaluasi

17. Beberapa pernyataan di bawah merupakan langkah-langkah dari metode karya


wisata, antara lain:

1. Menetapkan kompetensi yang akan dicapai peserta didik,


2. Merencanakan tujuan,
3. Merumuskan kegiatan yang akan dilakukan,
4. Melaksanakan kegiatan,
5. Menilai kegiatan,
6. Melaporkan hasil kegiatan

Urutan yang tepat langkah-langkah metode karya wisata adalah .....

A. 1, 3, 2, 4 ,5, 6.
B. 1, 2, 3, 4 ,5, 6.
C. 1, 3, 2, 4 , 6, 5.
D. 1, 2, 3, 4 , 6, 5.

18. Langkah-langkah metode problem solving (Depdiknas, 2008) sebagai berikut: .....

A. Mencari dan mengumpulkan data, mengidentifikasi masalah untuk


dipecahkan, , menetapkan jawaban sementara, menguji kebenaran
jawaban sementara, menarik kesimpulan.
B. Mengidentifikasi masalah untuk dipecahkan, mencari dan mengumpulkan
data, menyeleksi data, menetapkan jawaban, menarik kesimpulan.

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 174
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

C. Mengidentifikasi masalah untuk dipecahkan, mencari dan mengumpulkan


data, menetapkan jawaban sementara, menguji kebenaran jawaban
sementara, menarik kesimpulan.
D. Mengidentifikasi masalah untuk dipecahkan, mencari dan mengumpulkan
data, menyeleksi data, menetapkan jawaban sementara, menguji
kebenaran jawaban sementara, menarik kesimpulan, mengevaluasi.

19. Metode proyek dalam pembelajaran yang sebenarnya berawal dari pemikiran
John Dewey tentang metode pemecahan masalah merupakan bentuk
pengembangan yang dilakukan oleh Kilpatrick. Langkah-langkahnya metode
proyek sebagai berikut: .....

A. Tahap persiapan, tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap tindak


lanjut, tahap penilaian, tahap refleksi.
B. Tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap tindak lanjut, pameran,
tahap penilaian.
C. Tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap tindak lanjut, tahap
penilaian.
D. Tahap persiapan, tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap tindak
lanjut, tahap penilaian.

20. Langkah-langkah pelaksanaan metode tanya jawab secara umum meliputi


persiapan dan pelaksanaan. Berikut ini urutkan prosedur bertanya yang dilakukan
oleh guru!

1. guru mengajukan pertanyaan


2. guru memberi peluang kepada peserta didik untuk bertanya
3. guru memberikan waktu untuk berpikir
4. peserta didik menjawab

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 175
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

5. guru menyampaikan status jawaban peserta didik


6. guru memberikan permasalahan sebagai bahan apersepsi

Urutan prosedur bertanya guru yang tepat adalah .....

A. 6, 1, 3, 4, 5, 2.
B. 1, 6, 2, 3, 4, 5.
C. 6, 1, 2, 3, 4, 5.
D. 2, 6, 1, 3, 4, 5.

21. Tahap tindak lanjut dalam metode proyek dimaksudkan adalah ......

A. Untuk memantapkan hasil kegiatan belajar dilakukan pameran, dan dapat


menjadi sumber belajar bagi pelajaran lainnya.
B. Untuk menilai hasil kegiatan belajar (hasil proyek) yang dilakukan oleh
guru dan peserta didik.
C. Untuk merencanakan kegiatan belajar berikutnya sehubungan dengan
pencapaian kompetensi berikutnya.
D. Untuk menetapkan tingkat keberhasilan pengerjaan proyek yang dilakukan
peserta didik oleh guru.

22. Metode brainstorming dikenal juga dengan metode sumbang saran atau curah
gagasan bertujuan untuk menghimpun ide, pendapat, informasi, pengalaman
semua peserta didik yang sama atau berbeda. Langkah-langkah metode brain
storming sebagai berikut:

A. Pemberian informasi dan motivasi, identifikasi, klasifikasi, verifikasi,


konklusi.
B. Pemberian informasi dan motivasi, identifikasi, klasifikasi, verifikasi,
validasi, dan konklusi.
C. Pemberian informasi, motivasi, identifikasi, verifikasi, konklusi.

