Anda di halaman 1dari 89

Modul Diklat Lanjut dalam Jaringan (Daring) bagi Pendidik PAUD 2019 1

Modul 3 – Pemahaman ABK dan Cara Belajaranya


Modul Diklat Lanjut dalam Jaringan (Daring) bagi Pendidik PAUD 2019 i
Modul 3 – Pemahaman ABK dan Cara Belajaranya
KATA PENGANTAR

Bahan Ajar ini disiapkan untuk digunakan pada diklat berjenjang tingkat

Lanjutan Bagi Pendidik Anak Usia Dini. Bahan ajar diklat berjenjang ini harus

dapat mengubah pola pikir dan sikap pendidik PAUD terhadap proses

pembelajaran yang dilaksanakan di lembaga PAUD mengingat semua anak

punya hak yang sama, tetapi masing-masing individu memiliki cara belajar dan

tahap pencapaian perkembangan yang tidak sama. Dan masing-masing anak

sebetulnya memiliki kebutuhan khusus, yang mau tidak mau mengharuskan

pendidik memberikan layanan program dan mengembangkan perencanaan

kegiatan pembelajaran yang dapat memenuhi kebutuhan masing-masing

anak.

Setelah mengikuti pelatihan diharapkan pendidik dapat memahami

tentang konsep dasar dan filosofi pendidikan inklusif, memahami hambatan

terhadap pembelajaran, perkembangan, dan partisipasi serta cara

penanganannya, memahami anak berkebutuhan khusus, mengelola kelas

inklusif dan pelaksanaan pembelajaran serta evaluasi perkembangan anak

berkebutuhan khusus, dan membangun komunitas inklusif di lembaga PAUD.

Rangkaian bahan ajar ini diharapkan dapat menjadi bekal pengetahuan

dan ketrampilan bagi pendidik PAUD. Disamping itu, bahan ajar ini dapat

menjadi salah satu sumber belajar bagi guru PAUD, tenaga kependidikan

PAUD, orang tua dan pemangku kepentingan lainnya dalam mengenali anak

usia dini berkebutuhan khusus.

Bandung, September 2019


Kepala PP-PAUD dan Dikmas Jawa Barat

Dr. Bambang Winardji, M.Pd.


NIP. 1961012661900031002

Modul Diklat Lanjut dalam Jaringan (Daring) bagi Pendidik PAUD 2019 i
Modul 3 – Pemahaman ABK dan Cara Belajaranya
DAFTAR ISI

Kata Pengantar i
Daftar Isi Ii
Panduan Penggunaan Modul vi

KEGIATAN BELAJAR 1 1
PENTINGNYA SETTING PENDIDIKAN INKLUSI BAGI PAUD
A. Standar Kompetensi 1
B. Kompetensi Dasar 1
C. Indikator 1
D. Uraian Materi 1
E. Rangkuman 3
F. Evaluasi Materi 4

KEGIATAN BELAJAR 2
HAMBATAN TERHADAP PERKEMBANGAN, PEMBELAJARAN, DAN 6
PARTISIPASI SERTA CARA PENANGANNYA

A. Standar Kompetensi 6
B. Kompetensi Dasar 6
C. Indikator 6
D. Uraian Materi 6
E. Rangkuman 11
F. Evaluasi Materi 12
G. Penugasan 13

KEGIATAN BELAJAR 3
MEMAHAMI CARA BELAJAR ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS 16

A. Standar Kompetensi 16
B. Kompetensi Dasar 16
C. Indikator 16
D. Uraian Materi 16
E. Rangkuman 53
F. Evaluasi Belajar 56
G. Penugasan 58

ii Modul Diklat Lanjut dalam Jaringan (Daring) bagi Pendidik PAUD 2019
Modul 3 – Pemahaman ABK dan Cara Belajaranya
KEGIATAN BELAJAR 4
PENGELOLAAN KELAS INKLUSI DAN PELAKSANAAN SERTA EVALUASI 59
PERKEMBANGAN ABK
A. Standar Kompetensi 59
B. Kompetensi Dasar 59
C. Indikator 59
D. Uraian Materi 59
E. Rangkuman 70
F. Evaluasi 71
G. Penugasan 73

KEGIATAN BELAJAR 5
MEMBANGUN KOMUNITAS INKLUSI DI LEMBAGA PAUD 74
A. Standar Kompetensi 74
B. Kompetensi Dasar 74
C. Indikator 74
D. Uraian Materi 74
E. Rangkuman 76
F. Evaluasi Materi 77
G. Penugasan 79

DAFTAR PUSTAKA 80

Modul Diklat Lanjut dalam Jaringan (Daring) bagi Pendidik PAUD 2019 iii
Modul 3 – Pemahaman ABK dan Cara Belajaranya
PANDUAN PENGGUNAAN MODUL

1. Baca dan pahami modul ini dengan sungguh sungguh.

2. Jika ada hal yang kurang difahami, tanyakan pada narasumber/ fasilitator.

3. Kerjakan tugas dan latihannya.

4. Pada tahap implementasi, kerjakanlah tugas yang harus anda lakukan pada

kegiatan implementasi.

5. Catatlah pengalaman penerapan saat implementasi pada instrumen review

yang telah disediakan.

Komunikasikan dan laporkan hasil kegiatan implementasi yang telah anda

lakukan, diskusikan permasalahan atau hal-hal-yang belum anda pahami dari

proses penerapan.

iv Modul Diklat Lanjut dalam Jaringan (Daring) bagi Pendidik PAUD 2019
Modul 3 – Pemahaman ABK dan Cara Belajaranya
KEGIATAN BELAJAR 1

PENTINGNYA SETTING PENDIDIKAN INKLUSI BAGI PAUD

A. STANDAR KOMPETENSI

Memahami Cara Belajar Anak Berkebutuhan Khusus

B. KOMPETENSI DASAR

Menjelaskan pentingnya setting pendidikan inklusi bagi satuan PAUD

C. INDIKATOR

1. Dapat memahami dan menjelaskan pentingnya setting pendidikan inklusif

bagi satuan PAUD.

2. Dapat memahami setting Inklusi pada satuan lembaga PAUD.

D. URAIAN MATERI

PENTINGNYA SETTING PENDIDIKAN INKLUSI BAGI PAUD

Kebutuhan pendidikan anak sejatinya adalah pendidikan yang dapat

mengembangkan keterampilan sosialnya dan menyiapkan mereka untuk

hidup dalam kehidupan yang lebih luas dan kompleks secara heterogen,

bukan kehidupan yang homogen di masa depan.

Pendidikan bagi anak, sejatinya ditujukan agar anak mampu

beradaptasi, mampu memahami berbagai hal, termasuk memahami orang

lain, dan menjadikan dirinya berguna bagi masyarakat di sekitarnya.

Mengapa lembaga PAUD perlu menerapkan pendidikan inklusif ?

Beberapa dasar perlunya lembaga PAUD menerapkan pendidikan inklusif

yakni :

• Semua anak mempunyai hak yang sama untuk belajar bersama teman

sebayanya. Anak-anak tidak boleh direndahkan dan didiskriminasi

Modul Diklat Lanjut dalam Jaringan (Daring) bagi Pendidik PAUD 2019 1
Modul 3 – Pemahaman ABK dan Cara Belajaranya
karena keberbedaannya dalam kemampuan secara fisik maupun mental

dan kelemahan atau kesulitannya dalam belajar.

• Tidak ada alasan yang dapat dilegitimasi untuk memisahkan anak-anak

dalam proses pendidikannya. Karena anak-anak adalah bagian dari

kebersamaan, mereka memiliki hak yang sama untuk belajar bersama

sehingga masing-masing akan mendapatkan keuntungan dari

kebersamaan itu.

• Pendidikan inklusi bukan hanya berlaku bagi anak-anak dengan

keterbatasan fisik dan mental, tapi juga bagi anak-anak yang memiliki

kelebihan potensi secara intelektual yang diperoleh secara alamiah sejak

lahir (keberbakatan dan cerdas istimewa), serta bagi anak-anak yang

memiliki keterbatasan kesempatan belajar karena faktor ekonomi

keluarga, faktor aksesibilitas dan geografi lingkungan, faktor budaya dan

faktor kesehatan serta nutrisi.

• Pemisahan atau segregasi mengajarkan anak pada hal-hal yang

berakibat negative, seperti munculnya rasa takut, tidak percaya diri,

perasaan diabaikan, dan melahirkan rasa ketidakadilan.

• Pendidikan Inklusi dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi rasa

takut, dan upaya untuk mampu membangun persahabatan, rasa saling

menghormati dan memahami diantara anak-anak.

• Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak dapat melakukan hal-hal yang

lebih baik dalam hal akademik dan keterampilan sosial jika berada dalam

setting kelas atau sekolah yang terintegrasi.

Apa yang Dimaksud Dengan Setting Pendidikan Inklusi?

• Setting inklusi adalah sebuah kelas, atau sekolah, atau instansi

pendidikan di mana SEMUA ANAK DAPAT BELAJAR BERSAMA. Setting

inklusi di sekolah juga berarti sebuah kelas atau sekolah di mana

pendidik meyakini benar bahwa pendidikan adalah hak dasar bagi semua

anak.

2 Modul Diklat Lanjut dalam Jaringan (Daring) bagi Pendidik PAUD 2019
Modul 3 – Pemahaman ABK dan Cara Belajaranya
• Sebuah tempat di mana anak tidak diminta atau diharuskan untuk

mengubah dirinya dengan semua kelebihan dan kekurangannya,

sehingga dapat diterima di kelas atau sekolah atau lembaga pendidikan

tersebut. Tetapi lingkungan di sekitar diri anak, termasuk sekolah, itulah

yang harus dimodifikasi baik struktur kelas dan bangunan sekolah,

kurikulum dan perencanaan pembelajaran serta asesmennya, untuk

merespon kebutuhan khususnya yang unik.

E. Rangkuman Materi

1) Pendidikan Inklusi dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi rasa takut,

dan upaya untuk mampu membangun persahabatan, rasa saling

menghormati dan memahami diantara anak-anak.

2) Pendidikan inklusi bukan hanya berlaku bagi anak-anak dengan

keterbatasan fisik dan mental, tapi juga bagi anak-anak yang memiliki

kelebihan potensi secara intelektual yang diperoleh secara alamiah sejak

lahir (keberbakatan dan cerdas istimewa), serta bagi anak-anak yang

memiliki keterbatasan kesempatan belajar karena faktor ekonomi

keluarga, faktor aksesibilitas dan geografi lingkungan, faktor budaya dan

faktor kesehatan serta nutrisi.

3) Pemisahan atau segregasi mengajarkan anak pada hal-hal yang berakibat

negative, seperti munculnya rasa takut, tidak percaya diri, perasaan

diabaikan, dan melahirkan rasa ketidakadilan.

4) Setting inklusi adalah sebuah kelas, atau sekolah, atau instansi pendidikan

di mana SEMUA ANAK DAPAT BELAJAR BERSAMA. Setting inklusi di sekolah

juga berarti sebuah kelas atau sekolah di mana pendidik meyakini benar

bahwa pendidikan adalah hak dasar bagi semua anak.

Modul Diklat Lanjut dalam Jaringan (Daring) bagi Pendidik PAUD 2019 3
Modul 3 – Pemahaman ABK dan Cara Belajaranya
F. Evaluasi Materi

Jawablah pertanyaan dibawah ini :

1. Setting inklusi adalah sebuah kelas, atau sekolah, atau instansi pendidikan

di mana ...

a. Semua anak dapat bermain bersama.

b. Semua anak dapat belajar bersama.

c. Masing-masing anak dapat belajar mandiri.

d. Masing-masing anak dapat bermain sendiri.

2. Untuk merespon kebutuhan khusus yang unik dari anak berkebutuhan

khusus, sekolah atau lembaga pendidikan yang inklusi seharusnya dapat

memodifikasi ….

a. Struktur kelas dan bangunan sekolah.

b. Kurikulum dan perencanaan pembelajaran.

c. Asesmen atau penilaian.

d. semua point A, B dan C harus tercakup.

3. Pentingnya sekolah atau lembaga pendidikan bersifat inklusi adalah ….

a. Semua anak mempunyai hak untuk bermain dengan bebas.

b. Semua anak mempunyai hak untuk mendapatkan perhatian dari

gurunya.

c. Semua anak mempunyai hak yang sama untuk belajar bersama teman

sebayanya.

d. Semua anak mempunyai hak sama untuk aktif berkreasi dalam

pembelajaran.

4 Modul Diklat Lanjut dalam Jaringan (Daring) bagi Pendidik PAUD 2019
Modul 3 – Pemahaman ABK dan Cara Belajaranya
4. Manfaat dari adanya Inklusi ini berpotensi untuk ….

a. mengurangi rasa takut,

b. mampu membangun persahabatan,

c. rasa saling menghormati dan memahami.

d. Point a, b dan c betul semua

5. Hal-hal yang negative, seperti munculnya rasa takut, tidak percaya diri,

perasaan diabaikan, dan melahirkan rasa ketidakadilan merupakan sikap-

sikap yang terjadi karena adanya upaya …..

a. Pemisahan (segregasi)

b. Pengucilan

c. Pengejekan (bullying)

d. Pembiaran

Modul Diklat Lanjut dalam Jaringan (Daring) bagi Pendidik PAUD 2019 5
Modul 3 – Pemahaman ABK dan Cara Belajaranya
Kegiatan Belajar 2

HAMBATAN TERHADAP PERKEMBANGAN, PEMBELAJARAN,

DAN PARTISIPASI SERTA CARA PENANGANANNYA

A. Standar Kompetensi

Memahami Cara BelajarAnak Berkebutuhan Khusus.

B. Kompetensi Dasar

1. Menjelaskan hambatan terhadap pembelajaran dan perkembangan serta

partisipasi cara penanganan Anak Berkebutuhan Khusus.

C. Indikator

1. Dapat menjelaskan Hambatan Terhadap Pembelajaran untuk anak

berkebutuhan khusus

2. Dapat menjelaskan Hambatan Perkembangan dan Partisipasi untuk Anak

Berkebutuhan Khusus.

3. Dapat menjelaskan Cara Penanganan bagi Anak Berkebutuhan Khusus.

D. Uraian Materi

HAMBATAN TERHADAP PERKEMBANGAN, PEMBELAJARAN, DAN PARTISIPASI

SERTA CARA PENANGANANNYA

Hambatan terhadap pembelajaran, perkembangan dan partisipasi

yang dihadapi anak-anak beragam antara anak yang satu dengan anak yang

lain. Oleh karena itu, pendidik harus menyadari bahwa semua anak, baik anak

6 Modul Diklat Lanjut dalam Jaringan (Daring) bagi Pendidik PAUD 2019
Modul 3 – Pemahaman ABK dan Cara Belajaranya
dengan maupun tanpa kebutuhan khusus akan menghadapi hambatan dalam

pembelajaran dan perkembangan serta partisipasi.

Anak dengan kebutuhan khusus menghadapi hambatan yang pertama

adalah lingkungan dan sikap dan yang kedua adalah individual. Kedua

hambatan ini saling berkaitan. Kombinasi dari kedua hambatan tersebut

dapat dikurangi dan bahkan bila memungkinkan harus dihilangkan baik itu di

lingkungan sekolah, rumah, maupun komunitas.

A. Macam-macam hambatan lingkungan dan sikap yang sering muncul,

antara lain:

1. Terbatasnya atau tidak adanya akses untuk program intervensi dini.

Jika layanan pendidikan tidak dimulai sedini mungkin dan intervensi

tidak dilakukan secara berkualitas.

2. Pendidik, tenaga kependidikan. Jika para pelaksana pendidikan masih

menunjukkan sikap yang mendiskriminasikan anak-anak dengan

menganggap mereka berbeda dari mayoritas anak sebayanya.

3. Sistem hukum dan peraturan. Jika hukum dan peraturan yang

diterapkan masih bersifat diskriminatif, segregatif, dan mengucilkan

anak-anak berkebutuhan khusus.

4. Kurikulum. Jika kurikulum yang dikembangkan masih bersifat kaku,

tidak fleksibel, serta tidak mengakomodasikan keberagaman

kebutuhan, kemampuan dan keadaan setiap anak.

5. Pendekatan dan bahan belajar. Jika pendekatan dan bahan belajar

yang digunakan tidak ramah terhadap proses pembelajaran atau tidak

memenuhi kebutuhan dan kemampuan anak yang beragam.

6. Sistem asesmen dan evaluasi. Jika system evaluasi hanya menilai

tingkat kemampuan akademis anak secara general, tidak berdasarkan

keberbedaan pencapaian tahapan perkembangan setiap anak baik

secara fisik, social emosi, dan kognitif.

Modul Diklat Lanjut dalam Jaringan (Daring) bagi Pendidik PAUD 2019 7
Modul 3 – Pemahaman ABK dan Cara Belajaranya
7. Lingkungan sekolah dan kelas. Jika penataan lingkungan sekolah dan

kelas tidak memenuhi kebutuhan setiap individu anak yang beragam

dan berbeda.