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 176
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

D. Pemberian informasi dan motivasi, identifikasi, klasifikasi, verifikasi,


konklusi, evaliasi, dan refleksi.

23. Berikut ini merupakan faktor-faktor yang memberi pengaruhi dalam pemilihan
metode pembelajaran, antara lain:

A. Peserta didik, dinamika kelas, fasilitas pembelajaran, tujuan pembelajaran,


materi, waktu, guru.
B. Peserta didik, dinamika kelas, fasilitas pembelajaran, tujuan pembelajaran,
materi, waktu, guru.
C. Peserta didik, dinamika kelas, fasilitas pembelajaran, tujuan pembelajaran,
materi, waktu, guru.
D. Peserta didik, dinamika kelas, fasilitas pembelajaran, tujuan pembelajaran,
materi, waktu, guru.

24. Teknik pembelajaran merupakan prosedur logis dan rasional untuk merancang
suatu rangkaian komponen yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan
maksud untuk berfungsi sebagai satu kesatuan dalam usaha mencapai suatu
tujuan yang telah ditentukan. Konsep pengertian tersebut dinyatakan oleh .....

A. John Dewey
B. Kilpatrick
C. Rowntree
D. L. James Havery

25. Yang termasuk teknik khusus dalam pembelajaran adalah .....

A. Teknik ceramah
B. Teknik tanya jawab
C. Teknik menulis
D. Teteknik diskusi

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 177
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 178
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

G. BALIKAN DAN TINDAK LANJUT

1. Refleksi
a. Pengalaman apa yang sudah anda lakukan dan anda rasakan berkaitan
dengan kegiatan pembelajaran yang telah anda lalui ?.
b. Pengalaman baru apa yang anda peroleh dari kegiatan pembelajaran
tersebut ?.
c. Materi apa yang belum ditulis dalam materi kegiatan pembelajaran yang telah
anda diskusikan ?.
d. Apa manfaat yang anda temukan dalam pembahasan materi kegiatan
pembelajaran ini ?.
e. Apa saran anda untuk lebih memperbaiki materi kegiatan pembelajaran yang
telah dibahas ?.

2. Tindak Lanjut

Peserta pelatihan dapat dinyatakan tuntas pada modul ini sebagai cerminan
kompeten pada kompetensi guru mata pelajaran 2.2. Menerapkan berbagai
pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang mendidik secara
kreatif dalam mata pelajaran yang diampu dengan cara menjawab soal dengan
benar 80 % dan menyelesaikan tugas (menyimulasikan praktik sesuai dengan
perintah tugas). Bila ternyata belum kompeten maka harus dilakukan remedial
terlebih dahulu baru dapat mengulang untuk dilakukan uji ketuntasan dan
selanjutnya dapat mengikuti modul yang lain untuk menempuh kompetensi
selanjutnya.

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 179
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

BAB IV PENUTUP

A. KESIMPULAN

Teori belajar dapat diartikan sebagai konsep-konsep dan prinsip-prinsip belajar yang
bersifat teoritis dan telah teruji kebenarannya melalui eksperiment. Jenis-jenis teori
belajar antara lain teori belajar behavioristik, Cognitivisme, Contructivisme, dan Teori
Humanistik. Beberapa teori belajar tersebut diatas perlu diimplementasikan dalam
proses pembelajaran. Disamping itu proses pembelajarannya harus memperhatikan
prinsip-prinsip pembelajaran agar hasil belajar dapat tercapai secara optimal dan
peserta didik dapat mencapai ketuntasan belajar. Jika dalam pembelajaran tersebut
terdapat peserta didik yang belum dapat menuntaskan kompetensi yang diharapkan,
maka diberikan pengajaran remidial yaitu pemberian bantuan bagi peserta didik yang
mengalami kesulitan atau kelambatan belajar. Tetapi bagi peserta didik yang sudah
menuntaskan kompetensinya sambil menunggu peserta yang lain, maka dapat
diberikan pembelajaran pengayaan.