B. Macam-macam hambatan Individu yang sering muncul, antara lain :

1. Komunikasi. Hambatan terhadap perkembangan, pembelajaran, dan

partisipasi akan terjadi jika adanya hambatan komunikasi di mana

bahasa pertama anak berbeda dengan bahasa yang digunakan

mayoritas anak lain, pendidik, dan atau materi belajar.

2. Motivasi. Apabila anak tidak memiliki atau hanya memiliki sedikit

motivasi untuk belajar dan berkembang serta berpartisipasi dengan

lingkungannya. Ini juga dipengaruhi oleh factor hambatan lingkungan.

3. Merasa tidak aman, rendah diri, dan kurang percaya diri. Merupakan

dampak negatif dari adanya serangkaian hambatan lingkungan serta

sikap.

4. Temperamental. Ini berkaitan dengan suasana hati anak yang bersifat

temporer maupun yang merupakan karakter seperti tertutup, sulit

beradaptasi dengan situasi baru dan perubahan, mudah terganggu,

rentang perhatian pendek, dan sebagainya.

5. Minoritas budaya, bahasa, dan agama. Anak-anak juga akan

mengalami hambatan dalam pembelajaran, perkembangan dan

partisipasi jika ia menjadi bagian dari kelompok besar yang homogen,

sehingga ia berada dalam komunitas yang minoritas.

6. Kelainan. Keberbedaan fisik maupun mental akan menjadi salah satu

hambatan individu dalam pembelajaran, perkembangan dan

partisipasi anak berkebutuhan khusus.

7. Kondisi kesehatan, gender, pelecehan dan kekerasan, kompetensi

social yang terbatas, juga merupakan factor-faktor penghambat

proses pembelajaran, perkembangan, dan partisipasi secara individual

anak-anak berkebutuhan khusus.

8 Modul Diklat Lanjut dalam Jaringan (Daring) bagi Pendidik PAUD 2019
Modul 3 – Pemahaman ABK dan Cara Belajaranya
C. Upaya Mengidentifikasi Hambatan Perkembangan, Pembelajaran, dan

Partisipasi

1. Deteksi dini (identifikasi) hambatan dalam pembelajaran,

perkembangan dan partisipasi sangat penting dilakukan karena akan

memberikan pengaruh pada keberhasilan intervensi dan stimulasi

pada tahap berikutnya.

2. Asesmen atau penilian yang dilakukan hanya dengan menilai satu

aspek perkembangan saja misalnya aspek kognitif, hendaknya tidak

menjadi dasar untuk mengkategorikan bahwa seorang anak tergolong

anak berkesulitan belajar.

3. Perhatikan juga factor-faktor lingkungan yang mungkin menjadi

penyebab adanya hambatan belajar, berkembang dan berpartisipasi

anak, misalnya ruang kelas yang sempit dan kurang pencahayaan,

materi dan kegiatan pembelajaran yang kurang relevan dengan

keberagaman perkembangan anak, pendekatan belajar mengajar

yang tidak ramah anak, serta aktivitas yang tidak berpusat ke anak.

4. Daftar hambatan tersebut dapat digunakan untuk mengidentifikasi

tantangan lingkungan, sikap, dan individu yang dihadapi anak-anak

berkebutuhan khusus.

5. Strategi pembelajaran yang diterapkan pada anak berkebutuhan

khusus tidak ditentukan oleh hasil diagnosa medis saja, tetapi juga

dipengaruhi oleh banyak factor lain, selain kelainan secara fisik yang

dimiliki anak.

D. Cara Menghilangkan Hambatan Terhadap Perkembangan, Pembelajaran,

dan Partisipasi

1. Ciptakan lingkungan pembelajaran di mana semua anak merasa

dihargai.

Modul Diklat Lanjut dalam Jaringan (Daring) bagi Pendidik PAUD 2019 9
Modul 3 – Pemahaman ABK dan Cara Belajaranya
2. Anak-anak diperbolehkan untuk berkomunikasi dalam bahasa

pertama atau bahasa ibu mereka, meskipun bahasa pengantar yang

digunakan di sekolah berbeda. Bahasa tersebut dapat berupa bahasa

isyarat atau bahasa minoritas lainnya. Pendidik, harus berupaya

semaksimal mungkin memahami anak. Jika tidak memungkinkan,

berikan kesempatan anak untuk didampingi oleh orang dewasa yang

mengerti bahasa anak tersebut, baik dari keluarga terdekat maupun

dari komunitasnya.

3. Anak-anak harus diberi waktu dan kesempatan untuk mengungkapkan

pendapat dan pikirannya. Banyak anak berkebutuhan khusus yang

membutuhkan waktu lebih lama dibandingkan anak lain untuk

mengekspresikan diri.

4. Saat mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada anak, pendidik harus

yakin bahwa anak mampu menjawab, dan keyakinan ini harus

diisalurkan kepada anak, sehingga akan membangun rasa percaya diri

anak.

5. Berikan pujian secara jujur, tulus, dan murah hati pada setiap

keberhasilan anak.

6. Jika memungkinkan, sediakan waktu untuk mencoba melakukan

kegiatan sesuai apa yang disarankan dan menjadi gagasan anak.

7. Lakukan kegiatan yang dapat melibatkan semua anak, baik laki-laki

maupun perempuan, anak dengan atau tanpa kebutuhan khusus.

8. Evaluasi perkembangan belajar anak se-obyektif mungkin, dengan

tidak mengabaikan factor-faktor lain dalam menghambat dan

memotivasi kemajuan belajar anak.

9. Atur ruang kelas untuk mengoptimalkan potensi semua anak,

terjalinnya komunikasi dan interaksi dengan pertimbangan khusus

bagi anak-anak yang memiliki keterbatasan perkembangan fisik.

10. Pastikan bahwa semua anak di kelas mengetahui bahwa guru atau

pendidik mereka peduli pada semua kebutuhan mereka.

10 Modul Diklat Lanjut dalam Jaringan (Daring) bagi Pendidik PAUD 2019
Modul 3 – Pemahaman ABK dan Cara Belajaranya
11. Identifikasi setidaknya satu tindakan positif yang anak lakukan, beri

penghargaan dan pujian setiap hari saat sebelum kegiatan berakhir.

Ini akan memotivasi anak untuk selalu hadir di sekolah. Upayakan

dalam melakukannya, secara merata ke semua anak, bukan hanya

pada satu atau dua anak saja.

E. Rangkuman Materi

1) Anak dengan maupun tanpa kebutuhan khusus akan menghadapi

hambatan dalam pembelajaran dan perkembangan serta partisipasi.

2) Anak dengan kebutuhan khusus menghadapi hambatan yang pertama

adalah hambatan dari lingkungan dan sikap

3) Anak dengan kebutuhan khusus menghadapi hambatan yang pertama

adalah hambatan individual

4) Deteksi dini (identifikasi) hambatan dalam pembelajaran, perkembangan

dan partisipasi sangat penting dilakukan karena akan memberikan

pengaruh pada keberhasilan intervensi dan stimulasi pada tahap

berikutnya.

5) Strategi pembelajaran yang diterapkan pada anak berkebutuhan khusus

tidak ditentukan oleh hasil diagnosa medis saja, tetapi juga dipengaruhi

oleh banyak factor lain, selain kelainan secara fisik yang dimiliki anak

Modul Diklat Lanjut dalam Jaringan (Daring) bagi Pendidik PAUD 2019 11
Modul 3 – Pemahaman ABK dan Cara Belajaranya
F. Evaluasi Materi

Jawablah pertanyaan dibawah ini :

1. Sikap dari para pelaksana pendidikan yang masih menunjukkan sikap

mendiskriminasikan anak-anak dengan menganggap mereka berbeda

dari mayoritas anak sebayanya merupakan hambatan yang muncul dari

sisi :

a. Terbatasnya atau tidak adanya akses untuk program intervensi dini.

b. Pendidik dan tenaga kependidikan.

c. Sistem hukum dan peraturan.

d. Pendekatan dan bahan belajar.

2. Penerapan hukum dan peraturan yang masih bersifat diskriminatif,

segregatif, dan mengucilkan anak-anak berkebutuhan khusus merupakan

hambatan yang muncul dari sisi :

a. Sistem hukum dan peraturan.

b. Terbatasnya atau tidak adanya akses untuk program intervensi dini.

c. Pendekatan dan bahan belajar.

d. Lingkungan sekolah dan kelas.

3. Hambatan yang dikarenakan oleh penggunaan bahasa pertama anak yang

berbeda dengan bahasa yang digunakan mayoritas anak lain, pendidik,

dan atau materi belajar, merupakan hambatan individu dari sisi :

a. Motivasi

b. Temperamental

c. Komunikasi

d. Minoritas budaya dan agama

12 Modul Diklat Lanjut dalam Jaringan (Daring) bagi Pendidik PAUD 2019
Modul 3 – Pemahaman ABK dan Cara Belajaranya
4. Kondisi suasana hati anak yang bersifat temporer maupun karakter yang

tertutup, sulit beradaptasi dengan situasi baru dan perubahan, mudah

terganggu, rentang perhatian pendek, merupakan hambatan individu dari

sisi :

a. Motivasi

b. Temperamental

c. Komunikasi

d. Minoritas budaya dan agama

5. Cara awal dalam mengidentifikasi hambatan terhadap perkembangan,

pembelajaran, dan partisipasi dalam pendidikan inklusi adalah :

a. Melakukan apersepsi

b. Melakukan wawancara langsung

c. Melakukan deteksi dini

d. Melakukan observasi (pengamatan)

G. Penugasan

Nama

Nomor Peserta Diklat

Rombel / Kab / Kabupaten

Tugas :

1. Lakukan pengamatan pada lembaga PAUD / TK tempat saudara bekerja.

2. Lakukan oleh saudara dengan mengisi format ceklis sederhana tentang berbagai

perkembangan fisik yang akan membantu kita mengenali seberapa berat

keterlambatan perkembangan fisik anak di usia dini.

Tanggal Pengumpulan Tugas

Mentor 1.

2.

Modul Diklat Lanjut dalam Jaringan (Daring) bagi Pendidik PAUD 2019 13
Modul 3 – Pemahaman ABK dan Cara Belajaranya
Format Ceklis Keterlambatan Perkembangan Fisik Anak Usia Dini

NO. PERTANYAAN YA TIDAK

Apakah anak terasa sangat kaku atau sangat longgar saat


1.
digendong?

2. Apakah anak berjalan dengan kaki lentur?

3. Apakah anak berjalan dengan berjinjit?

Apakah anak saat bergerak, melakukannya secara mandiri,


4.
tanpa bantuan?

Apakah anak biasanya mengalami kelemahan atau kesakitan


5.
pada tungkai kaki atau lengannya setelah demam?

Apakah anak pernah mampu berjalan pada suatu saat usia

6. tertentu, lalu kemudian berhenti dan tidak mampu berjalan

setelah beberapa waktu tertentu?

Apakah kesulitan berjalan tersebut berlangsung secara terus


7.
menerus dan semakin meningkat?

Apakah anak sering merasa kesulitan bernafas dan mudah


8.
merasa lelah?

Apakah anak memiliki benjolan pada punggung belakang, yang


9.
berkaitan dengan kelemahannya pada kaki atau lengannya?

Apakah anak merasa sangat sensitif pada sentuhan dan tidak


10.
suka disentuh?

Apakah anak menyukai suara-suara keras atau senang disentuh


11.
atau senang dan sering menyentuh segala sesuatu?

14 Modul Diklat Lanjut dalam Jaringan (Daring) bagi Pendidik PAUD 2019
Modul 3 – Pemahaman ABK dan Cara Belajaranya
Jika anak tidak mengatakan "ingin ke toilet", apakah karena ia

12. tidak mampu mengontrol bagian tubuh yang berkaitan dengan

hal tersebut?

Apakah anak mampu menegakkan lehernya, duduk, dan


13.
merangkak saat usia 1 tahun?

14. Apakah anak dapat berjalan tanpa bantuan?

15. Apakah anak dapat meraih mainan dengan kedua tangannya?

16. Apakah anak mampu memegang pensil di usia 3 tahun?

Modul Diklat Lanjut dalam Jaringan (Daring) bagi Pendidik PAUD 2019 15
Modul 3 – Pemahaman ABK dan Cara Belajaranya
Kegiatan Belajar 3

MEMAHAMI CARA BELAJAR ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

A. Standar Kompetensi
Memahami Cara Belajar Anak Berkebutuhan Khusus

B. Kompetensi Dasar
1. Memahami anak berkebutuhan khusus dan cara belajarnya

C. Indikator
1. Menjelaskan katagori ABK dan cara pembelajarannya
2. Menjelaskan definisi kecacatan dan kebutuhan khusus

D. Uraian Materi

MEMAHAMI CARA BELAJAR

ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

Anak-anak berkebutuhan khusus, adalah semua anak yang mengalami

hambatan dari berbagai hal (kondisi perkembangan fisik dan mental, kondisi

ekonomi orang tua, kondisi geografis lingkungan, kondisi religius dan

kebudayaan, kondisi kesehatan dan gizi, dan sebagainya) sehingga tidak

memungkinkan bagi mereka dilibatkan pada suatu kegiatan pendidikan atau

kegiatan social kemasyarakatan lainnya secara bersama-sama dengan anak-

anak lain yang tidak memiliki hambatan apapun.

16 Modul Diklat Lanjut dalam Jaringan (Daring) bagi Pendidik PAUD 2019
Modul 3 – Pemahaman ABK dan Cara Belajaranya
Ada beberapa hal-hal tertentu yang harus diperhatikan dalam

menyiapkan setting tempat khususnya kelas bagi lembaga PAUD yang

menerapkan pendidikan inklusi antara lain :

1. Posisi tempat duduk atau pengaturan tempat main.

2. Pergerakan atau area bergerak

3. Area Makan dan Minum

4. Toilet

5. Mebelair

Penting untuk selalu diingat bahwa konsep sebuah ruang kelas tempat

anak belajar semuanya harus diatur secara fleksibel, tidak kaku, dan dapat

memenuhi kebutuhan semua anak, termasuk anak dengan kesulitan atau

keterlambatan perkembangan fisik.

Fasilitas sarana furniture dan mebelair di sebuah kelas inklusi sangat

penting untuk disediakan dan dimodifikasi sebelumnya agar :

1. Dapat memenuhi kebutuhan anak dengan kesulitan atau keterlambatan

perkembangan fisik

2. Dapat memberikan kenyamanan dan keamanan bagi mereka, dan

membuat mereka lebih mudah mengikuti kegiatan belajar.

3. Dapat memudahkan kemampuan mereka dalam berkomunikasi dengan

posisi duduk dengan postur yang benar.

4. Dapat memudahkan aktivitas makan dan minum menjadi lebih nyaman

dengan posisi duduk dan postur yang tepat.

5. Dapat meringankan kesulitan mereka dalam mengendalikan kekakuan

atau kelemasan pada otot-otot motorik mereka dengan posisi duduk dan

postur yang tepat.

Modul Diklat Lanjut dalam Jaringan (Daring) bagi Pendidik PAUD 2019 17
Modul 3 – Pemahaman ABK dan Cara Belajaranya
Beberapa jenis kategori Anak-anak Berkebutuhan Khusus yang ada dan

dapat ditemui oleh pendidik di lembaga PAUD, antara lain :

1. Kategori Anak dengan masalah keterlambatan perkembangan fisik,

Setiap anak selalu mengalami proses perkembangan. Ini berlangsung

melalui fase-fase tertentu pada saat-saat tertentu selama masa

perkembangannya. Intervensi sedini mungkin sangat diperlukan agar

proses perkembangan anak baik secara fisik maupun mental dapat

mengarah kekesempurnaan atau tidak mengalami penyimpangan.

Mengenali berbagai perkembangan motorik halus dan motorik kasar

pada setiap anak akan dapat membantu dan memudahkan guru atau

pendidik dalam mengidentifikasi adanya keterlambatan perkembangan

fisik dan sesegera mungkin melakukan layanan terapi secara fisik.

Bermain adalah kegiatan penting yang dilakukan anak dalam rangka

belajarnya untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman baru,

meningkatkan keterampilan motorik kasar dan halus, mengembangkan

kemampuan berbicara, berbahasa, dan bersosialisasi. Anak-anak dengan

hambatan motorik sering mengalami kesulitan menggerakkan tangan,

lengan, atau kaki mereka.

Upaya mengatasi hambatan pembelajaran anak dengan masalah

perkembangan fisik motorik, antara lain :

a) Mainan dapat disimpan dalam jangkauan dengan menempatkan

mereka di atas sebuah nampan atau tutup kotak.

b) Membuat pembatas sekitar mainan dengan bantal.

c) Bahan-bahan yang lentur seperti karpet ringan atau bantalan karet

bisa ditempelkan pada bagian bawah mainan atau ditempatkan di

bawah mainan.

d) Mainan juga dapat distabilkan dengan menambahkan tatakan cangkir,

magnet, atau velcro strip .

e) Pegangan dapat ditambahkan atau diperbesar dengan busa

pengeriting rambut, karet, atau lapisan plastik.

18 Modul Diklat Lanjut dalam Jaringan (Daring) bagi Pendidik PAUD 2019
Modul 3 – Pemahaman ABK dan Cara Belajaranya
f) Mainan-mainan yang ringan dan tidak memerlukan banyak kekuatan

akan lebih mempermudah bagi anak-anak untuk memainkannya.

g) Untuk anak-anak yang tidak dapat mengendalikan gerakan lengan,

dapat menggunakan mainan-mainan yang tidak mudah pecah, atau

beri tambahan untuk mengamankan, mainan yang permukaan datar

(tidak runcing), atau mainan dengan penjepit atau cara lain.

h) Jika permukaan tidak rata, mainan akan mudah tergelincir dari

pegangan tangan anak dan bergerak di luar jangkauannya.

i) Posisikan mainan sekitar 12 hingga 18 beberapa inci di bawah tinggi

anak saat menyimpannya sehingga mudah dijangkau anak. Cara lain

adalah dengan menggantung mainan pada dinding setinggi jangkauan

anak.

j) Papan scooter dapat menjadi alternatif untuk mobilitas yang

diperlukan anak untuk bermain dan mengeksplorasi lingkungan.

Cara memodifikasi dan mendisain tempat duduk yang dapat

diadaptasi oleh anak dengan masalah kesulitan atau keterlambatan

perkembangan fisik, antara lain :

a) Anak-anak kadang-kadang mengalami kesulitan dalam menegakkan

tubuh saat duduk atau memiliki kelemahan dalam menyeimbangkan

diri saat duduk. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk

menyediakan tempat-tempat duduk yang dimodifikasi dari tempat-

tempat duduk yang sudah ada.

b) Modiifikasi ini dapat dilakukan dengan biaya bervariasi, tetapi juga

dapat dilakukan dengan biaya yang sangat murah, misalnya dengan

menggunakan material bambu, ember, ban mobil bekas, dan lain-lain.

c) Di daerah-daerah terpencil, model-model modifikasi mebelair seperti

gambar berikut akan sangat bermanfaat bagi anak-anak yang memiliki

kesulitan dan keterlambatan dalam perkembangan fisik.

Modul Diklat Lanjut dalam Jaringan (Daring) bagi Pendidik PAUD 2019 19
Modul 3 – Pemahaman ABK dan Cara Belajaranya
d) Berikut ini diperlihatkan beberapa gambar dari anak-anak yang

menggunakan mebelair atau tempat duduk yang dimodifikasi saat

berada di ruang kelas.

2. Kategori anak dengan gangguan kemampuan berbicara dan berbahasa,

Komunikasi adalah suatu proses mentransfer pesan-pesan dari

pembicara ke pendengar. Bahasa dibutuhkan dalam berkomunikasi.

Bahasa adalah 'apa yang kita katakan' atau 'isi dari pembicaraan'. Bahasa

adalah kemampuan otak dalam bekerja untuk mengekspresikan dan

memahami suatu komunikasi.

20 Modul Diklat Lanjut dalam Jaringan (Daring) bagi Pendidik PAUD 2019
Modul 3 – Pemahaman ABK dan Cara Belajaranya
Berbicara adalah 'bagaimana kita mengatakan atau menyatakan

sesuatu'. Berbicara adalah berbahasa secara lisan. Berbicara adalah salah

satu cara mengekspresikan, dimana cara ini yang paling alamiah, cepat,

dan efisien dalam berekspresi.

Anak-anak yang memiliki kehilangan salah satu bagian dari sistem

organ pendengaran akan mengalami kesulitan dalam mengolah informasi

atau pesan sehingga biasanya memperlihatkan kesulitan atau

keterlambatan dalam perkembangan berbicara dan berbahasa.

Ketidakmampuan berkomunikasi akan berakibat pada terhambatnya

perkembangan kemampuan bersosialisasi, tumbuhnya sikap skeptic dan

frustasi, rendahnya rasa percaya diri. Dan masalah-masalah perilaku

lainnya.

Pendidik memerlukan metode khusus dalam mendidik anak dengan

kesulitan pendengaran, misalnya memperkuat keterampilan

penglihatannya dan mempertajam kepekaannya serta memahami

bacaan.

Oleh karena itu, penting bagi guru/pendidik untuk memperhatikan

benar stimulasi yang berkaitan dengan pendengaran, berbicara, dan

berbahasa pada anak usia dini agar ia dapat belajar hal yang lebih banyak

lagi untuk kehidupannya.

a) Fokus area peningkatan kemampuan berbicara, berbahasa, dan

berkomunikasi

Fokus Visual / Penglihatan Rincian kegiatan

Tingkatkan kontak mata • Gunakan benda-benda berwarna cerah

dengan warna dasar, pertama letakan benda

tersebut di depan mata anak, lalu perlahan-

lahan jauhkan dari wajahnya.

Modul Diklat Lanjut dalam Jaringan (Daring) bagi Pendidik PAUD 2019 21
Modul 3 – Pemahaman ABK dan Cara Belajaranya
Fokus Visual / Penglihatan Rincian kegiatan

• Gunakan benda-benda berbunyi untuk

menarik perhatian, dekatkan ke depan mata

anak, kemudian benda-benda berbunyi itu

diarahkan ke wajah pengobservasi.

• Panggil nama anak, lalu minta ia melihat ke

arah yang memanggil. Terus ingatkan untuk

tetap melihat kita sampai kita berhenti

memanggil.

• Duduklah di depan anak dengan pandangan

mata sejajar dengan pandangan mata anak.

Meningkatkan durasi • Posisi duduk haruslah sempurna, sehingga

anak dapat menegakkan leher dan kepalanya,


kontak mata
dan kita duduk pada posisi sejajar di depan,

dengan pandangan mata sejajar pula.

• Ubah-ubahlah ekspresi wajah atau intonasi

suara kita saat mengekspresikan atau

mengucapkan kata-kata dan kalimat.

• Catatlah atau ingat-ingatlah waktu atau

lamanya kontak mata, tingkatkan terus

waktunya.

Meningkatkan kemampuan • Memilih dan membedakan benda-benda

memperhatikan dan berdasarkan ukuran (besar/kecil), memilih

konsentrasi butiran jagung di antara butiran kacang-

kacangan lainnya, atau mencari koin/uang

logam di antara tumpukan pasir, dan

sebagainya. Tingkatkan terus dengan

22 Modul Diklat Lanjut dalam Jaringan (Daring) bagi Pendidik PAUD 2019
Modul 3 – Pemahaman ABK dan Cara Belajaranya
Fokus Visual / Penglihatan Rincian kegiatan

permainan menemukan benda-benda yang

disembunyikan.

• Perlihatkan 2-3 gambar di depan anak untuk

waktu yang singkat, lalu tutup, dan tanyakan

benda apa saja yang dilihat tadi.

• Mengisi dan mengosongkan botol dengan air,

pasir, memasukkan benang ke dalam lubang

manic-manik, dan sebagainya. Perhatikan

waktu yang anak gunakan selama bermain dan

menyelesaikan mainannya.

Meningkatkan kemampuan • Beri anak kesempatan untuk memasukkan

kordinasi mata-tangan benda-benda ke dalam cangkir, botol, dan

benang ke dalam lubang manik-manik. Mulai

dari yang berlubang besar, sedang, sampai

kecil.

• Minta anak menyusun huruf-huruf alphabet

sesuai urutan yang diperlihatkan pendidik, atau

menyusun angka-angka sesuai urutannya.

Meningkatkan kemampuan • Gunakan satu kata inti yang ditekankan dengan

pemahaman perbedaan intonasi untuk menegaskan

maksud dari pernyataan. Misalnya apakah

kamu ingin minum SUSU?

• Hanya pada saat dibutuhkan saja, gunakan

kata SUSU dengan dibantu menunjukkan

gambar susu atau menunjukkan gerakan

minum susu. (ingat selalu usahakan seminimal

mungkin memberikan bantuan dengan tanda-

Modul Diklat Lanjut dalam Jaringan (Daring) bagi Pendidik PAUD 2019 23
Modul 3 – Pemahaman ABK dan Cara Belajaranya
Fokus Visual / Penglihatan Rincian kegiatan

tanda, agar anak benar-benar memahami. Tapi

jika anak tetap tidak mengerti, beri sedikit

bantuan, lalu lama-lama kurangi agar anak

dapat meningkatkan kemampuan

pemahamannya).

• Jangan pernah meremehkan kemampuan

pemahaman anak, hanya karena anak tidak

menunjukkan kemampuan pemahamannya

secara verbal.

• Kita dapat juga menyampaikan cerita singkat

dan mengajukan pertanyaan kepada anak. Beri

kesempatan pada anak untuk

mengekspresikan jawabannya dengan

berbagai cara. Tidak hanya melalui bahasa

verbal. Misalnya menganggukkan atau

menggelengkan kepala, menunjukkan gambar

atau kata yang mendukung jawabannya.

• Jelaskan pada anak apa yang kita lakukan atau

apa yang anak lakukan. Katakana pa yang kita

lakukan, dan lakukan apa yang kita katakan.

Meningkatkan kemampuan • Beri kesempatan pada anak untuk

mengekspresikan berbicara menggunakan satu kata atau dua kata penting

dan berbahasa atau dua frasa sederhana. Lalu beri ia

kesempatan untuk menggunakan dua kata

sekaligus, lanjutkan dengan melengkapi

kalimat sederhana.

24 Modul Diklat Lanjut dalam Jaringan (Daring) bagi Pendidik PAUD 2019
Modul 3 – Pemahaman ABK dan Cara Belajaranya
Fokus Visual / Penglihatan Rincian kegiatan

• Kadang-kadang perlu juga melakukan pura-

pura lupa pada kata yang kita maksud, beri

kesempatan pada anak untuk membantu

mengingatkan kita. Atau kita juga bias pura-

pura mengatakan kata yang salah sehingga

anak mau memperbaikinya dengan kata yang

tepat.

• Jika anak tidak mampu berbicara untuk

mengekspresikan keterpahamannya atau

kemampuan bicaranya kurang jelas, bisa

menggunakan papan alat bantu bicara sesuai

dengan tahap kemampuannya. (gambar alat

bantu bicara akan ditampilkan nanti).

Meningkatkan volume • Lakukan kegiatan permainan di mana anak

suara dapat mengucapkan bunyi-bunyi huruf vocal

dengan jelas seperti 'a', 'I', 'u', 'e', 'o', minta

mereka untuk menahannya sampai kita

menyatakan berhenti. Bisa juga dengan

menggunakan benda-benda yang digulirkan

lalu anak mengucapkan bunyi huruf vocal

sampai benda yang digulirkan berhenti

bergulir.

• Lakukan kegiatan di luar, misalnya dengan

berayun, minta anak untuk mengucapak bunyi

huruf vocal saat berayun. Jika posisi ayunan

tinggi, anak harus mengucapkannya dengan

Modul Diklat Lanjut dalam Jaringan (Daring) bagi Pendidik PAUD 2019 25
Modul 3 – Pemahaman ABK dan Cara Belajaranya
Fokus Visual / Penglihatan Rincian kegiatan

suara keras, jika posisi ayunan rendah, anak

harus merendahkan suaranya pula.

• Latihan menarik dan melepaskan nafas.

• Memanggil dengan suara keras.

• Beri kesempatan pada anak untuk membuka

mulut dengan benar saat berbicara (hindari

menggumam yang tidak jelas).

• Meningkatkan kemampuan pernafasan:

• Latihan meniup.

• Ucapkan bunyi huruf vocal secara kontinyu

dengan perhentian sewaktu-waktu, yang

semakin meningkat waktunya.

• Menghitung sebanyak-banyaknya selama

menarik nafas.

• Mainkan atau nyanyikan sebuah lagu, lalu saat

music berhenti, minta anak untuk menahan

nafas.

b) Kegiatan pembelajaran yang dapat membantu mengatasi hambatan

anak dengan masalah kemampuan berbicara dan berbahasa

Anak-anak dengan masalah berbicara dan berbahasa, biasanya

sangat sulit mengikuti kegiatan atau permainan dan mainan yang

menuntut ketrampilan berbicara. Tetapi kegiatan bermain peran yang

membuat anak tanpa disadari membangun kemampuan berbicara dan

kognisinya, adalah bermain peran, misalnya mencoba berbagai macam

pakaian, bermain masak-masakan di sudut dapur-dapuran, atau bermain

26 Modul Diklat Lanjut dalam Jaringan (Daring) bagi Pendidik PAUD 2019
Modul 3 – Pemahaman ABK dan Cara Belajaranya
mobil-mobilan atau mainan kendaraan lain yang membuat anak

mengeluarkan berbagai macam suara dari mulutnya. Begitu juga dengan

mainan berbagai macam bentuk binatang.

3. Kategori anak dengan gangguan pendengaran,

Pendengaran adalah kondisi di mana fungsi-fungsi organ telinga

bekerja secara sistemik yang digunakan untuk mendengar, membedakan

berbagai macam suara dan bunyi.

Cara observasi anak dengan Cara mengatasi hambatan belajar

gangguan kehilangan anak dengan gangguan

kemampuan pendengaran anak kehilangan pendengaran anak

• Pilih ruangan yang cukup sepi • Bagi anak-anak dengan

atau kedap suara. gangguan pendengaran,

• Posisi duduk anak menghadap mainan yang bercahaya, pesan

observer yang akan tertulis atau bergambar, atau

mengobservasi setiap reaksi permainan menebak

atau respon anak pada saat tulisan/gambar sesuatu di

suara diperdengarkan. punggung, merupakan pilihan

• Pendidik lainnya melakukan kegiatan pembelajaran melalui

suara-suara dapat bermain yang sesuai.

diperdengarkan di belakang, di • Mainan-mainan seperti

samping kiri, samping kanan meronce, menjahit jelujur,

(tanpa bantuan secara visual finger painting, puzzle,

atau bantuan getaran), membangun balok-balok,

tepukan tangan, peluit, bel, menggambar dan melukis, dan

sendok dan garpu yang sebagainya merupakan

bersentuhan, kaleng berisi kegiatan yang tidak sulit

Modul Diklat Lanjut dalam Jaringan (Daring) bagi Pendidik PAUD 2019 27
Modul 3 – Pemahaman ABK dan Cara Belajaranya
kacang-kacangan dan biji- dilakukan oleh anak dengan

bijian, atau mainan-mainan gangguan pendengaran.

lain yang bersuara.

• Jika anak tidak menunjukkan

reaksi secara spontan dan

konsisten, maka ia harus

dirujuk ke terapis.

Cara/Langkah aktivitas dikelas dalam melibatkan anak dengan

gangguan kehilangan pendengaran

• Harus ada penerangan yang • Jika anak menggunakan alat

cukup kuat. bantu pendengaran, maka

• Jangan pernah berbicara pada ingatkan selalu untuk

anak jika ia tidak melihat anda. menggunakannya, lakukan cek

Selalu berbicara di depannya secara berkala terhadap alat

sampai ia benar-benar melihat bantu pendengarannya untuk

anda atau berikan tanda mengetahui apakah masih

bahwa anda sedang berbicara bekerja dengan baik atau tidak.

padanya. • Gunakan berbagai macam cara

• Bicaralah dengan bahasa yang untuk memperjelas apa yang

wajar dan natural, tanpa dibicarakan, misalnya

ekspresi wajah yang menunjuk gambar,

berlebihan. menggambarkan, atau gerakan

• Anak harus dapat tubuh.

mengekspresikan • Beri kesempatan pada anak

pemahamannya dengan satu untuk merasakan getaran

bahasa yang biasa digunakan pada tenggorokan, hidung, dan

sehari-hari di rumah. mulut, saat anda berbicara

28 Modul Diklat Lanjut dalam Jaringan (Daring) bagi Pendidik PAUD 2019
Modul 3 – Pemahaman ABK dan Cara Belajaranya
• Anda harus selalu bicara pada atau saat ia berusaha

anak yang memiliki berbicara.

kekurangan mampuan • Beri kesempatan pada anak

pendengaran, meskipun ia untuk meniru gerakan bibir

mungkin tidak memahami apa atau mulut saat anda bicara.

yang anda bicarakan. Gunakan alat bantu cermin

• Dapat juga menggunakan alat untuk melatih menggerakkan

bantu komunikasi (AAC) saat lidahnya.

kegiatan pembelajaran

berlangsung.

4. Kategori anak dengan gangguan penglihatan

Penglihatan, sebagaimana kita ketahui, memiliki peranan yang sangat

penting dalam setiap perkembangan belajar anak. Anak-anak

menggunakan penglihatan mereka untuk belajar berbagai macam hal.