Selain itu setiap proses pembelajaran memerlukan pendekatan, strategi, metode dan
teknik pembelajaran. Banyak sekali pendekatan, strategi, metode dan teknik
pembelajaran yang dapat digunakan dalam melaksanakan proses pembelajaran,
namun setiap pendekatan, strategi, metode dan teknik pembelajaran tidak ada yang
paling baik. Setiap guru harus mempertimbangkan beberapa aspek untuk memilih
metode mana yang digunakan dalam proses pembelajarannya. Cara tepat untuk
memilih pendekatan, strategi, metode dan teknik pembelajaran yang tepat harus
disesuaikan dengan keberadaan peserta didik, karakteristik substansi, kondisi guru,
lingkungan, sarana dan prasarana yang ada, serta waktu yang memungkinkan.

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 180
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

B. TINDAK LANJUT

Peserta pelatihan dapat dinyatakan tuntas pada modul ini sebagai cerminan kompeten
pada kompetensi guru mata pelajaran 2.2. Menerapkan berbagai pendekatan, strategi,
metode, dan teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif dalam mata pelajaran
yang diampu dengan cara menjawab soal dengan benar 80 % dan menyelesaikan
tugas (menyimulasikan praktik sesuai dengan perintah tugas). Bila ternyata belum
kompeten maka harus dilakukan remedial terlebih dahulu baru dapat mengulang untuk
dilakukan uji ketuntasan dan selanjutnya dapat mengikuti modul yang lain untuk
menempuh kompetensi selanjutnya.

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 181
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

KUNCI JAWABAN KEGIATAN PEMBELAJARAN 1 : TEORI BELAJAR


DAN PRINSIP PEMBELAJARAN YANG MENDIDIK

Kriteria Penilaian

Kriteria penilaian yang digunakan dalam materi pokok 1 ini adalah :

Satu soal jika betul mendapatkan skor : 5, sehingga total skor : 20 x 5 = 100, maka
rumus nilai akhir adalah :

Nilai Akhir Materi Pokok 1 = Jumlah jawaban betul x 5

Kunci jawaban

Kunci jawaban evaluasi materi pokok 1 yaitu Teori Belajar dan Prinsip
Pembelajaran yang mendidik

NO JAWABAN NO JAWABAN
1. A 11. B
2. B 12. D
3. A 13. D
4. A 14. B
5. C 15. C
6. B 16. C
7. C 17. A
8. D 18. C
9. A 19. D
10. B 20. D

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 182
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 183
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

KUNCI JAWABAN KEGIATAN PEMBELAJARAN 2 : PENDEKATAN,


STRATEGI, METODE DAN TEKNIK PEMBELAJARAN

1. Kriteria Penilaian
Kriteria penilaian yang digunakan dalam materi pokok 1 ini adalah :
Satu soal jika betul mendapatkan skor : 4, sehingga total skor : 20 x 4 = 100, maka
rumus nilai akhir adalah :

Nilai Akhir Materi Pokok 1 = Jumlah jawaban betul x 4

2. Kunci jawaban
Kunci jawaban evaluasi materi pokok 2 yaitu Pendekatan, Strategi, Metode Dan
Teknik Pembelajaran

NO JAWABAN NO JAWABAN
1. C 14. A
2. D 15. B
3. B 16. B
4. C 17. B
5. C 18. C
6. A 19. C
7. C 20. A
8. A 21. A
9. D 22. A
10. A 23. D
11. A 24. D
12. D 25. C
13. D 26

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 184
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman Ginting. 2008. Esensi Praktis Belajar dan Pembelajaran. Bandung:


Humaniora.
Adityatriastuti. 2014. pengertian dari Strategi, Pembelajaran, Metode, Teknik, dan
Model, Menurut Beberapa Ahli. http://adityatriastuti.blogspot.com
Bell-Gredler, M.E. (1986). Learning and Instruction: Theory into Practice. New York:
Macmil'.an Publishing
Cahyo, Agus N. 2013. Panduan Aplikasi Teori-Teori Belajar Mengajar. Yogyakarta:
Diva Press
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Permendikbud No. 103 Tahun 2014
tentang Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Permendikbud No. 104 Tahun 2014
tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Depdiknas. 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Direktorat
Pembinaan SMA, Dirjen Mandikdasmen, Depdiknas.
Dick and Carey. 2005. Systemic Design Instruction. Glenview: Illois harper Collins
Pubhliser.
Dimjati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Direktorat Pembinaan SMA. 2010. Juknis Pembelajaran Tuntas, Remedial, dan
Pengayaan di SMA. Jakarta : Direktorat Pembinaan SMA
Direktorat Tenaga Kependidikan. 2008. Strategi Pembelajaran dan Pemilihannya.
Jakarta : Dipdiknas,.
Hamzah B.Uno. 2008. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Handoko, Hani T, dan Reksohadiprodjo Sukanto.1996. Organisasi Perusahaan. Edisi
kedua Yogyakarta: BPFE
Harsono. 2009. “Aplikasi SCL dalam Proses Pembelajaran” dalam
www.belajar.usd.ac.id
Hendyat Soetopo. 2005. Pendidikan Dan Pembelajaran. Malang: UMM Press.
Iskandarwassid dan Dadang Sunendar. 2008. Strategi Pembelajaran Bahasa.
Bandung: Remaja Rosdakarya.

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 185
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2007. Belajar dan Pembelajaran.


Jakarta : Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia
Made Wena. 2010. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer suatu Tinjauan
Konseptual Operasional. Jakarta : Bumi Aksara.
Martinis Yamin dan Maisah. 2009. Manajemen Pembelajaran Kelas: Strategi
Meningkatkan Mutu Pembelajaran. Jakarta: GP Press
Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar, Jakarta: Erlangga, 1996.
Roestiyah, N.K. 2001. Didaktik Metodik, Jakarta: PT. Bina Aksara.
Sagala, Syaiful. 2012. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Sanjaya, Wina. 2008. Strategi pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan.
Jakarta : Kencana prenada Media Group.
Solso, Robert L., Cognitive Psychology, New York: Pearson Educational, 2004.
Suparman Atwi. 1997. Desain Instruksional. Jakarta: PAU Universitas Terbuka.
Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning Teori dan Aplkasi PAIKEM. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Sudjana, Nana. 1995. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.
Suyono dan Hariyanto. 2011. Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep Dasar.
Bandung: Rosda
Syaiful Bahri Djamarah, dkk. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Tim Pengembang MKDP. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Press.
Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Jakarta:
Prestasi Pustaka
Winarno Surakhmad. 1982. Pengantar Interaksi Mengajar-Belajar. Bandung: Tarsito,
http://indrierb.blogspot.com/2014/01/teori-belajar-konstruktivisme-dan.html
http://irdye07.blogspot.com/2010/11/strategi-pembelajaran.html
http://sainsmatika.blogspot.com/2012/04/teori-kognitif-dari-bruner-dan-teori.html
http://syamsinarthamar.blogspot.com/2014/05/macam-macam-metode-pembelajaran-
serta.html
https://filediamant.wordpress.com/model-pembelajaran-dan-15-metode-pembelajaran .
http://file.upi.edu/direktori/
Pengertian_Pendekatan,_strategi,_metode,_teknik,_taktik.pdf
http://www.emakalah.com/2013/04/model-teori-belajar-bruner-dan-ausubel.html

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 186
DIKLAT KOMPETENSI GURU LEVEL DASAR PROGRAM
KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PED0200000-00

http://www.emakalah.com/2013/04/perkembangan-teori-belajar.html
http://www.gurukelas.com/2012/08/metode-brainstorming-sumbang-saran.html
https://penembushayalan.wordpress.com/kuliah/tokoh-dan-teori-belajar/teori-
pembelajaran-vygotsky/
http://kristianawidi.blogspot.co.id/2012/02/makalah-teori-humanistik-carl-rogers.html.

Program Keahlian : Level : Tanggal:


PED0200000-00
Pedagogik Dasar 0 Maret 2015 Hal

Unit Kompetensi: Departemen: Rev.Tanggal: Dibuat oleh:


Teori Bel & Prinsip Pembelajaran UP Edukasi & LH 01, Nov 2015 Astu W/Tutik R 187

Anda mungkin juga menyukai