Seringkali kita melihat anak mengusap matanya, atau melihat sesuatu

dengan mendekatkan matanya. Ini salah satu pertanda awal, adanya

kelemahan pada penglihatan anak. Oleh Karena itu, sangat penting bagi

kita untuk mendeteksi dan mengintervensi kemampuan penglihatan anak

lebih dini, sebab jika tidak ini dapat mempengaruhi perkembangan

belajarnya.

Tanda-tanda awal gangguan Kondisi umum yang memperlihatkan

penglihatan pada anak anak mengalami gangguan

penglihatan

• Anak sering terlihat • Kondisi pupil mata anak terlihat

mengusap matanya saat sangat berdekatan atau berjauhan

memperhatikan sesuatu. antara mata kanan dan kiri.

• Kondisi pupil mata yang saling

berdekatan (myopia) adalah

Modul Diklat Lanjut dalam Jaringan (Daring) bagi Pendidik PAUD 2019 29
Modul 3 – Pemahaman ABK dan Cara Belajaranya
• Anak sering melihat terlalu kondisi yang akan membuat obyek

dekat pada benda-benda yang dilihat menjadi kabur atau

yang dilihatnya. kurang jelas.

• Pupil mata anak terlihat • Kondisi pupil mata yang

tidak seimbang dalam bersilangan atau berjauhan

posisi yang tepat, tidak menjadikan penglihatan kurang

terlihat cerah. terarah pada satu mata, dan mata

• Anak sering yang lain lebih terarah, sehingga

menggelengkan kepalanya anak akan terlihat memiringkan

saat melihat sesuatu untuk kepalanya pada satu arah untuk

memfokuskan melihat sesuatu lebih jelas, karena

penglihatannya. hanya satu pupil mata yang dapat

melihat secara terarah.

• Kedua kondisi ini jika tidak

distimulasi sejak dini, akan terus

berkelanjutan hingga mencapai

hilangnya penglihatan pada satu

mata.

a. Cara belajar anak dengan gangguan penglihatan

Ketika anak yang memiliki gangguan penglihatan, dilibatkan

dalam kegiatan pembelajaran di lembaga PAUD, maka sangat penting

baginya untuk selalu berada di dekat anak-anak yang lain.

Pendidik PAUD harus selalu ingat, bahwa semua anak memiliki

perbedaan kebutuhan secara individual, maka ia harus selalu

membantu anak untuk pertama-tama merasa nyaman dan percaya

diri saat berada dengan anak-anak yang lain.

Lalu jelaskan kepada anak-anak yang lain untuk selalu saling

membantu, sehingga keuntungan kedua belah pihak dapat terbangun,

yakni anak yang tidak memiliki kesulitan penglihatan akan berkembang

30 Modul Diklat Lanjut dalam Jaringan (Daring) bagi Pendidik PAUD 2019
Modul 3 – Pemahaman ABK dan Cara Belajaranya
rasa empatinya dan anak yang memiliki kesulitan akan berkembang

ketrempilan bersosialisasinya.

Cara mengatasi hambatan Cara menggunakan bahan-

pembelajaran bagi anak dengan bahan belajar bagi anak

gangguan penglihatan dengan gangguan penglihatan

• Anak-anak dengan gangguan • Usahakan selalu ada

visual menikmati mainan yang pencahayaan yang cukup

bersuara, bergetar, dalam ruangan.

bertekstur, atau yang dapat • Usahakan selalu posisi

memperkuat ketajaman dan yang cukup nyaman bagi

kepekaan sensori sentuhan anak yang memiliki

atau perabaan. gangguan penglihatan.

• Rekatkan plastik, pita • Apa yang dituliskan

berwarna kontras, velcro, pendidik, baik di atas

tanda titik-titik, atau huruf- papan tulis atau pada

huruf braille pada mainan kertas, harus selalu

tertentu yang memerlukan diucapkan dengan jelas

perabaan. dan cukup didengar anak,

• Mainan yang memancarkan sehingga anak dengan

cahaya adalah pilihan yang gangguan penglihatan

baik. maupun gangguan

• Mainan yang dibuat dengan pendengaran dapat

bahan mengkilap atau pilihan memahami. Tapi bukan

warna lain yang kontras dan berteriak.

cerah, untuk membantu anak- • Jika anak perlu melihat

anak dengan gangguan lembar-lembar atau

penglihatan. gambar-gambar pada

• Menyediakan anak-anak dinding lebih dekat, biarkan

dengan mainan terbuat dari

Modul Diklat Lanjut dalam Jaringan (Daring) bagi Pendidik PAUD 2019 31
Modul 3 – Pemahaman ABK dan Cara Belajaranya
berbagai material seperti dan beri kesempatan

boneka binatang dari balok padanya.

kayu, bahan kain, dari Velcro, • Perbanyak kegiatan yang

vlanel, atau mobil-mobilan membantu

plastik yang dapat didorong mengembangkan

dalam rangka mengeksplorasi kepekaan sensori

lingkungan. perabaan dan

pendengaran.

b. Upaya pendidik dalam membantu anak dengan gangguan penglihatan

untuk memiliki rasa percaya diri

• Jangan ragu untuk menggunakan kata "lihat". Anak-anak dengan gangguan

penglihatan akan memaknai kata 'lihat' ini dengan cara mereka sendiri, yang

tentunya tidak mereka sadari bahwa caranya itu berbeda dengan anak lain.

• Perkenalkan segala sesuatu kepadanya seperti kita memperkenalkan segala

sesuatu kepada anak yang lain yang tidak memiliki hambatan atau

gangguan penglihatan.

• Libatkan mereka dalam aktivitas sekolah, seperti olahraga, kunjungan ke

kebun dan halaman sekolah, bermain music, menari dan mendengarkan

music atau cerita, dan sebagainya.

• Beri mereka kesempatan untuk menjadi pusat perhatian dalam kelas

seperti juga anak-anak yang lain. Jangan pernah mengabaikan dan tak

dihiraukan kehadirannya.

• Biarkan anak dengan kesulitan penglihatan mengikuti aturan-aturan

sekolah seperti anak-anak yang lain. Tidak perlu diistimewakan.

• Beri kesempatan mereka untuk secara mandiri mengambil dan meletakkan

kembali barang-barang atau mainan yang dibutuhkannya. Jangan terlalu

banyak atau sering dibantu.

32 Modul Diklat Lanjut dalam Jaringan (Daring) bagi Pendidik PAUD 2019
Modul 3 – Pemahaman ABK dan Cara Belajaranya
• Libatkan anak lain yang tidak memiliki gangguan penglihatan untuk

memahami tentang kebutaan, melalui permainan-permainan kreatif.

Misalnya dengan menutup mata, mereka menebak suara teman atau

meraba wajah teman dan menebak namanya.

• Jika sikap menerima dan terbuka dari pendidik dapat dilihat oleh semua

anak, maka seluruh kelas akan menerima anak dengan gangguan

penglihatan dengan baik.

• Beri kesempatan pada semua anak dalam kelompok untuk berinteraksi

langsung dengan anak yang memiliki gangguan penglihatan.

5. Kategori anak yang cerebral palsy

Anak penyandang cerebral palsy merupakan anak-anak yang memiliki

masalah perkembangan gabungan antara fisik, bicara dan berbahasa.

Cerebral palsy disebabkan oleh cedera pada bagian otak yang mengontrol

gerakan selama tahap awal perkembangan.

Dalam kebanyakan kasus, cedera ini terjadi selama masa kehamilan.

Namun, kadang-kadang dapat terjadi selama kelahiran karena cedera otak

pada tahap awal kelahiran bayi (seperti kurangnya oksigen karena hampir

tenggelam, meningitis, cedera kepala, atau terguncang). Diperkirakan

bahwa 2 dari 1.000 anak mengalami cerebral palsy.

Tanda-tanda anak cerebral palsy Cara mengatasi hambatan belajar

bagi anak cerebral palsy

• Kesulitan menggerakkan • Jika anak bisa sedikit berbicara

bagian tubuh atau seluruh dengan kalimat-kalimat yang

tubuh. kurang jelas, beri kesempatan

• Kesulitan berbicara serta bagi anak untuk bertanya dan

berkomunikasi non-verbal menjawab pertanyaan atau

(ekspresi wajah mungkin tidak mengungkapkan pendapat.

Modul Diklat Lanjut dalam Jaringan (Daring) bagi Pendidik PAUD 2019 33
Modul 3 – Pemahaman ABK dan Cara Belajaranya
Tanda-tanda anak cerebral palsy Cara mengatasi hambatan belajar

bagi anak cerebral palsy

selalu mengungkapkan emosi Jangan abaikan, beri perhatian,

sesungguhnya-misal, anak waktu dan kesabaran yang

mungkin tampak tersenyun cukup, sebab pada umumnya,

tetapi sebetulnya ia sedang anak dengan cerebral palsy

marah atau sedih). tidak mengalami hambatan

• Kesulitan gerakan otot yang pada perkembangan kognisi.

tdak disadari (kejang) atau • Beri kesempatan untuk leluasa

sebaliknya, kurang refleks bergerak, karena mereka

terhadap reaksi. membutuhkan stimulasi otot-

• Kesulitan dalam aktivitas otot motoorik kasar dan halus

makan dan minum karena lebih sering dan beragam.

kekakuan atau terlalu • Beberapa anak dengan

lenturnya otot-ototnya. cerebral palsy mengalami

• Kelemahan otot termasuk gangguan karena mudah lelah.

otot-otot yang diperlukan Oleh karena itu, harus diberi

dalam proses pernafasan waktu istirahat dan jeda yang

sehingga sering sesak. cukup di antara aktivitasnya.

• Kesulitan dalam • Anak-anak dengan cerebral

keseimbangan dan kordinasi palsy yang mengalami

tubuh. hambatan karena kemampuan

• Postur tubuh (kemampuan berkomunikasi secara verbal,

untuk memposisikan tubuh harus diberikan kesempatan

sesuai keinginannya dan mengekspresikan dan

sekaligus menjaga posisi agar mengkomunikasikan perasaan

tetap seperti itu pada rentang dan gagasannya melalui

waktu tertentu). bahasa tulis atau non-verbal

34 Modul Diklat Lanjut dalam Jaringan (Daring) bagi Pendidik PAUD 2019
Modul 3 – Pemahaman ABK dan Cara Belajaranya
Tanda-tanda anak cerebral palsy Cara mengatasi hambatan belajar

bagi anak cerebral palsy

• Kesulitan dalam pemusatan misalnya dengan

perhatian dan konsentrasi. menggunakan komputer.

6. Kategori anak dengan spektrum autisma

Istilah spektrum autisma adalah istilah umum yang mencakup istilah

autisme, sindrom asperger, gangguan autis dan autis klasik (autisme

Kanner). Anak dengan spectrum autisma dapat dideteksi di usia di bawah

3 tahun, saat perkembangan berbahasa, bersosialisasi dan pembiasaan

dikembangkan pada semua anak usia dini, jika terjadi kelainan dan

penyimpangan pada satu atau lebih indikator, maka anak tersebut harus

mendapat stimulasi khusus agar penyimpangan tidak terus berkelanjutan.

Intervensi sedini mungkin akan sangat membantu mengatasi hambatan

pembelajaran, perkembangan dan partisipasi anak dengan spektrum

autisma.

Modul Diklat Lanjut dalam Jaringan (Daring) bagi Pendidik PAUD 2019 35
Modul 3 – Pemahaman ABK dan Cara Belajaranya
Semua anak dengan spectrum atisma memiliki kesulitan dalam tiga

bidang utama, yang gejala dari tiga gangguan tersebut sangat bervariasi

antara satu anak dengan anak yang lain.

Hambatan pada Pemahaman dan Hambatan pada Komunikasi Sosial


Perilaku Sosial dalam hal: dalam hal:
o Memahami hubungan dan batasan o Pembedaan ironi, candaan, dan
terhadap hubungan yang berbeda- sarkasme.
beda yang kita miliki. o Penggunaan bahasa yang berbeda
o Mengatur bagian-bagian yang tidak dalam situasi dan interaksi social.
terstruktur dalam kegiatan sehari- o Interpretasi lebih bersifat harfiah,
hari. tidak dapat abstraksi.
o Bekerjasama. o Bahasa tubuh, ekspresi wajah dan
o Memahami situasi, orang, dan tempat isyarat.
yang sebelumnya tidak pernah o Memiliki sensitifitas yang berbeda
mereka kenali. pada 5 panca indra, misalnya
o Memahami perasaan mereka. sensitifitas sangat tinggi pada
o Memahami hubungan sebab-akibat. bunyi-bunyi tertentu sehingga
menimbulkan rasa sakit pada
telinganya.

Hambatan dalam proses berpikir dan


Kesulitan dalam beradaptasi dengan
perubahan rutinitas:

o Beradaptasi dengan perubahan


yang terjadi sehari-hari akan
membuatnya tantrum, agresif
dan mudah marah.
o Memahami konsep waktu.
o Empati
o Penerapan dari teori ke praktis.

a. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Bagi Anak dengan Autism Spectrum

Disorder

1) Lakukan kegiatan dengan cara yang menyenangkan, tanpa

paksaan, ikuti alur kegiatan anak sesuai dengan ‘mood’ anak.

2) Mulai dengan menanamkan pada diri pendidik untuk siap

membuka hubungan dengan anak-anak dengan spectrum autisma

dengan tulus. Anak-anak dengan spectrum autisma pada

umumnya sangat peka, mereka sangat mudah terpengaruh

dengan ketulusan orang dewasa di dekatnya.

36 Modul Diklat Lanjut dalam Jaringan (Daring) bagi Pendidik PAUD 2019
Modul 3 – Pemahaman ABK dan Cara Belajaranya
3) Lakukan berulang-ulang, penilaian dengan menghakimi bahwa

yang dilakukan anak adalah salah, harus dihindari. Jangan ulangi

kata atau menyebut tindakan yang salah yang dilakukan anak,

tetapi langsung berikan penekanan pada kata atau contohkan

tindakan yang benar.

b. Pembelajaran anak dengan spektrum autisma

Pendidik harus dapat mengembangkan kurikulum spesifik yang

ditujukan khusus bagi anak dengan spectrum autisma sesuai dengan

kebutuhannya, sehingga rancangan pembelajarannya lebih bersifat

individu meskipun kegiatan pembelajarannya tetap membuat mereka

dapat dilibatkan, sewaktu-waktu.

Contoh rancangan kurikulum awal untuk anak dengan spektrum

autisma:

Kompetensi Indikator

Kemampuan siap diri • Duduk sendiri di kursi

• Kontak mata bila namanya dipanggil.

• Kontak mata bila dikatakan “lihat”

• Memberi respon untuk satu perintah

sederhana, misalnya ‘tangan ke atas’.

Kemampuan Meniru • Meniru gerakan motorik kasar.

• Meniru gerakan benda.

• Meniru gerakan motorik halus.

• Meniru gerakan motorik oral.

Kemampuan pemahaman • Mengikuti satu langkah perintah.

bahasa • Mengenal bagian-bagian tubuh.

• Mengenal benda-benda sehari-hari

dengan fungsinya.

Modul Diklat Lanjut dalam Jaringan (Daring) bagi Pendidik PAUD 2019 37
Modul 3 – Pemahaman ABK dan Cara Belajaranya
Kompetensi Indikator

• Mengenali gambar-gambar.

• Mengenali orang-orang terdekat.

• Mengenali kepemilikan benda-benda

sehari-hari.

• Mengenali suara-suara di lingkunganya.

Kemampuan Bahasa ekspresif • Menunjukkan sesuatu yang diinginkan

jika ditanya ‘mau apa?’.

• Menunjukkan sesuatu yng diinginkan

secara spontan.

• Menirukan suara atau kata.

• Menamakan benda pada gambar-

gambar.

• Menyatakan apa yang diinginkan.

• Menamakan benda-benda atau orang-

orang terdekat.

• Membuat dan menentukan pilihan.

• Mau menyapa

• Menjawab pertanyaan sehari-hari.

• Menamakan kata kerja pada gambar,

orang lain dan pada diri sendiri.

Misalnya: Jojo makan, Anjing Lompat.

Kemampuan pra-akademik: • Mencocokkan benda-benda yang sama

warna, bentuk ukuran, jenis, fungsi.

• Menyelesaikan puzzle.

• Menghitung benda-benda.

Kemampuan mengurus diiri • Minum dan makan sendiri.

sendiri: • Melepaskan sepatu dan memakainya.

• Melepas dan memakai kaos kaki.

38 Modul Diklat Lanjut dalam Jaringan (Daring) bagi Pendidik PAUD 2019
Modul 3 – Pemahaman ABK dan Cara Belajaranya
Kompetensi Indikator

• Melepas dan memakai pakaian dalam.

• Memakai dan melepas pakaian.

• Memakai dan melepas celana.

• Menggunakan serbet atau tissue untuk

membersihkan diri.

• Pergi ke toilet dan membersihkan diri

sendiri.

7. Kategori anak dengan masalah gangguan ADHD (Attention Deficite

Hyperactive Disorder)

Anak dengan ADHD menunjukkan suatu pola gigih dalam mencari

perhatian dan atau hiperaktiif atau impulsive yang terjadi lebih sering dan

lebih hebat daripada yang biasanya teramati pada anak-anak dengan

tingkat perkembangan yang sama.

Karakteristik utama anak dengan ADHD adalah:

• Kurangnya perhatian terhadap sesuatu.

• Hiperaktif

• Impulsive

Anak-anak yang memiliki masalah ADHD akan mengalami kesulitan

dalam mengendalikan perilaku dan atau memusatkan perhatian pada

jangka waktu tertentu. ADHD adalah suatu kondisi yang terlihat jelas pada

beberapa anak di masa usia pra-sekolah dan pada tahun-tahun awal masa

sekolah. ADHD adalah kondisi neurologis yang sebagian besar terkait

dengan anatomi otak.

Anak-anak dengan ADHD cenderung lebih kreatif dan penuh dengan

gagasan-gagasan menarik. Mereka dapat mengambil inisiatif untuk

melakukan dan menyelesaikan sesuatu.

Modul Diklat Lanjut dalam Jaringan (Daring) bagi Pendidik PAUD 2019 39
Modul 3 – Pemahaman ABK dan Cara Belajaranya
Cara belajar dan optimalisasi perkembangan anak dengan gangguan ADHD

(Attention Deficite Hyperactive Disorder)

• Biarkan anak-anak dengan ADHD bergerak saat mereka berkegiatan, karena

semakin ia bergerak semakin ia dapat berpikir secara logis. Banyak anak

dengan ADHD cenderung bergerak justru saat melakukan kegiatan

mendengarkan. Hal ini terjadi karena mereka memerlukan energy dan

konsentrasi mereka untuk dapat duduk diam saat mendengarkan, padahal

seharusnya energy dan konsentrasi itu dipusatkan untuk mendengarkan.

Pastikan bahwa gerakannya tidak mengganggu anak lain yang justru hanya

dapat berkonsentrasi dengan cara duduk diam.

• Berikan kesempatan bagi anak dengan ADHD untuk memberi

tanggapan/pendapat secara lisan. Sebab menulis merupakan kegiatan yang

sangat menyiksa mereka.

• Padukan kegiatan belajar dengan aktivitas gerak yang sederhana. Bermain dan

permainan adalah hal yang menarik mereka, daripada duduk diam untuk

mengembangkan kemampuan menulis, membaca dan menghitungnya.

• Siapkan kegiatan atau materi tambahan khusus bagi anak dengan ADHD, jika

aktivitas mereka selesai lebih dahulu dibandingkan dengan anak yang lain.

Sehingga selalu ada kegiatan yang membuat mereka aktif.

8. Kategori anak dengan masalah perkembangan kognitif

Perkembangan dalam proses berpikir memungkinkan anak

menerima dan memahami serta menggunakan pengetahuannya dalam

kehidupan sehari-hari. Hal penting yang harus dipahami pada tahap

perkembangan anak usia dini, salah satunya adalah tahap perkembangan

dan proses berpikir.

40 Modul Diklat Lanjut dalam Jaringan (Daring) bagi Pendidik PAUD 2019
Modul 3 – Pemahaman ABK dan Cara Belajaranya
Untuk memahami dan mendidik anak, berusahalah untuk selalu

tertarik pada apa dan bagaimana anak berpikir dan tahapan-tahapan

perkembangan berpikir yang dilalui anak dalam proses yang rumit. Beri

selalu kesempatan dan waktu yang cukup bagi anak untuk memikirkan

sesuatu dan membahasnya.

a. Indikator tahapan perkembangan kognitif anak usia dini

Anak usia : 0 - 2 tahun Anak usia : 2 – 6 tahun

• Mulai dari saat lahir sampai • Pada tahap ini, anak-anak

dengan dua tahun, anak dapat berpikir tentang obyek

belajar dan mengeksplorasi atau benda-benda, orang-

banyak hal dalam lingkungan orang atau peristiwa-

terdekatnya melalui peristiwa yang saat itu tidak

penglihatan, pendengaran, ada secara nyata, tetapi

penciuman, perabaan, dan hanya melalui gambar-

pengecapan, yang secara gambar yang akan melekat

konstan atau terus menerus pada pikirannya.

berinteraksi melalui berbagai • Pada tahap ini, mereka

macam kegiatan. belajar adanya konsep atau

• Hal ini juga berarti bahwa ide-ide atau kata-kata yang

secara bertahap mereka disediakan pada gambar-

menjadi lebih peduli gambar tertentu (membaca

terhadap lingkungannya, dan gambar). Misalnya: bola itu

tindakan-tindakan yang benda yang bundar dan

dilakukannya akan digunakan untuk bermain.

berpengaruh terhadap Jadi, ketika ketika

lingkungan sekitarnya. menggunakan kata 'bola' itu

• Mereka juga menjadi lebih melambangkan sebuah

peduli terhadap berbagai obyek/benda.

Modul Diklat Lanjut dalam Jaringan (Daring) bagi Pendidik PAUD 2019 41
Modul 3 – Pemahaman ABK dan Cara Belajaranya
Anak usia : 0 - 2 tahun Anak usia : 2 – 6 tahun

informasi yang masuk • Jika anak telah mengetahui

melalui mata, hidung, telinga, simbol-simbol dari benda-

mulut, dan sebagainya, dan benda, itu akan membantu

bereaksi secara reflex atau anak untuk berpikir tentang

secara langsung. diri mereka dan

• Mereka secara bertahap berkomunikasi dengan

berpindah dari tahapan orang lain tentang dirinya.

mencoba-coba kea rah • Pada tahap ini, anak juga

belajar untuk memecahkan belajar untuk mengobservasi

masalah sederhana. dan meniru berbagai

• Anak pada tahap ini perilaku atau sikap yang

memahami obyek-obyek baik ditunjukan oleh orang-orang

itu benda-benda atau orang- di sekitarnya.

orang yang secara terus • Kemampuan meniru

menerus atau tetap berada berbagai sikap, perilaku, dan

di lingkungannya, bahwa tindakan orang-orang ini

mereka akan tetap ada, dapat berlanjut dan

meskipun saat itu tidak ditunjukan pada saat anak

terlihat. bermain peran atau

• Pada saat ini, tahapan menggunakan berbagai

perkembangan belajar mulai benda saat bermain.

ditunjukan dengan Misalnya saat anak bermain

memahami bahwa suatu dengan boneka, ia pura-pura

peristiwa terjadi karena memeberi susu pada

peristiwa lainnya (hubungan bonekanya, dengan jarinya

sebab akibat) sehingga seolah-olah seperti botol

tindakan yang mereka susu. Atau anak yang

lakukan menjadi lebih bermain dengan kotak dus

42 Modul Diklat Lanjut dalam Jaringan (Daring) bagi Pendidik PAUD 2019
Modul 3 – Pemahaman ABK dan Cara Belajaranya
Anak usia : 0 - 2 tahun Anak usia : 2 – 6 tahun

berhati-hati, lebih masuk seolah-olah sebagai mobil-

akal, dan lebih bermakna mobilan. Ini adalah perilaku

yang menunjukan bahwa

anak telah memahami

simbol-simbol.

b. Evaluasi keterlambatan perkembangan kognitif

Instrument evaluasi dalam bentuk ceklis dapat membantu

pendidik mengevaluasi tingkat kesulitan atau keterlambatan

intelektual anak secara rata-rata yang dapat dilakukan pada anak usia

2-3 tahun.

No Pertanyaan YA TIDAK

1. Apakah anak dapat mengidentifikasi bagian-bagian

tubuh? (tugas ini juga dapat menunjukkan apakah

anak peduli atau member perhatian cukup pada

dirinya sendiri dan bagian tubuhnya)

2. Dapatkan anak mengikuti instruksi sederhana,

seperti 'ayo ambil bolanya', atau 'tolong tutup

pintunya', dsb.? (ini akan memperlihatkan rata-rata

tingkat pemahamannya.

3. Dapatkah anak membangun dengan balok-balok?

(aktivitas ini juga akan menunjukkan kemampuan

motorik kasar dan kordinasi mata-tangan).

Modul Diklat Lanjut dalam Jaringan (Daring) bagi Pendidik PAUD 2019 43
Modul 3 – Pemahaman ABK dan Cara Belajaranya
4. Dapatkan anak meronce dengan manic-manik?

(aktivitas ini juga akan menunjukkan kemampuan

motorik halus anak dan kordinasi mata tangan).

5. Apakah anak mampu berinteraksi dengan baik

dengan anak-anak yang lain saat bermain? (ini juga

akan menunjukkan tingkat perkembangan social

emosi anak).

6. Apakah anak dapat menjawab beberapa pertanyaan

sederhana dengan jawaban YA atau TIDAK dengan

tepat? (ini menunjukkan kemampuan tingkat

pemahamannya).

Jika dari format ceklis lebih banyak respon "TIDAK", maka anak

termasuk dalam kategori keterlambatan intelektual. Dengan kata lain,

jika seorang anak TIDAK dapat mengikuti point satu (1) sampai tiga (3)

pada ceklis tersebut, itu artinya ia menghadapi masalah

perkembangan intelektual, karena hal yang sangat sederhana seperti

memahami bagian-bagian tubuh dan peduli terhadap diri sendiri,

kemampuan memahami konsep sederhana, dan pemahaman, akan

berakibat pada munculnya hambatan intelektual yang lebih parah

karena ketidakmampuan menghadapi masalah-masalah yang lebih

rumit.

Anak yang mengalami kesulitan melakukan kegiatan pada point 4

san 5, hanya akan mengalami hambatan secara fisik, meskipun hal ini

juga melibatkan kemampuan intelektual. Misalnya, ia mampu

memahami tugas membangun dengan balok atau meronce, tetapi

karena masalah perkembangan fisik, ia tidak dapat melakukannya.

44 Modul Diklat Lanjut dalam Jaringan (Daring) bagi Pendidik PAUD 2019
Modul 3 – Pemahaman ABK dan Cara Belajaranya
Dari ceklis itu, kita dapat menemukan adanya gambaran pada anak

tentang kemampuan:

a) Memahami diri sendiri dan sekitarnya.

b) Menghubungkan konsep dengan maknanya (misalnya pisang itu

buah yang bentuknya memanjang dan berwarna kuning atau

hijau).

c) Pemahaman.

d) Ketrampilan motorik halus.

e) Ketrampilan motorik kasar.

f) Berinteraksi social dan perkembangan emosi.

Ceklis ini bukanlah alat ukur yang pasti terhadap perkembangan

anak. Ini hanya salah satu cara untuk menandai dan mengobservasi,

bukan mendiagnosa. Aktivitas yang dilakukan pun dapat merupakan

bahan atau cara kita melaksanakan pembelajaran pada anak usia dini.

Bahkan anak yang mungkin mampu menidentifikasi bagian tubuhnya,

menerima dan melakukan tugas sederhana, atau mengenal obyek-

obyek yang biasa dilihat sehari-hari, belum tentu tidak mengalami

hambatan atau gangguan intelektual. Mungkin dalam hal lain, ia akan

menghadapi masalah juga.

c. Kegiatan pembelajaran praktis bagi anak dengan masalah

perkembangan kognitif

Cara belajar bagi anak dengan Melibatkan Anak dengan Masalah

masalah perkembangan kognitif Perkembangan Kognisi dalam

Aktivitas Pembelajaran

• Anak-anak dengan gangguan • Pecahlah kalimat-kalimat

kognisi sering menikmati mainan panjang yang rumit menjadi

yang memerlukan hanya kalimat pendek yang sederhana,

Modul Diklat Lanjut dalam Jaringan (Daring) bagi Pendidik PAUD 2019 45
Modul 3 – Pemahaman ABK dan Cara Belajaranya
beberapa langkah untuk dan begitu juga dalam hal

mengerjakannya. pemberian tugas.

• Mainan yang mungkin tidak perlu • Kegiatan pembelajaran yang

penyesuaian termasuk balok lebih berpusat pada kebutuhan

bermagnet, krayon besar, puzzle keberbedaan setiap anak,

dengan jumlah kepingan yang mengingat bahwa setiap anak

sedikit dan bentuk potongan yang punya cara belajar dan

sederhana atau dengan bantuan kemampuan yang berbeda-

tombol. beda. Artinya, jangan berikan

• Anak-anak dapat bermain dengan tugas yang sama untuk semua

permainan jika aturan-aturannya anak. Ada banyak kegiatan yang

sederhana. berbeda dengan tingkat

• Anak-anak yang mengerti dan kesulitan yang berbeda pula,

mereka sudah biasa dengan tapi ditujukan pada hal yang

benda seperti mobil-mobilan, sama, yakni pencapaian

dapur set, dan bayi boneka akan kemampuan berbahasa,

senang bermain di area main kognitif, motorik kasar dan

peran. halus, bersosialisasi, dan

• Pecahlah kalimat-kalimat panjang pengendalian emosi.

yang rumit menjadi kalimat • Demonstrasikan selalu terlebih

pendek yang sederhana, dan dahulu pada hal-hal yang baru

begitu juga dalam hal pemberian saja diperkenalkan kepada

tugas. anak, tentang berbagai hal,

termasuk kata-kata baru, alat

permainan baru. Lakukan

kembali untuk mengingat dan

memperkuat pemahaman.

Pengulangan-pengulangan

akan sangat membantu anak.

46 Modul Diklat Lanjut dalam Jaringan (Daring) bagi Pendidik PAUD 2019
Modul 3 – Pemahaman ABK dan Cara Belajaranya
• Jelaskan ide-ide tertentu

dengan tiga tahap. Pertama

melalui gambar-gambar,

kemudian melalui benda tiga

dimensi atau benda aslinya,

ketiga melalui permainan-

permainan.

• Setiap satu idea tau kata, harus

diajarkan satu dalam sekali

waktu saja. Ide atau

pengetahuan baru tidak perlu

disampaikan sebelum

pengetahuan sebelumnya

benar-benar dipahami anak.

Beri waktu yang cukup bagi

anak untuk memahami. Setiap

anak memerlukan waktu yang

berbeda-beda.

• Anak dengan masalah

hambatan perkembangan

intelektual mungkin perlu waktu

khusus tertentu, hanya dengan

satu guru untuk memahami

konsep tertentu dengan situasi

kelas yang tenang. Ia perlu

waktu cukup untuk

berkonsentrasi berdua dengan

guru, mungkin 15-20 menit.

Modul Diklat Lanjut dalam Jaringan (Daring) bagi Pendidik PAUD 2019 47
Modul 3 – Pemahaman ABK dan Cara Belajaranya
9. Kategori anak dengan masalah down syndrome

Down Syndrome disebabkan oleh bahan genetic tambahan di

kromosom 21, yang terjadi karena proses yang disebut nondisjungsi, yaitu

materi genetic gagal memisahkan diri selama proses penting

pembentukan gamet, sehingga menghasilkan kromosom ekstra.

Penyebab terjadinya non-disjungsi itu tidak diketahui, meskipun

berkolerasi dengan usia wanita.

Down Syndrome adalah salah satu karakteristik anak dengan masalah

perkembangan kognisi yang banyak dikenal dari pada tipe-tipe lain. Down

syndrome dapat terjadi pada anak perempuan atau laki-laki dari semua

latar belakang ras, agama, budaya, social dan ekonomi.

Tanda-tanda anak down syndrome Cara belajar bagi anak down

syndrome

• Anak-anak dengan down syndrome • Gunakan kata-kata dan kalimat

tidak memiliki karakteristik kepribadian sederhana saat memberikan

tertentu. Mereka adalah individu- instruksi. Cek pemahaman

individu yang sama seperti anak yang mereka dengan menanyakan

lain. Namun, anak-anak dengan down kembali apakah mereka sudah

syndrome cenderung menggunakan mengerti.

strategi tertentu dalam belajar dan • Gunakan benda nyata agar anak

berinteraksi dengan teman sebayanya. dapat merasakan dan

Kebanyakan mereka mudah menyentuh secara langsung

beradaptasi dengan lingkungan serta menggunakan seluruh

sehingga sampai dewasa dapat panca indranya, daripada

bertahan hidup dengan caranya sendiri menciptakan benda abstrak

mempertahankan hidup. melalui gambar di atas kertas. Hal

• Umumnya anak-anak dengan down ini bermanfaat bagi semua anak,

syndrome terbantu dengan adanya bukan hanya bagi anak

48 Modul Diklat Lanjut dalam Jaringan (Daring) bagi Pendidik PAUD 2019
Modul 3 – Pemahaman ABK dan Cara Belajaranya
urutan rutinitas yang jelas dan berkebutuhan khusus atau hanya

kesamaan sebagai cara rasionalisasi anak dengan down syndrome.

dalam mengendalikan hidupnya. • Lakukan kegiatan secara satu

• Anak-anak dengan down syndrome juga persatu dengan anak, jelaskan

dapat berbicara sendiri sebagai cara kepada ketika memulai dan

mengarahkan perilaku mereka, menyelesaikan suatu kegiatan.

mengekspresikan perasaan mereka • Cobalah untuk menghubungkan

dalam memahami dunia yang kadang- kegiatan dan tugas dengan

kadang sangat membingungkan pengalaman sehari-hari dalam

mereka. kehidupan anak. Dan ini berlakuk

• Perubahan yang dibuat/timbul dapat bagi semua anak.

sangat membingungkan anak, karena • Bagi tugas ke dalam langkah-

mereka sangat bergantung dengan langkah yang lebih spesifik,

kebiasaan dan rutinitas. Akan tetapi hal dengan satu tujuan belajar.

ini tidak membuat temperamen mereka Kegiatan harus dimulai dari hal-

berubah menjadi stress atau marah dan hal yang dapat dilakukan anak

agresif seperti yang terjadi pada anak lalu berlanjut ke kegiatan yang

dengan spectrum autisma. lebi sulit dengan dukungan dan

sedikit bantuan pendidik, sampai

anak dapat melakukannya

sendiri. Lakukan dengan cara

berulang-ulang. Beri kesabaran

dan waktu yang cukup.

• Ulangi beberapa kegiatan dalam

jangka waktu tertentu sehingga

menjadi ‘kebiasaan’ yang positif

bagi anak dan mencegah

terlupakannya ketrampilan hidup

yang mereka perlukan.

Modul Diklat Lanjut dalam Jaringan (Daring) bagi Pendidik PAUD 2019 49
Modul 3 – Pemahaman ABK dan Cara Belajaranya
• Lakukan kegiatan yang lebih

banyak praktek langsung

daripada teori atau hanya

instruksi secara lisan.

• Berikan pujian atas

keberhasilannya.

10. Kategori anak yang memiliki kecerdasan istimewa dan bakat istimewa.

Anak-anak dengan kecerdasan dan bakat istimewa adalah anak-anak

yang sangat perfeksionis, sehingga perkembangan kognitif yang luar biasa

tidak bisa ia salurkan melalui bentuk tulisan.

Anak-anak dengan kecerdasan istimewa dan bakat istimewa bukanlah

anak dengan populasi seragam, ia mempunyai banyak variasi, baik variasi

pola tumbuh kembangnya, variasi personalitasnya, maupun variasi

keberbakatannya. Semakin tinggi perkembangan inteligensianya, maka

akan terdapat perbedaan di berbagai domain perkembangan.

Sebagian besar anak dengan kecerdasan dan bakat istimewa akan

mengalami perkembangan motorik kasar yang melebihi kapasitas normal,

namun mengalami ketertinggalan perkembangan motorik halus.

a. Mengidentifikasi Anak Dengan Kecerdasan dan Bakat Istimewa

Identifikasi dilakukan secara multidimensional dengan

memperhatikan:

• Menggunakan sejumlah cara pengukuran untuk melihat variasi

dari kemampuan yang dimiliki oleh siswa cerdas istimewa pada

usia yang berbeda.

• Mengukur bakat-bakat khusus yang dimiliki untuk dijadikan

acuan penyusunan program belajar bagi siswa cerdas istimewa.

• Tidak hanya memperhatikan hal-ahl yang sudah teraktualisasi,

namun juga mengidentifikasi potensi.

50 Modul Diklat Lanjut dalam Jaringan (Daring) bagi Pendidik PAUD 2019
Modul 3 – Pemahaman ABK dan Cara Belajaranya
• Identifikasi tidak hanya untuk mengukur aspek kognitif, namun

juga motivasi, minat, perkembangan sosial emosional serta

aspek non-kognitif lainnya.

Untuk memudahkan mengidentifikasi karakteristik dan potensi

positif dan negatif anak-anak dengan kecerdasan dan bakat

istimewa dapat dilihat dengan table berikut ini:

Karakteristik Perilaku Positif Perilaku Negatif

Cepat mengetahui ada Senang mengoreksi orang


Sangat waspada
masalah dewasa

Mampu menertawakan diri Membuat lelucon dengan


Selera humor tinggi
sendiri mengorbankan orang lain

Mampu memahami
Mampu memecahkan Ikut campur urusan orang
keterkaitan satu dengan
masalah sosial sendirian lain
yang lain

Arogan, egois, tidak sabaran


Dorongan berprestasi yang Mengerjakan tugas sekolah
dengan kelambanan orang
kuat dengan baik
lain

Kemampuan verbal yang Diplomasi persuasif dengan


Memanipulasi orang lain
tinggi tata bahasa yang tepat

Hanya sedikit punya teman


Individualistik, menantang
Percaya diri tinggi dekat, kuat dengan
stabilitas
keyakinan diri sendiri

Motivasi diri yang kuat,


Hanya perlu sedikit arahan Agresif berlebihan,
merasa tidak perlu bantuan
dan bantuan orang lain menantang otoritas
orang lain

Kemampuan membaca Mengingat dan menguasai Gampang bosan, tidak suka

Modul Diklat Lanjut dalam Jaringan (Daring) bagi Pendidik PAUD 2019 51
Modul 3 – Pemahaman ABK dan Cara Belajaranya
Karakteristik Perilaku Positif Perilaku Negatif

sangat tinggi materi belajar dengan hafalan

mudah

Membaca berbagai jenis

Sangat senang membaca buku, memonopoli Mengabaikan orang lain

perpustakaan

Mengkomunikasikan gagasan
Kaya perbendaharaan kata Suka pamer pengetahuan
dengan lancar

Simpanan informasi yang Cepat dalam menjawab


Memonopoli diskusi
sangat banyak pertanyaan

Tidak suka kerja terbatas


Rentang perhatian yang Mengerjakan tugas sampai
waktu, mengatur sendiri
panjang selesai
waktu penyelesaian

Kurang dapat membuat


Minat beragam, rasa Banyak bertanya, senang
pembicaraan yang lintas
penasaran yang tinggi dengan gagasan baru
disiplin

Menolak bekerjasama
Menciptakan gaya sendiri
Belajar/bekerja sendiri dengan orang lain yang
dengan melakukan sesuatu
dianggap tidak sejalan

b. Cara menumbuhkan partisipasi belajar anak dengan masalah

ADHD

• Dari tabel identifikasi tersebut, pendidik dapat menentukan

hambatan apa saja yang dihadapi anak dengan kecerdasan

dan bakat istimewa dalam pembelajaran dan partisipasi.

Dengan demikian, pembelajaran yang dapat melibatkan anak-

anak dengan kecerdasan dan bakat istimewa dapat dilakukan

52 Modul Diklat Lanjut dalam Jaringan (Daring) bagi Pendidik PAUD 2019
Modul 3 – Pemahaman ABK dan Cara Belajaranya
dengan melihat serta mengacu pada potensi perilaku positif

yang dimilikinya.

• Pendidik harus banyak menyediakan alternatif kegiatan

pembelajaran yang bervariasi sehingga semua kebutuhan

anak dengan cerdas istimewa dapat terpenuhi. Misalnya di

PAUD, pendidik harus menyediakan beragam jenis puzzle

dengan tingkat kesulitan yang berbeda, variasi balok-balok dan

bahan-bahan main pembangunan, alat-alat main dengan

berbagai macam bahan alam yang beragam, bahan-bahan

yang beragam untuk digunting (bukan hanya kertas, tapi juga

plastik, karton dengan berbagai ketebalan, kain perca, dan

sebagainya).

E. Rangkuman Materi
1) Anak-anak berkebutuhan khusus, adalah semua anak yang mengalami

hambatan dari berbagai hal (kondisi perkembangan fisik dan mental,

kondisi ekonomi orang tua, kondisi geografis lingkungan, kondisi religius

dan kebudayaan, kondisi kesehatan dan gizi, dan sebagainya) sehingga

tidak memungkinkan bagi mereka dilibatkan pada suatu kegiatan

pendidikan atau kegiatan social kemasyarakatan lainnya secara bersama-

sama dengan anak-anak lain yang tidak memiliki hambatan apapun.

2) Ada beberapa hal-hal tertentu yang harus diperhatikan dalam menyiapkan

setting tempat khususnya kelas bagi lembaga PAUD yang menerapkan

pendidikan inklusi antara lain :

- Posisi tempat duduk atau pengaturan tempat main.

- Pergerakan atau area bergerak

- Area Makan dan Minum

- Toilet

- Mebelair

Modul Diklat Lanjut dalam Jaringan (Daring) bagi Pendidik PAUD 2019 53
Modul 3 – Pemahaman ABK dan Cara Belajaranya
3) Intervensi sedini mungkin sangat diperlukan agar proses perkembangan

anak baik secara fisik maupun mental dapat mengarah kekesempurnaan

atau tidak mengalami penyimpangan. Mengenali berbagai perkembangan

motorik halus dan motorik kasar pada setiap anak akan dapat membantu

dan memudahkan guru atau pendidik dalam mengidentifikasi adanya

keterlambatan perkembangan fisik dan sesegera mungkin melakukan

layanan terapi secara fisik.

4) Kegiatan bermain peran yang membuat anak tanpa disadari membangun

kemampuan berbicara dan kognisinya, adalah bermain peran, misalnya

mencoba berbagai macam pakaian, bermain masak-masakan di sudut

dapur-dapuran, atau bermain mobil-mobilan atau mainan kendaraan lain

yang membuat anak mengeluarkan berbagai macam suara dari mulutnya.

5) Pendengaran adalah kondisi di mana fungsi-fungsi organ telinga bekerja

secara sistemik yang digunakan untuk mendengar, membedakan

berbagai macam suara dan bunyi.

6) Penglihatan, sebagaimana kita ketahui, memiliki peranan yang sangat

penting dalam setiap perkembangan belajar anak. Anak-anak

menggunakan penglihatan mereka untuk belajar berbagai macam hal.

Ketika anak yang memiliki gangguan penglihatan, dilibatkan dalam

kegiatan pembelajaran di lembaga PAUD, maka sangat penting baginya

untuk selalu berada di dekat anak-anak yang lain.

7) Anak penyandang cerebral palsy merupakan anak-anak yang memiliki

masalah perkembangan gabungan antara fisik, bicara dan berbahasa.

Cerebral palsy disebabkan oleh cedera pada bagian otak yang mengontrol

gerakan selama tahap awal perkembangan.

8) Anak dengan spectrum autisma dapat dideteksi di usia di bawah 3 tahun,

saat perkembangan berbahasa, bersosialisasi dan pembiasaan

dikembangkan pada semua anak usia dini, jika terjadi kelainan dan

54 Modul Diklat Lanjut dalam Jaringan (Daring) bagi Pendidik PAUD 2019
Modul 3 – Pemahaman ABK dan Cara Belajaranya
penyimpangan pada satu atau lebih indikator, maka anak tersebut harus

mendapat stimulasi khusus agar penyimpangan tidak terus berkelanjutan.

Intervensi sedini mungkin akan sangat membantu mengatasi hambatan

pembelajaran, perkembangan dan partisipasi anak dengan spektrum

autisma.

9) Perkembangan dalam proses berpikir memungkinkan anak menerima dan

memahami serta menggunakan pengetahuannya dalam kehidupan

sehari-hari. Hal penting yang harus dipahami pada tahap perkembangan

anak usia dini, salah satunya adalah tahap perkembangan dan proses

berpikir. Instrument evaluasi dalam bentuk ceklis dapat membantu

pendidik mengevaluasi tingkat kesulitan atau keterlambatan intelektual

anak secara rata-rata.

10) Anak dengan ADHD menunjukkan suatu pola gigih dalam mencari

perhatian dan atau hiperaktiif atau impulsive yang terjadi lebih sering dan

lebih hebat daripada yang biasanya teramati pada anak-anak dengan

tingkat perkembangan yang sama.

Karakteristik utama anak dengan ADHD adalah:

- Kurangnya perhatian terhadap sesuatu.

- Hiperaktif

- Impulsive

11) Down Syndrome adalah salah satu karakteristik anak dengan masalah

perkembangan kognisi yang banyak dikenal dari pada tipe-tipe lain. Down

syndrome dapat terjadi pada anak perempuan atau laki-laki dari semua

latar belakang ras, agama, budaya, social dan ekonomi.

12) Anak-anak dengan kecerdasan dan bakat istimewa adalah anak-anak yang

sangat perfeksionis, sehingga perkembangan kognitif yang luar biasa tidak

bisa ia salurkan melalui bentuk tulisan.

Modul Diklat Lanjut dalam Jaringan (Daring) bagi Pendidik PAUD 2019 55
Modul 3 – Pemahaman ABK dan Cara Belajaranya
F. Evaluasi Belajar
1. Anak Dengan Keterbatasan Fisik akan mengalami hambatan dalam

pembelajaran, perkembangan, dan partisipasi jika:

a. Tidak ada jalan atau akses khusus kecuali anak tangga, bagi anak yang

berkursi roda.

b. Guru melakukan kegiatan yang berpusat pada anak, sehingga anak

dengan keterbatasan fisik dapat terlibat.

c. Pendidik menyiapkan alat-alat dan bahan-bahan main yang diletakan

pada rak-rak yang mudah dijangkau anak.

d. Papan tulis diletakkan pada dinding setinggi jangkauan tangan anak.

2. Hal-hal berikut akan mendukung anak dengan gangguan penglihatan

dalam pembelajaran, perkembangan dan partisipasi, kecuali:

a. Usahakan selalu ada pencahayaan yang cukup dalam ruangan.

b. Usahakan selalu posisi yang cukup nyaman bagi anak yang memiliki

gangguan penglihatan.

c. Letakkan lembar-lembar atau gambar-gambar pada dinding lebih

tinggi agar tidak mudah dirusak oleh anak.

d. Apa yang dituliskan pendidik, baik di atas papan tulis atau pada kertas,

harus selalu diucapkan dengan jelas dan cukup didengar anak,

sehingga anak dengan gangguan penglihatan maupun gangguan

pendengaran dapat memahami. Tapi bukan berteriak.

3. Anak dengan Down Syndrom (DS) dan Austisme Spektrum Disorder (ASD)

harus mendapatkan perlakuan dengan rancangan kurikulum yang bersifat

individual. Perbedaan paling mendasar pada karakter anak dengan down

syndrome dan anak dengan spektrum autisma adalah:

a. Anak DS lebih bersifat pasif, sedangkan anak ASD lebih bersifat aktif

b. Anak DS tidak memiliki masalah dengan perubahan rutinitas, anak ASD

akan berubah menjadi agresif saat terjadi perubahan rutinitas.

56 Modul Diklat Lanjut dalam Jaringan (Daring) bagi Pendidik PAUD 2019
Modul 3 – Pemahaman ABK dan Cara Belajaranya
c. Anak DS memerlukan waktu yang lebih panjang untuk memahami hal-

hal tertentu yang lebih rumit, anak ASD lebih menyukai aktivitas yang

tidak biasa dilakukan anak lain.

d. Anak DS tidak memerlukan pendampingan, anak ASD memerlukan

pendamping.

4. Saat melakukan kegiatan pembelajaran di mana terdapat anak dengan

ADHD, guru harus memperhatikan hal-hal berikut, kecuali:

a. Membiarkan anak-anak dengan ADHD bergerak saat mereka

berkegiatan.

b. Menyiapkan materi dan bahan belajar secukupnya, yakni sejumlah

anak dengan tingkat kesulitan yang sama.

c. Memberikan kesempatan bagi anak dengan ADHD untuk memberi

tanggapan/pendapat secara lisan. Sebab menulis merupakan kegiatan

yang sangat menyiksa mereka.

d. Memadukan kegiatan belajar dengan aktivitas gerak yang sederhana.

Bermain dan permainan adalah hal yang lebih menarik mereka,

daripada duduk diam untuk mengembangkan kemampuan menulis,

membaca dan menghitungnya.

5. Anak-anak dengan cerebral palsy mungkin akan menemukan kesulitan

dalam hal-hal berikut, kecuali:

a. Menggerakkan bagian tubuh atau seluruh tubuh, kesimbangan dan

kordinasi.

b. Berbicara serta berkomunikasi non-verbal, perhatian dan konsentrasi.

c. Berpikir logis.

d. Gerakan otot yang tdak disadari (kejang) atau sebaliknya, kurang

refleks terhadap reaksi.

Modul Diklat Lanjut dalam Jaringan (Daring) bagi Pendidik PAUD 2019 57
Modul 3 – Pemahaman ABK dan Cara Belajaranya
6. Penugasan

Nama

Nomor Peserta Diklat

Rombel / Kab / Kabupaten

Bentuk Tugas Individu / kelompok

Tugas :

1. Lakukan pengamatan pada 1 anak ABK yang ada di lembaga saudara atau di salah

satu lembaga PAUD / TK yang terdekat di sekitar tempat saudara bekerja.

2. Apakah ada kesulitan dalam melaksanakan identifikasi ABK?

3. Tuliskan hasil pengamatan yang telah saudara laksanakan pada 1 anak ABK (yang

diasumsikan ABK) sesuai jenis ABK dan ciri-cirinya?

4. Dari hasil pengamatan siswa ABK poin 3, upaya apa yang dapat saudara lakukan

dalam penanganan ABK tersebut?

Tanggal Pengumpulan Tugas

Mentor 1.

2.

58 Modul Diklat Lanjut dalam Jaringan (Daring) bagi Pendidik PAUD 2019
Modul 3 – Pemahaman ABK dan Cara Belajaranya
Kegiatan Belajar 4

PENGELOLAAN KELAS INKLUSIF DAN PELAKSANAAN

PEMBELAJARAN

SERTA EVALUASI PERKEMBANGAN ABK

A. Standar Kompetensi

Memahami Cara BelajarAnak Berkebutuhan Khusus.

B. Kompetensi Dasar

1. Menjelaskan Pengelolaan Kelas inklusif.

2. Memahami pelaksanaan pembelajaran serta evaluasi perkembangan

Anak Berkebutuhan Khusus.

C. Indikator

1. Peserta dapat menjelaskan Pengelolaan Kelas Inklusif.

2. Peserta dapat memahami pelaksanaan pembelajaran serta evaluasi

perkembangan Anak Berkebutuhan Khusus.

D. Uraian Materi

Pengelolaan Kelas Inklusif

Dan Pelaksanaan Pembelajaran Serta Evaluasi Perkembangan

Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)

1. Pengelolaan Kelas Inklusif

Penataan ruang kelas secara fisik yang memungkinkan semua anak

terlibat dalam aktivitas pembelajaran. Beberapa hal yang perlu

dipersiapkan dalam mengelola kelas/sekolah dengan setting inklusi?

Modul Diklat Lanjut dalam Jaringan (Daring) bagi Pendidik PAUD 2019 59
Modul 3 – Pemahaman ABK dan Cara Belajaranya
• Berbagai macam alat permainan edukatif, termasuk permainan di luar

ruangan seperti bak pasir dan baik air. Berbagai macam alat

permainan edukatif yang dapat mengembangkan semua potensi

sensori, kognisi, dan fisik motorik anak.

• Semua alat permainan edukatif harus ditata sedemikian rupa pada

rak-rak yang mudah dijangkau anak.

• Papan tulis yang digantung pada dinding setinggi sejajar dengan mata

anak di bawah pencahayaan yang cukup.

• Karpet, atau alas duduk di lantai, yang memungkinkan bagi anak untuk

duduk bersama pendidik.

• Aneka macam buku cerita dan bahan bacaan yang berisi cerita-cerita

singkat dan sederhana, dengan gambar-gambar yang cukup besar

untuk dilihat-lihat oleh anak. Semua buku harus ditata pada rak yang

mudah dijangkau anak.

• Rak atau kotak-kotak tempat menyimpan alat permainan edukatif

yang selalu terklasifikasi dengan jelas, ditandai dengan gambar-

gambar dan tulisan-tulisan berkaitan dengan alat permainan tersebut.

Semuanya harus mudah dijangkau anak.

a. Penataan lingkungan kelas dan lingkungan main

1) Tempelkan gambar-gambar dinding setinggi pandangan mata

anak.

2) Tempatkan papan display di dinding untuk menempel setiap hasil

karya anak, setinggi pandangan orang dewasa, agar tidak mudah

dijangkau anak.

3) Tempatkan bahan-bahan belajar lainnya yang hanya dapat

dipergunakan oleh pendidik pada tempat yang tidak mudah

dijangkau anak.

60 Modul Diklat Lanjut dalam Jaringan (Daring) bagi Pendidik PAUD 2019
Modul 3 – Pemahaman ABK dan Cara Belajaranya
4) Kebersihan ruang kelas harus selalu dijaga, sediakan selalu tempat

sampah di sudut kelas dekat pintu, tetapi mudah dijangkau dan

dilihat oleh anak.

5) Air minum harus selalu tersedia, mengingat saat belajar dan

bermain anak selalu aktif sehingga harus selalu diperhatikan

kebutuhan minumnya agar tidak dehidrasi.

6) Alat-alat kebersihan lain seperti tempat cuci tangan harus selalu

tersedia di tempat yang mudah dijangkau anak.

7) Harus selalu ada tempat yang tetap buat anak menyimpan atau

meletakkan barang-barang pribadinya, seperti tempat tas, rak

sepatu, dan sebagainya.

b. Penataan posisi tempat duduk

1) Selalu tempatkan anak dalam posisi dimana semua anak berada

sama dan sejajar, dapat saling melihat satu sama lain, semua dapat

melihat dan menghadap pendidik.

2) Berbagai bentuk posisi dapat dimodifikasi, seperti bentuk lingkaran

besar atau kecil, bentuk huruf U.

3) Anak dengan keterbatasan fisik maupun intelektual harus selalu

berada dekat dengan pendidik tetapi tetap berada dalam

kelompok anak yang lain.

4) Anak dengan keterbatasan fisik yang menggunakan tongkat atau

kursi roda untuk berjalan, sebaiknya berada dekat dengan pintu

agar memudahkannya keluar masuk tanpa mengganggu anak lain

jika ia perlu melakukan aktivitas di luar.

5) Anak dengan kesulitan pendengaran dan penglihatan harus

berada dekat dengan pendidik terutama saat pendidik

menjelaskan sesuatu.

Modul Diklat Lanjut dalam Jaringan (Daring) bagi Pendidik PAUD 2019 61
Modul 3 – Pemahaman ABK dan Cara Belajaranya
6) Saat beraktivitas belajar melalui bermain, kelompokkan anak

dengan berbagai variasi kebutuhan khususnya, dalam kelompok

kecil 3-4 anak.

7) 1 atau 2 anak dengan keterbatasan dapat digabungkan dalam

kelompok dimana ada di antaranya anak yang memiliki

kemampuan menolong dan bersosialisasi yang lebih tinggi,

sehingga dapat senantiasa member bantuan saat dibutuhkan.

8) Anak yang mengalami kesulitan dalam posisi duduk, harus

disediakan kursi-kursi atau tempat-tempat duduk yang telah

dimodifikasi untuk membuatnya nyaman saat bermain bersama

anak yang lain.

9) Anak yang perlu bantuan saat berdiri atau berjalan, dapat

ditempatkan di dekat dinding, sehingga memudahkannya

menggapai dinding saat ingin berdiri atau berjalan.

10) Berikan ruang gerak yang cukup pada semua anak.

2. Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas Inklusif

Strategi kegiatan pembelajaran yang dapat mengakomodasi dan

melibatkan anak berkebutuhan khusus setelah pendidik mengidentifikasi

hambatan pembelajaran, perkembangan, dan partisipasi yang dihadapi

anak berkebutuhan khusus.

a. Strategi pembelajaran setting kelas inklusif

Strategi pembelajaran yang dipusatkan pada anak dan untuk

mengoptimalkan semua potensi perkembangan baik di area kognisi,

bahasa dan berbicara, social emosi, moral agama dan kemandirian

serta fisik motorik, sesuai dengan tahapan perkembangan anak dan

semua keberbedaannya.

62 Modul Diklat Lanjut dalam Jaringan (Daring) bagi Pendidik PAUD 2019
Modul 3 – Pemahaman ABK dan Cara Belajaranya
Sikap pendidik saat mengajar di kelas inklusif

• Selalu tepat waktu, dan tidak • Bangunlah aktivitas yang

menyia-nyiakan waktu anak untuk memungkinkan anak belajar

hal-hal yang sebetulnya dapat bersama.

dilakukan oleh pendidik di luar • Gunakan intonasi dan volume

waktu belajar anak. suara dengan tepat sesuai

• Selalu lakukan kegiatan dengan kebutuhan, terutama saat

rutin, sebab anak belajar tentang membacakan cerita. Volume suara

rutinitas, dengan penanda waktu rendah harus selalu digunakan

memulai, istirahat, dan mengakhiri saat menyampaikan sesuatu

(misalnya bel). hanya pada satu anak. Dan

• Semua alat permainan edukatif dan tinggikan sedikit volume suara saat

bahan belajar harus selalu telah menyampaikan hal-hal pada

tersedia sebelum kegiatan dimulai. sekelompok anak.

• Lakukan kegiatan sedapat mungkin • Pujilah dengan tulus setiap

sesuai dengan rencana belajar, keberhasilan anak, lakukan di

meskipun kegiatan senantiasa depan anak lain. Hargai setiap

bersifat fleksibel, karena harus keberhasilan anak di mana

disesuaikan dengan situasi, minat keberhasilan itu dilihat dari sudut

dan kebutuhan anak. Misalnya ada pandang anak, bukan dari sudut

anak yang menangis, udara atau pandang orang dewasa.

cuaca panas/hujan, anak dengan • Lakukan berbagai variasi kegiatan

epilepsy tiba-tiba harus segera yang memperkuat otot-otot

ditangani, anak dengan autism motorik halus anak untuk

spectrum disorder tiba-tiba mempersiapkan kemampuan

tantrum, dan sebagainya. menulis, misalnya dengan

• Gunakan selalu media yang bersifat merobek, memutar (buka/tutup

konkrit saat memperkenalkan botol), meremas, memeras,

pengetahuan baru ke anak.

Modul Diklat Lanjut dalam Jaringan (Daring) bagi Pendidik PAUD 2019 63
Modul 3 – Pemahaman ABK dan Cara Belajaranya
• Saat kegiatan belajar berlangsung, melipat, menggunting, meronce,

jika pendidik melihat anak-anak dan sebagainya.

tidak merespon secara positif atau • Saat memperlihatkan benda-

tidak member perhatian secara benda atau gambar-gambar ketika

penuh, jangan ragu untuk memperkenalkan benda-benda

mengubah dan memodifikasi tersebut, utamakan lebih dahulu

kegiatan. diperlihatkan pada anak

• Beri kesempatan pada semua anak berkebutuhan khusus baru

untuk terlibat pada setiap kegiatan, kemudian ke anak yang lain.

pastikan tidak ada yang terabaikan. • Untuk anak yang memiliki

• Gunakan nama anak yang ada kesulitan bicara, papan bantu

dalam kelompok saat memberikan komunikasi harus selalu tersedia.

contoh-contoh dalam kalimat, • Dukungan positif harus selalu

permainan, dan sebagainya agar diberikan sesuai kebutuhan anak.

anak tertarik dan merasa • Jangan pernah melabel anak

diperhatikan. secara negative, dan menegur

kesalahan atau kekeliruannya di

depan anak lain.

• Jangan diskusikan tentang anak

pada orang lain di depan anak

tersebut.

Strategi kegiatan pembelajaran di kelas

1. Kombinasikan selalu, kegiatan pembelajaran dengan aktivitas bermain yang

menarik minat anak.

2. Kegiatan-kegiatan berikut sangat menarik minat anak, terutama di awal-awal

tahun ajaran sekolah dimulai, karena anak harus dapat merasa nyaman dan

senang berada di lingkungan barunya terlebih dahulu:

• Melukis

64 Modul Diklat Lanjut dalam Jaringan (Daring) bagi Pendidik PAUD 2019
Modul 3 – Pemahaman ABK dan Cara Belajaranya
Strategi kegiatan pembelajaran di kelas

• Menggambar

• Bermain air

• Bermain pasir

• Bermain balok-balok

• Kegiatan permainan kelompok

• Bernyanyi

• Bercerita dan mendengarkan cerita

• Musik dan bergerak

3. Saat-saat kegiatan rutin, jangan lupa untuk melatih anak ke toilet, lakukan

secara fleksibel di antara waktu-waktu anak bermain, lakukan satu persatu.

Begitu juga dengan pembiasaan mencuci tangan setelah menggunakan

toilet, setelah beraktivitas, dan setelah makan.

4. Bangunlah kesadaran untuk mematuhi aturan dari sejak dini di awal-awal

tahun agar tidak terlanjur. Lakukan secara rutin dan terus menerus sampai

anak dapat melakukan sendiri dan mengingat aturan-aturan tersebut,

terutama berkaitan dengan disiplin, kebersihan diri, dan rutinitas.

5. Bangunlah kesadaran bahwa pengetahuan itu penting, sampaikan

pengetahuan baru dengan jelas, benar dan sesuai dengan etika dan estetika.

6. Sediakan berbagai macam barang-barang yang harus dikenal anak dalam

kehidupan sehari-hari sesuai dengan tingkat kebutuhannya.

7. Lakukan prosesi-prosesi yang dapat diikuti anak.

8. Bangunlah konsep yang diajarkan secara bertahap, selangkah demi

selangkah. Misalnya saat anak memahami bahwa membangun bangunan itu

harus dengan tiang-tiang yang sama besar dan sama tinggi, lalu di saat lain,

memahami bahwa untuk membangun harus di atas lahan yang rata, dan

Modul Diklat Lanjut dalam Jaringan (Daring) bagi Pendidik PAUD 2019 65
Modul 3 – Pemahaman ABK dan Cara Belajaranya
Strategi kegiatan pembelajaran di kelas

sebagainya. Lakukan pemahaman konsep ini secara bertahap. Lanjutkan ke

tahap berikutnya setelah konsep sebelumnya benar-benar dipahami anak.

9. Jangan lupa, perkenalkan selalu keunikan dan kearifan budaya lokal di mana

anak tinggal.

b. Konsep - konsep yang diajarkan kepada anak di kelas Inklusif

Konsep Pra Membaca: Konsep Pra-Menulis:

• Mengidentifikasi bagian- • Meniru garis-garis (lurus,

bagian tubuh. lengkung, persegi empat,

• Mengidentifikasi benda- segi tiga). MENIRU bukan

benda yang digunakan menghubungkan titik-titik

sehari-hari. sebagai bantuan. Biarkan

• Mengidentifikasi warna- anak meniru sesuai dengan

warna. karakteristik dan potensi

• Mengidentifikasi bentuk- gerak motorik tangannya.

bentuk. • Menggambar dan mewarnai.

• Mengidentifiksi benda- • Meronce.

benda di sekitar (tanaman, • Meremas berbagai macam

buah, sayuran, hewan, media (kertas bekas, daun-

kendaraan, dll). daunan, plastic, pompa, botol

• Mengidentifikasi tanda- karet, sabut kelapa, dll.)

tanda lalu lintas. • Memeras berbagai macam

• Mengidentifikasi pekerjaan media (daun-daunan, ampas

dan profesi orang-orang di kelapa, dll).

lingkungan terdekat. • Menggunting (kertas dengan

• Mengidentifikasi huruf-huruf berbagai macam ketebalan,

pada nama.

66 Modul Diklat Lanjut dalam Jaringan (Daring) bagi Pendidik PAUD 2019
Modul 3 – Pemahaman ABK dan Cara Belajaranya
daun-daun, plastic, kain

Konsep Pra-Menghitung: perca, dll).

• Mengidentifikasi banyak dan • Melipat (kertas Koran bekas,

sedikit. kertas kado, daun pisang,

• Mengidentifikasi besar dan plastic, dll).

kecil. • Mencetak (huruf dan angka

• Mengidentifikasi sama dan dengan adonan tepung, pasir

tidak sama. basah dan kering, stempel,

• Mengidentifikasi berbagai dll).

ukuran. • Melukis dan menggambar

• Menyebutkan bilangan- dengan berbagai media.

bilangan.

• Mengurutkan angka-angka.

Catatan:

• Semua hal di atas adalah kegiatan-kegiatan yang minimal dapat

dilakukan oleh anak-anak, baik yang dengan atau tanpa

kebutuhan khusus.

• Perlu diingat, bahwa intensitas dan densitas main sangat

mempengaruhi proses belajar anak dengan memperhatikan

potensi kecerdasannya secara individu, sehingga semua anak

terpenuhi kebutuhan belajarnya.

• Bermain adalah aktivitas belajar yang sangat dominan

dilakukan pada anak usia dini, termasuk anak berkebutuhan

khusus. Pendidik perlu memperhatikan keamanan bahan main

yang digunakan, sebab tidak semua anak memiliki tahap

perkembangan yang sama meskipun usia mereka sama.

Misalnya, jika tertulis pada mainan “tidak sesuai untuk anak di

bawah usia 3 tahun”, bukan berarti semua anak usia di atas tiga

tahun dapat menggunakan mainan tersebut.

Modul Diklat Lanjut dalam Jaringan (Daring) bagi Pendidik PAUD 2019 67
Modul 3 – Pemahaman ABK dan Cara Belajaranya
• Kegiatan pembelajaran di PAUD untuk anak berkebutuhan

khusus pada dasarnya sama seperti anak yang lain dan mereka

dapat bergabung di kelas inklusif. Oleh karena itu, bagaimana

cara belajarnya secara lebih rinci dapat dipelajari pada materi

bahan ajar “Bermain dan Anak”.

c. Keterlibatan dan Peran Orang Tua dalam proses belajar anak

berkebutuhan khusus.

Beberapa hal keterlibatan peran orang tua dalam sebuah proses

belajar anak berkebutuhan khusus, antara lain :

1) Selalu diskusikan perkembangan belajar anak di kelas kepada

orang tua pada waktu-waktu luang. Usahakan tidak di dekat anak.

2) Libatkan orang tua anak sebagai pendamping pada tahap-tahap

awal di mana kemandirian anak berkebutuhan khusus belum

terbangun.

3) Tanyakan kepada orang tua, bagaimana mereka belajar bersama

anak di rumah.

4) Beritahu orang tua tentang tentang pentingnya media belajar

berupa alat permainan edukatif dalam proses belajar anak usia

dini.

5) Upayakan selalu untuk sedini mungkin menemukan dan

memecahkan masalah-masalah dalam proses belajar anak,

bersama orang tua.

3. Evaluasi Perkembangan Belajar Anak Berkebutuhan Khusus

Penting sekali bagi pendidik melakukan evaluasi terhadap

perkembangan belajarnya untuk memahami apa yang sudah diketahui

dan yang belum diketahui anak. Evaluasi harus dapat beradaptasi dengan

kompetensi atau kemampuan anak. Evaluasi bukanlah penilaian dengan

angka. Evaluasi bukanlah justifikasi untuk melabeli anak.

68 Modul Diklat Lanjut dalam Jaringan (Daring) bagi Pendidik PAUD 2019
Modul 3 – Pemahaman ABK dan Cara Belajaranya
Evaluasi adalah segala sesuatu yang dilakukan untuk mengetahui

apakah anak memahami apa yang telah diajarkan Evaluasi digunakan

untuk keperluan menetukan proses pembelajaran pada tahap berikutnya,

sehingga kegiatan menjadi sesuai dengan tahap perkembangan masing-

masing anak. Tidak terlalu mudah agar anak tidak jenuh dan tidak terlalu

sulit agar anak tidak frustasi.

Evaluasi dilakukan sepanjang waktu kegiatan, melalui observasi

pendidik yang dicatat setelah akhir kegiatan pembelajaran. Evaluasi saat

kegiatan pembelajaran berlangsung dapat memberikan dua keuntungan,

yakni:

• Mengetahui apakah anak memahami apa yang dipelajari atau

kegiatan pembelajaran harus dimodifikasi sesuai kebutuhan anak.

• Efektivitas kegiatan pembelajaran.

Cara melakukan evaluasi Cara mengevaluasi anak-anak

berkebutuhan khusus

• Observasi dan pengamatan saat • Evaluasi perkembangan bagi anak

aktivitas main anak, untuk melihat: berkebutuhan khusus dapat

- Perkembangan moral agama. dilakukan secara terus menerus

- Perkembangan social emosi. bersama dengan anak-anak lain

- Perkembangan fisik motorik. dalam kelompoknya.

- Perkembangan berbicara dan • Lembar kerja dan ceklis

bahasa. pengamatan yang beragam sesuai

- Perkembangan kognisi. karakteristik kebutuhan khusus

- Perkembangan kemandirian. anak harus selalu tersedia.

• Lembar kerja dan hasil karya anak. • Untuk anak yang memiliki kesulitan

• Bercakap-cakap dan bertanya jawab penglihatan dapat dievaluasi

dengan anak. perkembangan kognitifnya melalui

percakapan.

Modul Diklat Lanjut dalam Jaringan (Daring) bagi Pendidik PAUD 2019 69
Modul 3 – Pemahaman ABK dan Cara Belajaranya
• Untuk anak yang memiliki hambatan

fisik, evaluasi perkembangan

kognitifnya dapat dibantu oleh

pendidik dengan menuliskan apa

yang dikatakannya.

E. Rangkuman Materi

1) Penataan ruang kelas secara fisik yang memungkinkan semua anak

terlibat dalam aktivitas pembelajaran.

2) Pengelolaan kelas inklusif mencakup bagaimana melakukan :

- penataan lingkungan kelas dan lingkungan main

- Penataan posisi tempat duduk

3) Strategi pembelajaran untuk setting kelas inklusif merupakan strategi

pembelajaran yang dipusatkan pada anak dan untuk mengoptimalkan

semua potensi perkembangan baik di area kognisi, bahasa dan berbicara,

social emosi, moral agama dan kemandirian serta fisik motorik, sesuai

dengan tahapan perkembangan anak dan semua keberbedaannya.

4) Bangunlah konsep yang diajarkan secara bertahap, selangkah demi

selangkah. Konsep - konsep yang dapat diajarkan kepada anak di kelas

Inklusif antara lain konsep pra membaca, pra menulis, dan pra

menghitung.

5) Melakukan evaluasi terhadap perkembangan belajarnya untuk memahami

apa yang sudah diketahui dan yang belum diketahui anak. Evaluasi harus

dapat beradaptasi dengan kompetensi atau kemampuan anak.

70 Modul Diklat Lanjut dalam Jaringan (Daring) bagi Pendidik PAUD 2019
Modul 3 – Pemahaman ABK dan Cara Belajaranya
F. Evaluasi

1. Yang termasuk dalam penataan lingkungan kelas dan lingkungan main,

adalah

a. Point b, c dan d termasuk dalam penataan lingkungan kelas

b. Tempelkan gambar-gambar dinding setinggi pandangan mata anak.

c. Tempatkan papan display di dinding untuk menempel setiap hasil

karya anak, setinggi pandangan orang dewasa, agar tidak mudah

dijangkau anak.

d. Tempatkan bahan-bahan belajar lainnya yang hanya dapat

dipergunakan oleh pendidik pada tempat yang tidak mudah dijangkau

anak.

2. Mengidentifiksi benda-benda di sekitar (tanaman, buah, sayuran, hewan,

kendaraan, dll) merupakan konsep yang dapat dibelajarkan dari sisi

konsep :

a. Konsep pra membaca

b. Konsep pra menulis

c. Konsep pra menghitung

d. Konsep pra keaksaraan

3. Mengidentifikasi sama dan tidak sama merupakan konsep yang termasuk

pada :

a. Konsep pra membaca

b. Konsep pra menulis

c. Konsep pra menghitung

d. Konsep pra keaksaraan

Modul Diklat Lanjut dalam Jaringan (Daring) bagi Pendidik PAUD 2019 71
Modul 3 – Pemahaman ABK dan Cara Belajaranya
4. Meremas berbagai macam media (kertas bekas, daun-daunan, plastic,

pompa, botol karet, sabut kelapa, dll.) termasuk dalam konsep :

a. Konsep pra membaca

b. Konsep pra menulis

c. Konsep pra menghitung

d. Konsep pra keaksaraan

5. Cara melakukan evaluasi pada lingkungan inklusi di lembaga PAUD :

b. Observasi dan pengamatan saat aktivitas main anak,

c. Lembar kerja dan hasil karya anak.

d. Bercakap-cakap dan bertanya jawab dengan anak.

e. a, b dan c betul semua

72 Modul Diklat Lanjut dalam Jaringan (Daring) bagi Pendidik PAUD 2019
Modul 3 – Pemahaman ABK dan Cara Belajaranya
G. Penugasan

Nama

Nomor Peserta Diklat

Rombel / Kab / Kabupaten

Bentuk Tugas Individu / kelompok

Tugas :

1. Bagaimana cara saudara mengelola pembelajaran di kelas yang di dalamnya


menggabungkan siswa reguler dan siswa ABK.
2. Rancanglah sebuah kegiatan belajar mulai dari penataan lingkungan main, pijakan
sebelum main, saat main, dan setelah main yang dapat memenuhi kebutuhan
semua anak dalam sebuah kelas yang didalamnya terdapat anak tanpa
keterbatasan dan anak berkebutuhan khusus. Pilih salah satu jenis ABK dibawah
ini :
- penglihatan, pendengaran,
- kesulitan berbicara dan berbahasa,
- gangguan perkembangan fisik dan cerebral palsy,
- down syndrome, ASD, ADHD,
- kecerdasan dan bakat istimewa).

Tanggal Pengumpulan Tugas

Mentor 1.

2.

Modul Diklat Lanjut dalam Jaringan (Daring) bagi Pendidik PAUD 2019 73
Modul 3 – Pemahaman ABK dan Cara Belajaranya
Kegiatan Belajar 5

MEMBANGUN KOMUNITAS INKLUSIF

DI LEMBAGA PAUD

A. Standar Kompetensi

Memahami Cara Belajar Anak Berkebutuhan Khusus.

B. Kompetensi Dasar

Memahami pengembangan komunitas inklusif di satuan PAUD

C. Indikator

1. Peserta dapat menjelaskan tentang pengembangan komunitas inklusif di

satuan PAUD.

2. Peserta dapat memahami cara membangun komunitas inklusif di

satuan PAUD

D. Uraian Materi

Membangun Komunitas Inklusi

Di Lembaga PAUD

1. Peranan pendidikan inklusif dalam komunitas pendidikan

• Pendidik

• Tenaga kependidikan

• Orang tua anak didik

• Pemimpin masyarakat di lingkungan lembaga PAUD

• Kepala sekolah terdekat di sekitar lembaga PAUD

• Orang-orang dari lembaga lain yang terkait: puskesmas, dokter dan

spesialis, terapis, dll.

74 Modul Diklat Lanjut dalam Jaringan (Daring) bagi Pendidik PAUD 2019
Modul 3 – Pemahaman ABK dan Cara Belajaranya
2. Pelibatan pihak lain dalam membangun Komunitas Inklusif di Lembaga

PAUD

Semua pihak yang termasuk dalam komponen pendukungan pendidikan

anak usia dini merupakan orang-orang yang harus peduli dengan dunia

pendidikan dan pendidikan inklusif bagi anak usia dini. Jaringan yang

melibatkan berbagai pihak ini akan membantu tumbuh dan

berkembangnya kepedulian masyarakat terhadap pendidikan inklusi.

Kepala Sekolah dan Lingkungan Orang Tua (masyarakat)

sekolah

• Agar dapat memberikan • Harus dapat peduli dan

kesempatan pada semua anak memberi perhatian terhadap

untuk belajar bersama dengan kebutuhan setiap anak.

segala kelebihan dan • Harus dapat membantu

kekurangan potensi yang membangun kesadaran

dimiliki anak. terhadap inklusi ini pada

• Agar dapat saling membantu lingkungan terdekat di rumah

dalam rangka memenuhi di mana mereka tinggal.

kebutuhan dan fasilitas belajar • Mereka dapat sekaligus

bagi anak berkebutuhan membantu memecahkan

khusus. hambatan-hambatan yang

muncul karena sikap negative

orang lain terhadap anak

berkebutuhan khusus.

Tokoh / Pemimpin Masyarakat Lembaga lain terkait

• Dapat menjadi penentu • Memberikan fasilitas layanan

kebijakan. kesehatan bagi anak

• Dapat memberikan fasilitas berkebutuhan khusus dengan

khusus untuk kegiatan- kemudahan aksesibilitas.

kegiatan yang melibatkan

Modul Diklat Lanjut dalam Jaringan (Daring) bagi Pendidik PAUD 2019 75
Modul 3 – Pemahaman ABK dan Cara Belajaranya
masyarakat dalam rangka • Menginisiatif masyarakat

membangun komunitas sekitar agar peduli terhadap

inklusif. anak-anak berkebutuhan

• Dapat membantu khusus.

menyampaikan hal-hal yang • Melakukan pendidikan

dapat membangun kesadaran kesehatan dan penanganan

masyarakat tentang anak berkebutuhan khusus

pentingnya pendidikan inklusif. pada orang tua dan pendidik.

• Melakukan pelatihan kepada

orang tua untuk mengelola

kegiatan sehari-hari anak

berkebutuhan khusus di

rumah.

E. Rangkuman Materi

1) Pihak-pihak yang memiliki peranan dalam pendidikan inklusif disuatu

komunitas pendidikan inklusif antara lain pendidik, tenaga kependidikan,

para orang tua anak didik, Pemimpin / tokoh masyarakat di lingkungan

lembaga PAUD, Kepala Sekolah terdekat di sekitar lembaga PAUD dan

orang-orang dari lembaga lain yang terkait: puskesmas, dokter dan

spesialis, terapis, dll.

2) Jaringan yang melibatkan berbagai pihak ini akan membantu tumbuh dan

berkembangnya kepedulian masyarakat terhadap pendidikan inklusif di

lembaga – lembaga PAUD.

76 Modul Diklat Lanjut dalam Jaringan (Daring) bagi Pendidik PAUD 2019
Modul 3 – Pemahaman ABK dan Cara Belajaranya
F. Evaluasi Materi

1. Lingkungan dan kegiatan pembelajaran pada lembaga PAUD yang

mendukung terwujudnya pendidikan inklusif mempunyai cirri-ciri sebagai

berikut, kecuali:

a. Kurikulum yang dikembangkan sampai perencanaan pembelajaran

yang memenuhi kebutuhan semua anak.

b. Evaluasi perkembangan belajar anak yang bersifat individual, tidak

generalisasi.

c. Aktivitas belajar yang dapat membuat semua anak terlibat, tidak ada

yang hanya menjadi penonton.

d. Adanya keterlibatan orang tua anak yang tidak menginginkan anaknya

bergabung dengan anak berkebutuhan khusus.

2. Elemen-elemen yang dapat membantu terbentuknya komunitas inklusif

di lembaga PAUD adalah berikut ini, kecuali:

a. Semua orang tua anak didik, baik yang dengan atau tanpa kebutuhan

khusus.

b. Pendidik yang tidak membuka diri untuk menerima semua anak

dengan kelebihan dan kekurangannya.

c. Kepala sekolah dan kepala lingkungan terdekat.

d. Puskesmas dan instansi terkait.

3. Sikap saling membantu dalam rangka memenuhi kebutuhan dan fasilitas

belajar bagi anak berkebutuhan khusus, termasuk dalam sikap dari

unsure:

a. Pemimpin / tokoh masyarakat

b. Kepala sekolah

c. Orangtua

d. Lembaga-lembaga terkiat lainnya

Modul Diklat Lanjut dalam Jaringan (Daring) bagi Pendidik PAUD 2019 77
Modul 3 – Pemahaman ABK dan Cara Belajaranya
4. Sikap membantu membangun kesadaran terhadap inklusi ini pada

lingkungan terdekat di rumah di mana mereka tinggal, merupakan sikap

yang harus dikembangkan dari unsur :

a. Pemimpin / tokoh masyarakat

b. Kepala sekolah

c. Orangtua

d. Lembaga-lembaga terkiat lainnya

5. Menginisiatif masyarakat sekitar agar peduli terhadap anak-anak

berkebutuhan khusus, merupakan sikap yang dapat muncul dari unsur :

a. Pemimpin / tokoh masyarakat

b. Kepala sekolah

c. Orangtua

d. Lembaga-lembaga terkiat lainnya

78 Modul Diklat Lanjut dalam Jaringan (Daring) bagi Pendidik PAUD 2019
Modul 3 – Pemahaman ABK dan Cara Belajaranya
G. Penugasan

Nama

Nomor Peserta Diklat

Rombel / Kab / Kabupaten

Bentuk Tugas Individu / kelompok

Tugas :

1. Lakukan pengamatan pada salah satu lembaga PAUD / TK yang terdekat di sekitar

tempat saudara bekerja.

2. Berikan penjelasan terkait pertanyaan berikut ini sesuai kondisi yang ada di

lembaga yang saudara amati :

- Bagaimana cara lembaga tersebut memelihara dan membangun kerja sama

dalam layanan pendidikan inklusi ?

- Dengan siapa saja kerja sama dibangun di lembaga PAUD tersebut ?

Tanggal Pengumpulan Tugas

Mentor 1.

2.

Modul Diklat Lanjut dalam Jaringan (Daring) bagi Pendidik PAUD 2019 79
Modul 3 – Pemahaman ABK dan Cara Belajaranya
DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan PAUDNI, 2012. Bahan

Ajar Diklat Berjenjang PAUD - Modul Memahami Anak Berkebutuhan

Khusus Dan Cara Belajarnya, Kementrian Pendidikan dan

Kebudayaan.

80 Modul Diklat Lanjut dalam Jaringan (Daring) bagi Pendidik PAUD 2019
Modul 3 – Pemahaman ABK dan Cara Belajaranya
Modul Diklat Lanjut dalam Jaringan (Daring) bagi Pendidik PAUD 2019 81
Modul 3 – Pemahaman ABK dan Cara Belajaranya

Anda mungkin juga menyukai